• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KINERJA KARYAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KINERJA KARYAWAN"

Copied!
248
0
0

Teks penuh

(1)

DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

DENGAN KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Divisi Poduksi Departemen Assembling

PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) di Tangerang

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Ignatius Aris Wahyu Widodo NIM : 042214040

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Juli 2009

Penulis,

Ignatius Aris Wahyu Widodo

(5)

Motto hidupku :

”Aku terlahir untuk menjadi penguasa dan memimpin, hidupku adalah untuk memerintah bukan untuk diperintah. Karena aku menganggap kalau hidup ini penuh dengan perjuangan maka tujuan hidupku adalah serba memenangkan dan menguasai. Agar aku bisa memenangkan dan menguasai maka aku harus berkuasa, aku harus memiliki kekuasaan yang besar dan kuat di negara ini”.

(By: Aris Wahyu) ”Hidup adalah pejuangan keras untuk meraih kekuasaan”

(Charles de Gaulle, Presiden Prancis)

”Jangan tanyakan apa yang dapat diberikan negaramu kepadamu, tetapi tanyakanlah apa yang dapat kamu berikan kepada negaramu”.

(John F Kennedy, 20 Januari 1961)

”Untuk menjadi orang besar di masa depan maka anda harus mempelajari sejarah orang-orang besar di masa lalu. Pelajari apa yang dapat menyebabkan kemenangan-kemenangan mereka dan pelajari pula apa yang dapat menyebabkan kekalahan-kekalahan mereka, pelajari apa yang dapat menyebabkan kesuksesan-kesuksesan mereka dan pelajari pula apa yang dapat menyebabkan kegagalan-kegagalan mereka, pelajari apa yang menjadi kebaikan-kebaikan mereka dan pelajari pula apa yang menjadi keburukan-keburukan mereka. Tirulah apa yang dapat menyebabkan kemenangan dan kesuksesan serta apa yang menjadi kebaikan mereka dan hindarilah apa yang dapat menyebabkan kekalahan dan kegagalan serta keburukan mereka”.

(Niccolo Machiavelli, dalam buku Il Principe / Sang Penguasa bab XIV)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

™ Jesus Kristus

™ Ayahku yang terkasih

™ Ibuku yang tercinta (Alm)

™ Adikk-adikku tersayang Yuli dan Dias

™ Almamaterku tercinta

™ Negara dan tanah airku Indonesia

(6)

ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PROGRAM PELATIHAN

DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

DENGAN KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Divisi Produksi Departemen Assembling

PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) di Tangerang

Ignatius Aris Wahyu Widodo Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia. 2) untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti pogram pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia. 3) untuk mengetahui hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan persepsi kinerja karyawan setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia. Penelitian ini berupa studi kasus pada PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) di Tangerang.

Dalam penelitian ini sampel yang diambil berjumlah 30 orang karyawan pada Divisi Produksi Departemen Assembling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Sedang teknik analisis data yang digunakan adalah: 1) metode Tabulasi Data. 2) korelasi Rank Spearman.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia adalah setuju dan sangat setuju. 2) persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia adalah setuju dan sangat setuju. 3) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan persepsi kinerja karyawan setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia.

(7)

THE ANALYSIS OF CORRELATION BETWEEN THE

PERCEPTION TO TRAINING PROGRAM AND HUMAN

RESOURCES DEVELOPMENT TOWARD THE EMPLOYEE

PERFORMANCE

A Case study on the employees at Assembling Departement of Production Division PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) in Tangerang

Ignatius Aris Wahyu Widodo Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The objectives of this research were: to find out 1) the employee perception towards training program implementation and human resources development. 2) the employee perception towards work rate after following the training program implementation and human resources development. 3) the correlation between employee perception towards training program implementation human resources development and the employee performance after following the training program and humand resourses development. This research is a case study on PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) in Tangerang.

The sample on this research were 30 employees at the assembling departement of production division. The data collecting technique were observation, documentation, questionnaire and interview. The data analysis technique were : 1) Data Tabulation Method. 2) Spearman Rank Correlation.

The research results were: 1) the employee perceptions towards training program implementation and human resources development were agree and strongly agree. 2) the employee perceptions towards work rate after following the training program and human resources development were agree and strongly agree. 3) there was positive and significant correlation between employee perception and training program implementation and human resources development and the employee performance after following the training program and human resources development program.

(8)
(9)

Dengan memanjatkan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala kasih, berkat dan karunia-Nya sehingga dengan segala usaha dan upaya yang disetai doa, akhirnya penulis dapat berhasil menyelesaikan skripsi ini seperti yang penulis harapkan dengan judul “ Analisis Hubungan Persepsi Program Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan Kinerja Karyawan”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademis guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Atas selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan maupun saran, khususnya kepada:

1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE., MBA selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, pengarahan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Hg. Suseno T.W., M.S selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, bimbingan, pengarahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

(10)

banyak membantu penulis selama menimba ilmu di bangku kuliah.

6. Bapak Ir. Ign. Sudarsono selaku VGM Manufacturing Division yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) serta meluangkan waktunya untuk mencarikan data-data perusahaan yang penulis perlukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Mas Darmawan selaku Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan karyawan PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) yang telah meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara dengan penulis dalam upaya untuk pengumpulan data-data perusahaan yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Adri Susanto, S.pd selaku Bagian Pendidikan dan Pelatihan karyawan PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) yang telah membantu penulis dalam menyebar kuesioner kepada karyawan Divisi Assembling untuk keperluan penyusunan skripsi.

9. Mbak Purwanti selaku Bagian Sekretariat PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) yang telah membantu penulis dalam pengurusan administrasi yang diperlukan selama penulis melakukan penelitian termasuk dalam pembuatan surat keterangan penelitian.

10.Para karyawan Divisi Produksi PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk pengisian kuesioner.

(11)

mendoakan dan memberikan dorongan kepada penulis tetapi belum sempat menyaksikan putera tercintanya meraih cita-cita yang didambakan. (Aku akan selalu mendoakanmu agar engkau mendapat kebahagiaan di sisi Tuhan Yang Maha Esa!!)

12.Ayahku Suyatmin yang telah membiayai pendidikan, membesarkan, mendidik, mengarahkan, mendoakan dan memberikan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

13.Bulikku Klaten yang telah memberikan dukungan, saran dan nasihat yang memotivasi penulis.

14.Adik–adikku, Yuli yang telah membantu dalam rekapitulasi data dan Dias yang telah memberi pinjaman laptop saat komputerku mengalami kerusakan.

15.Sahabat–sahabatku: Aris, Agus, Desan, Tanto, Yosep, Evan, Dewi yang telah membantuku dalam segala hal.

16.Teman–teman seperjuanganku: Enggar, Bill, Icha, Arda, Erna, Indra, Andre, Ari Bajuri, Robin dan semua teman–teman angkatan “04 yang tidak bisa penulis sebutkan satu–persatu.

17.Mikro Komputer Magelang yang telah membantu memperbaiki kerusakan komputer pada saat penulis sedang menyelesaikan penulisan skripsi.

18.Explore Computer di Jalan Janti yang telah berusaha untuk melakukan recovery data skripsi penulis yang hilang karena terformat.

(12)

skripsi yang hilang serta membantu dalam membersihkan virus computer.

20.Tokoh idolaku Adolf Hitler yang telah memberikan inspirasi dalam hidupku melalui buku–buku biografimu, memberikan semangat dan motivasi disaat penulis sedang mengalami kesedihan dan keputusasaan dalam hidup. (Hitler, perjuanganmu adalah

semangat bagiku dan di abad ini aku ingin menjadi penguasa sehebat kamu!!)

21.Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Meskipun penulis berusaha menyelesaikan skripsi sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana, tetapi juga menjadi sumbangan bagi dunia akademis dan ilmiah serta perusahaan tempat penulis melaksanakan penelitian ini.

