PENGARUH MATA KULIAH KEMUHAMMADIYAHAN DALAM MEMBINA AKHLAK MAHASISWA FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Prodi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
HAIRANI ASTUTI 291900421
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1436H/2015M
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh Kesadaran penyusun yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa, skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan, duplikat, tiruan atau plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku, skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Makassar, November 2014 Penulis
Hairani Astuti NIM : 29 19 00421
PRAKATA
مـيـحرـل ا نـمـحرـل ا الله مــسـب
ا او ءايبن لأا فرش اىلع ملاسل او ةلاصل او ,نيمل اعل ا بر للهدمحل
نيعمج ا هب احص او هلآىلعو دمحمانديس نيلسرمل
Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya akhirnya skripsi ini dengan judul “Pengaruh Mata Kuliah Kemuhammadiyahan dalam Membina Akhlak Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar” dapat terselesaikan dengan baik. Shawalat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai uswah hasanah dalam hidup dan kehidupan kita.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini, terselesaikan atas dukungan dari doa orang tua, dosen dan rekan lainnya. Banyaknya pihak yang turut mendukung penyelesaiannya, membuat penulis tidak mungkin menyebutkannya satu-persatu, namun di bawah ini akan penulis sebutkan mereka yang memiliki andil besar atas terselesaikannya skripsi ini:
1. Kedua Orang Tua penulis, ayahanda Patnorani dan ibunda Rusiyem yang telah merawat dan mendidik dengan mencurahkan penuh kasih sayang secara tulus, mendoakan dan mencukupi moril dan materil kepada penulis sejak kecil sampai sekarang (kasih sayang mereka tidak pernah terputus sepanjang hayat).
Semoga Allah senantiasa mengasihi dan melindungi mereka sebagaimana mereka mengasihi penulis sejak masih dalam kandungan hingga sekarang ini.
Dan ucapan terima kasih juga kepada adikku Agung Setiawan.
2. Bpk Dr. H. Irwan Akib, M. Pd Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta para wakil Rektor yang telah banyak membantu demi perkembangan lembaga pendidikan.
3. Bpk Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam, serta seluruh dosen jajarannya yang telah bekerja keras demi kemajuan fakultas.
4. Ibu Amirah Mawardi S.Ag M.Pd Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam.
5. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I dan Drs. KH. Nasruddin Razaq, M. Pd. I kedua pembimbing penulis yang dalam kesibukannya beliau tetap memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dengan penuh kesabaran hingga terselesaikan penulisan ini.
6. Bapak/Ibu para dosen yang telah melakukan transformasi ilmu dan nilai kepada penulis yang penuh manfaat dan berkah, semoga amal jariahnya selalu mengalir.
7. Pihak-pihak lain yang berjasa baik secara langsung maupun tidak langsung membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini.
Akhirnya, hanya rasa Syukur yang dapat dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan anugerah-Nya dalam penyusunan skripsi ini, sekali lagi penulis berterima kasih kepada pihak yang telah bekerja keras membantu penulis, semoga usaha tersebut dicatat sebagai bentuk amal kebaikan, dan mendapatkan balasan yang setimpal dari-Nya, Amiin ya Rabbal ‘alamin.
07 Muharram 1435 H Makassar,
31 Oktober 2014 M
Penulis
Hairani Astuti NIM : 29 19 00421
A B S T R A K
HAIRANI ASTUTI, 29 1900421. Pengaruh Mata Kuliah Kemuhammadiyahan Dalam Membina Akhlak Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. (Dibimbng oleh H. Mawardi Pewangi, dan KH. Nasruddin Razaq)
Skripsi ini mengacu pada dua tujuan penelitian yaitu, untuk mendeskripsikan pengaruh mata kuliah kemuhammadiyahan dalam membina akhlak mahasiswa fakultas agama Islam dan suatu refleksi dari aktivitas pelaksanaan mata kuliah kemuhammadiyahan di fakultas agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Sebuah penela’ahan secara ilmiah untuk menarik benang merah tentang disajikannya mata kuliah kemuhammadiyahan. Hal ini penting karena pengamatan penulis selama ini bahwa mata kuliah ini disajikan dalam rangka fanatisme modern.
Namun setelah mengadakan study obsesi tadi sirnalah sudah dalam benak penulis.
Dalam penelitian ini, penelti menggunakan metode penelitian yang diharapkan dapat mempermudah dalam upaya memperoleh jawaban terhadap sejumlah rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat observasi lapangan survey (lapangan) yang dilakukan pada penelusuran dan penyebaran angket ke mahasiswa Fakultas Agama Islam.
Hasil penelitian, menunjukkan bahwa pengaruh mata kuliah terhadap pembinaan akhlak mahasiswa yaitu usaha organiasai muhammadiyah dalam memuat ideologi dalam rangka menjaga stabilits perguruaan tinggi muhammadiyah sekaligus menjadi kompas dalam mengarahkan pendidikan yang diselenggarakan oleh muhammadiyah. Diharapkan pelaksanaan mata kuliah ini, lulusan fakultas agama Islam universitas muhammadiyah makassar dapat mengembangkan missi muhammadiyah ditengah–tengah masyarakat. Selain dari pada muatan ideologis skripsi ini pula membentangkan tentang landasan filosofis diajarkannya mata kuliah ini yakni sebagai pendorong inspirasi untuk mengejawantahkan cita-cita luhur muhammadiyah di negara Indonesia. Tingkat pemahaman para mahasiswapun tak luput dari uraian skripsi ini sebagai hasil penelitiaan di lapangan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh mata kuliah kemuhammadiyahan dalam pembinaan akhlak dan dalam rangka mewujudkan cita-cita perguruaan tinggi Muhammadiyah yakni
“Sarjana muslim yang berakhak mulia”.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... . i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAAN SKRIPSI ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
PRAKATA ... v
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian... ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mata Kuliah Kemuhammadiyahan ... 11
1. Pengertian Mata Kuliah Kemuhammadiyahan. ... 11
2. Tujuan Pengajaran Mata kuliah Kemuhammadiyahan ... 13
3. Landasan Filosofis Mata Kuliah Kemuhammadiyahan... 20
4. Kurikulum dan Silabus Mata Kuliah Kemuhammadiyahan... 26
B. Pembinaan Akhlak Mahasiswa ... 27
1. Pengertian Pembinaan Akhlak ... 27
2. Ciri-Ciri Akhlak Seorang Muslim ... 31
3. Fungsi Pembinaan Akhlak ... 36
4. Pengertian Mahasiswa ... 38
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... ... 36
B. Lokasi Dan Objek Penelitian... ... 36
C. Definisi Operasional Variabel ... 37
D. Populasi Dan Sampel ... 28
E. Instrumen Penelitian ... 31
F. Teknik Pengumpulan Data ... 32
G. Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian ... 35
B. Pengaruh Mata kuliah kemuhammadiyahan dalam Membina Akhlak Mahasiswa Fakultas Agama Islam Unismuh makassar ... 41
C. Perhatiaan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Mata Kuliah
Kemuhammadiyahan…... 49 D. Usaha-Usaha Yang Harus Dilakukan Dalam Mengatasi Hambatan-
Hambatan Terhadap Pembinaan Akhlak Mahasiswa di Fai Unismuh makassar ………...…... 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 61 B. Saran-Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profil ideal mahasiswa fakultas agama Islam adalah menguasai ilmu agama Islam, mempunyai kemampuan mengajar, memiliki akhlak mulia, dan pengamalan nyata terhadap ilmu dan ajaran agama Islam. Penguasaan ilmu agama Islam contohnya, dapat membaca Al Quran dengan baik dan benar serta menjalankan ibadah sesuai dengan aturan ajaran agama Islam.
