TESIS MAGISTER
HUBUNGAN ANTARA JENIS FAKTOR RISIKO DENGAN PROGRESIVITAS STROKE ISKEMIK AKUT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN
OLEH
WINDA RAHMAH DARMAN NIM : 167041049
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK DEPARTEMEN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK
MEDAN
2019
HUBUNGAN ANTARA JENIS FAKTOR RISIKO DENGAN PROGRESIVITAS STROKE ISKEMIK AKUT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN
TESIS
Untuk Memperoleh Magister Kedokteran Klinik Neurologi Pada Program Magister Kedokteran Klinik
Universitas Sumatera Utara
Oleh
WINDA RAHMAH DARMAN NIM 167041049
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN
2019
PERNYATAAN
HUBUNGAN ANTARA JENIS FAKTOR RISIKO DENGAN PROGRESIVITAS STROKE ISKEMIK AKUT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN
TESIS MAGISTER
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis magister ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 21 November 2019
Winda Rahmah Darman
iii Diuji pada
Tanggal 21 November 2019
PANITIA TESIS
1. Prof. Dr. dr. Hasan Sjahrir, Sp.S (K) 2. dr. Yuneldi Anwar, Sp.S (K)
3. dr. Rusli Dhanu, Sp.S (K)
4. Dr. dr. Kiking Ritarwan, MKT, Sp.S (K) (Pembimbing I) 5. Dr. dr. Aldy S. Rambe, Sp.S (K)
6. Dr. dr. Puji Pinta O. Sinurat, Sp.S (K) (Penguji II) 7. Dr. dr. Khairul P. Surbakti, Sp.S (K) (Penguji I) 8. Dr. dr. Cut Aria Arina, Sp.S
9. dr. Kiki M. Iqbal, Sp.S (K)
10. dr. Alfansuri Kadri, Sp.S (K) (Pembimbing II) 11. dr. Aida Fithrie, Sp.S (K)
12. dr. Irina Kemala Nasution, M.Ked(Neu), Sp.S (Penguji III) 13. dr. Haflin Soraya, M.Ked(Neu), Sp.S
14. dr. Fasihah Irfani Fitri, M.Ked(Neu), Sp.S (K) 15. dr. Iskandar Nasution, Sp.S, FINS (K)
16. dr. R. A. Dwi Pujiastuti, M.Ked(Neu), Sp.S
17. dr. Chairil Amin Batubara, M.Ked(Neu), Sp.S
18. dr. Muhammad Yusuf, Sp.S, FINS
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan saya untuk menyelesaikan tesis magister ini.
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Program Magister Kedokteran Klinik Neurologi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.
Pada kesempatan ini perkenankan saya menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Ketua TKP PPDS-I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kepada saya kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Neurologi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. dr. Hasan Sjahrir, Sp.S(K) selaku Guru Besar Tetap Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik Medan yang telah membimbing, mengoreksi, dan mengarahkan saya sejak penulisan proposal sampai penyelesaian tesis magister ini.
3. Dr. dr. Khairul P. Surbakti, Sp.S(K), selaku Ketua Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang banyak memberikan masukan berharga kepada saya dalam menyelesaikan tesis magister ini.
4. Dr. dr. Kiking Ritarwan, MKT, Sp.S(K), selaku Ketua Program Studi
Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara serta
Pembimbing I yang banyak memberikan masukan berharga kepada
saya dalam menyelesaikan tesis ini.
v
5. dr. Alfansuri Kadri, Sp.S(K) selaku pembimbing II, yang telah membimbing, mendorong, mengoreksi, dan mengarahkan dengan sepenuh hati mulai dari pembuatan proposal, pembuatan, dan penyelesaian tesis magister ini.
6. Guru-guru saya : Prof. dr. Darulkutni Nasution, Sp.S(K) (Alm); dr.
Irwansyah, Sp.S (Alm), Prof. Dr.dr. Hasan Sjahrir, Sp.S(K), dr.
Darlan Djali Chan, Sp.S; dr. Rusli Dhanu, Sp.S(K); dr. Yuneldi Anwar, Sp.S(K); Dr. dr. Aldy S. Rambe, Sp.S(K); Dr.dr. Kiking Ritarwan, MKT, Sp.S(K); Dr. dr. Puji Pinta O. Sinurat, Sp.S(K); Dr.
dr. Khairul P. Surbakti, Sp.S(K); Dr. dr. Cut Aria Arina, Sp.S; dr. Kiki M. Iqbal, Sp.S (K); dr. Aida Fithrie, Sp.S(K); dr. Alfansuri Kadri, Sp.S(K); dr. Irina Kemala Nasution, M. Ked(Neu) Sp.S; dr. Haflin Soraya Hutagalung, M.Ked (Neu), Sp.S; dr. Fasihah Irfani Fitri, M.Ked(Neu), Sp.S (K); dr. Iskandar Nasution, Sp.S, FINS (K); dr.
R.A.Dwi Pujiastuti, M.Ked(Neu), Sp.S, dr. Chairil Amin Batubara, M.
Ked(Neu), Sp.S; dr. Muhammad Yusuf, Sp.S, FINS dan guru-guru lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan masukan selama mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik.
7. Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes dan Drs. Abdul Jalil A.A, M.Kes, selaku pembimbing statistik yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan berdiskusi dengan saya dalam pembuatan tesis magister ini.
8. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan dan Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Medan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas sehingga saya dapat mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik.
9. Rekan sejawat PPDS Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan masukan dan
vi
dorongan yang membangkitkan semangat saya dalam penyelesaian tesis magister ini.
10. Para perawat dan pegawai di berbagai tempat dimana saya pernah bertugas selama menjalani Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik serta berbagai pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu saya dalam menjalani Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik.
11. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus – tulusnya saya ucapkan kepada kedua orangtua saya, Darman Ilyas dan Desmawati yang telah membesarkan saya dengan penuh kasih sayang dan senantiasa memberi dukungan moril, tenaga, materil, bimbingan serta nasihat yang berharga serta doa yang tiada putus agar penulis dapat menyelesaikan Program Magister Kedokteran Klinik.
12. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus – tulusnya saya ucapkan kepada kedua mertua saya, Nurhasan dan Teti Kusmiati yang senantiasa memberi dukungan moril, tenaga, materil, bimbingan serta nasihat yang berharga serta doa yang tiada putus agar penulis dapat menyelesaikan Program Magister Kedokteran Klinik.
13. Teristimewa saya ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada suamiku tercinta Okky Hudaya yang selalu setia mendampingi dalam suka dan duka, memberi semangat, dorongan, serta doa yang tiada henti dalam penyelesaian tesis magister ini.
14. Kepada anak saya tersayang Keandra Rashya Hudaya yang selalu menjadi pembangkit semangat dan penghibur hati.
15. Kepada seluruh keluarga, rekan, dan sahabat yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu, yang senantiasa membantu, memberi
dorongan, pengertian, dan doa dalam penyelesaian pendidikan
magister ini, saya ucapkan terimakasih.
vii
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas semua jasa dan budi baik mereka yang telah membantu saya tanpa pamrih dalam mewujudkan cita-cita saya. Akhirnya saya mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 21 November 2019
Winda Rahmah Darman
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama lengkap : Winda Rahmah Darman
Tempat / tanggal lahir : Tembagapura / 7 Oktober 1989
Agama : Islam
Nama Ayah : Darman Ilyas
Nama Ibu : Desmawati
Nama Suami : Okky Hudaya
Nama Anak : Keandra Rashya Hudaya
Riwayat Pendidikan
1. TK Yayasan Pendidikan Jayawijaya Tembagapura, tahun 1995 – 1996 2. SD Yayasan Pendidikan Jayawijaya Tembagapura, tamat tahun 2002 3. SMP Yayasan Pendidikan Jayawijaya Tembagapura, tamat tahun
2004
4. SMA Negeri 78 Jakarta, tamat tahun 2007
5. Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, tamat tahun 2014
Riwayat Pekerjaan
Tahun 2015-2016 : Internship di RSUD Depati Hamzah Pangkal
Pinang, Bangka
ix ABSTRAK
Latar belakang: Stroke adalah penyebab utama kematian dan kecacatan jangka panjang di dunia. Faktor risiko stroke dapat mempengaruhi progresivitas stroke iskemik akut.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara jenis faktor risiko dengan progresivitas pasien stroke iskemik akut di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada pasien stroke iskemik akut di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Pemeriksaan scan kepala non kontras dilakukan untuk mendiagnosis stroke iskemik akut, skor National Institute of Health Stroke Score (NIHSS) pasien masuk dan hari kelima dihitung. Analisis data menggunakan uji chi square dan uji Kruskal Wallis.
Hasil Penelitian: Penelitian ini melibatkan 45 pasien stroke iskemik akut yang terdiri dari 22 orang (48,9%) laki-laki dan 23 orang (51,1%) perempuan, dengan nilai median 59 tahun, dan rentang usia 20-84 tahun.
Terdapat 44 pasien (97,8%) dengan riwayat hipertensi (HT), 17 pasien (37,8%) dengan diabetes melitus (DM), 38 pasien (84,4%) dengan dislipidemia, 6 pasien (13,3%) dengan penyakit jantung dan 35 pasien (77,8%) dengan frekuensi serangan stroke pertama kali. Hasil analisa statistik menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara usia (p value 0,002), hipertensi (p value 0,036), dislipidemia (p value 0,038), dan penyakit jantung (p value 0,033) dengan progresivitas stroke iskemik akut.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara beberapa jenis faktor risiko dengan progresivitas stroke iskemik akut.
Kata kunci: Stroke akut, iskemik, faktor risiko stroke, progresivitas stroke
x ABSTRACT
Background: Stroke is the main cause of mortality and long term disability throughout the world. Stroke risk factors could affect progression in acute ischemic stroke.
Objective: To determine the correlation between stroke risk factors and progression in acute ischemic stroke patients admitted to Haji Adam Malik General Hospital, Medan.
Methods: This study used cross sectional design on acute ischemic stroke patients in Haji Adam Malik General Hospital, Medan. Non-contrast scan of the head was performed to diagnose acute ischemic stroke.
National Institute of Health Stroke Score (NIHSS) was applied in patients on admission, and day fifth hospital stay. Data analysis was performed using Chi Square test and Kruskal Wallis test.
