SKRIPSI
ANALISIS PENGARUHSIKAP DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DEODORANT REXONA
PADAMAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITASSUMATERA UTARA
OLEH :
LADY EVIONA T 080502219
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH SIKAP DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DEODORANT REXONA PADA MAHASISWA
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap dan psikologis terhadap keputusan pembelian deodorant rexona pada mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Pengujian hipotesis dengan menggunakan alat analisis linear berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial. Pengerjaan metode analisis menggunakan bantuan SPSS 15.0 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 100 responden sebagai sampel penelitian yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel sikap dan psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian deodorant rexona pada mahasiswa fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Sedangkan secara parsial variabel psikologis merupakan variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian deodorant rexona.
ABSTRACT
ANALYSIS DETERMINE THE INFLUENCE OF ATTITUDE AND PSYCHOLOGICAL OF REXONA DEODORANT AT STUDENTS OF AGRICULTUREFACULTY OF THE NORTH SUMATERA UNIVERSITY
This research aims to determine the influence of attitude and psychological of rexona deodorant at students of agriculturefaculty of the north sumatera university .
This kind of research is assosiative research. Analysis method to test the hipotezis by using multiple linear regression, simultaneous test and partial test. SPSS 15.0 for windows was used to calculate and analyze the data of research. The data that used consist of primer and secondary data. This research used 100 respondents at students of agriculture faculty which determined by using purposive sampling.
The result of this by multiple regression test shows that attitude and psychological have significant effect towards purchasing decision at students of the faculty of agriculture. And based on partial test showed that variable psychological has positive and significant effect toward purchasing decision of rexona deodorant at students of agriculturefaculty of the north sumatera university
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan kuasa-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang penulis sadari masih jauh dari hasil sempurna. Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Sikap dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera”. Selama proses penyusunan skripsi ini daya banyak memperoleh bimbingan, bantuan, nasihat dan dorongan semangat secara moril dan materil dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan Terima kasih kepada Orangtua tercinta H.Tumanggor dan M.br Tarigan. Terima kasih untuk kasih sayang, didikan dan dukungan berupa doa, nasehat, dan materi yang telah diberikan kepada penulis. Pada kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen 3. Ibu Dra. Mahayanie Msi., selaku Sekertaris Departemen S1 Manajemen
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi selaku Ketua Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Liasta Ginting, SE, MSi selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dalam proses bimbingan, arahan, dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE., MSi selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran dan masukan dalam proses penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Ami Dilham, Msi selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.
9. Sahabat-sahabatku Helena dan Regina, saudaraku Laura Z dan teman-teman baikku Tira, Jihan, Rara, Veny, Indah, Yuni. Serta teman – teman Manajemen 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas semangat, dan inspirasi serta persahabatan yang telah diberikan kepada penulis.
10.Untuk Rizki A.R Bangun, SE Terima kasih atas doa, dukungan, semangat dan perhatiannya kepada penulis.
Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurnaOleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat semua pihak.
Medan, Juli 2012 Penulis
ZDDAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………...…i
ABSTRACT……….ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian...8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1Uraian Teoritis ... 9
2.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 9
2.1.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 9
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen………...………..…....12
2.1.4 Pengertian Sikap………...…15
2.1.5 Komponen Sikap………..…15
2.1.6 Psikologis………...………...18
2.2 Penelitian Terdahulu … ... 21
2.3 Kerangka Konseptual ... 23
2.4 Hipotesis……… 26
BAB III. METODE PENELITIAN ... 28
3.1 Jenis Penelitian ... 28
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
3.3 Batasan Operasional ... 28
3.4 Defenisi Operasional ... 29
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 31
3.6 Populasi dan Sampel ... 32
3.7 Jenis Data ... 34
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 34
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35
3.9.1 Uji Validitas ... 35
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 35
3.10.1 Analisis Deskriptif ... 36
3.10.2 Analisis Linier Berganda ... 36
3.10.3 Uji Asumsi klasik ... 36
3.10.4 Uji Hipotesis ... 38
BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 40
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Unilever ... 40
4.1.2. Profil PT. Unilever Tbk ... 42
4.1.3. Visi dan Misi PT. Unilever Tbk ... 44
4.1.4.Sejarah Rexona………...…….…46
4.1.5.Inovasi Rexona………...……….…48
4.1.6. Fakta Utama Tentang Rexona………...………..49
4.2 Hasil Penelitian ... 52
4.2.1 Uji Validitas dan Reabilitas ... 52
4.2.2 Analisis Data ... 56
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 68
4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 74
4.2.5 Pengujian Koefisien Determinasi (R²) ... 76
4.2.6Uji Hipotesis ... 77
4.3 Pembahasan ... 81
4.3.1 Variabel Sikap (X1) Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y)...83
4.3.2 Variabel Psikologis (X2) Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y)...85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90
5.1 Kesimpulan ... 90
5.2 Saran ………...……….91
DAFTAR PUSTAKA ... 94
LAMPIRAN ... 96
No TabelJudul Halaman
Tabel 1.1 : Daftar Merek Top Brand Award 2012………...……...3
Tabel 3.1 :Operasionalisasi Variabel ... 29
Tabel 3.2 :Instrumen Skala Likert ... 30
Tabel 4.1 :Target Marketproduk Deodoran Rexona ... 47
Tabel 4.2: Aneka Produk Rexona ... 50
Tabel 4.3 :Item-Total Statistic ... 53
Tabel 4.4 : Uji Validitas ... 54
Tabel 4.5 : Uji Reabilitas ... 55
Tabel 4.6 :Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57
Tabel 4.7: Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur ... 57
Tabel 4.8:Gambaran umum Responden berdasarkan lama pemakaian……...58
Tabel 4.9:Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Sikap ... 59
Tabel 4.10 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Psikologis...61
Tabel 4.11 :Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian……...………..……….65
Tabel 4.12 :One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test………..………….….71
Tabel 4.13 :Uji Glejser ... 73
Tabel 4.14 :Tolerance dan VIF………...……….…74
Tabel 4.15 : Analisis Regresi Linier……...………... 75
Tabel 4.16 : Model Summary………...……….76
Tabel 4.17 : ANOVA(b)………...78
DAFTAR GAMBAR
No GambarJudul Halaman
Gambar 2.1 : Proses Pengambilan Keputusan ... 10
Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual ... 26
Gambar 4.1 : Histogram ... 69
Gambar 4.2 : Scatterplot Uji Normalitas ... 70
DAFTAR LAMPIRAN
No.Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Kuesioner………...96
Lampiran 2 Tabulasi Data Validitas………...……….100
Lampiran 3 Hasil Validitas dan Realibilitas………..……...102
Lampiran 4 Tabulasi Jawaban Responden……….………...104
Lampiran 5 Uji Regresi Linear....………....110
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH SIKAP DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DEODORANT REXONA PADA MAHASISWA
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap dan psikologis terhadap keputusan pembelian deodorant rexona pada mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Pengujian hipotesis dengan menggunakan alat analisis linear berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial. Pengerjaan metode analisis menggunakan bantuan SPSS 15.0 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 100 responden sebagai sampel penelitian yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel sikap dan psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian deodorant rexona pada mahasiswa fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Sedangkan secara parsial variabel psikologis merupakan variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian deodorant rexona.
