• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Sikap dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Deodorant Rexona pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Sikap dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Deodorant Rexona pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUHSIKAP DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DEODORANT REXONA

PADAMAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITASSUMATERA UTARA

OLEH :

LADY EVIONA T 080502219

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH SIKAP DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DEODORANT REXONA PADA MAHASISWA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap dan psikologis terhadap keputusan pembelian deodorant rexona pada mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Pengujian hipotesis dengan menggunakan alat analisis linear berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial. Pengerjaan metode analisis menggunakan bantuan SPSS 15.0 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 100 responden sebagai sampel penelitian yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel sikap dan psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian deodorant rexona pada mahasiswa fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Sedangkan secara parsial variabel psikologis merupakan variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian deodorant rexona.

(3)

ABSTRACT

ANALYSIS DETERMINE THE INFLUENCE OF ATTITUDE AND PSYCHOLOGICAL OF REXONA DEODORANT AT STUDENTS OF AGRICULTUREFACULTY OF THE NORTH SUMATERA UNIVERSITY

This research aims to determine the influence of attitude and psychological of rexona deodorant at students of agriculturefaculty of the north sumatera university .

This kind of research is assosiative research. Analysis method to test the hipotezis by using multiple linear regression, simultaneous test and partial test. SPSS 15.0 for windows was used to calculate and analyze the data of research. The data that used consist of primer and secondary data. This research used 100 respondents at students of agriculture faculty which determined by using purposive sampling.

The result of this by multiple regression test shows that attitude and psychological have significant effect towards purchasing decision at students of the faculty of agriculture. And based on partial test showed that variable psychological has positive and significant effect toward purchasing decision of rexona deodorant at students of agriculturefaculty of the north sumatera university

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan kuasa-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang penulis sadari masih jauh dari hasil sempurna. Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Sikap dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera”. Selama proses penyusunan skripsi ini daya banyak memperoleh bimbingan, bantuan, nasihat dan dorongan semangat secara moril dan materil dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan Terima kasih kepada Orangtua tercinta H.Tumanggor dan M.br Tarigan. Terima kasih untuk kasih sayang, didikan dan dukungan berupa doa, nasehat, dan materi yang telah diberikan kepada penulis. Pada kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen 3. Ibu Dra. Mahayanie Msi., selaku Sekertaris Departemen S1 Manajemen

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi selaku Ketua Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Liasta Ginting, SE, MSi selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dalam proses bimbingan, arahan, dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE., MSi selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran dan masukan dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Ami Dilham, Msi selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

(5)

9. Sahabat-sahabatku Helena dan Regina, saudaraku Laura Z dan teman-teman baikku Tira, Jihan, Rara, Veny, Indah, Yuni. Serta teman – teman Manajemen 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas semangat, dan inspirasi serta persahabatan yang telah diberikan kepada penulis.

10.Untuk Rizki A.R Bangun, SE Terima kasih atas doa, dukungan, semangat dan perhatiannya kepada penulis.

Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurnaOleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat semua pihak.

Medan, Juli 2012 Penulis

(6)

ZDDAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………...…i

ABSTRACT……….ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1Uraian Teoritis ... 9

2.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 9

2.1.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 9

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen………...………..…....12

2.1.4 Pengertian Sikap………...…15

2.1.5 Komponen Sikap………..…15

2.1.6 Psikologis………...………...18

2.2 Penelitian Terdahulu … ... 21

2.3 Kerangka Konseptual ... 23

2.4 Hipotesis……… 26

BAB III. METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Batasan Operasional ... 28

3.4 Defenisi Operasional ... 29

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 31

3.6 Populasi dan Sampel ... 32

3.7 Jenis Data ... 34

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35

3.9.1 Uji Validitas ... 35

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 35

(7)

