• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), dan juga dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, bahwa Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan salah satu entitas penyusun rencana pembangunan wajib menyiapkan rancangan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman pada rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Kemudian penyempurnaan rancangan RPJMD disusun dengan menggunakan rancangan Renstra-SKPD dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Penetapan rancangan akhir RPJMD menjadi dokumen RPJMD dilakukan dengan Peraturan Kepala Daerah, paling lambat tiga bulan setelah Kepala Daerah terpilih dilantik, selanjutnya dilakukan penyempurnaan rancangan Renstra SKPD menjadi dokumen Renstra SKPD yang akan ditetapkan dengan peraturan pimpinan SKPD setelah disesuaikan dengan RPJMD.

Selaras dengan itu, penyusunan dokumen Renstra SKPD tidak terlepas dari amanat yang juga tertuang dalam dokumen Renstra Kementerian/Lembaga terkait, sehingga didalam dokumen Renstra SKPD tergambar dengan jelas arah pembangunan sesuai dengan kewenangan mulai dari tingkat pusat, provinsi dan berlanjut ke kabupaten/kota. Berdasarkan dokumen Renstra SKPD ini nantinya dapat disusun Rencana Kerja (Renja) SKPD sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD sebagaimana tertuang dalam dokumen Renstra SKPD. Sinergitas penyusunan semua dokumen tersebut mengacu pada amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 sebagaimana tergambar pada bagan berikut:

Gambar 1. Alur Perencanaan Pembangunan Daerah Menurut UU No. 25/2004 Pedoman dijabarkan Pedoman dijabarkan Pedoman Pedoman diacu 5 tahun 1 tahun diperhatikan 20 tahun RPJP NASIONAL RPJM NASIONAL RKP RPJP DAERAH RPJM DAERAH RKPD DAERAH RENSTRA SKPD RENJA SKPD

(2)

Berdasarkan hal tersebut, sebagai salah satu instansi atau Satuan Kerja Perangkat Daerah dibawah Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat yang membina sektor ekonomi khususnya sektor industri dan perdagangan maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2016-2021 yang merupakan dokumen perencanaan lima tahunan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan dibidang perindustrian dan perdagangan berdasarkan kondisi dan potensi daerah di Sumatera Barat maupun isu-isu strategis ditingkat nasional maupun internasional.

Agar Renstra yang dibuat dapat mendatangkan manfaat bagi pembangunan Provinsi Sumatera Barat, maka dalam implementasinya perlu ada komitmen, semangat, tekad, kemauan, kemampuan dan etos kerja yang tinggi, yang ditujukan melalui kesungguhan, kejujuran dan keterbukaan oleh segenap pegawai dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat

Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian;

(3)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 994 ); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk

Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036 );

16. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 27);

17. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012-2032 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 79);

18. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021.

1.3 Maksud dan Tujuan

Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015-2020 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan program dan kegiatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat selama kurun waktu tahun 2016 sampai dengan 2021.

Adapun tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 adalah :

(4)

a. Menyelaraskan tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021.

b. Memberikan dasar bagi penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2016-2021.

1.4 Sistematika Penulisan

Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan

Memuat latar belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan Penulisan Renstra serta Sistematika Penulisan.

BAB II. Gambaran Pelayanan SKPD.

Bab ini memuat Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD.

BAB III. Isu-Isu Strategis

Memuat Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.

BAB IV. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Memuat visi dan misi SKPD, tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD serta strategi dan kebijakan.

BAB V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan

Pendanaan Indikatif.

Memuat program, kegiatan, indikator kinerja kegiatan, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif kegiatan.

BAB VI. Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD.

Bab ini memuat keterkaitan indikator kierja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.

(5)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN

PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi

Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 12 Tahun 2011 tanggal 12 Desember 2011 dalam Bab XIIIA Bagian Kedua Pasal 40A disebutkan bahwa “Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Perindustrian dan Perdagangan serta tugas pembantuan”.

Selanjutnya pada Pasal 41A disebutkan, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 40A Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang Perindustrian dan Perdagangan;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Perindustrian

dan Perdagangan;

3. Pembinaan dan fasilitasi bidang perindustrian dan perdagangan lingkup provinsi dan

kabupaten/kota;

4. Pelaksanaan kesekretariatan dinas;

5. Pelaksanaan tugas di bidang industry agro, industry non agro, perdagangan luar

negeri, perdagangan dalam negeri, pengawasan dan pengendalian mutu produk, dan UPTD;

6. Pematauan, evaluasi dan pelaporan di bidang perindustrian dan perdagangan;

7. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Guna menjalankan tugas dan fungsi tersebut diatas, sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 12 Tahun 2011 telah digambarkan susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat sebagaimana bagan berikut:

Gambar 1 Struktur Organisasi

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat

SEKSI INDUSTRI KIMIA HILIR

SEKSI ANEKA DAN TEKSTIL SEKSI INDUSTRI MARITIM, ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA KEPALA DINAS JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS

SUB BAGIAN UMUM DAN

KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PROGRAM

BIDANG INDUSTRI AGRO BIDANG INDUSTRI NON AGRO BIDANG PERDAGANGAN LUAR NEGERI BIDANG PERDAGANGAN DALAM NEGERI

BIDANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PRODUK SEKSI HASIL HUTAN DAN

PERKEBUNAN SEKSI EKSPOR SEKSI BINA USAHA DAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN

SEKSI PERLINDUNGAN KONSUMEN

SEKSI INDUSTRI HASIL LAUT DAN PERIKANAN

SEKSI IMPOR SEKSI PENGADAAN, DISTRIBUSI DAN SARANA

PERDAGANGAN

SEKSI PENGAWASAN STANDARISASI

SEKSI INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU

SEKSI BINA USAHA PERDAGANGAN LUAR NEGERI

SEKSI BINA PASAR SEKSI PENGAWASAN KEMETROLOGIAN

UPTD

UPTD BALAI PEREKAYASAAN LMK DAN BMB

UPTD BALAI PROMOSI DAN PEMASARAN

(6)