ABSTRACT
ANALYSIS DETERMINE THE INFLUENCE OF ATTITUDE AND PSYCHOLOGICAL OF REXONA DEODORANT AT STUDENTS OF AGRICULTUREFACULTY OF THE NORTH SUMATERA UNIVERSITY
This research aims to determine the influence of attitude and psychological of rexona deodorant at students of agriculturefaculty of the north sumatera university .
This kind of research is assosiative research. Analysis method to test the hipotezis by using multiple linear regression, simultaneous test and partial test. SPSS 15.0 for windows was used to calculate and analyze the data of research. The data that used consist of primer and secondary data. This research used 100 respondents at students of agriculture faculty which determined by using purposive sampling.
The result of this by multiple regression test shows that attitude and psychological have significant effect towards purchasing decision at students of the faculty of agriculture. And based on partial test showed that variable psychological has positive and significant effect toward purchasing decision of rexona deodorant at students of agriculturefaculty of the north sumatera university
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam memperlakukan pengambilan keputusan konsumen sebagai suatu
pemecahan masalah perusahaan ataupun pemasar mengasumsikan bahwa
konsumen memiliki sasaran (konsekuensi yang diinginkan atau nilai dalam rantai
arti akhir) yang ingin dicapai atau dipuaskan. Keputusan didefinisikan sebagai
pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif, menurut Schiffman
dan Kanuk (dalam Sumarwan, 2004:289). Keputusan membeli oleh seorang
konsumen terhadap suatu produk diawali dengan kesadaran pembeli akan adanya
masalah kebutuhan. Konsumen menyadari bahwa terdapat perbedaan antara
kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkan. Hal ini mengakibatkan
konsumen aktif mencari informasi yang lebih banyak untuk mengetahui produk
yang diminatinya. Setelah memperoleh informasi dan melakukan evaluasi
kemudian seorang konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu produk
yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Sebelum keputusan tersebut
diambil, seseorang akan dihadapkan pada suatu proses pengambilan keputusan
yang terdiri dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
pembelian dan purnabeli konsumen (Simamora, 2003:13). Konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang
berasal dari diri konsumen maupun dari faktor luar konsumen. Pemasar harus
melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi konsumen dan
pembelian untuk meraih keberhasilan. Perilaku konsumen sangat dipengaruhi
faktor budaya, faktor sosial, karakteristik individu, faktor pribadi, dan faktor
psikologis dari konsumen.
Menurut Kotler (2002:200), Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional,
dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan
bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau perasaan untuk atau
terhadap suatu rangsangan. Orang memiliki sikap hampir pada semua hal. Sikap
menempatkan semua itu kedalam sebuah kerangka pemikiran yang menyukai atau
tidak menyukai objek, bergerak mendekati atau menjauhi objek tersebut. Sikap
terdiri dari 3 komponen yaitu: Kognitif, Afektif dan Konatif. Kognitif adalah
kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek. Afektif merupakan
perasaan dan reaksi emosional dari suatu objek menunjukkan komponen afektif
dari sikap, sedangkan Konatif adalah respons dari seseorang terhadap obyek atau
aktivitas dapat dilihat dari adanya maksud untuk membeli produk. Kepercayaan
konsumen datang sebelum dan memengaruhi evalusi terhadap produk, dan
evaluasi terutama menentukan perilaku berkehendak seperti keputusan pembelian
terhadap produk (Setiadi, 2003: 142). Sikap konsumen sangat penting diteliti oleh
perusahaan sebab dapat mengetahui apakah produk yang telah ditawarkan kepada
konsumen dapat diterima dengan baik atau tidak. Dengan mengetahui sikap,
pemasar dapat mengidentifikasi segmen manfaat, mengembangkan produk baru
dan memformulasikan serta evaluasi strategi promosional. Sikap konsumen
terhadap suatu produk dapat bervariasi bergantung pada apa orientasinya.
berdasarkan manfaat produk yang diinginkan konsumen (Setiadi, 2003:143).
Demikian pula psikologis, Psikologis adalah karakteristik konsumen yang timbul
sebagai akibat dari suatu keadaan fisiologis tertentu. Psikologis seseorang atau
konsumen terdiri dari : motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan terhadap
suatu produk. PT Unilever sebagai produsen deodorant Rexona juga harus mampu
memahami kondisi psikologis para konsumennya. Selain bermanfaat untuk
mengetahui apa saja keinginan konsumen, pada akhirnya ini juga akan
memberikan laba yang lebih kepada perusahaan dan tetap mampu bersaing
dengan produsen deodorant lainnya.
PT Unilever adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri
kosmetik dan perawatan tubuh juga turut memperhatikan kebutuhan
konsumennya. Berbagai produk Unilever banyak beredar di pasaran, memahami
kebutuhan konsumennya, PT Unilever memperkenalkan deodorant seperti Rexona
dan Axe, namun saat ini deodorantRexona lebih dikenal masyarakat. Hal ini
terbukti dari deodorant Rexona saat ini meraih top brand penghargaan di
Indonesia. Berikut tabel peringkat top brand 2012:
Tabel 1.1
Daftar merek peraih Top Brand Award 2012 Kategori Perawatan Pribadi
Kategori Merek
Sabun Mandi Lifebuoy
Sabun Mandi Antiseptik Lifebuoy Sabun Mandi Pemutih Shinzui Hand & Body Lotion Citra
Deodorant Rexona
Pelembab Wajah Pond's
Krim Pemutih Pond's
Shampoo Pantene
Pembalut. Wanita Charm
Pembersih Wajah Pond's
Anti Aging Pond's
Pasta Gigi Pepsodent
Sikat Gigi Pepsodent
Lipstik Revlon
Maskara Revlon
Bedak Muka Pixy
Bedak BB MBK
Bedak Kesehatan Caladine
Tissue basah Mitu
Sumber : (bisniskeuangan.kompas.com/Top Brand Award
2012/) diolah penulis (2012)
Bau badan bisa dialami siapa saja, tidak membedakan jenis kelamin pria
maupun wanita. Membersihkan secara teratur seperti mandi adalah cara yang
lazim dilakukan untuk mencegah bau badan. Namun ada juga yang sudah mandi
dengan teratur namun masih diganggu oleh bau badan. Bau badan pada seseorang
dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor usia seperti pada saat seorang
remaja memasuki masa pubertas, kebiasaan makan, cuaca yang terlalu panas,
kondisi psikologis seseorang seperti rasa cemas, gelisah bahkan stress serta
aktivitas yang padat akan mengakibatkan produksi keringat berlebih terutama di
bagian ketiak. Saat menghadapi kondisi seperti ini seseorang akan berusaha
dengan orang lain, hal ini tentunya mengakibatkan rasa tidak nyaman pada diri
sendiri maupun pada orang disekitar akibat bau yang ditimbulkan.
