• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASANIKATAN KIMIA

Oleh : Triani Sasmi NIM 4101131032

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PENGARUHMODELPEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASILBELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASANIKATAN KIMIA

Triani Sasmi (NIM 4101131032) ABSTRAK

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)TERHADAP HASIL

BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA

TrianiSasmi (NIM 4101131032) ABSTRAK

This study aims to demonstrate then influence of learning result chemistry by

models of Problem Based Learning with Learning models Direct (Direct

(5)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Ruang Lingkup 4

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Defenisi Belajar 8

2.1.2. Hasil Belajar 9

2.1.3. Model pembelajaran 10

2.1.4. Model Pembelajaran Berbasis masalah 10 2.1.5. LangkahLangkahProblem based Learning 11

2.2. Kerangka Konseptual 29

2.3. Hipotesis Penelitian 30

2.3.1. Hipotesis Verbal 30

2.3.2. Hipotesis Statistik 30

BAB III METODE PENELITIAN 31

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 31

3.2. Populasi dan Sampel 31

3.3. Variabel Penelitian 31

3.3.1. Variabel Terikat 31

3.3.2. Variabel Bebas 31

3.3.3. Variabel Kontrol 32

3.4. Instrumen Penelitian 32

3.4.1. Uji Validitas Butir Tes (Item) 31

3.4.2. Uji Reliabilitas 33

3.4.3. Tingkat Kesukaran Soal 33

3.4.4. Uji Daya Beda 34

3.5. Rancangan Penelitian 35

(6)

viii

3.7. Teknik Analisis Data 38

3.7.1. Menghitung Rata-rata 38

3.7.2. Uji Normalitas 38

3.7.3. Uji Homogenitas 39

3.7.4. Uji Hipotesis 39

3.7.5. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 40

3.7.6. Uji Analisis Korelasi 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42

4.1.Hasil Penelitian 42

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 42 4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 43 4.1.2.1. Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa 43 4.1.2.2. Persentase Peningkatan hasil belajar 44 4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 45

4.2.1. Uji Normalitas 45

4.2.2. Uji Homogenitas 45

4.2.3. Pengujian Hipotesis 46

4.2.4.UjiKorelasi 47

4.3. PembahasanHasilPenelitian 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50

5.1. Kesimpulan 50

5.2. Saran 50

(7)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Sintak Model PembelajaranProblem Based Learning 12 Tabel 2.2. Sintaks Model PembelajarnDirect Instruktion 16 Tabel 2.3.Konfigurasi Elektron Gas Mulia 17 Tabel 2.4.Lambang Lewis Unsur- Unsur Periode 2 dan 3 18 Tabel 2.5.RumusMolekul, Lewis danRumusBangun 23 Tabel 2.6. daftarKeelektronegatifanBeberapaUnsur 26

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 35

Tabel 3.2.MaknaKoefisienKorelasi 41

Tabel 4.1. Data Hasil Penelitian 43

Tabel 4.2. Persen Peningkatan Hasil Belajar 44 Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pretes, Postes Dan Gain 45

(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Reaksi Anatara Natrium Dengan Klorin 18 Gambar 2.2. Dua Cara Menggambarkan Struktur Kristal Natrium Klorida 20 Gambar 2.3. Ikatan Kovalen Dalam Moleku Hidrogen 22 Gambar 2.4. Ikatan Rangkap Dua Pada O2 23 Gambar 2.5. Ikatan Rangkap Tiga Pada N2 24

Gambar 2.6. Ikatan Logam 29

(9)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 53

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 68 Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen valid 78

Lampiran 4 Instrumen tes 95

Lampiran 5 Instrumen Tes Valid 102

Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Tes 107

Lampiran 7 LKS Pertemuan I 108

Lampiran 8 LKS Pertemuan II 111

Lampiran 9 Jawaban LKS 115

Lampiran 10 Pembahasan Soal 118

Lampiran 11 Lembar Masalah 121

Lampiran 12 Perhitungan Validitas Soal 123 Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas Soal 125 Lampiran 14 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 126 Lampiran 15 Perhitungan Daya Beda Soal 128

