• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RESMI RAPAT

KOMISI V DPR RI DENGAN MENTERI PUPR, KEPALA BMKG, KEPALA BNPP, GUBERNUR DKI JAKARTA, GUBERNUR JAWA BARAT, GUBERNUR BANTEN DAN PARA PIMPINAN DPRD (PROVINSI DKI

JAKARTA, PROVINSI JAWA BARAT DAN PROVINSI BANTEN)

Tahun Sidang : 2019-2020

Masa Persidangan : II

Rapat ke- :

Jenis Rapat : Raker dan RDP

Sifat Rapat : Terbuka

Hari, Tanggal : Rabu, 26 Februari 2020

Waktu : Pukul 10.20 s.d. 11.40 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi V DPR RI, Gedung Nusantara -

Jakarta

Ketua Rapat : LASARUS, S.Sos.MS.i / Ketua Komisi V DPR RI /

F-PDIP

Sekretaris Rapat : Nunik Prihatin Budiastuti, S.H.

Acara : Membahas Penanganan Banjir di Jabodetabek

Hadir : 27 orang anggota hadir, 1 orang anggota izin dari 52

orang Anggota dengan rincian A. Anggota DPR RI:

PIMPINAN :

1. Lasarus, S.Sos, M.Si

2. H. Syarif Abdullah Alkadrie, SH, MH

1. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN:

4 orang Anggota dari 10 Anggota: 1. Herson Mayulu, S.IP

2. Mochamad Herviano

3. H.M.Rifqinizamy Karsayuda 4. Bambang Suryadi, SH, MH 2. FRAKSI PARTAI GOLKAR:

1 orang Anggota dari 7 Anggota: 1. H. Hasan Basri Agus

(2)

3. FRAKSI PARTAI GERINDRA: 4 orang Anggota dari 6 Anggota:

1. Sudewo, ST, MT

2. Iis Edhy Prabowo, S.Hum, MM 3. Drs. H.Mulyadi, MMA

4. Ir. Eddy Santana Putra, MT

4. FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT 3 orang Anggota dari 4 Anggota:

1. Drs. H.Tamanuri, MM 2. Sri Wahyuni

3. Roberth Rouw 5. FRAKSI PKB:

5 orang Anggota dari 6 Anggota: 1. Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz 2. H. Irmawan, S.Sos, MM

3. Ruslan M Daud

4. Sofyan Ali, S.Ag, SH, M.Pd 5. H. Dedi Wahidi, S.Pd

6. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT: 3 orang Anggota dari 5 Anggota:

1. Willem Wandik, S.Sos 2. H. Irwan, S.IP, MP

3. Drh. Jhoni Allen Marbun 7. FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA:

2 orang Anggota dari 4 Anggota: 1. H. Syahrul Aidi Maazat, Lc, MA 2. H. Suryadi Jaya Purnama, ST 8. FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL:

2 orang Anggota dari 4 Anggota: 1. Hj. Hanna Gayatri, SH

2. H. Boyman Harun, SH 9. FRAKSI PPP:

1 orang Anggota dari 1 Anggota: 1. H. Muh Aras, S.Pd, MM

Anggota yang izin dan sakit:

1. H. Andi Iwan Darmawan Aras, SE, M.Si (F-Gerindra)

B. UNDANGAN :

1. Basuki. Hadimoeljono (Menteri PUPR) 2. Dwikorita Karnawati (Kepala BMKG)

(3)

3. Bagus Purhito (Kepala BNPP)

4. Vera Revina Sari (Deputi Gubernur Prov.DKI) 5. Al Muktabar (Gubernur Prov Banten)

6. Setiawan. W (Gubernur Prov.Jawa Barat) 7. Ade Yasin (Bupati Bogor)

(4)

KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, Om swastiastu,

Namo Buddhaya, Salam kebajikan.

Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI,

Yang saya hormati saudara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat beserta seluruh jajarannya,

Yang kami hormati Kepala BMKG, Kepala Basarnas atau Badan Pencarian dan Pertolongan beserta seluruh jajarannya,

Yang kami hormati saudara Gubernur Provinsi DKI Jakarta yang dalam hal ini diwakili oleh Ibu Anis, diwakili oleh Ibu Vera Revinasari ya bu ya, benar ya? dari Deputi Tata Ruang ya bu? Baik.

Kemudian Gubernur Jawa Barat diwakili oleh Pak Sekda ya, langsung Pak Sekda Jawa Barat, Pak Setiawan Wangsata Atmaja,

Kemudian Gubernur Provinsi Banten diwakili juga oleh Pak Sekda ya Pak ya? Yaitu Pak Almuktabar,

Kemudian hadir juga di sini yang kami hormati Bupati Bogor, Pak, Ibu ya, Bupati Bogor, kemudian oleh Sekda Kota Bogor ya pak ya, Bappeda Kota Bogor ya.

Kemudian dari DPRD Jawa Barat, di sini diwakili oleh Ketua Komisi IV ya, pak.

Kemudian DPRD Provinsi Banten, juga dari Komisi IV ya, pak. Kemudian dari DPRD DKI belum kelihatan.

Demikian peserta rapat hari ini Bapak Ibu saudara-saudara sekalian yang saya muliakan.

Mengawali rapat pada hari ini marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena berkat dan rahmat-Nya sehingga kita bisa rapat sesuai jadwal yang sudah kita sampaikan dan di awal rapat saya sampaikan Pak Menteri PU nanti jam 13.30 WIB ya pak ya? Ada Ratas terkait dengan Ibu Kota Negara, nanti kalau kita belum selesai, ada Wamen nanti yang akan melanjutkan.

Sesuai dengan informasi dari Sekretariat Komisi V, hadir 27 Anggota yang telah menandatangani absen dari 8 unsur fraksi yang berbeda, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 251 Peraturan Tata Tertib DPR, izinkan saya membuka rapat pada hari ini dan berdasarkan ketentuan Pasal 246 Ayat (1) Rapat Kerja atau Rapat Dengar Pendapat ini saya nyatakan terbuka untuk umum.

(5)

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada saudara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat beserta Wamen beserta seluruh jajarannya, para Kepala Badan, yang mewakili Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Banten dan Gubernur Jawa Barat serta yang mewakili DPRD Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten yang kami hormati.

Bapak Ibu saudara-saudari sekalian.

Seperti yang kita ketahui bahwa pada awal tahun 2020, Jakarta dilanda hujan yang cukup kuat sehingga terjadi banjir dan menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang tidak sedikit. Kami dari Komisi V memandang perlu untuk mengundang Pak Menteri beserta seluruh Pimpinan dari provinsi yang berdekatan dengan DKI Jakarta yaitu Provinsi Banten, DKI Jakarta sendiri dan Jawa Barat terkait dengan bagaimana koordinasi kita menangani dampak dari pada banjir yang sebetulnya setiap tahun terjadi. Dan kami dari Komisi V melihat masih ada kendala-kendala terkait dengan koordinasi, komunikasi dan seterusnya.

Oleh karenanya supaya diskusi-diskusi itu tidak di ruang publik, maka kami Komisi V mengundang untuk kita duduk bersama pada hari ini untuk mendengarkan masing-masing baik dari Kementerian PU dan nanti diteruskan dengan Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat dan Banten terkait dengan apa saja yang bisa kita lakukan dan manakala ada kendala-kendalanya juga mungkin bisa disampaikan di sini. Sehingga sekat-sekat komunikasi yang seringkali kita baca di media dan seterusnya bisa kita diskusikan secara baik di forum ini. Sehingga nanti kita harap setelah kita rapat dari sini Pak ada pola penanganan yang lebih tertata dengan baik, baik yang menyangkut kebijakan maupun komunikasi penanganan banjir ke depan.

Untuk mempersingkat waktu, saya persilakan kepada Pak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk menyampaikan sejauh mana langkah-langkah yang sudah diambil terkait dengan penanganan banjir dan apa-apa lagi yang kiranya perlu mendapatkan dukungan dari Komisi V DPR RI dalam rangka penganggaran, dukungan politik, dan seterusnya sehingga mempermudah penanganan banjir di DKI ini ke depannya. Untuk mempersingkat waktu kepada Pak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, waktu dan tempat saya persilakan.

MENTERI PUPR RI (Ir. MOCHAMAD BASOEKI HADIMOELJONO, M.Sc., Ph.D.):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Bapak Ketua dan Pimpinan Komisi V DPR RI,

Ibu-ibu, Bapak-bapak Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati, Pak Kabasarnas,

(6)

Bapak Wamen PU,

Ibu Deputi Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta, Bapak Sekda Jawa Barat dan Banten,

Ibu Bupati Bogor dan yang mewakili Kabupaten Kota yang hadir pada hari ini, Hadirin yang sangat saya hormati.

Terima kasih Bapak Ketua Komisi V DPR RI yang telah mengundang kami semua untuk berdiskusi tentang pengendalian banjir di Jabodetabek. Jadi undangannya adalah Jabodetabek.

Ibu, Bapak sekalian.