Banyak alternatif yang ditempuh seseorang seperti cara alami (tradisional)
untuk menghilangkan bau badan antara lain minum jamu, penggunaan ramuan
herbal dari tanaman, daun sirih, daun kemangi, temulawak, lulur herbal maupun
rempah tradisional lainnya. Namun hal ini akan merepotkan apalagi ditengah
aktivitas yang padat. Perkembangan teknologi kecantikan dan perawatan tubuh
juga semakin berkembang saat ini. Untuk menghilangkan bau badan dapat
melakukan waxing dan scrub secara teratur, namun perawatan seperti ini juga
memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang mahal. Salah satu cara
instan yang sering di lakukan orang ketika berada disituasi ini adalah dengan
menyemprotkan parfum kepakaian maupun menggunakan body spray ke tubuh,
namun terkadang cara ini masih kurang efektif apalagi biasanya aroma parfum
yang terlalu kuat akan mengakibatkan orang lain terganggu dengan aroma
wewangian yang terlalu menyengat. Selain parfum, deodorant adalah satu produk
instan lain yang dapat membantu untuk mencegah bau badan selama beraktivitas,
saat ini deodorant dapat dengan mudah ditemukan dengan berbagai pilihan harga
dan lebih bervariasi sesuai untuk jenis kulit. Walaupun sifatnya hanya sementara
namun juga mampu menutupi masalah bau badan selama beraktivitas, saat ini
deodorant dapat digunakan oleh wanita maupun pria, hal ini dapat dilihat dari
berbagai produk deodorant yang dapat di temui di pasaran. Deodorant tidak hanya
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara adalah
mahasiswa yang juga memiliki aktivitas yang padat baik di dalam ruangan
selama mengikuti kuliah maupun ketika harus melakukan praktikum dilapangan,
untuk itu mereka juga memerlukan perlindungan ekstra untuk kulit agar tetap
nyaman saat beraktivitas seharian dan tidak diganggu oleh bau badan. Salah satu
solusi yang dapat digunakan untuk merawat tubuh terutama bagian kulit ketiak
yang dapat menjadi sumber utama bau badan adalah deodorant. Deodorant
adalah zat diterapkan ke tubuh untuk mempengaruhi
ole
di ketiak, kaki dan area lain dari tubuh. Deodorant diklasifikasikan dan diatur
sebagai
untuk menghilangkan bau. Deodorant biasanya berbasi
merangsang berkeringat, tetapi juga mungkin sementara membunuh bakteri. Di
dalam deodorant terdap
senyawa yang mampu memperlambat pertumbuhan bakteri. Deodorant mungkin
mengandun
menutupi bau keringat.Deodorant dan antiperspirant datang dalam berbagai
bentuk yang umum digunakan bervariasi di berbagai negara. Di Amerika Serikat,
bentuk padat atau gel yang dominan digunaka
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis
Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian DeodorantRexona Pada Mahasiswa Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
prerumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakahsikapdan psikologisberpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian deodorantRexona pada mahasiswa Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara”
1. 3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sikap dan psikologis
terhadap keputusan pembelian produk deodorant Rexona pada mahasiswa
Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan
sebagai bahan acuan untuk terus meningkatkan kualitas produk dan lebih
memahami kebutuhan konsumen yang akhirnya berguna bagi tujuan jangka
panjang perusahaan.
Penelitian ini memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti
khususnya dalam bidang manajemen pemasaran dan juga merupakan pendalaman
ilmu yang diperoleh peneliti selama proses kuliah dengan menerapkan teori-teori
dan menghubungkannya dengan kenyataan serta dapat memberikan suatu
pembelajaran yang lebih mengenai keputusan pembelian.
3. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti yang lain dalam
menganalisis perilaku konsumen untuk pengembangan lebih lanjut.
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian.
Keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah tahap dalam
proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli
produk (Kotler dan Armstrong, 2001:226). Pada tahap evalusi, konsumen
membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat
pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang
paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor dapat memengaruhi tujuan
membeli dan keputusan membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, sejauh
mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seorang akan tergantung
pada dua hal, yaitu :
1. Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan
konsumen.
2. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakin
tinggi intensitas sikap negatif orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan
orang tersebut dengan konsumen, maka semakin basar kemungkina konsumen
akan menyesuaikan tujuan pembeliannya (Setiadi, 2003:17).
Menurut Kotler (2002:226), keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh
faktor kedua yaitu nilai inti.Nilai intiyaitu sistem kepercayaan yang melandasi
sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti itu jauh lebih dalam daripada perilaku
atau sikap, dan pada dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam
2.1.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian.
Setiadi (2005:16-20) menyebutkan tahapan-tahapan proses pengambilan
keputusan pembelian, secara umum proses itu dapat dilihat pada Gambar 2.1
sebagai berikut:
2 3
Gambar 2.1
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sumber :Setiadi (2005:16)
Gambar diatas menyiratkan bahwa konsumen melewati kelima tahap
seluruhnya pada setiap pembelian. Adapun dalam pembelian yang lebih rutin,
konsumen sering kali melompati atau membalik beberapa tahap ini.
Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengenalan Masalah.
Proses membeli diawali pada saat pembeli menyadari adanya masalah
kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya
dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh
rangsangan internal dari kebutuhan normal seseorang atau rangsangan eksternal
seseorang yaitu rasa lapar, dahaga, atau seks sehingga suatu tingkatan kebutuhan
tertentu dan berubah menjadi dorongan.
2. Pencarian Informasi. Pengenalan
masalah
Pencarian informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Membeli
Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkatan yaitu
tingkat pencarian informasi yang sedang–sedang saja yang disebut perhatian yang
meningkat. Pencarian informasi aktif dimana ia mencari bahan–bahan bacaan,
menelpon teman-temannya dan melakukan kegiatan mencari untuk mempelajari
yang lain.
