LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERAIRAN
INOKULASI, ISOLASI, DAN IDENTIFIKASI MIKROBA
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Mata Kuliah Mikrobiologi Perairan
Disusun oleh : Perikanan B – Kelompok 9
Aldwin Rahadian N 230110130084
Fauziah Arini S 230110130085
M.Aditya Ryandani 230110130094
Raden Nadya D.H 230110130103
Riza Sulaiman 230110130115
Rika Mustikawati 230110130125
Widi Ridwanto 230110130148
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Inokulasi, Isolasi, dan Identifikasi Mikroba ”pada mata kuliah Mikrobiologi Perairan ini.
Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi Perairan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran. Laporan ini disusun berdasarkan percobaan yang dilakukan hari Kamis13 November dan 20 November 2014.Pada praktikum ini dilakukan inokulasi, isolasi serta identifikasi mikroba dengan cara sterilisasi
Terlepas dari itu semua, penulis banyak mendapat bantuan dan petunjuk dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis dalam kesempatan ini ingin mengucapakan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sungguh penyusun harapkan.
Akhir kata penyusun ucapkan terimakasih kepada pembaca atas perhatiannya terhadap laporan ini. Semoga dapat berguna dan membuahkan hasil yang bermanfaat. Amin
Jatinangor, November 2014
ii
2.1.1 Pengertian Inokulasi 3
2.1.2 Tahapan Inolukasi 4
2.1.3 Teknik Inokulasi 5
2.1.4 Perbedaan Inokulasi Jamur dan Bakteri 7
2.1.5 Macam-Macam Media Inokulasi 7
2.2Isolasi
2.2.1 Pegertian isolasi 9
2.2.2 Teknik isolasi bakteri 9
2.2.3 Faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikroba
13
2.3Identifikasi 13
2.3.1 Pengertian identifikasi 14
2.3.2 Metode indentifikasi mikroba 14
III. METODOLOGI
3.1. Alat dan bahan Praktikum 16
3.2. Prosedur praktikum 19
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 22
4.2 Pembahasan hasil praktikum 23
V. PENUTUP
KESIMPULAN 26
DAFTAR PUSTAKA 27
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroba merupakan organisme berukuran kecil yang sulit untuk dilihat tanpa menggunakan peralatan bantu. Banyak diantara mikroba yang memiliki kemiripan bentuk dan sifat sehingga tidak mudah untuk mempelajarinya. Diperlukan ketelitian dan kesabaran untuk mempelajari mikroba. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mempelajari mikroba adalah
denganmengidentifikasinya. Ada empat tahapan yang harus dilaksanakan apabila hendak melakukanidentifikasi mikroba, yaitu inokulasi, inkubasi, isolasi dan identifikasi. Keempat tahapan ini dilaksanakan secara sistimatis dan benar sehingga mikroba dapat teridentifikasi.
Pemanfaatan mikroorganisme dalam bidang teknologi semakin banyak digunakan misalnya dalam menghasilkan berbagai produk seperti bahan pangan, industri, pertanian, obat-obatan, dan lain sebagainya. Pemilihan mikroorganisme yang tepat untuk suatu tujuan tertentu dan pemanfaatan mikroorganisme secara maksimal perlu didukung oleh suatu metode isolasi dan identifikasi yang baik.
Mikroorganisme dalam alam hampir selalu dalam keadaan tercampur. Campuran ini dapat sangat kompleks artinya banyak jenisnya atau walaupun jenisnya sedikit sifatnya berbeda. Mungkin pula terdapat perbedaan sifat khusus yang agak jauh walaupun dari sifat umumnya sama (Mulyono, 1992).
Satu spesies mikroba didalam komunitas ini dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan. Oleh karena itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus diambil dari alam lalu diisolasikan dalam suatu biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi satu jenis bakteri (Pelczar, 1986).
2
pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-beanr steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehinggabiakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni (Dwidjoseputro, 1980).
Dalam mengisolasi suatu mikroorganisme, dilakukan dengan cara yang aseptis untuk menghindari terjadinya kontaminasi dengan mikroorganisme lain. Kebanyakan mikroorganisme dapat diisolasi dan diinokulasi dalam biakan murni dengan memindahkan suatu koloni secara cermat, mensuspensikan kembali dalam cairan dan menanamnya kembali pada medium yang selektif.
