• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. PROFIL KABUPATEN KEBUMEN - DOCRPIJM d30c6cd4aa BAB IVBab 4 Profil Kabupeten Kebumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "4. PROFIL KABUPATEN KEBUMEN - DOCRPIJM d30c6cd4aa BAB IVBab 4 Profil Kabupeten Kebumen"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

4.

PROFIL KABUPATEN KEBUMEN

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten Kebumen seperti batas administrasi

wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial

(2)

Kabupaten Kebumen adalah salah satu Kabupaten yang termasuk ke dalam Wilayah Administratif Provinsi Jawa Tengah. Ibukota Kabupaten Kebumen adalah Kebumen. Sejarah awal mulanya adanya Kebumen tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Mataram Islam. Hal ini disebabkan adanya beberapa keterkaitan peristiwa yang ada dan dialami Mataram membawa pengaruh bagi terbentuknya Kebumen yang masih didalam lingkup kerajaan Mataram dan Struktur kekuasaan Mataram, lokasi Kebumen termasuk di daerah Manca Negara Kulon (wilayah Kademangan Karanglo) dan masih dibawah Mataram.

Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Kebumen yang direncanakan selama 20 tahun ke depan dalam jangka waktu tahun 2005-2025 dibuat dengan mempertimbangkan konstelasi regional Jawa Tengah dan Nasional serta peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Kabupaten Kebumen. Mendasarkan kenyataan tersebut, maka Visi Pembangunan Kabupaten Kebumen tahun 2005-2025 adalah

“Kebumen Yang Mandiri dan Sejahtera Berbasis Agrobisnis”.

Visi tersebut diharapkan mampu mewadahi cita-cita Nasional, Regional Jawa Tengah dan Harapan Masyarakat Kebumen. Sebagaimana kita ketahui, visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 adalah “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”, dan visi pembangunan daerah Jawa Tengah adalah “Jawa Tengah yang Mandiri, Maju, Sejahtera dan Lestari”. Sedangkan harapan Kabupaten Kebumen itu mempertimbangkan fakta bahwa kita memiliki Potensi pertanian yang cukup besar namun masih belum mampu mencapai swasembada memenuhi kebutuhan dalam negeri atau dengan kata lain mewujudkan visi Mandiri belum terpenuhi. Pada saat yang sama, masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Kebumen ingin memberikan kontribusi yang berarti dalam mengembangkan agrobisnis untuk membantu memenuhi kebutuhan tersebut. Visi Pembangunan harus bisa diukur tingkat pencapaiannya dengan memahami konsep yang sinergis dari setiap unsur yang terkandung di dalam visi tersebut. Dalam hal ini, konsep yang perlu dijelaskan maknanya adalahKebumen, Mandiri, Sejahtera dan Agrobisnis.

Pada tataran yang lebih operasional, untuk mewujudkan visi Pembangunan Daerah Kebumen tersebut perlu ditempuh melalui 5 Misi Pembangunan Daerah Kebumen yaitu sebagai berikut :

(3)

C. Meningkatkan kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Pelayanan Dasar di Wilayah Strategis

D. Mengembangkan Agrobisnis serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk mewujudkan Ekonomi Kerakyatan, dan

E. Menerapkan prinsip-prinsip Tata Kepemerintahan yang Baik (Good Governance) dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan serta Di Semua Elemen Kemasyarakatan.

4.1

Profil Geografis dan Administratif Wilayah

4.1.1 PROFIL GEOGRAFI

Kabupaten Kebumen memiliki Luas Wilayah 1.281,11 km2 atau 128.111.50 hektar, dengan kondisi wilayah berupa daerah pantai dan pegunungan dan sebagian besar merupakan dataran rendah.

