Profil Kabupaten Paser
2.1 Wilayah Administrasi
Kabupaten Paser merupakan wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang terletak paling Selatan, tepatnya pada posisi 0⁰ 48' 29.44'' -2⁰ 37' 24.21'' Lintang Selatan dan 115⁰ 37' 0.77'' - 118⁰ 1' 19.82'' Bujur Timur. Batas wilayah Kabupaten Pasersebelah Utara meliputi KabupatenKutai Barat dan Kutai Kartanegara, sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar dan Kabupaten Mamuju (Sulawesi Barat), sebelah Selatan berbatasan denganKabupaten Kotabaru ProvinsiKalimantan Selatan, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten Paser merupakan wilayah yang berada di Selatan Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Paser sebelah selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kota Baru Provinsi Kalimantan Selatan kemudian wilayah sebelah barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan dimana titik 0 KM terletak antara desa Muara Langon Kecamatan Muara Komam Kabupaten Paser dan Desa Lano Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Timur.
Gambar 2.1
Persentase Luas Wilayah Kabupaten Paser menurut Kecamatan Tahun 2016
Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2017
wilayah terkecil adalah Kecamatan Tanah Grogot dengan luas 335,58 Km2.
Gambar 2.2
Peta Wilayah Kabupaten Paser
Sumber : UPTB Data Perencanaan dan Geospasial Kabupaten Paser 2017
Jumlah penduduk Kabupaten Paserdari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan yang cukup berarti. Pada tahun 2015, jumlah penduduk Kabupaten Paser mencapai 262.301 jiwa dan bertambah menjadi 268.261 jiwa pada tahun 2016. Penduduk Kabupaten Paser
kabupaten. 25,91% penduduk Kabupaten Paser bertempat tinggal di kecamatan yang terletak di ibu kota kabupaten, yaitu Kecamatan Tanah Grogot. Sedang sisanya tidak merata tersebar di 9 kecamatan.
Gambar 2.3
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Paser Tahun 2016
Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2017
Kabupaten Paser terdiri dari 10 Kecamatan dan terdiri dari 5 Kelurahan dan 139 Desa yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Paser. Persentasi dan daftar kelurahan/desa yang ada di wilayah Kabupaten Paser dapat dilihat pada bagan dan table berikut.
Tabel 2.1
Daftar Kelurahan/Desa di Kabupaten Paser Tahun 2016
No. Kecamatan Kelurahan/ Desa
1 Tanah Grogot Tanah Grogot
Janju
Tepian Batang Tanah Periuk Pepara Sungai Tuak Sempulang Jone
No. Kecamatan Kelurahan/ Desa
2 Pasir Belengkong Lempesu
No. Kecamatan Kelurahan/ Desa
7 Tanjung Harapan Keladen
Tanjung Aru Labuangkallo Lori
No. Kecamatan Kelurahan/ Desa
9 Batu Sopang Samurangau
Busui
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2017
2.2 Potensi Wilayah Kabupaten Paser
A. Pertambangan
tahun 2015. Produksi Batubara tahun 2015 ialah 39.694.250 ton sedangkan pada tahun 2014 yaitu 41.618.636 ton.
Gambar 2.4
Produksi Batubara (Ton) Kabupaten Paser, 2011 – 2015
Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2017
B. Pertanian
Tahun 2016, luas lahan pertanian Kabupaten Paser adalah 1.102.107 Ha, yang terdiri dari 11.306 Ha lahan sawah dan 1.090.801 Ha lahan bukan sawah. Sedangkan luas lahan bukan pertanian Kabupaten Paser adalah 1.160.314Ha.
Gambar 2.5
Persentase Luas Lahan Pertanian (Sawah dan Bukan Sawah) Menurut Kecamatan,
Tahun 2016
C. Perkebunan
Sampai dengan tahun 2016, produk unggulan sektor perkebunan di Kabupaten Paser masih dikuasai oleh tanaman kelapa sawit Produksi kelapa sawit Kabupaten Paser tahun 2016 mencapai 2.127.990,34 Ton. Jumlah produksi ini jika dibandingkan dengan tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 55,96 persen. Tahun 2015, nilai produksi kelapa sawit adalah 1.364.429,39 Ton. Tanaman perkebunan lain yang juga merupakan tanaman unggulan di Kabupaten Paser adalah tanaman karet. Namun, dibandingkan tahun 2015, produksi tanaman perkebunan karet di Kabupaten Paser di tahun 2016 mengalami penurunan hingga 9,66 persen. Produksi karet tahun 2015 mencapai 11.161,4 Ton namun pada tahun 2016 produksinya mencapai 10.082,76 Ton.
