• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB INTERNAL AUDITOR PADA PT. MADJU MEDAN CIPTA OLEH: RAIS AHMAD ZAKI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB INTERNAL AUDITOR PADA PT. MADJU MEDAN CIPTA OLEH: RAIS AHMAD ZAKI"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB INTERNAL AUDITOR PADA PT. MADJU MEDAN CIPTA

OLEH:

RAIS AHMAD ZAKI 142102030

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : RAIS AHMAD ZAKI

NIM : 142102030

JURUSAN : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB

INTERNAL AUDITOR PADA PT.MADJU MEDAN CIPTA

Tanggal ... 2017 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Drs. Arifin Lubis, MM., Ak.) NIP :19560101 198203 1 005

Tanggal ... 2017 Ketua Program Studi DIII Akuntansi

(Mutia Ismail, SE., MM., Ak., CA) NIP :19680501 199502 2 001

Tanggal ... 2017 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

(Prof. Dr. Ramli, S.E, M.S) NIP :19580602 198803 1 001

(3)

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR NAMA : RAIS AHMAD ZAKI

NIM : 142102030

JURUSAN : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB

INTERNAL AUDITOR PADA PT.MADJU MEDAN CIPTA

Medan, Juli 2017

RAIS AHMAD ZAKI

NIM. 142102030

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karuniaNya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi minor yang berjudul: “Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor pada PT. MADJU MEDAN CIPTA” yang merupakan syarat untuk menyelesaikan perkuliahan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis sangat menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari isi, tata bahasa maupun pembahasannya, hal ini mungkin dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan, kritikan dan saran – saran yang dapat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak dapat terlaksana dengan baik, untuk kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Mutia Ismail, SE., MM., Ak.CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Abdillah Arif Nasution, SE., M.Si. Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara

1. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan ilmu kepada

(5)

pengetahuan yang berharga.

3. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi USU yang telah banyak membantu kelancaran dalam penyusunan tugas akhir ini.

4. Teristimewa buat kedua orang tua saya ( Eko Budiono, Lely Khairani Nasution) yang selalu memberikan motivasi, materil dan moril serta doa yang tiada putus-putus nya dan untuk adik ku yang selalu memberikan semangat selama penyusunan tugas akhir ini walaupun terkadang membuatku kesal.

5. Buat sahabat – sahabatku ( Huda, Fahri, Dhimas, Mutia) yang telah mendukung serta membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi minor ini, terima kasih memberikan motivasi untuk semua persahabatan kita selama ini, penulis tidak akan pernah melupakan semua itu.

Kepada pihak – pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak bantuan secara langsung maupun tidak langsung penulis sampaikan terima kasih.

Medan, Juni 2017 Penulis

(Rais Ahmad Zaki)

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR LAMPIRAN...viii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Perumusan Masalah...4

C. Manfaat dan Tujuan Penelitian...4

1. Manfaat Penelitian...4

a. Bagi Penulis...4

b. Bagi PT. Madju Medan Cipta...4

c. Bagi Universitas...5

2. Tujuan Penelitian...5

D. Jadwal Survey...5

BAB II GAMBARAN UMUM PT. MADJU MEDAN CIPTA...7

A. Sejarah Ringkas Perusahaan...7

B. Visi dan Misi Perusahaan...17

a. Visi Perusahaan...17

b. Misi Perusahaan...17

(7)

E. Kinerja Terkini...19

F. Rencana Kegiatan...19

BAB III TOPIK PENELITIAN...20

A. Pengertian dan Fungsi Audit Internal...20

1. Pengertian Internal Audit...20

2. Fungsi Internal Audit...22

a. Audit Keuangan (Financial Audit)...23

b. Audit Operasi/Manajemen (Operasional Audit)...23

a) Fungsi Pengendalian...24

b) Fungsi Audit...24

c) Pelaporan...26

B. Tanggung Jawab Internal Audit...28

1. Langsung Bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris...28

2. Langsung Bertanggungjawab kepada Direktur Utama...28

3. Langsung Bertanggungjawab kepada Direktur Keuangan...28

C. Mekanisme Kinerja Bagian SPI...29

1. Penyusunan Program Kerja Audit Tahunan (PKAT)...29

2. Tahap Audit dan Evaluasi...31

a. Persiapan dan Perencanaan Audit...31

b. Pelaksaan Audit dan Evaluasi...31

(1) Audit Keuangan dan Profesional...31

(2) Audit Investigasi...32

D. Hubungan SPI dengan Beberapa Pihak...32

(8)

1. Hubungan SPI dengan Auditan...32

2. Hubungan SPI dengan Auditor Eksternal...33

3. Hubungan SPI dengan Komite Audit...34

4. Hubungan SPI dengan dengan Direksi...36

BAB IV PENUTUP...37

A. Kesimpulan...37

B. Saran...38

DAFTAR PUSTAKA...39

(9)

Nomor Judul Halaman Tabel 1 Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir...6

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1 Bagan Organisasi PT. Madju Medan Cipta...18

(11)

Nomor Judul Halaman Lampiran 1 Surat Balasan Izin Riset dari Perusahaan...40

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan penuh persaingan, pimpinan perusahaan dihadapkan kepada berbagai macam masalah dan tugas – tugas yang menuntut perhatian di mana hal ini tidak mungkin dilakukan sendiri.

Dalam menghadapi hal seperti itu maka pimpinan perusahaan sangat membutuhkan alat bantu yang efektif dan efisien. Bila ditinjau dari segi luas aktivitasnya maka perusahaan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu perusahaan besar dan perusahaan kecil. Dalam perusahaan kecil belum diperlukan tenaga profesional karena tidak banyak masalah yang timbul disebabkan manajemennya tidak terpisah dari pemilik, dengan kata lain pemilik perusahaan dapat langsung mengelola perusahaan tersebut. Sedangkan bagi perusahaan besar tidak memungkinkan lagi bagi seseorang itu untuk melaksanakan pekerjaan sendiri. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya unit operasi perusahaan, semakin bertambah permasalahan yang dihadapi perusahaan seiring dengan adanya pembagian tugas dalam bentuk fungsi – fungsi, seperti perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan.

Perubahan lingkungan usaha yang terjadi secara dramatis terutama akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memunculkan persaingan yang semakin tajam pada setiap bidang usaha termasuk usaha percetakan. Persaingan tidak lagi hanya dari sesama BUMN percetakan tapi juga dari pihak swasta baik nasional maupun internasional. Persaingan

(13)

baru tersebut membuat pengelolaan bisnis semakin berkembang dan kompleks yang berakibat mewajibkan perusahaan mereposisi kembali strategi usahanya agar dapat beroperasi dan berkembang.

Satuan Pengawasan Internal sebagai salah satu unit organisasi yang memiliki fungsi untuk membimbing perusahaan agar selalu pada jalur yang tepat dalam upaya meraih visi dan misinya, juga harus meredefinisikan kembali fungsi dan tanggung jawabnya. Fungsi satuan pengawasan internal yang tadinya hanya membantu manajemen dalam memastikan bahwa sistem pengendalian internal perusahaan telah berjalan baik sesuai ketentuan tidak lagi memadai tetapi dituntut lebih jauh untuk membantu meningkatkan kinerja perusahaan yaitu sebagai mitara strategis manajemen melalui kegiatan evaluasi, analisis dan pengkajian dalam rangka peningkatan dan efektifitas pengendalian internal, manajemen resiko.

