Pada bab III ini akan membahas diantaranya tentang Jenis penelitian, setting penelitian, variabel penelitian, prosedur penelitian, data dan cara pengumpulanya, uji validitas dan reabilitas instrumen, taraf kesukaran, indikator kinerja, dan teknik analisis data cara lebih rinci akan dijelaskan seperti berikut.
3.1 Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa
Kabupaten Pati pada Semester 1 tahun pelajaran 2014/2015. Waktu pelaksanaan
penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2016.
Pelaksanaan penelitian melalui 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Masing-masing
siklus terdapat 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu @ 2 x 35 menit.
3.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas 3 SD Negeri Tawangharjo Kecamatan
Wedarijaksa Kabupaten Pati. yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki
dan 13 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas 3 mayoritas berasal dari keluarga
yang memiliki latar belakang pekerjaan sebagai petani dan sebagian kecil sebagai
pedagang. Rata-rata siswa kelas 5 belajar secara mandiri di rumah tanpa didampingi
dan dibimbing oleh kedua orang tuanya. Hal ini dikarenakan kesibukan pekerjaan dan
kemampuan orang tua terhadap materi pelajaran yang kurang. Kondisi tersebut
berdampak terhadap sikap, mental, dan tingkat belajar siswa. Sehingga dalam
pembelajaran di sekolah, guru hendaknya menggunakan model pendekatan
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas siswa dan memudahkan siswa untuk
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Juli sampai dengan bulan
September tahun pelajaran 2016-2017. Penelitian diawali dengan kegiatan persiapan
yang dilakukan pada minggu ke 1 dan minggu ke 2 bulan Juli 2016, pelaksanaan
penelitian pada bulan Juli sampai dengan Agustus, sedangkan penulisan laporan hasil
penelitian dilakukan
3.4 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Secara jelas, variabel penelitian diuraikan sebagai berikut.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang
sifatnya berdiri sendiri. Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran
jigsaw.Jigsaw merupakan suatu metode pembelajaran Cooperatif Learning. Metode
pembelajaran jigsaw adalah tipe pembelajaran yang menekankan pada kerja
kelompok. Dalam jigsaw terdapat kelompok asal dan kelompok ahli, sebagai
kelompok ahli siswa bertugas menyampaikan materi dalam diskusi. Jigsaw
digunakan oleh peneliti pada mata pelajaran IPA tentang perubahan sifat-sifat benda
di kelas V SDN 1 Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa Pati pada semester 1 tahun
pelajaran 2016-2017.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang
sifatnya tidak berdiri sendiri. Variabel terikatnya adalah hasil belajar IPA. Setelah
menerapkan metode pembelajaran jigsaw dalam mata pelajaran IPA, maka akan
diperoleh hasil belajar yang meningkat. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah
berupa nilai tes formatif yang dilakukan pada akhir pembelajaran pertemuan ketiga
masing-masing siklus. Instrumen penilaian berupa soal pilihan ganda sebanyak
3.5 Rencana Tindakan
Prosedur penelitian ini menggunakan desain model penelitian yang
dikemukakan oleh C. Kemmis & Taggart . tindakan penelitian terdiri dari tiga
komponen kegiatan, yakni; 1) perencanaan (planning), implementasi tindakan
(acting) dan pengamatan (observing); refleksi (reflecting). Secara jelas prosedur
tindakan penelitian menurut C.Kemmis dan Taggart sebagaimana tersaji pada gambar
bagan berikut ini.
Gambar 2 Gambar model Spiral PTK C.Kemmis dan Taggart
Menurut gambar diatas, penelitian dilakukan dalam 2 siklus yakni siklus 1
dan siklus 2. Tahapan yang dilakukan dalam siklus 1 dan 2 secara prinsip sama, yaitu
dimulai dari tahap perencanaan, implementasi tindakan dan observasi, serta refleksi.
Adapun tahapan pelaksanaan tindakan pada tiap-tiap siklus adalah sebagai
berikut.
3.5.1 Siklus 1
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti membuat RPP dengan menggunakan model kooperatif
tipe jigsaw dengan Kompetensi Dasar (KD): Mengumpulkan hasil penyelidikan
tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Komponen-komponen
2. Tahap Pelaksanaan
Tahapan-tahapan pelaksanaan tindakan pada siklus1 secara rinci adalah
sebagai berikut.
a. Kegiatan Awal
-Mengucap salam
-Berdoa bersama dan persensi
-Guru memberikan motivasi
-Guru melakukan Apersepsi
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi:
Dalam kegiatan eksplorasi, langkah-langkah yang dilakukan guru dan
siswa antara lain adalah sebagai berikut.
