• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROGRAM DIRECT MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG : Survei pada Tamu Bisnis Golden Flower Hotel Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PROGRAM DIRECT MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG : Survei pada Tamu Bisnis Golden Flower Hotel Bandung."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 17

1.3Tujuan Penelitian ... 18

1.4Kegunaan Penelitian ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS .... 20

2.1 Kajian Pustaka ... 20

2.1.1 Direct Marketing dalam Pemasaran Pariwisata ... 20

2.1.1.1 Konsep Pemasaran Pariwisata ... 20

2.1.1.2 Direct Marketing bagian dalam Pemasaran Jasa ... 23

2.1.1.3 Definisi Direct Marketing ... 31

2.1.1.4 Dimensi Direct Marketing ... 34

2.1.1.5 Dasar Pemikiran Direct Marketing ... 37

2.1.1.6 Manfaat Direct Marketing ... 39

2.1.2 Keputusan Menggunakan Meeting Package ... 40

2.1.2.1 Perilaku Tamu Bisnis ... 42

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Menggunakan Meeting Package ... 45

2.1.2.3 Jenis Perilaku Tamu Bisnis dalam Menggunakan Meeting Package ... 47

(2)

2.1.3 Pengaruh Direct Marketing terhadap Keputusan

Menggunakan Meeting Package ... 52

2.1.4 Orisinilitas Penelitian ... 55

2.2 Kerangka Pemikiran ... 57

2.3 Hipotesis ... 64

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 68

3.1 Objek Penelitian ... 68

3.2 Metodologi Penelitian ... 69

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 69

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 70

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 74

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 75

3.2.4.1 Populasi ... 75

3.2.4.2 Sampel ... 76

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 77

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 78

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 80

3.2.6.1 Pengujian Validitas ... 80

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ... 85

3.2.7 Rancana Analisis ... 87

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif ... 87

3.2.7.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif ... 87

3.2.7.2 Pengujian Hipotesis ... 89

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 96

4.1 Profil Perusahaan dan Tamu Bisnis Golden Flower Hotel Bandung .... 96

4.1.1 Profil Perusahaan ... 96

4.1.1.1 Identitas Perusahaan ... 96

4.1.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan ... 96

4.1.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 97

4.1.2 Profil Tamu Bisnis Golden Flower Hotel Bandung ... 99

(3)

4.1.2.2 Jenis Tamu Bisnis Berdasarkan Jenis Kelamin dan

Usia ... 101

4.1.2.3 Jenis Tamu Bisnis Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 102

4.1.2.4 Jenis Tamu Bisnis Berdasarkan Jumlah Rata-Rata Meeting Di Golden Flower Hotel Bandung Per Tahun dan Jumlah Rata-Rata Peserta Meeting ... 104

4.1.2.5 Jenis Tamu Bisnis Berdasarkan Jenis Meeting Package yang Digunakan di Golden Flower Hotel Bandung Per Tahun dan Jumlah Rata-Rata Pengeluaran Meeting ... 105

4.2 Tanggapan Tamu Bisnis Yang Menggunakan Meeting Package Di Golden Flower Hotel Bandung Terhadap Direct Marketing ... 107

4.2.1 Karakteristik Direct Selling Di Golden Flower Hotel Bandung ... 108

4.2.2 Karakteristik Direct Mail Di Golden Flower Hotel Bandung ... 110

4.2.3 Karakteristik Telemarketing Di Golden Flower Hotel Bandung ... 112

4.2.4 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Tamu bisnis Hotel Terhadap Direct Marketing Golden Flower Hotel Bandung ... 114

4.3 Keputusan Menggunakan Meeting Package Tamu Bisnis Golden Flower Hotel Bandung ... 115

4.3.1 Pemilihan Produk ... 116

4.3.2 Pemilihan Merek ... 117

4.3.3 Pemilihan Perantara ... 118

4.3.4 Penentuan Waktu ... 120

4.3.5 Jumlah Pemesanan ... 121

4.3.6 Metode Pembayaran ... 122

(4)

4.4 Pengaruh Program Direct Marketing Terhadap Keputusan

Menggunakan Meeting Package Di Golden Flower Hotel Bandung ... 125

4.5 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 130

4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 130

4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 131

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 133

5.1 Kesimpulan ... 133

5.2 Rekomendasi ... 134

DAFTAR PUSTAKA ... xiv

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Hal

1.1 Negara Penyelenggara MICE Internasional Asia-Pasifik Pada Tahun

2008 – 2010 ... 3

1.2 Daftar Hotel Di Kota Bandung Yang Menjual Meeting Facilities ... 7

1.3 Daftar Meeting Rooms Golden Flower Hotel Bandung ... 9

1.4 Meeting Package Golden Flower Hotel Bandung ... 11

1.5 Data Jumlah Event MICE Golden Flower Hotel Periode 2009 2011 ... 12

1.6 Promosi Yang Dilakukan Golden Flower Hotel ... 15

2.1 Definisi Direct Marketing Menurut Para Ahli ... 33

2.2 Jenis-Jenis Tingkah Laku Keputusan Menggunakan Meeting Package ... 48

2.3 Penelitian Terdahulu Yang Berkaitan Dengan Penelitian Yang Akan Dilakukan ... 55

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 75

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 71

3.3 Data Jumlah Tamu Bisnis Yang Menggunakan Meeting Package Golden Flower Hotel Bandung ... 76

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 80

3.5 Interpretasi Nilai r ... 82

3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 82

3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 86

3.8 Skor Alternatif Jawaban Pertanyaan Positif & Negatif ... 88

4.1 Room Type Golden Flower Hotel Bandung ... 98

4.2 Ballroom, Function Room, and Meeting Rooms Golden Flower Hotel Bandung ... 98

4.3 Jenis Tamu Bisnis Bersdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia ... 101

4.4 Jenis Tamu Bisnis Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 103

(6)

4.6 Jenis Tamu Bisnis Berdasarkan Jenis Meeting Package yang Digunakan

di Golden Flower Hotel Bandung Per Tahun dan Jumlah Rata-Rata

Pengeluaran Meeting ... 106

4.7 Direct Selling Dalam Direct Marketing Golden Flower Hotel Bandung ... 108

4.8 Direct Mail Dalam Direct Marketing Golden Flower Hotel Bandung ... 110

4.9 Telemarketing Dalam Direct Marketing Golden Flower Hotel Bandung ... 112

4.10 Relapitulasi Hasil Tanggapan Tamu Bisnis Golden Flower Hotel Bandung Terhadap Direct Marketing ... 114

4.11 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Pemilihan Produk Golden Flower Hotel Bandung ... 116

4.12 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Pemilihan Merek Golden Flower Hotel Bandung ... 118

4.13 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Pemilihan Perantara Golden Flower Hotel Bandung ... 119

4.14 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Penentuan Waktu Golden Flower Hotel Bandung ... 120

4.15 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Jumlah Pemesanan Golden Flower Hotel Bandung ... 122

4.16 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Metode Pembayaran Golden Flower Hotel Bandung ... 123

4.17 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Tamu Bisnis Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting Package Di Golden Flower Hotel Bandung ... 124

4.18 Pengaruh Program Direct Marketing Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting package Di Golden Flower Hotel Bandung ... 126

4.19 Uji Keseluruhan (Uji F) ... 127

4.20 Pengujian Parsial ... 127

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Hal

1.1 Pertumbuhan Industri MICE Di Kota Bandung Tahun 2007 – 2010 ... 5

2.1 Diagram Segitiga Pemasaran Jasa ... 27

2.2 Manfaat Direct Marketing Dilihat Dari Perspektif Pelanggan ... 40

2.3 Model Perilaku Tamu Bisnis ... 43

2.4 Model Perilaku Pembelian ... 46

2.5 Proses Keputusan Pembelian Model Lima Tahap ... 49

2.6 Kerangka Pemikiran Pengaruh Program Direct Marketing Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting Package ... 63

