• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN

SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh :

MUHAMAD GHAILAN RIZKA 0700651

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perbandingan Gaya Mengajar

Problem Solving Dan Gaya Mengajar

Resiprokal Terhadap Keterampilan

Shooting Dalam Permainan

Bolatangan

Oleh

Muhamad Ghailan Rizka

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Muhamad Ghailan Rizka 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Muhamad Ghailan Rizka

NIM : 0700651

Judul Skripsi : Perbandingan Gaya Mengajar Problem Solving Dan Gaya Mengajar Resiprokal Terhadap Keterampilan Shooting Dalam Permainan Bola Tangan

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. H. Amung Ma’Mun, M.Pd NIP.196001191986031002

Pembimbing II

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP.196807071992032001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

(4)

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Muhamad Ghailan Rizka. Judul: Perbandingan Gaya Mengajar Problem Solving Dan Gaya Mengajar Resiprokal Terhadap Keterampilan Shooting Dalam Permainan Bolatangan. Program Studi Pendidkan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. FPOK UPI. Pembimbing I: Dr. H. Amung

Ma’Mun, M.Pd. Pembimbing II: Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd.

Selama ini dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah terlihat bahwa kedudukan guru memiliki posisi sentral, selain itu setiap guru pendidikan jasmani tentu mempunyai metode dan strategi pembelajaran yang berbeda satu sama lainnya. Maka dari itu penggunaan gaya mengajar diperlukan guru pendidikan jasmani dalam suatu pembelajaran shooting bolatangan, baik yang bersifat pembelajaran yang dipusatkan pada guru (Teacher Centered) atapun praktik yang dipusatkan pada guru (Student Centered). Maka dari itu hipotesis

penelitian yang diajukan adalah “gaya mengajar ressiprokal lebih lebih besar

pengaruhnya dibandingkan dengan gaya mengajar problem solving terhadap hasil belajar shooting dalam permainan bolatangan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian dilakukan pada siswa/i yang mengikuti kegiatan ekstrak ulikuler bolatangan di SMA Negeri 1 Lembang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan hasil belajar shooting pada permainan bolatangan menggunakan gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar problem solving. Uji persyaratan analisis yang dilakukan pada penelitian ini meliputi uji rata-rata, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Kesimpulan yang diperoleh yaitu dari kedua gaya mengajar tersebut memberikan pengaruh yang besar terhadap keterampilan shooting pada permainan bolatangan. Namun dari kedua gaya tersebut yang lebih efektif adalah gaya mengajar resiprokal karena memberikan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan gaya mengajar problem solving.

(5)

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Mohamad Ghailan Rizka . Title : The Comparison of Problem Solving and Reciprocal Teaching Styles toward Shooting Skill in Handball Game. Physical Education, Health and Recreation Program. FPOK UPI. Supervisor I: Dr. H. Amung Ma'mun, M.Pd. Supervisor II: Dr . Hj . Tite Juliantine, M.Pd.

Nowadays, the implementation of physical education learning in school shows that teachers have a central position. In addition, the instructional methods and strategies used by every physical education teacher are different each other. Thus, the use of teaching style is needed by the teacher in teaching shooting of handball, both in the practices which were centered on the teacher (Teacher Centered) and the practices which were centered on the students (Student Centered). Therefore, the proposed hypothesis of this research is "the reciprocal teaching style has greater influence than the problem solving teaching style to the learning outcomes of shooting in handball game. The method used was an experimental method. This research was conducted to the students who were the members of handball extracurricular in SMA 1 Lembang. It was aimed at observing the differences in learning outcomes of shooting in handball game using reciprocal and problem solving teaching styles. Test requirements analysis conducted in this research included median test, normality test, homogeneity, and hypothesis test. The conclusion obtained is that both teaching styles gave a great influence to the shooting skill in handball game. However, according to the two teaching styles, reciprocal is more effective because it gave better learning outcomes as compared to the problem solving teaching style.

