• Tidak ada hasil yang ditemukan

J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1976

TENTANG NARKOTIKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa narkot ika mer upakan obat yang diperl ukan dal am bidang pengobat an dan il mu penget ahuan;

b. bahwa sebal iknya, narkot ika dapat pul a menimbul kan ket ergant ungan yang sangat merugikan apabil a diper gunakan t anpa pembat asan dan pengawasan yang saksama;

c. bahwa pembuat an, penyimpanan, pengedar an dan penggunaan narkot ika t anpa pembat asan dan pengawasan yang saksama dan bert ent angan dengan per at ur an yang berl aku merupakan kej ahat an yang sangat merugi kan perorangan dan masyarakat dan merupakan bahaya besar bagi peri kehi dupan manusia dan kehidupan negara di bidang pol it ik, keamanan, ekonomi, sosial , budaya, sert a ket ahanan nasional bangsa Indonesia yang sedang membangun;

d. bahwa unt uk mengat ur car a penyediaan dan penggunaan narkot ika unt uk keperl uan pengobat an dan at au il mu penget ahuan sert a unt uk mencegah dan menanggul angi bahaya-bahaya yang dapat dit imbul kan ol eh akibat sampingan dar i penggunaan dan penyal ahgunaan nar kot ika, sert a rehabil it asi t erhadap pecandu nar kot ika perl u dit et apkan Undang-undang t ent ang nar kot ika yang baru, sebagai penggant i Verdoovende Middel en Ordonnant ie(St bl . 1927 No. 278 Jo. No. 536) yang t el ah t idak sesuai l agi dengan kemaj uan t eknol ogi dan perkembangan zaman;

Mengi ngat : 1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 t ent ang Pokok-pokok Kesehat an (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 131,

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(2)

Tambahan Lembar an Negara Nomor 2068);

3. Undang-undang Nomor 4 Prp. Tahun 1960 t ent ang Perairan Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1942);

4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1961 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Kepol isian (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 245, Tambahan l embaran Negara Nomor 2289);

5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1961 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Kej aksaan (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 254, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2298);

6. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1963 t ent ang Farmasi (Lembaran Negara Tahun 1963 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2580);

7. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1966 t ent ang Kesehat an Jiwa (Lembaran Negara Tahun 1966 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2805);

8. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor 74, Tambahan Lembar an Negar a Nomor 2951);

9. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1974 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Kesej aht eraan Sosial (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negar a Nomor 3039); 10. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1976 t ent ang Pengesahan

Konvensi Tunggal Narkot ika 1961, beser t a Prot okol yang mengubahnya (Lembaran Negar a Tahun 1976 Nomor 36, Tambahan Lembar an Negara Nomor 3085)

Dengan perset uj uan Dewan Perwakil an Rakyat Republ ik Indonesia,

MEMUTUSKAN :

DENGAN MENCABUT VERDOOVENDE MIDDELEN ORDONNANTIE (STBL. 1927 NO. 278 JO NO. 536) SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DAN DITAMBAH.

Menet apkan : UNDANG-UNDANG TENTANG NARKOTIKA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Yang dimaksud dal am Undang-undang ini dengan :

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(3)

1. Narkot ika adal ah :

a. bahan-bahan yang disebut pada angka 2 sampai dengan angka 13; b. garam-garam dan t urunan-t urunan dari Morf i na dan Kokai na; c. bahan l ain, baik al amiah, sint et i s maupun semi sint et is yang

bel um disebut kan yang dapat dipakai sebagai penggant i Mor f ina at au Kokaina yang dit et apkan ol eh Ment eri Kesehat an sebagai narkot ika, apabil a penyal ahgunaannya dapat menimbul kan akibat ket ergant ungan yang menigikan sepert i Morf i na at au Kokaina; d. campuran-campuran dan sediaan-sedi aan yang mengandung bahan

yang t ersebut dal am hur uf a, b, dan c,

2. Tanaman Papaver adal ah t anaman Papaver somnif erum L, t ermasuk bij i, buah dan j er aminya.

3. Opium Ment ah adal ah get ah yang membeku sendir i, diperol eh dari buah t anaman Papaver somni f er um L yang hanya mengal ami pengol ahan sekedar unt uk pembungkusan dan pengangkut an t anpa memperhat ikan kadar morf inanya. kel uarga Eryt hroxyl aceae.

8. Daun Koka adal ah daun yang bel um at au sudah diker ingkan at au dal am bent uk serbuk dari semua t anaman genus Eryt hroxyl on dari kel uarga Eryt hroxyl aceae, yang menghasil kan kokaina secara l angsung at au mel al ui perubahan kimia.

9. Kokaina Ment ah adal ah semua hasil -hasil yang diperol eh dari daun Koka yang dapat diol ah secara l angsung unt uk mendapat kan Kokai na.

10. Kokaina adal ah Met il est er 1-bensoil ekgonina dengan rumus kimia C17H21NO4,

(4)

Kokaina.

12. Tanaman Ganj a adal ah semua bagian dari semua t anaman genus Cannabis, t ermasuk bij i dan buahnya.

13. Damar Ganj a adal ah damar yang diambil dari t anaman Ganj a, t ermasuk hasil pengol ahannya, yang menggunakan damar sebagai bahan dasar .

14. Wil ayah Indonesia adal ah sel uruh wil ayah dar at an dan per air an Indonesia besert a udar a di at as wil ayah darat an dan perai ran Indonesia, inst al asi di l andas kont inen, demikian j uga kapal at au pesawat udara berbendera Indonesia yang ber ada di Wil ayah l ai n dan t empat -t empat yang menurut ket ent uan yang berl aku t ermasuk wil ayah Indonesia.

15. Impor, adal ah memasukkan narkot ika ke dal am wil ayah Indonesi a, t ermasuk memuat at au menyimpannya di dal am pesawat udara at au kapal berbendera Indonesia di l uar negeri yang akan at au sedang menuj u Indonesia.

19. Izin Impor adal ah izin khusus yang dikel uarkan ol eh Ment eri Perdagangan set el ah memperol eh Keput usan Ment er i Kesehat an unt uk mengimpor narkot ika.

20. Izin Ekspor adal ah izi n khusus yang dikel uar kan ol eh Ment er i Perdagangan set el ah memperol eh Keput usan Ment eri Kesehat an unt uk mengekspor obat -obat an yang mengandung narkot ika.

21. Pedagang Besar Farmasi adal ah perusahaan nasional yang berbadan hukum yang memil iki izin usaha perdagangan besar dari Ment eri Perdagangan dan memil iki izin khusus dar i Ment eri Kesehat an.

(5)

(dua) negara l ain.

24. Al at Angkut an adal ah set i ap al at yang dapat mengangkut narkot ika baik di darat , di air at au di udara.

25. Nakhoda adal ah set iap pemimpin at au yang menggant ikannya dar i suat u kapal at au kendar aan air l ainnya.

26. Kapt en Penerbang adal ah set iap pemimpin at au yang menggant ikannya dari suat u pesawat udara.

27. Pengemudi adal ah orang yang mengemudikan al at pengangkut an di darat .

28. Dokt er adal ah dokt er umum, dokt er ahl i, dokt er gigi dan dokt er hewan yang berdasarkan perat ur an yang berl aku mempunyai wewenang unt uk menj al ankan prakt ek pengobat an sesuai dengan bidang kedokt er annya. 29. Pecandu narkot i ka adal ah orang yang menggunakan narkot i ka dan dal am

keadaan ket ergant ungan pada nar kot ika, bai k secara f isi k maupun psikis akibat penggunaan at au penyal ahgunaan nar kot ika.