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dandalam
tentang topik/ tema materi IPA tentang sifat-sifat cahaya
- Menyampaikan materi pembelajaran mata pelajaran IPAtentang
cahaya
- Membagi siswa menjadi kelompok asal dan kelompok ahli
- Meminta siswa yang telah dibagi menjadi menjadi tim ahli melakukan
diskusi
- Masing-masing kelompok tim asal berdiskusi tentang materi
perubahan sifat benda akibat pembakaran.
- Setelah berdiskusi dengan kelompoknya maasing-masing, perwakilan
anggota kelompok asal diminta untuk belajar bersama tim ahli.
- Siswa dalam tim ahli berdiskusi dan menyampaikan hasil diskusi
tentang perubahan sifat-sifat benda akibat perkaratan dan pembusukan
kepada anggota kelompok asal
- Meminta siswa membuka buku dalam melakukan diskusi tentang
2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Meminta siswa menulis laporan tentang perubahan sifat-sifat benda
yangtelah mereka diskusikan.
- Meminta masing-masing kelompok (asal dan ahli) diminta untuk
mempresentasikan laporan hasil diskusi di depan kelas.
- Meminta kelompok siswa lain untuk memberikan tanggapan dan
meluruskan jawaban/laporan diskusi.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
- Meminta siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum
dimengerti
- Meminta siswa menulis rangkuman dari hasil diskusi tentang sifat-sifat
cahaya
- Memberikan penguatan kepada siswa atas pekerjaan yang
merekakerjakan
- Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpatisipasi aktif.
c. Kegiatan Akhir
-Guru melakukan evalusi terhadap hasil diskusi
-Guru memberikan kesimpulan
-Siswa mengerjakan soal-soal
Selama implementasi tindakan siklus 1, dilakukan kegiatan observasi oleh
teman sejawat yang bertindak selaku observer dengan menggunakan lembar
observasi. Kegiatan observasi dilakukan dengan cara mengamati aktifitas guru dan
siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. observasi
observasi bertujuan untuk mengetahui respon siswa dan aktifitas guru terhadap
pembelajaran kooperatif jigsaw.
3. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan diakhir pembelajaran yang
bertujuan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan implementasi tindakan
penelitian siklus 1. Kegiatan refleksi dilakukan peneliti dengan observer dengan cara
mengkaji, menganalisis dan mendiskusiakn hasil temuan-temuan selama
implementasi tindakan penelitian. Hasil refleksi akan digunakan sebagai acuan/dasar
perencanaan dan pelaksanaan pada siklus berikutnya.
3.5.2 Siklus 2
Pelaksanaan peelitian siklus II mengacu pada hasil observasi dan refleksi
siklus 1. Berdasarkan permasalahan pembelajaran yang muncul pada siklus I, maka
peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran sebagai berikut.
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus 2, hal-hal yang dilakukan sama seperti siklus 1
yaitu antara lain sebagai berikut.
1. Mempersiapkan RPP dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan
mengacu hasil refleksi siklus I.
2. Mempersiapkan perangkat pembelajaran, meliputi; materi ajar, media, alat
peraga, sumber belajar, instrumen evaluasi, dan lembar observasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan Awal
-Guru mengucap salam.
-Berdoa bersama siswa.
-Persensi
-Memberikan motivasi belajar siswa terkait dengan materi pembelajaran.
-Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi:
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/ tema materi IPA tentang perubahan sifat benda yang
bersifat sementara dan tetap.
- Menyampaikan materi pembelajaran mata pelajaran IPA tentang
perubahan sifat benda yang bersifat sementara dan tetap.
- Membagi siswa menjadi kelompok asal dan kelompok ahli.
- Masing-masing kelompok baik kelompok asal maupun kelompok
mendiskusikan materi yang berbeda.
- Setelah berdiskusi dengan kelompok asalnya, perwakilan siswa
diminta untuk belajar bersama kelompok ahli.
- Meminta siswa dalam tim ahli mengajarkan dan menyampaikan hasil
diskusi kepada tim asal.
- Perwakilan kelompok asal kembali kekelompoknya untuk
menyampaikan materi yang diperoleh dari kelompok ahli.
2) Elaborasi
- Meminta siswa menulis laporan tentang perubahan sifat benda yang
telah mereka diskusikan.
- Siswa mempresentasikan, dan menanggapi laporan diskusi kelompok
lain.