Pembentukan satuan pengawasan internal pada perusahaan didasarkan pada :

- Pada setiap Perseroan dibentuk Satuan Pengawasan Internal.

- Bagian Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

- Bagian Satuan Pengawasan Internal bertugas membantu Direktur Utama dalam melaksanakan audit keuangana dan operasional serta menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya dan memberikan saran- saran perbaikan.

(14)

3

- Direktur Utama memberikan keterangan mengenai hasil audit atau hasil pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Internal pada Komisaris, atas permintaan tertulis dari Komisaris

- Direksi wajib memperhatikan dan segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas segala yang dikemukakan dalam setiap Laporan Hasil Audit yang dibuat oleh Bagian Satuan Pengawasan Internal.

Pelaksanaan fungsi Satuan Pengawasan Internal tersebut hanya dapat berjalan efektif jika ada niat dari aparat untuk melaksanakannya, ada dukungan dari manajemen atau direksi, ada pengaturan tugas serta pedoman yang mengatur hubungan kerja baik ke dalam maupun ke luar.

Hubungan ke dalam meliputi standar dan kode etik, evaluasi serta jaminan mutu pelaksanaan audit, sedangkan hubungan ke luar menyangkut hubungan dengan auditan, auditor eksternal, komite audit dan direksi.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membahas masalah tersebut dalam bentuk tugas akhir dengan judul: “ Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor pada PT. MADJU MEDAN CIPTA.”

(15)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalahnya dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan yang terjalin pada bagian SPI PT. MADJU MEDAN CIPTA dengan auditan, auditor eksternal dan komite audit?

2. Bagaimana mekanisme kerja auditor internal pada PT. MADJU MEDAN CIPTA?

C. Manfaat Dan Tujuan Penelitian 1. Manfaat Penelitian

A. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan secara teoritis maupun praktis mengenai fungsi dan tanggung jawab internal auditor pada suatu perusahaan dan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Studi Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

B. Bagi PT. Madju Medan Cipta

a. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara instansi dengan dunia pendidikan sehingga instansi tersebut dapat mengetahui tingkat perkembangan Ilmu Pengetahuan di lembaga Pendidikan khususnya Program study Diploma III Akuntansi USU.

b. Mendapat masukan dan saran untuk penambahan pengetahuan.

(16)

5

C. Bagi Universitas

a. Dapat memperkenalkan sumber daya manusia Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Akuntansi USU.

b. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi USU dengan instansi yang bersangkutan khususnya di Kantor PT. Madju Medan Cipta.

c. Mendapat masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang berlaku di Program Studi Diploma III Akuntansi USU.

2. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana hubungan yang terjalin antara SPI PT.

MADJU MEDAN CIPTA dengan auditan, auditor eksternal dan pihak komite audit.

b. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja bagian auditor internal pada PT. MADJU MEDAN CIPTA.

c. Untuk mengetahui apakah fungsi dan tanggung jawab internal auditor pada PT. MADJU MEDAN CIPTA sudah berjalan dengan baik.

D. Jadwal Survey/Observasi

Penelitian dilakukan di PT. Madju Medan Cipta, yang beralamatkan Jalan Amaliun Nomor 37. Jadwal penelitian terdiri dari berbagai kegiatan yang di mulai dari persiapan untuk melaksanakan

(17)

penelitian, pelaksanaan bimbingan untuk pengelolaan data, pelaporan bimbingan untuk penulisan tugas akhir, dan penyempurnaan tugas akhir.

Jadwal penelitian yang di lakukan peneliti dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.1

Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

No Kegiatan

April

2017 Mei 2017

Juni 2017 IV I II III IV I II 1. Pengesahan Penulisan Tugas akhir

2. Pengajuan Judul

3. Permohonan Izin Riset

4. Penunjukan Dosen Pembimbing

5. Pengumpulan Data

6. Penyusunan Tugas Akhir

7. Bimbingan Tugas Akhir

8. Penyelesaian Tugas Akhir

(18)

BAB II

GAMBARAN UMUM PT. MADJU MEDAN CIPTA

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

PT. Madju Medan Cipta didirikan oleh Muhammad Arbie, lahir di Blang Kejeren, Gayo Lues, Aceh, 3 Agustus 1920 dimana pada tahun 2005 beliau telah meninggal dunia, seorang pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang percetakan, hotel, dan rumah sakit. Beliau berdomisili di Medan, Sumatera Utara.

Pada mulanya, bisnis Muhammad Arbie ialah membuka usaha pakaian jadi dan setelah masa kemerdekaan berganti dengan menjual kitab suci Al Quran yang dibelinya di Singapura. Di Singapura dia membeli Al Quran seharga SIN$ 3 dan menjual di Medan seharga $ 20. Dari bisnis itu ia mendapat keuntungan berlipat-lipat, dan dalam satu bulan langsung melunasi kredit banknya.

Mendapat keuntungan besar, pada tahun 1949 ia membeli mesin cetak letter press, sebuah mesin cetak tangan “Gordon Double Folio”

buatan Amerika, ditambah dengan peralatan yang sangat sederhana.

Namun kini mesin-mesin tersebut sudah tidak di pergunakan lagi dan diabadikan menjadi benda bersejarah sebagai cikal bakal berdirinya PT.

Madju Medan Cipta. dan pada saat itu berlokasi disebuah toko buku kecil bernama Pustaka Madju.

Ternyata sambutan dari masyarakat terhadap buku-buku yang diterbitkan oleh Pustaka Madju terus meningkat sehingga kegiatan penerbitan buku-buku tersebut dikembangkan diantaranya dengan

(19)

Akibat peningkatan volume penerbitan, maka perusahaan menambah kapasitas mesin cetak dan memperluaskan ruangan kantor secara normal.

Pada tahun 1956 Pustaka Madju berubah nama menjadi Firma Madju Medan dan menambah unit mesin cetak lengkap dengan peralatan yang secara otomatis di dalam berbagai ukuran yang diperlukan perusahaan. Untuk mengimbangi semakin besarnya permintaan buku-buku yang dibutuhkan masyakat dan demi kelancaran kegiatan produksi perusahaan, maka pada tahun 1959 perusahaan meresmikan sebuah gedung percetakan “Letter Press” di jalan Amaliun No.1A Medan, serta menambah beberapa mesin cetak yang baru yang serba otomatis.