Kemampuan mengajar contohnya dapat menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi.
Pada saat ini apabila kita melihat realitas di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar secara kasat mata kita akan melihat suasana kampus yang masih sangat jauh dari nilai-nilai keislaman. Padahal idealnya kampus tersebut harus mampu memperlihatkan nilai-nilai keislaman karena di bawah naungan organisasi yang notabenenya berasakan Islam yaitu organisasi Muhammadiyah.
Salah satu contoh yang menarik perhatian penulis adalah perilaku mahasiswa dan mahasiswi yang menyimpang dari ajaran Islam. Padahal faktor terpenting yang harus di perlihatkan mahasiswa Fakultas agama Islam
adalah akhlak, karena di dalamnya menyangkut akhlak mulia dan pengamalan nyata terhadap ilmu dan ajaran agama, maka akhlak mulia yang sesungguhnya adalah abstrak yang sukar di lihat atau di ketahui secara nyata. Untuk melihat cerminan dari akhlak seseorang dapat di ketahui dari tindakan, ucapan, cara berpakaian, cara berbicara, keadaan emosi dalam menghadapi setiap permasalahan dan persoalan yang ringan atau berat.
Cara berpakaian seorang guru agama harusnya menutup aurat tingkah lakunya tidak melanggar aturan agama, misalnya tidak melakukan perbuatan yang mengarah pada zina seperti pacaran, tutur katanya tertata dan ramah terhadap semua orang.
Terlepas dari itu terkhusus Fakultas agama Islam penulis melihat bahwa hal seperti di atas pun terjadi. Realitasnya kualitas mahasiswa memprihatinkan. Dalam hal penguasaan ilmu agama Islam masih ada mahasiswa yang belum lancar membaca Al Quran, dalam penampilan masih di temukan mahasiswi yang berpakaian tidak sesuai dengan ajaran agama misalnya bajunya ketat dan kerudungnya tipis. Dalam hal akhlak masih ditemui mahasiswa yang mencontek waktu ujian, selain itu juga masih di temui mahasiswa yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik misalnya terlambat datang kuliah.
Fakultas yang notabenenya diharapkan mampu menjadi Fakultas percontohan dalam berpakaian yang Islami juga tidak mampu untuk berbuat
maksimal. Kita tentu bisa melihat dengan mata kepala, bahwa masih sangat banyak mahasiswa Fakultas Agama Islam yang menjadikan kampus sebagai ajang fashion show. Mereka datang ke kampus hanya untuk memamerkan pakaian yang jelas-jelas mengumbar aurat, pakaiannya ketat dan kerudungnya tipis. Padahal jelas firman Allah Swt dalam QS. An-Nur : 31 sebagai berikut :
Terjemahannya:
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Departemen Agama R.I 2006 : 353)
Dengan turunnya ayat tersebut Allah Swt mewajibkan kepada kaum wanita
yang sudah baliq untuk menutup seluruh auratnya kecuali terhadap suaminya. Tetapi pada kenyataanya kebanyakan mahasiswa fakultas agama Islam hanya menutup aurat ketika dalam ruang lingkup kampus saja. Padahal mereka bukan pada posisi tidak mengetahui hukum agama, karena di Unismuh terdapat mata kuliah yang yang harus diprogram oleh mahasiswa sebanyak 8 semester yaitu Kemuhammadiyahan. Mata kuliah ini diharapkan mampu untuk memberikan pencerahan dan pemahaman keislaman kepada mahasiswa khususnya di Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar. Padahal upaya yang di harapkan bagi para mahasiswa Fakultas Agama Islam yang nantinya menjadi cikal bakal tenaga pendidik dan pengajar adalah mampu menjadi masyarakat ilmiah yang menjadikan Iman, Islam dan Ihsan sebagai landasannya
Dari beberapa pemaparan di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji secara ilmiah tentang “Pengaruh mata kuliah ke- muhammadiyah-an dalam pembinaan akhlak mahasiswa di fakultas agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar”
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana latar belakang masalah seperti yang telah dikemukakan terdahulu, maka penulis menarik beberapa permasalaan yang merupakan problema sebagai titik tolak dari pembahasaan yang di hadapi sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh mata kuliah Ke-muhammadiyah-an dalam pembinaan akhlak mahasiswa fakultas agama Islam Unismuh Makassar ?
2. Bagaimanakah sikap dan tanggapan mahasiswa terhadap mata kuliah kemuhammadiyahan ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara subtansional adalah memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Maka dari itu, berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis paparkan, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan bagaimana pengaruh pendidikan kemuhammadiyahan dalam membina kepribadian mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi proses pembinaan kepribadian mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Agar alumninya memiliki ilmu tambahan tentang kajian kemuhammadiyahan dan keorganisasian.
4. Agar dalam penerapannya mata kulaih kemuhammadiyahan mempunyai pengaruh terhadap pembinaan akhlak mahasiswa.
5. Agar pengajaran mata kuliah kemuhammadiyahan mengandung nilai-nilai pembentukan akhlak pribadi muslim, dapat mempengaruhi terjadinya perubahan perilaku, sikap, dan nilai pada kepribadian mahasiswa.
D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis maupun untuk para pembaca sebagai sumbangan pemikiran baik secara teoritis dan praktis, adapun manfaat dan kegunaan yang di harapkan antara lain sebagai berikut :
1. Dengan mengadakan penelitian ini maka penulis bisa memperoleh pengetahuan baru, sehingga dapat memperluas keilmuan dan wawasan berpikir serta melatih penulis dalam mengambil kesimpulan berdasarkan metode ilmiah sekaligus sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam dan ilmu-ilmu pendidikan lain pada umumnya, serta berfungsi sebagai bahan masukan untuk menambah karya-karya ilmiah yang dapat di jadikan literature atau sumber acuan dalam penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
3. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan konstribusi positif bagi para dosen di Fakultas Agama Islam untuk mengevaluasi kinerja sekaligus bagi pimpinan fakultas dalam menetapkan tenaga pengajar sesui dengan kompetensi yang dimiliki dosen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mata Kuliah Kemuhammadiyahan
1. Pengertian Kemuhammadiyahan
Dalam pedoman hidup Islami warga Muhammadiyah (2000 : 8) bahwa : “Islam adalah agama Allah yang diturunkan kepada para Rasul
sebagai hidayah dan rahmat Allah bagi umat manusia sepanjang masa yang menjamin kesejahteraan hidup material dari spiritual, duniawi dan ukhrawi. Agama Islam yakni agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi Akhir Zaman, ialah ajaran yang diturunkan Allah yang tercantum dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi yang shahih berupa perintah – perintah, larangan – larangan dan petunjuk – petunjuk untuk kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Ajaran Islam bersifat menyeluruh yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisah – pisahkan yang melipati bidang – bidang akidah, akhlak, ibadah dan muamalah duniawiyah.
Sedangkan menurut Mustafa Kamal Pasha dan Ahmad. Adaby. D.
(2000 : 112) pengertian ke-Muhammadiyah-an itu sendiri ialah :
Secara etimologis nama Muhammadiyah berasal dari kata bahasa Arab
“Muhammad” yaitu Nama Nabi dan Rasul Allah yang terakhir, Kemudian mendapatkan tambahan ya’ nisbah dan ta’ marbutoh yaitu pengikut Nabi Muhammad saw. KH Ahmad. Dahlan, pendiri Persyarikatan Muhammadiyah, menegaskan bahwa Muhammadiyah berarti ummat Muhammad, pengikut Nabi Muhammad saw. Secara terminologi bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam amar makruf nahi munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada Al Quran dan Hadits yang shahih.