3. Evaluasi Alternatif .
Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk
membuat keputusan akhir. Ternyata, tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan
tunggal yang digunakan oleh konsumen bahkan oleh satu konsumen pada seluruh
situasi pembeli. Sekarang sifat kognitif, yaitu perusahaan memandang konsumen
sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama pada pertimbangan yang
sadar dan rasional.
4. Keputusan Membeli.
Pada tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi terhadap merek–
merek pada perangkat pilihan. Konsumen juga membentuk tujuan pembeli untuk
mereka yang paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor berikut dapat
mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang utama
adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif
pilihan seseorang akan tergantung pada intensitas sikap negatif orang lain
terhadap alternatif yang paling disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk
menuruti keinginan orang lain. Semakin tinggi intensitas sikap orang lain tersebut
besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya. Tujuan
pembelian dipengaruhi juga oleh faktor-faktor keadaan yang tidak terduga.
Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti
pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk
yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang
tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.
5. Perilaku Sesudah Membeli.
Sesudah melakukan pembelian tehadap suatu produk, konsumen akan
mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan
terlibat dalam tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan
menarik minat pemasar.
6. Keputusan Sesudah Membeli.
Setelah membeli suatu produk seseorang konsumen akan mendeteksi
adanya cacat produk. Beberapa pembeli tidak menginginkan produk cacat
tersebut, yang lainnya akan bersikap netral dan beberapa bahkan melihat cacat itu
sebagai sesuatu yang dapat meningkatkan nilai dari produk.
7. Tindakan–Tindakan Sesudah Membeli.
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan
mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas maka ia akan
memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu
kembali. Konsumen yang tidak puas akan berusaha mengurangi ketidakpuasannya
karena kodrat manusia untuk menciptakan keserasian, konsisten dan keselarasan
8. Penggunaan dan Pembuangan Setelah Pembelian .
Pemasar juga mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan
membuang suatu produk. Apabila konsumen menemukan cara penggunaan yang
baru, maka hal ini harus menarik minat pemasar karena penggunaan baru dapat
diiklankan.
2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen .
Perilaku membeli konsumen (consumer buying behaviour) merujuk pada
perilaku membeli konsumen akhir-individu dan rumah tangga yang membeli
barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Seluruh konsumen akhir yang
digabungkan akan membentuk pasar konsumen/ consumer market (Kotler dan
Armstrong, 2001:195)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat
diukur melalui empat determinan menurut Kotler (2002: 190) yaitu:
1. Faktor Budaya.
a. Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan
dan perilaku seseorang.
b. Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu : kelompok
nasionalis, kelompok keagamaan, kelompok RAS dan kelompok grafis.
c. Kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relative homogeny dan
bertahan lama dalam suatu masyarakat, tersusun secara hierarki dan
keanggotaanya memiliki nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
a. Kelompok sosial terdiri dari suatu kelompok yang mempunyai pengaruh
langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
b. Keluarga dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu keluarga orientasi
yakni merupakan orang tua dari seseorang dan keluarga prokreasi yakni
pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli
dan konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan ditelitui sedara
intensif.
c. Peran dan dan status seseorang dapat diidentifikasi sebagai posisi seseorang
dalam tiap kelompok.
3. Faktor Pribadi.
a. Umur dan tahapan dalam siklus hidup membentuk konsumsi seseorang.
b. Pekerjaan
c. Sikap
d. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan
(tingkatannya, satbilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk
presentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan
sikap terhadap mengeluarkan uang tabungan.
e. Gaya hidup seseorang.
4. Faktor Psikologis
a. Motivasi adalah dorongan yang timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu
b. Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan dan informasi untuk menciptakan
suatu gambaran yang timbul dari pengalaman.
c. Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul
dari pengalaman.
d. Kepercayaan merupakan suatu gagasan desktriptif yang dimiliki oleh
seseorang terhadap sesuatu.
Menurut Kotler (2000:247-249), ada beberapa jenis perilaku keputusan
konsumen, antara lain sebagai berikut:
1. Perilaku pembelian kompleks.
Pembeli cenderung menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai
merek. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang
mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya,
seperti mobil, televisi, pakaian, jam tangan, komputer pribadi dan lain-lain.
2. Perilaku pembeli yang mengurangi ketidak sesuaian.
Perilaku membeli mempunyai keterlibatan yang tinggi dan konsumen
menyadari hanya sedikit perbedaan antara berbagai merek. Perilaku membeli ini
terjadi untuk pembelian produk yang mahal, tidak sering dilakukan, beresiko, dan
membeli secara relatif cepat, karena perbedaan merek tidak terlihat.
3. Perilaku pembelian menurut kebiasaan.
Dalam hal ini konsumen membeli suatu produk berdasarkan kesetiaan
terhadap merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek
4. Perilaku pembelian mencari variasi.
Beberapa situasi pembelian ditandai dengan keterlibatan konsumen yang
rendah tetapi perbedaan merek bersifat nyata. Disini konsumen terlihat melakukan
banyak peralihan merek. Konsumen memiliki sedikit kepercayaan, memilih
sebuah merek tanpa terlalu banyak mengevaluasi selama mengkonsumsi dan
memakai sebuah produk.
2.1.4 Pengertian Sikap
Menurut Kotler (2002:200) Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional dan
kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan
bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan. Menurut Engel
dalam Sumarwan (2003:136) menyatakan bahwa sikap adalah apa yang konsumen
sukai dan tidak sukai sedangkan, menurut Allport dalam Setiadi (2003 : 214),
sikap adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesigapan untuk
menanggapi, diorganisasi, melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang
mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku.
2.1.5 Komponen Sikap
Tiga komponen pembentuk sikap adalah (Simamora, 2003:12) yaitu:
1. Komponen Kognitif (Cognitive Component).
Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang
obyek. Kepercayaan tentang atribut suatu produk biasanya dievaluasi secara
kognitif akan terdukung yang pada akhirnya akan mendukung keseluruhan dari
sikap itu.
2. Komponen Afektif (Affective Component).
Perasaan dan reaksi emosional dari suatu objek menunjukkan komponen
afektif dari sikap. Misalnya konsumen mengatakan “saya menyukai produk A”.
Itu merupakan hasil dari emosi atau evaluasi afektif dari suatu produk. Evalusi ini
terbentuk tanpa adanya informasi kognitif (kepercayaan tentang produk tersebut).
Atau merupakan hasil evalusi dari penampilan produk pada setiap atributnya.
Kebanyakan kepercayaan tentang produk berhubungan dengan reaksi afektif.
Misalnya air mineral yang mempunyai harga Rp. 1000 sampai Rp.2000 dapat
menghasilkan reaksi positif (harga dianggap murah), atau reaksi negatif (harga
terlalu mahal). Hal ini akan mempengaruhi bagaimana kita bereaksi terhadap
produk itu sendiri
3. Komponen Konatif (KonatifComponent).
Komponen ini adalah respons dari seseorang terhadap obyek atau aktivitas.