Berdasarkan susunan organisasi diatas dapat dilihat bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat memiliki susunan organisasi yang terdiri atas 1 orang esselon II, 10 orang esselon III, 22 orang esselon IV dan Kelompok Fungsional. Tugas pokok dan fungsi masing-masing esselon telah dijabarkan dalam Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor : 39 tahun 2012 tanggal 28 Mei 2012 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Tugas pokok masing unit kerja tersebut adalah:

1. Kepala Dinas, mempunyai tugas :

a. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dinas.

b. Menyelenggarakan penetapan kebijakan teknis dinas sesuai dengan kebijakan umum pemerintah daerah.

c. Menyelenggarakan perumusan dan penetapan pemberian dukungan tugas atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang perindustrian dan perdagangan. d. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana pembangunan

perindustrian dan perdagangan.

e. Meneyelenggarakan fasilitasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan program, kesekretariatan, industri agro, industri non agro, perdagangan luar negeri, perdagangan dalam negeri, pengawasan dan pengendalian mutu produk, dan UPTD.

f. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), swasta dan lembaga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dinas.

g. Menyelenggarakan koordinasi penyusunan Rencana Strategis, Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Kinerja

Pertanggungjawaban ( LKPJ) dan Laporan Pelaksanaan Pemerintah Daerah (LPPD).

h. Menyelenggarakan tugas teknis serta evaluasi dan pelaporan yang meliputi kesekretariatan industri agro, industri non agro, perdagangan luar negeri, perdagangan dalam negeri, pengawasan dan pengendalian mutu produk dan UPTD.

i. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis perindustrian dan perdagangan. j. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

k. Menyelenggarakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang program, keuangan, umum dan kepegawaian. Sekretariat terdiri dari Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Program. Rincian tugas masing-masing sub bagian tergambar sebagai berikut:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusuna perencanaan dan program sub bagian umum dan kepegawaian;

(7)

- Melaksanakan pengusulan gaji berkala, kenaikan pangkat dan peningkatan kesejahteraan pegawai dan jabatan dilingkungan dinas;

- Melaksanakan penyiapan dan pengusulan pension pegawai, peninjauan masa

kerja dan pemberian penghargaan serta tugas/izin belajar,

pendidikan/pelatihan kepemimpinan teknis dan fungsional; - Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan disiplin pegawai;

- Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karir dan mutasi serta pemberhentian pegawai;

- Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan kepada unit kerja di lingkungan dinas;

- Melaksanakan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan;

- Melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat/naskah dinas dan arsip serta pengelolaan perpustakaan;

- Melaksnakan penggandaan naskah dinas;

- Melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat;

- Melaksanakan pengelolaan hubungan masyarakat dan pendokumentasian; - Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan pegawai, sarana dan prasarana,

pengurusan rumah tangga, pemeliharaan/perawatan lingkungan kantor, kendaraan dan asset lainnya serta ketertiban, keindahan dan keamanan kantor;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan sub bagian umum dan kepegawaian;

- Melaksanakan pengelolaan kepegawaian pada UPTD;

- Melaksanakan pembinaan jabatan fungsional dinas dan UPTD;

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. b. Sub Bagian Keuangan, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program Sub Bagian Keuangan; - Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran dinas;

- Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan dinas;

- Melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan daerah serta pembayaran lainnya;

- Melaksanakan perbendaharaan keuangan;

- Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan administrasi keuangan;

- Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak langsung dinas dan UPTD;

- Melaksanakan verifikasi keuangan;

- Melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan pertanggungjawaban keuangan;

- Melaksanakan koordinasi penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan administrasi keuangan;

(8)

- Melaksanakan administrasi perjalanan dinas pegawai;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan sub bagian keuangan;

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. c. Sub Bagian Program, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan program kerja Sub Bagian Program;

- Melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan dan program dinas yang meliputi Bidang Industri Agro, Industri Non Agro, Perdagangan Luar Negeri, Perdagangan Dalam Negeri, Pengawasan dan Pengendalian Mutu Produk; - Melaksanakan penyusunan bahan perencanaan umum bidang industry agro,

industry non agro, perdagangan luar negeri, perdagangan dalam negeri, pengawasan dan pengendalian mutu produk;

- Melaksanakan penyusunan bahan rencana strategis, LAKIP, LKPJ dan LPPD dinas;

- Melaksanakan pengelolaan system informasi perindustrian dan perdagangan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan sub bagian program;

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3. Bidang Industri Agro

Bidang Industri Agro mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di Bidang Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Industri Hasil Laut dan Perikanan, Industri Makanan, Minuman dan Tembakau. Bidang Industri agro terdiri atas 3 (tiga) seksi yaitu Seksi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Seksi Industri Hasil Laut dan Perikanan dan Seksi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau. Rincian tugas masing-masing seksi dapat dilihat pada uraian berikut: a. Seksi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan program kerja seksi industri hasil hutan dan perkebunan;

- Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis industri hasil hutan dan perkebunan;

- Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan industri hasil hutan dan perkebunan;

- Melaksanakan pengelolaan data industri hasil hutan dan perkebunan;

- Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha industri hasil hutan dan perkebunan;

- Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi industri hasil hutan dan perkebunan;

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

(9)

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi industry hasil hutan dan perkebunan;

- Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. b. Seksi Industri Hasil Laut dan Perikanan, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan program kerja seksi industry hasil laut dan perikanan;

- Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis industry hasil laut dan perikanan;

- Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan industry hasil laut dan perikanan;

- Melaksanakan pengelolaan data industry hasil laut dan perikanan;

- Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha industry hasil laut dan perikanan;

- Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi industry hasil laut dan perikanan; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan

pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi industry hasil laut dan perikanan;

- Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. c. Seksi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan program kerja seksi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau;

- Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis Industri Makanan, Minuman dan Tembakau;

- Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan Industri Makanan, Minuman dan Tembakau;

- Melaksanakan pengelolaan data Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha Industri Makanan, Minuman

dan Tembakau;

- Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau;

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau;

- Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

4. Bidang Industri Non Agro

Bidang Industri Non Agro mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di Bidang Industri Kimia Hilir, Industri

(10)

Aneka dan Tekstil, Industri Maritim, Elektronika dan Telematika. Bidang Industri Non Agro terdiri atas 3 (tiga) seksi yaitu Seksi Industri Kimia Hilir, Seksi Industri Aneka dan Tekstil serta Seksi Industri Maritim, Elektronika dan Telematika. Rincian tugas masing-masing seksi dapat dilihat pada uraian berikut:

a. Seksi Industri Kimia Hilir, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan program kerja seksi industri kimia hilir;

- Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis Industri Makanan, Minuman dan Tembakau;

- Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan industri kimia hilir; - Melaksanakan pengelolaan data industri kimia hilir;

- Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha industri kimia hilir; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi industri kimia hilir;

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi industri kimia hilir; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. b. Seksi Industri Aneka dan Tekstil, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan program kerja seksi industri aneka dan tekstil; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis industri aneka dan tekstil; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan industri aneka dan

tekstil;

- Melaksanakan pengelolaan data industri aneka dan tekstil;

- Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha industri aneka dan tekstil; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi industri aneka dan tekstil;

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi industri aneka dan tekstil; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. c. Seksi Industri Maritim, Elektronika dan Telematika, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan program kerja seksi industri maritim, elektronika dan telematika;

- Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis industri maritim, elektronika dan telematika;

- Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan industri maritim, elektronika dan telematika;

- Melaksanakan pengelolaan data industri maritim, elektronika dan telematika; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha industri maritim, elektronika

dan telematika;

- Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi industri maritim, elektronika dan telematika;

(11)

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi industri maritim, elektronika dan telematika;

- Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

5. Bidang Perdagangan Luar Negeri

Bidang Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang ekspor, impor dan bina usaha perdagangan luar negeri. Bidang Perdagangan Luar Negeri membawahi 3 (tiga) seksi yaitu Seksi Ekspor, Seksi Impor dan Seksi Bina Usaha Perdagangan Luar Negeri. Rincian tugas masing-masing seksi dapat dilihat pada uraian berikut:

a. Seksi Ekspor, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan program kerja seksi ekspor; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis ekspor;

- Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan ekspor; - Melaksanakan pengelolaan data ekspor;

- Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha ekspor; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi ekspor;

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi ekspor; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. b. Seksi Impor, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan program kerja seksi impor; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis impor;

- Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan impor; - Melaksanakan pengelolaan data impor;

- Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha impor; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi impor;

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi impor; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. c. Seksi Bina Usaha Perdagangan Luar Negeri, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan program kerja seksi bina usaha perdagangan luar negeri;

- Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis bina usaha perdagangan luar negeri;

(12)

- Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan bina usaha perdagangan luar negeri;

- Melaksanakan pengelolaan data bina usaha perdagangan luar negeri;

- Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha bina usaha perdagangan luar negeri;

- Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi bina usaha perdagangan luar negeri;

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi bina usaha perdagangan luar negeri;

- Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

6. Bidang Perdagangan Dalam Negeri

Bidang Perdagangan Dalam Negeri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di Bidang Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan, Pengadaan Distribusi dan Sarana Perdagangan serta Bina Pasar. Bidang Perdagangan Dalam Negeri membawahi 3 (tiga) seksi yaitu Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan, Seksi Pengadaan Distribusi dan Sarana Perdagangan serta Seksi Bina Pasar. Rincian tugas masing-masing seksi dapat dilihat pada uraian berikut:

a. Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan program kerja seksi bina usaha dan pendaftaran perusahaan;

- Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis bina usaha dan pendaftaran perusahaan;

- Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan bina usaha dan pendaftaran perusahaan;

- Melaksanakan pengelolaan data bina usaha dan pendaftaran perusahaan; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha bina usaha dan pendaftaran

perusahaan;

- Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi bina usaha dan pendaftaran perusahaan;

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi bina usaha dan pendaftaran perusahaan;

- Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. b. Seksi Pengadaan Distribusi dan Sarana Perdagangan, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan program kerja seksi pengadaan distribusi dan sarana perdagangan;

- Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis pengadaan distribusi dan sarana perdagangan;

(13)

- Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan pengadaan distribusi dan sarana perdagangan;

- Melaksanakan pengelolaan data pengadaan distribusi dan sarana perdagangan;

- Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha pengadaan distribusi dan sarana perdagangan;

- Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi pengadaan distribusi dan sarana perdagangan;

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi pengadaan distribusi dan sarana perdagangan;

- Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. c. Seksi Bina Pasar, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan program kerja seksi bina pasar; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis bina pasar;

- Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan bina pasar; - Melaksanakan pengelolaan data bina pasar;

- Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha bina pasar; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi bina pasar;

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi bina pasar; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

7. Bidang Pengawasan dan Pengendalian Mutu Produk

Bidang Pengawasan dan Pengendalian Mutu Produk mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di Bidang Perlindungan Konsumen, Pengawasan Standarisasi dan Pengawasan Kemetrologian. Bidang Pengawasan dan Pengendalian Mutu Produk membawahi 3 (tiga) seksi yaitu Seksi Perlindungan Konsumen, Seksi Pengawasan Standarisasi dan Seksi Pengawasan Kemetrologian. Rincian tugas masing-masing seksi dapat dilihat pada uraian berikut: a. Seksi Perlindungan Konsumen, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan program kerja seksi perlindungan konsumen; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis seksi perlindungan

konsumen;

- Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan seksi perlindungan konsumen;

- Melaksanakan pengelolaan data perlindungan konsumen;

- Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha perlindungan konsumen; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi perlindungan konsumen;

(14)

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi perlindungan konsumen; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. b. Seksi Pengawasan Standarisasi, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusuna program kerja seksi pengawasan standarisasi; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis pengawasan standarisasi; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan pengawasan

standarisasi;

- Melaksanakan pengelolaan data pengawasan standarisasi;

- Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha pengawasan standarisasi; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi pengawasan standarisasi;

- Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi pengawasan standarisasi; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. c. Seksi Pengawasan Kemetrologian, dengan rincian tugas:

- Melaksanakan penyusunan program kerja seksi pengawasan kemetrologian; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis pengawasan kemetrologian; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan pengawasan

kemetrologian;

- Melaksanakan pengelolaan data pengawasan kemetrologian;

- Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha pengawasan kemetrologian; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi pengawasan kemetrologian; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan

pengambilan kebijakan;

- Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi pengawasan kemetrologian;

- Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

- Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

8. Unit Pelaksana Teknis yang terdiri atas 4 (empat) UPTD, yaitu:

a. UPTD Balai Perekayasaan, dengan rincian tugas:

- Penyusunan rencana pembangunan teknis operasional; - Pengkajian dan analisis teknis;

- Pengujian, persiapan dan sosialisasi teknologi pada masyarakat; - Pelaksanaan kebijakan teknis di bidangnya;

- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas, pelayanan pada masyarakat sesuai dengan bidangnya;

(15)

- Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;

- Meningkatkan produktifitas dan efisiensi teknologi tepat guna; - Meningkatkan jasa layanan dalam rangka memberi masukan PAD. b. UPTD Balai Promosi dan Pemasaran, dengan rincian tugas:

- Penyusunan rencana teknis operasional UPTD Balai Promosi dan Pemasaran; - Pengkajian dan analisis teknis operasional;

- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas, pelayanan pada masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya dalam hal melakukan Promosi dan Pemasaran; - Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan Unit Pelaksana

Teknis Dinas;

- Pelaksanaan pelayanan Konsultasi, Informasi, Fasilitas Tempat Promosi dan Promosi dan Pemasaran serta Pameran Industri dan Perdagangan.

c. UPTD Balai Metrologi, dengan rincian tugas:

- Pelaksanaan ketentuan dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran, standar satuan, metode pengukuran dan alat UTTP;

- Pelaksanaan kegiatan dalam hal melindungi kepentingan umum (produsen dan konsumen) terhadap adanya jaminan kebenaran ukuran;

- Terciptanya kesadaran hukum dalam masyarakat pemilik/pemakai UTTP tentang Undang-Undang Metrologi Legal (UUML) dan pentingnya UTTP ditera ulang;

- Terciptanya tertib ukur, tertib timbang dan tertib niaga di segala bidang serta mekanisme pelayanan/pemeriksaan UTTP pada pemilik/ pemakai UTTP dengan baik;

- Pelaksanaan urusan rumah tangga UPTD Balai Metrologi

.

d. UPTD Balai Pengawasan Mutu Barang (BPMB)

UPTD Balai Pengawasan Mutu Barang (BMPB) mempunyai tugas pokok pembinan dan pengawasan mutu barang melalui pengujian, kalibrasi dan sertifikasi mutu

barang

.

9. Kelompok Jabatan Fungsional, yang terdiri atas:

a. Fungsional Penyuluh Perindag; b. Fungsional Perencana;

c. Fungsional Penera;

d. Fungisonal Penguji Mutu Barang; e. Fungsional Statistisi.

(16)

2.2 Sumber Daya Dinas Perindag Sumbar

Dari sisi sumber daya kepegawaian, sampai dengan kondisi Desember 2015 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat memiliki pegawai sebanyak 179 orang yang terdiri atas 34 orang struktural dan 96 orang fungsional umum dan 49 orang fungsional tertentu. Jabatan Struktural yang tersedia sebanyak 35 jabatan dan telah terisi sebanyak 34 jabatan, 1 jabatan yang belum terisi adalah Kepala Tata Usaha UPTD Balai Metrologi. Berikut rincian jumlah pegawai yang ada di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat per 31 Desember 2015 :

- Sekretariat sebanyak 28 orang

- Urusan Industri sebanyak 45 orang

- Urusan Perdagangan sebanyak 106 orang

Pada tabel berikut dapat dilihat kekuatan pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015 ditinjau dari berbagai aspek.

Grafik 2.2.1

Kekuatan Pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Berdasarkan Golongan (Tahun 2015)

Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Disperindag Sumbar

Berdasarkan grafik diatas, diketahui pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat sebagian besar adalah Gol. III yaitu sebesar 67,04 persen (120 orang), Gol. IV sebesar 17,32 persen (31 orang), Gol. II sebesar 15,08 persen (27 orang) dan PTT sebanyak 1 orang atau 0,56 persen.

(17)

Grafik 2.2.2

Kekuatan Pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal (Tahun 2015)

Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Disperindag Sumbar

Dari grafik diatas terlihat bahwa sebesar 34,64 persen atau 62 orang pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat memiliki latar belakang pendidikan Sarjana (S1) dan sebesar 10,06 persen atau 18 orang memiliki latar belakang pendidikan sarjana (S2). Dengan demikian pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan sarjana pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar 44,70 persen. Selebihnya sekitar 8,94 persen (16 orang pegawai) adalah Sarjana Muda dan sebesar 46,37 persen (83 orang pegawai) adalah non sarjana.

Grafik 2.2.3

Kekuatan Pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Berdasarkan Masa Kerja (Tahun 2015)

(18)

Dari grafik diatas, terlihat bahwa sebagian besar pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat memiliki masa kerja ditas 30 tahun dan masa kerja antara 21 – 30 tahun. Ini berarti banyak pegawai dengan pengalaman yang cukup serta banyak pula pegawai dengan pengalaman yang masih minim (0-10 tahun). Untuk meminimalkan gap pengalaman pegawai yang ada, diupayakan pembinaan pegawai yang maksimal untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pegawai baru, diantaranya melalui diklat, magang serta bentuk pengembangan pegawai lainnya yang sesuai dan mampu mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

Sedangkan dari sisi aset, jumlah aset Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat yang digunakan sampai dengan kondisi Desember 2015 tercatat sebesar Rp. 66.433.469.473,- dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.2.1

Rincian Aset Tetap Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat

Persil Jumlah

1. 01 Golongan Tanah 32.724.331.800,00

01 - Tanah 30 70.401 32.724.331.800,00

2. 02 Golongan Peralatan dan Mesin 10.929.497.152,00

02 - Alat-alat besar - 13 70.663.587,00 03 - Alat-alat angkutan - 14 1.765.098.700,00 04 - Alat bengkel dan alat ukur - 212 4.115.446.765,00 05 - Alat pertanian - 135 708.484.910,00 06 - Alat kantor dan rumah tangga - 813 2.554.647.950,00 07 - Alat studio dan komunikasi - 20 127.413.650,00 08 - Alat-alat kedokteran - 16 287.035.000,00 09 - Alat laboratorium - 101 1.300.586.590,00 10 - Alat-alat persenjataan/keamanan - 1 120.000,00

3. 03 Golongan Gedung dan Bangunan 22.367.990.521,00

11 - Bangunan gedung 55 12.350 22.367.990.521,00

4. 05 Golongan Aset tetap lainnya 411.650.000,00

18 - Barang bercorak kebudayaan - 88 411.650.000,00 66.433.469.473,00 Jumlah

Jumlah Barang No. Golongan Kode Bidang

Barang Nama Bidang Barang Nilai (Rp.)