Kemudian mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”. Sehingga membentuk kata baru yaitu kemuhammadiyahan. Kemuhammadiyahan dalam anggaran rumah tangga Muhammadiyah pasal III (2005 : 30) mempunyai arti “Usaha Muhammadiyah yang diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan.
Berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Muhammadiyah pada Bab I (2005 : 8) Muhammadiyah adalah :
Pasal 1 : “Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah
Pasal 2 : “Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan tanggal 18 November 1912 Miladiyah untuk jangka waktu tdak terbatas.
Pasal 3 : “Muhammadiyah berkedudukan di Yogyakarta.
Sedangkan pada Bab II pasal 4 ( 2010 : 8 ) di jelaskan bahwa :
“Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, bersumber pada Al-Qur‘an dan As-Sunnah, Muhammadiyah berasas Islam.
Pedoman hidup Islami warga muhammadiyah merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berberbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan mengembangkan seni budaya yang menunjukkan perilaku uswah hasanah (teladan yang baik).
Dalam pedoman hidup Islami warga Muhammadiyah ( 2000 : 4 ) sifat warga Muhammadiyah hendaknya memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Mengandung hal – hal yang pokok/prinsip dan penting dalam bentuk acuan nilai dan norma.
2. Bersifat pengayaan, dalam arti memberi banyak khazanah untuk membentuk keluhuran dan kemuliaan rohani dan tindakannya.
3. Aktual, yakni memiliki ketertarikan dengan tuntunan dan kepentingan kehidupan sehari – hari.
4. Memberikan arah bagi tindakan individu maupun kolektif yang bersifat keteladanan.
5. Ideal, yakni dapat menjadi panduan umum untuk kehidupan sehari–
hari yang bersifat pokok dan utama.
6. Rabbani, artinya mengandung ajaran – ajaran dan pesan – pesan ketuhanan yang bersifat akhlak yang membuahkan keshalihan.
7. Taisir, yakni panduan yang mudah difahami dan diamalkan oleh setiap muslim, khususnya wagra Muhammadiyah.
Dengan terbentuknya perilaku individu dan kolektif seluruh anggota Muhammadiyah yang menunjukkan keteladanan yang baik (uswah hasanah) mampu terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar– benarnya.
2. Tujuan Pengajaran Mata Kuliah Kemuhammadiyahan
Sebelum penulis menguraikan lebih lanjut tentang tujuan pengajaran mata kuliah kemuhammadiyahan, maka masalah pengajaran perlu diberikan
batasan sehingga dalam menilai dan mengulas data dari lapangan yang diperolehakan dapat dilakukan sesuai dengan batasan teoritis yang ada.
Dari berbagai pendapat tentang pengertian pengajaran pengertian–
pengertian tersebut pada hakikat dan kandungannya mempunyai arah yang sama, untuk lebih jelasnya penulis mengemukakan beberapa pendapat berikut ini:
a. Menurut Nana Sudjana dalam bukunya dasar-dasar proses belajar mengajar bahwa :
“Pengajaran adalah tahap pelaksanaan dari satuan pengajaran yang disusun guru/dosen”.
b. Menurut Engkaswara bahwa :
“Pengajaran yaitu suatu usaha untuk menyampaikan pengetahuan atau ilmu pengetahuaan serta menanamkan sikap dan nilai-nilai dan keterampilan dari seseorng yang telah mengetahuinya kepada orang lain.
c. Menurut Ahmad Rohani :
“Pengajaran adalah kegiatan yang mencakup semua/meliputi, yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pengajaran (menentukan enrty behavior) peserta didik, menyusun pelajaran, memberikan informasi, bertanya, menilai, dan sebagainya”.
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pengajaran yang dimaksudkan yaitu memberikan atau mencurahkan segala pengetahuan atau apa yang dimiliki oleh pendidik atau pengajar kepada peserta didiknya untuk bekal masa yang akan datang didalam menghadapi segala tantangan dan persoalan zaman yang kian hari kian bertambah.
Setelah penulis mengemukakan tujuan pengajaran secara umum, maka berikut ini penulis akan mengemukakan tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional umum yang ingin dicapai sesuai dengan kurikulum kemuhammadiyahan garis besar program pembelajaran 1990, tujuan kurikuler tersebut adalah :
“Mahasiswa mengenal dan mengetahui Muhammadiyah sebagai gerakkan Islam, gerakkan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar sehingga terlatih dalam amal usaha persyarikatan muhammadiyah”.
Sedangkan tujuan instraksional umum adalah:
a. Mahasiswa mengenal dan mengetahui pendidikan kemuhammadiyahan melalui pengamatan dan komunikasi.
b. Mahasiswa memahani sejarah Muhammadiyah melalui pengamatan dan komunikasi.
c. Mahasiswa mengenal dan mengetahui kepribadian, keyakinan dan cita- cita hidup muhammadiyahan melalui pengamatan dan komunikasi.
d. Mahasiswa mengenal dan mengetahui organisasi otonom muhammadiyah melalui pengamatan dan komunikasi.
e. Mahasiswa mengenal dan mengetahui amal usaha melalui pengamatan dan komunikasi.
Selanjutnya dikatakan bahwa keberhasilan mata kuliah kemuhammadiyahan dalam mencapai tujuannya dapat diukur melalui indikator sebagai berikut :
1. Mahasiswa mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang ajaran islam sesuai tuntunan Al-quran dan As-Sunnah
2. Mahasiswa meyakini kebenaran ajaran islam sesuai dengan Al-quran dan As-Sunnah
3. Mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang persyarikatan muhammadiyah.
4. Mahasiswa memiliki kepribadiaan muhammadiyah
5. Mahasiswa meyakini kebenaran muhammadiyah sebagai suatu organisasi yang mampu menegakkan ajaran Islam sesuai dengn Al- quran dan As-sunah.
6. Mahasiswa bergairah untuk berorganisasi dan beramal shaleh.
7. Mahasiswa mampu melaksnakan ukhuwah islamiyah.
Dalam buku panduan pelaksanaan Gerakkan Jamaah Dakwah Jamaah (2013 : 1) bahwa fungsi dan tujuan mata kuliah Ke-Muhammadiyah- an adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Membentuk akademisi Islam yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri dan berguna bagi masyarakat, agama dan bangsa.
2. Tujuan Khusus
a. Terbinannya suasana kehidupan ke-mahasiswa-an yang harmonis dan kondusif bagi pembinaan keilmuan dan ke-Islam-an.
b. Terbentuknya karakter/kultur mahasiswa Unismuh Makassar yang memiliki keteladanan, kedisiplinan, kejujuran, kesederhanaa, kebersihan, suka beramal, saleh, percaya diri, cakap, bersahabat, dan berpikir maju.
c. Tidak terlepas dari fungsi pendidikan, fungsi pengkaderan, fungsi dakwah, dan fungsi pelayanan akademik.
Menurut Mustafa Kamal Pasha (2000 : 3) bahwa :
“Di semua perguruan Muhammadiyah, dari sejak pendidikan dasar hingga perguruan tinggi mata kuliah kemuhammadiyahan merupakan salah satu mata kuliah/pelajaran pokok. Ia dijadikan mata kuliah/pelajaran pokok dengan tujuan agar dapat diamati, dipahami, dan dihayati oleh peserta didik. Selanjutnya diharapkan agar pada akhrnya mereka bersedia dengan iklas dan sukarela mengamalkan berbagai prinsip yang menjadikan keyakinan dan cita–cita persyarikatan
Muhammadiyah.
