• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PETA LINGKUNGAN SETEMPAT MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HUDA KRANDON LOR 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PETA LINGKUNGAN SETEMPAT MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HUDA KRANDON LOR 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PETA

LINGKUNGAN SETEMPAT MELALUI METODE TALKING STICK

PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HUDA KRANDON LOR 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ZIADATUL HASANAH NIM. 11510001

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)

ii

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PETA

LINGKUNGAN SETEMPAT MELALUI METODE TALKING STICK

PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HUDA KRANDON LOR 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ZIADATUL HASANAH NIM. 11510001

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Buku adalah guru tersabar yang ada di dunia, belajarlah bersabar dari gurumu tersebut sehingga ilmu yang ada didalamnya akan kamu kuasai

PERSEMBAHAN

1. Kedua orang tuaku

2. Kakak-kakakku yang tercinta 3. Tunanganku (Sulistiono)

4. Sahabatku (NofiaMualisadanNurFaizah)

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya dan sholawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju zaman yang penuh keterangan ini, penyusunan skripsi yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Peta Lingkungan Setempatmelalui Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas IV Di MI Nurul Huda Krandon Lor 02 Desa Krandon Lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2014 dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada kedua orang tuakuyang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada: 1. BapakDr. H. RahmatHariyadiM.Pd.selakuKetua STAIN Salatiga

2. BapakSuwardi, S.Pd.,M.Pd. selakuKetuaJurusanTarbiyah STAIN Salatiga. 3. IbuPeniSusapti, S.Si.,M.Si. selakuKetuaProgamStudi PGMI STAIN

Salatiga.

(9)

ix 5. BapakdanIbudosen STAIN Salatiga yang

telahmembekaliberbagaiilmupengetahuan,

sehinggapenelitimampumenyelesaikanpenelitianskripsiini. 6. Karyawan-karyawati STAIN Salatiga yang

telahmemberikanlayanansertabantuan.

7. Ayah danIbutercinta yang telahmengasuh, mendidik,

membimbingsertamemotivasikepadapenulis, baik moral maupun spiritual. 8. Kepalasekolahbesertastafnya yang telahmemberikanijinpenelitian di MI

Nurul Huda KrandonLor 02

9. Semuapihak yang telahmembantudalampenelitianini,

sehinggadapatterselesaikandenganbaiksemogaamalkebaikannyaditerimadisi si Allah SWT.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritikyang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Suruh, 28 Agustus 2014 Peneliti

(10)

x ABSTRAK

Hasanah, Ziadatul. 2014. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Peta Lingkungan Setempat Melalui Metode Talking Stick pada Siswa Kelas IV Di MI Nurul Huda Krandon Lor 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang TahunPelajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Rasimin, M.pd.

Kata kunci: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar dan Metode Talking Stick. Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan prestasi belajar IPS Pokok Bahasan Peta Lingkungan Setempat melalui metode Talking Stick pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Krandon Lor 02 Desa Krandon Lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2014. Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah:Apakah penggunaan metode Talking Stick dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS materi peta lingkungan setempat siswa kelas IV Nurul Huda Krandon Lor 02 Desa Krandon Lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015? Guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 1 pra siklus dan 3 siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian lainnya. 2) Acting, melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran IPS pokok bahasan pengertian peta dan komponen-komponen peta, 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui tes dan lembar pengamatan, 4) Reflekting, menganalisis data hasil pengamatan. Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV MI Nurul Huda Krandon Lor 02 Desa Krandon Lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 7 siswi perempuan. Penelitian ini menggunakan metode Talking Stick pada saat pembelajaran IPS.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Sampul Judul ... i

Lembar Berlogo ... ii

Persetujuan Pembimbing ... iii

Pengesahan Kelulusan ... iv

Pernyataan Keaslian Tulisan ... v

Motto dan Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 5

C. TujuanPenelitian ... 6

D. HipotesisTindakan ... 6

E. ManfaatPenelitian ... 7

F. DefinisiOperasional ... 8

G. Metode Penelitian... 9

(12)

xii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. PrestasiBelajar IPS ... 17

1. PengertianPrestasiBelajar ... 17

2. Ciri-ciriBelajar ... 19

3. Prinsip-prinsipBelajar ... 20

4. Faktor-faktor yang MempengaruhiBelajar ... 22

B. Pelajaran IPS ... 23

1. PengertianIPS ... 23

2. FungsidanTujuan IPS di SD/MI ... 23

3. RuangLingkupPelajaranIPS ... 24

4. MateriPetaLingkunganSetempat ... 25

C. MetodeTalking Stick 1. MetodeTalking Stick………... 30

2. Langkah-langkahMetodeTalking Stick……… 31

3. KelebihandanKelemahanMetodeTalking Stcik….. 33

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. DeskripsiPelaksanaanSiklus I ... 34

B. DeskripsiPelaksanaanSiklusII ... 43

C. DeskripsiPelaksanaanSiklus III ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus ... 56

1. Pra-Siklus ... 56

(13)

xiii

3. Siklus II ... 60

4. SiklusIII ... 64

B. Pembahasan... 67

1. HasilRekapitulasi ... 67

2. Pra-Siklus... 69

3. Siklus I... 69

4. Siklus II... 70

5. Siklus III... 71

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 73

B. Saran... 73 Daftar Pustaka

Lampiran-Lampiran

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar NIilai Ulangan Kenaikan Kelas Tahun Pelajaran 2013/2014

Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelas IV MI Nurul Huda Krandon Lor 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Tabel 4.1 Hasil Tes Formatif pada Pra-Siklus

Tabel 4.2 Presentase Siswa Yang Dapat Menjawab Pertanyaan dengan Menggunakan Metode Talking Stick Secara Kelompok Besar

Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif pada Siklus I

Tabel 4.4 Presentase Siswa Yang Dapat Menjawab Pertanyaan dengan Menggunakan Metode Talking Stick Secara Kelompok

Tabel 4.5 Hasil Tes Formatif pada Siklus II

Tabel 4.6 Presentase Siswa Yang Dapat Menjawab Pertanyaan dengan Menggunakan Metode Talking Stick Secara Kelompok Besar (Lingkaran Besar)

Tabel 4.7 Hasil Formatif pada Siklus III

Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan individu untuk membentuk kepribadian manusia seuntuhnya dengan jalan membina seluruh potensi yang ada pada diri anak baik jasmani maupun rohani. Salah satu cara pendidik membina anak dalam hal menjadi warga negara yang baik atau makhluk sosial yang baik dapat melalui pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mempunyai tujuan membentuk warga negara yang baik, yaitu sebagai warga negara yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup di masyarakat dan memiliki fungsi. (Rasimin, 2012: 81). Somantri dalam bukunya Rasimin (2012: 38) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanities yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

(16)

2

dengan apa yang dijelaskan guru jika ada suatu cara atau metode pembelajaran yang dapat memperjelas materi tersebut.

Menurut Daldjoeni (1981: 11) materi IPS bersumber pada pusat kegiatan hidup manusia seperti manusia dengan alam lingkungannya, manusia dengan kelompoknya, manusia dengan manusia lainnya dalam usaha mencari nafkah, usaha mengadakan impuls agama dan seterusnya.