Gambar 2.6
Produksi Kelapa Sawit (Ton) di Kabupaten Paser Menurut Kecamatan
Tahun 2012– 2016
Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2017
D. Perikanan
Gambar 2.7
Produksi Perikanan Tangkap Laut (Ton) di Kabupaten Paser
Tahun 2012– 2016
Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2017
E. Pariwisata
Kawasan wisata merupakan kawasan yang dianggap mempunyai daya tarik tinggi untuk dijadikan objek wisata. Kawasan ini bersifat fleksibel, maksudnya tidak terkait pada batas-batas administrasi ataupun batas lainnya, sehingga kawasan pengembangannya tidak harus didelineasi secara jelas seperti kawasan-kawasan tersebut di atas.
Kabupaten Paser memiliki potensi pariwisata yang cukup layak untuk dikembangkan baik sarana dan prasarannya, sebagai dasar untuk menopang perekonomian daerah. Sektor pariwisata mencakup beberapa sub sektor diantaranya yaitu :
a. Jasa perhotelan, termasuk potensi unggulan daerah Kabupaten Paser dengan jumlah hotel dan penginapan sebanyak 27 buah,
b. Tempat hiburan dan rekreasi, sebagian besar potensi pariwisata di daerah ini adalah objek wisata alam.
Tabel 2.2
Kawasan Peruntukan Pariwisata Di Wilayah Kabupaten Paser
Sumber : RTRWK Paser Tahun 2015 - 2035
2.3 Demografi dan Urbanisasi
A. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Paser dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan yang cukup berarti. Pada tahun 2015, jumlah penduduk Kabupaten Paser mencapai 262.301 jiwa dan bertambah menjadi 268.261 jiwa pada tahun 2016. Penduduk Kabupaten Paser masih mengelompok pada wilayah –wilayah yang jaraknya cukup dekat dengan ibu kota kabupaten. 25,91 persen penduduk Kabupaten Paser bertempat tinggal di kecamatan yang terletak di ibu kota kabupaten, yaitu Kecamatan Tanah Grogot. Sedang sisanya tidak merata tersebar di 9 kecamatan.
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Kabupaten Paser Tahun 2016
Nama Kecamatan Nama Desa/ Kelurahan Kepala Keluarga (KK) Jumlah Penduduk
1 2 3 4
Tanjung Harapan Keladen 145 424
Tanjung Aru 619 2,083
Labuangkallo 265 822
Lori 488 1,637
Selengot 346 1,115
Random 152 521
Senipah 154 606
2,169 7,208
Bekoso 513 1,652
Damit 1,010 3,396
Suatang 432 1,357
Suliliran 406 1,308
Pasir Belengkong 826 2,639
Sangkuriman 481 1,738
Laburan 656 1,890
Tanah Grogot Tanah Grogot 8,846 29,964
Janju 661 2,182
Padang Pengrapat 1,006 3,280
Rantau Bintungan 80 280
Muara Andeh 107 338
1,923 6,191
Jumlah Keseluruhan 73,942 246,823
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2017
Penduduk Kabupaten Paser masih mengelompok pada wilayah – wilayah yang jaraknya cukup dekat dengan ibu kota kabupaten. Tercatat sebesar 26% penduduk Kabupaten Paser bertempat tinggal di kecamatan yang terletak di ibu kota kabupaten, yaitu Kecamatan Tanah Grogot. Sedang sisanya tidak merata tersebar di 9 kecamatan. Tahun 2016, jumlah penduduk Kabupaten Paser mengalami peningkatan sebesar 2,27% dibanding tahun 2015. Penduduk Kabupaten Paser tahun 2015 sebanyak 262.301 jiwa dan mengalami peningkatan dimana jumlah penduduk Kabupaten Paser tahun 2016 sebanyak 268.261 jiwa.
Gambar 2.8.