2.7 Paradigma Penelitian ... 64

3.1 Struktur Kausal Antara X Dan Y ... 90

3.2 Diagram Jalur Sub Hipotesis ... 90

3.3 Diagram Jalur Sub Hipotesis X Terhadap Y ... 91

4.1 Jenis Tamu Bisnis Golden Flower Hotel Bandung ... 100

4.2 Direct Marketing Golden Flower Hotel Bandung ... 107

4.3 Keputusan Menggunakan Meeting Package Di Golden Flower Hotel Bandung ... 115

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Industri MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) adalah

salah satu bagian dari sektor pariwisata yang saat ini sedang mengalami

perkembangan yang pesat, dan tentunya juga telah menjadi salah satu industri

besar di dunia. Perkembangan bisnis MICE yang merupakan bagian dari industri

pariwisata masa kini dan telah memberikan warna yang beragam terhadap jenis

kegiatan pariwisata yang identik dengan pemberian pelayan (services). MICE dan

bisnis pariwisata merupakan bisnis dengan high-quality dan high-yield, yang

memberikan kontribusi tinggi secara ekonomi terlebih bagi negara berkembang.

High quality berarti kualitas pelayanan yang diberikan mampu memberikan

kepuasan kepada setiap peserta, sedangkan high yield berarti kegiatan wisata

konvensi mampu memberikan keuntungan yang besar pada penyelenggara wisata

konvesi.

Industri MICE berperan penting dalam pariwisata dunia, karena dampak

yang ditimbulkan dari penyelenggaraan sebuah event MICE memiliki multipliers

effect (efek berganda) bagi bidang kehidupan lainnya. Event MICE tidak hanya

menghasilkan pendapatan bagi pihak yang berhubungan langsung dengan event

MICE saja, tetapi secara tidak langsung juga melibatkan banyak pelaku ekonomi

(9)

sehingga beberapa negara banyak yang menjadikan industri MICE sebagai

sumber pendapatan utama bagi negaranya.

Kepanjangan MICE sebagai meeting, incentive, convention and exhibition

yang telah dikenal secara luas di dunia dan menjadi istilah umum dalam industri

pariwisata. Industri MICE merupakan industri yang masih muda, dikenal di Eropa

dan Amerika Utara sekitar 50 tahun yang lalu dan bahkan lebih mudah dikenali di

beberapa kawasan dunia lainnya, tetapi dengan cepat industri ini menjadi matang

terutama di negara-negara sedang berkembang, karena jelas terlihat

perkembangannya mampu memberikan dampak ekonomi yang tinggi. Adapun

definisi MICE menurut Rogers (2003) adalah sebagai berikut :

MICE merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh sejumlah orang di suatu tempat dengan pola yang telah ditetapkan dalam jangka waktu tertentu untuk membahas tujuan khusus yang berkaitan dengan kepentingan bersama.

Kegiatan Industri MICE sebagai industri baru masa kini menunjukan

bahwa MICE sebagi salah satu sektor dalam bisnis pariwisata, karena kegiatan

MICE merupakan kegiatan bisnis wisata yang tujuan utama dari para delegasi

atau peserta kegiatan MICE adalah melakukan perjalanan dan menghadiri suatu

kegiatan atau event yang berhubungan dengan bisnisnya sambil menikmati

kegiatan wisata secara bersama-sama. Berikut ini merupakan perkembangan

bisnis penyelenggaraan MICE di beberapa negara Asia-Pasifik yang terdapat pada

(10)

TABEL 1.1

Negara Penyelenggara MICE Internasional Asia-Pasifik Tahun 2008 - 2010

No. Negara 2008 2009 2010

1. Jepang 309 278 305

2. Cina 294 284 282

3. Australia 208 183 239

4. Singapura 131 123 136

5. Malaysia 109 108 119

6. Thailand 112 114 88

7. Hong Kong 74 76 82

8. Indonesia 51 37 64

9. Vietnam 42 34 29

10. Pilipina 42 36 27

Total 1373 1273 1371

Sumber : International Association Meeting Market ICCA, 2011.

Tabel 1.1 menunjukan bahwa peringkat tertinggi negara penyelengara

MICE pada tahun 2010 yaitu Jepang dengan jumlah pertumbuhan 9,9%

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun negara penyelenggara dengan

tingkat pertumbuhan paling besar yaitu Singapura dengan kenaikan sebesar

23,5%. Selain itu terdapat penurunan penyelenggaraan MICE yang paling besar

adalah Australia yaitu sebesar 22,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

sedangkan Indonesia berada pada peringkat ke-8 mengalami pertumbuhan yang

baik dengan pertumbuhan sebesar 42,2% dengan jumlah event MICE

internasional yang terselenggara sebanyak 64 event Bisnis MICE.

Istilah MICE di Indonesia dikenal juga dengan nama wisata konvensi,

kegiatan wisata konvensi ini merupakan bagian dari kegiatan pariwisata, karena

wisatawan banyak sekali menggunakan fasilitas pariwisata dalam pelaksanaannya,

sehingga kegiatan ini merupakan kegiatan yang berkarakteristik padat karya,

memberikan kontribusi baik dari sisi penyediaan tenaga kerja maupun dalam

(11)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia

yang merupakan perubahan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada

tahun 2011, menetapkan target kunjungan wisatawan ke Indonesia tahun 2011

sekitar 7,7 juta orang. Target tersebut didasarkan pada pencapaian jumlah

kunjungan wisatawan pada tahun 2010. Untuk mencapai target tersebut,

pemerintah mempromosikan Indonesia melalui slogan "Wonderful Indonesia"

yang menggambarkan daya tarik masyarakat, budaya, makanan, investasi, dan

alamnya. Sementara tema pariwisata tahun 2011 yaitu “Eco, Culture, and MICE“.

Eco merupakan bentuk kepedulian pariwisata Indonesia terhadap

lingkungan. Culture menjadi harta dan kekuatan Indonesia yang memiliki

kekayaan seni budaya beraneka ragam dari Sabang hingga Merauke. MICE

(meeting, incentive, convention, dan exhibition) adalah dalam rangka pada tahun

2011 Indonesia menjadi tuan rumah KTT ASEAN, sehingga akan banyak

kegiatan pertemuan dan konvensi (MICE) diadakan di Indonesia. Hal tersebut

dapat membantu pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan potensi bisnis

MICE di Indonesia.

Pemerintah Indonesia saat ini mulai membenahi beberapa kota destinasi

event MICE, beberapa tempat tersebut telah dilengkapi fasilitas lengkap serta

infrastruktur yang menunjang bagi penyelenggaraan event MICE. Indonesia

memiliki 10 destinasi MICE yang diunggulkan yaitu Jakarta, Yogyakarta,

Surabaya, Bali, Medan, Bukit Tinggi-Padang, Makassar, Solo, Batam dan

Manado. Sedangkan tiga daerah potensial yaitu Lombok, Balikpapan dan

(12)

Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat merupakan pusat

pertumbuhan event MICE Jawa Barat dan juga telah ditetapkan sebagai destinasi

MICE yang potensial. Pelaku yang terlibat dalam industri MICE meliputi

perusahaan dan asosiasi, pemerintah kota Bandung, peserta event dan supplier

penyelenggaraan event MICE. Berikut data pertumbuhan MICE yang

diselenggarakan di kota Bandung pada tahun 2007 s.d 2010 :

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, 2011.