Sebenarnya kalau penanganan banjir di Indonesia itu dasarnya adalah bukan administratif batasannya, tapi adalah wilayah sungai. Jadi kalau Jabodetabek ini wilayah sungainya adalah wilayah sungai Cidurian sampai dengan Cisadane, kemudian wilayah Ciliwung dan wilayah sungai Citarum. Kalau di Jawa Barat ada 3: Sungai Citarum, wilayah sungai Citarum, wilayah sungai Cimanuk dan wilayah sungai Citanduy. Nah kita sekarang ingin bicara pengendalian banjir di tiga wilayah sungai yaitu Cisadane, Ciliwung dan Citarum. Hanya Citarum ini di daerah Bandung lebih ke Barat, tidak masuk Jabodetabek, jadi sampai dengan kali Bekasi. Itu adalah wilayah-wilayah sungai yang menjadi tanggung jawab nasional.

Untuk itu kami mulai dengan wilayah sungai Ciliwung. Seperti yang disampaikan sebentar kembali. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Presiden, untuk penanganan banjir wilayah sungai Ciliwung ini sudah ada

master plan-nya sejak 1973 sampai dengan 1997 yang di-review dan terakhir

2007. Statement-nya Bapak Presiden waktu itu sudah diliput oleh media, kita

tidak usah pakai ide lain-lain, kerjakan ini master plan inshaAllah sudah akan

bisa mengurangi banjir di Jakarta. Apa-apa saja yang didalam master plan di

sini adalah ada Banjir Kanal Barat, Banjir Kanal Timur, sudetan, bendungan, dari hulu sampai hilir kalau Ciliwung, nah ini dari Ciliwung ini kalau sudah hilang ya.

Ciliwung itu dari hulunya adalah bendungan Sukamahi, bendungan Ciawi, terus nanti di tengah di Bidara Cina dan sodetan dari Ciliwung ke KBT (Kanal Banjir Timur) sekitar 60 meter kubik per detik. Untuk mengurangi beban Ciliwung di pintu air Manggarai. Jadi seterusnya ini sebenarnya ada komponen-komponennya semua.

Apa yang sudah kita lakukan, berdasarkan master plan ini Bapak Ibu sekalian, lanjut. Jadi ini adalah penanganan sistematikanya untuk kali Ciliwung. Yang kuning itu adalah rencana untuk normalisasinya sungainya seperti 33 KM yang sekarang ini baru kita kerjakan sepanjang 16 KM. Tadi ada sodetan yang paling bawah pintu air Manggarai, kemudian dibuka itu dalam kondisi status siaga I, jadi lebih besar dari 900 CM ketinggiannya maka dibuka Ciliwung Lama yang sampai ke Istana. Nah ini kewenangannya ada di Gubernur pada saat buka tutupnya Ciliwung Lama ini.

(7)

Kemudian di sodetan, di tengah ada sodetan Ciliwung ke KBT sebesar 60 Meter Kubik per detik. Jadi adalah ini water balance-nya kapan berapa debit sungai yang akan bisa dikendalikan melalui infrastruktur yang kita bangun ini. Dari mulai hulu sampai ke hilirnya.

Lanjut, ini adalah bendungan Ciawi yang kita rencanakan Desember 2020 akan selesai. Lahannya sudah selesai 95%, fisiknya 46%, tapi akan kita kerjakan karena lahannya sudah, sehingga nanti tinggal tubuh bendungnya ini tidak terlalu besar. Sehingga mudah-mudahan bisa selesai Desember 2020

untuk bendungan Ciawi. Bendungan Ciawi ini adalah dry dam, memang

bendungan kering tidak untuk menampung air, tapi untuk mengendalikan banjir pada saat musim hujan. Jadi musim kemarau dia pasti dikeringkan, untuk menampung air pada musim hujan. Jadi ini bukan seperti bendungan-bendungan yang biasa kita lihat, ini adalah dry dam, flat control dam. Jadi memang untuk pengendalian banjir. Kemudian bendungan Ciawi ini juga akan kita selesaikan tahun Desember 2020, lahannya juga sudah 95%.

Lanjut, ini Sukamahi dan Ciaterup. Lanjut, ini adalah kali Ciliwung ya, yang biru ini yang sudah dinormalisasi, sedangkan yang kuning yang belum.

Ini yang menjadi biasanya menjadi dispute, wong sudah dinormalisasi kok di

Kampung Pulo kok masih banjir. Itu karena itu di atas jembatan ini, jembatan tik tok ini, itu belum dinormalisasi sehingga air masuk dari sini, balik mubeng ke sini. Nah makanya kalau dilihat loh ini sudah dinormalisasi kok masih meluap. Bukan meluap, dia masuknya air dari setelah jembatan ini karena ini belum kan masih ada pohon-pohon itu, itu belum dinormalisasi, jadi dia

mubeng balik ke sini. Nah ini yang kejadiannya kalau yang di Kampung Pulo

kenapa masih tenggelam, yang lainnya pasti tidak.

Lanjut, ini adalah sodetan yang sudah kita kerjakan adalah 600 Meter. Jadi panjangnya 1,2 KM, ini di tengah ini adalah Iskandardinata, Otto Iskandardinata. Dari out leak di Kebun Nanas sampai sini sudah jadi. Kemudian dari ini sekarang sedang Pak Gubernur terima kasih ini bu, Pak

Gubernur sudah kita menunggu Penlok-nya, masyarakat sudah oke, ada

8.000 Meter persegi yang akan kita bebaskan. 4.000 Meter persegi adalah tanahnya Pemprov. 4.000 Meter persegi tanahnya masyarakat, tapi

masyarakat sudah diskusi dengan TGUPP dan sudah oke, tinggal saya

menunggu Penlok-nya dari Pak Gubernur. Nanti Bu Deputi pasti bisa menjelaskan itu. Kalau sudah ada Penlok-nya kita sosialisasi, kita bebaskan, ini 6 bulan akan selesai 600 Meter. Ini yang nanti akan menampung mengalirkan air dari Ciliwung 60 Meter Kubik per detik ke Cipinang, dan Cipinang langsung dibuang ke KBT. Pada saat puncak debit kali Ciliwung 510 Meter Kubik per detik, sehingga kalau dikurangi 60 Meter Kubik per detik

inshaAllah akan mengurangi luapan banjir di Ciliwung.

Lanjut, jadi kembali lagi ini semua adalah berdasarkan master plan yang sudah kami sampaikan tadi. Jadi ini kali Angke dan Pesanggrahan ini sama saja, kita lakukan normalisasi kali Angke dan Pesanggrahan. Jadi ada PAS (Pesanggrahan, Angke dan Sunter), nah ini yang kita sudah lakukan.

(8)

Lanjut, nah ini yang kita lakukan. Di kali Angke hulu yang sudah kita normalisasi. Panjang rencana 42,8 Kilo, realisasinya baru 30,4 Kilo Meter. Jadi ini sudah kita mudah-mudahan bisa kita akan lanjutkan untuk menyelesaikan normalisasi sungai ini.

Lanjut, nah ini adalah Pesanggarahan. Jadi tadi yang saya sampaikan program PAS (Pesanggrahan, Angke dan Sunter). Di Pesanggrahan ini ada perencanaan 42,8 KM, yang baru direalisasi 21,7 KM. Lanjut, ini juga kali Pesanggarahan yang sudah kita lakukan normalisasi. Lanjut, kali Sunter, ini kita sudah lakukan. Rencana 35 KM, realisasinya baru 28,6 KM.

Lanjut, kita akan membangun Rusunawa Pasar Rumput. Ini kita siapkan kalau untuk merelokasi masyarakat yang ada di bantaran sungai. Jadi bantaran sungai yang akan kita bebaskan, masyarakatnya kita siapkan rusun ini di Pasar Rumput. Jadi di bawahnya adalah pasar, kemudian atasnya adalah apartemen ini.

Lanjut, kemudian untuk Kemayoran. Underpass yang menjadi topik kita

beberapa kali banjir. Ini memang dulu kawasan Kemayoran jadi sekarang kita sedang lanjut. Nah ini semula ini waktu Kemayoran dulu, nah sekarang sudah

kita review desainnya untuk bisa menampung air, akan kita kerjakan setelah

musim hujan ini selesai, tapi sementara ini kami memperlebar memperbesar kapasitas waduk Kemayoran.

Lanjut, nah ini kita perdalam sehingga kapasitasnya menjadi lebih besar 6.000 Meter Kubik, makanya kemarin hanya bukan hanya, kemarin masih terkena 2,4 Meter, sebelumnya kan sampai 7-8 Meter, ini karena ini sudah kita perlebar, kita kemarin hanya 2,4 Meter tinggi. Kalau panjang 100 kali ini wah menjadi besar sekali.

Lanjut, ini adalah gardu induk Kembangan di Jakarta Barat yang kita amankan dari kemungkinan tenggelamnya gardu induk ini, karena ini kalau tenggelam mati semua Jakarta. Jadi ini sudah kita selesaikan. Ini pada tanggal 1 Januari kemarin langsung kita kerjakan untuk mengamankan gardu induk. Lanjut, ini yang kita bersama dengan TNI langsung kita kerjakan pada tanggal 2 Januari ya.

Ini adalah di Halim Perdana Kusuma yang dulu banjir juga, ini juga kan ada tampungan yang memang belum dikeruk waktu itu sehingga terjadi

genangan di runway-nya Halim Perdana Kusuma,dan ini sudah kita kerjakan

dan sudah kita selesaikan, sehingga sekarang sudah tidak ada lagi banjir di Halim.