Mata kuliah kemuhammadiyahan tentu tidak terlepas kaitannya dengan maksud dan tujuan dari di dirikannya organisasi Muhammadiyah itu sendiri.
Menurut anggaran dasar anggaran rumah tangga Muhammadiyah (2005 : 9) pada Bab III pasal 6 bahwa yang menjadi maksud dan tujuan di dirikannya Muhammadiyah adalah sebagai berikut :
“Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar – benarnya.
Mata kuliah Kemuhammadiyahan di perguruaan tinggi Muhammadiyah sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan akhlak peserta didik, karena mata kuliah kemuhammadiyahan mempunyai dua aspek terpenting.
Ada dua aspek terpenting dalam mata kuliah kemuhammadiyahan di antaranya ialah sebagai berikut :
1. Aspek terpenting pertama dari mata kuliah kemuhammadiyahan adalah yang ditujukan kepada jiwa atau pembentukan akhlak.
Peserta didik diberikan kesadaran kepada adanya Allah lalu dibiasakan melakukan perintah-perintah -Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Dalam hal ini peserta didik di bimbing agar terbiasa berbuat yang baik, yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
2. Aspek kedua ialah yang di tujukan kepada pikiran yaitu pengajaran kemuhammadiyahan itu sendiri. Kepercayaan kepada Allah tidak akan sempurna bila isi dari ajaran-ajaran Allah tidak diketahui secara mendalam. Peserta didik harus ditunjukkan apa yang disuruh, apa yang dilarang, apa yang perbolehkan, apa yang dianjurkan melakukan dan apa yang di anjurkan di tinggalkan menurut ajaran agama Islam.
Adapun tujuaan pelaksanaan mata kuliah kemuhammadiyahan menurut pimpinan wilayah muhammadiyah Majlis Diktilibang Sulawesi Selatan (1990 : 3) buku pedoman Penyelengaraan Pendidikan Kemuhammadiyahan diperguruaan tinggi muhammadiyah Sesulawesi selatan sebagai berikut :
1. Agar siswa dan Mahasiswa dapat memahami dan menghayati ajaran Islam lebih mendalam dan bersifat menyeluruh sehingga dapat digunakan sehingga dapat digunakan sebagai pedoman hidup dan amalan perbutannya yang tepat, baik sebagai pribadi muslim yang berakhlak mulia, sebagai anggota masyarakat, maupun hubungannya dengan alam sekitar.
2. Agar siswa dan mahasiswa dapat menghayati dan memahami persyarikatan muhammadiyah sebagai gerakkan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, serta dapat mengerakkannya.
Tujuan ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan tujuan pendidikan nasional pada jenjang perguruaan tinggi. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa mata kuliah kemuhammadiyahan mutlak diperlukan di perguruan tinggi Muhammadiyah. Oleh sebab itu, dosen yang mengajar mata kuliah kemuhammadiyahan sangat bertanggung jawab dalam pembentukkan sikap mental dan akhlak peserta didiknya. Dosen mata kuliah kemuhammadiyahan harus mampu menanam nilai-nilai agama sesuai dengan pemahaman ideologi Muhammadiyah kepada setiap mahasiswa.
Akan tetapi tujuan itu tidak akan tercapai apabila tidak ada kerjasama dengan semua pihak terutama dengan sesama dosen, pihak pimpinan, dan oleh mahasiswa itu sendiri. Sebab mata kuliah kemuhammadiyahan dapat terbina dengan baik apabila adanya kesinambungan, keterpaduan, dan kesadaran dalam diri mahasiswa tersebut.
Untuk tercapainya tujuan tersebut mata kuliah kemuhammadiyahan dianggap memegang peranan penting. Mata kuliah kemuhammadiyahan tidak hanya sekedar mentransferkan sejumlah ilmu pengetahuan kepada mahasiswa, tetapi lebih dari itu terutama dalam membina akhlak memberikan transfer nilai, dan ketrampilan mereka. Untuk membina akhlak mahasiswa di perguruan tinggi, dari sekian banyak mata kuliah yang ada pendidikan kemuhammadiyahanlah yang membantu menentukan, sebab mata kuliah kemuhammadiyahan lebih banyak mengarah pada pembinaan akhlak mahasiswa karena lebih banyak membahas tentang pembinaan sikap, yaitu mengenai aqidah, ibadah, akhlakul karimah, ideologi muhammadiyah.
3. Landasan Filosofis Mata Kuliah Kemuhammadiyahan
Mata kuliah kemuhammadiyahan merupakan mata kuliah ciri khusus bagi perguruaan tinggi muhammadiyah. Mata kuliah ini disajikan selama delapan semester, hal ini dilaksanakan karena perguruaan tinggi muhammadiyah disamping bercita-cita untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional juga ingin mencapai tujuan persyarikatan muhammadiyah. Untuk mencapai tujuan persyarikatan inilah perguruaan tinggi yang merupakan tumpuan harapan bagi muhammadiyah. Oleh karena misi perguruaan tinggi muhammadiyah terdiri dari dua yang disebut tadi diatas, maka diperlukan kearifan ilmiah dan kecerdasaan menangkap tanda-tanda zaman agar kedua
misi tadi dapat dipersandingkan dalam sebuah pesta yang anggun yakni pelaksanaan yang terintegritas.
Dalam pandangan Islam pendidikan dan pengajaran dalam rangka membumikan ajaran Islam baik dilingkup kampus maupun dimasyarakat adalah suatu kewajiban. Dikatakan suatu kewajiban karena agama ini merupakan kerinduan batin bagi umat Islam. Kemudian dalam tubuh amal usaha muhammadiyah dalam mengembangkan missinya agak dipaksa, kurang sistematis dan fungsional serta bersifat parsial. Gejala inipun nampaknya terjadi dilingkungan amal usaha muhammadiyah dalam bidang pendidikan, khususnya perguruaan tinggi muhammadiyah.
Gejala inilah yang membuat risau Munir Mulkhan dengan lontaran pertanyaan : apa bedanya lembaga pendidikan muhammadiyah dengan negeri dan swasta lainnya, pertanyaan lain yang senada cukup banyak dilontarkan kepada muhammadiyah. Akibatnya, muhammadiyah kurang berfungsi sebagai simbol yang menjadi bagian dari masyarakat.
Kritik dan kenyataan diatas mendorong perlunya peninjauan kembali yang menurut Munir Mulkhan ada tiga hal sebagai berikut :
1. Relevansi gagasan dan ide gerakkan yang tertuang dalam berbaga produk pemikiran muhammadiyah
2. Fungsi gerakkan dan amal usaha muhammadiyah dalam merealisasikan pesan islam dan dalam memecahkan berbagai persoaan umat secara medasar dan menyeluruh.
3. Dua tinjauan diatas menuntut peninjauan kembali terhadap pengembangan struktur kelembagaan dan organisasi yang merupakan wadah realisasi gagasan dan ide gerakkan muhammadiyah
Sejalan dengan permasalahan dan tinjauan diatas, peguruaan tinggi muhammadiyah memegang posisi kunci. Hal ini disebabkan :
1. Perguruaan tinggi muhammadiyah merupakan berkumpulnya kelompok intelektual.
2. Perguruaan tinggi muhammadiyaha juga bertujuan melahirkan kelompok tersebut.
3. Dari segi managerial dan pendanaan pengelolahan sebuah amal usaha yang memerlukan kemampuan dan sikap profesional.
Perguruaan tinggi muhammadiyah terkhusus fakultas agama Islam sebagai salah satu lembaga yang menjadi tempat pengembangan kreativitas intelektual dikalangan muhammadiyah dan sekaligus mencetak intelektul muslim, amatlah berkepentingan untuk menjelaskan dan menjawab berbagai masalah yang muncul dalam kritik diatas. Penjelasaan dan jawaban tersebut merupakan sebagai tanggung jawabnya sebagai amal usaha muhammadiyah.