(6)

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR ISI

E. BATASAN MASALAH PENELITIAN ... BAB II TINJAUAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS

A. TINJAUAN TEORETIS ... 1. Gaya Mengajar ... 2. Gaya Mengajar Problem Solving ... 3. Gaya Mengajar Resiprokal ... 4. Perbedaan dan Persamaan Gaya Mengajar Problem Solving

Dengan Gaya Mengajar Resiprokal ... 5. Keterampilan Shooting Dalam Permainan Bola Tangan ... 6. Peranan Gaya Mengajar Problem Solving Dalam

Pembelajaran Keterampilan Shooting Pada Permainan Bola Tangan ... 7. Peranan Gaya Mengajar Resiprokal Dalam Pembelajaran

Keterampilan Shooting Pada Permainan Bola Tangan ... B. KERANGKA BERPIKIR ... C. HIPOTESIS PENELITIAN ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(7)

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

C. DESAIN PENELITIAN …………...…………...……... D. INSTRUMENT PENELITIAN ………... E. TEKNIK ANALISIS DATA ………... BAB IV HASIL PENELITIAN

A. DESKRIPSI DATA PENELITIAN ………... 1. Pre-Test Keterampilan Shooting Gaya Mengajar Resiprokal dan Gaya Mengajar Problem Solving ... 2. Post-Test Keterampilan Shooting Gaya Mengajar

(8)

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1

4.2

4.3 4.4 4.5

Hasil Pre-test Gaya Mengajar Resiprokal dan Problem Solving ... Hasil Post-test Gaya Mengajar Resiprokal dan Problem Solving ...

Uji Normalitas ... Hasil Uji Homogenitas ... Hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata satu pihak ...

38

(9)

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 3.2 3.3

Langkah – langkah Penelitian ... Bagan Desain Penilitian ... Diagram Tes Flying Shoot ...

(10)

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Penunjukan Dosen Pembimbing ... Surat Permohonan Izin Penelitian ... Surat Keterangan Penelitian ... Program Pembelajaran ... Tes Awal Gaya Mengajar Problem Solving ... Tes Akhir Gaya Mengajar Problem Solving ... Tes Awal Gaya Mengajar Resiprokal ... Tes Akhir Gaya Mengajar Resiprokal ... Hasil Penghitungan Penelitan Berupa Tabel SPSS ... Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ...

(11)

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang. Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan oleh setiap orang guna memperoleh ilmu, pengalaman dan perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Proses pendidikan yang dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan, mulai taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi semakin dibutuhkan, diantaranya untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek-aspek tersebut terkait dengan tuntutan situasi dan kondisi perkembangan pembangunan negara dewasa ini. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan berencana yang dilakukan oleh tenaga pendidik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik sebagai bekal dikehidupan yang akan datang.

Pendidikan yang berkembang di Indonesia dilaksanakan oleh dua lembaga pendidikan yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama. Lembaga pendidikan tersebut adalah pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah dan pendidikan non formal yang dilaksanakan di luar sekolah. Salah satu jenis pendidikan yang dilakukan dalam lingkungan sekolah adalah pendidikan jasmani, dimana pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa sebagai sarana bagi siswa agar dapat mengembangkan potensi diri dan untuk merubah tingkah laku.

(12)

perumusan-2

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perumusan tujuan yang ditetapkan akan menentukan hasil apa yang seharusnya diperoleh pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Namun banyak sekolah di Indonesia umumnya tidak mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap untuk keberlangsungan pembelajaran, terutama sarana dan prasarana untuk pembelajaran penjas itu sendiri. Karena pembelajaran penjas akan terlaksana secara efektif, jika sarana dan prasarana memadai.

Sekolah wajib memfasilitasi sarana dan prasarana, dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai maka pembelajaran yang akan di capai akan terwujud. Karena pembelajaran penjas membutuhkan alat-alat olahraga yang dapat membantu jalannya pembelajaran penjas itu sendiri.