Sementara itu, aset yang tidak digunakan kondisi tahun 2015 adalah sebesar Rp. 808.016.000,- yang terdiri atas 2 (dua) komponen, yaitu :

1. Aset tidak bermanfaat, dengan nilai sebesar Rp. 548.503.000,- 2. Aset dipakai pihak lain/hibah, dengan nilai sebesar Rp. 259.513.000,-

Sementara itu, jenis sarana dan prasarana yang berpengaruh langsung terhadap orperasional organisasi yang meliputi ruang dan peralatan kerja, sarana telekomunikasi dan transportasi yang tersedia cukup memadai namun masih perlu ditingkatkan untuk mengoptimalkan kinerja. Secara lengkap, jenis dan jumlah prasarana dan sarana yang dimiliki oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat sampai tahun 2015 dapat dilihat pada berikut.

(19)

Tabel 2.2.2

Prasarana dan Sarana Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015

Umum &

Kepegawaian Keuangan Program

1 Komputer 5 9 3 7 6 6 4 2 3 6 5 8 64 2 Printer 2 11 4 4 5 2 5 3 7 4 3 3 53 3 Notebook/Laptop 5 2 2 1 - 1 3 - 3 1 - 1 19 4 UPS 5 8 1 7 5 1 4 1 4 5 5 6 52 5 LCD Proyektor 3 - - - - - 1 - - - - 1 5 6 Kamera 1 - - - - 1 - 2 4 7 Mesin Tik 4 2 2 2 - 1 2 2 2 - 3 20 8 AC 1 2 - 4 4 1 3 1 1 1 5 25 48 9 Faximile - - - - - 1 2 - 1 - - - 4 10 Brankas - 1 - - - - 1 2 1 5 11 Alat absensi 2 - - 1 1 1 - - 1 - 1 - 7 12 Filling Kabinet 7 2 1 5 2 6 2 2 2 - 1 2 32 13 Lemari Besi 7 2 3 1 5 1 1 - 2 2 24 14 Kendaraan Roda 4 2 - - - - - - - 2 15 Kendaraan Roda 2 3 - 1 - - - - - - - 4

16 Meja Kerja Esselon 1 1 1 2 2 2 2 3 1 2 2 3 22

17 Meja Kerja Staf 7 3 1 11 1 7 2 - - - - - 32

18 Kursi Kerja Esselon 2 1 1 3 2 4 3 2 1 2 2 3 26

19 Kursi Kerja Staf 10 8 4 10 2 9 7 4 - - - 9 63

20 Meja Komputer 4 4 3 2 5 1 2 2 1 1 4 4 33 21 Scanner 1 - - - - - 1 - - - - - 2 22 Wireless 1 - - - - - - - 1 Sekretariat Bidang Industri Agro Bidang Industri Non Agro Bidang PDN Bidang PLN Bidang Pengawa san UPTD Perekayas aan UPTD

Promosi UPTD BPMB Total

UPTD Metrologi Uraian

No.

(20)

Sebagai salah satu SKPD yang mempunyai unit pelayanan teknis, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah. Sumber penerimaan (PAD) pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat diperoleh dari 3 (tiga) Unit Pelayanan Teknis (UPTD), yaitu:

1. UPTD Kemetrologian

PAD yang diterima berasal dari pelayanan jasa tera alat Ukur Takar Timbangan dan Perlengkapannya (UTTP);

2. UPTD Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPMB)

PAD yang diterima berasal dari jasa pengujian mutu barang yaitu berupa kegiatan pengujian contoh, pengambilan contoh, kalibrasi peralatan dan penerimaan uang perjalanan kalibrasi.

3. UPTD Balai Perekayasaan

PAD yang diterima berasal dari jasa pengolahan rotan, jasa pengolahan kayu jasa pengolahan logam dan jasa pemakaian workshop.

Jumlah PAD tertinggi yang diterima Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Sumatera Barat dalam 5 (lima) tahun kinerja Renstra 2011-2015 adalah sebesar Rp. 1.337.839.997,- yaitu pada tahun 2014. PAD terbesar disumbangkan melalui kegiatan

pelayanan UPTD Balai Metrologi yaitu sebesar Rp. 869.705.400,- (106,71 persen) dari target sebesar Rp. 815.000.000,-. PAD terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 417.484.100,-.

Pada tahun 2015 PAD yang dihasilkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar Rp. 1.286.223.302,-. Jika dibandingkan tahun 2014, jumlah penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 3,86 persen atau sebesar Rp. 51.616.695,-, dimana pada tahun 2014 PAD yang diterima adalah sebesar Rp. 1.337.839.997,-. Hal ini disebabkan berpindahnya kewenangan pelaksanaan tera/tera ulang UTTP oleh kab/kota, dalam hal ini Kota Padang telah mulai mandiri melaksanakan layanan tera/tera ulang. Perkembangan penerimaan PAD pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel berikut:

(21)

Tabel 2.2.3

Perkembangan PAD pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat

TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %

Pendapatan Asli Daerah/Local Government Original Receipt

424,000,000

417,484,100 98.46 1,219,600,000 1,181,651,363 96.89 1,247,522,600 1,203,078,001 96.44 1,184,000,000 1,253,048,714 105.83 1,209,000,000 1,337,839,997 110.66 1,239,000,000 1,286,223,302 103.81

I. Pendapatan Retribusi Daerah/Local Retribution Receipt

424,000,000

417,484,100 98.46 1,219,600,000 1,089,453,979 89.33 1,247,522,600 1,179,700,235 94.56 1,184,000,000 1,212,681,464 102.42 1,209,000,000 1,285,195,860 106.30 1,239,000,000 1,286,223,302 103.81