Kabupaten Kebumen teletak pada 1090 22’ - 109050' Bujur Timur 70 27’ - 7050' Lintang Selatan, dengan batas administasi sebagai berikut :

 Sebelah Barat : Kabupaten Cilacap dan Banyumas

 Sebelah Timur : Kabupaten Purworejo

 Sebelah Utara : Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara

 Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Jenis-jenis tanah yang ada di Kabupaten Kebumen dapa dibedakan atas Tanah Alluvial, Tanah Latososl, Tanah Podsolik, Tanah Regosol, Asosiasi Glei Humus dan Alluvial Kelabu srta Asosiasi Litosol dan Mediteran Coklat, dimana potensi tanah seperti tersebut di atas menunjukan di Kabupaten Kebumen sebagian wilayahnya tergolong ckup subur untuk difunghsikan sebagai lahan pertanian. Untuk bebrpa wilayah kecamatan seperti Sempor, Karanganyam, Sadang dan Alian tanahnya kurang mampu untuk ditanami.

(4)

dengan 29 desa/kelurahan. Sedangkan Kecamatan Sadang hanya memiliki 7 desa.

Jumlah kecamatan dan desa/kelurahan di Kabupaten Kebumen dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Jumlah Kecamatan, Kelurahan/ Desa Di Kabupaten Kebumen

(5)
(6)

4.1.2 IKLIM

lklim wilayah Kabupaten Kebumen pada umumnya beriklim tropis yang lembab dan panas. Seperti yang terjadi pada Tahun 2013, curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Kebumen lebih rendah dari tahun sebelumnya. Tercatat curah hujan selama tahun ini sebesar 3.787,00 mm lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 2.328,43 mm dan hari hujan sebanyak 188 hari lebih sering dari tahun sebelumnya sebanyak 108 hari. Suhu terendah yang terpantau di stasiun pemantauan Wadaslintang pada bulan Juli dengan suhu sekitar 20,60°C dan tertinggi 34,00°C pada bulan Maret. Rata-rata kelembaban udara setahun 81,00% dan rata-rata kecepatan angin 0,23 meter/detik. Sedangkan pada stasiun pemantauan Sempor suhu terendah 21,60°C terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi 33,60°C pada bulan Februari. Rata-rata kelembaban udara setahun 84,00% dan rata-rata kecepatan angin 1,99 meter/detik.

Gambar 4.2 Grafik Jumlah Hari Hujan dan Rataan Curah Hujan per Bulan di Kabupaten Kebumen tahun 2009 – 2013(Sumber : Kebumen Dalam Angka,2014)

4.1.3 LUAS WILAYAH DAN PENGGUNAANNYA

(7)

merupakan lahan sawah dan 88.363,50 hektar (68,97%) merupakan lahan kering. Sedangkan untuk penggunaan lahan kering dibagi menjadi untuk lahan pertanian sebesar 42.799,50 hektar (48,45%) dan bukan untuk pertanian sebesar 45.544,00 hektar (51,55%).

Gambar 4.3 Diagram Jenis dan luas penggunaan Lahan di Kabupaten Kebumen Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Pembagian lahan sawah menurut sistem irigasinya terbagi sebagai berikut :

1) Lahan sawah beririgasi teknis sebesar 50,34%, dengan hampir keseluruhan dapat ditanami dua kali dalam setahun

2) Lahan sawah beririgasi setengahteknissebesar 9,23%

3) Lahan sawah beririgasi sederhanasebesar 5,77%

4) Lahan sawah beririgasi desa sebesar 2,65%

5) Lahan berupa sawah tadah hujan dan pasang surut sebesar 32,02%

Lahan kering dengan fungsi untuk pertanian terbagi sebagai berikut :

1) Tegal/kebun seluas 27.629,00 hektar

2) Ladang/huma seluas 745,00 hektar

3) Perkebunan seluas 1.159,00 hektar

4) Hutan rakyat seluas 3.011,00 hektar

5) Tambak seluas 24,00 hektar

(8)

7) Padang penggembalaan seluas 33,00 hektar

8) Tidak diusahakan seluas 231,00 hektar

9) Lainnya seluas 9.914,00 hektar

Gambar 4.4 Diagram Jenis dan luas penggunaan Lahan kering untuk fungsi pertanian Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Sedangkan lahan kering bukan untuk pertanian digunakan untuk bangunan seluas 26.021,00 hektar, hutan negara seluas 16.861,00 hektar, rawa-rawa seluas 12,00 hektar serta lainnya seluas 2.670 hektar.

