ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JIMPITAN
LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah
(A.Md.E.Sy)
Disusun Oleh :
MULYANI
NIM : 64010150005
PROGRAM STUDI D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
i
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JIMPITAN
LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah
(A.Md.E.Sy)
Disusun Oleh :
MULYANI
NIM : 64010150005
PROGRAM STUDI D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
ii
iii
iv
v MOTTO
“Perubahan tidak akan hadir jika kita hanya menunggu orang lain dan
menunda-nunda di lain waktu. Kitalah orangnya sebenarnya sedang
ditunggu tersebut. Kita adalah perubahan yang kita cari.” (Barack Obama)
“Hidup bukan tentang mencari kebahagiaan atau menghindari luka. Hidup adalah tentang menikmati keduanya. Menikmati bahagia dengan syukur
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya dan tugas akhir ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua Orang Tua, yang telah memberikan doa, semangat, dan kasih
sayang yang tiada tara.
2. Kakak yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat.
3. Keluarga besar yang telah memberikan doa dan motivasi yang
membangun bagi saya.
4. Sahabat-sahabat yang telah memberikan doa, semangat, motivasi,
bantuan, kritik dan saran.
5. Seluruh Staf KJKS BMT Syamil Ampel Boyolali, terima kasih atas
semua bantuan yang diberikan.
6. Sahabat ku Mita, Dina, Ririh, Novinda dan teman-teman Diploma III
IAIN Salatiga angkatan 2015.
7. Bapak Nur Huri Mustofa,S.Ag.,M,Si terima kasih atas bimbingannya
mulai awal pembuatan tugas akhir hingga terselesaikannya tugas akhir
vii ABSTRAK
Mulyani. 2018. Analisis Strategi Pemasaran Jimpitan Lebaran Di BMT
Syamil Ampel. Tugas Akhir Diploma III, Program Studi
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing :Nur Huri Mustofa, M.SI.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meneliti strategi pemasaran yang telah diterapkan BMT Syamil Ampel Boyolali. Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah Apa saja strategi yang dilakukan dalam memasarkan produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel Boyolali?,Apa saja kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk jimpitan lebaran tersebut? danBagaimana cara mengatasi kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk tersebut?. Bagaimana perkembangan produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel Boyolali?.Penelitian ini menggunakan pelelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi dan wawancara dengan pihak yang terkait dengan BMT Syamil Ampel Boyolali.
Hasil penelitian ini adalah Strategi yang digunakan BMT Syamil dalam memasarkan produk jimpitan lebaran yaitu menggunakan konsep bauran pemasaran yaitu strategi produk, strategi harga, strategi tempat, sumber daya manusia, strategi promosi dan bukti fisik. Kendala yang dihadapi marketing dalam memasarkan produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel yaitu rendahnya sumber daya manusia, banyaknya lembaga keuangan lain yang menawarkan produk yang sama. Strategi untuk menghadapi kendala memasarkan produk jimpitan lebaran adalah BMT Syamil meningkatkan kualitas SDM agar dapat bersaing dengan lembaga keuangan yang lain. Perkembangan produk jimpitan lebaran pada tahun 2013-2017 jumlah anggota setiap tahunnya selalu meningkat, hal tersebut dipengaruhi oleh minat masyarakat yang semakin meninggkat karena masyarakat sudah mulai paham akan pentingna produk tabungan tersebut.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang penulis memanjatkan puja puji syukur atas kehadirat Allah
SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK JIMPITAN LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL
BOYOLALI” sebagai syarat memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
Walaupun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, baik
dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajian tetapi penulis telah
berusaha untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan bimbingan, kritik
dan saran dari pembimbing. Dalam kesempatan kali ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan banyak bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas
Akhir di antaranya :
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga.
3. Ari Setiawan S.Pd.M.M selaku Ketua Program Studi Diploma III
ix
4. Bapak Nur Huri Mustofa,S.Ag.,M.Si selaku pembimbing yang
senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
pengarahan, pemikiran, dan semangat kepada penulis ditengah
kepadatan tugas beliau, semoga Allah mempermudah setiap langkah
dan senatiasa melimpahkan kebaikan.
5. Bapak Abdul Aziz NP,S.Ag.,M.M. selaku DPL magang di BMT
Syamil Ampel.
6. Pihak KJKS BMT Syamil Ampel yang telah berkenan memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dengan
memberikan informasi dan data kepada penulis yang penulis butuhkan
dalam penelitian ini.
7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan motivasi kepada
penulis.
8. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara material dan
non material.
9. Sahabat-sahabatku Mita, Dina, Ririh, Novinda dan teman-teman
seperjuangan DIII Perbankan Syariah 2015, yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang
telah diberikan kepada penulisdalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
MOTTO ... v
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 4
E. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Telaah Penelitian Sebelumnya ... 7
xi
1. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) ... 11
2. Manajemen Pemasaran ... 19
3. Simpanan ... 32
BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN ... 40
A. Gambaran Umum BMT Syamil Ampel ... 40
B. Visi dan Misi ... 40
C. Struktur Organisasi ... 41
D. Susunan Manajemen BMT Syamil Ampel ... 41
E. Tujuan Pokok dan Fungsi Pengurus, Pengawas, dan Pengelelola 42 F. Produk BMT Syamil Ampel ... 58
BAB IV ANALISIS ... 62
A. Strategi yang digunakan dalam memasarkan produk Jimpitan Lebaran di BMT Syamil Ampel Boyolali ... 62
B. Kendala-kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk Jimpitan Lebaran ... 66
C. Cara mengatasi kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk Jimpitan Lebaran ... 66
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Perbedaan antara konsep penjualan dengan konsep pemasaran 23
Tabel 4.2.Jumlah nasabah tabungan Jimpitan Lebaran ... 67
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.Struktur Organisasi BMT Syamil Ampel ... 41
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Permohonan Pembiayaan
Lampiran 2. Slip Setoran Jimpitan
Lampiran 3. Slip Setoran Tabungan
Lampiran 4. Slip Angsuran
Lampiran 5. Slip Pembiayaan
Lampiran 6. Slip Penarikan
Lampiran 7. Buku Tabungan
Lampiran 8. Buku Tabungan Jimpitan Sadran
Lampiran 9. Buku Tabungan Jimpitan Lebaran
Lampiran 10. Formulir Pendaftaran Anggota BMT
Lampiran 11. Brosur Tabungan Simpanan Pendidikan
1 BAB I
PENDAHULUAN A.Latar Belakang
Sistem keuangan Islam yang bebas dari prinsip bunga diharapkan
mampu menjadi alternatif terbaik dalam mencapai kesejahteraan
masyarakat. Penghapusan prinsip bunga ini memiliki dampak mikro yang
cukup signifikan, karena bukan hanya prinsip investasi langsung namun
juga prinsip investasi tidak langsung yang harus bebas bunga. Baitul Mal
Wa Tamwil(BMT) merupakan lembaga keuanganmikro yang dioperasikan
dengan prinsip bagi hasil untukmenumbuh kembangkan derajat dan
martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin. Sebuah lembaga
yang tidak saja berorientasi bisnistetapi juga sosial. Lembaga yang terlahir
dari kesadaran umat danditakdirkan untuk menolong kaum mayoritas,
yakni pengusaha kecil ataumikro.