Peninjauan kembali terhadap ide dasar gerakkan dan berbagai pengembangannya sejalan dengan pengembangan tata kehidupan sosial memberikan pengertian perlunya penyusunan kembali gagasan-gagasan operasional dalam kehidupan umat dan bangsa. Bahkan mungkin diperlukan rekonseptualisasi ide dan gagasan dasar gerakkan muhammadiyah. Untuk keperluan rekonsepualisasi gerakkan muhammadiyah sebagaimana yang disebutkan diatas sekali lagi perguruaan tinggi muhammadiyah memegang posisi kunci atau peranan vital.
Gagasan awal pengembangan perguruaan tinggi muhammadiyah berkaitan dengan posisi perguruaan tinggi muhammadiyah sebagai amal usaha muhammadiyah. Posisi ini secara fungsional menempatkan lembaga keagamaan diperguruaan tinggi muhammadiyah tidak hanya bertanggung jawab terhadap penyelengaraan mata kuliah kemuhammadiyahan sebagaimana terkesan selama ini berbagai kampus, akan tetapi juga bertanggung jawab realisasi pengembangan kehidupan islam dikampus perguruaan tinggi muhammadiyah. Oleh karena itu fungsi yang demikian itu maka penempatan lembaga tersebut dalam struktur perguruaan tinggi muhammadiyah perlu disesuaikan.
Paradigma pengembangan mata kuliah kemuhammadiyahan, seminar sehari yang diselenggarakan oleh majelis diktilitbang bulan maret 1987 dalam
rangka pengembangan kemuhammadiyahan memberikan rekomendasi yang menuntut penyajian materi mata kuliah kemuhammadiyahan secara integral sebagai satu kesatuan bahasa. Konsep tersebut dimaksudkan sebagai kerangka dasar pembentukkan pribadi muslim yang memiliki kemampuan berfikir akademisi dan rasional serta sadar atas eksistensi dan identitas keislamannya yang merupakan tugas umum perguruaan tinggi muhammadiyah.
Agaknya lebih jauh kita bisa telusuri bahwa landasan filosofis disajikannya mata kuliah kemuhammadiyahan diperguruaan tinggi muhammadiyah adalah sebagai berikut:
1. Kaidah perguruaan tinggi muhammadiyah BAB VI pasal 27 yakni :
a. Penyelanggaraan pendidikan tinggi dilaksanakan atas dasar kurikulum yang berlaku.
b. Disamping kurikulum yang berlaku secara nasional seperti tersebut pada ayat 1, pada setiap perguruaan tinggi muhammadiyah diberi kuliah wajib:
1. Al-Islam
2. Kemuhamamdiyahan 3. Bahasa Arab
2. Statuta universitas muhammadiyah makassar pasal 41.
3. Surat keputusan pimpinan pusat muhammadiyah nomor: E.5/321/1982 tentang kurikulum kemuhammadiyahan perguruaan tinggi muhammadiyah.
4. Buku pedoman penyelengraraan pendidkan kemuhammadiyahan diperguruaan tinggi muhammadiyah majelis pendidikan tinggi penelitiaan
dan pengembangan sulawesi selatan nomor : A-1/031/MTPPP/1411 H. II Pendidikan kemuhammadiyahan :
a) Pendidikan kemuhammadiyahan adalah salah satu ciri khas perguruaan tinggi muhammadiyah diberikan kepada seluruh mahasiswa. Kedudukannya sama dengan mata kuliah lainnya, disajikan dengan sistem tatap muka, terstruktur, dan mandiri.
b) pelaksanaan berpedoman kepada kurikulum dan silabus yang sudah tersedia, dimana kurikulum itu dapat dikembangkan sesuai dengan sifat ilmu yang dikelolah dimasing-masing fakultas/jurusan.
c) Mata kuliah kemuhammadiyahan sebagai salah satu mata kuliah wajib disajikan tidak secara dikotomis tetapi sebagai satu mata kuliah yang utuh dan datu kesatuaan. Materinya disusun secara sistematik terkonstruksi pada setiap satuaan pengajaran.
d) Studi tentang agama Islam dapat dilakukan dengan pendekatan berbagai aspek ilmu pengetahuan sehingga mahasiswa memperoleh kematangan keterkaitan antara Islam dengan ilmu yang dapat dihayatinya dengan sadar. Juga agar mahasiswa makin yakin, bahwa Islam mendorong umatnya menuntut ilmu dan pengembangannya secara terpadu untuk akhirnya menjadi jenis manusia khaerah ummah, mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
e) Pendidikan kemuhammadiyahan baik diberikan secara klasikal, juga dengan jalan bimbingan didalam kampus dan diluar kampus, menurut program fakultas atau jurusan masing-masing dibawah koordinasi kelembagan kemuhammadiyahan.
f) Studi tentang kemuhammadiyahan untuk mengantarkan mahasiswa:
1) Mengetahui sejarah perkembangan pemikiran islam dan penerapannya dalam masyarakat terutama di Indonesia.
2) Mengetahui muhammadiyah sebagai gerakkan islam dan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar beraqidah islam dan bersumber pada al-quran dan assunah
3) Mengetahui muhmmadiyah sebagai gerakkan tajdid dan kepribadiannya
4) Mengetahui muhammadiyah tentang : Maksud dan tujuannya, sektor usahanya dan sistem gerakkannya, dalam rangka partisipasinya secara aktif dalam pembangunann Indonesia.
4. Kurikulum dan Silabus Mata Kuliah Kemuhammadiyahan Menurut Irwan Akib (2013 : 4) bahwa :
“Setelah mengikuti pembinaan mata kuliah Al-Islam ke-Muhammadiyah-an, maka di harapkan mahasiswa Unismuh Makassar dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam meliputi aqidah, Ibadah, akhlak, mampu membaca Al-quran serta tumbuhnya semangat berorganisasi dan terbangunya kreativitas ilmiah.
Dalam kurikulum kemuhammadiyahan yang diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dijumpai pula tujuan pelaksanaan mata kuliah kemuhammadiyahan sebagai berikut :
“Untuk membentuk mahasiswa yang mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran islam dengan tepat baik sebagai pribadi muslim maupun sebagai angoota masyarakat, serta menggerakan muhammadiyah sebagai alat perjuangan islam”.
B. Pembinaan Akhlak Mahasiswa
1. Pengertian Pembinaan Akhlak
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1986 : 117) pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara budaya guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Sebelum dibahas lebih lanjut mengenai pembinaan akhlak, maka perlu kiranya dikemukakan pengertian pembinaan itu sendiri, diantaranya : Menurut Masdar Helmy (2006 : 31) Bahwa :
“Pembinaan mencakup segala ikhtiar (usaha-usaha), tindakan dan kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kwalitas beragama baik
dalam bidang tauhid, bidang peribadatan, bidang ahlak dan bidang kemasyarakatan.
Menurut Agus Sudjanto (1997 : 12) pengertian akhlak sebagai berikut:
“Akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oleh setiap manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untu melakukan apa yang harus diperbuat.