(9)

4.2

Gambaran Demografi

Secara Agregat, Penduduk Kabupaten Kebumen di Tahun 2013 tercatat sebanyak 1.176.662 jiwa dengan besarnya jumlah pertumbuhan penduduk pada tahun sebelumnya adalah sebesar 0,60% serta jumlah Rumah Tangga sebanyak 316.159 rumah tangga. Sehingga jumlah rata-rata per rumah tangga adalah sebesar 4 jiwa.Kepadatan penduduk di Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 adalah sebesar 918 jiwa/km². Wilayah dengan jumlah kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Kebumen yaitu sebesar 2.882 jiwa/km², sedangkan wilayah dengan dengan jumlah kepadatan terendah adalah Kecamatan Sadang yaitu sebesar 334 jiwa/km². Berikut adalah luas wilayah, jumlah penduduk dan tingkat kepadatan di tiap kecamatan di Kabupaten Kebumen :

(10)

NO KECAMATAN LUAS

Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

4.2.1 STRUKTUR PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN

UMUR

Pada Tahun 2013, jumlah penduduk Laki-laki di Kabupaten Kebumen berjumlah 586.021 jiwa dan jumlah penduduk Perempuan berjumlah 590.641 jiwa. Sex ratio di Kabupaten Kebumen sebesar 99. Artinya setiap 100 jiwa penduduk Perempuan terdapat 99 jiwa penduduk Laki-laki.

Gambar 4.6 Grafik Jumlah penduduk Laki-laki dan Perempuan tahun 2011-2013 di Kabupaten Kebumen

(11)

Gambar 4.7 Grafik Jumlah penduduk Laki-laki dan Perempuan Anak-Anak dan Dewasa Tahun 2011-2013 di Kabupaten Kebumen

Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Dilihat menurut kelompok umur, penduduk dibawah 15 tahun tercatat 311.020 jiwa(26,34%) dan penduduk 65 tahun keatas tercatat sebanyak 114.474 jiwa (9,70%), sedang penduduk 15-64 tahun sebanyak 755.162 jiwa (63,96%).

(12)

Tahun 2013 di Kabupaten Kebumen Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

4.2.2 STRUKTUR PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

Kualitas tenaga kerja tidak lepas dari tingkat pendidikan yang dimiliki oleh Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayah terkait. Tingkat pendidikan Penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Gambar 4.9 Diagram Struktur penduduk (>5 tahun) menurut Tingkat Pendidikan Di Kabupaten Kebumen Tahun 2013

Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Dilihat dari diagram diatas, bahwa sebagian besar tingkat pendidikan yang dilalui oleh penduduk Kabupaten Kebumen adalah jenjang pendidikan SD yaitu sebesar 43% , urutan kedua adalah belum/tidak tamat SD yaitu 22% dan urutan ketiga adalah lulusan SLTP yaitu sebesar 19%. Sedangkan untuk tingkat pendidikan tinggi masih minim, yaitu 2% untuk lulusan Sarjana dan 1% untuk lulusan akademi/diploma dari total penduduk yang ada.

4.2.3 STRUKTUR PENDUDUK BERDASARKAN JENIS DAN LAPANGAN PEKERJAAN

(13)

dari penduduk yang telah bekerja sebanyak 97,91% dan sebesar 2,09% merupakan penduduk pencari kerja.

