i
EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA
MADRASAH DAN KINERJA GURU TERHADAP
PENINGKATAN MUTU MADRASAH PADA MI
MUHAMMADIYAH KRADENAN
DAN MI MA’ARIF
NGABLAK I KEC. SRUMBUNG KAB. MAGELANG
TAHUN 2015
Oleh
SRI AMPERAWATI NIM .MI. I2. 029
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Agama Islam
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN) SALATIGA
ii
EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA
MADRASAH DAN KINERJA GURU TERHADAP
PENINGKATAN MUTU MADRASAH PADA MI
MUHAM
MADIYAH KRADENAN DAN MI MA’ARIF
NGABLAK I KEC. SRUMBUNG KAB. MAGELANG
TAHUN 2015
Oleh
SRI AMPERAWATI NIM .MI. I2. 029
Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga
sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam
Salatiga, 26 September 2015
Dr. H. Sa’adi, M. Ag. Dr. H. Zakiyudin, M. Ag
iii
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Nama : Sri Amperawati
NIM : M1.12.029
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Konsentrasi : Pendidikan
Tanggal Ujian : 1 Oktober 2015
Judul Tesis : Efektivitas Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Kinerja Guru Terhadap Peningkatan Mutu Madrasah Pada MI Muhammadiyah Kradenan dan MI Ma’arif Ngablak 1 Kec. Srumbung Kab. Magelang Tahun 2015
Panitia Munaqosah Tesis
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan
hasil karya sendiri dan sepengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah pada Insitut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”
Salatiga, 26 September 2015 Yang membuat pernyataan
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Fear God and you will have no cause to fear anyone
(Takutlah kepada Tuhan dan tidak ada alasan bagimu takut kepada sesuatu yang lain)
Knowledge is wisdom and educated man is the wise man
Ilmu pengetahuan adalah hikmah dan orang yang terdidik adalah orang yang bijak
Barang siapa sungguh-sungguh dalam usahanya, maka akan tercapailah kesuksesannya (penulis)
...maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui (QS. An Nahl : 43)
vi ABSTRAK
Efektivitas Kepemimpinan Kepala Madrasah Dan Kinerja Guru Terhadap
Peningkatan Mutu Madrasah Pada MI Muhammadiyah Kradenan dan MI Ma’arif
Ngablak I Kecamatan Srumbung Kab. Magelang Tahun 2015”. Tesis Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Program Pasca Sarjana, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, pembimbing Dr. H. Sa’adi, M. Ag, dan Dr. H. Zakiyudin, M. Ag.
Latar Belakang penelitian ini adalah Kepala madrasah dan guru merupakan salah satu penyumbang keberhasilan meningkatkan mutu madrasah. Rendahnya mutu madrasah memberi akibat langsung pada rendahnya mutu sumber daya manusia. Mutu madrasah dapat dicapai apabila guru dan kepala madrasah memberikan perhatian secara memadai dalam menjalankan tugasnya dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran efektifitas kepala madrasah dan kinerja guru terhadap mutu madrasah. Penelitian inimenggunakan metode kualitatif,menggunakan pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen. Data yang disajikan dalam bentuk verbal bukan dalam bentuk angka.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa efektivitas kepemimpinan kepala madrasah terhadap kinerja guru pada ketiga madrasah terjalin sangat baik (setiap awal tahun ada koordinasi dengan para guru dan komite). Dengan bukti bahwa dalam membuat perencanan semua kegiatan madrasah di awal tahun ajaran melaksanakan rapat bersama dewan guru, komite sekolah dan walimurid. Setiap ada permasalahan di selesaikan dengan musyawarah.
Efektifitas kepemimpinan kepala madrasah dan kinerja guru terhadap mutu madrasah di MI Muhammadiyah Kradenan Dengan menerapkan berbagai program yang dilaksanakan para guru dan kepala madrasah, siswa mendapatkan prestasi yang sesuai dengan KKM yang ditetapkan. Sedanglan pada MI Ma’arif Ngablak 1 cukup, walaupun dalam prestasi akademik yang dicapai siswa bagus (kelulusannya 100%) dan dapat membangkitkan semangat belajar siswa.
vii ABSTRACT
The effectiveness of principal leadership and teacher performance toward the improvement of the quality of Madrasah in MI Muhamadiyah Kradenan and
MI Ma’arif Ngablak I, Ngablak, Srumbung, Magelang in academic year 2015.
Thesis of Islamic Education Program, Graduate program of IAIN Salatiga. Consultans Dr.H Sa’adi, M.Ag and Dr.H.Zakiyudin, M.Ag
The background of this research was the principal and teachers were contributorsto the success of improving the quality of Madrasah. The low quality of Madrasah giving a direct result of the lack of human resources. Quality of Madrasah can be achieved when the principal and teachers concerned in carrying out their functions in the learning process.
The purpose of this study was to describe the effectiveness of principal leadership and teacher performance toward the improvement of the quality of Madrasah. This study used qualitative methods. In collecting data, the researcher used observation, interview and document review. Data were presented in the form of a sentence instead of numbers.
Based on the result of research and discussion, it can be concluded that the effectiveness of the principal leadership and teacher performance in Madrasah very well establised. It is shown by the coordination of the teachers and the committee at the beginning of each year. Activity of Madrasah were planned and discussed in a meeting involved the teachers, school committers and parents. Every problem was solved by consensus.
The effectiveness of the principal leadership and teacher performance toward improvement of the quality of Madrasah in MI Muhamadiyah Kradenan in learning. By implementing the various programs which were already conducted by principal and teachers, student could gain achievement in accordance with the
KKM. MI Ma’arif Ngablak enough, altough the academic achievement of students (100% students graduated). Besides, it could increase the spirit of student.