30. Rehabil it asi adal ah usaha memul ihkan unt uk menj adi kan pecandu narkot ika hidup sehat j asmaniah dan at au rohani ah sehingga dapat menyesuaikan dan meningkat kan kembal i ket rampil annya, penget ahuannya sert a kepandaiannya dal am l ingkungan hidup.

Pasal 2

Ment eri Kesehat an berwenang menet apkan : i. al at -al at penyal ahgunaan narkot ika;

ii. bahan-bahan yang dapat dipakai sebagai bahan dal am pembuat an narkot ika;

sebagai barang dibawah pengawasan.

BAB II

NARKOTIKA UNTUK KEPENTINGAN PENGOBATAN DAN ATAU TUJUAN ILMU PENGETAHUAN

Pasal 3

(1) Narkot ika hanya di gunakan unt uk kepent i ngan pengobat an dan at au t uj uan il mu penget ahuan.

(2) Ment eri Kesehat an ber wenang menet apkan narkot ika t ert ent u yang sangat berbahaya dil arang digunakan unt uk kepent ingan pengobat an dan at au t uj uan il mu penget ahuan.

Pasal 4

(1) Unt uk kepent i ngan pengobat an dan at au t uj uan il mu penget ahuan kepada l embaga il mu penget ahuan dan at au l embaga pendidikan dapat

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(6)

diberi izin ol eh Ment eri Kesehat an unt uk membel i, menanam, menyimpan unt uk memil iki at au unt uk persediaan, at aupun menguasai t anaman Papaver , Koka dan Ganj a.

(2) Lembaga yang menanam Papaver, Koka dan Ganj a waj ib membuat l aporan t ent ang l uas t anaman, hasil t anaman dan sebagainya yang akan diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 5

(1) a. Ment eri Kesehat an memberikan izin kepada apot ik unt uk membel i, meracik, menyediakan, memil iki at au menyimpan unt uk persediaan, menguasai, menj ual , menyal urkan. menyer ahkan, mengirimkan dan membawa at au mengangkut narkot ika unt uk kepent ingan pengobat an;

b. Ment eri Kesehat an memberikan izin kepada dokt er unt uk membel i, menyediakan, memil iki at au menyimpan unt uk persediaan, menguasai, menyal urkan, menyerahkan, mengirim, membawa at au mengangkut dan menggunakan nar kot ika unt uk kepent ingan pengobat an.

(2) a. Ment eri Kesehat an memberikan izin khusus kepada pabrik f armasi t ert ent u unt uk membel i, menyedi akan, memil iki at au menyimpan unt uk persediaan, menguasai , memproduksi , mengol ah, merakit , menj ual , menyal urkan, menyerahkan, mengirim dan membawa at au mengangkut narkot ika unt uk kepent ingan pengobat an at au t uj uan il mu penget ahuan;

b. Ment eri Kesehat an memberikan izin khusus kepada pedagang besar f armasi t ert ent u unt uk membel i, menyediakan, memil iki at au menyimpan unt uk persediaan, menguasai, menj ual , menyal urkan, menyerahkan, mengi rim dan membawa at au mengangkut narkot ika unt uk kepent ingan pengobat an dan membawa at au mengangkut narkot ika unt uk kepent i ngan pengobat an dan at au t uj uan il mu penget ahuan.

c. Ment eri Kesehat an memberikan izi n khusus kepada rumah sakit unt uk membel i, menyediakan, memil iki at au menyimpan unt uk persediaan, menguasai, menyerahkan, mengirim, membawa at au Mengangkut dan menggunakan narkot ika unt uk kepent ingan pengobat an;

d. Ment eri Kesehat an memberi kan izin khusus kepada l embaga il mu penget ahuan dan l embaga pendidikan unt uk membel i dari pedagang besar f armasi, menyediakan, memil iki at au menyimpan unt uk persedi aan, menguasai dan menggunakan narkot i ka unt uk t uj uan il mu penget ahuan;

e. l zin khusus sel ain yang t er sebut dal am pasal ini diat ur dal am perat ur an perundang-undangan t er sendi ri.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(7)

Pasal 6

(1) Apot ik, pabr ik f armasi, pedagang besar f armasi dapat membel i narkot ika dari import ir pedagang besar f armasi t er sebut dal am Pasal 9.

(2) Ket ent uan-ket ent uan t ent ang persyar at an yang harus dipenuhi ol eh apot ik, pabrik f armasi , l embaga il mu penget ahuan dan l embaga pendidikan dit et apkan dengan Per at uran Pemerint ah.

Pasal 7

(1) Yang dapat menyal urkan narkot ika kepada pihak-pihak yang dimaksud dal am Pasal 8 ayat (1) hanyal ah apot ik.

(2) Apot ik dil arang mengul angi menyerahkan nar kot ika at as dasar r esep yang sama dari seorang dokt er at au at as dasar sal i nan r esep dokt er .

Pasal 8

(1) Narkot ika dapat dipergunakan unt uk pengobat an penyakit hanya berdasarkan resep dokt er.

(2) Ket ent uan-ket ent uan per syarat an yang har us dipenuhi ol eh pender it a penyakit yang memerl ukan narkot i ka sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dit et apkan ol eh Ment eri Kesehat an.

Pasal 9

Unt uk kepent ingan pengobat an dan at au t uj uan il mu penget ahuan, narkot i ka hanya dapat di impor ke Indonesia ol eh sat u import ir pedagang besar f armasi set el ah memperol eh keput usan Ment eri Kesehat an dan mendapat izin impor dari Ment er i Perdagangan.

Pasal 10

(1) Mengimpor narkot i ka yang dimaksud dal am Pasal 9 at au ment r ansit o narkot ika harus di sert ai sert if i kat impor yang dikel uarkan ol eh Ment er i Kesehat an.

(2) Sert if ikat impor dapat diberikan, set el ah di t erima permohonan t ert ul i s yang dil engkapi dengan ket erangan-ket er angan yang diperl ukan.

(3) Kepada inst ansi Bea dan Cukai yang bersangkut an dan kepada Pemerint ah negara yang mengekspor di serahkan masing-masing sat u eksempl ar t embusan sert i f ikat impor.

Pasal 11

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(8)

Impor at au t r ansit o yang dimaksud dal am Pasal 10 har us di sert ai sert i f ikat ekspor at au sal inannya yang sah yang dikel uar kan ol eh at au at as nama Pemerint ah negara yang mengekspor .

Pasal 12

(1) Set el ah narkot ika t iba dan dit erima, import ir yang bersangkut an waj ib mel aporkannya kepada Ment er i Kesehat an.

(2) Ment eri Kesehat an at au pej abat yang dit unj uknya memberikan cat at an sebagai t anda pengesahan di bagian bel akang dari sert if i kat ekspor at au sal inannya yang sah t ent ang nama, j enis at au sif at dan j uml ah at au berat narkot ika yang benar-benar diimpor menur ut kenyat aan.

Pasal 13

(1) Set el ah t erl aksananya impor, maka sert i f ikat ekspor yang t el ah diberi cat at an sepert i dimaksud dal am Pasal 12 ayat (2), ol eh Ment eri Kesehat an diki rim kepada Pemerint ah negara yang mengekspor .

(2) Ment eri Kesehat an memberit ahukan kepada Pemerint ah negara yang mengekspor, apabil a sert if i kat impor t el ah dal uwarsa dengan dil ampiri dokumen-dokumen yang bersangkut an.

