• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2022

PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE) DAN NET PROFIT MARGIN

(NPM) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2015-2017

THE EFFECT OF RETURN ON EQUITY (ROE) AND NET PROFIT MARGIN (NPM) ON STOCK RETURN IN MANUFACTURING COMPANIES LISTED

IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD OF 2015-2017

Disusun Oleh : Penulis Pertama : MELIANI HALIM

MAHASISWA STIE PUTRA PERDANA INDONESIA Email : melianihalim09@gmail.com

Penulis Kedua :

REZA JUANG RIANSYAH, M.Ak. NIDN : 0417088702

STIE PUTRA PERDANA INDONESIA Email : rezajuang@gmail.com

ABSTRACT

Stock return is an expected stock return on investment made. The good financial performance of a company makes it a major consideration for investors. Information that can be used as a proxy for the level of company stock returns studied is ROE and NPM. The manufacturing company was chosen as the population used in this study which was listed on the IDX for the period 2015-2017. The purposive sampling technique was used to obtain the number of samples. The technique of multiple regression analysis is used in this study with the result that the

(2)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2023

greater the ROE value is generated, the stronger the position of the shareholders, because the company is able to manage invested capital effectively to produce maximum profits so that ROE influences stock returns while NPM has no influence on stock returns.

Keywords : Stock Return, ROE, NPM

ABSTRAK

Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan. Kinerja keuangan yang baik dari sebuah perusahaan menjadikan pertimbangan utama bagi investor. Informasi-informasi yang dapat digunakan sebagai tolak ukur tingkat return saham perusahaan yang diteliti adalah ROE dan NPM. Perusahaan manufaktur dipilih sebagai populasi yang digunakan dalam penelitian ini yang terdaftar di BEI periode 2015-2017. Teknik purposive sampling digunakan untuk mendapatkan jumlah sampel. Teknis analisis regresi berganda digunakan dalam penelitian ini dengan hasil bahwa semakin besar nilai ROE yang dihasilkan maka itu menunjukkan semakin kuatnya kedudukan dari pemegang saham, karena perusahaan mampu mengelola modal yang telah ditanamkan secara efektif untuk menghasilkan laba yang maksimal sehingga ROE berpengearuh terhadap return saham sedangkan NPM tidak memiliki pengaruh terhadap return saham.

Kata kunci : Return Saham, ROE, NPM

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Menjalankan suatu usaha maka tidak lepas dengan adanya persaingan, karena persaingan sudah menjadi bagian didalam pelaksanaan perekonomian. Di Indonesia perkembangan perekonomian sudah semakin pesat dan persaingan semakin kompetitif, yang menyebabkan perusahaan harus berpikir panjang untuk

(3)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2024

kelangsungan usahanya.

Pasar modal adalah suatu pasar yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya. Bagi perusahaan yang telah go public, pasar modal merupakan sarana bagi peningkatan nilai perusahaan. Dengan demikian pasar modal bisa digunakan sebagai salah satu alternatif sumber dana bagi perusahaan dan sebagai instrument invetasi bagi para investor. Terkait peran dan fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi dipasar modal juga semakin kuat (Mahmudah, 2016).

Ukuran keberhasilan kinerja dari sebuah perusahaan adalah kemampuan yang digunakan perusahaan untuk memperoleh keuntungan sehingga akan memengaruhi return sahamnya sebagai respon pasar akan kinerja perusahaan yang baik. Untuk memperoleh return yang tinggi , seorang investor harus melakukan pengamatan dengan menganalisa laporan keuangan dengan baik sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan. Dari laporan keuangan tersebut di peroleh informasi tentang kinerja keuangan suatu perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar penilaian untuk memilih saham-saham perusahaan yang mampu memberikan tingkat return yang tinggi (Mahmudah, 2016).