Lanjut, ini adalah survey kami pada saat tanggal 1 banjir, kami terjunkan sekitar 400 CPNS PU yang terjun langsung ke lapangan mengidentifikasi penyebab banjir tanggal 1 itu. Ini yang di Kompas disitir ini. Ada yang karena kapasitas drainasenya di 13 titik, kemudian tanggul yang jebol ada di 44 titik, pompa tidak berfungsi di 2 titik, sedimentasi di 19 titik, semua ada di sini. Ini ada semua datanya sehingga kami nanti akan menindaklanjuti ini setelah selesainya, kalau yang drainase yang sampah kita

(9)

sudah kerjakan semua, tapi kalau yang strukturnya akan kita kerjakan nanti setelah selesai. Jadi ini kita ada di 178 titik kita sebar dari Jabodetabek, Bekasi dan Banten.

Lanjut, nah ini normalisasi banjir di 3 Januari kemarin. Ada 178 titik yang kami survei. Ketinggian genangan berapa, jumlah titiknya di mana, lokasinya di mana semua ada kita lakukan.

Lanjut, yang 23 Februari kemarin juga kita lakukan langsung surveikan.

Nah ini yang kejadian-kejadiannya ya. Ada yang karena di underpass

Kemayoran, Jalan Daan Mogot, Jalan Gunung Sahari, Jalan Kemang Selatan, Letjend. Suprapto, Yosudarso, Pademangan, jalan tol Cawang. Ini kita, jalan tol Cawang itu ada yang menuju ke Tanjung Priok dan yang menuju ke Ciawi Bogor. Itu karena ada jebakan air, nah ini sudah kita tangani hari itu juga. Lanjut, ini ada rekapitulasinya banjir Jabodetabek pada tanggal 20 Februari ada 83 titik.

Lanjut, kemudian untuk yang 25 Februari juga kita ikuti terus banjir-banjir ini kita monitor. Ada karena sistem drainasenya 30 titik 65%, sistem sungainya 16 titik dan semua kita. Kalau yang kemarin itu karena hujan lokal seperti yang Gubernur juga sampaikan, karena sungainya baru pada status siaga 4 dan 3. Kecuali Manggarai dan Karet yang siaga I pada jam 7-an ya Bu ya, itu hanya dua itu pintu air Manggarai dan Karet. Yang lainnya itu masih siaga 4 dan 3 sehingga kita siapkan memang pompa-pompa untuk drainase kemungkinan drainasenya.

Lanjut, nah ini kami yang Januari itu, nah kalau kita rekap pada banjir 1 Januari, disebabkan oleh sungai 50%. Jadi ada kiriman ada drainase. 23 Februari yang terbanyak adalah karena drainasenya 86%. Kalau yang 25 Februari drainasenya 65%, sungai penyebab banjirnya hanya lebih kecil. Ibu Bapak sekalian,

Bapak Ketua,

Wakil Ketua dan Ibu Bapak sekalian yang kami hormati.

Kita ke Bogor. Ke Bogor banjir akibat hujan kemarin menyebabkan yang longsoran di Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor. Ini titik-titik ini adalah titik-titik desa yang terisolir. Jadi kalau dari Bogor sini lewat jalan nasional ke Leuwi Liang ke arah Jasinga, di sana ada Simpang Cigudek nah itu masuk ke dalam. Itu semua tertutup pada saat itu. Pak Presiden juga mau meninjau dengan helikopter tidak bisa turun, kami datangi sendiri ke sini nah baru kemarin laporan terakhir semua sudah terbuka baru kemarin, karena sampai dusun, tapi kalau sampai desanya sudah beberapa minggu yang lalu. Jadi ada 8 desa yang waktu itu terisolir sudah kita kerjakan semua. Yang kuning ini semua sudah tembus, yang biru yang itu sudah tidak ada ya, jadi kita sudah bisa membuka semua aksesnya. Jadi ada jalan akses 36 Kilo yang kita buka, longsoran di 121 titik dan jembatan 2 unit. Mudah-mudahan Bu Bupati juga ikut memonitor.

(10)

Lanjut, ini yang kita kerjakan membuka akses ini. Lanjut, kita buka akses-akses ini, terus lanjut. Bapak Ibu sekalian, yang ini kita tahu ini sekarang akan digalakan terus karena di mana-mana banjir itu pasti ada kerusakan lingkungan, sehingga tidak hanya strukturnya saja, infrastrukturnya saja yang dikerjakan, sekarang ini kita mulai dimulai termasuk BNPB melaksanakan non-struktural yaitu penanaman reboisasi dengan fertiver ini, dimulai dari Sukajaya kemarin ya. Ini menggerakkan TNI, BNPB menggerakkan TNI dan masyarakat semuanya. Lanjut, ini semua jadi ditanami, ini yang di sini ini sebenarnya ada 1.000 TNI yang menanam di sini ya kelihatan karena mereka pakai baju orange semua.

Lanjut, di Banten kita tahu ada di Ponpes La Tanza waktu itu di Desa Banjar Irigasi, itu ada sungai Cibeurang di hulu dari bendungan Karian yang kena yang longsor atau karena gerusan sungai karena pas di tikungan sehingga Ponpes-nya terkena. Itu semua sudah kita akan tangani sekarang sudah didesain. Lanjut, ini La Tanza di sebelah sini, jadi ini sungai Cibeurang dari atas, itu pas di tikungan langsung kena ke temboknya ini roboh semua sehingga masuk ke Komplek La Tanza di Banjarsari, Banjar Irigasi tersebut.

Lanjut, nah sedangkan untuk Cisadane Ibu Bapak sekalian, kita juga menangani normalisasi Cisadane. Ini juga belum selesai, sehingga masih di. Lanjut, nah ini yang baru rencana 72KM baru terealisasi 14,8KM yang kuning tadi ya pak, sehingga ini akan kita teruskan untuk bisa menangani banjir di Tangerang.

Lanjut, kali Bekasi. Ini kita memang belum ditangani secara sistem. Jadi di kali Bekasi ini ada dari sini ada di Gunung Geulis, itu kali Cikeas. Kemudian di gunung Pancar kali Cileungsi jadi satu. Kemudian masuk ke kali Bekasi ada bendung Bekasi di sini yang dulu untuk air baku, sekarang jadi pengendalian banjir, langsung ke Utara terus ketemu dengan CBL, CBL itu apa Cikarang Bekasi Laut. Jadi ini saluran yang sekarang akan dipakai oleh Pelindo II untuk angkutan. Nah ini kita akan kami sudah mempunyai desainnya, ini membutuhkan sekitar 4,4 Triliun kalau menurut desain awal,

sekarang sedang kami value engineering dan rencananya nanti September

2020 akan kita mulai untuk penanganan kali Bekasi secara keseluruhan dari pembangunan bendungan Narogong. Kemudian penanganan normalisasi kali Bekasi dari hulu sampai ke hilirnya di CBL tadi. Sekarang kami punya 6 KM yang sudah bisa langsung dikerjakan, makanya September nanti akan kita tender karena ada 6 KM yang sudah bebas.

Lanjut, nah ini penanganan kali Bekasi yang belum tersistem, tapi menangani karena di sepanjang kali Bekasi ini ada beberapa perumahan, ada Kemang Pratama, Kemang Ifi, Kartini ya, Puri Nusapala ini yang paling parah juga, Pondok Gede Nusa Indah, ini yang paling parah karena memang daerah cekungan. Dulu menurut Bu Bupati itu adalah pengambilan galian C, tapi sekarang dibikin perumahan ya bu ya. Nah sehingga ini nanti mungkin kalau mereka bisa direlokasi kita bikinkan Rusun untuk bisa direlokasi, ini bisa dijadikan tampungan air untuk pengendalian banjir.

(11)

Lanjut, saya kira ini penanganannya. Lanjut, ini adalah penanganan-penanganan yang sekarang sudah selesai, karena waktu itu kami mengejar sesuai dengan prediksi BMKG yang akan terjadi lagi lebih tinggi, ternyata kemarin lebih tinggi dan aman. Di Kemang Pratama khususnya kami cek tidak ada banjir di Kemang Pratama karena semua sudah ketutup. Lanjut, semua kita tangani di Jaka Kencana, Perumahan Jaka Kencana. Lanjut, di Nusa Indah, Bogor sudah kita tangani langsung. Lanjut, di Puri Nusapala juga kita tangani penanganannya.

Saya kira itu Bapak sekalian, Pak Ketua, Bapak Wakil Ketua, Ibu Bapak sekalian yang kami hormati, penanganan kita. Jadi kalau ditanyakan apa penanganannya, konsepnya adalah penanganan wilayah sungai. Jadi wilayah sungai Cisadane, wilayah sungai Ciliwung, wilayah sungai Citarum. Bekasi ini termasuk Ciliwung, sehingga kita ditangani oleh balai besar di Jakarta.

Yang kedua, pasti kami berkoordinasi dengan Pemerintah daerah dengan DKI, dengan Jawa Barat. Misalnya Jawa Barat untuk Citarum, tahun ini akan kita selesaikan Citarum hulu karena tahun depan saya harus pindah ke hilir. Saya anggap nanti tahun ini dengan rampungnya sodetan Cisangkuy, ada Cieunteung, ada terowongan Nanjung. Kemudian ada 7 lagi nanti embung-embung kecil untuk folder kita anggap sudah selesai untuk penanganan banjir Dayeuh Kolot dan Rancaengkek. Tahun depan kita fokus membangun untuk menangani banjir yang di Muara Gembong, Karawang dan sekitarnya dengan membangun bendungan Cibeet dan normalisasi tanggul di kali Citarum, jadi kita pindah, tapi penanganannya adalah wilayah sungai.