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat (1995 : 11-12) :
“Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduaan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan, dan kebasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuaan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup kesehariaan. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan (moral sence), yang terdapat dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.
Abdul Basir Solissa (2006 : 54) mengemukakan bahwa pembinaan dalam akhlak adalah :
”Program terstruktur dan sistematis dengan membentuk mahasiswa yang berkepribadian baik secara spritulal, intelektual, emosional, dalam bingkai akhlakul karimah sehingga dapat mentransfer hasil pembinaan tersebut dalam kehidupan yang nyata.
Sebagai cikal bakal seorang pengajar dan tenaga pendidik maka faktor terpenting yang harus di perlihatkan seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar terkhusus dalam proposal ini mahasiswa Fakultas agama Islam ialah akhlak, karena di dalamnya menyangkut pengamalan nyata terhadap ilmu dan ajaran agama, maka akhlak yang sesungguhnya adalah abstrak yang sukar di lihat atau di ketahui secara nyata. Untuk melihat
cerminan dari kepribadian seseorang dapat di ketahui dari tindakan, ucapan, cara berpakaian, cara berbicara, keadaan emosi dalam menghadapi setiap permasalahan dan persoalan yang ringan atau berat. Cara berpakaian seorang guru agama harusnya menutup aurat dan tingkah lakunya tidak melanggar aturan agama, misalnya tidak melakukan perbuatan yang mengarah pada zina seperti berpacaran, saling memboceng kepada yang bukan muhrim dan seharusnya bertutur kata tertata dan ramah.
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar, terkhusus mahasiswa Fakultas Agama Islam yang juga sebagai cikal bakal calon guru Pendidikan Agama Islam salah satu faktor terpenting dalam dirinya adalah akhlaknya. Dan akhlak itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi seseorang pendidik dan pembina yang baik bagi peserta didiknya ataukah akan menjadi perusak bahkan penghancur bagi hari depan peserta didiknya, terutama bagi peserta didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncanan jiwa.
Ahmad D. Marimba (1986 : 68) mengemukakan bahwa :
“Akhlak muslim ialah kepribadian yang seluruh aspek - aspeknya yakni tingkah lakunya, kegiatan jiwanya, maupun pandangan hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan penyerahan diri kepada - Nya.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, nampak jelas bahwa akhlak itu adalah hasil dari suatu proses kehidupan yang di jalani
seseorang. Oleh karena itu proses yang di jalani tiap orang berbeda–beda.
Tak ada akhlak yang mirip sama antara dua orang individu, meskipun seseorang itu adalah kembar yang berasal dari satu sel telur. Namun demikian, karena kita hidup ini telah mempunyai tujuan tertentu dan akhlak itu sendiri ternyata dapat di bentuk, maka dengan usaha–usaha yang sistematis di dalam usaha–usaha yang berencana, kita dapat mengusahakan terbentuknya kepribadian yang kita harapkan.
Zakiah Daradjat ( 1982 : 16 ) Mengemukakan bahwa :
“Kepribadian atau akhlak yang sesungguhnya adalah abstrak (ma’nawi), sukar di lihat atau di ketahui secara nyata, yang dapat di ketahui adalah penampilan atau bekas dalam segala segi dan aspek kehidupan tiap–tiap individu. Misalnya dalam tindakannya, ucapan, caranya bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yag ringan maupun yang berat.
Sulo Lipu La Sulo (1989 : 33) memberikan definisi tentang kepribadian (akhlak) bahwa : terdapat dua definisi yang di pandang memadai di dalam melukiskan kepribadian, yaitu :
1. Kepribadian (akhlak) adalah organisasi dinamis dari pada sisem psikopisik dalam individu yang menentukan cara berpikir dan bertingkah laku yang kharismatik.
2. Kepribadian (akhlak) adalah keseluruhan kualitas dari tingkh laku individu, sebagimana itu nampak dalam karakteristik kebiasaan
berekspresi dan berpikirnya, minat dan sikapnya, cara – caranya beraksi, dan dalam pandangan hidupnya.
Selanjutnya Soli Abimanyu (1987 : 52) Mengemukakan bahwa:
“Kepribadian adalah organisasi dinamis dari pada sistem – sistem rohani - jasmani yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungannya”.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas bahwa, akhlak pribadi muslim adalah aktivitas jiwa dan raga. Aktivitas jiwa berkaitan dengan keyakinan dan kepercayaan kepada hal yang transendental, meyakini keesaan Allah Swt. Keberadaan para malaikat, adanya hari kiamat, dan hal ghaib lainnya yang tidak bisa dibuktikan secara empirik, tapi dengan kekuatan iman. Kemudian yang berkaitan dengan aktivitas raga adalah perangai, tingkah laku, akhlak yang nampak ditengah-tengah masyarakat.
Bagi sosok muslim yang berakhlak mulia, baik aktivitas jiwa maupun raga keduannya dijalankan secara sumultan, dengan penuh kesungguhan, keseriusan, demi mengharap ridha Allah. Mereka hanya melakukan aktivitasnya untuk menuju “taman ilahi” yang serba maha, bukan mencari popularitas, mengejar prestisie, dan penyakit hati lainnya (Jubriyah).
Seseorang yang berakhlak mulia selalu ada perasaan takut dan penuh harap, takut akan siksaan Allah dan berharap atas balasan pahalannya, tidak ragu dalam menempuh perjalan hidupnya. Ia selalu
beribadah dalam setiap langkah hidupnya, dan ia selalu berusaha merealisasikan tujuaan penciptaanya dalam setiap kesempatan. Lebih dari itu ia selalu sadar bahwa segala gerak hidupnya harus selaras dengan kehendak Allah, harus selalu dalam ketaatan kepada Allah.
Demikiaanlah seorang muslim akan selalu berjalan dan melangkah dengan pasti bersama sifat-sifat Allah yang telah ia kenali betul melalui ajaran islam. Pada setiap sifat Allah itu, ia temukan kelembutan yang mengelus kelembutan kalbunya, menentramkan jiwanya, dan segala sesuatu yang memberikan jaminan perlindungan dan keamanan, kelembutan dna kasih sayang, kemenangan dan daya tahan, keteguhan dan kedamaian.
Sosok pribadi muslim yang berakhlak mulia adalah sosok pribadi yang utuh, yang memandang kehidupan ini sebagai satu kesatuaan, tidak memandangnya secara parsial. Dalam presepsi muslim, agama dan sains harus saling melengkapi. Dengan memandang agama secara benar, manusia modern akan didorong untuk bekerja lebih keras dan mengatasi problem-problemnya secara progresif. Oleh karena itu agama harus diajarkan sebagai pedoman ilahi, sebagai kekuatan pembebas, serta sebagai pedoman untuk bertindak dan mengembangkan intelektual dan spiritual guna mencapai kesempurnaan. Agama bukanlah terbatas hanya berupa pola-pola peribadatan yang rutin, bukan pula pelajaran yang harus dibaca dan dihafal tanpa dipahami dan diapresiasi.
Seorang penyair filosofis muslim, Muhammad Iqbal mengingatkan bahwa ada dua macam agama :
“Yang satu bergelora mengagungkan nama Tuhan, yang meluas sehingga mencapai langit; yang satu lagi berdoa dan menghitung tasbih, yang sekedar mencari bumi;
Yang pertama adalah syahadat manusia yang sadar diri, yang dimabuk Tuhan; yang kedua adalah agama para pandito, pepohonan, dan bebatuaan
Lebih lanjut Iqbal juga berkata :
“Dan agama, yang pada manifestasi-manifestasi puncaknya bukanlah pada dogma, bukan kependetaan, bukan pula ritual, dengan sendirinya mampu mempersenjatai manusia modern dengan etika, untuk memikul beban tanggung jawab yang besar termasuk tentu saja upaya memajukan sains modern; (agama) juga dapat menyadarkannya bahwa sikap beragamalah yang membuatnya mampu meraih kepribadiaan didunia ini serta menolongnya diakhirat.