Dewasa ini banyak negara di dunia yang menempatkan pendidikan jasmani (penjas) sebagai bagian yang integral dari sistem pendidikan yang diterapkan dinegaranya. Misalnya China, Malaysia, Inggris, Amerika dan beberapa negara lainnya telah melaksanakan pendidikan jasmani meskipun dengan cara dan prosedur yang berbeda. Begitu juga di Indonesia, pendidikan jasmani sudah tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan nasional. Hal ini dapat diamati dari wajibnya pendidikan jasmani diselenggarakan di setiap jenjang dan tingkat pendidikan.

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran pendidikan jasmani, selama ini proses mengajar masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada penguasaan keterampilan menjadi tujuan utama pembelajaran tanpa memperhatikan karakteristik siswa dan jenis olahraganya. Sehingga tanpa disadari pengajar terlalu fokus pada aspek psikomotornya (keterampilan gerak khususnya), melupakan hal yang sama pentingnya juga, yaitu aspek kognitif dan afektif.

(13)

3

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terkandung dalam permainan bola tangan itu sendiri. Artinya siswa yang memiliki tingkat keterampilan gerak dalam kategori rendah, akan mendapat kesulitan untuk mempelajarinya dan membutuhkan waktu yang lebih lama pada pencapaian hasil belajarnya karena terkendala oleh kondisi fisiknya.

Masalah utama dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di Indonesia saat ini adalah rendahnya efektivitas pengajaran di sekolah yang mengakibatkan adanya kesenjangan antara kurikulum sebagai dokumen dan praktik yang sebenarnya di lapangan, sehingga harapan yang selama ini tertuang dalam kurikulum seolah-olah hanyalah slogan belaka.

Efektivitas proses belajar mengajar pendidikan jasmani akan tercermin dalam keterlibatan siswa selama dan setelah pembelajaran itu berakhir. Selama ini dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah terlihat bahwa kedudukan guru memiliki posisi sentral, selain itu setiap guru pendidikan jasmani tentu mempunyai metode dan strategi pembelajaran yang berbeda satu sama lainnya.

Menyadari akan posisi guru dan adanya perbedaan tentang penggunaan metode dan gaya mengajar tersebut sehingga setiap guru pendidikan jasmani perlu dan harus; mengetahui, memahami, dan menghayati prinsip-prinsip pengelolaan pembelajaran, perumusan dan penentuan tujuan yang ingin dicapai, serta terampil dan mempunyai kiat-kiat penerapan tertentu dalam Proses Belajar Mengajar agar pengajaran pendidikan jasmani menjadi efektif.

Salah satu fenomena yang menarik untuk dikaji dalam upaya perwujudan secara optimal peran dan fungsi guru dalam Proses Belajar Mengajar pendidikan jasmani di kelas atau lapangan adalah gaya mengajar. Gaya mengajar merupakan suatu strategi pembelajaran yang akan mencerminkan tentang terjadinya interaksi antara guru dan siswa.

(14)

4

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat berbagai macam gaya mengajar, dimana masing-masing gaya memiliki kelebihan sekaligus kelemahannya. Oleh karena itu untuk memanfaatkan kelebihan dari setiap gaya guru harus mampu menggunakan gaya yang bervariasi dalam pembelajarannya. Artinya, ketika guru mengajar, guru harus mengkombinasikan gaya-gaya yang berbeda, untuk mencari kemungkinan terbaik serta mencari kesesuaian dengan gaya belajar murid.

Agar jangan menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk mengakifkan belajar siswa, maka variasi stimulus dituntut menggunakan pola hubungan tertentu antara semua pihak yang terlibat dalam setting belajar mengajar. Pola tersebut sering disebut dengan pola atau gaya mengajar. Terdapat beberapa gaya yang terentang mulai dari yang berpusat pada guru sampai ke yang berpusat pada siswa. Penggunaan gaya-gaya dalam suatu pengajaran harus dinamis. Artinya, suatu saat lebih menekankan pada gaya mengajar yang berpusat pada pada guru, dan di saat lain bergeser kepada gaya mengajar yang berpusat pada siswa.