Pasal 14

Ekspor obat -obat an yang mengandung narkot ika di at ur dengan Per at ur an Pemerint ah.

Pasal 15

Impor Narkot ika dan ekspor obat -obat an yang mengandung nar kot ika dil akukan mel al ui pel abuhan int er nasional at au mel al ui perl abuhan i nt ernasional at au mel al ui pel abuhan l ain dengan izi n khusus dari Ment er i Kesehat an.

Pasal 16

Narkot ika yang ada pada apot ik, pedagang besar f armasi , pabri k f armasi , rumah sakit , persediaan para dokt er , l embaga il mu penget ahuan dan l embaga pendidikan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 5, har us disimpan sesuai dengan ket ent uan yang dit et apkan ol eh Ment eri Kesehat an.

Pasal 17

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(9)

Ment eri Kesehat an ber kewaj iban t iap t ahun t akwim menyusun rencana kebut uhan narkot ika unt uk t uj uan pengobat an dan at au il mu penget ahuan.

Pasal 18

(1) Import ir yang dimaksud dal am Pasal 9 berkewaj iban unt uk menyusun dan mengirimkan l aporan bul anan kepada Ment eri Kesehat an mengenai pemasukan dan pengel uaran nar kot ika yang ada dal am penguasaannya, dengan t embusan kepada Ment eri Perdagangan.

(2) Pabrik f armasi , pedagang besar f armasi, apot ik, rumah sakit , l embaga il mu penget ahuan dan l embaga pendidikan yang dimaksud dal am Pasal 5, berkewaj iban unt uk menyusun dan mengi rimkan l aporan bul anan kepada Ment eri Kesehat an mengenai pemasukan dan pengel uaran nar kot ika yang ada dal am penguasaannya. ,

(3) Jika dianggap perl u, dokt er dapat diwaj i bkan unt uk menyusun dan mengirimkan l aporan kepada Ment eri Kesehat an mengenai pemasukan dan penggunaan narkot ika yang ada dal am penguasaannya,

Pasal 19

Bent uk dan i si l aporan dimaksud dal am Pasal 18 dibuat sesuai dengan ket ent uan yang dit et apkan ol eh Ment eri-Kesehat an.

BAB III

PENGANGKUTAN NARKOTIKA

Pasal 20

(1) Pemil ik at au pemuat narkot ika waj ib memberit ahukan kepada nakhoda, kapt en penerbang at au pengemudi t ent ang j enis dan j uml ah narkot ika yang akan diangkut unt uk diimpor at au diekspor maupun dit ransit o.

(2) Sebel um mengangkut narkot ika para nakhoda, kapt en penerbang at au pengemudi waj ib memint a dar i pemil ik at au pemuat narkot i ka-sert i f ikat impor at au sert if i kat ekspor.

Pasal 21

(1) Pengangkut an nar kot ika di dal am neger i mel al ui udar a, air, at au darat , sel ain harus sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan khusus yang dit et apkan ol eh Ment eri Kesehat an, j uga harus memenuhi ket ent uan-ket ent uan

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(10)

umum yang berl aku bagi pengangkut an mel al ui udar a, air at au dar at .

(2) Muat an narkot ika har us disimpan pada kesempat an pert ama di dal am pet i besi (kl uis) at au t empat l ain di dal am kapal dengan disegel bersama-sama ol eh nakhoda dan pemil ik at au pemuat nya.

(3) Nakhoda membuat suat u berit a acara t ent ang adanya muat an narkot ika yang diangkut nya

(4) Jika sebuah kapal mempunyai narkot ika sebagai muat an dan at au sebagai persediaan dal am apot ik kapal , nakhoda berkewaj iban unt uk seger a set el ah t iba di suat u pel abuhan mel aporkan hal ini kepada dinas kesehat an set empat .

(5) Pembongkaran muat an narkot ika dil akukan dal am kesempat an pert ama ol eh nakhoda dengan disaksikan ol eh pej abat Bea dan Cukai .

(6) Nakhoda yang menget ahui adanya narkot ika di dal am kapal secara t anpa hak, waj ib membuat berit a acar a, mel akukan t i ndakan-t indakan pengamanan dan pada kesempat an pert ama kapal singgah di pel abuhan seger a mel aporkan dan menyer ahkan persoal an t ersebut kepada yang berwaj ib.

(7) Ket ent uan l ai n yang berhubungan dengan pengangkut an narkot ika di at ur l ebih l anj ut ol eh Ment eri Kesehat an.

Pasal 22

Ket ent uan-ket ent uan t ersebut dal am Pasal 21 ayat (2) sampai dengan ayat (7) berl aku pul a bagi kapt en penerbang unt uk pengangkut an di udar a dan bagi pengemudi unt uk pengangkut an di darat .

BAB IV

PERBUATAN-PERBUATAN YANG DILARANG

Pasal 23

(1) Dil arang secara t anpa hak menanam at au memel ihara, mempunyai dal am persediaan, memil iki , menyimpan at au menguasai t anaman Papaver, t anaman Koka at au t anaman Ganj a.

(2) Dil arang secara t anpa hak memproduksi, mengol ah, mengekst r aksi , mengkonversi , meracik at au menyediakan narkot ika.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(11)

(3) Dil arang secar a t anpa hak memil iki , menyi mpan unt uk memil iki at au unt uk persediaan at au menguasai nar kot ika.

(4) Dil arang secar a t anpa hak membawa, mengir im, mengangkut at au ment ransit o narkot ika.

(5) Dil arang secar a t anpa hak mengimpor, mengekspor, menawarkan unt uk dij ual , menyal urkan, menj ual , membel i, menyerahkan, menerima, menj adi per ant ar a dal am j ual bel i at au menukar nar kot ika.

(6) Dil arang secara t anpa hak menggunakan narkot ika t er hadap orang l ain at au memberikan narkot ika unt uk di gunakan orang l ai n.

(7) Dil arang secara t anpa hak menggunakan narkot ika bagi di rinya sendir i.

Pasal 24

Penggunaan dan pemberi an narkot ika ol eh dokt er, kecual i unt uk pengobat an dil arang.

BAB V

PENYIDIKAN, PENUNTUTAN DAN PEMERIKSAAN DI DEPAN PENGADILAN

Pasal 25

(1) Perkar a nar kot ika t ermasuk perkara yang di dahul ukan dari perkara l ain unt uk di aj ukan ke Pengadil an guna mendapat kan pemer iksaan dan penyel esaian dal am wakt u yang sesingkat -si ngkat nya.

(2) Penyidikan, penunt ut an dan pemer iksaan di depan Pengadil an t erhadap t indak pidana yang menyangkut narkot ika dil akukan menur ut ket ent uan-ket ent uan yang berl aku, sekedar t idak dit ent ukan l ain dal am Undang-undang i ni.

Pasal 26

Penyidik berhak unt uk membuka dan memer iksa set i ap barang kiriman mel al ui pos dan al at -al at perhubungan l ainnya, yang dicurigai mempunyai hubungan dengan perkara-per kar a yang menyangkut narkot ika yang sedang dal am penyidikan.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(12)

Pasal 27

Narkot ika yang didapat i dal am penyidikan at au cont ohnya diperiksa di l aborat orium pemeriksaan yang dit unj uk ol eh Ment eri Kesehat an.

Pasal 28

Di depan Pengadil an saksi dan orang l ai n yang bersangkut an dengan perkara yang sedang dal am pemeriksaan, dil arang menyebut nama at au al amat at au hal -hal yang member ikan kemungkinan dapat diket ahuinya ident it as pel apor .