Yogyakarta, 19 Juli 2009

Penulis

(13)

Halaman

HALAMAN JUDUL………...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….….………ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….…………iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………..………iv

ABSTRAK……….…………..v

ABSTRACT……….…………..vi

KATA PENGANTAR………..………….vii

DAFTAR ISI………..…………xi

DAFTAR GAMBAR………...………..xv

DAFTAR TABEL……….xvi

DAFTAR LAMPIRAN………..………..xix

BAB I PENDAHULUAN………..………. 1

A. Latar Belakang Masalah……….……….1

B. Rumusan Masalah……….………..3

C. Batasan Masalah……….4

D. Tujuan Penelitian………5

E. Manfaat penelitian………..………....5

F. Sistematika Penulisan……….………6

BAB II LANDASAN TEORI………..8

A. Manajemen Sumber Daya Manusia………...……….………8

B. Pelatihan………10

C. Pengembangan………...………21

D. Evaluasi……….………26

E. Kinerja Karyawan………..………29

F. Kerangka Pemikiran Teoritis………...………..37

(14)

A. Jenis Penelitian……….……….40

B. Lokasi dan Waktu Penelitian……….………40

C. Subjek dan Objek Penelitian……….………40

D. Variabel Penelitian………41

E. Pengukuran Variabel Penelitian………42

F. Populasi dan Sampel……….………45

G. Metode Pengumpulan Data………...………45

H. Definisi Operasional………..………47

I. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas………..………48

J. Metode Analisis Data………50

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………54

A. Sejarah Perusahaan………54

B. Lokasi Perusahaan……….………58

C. Modal Perusahaan……….59

D. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan………..………..59

E. Struktur Organisasi………..………..65

F. Deskripsi Tugas dan Wewenang………..……….66

G. Personalia………..………95

H. Produksi………...………107

I. Pemasaran………134

(15)

A. Gambaran Data Perusahaan……….136

B. Pengujian Instrumen………...……….137

C. Deskripsi Data Karyawan………140

D. Pengujian Hipotesis Pertama………...………143

E. Pengujian Hipotesis Kedua………...………..154

F. Pengujian Hipotesis Ketiga………...………..173

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN…………...………177

A. Kesimpulan………...………...177

B. Saran………179

C. Keterbatasan penelitian……...………182

DAFTAR PUSTAKA………..184 LAMPIRAN

(16)

Halaman Skema II.1 : Kerangka Pemikiran Teoritis………..……….…………38

(17)

Halaman Tabel IV.1 : Data Jumlah Karyawan PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA)….95

Tabel V.I : Ringkasan Hasil Uji Validitas………..………138

Tabel V.2 : Distribusi Berdasarkan Umur Karyawan……….………141

Tabel V.3 : Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin……….………141

Tabel V.4 : Distribusi Berdasarkan Pendidikan Terakhir…………...………142

Tabel V.5 : Berdasarkan Status Jati Diri……….………142

Tabel V.6 : Dengan Pelatihan Pekerjaan Menjadi Lebih Cepat dan Lebih Baik……143

Tabel V.7 : Dengan Pelatihan Tanggung Jawab Terhadap Pekerjaan Menjadi Lebih Besar………....144

Tabel V.8 : Pelatihan Dapat Meningkatkan Kepercayaan Diri Dalam Bekerja…..…145

Tabel V.9 : Pelatihan Dapat Meningkatkan Kerja Sama Antar Karyawan……….…146

Tabel V.10 : Materi Yang Diberikan Dalam Pelatihan Sudah Cukup Lengkap…...…147

Tabel V.11 : Fasilitas yang Diberikan Perusahaan Untuk Menunjang Kegiatan Pelatihan Sudah Cukup Memadai………148

Tabel V.12 : Pelatihan Akan Meningkatkan Semangat Kerja Karyawan……….……149

Tabel V.13 : Pelatihan Akan Meningkatkan Keterampilan Dalam Bekerja…….……150

Tabel V.14 : Pelatihan Akan Meningkatkan Pengetahuan dan Pengalaman Kerja…..151 Tabel V.15 : Pelatihan Akan Meningkatkan Jumlah Unit Produk Yang Dihasilkan…152

(18)

Pengembangan Sumber Daya Manusia………...…………153 Tabel V.17 : Pekerjaan Menjadi Lebih Cepat dan Lebih Baik Setelah Mengikuti

Pelatihan dan Pengembangan………..……155 Tabel V.18 : Keterampilan Dalam Bekerja Meningkat Setelah Mengikuti Pelatihan dan

Pengembangan………...156 Tabel V.19 : Pengetahuan dan Pengalaman Meningkat Setelah Mengikuti Pelatihan dan Pengembangan………...…..157 Tabel V.20 : Kemampuan Untuk Bekerja Sama dan Membina Hubungan Baik Dengan

Karyawan Lain Meningkat Setelah Mengikuti Pelatihan dan

Pengembangan…...158 Tabel V.21 : Kepercayaan Diri Dalam Bekerja Meningkat Setelah Mengikuti Pelatihan

dan Pengembangan………..…159 Tabel V.22 : Penampilan Pribadi Seperti Cara Berpakaian Lebih Baik Setelah

Mengikuti Pelatihan dan Pengembangan……….160 Tabel V.23 : Kebugaran Fisik Menjadi Lebih Baik Sehingga Tingkat Kecelakaan Kerja

Menurun Setelah Mengikuti Pelatihan dan Pengembangan………161 Tabel V.24 : Tingkat Presensi Atau Kehadiran Anda Selalu Penuh Setelah Mengikuti

Pelatihan dan Pengembangan………..……162 Tabel V.25 : Kemampuan Untuk Merencanakan, Mengorganisir, dan Menyelesaikan

Pekerjaan Agar Efektif dan Sesuai Target Dapat Meningkat Setelah

(19)

Tabel V.26 : Pemahaman Terhadap Pekerjaan Yang Dilimpahkan Kepada Anda

Meningkat Setelah Mengikuti Pelatihan dan Pengembangan………..…164 Tabel V.27 : Unit Produk Yang Dihasilkan Meningkat Setelah Mengikuti Pelatihan dan

Pengembangan……….………165 Tabel V.28 : Kemampuan Untuk Dapat Bekerja Dibawah Tekanan Beban Karena

Belum Terpenuhinya Target Dapat Meningkat Setelah Mengikuti

Pelatihan dan Pengembangan……….….166 Tabel V.29 : Kemampuan Untuk Berkomunikasi Secara Lebih Sopan Dengan

Karyawan Lain Meningkat Setelah Mengikuti Pelatihan dan

Pengembangan……….…168 Tabel V.30 : Prestasi Kerja Lebih Baik Dibandingkan Karyawan Lain Setelah

Mengikuti Pelatihan dan Pengembangan……….………169 Tabel V.31 : Persepsi Kinerja Karyawan Setelah Mengikuti Program Pelatihan dan

Pengembangan……….………170

(20)

Lampiran I : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran II : Struktur Organisasi PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) Lampiran III : Form Penilaian Kinerja Karyawan PT Nagasakti Paramashoes Industry

(NASA)

Lampiran IV : Proses Produksi PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) Lampiran V : Pedoman Wawancara

Lampiran VI : Kuesioner

Lampiran VII : Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Lampiran VIII : Perhitungan Korelasi Rank Spearman Lampiran IX : Rekapitulasi Data Primer

Lampiran X : Tabel Nilai r Product Moment, Tabel Nilai-nilai Rho dan Tabel Nilai– nilai Kritis Distribusi t

(21)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bila mana seseorang akan mengerjakan suatu atau pekerjaan yang asing baginya,

terasalah perlunya terlebih dahulu mempelajari cara bagaimana mengerjakan.

Hampir tidak ada seseorang yang mampu melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan

dengan baik, bila mana tidak mempelajari terlebih dahulu. Bahkan sungguhpun

pekerjaan itu nampaknya mudah, misalnya mengetik surat, selalu orang yang belum

mempunyai pengalaman akan mengalami kesulitan dalam melaksanakannya. Sama

halnya dalam suatu perusahaan di mana ditempatkan karyawan baru untuk sesuatu

jabatan tertentu, atau di mana karyawan lama ditugaskan memangku jabatan baru,

bila diharapkan karyawan tersebut sukses mengerjakan tugas-tugasnya maka

perlulah karyawan tersebut diberi pelatihan terlebih dahulu (Manullang, 2000:66).