Persentase Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2015
Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2017
Sedangkan Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk relatif sedikit adalah kecamatan Muara Samu, Tanjung Harapan dan Batu Engau.
B. Jumlah Penduduk Miskin dan Persebaran Penduduk
Dari data yang dimiliki pihak BPS Kabupaten Paser, terjadi peningkatan warga tidak mampu sebesar 3700 kk. Data diperoleh bahwa tahun 2011 tercatat 19.100 kk dan pada tahun 2016 sudah mencapai 22.820 kk. Kategori miskin pada warga digolongkan berdasarkan dari standar pendapatan rata-rata yaitu Rp.326.000,-/ bulan (perhitungan standar BPS 2015). Dengan demikian, bila ada masyarakat yang memiliki pendapatan dibawah itu masuk dalam kategori miskin, sedangkan bila pendapatannya berada di antara angka standar maka digolongkan dalam kategori rentan miskin.
Gambar 2.9
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu) di Kabupaten Paser
Tahun 2011-2016
C. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Lima Tahun ke depan
Pada table dibawah dapat dijelaskan jumlah penduduk wilayah perkotaan dan perdesaan saat ini dan proyeksi 5 tahun mendatang perkecamatan, dimana jumlah penduduk perkotaan saat ini (tahun 2016) yang terbesar ada di Kecamatan Tanah Grogot yaitu 58.961 jiwa dan terkecil ada di Kecamatan Muara Samu yaitu 1.008 jiwa. Jumlah penduduk perdesaan terbesar ada di Kecamatan Long Ikis yaitu 39.527 jiwa dan terkecil ada di Kecamatan Tanjung Harapan yaitu 3.488 jiwa. Proyeksi penduduk 5 tahun mendatang (tahun 2021), dimana jumlah penduduk perkotaan yang terbesar ada di Kecamatan Tanah Grogot yaitu 96.648 jiwa dan terkecil ada di Kecamatan Muara Samu yaitu 1.652 jiwa. Jumlah penduduk perdesaan terbesar ada di Kecamatan Long Ikis yaitu 64.792 jiwa dan terkecil ada di Kecamatan Tanjung Harapan yaitu 5.717 jiwa.
Tabel 2.4
Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Sumber : Data Dasar Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Paser Tahun 2016 dan Analisa Pokja Sanitasi Paser Nama
Kecamatan
Jumlah Penduduk (Orang)
Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Batu Sopang
11.949 12.367 13.233 14.622 16.670 19.587 7.303 7.559 8.088 8.937 10.188 11.971 19.252 19.926 21.321 23.559 26.858 31.558
Muara Samu 1.008
1.043 1.116 1.234 1.406 1.652 5.183 5.364 5.740 6.343 7.231 8.496 6.191 6.407 6.856 7.577 8.637 10.148 Tanjung
Harapan 3.720 3.850 4.120 4.552 5.190 6.098 3.488 3.610 3.863 4.268 4.866 5.717 7.208 7.460 7.983 8.820 10.056 11.815
Batu Engau 2.255
2.305 2.408 2.569 2.798 3.110 12.823 13.109 13.694 14.610 15.913 17.687 15.078 15.414 16.102 17.179 18.711 20.797 Pasir
Belengkong 2.639 2.725 2.903 3.187 3.602 4.189 22.669 23.408 24.934 27.373 30.942 35.986 25.308 26.133 27.837 30.560 34.544 40.175
Tanah Grogot 58.961
61.025 65.296 72.152 82.254 96.648 6.894 7.135 7.635 8.436 9.618 11.301 65.855 68.160 72.931 80.588 91.872 107.949
Kuaro 5.389
5.578 5.968 6.595 7.518 8.834 22.455 23.241 24.868 27.479 31.326 36.808 27.844 28.819 30.836 34.074 38.844 45.642
Long Ikis 1.663
1.721 1.842 2.035 2.320 2.726 39.527 40.910 43.774 48.370 55.142 64.792 41.190 42.631 45.616 50.405 57.462 67.518 Muara
Komam 4.409 4.563 4.883 5.395 6.151 7.227 8.477 8.774 9.388 10.374 11.826 13.895 12.886 13.337 14.271 15.769 17.977 21.122
Long Kali 5.451
Tabel 2.5
Jumlah Kepala Keluarga Saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Sumber : Data Dasar Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Paser Tahun 2016 dan Analisa Pokja Sanitasi Paser Nama