viii PRAKATA
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberi rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis sebagai salah satu pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam. Sholawat serta salam semoga tercurahkan atas tauladan umat akhir zaman, Nabi Muhammad Saw. Penulis menyadari dalam penulisan tesis ini tidak lepas dari berbagai hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan berbagai pihak, serta ridha dari Allah Swt, penulisan tesis ini dapat selesai dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawi, M. Ag. selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN Salatiga
3. Bapak Dr. H. Sa’adi, M. Ag. dan Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawi,
M. Ag. yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Guru Besar dan Dosen beserta Staff Pascasarjana IAIN Salatiga. 5. Bapak Puji Widodo, S.Pd.I. selaku Kepala MI Muhammadiyah
Kradenan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
6. Bapak Fatku Arifin, S. Pd. I. Selaku Kepala Madrasah MI Ma’arif Ngablak 1, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
7. Rekan-rekan guru di MI Muhammadiyah Kradenan dan MI Ma’arif Ngablak 1, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang
8. Ayah, Ibu dan Suamiku tercinta, keluarga, serta anak-anak dan cucuku atas doa restu dan motivasinya
ix
Semoga segala bantuan, dorongan, kerjasama dan bimbingan atas kelancaran tesis ini mendapat imbalan dari Allah Swt dan dicatat sebagai amal Sholeh. Amiiin
Magelang, 26 September 2015 Penulis
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vii
PRAKATA ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Kegunaan Penelitian ... 5
E. Kajian Pustaka ... 5
F. Metode Penelitian ... 8
G. Sistematika Pembahasan ... 12
BAB II LANDASAN TEORI ... 15
A. Efektivitas Kepemimpinan Kepala Madrasah ... 15
B. Kinerja Guru ... 20
C. Peningkatan Mutu Madrasah ... 29
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN... 37
A. MI Muhamadiyah Kradenan Kecamatan Srumbung ... 37
xi
2. Kondisi kepemimpinan kepala madrasah... 54
3. Kondisi kinerja guru ... 58
4. Mutu madrasah ... 62
B. MI Ma’arif Ngablak I Kecamatan Srumbung ... 64
1. Profil MI Ma’arif Ngablak I Kecamatan Srumbung ... 64
2. Kondisi kepemimpinan kepala madrasah... 81
3. Kondisi kinerja guru ... 85
4. Mutu madrasah ... 87
BAB IV ANALISIS DATA ... 90
A. Efektivitas Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Kinerja Guru... 90
1. MI Muhamadiyah Kradenan Kecamatan Srumbung... 90
2. MI Ma’arif Ngablak I Kecamatan Srumbung ... 92
B. Efektivitas Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Mutu Madrasah ... 93
1. MI Muhamadiyah Kradenan Kecamatan Srumbung... 93
2. MI Ma’arif Ngablak I Kecamatan Srumbung ... 95
C. Efektivitas Kepemimpinan Kepala Madrasah Dan Kinerja Guru Terhadap Peningkatan Mutu Madrasah ... 96
1. MI Muhamadiyah Kradenan Kecamatan Srumbung... 96
2. MI Ma’arif Ngablak I Kecamatan Srumbung ... 97
BAB V PENUTUP ... 101
A. Simpulan ... 101
B. Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 104
LAMPIRAN ... 105
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Guru MIM Kradenan Tahun 2014/2015 ……….. 45
Tabel 3.2 Jumlah Siswa MIM Kradenan Tahun 2014/2015 ……….. 46
Tabel 3.3 Pekerjaan Orang Tua Siswa MIM Kradenan Tahun 2014/2015 … 46 Tabel 3.4 Penghasilan Orang Tua Siswa MIM Kradenan Tahun 2014/2015 .. 47
Tabel 3.5 Pendidikan Orang Tua MIM Kradenan Tahun 2014/2015 ……… 47
Tabel 3.6 Keadaan Karyawan MIM Kradenan Tahun 2014/2015 . ………… 48
Tabel 3.7 Sarana Gedung MIM Kradenan Tahun 2014/2015 ……… 49
Tabel 3.8 Prasarana Olahraga MIM Kradenan Tahun 2014/2015 …………. 49
Tabel 3.9 Alat-alat UKS MIM Kradenan Tahun 2014/2015 ………... 50
Tabel 3.10 Mebeler MIM Kradenan Tahun 2014/2015 ……….. 51
Tabel 3.11 Jumlah Buku Pelajaran MIM Kradenan Tahun 2014/2015 ……. 51
Tabel 3.12 Jumlah Buku MIM Kradenan Tahun 2014/2015 ………. 52
Tabel 3. 13 Alat Peraga MIM Kradenan Tahun 2014/2015 ……… 53
Tabel 3.14 Jumlah Tenaga Guru MIMA Tahun 2014/2015 ……… 73
Tabel 3.15 Jumlah Siswa MIMA Tahun 2014/2015 ………... 74
Tabel 3.16 Pekerjaan Orang Tua MIMA Tahun 2014/2015 ……… 75
Tabel 3.17 Penghasilan Orang Tua MIMA Tahun 2014/2015……… 75
Tabel 3. 18 Pekerjaan Orang Tua MIMA Tahun 2014/2015 ………... 76
Tabel 3.19 Sarana Prasarana Guru MIMA Tahun 2014/2015 ………. 77
Tabel 3.20 Prasarana olahraga MIMA Tahun 2014/2015 ……….. 78
Tabel 3.21 Alat-alat UKS MIMA Tahun 2014/2015 ………... 78
Tabel 3.22 Mebeler MIMA Tahun 2014/2015……… 79
Tabel 3. 23 Jumlah Buku pelajaran MIMA Tahun 2014/2015 ………. 79
Tabel 3.24 Jumlah Buku Perpustakaan MIMA Tahun 2014/2015 ………….. 80
xiii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 : Diagram Alur Pendidikan Mikro ………. 29 2. Gambar 2.2 : Diagram Alur Pendidikan Makro ………. 31 3. Gambar 2.3 : Diagram Alur Solusi Manajemen Pendidikan Makro dan
Mikro ……….…….……. 31 4. Gambar 3.1 : Struktur Organisasi MI Muhammadiyah Kradenan
xiv BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan karena kondisi suatu negara sangat berkaitan erat dengan penerapan pola pendidikan yang ditanamkan terhadap generasi-generasi muda sekarang ini akan berpengaruh pada maju mundurnya suatu negara di masa yang akan datang. Oleh karena itu pengelolaan pendidikan yang sangat dibutuhkan agar madrasah sebagai tempat belajar benar-benar mampu mencetak generasi-generasi penerus bangsa yang berkualitas demi majunya Negara Kesatuan Republik Indonesia di masa yang akan datang.
Dalam upaya mewujudkan madrasah yang mampu membentuk insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif, kepala madrasah sebagai pimpinan di madrasah merupakan salah satu faktor penyumbang keberhasilan upaya penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Keberhasilan kepala madrasah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah tidak terlepas dari kompetensi dan kemampuannya sebagai kepala madrasah. Dalam Permendiknas No. 13 tahun 2007 dinyatakan bahwa kepala sekolah/madrasah diharapkan memiliki kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Pada kenyataannya, tidak semua kepala sekolah/madrasah menguasai seluruh kompetensi
xv
secara utuh. Terdapat kecenderungan kepala sekolah/madrasah menguasai beberapa kompetensi saja.1
Selain kepala madrasah salah satu komponen utama dalam pendidikan adalah guru. Dalam Islam guru dikenal dengan
al-mu’alim atau ustadz yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis
taklim (tempat memperoleh ilmu). Dengan demikian, al-mu’alim atau al-ustadz, dalam hal ini juga mempunyai pengertian orang yang
mempunyai tugas untuk membangun aspek spiritualitas manusia. Pengertian guru kemudian menjadi sangat luas, tidak hanya terbatas dalam kegiatan keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual dan kecerdasan intelektual, tetapi juga menyangkut kecerdasan kinestetik jasmaniyah. Dengan demikian, guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspek, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal maupun aspek lainnya.2
Madrasah merupakan bagian dari lembaga pendidikan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspek tersebut di atas. Terwujudnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan khususnya madrasah merupakan tujuan yang tidak bisa ditawar lagi bagi bangsa Indonesia dalam rangka mewujudkan
1
Kementrian Pendidikan Nasional, Panduan Diklat Calon Kepala Sekolah IN-2,
Karanganyar: LPPKS, 2012, 1.
2
xvi
output serta produk pendidikan yang mampu bersaing di tengah
globalisasi yang berkembang pesat dewasa ini.3
Rendahnya mutu pendidikan telah memberikan akibat langsung pada rendahnya mutu sumber daya manusia bangsa kita. Karena proses untuk melahirkan sumber daya manusia hanya bisa melalui jalur pendidikan dan proses pembelajaran yang bermutu pula. Mutu pendidikan dapat dicapai apabila para guru hidup dengan memadai, memiliki penghasilan yang mencukupi, manusiawi, dan bemartabat sehingga mereka mampu memberikan perhatian secara memadai dalam menunaikan tugasnya dalam proses pembelajaran. Selama ini dari aspek kesejahteraan, kondisi guru sangat memprihatinkan. Penghasilan guru secara umum tidak mencukupi kebutuhan minimum hidupnya.4
Dari uraian di atas peneliti ingin menggali informasi secara deskriptif bagaimana efektifitas kepemimpinan kepala madrasah terhadap kinerja guru dalam upaya peningkatan mutu madrasah di MI Muhammadiyah Kradenan dan MI Ma’arif Ngablak I, Kecamatan Srumbung Kab. Magelang
3
Kementrian Agama, Implementasi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah,
Semarang: Mapenda Kanwil Jateng, 2012, 1.