Apa yang akan kami lakukan di Bekasi maupun yang di Citarum, kami sudah rapatkan di Gedung Sate, Ibu Bupati Bogor juga ikut. Semua kabupaten kota yang terlewati diikutkan diundang oleh Bapak Gubernur, kita rapatkan di sana. Sama saja dengan Cisadane, jadi menurut saya koordinasinya baik, khususnya Jakarta.

Saya mempunyai pandangan Jakarta ini Ibu kota negara, jadi semua bertanggung jawab, termasuk kami. Walaupun sudah diserahkan kepada DKI, tapi kita semua dapat bertanggung jawab karena ini Ibu kota negara. Jadi saya kira itu bapak yang bisa saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf. Wa'alaikumsalam Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.MSi / F-PDIP):

Terima kasih Pak Menteri.

Demikian teman-teman sekalian secara komprehensif sudah

disampaikan penanganan dan langkah-langkah yang dilakukan. Jadi berarti kalau kita dengar penjelasan Pak Menteri ini kan tidak lagi ada perdebatan apakah normalisasi atau naturalisasi, tapi Pak Menteri sudah melakukan kerjanisasi pak, nah jadi semua tertangani dengan baik.

(12)

Kita mau dengar bu dari DKI Jakarta, apakah ada yang perlu disampaikan terkait dengan apa yang sudah disampaikan Pak Menteri tadi. Kalau masih ada hal-hal yang perlu disampaikan kami beri kesempatan. Ya silakan bu.

ASISTEN DEPUTI GUBERNUR BIDANG TATA RUANG PEMPROV. DKI JAKARTA (Ir. VERA REVINA SARI, M.Eng.):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI, Bapak Menteri PU,

Sekda Jawa Barat, Sekda Banten,

Bapak Ibu Hadirin sekalian.

Mohon maaf pertama-tama saya sampaikan dari Bapak Gubernur Bapak Anies yang saat ini sedang di lapangan pak masih meninjau apa yang menjadi dampak dari banjir kemarin.

Secara umum dapat saya sampaikan bahwa DKI Jakarta sudah

mengikuti master plan pengendalian banjir yang memang sudah ada, yang

saat ini memang masih sedang dalam tahap direalisasikan untuk beberapa bagiannya. Dan pada saat Januari kemarin memang itu banjir yang diakibatkan oleh curah hujan yang sangat tinggi yang tertinggi dalam 150 tahun terakhir.

Bapak Pimpinan Komisi V mohon izin untuk hal-hal yang lebih detil, saya meminta Bapak Asisten Pembangunan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Bapak Yusmada untuk dapat lebih menjelaskan lagi mohon izin pak.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Silakan.

ASISTEN PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP SEKDA PROVINSI DKI JAKARTA (YUSMADA FAISAL):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. INTERUPSI F-PDIP (Hj. SADARESTUWATI, SP.,M.MA.):

Interupsi Pimpinan, sebelum dilanjutkan. KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP):

(13)

F-PDIP (Hj. SADARESTUWATI, SP.,M.MA.):

Pimpinan, sebenarnya yang kita undang ini Gubernur dari masing-masing provinsi. Ini adalah rapat yang sangat penting Pimpinan. Ini bukan hanya untuk kita yang hadir di sini, tapi ini untuk seluruh masyarakat mulai Jawa Barat sampai DKI, khususnya yang DKI, tetapi rapat begitu pentingnya seperti ini Pak Menteri saja sudah berkenan hadir. Seluruh mitra kita berkenan hadir, kenapa yang lainnya tidak? Untuk apa kita hadir di sini kalau yang berkepentingan saja tidak ada di sini. Saya kira perlu dievaluasi.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Baik.

Bu Restu.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.): Pimpinan, Pimpinan.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Ya, sebentar Mas di-keep dulu.

Kita memang mengundang Gubernur semua supaya kita duduk maksudnya duduk satu tempat kita. Tentu Komisi V ini kan mengundang bukan tanpa alasan. Saya coba menunda pak untuk tidak membahas ini, karena dari hasil kita komunikasi dengan Pak Menteri penanganan-penanganan sudah dilakukan, tetapi kecenderungan banjir ini meningkat dan ada di tempat-tempat yang tidak biasa banjir sekarang timbul banjir. Terakhir Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pun dimasuki air ya sampai begitu banyak peralatan yang rusak. Ini sudah urgent sekali, makanya kita adakan rapat.

Kita mengundang betul Gubernur karena ini kan kita mesti melalui Pimpinan DPR dan tidak bisa mengundang langsung bu. Ini lewat Pimpinan DPR melalui Komisi II, ya Komisi II yang membidangi pemerintahan untuk bisa menghadirkan di ruangan Komisi V ini supaya kita maksudnya untuk duduk bersama ya. Kita sebetulnya ingin memberikan kemudahan-kemudahan.

Nah kalau ada sekat-sekat yang masih ada marilah kita tinggalkan ego masing-masing ya. Pak Menteri PU jelas kalau kami di Komisi V ini mengenalnya hanya normalisasi yang kita bahas di sini, kami belum mampu melakukan naturalisasi. Normalisasi saja tidak mampu bagaimana naturalisasi. Naturalisasi mengembalikan kepada kondisi alam semula, tidak mudah itu. Memang setiap jengkalnya kita mampu bikin apa yang Tuhan bikin? Tidak mampu. Normalisasi saja selesai, banjir saya pikir tidak akan terjadi seperti yang tadi Pak Menteri sampaikan. Itu saya belum ingin mengulas, tapi karena ada pertanyaan Bu Restu, tadi di Kampung Pulo itu kan sebetulnya sudah ada benteng di situ, tapi karena di ujung jembatan tadi

(14)

masih belum tertangani, akhirnya air masuk dari ujung balik lagi ke Menteng Pulo. Ini kenapa belum tertangani? Ini ada kewenangan pemerintah daerah yang Pak Basuki tidak bisa tembus di sini. Ya kan mesti dibebaskan dulu wilayah sini, baru Kementerian PU bisa kerja menangani sungainya, bukan kita tidak mengerti, kami ngerti. Saya sudah 10 tahun juga tinggal di Jakarta ya tahulah sedikit-sedikit mana titik banjir.

Jadi saya rasa itu yang tadinya mau kita dudukkan bersama. Ini program DKI bagaimana? Banten bagaimana? Jawa Barat bagaimana? Apa masalahnya? Di mana kendalanya? Politiskah, tekniskah atau apakah? Kalau kita bilang tidak ada masalah, ada masalah hari ini, ada masalah pak ya. Saya rasa Pak Menteri PU sudah melakukan seluruh yang menjadi kewajibannya, tetapi kan tidak semua bisa beliau kerjakan sendiri. Ada beberapa hal yang menyangkut kewenangan daerah Pak Menteri PU betul jujur saja Pak Basuki, pasti bapak tidak bisa pak kalau itu kewenangan daerah, tidak bisa, menyangkut penduduk, menyangkut wilayah, dan seterusnya. Ini harus koordinasi dengan pemerintah daerah. Nah titik ini yang tadinya mau kita dengar di ruang publik ini. Pembangunan infrastruktur kita meningkat, tetapi kok banjirnya sepertinya juga titik yang tidak pernah banjir pun sekarang banjir juga. Itu loh ini pertanyaan masyarakat yang harus kita perjelas.

Jadi Bu Restu, hari ini kita ngundang Gubernur bu, nah Gubernurnya tidak hadir, memang kita Komisi V ini sifatnya membantulah ya, membantu mencari jalan keluar, karena yang bisa manggil langsung adalah teman-teman dari Komisi II. Kita mesti lewat Pimpinan DPR dulu, Pimpinan DPR lewat Komisi II, baru nanti menyurati ke pemerintah daerah, jadi iramanya begitu. Di sini kita jadi kita tidak bisa langsung ya.

Saya kembali kepada teman-teman, Mas Dewo, silakan. F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Terima kasih, Pimpinan.

Saya mengapresiasi kinerja Menteri PUPR yang berkenan hadir pada forum ini dan memaparkan segala sesuatunya tentang bencana banjir yang terjadi di DKI maupun di sekitarnya, tapi sungguh kami sayangkan mengapa kepala daerah di tiga wilayah ini tidak memenuhi undangan kami. Tidak akan bisa komprehensif penanganan dan penyelesaian bencana banjir ini apabila kepala daerahnya tidak hadir.

Kementerian PUPR sudah melakukan segala upaya melalui program-programnya, baik di wilayah hulu maupun di wilayah hilir, tetapi kalau kepala daerah tidak menyambut secara baik, melakukan koordinasi secara baik, tentu tidak akan bisa secara tuntas program-program yang telah dirancang oleh Menteri PUPR. Di sini Komisi V tidak hanya tempat curhat, tapi juga merupakan forum untuk melakukan koordinasi dari berbagai sektor terkait dengan bencana banjir ini.