Hal terpenting dalam sebuah perusahaan adalah mensosialisasi para karyawannya

ke dalam budaya perusahaan agar mereka dapat menjadi karyawan yang produktif

dan efektif, segera setelah memasuki dan menjadi anggota sistem sosial pada

perusahaan. Suatu cara untuk melakukan hal itu adalah melalui pelatihan dan

pengembangan, karena penempatan karyawan dalam pekerjaan secara langsung tidak

menjamin mereka akan berhasil. Karyawan baru sering merasa tidak pasti tentang

peranan dan tanggung jawab mereka. Permintaan pekerjaan dan kapabilitas

karyawan haruslah seimbang melalui program pelatihan dan pengembangan.

(22)

pekerjaannya, mereka membutuhkan pengembangan lebih jauh untuk

mempersiapkan tanggung jawab mereka di masa depan. Ada kecenderungan yang

terus terjadi yaitu semakin beragamnya karyawan dengan organisasi yang lebih datar

dan persaingan global yang meningkat, upaya pelatihan dan pengembangan

menyebabkan karyawan mampu mengembangkan tugas dan tanggung jawabnya

yang lebih besar (TB. Sjafri Mangkuprawira, 2001:134).

Pelatihan biasanya dimulai dengan orientasi yakni suatu proses di mana para

karyawan diberi informasi dan pengetahuan tentang pekerjaan, organisasi, dan

harapan–harapan untuk mencapai performance tertentu. Dalam pelatihan dan

pengembangan diciptakan suatu lingkungan di mana para karyawan dapat

memperoleh atau mempelajari sikap dan keahlian serta perilaku yang spesifik dan

berkaitan dengan pekerjaan (Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, 2003:175).

Karyawan diperkenalkan pada perusahaan, mengenai segala sesuatu yang

menyangkut pekerjaannya, informasi tentang sifat dan sejarah berdirinya perusahaan,

produk yang ditawarkan, hak dan kewajiban, kondisi kerja, upah, dan jaminan sosial

yang diberikan perusahaan. Disamping itu pelatihan diberikan instruksi untuk

mengembangkan keahlian meningkatkan kinerja karyawan pada jabatan yang

didudukinya sekarang. Akan lebih baik lagi apabila secara lengkap diperkenalkan

kepada atasan, tanggung jawab yang diberikan kepada bawahan, dan tanggung jawab

bawahan yang akan diterima karyawan (John Soeprihantono, 2000:19). Dalam

program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia ini juga perlu dilakukan

evaluasi yang dapat dilihat dari beberapa dimensi, yaitu: reaksi peserta terhadap isi

(23)

perubahan perilaku, dan perbaikan pada organisasi (Marihot Tua Efendi Hariandja,

2002:191). Program pelatihan dan pengembangan karyawan memiliki kaitan yang

sangat erat dengan kinerja karyawan dan kinerja perusahaan. Program pelatihan dan

pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu cara yang dilakukan

oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan para karyawan

dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Apabila

keahlian dan keterampilan karyawan tinggi maka kinerja karyawan juga akan

meningkat. Peningkatan kinerja karyawan ini pada akhirnya juga akan mampu

meningkatkan kinerja perusahaan. kinerja perusahaan meningkat ini salah satunya

ditandai dengan kualitas dan kuantitas output total yang dihasilkan perusahaan serta

profitabilitas perusahaan yang meningkat pula.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam proposal skripsi ini penulis tertarik untuk

memilih judul: ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PROGRAM PELATIHAN

DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KINERJA

KARYAWAN studi kasus pada karyawan divisi produksi departemen

assembling PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) di Tangerang.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan

pengembangan Sumber Daya Manusia yang diterapkan oleh PT Nagasakti

Paramashoes Industry (NASA)?

2. Apakah persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan

dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang diterapkan oleh PT Nagasakti

(24)

3. Apakah ada hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program

pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan persepsi karyawan

terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber

Daya Manusia pada PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA)?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini lebih fokus pada permasalahan tentang ruang lingkup:

1. Batasan Persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan

pengembangan Sumber Daya Manusia ada bermacam-macam tetapi hanya

dibatasi pada pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih baik, tanggung jawab

terhadap pekerjaan menjadi lebih besar, meningkatkan kepercayaan diri dalam

bekerja, meningkatkan kerja sama antar karyawan, materi yang diberikan dalam

pelaksanaan sudah cukup lengkap, fasilitas yang disediakan perusahaan sudah

cukup memadai, semangat kerja akan meningkat, meningkatkan keterampilan

dalam bekerja, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman, serta meningkatkan

jumlah unit produk yang dihasilkan.

2. Batasan persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan

dan pengembangan Sumber Daya Manusia meliputi akurasi, kecekatan,

kreativitas, keramahan, kepribadian, penampilan pribadi, kebugaran fisik,

kehadiran, kehandalan, pengetahuan pekerjaan, kuantitas kerja, stabilitas kerja,

(25)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian untuk:

1. Mengetahui bagaimana persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program

pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang diterapkan oleh PT

Nagasakti Paramashoes Industry (NASA).

2. Mengetahui bagaimana persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti

program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang diterapkan

oleh PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA).

3. Mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan

program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan persepsi

karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan dan

pengembangan Sumber Daya Manusia pada PT Nagasakti Paramashoes Industry

(NASA).

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna bagi

penyempurnaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia PT

Nagasakti Paramashoes Industry (NASA).

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan

pelengkap perpustakaan bagi penyusunan skripsi selanjutnya dalam bidang yang

(26)

3. Bagi Penulis

Penulis mampu mengetahui sejauh mana ilmu pengetahuan khususnya mata

kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia yang diterapkan dalam sebuah kasus

nyata khususnya mengenai program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya

Manusia serta hubungannya terhadap kinerja karyawan.

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

penelitian dan manfaat penelitian.

Bab II Landasan Teori

Bab ini mencakup tentang pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia, fungsi

Manajemen Sumber Daya Manusia, pelatihan, jenis-jenis pelatihan, metode pelatihan,

manfaat pelatihan, pengertian pengembangan, faktor-faktor yang mempengaruhi

pengembangan Sumber Daya Manusia, tujuan pengembangan Sumber Daya Manusia,

perencanaan pengembangan Sumber Daya Manusia, strategi pengembangan Sumber

Daya Manusia, pengukuran kegiatan pengembangan, pengertian evaluasi, arti penting

evaluasi, tujuan evaluasi, evaluasi terhadap pelatihan dan pengembangan, pengertian

kinerja, factor-faktor yang mempengaruhi kinerja, ukuran-ukuran dalam kinerja, arti

penting pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia serta kaitannya terhadap

(27)

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek dan objek

penelitian, variabel penelitian, pengukuran variabel penelitian, populasi dan sampel,

metode pengumpulan data, definisi operasional, uji validitas dan uji reliabilitas dan

metode analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi tentang sejarah perusahaan, lokasi perusahaan, modal perusahaan, visi,

misi dan budaya perusahaan, struktur organisasi, deskripsi tugas dan wewenang,

personalia, produksi dan pemasaran di PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA).

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran data perusahaan, pengujian instrumen, deskripsi data

karyawan, pengujian hipotesis pertama, pengujian hipotesis kedua dan pengujian

hipotesis ketiga.

Bab VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran serta keterbatasan penulis dalam

(28)

8

LANDASAN TEORI

A. Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan serangkaian keputusan yang

mempengaruhi hubungan antara karyawan dan majikan, berpengaruh terhadap

berbagai pihak yang berkepentingan serta dimaksudkan pula untuk mempengaruhi

efektifitas karyawan dan majikan (Henry Simamora, 1997:7).

Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan seni dan ilmu memperoleh,

memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja sehingga tujuan organisasi dapat

direalisir secara berdaya guna sekaligus adanya kegairahan bekerja dari para

pekerja (Manullang, 2000:14).

2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki 2 fungsi pokok yaitu fungsi

manajerial dan fungsi operasional.

a. Fungsi Manajerial

Adalah fungsi-fungsi yang mempunyai wewenang kepemimpinan terhadap

Sumber Daya Manusia dan mencakup fungsi-fungsi sebagai berikut:

(29)

Merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi serta

penentuan strategi dan program Sumber Daya Manusia untuk pencapaian

tujuan perusahaan.

2) Pengorganisasian (Organizing)

Merupakan penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.

3) Pengarahan (Directing)

Merupakan kegiatan untuk membuat atau mendapatkan para karyawan

melakukan apa yang diinginkan perusahaan dan apa yang seharusnya

karyawan lakukan.

4) Pengawasan (Controling)

Merupakan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana

yang telah dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.

b. Fungsi Operasional

Adalah fungsi yang tidak mempunyai wewenang memerintah melainkan

hanya menerima tugas dan menjalankan di bawah pengawasan fungsi

manajerial.

1) Perencanaan Sumber Daya Manusia

Menentukan kebutuhan Sumber Daya Manusia di masa yang akan datang.

2) Analisis pekerjaan atau jabatan

Mendeskripsikan esensi suatu posisi yang akan diisi.

3) Perekrutan

(30)

4) Seleksi

Memilih orang yang paling berkualifikasi untuk suatu posisi jabatan.

5) Orientasi

Sosialisasi orang yang terpilih dengan perusahaan.

6) Kompensasi

Penetapan balas jasa baik berbentuk uang maupun non uang bagi

karyawan.

7) Pelatihan dan pengembangan

Mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan karyawan.

8) Penilaian prestasi

Menilai atau mengukur prestasi kerja karyawan dibandingkan dengan

suatu standar prestasi tertentu.

9) Pemisahan

Proses berakhirnya masa kerja karyawan dalam suatu perusahaan.

Pemisahan bisa tejadi karena karyawan yang bersangkutan pensiun,

mengundurkan diri atau karena dipecat oleh perusahaan.

B. Pelatihan

1. Pengertian Pelatihan

Pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Tetapi, dilihat dari

tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. (Marihot Tua

(31)

Pelatihan adalah proses sistematik pengubahan perilaku para karyawan dalam

suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional. Dalam pelatihan

diciptakan suatu lingkungan di mana para karyawan dapat memperoleh atau

mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan perilaku spesifik

berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan biasanya terfokus pada penyediaan bagi

para karyawan keahlian-keahlian khusus atau membantu mereka mengoreksi

kelemahan-kelemahan dalam kinerja mereka. Pelatihan lebih ditekankan pada

peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan spesifik pada saat ini

sehingga fokusnya lebih sempit. Sedangkan pengembangan mewakili suatu

investasi yang berorientasi ke masa depan dalam diri karyawan. Pengembangan

didasarkan pada fakta bahwa seorang karyawan akan membutuhkan serangkaian

pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang berkembang supaya bekerja dengan

baik dalam suksesi posisi yang ditemui selama karirnya. Pengembangan memiliki

lingkup yang lebih luas. Pengembangan lebih terfokus pada kebutuhan-kebutuhan

jangka panjang umum organisasi. Hasilnya bersifat tidak langsung dan hanya

dapat diukur dalam jangka panjang (Henry Simamora, 1997:342).

2. Jenis-jenis Pelatihan

c. George R. Terry (dalam Siswanto Sastro Hadiwiryo, 2001:203)

1) Pelatihan Sebelum Penempatan (Pre –Employment Training)

Pelatihan sebelum penempatan berhubungan dengan jenis dan jumlah

instruksi yang diperlukan tenaga kerja yang tidak berpengalaman sebelum

(32)

biasanya diberikan oleh lembaga–lembaga pendidikan di luar perusahaan,

seperti perguruan tinggi, universitas atau institut, akademi, sekolah tinggi,

sekolah menengah pertama perusahaan, sekolah malam, dan kursus-kursus

korespondensi.

2) Pelatihan Induksi (Induction Training)

Tujuan pelatihan induksi adalah untuk melengkapi tenaga kerja baru

dengan keterangan dan informasi yang diperlukan untuk pengetahuan dan

pengertian yang lengkap tentang praktek dan prosedur perusahaan.

Termasuk dalam pelatihan induksi adalah mengucapkan selamat datang

atau menyambut dengan baik tenaga kerja baru, menjelaskan ketentuan

dan peraturan yang berlaku, mengenalkan dengan kesejahteraan sosial

tenaga kerja, memberikan keterangan dan informasi tentang kebijaksanaan

dan kinerja dalam perusahaan.

3) Pelatihan di Tempat Kerja (On–the–Job Training)

Pelatihan di tempat kerja diselenggarakan dengan maksud

membentuk kecakapan tenaga kerja yang diperlukan untuk suatu

pekerjaan tertentu. Pelatihan ini berusaha mengisi celah antara

kemampuan pekerja dengan kemampuan yang diperlukan pekerjaan, baik

berupa pekerjaan saat ini maupun pekerjaan masa datang.

4) Pelatihan Penyelia (Supervisory Training)

Pelatihan penyelia diselenggarakan dengan tujuan memberikan

keterangan dan informasi yang berhubungan dengan teori dan aplikasi

(33)

b. Michael R. Carrel dan Robert D. Hatfield (dalam Sjafri Mangkuprawira,

2001:136)

1) Pelatihan Umum

Merupakan pelatihan di mana karyawan memperoleh keterampilan

yang dapat dipakai di hampir semua jenis pekerjaan. Misalnya, bagaimana

belajar untuk memperbaiki kemampuan menulis dan membaca serta

belajar memimpin rapat.

2) Pelatihan Khusus

Merupakan pelatihan di mana para karyawan memperoleh informasi

dan keterampilan yang sudah siap pakai, khususnya pada bidang

pekerjaannya. Misalnya, berupa hal pelajaran spesifik bagaimana sistem

anggaran perusahaan khusus dapat berjalan. Karena tiap perusahaan

memiliki sistem anggaran tersendiri, pelatihan ini secara langsung

bermanfaat hanya bagi karyawan yang sudah ada.

c. Henry Simamora, jenis–jenis pelatihan sebagai berikut:

1) Pelatihan Keahlian–Keahlian (Skills Training)

Merupakan program pelatihan yang kerap dijumpai di dalam

organisasi. Program pelatihannya relatif sederhana, kebutuhan atau

kekurangan diidentifikasi melalui yang jeli. Kriteria penilaian efektivitas

pelatihan juga juga didasarkan pada sasaran–sasaran yang diidentifikasi

(34)

2) Pelatihan Ulang (Retraining)

Adalah subset pelatihan keahlian–keahlian. Pelatihan ulang berupaya

memberikan kepada para karyawan keahlian–keahlian yang mereka

butuhkan untuk mengejar tuntutan–tuntutan yang selama ini berubah dari

pekerjaan–pekerjaan mereka. Misalnya, karyawan yang selama ini

menggunakan mesin konvensional mungkin harus dilatih ulang untuk

menggunakan mesin produksi yang terkomputerisasi.

3) Pelatihan Fungsional Silang (Cross Fungtional Training)

Pelatihan ini melibatkan karyawan untuk melakukan operasi–operasi

pada dalam bidang lainnya selain dari pekerjaan yang ditugaskan.

Organisasi dewasa ini lebih menekankan keahlian banyak hal daripada

spesialisasi. Melatih karyawan dalam bermacam–macam fungsi, dengan

demikian menjadi semakin populer.