Lampiran 16 Tabel Validitas 130

Lampiran 17 Tabel Reliabilitas 131

Lampiran 18 Tabel Tingkat Kesukaran 132 Lampiran 19 Tabel Daya Pembeda Soal 133 Lampiran 20 Hasil Pretest dan Postest 134 Lampiran 21 Perhitungan Standar Deviasi dan Varians 135

Lampiran 22 Uji Normalitas Data 138

Lampiran 23 Uji Homogenitas Data 142

Lampiran 24 Data peningkatan Hasil belajar 144 Lampiran 25 Uji Normalitas Data Gain Test 146 Lampiran 26 Uji Homogenitas Data Gain Tes 148

Lampiran 27 Uji Hipotesis 149

Lampiran 28 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 152 Lampiran 29 Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 154 Lampiran 30 Kriteria Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 156 Lampiran 31 Analisis Uji Korelasi 158 Lampiran 32 Tabel r-Product Moment 160

Lampiran 33 Tabel Chi Kuadrat 161

Lampiran 34 Tabel Distribusi t 162

Lampiran 35 Tabel Distribusi F 163

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Permasalahan yang sering muncul dalam dunia pendidikan adalah lemahnya kemampuan siswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan masalah.Siswa cenderung dijejali dengan berbagai informasi yang menuntut hapalan saja.Banyak sekali pengetahuan dan informasi yang dimiliki siswa tetapi sulit untuk dihubungkan dengan situasi yang mereka hadapi. Alih-alih dapat menyelesaikan masalah, pengetahuan mereka seperti tidak relevan dengan apa yang mereka hadapi. Ketika siswa mengikuti sebuah pendidikan tiada lain untuk menyiapkan mereka menjadi manusia yang tidak hanya cerdas tetapi mampu menyelesaikan persoalan yang akan mereka hadapi di kemudian hari (Muhson, 2009)

(11)

2

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di MAN 1 Medan, dengan mewawancarai salah seorang guru bidang studi kimia kelas X (sepuluh) diketahui bahwa guru kimia disekolah tersebut sebagian masih mengajar menggunakan metode ceramah dengan sesekali mengadakan praktikum di laboratorium, hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga mengakibatkan nilai ulangan harian siswa kurang memuaskan, setiap kali dilakukan ulangan dari 45 orang siswa kelas X hanya sekitar 25% saja yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), KKM untuk mata pelajaran kimia di sekolah tersebut adalah 80 untuk kelas regular dan 85 untuk kelas unggulan.Apabila kondisi ini dibiarkan tanpa ada tindak lanjut untuk mengatasinnya, maka dikhawatirkan pembelajaran kimia di sekolah tidak mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Materi pelajaran kimia di SMA banyak berisi konsep-konsep yang cukup sulit dipahami siswa, karena menyangkut reaksi- reaksi kimia dan hitungan serta menyangkut konsep-konsep yang bersifat abstrak (Sunyono 2009). sebenarnya sifat abstrak inilah yang menjadi penyebab kesulitan siswa. Ikatan Kimia merupakan salah satu mata pelajaran kimia yang diajarkan di sekolah menengah. Kimia dapat membentuk kemampuan berfikir, kritis, logis, kreatif, rasional serta dinamis sehinnga mampu membentuk ide-ide baru yang berguna untuk kepentigan teknologi. Namun masih banyak siswa yang menganggap ilmu kimia sulit untuk dipelajari sehinnga hasil belajar yang diperoleh siswa belum memuaskan(Sutresna, 2004).