Pada tahun 1969, pimpinan Firma Madju Medan diundang oleh sebuah perusahaan mesin cetak di Amsterdam, Belanda untuk meninjau kemajuan dalam bidang percetakan di Eropa dan Jepang. Akibat peninjaun tersebut, perusahaan mendapatkan suatu dorongan untuk memodernisasikan percetakan dengan sistem teknis cetak yang mutakhir, yakni percetakan offset. Sekembalinya dari luar negeri, ide tersebut direalisir dengan mengimport langsung mesin cetak offset dari Eropa dan Jepang. Kegiatan tersebut mendapatkan respon yang positif dari pemerintahan melalui Departemen Keuangan yaitu dengan memberikan fasilitas PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) kepada Firma Madju Medan dan pembebasan pajak perseroan dalam jangka waktu tertentu serta pungutan-pungutan lainnya. Kemudahan yang diberikan pemerintah diatas menjadi motivasi yang besar bagi perusahaan untuk memproduksi buku- buku sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah dalam tahap pembangunan lima tahun dibidang pendidikan.

(20)

9

Sejalan dengan perkembangan Firma Madju Medan yang semakin pesat maka perusahaan merasa perlu untuk menambah jumlah bangunan yang

mendukung kegiatannya dengan mendirikan empat buah gedung yang berlokasi di Medan terdiri dari:

1. Sebuah gedung percetakan buku yang berlokasi di jalan Amaliun no.1.A Medan

2. Sebuah gedung yang berfungsi sebagai tempat kegiatan administrasi perusahaan (kantor pusat) di Jalan Sisingamangaraja Nomor 25 Medan . 3. Sebuah toko buku Madju di jalan Sutomo P339 NO.341-342 Medan

Dengan adanya tambahan mesin cetak, pada saat itu Fa. Madju Medan telah memiliki 25 buah mesin cetak Letter Press dan 10 mesin cetak dengan sistem offset. Dengan mesin tersebut perusahaan dapat mencetak dan menerbitkan buku-buku dalam jumlah yang besar serta mampu melayani setiap pesanan dengan cepat, rapi dan bermutu tinggi.

Dalam orientasi integrasinya dengan badan-badan lain, maka pimpinan Firma Madju Medan ikut aktif dalam kegiatan forum bidang pendidikan, sosial, ekonomi lainnya, seperti menjadi anggota IKAPI (Ikatan Penerbitan Indonesia).

Untuk memperoleh modal dalam jumlah yang lebih besar serta memperluaskan kegiatan perusahaan dari persekutuan ke perseroan, maka Fa. Madju Medan diganti menjadi Madju Group Medan dengan status badan hukum PT.Madju Medan Cipta.

(21)

Madju Group Medan merupakan induk perusahaan yang memiliki enam anak perusahaan. Adapun jenis dan aktivitas dari anak perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

a. PT. Madju Medan Cipta adalah anak perusahaan Madju Group paling besar dan pertama berdiri, yang bergerak dalam bidang penerbitan sampai

dengan penjualan buku. Adapun jenis buku yang diterbitkan adalah buku-buku SD, SLTP, SMU dan buku-buku umum.

b. CV. Sarana Grafika yang bergerak dalam bidang percetakan baik dalam ukuran kecil maupun ukuran besar. Pada awalnya perusahaan ini didirikan

untuk mencetak pesanan dari intren Madju Group, namun akhirnya perusahaan ini juga mampu untuk mencari order cetakan ke perusahaan lain, seperti Telkom , BNI , PTP serta perusahaan-perusahaan besar lainnya.

c. Yayasan Karya Wartawan yang bergerak dalam penerbitan surat kabar, yang diberikan nama Surat Kabar DOBRAK

d. CV. Gama Utama yang bergerak dalam bidang pertokoan berupa swalayan

e. CV. Karya Pribumi merupakan anak perusahaan Madju Medan Cipta yang bergerak dalam bidang kontrktor dan leveransir.

Pada tahun 1985 Muhammad Arbie dan putra sulung nya Drs.

Alfian Arbie berekspansi dengan membuka percetakan baru di kawasan

(22)

11

Pulogadung, Jakarta. Percetakan ini terutama mencetak buku-buku pesanan pemerintah untuk program sekolah dasar Inpres di seluruh Indonesia.

Selain itu, Muhammad Arbie mengembangkan bisnisnya ke bidang perhotelan dengan membangun dua buah hotel (Hotel Garuda Plaza dan Hotel Garuda Citra) dan rumah sakit (RS Permata Bunda dan Klinik Bunda).

Pada saat sekarang ini PT. Maju Medan Cipta mempunyai Direktur generasi ketiga yaitu Ir. Doni Irfan Alfian yang merupakan anak dari Alfian Arbie yang telah wafat pada tahun 2001sekaligus cucu dari Muhammad Arbie, dengan Komisaris Perseroan Dr. Rosihan Arbie , anak ketiga dari Muhammad Arbie.

Titik awal berdirinya PT. Madju Medan Cipta ini dimulai dengan flasback pada zaman kemerdekaan diantara desingan peluru bersambut, mewarnai gegap gempitanya perjuangan Bangsa Indonesia di kala itu.

Segenap bangsa Indonesia bergolak serempak untuk mengenyahkan penjajahan durjana yang ingin merampas bumi persada Nusantara yang telah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Penjajah Belanda telah kehilangan pamor di mata dunia yang beradab, tidak berhasil mematahkan semangat kemerdekaan dari seluruh pejuang bangsa Indonesia. Akhirnya penjajah Belanda hengkang serta merta dari bumi Nusantara dengan perasaan malu tak terpelihkan.

Perjuangan Bangsa Indonesia tidak sia-sia dalam mengusir

(23)

Republik Indonesia. Kemerdekaan Republik Indonesia merupakan hasil dari segenap pengorbanan moril dan materil yang besar dari seluruh rakyat dan Bangsa Indonesia.

Akhirnya tibalah masa tenang. Pada triwulan pertama 1949, dimana beliau memulai melaksanakan gagasannya yang sangat positif dan idealis yang menyangkut masalah masa depan bangsa yaitu turut serta mencerdaskan insan-insan Indonesia melalui penerbitan buku-buku bermutu.

Siapakah pemuda itu? Dia adalah Bapak Haji Muhammad Arbie, yang merupakan salah satu pioner dalam penerbitan buku Pelajaran Sekolah Dasar (d/h Sekolah Rakyat) dan Sekolah Menengah.

Gebrakan baru tersebut ternyata tidak tanggung-tanggung. Untuk pertama kalinya dalam sejarah penerbitan di Indonesia Penerbit Madju berhasil menerbitkan seluruh judul buku pelajaran dalam satu paket lengkap. Hal ini belum pernah dilakukan oleh penerbit-penerbit lain pada masa periode sebelumnya. Ternyata langkah awal Penerbit Madju Medan Cipta tersebut, mendapat sambutan yang menggembirakan.

Dengan tidak disangka buku-buku pelajaran Penerbit Madju Medan Cipta mendapat sambutan yang hangat dari seluruh guru-guru atau sekolah dan masyarakat di seluruh Indonesia.

Citra idealisme pengisian kemerdekaan yang ditanamkan di dalam buku pelajaran tersebut ternyata dapat diterima oleh penduduk di Indonesia. Sejak saat itu para pendidik mulai meninggalkan buku-buku

(24)

13

pelajaran terbitan Penerbit Belanda dan menggantikan buku-buku penerbitan penerbit Nasional.