Pasal 29

(1) Narkot ika dan al at yang digunakan di dal am kej ahat an yang menyangkut narkot ika sert a hasil nya dapat dinyat akan di r ampas unt uk negara.

(2) Perampasan narkot ika dan al at yang digunakan sert a hasil nya yang bukan kepunyaan sit erdakwa t idak dil akukan apabil a hak-hak pihak ket iga yang berikt ikad baik akan t erganggu.

(3) Jika dal am keput usan perampasan nar kot ika dan al at yang digunakan dal am kej ahat an t ermasuk mil ik pihak ket iga yang ber ikt ikad bai k, pemil ik dapat mengaj ukan kepada Pengadil an yang ber sangkut an keberat an t erhadap perampasan t er sebut , dal am j angka wakt u 3 (t iga) bul an set el ah pengumuman keput usan Hakim.

(4) Narkot ika yang dinyat akan dirampas sebagai mana dimaksud dal am ayat (1) menj adi mil ik negara, dan met al cara yang dit et apkan ol eh Ment eri Kesehat an dan Jaksa Agung digunakan unt uk keperl uan negara at au seger a dimusnahkan.

Pasal 30

Sel ain kepada penyidi k umum yang mempunyai wewenang dal am penyidikan berdasarkan ket ent uan hukum yang berl aku, kepada pej abat kesehat an t ert ent u dapat diberi wewenang penyidikan t erbat as.

BAB VI

GANJARAN (PREMI)

Pasal 31

Kepada mereka yang t el ah berj asa dal am mengungkapkan kej ahat an yang menyangkut narkot ika, diber i ganj aran yang akan di at ur dengan Perat uran

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(13)

Pemerint ah.

BAB VII

PENGOBATAN DAN REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN USAHA PENANGGULANGANNYA

Pasal 32

(1) Orang t ua at au Wal i dari seor ang pecandu narkot ika yang bel um cukup umur waj ib mel aporkan pecandu t er sebut kepada pej abat yang dit unj uk ol eh Ment eri Kesehat an dan waj ib membawanya ke r umah sakit at au kepada dokt er yang t erdekat unt uk mendapat kan pengobat an dan perawat an yang diperl ukan.

(2) Pecandu narkot ika yang t el ah cukup umur waj ib mel aporkan di ri kepada pej abat yang dit unj uk ol eh Ment er i Kesehat an.

(3) Syarat -syar at unt uk mel aksanakan ket ent uan t ersebut dal am ayat (1) dan ayat (2) dit et apkan ol eh Ment er i Kesehat an.

Pasal 33

Hakim dal am memut us perkara pidana yang dimaksud dal am Pasal 36 ayat (7) dapat memerint ahkan yang bersal ah unt uk menj al ani pengobat an dan perawat an at as biaya sendiri .

Pasal 34

(1) Pengobat an dan perawat an pecandu narkot ika sert a r ehabil it asi bekas pecandu narkot ika dil akukan pada l embaga r ehabil it asi.

(2) Pembent ukan, susunan, t ugas dan wewenang l embaga rehabil it asi yang t ersebut dal am ayat (1), t ermasuk pendirian cabang-cabangnya di t empat -t empat yang diperl ukan, dit et apkan dengan Keput usan Presiden.

(3) Dal am menyel enggarakan rehabil it asi diikut sert akan sebanyak mungki n l embaga-l embaga dal am masyarakat yang berhubungan dengan masal ah it u, baik mil ik Pemerint ah maupun swast a.

Pasal 35

Guna menanggul angi penyal ahgunaan narkot ika Pemerint ah dapat mengadakan kerj asama bil at er al at au mul t il at eral dengan negara l ain at au badan int ernasional yang menangani masal ah i ni.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(14)

BAB VIII KETENTUAN PIDANA

Pasal 36

(1) Barang siapa mel anggar Pasal 23 ayat (1) :

a. dipidana dengan pidana penj ara sel ama-l amanya 6 (enam) t ahun dan denda set inggi-t ingginya Rp. 10. 000. 000, - (sepul uh j ut a rupiah) apabil a perbuat an t ersebut menyangkut t anaman Koka at au t anaman Ganj a;

b. dipidana dengan pidana penj ara sel ama-l amanya 10 (sepul uh) t ahun dan denda set i nggi-t i nggi nya Rp. 15. 000. 000. - (l imabel as j ut a rupiah) apabil a perbuat an t er sebut menyangkut t anaman Papaver .

(2) Barang siapa mel anggar Pasal 23 ayat (2) :

a. dipidana dengan pidana penj ara sel ama-l amanya 12 (dua bel as) t ahun dan denda set i nggi-t i ngginya Rp. 20. 000. 000, - (dua pul uh j ut a rupiah) apabil a perbuat an t ersebut menyangkut daun Koka at au t anaman Ganj a;

b. dipidana dengan pidana penj ara sel ama-l amanya 20 (dua pul uh) t ahun dan denda set i nggi -t inggi nya Rp. 30. 000. 000, - (t i ga pul uh j ut a rupi ah) apabil a perbuat an t ersebut menyangkut nar kot ika l ainnya.

(3) Barang siapa mel anggar Pasal 23 ayat (3) :

a. dipidana dengan pidana penj ara sel ama-l amanya 6 (enam) t ahun dan denda set inggi-t ingginya Rp. 10. 000. 000, - (sepul uh j ut a rupiah) apabil a perbuat an t ersebut menyangkut daun Koka at au t anaman Ganj a;

b. dipidana dengan pidana penj ara sel ama-sel amanya 10 (sepul uh) t ahun dan denda set inggi-t i ngginya Rp. 15. 000. 000, - (l ima bel as j ut a rupi ah) apabil a perbuat an t ersebut menyangkut nar kot ika l ainnya.

(4) Barang siapa mel anggar Pasal 23 ayat (4) :

a. dipidana dengan pidana penj ara seumur hidup at au pidana penj ar a sel ama-l amanya 20 (dua pul uh) t ahun dan denda set inggi-t ingginya Rp. 30. 000. 000, - (inggi-t iga pul uh j uinggi-t a rupi ah) apabil a

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(15)

perbuat an t ersebut menyangkut daun Koka at au t anaman Ganj a; b. dipidana dengan pidana mat i at au pidana penj ara seumur hidup

at au pidara penj ara sel ama-l amanya 20 (dua pul uh) t ahun dan denda set inggi-t i ngginya Rp. 50. 000. 000, - (Ii ma pul uh j ut a r upiah) apabil a perbuat an t ersebut menyangkut narkot ika l ainnya.

(5) Barang siapa mel anggar Pasal 23 ayat (5) :

a. dipidana dengan pidana penj ara seumur hidup at au pidana penj ar a sel ama-l amanya 20 (dua pul uh) t ahun dan denda set inggi-t ingginya Rp. 30. 000. 000, - (inggi-t iga pul uh j uinggi-t a rupi ah) apabil a perbuat an t ersebut menyangkut daun Koka at au t anaman, Ganj a; b. dipidana dengan pidana mat i at au pidana penj ara seumur hidup

at au pidana penj ara sel ama-l amanya 20 (dua pul uh) t ahun dan denda set inggi-t i ngginya Rp. 50. 000. 000, - (l i ma pul uh j ut a rupi ah) apabil a perbuat an t ersebut menyangkut narkot ika l ainnya.