4Asrorun Ni’am Sholeh,
Membangun Profesionalitas Guru, Jakarta: Paramuda, 2002,
xvii B. Rumusan Masalah
Peran kepemimpinan kepala madrasah dan kinerja tenaga pendidik dalam pengelolaan institusi pendidikan sangatlah penting sekali dan sangat dibutuhkan, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mencoba meneliti tentang “ Efektifitas Kepemimpinan Kepala
Madrasah dan Kinerja Guru Terhadap Peningkatan Mutu Madrasah pada MI Muhammadiyah Kradenan dan MI Ma’arif Ngablak I, Kecamatan Srumbung Kab. Magelang Tahun 2015.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan pokok penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah efektivitas kepemimpinan kepala madrasah terhadap kinerja guru di MI Muhammadiyah Kradenan dan MI
Ma’arif Ngablak 1 Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang ?
2. Bagaimanakah efektifitas kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap mutu madrasah pada di MI Muhammadiyah Kradenan
dan MI Ma’arif Ngablak 1 Kec. Srumbung Kab. Magelang ?
3. Bagaimanakah efektifitas kepemimpinan kepala madrasah dan kinerja guru terhadap mutu madrasah di MI Muhammadiyah
Kradenan dan MI Ma’arif Ngablak 1 Kecamatan Srumbung
Kabupaten Magelang ?
C. Tujuan Penelitian
xviii
1. Untuk mengetahui gambaran efektifitas kepemimpinan kepala madrasah terhadap kinerja guru di MI Muhammadiyah Kradenan
dan MI Ma’arif Ngablak 1 Kec. Srumbung, Kabupaten Magelang.
2. Untuk mengetahui efektifitas kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap mutu madrasah di MI Muhammadiyah Kradenan dan MI
Ma’arif Ngablak 1 Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
3. Untuk mengetahui efektifitas kepemimpinan Kepala Madrasah dan kinerja guru terhadap mutu madrasah di MI Muhammadiyah
Kradenan dan MI Ma’arif Ngablak 1 Kecamatan Srumbung
Kabupaten Magelang.
D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian ini memberikan informasi tentang efektifitas kepemimpinan kepala madrasah dan kinerja guru terhadap peningkatan mutu madrasah.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu perbaikan sistem pembelajaran, khususnya dalam manajemen pengelolaan institusi pendidikan khususnya di Madrasah Ibtidaiyah.
xix
Sri Wulandari dalam tesis pascasarjana IAIN Walisongo tentang Pengaruh Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru di Madrasah Ibtidaiyah
Kecamatan Gebog tahun 2012,5 menyimpulkan bahwa ada hubungan
positif antara persepsi tentang kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja guru. Apabila persepsi tentang kepala madrasah baik, maka kinerja guru akan baik pula dan juga semakin tinggi motivasi kerja guru maka semakin tinggi pula kinerja guru.
Rusmana tesis pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia tentang Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Kerja Guru terhadap Kinerja Guru di lingkungan Dinas UPTD dan SD
Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung tahun 2010,6
menyimpulkan terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan budaya kerja guru terhadap kinerja guru. Implikasinya adalah kepemimpinan kepala sekolah efektif dan budaya guru kondusif peningkatan guru produktif.
Jurnal ilmiah tentang Pengaruh Efektifitas Kepemimpinan Manajerial Kepala Sekolah dan Kompensasi terhadap Kinerja Guru
menyimpulkan bahwa Kepala Sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kamajuan sekolah. Pada saat menjadi guru
5
Wulandari, eprints.walisongo.ac.id, diakses 25 Maret 2015.
6
xx
tugas pokoknya adalah mengajar dan membimbing siswa untuk mempelajari mata pelajaran tertentu. Sedangkan Kepala Sekolah tugas pokoknya adalah untuk “memimpin“ dan “mengelola” guru beserta stafnya untuk bekerja sebaik-baiknya demi mencapai tujuan sekolah.7
Umaedi jurnal pendidikan April 1999 menyimpulkan bahwa kepala sekolah harus tampil sebagai koordinator dari sejumlah orang yang mewakili berbagai kelompok yang berbeda di dalam masyarakat sekolah dan secara profesional harus terlibat dalam setiap proses perubahan di sekolah melalui penerapan prinsip – prinsip pengelolaan kualitas total dengan menciptakan kompetisi dan penghargaan di dalam sekolah itu sendiri maupun sekolah lain. Di samping itu, seorang pemimpin harus mampu menjalankan fungsinya sebagai pemimpin. Hal ini ditunjukan dengan mampu menempatkan gaya dan perilaku kepemimpinannya, apabila seorang pemimpin berlaku seenaknya malah bisa menurunkan kreativitas anggotanya.
Rosman darma dalam tesis pascasarjana UNIMED berjudul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Guru dan Iklim
Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah SMP di Kecamatan Medan
7
Ilmiah pertanian, https://ilmiahilmu.wordpress.com/2012/06/18/pengaruh- efektifitas-kepemimpinan-manajerial-kepala-sekolah-dan-kompensasi-terhadap-kinerja-guru-pend-68/, diakses 25 maret 2015
xxi
Kota tahun 2014,8 menyimpulkan bahwa pengaruh antara kinerja
guru terhadap efektivitas sekolah sebesar 22,7% dan sisanya 77,3% di luar iklim sekolah, terdapat pengaruh antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim sekolah sebesar 54,1% dan sisanya 45,9% diluar kepemimpinan sekolah, terdapat pengaruh antara kinerja guru terhadap iklim sebesar 54,1% dan sisanya 49,9% diluar kinerja guru.
Dari penelitian yang ada, kebanyakan mengungkap efektifitas kepemimpinan dan kinerja guru hanya pada satu lembaga, dalam hal ini penulis memilih beberapa lokasi untuk komparatif dengan judul
Efektivitas Kepemimpinan Kepala Madrasah Dan Kinerja Guru
Terhadap peningkatan mutu madrasah di MI Muhammadiyah
Kradenan dan MI Ma’arif Ngablak 1 Kecamatan Srumbung
Kabupaten Magelang Tahun 2015.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Secara umum penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen.9 Karena data yang akan disajikan lebih banyak data
8
Rosman Darma, digilib.unimed.ac.id/Pengaruh Kepemimpinan., diakses 12
April 2015
9
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
xxii
kualitatif, yakni data yang disajikan dalam bentuk verbal bukan dalam bentuk angka.10
Di samping itu Penelitian ini juga termasuk penelitian eksploratif dengan menggunakan metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting).
2. Sumber data
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi situasi sosial yang terdiri dari tempat, pelaku dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Pada situasi sosial atau obyek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat tertentu (place).11 Peneliti menggunakan sampel sebagai obyek yang dipelajari atau sebagai sumber data.12 Peneliti melakukan penelitian di MI Muhammadiyah Kradenan dan MI Ma’arif Ngablak 1 Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang.
Adapun metode pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Menentukan sumber data yang dapat dipercaya baik dari sumber observasi maupun wawancara sebagai pendukungnya.
10
Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif , Yogyakarta : Rake Sarasin, 1996,
29.
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2012,
215.
xxiii
b. Menggali data dan informasi yang diperlukan sesuai dengan fokus dalam penelitian.
c. Mendokumentasikan data dan informasi yang diperoleh dalam bentuk catatan lapangan (field note) dan transkrip wawancara (interview transcript).