Materi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti Geografi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial, Ekonomi, Ilmu Politik, Ilmu Hukum dan ilmu-ilmu sosial lainnya, dijadikan bahan buku bagi pelaksanaan program pendidikan pengajaran di sekolah dasar dan menengah. (Ahmadi, 1991: 3).

Materi Ilmu Pengetahuan Sosial sering disebut peserta didik sebagai sebuah materi penghafal saja tanpa mengambil makna yang terkandung dalam materi tersebut. Anggapan tersebut dapat muncul karena kebosanan siswa dalam menerima pelajaran hanya melalui penjelasan dari guru yang monoton dan tidak variatif, sehingga iklim kelas pun menjadi tidak kondusif.

Guru yang ideal adalah guru yang mampu menjelaskan materi kepada peserta didik dengan jelas dan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang ideal adalah siswa yang mampu memahami apa yang dijelaskan oleh gurunya. Salah satu cara untuk menjadi guru yang ideal dan menjadikan siswa MI yang ideal adalah dengan menggunakan metode Talking Stick.

(17)

3

Metode adalah cara guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa metode dapat dimanfaatkan guru mulai dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks. (Suprayekti, 2003: 13).

Metode Talking Stick adalah metode pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat.Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya.Kegiatan ini diulang sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru. (Huda, 2013: 224).

Metode Talking Stick diawali oleh penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut. Berikan waktu yang cukup untuk aktivitas ini. Guru selanjutnya meminta kepada peserta didik menutup bukunya. Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tongkat tersebut diberikan kepada salah satu peserta didik. Ketika stick bergulir dari peserta didik ke peserta didik lainnya, seyogyanya diiringi musik. (Suprijono, 2012: 109-110).

(18)

4

Namun pengamatan di lapangan masih banyak guru-guru MI khususnya di MI Nurul Huda Krandon Lor 02 Desa Krandon lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi tanpa memberikan suatu metode variasi untuk memperjelas apa yang dijelaskan. Hal tersebut dilakukan secara berulang-ulang, sehingga menjadikan siswa bosan terhadap materi yang di berikan oleh guru.

(19)

5

12 Ulfayani 70 30 TT

Rata-rata 53,08

Berdasarkan hasil ulangan kenaikan kelas di atas maka guru kelas IV MI Nurul Huda Krandon Lor 02 Desa Krandon Lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang mengambil langkah kurikulum KTSP (belum mengikuti kurikulum baru/pembelajaran tematik) digunakan kembali dikarenakan masih ada 3 siswa yaitu Agus Maulana, Fitri Mayasari dan Ulfayani yang harus tinggal kelas dikarenakan belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Oleh karena itu peneliti menganggap penting untuk melakukan penelitian dalam rangka memperbaiki kualitas Guru MI dengan judul penelitian:

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI PETA LINGKUNGAN SETEMPAT MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HUDA KRANDON LOR 02 DESA KRANDON LOR KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014.

B. Rumusan Masalah

(20)

6 C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :Untukmeningkatkan prestasi belajar IPS materi peta lingkungan setempat melalui penggunaan metode talking stickpada siswa kelas IV Nurul Huda Krandon Lor 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah dugaan sementara tentang jawaban atas masalah penelitian yang akan diuji melalui penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Melalui metode talking stick dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi peta lingkungan setempat pada siswa kelas IVdi MINurul Huda Krandon Lor 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode talking stick dapat dikatakan berhasil jika indikator keberhasilan dapat dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:

a. Meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Peta Lingkungan Setempat pada siswa kelas IV.

(21)

7 E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini daharapkan dapat dimanfaatkan sebagai referensi atau acuan yang dapat dijadikan pedoman guru dalam meningkatkan prestasi belajar IPS materi peta lingkungan setempat menggunakan metode talking stick.

2. Manfaat praktis a. Bagi Pendidik

Dengan mengetahui hasil penelitian apabila terdapat kekurangan dalam menyampaikan materi dengan menggunakan metode talking stick maka bagi para guru untuk dapat menghindari adanya kesalahan dan lebih meningkatkan serta memacu untuk lebih berkreatif dalam menyampaikan materi kepada siswa.

b. Bagi Peserta Didik

Sebagai sarana motivasi belajar untuk meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa.

c. Bagi Madrasah

Dari hasil penelitian ini diharapkan prestasi belajar seluruh siswa MI Nurul Huda Krandon Lor 02 Desa Krandon Lor Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang meningkat sehingga dapat mencapai standard nasional pendidikan (SNP).

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran atas maksut utama penulis dalam penggunaan judul, maka akan dijelaskan definisi istilah berikut:

(22)

8

Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan maksud; akal; ikhtiar: tiada padanya, tak ada akal (usaha, ikhtiar); mengikhtiarkan (supaya); mengambil tindakan (untuk, supaya): -jalan yang aman tenteram bagi penganutnya; selekas-lekasnya diupayakannya untuk memberantas kekacauan. (KBBI, 2008: 1345).

Meningkatkan adalah menaikkan (derajat, taraf dan sebagainya); mempertinggi; memperhebat (KBBI, 2006: 1280) maka dapat diartikan sebagai gambaran siswa untuk meningkatkan kemampuan dirinya menjadi lebih tinggi.

2. Prestasi Belajar IPS

Prestasi adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan, dsb). (KBBI, 2006: 910).Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan diri seseorang. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain pada individu yang sedang belajar (Rasimin, 2012: 49).Prestasi belajar adalah suatu pencapaian hasil belajar.

(23)

9

suatu pencapaian hasil belajar yang kaitannya dengan materi-materi dalam pembelajaran IPS dimana dapat dikatakan berhasil jika telah mencapai kkm yang telah ditentukan.

3. Metode Talking Stick

Metode Talking Stick adalah metode pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat. (Huda, 2013: 224). Jadi yang dimaksud dengan judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Peta Lingkungan Setempat pada Siswa Kelas IV di MI Nurul Huda Krandon Lor 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah usaha meningkatkan prestasi peserta didik dengan memanfaatkan metode talking stick.

G. Metode Penelitian

a. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang diterapkan berupa penelitian tindakan kelas.Alasan dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas adalah Karena pelajaran IPS yang sifatnya hafalan, untuk memudahkan pemahaman siswa maka dibantu dengan metode talking stick.Tindakan tersebut diberikan oleh Peneliti atau dengan arahan dari Peneliti yang dilakukan oleh siswa dan dibantu oleh guru kelas IV (fasilitator).

(24)

10

Refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah seperti yang terdapat pada gambar 1 mengenai bagan siklus.

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan (Arikunto, 2006: 16)

b. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah siswa-siswi kelas IV Madrsah Ibtidaiyah Nurul Huda Krandon lor yang berjumlah 16 siswa, dengan rincian laki-laki 9 siswa dan perempuan 7 siswi.

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Refleksi Pelaksanaan

(25)

11 c. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian yaitu Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Krandon Lor 02 Desa Krandon lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

d. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah kurang lebih dua bulan yaitu pada Juli 2014 s.d Agustus 2014.

e. Langkah-langkah Penelitian 1) Perencanaan

Dalam perencanaan terdiri dari tiga kegiatan yaitu: (1) menentukan target kompetensi; (2) mendesain pembelajaran pada siklus I dan siklus II; (3) mendesain alat tes secara representatif dari target kompetensi yang akan dikembangkan.