Dalam era globalisasi semua perusahaan manufaktur di Indonesia selayaknya berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah dalam rangka meningkatkan daya saing baik di pasar domestik maupun di pasar global. Situasi ini mendorong mereka untuk mengadaptasikan sistem manufaktur yang dapat mempercepat proses penciptaan nilai tambah, antara lain dengan melakukan hubungan kontraktual dengan para pemasok dan investor.

Berdasarkan publikasi Perkembangan Indeks Produksi Industri Manufaktur 2015-2017 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, Pertumbuhan PDB Nasional mempunyai nilai yang hampir sama dengan pertumbuhan industri manufaktur yaitu tumbuh pada kisaran 5 persen setiap tahunnya. Pertumbuhan PDB

(4)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2025

nasional tertinggi terjadi pada Tahun 2013, yaitu sebesar 5,56 persen. PDB nasional mengalami perlambatan pertumbuhan pada Tahun 2014 dan 2015 masing-masing sebesar 5,01 persen dan 4,88 persen. Pada Tahun 2016, pertumbuhan PDB nasional sebesar 5,02 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa industri manufaktur masih memiliki peranan penting dalam pembentukan PDB nasional baik untuk sektor industri manufaktur itu sendiri maupun keterkaitannya dengan sektor lain dalam perekonomian Indonesia.

Sebagaimana telah diketahui perusahaan manufaktur merupakan industri yang dalam kegiatannya mengandalkan modal dari investor. Oleh karena itu , perusahaan manufaktur harus dapat menjaga kesehatan keuangannya. Keadan tersebut menuntut kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan manufaktur untuk bertahan dan bersaing. Salah satu cara yang diambil perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana guna mengembangkan agar dapat tetap bersaing adalah penjualan saham perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal.

Investor dalam mengambil sebuah keputusan untuk investasi saham memerlukan suatu informasi yang akurat agar tidak tejebak pada kondisi yang merugikan. Laporan keuangan dapat memberikan informasi kepada para investor mengenai kinerja suatu perusahan yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan investasi. Terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan salah satunya yitu rasio profitabilitas.

Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) , ROE dan NPM dianggap sangat akurat dalam mengukur kinerja keuangan dalam suatu perusahaan karena rasio tersebut menggunakan laba bersih dari total penjualan yang di dapat dan dari modal sendiri yang dikeluarkan.

(5)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2026

2. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh : 1) Apakah Return On Equity (ROE) secara parsial berpengaruh terhadap

Return Saham?

2) Apakah Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh terhadap Return Saham?

3) Apakah Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) secara simultan berpengaruh terhadap Return Saham?

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Teori Keagenan

Teori keagenan mengungkapkan adanya hubungan kepentingan antara principal dengan agen. (Fahmi, 2014:19-20) menyatakan bahwa agency theory (teori keagenan) merupakan suatu kondisi yang terjadi pada suatu perusahaan dimana pihak manajemen sebagai pelaksana yang disebut lebih jauh sebagai agen dan pemilik modal sebagai principal membangun sebuah kontrak kerjasama yang disebut “nexus of contract”. Kontrak kerjasama ini berisi kesepakatan-kesepakatan yang menjelaskan bahwa pihak manajemen perusahaan harus bekerja secara maksimal untuk memberi kepuasan yang maksimal seperti profit yang tinggi kepada pemilik modal.

2. Return Saham

Salah satu tujuan investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan suatu return. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor tidak akan melakukan investasi. Menurut Raningsih dan Putra (2015:583), Ukuran keberhasilan kinerja dari sebuah perusahaan adalah kemampuan perusahaan mendapatkan respon pasar atas kinerja perusahaan yang baik dan berpengaruh

(6)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2027

terhadap perolehan keuntungan yang akan mempengaruhi return sahamnya.

3. Return On Equity (ROE)

Menurut (Mahardika, 2017:1883) ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan atas efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi ROE menunjukkan perusahaan dapat memberikan penghasilan yang besar bagi pemilik saham. Menurut (Prihadi, 2011:167), bagi pemilik modal rasio ini lebih penting dari rasio laba bersih terhadap penjualan, yaitu untuk mengetahui sampai seberapa jauh hasil yang diperoleh dari penanaman modalnya.