3) Konfirmasi
- Meminta siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum
- Meminta siswa menulis rangkuman dari hasil diskusi tentang
perubahan sifat benda
- Memberikan penguatan kepada siswa atas pekerjaan yang
merekakerjakan
- Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Akhir
-Guru melakukan evalusi terhadap hasil diskusi
-Guru memberikan kesimpulan
-Siswa mengerjakan soal-soal
Observasi dilakukan oleh observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran
yang menerapkan metode pembelajaran jigsaw dalam mata pelajaran IPA tentang
cahaya. Observer menggunakan lembar observasi untuk mencatat kegiatan
pembelajaran.
3. Refleksi
Hasil observasi dan temuan-temuan pada pelaksanaan siklus 2 kemudian
dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat untuk mengetahui keberhasilan dan
kekurangan selama tindakan siklus 2. Kemudian peneliti melakukan refleksi diri
untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan pelaksanaan tindakan siklus 2. Hasil
refleksi secara rinci dapat dikemukakan sebagai berikut.
a. Respon siswa terhadap pelaksanaan tindakan siklus 2 sudah menunjukkan
adanya peningkatan,
b. Aktifitas guru dalam melaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan
perencanaan.
c. Aktifitas siswa meliputi, menganalisa, mendiskusikan, menanyakan,
mempresentasikan, menanggapi, dan evaluasi meningkat optimal.
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data observasi (data
kualitatif) dan hasil tes evaluasi. Teknik pengumpulan data pada tindakan penelitian
ini meliputi:
1. Tes
Guru memberi tes sebagai sarana mengevaluasi siswa guna mengukur tingkat
keberhasilan siswa belajar tentang gaya melalui metode jigsaw.Tes hasil belajar
diselenggarakan setelah pembelajaran IPA usai. Alat pengumpulan data berupa teknis
tes tertulis di bagi menjadi dua yaitu butirsoal tes untuk siklus 1 dan butir soal tes
untuk siklus 2 berbentuk tes pilihan ganda, isian dan uraian . Tes yang digunakan
adalah tes tertulis yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah
Tabel 4
Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Siklus I
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Soal
Sedangkan kisi-kisi soal evaluasi yang dipergunakan pada tes tertulis siklus 2
dapat dilihat pada tabel 5 halaman berikut.
Tabel 5
Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Siklus II Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Soal
- Siswa mampu benda yang bersifat jika dipanaskan.
Data observasi sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti melakukan pengamatan danmencatat
semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan lembar instrumen observasi/
evaluasi yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan
skenario pembelajaran dari waktu kewaktu dan dampaknya terhadap hasil belajar
siswa. Adapun kisi-kisi observasi metode pembelajaran jigsaw terdapat pada tabel 6
dan 7 berikut.
Tabel 6
Kisi-kisi Instrumen Observasi Metode Pembelajaran Jigsaw Mata Pelajaran IPA untuk Guru
No Aktivitas
1. Guru melakukan apersepsi.
2. Guru memberikan motivasi pembelajaran.
3. Guru melakukan pengkondisian kelas (tempat duduk siswa, alat peraga dan media pembelajaran)
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 5. Guru menjelaskan materi pembelajaran.
6. Guru menggunakan media, alat peraga dan sumber belajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran
7. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw.
11. Guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi kelompok.
12. Guru mengarahkan masing-masing anggota kelompok asal untuk belajar bersama tim ahli.
13. Guru memantau kegiatan belajar siswa bersama kelompok ahli
14. Guru meminta siswa mempresentasikan dan menanggapi laporan diskusi
15. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang sulit dan belum dipahami
16. Guru mengapresiasi kinerja siswa
17. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari. 18. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi.
19. Guru memberikan evaluasi / tes formatif
20. Guru memberikan tindak lanjut berupa perbaikan dan pengayaan
21. Guru memotivasi siswa untuk lebih tekun dalam belajar dan meningkatkan prestasi hasil belajar
.
Tabel 7
Kisi-kisi Instrumen Observasi Metode Pembelajaran Jigsaw Mata Pelajaran IPA (Respon Siswa)
No Aktivitas
1. Siswa menjawab pertanyaan appersepsi
2. Siswa antusias dan semangat untuk belajar 3. Siswa kondusif dan tertib dalam pembelajaran
4. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.