2) Pelaksanaan Tindakan

Melakukan tes kemampuan awal terhadap siswa yang hasilnya akan dibandingkan dengan tes akhir yang dilaksanakan setelah siklus II. Tindak lanjut pembelajaran siklus pertama adalah mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan proses hasil pembelajaran. Hasil tersebut dianalisis untuk tolak ukur merencanakan pembelajaran siklus kedua. 3) Pengamatan (Observasi)

(26)

12

yang didesain berdasarkan fokus penelitian.Dalam hal ini berisi indikator yang mewakili data. Tujuan pedoman tersebut untuk mendiskripsikan hal-hal yang terjadi dalam proses penelitian tindakan.

Disamping itu peneliti juga menggunakan alat bantu rekam yaitu kamera dan video untuk menambah validitas data. Selama observasi peneliti akan dibantu oleh guru kelas IV MI Nurul Huda Krandon Lor 02. Pemantauan terfokus pada kegiatan siswa dan kegiatan peneliti yaitu mencatat apa yang dilihat, didengar, dan diamati selama proses pembelajaran berlangsung dalam bentuk catatan lapangan yang dibantu guru kelas IV.

4) Refleksi

Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa jauh tingkat perubahan nilai siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Dengan refleksi akan diperoleh masukan yang dapat untuk memperbaiki tindakan berikutnya.

(27)

13 f. Instrument Penelitian

Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah:

1) Peneliti sendiri (participan observation), dengan membuat desain tindakan, merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengamati proses pembelajaran yang dibantu oleh guru kelas IV (fasilitator).

2) Lembar observasi, alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi berisikan indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian. Adapun hasil observasi ini berbentuk catatan lapangan yang mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar dengan metode talking stick dimana penilaiannya berupa rubric dengan kriteria 0-60 (kurang), 61-70 (cukup), 71-80 (baik), dan 81-100 (memuaskan). Disamping itu observer merekam, mendokumentasikan dengan foto-foto serta mencatat proses pembelajaran untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

3) Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi. Adapun jenis tes yang digunakan berupa tes uraian pada setiap siklus.

(28)

14

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti dibantu oleh guru kelas dan beberapa observer.Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik catatan lapangan, pengamatan dan tes. Lebih jelas diuraikan sebagai berikut:

1) Catatan lapangan

Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apayang didengar, dilihat, dan dialami dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data penilaian kualitatif. Catatan lapangan digunakan untuk memperoleh sasaran yang diteliti yaitu tentang prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.Catatan lapangan dibuat dalam catatan yang lengkap setelah peneliti sampai ke rumah. Proses ini dilakukan setiap kali mengadakan pengamatan dan wawancara.

2) Pengamatan

Dalam setiap siklus peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa untuk mengetahui sejauh mana perhatian, keaktifan, dan prestasi belajar siswa terhadap materi Peta Lingkungan Setempat. 3) Tes

(29)

15 h. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang terekam dalam catatan lapangan dan format pengamatan lainnya.Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama dengan para kolaborator sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.

Penelitian ini juga menggunakan analisis deskriptif.Untuk memperoleh nilai rata-rata tes formatif maka dapat dirumuskan:

M =

Keterangan:

M = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa (Djamarah, 2006: 64)

Peneliti mengharapkan siswa dapat memperoleh nilai rata-rata 70. Sedangkan untuk memperoleh atau menghitung presentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

P = x 100%

P = Nilai dalam persen F = Frekuensi

(30)

16 H. Sistematika Penulisan

Skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari: Sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar gambar, dan daftar tabel.

Sedangkan pada bagian inti terdiri dari lima bab yaitu: Bab I Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini membahas tentang prestasi belajar ips, pelajaran ips, dan metode talking stick.

Bab III Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini membahas tentang deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan deskripsi pelaksanaan siklus III.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini membahas tentang deskripsi per siklus dan pembahasan.

(31)

17 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar IPS

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya (Poerwadarminta, 2006: 910), prestasi disini hanya dibatasi dalam bidang pendidikan khususnya dalam pelajaran IPS, dalam proses belajar, untuk mengetahui sejauh mana hasil dari proses belajar mengajar tersebut dapat dikatakan berhasil, maka harus diadakan suatu evaluasi baik secara tertulis maupun lisan. Dari evaluasi tersebut akan menghasilkan nilai yang sering dikenal dengan istilah prestasi belajar.

(32)

18

belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.

Dari beberapa definisi belajar yang diungkapkan oleh para ahli pendidikan dapat ditarik pengertian yang sama akan pengertian belajar, yaitu belajar merupakan proses untuk memperoleh suatu pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, baik dari guru maupun teman sebaya dan dari bangku sekolah atau dari pengalaman. Semuanya itu dapat dikatakan terjadinya proses belajar dalam diri manusia.

Dari definisi-definisi diatas, maka proses terjadinya belajar dapat kita ambil hal-hal pokok sebagai berikut. Sebagaimana yang dituliskan Sumadi Suryabrata (2004) dalam bukunya Sriyanti (2009: 18) yaitu:

1) Bahwa belajar itu membawa perubahan, baik yang aktual maupun yang potensial.

2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya mendapatkannya kecakapan baru.

(33)

19

Semiawan (2002: 11-14) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:

a. Pemenuhan kebutuhan psikologis

Perkembangan anak perlu dipenuhi berbagai kebutuhan, yaitu kebutuhan primer pangan, sandang dan perumahan serta kasih sayang, perhatian, penghargaan terhadap dirinya dan peluang mengaktualisasikan dirinya. Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut kurang terpenuhi maka dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.

b. Intelegensi, emosi, dan motivasi

Prestasi belajar bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor nonkognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta berbagai pengaruh lingkungan.

c. Pengembangan kreativitas

Setiap anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan (inherent component of ability)yang berbeda-beda dan terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan individu dan pengaruh lingkungan.

2. Ciri-ciri Belajar

Dari beberapa definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan ciri-ciri belajar. Menurut Dimyati, dkk (2006: 8) ciri-ciri belajar adalah:

(34)

20

b) Tujuan : memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup

c) Proses : internal pada diri pebelajar

d) Tempat : Sembarang tempat

e) Lama waktu : sepanjang hayat f) Syarat terjadi : motivasi belajar kuat

g) Ukuran keberhasilan : dapat memecahkan masalah

h) Faedah :bagi pebelajar mempertinggi martabat pribadi

i) Hasil : hasil belajar sebagai dampak pengajaran dan pengiring

3. Prinsip-prinsip Belajar

Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar. Menurut Dimyati, dkk (2006: 42-49) bahwa prinsip-prinsip belajar adalah sebagai

berikut:

a) Perhatian dan motivasi

(35)

21 b) Keaktifan

Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang susah diamati.

c) Keterlibatan langsung/berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

d) Pengulangan

Pengulangan ini untuk melatih daya-daya jiwa, membentuk respons yang benar, dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.

e) Tantangan

Penguatan positif maupun negatif akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukum yang tidak menyenangkan.

f) Balikan dan penguatan

(36)

22 g) Perbedaan individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan sati dengan yang lain.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Proses belajar merupakan hal yang kompleks. Siswalah yang menentukan terjadi atau tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa mengalami masalah-masalah intern dan ekstern. Menurut Dimyati, dkk (2006: 238-253) Faktor intern dan faktor ekstern tersebut adalah:

1. Faktor Intern

a) Sikap terhadap belajar b) Motivasi belajar c) Konsentrasi belajar d) Mengolah bahan belajar

e) Menyimpan perolehan hasil belajar f) Menggali hasil belajar yang tersimpan

g) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar h) Rasa percaya diri intelegensi dan keberhasilan belajar i) Kebiasaan belajar

j) Cita-cita siswa 2. Faktor ekstern

(37)

23

b) Prasarana dan sarana pembelajaran c) Kebijakan penilaian

d) Lingkungan sosial siswa di sekolah e) Kurikulum sekolah

B. Pelajaran IPS 1. Pengertian IPS

Pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generaslisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. (Departemen Agama, 2004: 77).

