• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No. 45/08/16 Th.XVII, 3 Agustus 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG

DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR

MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2015

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG SUMATERA SELATAN TRIWULAN II TAHUN 2015 SEBESAR 5,27 PERSEN

 Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar Sedang (IBS) Sumatera Selatan Triwulan II Tahun 2015 sebesar 5,27 persen, sedikit menurun dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 6,79 persen.

 IBS dengan pertumbuhan tertinggi adalah Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik sebesar 8,67 persen, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya sebesar 1,59 persen.

 Secara nasional, pertumbuhan produksi IBS pada Triwulan II Tahun 2015 sebesar 2,34 persen, meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar minus 0,70 persen.

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL SUMATERA SELATAN TRIWULAN II TAHUN 2015 SEBESAR MINUS 6,07 PERSEN

 Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil (IMK) Sumatera Selatan Triwulan II Tahun 2015 mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar minus 6,07 persen, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar minus 3,42 persen.

 Pertumbuhan produksi tertinggi terjadi pada Industri Alat Angkutan Lainnya sebesar 11,66 persen, sebaliknya pertumbuhan produksi terendah terjadi pada Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer sebesar minus 13,79 persen.

(2)

I. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Triwulan II Tahun 2015 Sumatera Selatan

Produksi industri manufaktur besar sedang pada triwulan II tahun 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 5,27 persen. Pertumbuhan produksi ini sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 6,79 persen.

Pertumbuhan produksi tertinggi terjadi pada industri karet, barang dari karet dan plastik (KBLI 22) yang mengalami kenaikan dari sebesar 8,67 persen. Disusul dengan pertumbuhan produksi industri makanan (KBLI 10) sebesar 5,39 persen, dan industri kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (KBLI 16) dengan pertumbuhan terendah sebesar 1,59 persen. Perbandingan pola pertumbuhan produksi IBS antar triwulan I dan triwulan II tahun 2015 dapat diamati pada Grafik 1.

Grafik 1

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Sumatera Selatan Triwulan I dan Triwulan II Tahun 2015 (Persen)

(3)

Tabel 1

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Sumatera Selatan Triwulan I dan Triwulan II Tahun 2015 (Persen)

No Kode

KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan (%)

q-to-q y-on-y

TW I TW II TW I TW II

1 10 Industri Makanan - Manufacture of food products 6.71 5.39 8.47 14.09

2 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya - Manufacture of wood and of products of wood and cork, except furniture; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like

11.03 1.59 9.52 13.08

3 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik -

Manufacture of rubber and plastic products 1.58 8.67 -9.49 -0.91

Industri Besar Sedang (IBS) 6.79 5.27 9.40 13.73

II. Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Triwulan II Tahun 2015 Sumatera Selatan dan Nasional

Pada triwulan II tahun 2015, produksi IBS Sumatera Selatan mencatat pertumbuhan sebesar 5,27 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional sebesar 2,34 persen. Pertumbuhan produksi tertinggi secara nasional terjadi pada industri makanan sebesar 9,84 persen, sebaliknya pertumbuhan terendah terjadi pada industri pakaian jadi (KBLI 14) dengan pertumbuhan sebesar minus 5,62 persen.

Kenaikan pertumbuhan industri makanan secara nasional pada triwulan II tahun 2015 tidak diikuti dengan kenaikan yang sama pada tingkat Provinsi Sumatera Selatan. Namun demikian, pertumbuhan industri makanan masih menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 5,39 persen. Sedangkan trend pertumbuhan IBS yang sama justru terlihat pada industri kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya dan industri karet, barang dari karet dan plastik seperti terlihat pada Grafik 2.

(4)

Grafik 2

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Sumatera Selatan dan Nasional Triwulan II Tahun 2014 (Persen)

Tabel 2

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Sumatera Selatan dan Nasional Triwulan II Tahun 2015 (Persen)

No Kode

KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan (%)

q-to-q y-on-y

Sumsel Nasional Sumsel Nasional

1 10 Industri Makanan - Manufacture of food

products 5.39 9.84 14.09 8.70

2 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya - Manufacture of wood and of products of wood and cork, except furniture; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like

1.59 1.88 13.08 2.53

3 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik

- Manufacture of rubber and plastic products 8.67 8.61 -0.91 8.66

(5)

III. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil Triwulan II Tahun 2015 Sumatera Selatan

Pertumbuhan produksi IMK pada triwulan II tahun 2015 mengalami penurunan sebesar minus 6,07 persen (q-to-q), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I yang juga mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 3,42 persen. Pertumbuhan produksi yang terus menurun ini disebabkan oleh semakin tingginya harga bahan baku yang membuat sebagian penggiat usaha industri mikro kecil mengurangi produksinya.