Lembaga yang tidak terjebak pada permainan bisnis
untukkeuntungan pribadi, tetapi membangun kebersamaan untuk
mencapaikemakmuran bersama.Berangkat dari kebijakan pengelolaan
BMT yang memfokuskananggotanya pada sektor keuangan dalam hal
penghimpunan dana danpendayagunaan dana, maka bentuk yang idealnya
adalah KoperasiSimpan Pinjam Syariah yang selanjutnya disebut KJKS
(Koperasi JasaKeuangan Syariah) sebagaimana Keputusan Menteri
Koperasi RI No:91/M.KUKM/IX/2004 “Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Seiring dengan berkembangnya zaman dan kebutuhan
semakinmeningkat, manusia tidak mampu memenuhi kebutuhannya dalam
satuwaktu. Misalnya pada waktu menjelang hari raya Idul Fitri dimana
semuaorang harus mempersiapkan banyak kebutuhan yang diperlukan
untukmenyambut hari raya Idul Fitri. Sudah menjadi tradisi umat muslim
untukmempersiapkan berbagai Kebutuhan menjelang Idul Fitri dimana
kebutuhan tersebut tidaklah sedikit. Bagi karyawan kebutuhan hari
rayaakan sedikit terbantu karena mendapatkan Tunjangan Hari Raya
(THR).Namun tidak untuk masyarakat biasa yang bekerja sebagai
wiraswasta,maka kebutuhan hari raya akan terasa berat mengingat mereka
harusmemikirkan berbagai kebutuhan seperti pakaian, sembako atau
mungkinuntuk masyarakat yang mudik pastinya membutuhkan biaya yang
tidaksedikit (Fadlilah,2016).
Semua agama dan budaya mempunyai hari-hari yang diagungkan
atau yang disebut dengan “hari besar” atau hari raya. Dalam agama Islam
hari raya yang sah dan resmi menurut agama itu sendiri ada dua, yaitu idul
fitri dan idul adha. Hari raya idul fitri adalah puncak pengamalan hidup
sosial keagamaan rakyat Indonesia. Dapat dikatakan bahwa seluruh rakyat
selama satu tahun diarahkan untuk dapat merayakan hari besar ini dengan
sebaik-baiknya. Mereka bekerja dan banyak menabung untuk kelak mereka
menikmati pada saat tibanya idul fitri. Sebagai hari raya kegamaan, idul
fitri pertama-tama mengandung makna keruhanian. Dan jika dilihat dari
juga mempunyai makna ekonomis yang besar sekali bagi rakyat. Cukup
sebagai indikasi tentang bagaimana daerah-daerah tertentu memperoleh
limpahan ekonomi dan keuangan dari pemudik (Furqon, 2010).
BMT Syamil Ampel merupakan salah satu lembaga keuangan
mikro yang memiliki produk jimpitan yaitu jimpitan lebaran yang mana
produk tersebut dengan sistem menghimpun dana dari masyarakat yang
dikhususkan dalam memenuhi kebutuhan idul fitri. Dengan adanya
jimpitan lebaran ini dapat memudahkan masyarakat dalam mendapatkan
dana untuk persiapan hari raya karena sebelumnya sudah memiliki
tabungan yang disimpan dan dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan
pada hari raya idul fitri. Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis
tertarik untuk meneliti dengan judul “STRATEGI PEMASARAN
JIMPITAN LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI”.
B.Rumusan Masalah
Dalam pembuatan Tugas Akhir ini dapat terperinci dan terarah
sesuai dengan latar belakang, penulis mengemukakan rumusan masalah
yaitu sebagai berikut :
1. Apa saja strategi yang dilakukan dalam memasarkan produk jimpitan
lebaran di BMT Syamil Ampel Boyolali?
2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk jimpitan
lebaran?
3. Bagaimana cara mengatasi kendala yang dihadapi dalam memasarkan
4. Bagaimana perkembangan produk jimpitan lebaran lima tahun terakhir
di BMT Syamil Ampel Boyolali?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam pembuatan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan dalam
memasarkan produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel.
2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam memasarkan
produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel Boyolali.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kendala yang dihadapi
dalam memasarkan produk jimpitan lebaran.
4. Untuk mengetahui perkembangan produk jimpitan lebaran di BMT
Syamil Ampel.
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Pembaca
Untuk memberikan pengetahuan serta sebagai acuan dalam
melalukan penelitian selanjutnya dan memberikan wawasan tentang
produk jimpitan lebaran.
2. Bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
Berguna sebagai informasi dan tabahan referensi untuk penelitian
yang akan datang tentang Produk Jimpitan Lebaran.
Sebagai masukan yang dapat dipertimbangkan untuk merancang
strategi yang diperlukan dalam memasarkan Produk Jimpitan Lebaran
di BMT Syamil Ampel dan dapat bersaing dengan BMT yang lain.
E.Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan
deskriptif kualitatif.
2. Jenis Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari pelanggan/penumpang berupa
jawaban terhadap pertanyaan dalam wawancara.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh malalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan
yang berkaitan dengan permasalahan penelitian (Suprapto, 2011: 239).
3. Metode Pengumpula Data
a. Observasi
Peneliti mengadakan observasi langsung ketempat objek yang akan
penulis teliti yaitu di BMT Syamil Ampel Boyolali.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana
pewawancara dalam mengumpulkan data mangajukan suatu
c. Dokumentasi
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari sesorang.
d. Studi Pustaka
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
membaca buku, jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian
terdahulu.
F. Sistematika Penulisan
Rangkaian sistematika dimulai bab I yang membahas tentang latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
peneliian dan sistematika penulisan.
Bab II landasan teori berisikan telaah penelitian sebelumnya dan
teori yang melandasi masalah yang dibahas yaitu mengenai Baitul Mal Wa
Tamwil, Manajemen Pemasaran, dan Simpanan.
Bab III gambaran objek penelitian yang membahas tentang
gambaran umum, sejarah, Visi dan Misi, struktur organisasi, susunan
manajemen kepengurusan, tujuan pokok dan fungsi pengurus, pengawas,
dan pengelelola, dan produk yang ada di BMT SYAMIL.
Bab IV membahas tentang bagaimana BMT Syamil Ampel
melakukan strategi pemasaran dalam memasarkan produk jimpitan lebaran,
kendala yang dihadapi, cara mengatasi kendala yang dan perkembangan
produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel.
7 BAB II
LANDASAN TEORI A.Telaah Penelitian Sebelumnya
Penelitian Furqon (2010) yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri Pada BMT Al-Fath IKMI Pamulang”. Dan dapat disimpulkan bahwa ada empat strategi dalam memasarkan produk
simpanan idul fitri dilakukan BMT Al-Fath dengan cara yang pertama
yaitu ceramaah keagamaan secara rutin dengan masyarakat. Yang kedua,
strategi harga dalam menetapkan harga BMT tidak memberatkan
masyarakat yaitu dengan biaya Rp 10.000,00 dalam membuka rekening
sehingga simpanan sangat terjangkau. Yang ketiga, adanya strategi produk
dengan akad mudharabah muthlaqah yaitu dengan timbal balik jasa berupa
bagi hasil yang kompetitif sesuai dengan syariat islam. Keempat, adanya
strategi distribusi dengan adanya market channel di atas dinas koperasi
maupun BMT center, produk maupun layanan BMT Al-Fath dapat di
distribusikan.
Fadlilah (2016) yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk
Simpanan Idul Fitri (Shari) Pada KSPPS Arthamadina Banyuputih
Batang”. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan KSPPS Arthamadina Banyuputih pada Simpanan Idul Fitri
(Shari) adalah strategi produk menggunakan akad wadiah yad dhamanah,
strategi harga yang tidak terlalu mahal hanya Rp 60.000,00 per bulan,
dengan menerapkan sistem jemput bola yang penting dalam distribusi
produk Simpanan Idul Fitri (Shari) yaitu pihak KSPPS Arthamadina
menjamin pencairan (likuiditas) dana produk shari, dan strategi promosi
yang dilakukan yaitu dengan promosi diadakannya hadiah-hadiah,
brosur-brosur, dan dengan ceramah-ceramah sekaligus mempromosikan produk
shari.