Menurut Somantri dalam bukunya Rasimin (2012: 38) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanities yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

Menurut Ahmadi (2009: 3) Ilmu Pengetahun Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar lainnya, yang sederajat.

2. Fungsi dan Tujuan IPS di SD/MI

(38)

24

1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.

2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri memecahkan masalah dan keterampilan sosial.

3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai dan kemanusiaan.

4) Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global. 3. Ruang Lingkup Pelajaran IPS

Secara umum, ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai beriukut (Departemen Agama, 2004: 78):

1) Sistem sosial dan budaya

2) Manusia, tempat dan lingkungan 3) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan 4) Waktu, keberlanjutan dan perubahan 5) Sistem berbangsa dan bernegara

Lima aspek tersebut merupakan ruang lingkup mata pelajaran IPS secara umum. Unsur –unsur tersebut berlaku dalam setiap pembelajaran IPS SD/MI atau jenjang di atasnya.

Sedangkan pada kelas IV SD/MI ruang lingkup pelajaran IPS mencakup (Departemen Agama, 2004: 80):

(39)

25

2) Persebaran sumber daya alam, sosial dan aktifitasnya dalam jual beli

3) Menghargai berbagai peninggalan di lingkungan setempat

4) Sikap kepahlawanan dan patriotisme serta hak dan kewajiban warga negara

Keempat aspek tersebut dipelajari siswa kelas IV SD/MI selama dua semester yang akan dikaji dan dipelajari oleh siswa yang nantinya akan dijabarkan oleh guru masing-masing submateri yang akan dipelajari.

4. Materi Peta Lingkungan Setempat 1) Pengertian peta

Peta adalah gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang dilukiskan dalam suatu bidang datar dengan perbandingan atau skala tertentu.

2) Macam-macam peta

Menurut jenisnya peta dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

a) Peta dasar adalah sebagai hasil survey di permukaan bumi. b) Peta topografi adalah peta berskala besar yang menggambarkan

kenampakan umum permukaan bumi secara detail.

(40)

26

Menurut bentuknya peta dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

a) Peta timbul atau relief adalah peta yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya.

b) Peta datar adalah peta yang dibuat pada suatu bidang datar atau pada kertas.

c) Peta digital adalah peta yang semua data permukaan buminya dimasukkanpada pita magnetik, sedang pengolahan dan penyajian datanya menggunakan komputer.

3) Komponen-komponen peta a) Judul

Setiap peta harus mempunyai judul.Judul peta biasanya ditulis pada bagian atas peta.Judul peta menunjukkan isi peta. b) Skala peta

Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik pada peta dan jarak sebenarnya pada permukaan bumi.

c) Simbol

Simbol yaitu tanda-tanda khusus untuk menjelaskan sesuatu pada peta.Simbol pada peta menggambarkan tanda atau lambing tertentu untuk mewakili objek tertentu.Simbol biasanya berbentuk gambar maupun berwujud warna.Simbol gambar terdiri dari symbol titik, garis, daerah, dan warna.

(41)

27 Contoh:

Simbol garis dalam bentuk garis tebal, garis tipis, garis sejajar, dan garis putus-putus.

Simbol daerah menunjukkan daerah perkebunan, daerah rawa, daerah lading, dan lain-lain.

Simbol warna menggunakan bermacam-macam warna yang menunjukkan beberapa bentuk kenampakan alam.

Contoh:

(42)

28

- Kuning : dataran tinggi

- Hijau : dataran rendah

- Biru tua : laut dalam

- Biru muda : laut dangkal, teluk, selat, danau, dan sungai

- Merah : gunung berapi, kota, dan jalan raya d) Legenda

Legenda yaitu keterangan-keterangan yang menjelaskan simbol-simbol pada peta.Biasanya legenda terletak di bagian bawah sebelah kiri ataupun kanan.

e) Mata angin

(43)

29

diberi huruf U. petunjuk arah ditempatkan pada tempat yang sesuai dan tidak mengganggu peta induk.

f) Garis tepi peta

Garis tepi peta adalah batas-batas pinggir gambar peta.Fungsi garis tepi untuk menulis angka-angka derajat astronomis yaitu garis bujur dan garis lintang.

g) Tahun pembuatan peta

Tahun pembuatan peta adalah tahun untuk menunjukkan waktu peta itu dibuat.Perlunya dicantumkan tahun pembuatan peta ini adalah untuk mengetahui apakah peta itu masih sesuai atau tidak dengan perkembangan yang sebenarnya di permukaan bumi.

h) Inset peta atau peta sisipan

(44)

30

wilayah di sekelilingnya yang lebih luas. Inset peta digambarkan hanya bila diperlukan.

4) Manfaat skala peta

a) Kita dapat memperbesar atau memperkecil sebuah peta b) Kita dapat menggambar suatu tempat yang sangat luas di

atas kertas yang kecil

5) Menghitung jarak menggunakan skala peta

Contoh skala pada peta misalnya 1:200.000, itu berarti 1 cm pada peta mewakili 200.000 cm sebenarnya di lapangan, atau 1 cm pada peta mewakili 2 km pada jarak sesungguhnya. Contoh:

Sebuah peta mempunyai skala 1:2.500.000. jarak antara kota Jakarta dengan Bandung di peta adalah 7 cm. Berapakah jarak sebenarnya antara kedua kota tersebut?

Cara menghitungnya adalah sebagai berikut. 2.500.000 x 7 cm = 17. 500.000 cm = 175 km.

Jadi jarak antara kota Jakarta-Bandung adalah 175 km.

C. Metode Talking Stick

1. Pengertian Metode Talking Stick

(45)

31

Carol Locust dalam buku Huda (2013: 224) berkata:Pada mulanya, Talking Stick (Tongkat berbicara) adalah metode yang digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku). Kini metode itu sudah digunakan sebagai metode pembelajaran ruang kelas. Sebagaimana namanya, Talking Stick merupakan metode pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya. Kegiatan ini diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan.

Metode Talking Stick merupakan suatu cara yang digunakan guru dalam menjelaskan materi pelajaran kepada siswa dengan memanfaatkan tongkat sebagai pemicu siswa untuk dapat berbicara. 2. Langkah-langkah Metode Talking Stick

Menurut Huda (2013: 225) langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode talking stick adalah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya + 20 cm. b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian

memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.

(46)

32

d. Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilakan siswa untuk menutup isi bacaan. e. Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu

siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagaian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

f. Guru memberi kesimpulan.

g. Guru melakukan evaluasi/penilaian. h. Guru menutup pelajaran.

