TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KALOR KELAS X SEMESTER II
SMA N 8 MEDAN T. P 2013/20 14
Oleh :
Meutia Kemala Putri NIM 4103321031
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat
selesai tepat pada waktunya.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Diskusi Kelas dengan
Metode Seminar Socrates (Socratic seminar) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pokok Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 8 Medan T.P 2013/2014”.
Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan..
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Bapak Dr. H. Ridwan Abdullah Sani, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak
awal penulisan proposal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si, Ibu Dra. Ratna Tanjung,
M.Pd dan Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si sebagai dosen penguji I, II, III
yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian
sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu
Dra. Ida Wahyuni, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Prof. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA
Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.
Sudirman, SP. M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 8 Medan, Bapak Drs.
Maryono, M.Si selaku guru bidang studi fisika yang telah rela untuk direpotkan
penulis, membantu dan membimbing penulis selama penelitian, lalu para guru
serta staf administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda H. Setia Budi
dan Ibunda Hj. Nurmachlina Rismawaty yang terus memberikan motivasi dan doa
serta kasih sayang yang tak pernah henti, Love you both, Mak-Yah. Untuk Abangda Adha Putra, Teguh Iman, dan Gilang Prastia serta kakanda Riski
Mukrima dan Winda Humala, Almh. Bujing Deli, Bujing Ida, Bujing Tina, Kak
Oriza, Dek Annisa, keluarga tercinta yang cukup banyak berperan dalam
memberikan motivasi dan doa yang tulus kepada penulis dalam menyelesaikan
studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada sahabat-sahabat terdekat penulis, terutama kepada Yofi Arista,
yang banyak membantu penulis baik secara lahir maupun batin dalam penelitian,
para gafis kesayangan, kepompong dan kupu-kupu tunggal, Tonggol Barumun
Hasibuan, Maya Syafitri, Suriaita, Saima Putrini Harahap, Agustin Maya Pratiwi,
Fitria Sakinah, dan Khairun Nisa’ Marwan, terimakasih sudah hadir menghiasi
kehidupan perkuliahanku, bersatu kita bukan kaleng-kaleng, love you my gafis. Para sahabat terkasih sejak dulu kala Yancy Setia Lestari, Desi, Luthfia, Rindhy,
Tyqa, lalu teman-teman PPL, Nita, Nisyah, Leni, Mak Evi, Bik Eka, Tri, Rina
terimakasih untuk motivasinya. Dan tidak lupa untuk kesayangan Muhammad
Fadheil Sitanggang untuk kasih sayang, motivasi, dan semangatnya. Lalu teman –
fisika Eks’10, teman se-PS dan seperjuangan Sinta Damawiyah, yang memberikan
semangat dan dorongan serta membantu menyelesaikan skripsi ini. Serta
sahabat-sahabat lainnya tak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
Medan, Juli 2014
Penulis,
Meutia Kemala Putri
P E N G A R U H M O D E L P E M B E L A J A R A N D I S K U S I K E L A S
DENGAN METODE SEMINAR SOCRATES (
SOCRATIC SEMINAR
)
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK KALO R KE LAS X SEM ESTER II
SMA N 8 MED A N T . P 2 013 /20 14
MEUTIA KEMALA PUTRI (NIM: 4103321031)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model
pembelajaran diskusi kelas dengan metode Seminar Socrates terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok kalor di kelas X SMA Negeri 8 Medan.
Jenis penelitian ini adalah
quasi eksperimen
dengan desain penelitian
adalah Two Group Pretes-Postes Design
. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X Semester genap SMA Negeri 8 Medan terdiri dari duabelas
kelas yang berjumlah 343 siswa. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu
kelas X-8
(sebagai kelas eksperimen) dan kelas X-7 (sebagai kelas kontrol) yang
masing-masing berjumlah 30 siswa ditentukan dengan teknik
Cluster
Random
Sampling
. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini
digunakan tes pilihan berganda dengan jumlah 20 item yang telah divalidkan oleh
validator.