Results: This study involved 45 acute ischemic stroke patients which consisted of 22 males (48.9%) and 23 females (51.1%), with the median age of 59 years old and age range of 20-84 years old. There were 44 patients (97.8%) with history of hypertension (HT), 17 patients (37.8%) with diabetes mellitus (DM), 38 patients (84.4%) with dyslipidemia, 6 patients (13.3%) had heart disease and 35 patients (77.8%) with first time stroke. The result of statistical analysis showed a significant correlation between age (p value 0.002), hypertension (p value 0.036), dyslipidemia (p value 0.038), and heart disease (p value 0.033) with progression in acute ischemic stroke.
Conclusion: There was a correlation between several stroke risk factors with progression in acute ischemic stroke.
Keywords: Acute stroke, ischemic, stroke risk factors, progression in stroke
xi
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN... i
KATA PENGANTAR………... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP………..… viii
ABSTRAK………..….. ix
ABSTRACT………..……. x
DAFTAR ISI………..……… xi
DAFTAR SINGKATAN………....xv
DAFTAR TABEL….……… xvii
DAFTAR GAMBAR……….xviii
BAB I PENDAHULUAN………. 1
I.1 Latar Belakang……… 1
I.2 Perumusan Masalah………. 4
I.3 Tujuan Penelitian……… 4
I.3.1 Tujuan Umum……….. 4
I.3.2 Tujuan Khusus……… 5
I.4 Hipotesis……….. 6
I.5 Manfaat Penelitian………. 6
I.5.1 Manfaat Penelitian untuk Penelitian………. 6
I.5.2 Manfaat Penelitian untuk Ilmu Pengetahuan………. 6
I.5.3 Manfaat Penelitian untuk Masyarakat………. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
II.1 Stroke……… 8
II.1.1 Definisi……….. 8
II.1.2 Epidemiologi……… 9
II.1.3 Faktor Risiko………. 10
II.1.4 Klasifikasi……… 11
II.1.5 Patofisiologi………. 13
II.1.5.1 Patofisiologi Stroke Iskemik………. 13
xii
II.1.6.2 Pemeriksaan Radiologi……… 16
II.2 Hipertensi………. 17
II.2.1 Definisi……….. 17
II.2.2 Patofisiologi……….. 20
II.2.2.1 Hipertensi Primer……… 20
II.2.2.2 Hipertensi Sekunder……….…… 23
II.2. 3 Diagnosis dan Gambaran Laboratoriu………. 25
II.2.4 Hipertensi terhadap Progresivitas Pasien Stroke Iskemik……….……… 29
II.3 Diabetes Melitus ……… 31
II.3.1 Definisi……… 31
II.3.2 Klasifikasi ……….. 31
II.3.3 Diagnosis ………..……….. 32
II.3.4 Diabetes Melitus terhadap Progresivitas Pasien Stroke Iskemik……….……… 34
II.4 Dislipidemia ………..………. 36
II.4.1 Definisi ………..……….. 36
II.4.2 Kolesterol Total……… 36
II.4.3 Kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL)………. . 37
II.4.4 Kolesterol High Density Lipoprotein (HDL)…………. 37
II.4.5 Trigliserida………. 38
II.4.6 Rasio Kolesterol Total / High Density Lipoprotein (HDL)……… 38
II.4.7 Dislipidemia Progresivitas Pasien Stroke Iskemik……….……… 39
II.5 Penyakit Jantung ………… ………. 40
II.6 Frekuensi Serangan Stroke ……… 42
II.7 National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS) … 42
II.8 Progresivitas Stroke Iskemik ……… 43
xiii
BAB III METODE PENELITIAN……… 48
III.1 Tempat dan Waktu……… 48
III.2 Subjek Penelitian……… 48
III.2.1 Populasi Sasaran……… 48
III.2.2 Populasi Terjangkau………. 48
III.2.3 Besar Sampel………. 48
III.2.4 Kriteria Inklusi………. 49
III.2.5 Kriteria Ekslusi……… 49
III.3 Batasan Operasional……… 49
III.4 Rancangan Penelitian………. 56
III.5 Pelaksanaan Penelitian………. 57
III.5.1 Instrumen………. 57
III.5.2 Pengambilan Sampel………. 57
III.5.3 Kerangka Operasional……… 58
III.5.4 Variabel yang Diamati……… 59
III.5.5 Analisa Statistik………. 59
III.5.6 Jadwal Penelitian……… 59
III.5.7 Biaya Penelitian……… 60
III.5.8 Personalia Penelitian……… 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 61
IV.1 Hasil Penelitian……….. 61
IV.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian………. 61
IV.1.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Progresivitas Stroke Iskemik………..63
IV.1.3 Hubungan Usia dengan Progresivitas Stroke Iskemik………..63
IV.1.4 Hubungan Hipertensi dengan Progresivitas Stroke
Iskemik………..65
IV.1.5 Hubungan Diabetes Melitus dengan Progresivitas Stroke
xiv
Iskemik………..66
IV.1.7 Hubungan Penyakit Jantung dengan Progresivitas Stroke Iskemik………..67
IV.1.8 Hubungan Frekuensi Serangan Stroke dengan Progresivitas Stroke Iskemik……….68
IV.1.9 Hubungan Jumlah Faktor Risiko dengan Progresivitas Stroke Iskemik……….69
IV.2 Pembahasan………...70
IV.3 Keterbatasan Penelitian………75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………76
V.1 Kesimpulan………...76
V.2 Saran……….77
DAFTAR PUSTAKA ………..78
Lampiran
xv
ABPM : Ambulatory Blood Pressure Monitoring ACE : Angiotensin I Converting Enzyme ADH : Antidiuretik Hormon
AHA : American Heart Asssociation