Field note pada dasarnya merupakan catatan hasil observasi
partisipatorik yang dilakukan penulis dalam mengamati kegiatan/proses yang terjadi dalam kaitannya dengan keterlibatannya dalam pengembangan kurikulum. Sedangkan interview transcript adalah catatan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap subyek penelitian. Transkrip wawancara ini ditulis dalam gaya bahasa naratif dari pokok pembicaraan subyek yang tercatat dalam transkrip wawancara. Hal ini didasarkan atas pertimbangan praktis sekaligus untuk memudahkan dalam melakukan analisis data selanjutnya.13
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Interview
Interview dilakukan oleh penulis dengan para guru kelas
(perwakilan guru kelas rendah dan guru kelas atas) di MI
Muhammadiyah Kradenan dan MI Ma’arif Ngablak I, Kec.
Srumbung Kab. Magelang. Interview dalam penelitian ini digunakan sebagai metode untuk mencari data yang
13
xxiv
argumentasi tentang respon para guru terhadap kepemimpinan kepala madrasah terhadap peningkatan mutu madrasah yang dilaksanakan di ketiga sekolah tersebut.
b. Observasi
Obsevasi yang dilakukan adalah pengamatan secara terlibat (participant observation). Teknik observasi yang dilakukan untuk mendapatkan catatan lapangan (field note) tentang fenomena-fenomena yang terjadi secara nyata di lapangan. Peneliti menerima pernyataan seobyektif mungkin, namun sekaligus melibatkan diri dalam konsepsi-konsepsi dan pandangan hidup yang diselidiki melalui pengalaman dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Secara nyata, peneliti mengamati segala fenomena yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran di MI Muhammadiyah Kradenan dan MI
Ma’arif Ngablak 1 Kecamatan Srumbung Kabupaten
Magelang. c. Dokumentasi
xxv d. Teknis Analisis Data
Analisis data dilakukan sejak data dikumpulkan. Bersamaan dengan pengumpulan data dilakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan cara indentifikasi data, klarifikasi data, dan kodefikasi data. kemudian data dideskripsikan dan dianalisis secara seksama.
Untuk menjaga validitas data yang diperoleh, peneliti melakukan trianggulasi data dengan menggunakan sumber data lain. Trianggulasi data dilakukan dengan cara mengambil data dari subjek lain (selain yang ditetapkan dalam penelitian) sebagai data verifikasi. Trianggulasi juga mungkin dilakukan dengan mendiskusikan hasil analisis data dengan pakar atau teman sejawat.
Berdasarkan sifat data yang dikumpulkan, maka metode analisis data yang digunakan adalah analisa kualitatif. Analisis ini dilakukan dengan cara menghubungkan data sehingga akan diketahui adanya relasi kausalitas (hubungan sebab akibat), korelasi (hubungan saling mempengaruhi) dan
relasi linear (adanya pengaruh data yang satu terhadap data yang lainnya). Pola pikir yang digunakan dalam analisis ini
xxvi
dengan pengamatan yang khusus untuk kemudian diambil kesimpulan yang bersifat umum.14
G. Sistematika Pembahasan
Bab I, Pendahuluan berisi tentang pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritik, dan sistematika pembahasan.
Bab II, Landasan teoritis yang membahas beberapa kajian yang sifatnya teoritis yang mengandung tema sentral. Pada sub bab pertama dibahas tentang kepemimpinan kepala madrasah, sub bab kedua membahas kinerja guru, sub bab ketiga membahas mutu madrasah.
Bab III, Profil Madrasah berisi gambaran umum MI
Muhammadiyah Kradenan dan MI Ma’arif Ngablak 1 Kecamatan
Srumbung Kabupaten Magelang. (1) letak geografis (2) sejarah berdirinya madrasah, dan (3) visi dan misi madrasah. Kedua memaparkan kondisi objektif, (1) struktur organisasi sekolah dan pembagian tugas, (2) keadaan guru, karyawan dan siswa (3) sarana dan prasarana. Kondisi kepemimpinan Kepala Madrasah, kondisi kinerja guru dan mutu madrasah.
Bab IV, berisi analisis kepemimpinan di MI Muhammadiyah
Kradenan dan MI Ma’arif Ngablak 1 Kecamatan Srumbung
14
xxvii
Kabupaten Magelang, dibagi dalam tiga sub pembahasan, yaitu, (1) Gambaran efektivitas kepemimpinan kepala madrasah terhadap kinerja guru di MI Muhammadiyah Kradenan dan MI Ma’arif Ngablak 1 Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang, (2) efektivitas kepemimpinan kepala madrasah terhadap mutu madrasah
di MI Muhammadiyah Kradenan dan MI Ma’arif Ngablak 1
Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang, (3) efektivitas kepemimpinan kepala madrasah dan kinerja guru terhadap peningkatan mutu madrasah di MI Muhammadiyah Kradenan dan MI
Ma’arif Ngablak 1 Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang.
Bab V, merupakan bagian akhir dari pembahasan berupa penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran teoritis maupun praktis.
xxviii BAB II
LANDASAN TEORI
A. Efektivitas Kepemimpinan Kepala Madrasah
Menurut Pius Abdillah efektivitas memiliki arti ketepatgunaan atau hasil guna atau menunjang tujuan yang dicapai.15 Sedangkan dalam kamus umum bahasa Indonesia efektivitas diartikan hal yang ada efeknya atau ada pengaruhnya terhadap sesuatu.16
Kepemimpinan merupakan kemampuan dan ketrampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku
15
Pius Abdillah, Kamus Ilmiah, Surabaya: Arkola, 2008. 110.
16
xxix
yang positif ia memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.
Kepala madrasah tersusun dari dua kata, yaitu kepala dan madrasah. Kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga.17 Kata Madrasah juga ditemukan dalam bahasa Hebrew atau Aramy, dari akar kata yang sama yaitu
“darasa” yang berarti “membaca dan belajar” atau “tempat duduk
untuk belajar”. Dari kedua bahasa tersebut, kata madrasah
mempunyai arti yang sama: “tempat belajar. Jika diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia, kata “madrasah” memiliki arti “sekolah”
kendati pada mulanya kata “sekolah” itu sendiri bukan berasal dari
bahasa Indonesia, melainkan dari bahasa asing, yaitu school atau scola.18
Kepala madrasah dapat didefinisikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
Kepala madrasah sebagai pemimpin dengan memusatkan pada gaya kepemimpinan dalam hubungan dengan bawahannya. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahanya. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yaitu:1) Gaya
17
Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung: Alfabeta, 2014. 49.
18
Dep. Agama RI, Sejarah Madrasah, Jakarta: Depag RI, 2004, 1.
xxx
kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien, agar mampu mewujudkan tujuan secara maksimal. 2) Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan hubungan kerja sama. 3) Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan hasil yang dapa dicapai dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Kepemimpinan yang efektif tidak mungkin terwujud dengan mempergunakan salah satu tipe kepemimpinan secara murni. Menurut Siagian (1989: 141) kelima tipe pokok kepemimpinan tersebut adalah:
a. Tipe Otokratik. Dalam tipe otokratik, pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pemimpin, hubunganya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan.
b. Tipe Paternalistik. Dalam tipe patrenalistik, pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pemimpin; hubunganya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak.
c. Tipe Kharismatik. Tipe kepemimpinan karismatik menekankan pada dua hal, yaitu pimpinan berusaha agar tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan bahwa hubungannya dengan bawahan didasarkan pada rasional, bukan kekuasaan.
xxxi
e. Tipe pemimpin yang demokratik. Tipe kepemimpinan demokratik ini dipandang paling ideal. Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin mengikutsertakan bawahan.