Berdasarkan hasil Survei Industri Mikro dan Kecil Tahun 2015 (VIMK-15) yang dilakukan secara panel setiap triwulan, terdapat sembilan belas jenis IMK di Sumatera Selatan yang dapat dirilis angka pertumbuhannya. Adapun tiga jenis industri yang mengalami pertumbuhan produksi tertinggi pada triwulan II tahun 2015 adalah :

o Industri alat angkutan lainnya (KBLI 30) tumbuh sebesar 11,66 persen,

o Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki (KBLI 15) tumbuh sebesar 10,52 persen,

dan

o Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional (KBLI 21) tumbuh sebesar 9,21

persen.

Sebaliknya, tiga jenis industri yang mengalami pertumbuhan produksi terendah pada triwulan II tahun 2015 adalah :

o Industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer (KBLI 29) melambat sebesar

minus 13,79 persen,

o Industri percetakan dan reproduksi media rekaman (KBLI 18) melambat sebesar minus

13,38 persen, dan

o Industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (KBLI 25) melambat sebesar

minus 12,16 persen.

Grafik 3

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil Sumatera Selatan Triwulan II Tahun 2015 (Persen)

(6)

Senada dengan pertumbuhan produksi IMK q-to-q, secara y-on-y produksi IMK di Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan II tahun 2015 juga mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 11,86 persen, jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I sebesar minus 0,48 persen. Pertumbuhan tertinggi dimiliki oleh industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional sebesar 20,28 persen. Sebaliknya IMK dengan pertumbuhan produksi terendah adalah industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan pertumbuhan sebesar minus 28,43 persen.

Secara lebih detail, pertumbuhan produksi IMK Sumatera Selatan baik dengan membandingkan angka produksi dengan triwulan sebelumnya (q-to-q) maupun dengan membandingkan angka produksi dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (y-on-y) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil Sumatera Selatan Triwulan II Tahun 2015 (Persen)

KBLI Jenis Industri q-to-q y-on-y

(1) (2) (3) (4)

10 Industri Makanan 1.82 6.21

11 Industri Minuman -3.37 -15.68

12 Industri Pengolahan Tembakau -10.86 -27.54

13 Industri Tekstil -3.8 -9.51

14 Industri Pakaian Jadi 3.2 -7.54

15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 10.52 8.13

16

Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

-4.76 2.07

17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas 5.96 12.46

18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman -13.38 -26.69 21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional 9.21 20.28

22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0.91 9.61

23 Industri Barang Galian Bukan Logam -9.73 -14.73

25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya -12.16 -28.43

28 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 3.55 -9.32

29 Industri Kendaraan bermotor , Trailler dan Semi Trailer -13.79 -16.66

30 Industri Alat Angkutan Lainnya 11.66 14.86

31 Industri Furnitur 1.83 15.79

32 Industri Pengolahan Lainnya 3.83 10.11

33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan -9.17 -16.1

(7)

IV. Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil Triwulan II Tahun 2015 Sumatera Selatan dan Nasional

Seperti telah diketahui sebelumnya, pertumbuhan produksi IMK triwulan II tahun 2015 Sumatera Selatan mengalami pertumbuhan sebesar minus 6,07 persen. Angka pertumbuhan ini jauh lebih rendah dari angka pertumbuhan nasional yang justru mengalami peningkatan pertumbuhan dan mampu mencatat nilai positif sebesar 5,09 persen.

Secara nasional, pertumbuhan produksi IMK tertinggi pada triwulan II tahun 2015 terjadi pada industri peralatan listik (KBLI 27) yang tumbuh sebesar 10,72 persen, sebaliknya industri dengan pertumbuhan produksi terendah secara nasional adalah industri karet, barang dari karet dan plastik (KBLI 22) yang mengalami perlambatan pertumbuhan hingga minus 4,90 persen. Selanjutnya, perbandingan pola pertumbuhan produksi IMK per jenis industri Sumatera Selatan dan Nasional dapat diamati pada Grafik 4.