Penelitian Mahendra (2016) yang berjudul “Strategi Pemasaran Pada Produk Sahara (simpanan hari raya idul fitri) di KSPPS El Amanah
Kendal”. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi promosi yang di lakukan KSPPS El Amanah dalam memasarkan Produk
Simpanan Hari Raya Idul Fitri adalah dengan brosur-brosur yang menarik
dan agamis, serta sistem pemasaran (promosi) dengan sistem jemput bola.
Kedua, adanya strategi harga, dalam menetapkan harga KSPPS El Amanah
tidak memberatkan masyarakat dalam menjadi mitra KSPPS El Amanah
dalam membuka rekening sehingga simpanan sangat terjangkau. Ketiga,
adanya strategi produk dengan akad Wadi’ah, yaitu dengan memberikan
timbal balik dengan cara memberikan bonus berupa kebutuhan sembako,
seperti minyak goreng, gula, sirup, dan lain-lain. Keempat, adanya strategi
distribusi dengan adanya sistim jemput bola, sehingga produk maupun jasa
layanan KSPPS El Amanah dapat di distribusikan.
Penelitian Entaresmen (2016) yang berjudul “Strategi Pemasaran Terhadap Penjualan Produk Tabungan Ib Hasanah Di PT. Bank Negara
kerja lapangan yang dilakukan penulis pada produk Tabungan iB Hasanah
di BNI Syariah Kantor Cabang X, maka dapat diambil kesimpulan Strategi
pemasaran yang dilakukan BNI Syariah dalam memasarkan produk
Tabungan iB Hasanah yakni mengacu pada teori marketing mix 9P yang
meliputi process (proses), people (orang atau target pemasaran), product
(produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), partners
(mitra), persentation (persentasi) serta passion (ketertarikan).
Penelitian Nazaruddin (2007) yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Tabungan Shar-E Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Kantor Cabang Palembang”. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa sebagai bank berbasis syariah Bank Muamalat telah
melaksanakan upaya-upaya pemasaran berupa menawarkan tabungan
Shar-e dShar-engan manfaat utama produk bShar-erupa jasa pShar-engShar-elolaan dana dShar-engan
sistem bagi hasil yang sesuai syariah, menjalin kerjasama strategis dengan
pihak-pihak yang dapat mendukung proses penyampaian jasa, mendesain
sebuah proses penyampaian jasa berbasis teknologi, merekrut dan
membina Kru Muamalat melalui dan dengan mendirikan Institut
Muamalat, melaksanakan program-program promosi yang dekat dengan
masyarakat dengan turut serta dalam kegiatan syiar Islam, berusaha
mewujudkan sebuah atmosfer kegiatan perbankan berbasis syariah dengan
menyediakan fasilitas musholla di setiap kantornya dan menetapkan tarif
Penelitian Maesari, Ibdalsyah, dan Hakiem (2015) yang berjudul
“Pengaruh Strategi Pemasaran Produk Tabungan IbHasanah Dengan Akad
Wadiah Terhadap Tingkat Pertumbuhan JumlahNasabah Bni Syariah
Cabang Bogor”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran produk tabungan iB Hasanah dengan akad wadiah yang
telah dilakukan BNI Syariah Cabang Bogorselama ini yaitu diantaranya
merekrut tenaga marketing (freelance), strategimembuka gerai (opentable),
strategi kerjasama (joint to school and campus), strategi sponsor, dan
strategi payroll penggajian.
Penelitian Fatimah dan Metekohy (2013) yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Murabahah Pada Bank X Syariah Cabang
Tangerang Selatan”. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, harga,
promosi dan tempat, harus mengacu pada strategi pertumbuhan. Untuk
meningkatkan pertumbuhan produk, perusahaan secara agresif
menekankan kelebihan-kelebihan produk kepada nasabah. Pada strategi
tempat, perusahaan memilih posisi yang sangat mendukung strategi
pertumbuhan perusahaan. Pemilihan tempat di pusat bisnis yang
merupakan daerah perkantoran dengan kemudahan transportasi sangat
memudahkan nasabah mencapainya. Terakhir untuk strategi promosi
adalah dengan penekanan secara agresif melalui iklan, personal selling,
Penelitian Faiqoh (2013) yang berjudul “Analisis Strategi
Pemasaran KPRS di Bank Muamalat Cabang Kudus”. Berdasarkan
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan oleh
Bank Muamalat Cabang Kudus untuk mengembangkan dan memasarkan
produk KPR Syariah dengan akad murabahah adalah dengan metode
Marketing Mix yang meliputi produk, harga, lokasi, dan promosi.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank Muamalat dalam memasarkan produk
KPR Syariah di Bank Muamalat Cabang Kudus yaitu, pemahaman
masyarakat yang masih kurang terhadap bank syariah dalam hal ini adalah
KPR Syariah dan banyaknya pesaing dari bank lain sehingga menjadikan
nasabah lebih banyak pilihan.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam Tugas
Akhir ini dengan penelitian terdahulu selain pada objek penelitian atau
tempat penelitian penelitain yang dilakukan penulis terfokus pada strategi
pemasaran, kendala yang dihadapi, cara mengatasi kendala dalam
memasarkan produk dan perkembangan produk.
B.Kerangka Teori
1. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)
a. Pengertian Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)
Secara bahasa baitul mal terbentuk dengan meng-idhafah-kan
berharga yang dikumpulkan dan dimiliki. Baitul Maal Wa Tamwil
(BMT) ialah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bait
al-mal wa at-tamwildengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha
produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan
ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain
mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan
ekonominya.
BMT adalah lembaga ekonomi atau keuangan syariah
nonperbankan yang sifatnya informal karena lembaga ini didirikan
oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang berbeda dengan
lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya.
Oleh karena itu, keberadaan BMT selain dianggap sebagai media
penyalur pendayagunaan harta ibadah, seperti zakat, infak, dan
sedekah juga bisa dianggap sebagai institusi yang bergerak di bidang
investasi yang bersifat produktif seperti layaknya bank. Selain
berfungsi sebagai lembaga keuangan, BMT juga berfungsi sebagai
lembaga ekonomi. Sebagai lembaga keuangan, ia bertugas
menghimpun dana dari masyarakat (anggota BMT) dan
menyalurkannya kepada masyarakat (anggota BMT).
Secara legal-formal, BMT sebagai lembaga keuangan mikro
berbentuk badan hukum koperasi. Sistem operasional BMT
mengadaptasi sistem perbankan syariah yang menganut sistem bagi
rumah harta. Sebagai rumah harta, lembaga ini dapat mengelola dana
yang beraal dari zakat, infak dan sedekah (ZIS). Di sinilah
sebenarnya letak keunggulan dari BMT dalam hubungannya dengan
pemberian jaminan kepada pihak yang tidak memiliki
persyaratan/jaminan yang cukup. BMT memiliki konsep pinjaman
kebajikan (qardh al-hasan) yang diambil dari dana ZIS atau dana
sosial. Dengan adanya model pinjaman ini, BMT tidak memiliki
resiko kerugian dari kredit macet yang mungkin saja terjadi.
b. Fungsi, Tujuan, Visi dan Misi BMT
Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi, yaitu baitul mal
dan baitul tamwil. Berikut penejelasannya :
1) Baitul mal (bait = rumah, al-mal = harta) menerima titipan dana
ZIS (Zakat, Infak, dan Sedekah) serta mengoptimalkan
distribusinya dengan memberikan santunan kepada yang berhak
(ashnaf) sesuai dengan peraturan dan amanat yang diterima.
2) Baitul tamwil (bait = rumah, at-tamwil = pengembangan harta)
melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan
investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha
mikro dan kecil, terutama dengan mendorong kegiatan
menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.
BMT bertujuan mewujudkan kegiatan kehidupan keluarga dan
masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai, dan sejahtera.