Menurut Suprijono (2009: 109-110) langakah-langakah pembelajaran dengan metode talking stick adalah sebagai berikut: a. Diawali oleh penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan

dipelajari.

b. Peserta didik diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut.

c. Berikan waktu yang cukup untuk aktivitas ini

d. Guru selanjutnya meminta kepada peserta didik menutup bukunya. e. Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya. f. Tongkat tersebut diberikan kepada salah satu peserta didik.

(47)

33

h. Ketika stick bergulir dari peserta didik ke peserta didik lainnya, seyogyanya diiringi musik.

i. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajarinya.

j. Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan peserta didik, selanjutnya bersama-sama peserta didik merumuskan kesimpulan.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Talking Stick

Kelebihan-kelebihan Metode Talking Stick menurut Huda (2013: 225) adalah sebagai berikut:

a. Mampu menguji kesiapan siswa

b. Melatih keterampilan mereka dalam membaca dan memahami materi pelajaran dengan cepat

c. Mengajak mereka untuk terus siap dalam situasi apapun.

(48)

34

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1

Pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 18 Juli 2014 di kelas IV MI Nurul Huda Krandon Lor 02 Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang tahun 2014.

Adapun materi yang diajarkan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : IV/II

Standar Kompetensi : Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

Kompetensi Dasar : Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, dan provinsi) dengan menggunakan skala sederhana.

Indikator :

(49)

35 Tujuan Pembelajaran

1. Setelah bernyanyi siswa dapat menyebutkan komponen-komponen petadengan benar.

2. Setelah membaca materi siswa dapat mengidentifikasi berbagai komponen peta dengan benar.

3. Dengan bermain tongkat siswa dapat menunjukkan berbagai komponen peta dengan benar.

Materi Ajar:

Komponen-komponen peta a. Judul

Setiap peta harus mempunyai judul.Judul peta biasanya ditulis pada bagian atas peta.Judul peta menunjukkan isi peta. b. Skala peta

Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik pada peta dan jarak sebenarnya pada permukaan bumi.

c. Simbol

Simbol yaitu tanda-tanda khusus untuk menjelaskan sesuatu pada peta.Simbol pada peta menggambarkan tanda atau lambing tertentu untuk mewakili objek tertentu.Simbol biasanya berbentuk gambar maupun berwujud warna.Simbol gambar terdiri dari symbol titik, garis, daerah, dan warna.

(50)

36

b) Simbol garis dalam bentuk garis tebal, garis tipis, garis sejajar, dan garis putus-putus.

c) Simbol daerah menunjukkan daerah perkebunan, daerah rawa, daerah lading, dan lain-lain.

d) Simbol warna menggunakan bermacam-macam warna yang menunjukkan beberapa bentuk kenampakan alam.

Contoh:

(51)

37

- Hijau : dataran rendah - Biru tua : laut dalam

- Biru muda : laut dangkal, teluk, selat, danau, dan sungai - Merah : gunung berapi, kota, dan jalan raya

e) Legenda

Legenda yaitu keterangan-keterangan yang menjelaskan simbol-simbol pada peta.Biasanya legenda terletak di bagian bawah sebelah kiri ataupun kanan.

f) Mata angin

(52)

38 g) Garis tepi peta

Garis tepi peta adalah batas-batas pinggir gambar peta.Fungsi garis tepi untuk menulis angka-angka derajat astronomis yaitu garis bujur dan garis lintang.

h) Tahun pembuatan peta

Tahun pembuatan peta adalah tahun untuk menunjukkan waktu peta itu dibuat.Perlunya dicantumkan tahun pembuatan peta ini adalah untuk mengetahui apakah peta itu masih sesuai atau tidak dengan perkembangan yang sebenarnya di permukaan bumi.

i) Inset peta atau peta sisipan

(53)

39

Lagu “Komponen-Komponen Peta”

Lirik “Balonku Ada Lima”

Komponen-komponen peta Itu terdiri dari

Judul skala peta Simbol 4 macamnya Legenda mata angin Dor!!!!!!

Garis tepi dan tahun Inset peta akhirnya Ada di dalam peta

Metode Pembelajaran: Talking Stick

Adapun jalannya siklus I adalah sebagai berikut: a. Perencanaan

1) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran IPS pokok bahasan peta dengan metode Talking Stick.

2) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Talking Stick dengan lebih baik

3) Mempersiapkan soal-soal IPS pokok bahasan peta sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa

(54)

40

5) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui pelaksanaan metode Talking Stick dalam pembelajaran di kelas b. Tindakan

1. Kegiatan Awal (10 menit) a) Salam dan berdoa

b) Guru menanyakan kabar siswa: bagaimana kabar anak-anak pada pagi hari ini?

c) Apersepsi:

- Siapa yang pernah lihat lampu lalu lintas? - Tanda merah menandakan apa?

- Tanda kuning menandakan apa? - Tanda hijau menandakan apa? 2. Kegiatan Inti (50 menit)

a) Eksplorasi

- Guru bertanya kepada siswa terkait apa itu komponen-komponen peta

- Siswa memberikan pendapat tentang komponen-komponen peta

b) Elaborasi

- Guru menjelaskan pokok bahasan yang akan dipelajari kepada siswa

(55)

41

- Siswa diminta untuk mempelajari materi tersebut dengan ketentuan batas waktu 15 menit

- Siswa bertanya terkait dengan materi yang telah dibacanya

- Guru menjawab pertanyaan dari siswa sekaligus memberikan tambahan

- Siswa diminta untuk menutup materi yang telah dibaca - Bersama dengan guru siswa bernyanyi lagu

“komponen-komponen peta”

- Guru membentuk siswa menjadi lingkaran besar - Guru memberikan tongkat kepada salah satu siswa - Secara bergantian siswa yang menerima tongkat

diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru dengan iringan musik yang sewaktu-waktu dihentikan guru c) Konfirmasi

- Siswa bertanya terkait dengan pembelajaran

- Siswa menyimpulkan pembelajaran dengan bimbimgan dari guru

- Siswa mengerjakan soal evaluasi d) Kegiatan Penutup (10 menit)

- Guru memberikan pengarahan kepada siswa untuk pembelajaran yang akan dating

(56)

42 3. Pengamatan

Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik.Hasil observasi data dilihat dari lembar observasi dan hasil perolehan nilai.

Dari pengamatan / observasi yang dilaksanakan peneliti dapat diketahui, bahwa keaktifan peserta didik sudah cukup baik yaitu ada 5 siswa (31,25%).

Berdasarkan hasil perolehan nilai dapat diketahu bahwa nilai hasil belajar peserta didik sebelum diadakan tindakan/pre-test siklus I rata-ratanya 54,38.

Sesudah diadakan tindakan kelas pada siklus I rata-rata hasil nilai belajar peserta didik meningkat. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil test formatif yaitu 65,63.

4. Refleksi

(57)

43

(peneliti) cukup membuat mereka mengerti dan memahami akan materi yang disajikan melalui metode Talking Stick.

Dari 16 siswa hanya 7 siswa atau 43,75% yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 9 siswa atau 56,25% dengan nilai rata-rata 65,63.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 6 Agustus 2014 di kelas IV MI Nurul Huda Krandon Lor 02 Desa Krandon Lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2014.