GAMBAR 1.1

Pertumbuhan Industri MICE Di Kota Bandung Tahun 2007 s.d 2010

Berdasarkan Gambar 1.1, dapat dilihat pertumbuhan industri MICE di

Kota Bandung yang menunjukan pertumbuhan yang cukup baik setiap tahunnya.

Seperti pada tahun 2010 lalu, kenaikan mencapai angka 15,6% dari tahun

sebelumnya. Sedangkan kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2008, yang

menunjukan angka kenaikan sebesar 245% dari tahun 2007. Hal tersebut karena

adanya program Visit Indonesia Year 2008 yang dicanangkan oleh pemerintah

(13)

Keunggulan Bandung sebagai salah satu kota destinasi MICE, yaitu

memiliki image yang baik diantaranya adalah aman dan hampir bebas dari isu

yang menyangkut keamanan publik, dan aksesibilitas menuju Bandung sudah

cukup baik (http://imctm.rajamice.com/). Daya tarik wisata Bandung juga

merupakan salah satu keunggulan, terutama keindahan alam, kultur masyarakat,

dan wisata kuliner. Keunggulan lainnya adalah jumlah kamar yang telah tersedia

berjumlah 10.430 kamar dari berbagai klasifikasi hotel bintang, yang tentu saja

merupakan sarana akomodasi yang sangat penting untuk mendukung

penyelenggaraan event MICE. Selain itu, kota Bandung saat ini telah memiliki

beberapa lokasi (venue) untuk penyelenggaraan event MICE yang berkapasitas

kecil, sedang maupun besar. Venue-venue tersebut diantaranya berupa convention

center, ataupun function room dalam sebuah mall dan hotel.

Hotel sebagai salah satu supplier event MICE juga sangat terbantu dalam

hal meningkatkan penjualannya pada hari kerja yang masih rendah jika

dibandingkan pada saat akhir pekan atau liburan. Hal tersebut memicu hotel-hotel

yang ada di Bandung melakukan strategi promosi untuk menjual venue-venue

yang ada dalam hotel menjadi sebuah tempat yang dapat dijadikan sarana

akomodasi penyelanggaraan MICE, seperti Hotel Horison, Hotel Grand Royal

Panghegar, dan beberapa cabang Hotel Aston. Selain hotel-hotel tersebut masih

banyak hotel berbasis convention yang menyediakan venue-venue yang ada dalam

hotel yang dapat dijadikan sebagai sarana akomodasi penyelenggaraan MICE.

Tabel 1.2 berikut adalah hotel-hotel di Kota Bandung yang menjual meeting

(14)

TABEL 1.2

Daftar Hotel Di Kota Bandung Yang Menjual Meeting Facilities

No. Hotel Meeting Facilities

1. Aston Primera Menawarkan 12 meeting rooms dan ballroom dengan kapasitas 1500 orang. Setiap meeting room dilengkapi teknologi audio visual yang tinggi. ( www.aston-international.com/index.php)

2. Horison Menyediakan 26 meeting rooms dengan berbagai

kapasitas, dan memiliki “Krakatau Convention Hall”

yang merupakan ballroom dengan kapasitas 3000 orang, serta memiliki area luas untuk pameran, pesta, pertemuan, ataupun pernikahan.

(www.horisonbandung.com/hotel.php)

3. Grand Royal Panghegar Menyediakan 17 meeting rooms dan Grand Ballroom yang dapat menampung kapasitas hingga 1500 orang.

(www.grandroyalpanghegar.com)

4. Savoy Homman Bidakara Menyediakan 14 meeting rooms dengan kapasitas berbeda, dan memiliki ballroom berkapasitas 1000 orang, disertai dengan peralatan yang lengkap.

(www.savoyhomann-hotel.com)

5. Grand Pasundan Menawarkan 12 meeting rooms dengan salah satu

meeting room paling besar diantara yang lain dengan kapasitas 2000 orang yang bernama “Malibu Dome”.

(www.grandpasundan-hotel.com)

6. Novotel Menyediakan 10 meeting rooms dengan rata-rata

kapasitas masing-masing ruangan lebih dari 50 orang.

(

www.novotel.com/gb/hotel-6181-novotel-bandung/index.shtml) Sumber : Modifikasi dari berbagai literature, 2012.

Hotel-hotel yang terdapat pada Tabel 1.2 menyediakan berbagai meeting

facilities yang berbeda satu sama lain, begitu pula meeting package yang

disediakan. Dengan fasilitas yang dimiliki, sebuah hotel dapat mengatur segala

bentuk kebutuhan tamu dalam sebuah meeting package yang tentunya dengan

meeting facilities yang berbeda, sesuai kebutuhan tamu. Hotel-hotel yang menjual

meeting package tersebut melakukan promosi penjualan yang secara tidak

langsung dapat berdampak pada pembagian penggunaan meeting package

hotel-hotel di Bandung akan menurun. Oleh karena itu, Sales and marketing department

(15)

kepada tamu bisnis agar menggunakan meeting package yang disediakan. Salah

satu hotel yang melakukan strategi tersebut adalah Golden Flower Hotel Bandung.

Hotel ini terletak di pusat Kota Bandung, yang secara strategi dapat mendukung

untuk penyelenggaraan kegiatan MICE itu sendiri.

Golden Flower Hotel Bandung didirikan pada 1 Juli 2009 dengan berbasis

convention yang dilengkapi oleh lebih dari 20 meeting room, dengan tujuan hotel

ini akan menjadi salah satu tempat penyelenggaraan event MICE di Bandung.

Golden Flower Hotel Bandung juga dapat dijadikan tempat penyelenggaraan

event MICE yang bersifat tertutup, yang berarti pesertanya terbatas dan telah

ditentukan oleh pihak penyelenggara event. Event tersebut diantaranya seperti

meeting, training, workshop, presentation, dinner, interview, wedding, table

manner, birthday party, lunch, launching product, breakfast meeting, farewell

party, reuni, buka puasa, halal bi halal, lokakarya, graduation, dan conference.

Menurut Food and Beverage Manager Golden Flower Hotel Bandung pada tahun

2010, dari total pendapatan Food and Beverages Department sebesar 60%-nya

adalah pendapatan yang berasal dari event MICE yang terselenggara.

Event MICE di Golden Flower Hotel Bandung biasanya diselenggarakan

dalam meeting room, ballroom ataupun restaurant sesuai dengan kesepakatan

dengan pihak penyelenggara. Daftar meeting room yang terdapat di Golden

(16)

TABEL 1.3

Daftar Meeting Rooms Golden Flower Hotel Bandung

VENUE

SIZE CAPACITY

L W H M2 BQT CLASS

U-SHAPE

DOUBLE

U-SHAPE THEATRE COCKTAIL

BALLROOM 34 20 8 680 450 400 150 200 900 800

Sumber : Golden Flower Hotel Bandung, 2012.

Berdasarkan Tabel 1.3 di atas terdapat 24 meeting rooms yang memiliki

kapasitas dan ukuran masing-masing yang bervariatif dan dapat dengan mudah

disesuaikan dengan kebutuhan tamu bisnis nya. Ukuran dan kapasitas terbesar

yang ada di Golden Flower Hotel Bandung ini yaitu Ballroom. Meeting room

tersebut memiliki ukuran mencapai 680 meter persegi, dan dapat menampung

(17)

yang terkecil salah satunya yaitu Mentha. Meeting room tersebut memiliki ukuran

21 meter persegi, dan dapat menampung 10 orang dengan tata ruang classroom.

Dengan banyaknya pilihan tersebut, dapat membuktikan bahwa banyaknya

instansi yang dapat menyelenggarakan event bisnisnya di Golden Flower Hotel

Bandung.