5. Siswa menyimak materi pembelajaran.
6. Siswa menyimak langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw
7. Siswa membentuk kelompok sesuai arahan dari guru
8. Siswa yang berperan sebagai tim ahli menempati tempat yang telah disediakan
9. Siswa melakukan kegiatan diskusi bersama kelompok asal
10. Siswa aktif dan tertib dalam mengikuti kegiatan diskusi kelompok 11. Perwakilan siswa masing-masing kelompok asal menuju kelompok ahli
untuk mempelajari materi baru.
12. Perwakilan siswa menjelaskan materi baru pada anggota kelompok asal 13. Siswa mempresentasikan laporan hasil diskusi
14. Siswa saling menanggapi hasil laporan diskusi 15. Siswa menanyakan materi yang dianggap sulit
16. Siswa mengumpulkan LKS
17. Siswa menyimpan LKS dalam portofolio/artefak
20. Siswa mengerjakan tes formatif dengan tertib 21. Siswa mengerjakan tes perbaikan dan pengayaan.
22. Siswa menyimak informasi yang diberikan guru mengenai materi yang akan dipelajari selanjutnya.
3.7 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen 3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas terhadap instrumen tes digunakan untuk mengetahui tingkat
kevalidan soal yang akan di ujikan kepada siswa. Instrument tes dikatakan valid jika
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dalam
penelitian Yun Nugraheni (2011: 23), tingkat validitas suatu instrument dapat
diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total
skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to totalcorrelation).
Adapun kriteria tingkat kevalidan soal menurut Arikunto (2007:75) adalah
sebagaimana terlihat pada tabel 9 berikut.
Tabel 9
Tingkat Validitas Instrumen
No Indeks Kriteria
1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi
2. 0,600-0,800 Tinggi
3. 0,400-0,600 Cukup
4. 0,200-0,400 Rendah
5. 0,00-0,200 Sangat Rendah
Uji validitas dan reabilitas instrumen siklus 1 dan 2 dilaksanakan di kelas 6
SDN Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa. Instrumen yang akan diujikan terdiri dari
10 soal pilihan ganda, 3 soal isian, dan 2 soal uraian. Hasil uji validitas instrumen
siklus 1 maupun siklus 2 kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS 16.0
for windows. Berdasarkan Tabel 3.6 digunakan indeks ≥ 0,200 untuk menyatakan
dalam SPSS ≥ 0,200. Berikut hasil uji validitas soal evaluasi siklus 1 yang termuat pada tabel 10 berikut.
Tabel 10
Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Siklus 1
Nomor Item Corrected
Item-Total Correlation Keterangan
VAR00001 .262 Valid
VAR00002 -.053 Tidak Valid
VAR00003 .284 Valid
VAR00004 .368 Valid
VAR00005 .193 Valid
VAR00006 .558 Valid
VAR00007 .317 Valid
VAR00008 .353 Valid
VAR00009 .442 Valid
VAR00010 .273 Valid
VAR00011 .371 Valid
VAR00012 .535 Valid
VAR00013 .480 Valid
VAR00014 .218 Valid
VAR00015 -.130 Tidak Valid
Pada Tabel 3.7 dapat dilihat bahwa 13 item soal (1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, dan 14) masuk pada kategori soal yang valid, sedangkan 2 item soal (2 dan
15) masuk dalam kategori tidak valid. Namun tidak semua item soal tersebut
digunakan sebagai soal evaluasi siklus 1, hanya 13 item yang digunakan untuk
mewakili indikator yang ingin dicapai. Adapun hasil uji validitas terhadap soal
Tabel 11
Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Siklus 2
Nomor Item Corrected
Item-Total Correlation Keterangan
VAR00001 .230 Valid
VAR00002 .403 Valid
VAR00003 .443 Valid
VAR00004 .306 Valid
VAR00005 .374 Valid
VAR00006 .577 Valid
VAR00007 .443 Valid
VAR00008 .309 Valid
VAR00009 -.152 Tidak Valid
VAR00010 .529 Valid
VAR00011 .407 Valid
VAR00012 .361 Valid
VAR00013 .543 Valid
VAR00014 .489 Valid
VAR00015 .341 Valid
Tabel 11 menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji validitas terhadap 15 butir
soal tes siklus 2, terdapat 14 butir soal dinyatakan valid dan hanya 1 soal tidak valid,
yakni soal nomor 9.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas tes formatif dalam penelitian ini dilakukan dengan SPSS versi
16.0 for windows, dan interpretasi terhadap koefisien reliabilitas yang dinyatakan
dalam Cronbach’s Alpha, terdapat dalam buku Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
yang ditulis oleh Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:88) seperti tersaji
Tabel 12
Indeks Reliabilitas
No Indeks Interpretasi
1 0,80 – 1,00 sangat reliabilitas
2 0,60 - 0,80 reliabilitas
3 0,40 - 0,60 cukup reliabel
4 0,20 – 0,40 agak reliabel
Uji reliabilitas untuk butir soal siklus 1 yang dilakukan pada siswa kelas 6
SDN 1 Tawangharjo Wedarijaksa Kabupaten Pati. Hasil uji reliabilitas soal evaluasi
siklus 1 nampak pada tabel 13 berikut.