4. Net Profit Margin (NPM)

NPM menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu (Ariyanti, 2016). Semakin besar nilai NPM akan semakin baik karena perusahaan mampu menghasilkan laba bersih yang tinggi, hal tersebut akan menarik minat investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut yang nantinya akan dapat meningkatkan return saham di masa yang akan datang.

5. Kerangka Pemikiran

PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kerangka Konseptual

NET PROFIT MARGIN (NPM)

RETURN ON EQUITY (ROE)

RETURN SAHAM (RS)

(7)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2028

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Pengaruh Return On Equity (ROE) dengan Return Saham

Tingkat profitabilitas perusahaan yang baik tentu akan menarik minat investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut, karena ROE yang tinggi maka pendapatan saham akan tinggi, begitu juga sebaliknya ROE yang semakin besar menandakan bahwa perusahaan semakin baik dalam mensejahterakan para pemegang saham prioritas yang bisa dihasilkan dari setiap lembar saham hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Gunawan (2014) dan Legiman (2015) , sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Verawaty (2015) menunjukkan bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap Return Saham.

H1 : Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Return Saham.

Pengaruh Net Profit Margin (NPM) dengan Return Saham

Pada proksi kedua rasio profitabilitas yaitu Net Profit Margin (NPM). NPM perusahaan yang meningkat akan menyebabkan investor memburu suatu saham perusahaan sehingga akibatnya return perusahaan tersebut akan meningkat. NPM adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. NPM yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Marlina, (2009), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mahardika (2017) dan Gunawan (2014) menunjukkan bahwa NPM tidak berpengaruh terhadap Return Saham.

H2: Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Return Saham.

C. METODE PENELITIAN

(8)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2029

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausalitas, yaitu suatu penelitian untuk meneliti hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie 2013, 98). Tujuan dari penelitian kausalitas ini adalah untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel independen yaitu return on equity dan net profit margin terhadap variabel dependen yaitu return saham.

2. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2015 sampai tahun 2017 sebanyak 158 perusahaan dan diambil 57 perusahaan sebagai sampel. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki karakteristik sebagai berikut. (1) Perusahaan Manufaktur yang secara konsisten berada di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan yaitu, periode 2015 sampai dengan 2017. (2) Perusahaan Manufaktur yang sealu mempublikasikan laporan keuangan selama periode pengamatan yaitu, periode 2015 sampai dengan 2017. (3) Perusahaan Manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang rupiah selama periode pengamatan yaitu, periode 2015 sampai dengan 2017. (4) Data-data mengenai variabel penelitian harus tersedia dengan lengkap dalam laporan keuangan perusahaan selama periode pengamatan yaitu, periode 2015 sampai dengan 2017. (5) Perusahaan Manufaktur yang menghasilkan Laba positif selama periode pengamatan yaitu, periode 2015 sampai dengan 2017 di BEI.

3. Teknik Analisis Data 1) Uji Kualitas Data a. Uji Normalitas

Ghozali (2016, 154), uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah data pengganggu atau residual memiliki distribusi normal dalam model regresi. Data pengganggu atau residual adalah selisih data yang

(9)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2030

didapat dari data aktual dengan data prediksi. Cara untuk mendeteksi apakah data residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis statistik. Santoso (2002, 36) penggunaan uji normalitas secara non grafik atau disebut juga One-Sample Kolmogorov-Smirnov dilakukan karena dapat mengurangi kekeliruan secara visual. Berikut merupakan kriteria yang digunakan dalam pengujian ini, yaitu: (1) Apabila nilai dari probabilitas signifikan (Asymp. Sig. 2-tailed) sama dengan atau lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi secara normal. (2)Apabila nilai dari probabilitas signifikan (Asymp. Sig. 2-tailed) lebih kecil dari 0,05, maka data tidak berdistribusi secara normal.

