Penghitungan Nilai Tukar Petani mulai bulan Desember 2013 telah menggunakan tahun dasar baru (2012=100) dimana sebelumnya menggunakan tahun dasar (2007=100). Berdasarkan hasil penghitungan NTP dengan tahun dasar (2012=100), pada bulan Februari 2014, Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP) tercatat sebesar 97,86, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 99,23, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 93,27, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 107,27 dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 96,91. Untuk Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci untuk NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 96,33 dan Nilai Tukar Perikanan Tangkap (NTN) tercatat 97,28. Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 99,67. Ini berarti mengalami penurunan 0,08 persen bila dibandingkan dengan bulan Januari 2014 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 99,75.
Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), untuk bulan Februari 2014 tercatat 102,19 yang berarti mengalami peningkatan 0,20 persen dibandingkan bulan Januari 2014 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 101,99.
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Februari 2014, sebanyak 16 Provinsi mengalami peningkatan NTP dan 17 Provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi NTP bulan Februari 2014 terjadi di Maluku Utara yaitu sebesar 0,89 persen, karena indeks yang diterima naik hingga 1,11 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Babel yaitu sebesar 1,97 persen, karena indeks yang diterima petani turun sampai dengan 1,46 persen.
Pada bulan Februari 2014, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,57 persen. Inflasi terjadi karena peningkatan pada tujuh kelompok indeks konsumsi rumah tangga yaitu: sandang (0,94 %), perumahan (0,71 %), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,65 %), transportasi & komunikasi (0,61 %), bahan makanan (0,52 %), kesehatan (0,37 %) dan pendidikan, rekreasi & olah raga (0,09 %).
No. 18/03/52/Th.VII, 3 Maret 2014
Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Menurut Sub
Sektor Bulan Februari 2014
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 8 Kabupaten di Provinsi NTB, NTP berfluktuasi setiap bulannya selama periode April 2008 – Nopember 2013 dengan tahun dasar (2007=100). NTP Provinsi NTB pada bulan Februari 2014 dengan tahun dasar (2012=100) berada dibawah 100 (tercatat 99,67) yang berarti petani mengalami penurunan daya belinya, karena kenaikan harga produksi relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan harga input produksi dan kebutuhan konsumsi rumah tangganya.
Grafik 1
NTP Provinsi NTB Januari 2011 – Nopember 2013 (2007=100) dan Nopember – Februari 2014 (2012=100)
95,60 96,32 96,64 96,496,32 96,13 95,83 95,53 94,62 94,38 94,84 99,67 93,88 NTP DES (2012=100), 100.18 NTP NOP (2012=100), 100.62 94,09 93,11 94,92 99,75 94,22 95,45 94,78 95,22 95,9 96,66 96,83 96,5 95,65 95,53 95,09 93,00 98,00 201101 201102 201103 201104 201105 201106 201107 201108 201109 201110 201111 201112 201201 201202 201203 201204 201205 201206 201207 201208 201209 201210 201211 201212 201301 201302 201303 201304 201305 201306 201307 201308 201309 201310 201311 201311 201312 201401 201402 Tahun Bulan NTP
NTP pada bulan Februari 2014 dengan tahun dasar (2012=100) mengalami penurunan sebesar 0,08 persen bila dibandingkan dengan NTP Januari 2014 dengan tahun dasar (2012=100) yaitu dari 99,75 turun menjadi 99,67. Hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,38 % lebih rendah dibandingkan dengan tingkat peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,46 %. Indeks konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan sebesar 0,57 %, sedangkan indeks BPPBM mengalami peningkatan sebesar 0,17 %.