Masa berlalu terus menjalar menapaki masa kehidupan Penerbit Madju Medan. Penerbit Madju semakin meningkatkan kemampuannya dalam bidang penerbitan dengan meluaskan wawasan penerbitannya.

Dengan titik sentral penerbitan buku pelajaran, Penerbit Madju Medan juga menerbitkan buku-buku agama, buku pengetahuan, buku-buku umum hingga sampai buku-buku novel remaja yang jumlahnnya lebih kurang 300 judul. Angka 300 judul tersebut merupakan angka yang dicapai dalam periode 5 tahun yaitu tahun 1952-1957. Melihat situasi dan kondisi penerbitan pada saat itu angka tersebut merupakan kolosal yang pernah dicapai oleh penerbit Indonesia.

Penerbit Madju Medan sebagai pioneer penerbitan buku pelajaran di Indonesia telah berhasil menggerakan semangat penerbitan buku di Indonesia. Kegiatan Penerbit Madju Medan mendorong masyarkat lainnya untuk berbuat hal yang sama. Setelah itu mulailah bermunculan penerbit- penerbit Nasional yang menerbitkan buku pelajaran dalam bentuk satu paket lengkap. Penerbit dalam era tahun 55 sampai tahun 60-an benar- benar menggembirakan.

Tatkala menapaki perjalanan panjang Penerbit Madju Medan seakan-akan terasa bahwa kehadiran Penerbit Madju Medan Cipta masih belum berarti jika dibanding dengan perjuangan bangsa Indonesia yang masih panjang. Untuk inilah Penerbit Madju tidak pernah berhenti menjalankan mission pendidikannya merupakan sebuah tanggung jawab

(25)

yang harus diembannya demi untuk peningkatan kemajuan Bangsa dan Negara Indonesia untuk masa kini dan masa mendatang.

Begitu pula Penerbit Madju Medan merasakan betapa besarnya dorongan, dukungan dari seluruh praktisi pendidikan, masyarakat terlebih- lebih Pemerintah Indonesia sehingga Pioner Madju mampu bertahan puluhan tahun dalam mengemban cita-cita perjuangan Bangsa Indonesia.

Hal inilah yang memberikan semangat juang yang tinggi bagi Penerbit Madju Medan untuk berkarya seirama dengan derap langkah pembangunan Nasional Indonesia yang sedang dilaksanakan oleh Pemerintah.

Melalui urutan sejarah perjuangan, ternyata Penerbit Madju Medan tidak luput dari berbagai tantangan dan hambatan yang kadang-kadang begitu dahsyatnya menghantam batang tubuh Penerbit Madju. Tetapi tetap dengan semangat Penerbit Madju tetap berkiprah di dalam pembangunan nasional. Penerbit Madju Medan yang sejak awalnya memang sudah menetapkan misinya dalam bidang pendidikan merasa berkewajiban untuk mensukseskan program pemerintah dengan upaya pengadaan buku-buku pelajaran dalam kebutuhan anak didik.

Bertitik tolak dengan prinsip ini Penerbit Madju Medan menerbitkan buku-buku pelajaran berdasarkan Kurikulum/ GBPP yang diterbitkan oleh Pemerintah. Justru karena itu Penerbit Madju selalu bermata jeli memantau perkembangan kebijaksanaan pendidikan Nasional Indonesia sehingga dapat lebih awal menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut.

(26)

15

Dalam kenyataannya, setiap Penerbit Madju Medan Cipta melaksanakan program dalam pendidikan nasional Republik Indonesia, Penerbit Madju Medan senantiasa dihadapkan dengan dilema stock buku lama yang kadaluarsa. Namun Penerbit Madju Medan tidak pernah memikirkan hal itu karena dalam setiap perjuangan suci memerlukan pengorbanan. Walaupun buku-buku pelajaran yang kadaluarsa harus sudi

“digudangkan”, namun penerbitan buku baru yang sesuai dengan Kurikulum/ GBPP terbaru tetap dilaksanakan oleh Penerbit Madju Medan.

PT. Madju Medan Cipta (d/h Penerbit Madju Medan) menyadari bahwa masa mendatang akan menemui banyak tantangan-tantangan yang harus dihadapi dalam dunia perbukuan. Masalah minat baca maasyarakat, sikap masyarakat yang belum cinta buku, masalah pembajakan buku, serbuan literature/komik asing, merupakan kendala yang dapat menggangu program Pemerintah dalam kegiatan pendidikan. Bagi Penerbit Madju masalah tersebut merupakan tantangan untuk lebih giat berkreasi dalam penerbitan buku pelajaran tanpa meninggalkan mission yang telah terpatri dalam pengelola. Penerbit Madju menghaturkan penghargaan yang setinggi-tingginya atas bantuan, dorongan dari para pendidik, masyarakat dan pemerintah sehingga Penerbit Madju dapat mengembangkan misi pendidikannya. Tanpa dukungan dan dorongan tersebut Penerbit Madju tidaklah berarti apa-apa. Menapaki Nuansa Penerbit Madju Mengibarkan Panji-panji Dunia Pendidikan.

Sayangnya penerbit-penerbit buku pelajaran yang tangguh pada masa lalu kini telah pupus satu persatu dari dunia penerbitan. Hanya

(27)

perjuangan Bangsa Indonesia dalam dunia Pendidikan. Penerbit Madju yang telah berusia puluhan tahun sampai kini masih tetap bertahan di tengah-tengah persaingan dengan penerbit-penerbit menunjang pendidikan nasional Indonesia. Kini Penerbit Madju Medan telah siap dengan segala daya dan upaya untuk mengemban tugas-tugas yang lebih berat lagi dalam mengisi pembangunan Negara dan Bangsa Indonesia untuk masa kini dan masa mendatang, Penerbit Madju tetap teguh pada misinya.

Data Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Madju Medan Cipta

Bidang Usaha : Penerbitan, Percetakan, Perdagangan

Alamat : Jl. Amalium No. 37 Medan, Sumatera Utara, 20215

Telepon : +62 - 61 - 7361990 - 7357469

Fax : +62 - 61 - 7357469

Pendiri : H. Mohammad Arbie

Tahun Pendirian : 1949

Susunan Pengurus : Komisaris : Dr. Rosihan Arbie

Direktur : Ir. Doni Irfan Alfian

Organisasi : Ikatan Penerbitan Indonesia (IKAPI) Sumut

Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) Sumut

(28)

17

B. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi Perusahaan

Menjadikan perusahaan yang bergerak di industri jasa percetakan yang mampu bersaing dan tumbuh berkembang dengan sehat.

b. Misi Perusahaan

1. Mendatangkan laba yang pantas dalam mengembangkan usaha sehingga bisa menghasilkan deviden untuk para pemegang saham.

2. Menghasilkan produk cetakan dengan mengacu kepada kualitas, harga dan waktu dengan tujuan mencapai tingkat kepuasan maksimal bagi konsumen.