Isolasi dan inokulasi merupakan percobaan yang sangat penting, karena melihat kondisi lingkungan di sekitar kita yang banyak terdapat mikroorganisme baik yang patogen maupun yang non patogen, sehingga pemisahan dan identifikasi bakteri yang satu dengan lainnya juga dibutuhkan.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan
keterampilan praktikan dalam menginokulasi, mengisolasi dan mengidentifikasi mikroba pada ikan kembung khususnya pada bagian pencernaannya.
1.3 Manfaat
3 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Inokulasi Mikroba
2.1.1 Pengertian Inokulasi Mikroba
Inokulasi mikroba adalah proses penanaman mikroba secara aseptik kemedia tumbuhnya, baik berbentuk padat, cair atau semi padat. Media tumbuhberbentuk padat dapat dibagi menjadi agar tegak (deep agar), agar miring (slantagar) dan lempeng agar (plate agar). Tujuan utama inokulasi adalah untukmenumbuhkan mikroba pada media tumbuh sehingga akan memudahkan dalammempelajarinya. Tujuan lainnya dari kegiatan inokulasi mikroba adalah untukmemurnikan mikroba, penyimpanan sampel mikroba atau peremajaan mikrobasimpanan sebelum digunakan untuk berbagai keperluan.Keberhasilan inokulasi mikroba sangat ditentukan oleh media tumbuh,keterampilan pekerja dan kebersihan. Media tumbuh adalah media yangdipersiapkan untuk digunakan menumbuhkan mikroba.
Komposisi mediatumbuh disesuaikan dengan mikroba yang akan ditumbuhkan. Pada tahap awalinokulasi, media tumbuh yang digunakan adalah nutrient agar karena dapatmenumbuhkan sebagian besar mikroba yang terdapat pada sampel. Inokulasimikroba pada tahap selanjutnya dapat menggunakan media
diperkaya atau mediaselektif.Keterampilan pekerja sangat menentukan
keberhasilan inokulasi mikroba.Pekerja harus mampu menginokulasi mikroba pada media tumbuh, baik berupamedia cai (brroth), padat (solid) atau semi padat (semi solid). Inokulasi padamedia padat dapat dilakukan dengan metode tuang (pour method), metode sebar(spread methods) atau metode gores (streak methods). Inokulasi dengan metodegores dapat dilakukan dengan teknik goresan sinambung, goresan T, goresan radian atau goresan kuadran (streak quadrant).
4
dapat disterilisasimenggunakan alkohol. Sedangkan sterilisasi peralatan sangat tergantung daribahan pembuatnya. Sterilisasi peralatan inokulasi yang terbuat dari plastik ataukaret dapat dilakukan dengan menggunakan alkohol atau pemanasan basah.Peralatan yang terbuat dari gelas dapat disterilisai menggunakan alkohol danpemanasan basah maupun kering. Peralatan yang terbuat dari logam dapatdisterilisai menggunakan semua metode sterilisasi, yaitu alkohol, seterilisasipanas basah atau kering, dan juga dapat disterilisasi langsung api dari lampuBunsen.
2.1.2 Tahapan Inokulasi
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataanserum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast ) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalanagar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986).
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelczar, 1986).
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
5 2.1.3 Teknik Inokulasi
Inokulasi mikroba umumnya menggunakan alat yang disebut sebagai jarum ose yang berfungsi menginokulasi kultur mikrobia serta memindahkan suatu kultur mikroba (koloni) pada media satu ke media lainnya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menginokulasi mikroba antara lain:
a) Metode Gores
6
b) Metode Tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.
c) Metode Tuang
7
d) Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media.
2.1.4 Perbedaan Inokulasi Jamur dan Bakteri
a) Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang berbentuk
seperti benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali tumbuh di dalam suatu media.
b) Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada ujung jarum ose yang berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif banyak.
2.1.5 Macam-Macam Media Inokulasi
a) Mixed culture : berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme.
8
b) Plate culture : media padat dalam petridish.
edusanjalmicro.com
c) Slant culture : media padat dalam tabung reaksi.
liddil.com
d) Stap culture : media padat dalam tabung reaksi, tapi penanamannya dengan carapenusukan.
liddil.com
e) Liquid culture : media cair dalam tabung reaksi.
9 2.2 Isolasi Mikroba
2.2.1 Pengertian Isolasi
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal (Pelczar, 1986).