AIDS : Acquired immune Deficiensy Syndrome ATP : Adenosin Trifosfat
BBB : Blood Brain Barrier
CHEP : Canadian hypertension Education Program CO : Cardiac Output
CT : Computed Tomography DM : Diabetes Melitus
ESHS : European Society of Hypertension Society H. : Haji
HbA1c : Hemoglobin A1c
HDL : High Density Lipoprotein IL : Interleukin
ISH : International Society of Hypertension JNC : Joint National Comitee
K : Kalium
LDL : Low Density Lipoprotein LED : Laju Endap Darah
MRI : Magnetic Resonance Imaging Na : Natrium
NaCl : Natrium Cloride
NIHSS : National Institute of Health Stroke Scale NO : Nitrit Oksida
PACI : Partial Anterior Circulation Infarct
PERDOSSI : Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
xvi
RSUP : Rumah Sakit Umum Pendidikan SSP : Sistem Saraf Pusat
TACI : Total Anterior Circulation Infarct TDD : Tekanan Darah Diastolik
TDS : Tekanan Darah Sistolik TIA : Transient Ischemic Attack TNF-a : Tumor Necrosis Factor - alpha
TOAST : Trial of ORG 10172 in Acute Stroke Treatment TPR : Total Periperal Resistence
TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral
WHO : World Health Organization
xvii
Halaman
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7 …………. 18 Tabel 2. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 8 ………… 19 Tabel 3. Hipertensi Sekunder ……… 25 Tabel 4. Klasifikasi Diabetes Melitus Bedasarkan Etiologinya …. 32 Tabel 5. Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus ……… 34 Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian ……….. 62 Tabel 4.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Progresivitas
Stroke Iskemik……… 63 Tabel 4.3 Hubungan Kelompok Usia dengan Progresivitas
Stroke Iskemik……… 64 Tabel 4.4 Hubungan Hipertensi dengan Progresivitas
Stroke Iskemik……… 65 Tabel 4.5 Hubungan Diabetes Melitus dengan Progresivitas
Stroke Iskemik……… 66 Tabel 4.6 Hubungan Dislipidemia dengan Progresivitas
Stroke Iskemik……… 67 Tabel 4.7 Hubungan Penyakit Jantung dengan Progresivitas
Stroke Iskemik……… 67 Tabel 4.8 Hubungan Frekuensi Serangan Stroke dengan
Progresivitas Stroke Iskemik………. 68
Tabel 4.9 Hubungan Jumlah Faktor Risiko dengan Progresivitas
Stroke Iskemik……… 69
xviii
xii
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Perubahan daerah iskemik otak akibat stroke ……. 14
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan penyebab utama angka mortalitas di seluruh dunia. Secara global, 15 juta orang setiap tahun menderita stroke. Di mana 5 juta meninggal dan 5 juta yang tersisa memiliki kecatatan permanen yang memberikan beban pada keluarga dan masyarakat (Lahano dkk, 2014).
Dari data World Health Organization (WHO) diketahui bahwa sebanyak 30% dari total kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung dan stroke. Baru-baru ini di Amerika Serikat, stroke menurun sekitar 60 % dan menjadi urutan keempat penyebab utama kematian dari penyakit jantung, keganasan, dan penyakit saluran pernapasan kronis bagian bawah selama akhir 30 tahun ini (Yikilkan dkk, 2013).
Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil.
Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi Utara
(10,8 %), diikuti DI Yogyakarta (10,3 %), Bangka Belitung dan DKI Jakarta
masing-masing 9,7 per mil. Prevalensi stroke berdasarkan terdiagnosis
nakes dan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9 %), DI
Yogyakarta (16,9 %), Sulawesi Tengah (16,6 %), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil. Sedangkan di Sumatera Utara prevalensi stroke sebesar 6,0 % (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013).
Dari 562 pasien stroke pada 25 rumah sakit di Sumatera Utara, didapatkan perempuan sebanyak 296 (52,7 %) dan laki-laki 266 (47,3 %). Rerata usia yaitu 59 (20-95) tahun. Sebagian besar pekerjaan pasien yaitu ibu rumah tangga sebanyak 200 (35,6 %) orang. Pada tahun 2000 dari seluruh penderita yang dirawat di bangsal rawat inap di bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, 65,49 % adalah penderita stroke, di mana 46, 09 % di antaranya adalah penderita stroke iskemik (Rambe dkk, 2013).
Telah diketahui bahwa tidak ada tindakan medis khusus yang berperan terhadap kualitas hidup di usia tua sebagai pencegahan dan menurunkan angka kejadian stroke. Beberapa faktor risiko dibagi menjadi dua yaitu, dapat dimodifikasi termasuk hipertensi, dislipidemia, merokok, asam urat, obesitas dan diabetes mellitus, sedangkan yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, dan stroke sebelumnya (Sorganvi dkk, 2014).