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 36

3.10.2 Analisis Linier Berganda ... 36

3.10.3 Uji Asumsi klasik ... 36

3.10.4 Uji Hipotesis ... 38

BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 40

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Unilever ... 40

4.1.2. Profil PT. Unilever Tbk ... 42

4.1.3. Visi dan Misi PT. Unilever Tbk ... 44

4.1.4.Sejarah Rexona………...…….…46

4.1.5.Inovasi Rexona………...……….…48

4.1.6. Fakta Utama Tentang Rexona………...………..49

4.2 Hasil Penelitian ... 52

4.2.1 Uji Validitas dan Reabilitas ... 52

4.2.2 Analisis Data ... 56

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 68

4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 74

4.2.5 Pengujian Koefisien Determinasi (R²) ... 76

4.2.6Uji Hipotesis ... 77

4.3 Pembahasan ... 81

4.3.1 Variabel Sikap (X1) Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y)...83

4.3.2 Variabel Psikologis (X2) Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y)...85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ………...……….91

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN ... 96

(8)

No TabelJudul Halaman

Tabel 1.1 : Daftar Merek Top Brand Award 2012………...……...3

Tabel 3.1 :Operasionalisasi Variabel ... 29

Tabel 3.2 :Instrumen Skala Likert ... 30

Tabel 4.1 :Target Marketproduk Deodoran Rexona ... 47

Tabel 4.2: Aneka Produk Rexona ... 50

Tabel 4.3 :Item-Total Statistic ... 53

Tabel 4.4 : Uji Validitas ... 54

Tabel 4.5 : Uji Reabilitas ... 55

Tabel 4.6 :Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Tabel 4.7: Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur ... 57

Tabel 4.8:Gambaran umum Responden berdasarkan lama pemakaian……...58

Tabel 4.9:Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Sikap ... 59

Tabel 4.10 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Psikologis...61

Tabel 4.11 :Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian……...………..……….65

Tabel 4.12 :One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test………..………….….71

Tabel 4.13 :Uji Glejser ... 73

Tabel 4.14 :Tolerance dan VIF………...……….…74

Tabel 4.15 : Analisis Regresi Linier……...………... 75

Tabel 4.16 : Model Summary………...……….76

Tabel 4.17 : ANOVA(b)………...78

(9)

DAFTAR GAMBAR

No GambarJudul Halaman

Gambar 2.1 : Proses Pengambilan Keputusan ... 10

Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual ... 26

Gambar 4.1 : Histogram ... 69

Gambar 4.2 : Scatterplot Uji Normalitas ... 70

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner………...96

Lampiran 2 Tabulasi Data Validitas………...……….100

Lampiran 3 Hasil Validitas dan Realibilitas………..……...102

Lampiran 4 Tabulasi Jawaban Responden……….………...104

Lampiran 5 Uji Regresi Linear....………....110

(11)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH SIKAP DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DEODORANT REXONA PADA MAHASISWA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap dan psikologis terhadap keputusan pembelian deodorant rexona pada mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Pengujian hipotesis dengan menggunakan alat analisis linear berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial. Pengerjaan metode analisis menggunakan bantuan SPSS 15.0 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 100 responden sebagai sampel penelitian yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel sikap dan psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian deodorant rexona pada mahasiswa fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Sedangkan secara parsial variabel psikologis merupakan variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian deodorant rexona.

(12)

ABSTRACT

ANALYSIS DETERMINE THE INFLUENCE OF ATTITUDE AND PSYCHOLOGICAL OF REXONA DEODORANT AT STUDENTS OF AGRICULTUREFACULTY OF THE NORTH SUMATERA UNIVERSITY

This research aims to determine the influence of attitude and psychological of rexona deodorant at students of agriculturefaculty of the north sumatera university .

This kind of research is assosiative research. Analysis method to test the hipotezis by using multiple linear regression, simultaneous test and partial test. SPSS 15.0 for windows was used to calculate and analyze the data of research. The data that used consist of primer and secondary data. This research used 100 respondents at students of agriculture faculty which determined by using purposive sampling.