Tabel 13
Indeks Reliabilitas Siklus I
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0,709 Releabilitas
Sama halnya tes pada siklus 1, tes pada siklus 2 juga dimasukkan dalam SPSS
versi 16.0 for windows. Adapun hasil uji reliabilitas instrumen siklus 2 secara jelas
tersaji dalam tabel 14 berikut.
Tabel 14
Indeks Reliabilitas Siklus II
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0,769 Releabilitas
Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen siklus 1 dan siklus 2, maka dapat
diketahui bahwa alpha hitung pada siklus 1 dan siklus 2 lebih besar dari r tabel dan
alpha hitung tersebut bernilai positif sehingga instrumen ini dapat disebut reliabel.
Adapun koefisien reliabilitas pada siklus 1 yaitu 0,709 dan koefisien reliabilitas pada
3.7.3 Taraf Kesukaran
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 210), soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang
siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat untuk mencoba lagi
karena diluar jangkauan. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah:
P =
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
Dalam penelitian ini, untuk menentukan apakah soal itu dikatakan baik atau
tidak baik sehingga perlu direvisi, menurut Ngalim Purwanto (1996), kriterianya
adalah seperti pada tabel 15 berikut ini.
Tabel 15
Tingkat Kesukaran dan Kriteria
No Rentang Nilai Tingkat
Kesukaran Klasifikasi
1. 0,70 ≤ TK ≤ 1,00 Mudah
2. 0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang
3. 0,00 ≤ TK ≤ 0,30 Sukar
Hasil uji tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan
hasil uji validitas dan reliabilitas soal siklus 1 dan siklus 2. Secara rinci hasil uji
Tabel 16
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1
No Soal Jumlah Siswa(Js) B P Kriteria
Berdasar tabel 3.13, terdapat 9 soal dengan kriteria mudah yakni soal nomor
1, 2, 3, 5, 9, 10, 11, 12, 14, dan 15, dan terdapat 6 soal dengan kategori sedang yaitu
soal nomor 4, 6, 7, 8, 9,dan 13. Sedangkan hasil uji tingkat kesukaran soal siklus 2
secara rinci terlihat dalam tabel 17 berikut.
Tabel 17
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1I
Berdasar tabel 17 diatas, nampak bahwa dari hasil uji tingkat kesukaran soal
siklus 2 terdapat 11 soal dengan kategori mudah yakni soal nomor 1,2, 3, 5,9,10, 11,
12,13,14,dan 15, sedangkan 4 soal yakni, 4, 6, 7, dan 8 termasuk soal dengan
kategori sedang. Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal sebagaimana tersaji
pada tabel 16 dan 17, maka soal instrumen siklus 1 dan siklus 2 dapat dipergunakan
untuk pelekasanaan penelitian.
3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator kinerja adalah harapan terjadinya peningkatan pemahaman dan hasil
belajar siswa berdasarkan kenaikan nilai rata – rata dikelas dari siklus 1 kesiklus 2
dan berdasarkan jumlah siswa yang tuntas juga yang belum tuntas. Dengan metode
pembelajaran jigsaw diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang
nilainya masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65.
3.9 Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif
untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah
siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Data yang diolah adalah nilai mata pelajaran
IPA tentang perubahan sifat benda dengan menggunakan metode jigsaw.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa
setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan
evaluasi berupa soal tes pada setiap akhir putaran. Analisis ini menggunakan statistik
sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif peneliti melakukan penjumlahan
terhadap hasil tes siswa setelah itu dibagi dengan jumlah siswa sehingga
memperoleh rata-rata tes formatif.
2. Untuk ketuntasan belajar terdapat dua kategori dalam ketuntasan belajar yaitu
secara perorangan dan klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar
tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65. Proses pembelajaran
dinyatakan berhasil jika terdapat 85% siswa mencapai ketuntasan belajar lebih
dari atau sama dengan 65. Persentase ketuntasan belajar diperoleh dengan