Gambar 4.10 Grafik penduduk Usia Bekerja Tahun 2011-2013 di Kabupaten Kebumen Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Jika dilihat dari jenis lapangan pekerjaannya/sektor pekerjaan, maka penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 sebanyak 260.385 jiwa bekerja di sektor Pertanian, 99.033 jiwa bekerja di sektor Industri, 31.151 jiwa bekerja di sektor Konstruksi, 98.287 jiwa bekerja di sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, 18.893 jiwa bekerja di sektor Angkutan/Komunikasi, 75.930 jiwa bekerja di sektor Jasa-jasa dan sisanya 9.332 jiwa bekerja di sektor lain-lain. Struktur penduduk dilihat dari jenis lapangan pekerjaan ditunjukkan oleh gambar berikut ini:

Gambar 4.11 Diagram struktur penduduk berdasarkan lapangan pekerjaan

(14)

Dari gambar di atas diketahui bahwa penduduk Kabupaten Kebumen masih dominan berkerja di sektor Pertanian yaitu sebesar 44%, dan 17% bekerja di sektor industri serta 17% bekerja di sektor perdagangan, hotel dan restoran.

4.3

Gambaran Demografi

Topografi Kebupaten Kebumen berada pada ketinggian di atas permukaan laut pada ketinggian 0 – 997,5 m dpl dengan panjang garis pantai 57,5 km. Kemiringan lahan di wilayah Kabupaten Kebumen dapat dikelompokan dalam 4 (empat) tingkatan, yaitu :

1) 0 – 2 % (datar) meliputi lebih dari separuh wilayah Kabupaten Kebumen yaitu + seluas 66.953 ha atau 52,26 % dari total luas wilayah Kabupaten Kebumen.

2) 2 – 15 % (bergelombang), meliputi luas wilayah sebsar kurang lebih 5.944,37 ha atau sekitar 4,64 % daritotal luas wilayah Kabupaten Kebumen.

3) 15 – 40 % (curam), meliputi luas wilayah sebesar + 21.919,37 ha atau sekitar 17,11 % dari total luas wilayah Kabupaten Kebumen.

4) Lebih dari 40 % (sangat curam), meliputi luas wilayah sebesar + 33.294,6 ha ha atau sekitar 25,99 % dari total luas wilayah Kabupaten Kebumen.

Topografi Kabupaten Kebumen berada pad aketinggian 0 – 997,5 di atas permukaan laut (mdpl) dengan panjang garis pantai sekitar 57,5 km. Kemiringan tanahnya dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) tingkatan sebagai berikut :

Tabel 4.3 Topografi Kabupaten Kebumen

No Topografi % Luas Sebaran Lokasi 1. 0 – 2 % (datar) 52,26% Wilayah tengah dan pesisir

selatan 2. 2 – 15 %

(bergelombang)

4,64%

(15)

sebagian Kecamatan Ayah

Sumber : Profil Daerah Kabupaten Kebumen, 2009

Topografi Kabupaten Kebumen sangat lengkap, terdiri atas daerah pegunungan, dataran sedang, dataran rendah hingga pantai. Dengan variasi topografi tersebut, iklim di Kabupaten Kebumen sepanjang tahun 2009 berada pada kisaran 24,050C s/d 28,950C dengan kelembaban udara rata-rata 80% dan kecepatan angin rata-rata 1,89 knot. Kabupaten Kebumen bercorak agraris dengan penggunaan lahan yang dominan sebagai lahan persawahan, baik sebagai sawah irigrasi teknis maupun tadah hujan. Penggunaan lahan untuk persawahan seluas 39.768 hektar atau 31,04% dari luas wilayah darat, yang terdirid ari lahan sawah teririgrasi seluas 26.429 hektar dan lahan sawah tadah hujan seluas 13.339 hektar. Aliran irigrasi berasal dari Waduk Sempor dan waduk Wadas lintang.