Kultur murni atau biakan murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri cultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja (Hadioetomo, 1993). Sifat organisme dalam suatu biakan murni dapat dipelajari dengan metode yang amat keras dengan hasil yang sangat akurat karena pengaruh sel hidup yang lain dapat ditiadakan (Volk, 1993).
2.2.2 Teknik Isolasi Mikroba
Dalam kegiatan mikrobiologi, pembuatan isolat dilakukan dengan cara mengambil sampel mikrobiologi dari lingkungan yang ingin diteliti. Dari sampel tersebut kemudian dibiakkan dengan menggunakan media universal atau media selektif, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Jika menggunakan media universal akan diperoleh biakan mikroba campuran. Untuk proses identifikasi maupun isolasi jenis tertentu saja, dilakukan proses pembuatan isolat tunggal dari isolat campuran tersebut. Isolat tunggal atau biakan murni merupakan biakan yang asalnya dari pembelahan satu sel tunggal.
10
a) Metode Cawan Gores (Streak Plate)
Metode ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. Ada beberapa teknik dalam metode goresan, antara lain:
11
untuk menggunakan inokulan terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digores.
Kesalahan-kesalahan yang umum dilakukan dalam metode ini antara lain :
(1) Tidak memanfaatkan permukaan medium untuk digores sehingga
pengenceran kurang optimal.
(2) Penggunaan inokulum yang terlalau banyak sehingga menyulitkan
pemisahan sel waktu digores.
b) Metode Cawan Tuang (Pour Plate)
12
c) Metode Isolasi Medium Cair
13
d) Metode Isolasi Sel Tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel
mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.
2.2.3 Faktor Dalam Melakukan Isolasi
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikrobayaitu:
1. Sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi. 2. Tempat hidup atau asal mikroba tersebut.
3. Media tumbuh (nutrisi, suhu, pH, ketersediaan Oksigen).
4. Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan kulturmurni.
2.3 Identifikasi Mikroba
Tahap akhir dari upaya mengidentifikasi mikroba adalah melakukanproses identifikasi terhadap mikroba yang sudah berhasil diisolasi. Prosesidentifikasi dapat dilakukan berdasarkan bentuk morfologis dan aktivitas mikrobaatau menggunakan buku identifikasi.
14 2.3.1 Pengertian Identifikasi
Identifikasi merupakan proses dalam suatu penelitian atau pengamatan untuk menemtukan identitas suatu objek dengan cara membanding-bandingkan antara objek yang di amati dengan litelatur yang sudah ada sebelumnya. Identifikasi mikroba dapat dilakukan berdasarkan infromasi dari buku identifikasi, berdasarkan sifat fisik, kimiawi atau biologis. Berdasarkan metode tersebut, dapat diketahui Jenis dan sifat dari mikroba yang bersangkutan.
2.3.2 Metode Untuk Mengidentifikasi Mikroba
Dalam mengidentifikasi mikroba dapat dilakukan dengan berbagai cara metode, diantaranya sebagai berikut :
a) Morfologi Makroskopi
Dilakukan dengan mengamati karakteristik dari pola pertumbuhan mikroorganisme pada media buatan yang diamati dengan mata telanjang (tanpa alat bantu).
b) Morfologi Mikroskopi
Dilakukan dengan mengamati ukuran, bentuk, isi sel, organel sel, dan susunan sel ketika diamati dengan mikroskop pada perbesaran tertentu.
c) Karakteristik Zat Warna (P ewarnaan)
Kemampuan mikroorganisme untuk biasanya digunakan dengan pemeriksaan secara mikroskopi sebagai bagian dari identifikasi bakteri.
d) Persyaratan Lingkungan
Kemampuan mikroorganisme untuk hidup pada berbagai suhu, menggunakan oksigen atau gas lain, pada berbagai tingkat pH, atau pun keberadaan ion dan garam lainnya seperti NaCl.
e) Persyaratan Nutrisi
15 f) Resistensi
Menujukkan karakteristik resistensi terhadap antibiotik tertentu, logam berat pada mikroorganisme tertentu.
g) Antigen
Menentukan karakteristik mikroorganisme dengan berbagai macam metode serologi dan imunologi.
h) Subseluler
16 BAB III METODELOGI
3.1 Alat dan Bahan Praktikum 3.1.1 Alat
Adapun peralatan utama yang dibutuhkan pada proses inokulasi, isolasi, dan identifikasi mikroba adalah sebagai berikut :
No Nama Alat Prinsip Kerja Prosedur Gambar
1. Ose Pengambilan dari agar cair, ose siku untuk menggores)
3. Inkubator Suhu konstan Sebagai tempat inkubasi
17 berupa agar miring atau agar lurus.