(12)

3

sumber yang dapat diperoleh, pembelajaran ini menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk mengetahui pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. (Ngalimun, 2012)

Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaaran yang memusatkan kepada siswa, yang dikembangkan untuk memperbaiki keterampilan interpersonal,berpikirkritis, pencarian informasi dan komunikasi, rasa hormat dan bekerja kelompok.serta untuk mengetahui pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. (Mellyzar, 2014) .PBL merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.Metode ini juga berfokus pada keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.Peserta didik tidak lagi diberikan materi belajar secara satu arah seperti pada metode pembelajaran konvensional. Dengan metode ini, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan pengetahua secara mandiri. ( Muhson,2009)

Landasan Teori PBL adalah kolaborativisme, suatu perspektif yang berpendapat bahwa siswa akan menyusun pengtahuan dengan cara membangun pemahaman dengan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang dimilikinya dan dari semua yang di peroleh sebagai hasil kegiatan berintraksi dengan sesama individu. Hal ini juga menyiratkan bahwa proses pembelajaran berpindah dari transfer informasi fasilitator-siswa ke proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya social dan individual. (Sudarman, 2007)

(13)

4

dan perkembangan aktivitas siswa, baik secara individual maupun secara kelompok.(Wardani, 2009)

Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning pernah diteliti oleh Gaol, (2011). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa pada pokok bahasan system koloid sebesar 79,270 %. Hasil penelitian Rafiqoh, (2013) pada pokok bahasan laju reaksi sebesar 51,781 % dan hasil penelitian oleh Muhson (2009).dalam jurnalnya meningkatkan minat belajar siswa dalam menerapkan PBL adalah dari 27 % menjadi 37 %.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Kimia Siswa pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia”.

1.2 Ruang Lingkup

Dari latar belakang masalah diatas maka yang menjadi ruang lingkup masalah adalah :

1. Rendahnya hasil belajar kimia siswa karena dalam kegiatan pembelajaran masih terletak pada kegiatan guru

2. Materi pelajarankimia yang sarat dengan konsep, abstrak sehingga sulit untuk dipahami.

3. Lemahnya kemampuan siswa dalam menggunakan kemampuan berfikir dalam menyelesaikan masalah

4. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, metode yang diterapkan kurang bervariasi dan belum dilaksanakan secara maksimal metode konvensional masih mendominasi dalam pembelajaran

(14)

5

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Besed Learning) lebih Tinggi dari hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) pada pokok bahasan Ikatan kimia di kelas X MAN 1 Medan ?

2. Berapa besar persen peningkatan hasil belajar kimia siswa pada materi ikatan kimia?

3. Apakah aktivitas belajar siswa berkorelasi dengan hasil belajarnya?

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian yang akan dilakukan adalah :

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X semester ganjil MAN 1 MedanTahun Pelajaran 2014/2015.

2. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

3. Materi kimia yang diberikan adalah ikatan kimia

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajarn berbasis masalah (Problem Besed Learning)lebih tinggi dari hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) pada pokok bahasan ikatan kimia di kelas XMAN 1 Medan.

2. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar kimia siswa pada materi ikatan kimia

(15)

6

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat bagi siswa

a. Hasil belajar siswa meningkat.

b. Pemahaman siswa terhadap konsep ikatan kimia meningkat. 2. Manfaat bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi atau wacana guru untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa dengan menerapkan modelpembelajaranberbasismasalahpada pokok bahasan ikatan kimia.

4. Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk perbaikan kondisi pembelajaran ilmu kimia kelas X diMAN 1 Medan

5. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru. 6. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.7 Definisi Operasional

(16)

7

2.Model Pengajaran Langsung (Direct Intruction) merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur.(Siregar.2013)

3.Hasil Belajarpada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diperlihatkan oleh siswa setelah mereka menempuh pengalaman belajarnya (proses belajar-mengajar). Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. (Sudjana, 2009).

(17)

50 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) lebih tinggi dari hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model Pembelajaran Langsung (Direct Intruction) pada pokok bahasan ikatan kimia di kelas X MAN 1 Medan

2. Terdapat persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang signifikan antara model pembelajaran Problem Basaed Learningdengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) yaitu sebesar 73,13% . Sedangkan persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran Direct Instructionyaitu sebesar 56,93%. 3. Ada korelasi positif antara aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar

kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)dengan kontribusi sebesar 17.892%.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkanmodel pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(18)

51

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.T., (2010), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Kencana, Jakarta

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta.