Retribusi Jasa Umum 200,000,000 204,023,750 102.01 752,000,000 570,912,625 75.92 850,000,000 774,178,875 91.08 810,000,000 736,949,950 90.98 810,000,000 820,075,920 101.24 815,000,000 869,705,400 106.71

UPTD Balai Metrologi 200,000,000 204,023,750 752,000,000 570,912,625 850,000,000 774,178,875 810,000,000 736,949,950 810,000,000 820,075,920 101.24 815,000,000 869,705,400 106.71

Retribusi Jasa Usaha 224,000,000 213,460,350 95.29 467,600,000 518,541,354 110.89 397,522,600 405,521,360 102.01 374,000,000 475,731,514 127.20 399,000,000 465,119,940 116.57 424,000,000 416,517,902 98.24 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 224,000,000 213,460,350 95.29 467,600,000 518,541,354 110.89 397,522,600 405,521,360 102.01 374,000,000 475,731,514 127.20 399,000,000 465,119,940 116.57 424,000,000 416,517,902 98.24

UPTD BPMB 200,000,000 201,355,750 100.68 440,000,000 489,431,354 111.23 370,000,000 385,411,360 104.17 350,000,000 451,638,499 129.04 374,438,985 440,440,225 117.63 400,000,000 389,688,802 97.42 UPTD Balai Perekayasaan 24,000,000 11,624,000 48.43 24,000,000 29,110,000 121.29 24,000,000 20,110,000 83.79 24,000,000 23,532,000 98.05 24,000,000 24,118,700 100.49 24,000,000 26,829,100 111.79 Sewa Rumah Dinas - 480,600 - 3,600,000 - - 3,522,600 - - - 561,015 - 561,015 561,015 100.00 - -

-II. Lain-Lain PAD yang Sah/Other Illegal Receipt - - - - 92,197,384 - - 23,377,766 - - 40,367,250 - - 52,644,137 -

-Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak dipisahkan

- - - - - - - - - 2,500,000 - - 16,700,000 - -Pendapatan Denda Atas Keterlambatan

Pekerjan. - - - - 11,028,330 - - 12,837,266 - 35,363,850 - - 189,998 - -Pendapatan lingkage dana bergulir - - - - 64,371,578 - - - -

-Pendapatan dari Pengembalian - - - - 16,797,476 - - 10,540,500 - 2,503,400 - - 35,754,139 -

-2014 2015

No. URAIAN/Itemization

TAHUN

2010 2011 2012 2013

(22)

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Sumatera Barat

Program pembangunan Provinsi Sumatera Barat diantaranya adalah untuk meningkatkan perekonomian rakyat yang diarahkan pada pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan usaha produktif dan pada akhirnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat. Salah satu pola yang sesuai dengan pembangunan yang berorientasi kepada rakyat adalah sistem ekonomi kerakyatan, yaitu sistem ekonomi yang berorientasi pada peningkatan partisipasi produktif masyarakat dalam penyelenggaraan ekonomi. Kegiatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada umumnya dan melibatkan masyarakat adalah melalui berbagai sektor usaha antara lain sektor industri dan perdagangan.

Pihak yang paling berperan dalam pengembangan industri dan perdagangan dalam pembangunan ekonomi di Sumatera Barat adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat sebagai salah satu satuan kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang memiliki tugas pokok melaksanakan kewenangan desentralisasi, dekonsentrasi di bidang Industri dan Perdagangan serta tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur.

Tugas yang diamanatkan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 39 tahun 2012 tentang Rincian tugas pokok, fungsi dan tata kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat memegang peran yang strategis dalam pemberdayaan Industri dan Perdagangan di Provinsi Sumatera Barat. Tugas tersebut sebagaimana yang dijabarkan dalam Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011-2015 dengan visi yang diemban yaitu “Mewujudkan Industri yang tangguh dan perdagangan yang efisien sebagai penggerak perekonomian daerah pada tahun 2015” dengan misi:

1. Meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk serta usaha industry yang

berwawasan lingkungan;

2. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya daerah untuk pengembangan

industri unggulan;

3. Meningkatkan peranan perdagangan dalam negeri dan perlindungan terhadap

konsumen;

4. Meningkatkan dan mengembangkan ekspor daerah.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan di sektor industri dan perdagangan tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat telah melaksanakan serangkaian program dan kegiatan sebagaimana yang telah dituangkan dalam Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011-2015 yaitu:

1. Sektor industri, melalui Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial;

Program Revitalisasi dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah; Program Peningkatan Iklim Usaha Industri; Program Pengembangan Klaster Industri Unggulan; Program Pengembangan Teknologi Tepat Guna; Program Penumbuhan Industri

(23)

Unggulan Berbasis Agro dan Manufaktur; Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dan Aparat Pembina.

2. Sektor Perdagangan, melalui Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam

Negeri; Program Peningkatan Kualitas SDM Pelaku Usaha dan Aparatur Perdagangan; Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Perdagangan; Program Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan; Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Daerah.

Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, didalam Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat juga telah ditetapkan sasaran-sasaran strategis beserta indikator kinerja yang bersifat kuantitatif dari masing-masing sasaran strategis. Indikator-indikator sasaran tersebut antara lain untuk sektor perindustrian berupa pertumbuhan industri, jumlah unit usaha industri dan pengembangan sentra Industri kecil. Hasil-hasil pembangunan sektor perdagangan tercermin dalam indikator-indikator makro: seperti pertumbuhan sub sektor perdagangan, terkendalinya inflasi, pasar rakyat yang berkondisi baik, penerapan metrologi legal, dan peningkatan ekspor non migas.