(6) Barang siapa mel anggar Pasal 23 ayat (6) :

a. dipidana dengan pidana penj ara sel ama-l amanya 6 (enam) t ahun dan denda set inggi-t ingginya Rp. 10. 000. 000, - (sepul uh j ut a rupiah) apabil a perbuat an t ersebut menyangkut daun Koka at au t anaman Ganj a;

b. dipidana dengan pidana penj ara sel ama-l amanya 10 (sepul uh) t ahun dan denda set inggi-t i ngginya Rp. 15. 000. 000, - (l ima bel as j ut a rupi ah) apabil a perbuat an t ersebut menyangkut nar kot ika l ainnya.

(7) Barang siapa mel anggar Pasal 23 ayat (7) :

a. dipidana dengan pidana penj ar a sel ama-l amanya 2 (dua) t ahun apabil a perbuat an t ersebut menyangkut daun Koka at au t anaman Ganj a;

b. dipidana dengan pidana penj ara sel ama-l amanya 3 (t iga) t ahun apabil a perbuat an t ersebut menyangkut narkot ika l ainnya.

(8) Barang siapa karena kel al ai an menyebabkan dil anggarnya ket ent uan t ersebut dal am Pasal 23 ayat (1) diat as t anah at au t empat mil iknya at au yang dikuasainya, dipidana dengan pidana kurungan sel ama-l amanya 1 (sat u) t ahun dan at au denda set inggi-t i ngginya Rp. 1. 000. 000, - (sat u j ut a rupiah).

Pasal 37

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(16)

Percobaan unt uk mel akukan t i ndak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 36 ayat (1) sampai dengan ayat (7) dipidana dengan pidana penj ara yang sama dengan pidana penj ar a bagi t i ndak pidananya.

Pasal 38

Membuj uk anak yang bel um cukup umur unt uk mel akukan t indak pidana sebagaimana t ersebut dal am Pasal 36 ayat (1) sampai dengan ayat (7) diancam dengan pidana sebagaimana t ersebut dal am Pasal 36 ayat (1) sampai dengan ayat (7) dit ambah dengan sepert iganya, dengan ket ent uan sel ama-l amanya 20 (dua pul uh) t ahun.

Pasal 39

(1) Pidana penj ar a yang dit ent ukan dal am Pasal 36 ayat (1) sampai dengan ayat (7) dapat dit ambah dengan sepert i ga, j ika t erpidana ket ika mel akukan kej ahat an, bel um l ewat 2 (dua) t ahun, sej ak menj al ani unt uk sel uruhnya at au sebagian pidana penj ara yang dij at uhkan padanya.

(2) Dal am hal pengul angan kej ahat an yang dimaksud dal am ayat (1) diancam dengan pidana denda, maka pidana denda t ersebut dikal ikan dua.

Pasal 40

Dokt er yang dengan sengaj a mel anggar Pasal 24 dipidana dengan pidana penj ar a sel ama-l amanya 12 (dua bel as) t ahun dan denda set inggi-t i ngginya Rp. 20. 000. 000, - (dua pul uh j ut a rupi ah).

Pasal 41

Import ir yang t idak memenuhi kewaj iban sebagaimana dimaksud dal am Pasal 12 ayat (1), Pasal 18 ayat (1) dan Pasal 19 dipidana dengan pidana kurungan sel ama-l amanya 1 (sat u) t ahun dan denda set inggi -t ingginya Rp. 1. 000. 000, - (sat u j ut a r upiah)'

Pasal 42

(1) Pabrik f armasi , pedagang besar f armasi, apot ik, rumah sakit , dokt er, l embaga il mu penget ahuan dan l embaga pendidikan yang t idak mel aksanakan kewaj iban sebagaimana dimaksud dal am Pasal 18 ayat (2), ayat (3) dan Pasal 19, dipidana dengan pidana kurungan sel ama-l amanya 1 (sat u) t ahun dan denda set inggi -t inggi nya Rp. 1. 000. 000, - (sat u j ut a rupiah).

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(17)

2) Lembaga il mu penget ahuan dan l embaga pendidikan yang menanam t anaman Papaver, Koka dan Gari j a yang t idak mel aksanakan kewaj iban membuat l aporan yang dimaksud dal am Pasal 4 ayat (2), dipidana dengan pidana kuningan sel ama-l amanya 1 (sat u) t ahun dan denda set inggi -t ingginya Rp. 1. 000. 000, (sat u j ut a r upiah).

Pasal 43

Nakhoda, kapt en penerbang at au pengemudi yang t idak mel aksanakan kewaj iban sebagaimana dimaksud dal am Pasal 20 ayat (2), Pasal 21 ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7) dan Pasal 22, dipidana dengan pidana kurungan sel amal amanya 1 (sat u) t ahun dan at au denda set inggi -t ingginya Rp. 1. 000. 000, - (sa-t u j u-t a rupiah).

Pasal 44

Terhadap pel anggaran ket ent uan-ket ent uan sebagaimana yang diat ur dal am Pasal -pasal 40, 41, 42 dan 43 dapat dikenakan pidana t ambahan yang ber upa pencabut an hak sepert i diat ur dal am Pasal 35 Kit ab Undang-undang Hukum Pidana ayat (1) ke 1 dan ke 6.

Pasal 45

Barang siapa dengan sengaj a menghal angi at au mempersul it penyidikan, penunt ut an dan pemeriksaan di depan Pengadil an per kar a t indak pidana yang menyangkut narkot ika, dipidana dengan pidana penj ar a sel ama-l amanya 5 (l ima) t ahun dan denda set inggi -t ingginya Rp. 10. 000. 000. - (sepul uh j ut a rupiah).

Pasal 46

Set iap saksi yang dengan sengaj a t idak memberikan ket erangan at au memberi ket erangan yang t idak benar kepada penyidik dal am t indak pidana yang menyangkut narkot ika, dipidana dengan pidana penj ar a sel ama-l amanya 5 (l ima) t ahun dan at au denda set inggi-t inggi nya Rp. 10. 000. 000, - (sepul uh j ut a rupiah).

Pasal 47

Saksi dan orang l ai n yang bersangkut an dengan perkara yang sedang dal am pemeriksaan di depan Pengadil an yang t idak memenuhi ket ent uan t er sebut dal am Pasal 28 dipidana dengan pidana kurungan sel ama-l amanya 1 (sat u) t ahun.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(18)

Pasal 48

Barang si apa yang menget ahui t ent ang adanya narkot ika yang t idak sah dan t idak mel aporkan kepada pihak yang berwaj ib dipidana dengan pidana kurungan sel ama-l amanya 1 (sat u) t ahun dan at au denda set i nggi-t inggi nya Rp. 1. 000. 000, (sat u j ut a rupi ah).

Pasal 49

Jika suat u t i ndak pidana mengenai narkot i ka dil akukan ol eh at au at as nama suat u badan hukum, suat u per seroan, suat u perserikat an or ang yang l ainnya at au suat u yayasan, maka t unt ut an pidana di l akukan dan hukuman pidana sert a t indakan t at a t ert ib dij at uhkan, baik t er hadap badan hukum, perseroan, perser ikat an at au yayasan it u, maupun t erhadap mereka yang memberi perint ah mel akukan t indak pidana narkot ika it u at au yang bert indak sebagai pemimpin at au penanggungj awab dal am per buat an at au kel al aian it u, at aupun t erhadap kedua-duanya.

Pasal 50

Semua perbuat an yang diancam dengan pidana t ersebut dal am Bab VIII Undang-undang ini adal ah kej ahat an, kecual i yang t ersebut dal am Pasal 47 adal ah pel anggar an.

Pasal 51

(1) Terhadap warganegara asi ng yang mel akukan t i ndak pidana yang menyangkut nar kot ika dan t el ah menj al ani pidananya sebagaimana diat ur dal am Undang-undang ini , dil akukan pengusiran kel uar wil ayah Indonesia.