Jadi apa yang disinyalir oleh Muhammad Iqbal diatas menurut penulis bahwa pribadi muslim yang berakhlak mulia adalah yang mampu menginteritaskan dan mengekspresikan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan nyata. Sebab menurut Jalaluddin Rahmat bahwa ada dua macam Islam : Islam konseptual dan Islam aktual. Islam konseptual terdapat dalam Qur’an, As-sunah, dan buku-buku atau ceramah-ceramah keislaman. Islam aktual terdapat pada perilaku pemeluknya. Islam konseptual boleh menunjukkan kebencian Islam kepada kedzaliman dan dukungan kepada pihak yang dizdalimi. Tetapi Islam konseptual tidak akan dapat menghilangkan sistem yang dzalim. Hanya Islam aktual yang mengubah sejarah. Kepribadian yang menjurus kepada akhlak pada pembahasan ini
adalah keseluruhan suatu kualitas yang dinamis dari tingkah laku seseorang yang menentukan acara berpikir sebagaimana yang nampak dalam karismatik kebiasaan berekspresi dari pada sistem– sistem rohani dan jasmani yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya.
2. Ciri-Ciri Akhlak Seorang Muslim
Sebagai cikal bakal seorang guru, pendidik dan pembina semestinya memiliki ciri kepribadian muslim sebagai berikut :
a. Beriman dan Bertaqwa
Untuk mengetahui apakah seseorang itu beragama atau tidak dapat diketahui dari imannya. Konsekuensi dari orang yang beriman adalah bertaqwa kepada Tuhan.
b. Melakukan ibadah untuk menggemari-Nya
Tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Surah Ad-Zariyat : 56
. َمَا اَلَقَُْ اَْ قنل وَ قَ ْم َ لَُ اِلَقْقُ ُقن قَ
Terjemahannya:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. ( Departemen Agama RI. 2006 : 523)
c. Berakhlakul karimah
Pertanda sempurnanya akhlak seseorang adalah berakhlak mulia, sebagaimana hadist Nabi:
Artinya: “Orang muslim yang paling baik imannya adalah yang paling baik akhlaknya. (HR. At Tirmidzi)
d. Sehat jasmani, Rohani dan ‘Aqli
Agar seseorang dapat beraktivitas dengan baik maka dia harus sehat.
Islam senantiasa mendorong umatnya agar senantisa menjaga kesehatan Artinya: “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan disukai Allah dari pada
mukmin yang lemah”. (HR Muslim) e. Giat menuntut ilmu
Islam mendorong umatnya agar giat menuntut ilmu. Dengan ilmu yang pada diri seseorang dia diharapkan dapat bermanfaat bagi semua makhluk terkhusus umat Islam.
f. Bercita-cita menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat
Sedangkan menurut Hamka (1984 : 175) ada enam ciri-ciri pribadi muslim :
1. Senantiasa membersihkan hatinya dan mempersuci hubungannya dengan Tuhannya
2. Selalu memperhatikan seruan dan larangan Tuhan.
3. Belajar melawan kehendak diri dan menaklukkannya kepada kehendak Allah
4. Setelah sanggup berjuang dengan kehendak hawa nafsu sendiri, harus sanggup berjuang dengan musuh-musuh yang hendak menghinakan agama atau melanggar batas-batas keyakinannya.
5. Menegakkan persaudaraan dalam Islam, bertolong-tolong diantara sesama muslim, meskipun berjauhan tempat dan berbeda tempat domisili. Persatuaan dan perdamaian Islam inilah yang selalu diwasiatkan oleh Rasulullah Saw. Kepada para sahabatnya.
6. Agama Islam adalah agama kemanusianaan. Bekas dan manfaatnya tidaklah dirasakan oleh umat Islam saja tetap oleh manusia seluruhnya. Kedatangan Islam membawa nikamt dan
rahmat keseluruh bumi. Tidak berbeda diantara segala bangsa dan kaum.
Abu Tauhied dan Mangun Budianto (1990 : 26) mengungkapkan bahwa:
“Dari ciri-ciri kepribadian muslim tersebut nantinya menentukan corak kepribadian seseorang dimana hal itu tercermin dalam tingkah lakunya sehari-hari. Tingkah laku kepribadian seseorang meliputi tiga aspek.
Menurut Ahmad D. Marimba (hal 67 – 68) ketiga aspek kepribadian tersebut antara lain :
1. Aspek jasmani yang meliputi tingkah laku luar yang nampak dan kelihatan dari luar misalnya cara berpakaian
2. Aspek kejiwaaan yaitu aspek yang tidak segera dapat dilihat dari luar misalnya bakat dan minat.
3. Aspek kerohanian yang luhur yaitu aspek – aspek kejiwaan yang lebih abstrak yang berupa filsafat hidup dan kepercayaan. Hal ini meliputi sistem – sistem nilai yang telah meresap dalam diri individu yang nantinya mengarahkan dan memberi corak seluruh kehidupannya. Bagi orang – orang beragama, aspek - aspek inilah yang merupakan kualitas kepribadian seluruhnya, karena dapat menuntunnya kearah kebahagian di dunia dan di akhirat.
Adapun tujuan di adakannya pembinaan akhlak adalah untuk membina akhlak terkhusus dalam tulisan ini adalah mahasiswa Fakultas agama Islam seorang calon tenaga pendidik dan pengajar sesuai dengan ajaran agama.
Artinya, setelah pembinaan itu di harapkan dengan kesadarannya umat Islam terkhusus mahasiswa fakultas agama Islam menjadikan ajaran agama Islam sebagai pedoman dan pengendali tingkah laku, sikap dan gerak – gerik dalam hidupnya.
3. Fungsi Pembinaan Akhlak
Fungsi pembinaan akhlak bagi calon seorang guru, tenaga pengajar diantaranya:
a. Penyampaian informasi dan pengetahuan b. Perubahan dan pengendalian sikap.
Banyak hal yang mempengaruhi kepribadian dalam diri seseorang.
Secara garis besar ada tiga hal yag mempengaruhi pribadi pada diri seseorang muslim di antaranya:
1. Faktor Intern
Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari diri individu itu sendiri.
Faktor intern adalah faktor yang di bawa sejak lahir baik yang bersifat bawaan maupun yang bersifat jasmani.
2. Faktor ekstern
Menurut pendapat Agus Suyanto, dkk (1997 : 5) mengatakan bahwa : “faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar individu. Faktor ekstern itu yaitu di antaranya lingkungan. Lingkungan yang mempengaruhi pribadi seseorang bermacam – macam seperti lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan.
3. Faktor budaya
Di sisi lain Ngalim Purwanto (1998 : 160) mengatakan bahwa:
“Budaya adalah suatu hal yang tidak bisa terlepas dari diri seseorang.
Karena itu faktor budaya tidak bisa di lepaskan dari budaya setempat.