(15)

Bahwa apa yang diprogramkan oleh Kementerian PUPR berada di wilayah DKI, di wilayah Banten maupun Jawa Barat, itu semua dimusyawarahkan, dirundingkan di forum ini. Karena kalau tidak melalui forum ini tidak akan mungkin terwujud program-program tersebut yang mana program-program itu sesungguhnya dirasakan oleh warga di wilayahnya masing-masing, tetapi sangat disayangkan mereka mendapatkan manfaat, mereka bisa merasakan dari program yang kami susun bersama dengan Kementerian PUPR. Ketika ada sesuatu yang sangat signifikan dirasakan oleh masyarakat kepala daerah kita undang untuk duduk bersama menyelesaikan permasalahan yang pelik ini mereka tidak hadir.

Untuk itu Pimpinan saya mengusulkan sebaiknya hanya Kementerian PUPR-lah yang kita dengar dalam forum ini dan dari Pemerintah Provinsi Banten, DKI dan Jawa Barat cukup mendengarkan saja. Saya kira usulan ini lebih realistis pula untuk bisa diterima oleh Pemerintah Provinsi Banten, DKI dan Jawa Barat.

Kami juga mengapresiasi Bupati Bogor khususnya Bupati Bogor, yang begitu dengan semangatnya tentu Bupati Bogor juga punya kesibukan kedinasan yang juga tidak kalah pentingnya, tetapi memandang forum ini jauh lebih penting dari pada agenda-agenda sebelumnya. Maka saya berharap khusus untuk Kabupaten Bogor ya yang di mana Pak Menteri PU tadi mengatakan sudah ada penanganan di tingkat hulu di sungai Citarum, ada terowongan apa itu yang pernah saya lihat secara langsung di sana

kunjungan Komisi V itu kita apresiasi dan inshaAllah Komisi V akan

membantu sepenuhnya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam hal penanganan banjir ini. Terima kasih.

Saya usul Pimpinan tiga provinsi ini yang kita undang kepala daerahnya tidak hadir, lebih baik hanya mendengarkan saja dan kita diskusi tuntas dengan Menteri PUPR.

Terima kasih.

F-PDIP (Hj. SADARESTUWATI, SP.,M.MA.): Pimpinan, melanjutkan Pimpinan.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Ya silakan.

F-PDIP (Hj. SADARESTUWATI, SP.,M.MA.):

Jadi kami setuju dengan apa yang disampaikan oleh Pak Dewo. Tidak perlu lagi, karena apa, saya lihat dari ketiga provinsi ini ternyata tidak butuh untuk rapat hari ini, tidak memerlukan rapat hari ini. Kita semuanya hadir ini untuk memecahkan solusi mereka, akan tetapi malah diabaikan. Saya kira cukup kita rapat Raker dengan Pak Menteri dengan Basarnas, BMKG dan juga tadi dari Bupati Bogor. Selebihnya saya kira tidak perlu dikasih tempat untuk waktu untuk menyampaikan hal apapun. Karena apa? Karena

(16)

semuanya sudah jelas hanya ramai di media, tetapi ketika kita mau membicarakan baik-baik di sini untuk menyelesaikan itu semuanya, ternyata tidak ada itikad baik. Itu saja.

Terima kasih.

F-P.NASDEM (ROBERTH ROUW): Pimpinan.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Ya, silakan Pak Roberth.

F-P.NASDEM (ROBERTH ROUW): Terima kasih.

Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi V yang saya hormati, Bapak Menteri PUPR dan seluruh jajaran,

Ibu Bupati Bogor yang saya hormati dan mitra-mitra undangan yang saya hormati dan saya banggakan.

Pak Pimpinan, saya sepakat dengan apa yang disampaikan teman-teman, saya lebih ingin supaya rakyat tahu bahwa yang namanya Jabodetabek ini muka Republik Indonesia, ini Ibu kota negara ada di sini semua. Sangat memalukan kita setiap tahun banjir, setiap tahun banjir ya. Banjir yang baru saja kita lihat di depan mata kita yang tidak pernah daerah-daerah elit malah sampai ke Istana pun kemarin dimasukin air. Ini kan berarti ada yang salah di dalam penanganan dan tidak ada perhatian dari pemerintah daerah yang membawahi daerah-daerah ini.

Jadi Pimpinan, saya sangat mengapresiasi Kementerian PUPR yang sangat-sangat begitu perhatian setiap kali ada bencana bukan cuma di DKI, tapi hampir di seluruh Indonesia dalam rangka memberikan apresiasi untuk membantu daerah untuk bisa memberikan kenyamanan kepada rakyat. Saya kira rakyat tahu bahwa pimpinan daerah yang ada sekarang ini di daerah banjir ini tidak punya hati dan nurani untuk bisa memberikan kenyamanan kepada rakyat. Biar semua tahu dan kita tidak perlu lagi bicara ini, kita bersemangat bicara tetapi daerah-daerah ini tidak punya hati. Untuk apa kami berbicara di sini punya perhatian begitu besar, daerahnya tidak, tidak perlu.

Kami lihat dari 2018 itu ada 17,5 KM yang harus dibebasin oleh Pemerintah DKI untuk dalam rangka penanganan banjir, tidak dilakukan. Kalau kita mau ikut apa yang disampaikan oleh Pak Menteri PUPR, grand design besar untuk pembangunan penanganan banjir di Ibu kota negara ini, tidak usah lagi Pimpinan-pimpinan daerah ini sok-sok pintar, ikut saja itu, lakukan itu. Maka itu dapat teratasi semuanya, bukan dengan hebatnya buat ini, buat itu, tidak usah sok jagolah, ikut apa yang sudah ada itu di grand design. Itu bukan orang bodoh yang bikin itu, itu ahli-ahli yang buat itu Pemerintah Republik Indonesia yang buat itu. Jadi ikut saja itu.

(17)

Jadi saya mohon Pimpinan, kita tidak lagi terlalu menyapekan diri kita ya, kita peduli memang, tapi percuma kita bicara kalau daerahnya tidak punya hati untuk itu. Lebih baik sudahlah kita bicara Tupoksi kita dengan Bapak Menteri PUPR ya sudah, tapi biar rakyat tahu bahwa ini pimpinan daerahnya tidak punya hati.

Saya kira itu Pimpinan.

F-PDIP (H.M. RIFQINIZAMI KARSAYUDA, S.H.): Izin Pimpinan.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP):

Kalau halnya sama saya pikir tidak perlu diulang, Pimpinan bisa ambil keputusan gitu loh.

F-PDIP (H.M. RIFQINIZAMI KARSAYUDA, S.H.): Saya beda.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Beda, silakan Pak Rifqi.

F-PDIP (H.M. RIFQINIZAMI KARSAYUDA, S.H.): Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Selamat pagi.

Salam sejahtera untuk kita semua. Pak Menteri,

Pak Wamen, Ibu Kepala BMKG,

Kepala BNPP dan seluruh jajaran,

Pimpinan dan Anggota Komisi V yang terhormat.

Saya bicara dua hal. Pertama, menegaskan sikap. Saya sepakat dengan pandangan Bu Restu, Pak Dewo dan lain-lain bahwa tidak perlu kita kasih ruang kawan-kawan dari provinsi karena nyatanya undangan kita dengan segala hormat tidak ditanggapi dengan baik.

Yang kedua, saya ingin bicara mungkin agak berbeda dengan teman-teman yang lain. Hari ini seluruh media meliput kita. Rakyat menyaksikan apa yang kita lakukan pada kesempatan ini. Kebijakan politik harus kita ambil. Jakarta ini 80% perputaran roda ekonomi ada di sini dan banjir di Jabodetabek nyatanya memang berpengaruh terhadap roda ekonomi dan kehidupan masyarakat kita.

(18)

Kita melihat ada arogansi kewenangan yang mohon maaf bukan dilakukan oleh mitra kerja kita. Kalau PUPR saya kira clear dan PUPR ini kami berterima kasih selalu siap sedia untuk Rapat Kerja dengan kami kapanpun, tapi justru ini terjadi pada lingkungan Pemerintah Provinsi. Ada Pemerintah Provinsi yang nyata-nyata rakyatnya jutaan, rakyatnya terdampak banjir tidak mau menetapkan status gawat darurat. Ini sebuah arogansi politik, karena itu saya kira DPR RI perlu juga menggunakan hak politiknya. Kita perlu konsultasi dengan Pimpinan DPR dan Komisi yang lain, apakah misalnya relevan untuk kita bentuk Pansus dalam konteks banjir Jabodetabek ini untuk kita meng-clear-kan bahwa mitra kerja kita sudah bekerja dengan baik, tetapi ada instrumen-instrumen lain di pemerintahan dalam arti luas bukan di pemerintahan pusat saja yang tidak menjalankan asas-asas umum pemerintahan yang baik.

Ketidakhadiran pada hari ini itu bentuk pelecehan kepada asas-asas umum pemerintahan yang baik. Kalau dibilang turun ke lapangan itu bagian dari pembelaan rakyat, bukan berarti ketidakhadiran ke sini itu melecehkan rakyat. Karena menyelesaikan persoalan lintas sektor, lintas kewenangan dan lintas daerah, tentu hanya bisa diselesaikan pada lembaga negara yang lebih tinggi, tidak bisa diselesaikan pada tingkat provinsi dan kabupaten kota masing-masing.