Divisi hotel yang mengurusi berbagai event yang diselenggarakan dalam

hotel adalah divisi banquet. Definisi banquet menurut David K. Hayes (2004:279)

“adalah acara dengan makanan dan minuman yang diadakan diruang serbaguna”,

sedangkan dalam modul “banquet operation” oleh Balai Pendidikan dan Latihan

Pariwisata Bandung (1985), “banquet dipimpin oleh Banquet Manager dibawah

Food and Beverage Department yang dipimpin oleh Food and Beverage

manager”. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Banquet adalah

bagian dari Food and Beverage Department yang menjual, mengkoordinasi dan

melayani suatu acara atau event, baik yang berskala kecil, sedang maupun besar.

Event dapat berupa perayaan atau perjamuan, acara sosial maupun berbagai event

bisnis.

Instansi yang menyelenggarakan event meeting merupakan suatu

organisasi, perusahaan, dan lembaga kepemerintahan. Instansi tersebut dapat

memilih beberapa meeting package yang sesuai dengan kebutuhan. Adapun

meeting package yang ditawarkan oleh Golden Flower Hotel Bandung, yaitu

(18)

TABEL 1.4

Meeting Package Golden Flower Hotel Bandung

RESIDENTIAL NON RESIDENTIAL

HALF DAY

Rp. 440.000 ++ /pax/nite Rp. 160.000 ++ /pax

1x Coffee Break, 1x Lunch / Dinner, Room 1x Coffee Break, 1x Lunch / Dinner FULL DAY

Rp. 500.000 ++ /pax/nite Rp. 220.000 ++ /pax

2x Coffee Break, 1x Lunch / Dinner, Room 2x Coffee Break, 1x Lunch / Dinner FULL BOARD

Rp. 550.000 ++ /pax/nite Rp. 320.000 ++ /pax

2x Coffee Break, 1x Lunch, 1x Dinner, Room 2x Coffee Break, 1x Lunch, 1x Dinner Sumber : Sales and Marketing Departement Golden Flower Hotel Bandung, 2012.

Berdasarkan Tabel 1.4, terdapat berbagai meeting package yang dikemas

dengan harga dan jenis package yang akan didapatkan oleh tamu. Salah satunya

yaitu Fullday Non Residential. Meeting package ini merupakan meeting package

yang dilaksanakan selama satu hari penuh, dengan hitungan mulai dari pagi hari

sampai sore hari. Meeting package tersebut sudah termasuk 2 kali coffee break

dan 1 kali lunch. Coffee break biasa disajikan pada pukul 9 pagi dan pukul 3 sore,

sedangkan lunch biasa disajikan pada saat makan siang.

Terdapat perbedaan pada meeting package residential dan non residential.

Meeting package residential merupakan meeting package yang sudah termasuk

dengan fasilitas kamar yang sudah ditentukan. Sedangkan meeting package non

residential tidak termasuk dengan fasilitas kamar. Fasilitas yang diberikan berupa

white board, flip chart, board marker, sound system, writing pad & ballpoint,

permen & air mineral, harga belum termasuk 21% tax dan service charge.

Meeting package ini bersifat fleksibel. Harga dan atau paket yang

ditawarkan dapat berubah sesuai kebutuhan tamu dan kesepakatan tamu dengan

(19)

ditujukan agar dapat lebih mempermudah tamu dalam menggunakan meeting

package di Golden Flower Hotel Bandung. Adapun jenis event yang

diselenggarakan di Golden Flower Hotel Bandung sangat variatif, dapat dilihat

dari tingkat penjualan berdasarkan jenis event pada Tabel 1.5, berikut ini.

TABEL 1.5

Data Jumlah Event MICE Golden Flower Hotel Bandung Periode 2009 s.d 2011

JENIS EVENT 2009 2010 2011

MEETING 65 673 572

TRAINING 1 5 6

DINNER 8 85 109

WEDDING 1 35 38

GATHERING 2 7 7

TABLE MANNER 2 23 21

LUNCH 3 25 46

BIRTHDAY 1 4 9

ARISAN 1 1 2

Sumber: F & B Dept. Golden Flower Hotel Bandung, 2012.

Tabel 1.5 menunjukkan meeting adalah event yang paling banyak

diselenggarakan selama 3 tahun berturut-turut sejak pertama hotel didirikan.

Penjualan meeting package tergantung pada jenis event yang diselenggarakan.

Jenis event yang menggunakan meeting package adalah event yang dicetak tebal

pada Tabel 1.5 yaitu meeting, wedding, gathering, table manner dan birthday

party. Pada tahun 2011 event meeting yang terjadi menunjukkan penurunan

berkisar 15,1% dari tahun sebelumnya. Angka tersebut dapat berpengaruh

langsung pada tingkat pendapatan Golden Flower Hotel Bandung khususnya dari

penjualan meeting package.

Tingkat penjualan meeting package Golden Flower Hotel Bandung

(20)

marketing hotel. Untuk meningkatkan penjualan tersebut tim Sales & Marketing

Golden Flower Hotel Bandung harus memperhatikan tingginya persaingan

hotel-hotel di Bandung yang menawarkan meeting package yang relatif sama, sehingga

tamu bisnis membutuhkan sesuatu yang berbeda. Maka Sales and Marketing

Department Golden Flower Hotel Bandung harus memperkuat kegiatan

pemasaran untuk melaksanakan promosi kepada tamu bisnis agar menggunakan

meeting package Golden Flower Hotel Bandung.

Strategi pemasaran memegang peran yang sangat penting dalam suatu

bisnis, baik untuk bisnis dalam dunia jasa atau manufacture. Adanya promosi

yang dilakukan secara berkesinambungan dan terencana diharapkan dapat

meningkatkan pendapatan perusahaan dengan kenaikan tingkat penjualan dari

produk yang dikeluarkan perusahaan, dalam hal ini hotel. Perkembangan strategi

promosi yang dijalankan oleh pihak Golden Flower Hotel Bandung dalam

mempromosikan produknya pada saat ini lebih memfokuskan diri pada konsumen

bisnis, baik itu untuk keperluan meeting, gathering, incentive dan lain-lainnya.

Berdasarkan fenomena di atas, pihak Golden Flower Hotel Bandung

melaksanakan strategi pemasaran diantaranya dengan melakukan program

personal selling yang diterapkan dalam kegiatan sales call. Kegiatan ini dilakukan

tiga kali dalam seminggu. Untuk meraih tamu bisnis internasional, kegiatan ini

dibantu oleh pihak perusahaan yang menaungi Golden Flower Hotel Bandung,

yaitu KAGUM Group. Strategi pemasaran lainnya adalah dengan melakukan

flyering yang merupakan kegiatan menyebarkan flyer di pintu masuk Gerbang Tol

(21)

Strategi pemasaran lainnya yang dilakukan oleh Golden Flower Hotel

Bandung yaitu berbagai promosi di setiap libur keagamaan dan event tahun baru.

Selain itu tamu bisnis maupun tamu biasa yang menginap di Golden Flower Hotel

Bandung akan mendapatkan voucher belanja di “WANTED” Factory Outlet, yang

memberikan harga khusus untuk group corporate. Golden Flower Hotel Bandung

juga menjalin kerjasama dengan berbagai media cetak dan elektronik diantaranya

dengan surat kabar Pikiran Rakyat, Tribun Jabar dan Media Indonesia, pemasaran

melalui situs www.golden-flower.co.id, update website dan memasukan promo

dan paket terbaru.