3. Menjalin kerjasama kepada para pemasok kebutuhan barang dengan azas menguntungkan.

4. Memberikan perhatian kepada masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja.

(29)

C. Struktur Organisasi Perusahaan

D. Jaringan Kegiatan

PT. Madju Medan Cipta secara umum tujuan dan kewewajiban didirikannya adalah untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang telah disepakati, mematuhi setiap intruksi di tempat kerja, melaksanakan K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja), menjaga nama baik lembaga pendidikan (Almamater), Dunia Usaha dan Dunia Industri, melakukan observasi dan

Direktur Utama

Direktur

Manager Operasional KA. Administrasi

KA. Produksi

KA. Marketing

Adm. Accounting

Adm. Umum

Adm. Gudang

Staff Umum

Pre Press

Pro Press

Sales

(30)

19

penelitian yang mempunyai tujuan positif serta bertanya kepada pihak yang berkompeten apabila kurang paham/ dimengerti.

E. Kinerja Terkini

Kinerja terkini yang dilakukan pada PT. Madju Medan Cipta untuk meningkatkan kualitas produksi percetakan dan penerbitan buku serta melaksanakan strategi pemasaran agar minat baca warga Indonesia meningkat.

F. Rencana Kegiatan

1. Pembuatan naskah 2. Edit naskah

3. Print out naskah dan layout 4. Pembuatan film positif 5. Pembuatan pelat

(31)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian dan Fungsi Audit Internal 1. Pengertian Internal Audit

Suatu perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin banyaknya unit perusahaan yang beroperasi, meluasnya jaringan distribusi, dan meningkatnya laba perusahaan. Ketika perusahaan belum berkembang manajer masih dapat mengawasi seluruh kegiatan perusahaan, tetapi setelah perusahaan berkembang maka semakin banyak masalah yang dihadapi manajer. Salah satu masalah yang dihadapi manajer adalah masalah pengawasan. Pengertian pengawasan yaitu :

“Pengawasan (control) adalah pengaturan aktivitas organisasi agar elemen kinerja yang menjadi target tetap berada pada batas yang dapat diterima. Tanpa pengaturan ini, organisasi tidak memiliki petunjuk tentang seberapa baik kinerja dalam kaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan.”

Bagian yang berhubungan dengan pengawasan intern adalah internal audit. Internal audit merupakan unsur dari pengawasan intern yang fungsi utamanya adalah menilai unsur pengendalian lainnya dalam perusahaan.

Personilnya disebut internal auditor, yang bertugas untuk membantu semua anggota manajemen dalam tugasnya untuk memberikan analisa, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diteliti. Oleh karena itu internal auditor harus mengawasi semua tahapan dari kegiatan perusahaan tempat ia bekerja.

(32)

21

Hal ini sesuai dengan yang diuraikan oleh Messier & kawan - kawan dalam Auditing Services & Assurance a Systematic Approach, (2005 : 514), mendefinisikan audit internal sebagai berikut :

“Internal auditing adalah Aktivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen resiko, pengendalian, dan proses tata kelola.”

Internal auditor membantu manajemen dalam menyediakan informasi untuk :

a. Mengawasi dan menilai seluruh keputusan, rencana, dan prosedur yang ada benar - benar dijalankan.

b. Mengetahui apakah aktiva perusahaan berada apa keadaan aman dari kehilangan atau kerusakan dan penyelewengan.

c. Mengamati kebenaran data akuntansi dan data lainnya dalam organisasi perusahaan.

d. Menilai kualitas pelaksanaan tugas - tugas yang telah diberikan kepada masing - masing anggota manajemen.

Untuk menjamin hasil kerja bagian ini, maka perlu diperhatikan kualifikasi yang baik dari pegawai bagian internal audit yang ada. Seperti yang dinyatakan oleh Agoes Sukrisno (2004 : 50), sebagai berikut :

“Auditor (pemeriksa) diharapkan menguasai berbagai bidang ilmu, yaitu:

ilmu ekonomi, manajemen, hukum, moneter, informasi, komunikasi,

(33)

tehnologi dan sebagainya. Maka dari itu seyogyanya sebagai pemeriksa bertindak sebagai tim yang sifatnya disipliner.”

2. Fungsi Internal Audit

Adapun yang menjadi ruang lingkup internal audit menurut Hiro Tugiman, (2001 : 47), adalah sebagai berikut :

a. ”Keandalan berbagai informasi finansial dan pelaksanaan pekerjaan atau operasi.

b. Sistem yang telah ditetapkan untuk memastikan kesesuaiannya dengan berbagai kebijaksanaan, rencana, prosedur, ketentuan perundang – undangan dan peraturan yang dimiliki.

c. Peninjauan berbagai alat atau cara yang digunakan untuk melindungi harta.

d. Menilai sumber daya ekonomis dan efisien.

e. Menilai pekerjaan, operasi atau program untuk menilai apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.”

Oleh karenanya internal auditor perlu merencanakan audit dengan baik, sehingga seluruh hal tidak terlewatkan. Rencana audit harus dapat menjelaskan secara sistematis langkah - langkah yang diperlukan dalam pelaksanakan secara menyeluruh. Kegiatan internal audit secara keseluruhan menyangkut dua hal, yaitu :

a. Audit Keuangan (Financial Audit)

Audit keuangan adalah audit terhadap laporan keuangan perusahaan yang akan menghasilkan pendapat (opini) pihak ketiga

(34)

23

mengenai relevansi, akurasi, dan kelengkapan laporan-laporan tersebut.. Kewajaran data keuangan ini meliputi kewajaran aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya yang disajikan pada laporan keuangan. Kewajaran hendaknya didukung dengan pembuktian internal kontrol yang meliputi verifikasi atas keberadaan harta benda perusahaan dan meyakinkan bahwa pengamanannya (safeguarding) cukup memadai dan pencatatannya dilakukan dengan tepat.

b. Audit Operasi / Manajemen (Operasional Audit)

Audit Operasional adalah pengkajian atas setiap bagian kegiatan operasi suatu perusahaan terhadap prosedur operasi standar dan metode yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan.

Audit operasi dilaksanakan pada berbagai tingkatan manajemen (level of management) dan objek yang dinilai adalah aktivitas operasi kebijaksanaan dan efisiensi usaha. Audit operasi ini bermanfaat bagi manajemen dalam rangka pengambilan keputusan.

Dalam hal ini keterlibatan internal auditor diperluas sehingga meliputi keseluruhan sektor atau kegiatan yang menyangkut eksistensi dan kontinuitas perusahaan.

Fungsi internal auditor menurut Mulyadi, (2002 : 211), dapat digolongkan atas beberapa bagian, yaitu :

a. “Menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi.

b. Kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan, dan

(35)

kegiatan lain, untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar – komentar penting terhadap kegiatan manajemen.”

Dengan demikian tugas dan tanggung jawab internal auditor meliputi audit keuangan dan audit operasi.Fungsi utama internal auditor adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Pengendalian

Kegiatan pengendalian membutuhkan banyak waktu untuk menyediakan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Dalam pendekatan masalah – masalah yang berhubungan dengan fungsi pengendalian, internal auditor harus mempunyai pandangan luas dan menentukan prestasi kerja. Dalam menentukan prestasi kerja, auditor seharusnya mempunyai pertimbangan – pertimbangan.

b. Fungsi Audit

Internal auditor dalam fungsi pelaksanaan pekerjaannya memfokuskan pada penilaian dan pengkajian pengendalian intern.