Seperti keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk akan
memperlihatkan komponen konatif. Komponen Konatif atau tindakan dapat
dilihat dari adanya maksud untuk membeli.
Adapun karakteristik sikap seseorang terdiri dari :
a. Sikap memiliki obyek.
Artinya sikap itu harus terkait dari obyek yang dituju, obyek tersebut bisa
terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk,
b. Konsistensi sikap.
Konsistensi sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan
perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya, karena itu sikap
memiliki konsistensi dengan perilaku.
c. Sikap positif, negatif, dan netral.
Menunjukkan adanya rasa menyukai terhadap sesuatu (sikap positif), rasa tidak
menyukai suatu produk (sikap negatif) dan tidak memiliki sikap (sikap netral).
d. Intensitas Sikap.
Terdapat derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka dapat
diungkapkan melalui intensitas sikapnya.
e. Resistensi Sikap.
Resistensi sikap adalah seberapa besar sikap konsumen bisa berubah karena
alasan tertentu.
f. Persistensi Sikap.
Persistensi sikap adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap
akan berubah karena berlalunya waktu.
g. Keyakinan Sikap.
Keyakinan sikap adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap
yang dimilikinya.
h. Sikap dan Situasi.
Sikap seseorang terhadap suatu obyek sering kali muncul dalam konteks
situasi, hal ini berarti situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap
2.1.6 Psikologis.
Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik
konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan
pembelian. tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran
konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan keputusan pembelian
akhir (Kotler, 2002: 226)
Pilihan pembelian seseorang/ konsumen dipengaruhi empat faktor
psikologis yang utama (Setiadi 2003: 94) yaitu:
1. Motivasi
Kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas
kebutuhan tersebut. Kebutuhan berubah menjadi motif kalau merangsang
sampai tingkat intensitas yang mencukupi. Motif adalah kebutuhan yang cukup
menekan untuk mengarahkan seseorang mencapai kepuasan.
2. Persepsi
Menurut Kotler (2002:199), persepsi adalah proses menyeleksi, mengatur,
dan menginterpretasi, informasi guna membentuk gambaran yang berarti
tentang dunia. Bagaimana orang bertindak dipengaruhi oleh persepsinya
mengenai sesuatu. Dua orang dengan motivasi yang sama dan dalam situasi
yang sama mungkin mengambil tindakan yang jauh berbeda karena mereka
memandang situasi dengan cara yang berbeda. Seseorang yang termotivasi
bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi
seseorang terhadap suatu obyek akan berbeda-beda. Oleh karena itu persepsi
oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu satu hal yang yang perlu
diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi secara substansil bisa sangat
berbeda dengan realitas. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas
obyek yang sama karena tiga proses persepsi antara lain : perhatian selektif,
distorsi selektif, dan ingatan selektif (Kotler 2002:198).
a) Perhatian Selektif.
Orang terlibat kontak dengan rangsangan yang sangat banyak setiap
hari. Tantangan yang sesungguhnya adalah menjelaskan rangsangan mana
yang akan diperhatikan oleh orang-orang. Ada beberapa temuan antara
lain: orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang mereka
antisipasi, orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan dengan
deviasi yang besar dibandingkan dengan ukuran rangsangan normal.
b) Distorsi Selektif.
Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah
informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan informasi itu
dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka.
c) Ingatan selektif.
Orang akan melupakan banyak hal yang mereka pelajari namun
cenderung akan mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk
3. Pembelajaran
Perubahan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pengalaman.
Kebanyakan perilaku manusia dapat dipelajari. Teori pembelajaran percaya bahwa
pengetahuan dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, petunjuk, respon, dan
penguatan kembali. Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar.
Dalam mengkonsumsi produk, konsumen akan mempertimbangkan manfaat yang
diperolehnya. Oleh karena itu kualitas produk sangat menentukan apakah
konsumen akan memberikan respon positif atau negatif. Respon positif akan
terjadi ketika konsumen merasa puas, akibatnya probabilitas konsumen
melakukan pembelian ulang semakin tinggi. Sementara itu konsumen akan
memberikan respon negatif jika respon atas tindakan itu tidak memuaskan.
4. Keyakinan
Menurut Kotler (2000:199), Keyakinan (belief) adalah gambaran
pemikiran yang dianut seseorang tentang sesuatu hal, sedangkan menurut Setiadi
(2003:377) Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang
mengenai sesuatu. Perusahaan maupun pabrikan sangat tertarik pada keyakinan
yang ada dalam pikiran orang-orang tentang produk dan jasa mereka. Keyakinan
ini membentuk citra produk dan merek, dan orang akan bertindak berdasarkan
citra tersebut. Jika beberapa keyakinan salah dan menghambat pembelian,
Perusahaan akan meluncurkan kampanye untuk mengoreksi keyakinan tersebut.
Dengan demikian, Keyakinan (belief) terhadap suatu produk atau merek dapat
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Urip Wahyuni (2008) dengan judul
“Pengaruh Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor ‘Merek’ Honda di Kawasan Surabaya Barat bertujuan
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi, Persepsi dan Sikap
konsumen terhadap Keputusan Pembelian. Kesimpulan dari penelitian tersebut
adalah bahwa motivasi, persepsi dan sikap konsumen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda (Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, vol.10, no.1, Maret, 2008:30-37).
Penelitian yang dilakukan oleh Mashadi (2009) dengan judul “Pengaruh
Motivasi, Persepsi, Sikap dan Pembelajaran Konsumen terhadap keputusan
pembelian minuman kemasan ‘merek’The Botol Sosro” di Kawasan Depok.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi,
Persepsi, Sikap dan Pembelajaran Konsumen terhadap Keputusan Pembelian.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa motivasi, persepsi dan sikap
konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian minuman
kemasan Teh ‘merek’Teh Botol Sosro yang berada di Kawasan Depok.
Penelitian yang dilakukan Hatane Semuel et.al (2007) dengan judul “
Perilaku dan Keputusan Pembelian Konsumen Restoran Melalui Stimulus 50%
discount di Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh stimulus
terhadap perilaku konsumen yang terdiri dari faktor pshichological, culture, sosial
menunjukkan bahwa stimulus “50% discount” yang diberikan melalui faktor
sosial dan pshichological berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku
pengambilan keputusan (Jurnal Manajemen Pemasaran , Vol.2, No.2, Oktober
2007:73-80).