Perkembangan program promosi yang dilakukan oleh pihak hotel dalam

mempromosikan meeting package pada saat ini lebih memfokuskan pada tamu

bisnis. Menurut Throp (2002:15) dalam artikelnya menjelaskan bahwa direct

marketing merupakan cara yang efektif untuk menjangkau pelanggan dengan

tepat sasaran dan dapat diukur serta dapat membantu mempertahankan pelanggan

(http://www.royalmail.com). Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa program

promosi yang dapat difokuskan langsung kepada tamu bisnis dengan tepat sasaran

adalah program direct marketing.

Kegiatan direct marketing yang dilaksanakan Sales and Marketing

Department Golden Flower Hotel Bandung ditujukan langsung pada tamu bisnis,

memiliki peran yang sangat penting dalam mempromosikan meeting package.

Beberapa strategi promosi yang dilakukan Golden Flower Hotel Bandung

(22)

TABEL 1.6

Promosi Yang Dilakukan Golden Flower Hotel Bandung

No. Jenis Promosi Implementasi Target

1. Direct marketing

Pengiriman fax, email dan penyebaran liflat. Customer bussines corporate target

2. Sales promotion

Pemberian diskon pada paket F&B, diskon harga kamar.

Public

3. Advertising Pembuatan bilboard di jalan masuk sersan bajuri, penyebaran flyer, dan pembuatan web site.

Public

4. Personal selling

Program sales call dan sales invitation pada perusahaan..

Customer bussines corporate target

Sumber : Sales and Marketing Departement Golden Flower Hotel Bandung, 2012

Tabel 1.6 di atas menunjukan bahwa ada empat strategi yang dilakukan

oleh Golden Flower Hotel Bandung, tetapi strategi yang paling mendapat

perhatian lebih dari pihak manajemen Golden Flower Hotel Bandung ialah

program direct marketing. Program promosi ini dilaksanakan dengan menerapkan

program direct mail, telemarketing dan direct selling.

Implementasi program direct marketing dapat menggunakan satu atau

lebih program, maksudnya program telemarketing, direct mail dan direct selling

dapat digunakan secara serempak untuk tamu bisnis. Hal tersebut dapat terjadi

karena program satu dan lainnya saling berkaitan. Apabila Golden Flower Hotel

Bandung melakukan pengiriman direct mail kepada pasar sasaran, akan

dilaksanakan tindak lanjut berupa telemarketing. Telemarketing dapat berupa

respon dari tamu bisnis yang memerlukan informasi lebih lanjut atau tamu bisnis

melakukan pemesanan karena tertarik untuk menggunakan meeting package

Golden Flower Hotel Bandung ataupun berupa tindak lanjut bagi tamu bisnis yang

tidak merespon direct mail yang dikirim.

Program direct mail yang dilaksanakan Golden Flower Hotel Bandung

(23)

bisnis yang berisi penawaran harga meeting package, harga kamar, pilihan setting

ruangan serta fasilitas meeting yang akan diberikan. Direct mail juga berfungsi

sebagai reservation form yang hanya berlaku jika dikonfirmasi langsung dalam

jangka waktu tiga hari setelah pengiriman. Pengiriman direct mail dapat melalui

media email dan facsimile. Kebanyakan direct mail dikirim untuk tamu bisnis

yang belum pernah menggunakan meeting package atau telah lama tidak

menggunakan meeting package, sebagai penyampaian informasi tentang meeting

package Golden Flower Hotel Bandung.

Selain sebagai program untuk menindak lanjuti program sebelumnya,

program telemarketing juga merupakan program yang dapat dilaksanakan kepada

tamu bisnis untuk mengingatkan dan menstimulus agar menggunakan kembali

meeting package Golden Flower Hotel Bandung. Upaya meningkatkan penjualan

meeting package pada saat low season, Golden Flower Hotel Bandung melakukan

program telemarketing sedikitnya kepada 10 sasaran tamu bisnis setiap harinya.

Tentu saja program ini dapat dilaksanakan untuk tamu bisnis yang memiliki

pengalaman menggunakan meeting package Golden Flower Hotel Bandung.

Program telemarketing sangat bermanfaat bagi tamu bisnis, karena dapat

digunakan sebagai media untuk menyesuaikan meeting package dengan keinginan

dan kebutuhan meeting instansinya.

Program direct selling Golden Flower Hotel Bandung dilaksanakan oleh

staff marketing yang melakukan penawaran kepada tamu bisnis yang datang

langsung untuk melakukan reservation meeting package sesuai dengan keinginan

(24)

menindak lanjuti program direct mail atau telemarketing. Dengan program ini,

instansi dapat melakukan penyesuaian mulai dari setting meeting room, menu

coffee break dan lunch atau dinner.

Program-program direct marketing tersebut dilaksanakan untuk dapat

menstimulus tamu bisnis agar menggunakan meeting package Golden Flower

Hotel Bandung, sehingga tingkat penjualan meeting package Golden Flower Hotel

Bandung dapat meningkat kembali. Menurut Stone dan Jacobs (2008:173)

mengemukakan bahwa program direct marketing dapat digunakan untuk

meningkatkan produktivitas penjualan dan juga digunakan untuk

mempertahankan hubungan dengan pelanggan, dalam hal ini tamu bisnis.

Program direct marketing adalah program yang saat ini dilaksanakan oleh

Golden Flower Hotel Bandung sebagai upaya meningkatkan penjualan meeting

package dan mempertahankan hubungan dengan tamu bisnis pasca menggunakan

meeting package. Pentingnya program direct marketing tersebut yang dilakukan

oleh Sales Marketing Department yang dapat meningkatkan keputusan tamu

bisnis untuk menggunakan meeting package Golden Flower Hotel Bandung, maka

perlu diadakan sebuah penelitian dengan judul Pengaruh Program Direct Marketing Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting Package di Golden

Flower Hotel Bandung” (Survei pada Tamu Bisnis Golden Flower Hotel Bandung yang Menggunakan Meeting Package).

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka

(25)

1. Bagaimana program direct marketing yang dilakukan oleh Golden

Flower Hotel Bandung.

2. Bagaimana keputusan tamu dalam menggunakan meeting package

Golden Flower Hotel Bandung.

3. Bagaimana pengaruh program direct marketing terhadap keputusan

menggunakan meeting package di Golden Flower Hotel Bandung.

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk

memperoleh hasil temuan mengenai :

1. Program direct marketing yang dilakukan oleh Golden Flower Hotel

Bandung.

2. Keputusan tamu dalam menggunakan meeting package di Golden

Flower Hotel Bandung.

3. Pengaruh program direct marketing terhadap keputusan menggunakan

meeting package di Golden Flower Hotel Bandung.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perluasan kajian ilmu

mengenai kepariwisataan tentang pemasaran jasa, khususnya yang memiliki

keidentikan mengenai direct marketing terhadap penciptaan keputusan tamu

bisnis untuk menggunakan meeting package di Golden Flower Hotel Bandung.

(26)

mengembangkan ilmu manajemen pemasaran pariwisata khususnya pada

manajemen pemasaran perhotelan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi

bagi pihak manajemen Golden Flower Hotel Bandung khususnya dalam merespon

tamu bisnis untuk membuat keputusan dalam menggunakan meeting package di

Golden Flower Hotel Bandung melalui program direct marketing, sehingga dapat

menjadikan bahan masukan dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan

(27)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh direct marketing terhadap

keputusan menggunakan meeting package di Golden Flower Hotel Bandung.

Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent variable (X) yaitu

Direct Marketing dengan sub variabel Direct Selling (X1), Direct Mail (X2), dan

Telemarketing (X3), sedangkan variabel yang terikat atau dependent variable (Y)

adalah keputusan menggunakan meeting package. Adapun responden yang akan

diteliti meliputi tamu bisnis dari perusahaan-perusahaan yang menggunakan

meeting package Golden Flower Hotel Bandung. Pelaksanaan penelitian ini

berlangsung di wilayah Kota Bandung dan objek penelitian yang dijadikan

populasi dalam penelitian ini adalah tamu bisnis yang menggunakan meeting

package di Golden Flower Hotel Bandung. Responden yang menjadi sampel

adalah tamu bisnis dari perusahaan yang membuat keputusan untuk menggunakan

meeting package di Golden Flower Hotel Bandung. Hal ini dikarenakan tamu

bisnis diberikan wewenang oleh perusahaan untuk memutuskan menggunakan

Golden Flower Hotel Bandung untuk acara meeting perusahaannya.

Pada penelitian yang menggunakan metode ini informasi dari sebagian

populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian dengan tujuan untuk

mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti

(28)

variabel (X) terhadap keputusan menggunakan meeting package sebagai variabel

(Y). Oleh karena penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu

tahun, maka pendekatan yang digunakan adalah cross sectional. Menurut Ulber

Silalahi (2009:37) metode penelitian yang dilaksanakan dalam kurun waktu yang

tidak berkesinambungan serta kurang dari satu tahun dengan unit analisis yang

berbeda-beda.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Mely dalam Ulber Silalahi

(2009:27), metode penelitian deskriptif adalah gambaran secara tepat sifat-sifat

suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, dan untuk menentukan

frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu

antara suatu gejala dan gejala lain.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja

Direct Marketing dimana sub variabelnya adalah Direct Selling (X1), Direct Mail

(X2), dan Telemarketing (X3), sedangkan keputusan menggunakan meeting

package sebagai variabel terikat (Y). Berdasarkan jenis penelitian

variabel-variabel tersebut, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode

deskriptif survei dan eksplanatori survei, yang dilakukan pada populasi besar

maupun kecil melalui pengambilan sampel, sehingga ditemukan deskripsi dan

(29)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah kinerja direct marketing

(X) sebagai variabel bebas yang memiliki tiga (3) sub variabel yaitu direct selling

(X1), direct mail (X2), dan telemarketing (X3). Kemudian objek penelitian yang

menjadi variabel terikat (dependent variabel) adalah keputusan menggunakan

meeting package (Y) sebagai variabel terikat. Pengoperasian variabel dari kedua

variabel yang dijadikan objek pada penelitian ini menggunakan skala ordinal.

Operasionalisasi variabel penelitian disajikan pada Tabel 3.1.

TABEL 3.1

Operasionalisasi Variabel Variabel/Sub

Variable Konsep Variable Indikator Ukuran Skala

No

Direct marketing adalah praktek yang terdapat dalam industri pasar ketika

(30)
(31)
(32)

Keputusan menggunakan

meeting package

(Y)

Keputusan menggunakan meeting package merupakan keputusan pembeli tentang pilihan produk barang atau jasa yang akan digunakan. Kotler & Keller (2012:161)

Memilih

Produk meeting package Tingkat kualitas

yang ditawarkan

Merek Tingkat kepopuleran Golden Flower

Perantara Tingkat kemudahan pemesanan meeting

package melalui

pemesanan Tingkat penawaran

(33)

Tingkat penawaran

Sumber : Pengolahan data 2012

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data penelitian adalah sumber data yang diperlukan untuk

penelitian. Bila dilihat dari sumber datanya, maka mengumpulkan data dapat di

peroleh secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder)

yang berhubungan dengan objek penelitian. Menurut Hermawan (2008:168) data

yang didapat dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer

dan data sekunder.

1. Data Primer (Primary Data Source)

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti

untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam

penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode

pengumpulan data berupa survei ataupun observasi.

2. Data Sekunder (Secondary Data Source)

Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel-variabel

yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Sumber

data sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal),

(34)

Berdasarkan data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini,

maka peneliti menuliskannya dalam Tabel 3.2 berikut :

TABEL 3.2 Jenis Dan Sumber Data

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

Populasi berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda

yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk diteliti. Definisi populasi juga

diungkapkan oleh Sugiyono (2010:80) yang menyatakan bahwa populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang

ada pada objek atau subjek itu, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki subjek atau objek itu. Berikut jumlah instansi yang menggunakan meeting

package Golden Flower Hotel Bandung yang melalui program direct marketing

pada tahun 2011 yaitu sebagai berikut :

No Jenis Data Jenis Data Sumber Data

1. Profil perusahaan, Struktur Organisasi Sekunder Golden Flower Hotel Bandung

2. Operasi kegiatan perusahaan. Sekunder Golden Flower Hotel Bandung

3. Karakteristik responden. Primer Tamu bisnis

4. Tanggapan tamu bisnis terhadap program direct

marketing. Primer Tamu bisnis

5. Tanggapan tamu bisnis mengenai keputusan terhadap

program direct marketing yang disampaikan. Primer Tamu bisnis

(35)

TABEL 3.3

Data Jumlah Tamu Bisnis Yang Menggunakan Meeting Package Golden Flower Hotel Bandung

Tahun Jumlah Corporate Jumlah Government Total

2011 296 38 334

Sumber : Modifikasi dari Sales and Marketing Department 2012

Berdasarkan data di atas maka populasi dalam penelitian ini adalah tamu

bisnis yang menggunakan meeting package Golden Flower Hotel Bandung yang

melalui program direct marketing yaitu 334 instansi.

3.2.4.2 Sampel

Pada umumnya penelitian yang dilakukan tidak meneliti semua populasi.

Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor seperti keterbatasan biaya dan

waktu yang tersedia. Oleh karena itu peneliti mengambil sebagian dari populasi

yang disebut sampel. Usman Rianse dan Abdi (2009:189) menjelaskan bahwa

sampel adalah sebagian yang diambil dari seluruh objek yang diteliti yang

dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan

teknik tertentu.

Berdasarkan pengertian sampel di atas, maka sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian, yaitu sebagian tamu

bisnis yang membuat keputusan untuk menggunakan meeting package Golden

Flower Hotel Bandung pada periode tertentu. Dalam menentukan ukuran sampel

(n) dan populasi (N) yang telah ditetapkan, dapat digunakan dengan perhitungan

Yamane dengan presisi sebesar 10% dan tingkat kepercayaan 90%. Adapun

rumus Taro Yamane adalah sebagai berikut:

(36)

Keterangan : n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d = Derajat ketetapan (10%)

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel dari

jumlah populasi tamu bisnis corporate, yaitu sebagai berikut :

n = 334 = 76,9 dibulatkan menjadi 77.

334.(10%)2+1

Jadi dalam penelitian ini ukuran sampel minimal dalam penelitian ini

adalah 77 responden.

3.2.4.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk mentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian sehingga dapat diperoleh

karakteristik perkiraan. Sugiyono (2010:81) menjelaskan bahwa teknik sampel

adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang

akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang

digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua

yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling

meliputi simple random, proportionate strativied random, disproportionate

strativied random, dan area rendom. Sedangkan nonprobability sampling meliputi

sampling sistematis, sampling kuota, aksidental, sampling jenuh, dan snow ball

sampling.