Kecamatan
Jumlah Kepala Keluarga (KK)
Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Batu Sopang 3.862 3.997 4.277 4.726 5.388 6.331 2.361 2.444 2.615 2.889 3.294 3.870 6.223 6.441 6.892 7.615 8.682 10.201
Muara Samu 300 311 332 367 419 492 1.623 1.680 1.797 1.986 2.264 2.660 1.923 1.991 2.129 2.353 2.683 3.152
Tanjung
Harapan 1.107 1.146 1.226 1.355 1.544 1.815 1.062 1.099 1.176 1.300 1.482 1.741 2.169 2.245 2.402 2.655 3.026 3.556
Batu Engau 700 716 748 798 869 966 4.018 4.108 4.291 4.578 4.986 5.542 4.718 4.824 5.039 5376 5.855 6.508
Pasir
Belengkong 826 853 909 997 1.127 1.311 7.108 7.340 7.818 8.583 9.702 11.284 7.934 8.193 8.727 9.580 10.829 12.595
Tanah Grogot 17.401 18.010 19.271 21.294 24.275 28.524 2.094 2.167 2.319 2.562 2.921 3.432 19.495 20.177 21.590 23.856 27.196 31.956
Kuaro 1.606 1.662 1.779 1.965 2.240 2.633 6.804 7.042 7.535 8.326 9.492 11.153 8.410 8.704 9.314 10.291 11.732 13.786
Long Ikis 493 510 546 603 688 808 11.357 11.754 12.577 13.898 15.844 18.616 11.850 12.264 13.123 14.501 16.532 19.424
Muara
Komam 1.273 1.318 1.410 1.558 1.776 2.087 2.467 2.553 2.732 3.019 3.442 4.044 3.740 3.871 4.142 4.577 5.218 6.131
D.
Jumlah Penduduk Perkotaan dan Proyeksi Urbanisasi
Dalam upaya perencanaan peningkatan kesejahteraan masyarakat diperlukan data terkait jumlah penduduk di masa depan. Jumlah penduduk Kabupaten Paser sebagian besar berpusat pada wilayah perkotaan. Kabupaten Paser memiliki jumlah penduduk sebanyak 94.096 jiwa pada tahun 2016 dan diperkirakan akan terjadi pertumbuhan penduduknya sebesar 2% per tahun. Sehingga pada tahun 2021 diperkirakan jumlah penduduk wilayah perkotaan Kabupaten Paser sebesar 156.207 jiwa.
Tabel 2.6
Jumlah Penduduk Wilayah Perkotaan dan Proyeksinya untuk 5 Tahun
Nama Jumlah Penduduk (Orang)
Kecamatan Wilayah Perkotaan
Sumber : Data Dasar Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Paser Tahun 2016
2.4 Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
A. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
Struktur ekonomi merupakan indikator untuk melihat peranan masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB. Sektor Pertambangan dan Penggalian merupakan sektor yang paling besar memberikan konstribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Paser. Besaran nilai konstribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap struktur perekonomian Kabupaten Paser adalah sebesar 71,31 persen. Sedangkan sektor lain yang juga memberikan nilai konstribusi cukup besar terhadap pembentukan perekonomian Kabupaten Paser adalah sektorpertanian, kehutanan, danperikanan (12,56 persen).
proses kegiatan ekonomi. Berdasarkan hasil perhitungan PDRB ADHK tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser sebesar -4,79 persen.
Nilai PDRB merupakan hasil penjumlahan nilai tambah bruto seluruh sektor ekonomi yang dihasilkan selama satu tahun. Hasil perhitungan sangat sementara angka nominal PDRB Kabupaten Paser tahun 2016 sebesar 37,19 triliyun rupiah. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya angka tersebut mengalami penurunan. Seperti kita ketahui bersamabahwa di Kabupaten Paserterdapat tambang Batubara yangmemiliki konstribusi sangat besardalam pembentukan nilai PDRB.Jika dihitung tanpa subsektorpertambangan Batubara, angka PDRB ADHB pada tahun 2016 menjadi 12,62 triliyun rupiah).