Visi BMT adalah mewujudkan kualitas masyarakat di sekitar BMT
yang selamat, damai, dan sejahtera dengan mengembangkan lembaga
dan usaha BMT serta POKUSMA (Kelompok Usaha Muamalah)
yang maju berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan, dan
berkehati-hatian. Misi BMT adalah mengembangkan POKUSMAN
dan BMT yang maju berkembang, terpercaya, aman, nyaman,
transparan, dan berkehati-hatian sehingga terwujud kualitas
masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai, dan sejahtera.
Jika dilihat dalam kerangka sistem ekonomi islam, tujuan BMT
dapt berperan melakukan beberapa hal, yaitu :
1) membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi umat
dalam program pengentasan kemiskinan,
2) memberikan sumbangan aktif terhadap upaya pemberdayaan dan
peningkatan kesejahteraan umat,
3) menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi
anggota dengan prinsip syariah,
4) mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan gemar
menabung,
5) menumbuhkembangkan usaha-usaha yang produktif dan
memberikan bimbingan atau konsultasi bagi anggota di bidang
usahanya,
6) meningkatkan wawasan atau kesadaran umat tentang sistem dan
7) membantu para pengusaha lemah untuk mendapatkan modal
pinjaman, dan
8) menjadi lembaga keuangan yang dapat menopang percepatan
pertumbuhan ekonomi nasional(Huda,2016:20-41).
c. Manajemen Produk Baitul Mal Wa Tamwil 1) Produk Penghimpunan Dana
BMT dalam pelaksanaan tugasnya tidak terlepas dari
penghimpunan dana dan penyaluran dana. Dua fungsi ini
merupakan bagian dari fugsi manajemen BMT. Dalam hal
manajemen penghimpunan, prinsip utama yang paling penting
adalah bagaimana menimbulkan kepercayaan dari masyarakat
terhadap BMT dan hal ini terkait erat dengan kinerja. BMT
sebagai lembaga usaha bersama, dalam mengelola dana
anggotanya, harus memiliki komitmen dan integritas terhadap
prinsip muamalah. Oleh karena itu, dalam proses penghimpunan
harus mempertimbangkan dua hal penting, yaitu asas dana yang
sehat dan benar serta prosedur persetujuan, dokumentasi,
administrasi dan pengawasan penghimpunan dana. Sumber dana
yang dihimpun harus diketahui kehalalannya.
BMT menghimpun dana dalam jumlah yang terbatas. Untuk
itu, BMT harus mampu mengidentifikasi berbagai sumber, dana
kemudian mengemasnya menjadi berbagai produk yang bernilai
titipan (wadi’ah), investasi (mudharabah muthlaqah atau
mudharabah muqayyadah), dan akad sosial dalam bentuk zakat,
infak, sedekah, wakaf tunai, serta hibah.
Produk penghimpunan dana pada BMT ada dua, yaitu sebagai
berikut :
a) Wadi’ah
b) Simpanan Berjangka (Mudharabah)
2) Produk Penyaluran Dana
Menurut Huda (2016) Penyaluran dana dalam BMT adalah
suatu transaksi penyediaan dana kepada anggota atau calon
anggota yang tidak bertentangan dengan syariah, juga tidak
termasuk jenis penyaluran dana yang dilarang secara hukum
positif. Penyaluran dana memiliki fungsi :
a) Meningkatkan daya guna, peredaran, dan lalu lintas uang
anggota atau calon anggota,
b) Meningkatkan aktivitas investasi BMT, dan
c) Sebagai sumber pendapatan terbesar BMT.
Dalam mengelola dana anggota, BMT harus memiliki
komitmen dan integritas terhadap prinsip muamalah. Penyaluran
dana oleh BMT ini dapat dibedakan berdasarkan anggunan dan
jenis pembiyaannya.
a) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi
penyediaan unsur-unsur barang dalam rangka perputaran
usaha.
b) Pembiyaan investasi, yaitu pembiayaan yang diberikan untuk
memenuhi kebutuhan pengadaan sarana atau prasarana usaha
(aktiva tetap).
c) Pembiayaan multi guna, yaitu pembiyaan yang digunakan
untuk sewa barang, talangan dana, atau biaya jasa keperluan
anggota.
Sementara itu pembiayaan berdasarkan segmen pasar BMT
dibagi menjadi dua yaitu :
a) Pembiayaan usaha kecil, yaitu pembiayaan yang diberikan
kapada para anggota yang berprofesi sebagai pedagang atau
pengusaha kecil, baik untuk mengembangkan perputaran
usaha maupun penyediaan prasarana dan sarana usaha.
b) Pembiyaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang diberikan
kepada anggota untuk kebutuhan konsumtif, seperti
pembelian barang elektronik, kendaraan, dan rumah.
Produk penyaluran dana pada BMT yaitu sebagai berikut :
a) Produk Jual Beli
Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang
mendalam pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah
sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelian barang
dengan menjual barang yang telah dibelinya tersebut dengan
ditambah mark-up. Keuntungan BMT nantinya akan dibagi
kepada penyedia dana, yaitu :
1) Al- Murabahah
pinjaman dengan BMT, yaitu :
1) Al- Mudharabah
2) Al- Musyarakah
c) Produk Jasa
Perkembangan dari akad ini meliput :
1) Ijarah
2) Ijarah Muntahiyah Bi At-Tamlik
3) Wadi’ah
1) Qardh
2) Al- Qardh Al- Hasan
e) Produk Pembiayaan
Produk dari akad pembiyaan yaitu sebagai berikut :
1) Al- Murabahah
2) Al- Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)
3) Al- Mudharabah
4) Al-Musyarakah
2. Manajemen Pemasaran a. Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler (2002) Pemasaran adalah suatu proses sosial
yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginankan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain. Fungsi-fungsi pemasaran :
1) Fungsi Pertukaran
Dengan pemasaran, pembeli dapat membeli produk dari
produsen baik dengan menukar uang dengan produk maupun
menukar produk dengan produk (barter) untuk dipakai sendiri
ataupun untuk dijual kembali.
2) Fungsi Distribusi Fisik
Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan mengangkut
upaya menjaga pasokan produk agar tidak kekurangan saat
dibutuhkan.
3) Fungsi Perantara
Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan
konsumen dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang
menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik
(Sudaryono,2016:50).
Dalam hal menjalankan kegiatan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Secara umum tujuan pemasaran bank adalah sebagai
berikut :
1) Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan
dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah
untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara
berulang-ulang.
2) Memaksimumkan kepuasan konsumen melalui berbagai
pelayanan yang diinginkan nasabah.
3) Memaksimumkan pilihan (ragan produk) dalam arti bank
menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah
memiliki beragam pilihan pula.
4) Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien
b. Konsep-Konsep Pemasaran
Dalam kegiatan pemasaran terdapat beberapa konsep pemasaran
di mana masing-masing konsep memiliki tujuan yang berbeda.
Penggunaan konsep ini tergantung kepada perusahaan yang juga
dikaitkan dengan jenis usaha dan tujuan perusahaan yang
bersangkutan. Ada lima konsep dalam pemasaran dimana setiap
konsep dapat dijadikan landasan pemasaran oleh masing-masing
perusahaan :
1) Konsep Produksi
Menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang
tersedia dan selaras dengan kemampuan mereka dan oleh
karenanya manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan
efisiensi produksi dan efisiensi distribusi. Konsep ini merupakan
salah satu falsafah tertua yang menjadi penuntun para penjual dan
merupakan konsep yang menekankan kepada volume produksi
yang seluas-luasnya dengan harga serendah mungkin.