Berdasarkan analisa data, nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 44,33
dengan standar deviasi 8,88, dan nilai rata-rata kelas kontrol 40,33 dengan standar
deviasi 10,50. Pada pengujian normalitas untuk pretes pada kelas eksperimen
L
hitung= 0,1212 dan L
tabel= 0.1610
,untuk kelas kontrol L
hitung= 0,1283, dan L
tabel=
0,1610
sehingga Lhitung
< Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada
uji homogenitas F
hitung= 1,40 dan F
tabel= 1,65 sehingga F
hitung< F
tabel, maka kedua
sampel berasal dari kelompok yang homogen. Kemudian diberikan perlakuan
yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran diskusi kelas dengan
metode Seminar Socrates dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.
Setelah dilakukan perlakuan pada masing-masing kelas, nilai rata-rata postes
kelas
eksperimen 70,17 dengan standar deviasi 10,30 dan kelas kontrol 56,50 dengan
standar deviasi 11,76. Aktivitas siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran
diskusi kelas dengan metode Seminar Socrates diperoleh rata-rata pada pertemuan
I sebesar 42,44 (Kurang Aktif), pada pertemuan II sebesar 62,67% (Cukup Aktif)
dan pada pertemuan III sebesar 80,22% (Aktif). Hasil uji t diperoleh thitung = 4,79
dan t
tabel= 1,98 sehingga t
hitung> t
tabelmaka H
aditerima, yang berarti ada pengaruh
yang signifikan antara hasil belajar siswa dengan model pembelajaran diskusi
kelas dengan metode Seminar Socrates dan pembelajaran konvensional pada
materi pokok kalor di kelas X semester II SMA Negeri 8 Medan T.P 2013/2014
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
RIWAYAT HIDUP ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 5
1.7. Definisi Operasional 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 7
2.1. Kajian Teori 7
2.1.1. Pengertian Belajar 7
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 7
2.1.3. Aktivitas Belajar 8
2.1.4. Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21 9
2.1.5. Model Pembelajaran Diskusi Kelas 20
2.1.5.1. Pengertian Model Pembelajaran 20
2.1.5.2. Model Pembelajaran Diskusi Kelas 20 2.1.5.3. Sintaks Model Pembelajaran Diskusi Kelas 22 2.1.5.4. Implementasi Model Pembelajaran Diskusi Kelas 23 2.1.5.5. Teori Belajar yang Mendukung Model Diskusi Kelas 25
2.1.6. Pembelajaran Konvensional 25
2.1.7. Metode Seminar Socrates (Socratic Seminar) 26 2.1.7.1. Pengertian Metode Pembelajaran 26 2.1.7.2. Metode Seminar Socrates (Socratic Seminar) 27
2.1.8. Penelitian Terdahulu 29
2.2. Kajian Konsep 31
2.2.1. Kalor dan Perubahan Wujud 31
2.2.2. Asas Black 36
2.2.3. Perpindahan Kalor 37
2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 41
BAB III METODE PENELITIAN 43
3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 43
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 43
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 44
3.4.1. Jenis Penelitian 44
3.4.2. Desain Penelitian 44
3.5. Prosedur Penelitian 45
3.6. Teknik Pengumpulan Data 47
3.6.1. Pretes 47
3.6.2. Postes 47
3.7. Instrumen Penelitian 47
3.7.1. Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa 47
3.7.2. Validitas Tes 48
3.7.3. Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswa (Observasi) 49
3.8. Teknik Analisis Data 49
3.8.1. Menghitung Mean dari Pretes dan Postes 49
3.8.2. Uji Normalitas 50
3.8.3. Uji Homogenitas 51
3.8.4. Uji Hipotesis 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PAMBAHASAN 54
4.1. Hasil Penelitian 54
4.1.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 54 4.1.2. Data Postest Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 55
4.1.3. Pengujian Analisa Data 56
4.1.3.1. Uji Normalitas 56
4.1.3.2. Uji Homogenitas 57
4.1.4. Uji Hipotesis Penelitian 57
4.1.5. Observasi 59
4.1.5.1. Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 59
4.1.5.2. Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 60
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 72
5.1. Kesimpulan 72
5.2. Saran 72
DAFTAR PUSTAKA 73
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21
9
Gambar 2.2
Pendekatan
scientific
dan 3 ranah yang disentuh
12
Gambar 2.3
Langkah-langkah pendekatan
scientific
12
Gambar 2.4
Hasil yang diperoleh dari diskusi
21
Gambar 2.5
Pengaturan tempat duduk untuk Seminar Socrates
28
Gambar 2.6