Kepala madrasah professional harus cerdas serta bijaksana. Kepala madrasah yang professional menurut Sanusi yang dikutip oleh Donni Juni Priansa perlu memperhatikan beberapa ciri sebagai berikut19:
1. Kemampuan untuk menjalankan tanggung jawab yang diserahkan kepadanya
2. Kemampuan untuk menerapkan ketrampilan-ketrampilan konseptual, manusiawi dan teknis.
3. Kemampuan untuk memotivasi guru, staf, dan pegawai lainnya untuk bekerja.
4. Kemampuan untuk memahami implikasi-implikasi dari perubahan sosial, ekonomis, dan politik terhadap pendidikan. Ada beberapa fungsi kepala madrasah sebagai berikut:20
a. Kepala madrasah sebagai educator (pendidik) b. Kepala madrasah sebagai manajer
c. Kepala madrasah sebagai administrator d. Kepala madrasah sebagai supervisor e. Kepala madrasah sebagai leader f. Kepala madrasah sebagai innovator
19
Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung: Alfabeta, 2014. 51.
20
xxxii g. Kepala madrasah sebagai motivator
Kepemimpinan kepala madrasah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Kepala madrasah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi madrasah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.21
Kepala madrasah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala madrasah harus mengetahui tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Tugas kepala madrasah menurut Wahjosumidjo sebagai berikut22:
1) Saluran komunikasi
2) Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan 3) Kemampuan menghadapi persoalan
4) Berpikir analitik dan konsepsional 5) Sebagai mediator atau juru penengah 6) Sebagai politisi
7) Sebagai diplomat
8) Pengambil keputusan sulit
21
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, 25.
22
xxxiii
Keberhasilan pendidikan di madrasah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala madrasah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di madrasah.
Dalam pelaksanaannya kepemimpinan kepala madrasah di
MI Muhammadiyah Kradenan dan MI Ma’arif Ngablak 1 dapat
dikatakan bahwa kepemimpinan Kepala MI Muhammadiyah Kradenan bersifat kepemimpinan demokratik karena dalam kepemimpinan kepala MI Muhammadiyah Kradenan mengutamakan kebersamaan dan memperlakukan semua satuan kerja yang terdapat dalam organisasi dengan seadil dan serata mungkin. Sedangkan
kepemimpinan Kepala MI Ma’arif Ngablak 1 bersifat otokratik
karena dalam kepemimpinannya, kepala madrasah menempatkan kekuasaan ditangan 1 orang atau kelompok kecil. Dalam pelaksanaannya, pendapat kepala madrasah yang sering dilaksanakan. Sedangkan hasil keputusan musyawarah sering tidak terlaksana kalau hasil musyawarah itu tidak sesuai dengan pendapat kepala madrasah.
B. Kinerja guru
Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu dari kata performance. Kata performance berasal dari kata to
perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Performance
xxxiv
atau penampilan kerja.23 Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaiakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang ditetapkan.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, yaitu24:
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi pemahaman guru terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian bagi guru merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berakhlak mulia dan berwibawa, dan dapat menjadi teladan bagi siswa.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali siswa, dan masyarakat sekitar.
23
Barnawi & Muhammad Arifin, Kinerja Guru Profesional, Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2012, 11.
24
xxxv 4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang harus dikuasai guru mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi, serta penguasaan terhadapstruktur dan metodologi keilmuan.
Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya.25Pengertian guru yang baik lebih bersifat sebagai kemampuan personal seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pengajaran. Standar Kompetensi Guru (SKG) yang harus di miliki seorang guru dipilah dalam tiga komponen yang saling kait mengkait, yakni pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi, penguasaan akademik.26
Tiap-tiap komponen SKG tersebut terdiri atas beberapa kompetensi. Komponen pertama terdiri atas empat kompetensi, komponen kedua memilki satu kompetensi dan komponen ketiga terdiri atas dua kompetensi. Dengan demikian ketiga komponen terssebut keseluruhan meliputi 7(tujuh) kompetensi dasar, yaitu:
a. Pengelolaan pembelajaran
1) Penyusun rencana pembelajaran
25
Soetjipto, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka cipta, 1999, 42.
26
xxxvi 2) Pelaksana interaksi belajar
3) penilai prestasi belajar peserta didik
4) Pelaksana tindak lanjut hasil penilaian pretasi belajar peserta didik
b. Pengembangan potensi
Pengembangan potensimemiliki satu komponen yaitu pengembangan profesi dengan indikator diantaranya sebagai berikut:
1) Mengikuti informasi perkembangan iptek, yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah
2) Mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah 3) mengembangkan berbagai model pembelajaran 4) Menulis makalah
5) Menulis/menyusun diktat pelajaran c. Penguasaan akademik
1) Pemahaman wawasan kependidikan
2) Penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan
xxxvii
seorang guru dalam menjalankan tugas di madrasah serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru selama melakukan aktivitas pembelajaran.27
Guru yang memiliki kinerja yang baik dan professional dalam implementasi kurikulum memiliki ciri-ciri: mendesain program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil pembelajaran.
Standar beban kerja guru mengacu pada Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Dalam pasal 35 disebutkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan.28
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal, guru harus memiliki kemampuan dalam memilih pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran.29 Pendekatan merupakan relasi individu atau kelompok dalam suasana tertentu. Biasanya relasi dibentuk dengan menggunakan metode-metode tertentu yang bersifat efektif. Apabila kita melihat pendekatan dari sudut bagaimana proses pembelajaran itu dikelola, maka pendekatan juga bisa diartikan sebagai suatu jalan, cara,
27
Supardi, Kinerja Guru, Jakarta: Rajagrafindo, 2013, 54.
28
Barnawi & Muhammad Arifin, Kinerja Guru Profesional, Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2012, 14.
29
xxxviii
atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru ataupun siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan-pendekatan yang kerap digunakan dalam pembelajaran antara lain: CBSA, Kontekstual, induktif, deduktif, spiral, dan pemecahan masalah.
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan dengan mengintegrasikan urutan kegiatan: mengorganisasikan materi pelajaran, siswa, peralatan, bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Metode pembelajaran merupakancara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang sedang belajar. Pemilihan metode dipengaruhi banyak aspek mulai dari materi pelajaran kepada siswa, lingkungan belajar, keadaan siswa, keadaan guru dan sebagainya. Melalui pemilihan metode diharapkan guru bisa membangkitkan motivasi siswa untuk belajar sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran.
Berikut ini uraian tugas guru:30 1. Merencanakan pembelajaran
Kemampuan merencanakan pembelajaran meliputi: a. Memahami tujuan pembelajaran
b. Mengenal karakteristik utama peserta didik
30
xxxix
c. Membuat tujuan pembelajaran menjadi spesifik dalam bentuk tingkah laku peserta didik sehingga memungkinkan untuk pengukuran langsung.
d. Mengenali subjek dan isi setiap materi hingga mendukung bagi pencapaian tujuan.
e. Mengembangkan alat ukur guna mengetahui latar belakang peserta didik serta pengetahuannya mengenai topic yang diajarkan.
f. Menjaring kegiatan pembelajaran beserta sumber-sumbernya hingga peserta didik mencapai tujuan.
g. Menggerakkan layanan-layanan yang mampu mendukung (dana dan alat) dan mengembangkan alat-alat evaluasi
2. Melaksanakan pembelajaran a. Kegiatan pendahuluan
b. Kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi)
c. Kegiatan penutup (membuat kesimpulan, penilaian, umpan balik)
3. Menilai hasil pembelajaran (observasi, Tanya jawab, diskusi) 4. Membimbing dan melatih peserta didik
5. Melaksanakan tugas tambahan (pengayaan)
xl
maupun eksternal sama-sama membawa dampak terhadap kinerja guru. Faktor internal kinerja guru adalah faktor yang datang dari dalam guru yang dapat mempengaruhi kinerjanya, contohnya kemampuan, ketrampilan, kepribadian, kepribadian, persepsi, motivasi menjadi guru, pengalaman lapangan,dan latar belakang keluarga.