Dalam penelitian ini sesuai dengan penjelasan dan karakteristik yang

(37)

teknik Simple Random Sampling, dikatakan simple karena pengambilan sampel

anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu. Menurut Sugiyono (2010:85) cara demikian dilakukan bila

populasi dianggap homogen. Peneliti memberikan hak yang sama kepada setiap

subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh program direct

marketing terhadap keputusan menggunakan meeting package, maka sampel yang

diambil adalah perusahaan dengan pengambilan sampel perusahaan menurut

klasifikasi jenis instansi, yaitu goverment = 38, dan Corporate = 296. Jumlah

populasi adalah 334 instansi, dengan taraf kesalahan 10%, maka jumlah

sampelnya adalah 77. Maka masing-masing sampel untuk jenis instansi harus

sesuai dengan populasi. Jadi jumlah sampel untuk :

Government = 38 x 77 = 8,76 dibulatkan jadi 9

334

Corporate = 296 x 77 = 68,23 dibulatkan jadi 68

334

Jadi jumlah sampelnya adalah 9+68 = 77 responden.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mencari dan memperoleh

data mengenai variabel-variabel yang berupa catatan dan laporan serta

dokumentasi. Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka teknik

(38)

1. Studi literatur

Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi dan data yang

berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan

variabel yang diteliti yaitu direct marketing (X) dan keputusan menggunakan

meeting package (Y). Studi literatur dilakukan dengan studi perpustakaan,

referensi buku, koran, majalah, artikel yang dianggap relevan dan reliabel.

2 Observasi

Observasi yaitu pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek yang

diteliti dalam hal ini penulis melakukan observasi terhadap pelaksanaan direct

marketing yang dilakukan oleh Golden Flower Hotel Bandung.

3. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data melalui komunikasi langsung dengan

pihak-pihak yang bersangkutan. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan

terhadap pihak manejemen Golden Flower Hotel Bandung khususnya

Marketing & Sales Department, Food and Beverage Department.

4. Angket

Angket yaitu mengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar

pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi sampel penelitian. Angket

berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik responden,

pengalaman responden, pelaksanaan program direct marketing dan keputusan

menggunakan meeting package. Angket ditujukan kepada tamu bisnis Golden

(39)

Untuk lebih jelasnya mengenai teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikannya dalam tabel berikut ini :

TABEL 3.4

Teknik Pengumpulan Data

NO Teknik

Pengumpulan Data Sumber Data

1. Studi Literatur

Teori mengenai direct marketing yang terdiri dari direct selling, direct mail, telemarketing, dan keputusan menggunakan meeting package yang diadopsi dari keputusan

pembelian

2. Observasi Aktivitas pelaksanaan direct marketing

3. Wawancara Pihak manajemen Golden Flower Hotel Bandung

4. Kuesioner Tamu bisnis yang menggunakan meeting

package di Golden Flower Hotel Bandung

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pada suatu penelitian, data merupakan hal yang paling penting. Hal

tersebut disebabkan karena data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti

serta berfungsi membentuk hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data akan

sangat menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data

tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik

harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

3.2.6.1 Pengujian Validitas

Menurut Ulber Silalahi (2010:244) menjelaskan bahwa validitas adalah

sejauhmana perbedaan dalam skor pada suatu instrumen (item-item dan kategori

respon yang diberikan kepada satu variabel khusus) mencerminkan kebenaran

perbedaan antara individu-individu, kelompok-kelompok atau situasi-situasi

(40)

2

yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan validitas dengan cara

mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-masing item dari

pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh

dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antar skor item dengan skor totalnya

harus signifikan. Berdasarkan ukuran statistik bila ternyata skor semua item yang

disusun berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat

dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas. Adapun rumus yang

digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu instrument adalah rumus

Korelasi Product Moment, sebagai berikut :

  

Riduwan dan Asep Suryana (2010:60).

Keterangan:

r1 = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoleh subjel dalam setiap item

Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item

∑X = jumlah skor dalam distribusi X yang berskala Ordinal Scale

∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y yang berskala Ordinal Scale

∑X2

= jumlah kuadrat masing-masing skor X

∑Y2

= jumlah kuadrat masing-masing skor Y

n = banyaknya responden

Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (y) dilakukan dengan

taraf signifikansi 1%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut :

(41)

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi

menurut Riduwan dan Asep Suryana (2010:60) dapat dilihat pada Tabel 3.5

sebagai berikut :

TABEL 3.5 Interpretasi Nilai r

Besarnya Nilai r Interpretasi

Antara 0.800 sampai dengan 1.00 Tinggi

Antara 0.600 sampai dengan 0.800 Cukup

Antara 0.400 sampai dengan 0.600 Agak Rendah

Antara 0.200 sampai dengan 0.400 Rendah

Antara 0.000 sampai dengan 0.200 Sangat Rendah Sumber: Suharsimi Arikunto (2008: 245)

Keputusan pengujian validitas konsumen adalah sebagai berikut :

1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel.

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program

SPSS 18 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS

18 for windows menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid

karena rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,374 berikut

tabel uji validitas instrumen penelitian :

TABEL 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

No PERTANYAAN rhitung rtabel Keterangan

Direct Marketing Direct Selling 1 Penguasaan produk dari sales person mengenai

meeting package yang ditawarkan 0,887 0,374 Valid

2 Kejelasan informasi yang diberikan sales person

tentang meeting package yang ditawarkan 0,644 0,374 Valid

3 Keberagaman penawaran meeting package yang

ditawarkan oleh sales person 0,745 0,374 Valid

4 Kesesuaian penawaran meeting package dengan

kebutuhan meeting perusahaan 0,767 0,374 Valid

5 Kemenarikan harga meeting package yang

(42)

No PERTANYAAN rhitung rtabel Keterangan

Direct Mail

1

Kejelasan informasi yang ada pada surat penawaran tentang meeting package yang ditawarkan

0,851 0,374 Valid

2 Keberagaman penawaran meeting package yang

ditawarkan melalui surat penawaran 0,869 0,374 Valid

3

Kesesuaian penawaran meeting package dengan kebutuhan meeting perusahaan melalui surat penawaran

0,822 0,374 Valid

4 Kemenarikan harga meeting package yang

ditawarkan melalui surat penawaran 0,895 0,374 Valid

5 Kemenarikan surat penawaran meeting package

yang diberikan Golden Flower Hotel Bandung 0,812 0,374 Valid Telemarketing

1 Kejelasan informasi tentang meeting package

yang ditawarkan melalui telepon 0,901 0,374 Valid

2 Kemenarikan harga meeting package yang

ditawarkan melalui telepon 0,856 0,374 Valid

3 Kesesuaian penawaran meeting package dengan

kebutuhan meeting perusahaan melalui telepon 0,772 0,374 Valid

4 Ketepatan pemilihan waktu menelepon untuk

menawarkan meeting package 0,895 0,374 Valid

5

Kinerja sales person dalam memberikan solusi lain terhadap meeting package yang diinginkan perusahaan melalui telepon

0,716 0,374 Valid

Keputusan Menggunakan Meeting Package Memilih Produk

1 Kualitas meeting package yang ditawarkan 0,740 0,374 Valid 2 Keberagaman meeting package yang ditawarkan 0,848 0,374 Valid

Memilih Merek

1 Kepopuleran Golden Flower Hotel Bandung 0,941 0,374 Valid

2 Kepopuleran meeting package Golden Flower

Hotel Bandung 0,848 0,374 Valid

Memilih Perantara

1 Kemudahan pemesanan meeting package

melalui sales person 0,950 0,374 Valid

2

Kemudahan pemesanan meeting package melalui online di situs Golden Flower Hotel Bandung

0,866 0,374 Valid

Penentuan Waktu

1 Ketepatan waktu penawaran produk meeting

package dengan kebutuhan perusahaan 0,875 0,374 Valid

2 Kesesuaian waktu penawaran produk meeting

package dengan keadaan perusahaan 0,898 0,374 Valid Jumlah Pemesanan

1 Penawaran jumlah penyediaan meeting package 0,858 0,374 Valid 2 Penawaran jumlah pemesanan meeting package 0,869 0,374 Valid

(43)

No PERTANYAAN rhitung rtabel Keterangan

1 Kemudahan pembayaran dengan uang tunai 0,854 0,374 Valid

2 Kemudahan pembayaran dengan cara transfer

melalui bank 0,886 0,374 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas pengukuran validitas untuk sub

variabel direct marketing menunjukan bahwa item-item pertanyaan dalam

kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibadingkan dengan rtabel yang

bernilai 0,374. Pengukuran validitas terhadap direct selling, nilai tertinggi sebesar

0,887 pada item penguasaan produk dari sales person mengenai meeting package

yang ditawarkan, sedangkan nilai terendah sebesar 0,644 pada item kejelasan

informasi yang diberikan sales person tentang meeting package yang ditawarkan.