Adapun materi yang diajarkan pada siklus II adalah sebagai berikut:

Mata Pelajaran : IPS

Kelas/Semester : IV/I

Standar Kompetensi : Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi Dasar : Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, dan provinsi) dengan menggunakan skala sederhana. Indikator :

1. Membaca peta desa Krandon Lor 2. Membaca peta Kabupaten Semarang 3. Membaca peta provinsi

(58)

44

5. Menyebutkan ibukota dari masing-masing provinsi Tujuan Pembelajaran :

1. Setelah memahami gambar peta desa krandon lor siswa dapat membaca peta desa krandon lor dengan benar

2. Setelah memahami peta kabupaten semarang siswa dapat membaca peta kabupaten semarang dengan benar

3. Dengan bermain tongkat siswa dapat menyebutkan provinsi yang ada di Indonesia dengan benar.

4. Dengan tanya jawab siswa dapat menyebutkan ibukota dari masing-masing provinsi dengan benar

Materi Ajar:

Gambar Peta Desa Krandon Lor (Terlampir) Gambar Peta Kabupaten Semarang (Terlampir) Gambar Peta Provinsi Jawa Tengah (Terlampir)

Nama Provinsi Ibukota

PULAU SUMATERA 1 Provinsi Nanggro Aceh

Darussalam

Banda Aceh

2 Provinsi Sumatera Utara Medan 3 Provinsi Sumatera Barat Padang

4 Provinsi Riau Pekan Baru

(59)

45

6 Provinsi Jambi Jambi

7 Provinsi Sumatera Selatan Palembang 8 Provinsi Bangka Belitung Pangkal Pinang

9 Provinsi Bengkulu Bengkulu

10 Provinsi Lampung Bandar Lampung

PULAU JAWA 11 Provinsi DKI Jakarta Jakarta

12 Provinsi Jawa Barat Bandung

13 Provinsi Banten Serang

14 Provinsi Jawa Tengah Semarang

15 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Yogyakarta

16 Provinsi Jawa Timur Surabaya

PULAU NUSA TENGGARA DAN BALI

17 Provinsi Bali Denpasar

18 Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram 19 Provinsi Nusa Tenggara Timur Kupang

(60)

46

PROVINSI SULAWESI 24 Provinsi Sulawesi Utara Manado 25 Provinsi Sulawesi Barat Kota Mamuju 26 Provinsi Sulawesi Tengah Palu

27 Provinsi Sulawesi Tenggara Kendari 28 Provinsi Sulawesi Selatan Makassar

29 Provinsi Gorontalo Gorontalo

KEPULAUAN MALUKU DAN PAPUA

30 Provinsi Maluku Ambon

31 Provinsi Papua Utara Ternate

32 Provinsi Papua Barat Kota Manokwari

33 Provinsi Papua Jayapura

Metode Pembelajaran: metode Talking Stick

Adapun jalannya siklus II adalah sebagai berikut: a. Perencanaan

1) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran IPS pokok bahasan peta dengan penerapan metode Talking Stick

2) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Talking Stick dengan lebih baik

(61)

47

4) Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui atau mendapatkan data perubahan dan perkembangan tentang penerapan metode Talking Stick

5) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru (peneliti) guna mengetahui pelaksanaan metode Talking Stick dalam pembelajaran di kelas yang dibantu guru kelas IV

b. Tindakan

1. Kegiatan Awal (10 menit) a) Salam dan berdoa

b) Guru menanyakan kabar siswa: bagaimana kabar anak-anak pada pagi hari ini?

c) Apersepsi:

- Siapa yang pernah nonton animasi Dora?

- Dalam animasi Dora tersebut, Dora selalu menggunakan apa?

2. Kegiatan Inti (50 menit) a) Eksplorasi

- Guru bertanya kepada siswa terkait gambar peta - Siswa memberikan pendapat tentang gambar peta b) Elaborasi

- Guru menjelaskan materi pokok yang akan dipelajari - Guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok

(62)

48

- Siswa diminta untuk mempelajari materi tersebut dengan ketentuan batas waktu 15 menit

- Siswa bertanya terkait dengan materi yang telah dibacanya - Guru menjawab pertanyaan dari siswa sekaligus

memberikan tambahan

- Siswa diminta untuk menutup materi yang telah dibaca - Guru memberikan tongkat kepada salah satu siswa

- Secara bergantian siswa yang menerima tongkat diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru dengan iringan musik yang sewaktu-waktu dihentikan guru

c) Konfirmasi

- Siswa bertanya terkait dengan pembelajaran

- Siswa menyimpulkan pembelajaran dengan bimbimgan dari guru

- Siswa mengerjakan soal evaluasi d) Kegiatan Penutup (10 menit)

- Guru memberikan pengarahan kepada siswa untuk pembelajaran yang akan dating

- Guru memotivasi siswa dan menutup pembelajaran c. Pengamatan

(63)

49

meningkatkan hasil belajar peserta didik.Hasil observasi data dilihat dari lembar observasi dan hasil perolehan nilai pada siklus II.

Berdasarkan pengamatan/observasi yang dilaksanakan peneliti dapat diketahui, bahwa keaktifan peserta didik lebih meningkat karena peserta didik merasa senang dengan pembelajaran yang tidak menegangkan.Keaktifan meningkatkan yaitu ada 8 siswa (50%).Pada waktu mengerjakan test, peserta didik memperoleh nilai rata-rata 75.

Berdasarkan hasil perolehan nilai dapat diketahui bahwa nilai hasil mengerjakan dengan rasa senang dan perolehan nilai yang lebih baik dari siklus I. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil post test pada siklus II yaitu 75.

d. Refleksi

Pada siklus ini jumlah siswa yang kurang memperhatikan sudah berkurang menjadi 25% jika dibandingkan dengan siklus I, hal ini dikarenakan perlengkapan pembelajaran dilaksanakan dengan baik, sehingga siswa dapat memperhatikan penjelasan guru secara maksimal dan siswa mulai mengenal metode Talking Stick. Selain itu bimbingan dan motivasi guru cukup membuat siswa mengerti akan materi yang disajikan.

(64)

50

sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 4 siswa atau 25% dengan nilai rata-rata 75.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Agustus 2014 di kelas IV MI Nurul Huda Krandon Lor 02 Desa Krandon Lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2014.

Adapun materi yang diajarkan pada siklus III adalah sebagai berikut:

Mata Pelajaran : IPS

Kelas/Semester : IV/I

Standar Kompetensi : Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

Kompetensi Dasar : Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, dan provinsi) dengan menggunakan skala sederhana. Indikator:

1. Menjelaskan arti skala peta 2. Menyebutkan manfaat skala peta

3. Menghitung jarak menggunakan skala peta Tujuan Pembelajaran

(65)

51

2. Dengan membaca siswa dapat menyebutkan manfaat skala peta dengan benar.

3. Dengan bermain tongkat siswa dapat menghitung jarak menggunakan skala peta dengan benar.

Materi Ajar:

Pengertian skala peta

Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik pada peta dan jarak sebenarnya pada permukaan bumi. Tanpa ada skala, kita akan bingung dan kesulitan menentukan jarak yang sebenarnya.

Manfaat skala peta

1. Kita dapat memperbesar atau memperkecil sebuah peta

2. Kita dapat menggambar suatu tempat yang sangat luas di atas kertas yang kecil

Menghitung jarak menggunakan skala peta

Contoh skala pada peta misalnya 1:200.000, itu berarti 1 cm pada peta mewakili 200.000 cm sebenarnya di lapangan, atau 1 cm pada peta mewakili 2 km pada jarak sesungguhnya.