Faktor eksternal kinerja guru adalah faktor yang datang dari luar guru yang dapat mempengaruhi kinerja kinerjanya, contohnya gaji, sarana prasarana, lingkungan kerja fisik, kepemimpinan.31
Peran pendidik dalam proses belajar mengajar adalah bagian yang sangat urgen, sebab itu etika moralnya menjadi sebuah cerminan sebagai bentuk kepribadian yang menjadi tauladan bagi anak didiknya. Oleh karena itu pendidik Islam harus memilki standar yang berkualitas. Mengenai sikap dan karakter yang dimiliki oleh pendidik ini para ahli pendidikan Islam yang ideal seperti yang diungkapkan oleh Al-Abrasyi yang dikutip oleh Ahmad Izzan, bahwa sikap-sikap yang harus dimiliki oleh seorang pendidik adalah:32 Zuhud (Dalam kehidupan tidak mengutamakan materi, mengajar dilakukan karena bertujuan hanya untuk mencari ridha Allah semata), Bersih tubuhnya, yaitu penampilan lahiriyah menyenangkan, Bersih jiwanya, tidak mempunyai dosa besar (terhindar dari perbuatan dosa dan maksiat), Tidak riya, karena riya akan
31
Barnawi & Muhammad Arifin, Kinerja Guru Profesional, Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2012, 43.
32
xli
menghilangkan keikhlasan, Tidak memendam rasa dengki dan iri hati, Tidak menyenangi permusuhan, Ikhlas dalam melaksanakan tugas, Perbuatan sesuai dengan perkataan, Tidak malu mengakui ketidaktahuan, Bijaksana, Tegas dalam perkataan dan perbuatan, Rendah hati tidak sombong, Lemah lembut, Pemaaf, Sabar, tidak mudah marah karena hal-hal kecil atau sepele, Berkepribadian bijak, Tidak merasa rendah diri, Bersifat kebapakan untuk laki-laki dan keibuan untuk perempuan, Mampu mencintai muridnya, Mengetahui karakter murid, mencakup pembawaan, kebiasaan, perasaan dan pemikiran.
Posisi guru memiliki peranan sangat penting dalam keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu setiap sisi guru perlu menjadi pertimbangan dalam upaya menentukan kebijakan pendidikan.
Berikut ini langkah-langkah strategis dalam upaya meningkatkan kinerja guru:33
a) Kepala madrasah harus bisa memahami dan melakukan fungsinya sebagai penunjang peningkatan kinerja guru.
b) Dinas pendidikan setempat selaku pihak yang ikut andil dalam mengeluarkan dan memutuskan kebiiakan pada pada sektor pendidikan.
Untuk menilai kinerja guru dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek:
33
xlii
1) Kemapuan teknik yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan peralatan yang dipakai untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang telah diperoleh
2) Kemampuan konseptual yaitu kemampuan unntuk memahami kompleksitas organisasi dan penyesuaian bidang gerak dari unit-unit operasional.
3) Kemampuan hubungan interpersonal yaitu antara lain kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, membawa guru melakukan negosiasi.
Rendahnya kinerja guru dapat menurunkan mutu pendidikan dan menghambat tercapainya visi di suatu sekolah. Oleh karena itu kinerja guru harus dikelola dengan baik dan dijaga agar tidak mengalami penurunan.34
C. Peningkatan Mutu Madrasah
Mutu pendidikan sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia, sangat penting maknanya bagi pembangunan nasional. Pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul apabila terdapat sekolah yang berkualitas. Karena itu upaya peningkatan mutu sekolah merupakan titik strategis dalam upaya untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas.
34
xliii
Mutu pendidikan dapat dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu terjadi apabila seluruh komponen pendidikan terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Faktor-faktor dalam proses pendidikan adalah berbagai input, seperti bahan ajar, metodologi, saran sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana kondusif. Sedangkan mutu pendidikan dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh madrasah pada tiap kurun tertentu.35
Mutu dalam perspektif pendidikan adalah mutu dalam konsep relatif, terutama berhubungaan dengan kepuasan pelanggan. Pelanggan pendidikan terdiri dari pelanggan internal dan eksternal. Pendidikan bermutu apabila pelanggan internal (kepala madrasah, guru dan karyawan) berkembang, baik fisik maupun psikis. Secara fisik misalnya terkait imbalan finansial. Secara psikis adalah bila mereka diberi kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan bakat dan kreatifitasnya.
Unsur yang terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dari sudut pandang makro dan mikro pendidikan.36
a. Pendekatan mikro pendidikan
35
Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung: Alfabeta, 2014, 12.
36
xliv
Yaitu suatu pendekatan terhadap pendidikan dengan indikator kajiannya dilihat dari hubungan antara elemen peserta didik, pendidik dan interaksi keduanya dalam usaha pendidikan. Secara lengkap elemen mikro meliputi:
1) Kualitas manajemennya
2) Pemberdayaan satuan pendidikan 3) Profesionalisme dan ketenagaan 4) Relevansi dan kebutuhan
Berdasarkan tinjauan mikro elemen guru dan siswa yang merupakan bagian dari pemberdayaan satuan pendidikan merupakan elemen sentral. Pendidikan untuk kepentingan peserta didik mempunyai tujuan, dan untuk mencapai tujuan ini ada berbagai sumber dan kendala. Dengan memperhatikan sumber dan kendala yang dditetapkan bahan pengajaran dan diusahakan berlangsungnya proses untuk mencapai tujuan. Proses ini menampilkan hasil belajar. Hasil belajar perlu dinilai dan dari hasil penilaian dapat merupakan umpan balik sebagai bahan masukan dan pijakan.
Secara mikro diagram alur proses pendidikan dapat dilihat dibawah ini:
Gambar 2.1 Diagram alur pendidikan secara mikro37
37
xlv
Dari gambar di atas, bahwa pengetahuan teori yang didapatkan dari seorang guru yang berkualitas manajemen dengan harapan tujuan pendidikan akan tercapai, tujuan akan tercapai jika dibekali dengan bahan sehingga proses pendidikan akan terlaksana dengan baik dan akan menghasilkan penampilan hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu melalui penilaian dengan dasar kriteria penilaian, hasil dari penampilan akan dijadikan umpan balik.
b. Pendekatan makro pendidikan, meliputi:
Yaitu kajian pendidikan dengan elemen yang lebih luas dengan elemen sebagai berikut:
1) Standarisasi pengembangan kurikulum 2) Pemerataan dan persamaan, serta keadilan 3) Standar mutu
4) Kemampuan bersaing Sumber dan
Kendala
Alternatif
Kriteria Penelitian Kriteria
Penelitian Alternatif
xlvi
Tinjauan makro pendidikan menyangkut beberapa hal yang digambarkan dalam dua gambar. Pendekatan makro pendidikan melalui jalur pertama yaitu input – sumber – proses pendidikan – hasil pendidikan seperti gambar di bawah ini :
Gambar 2.2 Diagram alur pendidikan secara makro38
38
Eru Rochaeti, Manajemen pendidikan, Bandung: Ardadizya, 2005.9.