(2) Warganegara asi ng yang pernah mel akukan t indak pidana yang menyangkut narkot i ka, baik di wil ayah Indonesia maupun di l uar negeri, dil arang memasuki wil ayah Indonesia.

Pasal 52

Dal am Perat uran Pemerint ah sebagai pel aksanaan Undang-undang ini dapat dicant umkan ancaman pidana dengan pidana penj ara sel ama-l amanya 1 (sat u) t ahun dan at au denda set inggi -t inggi nya Rp. 1. 000. 000, - (sat u j ut a r upiah).

Pasal 53

Unt uk t indak pidana yang t idak diat ur di dal am Undang-undang ini diperl akukan

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(19)

ket ent uan dal am Kit ab Undang-undang Hukum Pidana at au perat uran perundang-undangan yang berl aku.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 54

Sel ama perat uran per undang-undangan unt uk mel aksanakan ket ent uan dal am Undang-undang ini bel um dikel uarkan, maka perat uran dal am bidang narkot ika yang ada pada wakt u Undang-undang i ni mul ai berl aku, t et ap berl aku sepanj ang t idak bert ent angan dengan Undang-undang ini .

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 55

Undang-undang ini mul ai berl aku pada t anggal diundangkan

Agar supaya set iap orang dapat menget ahui nya, memerint ahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempat annya dal am Lembaran Negar a Republ ik Indonesia.

Disahkan di Jakart a pada t anggal 26 Jul i 1976 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 26 Jul i 1976 MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

SUDHARMONO, SH.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(20)

PENJELASAN ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1976

TENTANG NARKOTIKA

UMUM

Perat ur an perundang-undangan yang mengat ur t ent ang narkot ika sebel um Undang-undang ini berl aku, ial ah Verdoovende Middel en Ordonnant ie (St aat sbl ad 1927 No. 278 j o No. 536) yang t el ah diubah dan dit ambah, besert a perat ur an pel aksanaannya yang dikel uarkan ol eh Ment eri Kesehat an.

Ket ent uan-ket ent uan di dal am perat uran perundang-undangan t ersebut , berhubung dengan perkembangan l al u-l int as dan adanya al at -al at perhubungan dan pengangkut an modern yang menyebabkan cepat nya penyebaran/ pemasukan nar kot ika ke Indonesia, dit ambah pul a dengan kemaj uan-kemaj uan yang dicapai dal am bidang pembuat an obat -obat an, t ernyat a t idak cukup memadai unt uk dapat mencapai hasil yang diharapkan. Perat ur an per undang-undangan t ersebut t idak l agi sesuai dengan perkembangan zaman karena yang diat ur didal amnya hanyal ah mengenai perdagangan dan penggunaan narkot ika, yang di dal am perat uran it u dikenal dengan ist il ah Verdoovende Middel en at au obat bius, sedangkan t ent ang pemberian pel ayanan kesehat an unt uk usaha penyembuhan pecandunya t idak diat ur.

Narkot ika merupakan sal ah sat u obat yang di perl ukan dal am dunia pengobat an, demikian j uga dal am bidang penel it i an unt uk t uj uan pendidikan, pengembangan il mu dan pener apannya. Meskipun ada bahayanya, namun masih dapat dibenarkan penggunaan nar kot ika unt uk kepent i ngan pengobat an dan at au t uj uan il mu penget ahuan.

Dengan demikian, unt uk kepent i ngan pengobat an dan at au t uj uan il mu penget ahuan, maka dal am Undang-undang ini dibuka kemungkinan unt uk mengimpor narkot ika, mengekspor obat -obat an yang mengandung narkot ika, menanam, memel ihar a Papaver , Koka dar i Ganj a.

Disamping manf aat nya t ersebut , nar kot ika apabil a disal ah gunakan at au sal ah pemakaiannya, dapat menimbul kan akibat sampingan yang sangat merugikan bagi peror angan sert a menimbul kan bahaya bagi kehidupan sert a nil ai-nil ai kebudayaan. Kar ena it u penggunaan narkot ika hanya dibat asi unt uk kepent ingan pengobat an dan at au t uj uan il mu penget ahuan.

Penyal ahgunaan pemakaian narkot ika dapat berakibat j auh dan f at al sert a menyebabkan yang ber sangkut an menj adi t ergant ung pada narkot ika unt uk kemudian berusaha agar senant iasa memperol eh narkot ika it u dengan segal a cara, t anpa mengindahkan norma-norma sosial , agama maupun hukum yang berl aku.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(21)

Dal am pada it u t idak must ahil , kal au penyal ahgunaan nar kot ika adal ah merupakan sal ah sat u sarana dal am rangka kegiat an subversi .

Di dal am Undang-undang ini diat ur pel bagai masal ah yang berhubungan dengan narkot ika, mel iput i pengat ur an mengenai :

1. Ket ent uan t ent ang pengert i an dan j enis narkot ika.

2. Ket ent uan t ent ang kegi at an yang menyangkut narkot i ka sepert i : penanaman, per acikan, produksi, perdagangan, l al u-l int as, pengangkut an sert a penggunaan nar kot ika.

3. Ket ent uan t ent ang waj ib l apor bagi or ang at au badan yang mel akukan kegiat an-kegiat an sebagai t ersebut dal am angka 2.

4. Ket ent uan yang mengat ur mengenai penyidikan, penunt ut an dan pemeriksaan di depan Pengadil an dari perkar a yang berhubungan dengan narkot ika yang kar ena kekhususannya dan unt uk mempercepat prosedur dan mempermudah penyidikan, penunt ut an dan pemeriksaan di depan Pengadil an, memerl ukan penyimpangan dari ket ent uan hukum yang berl aku.

Meskipun diadakan penyimpangan dan pengat uran khusus, t idak berart i bahwa hak azasi t ersangka/ t erdakwa t idak dij amin at au dil indungi, bahkan diusahakan sedemikian rupa, sehingga penyimpangan dan pengat ur an khusus it u t idak merupakan penghapusan sel uruh hak azasi t ersangka/ t erdakwa, mel ainkan hanya pengur angan yang t erpaksa dil akukan demi menyel amat kan bangsa dan negara dari bahaya yang dit imbul kan kar ena penyal ahgunaan narkot ika.

Ket ent uan t er sebut ant ara l ain ial ah, bahwa dal am pemeriksaan di depan Pengadil an, saksi at au orang l ain yang bersangkut an dengan perkar a yang sedang dal am pemer iksaan dil arang dengan sengaj a menyebut nama, al amat at au hal l ain yang memberi kemungkinan dapat diket ahui ident it as pel apor (Pasal 28).

5. Ket ent uan yang mengat ur t ent ang pemberian ganj aran (premi). 6. Ket ent uan t ent ang pengobat an dan rehabil it asi pecandu narkot ika.

7. Ket ent uan l ain yang berhubungan dengan kerj asama int ernasional dal am penanggul angan masal ah yang dit imbul kan ol eh narkot ika.

Guna memberikan ef ek prevent i f yang l ebih t inggi t erhadap dil akukannya t indak pidana t ersebut , demikian pul a unt uk memberikan kel el uasaan kepada al at penegak hukum dal am menangani perkara t indak pidana t ersebut secara ef ekt i f , maka dit ent ukan ancaman hukuman yang diperberat bagi pel aku t indak pidana, l ebih-l ebih dal am hal perbuat an t ersebut dil akukan t erhadap at au dit uj ukan kepada anak-anak dibawah umur.