Jika cara mengajar gurunya menurut siswa dirasakan enak dan nyaman, maka siswa cenderung akan menjadi tekun, rajin serta antusias dalam menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya. Namun, guru juga harus mampu mempertimbangkan aspek keuntungan dan kerugian dari setiap gaya yang akan digunakan untuk menyampaikan meteri pelajaran.

Gaya mengajar mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Banyak gaya-gaya mengajar yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar penjas. Dari banyaknya gaya mengajar, penulis mengambil dua gaya mengajar saja. Gaya mengajar pemecahan masalah (problem solving) dan gaya mengajar resiprokal. Karena gaya mengajar ini sering kali diterapkan dalam proses belajar mengajar penjas.

(15)

5

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa diberi kebebasan semaksimal mungkin. Selain itu gaya ini sangat luas memberikan kesempatan untuk membuat keputusan secara mandiri.

Selain pola pembelajaran gaya mengajar pemecahan masalah (problem solving), ada juga gaya mengajar resiprokal. Dalam gaya mengajar resiprokal,

tanggung jawab memberikan umpan balik bergeser dari guru kepada siswa. Pergeseran peranan ini memungkinkan adanya peningkatan interaksi sosial antar siswa. Siswa berperan sebagai pelaksana sekaligus sebagai pengamat sedangkan guru sebagai pemantau. Keduanya saling berperan dalam keberhasilan proses belajar dan mengajar.

Permainan bolatangan merupakan salah satu bagian dari pendidikan jasmani, walaupun demikian permainan bolatangan belum menjadi mata pelajaran wajib dalam kurikulum di sekolah, permainan bolatangan hanya menjadi mata pelajaran pengganti pada pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini disebabkan karena permainan bolatangan belum begitu populer dan dipahami oleh siswa di berbagai tingkat pendidikan dibandingkan dengan jenis olahraga permainan lainnya. Namun tidak semua sekolah dapat menyelenggarakan pembelajaran bolatangan, di karenakan keterbatasan dalam fasilitas maupun pemahaman guru olahraga dalam permainan bolatangan.

Dalam kurikulum pendidikan jasmani dijelaskan bahwa melalui proses belajar mengajar olahraga bolatangan, diharapkan selain untuk meningkatkan keterampilan motorik juga untuk menanamkan kedisiplinan, mendidik watak, melatih kognisi dalam memahami materi serta untuk meningkatkan prestasi olahraga bolatangan melalui proses belajar mengajar permainan bolatangan, baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

(16)

6

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterampilan gerak dapat dipahami batasannya dengan dua cara. Yang pertama keterampilan dapat dilihat sebagai tugas-tugas gerak, seperti panahan, biliar dam memahat. Dilihat cara ini, keterampilan dapat diklasifikasikan dengan berbagai dimensi atau menurut karakteristiknya yang menonjol. Kedua, keterampilan juga dapat dilihat dalam kaitannya dengan keadaan yang membedakan antara yang terampil dan tidak terampil. Maksudnya, keterampilan dari kategori kedua ini lebih berkaitan dengan tingkat kemahiran dalam penguasaan suatu tugas gerak.

Istilah keterampilan sulit untuk didefinisikan dengan suatu kepastian yang tidak dapat dibantah. Keterampilan dapat menunjuk pada aksi khusus yang ditampilkan atau pada sifat dimana keterampilan itu dilaksanakan. Banyak kegiatan dianggap sebagai suatu keterampilan dan derajat penguasaan yang dicapai oleh seseorang menggambarkan tingkat keterampilannya.

Ditinjau dari jenis keterampilannya, bolatangan bisa dimasukkan menjadi beberapa kelas keterampilan. Bila dilihat dari jelas tidaknya awal dan akhir gerakan yang mendasari berbagai keterampilan permainan bolatangan, seperti melempar, menangkap, melompat, serta menembak, keterampilannya bisa dikategorikan sebagai keterampilan diskrit. Tetapi ketika berbagai keterampilan diskrit itu digunakan dalam permainan, maka bolatangan secara keseluruhan dibangun atas dasar penguasaan keterampilan serial. Sedangkan apabila dilihat dari pola lingkungan dimana bolatangan dilakukan, bolatangan termasuk permainan yang mengandalkan keterampilan terbuka (open skills). Maksudnya, bolatangan dimainkan dalam lingkungan yang tidak mudah diduga, selalu berubah-ubah setiap waktu.