5. Cawan Petri Wadah biakan Biakan disimpan dalam
bentuk goresan pada agar
8. Suryakanta Pembesar Memperbesar visual
18
10. Benang Mengikat Mengikat alat yang telah
dibungkus.
Adapun bahan utama yang dibutuhkan pada proses inokulasi, isolasi mikroba adalah sebagai berikut :
No. Nama Bahan Fungsi Gambar
inokulan tersebut akan
19
4. Akuades Sebagai pengencer
inokulan.
5. Alkohol 70% Sebagai media agar tangan
praktikan dan bagian tempat praktikum steril.
3.2 Prosedur Praktikum 3.2.1 Prosedur Inokulasi
Untuk menanam mikroba atau menginokulasi mikroba dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
Siapkan ikan yang akan dijadikan sumber mikroba.
Cuci bagian luar ikan dengan 50 ml akuades dan tampung air hasil pencucian.
Keluarkan insang ikan dan letakkan pada cawan petri steril.
Tambahkan 10 ml akuades. Aduk hingga rata.
20
Lakukan serial pengenceran 10-1 sampai 10-6.
Ambil 1 ml dari masing-masing hasil pengenceran di atas (luar tubuh ikan, insang dan saluran pencernaan), masukan secara aseptik ke cawan petri.
Tambahkan 15 ml media agar yang masih hangat dan aduk dengan menggerak-gerakan cawan petri di atas meja hingga membentuk pola
angka delapan.
Lakukan inkubasi selama 2 x 24 jam.
Lakukan pengamatan terhadap mikroba yang tumbuh.
3.2.2 Prosedur Isolasi
Apabila mikroba yang tumbuh lebih dari satu jenis populasi, harus dilakukan isolasi tahap kedua hingga didapatkan populasi sejenis (biakan murni).
Siapkan media kultur yang telah berisi inokulan. Tentukan dua jenis populasi mirkoba yang akan dipilih. Pemilihan mikroba sebaiknya
didasarkan pada karakter bentuk atau warna yang khas.
21
Ambil ose dan lakukan sterilisasi panas dengan menggunakan lampu bunsen/spirtus.
Dinginkan beberapa saat dengan cara menggerak-gerakan ose di udara. Tempelkan ose tersebut ke populasi mikroba terpilih secara aseptik.
Inokulasikan mikroba yang menempel pada ose ke media kultur steril yang telah disediakan dengan menggunakan metode gores (streak
methods).
Masukan media kultur yang telah diinokulasi mikroba terpilih ke dalam inkubator. Lakukan proses inkubasi selama dua hari.
3.2.3 Prosedur Identifikasi
Amati populasi mikroba yang tumbuh.
Apabila telah didapat populasi sejenis, lakukan identifikasi.
22 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Hasil Inkubasi
23 4.1.3 Hasil Identifikasi
FISIK (MORFOLOGI)
Isolasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan mikroba dengan tujuan mikroba tersebut akan dijadikan biakan murni. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah ose, lampu bunsen, inkubator, tabung reaksi, gelas kimia, gelas ukur, pipet volume, petri disk, dan kaca pembesar. Sementara bahan yang digunakan adalah media agar dan sampel atau sumber mikroba yang berasal dari air bekas cucian ikan kembung, bagian insang ikan kembung, dan bagian saluran pencernaan ikan kembung. Kelompok kami melakukan pengambilan sampel mikroba yang berasal dari saluran pencernaan dengan pengenceran sebanyak 105.
24
dengan cara melarutkan 1 ml larutan sampel kedalam 9 ml larutan akuades, begitu seterusnya sampai enam kali pengenceran sehingga didapatkan nilai 105. Sete;ah didapatkan larutan sampel dengan konsentrasi 105, sampel tersebut dimasukan kedalam petri disk dengan cara didekatkan pada api bunsen sambil diputar 360 derajat. Perlakuan ini dimaksudkan agar media tetap steril. Kemudian masukan media agar yang sudah disiapkan sebelumnya kedalam petri disk, sambil didekatkan dan diputar 360 derajat di dekat api Bunsen. Kondisi media agar saat melakukan pemasukan haruslah dalam kondisi hangat, dan tidak membeku, karena jika media agar dalam kondisi panas akan membunh mikroba yang ada pada petri disk, dan jika media agar membeku, maka tidak bisa dimasukan kedalam petri disk. Setelah tercampur segera homogenkan dengan cara digoyangkan pada papan atau meja dengan menbentuk angka delapan. Tunggu sampai campuran inokulan membeku dan lakukan pembelikan terhadap petri disk untuk selanjutnya dibungkus dengan kertas pembungkus dan dimasukan kedalam inkubator selama kurang lebih 90 jam atau 4 hari 4 malam.