Gambar 2.10
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Paser
Tahun 2013 – 2016 ( Juta Rupiah )
Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2017
Gambar 2.11
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Paser Tahun 2013 - 2016 (%)
B. Pendapatan Perkapita dan Proporsi Penduduk Miskin
Hasil perhitungan PDRB perkapita diperoleh dari PDRB atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun. Data PDRB perkapita sering digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah, meskipun rata-rata perkapita yang tinggi tidak menjamin bahwa daerah tersebut telah dapat mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi. PDRB perkapita Kabupaten Paser Tahun 2016 mencapai 139 Juta. Seperti kita ketahui bersama bahwa di Kabupaten Paser terdapat tambang non migas (batubara) yang memiliki konstribusi sangat besar dalam pembentukan nilai PDRB, sehingga perlu kita lihat angka PDRB perkapita jika dihitung tanpa subsektor pertambangan non migas. Pada tahun 2016 angka PDRB perkapita tanpa tambang non migas sebesar 47 juta rupiah.
Gambar 2.12
PDRB Perkapita Kabupaten Paser 2013 – 2016 (Juta Rupiah)
Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2017
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Paser secara jumlah dan persentase mengalami sedikit kenaikan. Besar kecilnya jumlah penduduk miskin dipengaruhi oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan.
Tabel 2.7
C.
Kondisi Lingkungan Strategis
1. Topografi
Berdasarkan topografi wilayah Kabupaten paser memiliki ketinggian dan kontur yang bervariasi, Secara garis besar Kabupaten Paser dibagi dalam dua wilayah:
Wilayah Timur merupakan dataran rendah, landai hingga bergelombang dengan ketinggian berkisar 0-1.000 m diatas permukaan laut yang membentang dari utara sampai selatan yang terdiri dari rawa-rawa dan daerah aliran sungai dengan luas 967.100 Ha (69,52% dari Luas daratan). Dengan jalan negara Penajam-Kuaro dan Kerang Dayu sebagian batas topografi; Wilayah Barat merupakan daerah bergelombang, berbukit dan bergunung berbatasan dengan
Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dengan luas 422.100 Ha (30,48% dari luas daratan). Di wilayah ini terdapat beberapa puncak pegunungan seperti Gunung Serumpaka dengan ketinggian 1.380 m, Gunung Lumut 1.233 m, Gunung Narujan atau Gunung Rambutan dan Gunung Halat.
Secara keseluruhan ketinggian di Kabupaten Paser dibagi menjadi 6 (enam) bagian wilayah ketinggian sebagai berikut :
Ketinggian 0-7 M dari permukaan laut (dpl), umumnya mempunyai ciri fisik yaitu
sewaktu-waktu tergenang, air tanah payau, banyak tanaman bakau, daerah pengendapan sungai, kelembaban udara dan suhu air tawar dan tidak terendam;
Ketinggian 7-25 M dpl, umumnya, mempunyai ciri fisik yaitu tanah cukup dalam dan subur,
dapat dialiri air cukup besar, tidak ada erosi dan bila ada sangat terbatas, permukaan tanah datar sampai berlereng sedikit, kadang-kadang tergenang dan mempunyai air tanah yang cukup baik dan mudah didapat;
Ketinggian 25-100 M dpl, mempunyai ciri fisik yaitu erosi sudah mulai terjadi, daerah yang
dapat dialiri sudah mulai berkurang, permukaan tanah mulai kasar, permukaan tanah berlereng datar sampai bergelombang;
Ketinggian 100-150 M dpl, mempunyai ciri fisik yaitu permukaan tanah berlereng,
bergelombang sampai bergunung, curah hujan tinggi, air tanah dalam dan susah didapat, erosi sering terjadi, lapisan tanah cukup dangkal, tumbuhan tropika mulai sukar tumbuh, perkampungan tersebar dan terpencil, wilayah peralihan iklim panas ke iklim pegunungan (sejuk);
Ketinggian 1000 M atau lebih dpl, mempunyai ciri fisik yaitu wilayah berbukit-bukit sampai
2. Klimatologi
Keadaan iklim di Kabupaten Paser banyak dipengaruhi oleh lintang dan topografi wilayahnya. Rata – rata curah hujan Kabupaten Paser selama tahun 2016 adalah 212,97 mm, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu 146.54 mm.