The result of this by multiple regression test shows that attitude and psychological have significant effect towards purchasing decision at students of the faculty of agriculture. And based on partial test showed that variable psychological has positive and significant effect toward purchasing decision of rexona deodorant at students of agriculturefaculty of the north sumatera university

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam memperlakukan pengambilan keputusan konsumen sebagai suatu

pemecahan masalah perusahaan ataupun pemasar mengasumsikan bahwa

konsumen memiliki sasaran (konsekuensi yang diinginkan atau nilai dalam rantai

arti akhir) yang ingin dicapai atau dipuaskan. Keputusan didefinisikan sebagai

pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif, menurut Schiffman

dan Kanuk (dalam Sumarwan, 2004:289). Keputusan membeli oleh seorang

konsumen terhadap suatu produk diawali dengan kesadaran pembeli akan adanya

masalah kebutuhan. Konsumen menyadari bahwa terdapat perbedaan antara

kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkan. Hal ini mengakibatkan

konsumen aktif mencari informasi yang lebih banyak untuk mengetahui produk

yang diminatinya. Setelah memperoleh informasi dan melakukan evaluasi

kemudian seorang konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu produk

yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Sebelum keputusan tersebut

diambil, seseorang akan dihadapkan pada suatu proses pengambilan keputusan

yang terdiri dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

pembelian dan purnabeli konsumen (Simamora, 2003:13). Konsumen dalam

melakukan keputusan pembelian dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang

berasal dari diri konsumen maupun dari faktor luar konsumen. Pemasar harus

melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi konsumen dan

(14)

pembelian untuk meraih keberhasilan. Perilaku konsumen sangat dipengaruhi

faktor budaya, faktor sosial, karakteristik individu, faktor pribadi, dan faktor

psikologis dari konsumen.

Menurut Kotler (2002:200), Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional,

dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan

bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau perasaan untuk atau

terhadap suatu rangsangan. Orang memiliki sikap hampir pada semua hal. Sikap

menempatkan semua itu kedalam sebuah kerangka pemikiran yang menyukai atau

tidak menyukai objek, bergerak mendekati atau menjauhi objek tersebut. Sikap

terdiri dari 3 komponen yaitu: Kognitif, Afektif dan Konatif. Kognitif adalah

kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek. Afektif merupakan

perasaan dan reaksi emosional dari suatu objek menunjukkan komponen afektif

dari sikap, sedangkan Konatif adalah respons dari seseorang terhadap obyek atau

aktivitas dapat dilihat dari adanya maksud untuk membeli produk. Kepercayaan

konsumen datang sebelum dan memengaruhi evalusi terhadap produk, dan

evaluasi terutama menentukan perilaku berkehendak seperti keputusan pembelian

terhadap produk (Setiadi, 2003: 142). Sikap konsumen sangat penting diteliti oleh

perusahaan sebab dapat mengetahui apakah produk yang telah ditawarkan kepada

konsumen dapat diterima dengan baik atau tidak. Dengan mengetahui sikap,

pemasar dapat mengidentifikasi segmen manfaat, mengembangkan produk baru

dan memformulasikan serta evaluasi strategi promosional. Sikap konsumen

terhadap suatu produk dapat bervariasi bergantung pada apa orientasinya.

(15)

berdasarkan manfaat produk yang diinginkan konsumen (Setiadi, 2003:143).

Demikian pula psikologis, Psikologis adalah karakteristik konsumen yang timbul

sebagai akibat dari suatu keadaan fisiologis tertentu. Psikologis seseorang atau

konsumen terdiri dari : motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan terhadap

suatu produk. PT Unilever sebagai produsen deodorant Rexona juga harus mampu

memahami kondisi psikologis para konsumennya. Selain bermanfaat untuk

mengetahui apa saja keinginan konsumen, pada akhirnya ini juga akan

memberikan laba yang lebih kepada perusahaan dan tetap mampu bersaing

dengan produsen deodorant lainnya.