Penelitian yang dilakukan oleh Rusdi (2008) dengan judul “ Faktor-faktor
yang mempengaruhi Mahasiswa Universitas Guna Darma dalam pengambilan
keputusan pembelian produk rokok Sampoerna Mild” tujuan penelitian untuk
mengetahui apakah diantara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis,
berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa untuk membeli rokok Sampoerna
mild, dan untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan
pembelian produk Sampoerna mild. Dari hasil penelitian bahwa variabel faktor
sosial, pribadi dan psikologis secara simultan atau bersama-sama mempunyai
pengaruh signifikan, hanya faktor budaya yang mempunyai pengaruh yang tidak
signifikan terhadap keputusan pembelian rokok Sampoena Mild.
Penelitian yang dilakukan Djoko Dwi Kusumayanto dan Willy Dwi
Wahyu S (2009) dengan judul “Pengaruh Faktor Psikologis terhadap keputusan
konsumen dalam membeli Notebook Acer(Studi pada pengguna Fasilitas Hotspot
Kafe Aquanos Kota Malang) tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap mempengaruhi
keputusan pembelian Notebook Acer. Dari hasil penelitian bahwa motivasi,
persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap secara simultan atau
bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek
penelitian diajukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel
yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang
telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survey literature
(Kuncoro,2003:44). Orang memiliki sikap terhadap hampir semua hal. Sikap
menempatkan semua itu ke dalam sebuah kerangka pemikiran yang menyukai
atau tidak menyukai suatu obyek, bergerak mendekati atau menjauhi obyek
tersebut. Sikap menyebabkan orang-orang berperilaku secara cukup konsisten
terhadap obyek serupa. Setelah sikap terbentuk maka hal ini akan tersimpan
dalam memori jangka panjang mereka. Pada keadaan ini orang-orang
menggunakan sikap untuk membantunya berinteraksi secara lebih efektif dengan
lingkungannya (Setiadi, 2003:229). Adapun 3 komponen sikap yaitu: Kognitif,
Afektif dan Konatif. Pengaruh kepercayaan terhadap sikap dan pengaruh sikap
terhadap perilaku secara umum bergantung pada keterlibatan konsumen dengan
pembeliannya. Keterlibatan yang tinggi dari konsumen atas pembeliannya akan
lebih tinggi hubungannya antara kepercayaan, sikap dan perilaku. Ketika
konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi, sikap merupakan bagian dari
hierarki pengaruh yang menyebabkan keputusan untuk membeli (pertama kali
konsumen mempunyai kepercayaan terhadap merek, dan kemudian memutuskan
Dalam tahapan proses pengambilan keputusan konsumen melakukan
pencarian dan pemprosesan informasi, langkah berikutnya adalah menyikapi
informasi yang diterimanya. Apakah konsumen akan meyakini informasi yang
diterimanya dan memilih merek tertentu untuk dibeli, hal ini berkaitan dengan
sikap yang dikembangkan. Keyakinan dan pilihan konsumen atas suatu merek
tertentu akan memengaruhi apakah konsumen jadi membeli atau tidak. Sikap
positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan
pembelian terhadap merek itu, tetapi sebaliknya sikap negatif akan menghalangi
konsumen untuk melakukan pembelian.
Kotler (2002: 190) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen dapat diukur melalui empat determinan yaitu: faktor budaya, sosial,
pribadi dan psikologis. Peran faktor-faktor tersebut berbeda untuk produk yang
berbeda. Dengan kata lain, ada faktor yang dominan pada pembelian suatu produk
sementara faktor lain kurang berpengaruh.
Keputusan membeli seseorang merupakan hasil suatu hubungan yang
saling memngaruhi dan yang rumit antara faktor-faktor budaya, sosial, pribadi,
dan psikologis. Banyak dari faktor ini tidak banyak dipengaruhi oleh pemasar.
Namun faktor-faktor ini sangat berguna untuk mengidentifikasi pembeli-pembeli
yang mungkin memiliki minat terbasar dalam suatu produk (Setiadi, 2003:14).
Sehingga berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti mengambil beberapa
faktor yang mampu mempengaruhi keputusan pembelian Deodorant Rexona,
Konatif serta Psikologis yang terdiri dari empat faktor : Motivasi, Persepsi,
Pengetahuan, dan Keyakinan.
[image:38.595.132.525.214.512.2]Melalui pernyataan tersebut maka kerangka pemikirannya adalah:
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Sumber : Setiadi (2003:229),Kotler (2002:200), Simamora (2003: 12), diolahpeneliti(2012)
Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa sikap dan psikologis
mempengaruhi keputusan pembelian.
1. Sikap (X1) :
a. Kognitif b. Afektif c. Konatif
2. Psikologis (X2) :
a. Motivasi b. Persepsi c. Pengetahuan d. Keyakinan
Keputusan Pembelian (Y):
1. Sesuai kebutuhan
2. Pencarian Informasi
3. Harga yang sesuai
4. Kenal dengan produk
5. Keunggulan produk
6. Kepuasan
2.4 Hipotesis
Menurut Kuncoro (2003:47), hipotesis adalah suatu penjelasan sementara
tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan
terjadi. Berdasarkan perumusan masalah maka hipotesis pada penelitian ini
adalah: ”sikapdan psikologisberpengaruh secara positif dan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang
menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting dan Situmorang, 2008:57).
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh sikap dan psikologi
terhadap keputusan pembelian deodorant Rexona pada Mahasiswa Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Medan di Jl. Prof. A. Sofyan No.3. Penelitian dilaksanakan dengan
mengumpulkan data melalui penyebaran kuisioner kepada Mahasiswa Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara Tahun 2012. Waktu penelitian akan
dilaksanakan pada bulan April 2012 – Juni 2012.
3.3 Batasan Operasional Variabel
Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas penelitian ini,
maka peneliti membatasi penelitian ini pada sikap dan psikologi terhadap
keputusan pembelian deodorant Rexona pada Mahasiswa Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Tahun 2012.
Adapun variabel yang dianalisis pada penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas (X) yaitu sikap (X1) dan psikologis (X2)
3.4 Defenisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
Adapun defenisi dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
a. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak bergantung pada variabel
yang lainnya. Variabel bebas pada penelitian ini adalah :
1) Sikap (X1)
Sikap adalah suatu pandangan atau persepsi tentang deodoran Rexona baik
pandangan negatif ataupun positif. Sikap terdiri dari 3 komponen yaitu:
Kognitif, Afektif, Konatif .
2) Psikologis (X2)
Psikologis adalah karakteristik konsumen yang timbul sebagai akibat dari suatu
keadaan fisiologis tertentu. Psikologis seseorang/ konsumen terdiri dari :
motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan terhadap keputusan pembelian
deodorant Rexona.
b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun
variabel terikat pada penelitian ini adalah Keputusan Pembelian
seorang konsumen untuk memutuskan dan melakukan pembelian deodorant
Rexona.