Contoh: Sebuah peta mempunyai skala 1:2.500.000. jarak antara kota Jakarta dengan Bandung di peta adalah 7 cm. Berapakah jarak sebenarnya antara kedua kota tersebut?

Cara menghitungnya adalah sebagai berikut. 2.500.000 x 7 cm = 17. 500.000 cm = 175 km.

(66)

52

Metode Pembelajaran: metode Talking Stick

Adapun jalannya siklus III adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

1) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran IPS pokok bahasan peta dengan penerapan metode Talking Stick

2) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Talking Stick dengan lebih baik

3) Mempersiapkan soal-soal IPS pokok bahasan peta sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa

4) Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui atau mendapatkan data perubahan dan perkembangan tentang penerapan metode Talking Stick

5) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru (peneliti) guna mengetahui pelaksanaan metode Talking Stick dalam pembelajaran di kelas yang dibantu guru kelas IV.

b. Tindakan

1. Kegiatan Awal (10 menit) a) Salam dan berdoa

b) Guru menanyakan kabar siswa: bagaimana kabar anak-anak pada pagi hari ini?

c) Apersepsi:

(67)

53

- Dalam menggambar gunung, apakah besarnya sesuai dengan gunung?

2. Kegiatan Inti (45 menit) a) Eksplorasi

- Guru bertanya kepada siswa terkait apa arti dari skala peta - Siswa memberikan pendapat tentang manfaat skala peta - Guru bertanya kepada siswa terkait dengan cara

menghitung jarak menggunakan skala peta b) Elaborasi

- Guru menjelaskan arti skala peta

- Guru membagikan materi kepada masing-masing siswa - Siswa diminta untuk mempelajari materi tersebut dengan

ketentuan batas waktu 15 menit

- Siswa bertanya terkait dengan materi yang telah dibacanya - Guru menjawab pertanyaan dari siswa sekaligus

memberikan tambahan

- Siswa diminta untuk menutup materi yang telah dibaca - Guru membentuk siswa menjadi lingkaran besar - Guru memberikan tongkat kepada salah satu siswa

(68)

54 c) Konfirmasi

- Siswa bertanya terkait dengan pembelajaran

- Siswa menyimpulkan pembelajaran dengan bimbimgan dari guru

- Siswa mengerjakan soal evaluasi 3. Kegiatan Penutup (10 menit)

- Guru memberikan pengarahan kepada siswa untuk pembelajaran yang akan dating

- Guru memotivasi siswa dan menutup pembelajaran c. Pengamatan

Pada siklus III ini keadaan kelas menjadi agak gaduh, hal ini menggambarkan peserta didik sedang bertanya dalam kegiatan tanya jawab metode talking stick. Keaktifan peserta didik pada siklus III ini lebih meningkat karena semua peserta didik ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran.Peserta didik yang semula hanya diam akhirnya ikut aktif.Siswa bebas mengemukakan pendapat berdasarkan pengalamannya dan termotivasi untuk memecahkan masalah dan pada saat diadakan tes peserta didik bersemangat dalam mengerjakan karena mereka sudah lebih faham.

(69)

55

(81,25%). Pada waktu mengerjakan test, peserta didik dapat mencapai rat-rata perolehan nilai 86,25.

Berdasarkan hasil unjuk kerja dan perolehan nilai dapatdiketahui bahwa nilai hasil mengerjakan dengan rasa senang danperolehan nilai yang lebih baik dari siklus II.Pembelajaran pada siklusIII ini berhasil meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar pesertadidik.

d. Refleksi

Pada siklus III ini keseluruhan siswa memperhatikan jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir, hal ini dikarenakan perlengkapan pembelajaran Talking Stick dilaksanakan dengan baik, sehingga siswa dapat memperhatikan penjelasan dari guru (peneliti) dengan maksimal. Selain itu bimbingan dan motivasi dari guru cukup membuat mereka mengerti akan materi yang disajikan.

(70)

56 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per siklus 1. Pra-siklus

Adapun dari hasil tes formatif pada pra-siklus (kondisi terakhir sebelum pelaksanaan PTK) ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat pada Tabel berikut ini:

Tabel 4.1.

Hasil Tes Formatif pada Pra-Siklus

No Nama KKM Nilai Ketuntasan

1 Agus Maulana 70 50 TT

2 Agus Salim 70 60 TT

3 Ahmad Syaifudin 70 50 TT

4 Evi Titik H 70 50 TT

5 Fitri Mayasari 70 40 TT

6 Fatkhurrohman 70 60 TT

7 Faqih Hasan 70 50 TT

8 Isna Siti K 70 50 TT

9 Linda Saputri 70 50 TT

(71)

57

11 Maria Anggraini 70 50 TT

12 Sebri Hariyanto 70 60 TT

13 Siti Maemonah 70 70 T

14 Septina Ariyanti 70 70 T

15 Sinta Dewi 70 50 TT

16 Ulfayani 70 40 TT

Rata-rata 70 54,38

Keterangan:

Tuntas (T) : 3 siswa atau 18,75%

Tidak Tuntas (TT) : 13 siswa atau 81,25%

Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada pra-siklus ini, dari 16 siswa ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan, hal ini disebabkan penyajian materi dengan ceramah merupakan hal yang membosankan bagi siswa.

Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada pra-siklus dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Adanya siswa yang kurang memperhatikan, karena penyajian materi dengan ceramah

(72)

58

Secara garis besar pra-siklus berjalan baik dan kondusif, walaupun hasil belajar siswa belum mencapai standar nilai yang ditentukan.Hal ini harus dijadikan suatu yang harus dibenahi dalam pelaksanaan siklus I.

2. Siklus I

Hasil dari analisis data pada siklus I yaitu siswa yang mendapatkan giliran tongkat dan mendapatkan pertanyaan dari guru sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2.

Presentase Siswa yang dapat Menjawab Pertanyaan dengan Menggunakan Metode Talking Stick

No Keterangan Presentase

1 Siswa yang mendapatkan giliran tongkat dan menjawab

31,25%

2 Siswa yang tidak

menjawab karena tidak mendapatkan giliran tongkat

68,75%

(73)

59

Tabel 4.3.

Hasil Tes Formatif pada Siklus I

No Nama KKM Nilai Ketuntasan

1 Agus Maulana 70 60 TT

2 Agus Salim 70 70 T

3 Ahmad Syaifudin 70 60 TT

4 Evi Titik H 70 60 TT

5 Fitri Mayasari 70 50 TT

6 Fatkhurrohman 70 70 T

7 Faqih Hasan 70 60 TT

8 Isna Siti K 70 80 T

9 Linda Saputri 70 60 TT

10 M. Ridho 70 80 T

11 Maria Anggraini 70 60 TT

12 Sebri Hariyanto 70 70 T

13 Siti Maemonah 70 80 T

14 Septina Ariyanti 70 80 T

15 Sinta Dewi 70 60 TT

16 Ulfayani 70 50 TT

(74)

60 Keterangan:

Tuntas : 7 siswa atau 43,75% Tidak Tuntas : 9 siswa atau 56,25%

Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I ini, dari 16 siswa ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan, hal ini dikarenakan selain metode pembelajaran yang baru dikenal ternyata banyak siswa yang menganggap bahwa Talking Stick pada pembelajaran IPS hanya mainan saja dan tidak ada unsur pendidikannya. Tetapi siswa sangat antusias dan berharap pembelajaran dengan penerapan metode Talking Stick dilanjutkan keesokan harinya lagi. Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada siklus I dapat memperoleh hasil sebagai berikut:

a) Adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan, karena guru (peneliti) menggunakan metode pembelajaran yang baru. Jadi, guru masih canggung saat penyajian materi degan metode Talking Stick b) Siswa belum dapat memahami materi dengan cara membaca,

dikarenakan mereka terbiasa memahami materi dengan cara mendengar dan menulis sesuai dengan perintah guru.