Daryanto, H, (2001)Evaluasi Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Deporter, B., Reardon, M, dan Singer-Norie Sarah,( 2007), Quantum Teaching, Kaifa, Bandung.

Djamarah, S.B, Zain A, (2006), Strategi Belajar Mengajar,Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed

Gaol, A.S.L. (2011), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based (PBL) Dengan Media Power Point Terhadap Kemampuan Mikroskopik, Makroskopik dan Simbolik Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Hamalik, O, (2008),Kurikulum dan Pembelajaran,Bumi Aksara, Jakarta.

Mellyzar, Silaban. R, Muchtar Z. (2014). Efektivitas Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa pada Pelajaran Kimia Di Sekolah Menengah Atas. Jurnal PendidikanUNIMED 1-10.

Muhson, A. (2009), Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem Based Learning, Jurnal Kependidikan FISE Universitas Yogyakarta.39: 171-182

Ngalimun, (2012), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswajaya Presido, Banjarmasin

Pujiasih, I.A., Aji, S.D., Huda,C., (2012), Perbedaan Model Pembelajaran DI (Direct Instruktion)Melalui Metode Konvensional terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif dan Prestasi Belajar. Jurnal Inovasi Pendidkan Malang1:

41- 46

Purba, M. (2007),Kimia Untuk SMA, Erlangga, Jakarta.

(19)

52

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Jakarta

Siregar, E.J, Silaban, R,Mahmud.,(2013). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah bermediakan Internet Terhadap Hasil Belajar dan Karakter pada Materi Asam Basa Siswa SMA di Kota Bijai. Jurnal PendidikanUNIMED 1-12.

Slameto, (2010),Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta

Sudarman, (2007), Problem Based Learning Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah, Jurnal Pendidikan InovatifUniversitas Mulawarman samarinda 2 (2): 69-73

Sudjana, (2005),Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N. (2009), Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, PT Sinar Baru Algensindo, bandung.

Sudjiono, A. (2011), Pengantar Statistik Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sugiharti. G. (2012), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Medan

Sugiono, (2007),Statistika untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sunyono., Wirya, W,I., Suyanto, E., dan Suyadi,G (2009), Identifikasi Masalah Kesulitan Belajar Dalam Pembelajaran Kimia SMA Kelas X Di Propinsi Lampung,Jurnal Pendidikan MIPA–FKIP Universitas Lampung

Sutresna, N., Sholehudin, D., (2004), Kimia Untuk SMA Kelas I Semester II, Grafindo Media Utama, Bandung.

Tarigan, S., (2012)Pengantar Metode Penelitian,FMIPA UNIMED, Medan Wardani, S., Triwidodo,A., Priyani, N.E., ( 2009), Peningktan Hasil Belajar Siswa

Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains Berorientasi Problem Based Instruction,Jurnal Inovasi Pendidikan KimiaSemarang 3 (1): 391 – 399

(20)

ii

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 2.1. Reaksi Anatara Natrium Dengan Klorin
Tabel Validitas

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengembangkan modul fisika berbasis penemuan untuk meningkatkan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa melalui model 4-D (Four D models) menurut Thiagarajan yang

PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI YANG HARUS DIKUASAI.. OLEH

Undenwiting Treaty & Retrosesi, Kepala Dibisi Undehting Facultative clan Kepala Bagian Undmwiting Treaty & Retrosesi. Reasuransi Nasional Indonesia dengan nilai TAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Perancangan Proses Produksi Surfaktan Non Ionik Alkil Poliglikosida (APG) Berbasis Pati Sagu dan Dodekanol serta Karakterisasinya

IPO merupakan penjualan saham yang dilakukan perusahaan untuk pertama kalinya, saham-saham pada saat penawaran perdana ditawarkan pada harga di bawah harga pasar saham

set yang terjadi pada setiap diri individu dapat membuat suatu perbedaan persepsi. Misalnya,

Metode yang digunakan penulis dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah dengan membandingkan data yang diperoleh dari DPPKA Kota Surakarta dengan data hasil

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan teknik fast math dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik fast