(17)

7

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Pembelajaran permainan bola tangan merupakan materi baru dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan bukan merupakan materi pokok yang di ajarkan di sekolah, pembelajaran permainan bola tangan hanya menjadi materi pengganti bagi materi pembelajaran pendidikan jasmani yang lain.

Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, ada berbagai permasalahan yang muncul pada saat melakukan pembelajaran permainan bola tangan di sekolah, permasalahan yang terdapat dalam proses pembelajaran itu adalah: Bagaimanakah pengetahuan dan pemahaman siswa tentang permainan bola tangan?, Apakah siswa mengetahui teknik dasar dalam permainan bola tangan?, Apakah siswa memahami peraturan permainan bola tangan?, Apakah terdapat peralatan dan perlengkapan yang memadai sebagai penunjang keberlangsungan pembelajaran bola tangan?, Bagaimanakah tingkat motivasi siswa daalam mengikuti pembelajaran bola tangan?, Bagaimanakah pembelajaran permainan bola tangan dapat diajarkan di SMA N 1 Lembang?, Bagaimanakah strategi pembelajaran yang digunakan agar siswa dapat memahami peraturan permainan dan menguasai teknik dasar bola tangan, yang meliputi Menangkap bola, passing (mengoper bola), dribbling (menggiring bola) dan shooting (memasukan bola ke gawang)?.

Dari berbagai identifikasi masalah yang kemukakan di atas maka penerapan gaya mengajar bertujuan untuk memecahkan masalah yang muncul dalam proses pembelajaran permainan bola tangan, terutama permasalahan pemahaman, peningkatan penguasaan teknik dasar shooting permainan bola tangan.

C. RUMUSAN MASALAH

(18)

8

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian dan masalah penelitian, maka dalam suatu penelitian terdapat suatu tujuan yang ingin dicapai. Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan merupakan titik awal untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui ”perbandingan antara gaya mengajar problem solving dengan gaya mengajar resiprokal terhadap keterampilan shooting dalam permainan bolatangan.”

E. BATASAN MASALAH PENELITIAN

Dengan adanya batasan penelitian ini diharapkan permasalahan yang akan diteliti tidak meluas. Pembatasan penelitian yang penulis tetapkan adalah :

1. Batasan Konseptual

a. Shooting yang digunakan adalah flying shot pada jarak enam meter.

b. Ruang lingkup dalam penelitian ini hanya pada gaya mengajar problem solving dan gaya mengajar resiprokal terhadap

keterampilan flying shot dalam permainan bolatangan.

c. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya mengajar problem solving dan gaya mengajar resiprokal.

d. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan shooting dalam permainan bolatangan.

2. Batasan Populasi dan Sampel

a. Populasi terjangkau adalah siswa SMA 1 Lembang.

(19)

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah semakin tepat penggunaan gaya mengajar maka akan semakin baik hasil keterampilan shooting. Dalam penelitian ini gaya mengajar resiprokal memberikan pengaruh yang lebih daripada gaya mengajar problem solving terhadap keterampilan shooting dalam permainan bolatangan.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan gaya mengajar resiprokal dapat meningkatkan keterampilan shooting bolatangan yang lebih besar dibandingkan dengan pembelajaran dengan gaya mengajar problem solving. Atas dasar itu disarankan untuk meningkatkan keterampilan shooting siswa/i SMA dapat digunakan dalam proses pembelajaran penjas.

2. Agar siswa semangat dan lebih termotivasi dalam belajar penjas dapat menggunakan pembelajaran dengan gaya mengajar resiprokal. Bagi para guru penjas serta pembaca pada umumnya, dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani terutama untuk meningkatkan keterampilan shooting siswa, sebaiknya diberikan gaya mengajar yang lebih sesuai dengan tuntunan dan tujuan pembelajaran berdasarkan kurikulum. Salah satu gaya mengajar yang dapat digunakan dalam penjas yang dapat dipilih adalah pembelajaran dengan gaya mengajar resiprokal.