Setelah diinkubasi selama 4 hari 4 malam, maka inokulan telah siap untuk dilakukan pemindahan ke media agar baru. Pemindahan inokulan kedalam media agar baru haruslah hati-hatimikro tersebut mengandung banyak penyakit yang dapat menginfeksi tubuh praktikan.
25
ikroba yang berukuran besar. Lalu pindahkan kedalam media agar baru dengan teknik penggoresan zig-zag pada sisi yang lainnya. Pengambilam biakan mikroba dengan ukuran yang berbeda duharapkan dapat menghasilkan isolat yang berbeda pula.Semua keiatan diatas dilakukam secara steril yaitu didekatkan pada api Bunsen dan diputar 360 derajat,
Diamkan sejenak media agar baru, untuk selanjutnya di inkubasi selama 3 hari. Setelah tiga hari maka isolate dapat diambil dari inkubator dan dilakukan identifikasi terhadap mikroba tersebut.
Dari hasil identifikasi didapatkan bentuk mikroba inokulan berbentuk bulatan kecil dan ada beberapa berbentuk bulatan besar, perbedaan ukuran dari mikroba tersebut mengindikasikan bahwa mikroba yang tedapat dalam inokulan adalah heterogen atau lebih dari satu jenis.
Dari hasil identifiaksi didapatkan bentuk mikroba isolat pada sisi 1 dan bentuk mikroba isolat pada sisi 2 memiliki sedikit perbadaan yakni pada sisi 1 bentuk tepi koloninya berupa curled dan pada sisi 2 bentuk tipe koloninya berupa smooth. Namun pada koloni 1 dan 2 bentuk koloni mikrobanya adalah sama yakni round, dan bentuk permukaan koloni juga sama yaitu smooth. Dari segi warna, koloni 1 dan koloni 2 memiliki warna yang sama yakni warna putih. Perbedaan bentuk tepi koloni dari mikroba tersebut mengindikasikan bahwa mikroba yang tedapat dalam inokulan adalah berbada namun hampir sama.
26 BAB V
KESIMPULAN
Mikroba merupakan organisme berukuran kecil yang sulit untuk dilihat tanpa menggunakan peralatan bantu. Banyak diantara mikroba yang memiliki kemiripan bentuk dan sifat sehingga tidak mudah untuk mempelajarinya. Diperlukan ketelitian dan kesabaran untuk mempelajari mikroba. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mempelajari mikroba adalah
denganmengidentifikasinya. Ada empat tahapan yang harus dilaksanakan apabila hendak melakukanidentifikasi mikroba, yaitu inokulasi, inkubasi, isolasi dan identifikasi. Keempat tahapan ini dilaksanakan secara sistimatis dan benar sehingga mikroba dapat teridentifikasi
27
DAFTAR PUSTAKA
Eddy Afrianto, Evi Liviawaty. 2012. Identifikasi Mikroba Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjadjaran.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031 KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/ BAB_II_metode.pdf.(Di akses pada 11 November 2014 pukul 19.58 WIB)
http://digilib.ump.ac.id/download.php?id=2403.(Di akses pada 11 November 2014 pukul 19.44 WIB).
Dwidjoseputro, Dr, D. 1998. Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.
Ghoni, Achmad.2013.”Isolasi dan Inokulasi Bakteri”.http://www.nvtech.ac.id/ isolasi-dan inokulasi bakteri/2007/com.(Diakses 23November 2014).
Oetomo Hadi, Ratnasari. Mikrobiologi Dasar. Jakarta:PT Gramedia.1990.
Pelczar, 1998. Michael J.Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Tim Dosen. 2011.Penuntun Praktikum Mikrobiologi Ternak. UIN Alauddin. Makassar.
Waluyo, Lud, 1998, Mikrobiologi Umum, MM-Press, Jakarta.