Pada stroke iskemik akut biasa terjadi perkembangan neurologis maupun perburukan selama beberapa jam pertama hingga hari-hari pertama dari serebral infark dan dapat menyebabkan permasalahan klinis.
(Sumer dkk, 2003).
Perubahan dramatis dapat terjadi di fase awal setelah onset stroke.
Tipe dari fluktuasi defisit neurologis tergantung pada bagian otak yang terlibat dan mekanisme stroke. Perubahan neurologis dapat berupa episode hemiplegi yang terkadang dengan pemulihan inkomplit sebelumnya hingga kejadian stroke berikutnya. Sekitar 40% defisit neurologis masih dapat berkembang hingga sepuluh hari pertama (Donnan dkk, 1997).
Progresivitas stroke iskemik terjadi pada semua pasien yang defisitnya tidak maksimal dan terjadi progresivitas di saat yang bersamaan.
Kata progresivitas biasa digunakan pada perburukan klinis. Progresivitas atau perburukan klinis mengacu kepada fungsi otak pasien (Caplan, 2009).
Riwayat hipertensi dan peningkatan tekanan darah diastolik setelah stroke pertama berkaitan dengan peningkatan risiko stroke kedua.
Mengontrol tekanan darah diastolik secara substansial mengurangi risiko ini (Alter dkk, 1994).
Diabetes menyebabkan peningkatan risiko stroke secara signifikan dan juga dapat meningkatkan mortalitas pada kejadian stroke berikutnya.
Pasien diabetes biasanya sering terjadi infark serebral dan iskemia yang jarang terjadinya reversible. Hal ini menyebabkan masalah unik sehingga menjadi faktor risiko stroke pada populasi pasien diabetes (Air dkk, 2007).
Penelitian epidemiologi menemukan adanya hubungan antara
dislipidemia dan stroke iskemik. Secara garis besar, peningkatan kadar LDL
muncul sebagai peningkatan risiko stroke iskemik (Tziomalus dkk, 2009).
Kelainan jantung pada stroke iskemik akut sering terjadi dan meliputi perubahan elektrokardiografi, aritmia dan myocardial injury sebagai manifestasi dari peningkatan enzim serum jantung dan abnormalitas pergerakan dinding jantung saat echocardiographic (Read dkk, 2011).
Penyebab dari stroke rekuren adalah multifaktorial dan subtipe stroke dari stroke rekuren biasanya tidak identik. Dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi, diabetes melitus dan penyakit jantung secara signifikan menjadi penyebab stroke rekuren (Hillen dkk, 2003).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sorganvi dkk (2010) dalam penelitian kasus kontrol didapatkan bahwa hipertensi, hiperkolesterolemia, dan diabetes melitus merupakan faktor risiko terbesar penyebab stroke.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa penilaian faktor risiko stroke ini untuk membantu mengurangi morbiditas dan mortalitas di masa depan.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah hubungan antara jenis faktor risiko dengan progresivitas pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan?
I.3 Tujuan Penelitian I.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara jenis faktor risiko dengan
progresivitas pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
I.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan antara jenis faktor risiko dengan progresivitas stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hipertensi pada pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi diabetes melitus pada pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dislipidemia pada pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
5. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penyakit jantung pada pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
6. Untuk mengetahui distribusi frekuensi serangan stroke pada pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
7. Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dan progresivitas stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
8. Untuk mengetahui hubungan antara usia dan progresivitas stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
9. Untuk mengetahui hubungan antara hipertensi dan progresivitas stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
10. Untuk mengetahui hubungan antara diabetes melitus dan progresivitas stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
11. Untuk mengetahui hubungan antara dislipidemia dan
progresivitas stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
12. Untuk mengetahui hubungan antara penyakit jantung dan progresivitas stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
13. Untuk mengetahui hubungan antara frekuensi serangan stroke dan progresivitas stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
14. Untuk mengetahui distribusi frekuensi progresivitas pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
15. Untuk mengetahui hubungan antara jumlah faktor risiko dan progresivitas stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
16. Untuk mengetahui karakteristik demografi pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
I.4 HIPOTESIS
Terdapat hubungan antara jenis kelamin, usia, hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia, penyakit jantung dan frekuensi serangan stroke dengan progresivitas stroke iskemik akut.
I.5 MANFAAT PENELITIAN
I.5.1 Manfaat Penelitian untuk Penelitian
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya tentang hubungan antara jenis faktor risiko dengan progresivitas pasien stroke iskemik akut.
I.5.2 Manfaat Penelitian untuk Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi secara keilmuan
dan memberikan data klinis tentang gambaran jenis kelamin, usia,
hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia, penyakit jantung dan frekuensi stroke yang dapat mempengaruhi progresivitas stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan.
I.5.3 Manfaat Penelitian untuk Masyarakat
Dengan mengetahui pengaruh hubungan antara jenis faktor risiko
dengan progresivitas pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik
Medan, diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat dalam upaya
preventif terhadap terjadinya progresivitas stroke iskemik akut dan dapat
meningkatkan kualitas hidup penderita stroke iskemik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 STROKE II.1.1 Definisi
Stroke adalah suatu episode dari disfungsi neurologis yang disebabkan oleh iskemik atau hemoragik, berlangsung selama ³ 24 jam atau meninggal, tetapi tidak memiliki bukti yang cukup untuk diklasifikasikan (Sacco dkk, 2013).