Penilaian dari pengawasan intern bertujuan untuk memperoleh kepastian sistem yang ada telah dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh pelaksana operasi, juga untuk keandalannya agar dapat mencegah atau menemukan penyelewengan maupun kerugian lainnya bagi perusahaan. Dari penilaian dan pengkajian struktur pengawasan intern akan diperoleh hasil berupa keputusan, yang seterusnya disampaikan saran – saran dan usul – usul perbaikan.

(36)

25

Internal audit dalam pelaksanaan fungsinya, hanya merupakan fungsi staf karena ia tidak terlibat dalam aktivitas operasi perusahaan, seperti: pembelian atau penilaian persediaan, penagihan piutang, pembayaran hutang, pemasaran produksi dan lainnya. Internal audit sebagai staf yang berasal dari unit organisasi itu yang memberikan saran atau petunjuk. Akan tetapi nasehat yang diberikan itu bukan merupakan suatu keharusan yang diterima pimpinan, melainkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dari usulan – usulan fungsi internal audit diatas dapat diambil kesimpulan bahwa internal audit berfungsi untuk membantu pimpinan agar dapat bekerja lebih efisien, efektif, dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi intenal auditor merupakan salah satu alat pimpinan yang vital untuk keberhasilan pencapaian apa yang menjadi tujuan perusahaan.

Untuk mewujudkan apa yang menjadi fungsi internal audit, internal auditor haruslah memiliki sifat integritas yang tinggi.

Integritas merupakan kepribadian yang didasari rasa bijaksana, berani, serta rasa penuh tanggung jawab. Apabila hal ini dimiliki setiap internal auditor, maka internal auditor akan menjadi bagian yang vital bagi keperluan pimpinan untuk kemajuan unit organisasi secara keseluruhan. Disamping memiliki integritas yang tinggi, seorang auditor dalam pelaksanaan fungsinya memiliki kriteria tertentu agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga apa yang menjadi harapan pimpinan dapat dipenuhi.

(37)

c. Pelaporan

Laporan hasil audit digunakan untuk mengkomunikasikan hasil audit yang berupa temuan – temuan dan petunjuk – petunjuk yang dianggap perlu bagi pimpinan. Setelah laporan diberikan kepada pimpinan, pimpinan dapat mengetahui sampai seberapa jauh prosedur – prosedur, peraturan – peraturan dan kebijaksanaan yang dapat dilaksanakan dan diterapkan dengan baik, berarti laporan hasil audit, menunjukkan apa yang telah dicapai, menjelaskan hal apa yang perlu diambil oleh pimpinan untuk mengetahui dan menjelaskan kebijakan yang akan diambil oleh pimpinan.

Oleh karena itu internal auditor dalam laporannya hendaknya menyajikan informasi yang cukup jelas dan menghindari informasi yang sulit dimengerti. Selain dari informasi yang berupa data, dalam laporan harus mencakup analisis dan kesimpulan – kesimpulan serta rekomendasi mengenai temuan, sehingga pimpinan memperoleh pengertian yang cukup mengenai persoalan yang dilaporkan. Data yang dilaporkan harus didukung oleh bukti – bukti yang objektif dan tidak memihak, agar laporan itu dapat dipercaya. Dengan demikian pimpinan dapat mengambil tindakan yang tepat dan objektif. Untuk menyusun suatu laporan, internal auditor tidak terikat pada suatu peraturan tertentu yang menjadi patokan yang harus dipenuhi.

(38)

27

Namun, internal auditor dalam menyusun laporan lebih baik memuat informasi yang sesuai dengan kebutuhan pimpinan perusahaan. Manfaat laporan harus lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk menyusun laporan tersebut. Audit yang dilakukan secara teliti serta konstruktif akan sangat bermanfaat apabila penyusunan laporan dilakukan dengan baik. Laporan audit harus jelas, artinya laporan itu dapat menjelaskan pokok – pokok pemikiran yang sistematis sehingga mudah dipahami para pemakai laporan. Laporan disebut tepat waktu apabila data yang disajikan secepat mungkin dapat dipergunakan dalam rangka pengambilan tindakan oleh pimpinan, sehingga memungkinkan tidak tertundanya pengambilan keputusan. Laporan yang tidak disampaikan tepat pada waktunya mengakibatkan laporan tidak bermanfaat, bagaimanapun baiknya laporan tersebut.

(39)

B. Tanggung Jawab Internal Audit

Internal auditor sering disebut auditor fungsional, dan merupakan salah satu staf di dalam perusahaan. Internal auditor bertanggung jawab dan memberikan laporan audit kepada siapa dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Langsung bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris

Jika internal auditor berada langsung di bawah dewan komisaris, maka cakupan ruang lingkup auditnya semakin luas termasuk melakukan audit terhadap pimpinan perusahaan yaitu direktur utama. Tetapi tidak semua perusahaan menerapkan hal tersebut, karena informasi yang diberikan bukan sebuah keputusan melainkan sebuah pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

2. Langsung bertanggung jawab kepada direktur utama

Dalam hal ini internal auditor mendapat tanggung jawab penuh dalam melakukan audit terhadap kinerja pimpinan perusahaan di bawah dewan direksi.

3. Langsung bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan

Internal auditor merupakan bagian dari Direktur Keuangan.

Direktur Keuangan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh beberapa Senior Manajer bagian dengan cara pendelegasian wewenang.

(40)

29

C. Mekanisme Kinerja Bagian SPI

1) Penyusunan Program Kerja Audit Tahunan (PKAT)

Siklus kerja SPI dalam 1 tahun dimulai dari penyusunan Program Kerja Audit Tahunan (PKAT) dan diakhiri dengan pembuatan laporan.

PKAT memuat antara lain : nama satuan organisasi yang diaudit, kegiatan yang diaudit, waktu audit, rencana mulai audit, rencana penerbitan audit, jenis audit, tujuan audit, personil audit, anggaran biaya audit.

Kegunaan PKAT bagi SPI antara lain :

a. Sebagai pedoman kerja SPI untuk satu tahun periode audit b. Sebagai bentuk dukungan direksi dalam pelaksanaan tugas SPI c. Sebagai dasar pengajuan anggaran bagi unit SPI

d. Sebagai alat kendali bagi pimpinan SPI untuk menilai kinerja bagian yang dipimpinnya

e. Membantu eksternal audit dan komite audit dalam menilai efektifitas sistem pengawasan intern dan manajemen risiko melalui rencana kerja SPI

SPI menetapkan kegiatannya dalam UPKAT, setelah melalui kajian dan pertimbangan terhadap beberapa hal antara lain :

1) PKAT tahun lalu yang tidak terealisir dikaji kembali apakah masih harus perlu dilanjutkan di tahun berikutnya dan menjadi prioritas utama atau dibatalkan karena tidak perlu lagi.