Saya menghimbau pada forum ini agar kita memikirkan apakah DPR akan menggunakan haknya untuk membentuk Pansus dan sebagainya agar Gubernur, Bupati, Walikota yang tidak hadir pada kesempatan ini sebagaimana ketentuan dalam Undang-undang MD3 bisa kita paksa untuk hadir ke sini. Karena hak DPR itu berdasarkan undang-undang tertentu memungkinkan untuk memaksa orang yang kita undang warga negara siapapun untuk hadir pada forum-forum yang kita buat.

Saya kira itu Pimpinan, mudah-mudahan kita semua menyadari bahwa persoalan ini bukan sekedar persoalan teknis dan persoalan infrastruktur, tapi ini persoalan yang berdampak pada kehidupan rakyat kita yang jumlahnya jutaan orang dan terkait dengan kehidupan ekonomi bangsa ini.

Terima kasih.

Wabillaahittaufik walhidayah.

Wassalamualaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP):

Cukup. Sama ya?

F-PKB (H. DEDI WAHIDI, S.Pd.): Pak Ketua.

(19)

Cukup ya?

F-PKB (H. DEDI WAHIDI, S.Pd.): Saya Pak Ketua.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Mas Bambang dulu kalau gitu.

Silakan Mas Bambang dari tadi. F-PDIP (BAMBANG SURYADI, S.H., M.H.): Terima kasih Pimpinan.

Seringkali orang bilang negara harus hadir, negara harus hadir terhadap banjir. Komisi V hari ini bertanggung jawab sudah diundur berkali-kali rapat ini untuk membantu menyelesaikan persoalan yang dilanda tanggung jawab Gubernur DKI, Gubernur Banten dan Gubernur Jawa Barat, tetapi pada saat hari ini kita tetapkan untuk RDP dan hari ini harus ada kesimpulan, tetapi beliau bertiga hanya mengutus orang-orang yang tidak bisa mengambil kebijakan. Apa gunanya rapat hari ini? Jadi tidak usahlah bersilat lidah di dunia maya, kalau memang kita mau bantu kita akan bantu.

Pimpinan, kita selesaikan saja urusan Bogor ini, terus pemaparan BMKG, Basarnas, dan Pak Basuki yang bisa dilantak, lantak saja pak. Yang bisa kita kerjakan, kerjakan. Kalau apa Ibu Bupati Bogor kan nantinya dia sebagai penguasa bisa ambil kebijakan hari ini apa yang akan kita lakukan di Bogor selesai. Untuk daerah yang lain ya sudah tidak usah kita bahas hari ini. Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Baik, silakan pak.

F-PKB (H. DEDI WAHIDI, S.Pd.): Dedi Wahidi.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Dedi Wahidi, silakan.

F-PKB (H. DEDI WAHIDI, S.Pd.):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Pimpinan Komisi X, 10 tahun di sana,

Pimpinan Komisi V dan Anggota yang saya hormati, Pak Menteri,

(20)

Pak Wamen beserta seluruh jajaran yang saya hormati.

Saya pernah melihat langsung seperti juga halnya teman-teman dan rakyat Indonesia pernah melihat langsung berdebat perbedaan pendapat yang sangat tajam antara Pak Menteri dengan Gubernur DKI. Sungguh tidak pantas. Hari ini Pimpinan Komisi X sangat bijak menyelesaikan solusi.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Komisi V.

F-PKB (H. DEDI WAHIDI, S.Pd.):

Komisi V, sekali lagi mohon maaf. Saya anak baru di sini, 10 tahun di sana. Sungguh sangat bijak Pimpinan Komisi V melakukan Rapat Koordinasi, Rapat Kerja dan RDP.

Usul saya Pak Ketua, dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Pak Menteri dan pihak-pihak yang sudah hadir, karena ini paket. Rapat seperti ini penting tapi tidak hadirnya pihak-pihak yang juga sangat penting, tapi mereka tidak hadir, usul saya ditunda. Terlanjur sudah dua kali kita menunda rapat, ini yang ketiga kita tunda supaya rakyat tahu bahwa mereka tidak serius. Sekali lagi tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Pak Menteri yang sudah serius hadir, Ibu Bupati dan pihak-pihak lain sudah hadir, tapi ketidakhadiran mereka, karena ini paket, sehingga kesepakatannya harus kesepakatan bersama, kesimpulannya kesimpulan bersama. Dari itu saya usulkan dijadwalkan ulang.

Terima kasih.

Walllaahul muafik illa aqwa mittoriq.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP):

Baik Pak Dedi Wahidi, bukan anak baru pak orangtua baru di sini. Silakan Pak Jhoni.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Saya mungkin lebih mengurai ya. Judul yang paling utama kan sebenarnya kalau saya baca bahannya adalah Penanganan Banjir Jabodetabek. Kalau dengan Raker mitra kerja kita kan anytime bisa kita lakukan kan gitu kira-kira anytime dan itu selalu terjadi, tapi yang paling substansial adalah penanganan banjir Jabodetabek. Kenapa? Karena ada kekhususan khususnya di DKI. Kekhususannya apa, Ibu kota negara. Semua kita tinggal di sini dan kita lihat memang contohnya misalnya yang tidak pernah titik-titik kalau Jakarta banjir bukan menjadi berita sudah biasa, tetapi kalau sekarang saya kira bukan lagi banjir, Jakarta tenggelam, kenapa, titik-titik yang banjir lain sudah tumbuh semua, itu poinnya sebenarnya.

(21)

Kita lihat perdebatan, ini kan kita melakukan ini adalah untuk melakukan sinkronisasi teknis politis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah kan itu, karena kita tonton di apa di media kok tidak sinkron ini, bahkan teman-teman tadi mengatakan ada arogansi. Bahkan juga tidak konsistennya omongan antara teori, bahkan saya bilang Asbun (asal bunyi). Kenapa saya bilang asal bunyi, pak air turun dari langit masuk ke tanah, bayi yang baru ngomong saja sudah ngerti itu asbun. Sinkronisasinya dari mana? Yang kedua, Monas dihabisin, tanah mana lagi di Jakarta mungkin tidak ada lagi 5-10% karena sudah ditutup. Oleh karena itu perlu penanganan tata kelola air, tata kelola penanganan banjir. Itu sebenarnya sinkron, karena apa, memerlukan kebijakan pusat dan kebijakan daerah untuk melakukan teknis maupun politis-politis anggaran lain. Saya kira itu poinnya untuk rapat ini, untuk kita bikin kesimpulan.

Nah kalau misalnya mitra kerja kita kita dengar sudah tahu kita banyak, apa yang dikatakan Pak Menteri tadi sebelumnya sudah dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan, demikian juga Basarnas, demikian juga BMKG sudah dilakukan, tetapi ini tidak sinkron dengan yang punya wilayah. Yang punya wilayah dengan otonomi daerah ini adalah DKI, Banten, Jawa Barat. Terlebih khusus DKI Jakarta. Kenapa? Di DKI yang menjadi hilirnya ya Banten ada separuh hilir ada separuh hulu, Jawa Barat juga begitu.

Oleh karena itu Pimpinan, memang kalau kita hanya mendengarkan mitra kerja kita menjadi tidak substansi dalam materi acara rapat, sehingga menjadi membuat kesimpulan pun tidak kena. Oleh karena itu saya sepakat dan kita harus konferensi pers Pimpinan, konferensi pers bahwa rapat ini ditunda. Karena apa? Gubernur DKI tidak peduli atas niat baik DPR untuk melakukan penanganan secara komprehensif antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengelola banjir yang sedang terjadi maupun yang akan datang. Demikian Pimpinan.

Terima kasih.

Wassalamualaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. INTERUPSI ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Pimpinan.

INTERUPSI ANGGOTA KOMISI V DPR RI: Interupsi Pak Ketua.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP):

Baik-baik, sebentar, tenang pak. Nah ini forum kita, tenang saja. Jadi begini mudah-mudahan tidak panjang kita berdebat soal ini. Memang kalau dengan Menteri PU sih kita kapan saja bisa rapat dan kami mengundang Gubernur DKI, mengundang Gubernur Jawa Barat, mengundang Gubernur Banten itu panjang prosesnya pak, panjang sekali, tidak sembarangan Pak

(22)

kami boleh ngundang. Kami Rapat Internal dulu, masukan semua dari masyarakat, baru kita Rapat Internal, kita putuskan ini menjadi jadwal. Setelah ini menjadi jadwal, karena kami tidak boleh mengundang langsung Gubernur DKI yang bukan mitra kami, Gubernur Jawa Barat dengan Gubernur Banten, kita surati Pimpinan DPR. Setelah itu Pimpinan DPR menjawab lagi boleh, setelah mendapat persetujuan dari Komisi II, baru kita bikin undangan. Terus yang datang begini itu loh.

Jadi memang ya benar kata teman-teman kalau hanya sekedar dengan Pak Menteri PU ya kita mitra pak, kapanpun kami rapat Pak Basuki bisa sampaikan apa yang disampaikan beliau tadi, tapi justru kita ingin dengar dari tiga provinsi ini. Nah rapat ini ada kesimpulan bu. Nanti kalau kita bikin kesimpulan, ibu tidak bisa ngambil keputusan, bapak-bapak Sekda tidak bisa ngambil keputusan, tidak bisa bikin kesimpulan rapat kita. Menyangkut kewenangan loh ini, karena ini menyangkut kewenangan ini pasti kewenangan Gubernur. Komisi V juga mengadakan rapat tidak sembarang bikin rapat, ada APBN yang kami setujui di sini, yang saya dan Pimpinan di sini tanda tangan kami semua bahas pagi, sore, siang, malam yang dialokasikan untuk kesejahteraan wilayah DKI, Jawa Barat, Provinsi Banten dan jumlahnya tidak kecil, betul tidak Pak Basuki? Besar jumlahnya pak.