PT Unilever adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri

kosmetik dan perawatan tubuh juga turut memperhatikan kebutuhan

konsumennya. Berbagai produk Unilever banyak beredar di pasaran, memahami

kebutuhan konsumennya, PT Unilever memperkenalkan deodorant seperti Rexona

dan Axe, namun saat ini deodorantRexona lebih dikenal masyarakat. Hal ini

terbukti dari deodorant Rexona saat ini meraih top brand penghargaan di

Indonesia. Berikut tabel peringkat top brand 2012:

Tabel 1.1

Daftar merek peraih Top Brand Award 2012 Kategori Perawatan Pribadi

Kategori Merek

Sabun Mandi Lifebuoy

Sabun Mandi Antiseptik Lifebuoy Sabun Mandi Pemutih Shinzui Hand & Body Lotion Citra

Deodorant Rexona

(16)

Pelembab Wajah Pond's

Krim Pemutih Pond's

Shampoo Pantene

Pembalut. Wanita Charm

Pembersih Wajah Pond's

Anti Aging Pond's

Pasta Gigi Pepsodent

Sikat Gigi Pepsodent

Lipstik Revlon

Maskara Revlon

Bedak Muka Pixy

Bedak BB MBK

Bedak Kesehatan Caladine

Tissue basah Mitu

Sumber : (bisniskeuangan.kompas.com/Top Brand Award

2012/) diolah penulis (2012)

Bau badan bisa dialami siapa saja, tidak membedakan jenis kelamin pria

maupun wanita. Membersihkan secara teratur seperti mandi adalah cara yang

lazim dilakukan untuk mencegah bau badan. Namun ada juga yang sudah mandi

dengan teratur namun masih diganggu oleh bau badan. Bau badan pada seseorang

dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor usia seperti pada saat seorang

remaja memasuki masa pubertas, kebiasaan makan, cuaca yang terlalu panas,

kondisi psikologis seseorang seperti rasa cemas, gelisah bahkan stress serta

aktivitas yang padat akan mengakibatkan produksi keringat berlebih terutama di

bagian ketiak. Saat menghadapi kondisi seperti ini seseorang akan berusaha

(17)

dengan orang lain, hal ini tentunya mengakibatkan rasa tidak nyaman pada diri

sendiri maupun pada orang disekitar akibat bau yang ditimbulkan.

Banyak alternatif yang ditempuh seseorang seperti cara alami (tradisional)

untuk menghilangkan bau badan antara lain minum jamu, penggunaan ramuan

herbal dari tanaman, daun sirih, daun kemangi, temulawak, lulur herbal maupun

rempah tradisional lainnya. Namun hal ini akan merepotkan apalagi ditengah

aktivitas yang padat. Perkembangan teknologi kecantikan dan perawatan tubuh

juga semakin berkembang saat ini. Untuk menghilangkan bau badan dapat

melakukan waxing dan scrub secara teratur, namun perawatan seperti ini juga

memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang mahal. Salah satu cara

instan yang sering di lakukan orang ketika berada disituasi ini adalah dengan

menyemprotkan parfum kepakaian maupun menggunakan body spray ke tubuh,

namun terkadang cara ini masih kurang efektif apalagi biasanya aroma parfum

yang terlalu kuat akan mengakibatkan orang lain terganggu dengan aroma

wewangian yang terlalu menyengat. Selain parfum, deodorant adalah satu produk

instan lain yang dapat membantu untuk mencegah bau badan selama beraktivitas,

saat ini deodorant dapat dengan mudah ditemukan dengan berbagai pilihan harga

dan lebih bervariasi sesuai untuk jenis kulit. Walaupun sifatnya hanya sementara

namun juga mampu menutupi masalah bau badan selama beraktivitas, saat ini

deodorant dapat digunakan oleh wanita maupun pria, hal ini dapat dilihat dari

berbagai produk deodorant yang dapat di temui di pasaran. Deodorant tidak hanya

(18)

Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara adalah

mahasiswa yang juga memiliki aktivitas yang padat baik di dalam ruangan

selama mengikuti kuliah maupun ketika harus melakukan praktikum dilapangan,

untuk itu mereka juga memerlukan perlindungan ekstra untuk kulit agar tetap

nyaman saat beraktivitas seharian dan tidak diganggu oleh bau badan. Salah satu

solusi yang dapat digunakan untuk merawat tubuh terutama bagian kulit ketiak

yang dapat menjadi sumber utama bau badan adalah deodorant. Deodorant

adalah zat diterapkan ke tubuh untuk mempengaruhi

ole

di ketiak, kaki dan area lain dari tubuh. Deodorant diklasifikasikan dan diatur

sebagai

untuk menghilangkan bau. Deodorant biasanya berbasi

merangsang berkeringat, tetapi juga mungkin sementara membunuh bakteri. Di

dalam deodorant terdap

senyawa yang mampu memperlambat pertumbuhan bakteri. Deodorant mungkin

mengandun

menutupi bau keringat.Deodorant dan antiperspirant datang dalam berbagai

bentuk yang umum digunakan bervariasi di berbagai negara. Di Amerika Serikat,

bentuk padat atau gel yang dominan digunaka

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis

(19)

Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian DeodorantRexona Pada Mahasiswa Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

prerumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakahsikapdan psikologisberpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian deodorantRexona pada mahasiswa Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara”

1. 3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sikap dan psikologis

terhadap keputusan pembelian produk deodorant Rexona pada mahasiswa

Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan

sebagai bahan acuan untuk terus meningkatkan kualitas produk dan lebih

memahami kebutuhan konsumen yang akhirnya berguna bagi tujuan jangka

panjang perusahaan.

(20)

Penelitian ini memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti

khususnya dalam bidang manajemen pemasaran dan juga merupakan pendalaman

ilmu yang diperoleh peneliti selama proses kuliah dengan menerapkan teori-teori

dan menghubungkannya dengan kenyataan serta dapat memberikan suatu

pembelajaran yang lebih mengenai keputusan pembelian.

3. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti yang lain dalam

menganalisis perilaku konsumen untuk pengembangan lebih lanjut.

(21)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian.

Keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah tahap dalam

proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli

produk (Kotler dan Armstrong, 2001:226). Pada tahap evalusi, konsumen

membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat

pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang

paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor dapat memengaruhi tujuan

membeli dan keputusan membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, sejauh

mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seorang akan tergantung

pada dua hal, yaitu :

1. Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan

konsumen.

2. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakin

tinggi intensitas sikap negatif orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan

orang tersebut dengan konsumen, maka semakin basar kemungkina konsumen

akan menyesuaikan tujuan pembeliannya (Setiadi, 2003:17).

Menurut Kotler (2002:226), keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh

faktor kedua yaitu nilai inti.Nilai intiyaitu sistem kepercayaan yang melandasi

sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti itu jauh lebih dalam daripada perilaku

atau sikap, dan pada dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam

(22)

2.1.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian.

Setiadi (2005:16-20) menyebutkan tahapan-tahapan proses pengambilan

keputusan pembelian, secara umum proses itu dapat dilihat pada Gambar 2.1

sebagai berikut:

2 3

Gambar 2.1

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sumber :Setiadi (2005:16)

Gambar diatas menyiratkan bahwa konsumen melewati kelima tahap

seluruhnya pada setiap pembelian. Adapun dalam pembelian yang lebih rutin,

konsumen sering kali melompati atau membalik beberapa tahap ini.

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengenalan Masalah.

Proses membeli diawali pada saat pembeli menyadari adanya masalah

kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya

dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh

rangsangan internal dari kebutuhan normal seseorang atau rangsangan eksternal

seseorang yaitu rasa lapar, dahaga, atau seks sehingga suatu tingkatan kebutuhan

tertentu dan berubah menjadi dorongan.

2. Pencarian Informasi. Pengenalan

masalah

Pencarian informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Membeli

(23)

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk

mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkatan yaitu

tingkat pencarian informasi yang sedang–sedang saja yang disebut perhatian yang

meningkat. Pencarian informasi aktif dimana ia mencari bahan–bahan bacaan,

menelpon teman-temannya dan melakukan kegiatan mencari untuk mempelajari

yang lain.

3. Evaluasi Alternatif .

Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk

membuat keputusan akhir. Ternyata, tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan

tunggal yang digunakan oleh konsumen bahkan oleh satu konsumen pada seluruh

situasi pembeli. Sekarang sifat kognitif, yaitu perusahaan memandang konsumen

sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama pada pertimbangan yang

sadar dan rasional.