b. Uji Outlier

Ghozali (2016, 41), Jika transformasi yang dilakukan untuk mendapatkan normalitas data sudah dilakukan, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mendeteksi adanya data outlier. Suatu deteksi dapat dilakukan dengan menetukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data oulier yaitu dengan cara mengkonversi nilai data kedalam skor standardized atau disebut z-score, yang memiliki nilai mean (rata-rata)sama dengan nol dan standar deviasi sama dengan satu. Ghozali (2016, 41), untuk menentukan data outlier terdapat beberapa kriteria diantaranya menggunakan standar skor :

a) Sampel kecil (<80), standar sor ≥ 2.5 dinyatakan outlier b) Sampel besar (≥80), standar sor ≥ 3-4 dinyatakan outlier

2) Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2016, 103-104), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling

(10)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2031

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas adalah sebagai berikut: (1) Bila nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. (2) Bila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2016, 134-149), uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat kesamaan atau ketidaksamaan variance dan residual suatu pengamatan dengan pengamatan lain. Jika variance dari suatu pengamatan dengan pengamatan lain adalah tetap, maka data dikatakan homokedastisitas dan apabila berbeda data dikatakan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dalam penelitian ini dideteksi dengan uji Glejser dengan ketentuan sebagai berikut : (1) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. (2) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka pada model regresi terjadi heteroskedastisitas.

3) Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Berganda

Penelitian ini meggunakan metode regresi berganda (multiple regression). Menurut Wibowo (2012:126) menyatakan model regresi dengan sendirinya menyatakan suatu bentuk hubungan linear antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependennya. Didalam penggunaan analisis ini beberapa hal yang bisa dibuktikan adalah bentuk

(11)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2032

dan arah hubungan yang terjadi antara variabel independen dan variabel dependen. Metode pengujian secara parsial dalam penelitian ini menggunakan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji statistik t dapat dilihat dari signifikansi : Apabila signifikansi ≥ 0,05, maka Ho dapat ditolak dan apabila signifikansi < 0,05, maka Ha dapat diterima. Meteode pengujian secara parsial dalam penelitian ini menggunakan uji F merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui model regresi yang digunakan dalam penelitian memiliki model yang fit. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji F adalah sebagai berikut: (1) Jika signifikansi lebih dari sama dengan 0,05 (Sig ≥ 0,05), maka model regresi adalah tidak fit atau tidak layak digunakan dalam penelitian. (2) Jika signifikansi kurang dari 0,05 (Sig < 0,05), maka model regresi adalah fit atau layak digunakan dalam penelitian.

Persamaan analisis regresi dalam penelitian ini adalah:

RS : α + β1 ROE + β2 NPM + e

Keterangan :

RS = return saham α = konstanta

β1 & β2 = koefisien regresi dari setiap variabel independen ROE = return on equity

NPM = net profit margin

e = eror

b. Koefisien Determinasi

Ghozali (2016, 98), analisis koefisien determinasi Adjusted R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya variasi variabel

(12)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2033

dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen dan sisanya yang tidak dapat dijelaskan merupakan bagian variasi dari variabel lain yang tidak termasuk dalam model penelitian. Nilai Adjusted R2 yang kecil mengartikan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen dengan sangat terbatas.

4. Definisi dan Pengukuran Variabel 1) Variabel Dependen

Return saham dapat diartikan sebagai tingkat pengembalian keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang di lakukannya. Tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu investasi, tentunya pemodal tidak akan mau melakukan investasi (Salim, 2015). Kinerja keuangan yang baik dari sebuah perusahaan merupakan pertimbangan utama bagi investor. Semakin baik tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan maka diharapkan harga saham meningkat dan akan memberikan keuntungan (return) saham bagi investor. karena return saham merupakan selisih antara harga saham sekarang dengan harga saham sebelumnya. Return saham yang tinggi merupakan salah satu daya tarik bagi investor untuk menanamkan dananya di pasar modal (Puspitasari, 2012). Dalam mengukur return saham dapat dihitung dengan formulasi sebagai berikut:

Rs = Pt – Pit – 1 Pit – 1

Dimana, RS = Return Saham pada periode ke t Pt = Harga saham pada periode ke t

Pt-1 = Harga saham sebelum periode ke t (t-1) 2) Variabel Independen

(13)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2034

Rasio ini membandingkan laba bersih dengan ekuitas atau modal sendiri. Semakin tinggi ROE juga menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik dan berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan. Jika harga saham semakin meningkat maka return saham juga akan meningkat. ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan atas efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Mahardika, 2017: 1883). Rasio ini dapat di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Return on Equity = Laba Bersih

Total Modal

b. Net Profit Margin (NPM)

Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Semakin tinggi Net Profit Margin suatu perusahaan maka semakin baik kinerja perusahaan. Dengan kemampuan perusahaan tersebut menghasilkan laba serta minat investor akan saham perusahaan tersebut juga akan meningkat. Seiring dengan meningkatnya minat investor akan Return saham yang diperoleh juga meningkat (Ginting, 2013). Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Net Profit Margin = Laba Bersih

Penjualan

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Data

(14)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2035

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Residual sebelum Uji Outlier

Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 19

Berdasarkan hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang ditampilkan pada Tabel 1, diperoleh nilai signifikansi Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,000 atau 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang sedang diuji terdistribusi secara tidak normal karena probabilitas signifikansi dari hasil pengujian tersebut adalah 0,000 < 0,05,

sehingga diperlukan uji outlier. Uji outlier menyebabkan 40 data dikeluarkan dari objek penelitian dan tersisa 131 data. Hasil pengujian normalitas residual setelah dilakukan uji outlier ditampilkan dalam tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Residual setelah Uji Outlier

Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 19

Tabel 2. menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) 0.095 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan data unstandardized residual, variabel return saham, return on equity dan net profit margin berdistribusi normal karena memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan data akhir setelah uji outlier yaitu sebanyak 131 data.

Unstandardized

Residual Keterangan

N 171

Asymp. Sig. (2-tailed)

0,000 Data tidak berdistribusi normal

Unstandardized Residual Keterangan N 131 Asymp. Sig. (2-tailed)

0,095 Data berdistribusi normal

(15)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2036

2) Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi

Model Variabel Sig. Keterangan

1 RES_2 0,213 Tidak terjadi autokorelasi Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 19

Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan alat uji Bruesch-Godfrey diperoleh besarnya signifikansi lag residual (RES_2) adalah 0,213 lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan tidak terdapat masalah autokorelasi.

3) Hasil Uji Multikolinearitas

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 19

Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10 yaitu variabel return on equity sebesar 0,596 dan 1,677 dan net profit margin sebesar 0,596 dan 1,677. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam penelitian ini, yaitu return on equity dan net profit margin.

Variabel Independen

Collinearity Statistics

Kesimpulan Tolerance VIF

ROE 0,596 1,677 Tidak terjadi multikolinearitas

NPM 0,596 1,677 Tidak terjadi multikolinearitas

(16)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2037

4) Hasil Uji Heteroskedastisitas

Tabel 5. Hasil Uji Glesjer

Model Varia bel

Sig. Kesimpulan

1 ROE 0,074 Tidak terjadi heteroskedastisitas 2 NPM 0,251 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 19

Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas yang menggunakan uji Glesjer, menunjukkan bahwa variabel return on equity dan net profit margin memiliki nilai signifikansi residual 0,074 dan 0,251 yakni lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

5) Hasil Analisis Regresi Berganda

Tabel 6. Hasil Uji Statistik t

Model Variabel B T Sig. Kesimpulan

1 Constant 0,007 0,072 ,943 -

ROE 2,185 2,675 ,008 H1 diterima

NPM -2,919 -1,754 ,082 H2 tidak dapat

diterima Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 19

Berdasarkan Tabel 6, diperoleh persamaan regresi dalam penelitian ini, yaitu:

6) Hasil Uji Statistik F (Model Fit)

(17)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2038

Tabel 7. Hasil Uji Statistik F

Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 19

Berdasarkan tabel 7 hasil uji statistik F, diperoleh nilai F sebesar 3,580 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,031. Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi adalah fit atau layak digunakan dalam penelitian.