Stroke iskemik adalah episode disfungsi neurologis disebabkan infark fokal serebral, spinal, dan infark retinal. Di mana infark sistem saraf pusat (SSP) adalah kematian sel pada otak, medulla spinalis, atau sel retina akibat iskemik, berdasarkan :
• Patologi, pencitraan atau bukti objektif dari injury fokal iskemik pada serebral, medulla spinalis, atau retina pada suatu distribusi vaskular tertentu.
• Atau bukti klinis dari injury fokal iskemik pada serebral, medulla
spinalis atau retina berdasarkan gejala yang bertahan ³ 24 jam atau
meninggal dan etiologis lainnya telah diekslusikan (Sacco dkk,
2013).
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologis yang berkembang cepat yang disebabkan oleh kumpulan darah setempat pada parenkim otak atau sistem ventricular yang tidak disebabkan oleh trauma (Sacco dkk, 2013).
II.1.2 Epidemiologi
Penyakit serebrovaskular menduduki peringkat kedua penyebab kematian di dunia, angka mortalitasnya meningkat setiap tahunnya sekitar 20% (Enders dkk, 2009). Pada tahun 2001 sampai 2011 sekitar 795.000 orang di Amerika Serikat menderita stroke setiap tahunnya di mana sekitar 610.000 adalah serangan pertama dan 185.000 stroke berulang di mana stroke merupakan satu dari 20 penyebab kematian di Amerika Serikat (Goldstein dkk, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) cabang Medan dari 562 pasien stroke pada 25 Rumah Sakit di Sumatera Utara, didapatkan kejadian stroke tidak berbeda jauh antara perempuan dan laki-laki di mana kejadian pada perempuan sebesar 296 orang (52,7%) dan laki-laki 266 orang (47,3%) dengan rata- rata usia 59 tahun (20-95 tahun). Keluhan utama pasien terbanyak adalah penurunan kesadaran berjumlah 198 kasus (35,3%), diikuti hemiparesis sinistra 134 kasus (23,8%) dan hemiparesis dextra 133 kasus (23,7%).
Faktor risiko terbesar adalah hipertensi berjumlah 497 kasus (88,4%),
diikuti diabetes melitus 155 kasus (27,6%) penyakit jantung 98 kasus
(17,4%) dislipidemia 161 (28,6%) merokok 193 (34,3%). Berdasarkan hasil
Computed Tomography (CT) scan kepala infark berjumlah 302 kasus (53,7%), hemoragik 152 kasus (27%), infark hemoragik 12 kasus (2,1%), dan 96 (17,1%) tidak menjalani CT scan kepala (Rambe dkk, 2013).
II.1.3 Faktor Risiko
Faktor-faktor risiko untuk terjadinya stroke dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Non modifiable risk factors : a. Usia
b. Jenis kelamin c. Keturunan / genetik 2. Modifiable risk factors :
a. Behavioral risk factors 1. Merokok
2. Unhealthy diet : lemak, garam berlebihan, asam urat, kolesterol, low fruit diet
3. Alkoholik
4. Obat-obatan : narkoba (kokain), antikoagulansia, antiplatelet, obat kontrasepsi
b. Physiological risk factors
1. Penyakit hipertensi
2. Penyakit jantung
3. Diabetes melitus
4. Infeksi / lues, arthritis, traumatic, Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), lupus
5. Gangguan ginjal 6. Kegemukan (obesitas)
7. Polisitemia, viskositas darah meninggi, dan penyakit perdarahan
8. Kelainan anatomi pembuluh darah 9. Dan lain-lain (Sjahrir, 2003)
II.1.4 Klasifikasi
Dasar klasifikasi yang berbeda-beda diperlukan, sebab setiap jenis stroke mempunyai cara pengobatan, pencegahan, dan prognosis yang berbeda, walaupun patogenesisnya sama.
A. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya : 1) Stroke iskemik
a. Transient ischemic attack (TIA) b. Thrombosis serebri
c. Emboli serebri 2) Stroke hemoragik
a. Perdarahan intraserebral b. Perdarahan subarakhnoid
B. Berdasarkan stadium / pertimbangan waktu 1) Transient ischemic attack (TIA)
2) Stroke in evolution
3) Completed stroke
C. Berdasarkan sistem pembuluh darah 1) Sistem karotis
2) Sistem vertebrobasiler
D. Klasifikasi Bamford untuk tipe infark, yaitu : 1) Partial anterior circulation infarct (PACI) 2) Total anterior circulation infarct (TACI) 3) Lacunar infarct (LACI)
4) Posterior circulation infarct (POCI) (Misbach dan Jannis, 2011).
E. Klasifikasi stroke iskemik berdasarkan kriteria kelompok peneliti Trial of ORG 10172 in acute stroke treatment (TOAST)
1) Ateroskelrosis arteri besar 2) Kardioembolisme
3) Oklusi arteri kecil
4) Stroke akibat dari penyebab lain yang menentukan a. Non-aterosklerosis vaskulopati
§ Non inflamasi
§ Inflamasi non infeksi
§ Infeksi
b. Kelainan hematologi atau koagulasi
5) Stroke akibat dari penyebab lain yang tidak dapat ditentukan
(Sjahrir, 2003).