Dari Tabel 1 nampak bahwa pada bulan Februari 2014, kemampuan daya beli petani petani ternak di Provinsi NTB di atas 100 (cukup baik) yakni sebesar 107,27. Sedangkan kemampuan daya beli petani yang paling rendah pada bulan Februari 2014 di Provinsi NTB adalah pada sub
Januari 2014
Februari 2014
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
a. Indeks yang Diterima (It)
105,82
107,08
1,17
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
108,93
109,42
0,45
c. Nilai Tukar Petani (NTPP)
97,14
97,86
0,73
2. Hortikultura
a. Indeks yang Diterima (It)
110,19
109,24
-0,86
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
109,37
110,09
0,66
c. Nilai Tukar Petani (NTPH)
100,75
99,23
-1,51
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
a. Indeks yang Diterima (It)
102,42
102,84
0,42
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
109,76
110,26
0,46
c. Nilai Tukar Petani (NTPR)
93,31
93,27
-0,05
4. Peternakan
a. Indeks yang Diterima (It)
116,14
115,89
-0,21
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
107,64
108,04
0,37
c. Nilai Tukar Petani (NTPT)
107,90
107,27
-0,58
5. Perikanan
a. Indeks yang Diterima (It)
104,42
104,26
-0,15
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
107,14
107,58
0,41
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
97,46
96,91
-0,56
Gabungan
a. Indeks yang Diterima (It)
108,45
108,86
0,38
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
108,73
109,22
0,46
-Konsumsi Rumah Tangga
109,71
110,33
0,57
-BPPBM
106,34
106,53
0,17
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
99,75
99,67
-0,08
Tabel 1
Nilai Tukar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Subsektor Februari 2014 (2012=100)
1.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Februari 2014 dengan tahun dasar (2012=100), Provinsi NTB secara gabungan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,38 persen dibandingkan dengan It Januari 2014, yaitu dari 108,45 menjadi 108,86, dimana indeks yang diterima subsektor Tanaman Pangan dan Perkebunan Rakyat mengalami peningkatan It masing-masing sebesar 1,17 persen dan 0,42 persen.
2.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Pada bulan Februari 2014 dengan tahun dasar (2012=100), di Provinsi NTB indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan sebesar 0,46 persen bila dibandingkan Januari 2014, dimana indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM)
meningkat sebesar 0,17 persen dan indeks konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan sebesar 0,57 persen.
Grafik 2
Indeks Diterima dan Indeks Dibayar Petani Provinsi NTB Januari 2014 – Februari 2014 (2012=100) Indeks Diterima; 108,45 Indeks Diterima; 108,86 Indeks Dibayar; 108,73 Indeks Dibayar; 109,22 KRT; 109,71 KRT; 110,33 BPPBM; 106,34 BPPBM; 106,53 100 102 104 106 108 110 112 201401 201402
3.
NTP Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan / Padi & Palawija (NTPP)
Pada bulan Februari 2014 NTPP terjadi peningkatan sebesar 0,73 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 1,17 persen lebih tinggi dibandingkan tingkat peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,45 persen.
Indeks harga yang diterima petani padi untuk bulan Februari 2014 mengalami peningkatan sebesar 1,72 persen sedangkan palawija mengalami penurunan sebesar 0,09 persen. Penurunan indeks yang diterima petani palawija disebabkan antara lain oleh penurunan harga kedelai dan ketela pohon/ubi kayu. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) disebabkan oleh peningkatan indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,59 persen dan peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,10 persen. Peningkatan indeks sub kelompok BPPBM disebabkan antara lain oleh peningkatan harga bibit padi, pupuk TSP/SP 36, pupuk ZA, pupuk NP/NPK, insektisida, fungisida, bakterisida, sewa tanah sawah, kawat, ban luar motor, karung, cangkul, arit/sabit, parang, ember, pompa/mesin penyedot air, kereta dorong, sprayer, upah menanam dan pengeringan.
b.
Subsektor Hortikultura (NTPH)
Pada bulan Februari 2014, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) dilaporkan terjadi penurunan sebesar 1,51 persen, hal ini disebabkan karena terjadi penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,86 persen dan dilain sisi terjadi peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,66 persen.