(16)
(17)

Tabel 4.4 Ketinggian dan Luas Kabupaten Kebumen

NO. KETINGGIAN LUAS (HA) PERSENTASE LUAS

(%)

1 0-7m ±26.378,15 Ha 20,59 %

2 7-18m ±22.163,28 Ha 17,30 %

3 18-25m ±15.360,36 Ha 11,69 %

4 25-100m ±23.316,29 Ha 18,20 %

5 100-500m ±40.111,17 Ha 31,31 %

6 500-997,5m ±781,71 Ha 0,61 %

Tabel 4.5 Kemiringan dan Luas Kabupaten Kebumen

NO. KEMIRINGAN

TANAH LUAS (HA)

PERSENTASE LUAS

(%)

1 0-2 % ±66.953,16 Ha 52,26 %

2 2-15 % ±5.944,37 Ha 4,64 %

3 15-40 % ±21.919,37 Ha 17,11 %

(18)
(19)
(20)

4.4

Gambaran Geohidrologi

Kondisi hidrogeologi daerah Kebumen di bagian selatan yang sebagian besar tersusun oleh dataran rendah dan kars mempunyai potensi sumber daya air tanah dengan produktifitas tinggi – sedang. Namun pada sebagian wilayah di bagian utara yang berupa rangkaian pegunungan–perbukitan dengan litologi batuan bersifat tufaan potensi sumber daya air tanahnya secara umum rendah. Pada daerah kars ketersediaan air, baik air tanah maupun air permukaan pada umumnya cukup baik (sedang), namun jumlah total kandungannya, posisi reservoar serta kualitas air belum teridentifikasi dengan jelas disamping itu pada musim kemarau jumlah airnya sangat terbatas. Sedang untuk daerah-daerah yang rawan kekeringan seperti daerah sekitar bumi perkemahan desa Widoro Kecamatan Karangsambung serta daerah Kecamatan Padureso, pada musim penghujan keberadaan airnya cukup baik, namun pada musim kemarau sangat kekurangan air.

(21)
(22)

4.5

Gambaran Klimatologi

Pada tahun 2008 curah hujan di Kabupaten Kebumen lebih rendah dari tahun sebelumnya. Tercatat curah hujan sebesar 2.017,33 mm dan hari hujan hanya 98 hari. Suhu terendah terjadi di stasiun pemantau Wadaslintang pada bulan Januari dengan suhu sekitar 17,80 0C tercatat dengan rata-rata kelembapan udara setahun 82,58% dan kecepatan angin 0,55 m/dtk. Sedangkan pada stasiun pemantauan Sempor suhu terendah 21,20 0C terjadi pada bulan Agustus dengan rata-rata kelembapan udara setahun 84,00% dan kecepatan angin 1,76 m/dtk.

4.6

Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi Ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari Keuangan Daerah bersangkutan yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Aktivitas Perbankan yang terjadi, serta Penyaluran Kredit yang ada. Selain itu kondisi harga-harga yang terdapat di suatu daerah merupakan salah satu informasi terhadap perubahan Inflasi yang terjadi sebagai tolok ukur kestabilan perekonomian daerah bersangkutan.

A. PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN BELANJA DAERAH

(23)

Gambar 4.16 Diagram Sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kebumen 2013 Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 28,46% bila dibandingkan dengan tahun 2012. Sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kebumen berasal dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan serta dari Pendapatan Daerah Yang Sah dengan prosentasi masing-masing sumber sebagai berikut :

Gambar 4.17 Diagram Prosentase Sumber PAD Kabupaten Kebumen Tahun 2013 Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

(24)

Gambar 4.18 Prosentase Jenis Anggaran Pembelanjaan Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2013 Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

B. DANA SIMPANAN MASYARAKAT

Aktivitas perbankan di Kabupaten Kebumen berdasarkan data Bank Indonesia, pada tahun 2013 dapat digambarkan bahwa total asset perbankan (bank umum dan BPR) yang berada di wilayah Kabupaten Kebumen sebesar Rp.3.075.882,00 juta. Kondisi ini meningkat 17,54% dibanding tahun sebelumnya. Dana simpanan masyarakat mencapai angka Rp.3.058.648,00 juta yang terdiri atas giro (7,71%), simpanan berjangka 22,19% serta tabungan 69,79%. Dari ketiga jenis simpanan masyarakat tersebut yang mengalami peningkatan paling besar adalah giro yang meningkat 62,91% dari tahun sebelumnya, simpanan berjangka meningkat 13,81% sedangkan tabungan mengalami peningkatan sebesar 0,49% saja dibanding tahun sebelumnya.