Day, Bibiana, (1994), Analisi Mikroba di Laboratorium, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Suriawiria, Unus, (1983), Pengantar Mikrobiologi Umum, Angkasa, Bandung.
28 LAMPIRAN
I. Alat dan Bahan
Jarum Ose Lampu Bunsen Tabung Reaksi
Cawan Petri Korek Pinset
Mortal Suryakanta Inkubator
Kertas Sampul Akuades Benang
29 II. Kegiatan Praktikum
Sterilisasi Alat Homogenisasi Agar
Menunggu Agar Membeku Pembungkusan Untuk di Inkubasi
Sterilisasi Ose Pengamatan Hasil Inkubasi
30 III. Hasil Pengamatan
31
32
33
Aldwin Rahardian N
34
Raden Nadya D.H
35
Riza Fauzi S
36
IV. LEMBAR PENDALAMAN
Rika Mustikawati 230110130125
PENDALAMAN
Untuk meningkatkan pemahaman mengenai kegiatan isolasi mikroba yang telah dilaksanakan, maka praktikan wajib menjawab pertanyaan berikut ini.
1. Jelaskan oleh Anda, kemungkinan apa yang dapat menyebabkan kegagalan pembuatan biakan murni mikroba.
Jawab :
Hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pembuatan biakan murni mikroba yaitu :
a. Tidak memanfaatkan permukaan medium untuk digores sehingga
pengenceran kurang optimal.
b. Penggunaan inokulum yang terlalau banyak sehingga menyulitkan
pemisahan sel waktu digores.
c. Ketidak hati-hatian dalam menggores media yang terlalu dalam sehingga
menyebabkan robeknya media agar.
d. Alat dan media pembuatan biakan murni tidak steril sehingga pada saat melakukan biakan murni terjadi kontaminasi.
e. Pada saat pengambilan inokulan menggunakan jarum ose yang masih sangat panas atau menuangkan agar yang masih sangat panas segingga membuat mikroba yang akan ditumbuhkan mati.
f. Pada proses inkubasi, peletakan cawan petri tidak dibalik, sehingga uap air yang dihasilkan dari inkubasi jatuh ke media tumbuh yang dapat menggagalkan hasil pembuatan biakan murni.
2. Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat melakukan isolasi mikroba?
37
Karena isolasi mikroba merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Apabila dilakukan pengenceran, mikroba akan terlepas dari substratnya ke dalam air dan mengurangi kepadatan bakteri yang ditanam, sehingga mikroba sulit untuk diidentifikasi karena strukturnya sudah rusak dan sudah terjadi pemisahan terhadap struktur koloninya.
3. Apakah hasil isolasi yang Anda lakukan belum berhasil mendapatkan biakan murni. Jelaskan alasan Anda?
Jawab :
Berhasil, karena praktikan mengikuti prosedur praktikum dengan baik sehingga didapatkan hasil biakan murni yang diisolasi memiliki karakteristik dengan warna yang sama terhadap koloni biakan yang dihasilkan yang menandakan berarti, biakan tersebut satu jenis/menjadi biakan murni. Walaupun ada sedikit perbedaan pada bagian tepi koloni pada koloni I dan koloni II.
4. Menurut Anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar lempeng, tidak bisa dilakukan pada media agar tegak atau agar miring?
Jawab :
Bisa,karena isolasi mikroba merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Namun setiap bakteri tidak semuanya dapat
38
5. Mengapa pada proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada populasi mikroba terpilih?
Jawab :
39
Widi Ridwanto 230110130148
PENDALAMAN
1. Jelaskan oleh anda kemungkinan apa yang dapat menyebabkan kegagalan pembuatan biakan murni mikroba!
JAWAB :
Kegagalan dalam melakukan pengenceran
Ketika membuat inokulan, haruslah dilakukan pengenceran agar mikroba tidak terlalu menumpuk. Namun apabila pengenceran dilakukan terlalu banyak dengan kata lain larutan mikroba yang akan di inokulan terlalu encer. Atau pengenceran terlalu sedikit sehingga mikroba menjadi terlalu padat
Kegagalan dalam melakukan penuangan
Pada saat penuangan, sampel dan medium tidak dalam keadaan steril, yaitu ketika dituangkan tidak didekatkan pada api Bunsen dan diputar 360 derajat. Yang menyebabkan media atau sampel mikroba terkontaminasi.