Indeks yang diterima (It) sub kelompok sayur-sayuran mengalami penurunan sebesar 0,29 persen yang disebabkan antara lain oleh penurunan harga bawang daun, bawang merah, bayam, kacang panjang, kangkung, melinjo dan tomat . Indeks yang diterima (It) sub kelompok buah-buahan mengalami penurunan sebesar 1,60 persen yang antara lain disebabkan oleh penurunan harga alpukat, durian, jeruk, jeruk besar, rambutan, sawo, semangka, sirsak dan manggis. Sedangkan indeks yang diterima (It) tanaman obat mengalami peningkatan 1,27 persen disebabkan karena peningkatan harga jahe dan lengkuas. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) disebabkan oleh peningkatan indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,74 persen dan peningkatan indeks subkelompok BPPBM sebesar 0,29 persen yang dipengaruhi antara lain oleh peningkatan harga bibit sawi, bibit kentang, bibit tomat, bibit wortel, bibit terung, bibit melon, pupuk TSP/SP36, pupuk ZA, pupuk KCL, pupuk NP/NPK, insektisida, fungisida, herbisida, bakterisida, sewa traktor tangan, sewa penyemprotan hama, kayu balok, tali rafia, oli, ban luar motor, cangkul, arit/sabit, parang, pompa/mesin penyedot air, terpal, kereta dorong, sprayer, upah menanam dan upah menyiangi.
c.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)
Pada bulan Februari 2014 Nilai Tukar Petani untuk sub sektor perkebuan rakyat (NTPR) terjadi penurunan sebesar 0,05 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 0,42 persen lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,46 persen.
Peningkatan indeks yang diterima petani disebabkan antara lain karena peningkatan harga kelapa, kopi, kakao dan jarak. Peningkatan indeks yang dibayar petani disebabkan karena
peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,50 persen dan peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,28 persen yang antara lain disebabkan oleh peningkatan harga pupuk Urea, pupuk ZA, pupuk KCL, pupuk NP/NPK, ongkos angkut, oli, biaya servis motor, parang, gunting pangkas, sprayer, upah mencangkul, menanam, menyiangi dan upah memanen.
d.
Subsektor Peternakan (NTPT)
Pada bulan Februari 2014, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,58 persen, hal ini disebabkan karena terjadi penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,21 persen ldan dilain sisi terjadi peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,37 persen.
Penurunan yang terjadi pada indeks yang diterima petani disebabkan antara lain karena penurunan harga sapi potong, kerbau, kuda, ayam buras, ayam ras pedaging, itik/bebek dan telur itik. Peningkatan yang terjadi pada Indeks yang dibayar petani disebabkan peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,48 persen dan peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,17 persen yang antara lain disebabkan oleh peningkatan harga bibit sapi potong, bibit kambing, bibit bebek/itik, dedak, pur, sewa tempat usaha peternakan, sewa padang penggembalaan, sewa alat-alat peternakan, kawat, paku, kayu balok, jasa kesehatan ternak, ongkos angkut, oli, biaya servis motor, ban luar motor, ember, tempat minum, tempat telur, tempat makan dan arit.
e.
Subsektor Perikanan (NTNP)
Pada bulan Februari 2014, NTNP mengalami penurunan sebesar 0,56 persen, hal ini disebabkan karena terjadi penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,15 persen dan dilain sisi terjadi peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,41 persen.
Penurunan yang terjadi pada indeks yang diterima petani antara lain disebabkan karena penurunan harga ikan mas, kerapu, cakalang, kakap, kapasan, kuniran, peperek dan tongkol. Peningkatan indeks yang dibayar petani disebabkan oleh peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,57 persen dan peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,18 persen, yang antara lain dipengaruhi oleh peningkatan harga benih ikan nila, benih rumput laut, pupuk urea, sewa alat penangkapan ikan, minyak tanah, umpan, biaya tambat/labuh, batu bateray, oli/pelumas, perahu tanpa motor dan jaring insang.