PROSES PENDIDIKAN Tujuan dan prioritas siswa/peserta didik Manajemen
Struktur dan jadwal Isi
Guru/pendidik Alat bantu belajar Fasilitas
Teknologi
Pengawasan Mutu Penelitian
Biaya
xlvii
Input sumber pendidik akan mempengaruhi dalam kegiatan proses pendidikan, di mana proses pendidikan di dasari oleh berbagai unsur sehingga semakin siap suatu lembaga dan semakin lengkap komponen pendidikan yang dimiliki maka akan menciptakan hasil pendidikan yang berkualitas. Syaiful Sagala menyatakan solusi pendidikan secara mikro dan makro yang dituangkan dalam gambar berikut:
Gambar 2.3 Diagram alur solusi manajemen pendidikan secara makro dan mikro39
39
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung:
Alfabeta, 2006, 9.
1.Melalui analisis kebutuhan (Need assessment)
xlviii
Mutu dalam perspektif pendidikan adalah mutu dalam konsep relatif, terutama berhubungaan dengan kepuasan pelanggan. Pelanggan pendidikan terdiri dari pelanggan internal dan eksternal. Pendidikan bermutu apabila pelanggan internal (kepala madrasah, guru dan karyawan) berkembang, baik fisik maupun psikis. Secara fisik misalnya terkait imbalan finansial. Secara psikis adalah bila mereka diberi kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan bakat dan kreatifitasnya.
Masa depan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan komitmen politik dan upaya nyata bangsa itu dalam membangun pendidikan untuk mencerdaskan generasi mudanya. Sedangkan keberhasilan suatu bangsa dalam membangun mutu pendidikannya sangat ditentukan oleh mutu gurunya. Rendahnya mutu pendidikan telah memberikan akibat langsung pada rendahnya mutu sumber daya manusia bangsa kita. Karena proses untuk melahirkan sumber daya
1.Kwalitas manajemen
2.Pemberdayaan satuan pendidikan
3.Profesionalisme dan ketenagaan
4.Relevansi dan kebutuhan
xlix
manusia yang bermutu hanya bias melalui jalur pendidikan dan proses pembelajaran yang bermutu pula.40
Mutu dalam perspektif pendidikan adalah mutu dalam konsep relatif, terutama berhubungaan dengan kepuasan pelanggan. Pelanggan pendidikan terdiri dari pelanggan internal dan eksternal. Pendidikan bermutu apabila pelanggan internal (kepala madrasah, guru dan karyawan) berkembang, baik fisik maupun psikis. Secara fisik misalnya terkait imbalan finansial. Secara psikis adalah bila mereka diberi kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan bakat dan kreatifitasnya.
Masa depan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan komitmen politik dan upaya nyata bangsa itu dalam membangun pendidikan untuk mencerdaskan generasi mudanya. Sedangkan keberhasilan suatu bangsa dalam membangun mutu pendidikannya sangat ditentukan oleh mutu gurunya. Rendahnya mutu pendidikan telah memberikan akibat langsung pada rendahnya mutu sumber daya manusia bangsa kita. Karena proses untuk melahirkan sumber daya manusia yang bermutu hanya bias melalui jalur pendidikan dan proses pembelajaran yang bermutu pula.41
40Asrorun Ni’am Sholeh,
Membangun Profesionalitas Guru, Jakarta: Elsas, 2006, 5.
41Asrorun Ni’am Sholeh,
l BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
I. MI Muhammadiyah Kradenan Kecamatan Srumbung
A. Profil MI Muhammadiyah Kradenan di Kecamatan Srumbung. 1. Letak geografis
li
Letak Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kradenan secara geografis berbatasan dengan42 :
Sebelah Utara : Rumah Kepala Desa Kradenan Bapak Toni Miftakhul Afwan
Sebelah Timur : Jalan Desa Kradenan Sebelah selatan : Jalan Dusun Kradenan Sebelah Barat : Jalan Dusun Kradenan
Bangunan gedung Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kradenan berdiri diatas tanah seluas 864 yaitu wakaf dari penduduk setempat.43 Dilihat dari segi edukatif, letak Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kradenan sangat setrategis sebab letaknya di pedesaan yang jauh dari kebisingan yang dapat menggagnggu dalam proses belajar mengajar, keberadaan halaman luas dan pepohonan teduh di lingkungan madrasah menjadikan tempat yang sangat sejuk untuk refresing para siswa pada saat jam istirahat, dan para siswa dapat menemukan kesegaran untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
2. Sejarah berdirinya madrasah
Menurut sejarahnya, Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kradenan merupakan perkembangan dari kelompok-kelompok pengajian anak-anak yang ada di desa Kradenan, kelompok pengajian tersebut
42
Data dari Kepala MI Kradenan 1,Tanggal 3 Mei 2015
43
Wawancara dengan Bp. Fatchurrahaman PRM Kradenan, Pada tanggal 18 Februari 2015.
lii
bertempat di rumah-rumah penduduk.Melihat banyak anak-anak yang mengikuti kelompok-kelompok pengajian, maka pada tahun 1969 para pengurus Muhammadiyah ranting Kradenan mempunyai rencana untuk mendirikan Madrasah.Setelah dilakukan musyawarah secara terbuka dengan masyarakat setempat, ternyata masyarakat menyambut dengan gembira rencana tersebut, maka dimulailah perjuangan untuk mendirikan madrasah tersebut.
Dalam pengelolaan MI Muhammadiyah Kradenan maka yayasan Muhammadiyah ranting Kradenan mengadakan kerja sama dengan Departemen Agama untuk membantu dalam pengelolaan proses belajar mengajar, baik dari segi kurikulum maupun guru yang mengajar.
Sedangkan Madrasah Diniyah diadakan pada malam hari adalah berupa pengajian-pengajian yang tidak terorganisir dan tidak dibuat berjenjang atau berkelas, hal ini dikarenakan pengajian pada Madrasah Diniyah diikuti dari kalangan masyarakat umum dengan jenjang umur yang bervariasi, sehingga mempersulit dalam pengelolaanya. Dalam perjalanannya lambat laun minat masyarakat mengikuti pengajian di Madrasah Diniyah menurun, hal ini sangat berdampak pada jalanya pengajian, dan pada akhirnya Madrasah Diniyah tidak berlangsung lama.44
3. Visi dan misi madrasah. a. Visi:
44
liii
Terwujudnya madrasah unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa pada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Misi :
1. Menerapkan pembelajaran aktif, inovatif, efektif, dan menyenangkan.
2. Membimbing dan mendidik siswa berperilaku santun, serta menghargai seni budaya dan agama.
3. Menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotism bermotivasi sosial, budu pekerti luhur, disiplin dan trampil.
4. Melestarikan aktivitas ketaqwaan menuju keimanan kepada Allah SWT.
4. Struktur Organisasi Sekolah Dan Pembagian Tugas
Organisasi adalah suatu badan atau wadah tempat penyelengaraan suatu kerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi sekolah wadah penyelenggara proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Sudah menjadi syarat bahwa setiap lembaga pendidikan mempunyai struktur organisasi dan personalia untuk mengatur tertibnya aktivitas lembaga tersebut. Oleh karena itu, maka Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah tersebut mempunyai struktur organisasi.
Gambar 3.1. Struktur Organisasi MI Muh Kradenan Tahun 2014/2015 Kepala Madrasah
Puji Widodo Ka. Bagian
1. Administrasi Riska Rahmawati
2. Keuangan Sismiyatun
3. Perpustakaan Eky Puspitasari
4. Perlengkapan Pujiyatiningsih
Dewan Komite
liv
Adapun tugas masing-masing komponen tersebut diatas adalah sebagai berikut : a. Tugas Kepala Madrasah
Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator manajer, administrator dan supervisor.
