• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KIMDAS REAKSI KIMIA SIKLUS Cu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN KIMDAS REAKSI KIMIA SIKLUS Cu"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

REAKSI KIMIA PADA SIKLUS

LOGAM TEMBAGA

OLEH :

HELEN HELDA PRASTIKA

NIM : 1408105045

KELOMPOK 09

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA 1. Tujuan Percobaan

Mempelajari perubahan kimia yang terjadi pada siklus logam tembaga dan mengamati reaksi yang terjadi pada siklusnya.

2. Dasar Teori

Banyak zat bahkan hampir semua zat dapat mengalami suatu perubahan kimia yang disebabkan oleh berbagai alasan. Dalam perubahan kimia pasti terjadi sebuah siklus dari zat yang bereaksi sehingga menimbulkan suatu perubahan yang dapat kita amati dari faktor faktor yang muncul setelahnya. Misalnya saja perubahan suhu, timbulnya gas, aroma yang berbeda, perubahan warna, zat yang bereaksi hingga habis, ataupun adanya endapan setelah reaksi terjadi. Perubahan kimia dapat terjadi dalam berbagai hal dan bidang, baik di alam yang secara alami terjadi maupun perubahan kimia yang sengaja dilakukan untuk membuktikan suatu gagasan.

Di alam dapat kita lihat berbagai perubahan kimia, sebagai contoh proses pelapukan dan korosi. Dalam prosesnya, akan muncul beberapa faktor yang dapat menjadi acuan terjadi atau tidaknya perubahan kimia. Sedangkan dalam percobaan, banyak zat yang dpat digunakan dalam membuktikan sebuah gagasan yang salah satunya adalah siklus logam tembaga (Cu). Dari percobaan, kita dapat menentukan apakah terjadi perubahan kimia atau tidak melalui beberapa faktor yang dapat kita amati dalam percobaan.

3. Alat dan Bahan

 Larutan NaOH 1M 6ml

 Air suling

 Larutan H2SO4 2ml

(3)

4. Cara Kerja

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk percobaan siklus logam tembaga, dan setiap langkah harus diamati dengan teliti sehingga dapat diambil kesimpulan tentang apa saja perubahan yang terjadi pada logam Cu. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

Langkah I : Reaksi logam Cu dengan HNO3

 Logam Cu 0,2 gram dipotong kecil-kecil untuk mempercepat reaksi

 Hasil potongannya dimasukkan ke dalam gelas beaker 250ml

 Kemudian HNO3 dituangkan dengan hati-hati sebanyak 2-3ml ke dalam gelas beaker yang berisi logam Cu.

 Gelas beaker ditutup menggunakan kaca arloji hingga logam Cu habis bereaksi.

Langkah II : Penambahan Larutan NaOH

 Larutan NaOH 1M ditambahkan ke dalam gelas beaker pada langkah I dengan hati-hati sambil diaduk.

Langkah III : Pemanasan

 Larutan dalam gelas beaker langkah II ditambah dengan 50ml air suling.

 Larutan dipanaskan sambil diaduk hingga mendidih dan mengalami perubahan yang dapat diamati.

 Setelah mendidih, gelas beaker diangkat dari pemanas dan didiamkan hingga larutan dingin selama 5 menit.

 Larutan didekantasi ke dalam gelas beaker lain tanpa menyertakan endapan yang terbentuk.

 Endapan yang tersisa dicuci menggunakan 50ml air suling dan didiamkan hingga zat kembali mengendap. Kemudian didekantasi lagi.

 Endapan dicuci lagi dengan air suling dan didekantasi ulang.

Langkah IV : Penambahan Larutan H2SO4

 Endapan yang telah didekantasi dengan hati-hati ditambah larutan H2SO4 2ml dan diaduk hingga terjadi perubahan yang dapat diamati.

Langkah V : Penambahan Logam Zn

 Larutan yang dihasilkan dalam langkah IV ditambah dengan logam Zn kemudian ditutup menggunakan kaca arloji dan digoyangkan sesekali.

 Gelas beaker didiamkan hingga logam Zn habis bereaksi.

