• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTAI BARU, UNTUK APA.doc 35KB Jun 13 2011 06:28:15 AM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PARTAI BARU, UNTUK APA.doc 35KB Jun 13 2011 06:28:15 AM"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PARTAI BARU, UNTUK APA?

Hasrat untuk membuat partai baru rupanya sulit ditahan. Partai yang ada saja sudah cukup banyak dan membingungkan rakyat, tetapi menjelang akhir Juli lalu muncul lagi tiga partai. Pertama Partai Nasional Bung Karno yang dipelopori oleh Eros Jarot. Kedua, Partai Pelopor yang didirikan Rachmawati Soekarnoputri dan ketiga, Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan (PPDK), yang dipelopori Prof Dr Ryaas Rasyid.

.Kalau partainya Eros Jarot diperuntukkan bagi para pengikut ajaran Bung Karno yang belum tertampung dalam PDIP dan sekian partai yang sealiran, demikian juga Partai Pelopor, maka partainya Ryaas Rasyid yang dikomandani para pengamat politik ini dimaksudkan untuk meraup suara perempuan dan anak muda. Selain itu Andi Alfian Malarangeng yang juga menjadi deklarator mengatakan partainya hadir dimaksudkan sebagai partai tengah. Hadir dalam deklarasi partai kelompok intelektual ini Menk Polkam Susilo Bambang Yudhoyono yang menurut isyu yang berkembang, akan ada yang mencalonkannya sebagai calon Presiden.

Kabarnya, akan lahir partai-partai lagi yang kini tengah dipersiapkan oleh para tokoh politik atau mereka yang mau coba-coba terjun ke arena politik. Tentu saja lahirnya partai-partai baru, menambah banyaknya jumlah partai ini memunculkan banyak

tanggapan. Ada yang sinis, ada yang betanya-tanya dan ada yang menilai sebagai sesuatu yang wajar. Tetapi ada yang menganalisa, gejala munculnya partai baru ini merupakan gerakan penggembosan terhadap partai yang sudah ada. Utamanya, penggebosan terhadap partai besar yang mulai dinilai tidak lagi berpihak kepada rakyat, tetapi sudah berpaling dengan berpihak pada dirinya sendiri dan kekuasaan.

Banyak orang kemudian ingat bagaimana pada tahun 1999 jumlah partai yang muncul juga sangat banyak. Kalau dulu kabarnya banyak yang mendirikan partai karena mengharap dana bantuan, sekarang kabarnya partai baru itu dibuat untuk menampung aspirasi yang belum tertampung oleh partai-partai yang ada, abik partai besar maupun parrtai kecil. Ketika ada yang melakukan pengecekan, cukup banyak di antara partai-partai yang muncul di tahun 1999 sekarang ini alamatnya tidak jelas. Ini dapat dilihat di daerah-daerah.

Lantas mengapa para pengamat politik kemudian ikut-ikutan membuat partai dan terjun ke dunia politik secara langsung? Dengan demikian mengapa mereka mau menjadi partisan, menjadi pihak yang ikut dalam berebut kua kekuasaan politik dalam Pemilu 2004. Mengapa para intelektual ini tidak bersabar, netral dan jernih dalam memahami persoalan politik aktual dari hari ke hari?

Menurut Prof Dr Afan Gaffar, para intelektual itu mendirkan partai karena selama ini para intelektual yang masuk ke partai politik kemudian terpasung dalam politik aliran partai itu. Mereka kesulitan membuat terobosan karena oligarki yang kuat tumbuh di tubuh partai politik itu. Intelektua; yang mendirikan partai baru ini diharap mampu menjadi alternatif, dan penampilan mereka nantianya berbeda dibanding para politisi.

Mereka diharapkan mampu memberi pencerahan, bukan sekadar menjadi politisi pecari kursi.

(2)

waktunya masyarakat memiliki alternatif yang leih baik. Partai yang ada sekarang tidak menyodorkan alternatif untuk menyelesaikan persoalan bangsa karena sudah terlalu jauhdengan kemapanan yang dimiliki seseorang. “Tak ada lagi pemikiran-pemikiran yasng jelas, sehat dan cerdas.” Katanya.

Mensikapi kadaan yang demikian, partai-partai baru harus muncul dengan platform yang sangat kuat untuk keluar dari kemapanan. Ryaas Rasyid sendiri mengungkapkan, kaum intelektual harus bersama-sama mendorong proses pencerahan yang lebih luas dan bersih Ia ermaksdu menawarkan proses politik yang lebih cerdas, membangun sebuah

kehidupan yanbg terbebas dari ikatan emosi.

Masalahnya, apakah partai-partai baru itu dalam Pemilu 2004 mampu mengalahkan lima partai besar yang muncul dalam Pemilu 1999 lalu? Benarkah rakyat sudah bosa dengan partai-parrtai besar itu sehingga mau berpaling ke partai baru?.Apakah partai besar itu akan diam saja untuk dipecundangi oleh pendatang baru? Tentu saja tidak. Sudah agak lama mereka melakukan konsolidasi dan mengukur opularitas partai lewat acara

memperingati Harlah atau Ultah partainya, dengan cara mengumpulkan massa di daerah. Terbukti pendukung partai besar ini masih melimpah. Rakyat kecil yang agak awam dengan teori politik merasa memiliki kedekatan emosi dengan partainya. Bagi ereka ikatan emosi terhadap partai merupakan hal yang penting. Ini tentu berbeda dengan kelompok menengah dan anak muda yang sudah mulai berskap rasional. Tetapi mereka kadang tetap sulit untuk membebaskan diri dari ikatan emosi, karena masalah politik, dalam kenyataan tidak dapat dapat dipisahkan dengan masalah emosi atau kepercayaan kelompok terhadap tokohnya. Betapa pun baik atau buruknya tokoh itu.

Kalau sudah demikian, untuk apa lahir partai baru? Mungkin menjadi wahana untuk belajar berdemokrasi. (Bahan dan tulisan: tof).

Sumber:

Referensi

Dokumen terkait

Kendati segala perbuatan yang hendak dilakukannya tersebut sebetulnya tidak termasuk perbuatan yang dilarang agama, tidak juga haram tetapi jika nantinya akan dapat menimbulkan

Dan, agar umatnya tidak terperangkap ke dalam jurang arogansi dan lupa diri, dengan suara bergetar Nabi pun melafazhkan sepenggal ayat yang baru saja diterimanya: "Sungguh

Pembaharuan dalam Islam tentu bukan asal pengembangan, pemikiran, tetapi pengembangan pemikiran terhadap agama itu, dengan pengembangan pemikiran terhadap maksud

Masalah yang dihadapi oleh para petani memang tidak bisa dibiarkan terus begitu. Harus ada aksi dan gerakan yang bisa memberdayakan petani dan sekaligus menekan pemerintah agar

Akan tetapi kritikan Abu Zur'ah ini telah dibantah oleh Bukhari dengan mengatakan, "Mayoritas sahabat kami menggunakan hadis riwayat 'Amr ibn Syu'aib dari ayahnya

Pasti ada yang bersorak, dan pasti ada yang menangis jika pasca penahanan Ketua Umum Partai Golkar yang juga ketua DPR Akbar Tanjung ini kemudian Golkar bergoyang dan

Muballigh yang mengkoleksi semua kaset album Bimbo ini kemudian mencoba untuk memberi kesadaran bahwa kita di antara umat Islam memang harus ada dan banyak yang menekuni dakwah

Sebab hubungan yang sering mengalami pasang surut perlu diatur secara adil, jujur dan transparan. Hadits Nabi tenttang Hak