4) Pelatihan Tim (Team Training)

Terdapat dua komposisi umum mengenai tim. Pertama, keseluruhan

kinerja sebuah tim sangat tergantung pada keahlian setiap individu

anggotanya. Oleh karenanya, pelatihan dan pengembangan individu

tetaplah penting. Tetapi pelatihan individu hanyalah sebagian solusi, maka

dari itu interaksi diantara anggota tim haruslah diberikan perhatian.

Interaksi ini yang membuat pelatihan tim menjadi unik, interaksi selalu

menggunakan beberapa bentuk simulasi atau praktik situasi nyata dan hal

ini selalu terfokus pada interaksi dari anggota tim, perlengkapan, dan

(35)

cenderung memantau kinerja anggota timnya secara teratur dan mereka

memberikan umpan balik yang sering terhadapnya. Memasukkan kedua

prinsip tadi ke dalam pelatihan tim dan manajer mereka akan

menyebabkan kinerja keseluruhan tim menjadi lebih baik.

5) Pelatihan Kreativitas (Creativity Training)

Terdapat beberapa cara mengajarkan kreativitas, yang semuanya

membantu orang memecahkan masalah dengan kiat–kiat baru. Salah satu

cara yang dipakai adalah brainstorming, di mana partisipan diberi peluang

untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin. Setelah gagasan cukup

banyak, maka para partisipan diminta memberikan penilaian yang rasional

dari segi biaya dan kelaikan.

3. Metode Pelatihan

a. Ada dua metode dasar dalam melaksanakan pelatihan karyawan (John

Soeprihantoro, 2000:21) yaitu:

1) Latihan (Training)

Latihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan

seorang karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan karyawan dalam menjalankan suatu pekerjaan.

2) Pendidikan (Education)

Pendidikan adalah kegiatan untuk memperbaiki kemampuan seorang

karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan pengertian

(36)

umumnya, termasuk peningkatan penguasaan teori dan keterampilan

mengambil keputusan dalam menghadapi persoalan organisasi

perusahaan.

b. Metode Pelatihan Karyawan (Marihot Tua Efendi Hariandja, 2002:186)

1) Metode Dalam Pekerjaan (On–the–Job Training)

a) Job Instruction Training

Adalah pelatihan di mana ditentukan oleh seseorang (biasanya

manajer atau supervisor) bertindak sebagai pelatih untuk

menginstruksikan bagaimana melakukan pekerjaan tertentu dalam

proses kerja.

b) Coaching

Adalah bentuk pelatihan dan pengembangan yang dilakukan di

tempat kerja oleh atasan dengan membimbing petugas melakukan

pekerjaan secara informal dan biasanya tidak terencana, misalnya

bagaimana melakukan pekerjaan, bagaimana memecahkan masalah.

c) Job Rotation

Adalah program yang direncanakan secara formal dengan cara

menugaskan karyawan pada beberapa pekerjaan yang berbeda dan

dalam bagian yang berbeda dengan organisasi untuk menambah

pengetahuan mengenai pekerjaan dalam organisasi dan biasanya untuk

pengembangan karyawan untuk memahami aktivitas organisasi yang

(37)

d) Apprenticeship

Adalah pelatihan yang mengkombinasikan antara pelajaran di

kelas dengan praktik di lapangan, yaitu setelah sejumlah teori

diberikan kepada peserta kemudian peserta dibawa praktik ke

lapangan.

2) Metode Luar Pekerjaan (Off–the–Job Training)

a) Lecture

Adalah presentasi atau ceramah yang diberikan oleh pelatih atau

pengajar kepada sekelompok pendengar biasanya kelompok yang

cukup besar. Pola komunikasi yang terjadi umumnya satu arah.

Pengajar dapat menggunakan berbagai alat peraga, memberi

kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi.

b) Video Presentation

Adalah presentasi atu pelajaran yang disajikan melalui film,

televisi, atau video tentang pengetahuan atau bagaimana melakukan

suatu pekerjaan. Metode ini biasanya dilakukan bilamana jumlah

peserta cukup banyak dan masalah yang dijelaskan tidak begitu

kompleks.

c) Vestibule Training atau Simulation

Adalah latihan yang diberikan di suatu tempat yang khusus

dirancang menyerupai tempat kerja yang dilengkapi dengan berbagai

peralatan seperti di tempat kerja. Prinsip ini dapat mencakup semua

(38)

d) Role Playing

Adalah metode pelatihan yang dilakukan dengan cara peserta

diberi peran tertentu untuk bertindak dalam situasi khusus. Ini

dimaksudkan untuk dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain

misalnya pelanggan, atasan, rekan sekerja, sehingga para peserta dapat

berinteraksi dengan baik dengan orang lain.

e) Case Study

Adalah studi kasus yang dilakukan dengan memberikan beberapa

kasus tertentu, kemudian peserta diminta memecahkan kasus tersebut

melalui diskusi di kelompok belajar.

f) Self Study

Adalah meminta peserta untuk belajar sendiri melalui rancangan

materi yang disusun dengan baik seperti melalui bahan bacaan, video,

dan kaset. Hal ini biasanya dilakukan karena adanya hambatan

geografis, sulitnya untuk bertemu secara langsung, atau biaya yang

sangat tinggi bila para peserta harus dikumpulkan dalam satu tempat.

g) Program Learning

Adalah menyiapkan seperangkat pertanyaan dan jawabannya

secara tertulis dalam buku atau dalam sebuah program komputer.

Setelah membaca dan menjawab pertanyaan, peserta memberikan

(39)

h) Laboratory Training

Adalah latihan untuk meningkatkan kemampuan hubungan antar

pribadi melalui sharing pengalaman, perasaan, persepsi, dan perilaku

di antara peserta.

i) Action Learning

Adalah proses belajar melalui kelompok kecil dalam

memecahkan berbagai persoalan dalam pekerjaan yang dibantu oleh

seorang ahli, bisa dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan.

4. Manfaat Pelatihan Menurut William B. Werther, Jr. dan

Keith Davis (dalam Sjafri Mangkuprawira, 2001:136)

a. Manfaat untuk Perusahaan

1) Mengarahkan kemampulabaan dan atau lebih bersikap positif terhadap

orientasi pada keuntungan.

2) Memperbaiki hubungan antara atasan dan bawahan.

3) Membantu dalam memahami dan melaksanakan kebijakan perusahaan.

4) Perusahaan mendapat keputusan yang lebih efektif dalam pemecahan

masalah.

5) Membantu pengembangan pada semua tingkat perusahaan yang meliputi

keterampilan kepemimpinan, motivasi, loyalitas, sikap yang lebih baik,

dan aspek-aspek lainnya yang menampilkan pekerja dan manajer yang

sukses.

(40)

7) Menstimuli pengelolaan–pencegahan terjadinya banyak pemecatan.

b. Manfaat untuk Individual

1) Membantu individual dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan

pemecahan masalah yang efektif.

2) Melalui pelatihan dan pengembangan, peubah motivasi dari pengakuan,

prestasi pertumbuhan, tanggung jawab, dan kemajuan diinternalisasikan

dan dilaksanakan.

3) Membantu dalam mendorong dan mencapai pengembangan dan

kepercayaan diri serta mengarahkan seseorang pada tujuan personal.

4) Membantu seseorang dalam mengatasi stres, tensi, kekecewaan, dan

konflik dalam mencoba melakukan tugas baru.

5) Menyediakan informasi untuk memperbaiki pengetahuan kepemimpinan,

keterampilan berkomunikasi, dan sikap.

c. Manfaat untuk Personal, Hubungan Manusia, dan Pelaksanaan Kebijakan

1) Memperbaiki komunikasi antara kelompok dan individual.

2) Membantu dalam orientasi untuk karyawan baru dan mendapatkan

pekerjaan baru melalui pengalihan dan atau promosi.

3) Memperbaiki keterampilan hubungan lintas personal.

4) Membuat kebijakan, aturan, dan regulasi perusahaan yang dapat

dilaksanakan.

5) Menyediakan lingkungan yang baik untuk belajar, berkembang dan

(41)

6) Membuat perusahaan menjadi tempat yang lebih baik untuk bekerja dan

hidup.