Terima kasih hadir di rapat diundang Komisi V saja tidak mau loh pak. Gede pak tiap tahun kami anggarkan alokasi banjir di DKI, Banten dan Jawa Barat yang sumbernya APBN pak kita putuskan di sini. Kami di sini yang ambil resiko menandatangani APBN itu bersama Pak Menteri itu loh.

Jadi saya rasa masukan dari teman-teman tadi ya kalau misalnya sama tidak usah kita perpanjang ya pak ya. Saya setuju rapat ini kita tunda, kita jadwal ulang sebentar, kita jadwal ulang rapat ini.

INTERUPSI ANGGOTA KOMISI V DPR RI: Pimpinan interupsi.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Sampai nanti Gubernur-nya bisa hadir. F-PKS (H. SURYADI JAYA PURNAMA, S.T.):

Saya berbeda Pak Ketua.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Ya, silakan.

INTERUPSI ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Pimpinan kita tunggu sampai Wakil Gubernurnya ada di samping bapak itu. Wakil Gubernur itu pak.

(23)

Baik.

Ya silakan pak, habis itu Pak Irwan. F-PKS (H. SURYADI JAYA PURNAMA, S.T.):

Terima kasih Pak Ketua. Pak Menteri,

Pak Wakil Menteri dan Ibu Kepala BMKG, Kepala Basarnas,

Rekan-rekan semua.

Saya tentu sangat mengapresiasi Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi V yang menyelenggarakan Rapat Kerja ini dan saya kira inilah yang paling penting ya terkait dengan banjir Jakarta. Forum ini harus kita selenggarakan dan kita tidak boleh putus asa, jangan sampai ketika banjir yang punya panggung itu adalah para pengamat, kemudian para ahli survei gitu. Seharusnya begitu ada banjir ini adalah panggung dari para pengambil kebijakan ya ada pemerintah daerah, ada pemerintah pusat, ada DPRD, termasuk juga para ahli ya. Sehingga sekali lagi saya mengapresiasi forum ini, walaupun saya juga menyayangkan ketidakhadiran para kepala daerah yang terkait ya, jadi ini pertama Pak Ketua.

Kemudian yang kedua, saya usul begini rapat ini tetap kita lanjutkan dengan usul tadi dari Bapak Dewo, karena pemerintah pusat, Komisi V dan mitra kita Bapak Menteri itu sebetulnya punya instrumen ya. Ada Perpres Nomor 54 Tahun 2008 yang mengatur tentang penataan kawasan Jakarta dan daerah-daerah penyangga. Jadi sebetulnya tanpa kehadiran pemerintah daerah pun, pemerintah pusat bisa berbuat, tinggal kami mengusulkan agar Perpres itu direvisi yang menyangkut tentang siapa berwenang melakukan apa, kemudian juga anggarannya berapa, sampai batas waktu.

Nah apa yang disampaikan oleh Bapak Menteri, ini kita belum menentukan batas waktunya, sehingga tanpa ada pemerintah daerah, kita bisa menyelesaikan banjir ini dengan merevisi instrumen yang kita miliki. Jadi itu usulan saya Pak Ketua, sehingga kita bisa tetap melanjutkan ya karena kita bicara banjir ini bicara air. Air itu tidak punya daerah, dia tidak punya wilayah, tidak punya Gubernur, dia bisa masuk ke mana saja, dia bisa ke langit, bisa ke bumi, ke laut dan seterusnya gitu. Jadi supaya kita tetap lanjutkan, tetapi fokus pada kewenangan ada di pemerintah pusat.

Terima kasih Pak Ketua.

Wassalamualaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP):

Baik. Jadi begini, jadi begini pak, kita ini kan case ini kan case, ada kasus sekarang. Kalau kita perbaiki Perpres itu panjang ceritanya pak dan ini

(24)

bukan ranah kita pak, bukan medannya sekarang. Kita ini kan mau menyelesaikan persoalan yang ada sekarang, koordinasi bagaimana menangani yang ada sekarang. Ada sekian kilo meter tanggung jawab DKI yang tidak dibebaskan sampai hari ini, pemerintah pusat tidak bisa kerja dan anggaran di DKI itu nol pak, untuk pembebasan lahan itu. Ini yang mau kita dengar jadi bagaimana komitmennya, tidak bisa nyambung kita kalau begini.

Oleh karenanya supaya kita tidak berdebat, kita ini tidak ada maksud politis untuk membela siapapun, karena panggung kita ini panggung teknis, bukan panggung politis. Kita ini mau dengar tadinya. Tadi kalau Gubernurnya hadir semua kan baik-baik saja kita ini pak ya kan sesuai undangan. Jadi sudahlah diskusi itu tidak usah kita perpanjang.

F-PD (H. IRWAN, S.IP., M.P.): Pimpinan, satu kali Pimpinan.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Ya jangan panjang-panjang Wan.

F-PD (H. IRWAN, S.IP., M.P.): Ya, panjang.

Ya terima kasih Pimpinan.

Yang saya hormati Menteri PUPR beserta jajaran, Basarnas,

BMKG,

Pemerintah Jakarta Pak Anies,

Pak Ridwan Kamil dan Pak Wahidin entah di mana berada.

Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Pak Jokowi bahwa pernyataan Pak Jokowi 2014 bahwa banjir Jakarta ataupun Jabodetabek itu bisa diselesaikan dengan mudah jika jadi Presiden

dan Alhamdulillaah hari ini pelan-pelan itu diwujudkan dengan memindahkan

masalah itu ya ke Kaltim jadi Ibu kota negara. Karena menurut saya banjir Jakarta ini menarik karena sudah lepas dari teknis bicara mengenai pengelolaan DAS, ya pengelolaan siklus hidrologi lebih pada politisasi banjirnya. Jadi nanti pelan-pelan Jabodetabek ini tidak ada yang nyorot kok mau banjir sebulan, dua bulan, karena di republik ini mau dari Aceh sampai Papua itu juga terjadi banjir ya.

Jadi terima kasih Pak Jokowi sudah memindahkan ya masalah Jakarta ini Jawa Barat, Banten ini, dengan memindahkan Ibu Kota Negara Republik ke Kalimantan Timur, tentunya kami di Kaltim lebih siap menghadapinya bagaimana menghadirkan Ibu kota yang lebih smart ya, lebih hijau, lebih

(25)

Jadi Pimpinan saya karena bicaranya Jabodetabek, tentu kita harus komprehensif membahas Daerah Aliran Sungai ini. Jadi bicara DAS itu bukan hanya hulu hilir, tapi ada namanya DAS tengah dan ini tidak bisa kalau tidak ada Gubernur terkait. Sehingga pada kesimpulan saya tidak perlu menghabiskan waktu yang banyak, karena kalau tiga-tiganya hadir apa yang kemudian disampaikan oleh Menteri PUPR tentu bisa diiyakan oleh ketiga Pimpinan eksekutif Jabodetabek ini. Sehingga kita tunda saja rapat hari ini dan untuk Bogor saya pikir nanti bisa diseriusin dalam bentuk kunjungan spesifik dan lain-lainnya dan koordinasi dengan Kementerian PUPR untuk menyelesaikan masalah banjir di Bogor. Mungkin itu yang bisa saya sampaikan.

Terima kasih Pak Jokowi telah mengurangi masalah Jabodetabek ini. Demikian.

Wassalamualaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. F-P.GERINDRA (Ir. EDDY SANTANA PUTRA, M.T.):

Izin Pimpinan.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Silakan, pak.

F-P.GERINDRA (Ir. EDDY SANTANA PUTRA, M.T.):

Terima kasih Pimpinan, dan segenap Anggota Komisi V yang terhormat juga Pak Menteri, BMKG, Basarnas dan yang mewakili Kepada Daerah tiga provinsi dan Ibu Aryasin, Bupati Bogor Kabupaten Bogor.

Saya melihatnya lain. Jadi begini, urusan banjir ini belum tentu juga PU itu sudah benar. Artinya kita tidak saling salah. Ada sesuatu yang belum kita lakukan itu, yang kita lakukan sesuai dengan grand design part control Jabodetabek. Nah saya kira rapat hari ini saya mengharapkan menuju ke situ. Jadi nanti Pak Menteri pada gilirannya bisa koordinasi dengan Gubernur-gubernur dan Bupati, khususnya yang mempengaruhi banjir Jakarta sehingga

membuat suatu grand design yang lengkap dan tanggung jawab

masing-masing apa dan bagaimana gitu.

Nah saya kira banjir yang kemarin saya lihat begini terjadi hujan dengan intensitas tinggi, durasinya panjang, 3 jam saja itu durasi panjang Pak. Kemudian ada pasang, ada pasang di laut sehingga air tidak mengalir stuck, nah ini salahkan siapa gitu? Itu terjadi banjir, saya di Ancol kemarin juga sebetulnya apa yang disampaikan ILC kemarin, Pak Sutiyoso itu sudah

benar pak, harusnya ada giant deck yang merupakan bagian dari grand

design tersebut. Nah kita lakukan ini secepatnya normalisasi. Tidak usah ada

istilah naturalisasi. Normalisasi itu semua, naturalisasi masuk dalam normalisasi itu, kalau saya belajar begitu.