(25)

C. PINJAMAN DAN KREDIT

Pada tahun 2013, pinjaman yang disalurkan oleh semua institusi perbankan yang ada di Kabupaten Kebumen meningkat sebesar 17,83% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp3.029.222 juta.Pinjaman atau kredit yang disalurkan tersebut terdiri dari kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit konsumsi. Kredit Investasi mengalami pertumbuhan tertinggi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sedangkan kredit konsumsi mengalami pertumbuhan yang paling sedikit tetapi mendominasi jenis kredit yang paling besar. Berikut adalah prosentase jenis pinjaman berdasarkan jenis kredit :

Gambar 4.20 Diagram prosentase jumlah kredit berdasarkan jenis kredit di Kabupaten Kebumen Tahun 2013

Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Jika dilihat dari jenis sektor yang melakukan kredit di Kabupaten Kebumen, maka pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada sektor listrik, gas, dan air yang tumbuh sebesar 4.072,87% diikuti sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh sebesar 75,64% pada tahun 2013. Sektor UMKMdi Kabupaten Kebumenmasih menjadi sektor yang menarik dibiayai oleh perbankan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan pembiayaan kepada sektor UMKM. Kredit UMKM pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 24,77%, secara nominal mencapai angka Rp.1.311.427 juta bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

(26)

masing-masing sebesar 43,95% dan 44,37% dari total penyaluran kredit UMKM. Sedangkan kredit skala Menengah hanya 11,68% saja dari total penyaluran kredit UMKM.

D. INFLASI DAN HARGA

Perubahan harga di berbagai sektor di suatu wilayah terkait erat dengan tingkat inflasi yang terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh besarnya angka inflasi sangat dipengaruhi oleh perubahan harga barang dan jasa yang terjadi di wilayah tersebut. Pada tahun 2013, Tingkat inflasi Kota Kebumen adalah sebesar 10,46%. Hal tersebut sangat tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya mencapai 4,64%. Satu penyebab diantara naiknya tingkat inflasi tersebut adalah adanya kenaikan harga BBM bersubsidi sehingga barang lainnya juga ikut mengalami kenaikan.

Penyumbang inflasi tahun 2013 yang cukup besar di Kabupaten Kebumen berasal dari sektor Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga sebesar 22,93%, Sektor Sandang sebesar 22,62%, Sektor Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar 21,17% dan Sektor Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 10,63%.

Gambar 4.21 Grafik Perubahan Angka Inflasi berdasarkan kelompok Barang dan Jasa di Kabupaten Kebumen tahun 2009-2013

Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

(27)

Cuci, Tekstil, dan Kain Batik. Dari 9 bahan pokok tersebut hanya sabun cuci dan tekstil yang harganya tetap, sedangkan baranglainnya mengalami kenaikan selama Januari – Desember 2013, terutama Harga Kain Batik/helai yang cukup signifikan mengalami kenaikan. Fluktuasi kenaikan harga 9 bahan pokok tersebut terlihat pada grafik berikut ini :

Gambar 4.22 Grafik kenaikan Harga 9 bahan pokok di Kabupaten Kebumen tahun 2013 Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

4.7

Gambaran Sosial Budaya

Penduduk Kabupaten Kebumen umumnya merupakan penduduk Jawa dialek Banyumasan seperti halnya di wilayah Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Banjarnegara. Penduduk pendatang umumnya dari wilayah sekitarnya dan dari provinsi Jawa Barat seperti Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar.

A. SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

(28)

kepada penduduk untuk mengikuti pendidikan yang seluas-luasnya, terutama pada kelompok umur 7–24 tahun yaitu kelompok usia sekolah. Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat menunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pendidik dan pengajar atau Guru juga sangat menentukan lulusan murid yang akan dihasilkan baik jumlah tenaga pengajar maupun kualitas tenaga pengajar tersebut. Berikut adalah data jumlah sekolah dan jumlah tenaga pengajar di Kabupaten Kebumen:

Tabel 4.6 Jumlah sekolah menurut jenis dan jenjangnya serta jumlah tenaga pengajar di Kabupaten Kebumen Tahun 2013

15 Madrasah Aliyah (MA) Negeri 4 240

16

Madrasah Aliyah (MA)

Swasta 18 230

17 Perguruan Tinggi Negeri 1 13

18 Perguruan Tinggi Swasta 7 309

Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

(29)

Dasar (SD) jumlah sekolah bertambah sebanyak 2 unit (0,22%) dari 905 unit pada tahun sebelumnya menjadi 907 unit di tahun 2013. Sedangkan Di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) juga terjadi penurunan jumlah sekolah sebesar 2,46% di tahun 2013. Sementara untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), jumlah sekolah bertambah 3 buah menjadi sebanyak 110 unit di Tahun 2013. Perubahan jumlah sarana sekolah di Kabupaten Kebumen dari tahun 2009-2013 ditunjukkan oleh gambar berikut ini :

Gambar 4.23 Grafik jumlah sekolah di Kabupaten Kebumen Tahun 2009-2013 Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

B. AGAMA DAN KEPERCAYAAN

Kerukunan hidup beragama antar penduduk di Kabupaten Kebumen berjalan cukup harmonis. Hal tersebut dapat dilihat dari keberadaan tempat-tempat peribadatan yang terletak di sekitar perumahan warga seperti masjid, gereja, langgar dan pondok-pondok pesantren. Pada tahun 2013 jumlah sarana dan prasarana peribadatan di Kabupaten Kebumen tercatat jumlah masjid sebanyak 1.385 buah, musholla sebanyak 3.808 buah, gereja sebanyak 65 buah, vihara sebanyak 10 buah dan klenteng sebanyak 2 buah.

(30)

pesantren yang ada dan tersebar hampir di setiap kecamatan di Kabupaten Kebumen, kecuali Kecamatan Sadang yaitu kecamatan dengan jumlah Desa yang paling sedikit. Banyaknya pondok pesantren di Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 tercatat 179 buah dengan jumlah guru/ustadz sebanyak 1.201 orang dan santri sebanyak 18.574 orang. Wilayah terbanyak memiliki pondok Pesantrenadalah Kecamatan Kebumen dengan jumlah pondok Pesantren sebanyak 36 pondok dengan jumlah santri 2.593 santribaikpria maupun wanita.

Kehidupan beragama yang religius terutama agam Islam juga dapat dilihat dari banyaknya jumlah jemaah haji yang berasal dari Kabupaten Kebumen. Pada Ttahun 2013, jumlah jemaah haji yang diberangkatkan pemerintah dari Kabupaten Kebumen mencapai 942 orang jemaah. Dari jumlah tersebut 457 orang adalah jemaah laki-laki dan 485 orang jemaah perempuan.

C. KESEHATAN

Kesehatan merupakan satu diantara aspek sosial yang menyangkut aspek mendasar dalam pembangunan manusia. Hal tersebut disebabkan karena keberhasilan pembangunan dalam aspek sosial kesehatan akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara jangka panjang. Upaya yangdilakukan pemerintah Kabupaten Kebumen untuk meningkatkan Kualitas kesehatan warganya yaitu dengan menyediakan fasilitas kesehatan baik berupa unit-unit pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan terkait dan ketersedian akses terhadap obat-obatan. Hingga tahun 2013, jumlah rumah sakit pemerintah sebanyak 1 Unit, Rumah Sakit Swasta sebanyak 12 unit, jumlah Puskesmas (perawatan/non perawatan) sebanyak 34 unit, dan Puskesmas Pembantu sebanyak 74 unit. 13 Unit Rumah Sakit tersebut tersebar di 7 Kecamatan sebagai berikut :

Tabel 4.7 Sebaran Unit Rumah Sakit di Kabupaten Kebumen

(31)