Langkah VI : Mendapatkan Cu kembali (Recovery Cu)

(4)

 Padatan dicuci menggunakan 50ml air suling, larutan didiamkan hingga padatan mengendap. Kemudian didekantasi kembali. Proses pencucian dan dekantasi diulangi 2 kali.

 Cawan penguap ditimbang dengan teliti dan dicatat massanya.

 Padatan dituangkan ke dalam cawan penguap. Kemudin cawan penguap terebut dikeringkan dengan cara dipanaskan di atas steambath.

 Cawan penguap beserta isinya ditimbang dan dicatat massanya.

 Massa Cu dihitung dengan teliti. Kemudian dihitung rendemennya.

5. Data Pengamatan

Langkah I (Reaksi Logam Cu dengan larutan HNO3)

No. Logam Cu Pengamatan

1. Wujud Padat

2. Warna Coklat kemerahan

3. Bentuk Lempengan (dipotong kecil-kecil) 4. Massa 0,2 gram

No. Larutan HNO3 Pengamatan

1. Wujud Cair

2. Warna Bening

3. Bentuk Larutan

4. Massa 2-3 ml

5. Konsentrasi 4M

No. 3Cu+8HNO3→3Cu(NO3)2+2NO+H2O Pengamatan

1. Warna Biru bening

2. Bau Ada

3. Peningkatan suhu Meningkat

4. Adanya gas Ada (gas NO)

5. Adanya gelembung Ada

6. Endapan Tidak ada

7. Zat yang bereaksi Habis (keping Cu habis bereaksi)

(5)

No. Cu(NO3)2+2NaOH→Cu(OH)2+2NaNO3 Pengamatan

7. Zat yang bereaksi Habis

Langkah III (Pemanasan)

Dalam percobaan ditambahkan air suling 50 ml kemudian dipanaskan sambil diaduk

No. Cu(OH)2→CuO+H2O Pengamatan

1. Warna larutan Bening

2. Adanya bau Tidak

3. Peningkatan suhu Meningkat

4. Adanya gas Tidak

5. Adanya gelembung Ada

6. Endapan Ada (endapan Cu)

7. Warna endapan Hitam

8. Zat yang bereaksi Habis

Langkah IV (Penambahan H2SO4) Penambahan larutan H2SO4 sambil diaduk

No. Larutan H2SO4 Pengamatan

1. Wujud Cair

2. Warna Bening

3. Bentuk Larutan

4. Volume 2 ml

No. CuO+H2SO4→CuSO4+H2O Pengamatan 1. Warna larutan Biru bening seperti semula

2. Adanya bau Tidak

3. Peningkatan suhu Meningkat

4. Adanya gas Tidak

5. Endapan Tidak

6. Zat yang bereaksi Habis

Langkah V (Penambahan Logam Zn)

No. CuSO4+Zn→Cu+ZnSO4 Pengamatan 1. Warna larutan Biru bening

2. Warna endapan Merah bata

3. Adanya bau Ada

4. Adanya gas Tidak

5. Endapan Ada

(6)

Langkah VI (Mendapatkan Cu kembali / Recovery Cu)

Percobaan tentang siklus Cu menggunakan beberapa zat yang berfungsi untuk mengetahui adanya perubahan kimia yaitu logam Cu, larutan HNO3, larutan NaOH, larutan H2SO4, dan logam Zn.

 Pada percobaan pertama menggunakan logam Cu yag dipotong kecil kecil dan larutan HNO3. Adapun persamaaan reaksinya yaitu 3Cu+8HNO3→3Cu(NO3)2+2NO+H2O. Pada percobaan pertama, volume larutan HNO3 4M yang digunakan adalah 2 ml tetapi belum terjadi reaksi sehingga ditambah 1 ml lagi dan terjadi suatu reaksi yang ditandai dengan meleburnya logam Cu oleh larutan HNO3 dan terjadi perubahan warna pada larutan yang awalnya bening menjadi biru serta menimbulkan bau yang berbeda dan gas berwarna kecoklatan di gelas beaker.