Agar setiap individu tidak menyimpang dari ajaran agama maka perlu ada metode pembinaan kepribadian. Di antara metode pembinaan kepribadian adalah:
a. Pembiasaan
Dalam hal pembiasaan ditekankan pada masalah kecakapan untuk berbuat yang merupakan karakter manusia. Taraf ini sesuai dengan pendekatan yang berdasarkan pada pendekatan yang berdasarkan pada
respon dan stimulus. Metode ini berfungsi untuk memperbaiki dan meningkatkan perilaku yang baik pada diri seseorang.
b. Peneladanan
Peneladanan yaitu mencontoh pemikiran, sikap, perilaku orang – orang yang di kagumi sebagai pedoman dan arah pengembangan diri.
c. Pemahaman, penghayatan, dan peerapan secara sadar
Pemahamana dan penghayatan dimaksudkan untuk mempelajari dan memahami hal – hal (nilai - nilai, asas – asas perilaku) yang di anggap baik dan bermakna kemudian berusaha untuk mendalami dan menjiwainya dan mencoba menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari
d. Ibadah
Sedangkan menurut Hana Djumhana Bastaman (1997 : 127) ia mengemukakan bahwa:
“Ibadah berupa ibadah khusus seperti sholat, puasa, zikir, maupun ibadah dalam arti luas yakni berbuat kebaikan secara ikhlas dan akan mengembangkan kualitas terpuji.
Masalah pembinaan akhlak sangat berkaitan erat dengan belajar, karena keduanya terapat unsur yang sama yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Belajar adalah proses dasar pengembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan – perubahan kualitatif sehingga perilaku berkembang ke arah yang lebih baik. Sehingga hal yang menjadi penting dalam belajar adalah proses bukan hasil.
4. Pengertian Mahasiswa
WJS. Poedarminta (1976 : 619) mengemukakan bahwa :
“Mahasiswa menurut bahasa adalah pelajar perguruan tinggi.
Sedangkan menurut istilah, mahasiswa adalah bagian dari civitas akademik
sebagai mitra dosen dalam mengembangankan ilmu pengetahuan dengan metode dialogis (discoveris).
Sedangkan menurut Muzhoffar Akhwan (1997 : 97) bahwa :
“Mahasiswa sebagai masyarakat ilmiah harus memiliki ciri khas di antaranya kritis, objektif, kreatif, dan konstruktif. Mahasiswa yang di maksud dalam skripsi ini adalah mahasiswa yang menempuh pendidikan di fakultas agama islam universitas Muhammadiyah Makassar.
Jadi pembinaan akhlak mahasiswa yang di maksud dalam Skripsi ini adalah proses pembinaan mahasiswa fakultas agama Islam Universitas muhammadiyah Makassar dengan tujuan agar mahasiwa yang juga adalah cikal bakal seorang pendidik mempunyai karakter yang khas dan wajib dimiliki oleh seorang muslim.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey (lapangan) dengan pendekatan kualitatif dengan mengeksplorasi data di lapangan dengan metode analisis deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran secara cepat dan tepat tentang analisis pengaruh pendidikan kemuhammadiyahan dalam pembentukkan kepribadian mahasiswa di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
Bogen dan Tailor (1993 : 33) mendefinisikan bahwa:
“Metode kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data kualitatif berupa ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah laku mereka yang terobsesi”.
Sedangkan Morgono (1997) mendefenisikan bahwa :
“Metode kualitatif sebagai prosedueneliti yang menghasilkan datn sendiri atau tingkah laku mereka yang teropsesi dan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang yang ada di lingkungan sekitarnya.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembatasan ini sangat penting, mengingat bahwa suatu permasalahn dalam penelitiaan yang telah direncanakan sebelumnya dan hendak dilakukan penelitian. Namun setelah menentukan dan memperhatikan objek penelitiaan masih bersifat umum, berarti objeknya pun bisa tidak berbatas. Keadaan demikian akan menyulitkan petugas lapangan untuk menjangkaunya. Bahkan tidak mungkin untuk melaksanakan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Maka langkah yang diambil adalah mempersempit ruang lingkup obyek penelitian, dan yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Agama Islam universitas Muhammadiyah Makassar.
C. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto ( 1998 : 99 ) variabel adalah :
“Obyek penelitian, atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.
Berdasarkan kajian teori di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, variabel terikat (dependent) dan variabel bebas (independent) .
a. Variabel bebas (independent): Pengaruh mata kuliah kemuhammadiyahan.
b. Variabel terikat (dependent) : Pembinaan Akhlak Mahasiswa D. Defenisi Operasional Variabel
Notoatmojo (2007:30) mengemukakan bahwa :
“Defenisi operasional variabel dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup yang diteliti agar tidak terjadi salah penafsiran dalam penelitian dan untuk pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen”.
Berdasarkan berbagai pengertian yang telah diuraikan sebelumnya maka penulis merumuskan definisi operasional bahwa yang dimaksud Pengaruh pendidikan kemuhammadiyahan dalam pembinaan akhlak mahasiswa di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Pendidikan Kemuhammadiyahan merupakan sesuatu daya
yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Dalam hal ini lebih terkhusus pada pengaruh Pendidikan Kemuhammadiyahan dalam membantu mahasiswa untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, melakukan penelitian dan pengabdiannya kepada masyarakat.
2. Pembinaan Akhlak Mahasiswa yang dimaksud disini adalah bagaimana mahasiswa sebagai calon tenaga pengajar mampu mengaplikasikan nilai – nilai kemuhammadiyahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemakmur bumi dan terkhusus sebagai tenaga pendidik dan pengajar.
Dengan demikian bahwa yang di maksud dari judul dalam skripsi ini adalah bagaimana melalui pendidikan kemuhammadiyahan mahasiswa di bantu untuk mengingkatkan mutu dan kualitas dirinya dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya demi terciptanya tujuan pendidikan yang telah di tetapkan.
Ketercapaian pendidikan mata kuliah kemuhammadiyahan dapat di ketahui dari efektifitas mahasiswa nanti ketika menjadi tenaga pengajar atau ketika bekerja dalam memacu dirinya menjadi lebih baik. Dan pengertian judul diatas, yang telah dipaparkan dalam batasan masalah, maka dapat dikemukakan definisi yang bersifat operasional yaitu: “Suatu tela’ah ilmiah tentang pengaruh mata kuliah kemuhammadiyahan di fakultas agama Islam unismuh makasar dan penerapannya dalam rangka memberikan angin segar terhadap lahirnya alumni yang berkepribadiaan muslim”.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Abustan ( 1996 : 65 ) menguraikan bahwa populasi adalah :
“Jumlah keseluruhan unit analisis yang akan di selidiki, karakteristik atau ciri-cirinya”.
Hal lain juga di kemukakan oleh Margono ( 2004 : 18 ) bahwa “populasi adalah keseluruhan data yang menjadi perhatian peneliti dari suatu lingkup dan waktu yang ia tentukan”.
Menurutnya populasi berhubungan dengan datanya bukan manusianya.
Jika manusia memberikan suatu data banyaknya populasi akan sama dengan banyaknya manusia.
Pendapat ahli berikutnya mengatakan bahwa
“populasi merupakan keseluruhan objek penelitian Arikunto, (2006 : 130), dalam pengertian bahwa semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel”.
Sedangkan Yousda (1993 : 134) mengatakan bahwa :
“Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa benda, kejadian maupun nilai”.
Sedangkan menurut Sudjana yang dikutip oleh Hadari Nawawi (1998 : 141) mengatakan bahwa :
“Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengurang kuantitatif maupun kualitatif daripada karaktetristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.
Suharsimi Arikunto (2002:108) memberikan pengertian
“populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus”
Tabel. I
Keadaan populasi mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhamamdiyah Makassar.
No .
Angkata n
Prodi
Jumlah Pendidikan
Bahasa Arab
PAI Ekonomi Syari’ah
Al-Ahwalu Syahsiyah