Tabel 2.8
Banyaknya Curah Hujan Kabupaten Paser Menurut Pos Pengamatan Dirinci Perbulan (Mili
Meter) Kabupaten Paser, 2016
Sumber: Kabupaten Paser dalam angka 2017
3.
Geologi
Stratigrafi daerah Kabupaten Paser terbagi dalam beberapa formasi dan satuan batuan dengan litologinya sebagai berikut.
Kompleks Batuan Ultramafik merupakan batuan tertua dan batuan alas dari formasi yang ada
di daerah penelitian, terutama terdiri dari serpentin dan harzburgit. Serpentin berwarna kelabu kehijauan tersusun oleh kristosil dan antigorit. Komplek ini diduga berumur Jura. Di jumpai di sebelah barat Kuaro, dengan arah sebaran utara-selatan.
Formasi Pitap dan Haruyan terletak di atas Komplek Batuan Ultramafik berumur Kapur Awal.
Secara tidak selaras menutupi Formasi Pitap adalah Formasi Tanjung dan Kuaro yang berumur Eosen Awal. Formasi Tanjung terdiri dari perselingan batu pasir, batulempung, konglomerat, batugamping dan napal dengan sisipan tipis batubara, napal, batugamping dan serpih. Komoditas yang dapat dijumpai adalah lempung dan batugamping.
Secara tak selaras menindih di atas Formasi Kuaro diendapkan Formasi Telakai berumur
Eosen Akhir berupa batulempung, batu pasir lempungan dan serpih dengan sisipan batugamping dan napal.
Di atasnya diendapkan Formasi Tuyu berumur Oligosen Akhir, terdiri dari perselingan batu
pasir, grewake, serpih dan batulempung.
Di atasnya lagi diendapkan Formasi Berai terdiri dari batugamping, napal dan serpih. Formasi
Pamaluan terdiri dari batulempung dan serpih dengan sisipan napal , batu pasir dan batugamping, sedangkan Formasi Bebulu terdiri dari batugamping dengan sisipan batulempung lanauan dan sedikit napal. Komoditas yang dapat dijumpai disini adalah batugamping, lempung.
Formasi Warukin menindih secara selaras Formasi Berai berumur Miosen Tengah-Akhir, terdiri dari perselingan batu pasir batu pasir dengan batulempung dengan sisipan batubara. Komoditas yang dapat dijumpai adalah lempung.
Formasi Pulau balang menutupi selaras Formasi Pamaluan berumur Miosen Tengah, terdiri
dari perselingan batu pasir kuarsa, batu pasir dan batulempung dengan sisipan batubara. Komoditas yang dijumpai adalah lempung, pasir kuarsa.
Formasi Balikpapan menindih secara selaras di atas Formasi Pulaubalang berumur Miosen
tengah bagian atas, terdiri dari perselingan batu pasir kuarsa, batulempung lanauan dan serpih dengan sisipan napal. Komoditas yang dijumpai adalah batugamping, batubara, pasir kuarsa, lempung.
Endapan termuda adalah alluvial yang berupa endapan sungai, rawa dan pantai terdiri dari kerakal, kerikil, pasir dan Lumpur. Komoditas yang dapat dijumpai adalah sirtu , lempung.
Struktur yang terdapat di daerah telitian adalah struktur sesar, lipatan dan kekar. Struktur lipatan terdiri dari antiklin dan sinklin. Struktur tersebut tidak begitu jelas terlihat di lapangan karena litologi sudah banyak mengalami pelapukan kuat.
Tabel 2.9
Formasi Geologi Kabupaten Paser
No Formasi Pembawa Luas Wilayah
(km²) %
1 Balikpapan Logam 218,12 1,88
3 Birang Batubara 2.544,66 21,93
D. Data Risiko Bencana Alam
Pembangunan berkelanjutan tentu saja terdapat unsur yang mengupayakan sebuah pengaturan serta pengarahan untuk berbagai kegiatan dengan tujuan menjaga keseimbangan lingkungan. Hal tersebut merupakan prioritas utama dari sebuah pembangunan berkelanjutan. Dari berbagai upaya dilakukan juga harus mendapat suatu pengarahan serta persetujuan dari badan pusat pelaksanaan. Salah satu upaya tersebut ialah melakukan sebuah mitigasi bencana alam. Tujuan dari mitigasi bencana ialah mengurangi resiko terjadinya korban bencana serta meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan, terutama pada masyarakat yang tinggal pada lokasi atau daerah yang termsuk daerah rawan bencana.