2) Periode audit yang terakhir telah dilaksanakan oleh SPI terhadap objek/

unit yang akan diaudit tahun berikutnya, sehingga tetap berkesinambungan dalam arti tidak ada satu periode atau bulan kegiatan

(41)

3) Masukan dan arahan dari direksi baik secara lisan maupun tulisan 4) Masukan atau arahan dari komisaris/komite audit baik secara lisan

maupun tulisan

5) Besar kecilnya organisasi /unit yang akan diaudit

6) Tingkat risiko pengelolaan organisasi/unit yang akan diaudit melalui hasil identifikasi dari tingkat risiko yang paling tinngi sampai terendah dan dikaitkan dengan tingkat urgensinya

7) Isu-isu yang beredar baik dari kalangan intern perusahaan atau sumber eksternal seperti pemerintah dan masyarakat

8) Hasil evaluasi terhadap sistem pengendalian internal perusahaan setiap tahun dan evaluasi manajemen risiko pada organisasi/unit yang akan diaudit

9) Hasil evaluasi tahun lalu atas atas penerapan GCG pada orgnisasi/unit yang akan diaudit

10) Kebijakan-kebijakan yang telah diterbitkan oleh perusahaan setiap tahunnya

11) Temuan-temuan audit SPI tahun sebelumnya dan temuan audit eksternal auditor.

(42)

31

2) Tahap Audit dan Evaluasi

a) Persiapan dan perencanaan audit

Berdasarkan jadwal audit yang akan telah jatuh tempo sebagaimana tercantum dalam PKAT. Kepala SPI menetapkan personil tim yang akan ditugaskan terdiri dari Ketua tim anggota. Penentuan personil dan jumlahnya disesuaikan dengan jenis dan tujuan audit serta bidang kegiatan yang akan diaudit.

b) Pelaksanaan Audit dan Evaluasi (1) Audit Keuangan dan Operasional

Temuan hasil audit harus objekttif, jelas, ringkas, konstruksi, lengkap dan harus memenuhi 5 atribut temuan :

(1.1) Kondisi, yaitu fakta atau kejadian penyimpangan yang terjadi (1.2) Kriteria, yaitu yang kondisi atau kegiatan yang seharusnya

berdasarkan peraturan atau standar yang ditetapkan

(1.3) Penyebab, yaitu hal yang menyebabkan koondisi tidak sesuai dengan kriteria

(1.4) Akibat, yaitu dampak yang terjadi yang disebabkan ketidaksesuaian antara kondisi dan kriteria

(1.5) Rekomendasi, yaitu saran yang dapat dan harus dilaksanakan untuk menghilangkan penyebab atau meminjamkan kerugian atau mengambalikan kondisi sesuai denga krieria. Setiap hasil temuan hasil audit harus dibahas bersama dengan ketua tim sebelum dibahas dengan pimpinan objek yang diaudit dan kemudian dituangkan dalam daftar temuan audit final.

(2) Audit Investigasi

(43)

Sebelum melakukan audit, auditor melakukan pembicaraan pendahuluan dengan pimpinan objek yang diaudit tentang tujuan audit dan bidang-bidang yang terkait dengan bidang yang diaudit, selanjutnya tim audit investigasi mengumpulkan dokumen, data dan informasi yang berkaitan dengan kasus yang dipermasalahkan dengan mengacu pada program audit yang telah ditetapkan.

Apabila tidak terdapat indikasi penyimpangan maka audit dapat dihentiakan kemudian disusun laporannya, namun jika terdapat penyimpangan maka audit harus diperdalam sehinnga dapat ditemukan jenis penyimpangan yang dilakukan, modus operasinya, karyawan yang terlibat, unsur memperkaya diri serta jumlah kerugian yang ditimbulkan.

D. Hubungan SPI dengan Beberapa Pihak 1) Hubungan SPI dengan Auditan

Hubungan antara unit yang melaksanakan audit dengan unit yang diaudit. Hubungan tersebut mengatur tata cara yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan audit, dalam masa audit maupun setelah audit selesai dilaksanakan. Hubungan SPI dengan auditan meliputi :

a. Setiap penugasan audit, tujuan audit dan ruang lingkup audit serta jangka waktu audit harus dibicarakan terlebih dahulu dengan pimpinan unit yang diaudit sekaligus meminta dukungan dari pimpinan audit.

b. Auditan wajib membantu proses audit dan bersifat terbuka dalam memberikan keterangan data yang diminta selama audit berlangsung

(44)

33

c. Membicarakan temuan hasil audit dan rekomendasi untuk memperoleh komentar maupun tanggapan baik lisan maupun tulisan dari pimpinan audit dan sekaligus meminta kesanggupan dari pimpinan unit unit pelaksanaan tindak lanjutnya

d. SPI wajib mempertahankan kemandiriannya terhadap auditan.

e. Auditan wajib melaksanakan rekomendasi SPI yang telah dibahas dan disetujui atas masalah-masalahnya yang memerlukan tindak lanjut

f. SPI wajib memonitoring hasil pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi yang dibuat.

2) Hubungan SPI dengan Auditor Eksternal

Dalam rangka untuk mengurangi kemungkinan duplikasi pekerjaan atau tumpang tindih ketika audit serta menjamin koordinasi yang baik, SPI harus menjalin kerjasama dengan auditor eksternal agar mencapai hasil kerja yang optimal. Selain itu, hubungan SPI dengan auditor eksternal harus dikoordinasikan dalam rangka menjamin kecukupan audit coverage.

Beberapa cara dalam melakukan koordinasi antara SPI dan auditor eksternal antara lain :

1) SPI sebagai pendamping dan penghubung bagi auditor eksternal dalam rangka pelaksanaan auditnya.

2) SPI membantu penyediaan data atas permintaan auditor eksternal

3) SPI memberikanakses kepada auditor eksternal tentang hasil pekerjaan SPI melalui kesediaan melakukan pertemuan / pembahasan dan rapat

(45)

4) SPI dan ekternal auditor saling menukarkan laporan hasil audit dan manajemen letter, dimana SPI memberikan laporan hasil audit kepada auditor eksternal apabila ada permintaan tertulis dari auditor eksternal kepada direksi dan permintaan tersebut disetujui direksi serta SPI menerima manajemen letter dari auditor eksternal melalui direksi. Saling tukar laporan hasil audit ini dapat dijadikan bahan analisa dan evaluasi sebagai bahan pertimbangan untuk mengurangi duplikasi dan tumpang tindih audit atau menentukan ruang lingkup audit yang dilaksanakan.

5) SPI memonitor hasil temuan auditor eksternal sekaligus mendorong pimpinan unit yang diaudit melaksanakan tindak lanjutnya.

6) SPI dan eksternal auditor harus sama-sama memahami teknik, metode dan terminologi audit yang dipergunakan masing-masing agar dapat berkomunikasi secara efektif.

3) Hubungan SPI dengan Komite Audit

SPI wajib membina hubungan dengan komite audit, karena komite audit adalah organ pendukung yang dibentuk untuk membantu komisaris dalam hal kegiatan pengawasan.