 Pada percobaan kedua, larutan ditambahkan NaOH. Adapun persamaan reaksinya yaitu Cu(NO3)2+2NaOH→Cu(OH)2+2NaNO3. Volume NaOH yang digunakan adalah 6 ml yang kemudian dituangkan sambil diaduk hingga terjadi reaksi. Perubahan yang terjadi pada larutan yang awalnya berwarna biru bening menjadi biru pekat dengan peningkatan suhu serta terbentuknya endapan.

 Pada percobaan ketiga dilakukan pemanasan pada larutan dengan menambahkan 50 ml air suling sambil diaduk hingga terjadi perubahan yang dapat diamati. Adapun persamaan reaksinya yaitu Cu(OH)2→CuO+H2O. Dalam proses pemanasan terjadi perubahan pada larutan yang awalnya berwarna biru pekat menjadi hitam dan adanya endapan yang terbentuk. Setelah pemanasan, dilakukan dekantasi larutan sebanyak 3 kali.

(7)

endapan yang mulanya berwarna hitam dan berbentuk endapan menjadi larut dan berwarna biru bening seperti semula tanpa endapan.

 Pada percobaan kelima ditambahkan logam Zn. Adapun persamaan reaksinya yaitu CuSO4+Zn→Cu+ZnSO4. Logam Zn dimasukkan kedalam larutan hingga bereaksi. Perubahan yang terjadi adalah pada larutan yang mulanya tidak terdapat endapan menjadi ada endapan berwarna merah bata serta bau yang berbeda. Namun, dalam percobaan ini logam Zn tidak habis bereaksi.

 Pada percobaan terakhir dilakukan untuk mendapatkan Cu kembali (Recovery Cu). Pada percobaan ini dilakukan dekantasi larutan sebanyak 4 kali dan dilakukan pemanasan endapan Cu menggunakan cawan penguap yang telah ditimbang terlebih dahulu. Setelah itu, dilakukan perhituungan massa dan rendemen endapan Cu yang sudah dikeringkan. Perhitungan yang diperoleh dari massa logam Cu adalah sebanyak 0,0418 gram dan rendemennya hanya 20,9%. Sehingga dapat diketahui bahwa banyak logam Cu yang hilang saat dekantasi. Logam Cu kemungkinan besar ikut terbuang bersama larutan.

7. Kesimpulan

 Faktor yang mempengaruhi perubahan kimia antara lai konsentrasi zat dan luas permukaan. Misalnya saja pada logam Cu yang dipotong kecil-kecil akan mempercepat reaksi.

 Perubahan kimia dapat dilihat dari adanya perubahan suhu, adanya gelembung, adanya gas, endapan, perubahan warna, terhirupnya bau yang beru, dan habisnya zat yang bereaksi.

 Proses dekantasi yang kurang teliti mengakibatkan banyaknya zat (logam Cu) yang terbuang dan menghasilkan selisih hasil rendemennya.

 Jika kita teliti dalam melakukan setiap percobaan, maka zat awal akan sama dengan zat setelah direaksikan.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan IbM ini adalah kemudahan anggota pengrajin dalam menyanting dengan menggunakan kompor batik elektrik (listrik), menambah desain

Data di atas juga menunjukkan bahwa variabel pemahaman perpajakan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan dengan nilai

Temubual mendalam secara bersemuka dan separa bersturuktur telah dilakukan terhadap dua (2) syarikat yang menyediakan khidmat sertu (disebut sebagai Syarikat G

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 867 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Poskestren dalam upaya terwujudnya kemandirian warga pondok pesantren

Oleh karena kereta api hanya dapat bergerak pada lintasan/jaringan rel yang sesuai dengan peruntukanya, kereta api dijadikan alternatif solusi pengurangan kemacetan

political control, then an appropriate technique for its study is of political control, then an appropriate technique for its study is of political analysis,

Dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa semakin tua umur tanaman jagung dan semakin tinggi dosis pupuk kalium yang diberikan maka tanaman jagung cenderung lebih tahan

pelaku usaha bahwa melakukan perdagangan elektronik juga merupakan hal yang wajib pajak sekaligus memperkaya serta menambah wawasan ilmiah baik dalam tulisan ini maupun dalam