II.1.5 Patofisiologi
II.1.5.1 Patofisiologi Stroke Iskemik
Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap, yaitu :
Tahap 1 :
a. Penurunan aliran darah otak b. Pengurangan oksigen
c. Kegagalan energi
d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion Tahap 2 :
a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion b. Spreading depression
Tahap 3 : Inflamasi
Respon inflamatorik pada stroke iskemik akut mempunyai pengaruh buruk yang memperberat bagi perkembangan infark serebri. Berbagai penelitian menunjukkan adanya perubahan kadar sitokin pada penderita stroke iskemik akut. Sitokin adalah mediator peptide molekuler, merupakan protein dan glikoprotein yang dikeluarkan oleh suatu sel dan mempengaruhi sel lain dalam suatu proses inflamasi, contohnya limfokin dan interleukin [IL-1 beta, IL-6, IL-8, Tumor Necrosis Factor-alpha (TNF-a)] yang merupakan sitokin pro inflamatorik. Adanya IL-8 tersebut merupakan diskriminator terkuat yang membedakan kasus stroke dengan non stroke.
Produksi sitokin yang berlebihan mengakibatkan plugging mikrovaskuler
serebral dan pelepasan mediator vasokonstriktif endotel sehingga memperberat penurunan aliran darah, juga mengakibatkan eksaserbasi kerusakan blood brain barrier (BBB) dan parenkim melalui pelepasan enzim hidrolitik, proteolitik, dan produksi radikal bebas yang akan menambah neuron yang mati
Tahap 4 : Apoptosis (Sjahrir, 2003)
Perubahan daerah iskemik otak akibat stroke :
- Ischaemic core à degenerasi neuron à infark
- Ischaemic penumbra à fungsionil paralysis neuron yang reversible, oedema dan pucat, metabolism oksigen masiih normal
- Daerah luxury prefussion à merah dan oedem, dilatasi maksimal, hyperemia, oligaemia
- Rekanalisasi à pembentukan kolateral
Gambar 1. Perubahan daerah iskemik otak akibat stroke
Dikutip dari : Sjahrir,H. 2003. Stroke Iskemik. Medan : Yandira Agung. Hal. 19
II.1.6 Diagnosis Stroke II.1.6.1 Pemeriksaan Klinis
Pengetahuan tentang neuroanatomi dan anatomi pembuluh darah penting untuk diagnosis klinis stroke. Sebelum membedakan kejadian stroke, dokter pertama kali harus bertanya apakah temuan disebabkan oleh proses nonvaskular, seperti tumor otak, gangguan metabolism, infeksi, demielinisasi, keracunan, atau cedera traumatis yang menyerupai stroke.
Data yang berbeda digunakan untuk menjawab dua pertanyaan ini sangat berbeda. Dalam menentukan mekanisme stroke pertanyaan “what?” dan temuan klinis paling bermanfaat :
1. Ekologi : riwayat penyakit terdahulu, riwayat penyakit sekarang, dan riwayat penyakit keluarga.
2. Keberadaan dan sifat selama stroke atau transient ischemic attack (TIA).
3. Aktivitas dan onset stroke.
4. Temuan sementara dan progresif (apakah terjadinya stroke tiba-tiba dengan deficit pada kejadian awal stroke? Apakah defisit semakin meningkat, memburuk, atau tetap sama setelah onset? Jika itu memburuk, apakah ini terjadi secara bertahap, remitting, atau progresif? Apakah ada fluktuasi normal atau abnormal?)
5. Gejala seperti sakit kepala, muntah, dan penurunan tingkat
kesadaran dapat menyertai (Caplan, 2009).
Defisit neurologis mencerminkan lokasi dan ukuran lesi pada pasien dengan stroke iskemik dan perdarahan. Hemiplegia merupakan tanda klasik pada semua penyakit serebrovaskular, apakah di bagian otak atau batang otak, tetapi masih banyak manifestasi lain, termasuk gangguan mental, numbness dan defisit sensoris, afasia, gangguan lapang pandang, diplopia, dizziness, disartria, dan sebagainya (Ropper dkk, 2014).
II.1.6.2 Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan foto thoraks yang dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah ada pembesaran ventrikel kiri yang merupapkan salah satu tanda hipertensi kronis pada penderita stroke dan adakah kelainan lain pada jantung. Selain itu dapat mengidentifikasi kelainan paru yang potensial mempengaruhi oksigenasi serebral dan dapat memperburuk prognosis (Misbach dan Jannis, 2011).
Pemeriksaan kedua adalah CT scan dapat menunjukkan gambaran dan lokalisasi bahkan perdarahan kecil, patogenesis infark hemoragik, perdarahan subaraknoid, gumpalan di dalam dan sekitar aneurisma, daerah infark yang mengalami nekrosis dan malformasi arteriovenous.
Magnetic resonance imaging (MRI) juga menunjukkan lesi. Selain itu,
menunjukkan aliran pada pembuluh darah, hemosiderin, dan pigmen besi,
serta perubahan-perubahan yang dihasilkan dari nekrosis iskemik dan
gliosis (Ropper dkk, 2014).