Karena Indonesi a merupakan negar a pesert a dari Konvensi Tunggal Narkot ika 1961, besert a Prot okol yang Mengubahnya, maka ket ent uan-ket ent uan dal am Undang-undang ini t el ah pul a disesuaikan dengan hal -hal yang diat ur di dal am Konvensi t ersebut .

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(22)

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Dal am pasal ini dimuat pengert ian dan ist il ah-ist il ah t eknis yang digunakan dal am Undang-undang ini , ant ar a l ain mengenai t anaman-t anaman dar i zaanaman-t -zaanaman-t yang anaman-t ermasuk ke dal am pengeranaman-t ian narkoanaman-t ika. Bahan-bahan dan sedi aan-sediaan sert a campuran-campurannya t ersebut dapat diubah at au dit ambah ol eh Ment eri Kesehat an disesuai kan dengan perkembangan t eknol ogi dan il mu penget ahuan di bidang obat -obat an. Pasal ini memungkinkan Ment eri Kesehat an menet apkan bahan-bahan yang dapat dipakai sebagai penggant i narkot ika, baik yang berasal dari t anaman maupun yang dibuat secara sint et is sebagai narkot ika. Pengangkut an yang dimaksud dal am Nomor 23 dan 24, t ermasuk membawa, menyimpan dan menyediakan.

Pasal 2

Yang dimaksud dengan al at -al at yang dapat dipergunakan unt uk penyal ahgunaan narkot ika adal ah al at -al at pemadat an, al at sunt i k dan al at -al at l ainnya yang dipergunakan dengan berbagai cara unt uk memasukkan narkot ika ke dal am t ubuh manusia.

Pasal 3

Dal am rangka mencegah dan mel indungi bahaya-bahaya yang dapat dit imbul kan ol eh akibat bur uk yang sangat merugikan bagi perorangan dan merupakan bahaya bagi perikehidupan manusia dan kehidupan negar a, Pemerint ah perl u diberi wewenang unt uk menet apkan berbagai narkot ika t ert ent u sebagai narkot ika yang dil arang digunakan dal am pengobat an dan il mu penget ahuan, sepert i Diaset il Morf ina (Heroina) dan l ain-l ain.

Pasal 4

Cukup j el as

Pasal 5

Pemberian izin khusus ini dimaksudkan unt uk memperket at pengawasan t erhadap peredar an dan penggunaan nar kot i ka. Apot ik dan dokt er yang karena pekerj aannya dapat dianggap harus diperkenankan menerima, menyimpan dan menyerahkan narkot ika unt uk keperl uan pengobat an t idak memerl ukan izin khusus mel ainkan izin biasa.

Izin bagi dokt er t idak merupakan izin t ersendiri mel ai nkan merupakan bagian dari izi n mel akukan peker j aan dokt er (act e van t oel at ing). Hal i ni berl aku bagi dokt er -dokt er yang bel um memil iki izin pada wakt u mul ai

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(23)

berl akunya Undang-undang ini. Dokt er yang t el ah mempunyai izin t ersebut diat as pada wakt u berl akunya Undang-undang i ni dianggap t el ah mempunyai izin yang dimaksudkan dal am Pasal 5 ayat (1) sub b dan t unduk pada ket ent uan-ket ent uan bagi dokt er sebagai-mana diat ur dal am Undang-undang ini .

Yang dimaksud rumah sakit dal am pasal ini mel iput i unit -unit kesehat an l ainnya.

Pasal 6

Cukup j el as.

Pasal 7

Ayat (1) Cukup j el as.

Ayat (2)

Maksudnya unt uk menj amin pengawasan yang ket at agar resep dokt er t idak disal ahgunakan.

Pasal 8

Cukup j el as.

Pasal 9

Unt uk mengimpor narkot ika secara khusus diperl ukan izi n impor dari Ment eri Perdagangan set el ah memperol eh keput usan Ment eri Kesehat an, karena Ment eri Kesehat an menget ahui kebut uhan nasional akan narkot ika.

Mengi ngat pent ingnya impor narkot ika dan unt uk penget at an maka keput usan hanya dapat dil akukan ol eh Ment eri Kesehat an sendi ri.

Pasal 10

Cukup j el as.

Pasal 11

Cukup j el as.

Pasal 12

Set el ah import i r menerima pengir iman narkot ika, i a harus seger a memeriksa apakah j enis, mut u dan j uml ah at au bobot narkot ika yang dit erimanya t el ah sesuai dengan yang t ersebut dal am sert if ikat ekspor.

Pasal 13

Cukup j el as.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(24)

Pasal 14

Yang dapat diekspor hanyal ah obat -obat an yang mengandung narkot ika.

Pasal 15

Yang dimaksud dengan pel abuhan i nt ernasi onal dal am pasal ini adal ah pel abuhan l aut dan pel abuhan udara int er nasional .

Pasal 16

Maksud pasal ini ial ah unt uk mengamankan narkot ika agar t idak dengan mudah digunakan ol eh orang yang t idak berhak.

Pasal 17

Cukup j el as.

Pasal 18

Maksud adanya kewaj iban unt uk menyusun dan mengirim l aporan adal ah agar Ment eri Kesehat an set iap wakt u dapat menget ahui t ent ang persediaan narkot i ka yang t erdapat pada i mport ir dan pedagang besar f armasi .

Laporan t ersebut berupa daf t ar cat at an yang disusun secara t erperi nci. Agar dapat dicegah penyal ahgunaan nar kot i ka, maka t embusan l aporan yang dimaksud dal am ayat (1) pasal ini sel ain disampaikan kepada Ment eri Perdagangan disampaikan pul a kepada Jaksa Agung dan Kepal a Kepol isian Republ ik Indonesi a.

Pasal 19

Bent uk dan isi l aporan dit ent ukan ol eh Ment eri Kesehat an agar t erdapat keser agaman.

Pasal 20

Yang dapat diekspor hanyal ah obat -obat an yang mengandung narkot ika.

Pasal 21 dan Pasal 22

Pasal ini berint i kan j aminan bahwa pengangkut baik di darat , di ai r maupun di udar a, bert anggungj awab dan waj ib menempuh prosedur yang t el ah dit ent ukan, demi pengamanan l al u-l int as nar kot ika di Indonesia.

Pasal 23

Cukup j el as

Pasal 24

Maksudnya unt uk mencegah penyal ahgunaan pemakaian narkot i ka dan agar semat a-mat a diberikan hanya kepada penderit a yang memerl ukan

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(25)

pengobat an dan at au unt uk keperl uan pengobat an.

Pasal 25

Cukup j el as.

Pasal 26

Ket ent uan pasal ini mengat ur , bahwa hanya surat -surat dan ki riman mel al ui dinas pos dan al at -al at per hubungan l ainnya yang dicuri gai at au diduga keras berhubungan l angsung dengan t indak pidana narkot ika dapat dibuka unt uk diperiksa.

Pasal 27

Laborat ori um pemeriksa adal ah l abor at orium Pemeri nt ah sepert i Laborat ori um Farmasi Nasional , Laborat ori um kriminil dan l ain-l ain dan narkot ika yang didapat i dal am penyel idikan disimpan dengan segel dal am t empat t ert ent u dengan disaksikan ol eh t ersangka.

Pasal 28

Pasal ini dimaksud unt uk memberikan perl i ndungan t erhadap pel apor, ial ah mereka yang memberikan ket er angan mengenai suat u t i ndak pidana narkot ika, agar supaya pel apor t idak t akut -t akut akan diket ahui nama dan al amat nya yang mungkin akan membahayakan kesel amat annya, apabil a ia dikenal ol eh umum.