7) Hasil Koefisien Determinasi

Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Adjusted R-Square

1 0,053

Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 19

Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi Adjusted R2 adalah sebesar 0.053 yang berarti menujukkan bahwa besarnya variasi variabel dependen return saham (RS) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen return on equity dan net profit margin adalah sebesar 5,3% jadi model kurang baik atau lemah dalam menjelaskan variabel dependennya dan sisanya 94,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Pembahasan

Variabel Dependen

Variabel

Independen F Sig. Kesimpulan

Y ROE, NPM 3,580 0,031 Model fit

(18)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2039

1) Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Return Saham

Dari hasil uji statistik t (uji t) menujukkan nilai tingkat signifikansi sebesar 0,008 atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis alternatif pertama (Ha1) diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh terhadap Return Saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Gunawan (2014), Hasil analisis ini mengindikasikan bahwa setiap kenaikan atau penurunan Return On Equity (ROE) yang dihasilkan akan berdampak kepada kenaikan dan penurunan return saham pada perusahaan manufaktur. Semakin besar nilai Return On Equity (ROE) yang dihasilkan maka itu menunjukkan semakin kuatnya kedudukan dari pemegang saham, karena perusahaan mampu mengelola modal yang telah ditanamkan secara efektif untuk menghasilkan laba yang maksimal.

2) Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham

Dari hasil uji statistik t (uji t) menunjukkan nilai tingkat signifikansi sebesar 0,082 atau lebih besar dari 0,05 sehingga Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh terhadap Return Saham. Hasil ini gagal menerima hipotesis kedua (Ha2) yang menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Return Saham.

Tinggi rendahnya Net Profit Margin (NPM) tidak terlalu diperhatikan oleh investor karena nilai Net Profit Margin (NPM) yang tinggi belum tentu menunjukkan kinerja perusahaan baik dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan karena meningkatnya nilai Net Profit Margin (NPM) dapat disebabkan adanya presentase penurunan penjualan lebih besar dibandingkan presentase kenaikan laba bersih, sehingga tinggi rendahnya Net Profit Margin (NPM) ini kurang baik untuk digunakan dalam memprediksi return saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Gunawan (2014).

(19)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2040

3) Pengaruh Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham.

Berdasarkan hasil uji statisik secara simultan Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) dapat diketahui bahwa nila F hitung 3,580 menunjukkan hasil signifikansi sebesar 0,031 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh secara simultan terhadap Return Saham.

Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) memberikan indikasi bahwa tingginya nilai Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) disebabkan oleh meningkatnya kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba bersih baik dari penjualan maupun dengan menggunakan dana yang diinvestasikan oleh pemegang saham, semakin tinggi rasio ini semakin besar kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Sehingga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham dan selanjutnya akan menarik para investor untuk berinvestasi diperusahaan.

E. PENUTUP 1. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dari analisis data pada variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) yang mempengaruhi Return Saham pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017 yang telah dijelaskan pada BAB sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : (1) Return On Equity (ROE) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan Manufaktur yang terdafatr di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. (2) Net Profit Margin (NPM) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan Manufaktur yang terdafatr di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. (3) Return

(20)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2041

On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) secara simultan berpengaruh terhadap Return Saham pada perusahaan Manufaktur yang terdafatr di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017.