1) Dalam proses penyusunan program kerja audit tahunan, SPI dapat meminta masukan dan pertimbangan komite audit.

2) SPI memberikan laporan hasil audit kepada komite audit melalui direktur utama apabila terdapat permintaan tertulis dari komisaris kepada direksi dan permintaan tersebut mendapat persetujuan direksi. (pasal 3 keputusan menteri BUMN Nomor KEP.103/MBU/2002 tanggal 4 juni 2002

(46)

35

pembentukan komite audit bagi BUMN dan Pasal 68 UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN.

3) Komite audit menelaah dan menilai hasil laporan audit yang dibuat oleh SPI

4) SPI meminta saran dan masukan dari komite audit dalam penyusunan internal audit charter, termasuk dalam hal terdapat perubahan atau revisi internal audit charter

5) SPI mealui direktur utama mengiformasikan kepada audit secara tepat waktu setiap tepat waktu setiap adanya indikasi fraud yang melibatkan manajemen atau pegawai yang terlibat secara signifikan, apabila ada permintaan tertulis dari komite audit melalui komisaris kepada direksi dan permintaan tersebut disetujui direksi.

6) Komite audit harus memastikan kemandirian fungsi SPI dan memastikan bahwa temuan hasil audit telah ditindak lanjuti secara wajar. Kepala SPI dapat menugaskan stafnya sebagai tenaga asisten dan bantuan bagi komite audit jika diperlukan pendalaman review berdasarkan permintaan tertulis melalui komisaris kepada direksi dan permintaan tersebut disetujui direksi. Disamping itu SPI juga dapat melakukan audit khusus terhadap area-area tertentu jika ada permintaan komite audit melalui direksi dan permintaan tersebut disetujui direksi.

4) Hubungan SPI dengan Direksi

Secara rinci bentuk dukungan direksi terhadap pelaksanaan kegiatan SPI agar dapat berjalan secara efektif dan berwibawa antara lain :

(47)

1) Mengalokasikan anggaran biaya yang cukup yang diperlukan SPI dalam melaksanakan kegiatannya sesuai denga PKAT, termasuk anggaran untuk kegiatan pengembangan unit SPI misalnnya untuk pendidikan dan pelatihan.

2) Menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan SPI secara berkala untuk membahas hal-hal yang perlu dibicarakan menyangkut bidang pengawasan atau hal-hal yang timbul dalam audit yang memerlukan tindakan segera.

3) Mendorong unit-unit yang diaudit untuk membantu SPI dalam pelaksanaan audit berupa penyediaan data yang diperlukan.

4) Menginstruksikan kepada unit-unit yang diaudit untuk melaksanakan tindak lanjut atas rekomendasi yang disampaikan oleh SPI , dan memberikan teguran kepada unit yang diaudit apabila terlambat atau tidak melaksanakan tindak lanjut rekomendasi SPI.

5) Memberikan sanksi kepegawaian, baik berupa teguran, penyetoran kembali ke kas perusahaan atau dilimpahkan kepada pengadilan jika direksi mempertimbangkan hal tersebut diperlukan berdasarkan laporan hasil audit dari pihak SPI

6) Komitmen direksi atas pengembangan mutu personil SPI dengan menikut sertakan dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai bidang tugas SPI.

(48)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :

1. Dengan berkembangnya suatu perusahaan, maka makin bertambah banyak dan rumit masalah yang dihadapi oleh manager. Oleh karena itu, perusahaan membentuk internal auditor yang berfungsi untuk mengaudit, meriview, dan membuat hasil laporan auditnya yang berisikan komentar dan saran – saran untuk perbaikan kinerja dari perusahaan tersebut.

2. Dalam melaksanakan audit pegawas intern selalu berdoman kepada Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang telah distandarisasi dan menuangkan hasil auditnya yang merupakan Laporan Hasil Pemeriksan (LHP).

3. Setiap Laporan Hasil Pemeriksaan yang dihasilkan oleh SPI disampaikan kepada Direktur Utama untuk diperiksa. Dengan laporan tersebut, maka Direktur Utama dapat mengambil keputusan dalam menentukan rencana untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

4. Satuan pengawasan internal yang ada pada PT. Madju Medan Cipta kinejanya sudah optimal dan konsisten dalam pelaksanaannya. Karena setiap kegitan operasional di perusahaan tersebut telah di atur oleh aturan – aturan yang jelas dan tegas.

(49)

B. SARAN

1. Khusus bagian satuan pengawasan intern seharusnya sedikit lebih berimprorisasi dan tidak monoton terhadap peraturan yang ada sehingga bisa ada pembaharuan dalam memberikan hasil audit.

2. Sebaiknya manajemen lebih sering mengadakan koordinasi bersama bagian satuan pengawasan intern agar satuan pengawasan intern tidak merasa jenuh dalam melakukan pekerjaannya dikarenakan kurangnya perhatian terhadap mereka.

3. Dengan melihat semakin kompleksnya masalah yang terjadi dalam sebuah perusahaan yang memiliki pendapatan yang cukup besar, perusahaan ini perlu menambah satu fungsi pengawasan intern secara khusus untuk aktiva tetap, dimana hal ini sangat membantu tercapainya efektifitas dan efisiensi dalam perusahaan, mengingat aktiva yang merupakan faktor utama dalam menjalankan operasional perusahaan.

4. Sebelum memberikan laporan tertulis kepada Direktur Utama, satuan pengawasan intern terlebih dahulu memberikan atau menyampaikan laporan melalui lisan agar Direktur Utama dapat mengambil keputusan yang tepat.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan Publik), Edisi Ketiga, Jilid I, Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta.

Messier dan rekan, 2005. Auditing Services & Assurance a Systematic Approach, Edisi 3, Diterjemahkan oleh Nori Hinduan, Penerbit Salemba Empat, Buku Dua, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing Buku Dua Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sunarto, 2007. Manajemen 2, Penerbit Amus, Jakarta.

Tugiman Hiro, 2001, Standar Profesional Audit Internal, Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Surat Sehat jasmani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter rumah sakit pemerintah;.. Surat Sehat rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter rumah sakit

Pada waktu di persemaian setelah benih tampak berkecambah (awal munculnya plumula dan radikula) yakni ± 2 minggu setelah semai, larutan GA 3 dengan konsentrasi

Peneliti : Menurut nenek apakah kegiatan lanjut usia disini bisa dikatakan bagus. Informan : Sudah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penetapan kadar residu pada daging ayam pedaging dapat dilakukan dengan spektrofotometri ultraviolet secara adisi standar

Adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa peranan kebijakan pengembangan pasar yang dibuat oleh PD Pasar itu sendiri sangat penting terhadap pengembangan wilayah di Kota

1) Koherensi: pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam konteks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren.

1) Penyediaan tanah dan rumah murah di daerah utama yang dekat dan terkoneksi dengan pusat kegiatan dan fasilitas publik 2) Pencegahan konversi lahan. Kebijakan yang konsisten yang

lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif teknik Bertukar Pasangan memiliki dampak positif terhadap pemahaman