Karena sangat diharapkan l aporan-l apor an t ent ang t indak pidana narkot ika yang t el ah dil akukan at au diduga t el ah dil akukan, maka perl ul ah diberi kan perl i ndungan t erhadap para pel apor t ersebut yang sungguh-sungguh akan membant u usaha pemeriksaan t indak pidana narkot ika.

Supaya perl i ndungan i ni dapat dij amin, maka saksi dan orang l ai n yang bersangkut an dengan per kar a yang sedang dal am pemeriksaan waj ib merahasiakan nama, al amat at au hal -hal yang memungkinkan diket ahuinya pel apor , bai k dal am f ase pemeriksaan pendahul uan maupun di depan Pengadil an.

Pasal 29

Cukup j el as.

Pasal 30

Maksud dari pasal ini ial ah member ikan wewenang penyidikan t erbat as, karena keahl iannya dapat membant u dal am memperl ancar pemeri ksaan. Wewenang penyidikan yang diber ikan kepada pej abat kesehat an mel iput i :

a. Menyit a at au memerint ahkan penyerahan semua barang-barang

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(26)

yang bersangkut an dengan penyal ahgunaan narkot ika.

b. Mint a memperl ihat kan semua dokumen-dokumen yang menur ut pandangan mereka diperl ukan unt uk menj al ankan t ugas dengan baik.

c. Memasuki semua t empat yang diperl ukan unt uk menj al ankan t ugas dengan baik. Mer eka yang menj al ankan t ugas ini dapat mint a bant uan pej abat -pej abat l ai n yang mempunyai wewenang.

Pasal 31

Pasal ini maksudnya unt uk memberikan gairah bagi berhasil nya penyidikan t i ndak pidana narkot ika yang sangat t ert ut up dan pel ik masal ahnya.

Pasal 32

Unt uk membant u Pemerint ah dal am menanggul angi masal ah dan bahaya narkot ika, dal am hal ini khusus pecandu narkot ika, maka diperl ukan pengikut sert aan masyarakat dan disamping it u orang t ua/ wal i guna meningkat kan pengawasan dan bimbingan t erhadap anak-anaknya.

Pasal 33

Hakim dal am memut us perkara pidana yang dimaksud dal am Pasal 36 ayat (7) dapat :

a. Memerint ahkan yang ber sal ah it u dimasukkan dal am l embaga rehabil it asi pecandu narkot ika dengan t idak memidananya, dan at au

b. memidana yang bersal ah.

Pasal ini berdasar kan pi kir an bahwa pecandu narkot ika it u sel ain orang yang mel anggar ket ent uan Pasal 23 ayat (7), j uga merupakan korban penyal ahgunaan nar kot ika.

Pasal 34

Ol eh karena pengobat an dan rehabil it asi korban penyal ahgunaan narkot ika t idak hanya menj adi t ugas dan t anggungj awab Pemeri nt ah akan t et api j uga merupakan t anggungj awab masyarakat pada umumnya maka dipandang perl u adanya l embaga r ehabil it asi t er sebut .

Pasal ini dimaksudkan unt uk l ebih menj ami n koordinasi di dal am usaha pengawasan dan penanggul angan masal ah penyal ahgunaan nar kot ika, mengingat bahwa masal ah ini menyangkut berbagai segi sosi al dan mel ibat kan berbagai inst ansi Pemeri nt ah dan Swast a secara f ungsionil .

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(27)

Pasal 35

Cukup j el as.

Pasal 36

Cukup j el as.

Pasal 37

Menurut pasal ini percobaan mel akukan t indak pidana narkot ika, diancam dengan pidana yang sama dengan t indak pidananya, karena dianggap bahwa percobaan it u sendi ri sudah berbahaya.

Pasal 38

Pasal ini dimaksudkan unt uk l ebih mel indungi gener asi muda yang akan dat ang, mengingat bahwa kel ompok masyarakat yang pal i ng rawan t erhadap bahaya penyal ahgunaan narkot i ka adal ah anak-anak yang bel um cukup umur, maka orang yang menyebabkan t erj erumusnya anak-anak t ersebut perl u dij at uhi hukuman yang l ebih berat l agi . Pemidanaan t erhadap pembuj ukan dil akukan apabil a perbuat an t ersebut t el ah mempunyai akibat .

Pasal 39

Cukup j el as.

Pasal 40

Cukup j el as.

Pasal 41

Cukup j el as.

Pasal 42

Cukup j el as.

Pasal 43

Cukup j el as.

Pasal 44

Cukup j el as.

Pasal 45 dan Pasal 46

Pasal -pasal i ni maksudnya unt uk memperl ancar proses penyidikan, penunt ut an dan pemer iksaan di depan Pengadil an

Pasal 47

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(28)

Pasal ini dimaksudkan unt uk mel indungi pel apor.

Pasal 48

Maksud dari pasal ini agar set i ap t indak pidana narkot ika t idak t erl uput dari penyidi kan.

Pasal 49

Ket ent uan pasal ini adal ah unt uk mencakup kemungkinan dal am hal t indak pidana narkot i ka dil akukan ol eh badan hukum, perseroan, perser ikat an orang yang l ainnya, at au yayasan, maka t er hadap badan-badan t ersebut maupun pengurusnya dapat dikenakan pidana.

Pasal 50

Cukup j el as.

Pasal 51

Ayat (1)

Yang dimaksud pengusi ran disini adal ah pengusi ran set el ah yang bersangkut an sel esai menj al ani pidana.

Ayat (2)

Ayat ini unt uk mencegah kemungkinan orang yang bersangkut an mengul angi l agi mel akukan t indak pidana nar kot ika di Indonesia.

Pasal 52

Cukup j el as.

Pasal 53

Cukup j el as.

Pasal 54

Cukup j el as.

Pasal 55

Cukup j el as.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

Referensi

Dokumen terkait

(1) Jikal au t idak diadakan ket et apan l ain ol eh Ment eri Kehakiman, maka Ket ua Pengadil an Negeri, yang dal am daerah-hukumnya t ermasuk t empat , yang

dal am wakt u yang dit et apkan ol eh Badan Pembaharuan Susunan Komit e Nasional Pusat maka Ment eri Dal am Negeri menunj uk penggant inya unt uk membent uk Komisi

PENGESYAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. Perat uran Pemerint ah No. 1) t ent ang bea masuk dan bea kel uar yang dit et apkan dengan mempergunakan pasal 22 Undang-undang

Al asannya ial ah "bahwa dengan dit erimanya rancangan Undang-undang t ent ang Susunan dan Acara Pengadil an Tent ara ol eh Badan Pekerj a dipandang Perat uran Pemerint ah

bahwa "Undang-undang Pengawasan Perbur uhan Tabun 1948" dari Republ ik Indonesia adal ah sal ah sat u Undang-undang yang dibut uhkan dan ol eh karenanya perl

Perj anj ian pinj aman ant ara Pemeri nt ah Keraj aan Nederl and dan Pemer int ah Republ ik Indonesia Serikat sebagaimana diput uskan di Konperensi Ment eri pesert

Mengingat pent ingnya kedudukan Jakart a sebagai Ibukot a Negara, maka t el ah dikel uarkan beberapa perat uran perundang-undangan yang mengat urnya secara khusus yait u

(2) Sisa Hasil Usaha set el ah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggot a st anding dengan j asa usaha yang dil akukan ol eh, masing-masing anggot a dengan Koperasi,