C. Pengembangan

1. Pengertian Pengembangan

a. Pengembangan merupakan (Henry Simamora, 1997:345):

Penyiapan individu–individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda

atau lebih tinggi di dalam organisasi.

b. Pengembangan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pengembangan

sumber daya manusia secara makro dan mikro (Notoatmojo, 1998:2):

1) Pengembangan sumber daya manusia secara makro adalah suatu proses

peningkatan kualitas dan kemampuan manusia dalam rangka mencapai

suatu tujuan pembangunan bangsa.

2) Pengembangan sumber daya manusia secara mikro adalah suatu proses

perencanaan pendidikan dan pelatihan serta pengelolaan tenaga kerja

atau karyawan untuk mencapai suatu hasil yang optimal.

c. Pengembangan merupakan (Heidjrahcman dan Suad Husnan, 2000:77):

Usaha-usaha untuk meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan umum

bagi karyawan agar pelaksanaan pencapaian tujuan organisasi lebih efisien.

Dari beberapa definisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu program pendidikan,

pelatihan, dan pengelolaan karyawan untuk mengembangkan kemampuan,

(42)

dapat mewujudkan tujuan organisasi dan juga tujuan individu seperti yang telah

ditetapkan sebelumnya.

2. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sumber Daya Manusia

yaitu (Soekidjo Notoatmojo. 1998:4):

a. Faktor Internal

Faktor internal ini mencakup keseluruhan kehidupan organisasi yang

dapat dikendalikan baik oleh pimpinan organisasi maupun anggota organisasi

yang besangkutan. Faktor–faktor tersebut meliputi:

1) Misi dan tujuan organisasi.

2) Strategi pencapaian tujuan organisasi.

3) Sifat dan jenis kegiatan organisasi.

4) Jenis teknologi yang digunakan.

b. Faktor Eksternal

Suatu organisasi pasti berbeda pada suatu lingkungan yang tentu saja

mempunyai pengaruh terhadap organisasi yang bersangkutan. Agar misi dan

tujuan organisasi dapat tercapai maka harus memperhatikan faktor dari luar

organisasi yang meliputi:

1) Kebijakan pemerintah.

2) Sosio–budaya masyarakat.

(43)

3. Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Secara detail tujuan dilakukannya pengembangan sumber daya manusia

adalah (Heidrachman dan Suad Husnan, 2000:74):

a. Memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan karyawan.

b. Memperbaiki dan mengembangkan karyawan.

c. Memperbaiki sikap karyawan.

4. Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Untuk memulai suatu aktivitas atau kegiatan dibutuhkan sebuah

perencanaan agar apa yang dikerjakan dapat mencapai hasil yang memuaskan.

Demikian halnya dengan perencanaan pengembangan sumber daya manusia

dalam suatu organisasi perlu dilakukan sedini mungkin untuk mempersiapkan

karyawan dalam rangka pemenuhan kebutuhan staffing organisasi di

waktu-waktu yang akan datang. Untuk itu karyawan perlu diberikan latihan atau

training pengembangan.

Manfaat–manfaat yang diperoleh dari perencanaan pengembangan sumber daya

manusia ini adalah:

a. Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan untuk menduduki suatu

jabatan atau fungsi tertentu.

b. Menurunkan turn over karyawan.

c. Agar dapat mengenali dan mengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh

(44)

d. Mendorong perkembangan diri bagi setiap karyawan untuk dapat

meningkatkan kinerja untuk mendorong pertumbuhan organisasi.

e. Mengurangi penumpukan karyawan pada suatu departemen atau devisi.

f. Memuaskan kebutuhan para karyawan.

g. Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disepakati.

Karena perencanaan merupakan salah satu aspek penting dalam

pengembangan sumber daya manusia yang mendukung keberhasilan dalam

menghadapi lingkungan eksternal yang terus berubah, maka perencanaan

pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi dapat dilakukan pada

tingkat corporate, fungsional, dan operasional.

5. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan sumber daya manusia membutuhkan strategi yang tepat agar

kegiatan pengembangan tersebut memberikan manfaat bagi organisasi. Ada tiga

hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam merumuskan strategi

pengembangan sumber daya manusia yaitu:

a. Tujuan (goals) organisasi yaitu mengenai konsep diri (self concept) organisasi

yang meliputi:

1) Manfaat (purpose) yang diharapkan oleh pemilik atau pendiri organisasi

atau masyarakat dari kehadiran organisasi yang bersangkutan di

masyarakat.

2) Misi (mission) yang diemban oleh organisasi.

(45)

b. Profil organisasi (company profile) yang merupakan rumusan hasil analisis

internal yang menggambarkan kemampuan kerja (performence) yang

ditujukan oleh organisasi berdasarkan kuantitas dan kualitas sumber daya

manusia yang dimiliki.

c. Lingkungan organisasi, yaitu faktor-faktor yang berada di luar organisasi.

Untuk melaksanakan strategi tersebut, setiap oganisasi masih harus

menetapkan strategi–strategi fungsional dalam bidang–bidang fungsional seperti

keuangan, pemasaran, produksi, dan sumber daya manusia. Pendekatan ini

dilakukan dengan menetapkan strategi umum sebagai kerangka acuan serta

memperhatikan sasaran–sasaran organisasi yang berhubungan dengan bidang

fungsional yang bersangkutan.

6. Pengukuran Kegiatan Pengembangan

Ada tiga ukuran yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran

terhadap kegiatan pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan (Fitz–Enz,

1987):

a. Biaya (cost)

Merupakan pengeluaran per unit untuk kegiatan pengembangan yang

dilakukan. Pengukuran dengan biaya ini merupakan cara termudah sejauh

tersedianya data akuntansi yang akurat mengenai kegiatan pengembangan.

b. Perubahan (change)

Merupakan pengukuran yang terjadi pada para karyawan yang

(46)

tersebut memberikan manfaat bagi individu yang juga berkaitan dengan

pekerjaan yang dilakukannya. Ada tiga macam pengukuran yang dapat

dilakukan yaitu:

1) Pengetahuan.

2) Perubahan keterampilan dan perilaku.

3) Perubahan sikap.

c. Pengaruh (impact)

Perbedaan pengukuran antara dampak dan perubahan hanyalah didasarkan

pada tingkatannya, pengaruh dari kegiatan pengembangan yang dijalankan oleh

seorang karyawan akan dapat diketahui dengan melihat hasil kerjanya sebelum

dan sesudah dilakukan kegiatan pengembangan tersebut.

D. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

a. Menurut Hamblin (dalam Leslie Rae, 1990:4) Evaluasi suatu usaha

memperoleh umpan balik efek suatu program pelatihan yang bersangkutan

berdasarkan informasi itu.

b. Evaluasi adalah penggunaan informasi-informasi yang diperoleh dengan

pengukuran maupun dengan cara lain untuk memperoleh dan membuat

keputusan (Leslie Rae, 1990:3).

c. Menurut MSC (Manpower Service Commision) Evaluasi adalah sebagai

penilaian terhadap suatu sistem pelatihan, kursus atau program pelatihan yang

(47)

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah usaha

untuk mendapatkan umpan balik dari peserta pelatihan berdasarkan

informasi-informasi yang diterima untuk melakukan penilaian atau pengukuran keberhasilan

atau kegagalan dari suatu program pelatihan.