2) Konsep Produk
Konsep ini berpegang teguh bahwa konsumen akan
menyenangi produk yang menawarkan mutu dan kinerja yang
paling baik serta keistimewaan yang mencolok. Oleh karena itu,
perusahaan harus mencurahkan upaya terus-menerus dalam
menekankan kepada kualitas, penampilan, dan ciri-ciri yang
terbaik.
3) Konsep Penjualan
Konsep penjualan berfikir bahwa konsumen tidak akan
membeli cukup banyak produk terkecuali perusahaan
menjalankan suatu usaha promosi dan penjualan yang kokoh.
Dalam konsep ini kegiatan pemasaran ditekankan lebih agresif
melalui usaha-usaha promosi yang gencar.
4) Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai
sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran dan pemberian kepuasan yang diinginkan
secara lebih efektif dan lebih efisien dari yang dilakukan. Menurut
Philip Kotler, konsep ini menekankan ke dalam beberapa
pengertian di bawah ini :
a) Menemukan keinginan pelanggan dan penuhi keinginan
tersebut.
5) Konsep Pemasaran Masyarakat
Merupakan konsep yang bersifat kemasyarakatan, konsep ini
menekankan kepada penentuan kebutuhan, keinginan, dan minat
pasar serta memberikan kepuasan, sehingga memberikan
kesejahteraan konsumen dan masyarakat.Bagi dunia perbankan
konsep yang paling tepat untuk diaplikasikan adalah konsep
pemasaran yang bersifat kemasyarakatan atau paling tidak
menggunakan konsep pemasaran. Dalam konsep ini jelas tertuang
bahwa pelanggan benar-benar harus diperhatikan. Tujuannya
adalah agar pelanggan tetap setia menggunakan produk atau
jasa-jasa yang dihasilkan oleh bank (Kasmir,2014:197-200).
Terdapat beberapa perbedaan antara konsep penjualan dengan
konsep pemasaran, yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.1.Perbedaan antara konsep penjualan dengan konsep pemasaran
No. Konsep Penjualan Konsep Pemasaran
1. Sasaran Pabrik Pasar
2. Fokus Produk yang ada Kebutuhan pelanggan
3. Sarana Penjualan dan promosi Pemasaran terpadu
c. Manajemen Pemasaran Baitul Mal Wa Tamwil
Dalam memasarkan produk BMT banyak kendala-kendala
yang menjadi hambatan pengelolaan dalam pemberdayaan sektor
riil. Kendala-kendala tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu kendala internal dan kendala eksternal.Kendala internal
adalah kendala yang disebabkan karena faktor dari dalam BMT itu
sendiri. Hal ini nampak pada adanya fakta bahwa banyak dijumpai
pengurus atau pengelola BMT belum memahami tentang
prinsip-prinsip syariah dan juga prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik dan
benar. Atau dengan kata lain belum terpenuhinya sumber daya
insani yang mumpuni di bidang ekonomi syariah, sehingga dalam
praktiknya BMT seringkali menjadi sama dengan lembaga
keuangan konvensional yang jauh dari nilai-nilai Islami.
Adapun kendala eksternal adalah kendala yang disebabkan
oleh faktor dari luar BMT, seperti masih adanya budaya masyarakat
yang belum sepenuhnya menerima eksistensi lembaga keuangan
syariah karena di anggap njlimet dan tidak terprediksi. Kendala
pada aspek hukum juga masih dijumpai, yakni terkait dengan status
hukum BMT yang pada umumnya adalah koperasi. Menurut
ketentuan hukum koperasi memerlukan aspek legal lain jika ingin
melakukan kegiatan penghimpunan dana. Fungsi BMT yang hampir
mirip-mirip dengan bank, yakni sebagai lembaga intermediasi
Adanya kendala dimaksud perlu segera dicarikan jalan
keluarnya, agar BMT sebagai lembaga dengan target market sektor
riil berupa usaha-usaha kecil dapat menjalankan perannya dan
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam mengatasi
kendala-kendala yang terjadi, sektor hukum juga mempunyai peran
penting di dalamnya.
Adapun untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan
kegiatan kepada masyarakat, BMT dapat menerapkan
prinsip-prinsip berikut:
1) Prinsip kehati-hatian (prudential principle) dalam melaksanakan
kegiatannya, terutama dalam pemberian pembiayaan kepada
masyarakat.
2) Prinsip mengenal nasabah (know your customer principle), hal
ini lebih menekankan aspek karakter nasabah.
3) Secara internal perlu menerapkan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance, yang meliputi transparancy,
accountability, responsibility, independency, dan fairness.
Kemudian dalam rangka pemasaran produk-produk BMT kepada
masyarakat, ada beberapa strategi yang dapat ditempuh oleh
pengelola BMT yang bersangkutan antara lain yaitu:
1) Meluruskan Niat
Langkah pertama yang harus dilalui pengelola BMT sebelum
niat merupakan cermin perbuatan seseorang. Beberapa petunjuk
praktis di bawah ini dijadikan sebagai bahan rujukan para
pengelola BMT dalam upaya meluruskan niat :
a) Luruskan niat dengan selalu menyebut nama Allah SWT
bahan apa yang hendak dilakukan dalam kerangka pemasaran
produk BMT tidak lain untuk mengaharapkan ridha-nya.
b) Luruskan niat dengan melakukan tindakan yang sesuai
dengan misi BMT.
c) Luruskan niat dengan dilandasi keyakinan bahwa
memasarkan produk BMT juga merupakan salah satu bagian
penting dari serangkaian perjuangan menegakkan
hukum-hukum Allah SWT di muka bumi dan dakwah menuju jalan
yang benar.
d) Luruskan niat dengan menyatakan ikrar dalam hati hendak
memasarkan produk BMT secara maksimal dan pantang
menyerah dalam menghadapi segala tantangan karena
pertolongan Allah SWT akan datang.
2) Memperhatikan Ulama
Hal penting yang perlu diperhatikan pengelola BMT dalam
memasarkan produknya adalah mengunjungi ulama dengan
menjelaskan bahwa pengelolaan BMT mengikuti prinsip-prinsip
syariah. Selain itu, perlu juga menjalin kerja sama dengan
pengaruh (naungan) ulama sehingga dapat tercipta beragam
produk simpanan berbagi hasil, simpanan kurban, simpanan idul
fitri, dan simpanan lain yang dapat mengakses kebutuhan umat.
3) Memperluas jaringan Kerja Sama
Langkah berikutnya yang harus dilalui pengelola dalam
memasarkan produknya adalah dengan memperluas jaringan kerja
sama yang saling menguntungkan sepanjang tidak mengingkari
prinsip-prinsip syariah. Kerja sama ini dilakukan agar BMT
semakin kukuh di masyarakat karena mengalirnya dukungan dan
kerja sama dari berbagai pihak.