Secara umum, pencapaian sasaran strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat dalam masa kerja Renstra 2011-2015 telah sesuai dengan target yang ditetapkan, walaupun masih ada hal-hal lainnya yang harus diperhatikan agar kinerja pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat lebih baik lagi, terutama dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang menuntut adanya daya saing disetiap sektor. Secara umum, kinerja sektor industri dan perdagangan di Sumatera Barat dapat dijabarkan pada Tabel T-IV.C.2 sebagai berikut:

(24)

Tabel 2.3.1

Tabel T.IV.C.2 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

1 Pertumbuhan Sektor Industri % 4.00 4.00 4.00 4.00 4.5 4.74 6.46 5.14 5.40 1.84 118.50 161.50 128.50 135.00 40.89 2 Jumlah industri yang

dikembangkan dalam klaster

unit usaha - 20 30 50 50 - 18 32 62 74 - 90.00 106.67 125.00 148.00 3 Jumlah peningkatan unit usaha

industri unggulan

unit 420 430 440 450 500 415 425 568 531 302 98.81 98.84 129.09 118.00 60.40 Kontribusi sektor industri

terhadap PDRB % 12.56 12.69 12.93 13.22 13.47 11.71 11.53 11.02 10.46 10.25 93.23 90.86 85.23 79.12 76.10 Pertumbuhan industri pengolahan % 10.68 11.47 12.70 13.07 13.69 4.74 6.46 5.14 5.40 1.84 44.38 56.32 40.47 41.32 13.44 Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB % 18.60 19.05 19.29 19.42 20.08 15.05 15.11 14.77 14.29 14.68 80.91 79.32 76.57 73.58 73.11

4 Persentase kontribusi sub sektor

perdagangan terhadap PDRB % 14.00 14.20 14.25 14.30 14.35 15.05 15.11 14.77 14.29 14.68 107.50 106.41 103.65 99.93 102.30

5 Tingkat inflasi % < 10 < 10 < 10 < 10 < 10 5.37 4.16 10.87 11.58 1.08 100.00 100.00 Tidak

tercapai Tidak tercapai

100.00 6 Persentase pasar rakyat yang

berkondisi baik % 21.00 21.96 22.28 23.01 24.03 20.40 21.58 22.18 22.97 25.88 97.14 98.27 99.55 99.83 107.70 7 Jumlah sertifikat mutu produk

yang diterbitkan

SM 1,500 1,550 1,600 1,700 1,700 1,817 1,665 1,790 1,554 1,428 121.13 107.42 118.88 91.41 84.00 8 Peningkatan jumlah UTTP yang

bertanda tera sah

% 3 3 3 2 3 (10.11) (2.01) 9.82 (3.70) (23.15) (101.10) (201.00) 100.30 (185.00) (771.67) 9 Persentase barang bertanda SNI,

label dan manual kartu garansi (MKG) dan lain-lain yang diawasi

% - 3.16 2.60 5.16 5.66 - 3.16 2.60 5.16 5.66 - 100.00 100.00 100.00 100.00

10 Nilai ekspor non migas juta US$ 2,657.7 2,935 3,375 2,152 2,250 3,031.8 2,363.7 2,209.0 2,105.6 1,748.0 114.11 80.51 65.45 93.45 77.69 11 Jumlah jenis produk non migas

yang di ekspor

jenis 40 42 42 44 46 40 42 42 44 46 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Target IKK Satuan Target Renstra Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-No. Indikator Kinerja Target

SPM

(25)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat 11 (sebelas) indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur kinerja pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat selama tahun 2011-2015. Dari 11 (sebelas) indikator tersebut terdapat 5 (lima) indikator yang belum bisa mencapai target sesuai dengan yang telah ditetapkan. Kelima indikator tersebut adalah Pertumbuhan Sektor Industri; Jumlah peningkatan unit usaha industri unggulan; Jumlah sertifikat mutu produk yang diterbitkan; Peningkatan jumlah UTTP yang bertanda tera sah; dan Nilai ekspor non migas. Berikut uraian indikator yang menggambarkan kinerja layanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat dalam 5 (lima) tahun terakhir:

2.3.1 Sektor Industri

Sektor industri pengolahan merupakan sektor strategis, karena disamping diharapkan mampu menyerap tenaga kerja sangat besar juga memiliki keterkaitan kedepan dan keterkaitan kebelakang. Berdasarkan hasil penghitungan tahun 2015 total nilai PDRB sektor industri pengolahan atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 18.321.465,53 juta, atau setara dengan 10,25 persen dari total nilai PDRB Sumatera Barat. Berikut gambaran sumbangan sektor industri pengolahan terhadap PDRB dalam waktu 6 (enam) tahun terakhir.

Tabel 2.3.2

Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) Tahun 2010-2015

No. Sub Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.

27,278 30,542 32,887 36,256 41,219 44,412 2 Pertambangan dan Penggalian 4,782 5,292 5,838 6,757 8,049 8,831 3 Industri Pengolahan 12,277 13,903 15,149 16,186 17,424 18,321 4 Pengadaan Listrik dan Gas 103 100 96 92 116 153 5 Pengadaan Air 113 118 126 130 140 161 6 Konstruksi 8,279 9,540 11,000 12,884 15,015 16,893 7 Perdagangan Besar dan eceran, dan

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

15,895 17,862 19,861 21,697 23,742 26,248 8 Transportasi dan Pergudangan 10,938 12,606 13,902 16,493 19,422 21,550 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 1,069 1,219 1,376 1,571 1,852 2,190 10 Informasi dan Komunikasi 5,763 6,409 7,312 7,731 8,451 8,571 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 3,034 3,492 4,150 4,633 5,119 5,584 12 Real Estate 2,153 2,346 2,527 2,837 3,244 3,603 13 Jasa Perusahaan 459 501 556 627 692 774 14 Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6,637 7,558 8,393 9,245 9,703 9,705 15 Jasa Pendidikan 3,366 3,939 4,549 5,418 5,933 6,626 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,258 1,456 1,735 1,969 2,110 2,257 17 Jasa Lainnya 1,607 1,792 1,979 2,373 2,665 2,932 105,017 118,674 131,436 146,900 164,899 178,810 Produk Domestik Regional Bruto

Sumber : BPS Sumatera Barat, data diolah

Dari tabel diatas dapat diketahui, bahwa dari sisi produksi sektor industri pengolahan mengalami peningkatan, namun diiringi dengan peningkatan produksi beberapa sektor strategis lainnya, sehingga kontribusi terhadap pereknonomian Sumatera Barat dalam

(26)

5 (lima) tahun terakhir mengalami penurunan. Lebih lanjut tentang gambaran kontribusi sektor industri pengolahan terhadap perekonomian Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.3.3

Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB Provinsi Sumatera Barat 2010-2015