(75)

61

Secara garis besar siklus I berjalan baik dan kondusif, walaupun hasil belajar siswa belum mencapai harapan (ketuntasan kelas).Hal ini harus dijadikan bahan pembenahan dalam pelaksanaan siklus II.

3. Siklus II

Hasil dari analisis data pada siklus II yaitu siswa yang mendapatkan giliran tongkat dan mendapatkan pertanyaan dari guru sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4.

Presentase Siswa yang dapat Menjawab Pertanyaan dengan Menggunakan MetodeTalking Stick

No Keterangan Presentase

1 Siswa yang mendapatkan giliran tongkat dan menjawab

50%

2 Siswa yang tidak

menjawab karena tidak mendapatkan giliran tongkat

50%

(76)

62

Suruh Kabupaten Semarang tahun 2014 selama pelaksanaan pada siklus II, maka diperoleh data sebagai berikut:

Adapun dari hasil tes formatif pada siklus II ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat pada Tabel berikut ini:

Tabel 4.5.

Hasil Tes Formatif pada Siklus II

No Nama KKM Nilai Ketuntasan

1 Agus Maulana 70 70 T

2 Agus Salim 70 80 T

3 Ahmad Syaifudin 70 80 T

4 Evi Titik H 70 60 TT

5 Fitri Mayasari 70 60 TT

6 Fatkhurrohman 70 80 T

7 Faqih Hasan 70 70 T

8 Isna Siti K 70 90 T

9 Linda Saputri 70 80 T

10 M. Ridho 70 90 T

11 Maria Anggraini 70 60 TT

12 Sebri Hariyanto 70 80 T

(77)

63

14 Septina Ariyanti 70 90 T

15 Sinta Dewi 70 70 T

16 Ulfayani 70 60 TT

Rata-rata 70 75

Keterangan:

Tuntas (T) : 12 siswa atau 75%

Tidak Tuntas (TT) : 4 siswa atau 25%

Pada siklus II ini siswa mulai memperhatikan dibandingkan pada siklus I, hal ini dikarenakan guru (peneliti) melaksanakan pembelajaran Talking Stick secara maksimal.Mulai dari menyiapkan perlengkapan pembelajaran yang diperlukan dan penyampaian materi pelajaran IPS dengan menggunakan metode Talking Stick.Dari hasil belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti dari 16 siswa, 12 siswa (25%) tuntas dan 4 siswa (25%) tidak tuntas. Berarti ada peningkatan prestasi siswa dalam hasil belajar.

Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada siklus II didapatkan hasil sebagai berikut:

(78)

64

bisa menjawab pertanyaan dari guru dalam pembelajaran Talking Stick

b. Siswa sudah banyak yang memperhatikan intruksi guru dan suasana kelas dalam pembelajaran sudah mulai efektif

c. Sebagian besar siswa sudah benar dalam menjawab pertanyaan ketika permainan dalam pembelajaran Talking Stick

d. Sebagian besar siswa sudah benar dalam menjawab soal-soal tes formatif

e. Guru tidak mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran Talking Stick karena belajar dari pengalaman pelaksanaan siklus I. Secara garis besar pelaksanaan siklus II sudah berjalan baik.Dari hasil belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal.Terbukti dari 16 siswa, 12 siswa (75%) tuntas dan 4 siswa (25%) tidak tuntas.Berarti ada peningkatan prestasi siswa dalam hasil belajar siswa. Meskipun sudah 50% lebih siswa yang tuntas dalam mengikuti tes formatif pada siklus II akan tetapi nilai yang diperoleh belum cukup memuaskan sehingga perlu diadakan Siklus III.

4. Siklus III

(79)

65 Tabel 4.6.

Presentase Siswa yang dapat Menjawab Pertanyaan dengan menggunakan Metode Talking Stcik

No Keterangan Presentase

1 Siswa yang mendapatkan giliran tongkat dan menjawab

81,25%

2 Siswa yang tidak

menjawab karena tidak mendapatkan giliran tongkat

18,75%

Dari pengamatan yang dilakukan terhadap ketuntasan belajar siswa kelas IV MI Nurul Huda Krandon Lor 02 Desa Krandon Lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2014 selama pelaksanaan pada siklus III, maka diperoleh data sebagai berikut:

Adapun dari hasi tes formatif pada siklus III ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat pada Tabel berikut ini:

Tabel 4.7.

Hasil Tes Formatif pada siklus III

(80)

66

1 Agus Maulana 70 80 T

2 Agus Salim 70 80 T

3 Ahmad Syaifudin 70 90 T

4 Evi Titik H 70 80 T

5 Fitri Mayasari 70 80 T

6 Fatkhurrohman 70 100 T

7 Faqih Hasan 70 80 T

8 Isna Siti K 70 90 T

9 Linda Saputri 70 80 T

10 M. Ridho 70 100 T

11 Maria Anggraini 70 90 T

12 Sebri Hariyanto 70 90 T

13 Siti Maemonah 70 85 T

14 Septina Ariyanti 70 95 T

15 Sinta Dewi 70 80 T

16 Ulfayani 70 80 T

Rata-rata 70 86,25

Keterangan:

Gambar

Tabel 1.1 Berikut daftar nilai ulangan kenaikan kelas tahun ajaran
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan (Arikunto, 2006: 16)
Gambar Peta Provinsi Jawa Tengah (Terlampir)
Tabel 4.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keluhan muskuloskeletal yang dialami para pengguna komputer yang memakai kacamata lensa ganda diperoleh dari score kuesioner yang diberikan pada masing-masing subjek

Rambat, dan satu instrumen Tingklik tujuh nada dalam dua oktaf yang terdiri dari lima belas bilah, mempergunakan alat pemukul Tingklik .Karya ini disajikan dalam

Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam menanamkan kedisiplinan peserta didik di SMK

hubungan antar dua variabel penelitian, yaitu beban kerja sebagai variabel X. dan kepuasan kerja sebagai variabel Y, konstelasi hubungan antar

Martina Berto sudah baik, konsumen cukup puas terhadap kinerja Biokos BOTU-LI KE sehingga ingin melakukan pembelian ulang, dan atribut produk baru yang paling dominan adalah atribut

TUJUAN JABATAN : Koordinasi penyelenggara sistem akuntansi dan pelaporan keuangan lingkup Kementerian Keuangan yang efektif dan optimal, Pembinaan implementasi sistem

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA pada kompetensi dasar pesawat sederhana melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas

Kemampuan kreativitas anak pada kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Dukuhwaluh masih rendah di tandai dengan malasnya untuk berkreativitas dalam menyulam kain