II.2 HIPERTENSI II.2.1 Definisi
Hipertensi ditegakkan apabila terjadi peningkatan rata-rata dua atau lebih tekanan darah yang menetap di atas batas normal yang disepakati, yaitu tekanan darah diastolik (TDD) ³ 90 mmHg atau tekanan darah sistolik (TDS) ³ 140 mmHg (Chobanian dkk, 2004). Lebih dari 90% hipertensi bersifat idiopatik (hipertensi esensial / primer), sedangkan 5-10% diketahui penyebabnya (hipertensi sekunder) (Goldszmidt dan Caplan, 2009).
Penelitian yang dilakukan Sastri dkk (2013) pada pasien stroke menurut faktor risiko hipertensi sebesar 82,80% pada pasien rawat inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan periode 1 Januari 2010 – 31 Juni 2012 dengan penderita berusia di atas 50 tahun (81,25%) dan penderita yang berusia di bawah 50 tahun (18,75%). Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Mochammad Badrudin pada tahun 2009 di RSU Haji Surabaya, yang mana didapatkan kejadian tertinggi stroke terjadi pada usia di atas 50 thaun (69,7%), dan sisanya terjadi pada usia di bawah 50 tahun, dengan puncaknya pada usia 51-60 tahun (Sastri dkk, 2013).
Menurut The Seventh Report of The Joint National Comitee on
Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure
(JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi
kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2
(Chobanian dkk, 2004).
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7
Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99 Hipertensi derajat 2 ³ 160 ³ 100
Dikutip dari : Chobanian, A. V., Bakris, G. L., Black, H. R., Cushman, W. C., Green. L. A., Izzo, J. L. 2hi004. The Seventh Report of the Joint Natonal Comitte on prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. National Intitute of Health Publication. U. S. pp 1-65.
Pada tahun 2013, The Eight Report of The Joint National Committee
on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure
(JNC 8) telah mengeluarkan guideline terbaru mengenai tatalaksana
hipertensi atau tekanan darah tinggi. Di mana secara umum, JNC 8 ini
memberikan 9 rekomendasi terbaru terkait dengan target tekanan darah
dan golongan obat hipertensi yang direkomendasikan, tetapi definisi
hipertensi dan prehipertensi tidak dijelaskan (Tabel 2) (James dkk, 2013).
Tabel 2. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 8
REKOMENDASI KRITERIARekomendasi 1 Populasi umum berusia ³ 60 tahun, memulai pengobatan farmakologi apabila TDS ³ 150 mmHg dan TDD ³ 90 mmHg dan mencapai target terapi apabila TDS < 150 mmHg dan TDD < 90 mmHg. (Grade A).
Rekomendasi 2 Populasi umum berusia < 60 tahun, memulai pengobatan farmakologi apabila TDD ³ 90 mmHg dan mencapai target terapi apabila TDD <
90 mmHg (Usia 30-59 tahun rekomendasi grade A; Usia 18-29 tahun rekomendasi. (Grade E).
Rekomendasi 3 Populasi umum berusia < 60 tahun, memulai pengobatan apabila TDS ³ 140 mmHg dan mencapai target terapi apabila TDS < 150 mmHg. (Grade E).
Rekomendasi 4 Populasi berusia ³ 18 tahun dengan Chronic Kidney Disease (CKD), memulai pengobatan apabila TDS ³ 140 mmHg atau TDD 90 mmHg dan mencapai target terapi apabila TDD < 90 mmHg. (Grade E).
Rekomendasi 5 Populasi berusia ³ 18 tahun dengan diabetes, memulai pengobatan apabila TDS ³ 140 atau TDD ³ 90 mmHg dan mencapai target terapi apabila TDD < 90 mmHg. (Grade E).
Rekomendasi 6 Pada populasi umum bukan kulit hitam (negro) dengan diabetes, memulai pengobatan antihipertensi dengan diuretik tiazid, Calcium Channel Blocker (CCB), Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor (ACEI), atau Angiotensin Receptor Blocker (ARB). (Grade B).
Rekomendasi 7 Pada populasi umum kulit hitam (negro) dengan diabetes, memulai pengobatan antihipertensi dengan diuretic tiazid, Calcium Channel Blocker (CCB). (Untuk populasi umum kulit hitam (Gradel B); untuk pasien kulit hitam dengan diabetes (Grade C).
Rekomendasi 8 Pada populasi usia ³ 18 tahun dengan CKD, memulai pengobatan antihipertensi termasuk ACEI atau ARB dapat digunakan untuk meningkatkan outcome pada ginjal. Hal ini berlaku pada semua pasien CKD dalam semua ras maupun status diabetes. (Grade B).
Rekomendasi 9 Obat yang digunakan sesuai dengan rekomendasi yaitu thiazide, ACEI, ARB atau CCB. Namun, ARB dan ACEI sebaiknya tidak dikombinasikan. Jika dengan dua obat belum berhasil, kita dapat memberikan obat ketiga secara titrasi. Pada masing-masing tahap kita perlu terus memantau perkembangan tekanan darahnya serta bagaimana terapi dijalankan, termasuk kepatuhan pasien. Jika perlu lebih dari tiga obat atau obat yang direkomendasikan tersebut tidak dapat diberikan, kita bisa menggunakan antihipertensi golongan lain.
(Grade E).