2. Saran

Dari beberapa keterbatasan penelitian ini maka peneliti memberikan saran-saran yang dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya: (1) Bagi Perusahaan, perusahaan harus meningkatkan kinerja keuangannya terutama kinerja profitabilitas agar saham perusahaan yang djual dipasar tetap diminati investor. (2) Bagi Pemakai Laporan Keuangan ,pemakai Laporan keuangan yang akan mengambil suatu keputusan hendaknya tidak mengandalkan data mengenai satu atau dua rasio saja tetapi perlu juga memprehatikan faktor-faktor lain dan rasio-rasio lain dalam hubungannya dengan kenaikan return saham seperti ukuran perusahaan, rasio profitabilitas lainnya rasio likuiditas dan solvabilitas lainnya. (3) Bagi Peneliti ,bagi peneliti lain yang ini melanjutkan penelitian ini dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menambah beberapa variabel atau faktor lainnya , maka hasil penelitain ini dapat dijadikan salah satu referensi untuk menambah wawasan para peneliti maupun para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. Agus Salim, Afi Rachmat Slamet. 2015. “Pengaruh Dividen Per Share (DPS), Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham (Perusahaan Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015). E-Jurnal Riset Manajemen Universitas Islam Malang.

Ariyanti, Ajeng Ika. 2016. Pengaruh CR, TATO, NPM dan ROAterhadap Return Saham. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 5(4), pp:1-16.

Ghozali, Imam, 2016. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

(21)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2042

Ginting dan Erward, 2013. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Vol 3. No 01, April 2013.

Gunawan, Hardyani.2014. “Analisis Pengaruh Pengukuran Kinerja Keuangan dan Memprediksi Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi. Vol.2 No.1. Juni.

Irham Fahmi. 2014. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung. Alfabeta

Legiman. Tommy, Untu. 2015. “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Return Saham pada Perusahaan Agroindustry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012.”Jurnal EMBA Vol. 3 No.3 Sept 2015. Hal 382-392.

Mahmudah. 2016. Judul , Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 5(1):1-15.

Puspitasari, Fanny. 2012. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdafatar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010), Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang. Raningsih, Putra. 2015.” Pengaruh Rasio-rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan

pada Return Saham.” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Mahardika. I Nyoman Febri dan Artini. 2017. “Pengaruh Rasio Pasar dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia.“ E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 4,2017: 1877-1905.

Marlina dan Sari. 2009. Pengaruh Rasio Profitabilitias dan Leverage terhadap Return Saham (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur BEI). Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis. Vol. 9 No.1/Maret 2009.

Prihadi, Toto. 2011. Praktis Memahami Laporan Keuangan Sesuai IFRS – PSAK, Jakarta. Penerbit PPM Cetakan I.

Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2013. Research Methods for Business. 16th Edition. United Kingdom: John Wilye &Sons Ltd.

(22)

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan

Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 19

InoVasi Volume 19 ; April 2019 Page 2043

Return Saham pada Perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Akuisis-Vol. 11 No. 2 November 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini (α= 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari

leverage mempunyai pengaruh terhadap return saham melalui kinerja keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan termasuk ke dalam pemeringkatan CGPI..

Hasil penelitian, dengan manajemen laba sebagai variable moderasi diperoleh Tangibility, Size, Growth, Liquidity, Komisaris independen, Institutional Ownership dan

Dengan demikian, dapat disimpulkan dari nilai rata-rata EVA, perusahaan yang masuk dalam kelompok LQ 45 tidak menjadikan EVA sebagai pengukuran kinerja keuangan

Indentifikasi masalah penelitian adalah sebagai berikut: 1) Return saham yang ditunjukan oleh perusahaan fluktutuf Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang

Dengan tingkat signifikansi 5%, apabila nilai signifikansi t &lt; 0.05, maka Ho akan ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu

Dalam bisnis otomotif harga sangat berperan bagi konsumen. Selain produk atau jasa yang di perlukan konsumen, yang pertama kali yang akan dibandingkan konsumen adalah

Selain itu hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa hubungan antara skala usaha pada usaha peternakan kambing dengan faktor umur peternak, pendidikan peternak,