Pada direct mail nilai tertinggi ada pada item kemenarikan harga meeting package

yang ditawarkan melalui surat penawaran sebesar 0,895 dan yang terendah adalah

item kemenarikan surat penawaran meeting package yang diberikan Golden

Flower Hotel Bandung yaitu sebesar 0,812. Pada telemarketing item kejelasan

informasi tentang meeting package yang ditawarkan melalui telepon merupakan

nilai tertinggi yaitu sebesar 0,901 dan yang terendah adalah item kinerja sales

person dalam memberikan solusi lain terhadap meeting package yang diinginkan

perusahaan melalui teleponyaitu sebesar 0,716.

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas pengukuran validitas untuk sub

variabel keputusan menggunakan meeting package yaitu memilih produk¸

memiliki nilai tertinggi sebesar 0,848 pada item keberagaman meeting package

yang ditawarkan dan terendah sebesar 0,740 untuk item kualitas meeting package

(44)

dengan nilai terendah adalah kepopuleran meeting package Golden Flower Hotel

Bandung yaitu sebesar 0,848. Pada memilih perantara nilai tertinggi yaitu 0,950

pada item kemudahan pemesanan meeting package melalui sales person dan nilai

terendah yaitu 0,866 pada item kemudahan pemesanan meeting package melalui

online di situs Golden Flower Hotel Bandung. Pada penentuan waktu¸ memiliki

nilai tertinggi sebesar 0,898 pada item kesesuaian waktu penawaran produk

meeting package dengan keadaan perusahaan dan terendah sebesar 0,875 untuk

item ketepatan waktu penawaran produk meeting package dengan kebutuhan

perusahaan. Pada jumlah pemesanan item dengan nilai tertinggi adalah penawaran

jumlah pemesanan meeting package yang memiliki nilai 0,869 dan item dengan

nilai terendah adalah penawaran jumlah penyediaan meeting package yaitu

sebesar 0,858. Pada metode pembayaran nilai tertinggi yaitu 0,886 pada item

kemudahan pembayaran dengan cara transfer melalui bank dan nilai terendah

yaitu 0,854 pada item kemudahan pembayaran dengan uang tunai.

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrument tersebut adalah baik. Ulber silalahi (2010:237) menjelaskan bahwa

reliabilitas adalah ketepatan atau akurasi instrumen pengukur.

 

N

N x x

b

 

2 2

2

(45)

Keterangan :

2

b

 = Harga varian tiap butir pertanyaan

2

x

= Jumlah kuadrat skor total

 

2

x

= Kuadrat seluruh skor responden di setiap butir pertanyaan

N = Jumlah responden

Menghitung varian total

 

2

= Jumlah kuadrat dari jumlah skor total

N = Jumlah responden

TABEL 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

No Variabel Chitung C

minimal Keterangan

1 Direct Marketing 0,715 0,700 Reliabel

2 Keputusan Menggunakan Meeting

Package 0,738 0,700 Reliabel

Sumber : Hasil pengolahan data 2012

Berdasarkan tabel di atas variabel yang memiliki nilai reliabilitas tertinggi

adalah keputusan menggunakan meeting package dengan nilai Chitung sebesar

0,738, sedangkan variabel direct marketing nilai Chitung sebesar 0,715.

(46)

3.2.7 Rancangan Analisis Data

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif

Pada penelitian ini, digunakan dua jenis analisis, yaitu analisis deskriptif

khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif dan analisis kuantitatif berupa

pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis deskriptif

digunakan untuk melihat faktor penyebab, sedangkan analisis kuantitatif

menitikberatkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian. Dengan

menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi

yang bersifat komperhensif.

Dalam penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan

variabel-variabel penelitian, diantaranya :

a. Analisis deskriptif direct marketing dengan mempunyai tiga dimensi yaitu

direct selling, direct mail dan telemarketing.

b. Analisis deskriptif keputusan menggunakan meeting package terdiri dari

beberapa dimensi yaitu memilih produk, memilih merek, memilih

perantara, penentuan waktu, jumlah pemesanan, dan metode pembayaran.

Jika dimensi tersebut baik maka dapat dikatakan bahwa reputasi

perusahaan tersebut baik

3.2.7.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

kuesioner. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat

dalam penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh

(47)

Flower Hotel Bandung. Adapun yang menjadi variabel bebas atau variabel X

adalah direct marketing yang memiliki beberapa dimensi yaitu direct selling,

direct mail, dan telemarketing. Objek yang merupakan variabel terikat atau

variabel Y adalah keputusan menggunakan meeting package yang terdiri dari

memilih produk, memilih merek, memilih perantara, penentuan waktu, jumlah

pemesanan, dan metode pembayaran, sehingga penelitian ini akan diteliti

pengaruh direct marketing (X) terhadap keputusan menggunakan meeting

package (Y).

Data yang terkumpul dari kuesioner diolah agar memperoleh makna yang

berguna. Data yang diperoleh diolah dengan kriteria sebagai berikut :

1. Setiap variabel yang dinilai diklasifikasikan ke dalam lima alternatif

jawaban, dimana setiap option terdiri dari lima kriteria skor, sebagai

berikut :

TABEL 3.8

Skor Alternatif Jawaban Pertanyaan Positif & Negatif Alternatif

Jawaban

Sangat

Tinggi Tinggi Sedang Rendah

Sangat Rendah

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Sumber : Modifikasi dari Uma Sekaran (2006:51)

2. Pembobotan setiap jawaban menggunakan skala hybrid ordinally interval

yang menggambarkan peringkat jawaban. Peringkat jawaban diberikan

skor antara 1 sampai 5.

3. Setiap peringkat jawaban mencerminkan penilaian tamu bisnis Golden

Flower Hotel Bandung terhadap direct marketing yang mempengaruhi

Gambar

Tabel Judul Tabel
Gambar
Tabel 1.1.
TABEL 1.1 Negara Penyelenggara MICE Internasional Asia-Pasifik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Model pembelajaran inovatif dalam mata pelajaran sains (IPA) diharapkan dapat memberdayakan Higher Order Thinking skills (HOTs) peserta didik, dan melakukan

Water pocket uji coba tidak memiliki kapasitas untuk menampung dan menginfiltrasikan limpasan pada kondisi tersebut, sehingga untuk mencapai kondisi zero runoff pada kejadian

Mengingat pelayanan SIM yang masih sangat dibutuhkan masyarakat/ Ditlantas Polda DIY yang bekerja sama dengan Satlantas Polres Bantul akan melaksanakan pelayanan

IMPLEMENTASI STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND TRANSFERRING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH D ASAR. Universitas Pendidikan

Mengingat pelayanan SIM yang masih sangat dibutuhkan masyarakat/ Ditlantas Polda DIY yang bekerja sama dengan Satlantas Polres Bantul akan melaksanakan pelayanan

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja (Musa Textilia) menjadi Selai Sebagai Isian Roti serta Daya Terima dan Kandungan Zat Gizinya.. Kartika, Bambang, Pudji Hastuti dan

conclusion, Angelina Jolie’s speech style was considered as men’s speech because total expressions of men’s speech in her utterances were more dominant than the expressions of