4) Menjemput Bola
Salah satu cara efektif yang dilakukan untuk mencapai target
pemasaran adalah dengan melakukan pendekatan “menjemput
bola”. Pendekatan ini dilakukan dengan cara mendatangi calon anggota. Petugas BMT dapat dengan leluasa menjelaskan kepada
calon anggota mengenai konsep keuangan syariah, sistem, dan
prosedur operasional BMT. Dari perspektif syariah, menjemput
bola dapat pula dipahami sebagai upaya mengembangkan tradisi
silaturahim yang menurut Rasulullah SAW dapat menambah
rezeki, memanjangkan umur, serta menjauhkan manusia dari
dendam dan kebencian. Setelah 4 hal tersebut dilakukan,
halselanjutnya yang perlu dikembangkan adalah strategi
a) Pengelola BMT harus bertindak jujur, amanah, dan
profesional. Ia pun harus transparan dalam hal manajemen,
ikhlas menerima kritik dan saran, bijaksana dalam mengambil
keputusan, serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada
semua orang.
b) Pengelola BMT harus memilih produk penghimpunan dana
yang tepat dengan ukuran yang sederhana (mudah dalam
pemasaran, pengelolaan, dan penerapannya sesuai
prinsip-prinsip syariah), tidak terlalu berisiko (dana tersebut
dipercayakan penyimpanannya untuk jangka waktu yang
relatif lama, yaitu satu tahun atau lebih, dengan besaran beban
bagi hasil usaha yang ditentukan berdasarkan perhitungan
wajar, tetapi tetap kompetitif), dan memiliki nilai jual yang
tinggi (produk penghimpunan dana ynag ditawarkan
benar-benar menjawab kebutuhan konkret masyarakat kelas
menengah bawah) (Huda,2016: 187-202).
d. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
Menurut Kotler (2000) Bauran pemasaran adalah kiat
pemasaran yang dipergunakan perusahaan untuk menciptakan
sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Dalam praktiknya,
konsep bauran pemasaran terdiri dari bauran pemasaran untuk
konsep bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat P,
yaitu :
1) Product (produk)
2) Price (harga)
3) Place (tempat/saluran distribusi)
4) Promotion (promosi)
Sementara itu, Boom dan Bitner menambahkan dalam bisnis
jasa, bauran pemasaran di samping empat P seperti yang
dikemukakan di atas, terdapat tambahan tiga P, yaitu :
1) People (orang)
2) Physical Evidence (bukti fisik)
3) Process (proses)
Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penggunaan
konsep bauran pemasaran (marketing mix) untuk produk jasa jika
digabungkan menjadi tujuh P, yaitu :
1) Product (produk)
2) Price (harga)
3) Place (tempat/saluran distribusi)
4) Promotion (promosi)
5) People (orang)
6) Physical Evidence (bukti fisik)
Menurut Kasmir (2014:213) dalam memenangkan persaingan
antara bank dalam menjalankan bauran pemasarannya dapat
dilakukkan berbagai strategi. Berikut ini akan dijelaskan secara
singkat mengenai masing-masing unsur dari bauran pemasaran
(marketing mix) dari definisi yang dikemukakan oleh Philip Kotler,
yaitu sebagai berikut :
1) Product (Produk)
Philip Kotler mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang
dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian untuk
dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan (Kasmir, 2014: 216).
Keputusan-keputusan tentang produk ini mencakup penetuan bentuk
penawaran produk secara fisik bagi produk barang, merek yang
akan ditawarkan atau ditempelkan pada produk tersebut (brand),
fitur yang ditawarkan di dalam produk tersebut, pembungkus,
garansi, dan service sesudah penjualan (after sales service).
Pengembangan produk dapat dilakukan setelah menganalisis
kebutuhan dari keinginan pasarnya yang didapat salah satunya
dengan riset pasar. Jika masalah ini telah diselesaikan, maka
keputusan selanjutnya mengenai harga, distribusi, dan promosi
2) Price (Harga)
Harga salah satu aspek penting dalam marketing mix.
Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan,
mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan
jasa perbankan (Kasmir, 2014: 216). Pada setiap produk atau jasa
yang ditawarkan, bagian pemasaran dapat menentukan harga
pokok dan harga jual suatu produk. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu penetapan harga antara lain biaya,
keuntungan, harga yang ditetapkan oleh pesaing dan perubahan
keinginan pasar (Rianto, 2012: 15).
3) Promotion (Promosi)
Promosi merupakan komponen yang dipakai untuk memberi
tahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan,
sehingga pasar dapat mengetahui tentang produk yang diproduksi
oleh perusahaan tersebut. Adapun kegiatan yang termasuk dalam
aktivitas promosi adalah periklanan, personal selling, promosi
penjualan, dan publisitas. Promosi disini terkait dengan besaran
biaya promosi dan kegiatan promosi yang akan dilakukan. Tujuan
yang diharapkan dari promosi adalah konsumen dapat mengetahui
tentang produk tersebut dan pada akhirnya memutuskan untuk
4) Place (Tempat)
Bagi perbankan, pemilihan lokasi (tempat) sangat penting,
dalam menetukan lokasi pembukaan kantor cabang atau kantor
kas termasuk peletakan mesin ATM, bank harus mengidentifikasi
sasidentifikasi sasaran pasar yang dituju berikut sesuai dengan
core business dari perusahaan (Rianto, 2012: 61).
3. Simpanan
Menurut UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada bank
syariah dan/atau UUS berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dana simpanan
merupakan dana pihak ketiga atau dana masyarakat yang dititipkan dan
disimpan oleh bank, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
tanpa pemberitahuan terlebih dulu kepada bank dengan media penarikan
tertentu (Zulkifli, 2003: 93).
a. Konsep Dasar Pengelolaan Simpanan KJKS BMT
Pelayanan jasa simpanan yang dilakukan oleh KJKS BMT
adalah bentuk simpanan yang terikat dan tidak terikat atas jangka
waktu dan syarat-syarat tertentu dalam pernyertaan dan
penarikannya.Akad simpanan yang biasa digunakan KJKS BMT
1) Wadi’ah
Wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak
ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus
dijaga dan dikembalikan kapan saja apabila si penitip
menghendaki. Prinsip dasar wadi’ah menyebutkan bahwa seorang
penitip wajib membayar seluruh biaya yang dikeluarkan pihak
yang dititipi untuk keperluan pemeliharaan barang yang dititipkan
tersebut, di samping imbalan jasa dalam jumlah yang pantas
sesuai kadar kepatuhan atau berdasarkan kesepakatan antara
kedua belah pihak pada waktu perjanjian wadi’ah dibuat. Dengan
demikian KJKS BMT boleh memungut biaya administrasi dari
anggota yang menitipkan uangnya di KJKS BMT, sedangkan
anggota wajib memenuhinya sebagai jasa yang diberikan KJKS
BMT dalam memelihara keamanan harta (dana) yang dititikan
anggota kepadanya (Sumiyanto, 2008: 110-111). Berikut dasar
hukum akad wadi’ah :
a) QS. Al-Baqarah (2) : 283
ِقَّتَيْل َو ُهَتَناَمَأ َنِمُتْؤا يِذَّلا ِِّدَؤُيْلَف اًضْعَب ْمُكُضْعَب َنِمَأ ْنِإَف ُهَّب ََ َهَّللا
Artinya : Tetapi, jika sebagia kamu mempercayai sebagian
yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaknya ia bertakwa kepada Allah,
b) QS. An-Nisa’ (4) : 58
ِتاَناَمَ ْلْا اوُّدَؤُت ْنَأ ْمُكُرُمْأَي َهَّللا َّنِإ ۚ ِلْدَعْلاِب اوُمُكْحَت ْنَأ ِساَّنلا َنْيَب ْمُتْمَكَح اَذِإ َو اَهِلْهَأ ٰىَلِإ
ا ًري ِصَب اًعيِمَ َناَك َهَّللا َّنِإ ۗ ِهِب ْمُكُظِعَي اَّمِعِن َهَّللا َّنِإ
Artinya : Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu
menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu
menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang
memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha
Mendengar, Maha Melihat.
c) Serahkanlah amanat kepada orang yang mempercayaimu dan
janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu.
(HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Al-Hakim)
d) Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Tunaikanlah amanat (titipan) kepada yang berhak
menerimanya dan janganlah membalas khianat seseorang
yang telah menghianatimu”. (HR. Abu Dawud dan Ar
-Tirmidzi)
e) Dari Ibnu Umar, ia berkata bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, “Tiada kesempurnaan iman bagi setiap orang yang
tidak beramanat dan tiada shalat bagi orang yang tidak
2) Simpanan Berjangka (Mudharabah)
Dalam prinsip ini, penyimpan bertindak sebagia pemilik dana
(shahib al-mal), sedangkan BMT sebagai pengelola usaha
(mudharib). Dana yang dikumpulkan oleh BMT dengan prinsip
mudharabah ini dimanfaatkan lalu disalurkan dalam pembiayaan,
baik dalam bentuk murabahah maupun ijarah. Apabila BMT
memggunakan dana yang dihimpunnya juga dalam pembiayaan
mudharabah, pihak BMT bertanggung jawab terhadap
kemungkinan kerugian yang akan terjadi.
a) Mudharabah muthlaqah. Dalam konsep mudharabah ini tidak
ada pembatasan bagi pihak BMT dalam menggunakan dana
yang berhasil dihimpun. Dengan kata lain, pihak anggota
sama sekali tidak memberikan persyaratan apapun kepada
pihak BMT mengenai jenis usaha, penggunaan akad, atau
peruntukan dana. Berikut syarat yang menyertai produk ini :
1. Pihak BMT wajib memberitahukan kepada para pemilik
dana mengenai nisbah serta hal-hal yang berkaitan dengan
pemberitahuan dana/atau pembagian keuntungan sekaligus
resiko yang dapat terjadi. Apabila kesepakatan telah
tercapai, hal tersebut harus dicantumkan dalam akad.
2. Untuk penghimpunan dana dengan bentuk tabungan
mudharabah, BMT dapat memberikan buku tabungan
3. Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh
penabung sesuai dengan perjanjian yang disepakati, tetapi
tidak diperkenankan untuk mengalami saldo negatif.
4. Deposito dengan akad mudharabah hanya dapat dicairkan
sesuai dengan tempo yang disepakati.
b) Mudharabah muqayyadah. Merupakan penghimpunan dana
yang berbentuk simpanan khusus dimana pihak pemilik dana
dapat menerapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi
BMT (Huda, 2016: 76-79).
b. Pemasaran Produk Simpanan
Dalam memasarkan produk simpanan, ada beberapa strategi
yang diterapkan KJKS BMT, antara lain sebagai berikut :
1) Penerapan target dan insentifnya. Dalam hal ini harus ditetapkan
beberapa target funding (nominal per-produk simpanan dan
jumlah customer) yang akan dihimpun hingga target
per-individu marketer agar jelas arah kebijakan funding-nya. Dengan
demikian harus diformalusasikan pola insentif untuk
fundingyang adil (fair) dan transparan.
2) Melakukan inovasi pendanaan.
3) Pencitraan (brand image). Mewujudkan bahwa KJKS BMT
dikelolasecara professional (baik SDM, pembukuan, dan
pelayanan). Secarakelembagaan harus diupayakan meraih
menanamkan bahwa KJKS BMT adalahlembaga dari, oleh dan
untuk umat. Menanamkan bahwa KJKS BMTadalah sebagai
sebuah lembaga yang strategis untuk memberdayakanumat baik
ekonomi, pola pikir dan ketaqwaan. KJKS BMT
mampumendekati dan dekat dengan masyarakat muslim
khususnya aghniaserta pengusaha muslim. Mewujudkan dan
membuktikan bahwasimpanan dialokasikan untuk peningkatan
kualitas hidup umat.
4) Keunggulan produk. Misalnya, bagi hasil simpanan bersaing
denganlembaga lain, minimal sama. Dari segi pelayanan,
prosedurpembiayaan dan simpanan aman, mudah dan
profesional. Pengelola KJKS BMT berinisiatif untuk
memberikan pelayanan yang mantap kepadaanggota.
5) Transparansi dan akuntabilitas. Membuktikan bahwa simpanan
aggotaaman dan pengelola bersikap amanah.
6) Ekspansi pendanaan. Membuka diri menggalang kerja sama
danproaktif (sehingga memungkinkan mendapat dana-dana dari
lembaga lain).
Adapun teknik yang digunakan dalam pemasaran produk
funding ini adalah :
1) Promosi atau iklan. Ini dapat dilakukan dengan mengirim
surat-suratbaik berisi informasi, laporan perkembangan, permohonan
2) Pendekatan. Ini dapat dilakukan dengan aktif mengadakan
pertemuan dan pengajian yang menghimpun potensi umat Islam,
menyebarkan opini tentang ekonomi syariah, zakat dan
haramnyariba, presentasi di setiap waktu kesempatan di
kalangan umat Islam(masyarakat umum, pedagang, pengusaha,
tokoh, birokrat, dan lain-lain) dan pendekatan langsung
(anjangsana) ke calon anggota potensial.
3) Menjalin kerjasama. Ini dapat dilakukan dengan pembuatan
proposal-proposal kerjasama dengan lembaga terkait lain seperti
BAZDA dan Pemda, melakukan penjajakan dengan pihak
perbankan untuk melakukan executing dan chanelling
pembiayaan(Sumiyanto, 2008: 117-118).
c. Praktik Pengelolaan Simpanan
Dalam praktiknya, simpanan KJKS BMT dapat dibagi dengan
berbagai jenis kebutuhan dan keinginan anggotanya. Secara umum,
simpanan pada KJKS BMT dapat dikelompokkan ke dalam empat
jenis, yaitu :
1) Simpanan pokok dan simpanan wajib. Kedua simpanan ini
merupakan bentuk pemupukan modal yang berasal dari anggota.
2) Simpanan biasa (mudharabah dan wadi’ah). Ini merupakan
3) Simpanan spesial. Ini umumnya meliputi jenis-jenis simpanan
khusus untuk keperluan tertentu seperti walimah, qurban, hari
raya, wisata, aqiqah, dan lain-lainnya.
4) Simpanan berjangka mudharabahdengan kategori 1, 3, 6, dan 12
bulan.
Dalam praktiknya, pengelolaan simpanan pada KJKS BMT
dapat diterapkan beberapa peraturan, baik bersifat umum maupun
khusus pada simpanan-simpanan tertentu. Kebijakan yang dapat
diterapkan secara umum pada setiap produk simapanan KJKS BMT
adalah sebagai berikut :
1) Simpanan hanya diperuntukkan kepada anggota kelompok
simpan pinjam sebagaimana juga untuk penyalurannya dalam
bentuk pembiayaan yang diperuntukkan hanya untuk anggota.
2) KJKS BMT harus menerbitkan buku tabungan anggota untuk
setiap anggota dan mengadministrasi kartu rekening atas nama
anggota.
3) Apabila ada perbedaan saldo antara buku simpanan anggota
dengan kartu rekening yang ada pada KJKS BMT, maka sebagai
patokan sementara (sampai terdapat penyesuaian) adalah saldo
yang berada pada rekening KJKS BMT.
4) Simpanan anggota merupakan syarat untuk mendapatkan
fasilitas pembiayaan dari KJKS BMT (Sumiyanto, 2008:
40 BAB III
GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
A.Gambaran Umum BMT Syamil Ampel
BMT SYAMIL merupakan lembaga keuangan mikro syari’ah yang
berbadan hukum Koperasi,yang mulai beroperasional di Ampel pada tahun
2009. Awal berdirinya merupakan Cabang Otonom dari KJKS BMT
Syari’ah Sejahtera Boyolali, yang kemudian di awal tahun 2012
memutuskan untuk memisahkan diri dari BMT Syari’ah Sejahtera dan berdiri sendiri dengan nama KJKS BMT SYAMIL.Pada tahun 2016,
terjadi perubahan anggaran dasar yang disepakati oleh seluruh anggota
pada Rapat Anggota Luar biasa, salah satu perubahan tersebut terkait
dengan nama KJKS BMT SYAMIL yang berubah menjadi KSPPS BMT
SYAMIL. BMT SYAMIL beralamat di Jl. Ampel-Candi (Depan SMP 1
Ampel),Ampel, Boyolali 57352
B.Visi dan Misi
Semua lembaga atau perusahaan pasti memiliki visi dan misi yang
diterapkan dalam pelaksanaan oprasional sehari-hari untuk mencapai
sasaran, termasuk BMT Syamil Ampel. Berikut merupakan visi dan misi
BMT Syamil dalam menjalankan kegiatan operasionalnya:
Misi:
1. Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
2. Sebagai wadah pemberdayaan ekonomi anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
3. Sebagai gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tataran
perekonomian nasional.