(26)

Nah jadi yang terjadi adalah nanti Pak Basuki Pak Menteri beresin semua normalisasi apakah itu beres banjirnya, baru sebagian kecil. Kalau kita tidak meneruskan grand design dengan pembangunan folder, sistem folder

dengan giant deck atau apapun namanya.

Nah saya melihat pulau-pulau reklamasi Pak Menteri itu juga ini mewakili Gubernur itu sebetulnya bagus pak, itu adalah tanggul buatan pulau-pulau reklamasi itu. Nanti antara pulau-pulau itu dibuat pintu. Nah kenapa itu jadi dipolitisasi sehingga ada yang akan meneruskan atau menggagalkan itu, sehingga tidak jadi-jadi itu. Biarkan saja di situ, tinggal pengaturannya bagaimana. Kalau pulau reklamasi itu selesai, nah itu Jakarta akan terbantu saya kira. Nah ini walaupun kita normalisasi sudah, naturalisasi, tapi kalau tidak dibantu dengan tanggul. Nah kalau melihat contoh yang ekstrim ya yang ada di Belanda gitu delta works itu contoh ekstrim itu, jauh di atas lautnya. Kalau Jakarta ini masih sejajar gitu. Jadi waktu pasang dia tidak ngalir. Nah ini masih gampang sebetulnya secara teknis di Jakarta ini pengendaliannya, Pak Menteri tahu persis itu.

Nah Pak Menteri, saya mungkin perlu didiskusikan mendalam dengan ahli-ahli juga teman-teman ya. Lulusan Belanda ada 300 pak, di Indonesia ini tapi sudah pada tua gitu, yang muda-muda banyak juga itu lulusan luar banyak. Lulusan UGM, ITB, nah kumpul semua membicarakan ini gitu ahli-ahli banjir. Saya kira ini baru bisa beres.

Terima kasih.

Wassalamualaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. INTERUPSI F-PAN (H. BOYMAN HARUN, S.H.):

Interupsi Pimpinan, sebentar saja.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Masih adakah?

F-PAN (H. BOYMAN HARUN, S.H.): Sebentar saja.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Oh iya oke.

(27)

F-PAN (H. BOYMAN HARUN, S.H.): Terima kasih Pimpinan, terima kasih. Bapak Menteri beserta seluruh jajaran, Undangan yang saya hormati.

Pimpinan, rapat kita ini penting dan sangat penting, dan kesimpulannya sebenarnya kita sudah dapat kesimpulannya, tetapi demi mendengar aspirasi teman-teman Komisi V barangkali Pimpinan ya agak mengendor-ngendor sedikitlah untuk ini.

Menurut saya rapat ini penting, menjadi tidak penting karena tidak adanya orang-orang para pihak yang hadir pada hari ini. Jadi menurut saya karena orang tersebut tidak hadir, kesimpulannya adalah ditunda saja pertemuan pada hari ini, ditunda saja. Jadi jangan panjang-panjang bicaranya, karena yang namanya penting apabila para pihak yang hadir itu lengkap. Jadi kesimpulan yang dibuat itupun sah, tetapi jika dilanjutkan berlarut-larut seperti ini, rugi waktu kita. Jadi saran saya kepada Pimpinan, ambil keputusan, ditunda rapat ini agar menjadi penting dihadirkan kembali pihak-pihak yang penting tersebut.Terima kasih.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP):

Pak Boy, dari tadi saya mau tunda, teman-teman nahan terus. F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Pimpinan, Pimpinan. Pimpinan, saya menambahkan sedikit. KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP):

Ya, baik Mas Dewo masih perlukah? F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Siap.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Silakan.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Pada periode 2009-2014 saya berada di ruangan sini dan ketika itu DKI Jakarta juga dilanda banjir yang sangat besar. Kemudian Komisi V mengambil langkah koordinasi seperti ini, ketika itu Menteri PU-nya adalah Bapak Joko Kirmanto. Pak Basuki kalau tidak salah masih menjadi Irjen pak, duduknya berada di lapis kedua atau bukan di lapis pertama.

(28)

Komisi V juga mengundang Gubernur DKI ketika itu Pak Joko Widodo dan forum itu Pak Joko Widodo hadir memenuhi undangan Komisi V. Dengan hadirnya Pak Joko Widodo yang bertemu langsung dengan Menteri PU dalam forum Rapat Komisi V, ada penanganan-penanganan nyata strategis dan kita lihat kita rasakan pasca itu di tahun berikutnya banjir DKI agak mereda, tidak sebesar tahun sebelumnya. Namun sekarang karena Gubernur tidak hadir, sudah sepakat rapat ini sebaiknya kita tunda.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (LASARUS. S.Sos.M.Si / F-PDIP): Baik, cukup ya? Masa masih belum puas juga. Baik Bapak Ibu sekalian,

Pak Menteri.

Ya Bapak pun mau ratas juga pak nanti, saya pikir benar apa yang disampaikan teman-teman semua, Mas Dewo, kita punya pengalaman pak dulu. Kami pernah mengundang Gubernur, makanya kita bikin acara ini sebetulnya pengalaman masa lalu dan waktu itu Gubernur hadir. Kami harap nanti Pak Sekda ya, Bu Asisten, ya Deputi, tolong sampaikan dengan Pak Gubernurnya bu mudah-mudahan nanti kita jadwal ulang dan mohon izin kalau bisa Gubernur-nya hadir kita duduk bersama di sini. Mari kita bicarakan sama-sama secara terbuka, face to face di sini dengan para pihak yang memang layak diajak bicara bu, para pengambil keputusan. Jangan bicaranya di luar sana jadi konsumsi publik, jadinya politis jadinya.

Jadi kita tidak mengundang dalam konteks politis, di sini kita ngundang dalam konteks bagaimana menyelesaikan penanganan banjir ini secara tuntas. Apa hambatan-hambatannya itu yang kita mau dengar, sehingga kita bisa kompromikan bersama, sehingga para pihak bisa melaksanakan tugas dan kewenangannya masing-masing. Karena kalau ada salah satu pihak tidak melaksanakan tugas dan fungsinya, dengan pola kerja sama pemerintah pusat dan daerah, tidak semua kewenangan pemerintah pusat boleh nabrak ke wilayah pemerintah daerah. Demikian juga pemerintah daerah tidak semua hal bisa dikerjakan, ada kewenangan pusat di daerahnya. Tanpa koordinasi ini tidak bisa selesai, inilah masalah yang ada sekarang yang sedang terjadi di DKI Jakarta yang pada akhirnya semua berjalan tidak sesuai rencana.

Kami menganggap Kementerian PU semua mengatakan tadi sudah bekerja dengan maksimal. Kami tahu kok berapa kami menganggarkan di sini seperti yang tadi saya sampaikan, tetapi karena tidak pernah duduk bersama kita di sini mencari solusi, akhirnya semua jalan sendiri-sendiri, masalah tidak terselesaikan dan rakyat jadi korban.

(29)

Ke depan kita akan agendakan lagi mungkin kami akan memasuki masa reses mulai minggu depan, tentu ini akan kita agendakan pada masa sidang berikutnya. Dengan demikian rapat hari ini saya nyatakan ditunda. Setuju ya? Baik rapat saya tutup.

Wassalamualaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 11.40 WIB)

a.n. Ketua Rapat SEKRETARIS RAPAT,

NUNIK PRIHATIN B., S.H. NIP. 19691202 199803 2 002

Referensi

Dokumen terkait

Silakan Pak Syarif. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Pimpinan yang saya hormati, Anggota-Anggota Komisi V, Para Sekjen dan seluruh jajaran. Pertama, ke

KETUA RAPAT (ASRIL HAMZAH TANJUNG, S.IP.): Terima kasih Pak Budi Youyastri. Jadi benar ini, kalau di undang ini jarang-jarang datang/tidak datang ya percuma kita tidak bisa

Terima kasih banyak Bapak Ketua.. Yang terhormat Bapak/Ibu Anggota Komisi VII lainnya. Terima kasih catatan Bapak Ketua akan menjadi catatan penting buat kami dan Insya Allah

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Mohon maaf Ketua, Pak Menteri, saya masukan saja. Kalau memang rapat ini hari ini dilaksanakan setengah jalan, kenapa tidak

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V (Ir. Terima kasih pak. Demikianlah kira-kira apa yang kita dengarkan atas penjelasan dari BMKG, Basarnas maupun BPWS. Oleh karena tidak

- Komisi VIII telah menyelesaikan 2 (dua) RUU yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI, yaitu RUU tentang Penyandang Disabilitas dan RUU tentang

Meskipun kehadiran Anggota Pansus tidak mencapai kuorum, namun karena dalam RDP dan RDPU untuk mendapatkan masukan terhadap RUU tentang Wawasan Nusantara, maka Ketua

Saya lama tidak hadir di tengah-tengah kesibukan rapat di Komisi VII maka walau terlambat saya ucapkan selamat natal bagi yang menjalani dan selamat tahun baru,