1) Kepala Sekolah selaku Edukator.
Kepala Sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
2) Kepala Sekolah selaku manajer mempunyai tugas : a) Menyusun perencanaan;
b) Mengorganisasikan kegiatan; c) Mengarahkan kegiatan; d) Mengkoordinasi kegiatan; e) Melaksanakan pengawasan;
f) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan; Guru Kelas
Guru B. Inggris Guru Bhs. Jawa Guru Penjas
lv g) Menentukan kebijaksanaan; h) Mengadakan rapat;
i) Mengambil keputusan;
j) Mengatur proses belajar mengajar; k) Mengatur administrasi :
Ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana dan prasarana, Keuangan dan RAPBS.
l) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instasi terkait. m) Kepala Sekolah selaku Administrator, bertugas menyelenggarakan
administrasi: Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, kurikulum, kesiswaan , ketatausahaan, ketenagaan, kantor, keuangan, perpustakaan, laboratorium, bimbingan konseling, UKS;
n) Kepala Sekolah selaku Supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai :
(1) proses belajar mengajar;
(2) kegiatan bimbingan dan konseling (3) kegiatan ekstrakurikuler;
(4) kegiatan ketatausahaan;
(5) kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait; Dalam melaksanakan tugasnya, kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada wakil kepala sekolah.
lvi
1) Perencanaan dan pelaksanaan penerimaan siswa baru. 2) Kegiatan ekstrakurikuler
3) Tata tertib siswa c. Tugas Bagian Administrasi
1) Pemasukan nomor Induk siswa baru. 2) Mengururus keluar masuknya siswa. 3) Membuat laporan bulanan ke atasan
4) Pemasukan nilai per semester ke buku induk 5) Menulis hasil-hasil rapat.
d. Tugas Bagian Keuangan 1) Mengelola BOS 2) Mengelola subsisdi
3) Mengelola Infak wali murid 4) Mmbuat laporan keuangan sekolah e. Tugas Bagian Kepramukaan
Mengurusi kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan Madrasah f. Tugas Bagian Olah Raga / Kesehatan
Mengurusi jalanya pertandingan meningkatakan prestasi dan mencetak kader-kader pemain / Pembina Olahraga.
g. Tugas Bagian Perpustakaan
Mengurusi kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan perputakaan madrasah.
lvii
Bertanggung jawab tentang inventaris barang, Pendayagunaan sarana dan prasarana, Pemeliharaan dan pengelolaan, keuangan dan alat pengajaran. i. Tugas Bagian Humas
Kerja sama dengan wali murid dan masyarakat setempat, Kerjasama dengan pengurus yayasan dan instansi, Penyelenggaraan peringatan hari-hari besar agama.
j. Tugas Bagian Wali Kelas
Wali kelas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut : Pengelolaan kelas, Penyelenggaraan administrasi kelas, Penyusunan / pembuatan statistik bulanan siswa, Pengisian daftar kumpulan nilai siswa (legger), Pembuatan catatan khusus tentang siswa, Mencatat mutasi siswa, Pengisian Buku Laporan penilain Hasil Belajar, Pembagian Buku Laporan Penilaian Hasil Belajar, Melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling.45
5. Keadaan Guru, Karyawan Dan Siswa
Tenaga pengajar (guru) di MI Muhammadiyah Kradenan Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak 8 orang, dengan perincian 2 orang guru laki-laki dan 6 guru perempuan. Berdasarkan tugas yaitu 1 orang Kepala Madrasah, 6 orang Wali Kelas dan 1 orang guru Penjaskes.Dari ke 8 orang tersebut kesemuanya merupakan guru honorer yang diangkat oleh yayasan. Untuk melihat gambaran
45
lviii
secara jelas mengenai keadaan guru MI Muhammadiyah Kradenan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1. Jumlah Tenaga Guru MIM Kradenan Tahun Pelajaran 2014/201546
Nurokhayati Widodo L SGO Olahraga
Guru Penjaskes
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa latar belakang pendidikan guru MI Muhammadiyah Kradenan adalah 37,50 % Diploma 2, Setrata 1 sebanyak 25 %, dan SLTA37,50 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hanya 25 % yang memenuhi kualifikasi akademik sesuai dengan Undang-undang tentang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005.
46
lix
Keadaan siswa MI Muhammadiyah Kradenan
Jumlah seluruh siswa MI Muhammadiyah Kradenan pada Tahun Pelajaran 2014/2015 pada bulan Februari 2014 adalah sebanyak 95 siswa terdiri dari 46 siswa putra dan 50 siswa putri. Dari sejumlah siswa tersebut terbagi dalam 6 kelas. Untuk lebih jelasnya dikemukakan daftar tentang keadaan siswa MI Muhammadiyah Kradenan:
Tabel 3.2. Jumlah siswa MIM Kradenan Tahun Pelajaran 2014/201547
Dari jumlah keseluruhan siswa dapat diuraikan berdasarkan pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua serta latar belakang pendidikan orang tua. Adapun urain tersebut dapat terlihat dari tabel-tabel berikut :
Tabel 3.3. Pekerjaan Orang Tua siswa MI Muhammadiyah Kradenan Tahun Pelajaran 2014/201548
47
Dokumentasi, dikutip dari data dinding dan kantor Guru, Pada tanggal 18 Februari 2014.
48
lx
No Jenis Pekerjaan Orang Tua Jumlah Persentase (%)
1 TNI/Polri/PNS 1 1,05
Jumlah Seluruhnya 95 100,00
Dari data di atas dapat diketahui bahwa siswa MI Muhammadiyah Kradenan sebagian besar berasal dari keluarga petani dengan persentase sebanyak 80,00 % , wiraswasta 5,26 %, Pedagang 2,11 %, buruh 6,32 %. Dapat disimpulkan mayoritas pekerjaan orang tua siswa adalah sebagai petani, ini diakibatkan oleh lokasi tempat tinggal siswa yang berada di pedesaan dengan dikelilingi area persawahan.
Tabel 3.4 Penghasilan Orang Tua siswa MI Muhammadiyah Kradenan Tahun Pelajaran 2014/201549
No Penghasilan Orang Tua Jumlah Persentase (%)
1 ≤ Rp 250.000 14 14,74
Jumlah Seluruhnya 95 100,00
49
lxi
Dari data di atas sebagian besar orang tua siswa MI Muhammadiyah Kradenan mempunyai penghasilan kurang dari Rp 750.000 sehingga dapat dikatakan siswa MI Muhammadiyah Kradenan berasal dari keluarga menengah ke bawah.
Latar Pendidikan Orang Tua
Tabel 3.5 Pendidikan Orang Tua siswa MI Muhammadiyah Kradenan Tahun Pelajaran 2014/201550
No Pendidikan Orang Tua Jumlah Persentase (%)
1 Tidak Tamat SD 0 0,00
Jumlah Seluruhnya 95 100,00
Latar belakang pendidikan orang tua siswa MI Muhammadiyah Kradenan mayoritas lulusan SLTA sebanyak 77,89 %. Latar belakang pendidikan terndah adalah SD sebanyak 9,47 %. Sedangkan latar belakang pendidikan paling tinggi adalah Diploma 2 sebanyak 1,05 %.
Keadaan karyawan MI Muhammadiyah Kradenan
Tabel 3.6. Keadaan Karyawan MI Muhammadiyah Kradenan Tahun Pelajaran 2014/201551
No Nama Jenis
Kelamin Pendidikan Jurusan
Jabatan / Tugas
50
Dokumentasi ..., Pada tanggal 18 Februari 2014.
51