Berdasarkan operasionalisasi variabel yang telah diuraikan diatas
[image:42.595.113.549.260.720.2]makadibuatlah tabel operasionalisasi variabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Defenisi variabel Indikator Variabel Skala
pengukuran
Item
Sikap (X1) Sikap adalah suatu pandangan atau persepsi tentang
deodorant Rexona baik pandangan negatif ataupun positif .
1.Kognitif 2.Afektif 3.Konaktif
Skala likert 1,2 3,4 5,6
Psikologis (X2)
Psikologis adalah karakteristik konsumen yang timbul sebagai akibat dari suatu keadaan fisiologis tertentu. 1.Motivasi 2.Persepsi 3.Pengetahuan 4.Keyakinan
Skala likert 7,8 9,10 11,12 13,14 Keputusan Pembelian (Y) Keputusan Pembelian adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan seorang konsumen untuk memutuskan dan melakukan pembelian deodorantRexona.
1. Sesuai kebutuhan
2. Pencarian Informasi
3. Harga yang sesuai
4. Kenal dengan produk
5. Keunggulan produk
6. Kepuasan
7. Pembelian kembali
Sumber : Setiadi (2003:229),Kotler (2002:200), Simamora (2003:12), diolah peneliti (2012)
3.5 Skala pengukuran variabel
Pengukuran yang digunakan oleh peneliti dalam proses pengolahan data
adalah dengan menggunakan skala likert. Skala likert dapat digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena sosial (Ginting dan Situmorang, 2008:121). Dengan skala likert maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2006:86).
Untuk analisis kualitatif penelitian ini maka setiap pertanyaan akan diberi
[image:43.595.153.509.535.733.2]poin seperti pada Tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Skala likert Skor
1 Sangat setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang setuju (KS) 3
4 Tidak setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak setuju (STS) 1
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah sekelompok elemen lengkap yang biasanya berupa orang,
objek transaksi atau kejadianyang membuat kita tertarik untuk mempelajarinya
atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, berjenis
kelamin wanita maupun pria yang pernah membeli dan memakai deodorant
Rexona dan masih aktif kuliah di tahun 2012 namun tidak diketahui jumlahnya
sebab tidak semua mahasiswa pernah membeli dan memakai deodorant Rexona.
b. Sampel
Penarikan sampel yang digunakan adalah metode accidental sampling,
yaitu teknik penentuan sampel secara acak yang diberikan kepada responden yang
kebetulan ditemui namun masih mempertimbangan karakter dan ciri-ciri yang
ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel (Sugiono, 2006:72). Adapun
karakter yang ditentukan oleh konsumen berjenis kelamin wanita dan pria yang
pernah membeli dan memakai deodorant Rexona minimal 1 bulan, dan masih
aktif kuliah. Hasil riset awal (prasurvei) yang dilakukan peneliti terhadap 30 orang
pernah membeli dan memakai deodorant Rexona yaitu 15 orang berjenis kelamin
wanita dan 2 orang berjenis kelamin pria. Sehingga penetapan jumlah sampel
pada tingkat signifikan 5% dan tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi sebesar
10%.
maka untuk menghitung jumlah sampelnya digunakan rumus (Supramono,
2003:62) sebagai berikut:
keterangan :
n = jumah sampel
Zα = nilai standard normal yang besarnya tergantung α Bila α = 0,05 maka Z =1,67
Bila α = 0,01 maka Z =1,96 P = estimasi proporsi populasi
q = 1-P
d = penyimpangan yang ditolerir
Sehingga jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:
n = (1.96) x (1.96) x (0.566) x(0.44) (0.1) x (0.1)
= 95,67
Berdasarkan uraian diatas maka jumlah sampel yang akan di pakai dalam
penelitian ini adalah berjumlah 100 orang yang merupakan konsumen yang
pernah membeli dan memakai deodorantRexona.
3.7 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui
kuesioner dan wawancara tersruktur kepada responden di lokasi penelitian.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-teori yang
digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Data sekunder dapat
diperoleh peneliti dari buku-buku, majalah, jurnal, hasil lapangan dan internet.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian merupakan suatu hal yang
penting. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview
(wawancara), kuesioner(angket), observasi (pengamatan), dangabungan ketiganya
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
dengan tahap-tahap:
a. Kuesioner.
Menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh yang telah ditetapkan menjadi
responden yaitu Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Tahun 2012 yang menggunakan deodorant Rexona.
b. Wawancara.
Wawancara dilakukan dengan responden untuk memperjelas jawaban dari
kuesioner yang diisi.
c. Studi dokumentasi.
Mengumpulkan data dari buku-buku, tulisan ilmiah/jurnal, dan internet yang
memiliki relevansi dengan penelitian tentang keputusan pembelian.
3.9 Uji Validitas dan Reabilitas 3.9.1 Uji validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah
penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu
kuesioner. Valid artinya data yang diperoleh peneliti melalui kuesioner dapat
menjawab tujuan penelitian. Uji validitas dilakukan pada 30 responden di luar
sampel dengan menyebarkan kuesioner pada Mahasiswa Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Pengujian validitas dilakukan menggunakan program
1. jika r hitung > r tabel maka pernyataan valid
2. jika r hitung< r tabel maka pernyataan tidak valid
3.9.2 Uji Reabilitas
Menurut Sugiyono (2006:110) instrumen yang reliabel adalah instrument
yang apabila digunakan berulangkali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama. Uji reabilitas digunakan untuk melihat apakah alat
ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang
sama. Kriteria untuk pengujian reabilitas adalah sebagai berikut :
Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach’s Alpha> 0,80 maka pertanyaan realibel
(Ginting dan Situmorang, 2008: 179).
3.10 Teknik Analisis 3.10.1 Analisis deskriptif
Analisis deskriptif yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan
sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum dan generalisasi (Ginting dan Situmorang, 2008:187).
3.10.2 Analisis regresi linear berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Adapun model persamaan yang digunakan adalah :
Keterangan :
Y = Keputusan pembelian deodorant Rexona
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Sikap
X2 = Psikologis
e = standart error
3.10.3 Uji asumsi klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, dilakukan pengujian asumsi klasik
terlebih dahulu agar perkiraan tidak bias dan efisiensi. Kriteria asumsi klasik yang
harus dipenuhi yaitu:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati sistribusi normal. Uji ini dilakukan dengan analisis
kolmogorov smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka
nilai Asymp. Sig (2-tailed) diatas nilai signifikansi 5% (0,05) yang artinya
variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, et al 2008:62).