Sedangkan Unit Puskemas yang juga menyediakan fasilitas rawat inap/perawatan yaitu sebanyak 10 unit tersebar di 11 Kecamatan sebagai berikut :

Tabel 4.8 Sebaran Unit Puskesmas Perawatan di Kabupaten Kebumen

NO KECAMATAN JUMLAH UNIT PUSKES PERAWATAN

1 Kec. Ayah 1

Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Sedangkan untuk tenaga medis yang ada di Kabupaten Kebumen, pada tahun 2013 jumlah dokter (umum, spesialis, dan gigi) secara keseluruhan berjumlah 192 orang, sedangkan yang bertugas di puskesmas/pustu sebanyak 33 orang dokter umum dan 28 orang dokter gigi. Akses pelayanan kesehatan lainnya seperti ketersediaan obat diharapkan dapat menjangkau seluruh masyarakat. Pada tahun 2013, jumlah apotik yang terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen sebanyak 50 buah.

D. HUKUM

Hukum dan Pembangunan di bidang Hukum merupakan satu diantara aspek sosial masyarakat yang berfungsi untuk menciptakan sistem dan produk hukum guna mengayomi dan memberikan landasan hukum dalam kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan sosial yang terkait dengan aspek Hukum di Kabupaten Kebumen dapat dilihat dari banyaknya kasus perkara pidana dan perdata baru yang masuk ke Pengadilan Negeri Kebumen.

(32)

E. SOSIAL LAINNYA

Kehidupan Sosial di dalam lingkungan masyarakat terdiri dari beberapa golongan masyarakat. Satu diantaranya adalah penyandang cacat, anak yatim piatu dan terlantar. Pembangunan manusia secara keseluruhan harus menyentuh semua golongan masyarakat yang ada. Perwujudan pembangunan manusia secara menyeluruh dapat dilakukan dengan pengembangan melalui keterpaduan upaya antara lain bimbingan, santunan, dan rehabilitasisosial penyandang cacat. Jumlah penyandang cacat di Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 tercatat sebanyak 11.290 orang. Dari jumlah tersebut 24,39% diantaranya adalah penyandang cacat tubuh; 14,97% cacat netra; 15,42% cacat wicara; 24,74% cacat mental dan 20,48% adalah cacat lainnya.

Gambar 4.24 Grafik banyaknya penyandang cacat menurut jenis kecacatan di Kabupaten Kebumen Tahun 2009-2013

Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

(33)

Gambar

Tabel 4.1Jumlah Kecamatan, Kelurahan/ Desa Di Kabupaten Kebumen
Gambar 4.1Peta Administratif Kabupaten Kebumen
Gambar 4.2Grafik Jumlah Hari Hujan dan Rataan Curah Hujan per Bulan di KabupatenKebumen tahun 2009 – 2013 (Sumber : Kebumen Dalam Angka,2014)
Gambar 4.3Diagram Jenis dan luas penggunaan Lahan di Kabupaten Kebumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah penduduk Kabupaten Lamongan hingga tahun 2013 yaitu 1.179.059 jiwa dimana wilayah dengan jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Paciran sebesar 90.700

Nilai dan kontribusi sektor dalamPDRB Kota Yogyakarta dapat dilihat berdasarkan harga konstan dan harga berlaku.PadaTahun 2013 PDRB Kota Yogyakarta tumbuhsebesar

Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi bahwa registrasi penduduk terakhir per-kecamatan diketahui bahwa keseluruhan jumlah

Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2009 memuat berbagai data tentang kesehatan, yang meliputi derajat kesehatan, upaya kesehatan, dan sumber daya

Dari data dan hasil analisis perhitungan yang dilakukan terhadap pertumbuhan penduduk di 5 kecamatan Kota Binjai dalam kurun waktu 10 tahun sebelumnya (tahun 2004

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung

Kondisi laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut. Laju

Dilihat dari golongan usia 7-12 tahun angka partisipasi sekolah (APS) Kabupaten Lahat pada tahun 2012 sebesar 98,28 persen yang artinya terdapat sebanyak 98 penduduk yang