2. Arti Penting Evaluasi

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan ataupun kegagalan dari suatu

program pelatihan maka diperlukan evaluasi. Ada beberapa alasan dilakukan

evaluasi terhadap program pelatihan untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut

(Leslie Rae, 1990:4):

a. Apakah program pelatihan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan?

b. Apakah program pelatihan memenuhi kebutuhan klien?

c. Apakah ada perbedaan dalam cara kerja para peserta pelatihan sebagai akibat

dari pelatihan?

d. Apakah perubahan perilaku yang ditampilkan oleh karyawan itu sebagai

akibat dari pelatihan yang diikuti?

e. Apakah pembelajaran yang diperoleh diterapakan dalam situasi pekerjaan

yang sebenarnya?

f. Apakah program pelatihan membantu karyawan untuk bekerja secara lebih

efektif dan efisien?

g. Apakah pelatihan telah membantu membentuk organisasi yang lebih efektif

(48)

3. Tujuan Evaluasi

Karena program pengembangan sumber daya manusia sering kali

mengalami kegagalan, maka diperlukan evaluai untuk mengukur sejauh mana

keberhasilan dari sebuah program pengembangan tersebut. Keberhasilan dari

sebuah program pengembangan ditentukan oleh seberapa jauh peserta pelatihan

mengikuti program pelatihan dengan baik dan mampu menerapkan pengalaman

belajarnya dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya (Syafarudin Alwi,

2000:228).

Keberhasilan dari suatu program pelatihan dan pengembangan tergantung

dari beberapa faktor yaitu (Syafarudin Alwi, 2000:228):

a. Motivasi individu.

b. Kultur lingkungan kerja.

c. Kepemimpinan.

d. Struktur organisasi.

4. Evaluasi Terhadap Dampak Pelatihan dan Pengembangan

Dalam melakukan evaluasi terhadap dampak pelatihan dan pengembangan

terdapat empat tingkatan penilaian yaitu:

a. Reaksi

Evaluasi tahap pertama adalah menilai reaksi dari peserta pelatihan

terhadap program pelatihan. Hal-hal yang dinilai adalah bagaimana persepsi

(49)

b. Pembelajaran

Evaluasi pada tahap kedua ini bertujuan untuk menilai apakah peserta

pelatihan menguasai dengan baik pengetahuan dan keahlian selama pelatihan

berlangsung.

c. Perilaku

Hal-hal yang dinilai pada evaluasi tahap ini adalah apakah terjadi

perubahan perilaku dalam pekerjaan setelah pelatihan seperti yang diharapkan

oleh tujuan pelatihan.

d. Hasil

Evaluasi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana dampak atau efek dari

pelatihan terhadap organisasi, keuntungan, tingkat kecelakaan, tingkat

produksi, tergantung pada jenis dan tujuan pelatihan.

E. Kinerja Karyawan

1. Pengertian Kinerja

a. Menurut Porter dan Lawler (dalam Mulyadi, 2007:337) Kinerja adalah

keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran

strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan.

b. Menurut Stoner (dalam Moh. Pabundu Tika, 2005:121)

Kinerja adalah fungsi dari motivasi, kecakapan, dan persepsi peranan.

c. Menurut Bernardin dan Russel (dalam Moh. Pabundu Tika, 2005:121)

Kinerja sebagai pencatatan hasil–hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi

(50)

d. Menurut Hani Handoko (dalam Moh. Pabundu Tika, 2005:121)

mendefinisikan kinerja sebagai proses di mana organisasi mengevaluasi atau

menilai prestasi karyawan.

e. Definisi kinerja yang lain (Moh. Pabundu Tika, 2005:121). Kinerja sebagai

hasil–hasil fungsi atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu

organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan

organisasi dalam periode waktu tertentu.

Menurut Moh. Pabundu Tika dapat diketahui ada beberapa unsur yang

terdapat dalam kinerja yaitu:

1) Hasil–hasil fungsi pekerjaan.

2) Faktor–faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan seperti:

motivasi, kecakapan, persepsi peranan, dan sebagainya.

3) Pencapaian tujuan organisasi.

4) periode waktu tertentu.

2. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Kinerja

a. Faktor–faktor penentu kinerja personel menurut Porter dan Lawler (dalam

Mulyadi, 2007:336)

1) Bakat dan kemampuan.

2) Persepsi tentang peran.

3) Usaha.

Kinerja yang tinggi dihasilkan oleh personel yang memiliki bakat dan

(51)

dan kemampuan serta peran saja tidak cukup untuk menghasilkan kinerja,

untuk menghasilkan kinerja yang tinggi, personel harus dimotivasi untuk

berusaha. Usaha untuk menghasilkan kinerja ditentukan oleh apakah kinerja

personel akan digunakan sebagai basis memberikan penghargaan. Tinggi atau

rendahnya usaha personel dalam menghasilkan kinerja dipengaruhi dua faktor

yaitu:

1) Kemungkinan kinerja akan diberi penghargaan.

2) Nilai penghargaan.

Jika kinerja personel diberi penghargaan, maka kemungkinan kinerja

diberi penghargaan akan tinggi, sehingga hal ini akan menyebabkan tingginya

usaha personel untuk menghasilkan kinerja. Jika kinerja personel tidak diberi

penghargaan, maka kemungkinan kinerja diberi penghargaan akan rendah,

sehingga hal ini akan menyebabkan rendahnya usaha personel untuk

menghasilkan kinerja. Jika kinerja personel diberi penghargaan, maka

dampaknya terhadap usaha personel dalam menghasilkan kinerja ditentukan

pula oleh apakah penghargaan dirasa pantas oleh personel. Jika penghargaan

yang diberikan dirasa pantas oleh personel, penghargaan tersebut akan

menimbulkan kepuasan. Kepuasan personel atas penghargaan yang diberikan

akan meningkatkan nilai penghargaan dan pada gilirannya tingginya nilai

penghargaan akan meningkatkan usaha personel dalam menghasilkan kinerja.

Sebaliknya ketidakpuasan personel atas penghargaan yang diterima akan

menurunkan nilai penghargaan, dan pada gilirannya rendahnya nilai

(52)

b. Faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Keith Davis (dalam

Anwar Prabu Mangkunegara, 2001:67)

1) Faktor Kemampuan (Ability)

Secara psikologis, kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya

karyawan yang memiliki IQ di atas rata–rata (IQ 110–120) dengan

pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam

mengerjakan pekerjaan sehari–hari, maka ia akan lebih mudah mencapai

kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu karyawan perlu ditempatkan

pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

2) Faktor Motivasi (Motivation)

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam

menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan situasi yang menggerakkan

diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan

kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong

karyawan untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap

mental karyawan harus sikap mental yang siap secara psikofik (siap secara

mental, fisik, tujuan, dan situasi). Artinya, seorang karyawan harus siap

mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja

yang akan dicapai, mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

Menurut David C. McClelland (dalam Anwar Prabu Mangkunegara,

2001:68) berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara motif

(53)

dalam diri karyawan untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan

sebaik–baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan

predikat terpuji.

Menurut David C. McClelland (dalam Anwar Prabu Mangkunegara,

2001:68) ada 6 karakteristik dari karyawan yang memiliki motif

berprestasi tinggi yaitu:

a) Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

b) Berani mengambil risiko.

c) Memiliki tujuan yang realistis.

d) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk

merealisasi tujuannya.

e) Memanfaatkan umpan balik yang kongkret dalam seluruh kegiatan

kerja yang dilakukannya.

f) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.

Berdasarkan pendapat David C. McClelland tersebut, karyawan akan

mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motif berprestasi

tinggi.

c. Faktor–faktor lain yang mempengaruhi kinerja seseorang atau kelompok (Moh.

Pabundu Tika, 2005:122)

1) Faktor Intern

a) Kecerdasan.

(54)

c) Kestabilan emosi.

d) Motivasi.

e) Persepsi peran.

f) Kondisi keluarga.

g) Kondisi fisik seseorang.

h) Karakteristik kelompok kerja.

2) Faktor Ekstern

a) Peraturan ketenaga–kerjaan.

b) Keinginan pelanggan.

c) Pesaing.

d) Nilai–nilai sosial.

e) Serikat buruh.

f) Kondisi ekonomi.

g) Perubahan lokasi kerja.

h) Kondisi pasar.