Kegagalan dalam melakukan penggoresan
Penggoresan dilakukan untuk mengisolasi mikroba. Arah goresan yang tidak sesuai dengan ketentuan. Tidak sterilnya jatum ose, dan penggoresan yang merusak medium agar juga dapat menyebabkan kegagalam dalam membuat biakan mikroba
2. Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat melakukan isolasi mikroba?
JAWAB
Karena jika dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat
40
3. Apakah hasil isolasi yang anda lakukan belum berhasil mendapatkan biakan murni. Jelaskan alasan anda!
JAWAB
Berhasil. Karena mikroba yang kami isolasi cenderung memiliki karakteristik yang sama jika dilihat dari bentuk koloninya, walaupun bentuk tepi koloni sedikit berbeda.
4. Menurut anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar lempeng, tidak bisa dilakukan pada media agar tegak atau miring?
JAWAB
Tentu saja bisa, isolasi mikroba yang bertujuan untuk memisahkan mikroba dari inokulan yang media pemisahannya dapat disesuaikan dengan karakteristik dari mikroba yang akan di isolasi. Dan tetap dilakuakn pengenceran. Ada jenis bakteri yang dapat diisolasi dengan metode agar lempeng, ada jenis bakteri yang dapat diisolasi dengan metode agar tegak, ada jenis bakteri yang dapat diisolasi dengan metode agar miring.
5. Mengapa pada proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada
populasi mikroba terpilih? JAWAB
Penempelan ose hanya pada ditempelkan pada mikroba yang terpilih,
41
Fauziah Arini Shaqina 230110130085 PENDALAMAN
Untuk meningkatkan pemahaman mengenai kegiatan isolasi mikroba yang telah dilaksanakan, maka praktikan wajib menjawab pertanyaan berikut ini.
1. Jelaskan oleh Anda, kemungkinan apa yang dapat menyebabkan kegagalan pembuatan biakan murni mikroba.
a. Kesalahan teknik dalam pemindahan bakteri
b. Alat tidak steril karena kurangnya waktu inkubasi c. Adanya faktor kesalahan pada saat penggoresan
d. Faktor pertumbuhan biakan murni yang terlalu ditekan media agarnya 2. Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat melakukan
isolasi mikroba?
Karena pengenceran merupakan salah satu teknik inokulasi, metode pengenceran → mengencerkan suatu suspense yang berupa campuran bermacam-macam spesies kemudian diencerkan dalam suatu tabung. 3. Apakah hasil isolasi yang Anda lakukan belum berhasil mendapatkan biakan
murni. Jelaskan alasan Anda?
Berhasil. Biakan murni satu warna.
4. Menurut Anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar lempeng, tidak bisa dilakukan pada media agar tegak atau agar miring?
Tidak bisa, karena media agar tegak merupakan media agar setengah padat
dalam tabung reaksi, digunakan untuk menguji gerak bakteri setara mikroskopis. Dan agar miring digunakan untuk menumbuhkan dan menyimpan biakan murni sebagai stock biakan murni.
5. Mengapa pada proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada populasi mikroba terpilih?
42
Aldwin Rahadian N 230110130084
Pendalaman
1. Jelaskan oleh Anda, kemungkinan apa yang dapat menyebabkan
kegagalan pembuatan biakan murni mikroba!
Kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan kegagalan pembuatan biakan murni mikroba diantaranya ialah kurang sterilnya peralatan praktikum dan kemungkinan yang kedua ialah kesalahan pada saat melakukan teknik isolasi agar, cawan petri dibiarkan terlalu terbuka yang menyebabkan kontaminan masuk ke dalam cawan petri tersebut.
2. Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat
melakukan isolasi mikroba?
Karena proses isolasi hanya dilakukan untuk membiakkan mikroba yang diinginkan saja, sehingga untuk proses isolasi mikroba tidak memerlukan proses pengenceran.
3. Apakah hasil isolasi yang Anda lakukan belum berhasil mendapatkan
biakan murni? Jelaskan alasan Anda!
Sudah,karena hasil dari inkubasi sistem pencernaan ikan kembung yang diisolasi hanya 1 warna dan dapat disimpulkan bahwa sudah berhasil. 4. Menurut Anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng, tidak bisa dilakukan pada media agar tegak atau agar miring?
Isolasi mikroba hanya dapat dilakukan pada media agar lempeng karena media agar tegak atau agar miring hanya dapat digunakan untuk melakukan proses inokulasi.