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
lainnya. Jika probabilitas signifikan diatas tingkat kepercayaan 5% (0.05) dapat
disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas
(Situmorang, et al 2008:73).
3. Uji Multikolinearitas
Adanya multikolinearitas merupakan pelanggaran dalam situasi asumsi klasik.
Uji Multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain
dalam model regresi berganda tidak saling berhbungan secara sempurna. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya
nilai tolerance dan VIF(Variance Inflation Factor) melalui program SPSS.
Tolerance mengukur variablilitas variabel yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1
atau nilai VIF< 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, et al
2008:73).
3.10.4 Pengujian Hipotesis
1. Uji-t (uji secara parsial)
Uji–t secara parsial bertujuan untuk mengertahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel
dependen.
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
H0 : b1= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen (x1, x2) terhadap variabel dependen (Y).
H0 : b2= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen (x1 ,x2) terhadap variabel dependen (Y).
Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen (x1, x2) terhadap variabel dependen (Y).
Kriteria pengambilan keputusan adalah :
Ho diterima jika thitung< ttabelpada α = 5%
Ha diterima jika thitung> ttabelpada α = 5%
2. Uji Fhitung (Uji serentak)
Uji Fhitung dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam metode mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung
adalah :
Ho : b1=b2 = 0 (variabel secara bersama-sama tidak terpengaruh positif signifikan
terhadap variabel terikat)
Ho : b1≠b2 ≠ 0 (variabel secara bersama-sama terpengaruh positif signifikan terhadap variabel terikat)
Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah :
Ho diterima jika Fhitung< Ftabelpada α = 5% Ha diterima jika Fhitung> F tabelpada α = 5%
Koefisien Determinan (R²) adalah untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam
output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel model summary dan
tertulis R square. Koefisien determinan menunjukkan kontribusi variabel
independen (X) terhadap dependen (Y). Semakin besar nilai koefisien
determinasi, maka semakin baik kemampuan X menerangkan variabel Y.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umun Perusahaan
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Unilever
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933
sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.
Van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal Van
Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933,
terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22
Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi
tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia.
Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30
Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta
ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No.
C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita
Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana
Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para
pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai
nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini
dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih
Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533
HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,
minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan
minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam
rapat umum tahunan perusahaan pada tanggal 13 Juni 2000, yang dituangkan
dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H.
memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum
dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia
dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.Perusahaan memulai operasi
komersialnya pada tahun 1933.
4.1.2. Profil PT. Unilever Tbk
1. Akta pendirian.
PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada tanggal 5
Desember 1933 sebagai Zeepfa brieke N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat
oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, Notaries di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur
Jendral Van Negerlandsch Indie dengan surat No.14 pada tanggal 16 Desember
1933, terdaftar, terdaftar di Raad Van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada
tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam tambahan No. 3 Javasche
Courar pada tanggal 9 Januari 1934.
2. Kronologi Unilever
1920-30 Import oleh Van den Bergh, Jurgen and Brothers
1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik Van den Bergh NV –Angke,
Jakarta
1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46 Kendali oleh Unilever dihentikan (Perang Dunia II)
1965-66 Di bawah kendali pemerintah
1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang
penanaman modal asing
1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut,
Surabaya
1990 Terjun di bisnis teh
1992 Membuka pabrik es krim
1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000 Terjun ke bisnis kecap
2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004 Terjun ke bisnis makanan ringan
2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah
4.1.3. Visi dan Misi PT.Unilever Tbk
1. Visi PT. Unilever Tbk.
Adapun Visi dari PT. Unilever yaitu “To become the first choice of
consumer, costumer and community”. Hal ini terwujud pada komitmen PT.
Unilever terhadap konsumennya yaitu menyediakan produk bermerek dan
pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai dari segi harga dan kualitas,
dan yang aman bagi tujuan pemakaiannya.
2.Misi PT. Unilever Tbk.
Adapun Misi dari PT. Unilever yaitu :
1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebuthan dan
aspirasi konsumen menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen, dan
komunitas.
2. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
4. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan
memberikan imbalan diatas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
Unilever adalah salah satu supplier terdepan untuk barang-barang
konsumen yang bergerak cepat, dengan penjualan produk lebih dari 170 negara.
Portfolio perusahaan yang kuat mengenai makanan, rumah tangga dan merk
perawatan pribadi telah dipercaya oleh para pelanggan di seluruh dunia. Sejumlah
13 merek papan atas perusahaan telah menghasilkan penjualan dengan total lebih
dari 23 milyar Euro. Merek ini terdiri atas Axe/Lynx, Blue Band, Dove,
Flora/Becel, es krim Heartbrand, Hellmann’s, Knorr, Lipton, Lux, Omo, Rexona,
Sunsilk dan Surf. Sedangkan, 25 merek terkenal lainnya juga telah mencapai 75%
dari penjualan. Pada tahun 2009, penjualan Unilever mencapai 39,8 milyar Euro.
Penjualan saham Unilever pada pasar D&E telah mencapai 49% di tahun 2009,
dan naik dari 47% pada tahun 2008. Penjelasan dari pasar D&E meliputi semua
negara di Amerika Latin, Eropa Tengah dan Timur, Afrika dan Asia, kecuali
Jepang dan Australia. Dengan para pelanggan, konsumen, supplier dan pemegang
saham di setiap benua, perusahaan menggambarkan diri sebagai ‘multi-lokal
multinasional’. Sebagai bagian penting dari masyarakat lokal tempat perusahaan
beroperasi, Unilever membawa keahlian internasional untuk melayani masyarakat
4.1.4 Sejarah Rexona
Merek Rexona diciptakan untuk pertama kalinya kira-kira satu abad yang
lalu tepatnya pada tahun 1908 oleh pasangan ahli farmasi Australia. Sejak saat itu,
teknologi deodorant yang ditawarkan oleh Rexona mengalami banyak kemajuan.
Teknologi terbaru Rexona menggunakan microcapsule dengan efisiensi yang
belum pernah ada sebelumnya. Microcapsule larut dalam keringat dan
melepaskan parfum pada saat suhu tubuh naik sehingga menjamin daya
pengharum yang lebih tahan lama jika dibandingkan dengan produk deodorant
lain. Bermula dari deodorant berformat stick—biasa disebut deo stick yang
dilempar pada era 80-an—Rexona secara berkala terus mengembangkan
mereknya. Awalnya Rexona tidak membedakan deodorant untuk segmen pria dan
wanita.
Saat ini, melalui rangkaian consumer insight, didapatkan fakta bahwa di
setiap segmen memiliki kebutuhan deodorant yang berbeda. Kini, Unilever
membagi produk Rexona ke dalam empat segmen, wanita aktif (women