Grafik 4

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil Sumatera Selatan dan Nasional Triwulan II Tahun 2015 (Persen)

Sejalan dengan perbandingan pertumbuhan produksi IMK triwulan II secara q-to-q, pertumbuhan produksi IMK Sumatera Selatan y-on-y juga menunjukkan angka pertumbuhan yang jauh lebih rendah dari pertumbuhan nasional. Jika produksi IMK Sumatera Selatan mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 11,86 persen, maka produksi IMK secara nasional mampu tumbuh sebesar 4,57 persen.

-20,00 -15,00 -10,00 -5,00 0,00 5,00 10,00 15,00

10 11 12 13 14 15 16 17 18 21 22 23 25 28 29 30 31 32 33

P

e

r

s

e

n

Kode KBLI

(8)

terjadi pada industri alat angkutan lainnya (KBLI 30) yang pertumbuhannya melambat sebesar minus 4,66 persen.

Tabel 4

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Sumatera Selatan dan Nasional Triwulan II Tahun 2015 (Persen)

KBLI Jenis Industri q-to-q y-on-y

Sumsel Nasional Sumsel Nasional

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

10 Industri Makanan 1.82 5.55 6.21 3.97

11 Industri Minuman -3.37 2.80 -15.68 7.16

12 Industri Pengolahan Tembakau -10.86 -0.04 -27.54 1.46

13 Industri Tekstil -3.80 9.42 -9.51 9.15

14 Industri Pakaian Jadi 3.20 7.47 -7.54 7.33

15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 10.52 10.38 8.13 3.23

16

Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

-4.76 -2.80 2.07 -6.34

17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas 5.96 5.46 12.46 23.44

18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media

Rekaman -13.38 3.81 -26.69 3.56

21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat

Tradisional 9.21 1.29 20.28 2.27

22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0.91 -4.90 9.61 0.76

23 Industri Barang Galian Bukan Logam -9.73 2.95 -14.73 -3.82

25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan

Peralatannya -12.16 4.06 -28.43 -0.46

28 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 3.55 5.80 -9.32 15.97

29 Industri Kendaraan bermotor , Trailler dan Semi

Trailer -13.79 -3.82 -16.66 2.75

30 Industri Alat Angkutan Lainnya 11.66 -3.62 14.86 -4.66

31 Industri Furnitur 1.83 5.45 15.79 10.69

32 Industri Pengolahan Lainnya 3.83 5.79 10.11 2.43

33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan

Peralatan -9.17 0.29 -16.10 5.18

Gambar

Grafik 1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Sumatera Selatan
Tabel 1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Sumatera Selatan
Grafik 2 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Sumatera Selatan
Grafik  3 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil Sumatera Selatan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 8 Daftar Hasil Wawancara dengan Bagian Penjualan Lampiran 9 Daftar Belanja Rutin Rumah Makan Selera Baru Lampiran 10 Daftar Menu Makanan Rumah Makan Selera Baru

Biaya Sediaan 3 5 Total pertahun dalam Juta Rupiah Grafik 4.5 Grafik Fungsi Tingkat Sediaan Pasir Optimum 500 600 700 Tingkat Sediaan (IVp/th ) ».. Biaya Sediaan Total pertahun

Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan pelayanan penempatan transmigrasi.

Dengan pendekatan ini, komitmen dapat dilihat dari tiga komponen yaitu identifikasi (sikap yang menunjukkan seseorang tahu dan menerima nilai-nilai), keterlibatan (perilaku

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TGT-S memberikan prestasi belajar sama dengan model pembelajaran NHT-S dan model pembelajaran PBL- S, sedangkan

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 3547.1:2008), bahwa kembang gula keras adalah jenis makanan selingan berbentuk padat, dibuat dari gula atau campuran gula

Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu: tahap pertama dengan meren- dam larva ikan cupang berumur empat hari ke dalam larutan tepung testis sapi dengan dosis berbeda, dan tahap

Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyesuaian yang terjadi antara kalender Saka dengan kalender Hijriyah yang kemudian menghasilkan kalender Islam