5. Mengapa pada proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada
populasi mikroba terpilih?
43
Raden Nadya D.H 230110130103
PENDALAMAN
1. Jelaskan oleh Anda, kemungkinan apa yang dapat menyebabkan
kegagalan pembuatan biakan murni mikroba.
Penyebab terjadinya kegagalan biakan murni mikroba dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kurang sterilnya alat-alat yang digunakan, pakaian praktikan dan kesalahan dalam metode isolasi mikroba sehingga lingkungan ketika isolasi dapat mudah tercemar.Untuk metode seperti cawan gores yang diperlukan keahlian pun kurang keahlian sehingga isolasi mikroba dengan metode tersebut dilakukan tidak sesuai prinsip.
2. Mengapa tidak dilakukan proses pengencerann inokulan pada saat
melakukan isolas imikroba.
Inokulasi adalah proses pemindahan suatu biakan dari suatu tempat berupa tabung reaksi ketempat lain dengan tujuan untuk mengembangbiakan. Sedangkan isolasi adalah pemisahan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Proses inokulasi harus dilakukan secara hati-hati agar biakan mikroba yang diinginkan tidak tercampur dengan mikroba lainnya ketika proses isolasi. Proses pengenceran inokulan dilakukan sebelum isolasi mikroba karena agar terhindar dari percampuran mikroba lain dan agar inokulasi berhasil.
3. Apakah hasil isolasi yang anda lakukan belum berhasil mendapatkan
biakan murni. Jelaskan alas an Anda!
44
4. Menurut Anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng tidak bias dilakukan pada media agar tegak atau agar miring?
Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan media lempeng, tegak dan miring tergantung dengan jenis mikroba dan tujuan isolasi yang diinginkan.
5. Mengapa proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada populas
imikroba terpilih?
45
Riza Fauzi S 230110130115
PENDALAMAN
1. Jelaskan oleh Anda, Kemungkinan apa yang dapat menyebabkan
kegagalan pembuatan biakan murni mikroba
Jawab: kegagalan biakan murni mikroba dapat disebabkan oleh beberapa factor diantaranya: kurang sterilnya alat-alat yang digunakan dan pakaian praktikan dan kesalahan dalam metode isolasi mikroba sehingga lingkungan ketika isolasi dapat tercemar. Untuk metode seperti ini cawan garis yang diperlukan keahlian pun kurang diperhatikan sehingga isolasi mikroba dengan metode tersebut dilakukan tidak tepat sesuai prinsip 2. Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat
melakukan isolas imikroba?
Karena isolasi mikroba merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga di peroleh kultur murni atau biakan murni apabila dilakukan pengenceran mikroba akan lepas dari subtractnya kedalam air dan mengurangi kepadatan bakteri yang ditanam.
3. Apakah hasil isolasi yang anda lakukan belum berhasi lmendapatkan
biakan murni. Jelaskan alasan anda.
Ada factor kegagalan dalam mengisolasi pertumbuhan mikroba, seperti terlalu menekan media agar ketika proses inkubasi, ketika melakukan pemindahan mikroba dari suatu tempat ketempat lain, adanya kekurangan suatu waktu pada pengambilan bakteri dan serta prosesnya tidak akan stabil
4. Menurut anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng, tidak bias dilakukan pada media media agar tegak atau agak
46
Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan media lempeng,tegak,dan miring. Tergantung dengan jenis mikroba dan tujuan isolasi yang diinginkan 5. Mengapa pada proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada
populasi mikroba terpilih?
47 segingga bisa dikatakan tidak terkontaminasi.
sama walaupun bentuk tepian koloni berbeda.
X 1 Ada percampuran
48
Bentuk Koloni : Filamentous
Tepi Koloni : wavy
Tepi Koloni : Filamentous
Permukaan Koloni : wrinkled
Bentuk Koloni : Irregular
49
Permukaan Koloni : Wrinkled
8 Pencernaan
Ikan
10-4 Bentuk Koloni : Punctform
Tepi Koloni : Lobate
Permukaan Koloni : Smooth
Bentuk Koloni : Punctform
Tepi Koloni :Smooth
10-6 Bentuk Koloni : irregular
Tepi Koloni : lobate
Permukaan Koloni : smooth
Bentuk Koloni : irregular
Tepi Koloni : curled