Berbagai perubahan wujud zat
34
Gambar 2.7
Grafik suhu terhadap kalor
36
Gambar 2.8
Perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari
37
Gambar 2.9
Ujung batang logam dipanaskan
38
Gambar 2.10
Contoh konduktor dan isolator
39
Gambar 2.11
Perpindahan kalor secara radiasi
40
Gambar 2.12
Bagan perbandingan model pembelajaran diskusi kelas
Dengan metode Seminar Socrates dan pembelajaran
Konvensional
42
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian
46
Gamabr 4.1
Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen dan
Kontrol
55
Gambar 4.2
Batang Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
56
Gambar 4.3
Diagram Batang Data aktivitas belajar Siswa Kelas
Eksperimen
60
Gambar 4.4
Grafik Nilai Pretes, Aktivitas, dan Postes berdasarkan
Individu Kelas Eksperimen
62
Gambar 4.5
Diagram Batang Data aktivitas belajar Siswa Kelas
Kontrol
64
Gambar 4.6
Grafik Nilai Pretes, Aktivitas, dan Postes berdasarkan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan kehidupan
manusia. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu bangsa menjadi
maju. Melalui pendidikan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan zaman yang pada akhirnya
dapat mewujudkan kemajuan bangsa. Kualitas sumber daya manusia Indonesia
masih dalam kategori sedang (medium) dibandingkan negara-negara lain di dunia.
Berdasarkan catatan Human Development Report tahun 2012 versi UNDP bahwa
peringkat Human Development Indeks atau Indeks Pembangunan Manusia
Indonesia berada di urutan 121 dari 187 negara. Peringkat ini masih jauh
tertinggal di bawah negara-negara tetangga seperti Jepang (10), Singapura (18),
Brunei Darussalam (30), Malaysia (64), Thailand (103), dan sebagainya.
Seperti yang dikemukakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur
kurikulum Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah, saat ini jumlah penduduk
Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif
(anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia > 65 tahun). Tantangan besar
yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia
produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar
tidak menjadi beban. Hal tersebut pulalah yang menjadi salah satu faktor mengapa
kurikulum 2013 dikembangkan.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan seharusnya diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
penerapan pendekatan scientific (ilmiah), yang mana pendekatan tersebut sangat
sesuai digunakan untuk pembelajaran sains, terutama pelajaran fisika.
Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan ilmiah akan
menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif) “tahu mengapa”, pengetahuan
(kognitif) “tahu apa”, dan keterampilan (psikomotor) “tahu bagaimana”. Dengan
proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan
peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Berdasarkan tiga ranah yang
akan dikembangkan di kurikulum 2013, keaktifan siswa menjadi kunci agar ranah
tersebut dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi peneliti sebanyak 2 (dua) kali di SMA Negeri 8
Medan pada tanggal 7 Januari 2014 (observasi pertama) dan 13 Januari 2014
(observasi kedua) didapat beberapa kendala yang dihadapi dalam proses
pembelajaran, yaitu:
1. Siswa kurang aktif dan aktifitas belajar bersifat pasif.
2. Siswa selalu menantikan jawaban yang tepat dari siswa yang pintar dan
jarang mengajukan pertanyaan
3. Siswa masih merasa tidak percaya diri untuk mengemukakan pendapat dan
memberikan tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya
3. Siswa menganggap guru sebagai narasumber yang paling tepat dalam
menyelesaikan tugas.
4. Siswa tidak biasa melakukan praktikum (eksperimen) dalam pembelajaran.
Permasalahan lain yang ditemukan adalah rendahnya hasil belajar siswa
terutama pada mata pelajaran fisika. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak
Maryono selaku guru mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 8 Medan mengatakan
hasil belajar siswa masih rendah. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk
pelajaran Fisika di SMAN 8 Medan adalah 70. Namun hanya 50 % siswa yang
mencapai KKM, yaitu memiliki nilai ≥70 , sedangkan 50 % siswa selebihnya
memiliki nilai <70.