3. Ukuran–ukuran dalam Kinerja Karyawan

Ukuran–ukuran kinerja karyawan tersebut meliputi (Henry Simamora, 1997:458):

a. Akurasi

Adalah ketepatan tugas-tugas pekerjaan yang dilaksanakan.

b. Kecekatan

Adalah kemampuan untuk menangkap instruksi, memenuhi kondisi–kondisi

(55)

c. Kreativitas

Adalah bakat karena memiliki ide–ide baru, menemukan cara–cara baru dan

lebih baik dalam melakukan sesuatu dan karena imajinatif.

d. Keramahan

Adalah sosialbilitas dan kehangatan yang ditunjukkan kepada kalangan

pelanggan, karyawan lainnya, penyelia, dan orang–orang yang diawasi.

e. Kepribadian

Adalah karakteristik–karakteristik perilaku individu atau kesesuaian pribadi

dengan pekerjaan.

f. Penampilan Pribadi

Adalah kesan pribadi yang dibuat seseorang terhadap orang lainnya (misalnya

kenecisan, kerapihan, dan keserasian pakaian).

g. Kebugaran Fisik

Adalah kemampuan untuk bekerja secara konsisten dan dengan hanya sedikit

kelelahan.

h. Kehadiran

Adalah keyakinan akan masuk kerja tiap hari dan sesuai dengan jam-jam

kerja.

i. Kehandalan

Adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang disyaratkan dengan

(56)

j. Pengetahuan Pekerjaan

Adalah informasi mengenai tugas–tugas pekerjaan yang harus diketahui oleh

seseorang agar kinerjanya memuaskan.

k. Kuantitas Kerja

Adalah jumlah kerja yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam satu hari

kerja.

l. Stabilitas Kerja

Adalah kemampuan untuk menahan tekanan dan tetap tenang dalam situasi–

situasi kritis.

m. Kesopanan

Adalah sikap sopan santun terhadap orang lain.

n. Evaluasi Keseluruhan

Dibandingkan dengan karyawan–karyawan lain dengan masa dinas yang sama

pada pekerjaan ini.

4. Arti penting Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Serta

Kaitannya Terhadap Kinerja Karyawan

Program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan

salah satu cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan

keahlian dan keterampilan para karyawan dalam menyelesaikan tugas dan

pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Apabila keahlian dan keterampilan

karyawan tinggi maka kinerja karyawan juga akan meningkat. Peningkatan

(57)

perusahaan. Kinerja perusahaan meningkat ini salah satunya ditandai dengan

kualitas dan kuantitas output total yang dihasilkan perusahaan serta profitabilitas

perusahaan yang meningkat pula.

F. Kerangka Pemikiran Teoritis

Persepsi pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya

Manusia sebagai variabel bebas (Independent Variable) mempunyai hubungan yang

erat dengan persepsi kinerja karyawan sebagai variabel terikat (Dependent Variable).

Tercapainya tujuan kinerja karyawan yang memuaskan dipengaruhi oleh beberapa

faktor, salah satunya adalah pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia.

Hubungan antara kedua variabel tersebut sangat erat karena persepsi

pelaksanan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan

variabelnya yaitu pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih baik (X1), tanggung jawab

terhadap pekerjaan menjadi lebih besar (X2), meningkatkan kepercayaan diri dalam

bekerja (X3), meningkatkan kerja sama antar karyawan (X4), materi yang diberikan

dalam pelaksanaan sudah cukup lengkap (X5), fasilitas yang disediakan perusahaan

sudah cukup memadai (X6), semangat kerja akan meningkat (X7), meningkatkan

keterampilan dalam bekerja (X8), meningkatkan pengetahuan dan pengalaman (X9),

serta meningkatkan jumlah unit produk yang dihasilkan(X10) memiliki hubungan

yang sangat erat dengan persepsi kinerja karyawan. Semakin baik persepsi karyawan

terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya

(58)

Untuk lebih memahami hubungan antara persepsi pelaksanaan program pelatihan

dan pengembangan dengan persepsi kinerja karyawan dapat dilihat pada skema II.1

di bawah ini:

Kerangka Pemikiran Teoritis

X1

Persepsi Kinerja Karyawan X2

X4

X5

X6

X7

X8

X9

X10 X3

Buruk Persepsi

pelaksanaan Program Pelatihan dan Pengembang an Sumber Daya Manusia

(59)

G. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas permasalahan

penelitian di mana memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut secara

empiris (Donald R. Cooper dan C. Wiliam Emory, 1996:42).

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori serta kajian pustaka, maka

penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada persepsi positif dari para karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan

dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang diterapkan oleh PT Nagasakti

Paramashoes Industry (NASA).

2. Ada persepsi positif dari para karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti

program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang diterapkan

oleh PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA).

3. Ada hubungan positif antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program

pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan persepsi karyawan

terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber

(60)

40

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis berupa studi kasus. Studi kasus adalah

suatu penelitian yang dilakukan terhadap objek tertentu yang populasinya terbatas,

sehingga kesimpulan yang diambil hanya terbatas pada objek yang diteliti.

B. Lokasi dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) di

Tangerang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 20 Desember 2008 sampai dengan 10 Januari

2009

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitiannya meliputi para karyawan divisi produksi departemen

assembling pada PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA).

2. Objek Penelitian

Objek penelitiannya adalah persepsi program pelatihan dan pengembangan

(61)

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi program pelatihan dan

pengembangan Sumber Daya Manusia. Persepsi adalah pengalaman tentang

objek, peristiwa, atau hubungan–hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi, dan menafsirkan pesan sedangkan Pelatihan dan

Pengembangan adalah proses sistematik pengubahan perilaku para karyawan

dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan–tujuan organisasional baik yang

berorientasi pada masa kini maupun yang berorientasi pada masa depan. Ada

sepuluh macam persepsi karyawan terhadap program pelatihan dan

pengembangan Sumber Daya Manusia yaitu:

a. Pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih baik.

b. Tanggung jawab terhadap pekerjaan menjadi lebih besar.

c. Meningkatkan kepercayaan diri dalam bekerja.

d. Meningkatkan kerja sama antar karyawan.

e. Materi yang diberikan dalam pelaksanaan sudah cukup lengkap.

f. Fasilitas yang diberikan perusahaan sudah cukup memadai.

g. Semangat kerja akan meningkat.

h. Meningkatkan keterampilan dalam bekerja.

i. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bekerja.

(62)

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan. Kinerja

adalah sebagai proses di mana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi

karyawan. Ukuran kinerja yang digunakan adalah:

a. Akurasi.

b. Kecekatan.

c. Kreativitas.

d. Keramahan.

e. Kepribadian.

f. Penampilan pribadi.

g. Kebugaran fisik.

h. Kehadiran.

i. Kehandalan.

j. Pengetahuan pekerjaan.

k. Kuantitas kerja.

l. Stabilitas kerja.

m.Kesopanan.

n. Evaluasi keseluruhan.

E. Pengukuran Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat variabel bebas (X) yaitu persepsi pelaksanaan

program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang meliputi variabel

(63)

menjadi lebih besar, meningkatkan kep

Gambar

Tabel V.1
Tabel V.2
Tabel V.4
Tabel V.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ecogreen Oleochemicals Medan Plant dan sampel yang diambil adalah Karyawan pada Departemen Produksi yang berjumlah 67 orang.. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, wawancara,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dan lingkungan kerja dengan kinerja karyawan studi kasus pada karyawan human resource Chevron

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang positif antara persepsi terhadap lingkungan kerja dengan kinerja karyawan PT. Teknik pengambilan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bah wa terdapat analisis audit sumber daya manusia terhadap kinerja karyawan Pada

Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang mencakup Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pelatihan, dan Kompetensi secara simultan memiliki pengaruh positif

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan pelatihan karyawan, untuk mengetahui kinerja karyawan, dan untuk mengetahui hubungan program pelatihan dengan

i PENGARUH REKRUTMEN, SELEKSI, DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA KARYAWAN TV TANJUNGPINANG ADELIA 180461201101 Skripsi ini Disusun Sebagai Salah Satu

Hasil dari penelitian ini adalah 1 pengembangan SDM yang sudah dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Kabupaten Tanah Laut sudah