Januari 2014 Februari 2014
(1) (2) (3) (4)
1. Tanaman Pangan
a. Indeks Diterima Petani 105,82 107,08 1,17
- Padi 104,70 106,53 1,72
- Palawija 108,47 108,37 -0,09
b. Indeks Dibayar Petani 108,93 109,42 0,45
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 109,53 110,17 0,59
- Indeks BPPBM 107,45 107,55 0,10
2. Hortikultura
a. Indeks Diterima Petani 110,19 109,24 -0,86
- Sayur-sayuran 116,04 115,71 -0,29
- Buah-buahan 103,63 101,97 -1,60
- Tanaman Obat 116,25 117,73 1,27
b. Indeks Dibayar Petani 109,37 110,09 0,66
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 109,72 110,54 0,74
- Indeks BPPBM 107,81 108,12 0,29
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
a. Indeks Diterima Petani 102,42 102,84 0,42
- Tanaman Perkebunan Rakyat 102,42 102,84 0,42
b. Indeks Dibayar Petani 109,76 110,26 0,46
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 110,64 111,19 0,50
- Indeks BPPBM 105,71 106,01 0,28
4. Peternakan
a. Indeks Diterima Petani 116,14 115,89 -0,21
- Ternak Besar 117,19 116,66 -0,45
- Ternak Kecil 116,22 117,87 1,42
- Unggas 110,32 110,09 -0,21
- Hasil Ternak 106,60 108,58 1,85
b. Indeks Dibayar Petani 107,64 108,04 0,37
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 109,47 110,00 0,48
- Indeks BPPBM 104,42 104,59 0,17
5. Perikanan
a. Indeks Diterima Petani 104,42 104,26 -0,15
- Penangkapan 106,15 106,06 -0,08
- Budidaya 101,78 101,52 -0,26
b. Indeks Dibayar Petani 107,14 107,58 0,41
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 109,38 110,00 0,57
- Indeks BPPBM 104,35 104,53 0,18
Gabungan
a. Indeks Diterima Petani 108,45 108,86 0,38
b. Indeks Dibayar Petani 108,73 109,22 0,46
- Konsumsi Rumah Tangga 109,71 110,33 0,57
- BPPBM 106,34 106,53 0,17
Tabel 2
Indeks yang Diterima dan Indeks Yang Dibayar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Sub Sektor Februari 2014 (2012=100)
Subsektor Bulan Persentase Perubahan
4.
Perbandingan antar Provinsi
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan, sebanyak 16 Provinsi mengalami peningkatan NTP dan 17 Provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi NTP bulan Februari 2014 terjadi di Maluku Utara yaitu sebesar 0,89 persen, disusul Kaltim dan Sulut masing-masing sebesar 0,82 persen. Sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Babel yaitu sebesar 1,97 persen, disusul Kepri sebesar 1,01 persen dan Yogyakarta sebesar 0,79 persen.
Tabel 3
Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya Februari 2014 (2012=100)
Indeks % Perb Indeks % Perb Indeks % Perb
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 11NAD 106,72 0,25 108,33 -0,11 98,51 0,37 12 SUMUT 110,66 0,19 110,62 -0,02 100,04 0,21 13SUMBAR 110,19 -0,53 109,45 -0,06 100,68 -0,47 14RIAU 107,15 -0,33 110,30 0,20 97,14 -0,53 15JAMBI 109,49 0,41 111,39 0,07 98,29 0,34 16 SUMSEL 110,21 -0,18 109,33 0,29 100,81 -0,47 17 BENGKULU 107,95 0,00 110,92 -0,02 97,32 0,02 18 LAMPUNG 111,87 0,29 109,37 0,30 102,29 -0,01 19 BABEL 109,04 -1,46 109,70 0,52 99,40 -1,97 21 KEPRI 108,08 -0,53 107,15 0,48 100,87 -1,01 31 DKI 109,99 -0,04 109,12 -0,19 100,80 0,16 32 JABAR 115,40 0,96 110,80 0,66 104,15 0,30 33 JATENG 110,91 -0,27 110,21 0,52 100,63 -0,78 34 YOGYAKARTA 113,06 -0,31 110,17 0,48 102,63 -0,79 35 JATIM 115,46 0,26 110,31 0,43 104,67 -0,17 36 BANTEN 115,08 0,83 109,32 0,58 105,27 0,25 51 BALI 112,89 0,30 109,02 0,36 103,55 -0,06 52 NTB 108,86 0,38 109,22 0,46 99,67 -0,08 53 NTT 107,43 0,31 109,87 0,45 97,78 -0,15 61 KALBAR 105,29 0,02 109,45 0,46 96,21 -0,43 62 KALTENG 111,50 -0,34 108,80 0,14 102,49 -0,48 63 KALSEL 107,47 0,07 106,52 0,18 100,89 -0,11 64 KALTIM 109,07 1,03 109,56 0,20 99,55 0,82 71 SULUT 109,12 0,70 110,00 -0,12 99,20 0,82 72 SULTENG 111,15 0,94 108,81 0,15 102,15 0,78 73 SULSEL 114,14 0,46 108,69 0,42 105,02 0,04 74 SULTRA 109,05 0,50 108,26 0,16 100,73 0,34 75 GORONTALO 111,01 0,72 110,43 0,26 100,52 0,45 76 SULBAR 110,16 0,34 107,86 0,31 102,14 0,02 81 MALUKU UTARA 111,11 0,82 110,90 0,56 100,19 0,26 82 MALUKU 110,67 1,11 108,69 0,22 101,82 0,89 91 PAPUA BARAT 109,83 0,23 110,44 0,26 99,45 -0,04 94 PAPUA 104,68 0,20 107,10 0,29 97,73 -0,09 111,82 0,22 109,86 0,38 101,79 -0,16 Nasional Kode Provinsi IT IB NTP
5.
Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Dari penghitungan indeks konsumsi rumah tangga yang dilaporkan pada bulan Februari 2014 di Provinsi NTB terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,57 persen.
Inflasi terjadi karena peningkatan pada tujuh kelompok indeks konsumsi rumah tangga yaitu: sandang (0,94 %), perumahan (0,71 %), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,65 %), transportasi & komunikasi (0,61 %), bahan makanan (0,52 %), kesehatan (0,37 %) dan pendidikan, rekreasi & olah raga (0,09 %).
Sub Kelompok
Januari 2014
Februari 2014
Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Konsumsi Rumah tangga
109,71
110,33
0,57
- Bahan makanan
112,92
113,50
0,52
- Makanan jadi
104,61
105,29
0,65
- Perumahan
107,78
108,54
0,71
- Sandang
104,94
105,93
0,94
- Kesehatan
106,16
106,55
0,37
- Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga
104,55
104,65
0,09
- Transportasi dan Komunikasi
114,21
114,92
0,61
Tabel 4
Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi NTB Februari 2014 (2012=100)
Pada bulan Februari 2014 dengan tahun dasar (2012=100) terjadi inflasi perdesaan di Provinsi NTB sebesar 0,57 persen yang disebabkan antara lain oleh peningkatan harga beras, tepung terigu, mie instant, ikan selar, tenggiri, teri, tongkol, bandeng, ikan asin sepat, ikan asin tenggiri, ikan asin teri, ikan pindang kembung, udang kering, susu kental manis putih, susu cair kemasan, telur itik/bebek, telur ayam kampung, telur ayam ras, kubis/kol, ketimun, tomat sayur, tauge/kecambah, wortel, kacang kedele, garam hancur, bumbu jadi, kunyit, cabai rawit, roti tawar, biskuit, mie bakso, mie ayam, teh botol, teh, minuman ringan, rokok putih filter, rokok kretek, tembakau, seng plat, asbes, batu bata, kaca polos, kapur tembok, cat kayu, cat tembok, upah
pemeriksaan kandungan, tarif Puskesmas, obat gosok/balsem, minyak rambut, buku tulis bergaris, CD/VCD/DVD Player, ongkos angkutan luar kota, oli/pelumas dan ongkos ojek motor.
Grafik 3. Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi di Indonesia
Februari 2014 (2012=100)
0.81 0.690.680.65 0.580.57
0.560.550.540.52 0.500.49 0.41 0.340.340.32 0.290.270.26 0.190.180.170.15 0.140.130.11 0.00 -0.09-0.11 -0.17 -0.22-0.23 -0.32 -0.40 -0.20 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 JA BA R B A N TE N JA TE N G MA LUKU YO G YA K A R TA N TB KE P R I BA BE L SU LS EL JA TIM KA LBA R N TT LA MPUN G PAPUA SULBA R B A LI SU M SE L PAPUA B A R A T G O R O N TA LO KA LS EL MA LUKU UT A R A R IA U SU LT R A KA LT EN G KA LT IM SU LT EN G JA MBI BE N G KUL U SU MU T SU MBA R N A D SU LUT DKIBADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Jl. Gunung Rinjani No. 2 Mataram 83125 Tlp. (0370) 621385 Fax. (0370) 623801 E-mail :[email protected] Homepage : http://ntb.bps.go.id
Contact person : Kadek Adi Madri, SE
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi NTB