(20)

45

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

resiprokal guna meningkatkan keterampilan shooting bolatangan, namun perlu juga mempertimbangkan gaya mengajar yang lain yang dapat meningkatkan keterampilan shooting bolatangan, seperti gaya mengajar problem solving. 4. Bagi rekan mahasiswa khususnya program studi pendidikan jasmani kesehatan

(21)

46

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta.

Djukanda Hardjasuganda (2010). Pengaruh Pendekatan Problem Solving Dan Guided Discovery Dalam Mengajar Permainan Kecil Terhadap Kemampuan Motorik Siswa SD. Universitas Pendidikan Indonesia.

Haris, Ridwan. (1986). Bola Tangan Peraturan dan Permainan. Bandung: ADIL

Ikhwanul M., Zaenuddin. (2012). Pengaruh Olahraga Permainan Tradisional Terhadap Kemampuan Pengelolaan Emosi Siswa Di SD Negeri Pabuaran Lor I. Universitas pendidikan Indonesia.

Juliantine, Tite. Subroto, Toto. Yudiana, Yunyun. (2012). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Lutan, Rusli. (1988). Belajar keterampilan motorik pengantar teori dan metode. Jakarta: Depdikbud.

Lutan, Rusli. (1997). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta. Depdikbud Ditjen Dikti.

Mahendra, A. (2000). Bola Tangan. Departemen Pendidikan Nasional.

Mahendra, Agus. (2007). Modul Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Mosston, M., & Ashworth, S. (1994). Teaching Physical Education. Edisi Ke Empat. Macmillan College Publishing Company Inc.

(22)

47

Muhamad Ghailan Rizka, 2014

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampurno, Harry Wibowo. (2011). Perbandingan Gaya Mengajar Komando Dengan Gaya Mengajar Diskoveri Terhadap Hasil Belajar Shooting Dalam Pembelajaran Bola Basket. Universitas Pendidikan Indonesia.

Schmidt, Richard A. (1991). Motor Learning And Perfomance From Pricinples To Practice. Illinois: Human Kinetics Books.

Singer. Robert N. (1980). Motor Learning And Human Performance. New York: Macmilan publishing.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Supandi, dkk. (1986). Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakurikuler, Kokurikuler Dan Ekstrakurikuler. Jakarta:Karunika.

Supriadi, Yadi. (2011). Pengaruh Gaya Mengajar Komando dan Resiprokal Terhadap hasil Belajar Menendang dan Menahan Bola Dalam Permainan Sepakbola Di Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia.

INTERNET:

Gambar

Tabel
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Pengendalian Hipertensi sebagai Faktor Risiko Stroke dan Manajemen Hipertensi pada Penderita Stroke Akut.. Kapita Selekta

rancangan pengelolaan data KIA untuk penentuan status gizi balita berbasis Android mobile yaitu : (a) Pemilihan Model pengembangan Sistem Informasi yang baru berupa

Munculnya penelitian ini ditujukan untuk menemukan desain tingku briket batu bara yang lebih efisien dan lebih bersih. Efisien dari sisi karakterisasi pembakaran berarti

Tujuan penelitian ini adalah Mengimplementasikan sebuah algoritma yaitu algoritma Colussi kedalam sebuah kamus biologi dan Menciptakan Aplikasi yang dapat

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, diphotocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.. LEMBAR PENGESAHAN

Penelitian ini diawali dengan melihat tingkat efisiensi pembakaran dan tingkat polusi udara yang ditimbulkan dari pembakaran briket batu bara dengan menggunakan tungku yang

Jika karakter pada teks dan pattern sama dari kiri ke kanan, dan selalu sama sampai nilai indeks yang ke m-1, maka algoritma colussi akan melakukan penccokan kembali dari

Bab ini berisi tentang landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi tinjauan umum tentang perbankan, Bank Perkreditan Rakyat, tinjauan tentang laporan keuangan,