No. Kategori Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. 25.97 25.74 25.02 24.67 25.04 24.84 2 B Pertambangan dan Penggalian 4.55 4.46 4.44 4.60 4.86 4.94 3 C Industri Pengolahan 11.69 11.71 11.53 11.02 10.46 10.25 4 D Pengadaan Listrik dan

Gas

0.10 0.08 0.07 0.06 0.07 0.08 5 E Pengadaan Air 0.11 0.10 0.10 0.09 0.08 0.09 6 F Konstruksi 7.88 8.04 8.37 8.77 8.99 9.45

7 G Perdagangan Besar

dan eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 15.14 15.05 15.11 14.77 14.29 14.68 8 H Transportasi dan Pergudangan 10.42 10.62 10.58 11.22 11.71 12.05 9 I Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum

1.02 1.03 1.05 1.07 1.10 1.22

10 J Informasi dan

Komunikasi

5.49 5.40 5.56 5.26 5.20 4.79

11 K Jasa Keuangan dan

Asuransi 2.89 2.94 3.16 3.15 3.10 3.12 12 L Real Estate 2.05 1.98 1.92 1.93 1.95 2.01 13 M, N Jasa Perusahaan 0.44 0.42 0.42 0.43 0.42 0.43 14 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

6.32 6.37 6.39 6.29 6.10 5.43

15 P Jasa Pendidikan 3.21 3.32 3.46 3.69 3.69 3.71

16 Q Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

1.20 1.23 1.32 1.34 1.32 1.26 17 R, S, T, U Jasa Lainnya 1.53 1.51 1.51 1.62 1.62 1.64 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Produk Domestik Regional Bruto

Sumber : BPS Sumbar

Dari sisi pertumbuhan sektor ini pada tahun 2015 tumbuh sebesar 1,84 persen, melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,40 persen. Pertumbuhan sektor industri pengolahan Sumatera Barat pada periode 2010-2015 menunjukkan tren yang terus menurun, dengan tingkat pertumbuhan dibawah tingkat pertumbuhan sektor industri pengolahan nasional (2015), sedangkan periode 2013-2014 berada diatas pertumbuhan industri pengolahan nasional. Lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut.

(27)

Grafik 2.3.1

Pertumbuhan Industri Pengolahan Sumatera Barat Dibandingkan Industri Pengolahan Nasional (%)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan sektor industri Sumatera Barat 2.18 4.74 6.46 5.14 5.40 1.84 Pertumbuhan sektor industri Nasional 3.79 6.26 5.62 4.49 4.63 4.25 0 1 2 3 4 5 6 7

Sumber : BPS Pusdatin, data diolah

Berdasarakan grafik diatas, dapat diketahui bahwa terjadi perlambatan pertumbuhan sektor industri pengolahan di Sumatera Barat. Terjadinya pelambatan kinerja sektor industri pengolahan disebabkan berkurangnya aktivitas produksi IKM selama tahun 2015 karena tingginya daya saing produk-produk sejenis yang berasal dari daerah lain. Dalam hal ini Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan terus berupaya meningkatkan pertumbuhan sektor industri pengolahan dengan terus meningkatkan daya saing industri pengolahan melalui beberapa pendekatan, antara lain melalui pendekatan pengembangan sentra-sentra industri potensial; pendekatan klaster; dan pengembangan kompetensi inti daerah.

Sementara itu, jumlah industri di Sumatera Barat dalam 6 (enam) tahun terakhir mengalami pertumbuhan negatif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar minus 6 persen. Dalam kurun waktu 2010-2015 tersebut, tercatat jumlah industri pada tahun 2010 sebanyak 35.860 industri, tahun 2011 menjadi 34.397 industri, tahun 2012 menjadi 31.637 industri, tahun 2013 menjadi 32.218 industri dan tahun 2014 menjadi 24.841 industri. Selengkapnya terkait jumlah industri dan pertumbuhannya tertera seperti dalam tabel dan gambar berikut.

Tabel 2.3.4

Perkembangan IKM Sumatera Barat Tahun 2010-2015

NO. Tahun Unit Usaha Tenaga Kerja (orang) Nilai Investasi (Rp.000) Nilai Produksi (Rp.) 1 2010 35,860 131,243 1,157,768,426 3,500,925,441 2 2011 34,397 125,891 1,872,445,748 9,998,248,283 3 2012 31,637 120,138 904,371,430 4,265,336,727 4 2013 32,218 128,820 990,826,162 5,644,321,813 5 2014 24,841 103,912 754,794,431 5,812,078,078 6 2015** 24,872 104,012 766,569,224 5,916,927,900

Gambar

Gambar 1. Alur Perencanaan Pembangunan Daerah   Menurut UU No. 25/2004  Pedoman dijabarkan Pedoman dijabarkan PedomanPedoman diacu 5 tahun 1 tahundiperhatikan20 tahunRPJP NASIONALRPJM NASIONALRKPRPJP DAERAHRPJM DAERAHRKPDDAERAHRENSTRA SKPDRENJA SKPD
Gambar 1  Struktur Organisasi
Tabel T.IV.C.7  Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan Strategis Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat merupakan perencanaan lima tahunan yang menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran,

Selaras dengan Visi yang telah ditetapkan, Misi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi.. Sumatera Barat merupakan langkah-langkah konkrit yang harus dilaksanakan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 adalah dokumen perencanaan kinerja sebagai penjabaran dari program dan sasaran yang

Untuk mewujudkan Visi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Klungkung dan sesuai dengan Misi yang telah ditetapkan dan dijelaskan tujuan serta sasarannya perlu dipertegas

Target kinerja yang harus dicapai Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Sinjai tahun 2012, yang merupakan penjabaran dari visi, misi,

Dinas Koperasi, UMKM Propinsi Sumatera Barat Berpedoman pada dokumen menurut alur perencanaan tersebut, maka Renja Dinas Koperasi, UMKM Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016

Pada bab ini akan dilakukan pengumpulan dan pengolahan data yang terkait dengan penelitian, mulai dari penjabaran visi dan misi knowledge management menjadi

Dalam rangka untuk membantu perusahaan dalam mewujudkan target yang ditetapkan dan sinkron dengan visi misi perusahaan maka dilakukan penyusunan skripsi yang