Kondisi lingkungan yang rusak dan makin tidak seimbang, cuaca yang tidak menentu menyebabkan terjadinya musibah atau bencana alam berupa banjir, tanah longsor, kebakaran dan bencana alam lain. Dimana bencana atau musibah tidak bias diprediksi kapan akan terjadi, sehingga diperlukan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan dan juga kewaspadaan dari masyarakat. Wilayah Kabupaten Paser sebelumnya juga telah memetakan lokasi yang merupakan daerah beresiko rawan bencana alam yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Paser sebagai upaya tanggap darurat bencana.
Tabel 2.10
Data Rawan Bencana Wilayah Kabupaten Paser
Nama Kecamatan Bencana yang rawan terjadi
BATU ENGAU Banjir
Kebakaran Hutan
Limbah Industri
Tanah Longsor / Retak
Kecelakaan Lalu Lintas
LONGIKIS Banjir Arus Deras
Gelombang pasang
LONGKALI Banjir Arus Deras
Kebakaran Kebun
Kecelakaan Lalu Lintas
MUARA KOMAM Banjir Arus Deras
Kebakaran Bangunan
Kecelakaan Lalu Lintas
Tanah Longsor / Retak
MUARA SAMU Banjir Arus Deras
Limbah Industri
Tanah Longsor / Retak
PASIR BELENGKONG Banjir Arus Deras
Kebakaran Hutan
E. Isu
–
Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Mengingat PAD yang besar berasal dari wilayah-wilayah penghasil berbagai komoditas pertambangan, kehutanan, dan kelautan. Sebagian besar daerah-daerah ini tidak berada di wilayah perkotaan, melainkan jauh berada di wilayah pesisir, pedalaman dan pinggiran yang hampir tak tersentuh pembangunan infrastruktur yang standar sekalipun. Dari sini, konsepsi 70:30 harus dapat diterjemahkan dalam penanganan infrastruktur di kabupaten Paser. Kaitannya dengan RPJMN pembangunan infrastruktur di harus dijalankan secara berkesinambungan untuk merespon isu-isu nasional, seperti: peningkatan kualitas konektivitas nasional dalam rangka mencapai keseimbangan pembangunan, percepatan penyediaan infrastruktur perumahan dan kawasan permukiman (air minum dan sanitasi) serta infrastruktur kelistrikan, peningkatan ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan (RPJMN 2015-2019). Guna mendukung hal tersebut, pembangunan infrastruktur di Kabupaten harus mendapat perhatian secara komprehensif.
Pengembangan kualitas jalan, baik pembangunan RPJMD 2016-2021 Perubahan 132 infrastruktur jalan lingkungan dan jalan kabupaten, koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat yang intensif khususnya mengenai pembangunan jalan provinsi dan jalan negara, koordinasi dengan PLN dan penyedia layanan telepon selular untuk menjangkau daerah-daerah pedesaan, hingga pengembangan skema-skema percepatan pembangunan. Selain itu perumahan dan kawasan permukiman (air minum dan sanitasi) juga harus ditingkatkan. Semua ini bisa dilakukan untuk menghadirkan kesejahteraan yang dengan sendirinya juga akan meningkatkan kualitas layanan dasar di beberapa sektor.
Aspek lingkungan hidup menjadi salah isu penting yang perlu diperhatikan, mengingat Kabupaten Paser sebagai salah satu wilayah dengan persentase aktivitas pertambangan yang cukup tinggi. Pencemaran lingkungan hidup oleh sampah B3 (bahan beracun dan berbahaya) akan menjadi persoalan bagi pengembangan potensi daerah selain tambang. Indikator persoalan ini salah satunya direpresentasikan oleh data yang menunjukkan bahwa hanya 9 perusahaan yang memiliki izin pembuangan air limbah.
1. Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman
a).
Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman NasionalIsu Strategis Pengembangan Permukiman Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:
1) Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
3) Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.
4) Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.
5) Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.
6) Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh. 7) Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun. Perlunya
kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman. 8) Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman.
Ditopang oleh belum optimalnya apasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.
b). Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kabupaten Paser
Beberapa isu yang dapat diidentifikasi dan mempengaruhi perkembangan permukiman di Kabupaten Paser adalah sebagai berikut :
Tabel 2.11
Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kabupaten Paser
No Isu Strategis Keterangan
1 Aspek Penggunaan Lahan Lahan di Kabupaten Paser, khususnya di wilayah
pengembangan baru merupakan lahan yang masih mentah, dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit guna proses pematangannya. Apalagi dibeberapa lokasi, kondisi tanah kurang menunjang karena cenderung berlempung akibat rembesan drainase alami dari arah teluk/laut, serta masih banyak dipenuhi alang-alang, rawa, dan topografi yang tidak beraturan.
2 Aspek Demografi
Penduduk
Dinamika Penduduk Kabupaten Paser dan Ketergantungan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Terhadap Sektor Potensial.
3 Aspek Lingkungan Seiring perkembangan perekonomian Kabupaten,
No Isu Strategis Keterangan
lingkungan akibat semakin padatnya perumahan, bercampurnya kegiatan produksi hasil perikanan laut, serta buruknya pemahaman akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
4 Aspek Infrastruktur Minimnya dukungan penyediaan infrastruktur pada
kawasan-kawasan pengembangan.
5 Aspek Informasi/ Data
Perumahan dan
Permukiman
Pendataan terhadap perumahan dan permukiman di Kabupaten Paser dirasakan belum maksimal, mengingat berbagai kendala seperti kurangnya koordinasi/keterpaduan antar instansi, khususnya yang bertugas dan berwenang dalam pengelolaan perumahan dan permukiman Kabupaten Paser. Untuk itu, diperlukan upaya sinkronisasi basisdata perumahan dan permukiman, termasuk utnuk memperoleh kesamaan komponen/variabel dan satuan data yang seragam, sehingga memudahkan upaya analisa data, pemanfaatannya, maupun pemabaharuan data untuk keperluan perencanaan dan pemograman selanjutnya.
2. Isu Strategis Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Berdasarkan Agenda Nasional dan Agenda Internasional maka isu strategis tingkat nasional untuk bidang PBL dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
a) Penataan Lingkungan Permukiman
1) Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;
2) PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan;
3) Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan;
4) Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal; 5) Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal;
6) Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan.
1) Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);
2) Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan gedung di kab/kota;
3) Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal dan mengacu pada isu lingkungan/ berkelanjutan;
4) Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah negara; 5) Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah Negara. c) Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
1) Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2012 sebesar 29,13 juta orang atau sekitar 11,96% dari total penduduk Indonesia;
2) Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in-cash sesuai MoU PAKET;
3) Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan.
Sementara itu, untuk isu strategis dari sektor penataan bangunan dan lingkungan yang mendapat perhatian dalam penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya Kabupaten Paser adalah sebagai berikut.
Tabel 2.12
Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Paser
No. Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Paser Kabupaten Paser terdapat di Kecamatan Kabupaten Paser khususnya Kelurahan Loktuan. Untuk lembaga yang menangani kejadian kebakaran adalah Dinas Pemadam Kebakaran dan Kebersihan. Untuk skala Kabupaten Paser sendiri sampai saat ini belum ada produk Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
2 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Kondisi penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Paser pada saat ini memang mengacu pada UU No. 82 Tahun 2002 tentang bangunan gedung dan PP No. 36 Tahun 2005 tentang Pengaturan Pelaksanaan UU Bangunan Gedung. akan tetapi untuk perda belum ada pelaksanaan untuk pengaturan tata bangunan dan lingkungan, masih dalam bentuk draft ranperda
No. Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Paser
(1) (2) (3)
bangunan gedung. untuk data base jumlah bangunan hanya bangunan yang ber IMB saja dan data ini terdapata di Dinas Tata Kabupaten
3 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
Luasan kawasan kumuh meningkat, terutama di perkotaan dan desa-desa kawasan pantai yang padat penduduk. Peningkatan ini selain didorong oleh pertumbuhan penduduk karena arus migrasi, juga disebabkan oleh
keterbatasan kemampuan dan