Aktifitas pembelajaran fisika yang terjadi di kelas X SMA Negeri 8 minim
Hanya siswa yang pintar saja yang aktif melakukan tanya jawab kepada guru.
Padahal seharusnya, dalam pendekatan ilmiah seluruh siswa dituntut untuk aktif.
Siswa diarahkan untuk mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk
jejaring untuk semua mata pelajaran.
Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas maka perlu dikembangkan
model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui
mengajukan pertanyaan. Melalui mengajukan pertanyaan atau tanya jawab, siswa
akan didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya, kemudian siswa
dapat memahami informasi yang diperolehnya dan menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Siswa berkompetensi memiliki kualifakasi kemampuan
implementasi pendekatan ilmiah.
Secara khusus, dengan menggunakan model diskusi kelas dapat dicapai (3)
tiga tujuan pembelajaran yang penting, yaitu : Pertama, meningkatkan cara
berpikir siswa. Kedua, menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa. Ketiga,
membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi dan proses berpikir.
Penggunaan model diskusi kelas dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses belajar. Variasi metode perlu diterapkan agar siswa merasa senang dan
rindu untuk mempelajari pelajaran fisika, bukan merasa bosan, monoton, dan
jenuh. Oleh karena itu peneliti menggunakan model diskusi kelas dengan metode
Seminar Socrates (Socratic seminar) sebagai suatu penambahan dalam
pembelajaran agar diskusi lebih maksimal. Peneliti juga menggunakan metode
Seminar Socrates karena metode tersebut dapat meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan bertanya (mengajukan pertanyaan dan atau
pernyataan) siswa, dimana bertanya merupakan salah satu langkah pendekatan
pembelajaran ilmiah.
Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Diskusi Kelas dengan
Metode Seminar Socrates (Socratic seminar) Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 8 Medan T.P
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasi masalah dalam penelitian ini, antara lain :
1. Belum semua siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi
2. Siswa masih mengalami kesulitan mengemukakan pendapat dan
memberikan tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya
3. Pembelajaran yang dilakukan hanya berpusat pada siswa yang lebih pintar
saja, sementara yang lainnya hanya diam saja bahkan sebahagian siswa
beranggapan bahwa guru adalah narasumber yang paling tepat menjawab
pertanyaan
4. Hasil belajar fisika masih rendah, dengan standar kelulusan minimum 70,
dan dilihat dari hasil ujian semester siswa, banyak yang melakukan
remedial
5. Metode pembelajaran yang diterapkan tidak membiasakan siswa untuk
mengajukan pertanyaan dan tidak mengaktifkan siswa
6. Siswa tidak biasa melakukan praktikum (eksperimen) dalam pembelajaran.
1.3. Batasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu
di lakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Aktifitas siswa dan kegiatan diskusi di kelas X semester II SMA N 8
Medan T.P 2013/2014.
2. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fisika, khusus dalam topik
Kalor.
3. Model dan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan
siswa dalam mengajukan pertanyaan.
1.4. Rumusan Masalah
Dalam masalah ini perumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
seminar) dan konvensional pada materi pokok kalor di kelas X SMA N 8
Medan?
2. Bagaimana aktivitas siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran diskusi kelas dengan metode Seminar Socrates dan
konvensional pada materi pokok kalor di kelas X SMA N 8 Medan?
3. Apakah ada pengaruh hasil belajar siswa antara penerapan model
pembelajaran diskusi kelas dengan metode Seminar Socrates dengan
konvensional pada materi pokok kalor di kelas X SMA N 8 Medan?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di capai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran diskusi kelas dengan metode Seminar Socrates
(Socratic seminar) dan konvensional pada materi pokok kalor di kelas X
SMA N 8 Medan.
2. Untuk mengetahui aktivitas siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran diskusi kelas dengan metode Seminar Socrates dan
konvensional pada materi pokok kalor di kelas X SMA N 8 Medan.
3. Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa antara penerapan model
pembelajaran diskusi kelas dengan metode Seminar Socrates dan
konvensional pada materi pokok kalor di kelas X SMA N 8 Medan.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar fisika siswa pada materi pokok
kalor menggunakan model pembelajaran diskusi kelas di kelas X SMA N
8 Medan.
2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran pada
1.7. Definisi Operasional
Defenisi operasional diberikan untuk menghindari terjadinya persepsi yang
berbeda mengenai istilah-istilah yang ada,yaitu:
1. Model diskusi kelas merupakan salah satu model pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centered), dimana dalam pembelajaran antara
guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang lain saling bertukar
pendapat secara lisan, saling berbagi gagasan.
2. Metode Seminar Socrates (Socratic Seminar) dapat didefinisikan sebagai
suatu metode pengajaran dengan menggunakan deretan pertanyaan
(pertanyaan yang dapat mendorong siswa berpikir analitis dan kritis), dari
serangkaian pertanyaan itu diharapkan peserta didik mampu menemukan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian didasarkan dari data-data hasil penelitian,
Sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang
telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar Fisika siswa kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran diskusi kelas dengan metode Seminar Socrates pada materi kalor
dengan rata-rata pretes sebesar 44,33 dan rata-rata postes siswa sebesar 70,17
yang dinyatakan lulus KKM.
2. Hasil belajar Fisika siswa kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran
konvensional pada materi kalor dengan rata pretes sebesar 40,33 dan
rata-rata postes siswa sebesar 56,50 yang dinyatakan tidak lulus KKM.
3. Hasil belajar Fisika dengan model pembelajaran diskusi kelas dengan metode
Seminar Socrates lebih baik daripada pembelajaran konvensional.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Berdasarkan kekurangan penelitian yang didapat peneliti, bagi peneliti
selanjutnya hendaknya memperhatikan waktu setiap fasenya agar waktu
menjadi efektif dan efesien. Terlebih pada fase “Memfokuskan Diskusi”
peneliti perlu mengawasi kegiatan siswa agar berjalan sesuai dengan alokasi
waktu yang telah ditentukan dan saat fase “Mengendalikan Diskusi” seluruh
setiap siswa dapat berkesempatan mengemukakan pendapatnya.
2. Pada penyusunan soal (C4-C6) berdasarkan taksonomi bloom oleh peneliti
masih terdapat kelemahan, bagi peneliti selanjutnya sebaiknya mampu
DAFTAR PUSTAKA
Afidah, I. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Socratic Circles (Seminar) Disertai Media Gambar Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Boyolali TP. 2011/2012. Skripsi : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Arends, R. I. 2008. Learning To Teach Edisi Ketujuh Buku Dua. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Arikunto,S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Bumi
Aksara
Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Diklat Guru. 2013. Analisis Materi Ajar Jenjang: SD/SMP/SMA. Jakarta:
Kemendikbud
Dimyati, M. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta
Fariza, H. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Diskusi Kelas dengan Strategi
Beach Ball pada Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit di SMAN 22 Surabaya. Skripsi : FMIPA Universitas Negeri Surabaya
Foster, B. 2011. Terpadu Fisika SMA/MA Jilid 1B. Jakarta: Erlangga
Husamah. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi (Panduan dalam Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013). Jakarta : Prestasi Pustaka
Jamilah. 2012. Pengaruh Metode Pembelajaran Seminar Socrates Terhadap Perkembangan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Siswa pada materi pokok Ekosistem di kelas X SMA Negeri 2 Denpasar. Skripsi : FKIP Unmas, Denpasar
Permendikbud. 2013. Salinan Permendikbud RI Nomor 54 dan 81 A Tahun 2013.
Jakarta : Mendikbud
Rosiga, M. 2011. Pembelajaran Diskusi Kelas Terhadap Soft Skill dan Prestasi
Belajar Mahasiswa Akuntansi Di STIE Perbanas Surabaya. Skripsi : FE Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya
Sabri, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Ciputat : Ciputat Press
Sani, R.A. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Sisdiknas. 2012. Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21. (Online),
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/. (diakses Januari 2014)
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :
Prenada Media Group