4. Sebagai alternatif pilihan model pengelolaan usaha koperasi.
C.Struktur Organisasi
Gambar 3.1.Struktur Organisasi BMT Syamil Ampel
b. Sekretaris : Joko Purnomo, M.Pd
c. Bendahara : Arif Nugroho Rachman
2. Pengawas
a. Dewan Pengawas Syariah
1) Ketua : Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc.,M.Si
2) Anggota : Nur Muhammad
b. Pengawas Managemen
1) Ketua : Ahmad Hasyim, S.Si
2) Anggota : Sri Mulyanto, S.Pd
3) Anggota : Nuryantiningsih
3. Pengelola
a. Manager : Sumiyati, S.Hi
b. Teller dan Admin : Fitri Yunia Romadhoni, A.Md.Ei
c. Markting : Eva Hindun Khasanah A.Md
Eko Prasetyo A.Md.Ei
E.Tujuan Pokok dan Fungsi Pengurus, Pengawas, dan Pengelelola 1. Pengawas Syari’ah
a. Bertanggung jawab kepada : Rapat Aggota (RA)
b. Fungsi : Mengawasi jalannya kegiatan usaha KJKS BMT
SYAMIL agar tidak menyimpang dari koridor Syari’ah dan norma
yang berkembang ditengah- tengah masyarakat.
c. Tugas Pokok dan Tanggung Jawab Pengawas Syari’ah yaitu
1) Memberikan penilaian terhadap keputusan kegiatan KJKS BMT
SYAMIL terutama yang menyangkut dengan aspek Syari’ah.
2) Mengawasi dan menjaga agar kegiatan usaha KJKS BMT
SYAMIL tidak menyimpang dari prinsip- prinsip Syari’ah.
3) Memberikan saran kepada Pengurus dan Manager, baik diminta
maupun tidak diminta terutama yang berkaitan dengan
pengelolaan sistem syari’ah.
4) Menelaah dan menganalisa produk KJKS BMT SYAMIL dari
segi syari’ah.
5) Membuat laporan hasil pengawasan yang disampaikan dalam
Rapat Anggota.
d. Tugas Khusus Pengawas Syari’ah yaitu : mengembangkan
kemampuan diri melalui training dan sebagainya.
2. Pengawas Manajemen
a. Bertanggung jawab kepada : Rapat Anggota (RA)
b. Fungsi : Mengawasi jalannya kegiatan usaha KJKS BMT
SYAMIL agar tidak menyimpang dari ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Rapat Anggota.
c. Tugas pokok dan tanggung jawab Pengawas Manajemen yaitu :
1) Memberikan penilaian terhadap keputusan kegiatan KJKS BMT
2) Mengawasi dan menjaga agar kegiatan usaha KJKS BMT
SYAMIL tidak menyimpang dari ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Rapat Anggota.
3) Memberikan saran kepada Pengurus dan Manager, baik diminta
maupun tidak diminta.
4) Melakukan audit terhadap pengelolaan KJKS BMT SYAMIL.
5) Membuat laporan hasil pengawasan yang disampaikan dalam
Rapat Anggota.
d. Tugas Khusus Pengawas Manajemen yaitu :
1) Melakukan tugas-tugas khusus yang diamanatkan oleh Rapat
Anggota.
2) Mengembangkan kemampuan diri melalui training dan
sebagainya.
3. Ketua
a. Bertanggung jawab kepada : Rapat Anggota
b. Membawahi :
1) Sekretaris
2) Bendahara
3) Manager
c. Fungsi Ketua yaitu :
1) Menentukan arah kegiatan dan mengelola organisasi secara
keseluruhan demi terwujudnya visi dan misi serta tujuan KJKS
2) Memimpin jalannya KJKS BMT SYAMIL secara professional
dan amanah.
3) Bertanggung jawab terhadap kinerja KJKS BMT SYAMIL baik
secara intern dan ekstern.
4) Mewakili KJKS BMT SYAMIL dalam melakukan tindakan
keluar baik yang bersifat pertemuan, negosiasi, penandatanganan
kerjasama, undangan maupun kepentingan lainnya.
5) Menjaga kelangsungan dan pengembangan usaha KJKS BMT
SYAMIL yang telah ditetapkan oleh pengurus dalam RAT.
6) Melaksanakan program kerja sesuai dengan AD/ART dan
kesepakatan Rapat Anggota.
7) Mengawasi dan memonitoring tugas-tugas pengelola.
8) Memproses rekruitmen dan pemberhentian anggota.
d. Tugas Pokok dan Tanggung Jawab Ketua :
1) Menyelenggarakan RAT.
2) Menyusun rencana strategis (Renstra) yang mencakup, visi dan
misi, tujuan dan sasaran, strategi bisnis, dan RAPB.
3) Menyusun serta menelaah management resiko.
4) Mengajukan RAPB (Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja) KJKS BMT SYAMIL pada Rapat Anggota.
5) Memberikan persetujuan dan atau penolakan terhadap
permohonan pembiayaan anggota sesuai dengan
6) Mengambil keputusan strategis untuk kemajuan usaha KJKS
BMT SYAMIL.
7) Mencari alternatife sumber dana tambahan.
8) Menandatangani perjanjian kerjasama, perjanjian akad
pembiayaan serta dokumen lainnya yang berhubungan dengan
pihak lain.
9) Membuat surat-surat keputusan sesuai dengan kewenangannya.
10) Meminta laporan keuangan dari bendahara.
11) Mengawasi dan memonitor tugas-tugas pengelola.
12) Membuat laporan pertanggung jawaban untuk disampaikan
dalam Rapat Anggota.
13) Memutuskan penerimaan dan pemberhentian anggota sesuai
dengan AD/ART.
14) Memelihara kelangsungan kerukunan dan kesetiakawanan
antar anggota.
15) Memimpin rapat koordinasi dan evaluasi bulanan.
e. Wewenang Ketua yaitu :
1) Melaksanakan dan mengendalikan usaha KJKS BMT SYAMIL.
2) Menyetujui pengeluaran biaya diatas kewenangan bendahara.
3) Mengangkat dan memberhentikan pengelola.
f. Tugas Khusus Ketua :
1) Bersama-sama dengan sekretaris dan bendahara mewakili KJKS
2) Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama KJKS
BMT SYAMIL.
3) Meminta jasa audit dari kantor akuntan public untuk melakukan
audit.
4) Membina dan menjaga hubungan secara harmonis dengan pihak
atau instansi lain dalam kerangka kemitraan.
5) Memberikan arahan dan bimbingan terhadap seluruh karyawan
berkaitan dengan masalah-masalah yang terjadi di lapangan.
6) Mengusahakan tercapainya target kuantitatif dan kualitatif serta
memberikan pelayanan yang prima dengan tetap menjaga segala
resiko.
4. Sekretaris
a. Bertanggung jawab kepada : Ketua
b. Membawahi : Manager dan staf administrasi
c. Fungsi Sekretaris yaitu :
1) Bertanggung jawab atas lalu lintas administrasi secara umum.
2) Pemegang kebijakan administras koperasi.
d. Tugas Pokok dan Tanggung jawab Sekretaris yaitu :
1) Mengarsipkan surat-surat keluar masuk, naskah perjanjian, dan
administrasi umum lainnya yang berkaitan dengan tugas-tugas
pengurus.
2) Melaksanakan tertib adiministrasi keanggotaan, kepengurusan