4. Keputusan Membeli.

Pada tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi terhadap merek–

merek pada perangkat pilihan. Konsumen juga membentuk tujuan pembeli untuk

mereka yang paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor berikut dapat

mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang utama

adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif

pilihan seseorang akan tergantung pada intensitas sikap negatif orang lain

terhadap alternatif yang paling disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk

menuruti keinginan orang lain. Semakin tinggi intensitas sikap orang lain tersebut

(24)

besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya. Tujuan

pembelian dipengaruhi juga oleh faktor-faktor keadaan yang tidak terduga.

Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti

pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk

yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang

tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.

5. Perilaku Sesudah Membeli.

Sesudah melakukan pembelian tehadap suatu produk, konsumen akan

mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan

terlibat dalam tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan

menarik minat pemasar.

6. Keputusan Sesudah Membeli.

Setelah membeli suatu produk seseorang konsumen akan mendeteksi

adanya cacat produk. Beberapa pembeli tidak menginginkan produk cacat

tersebut, yang lainnya akan bersikap netral dan beberapa bahkan melihat cacat itu

sebagai sesuatu yang dapat meningkatkan nilai dari produk.

7. Tindakan–Tindakan Sesudah Membeli.

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan

mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas maka ia akan

memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu

kembali. Konsumen yang tidak puas akan berusaha mengurangi ketidakpuasannya

karena kodrat manusia untuk menciptakan keserasian, konsisten dan keselarasan

(25)

8. Penggunaan dan Pembuangan Setelah Pembelian .

Pemasar juga mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan

membuang suatu produk. Apabila konsumen menemukan cara penggunaan yang

baru, maka hal ini harus menarik minat pemasar karena penggunaan baru dapat

diiklankan.

2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen .

Perilaku membeli konsumen (consumer buying behaviour) merujuk pada

perilaku membeli konsumen akhir-individu dan rumah tangga yang membeli

barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Seluruh konsumen akhir yang

digabungkan akan membentuk pasar konsumen/ consumer market (Kotler dan

Armstrong, 2001:195)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat

diukur melalui empat determinan menurut Kotler (2002: 190) yaitu:

1. Faktor Budaya.

a. Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan

dan perilaku seseorang.

b. Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu : kelompok

nasionalis, kelompok keagamaan, kelompok RAS dan kelompok grafis.

c. Kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relative homogeny dan

bertahan lama dalam suatu masyarakat, tersusun secara hierarki dan

keanggotaanya memiliki nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

(26)

a. Kelompok sosial terdiri dari suatu kelompok yang mempunyai pengaruh

langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

b. Keluarga dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu keluarga orientasi

yakni merupakan orang tua dari seseorang dan keluarga prokreasi yakni

pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli

dan konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan ditelitui sedara

intensif.

c. Peran dan dan status seseorang dapat diidentifikasi sebagai posisi seseorang

dalam tiap kelompok.

3. Faktor Pribadi.

a. Umur dan tahapan dalam siklus hidup membentuk konsumsi seseorang.

b. Pekerjaan

c. Sikap

d. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan

(tingkatannya, satbilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk

presentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan

sikap terhadap mengeluarkan uang tabungan.

e. Gaya hidup seseorang.

4. Faktor Psikologis

a. Motivasi adalah dorongan yang timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu

(27)

b. Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, mengartikan masukan dan informasi untuk menciptakan

suatu gambaran yang timbul dari pengalaman.

c. Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul

dari pengalaman.

d. Kepercayaan merupakan suatu gagasan desktriptif yang dimiliki oleh

seseorang terhadap sesuatu.

Menurut Kotler (2000:247-249), ada beberapa jenis perilaku keputusan

konsumen, antara lain sebagai berikut:

1. Perilaku pembelian kompleks.

Pembeli cenderung menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai

merek. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang

mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya,

seperti mobil, televisi, pakaian, jam tangan, komputer pribadi dan lain-lain.

2. Perilaku pembeli yang mengurangi ketidak sesuaian.

Perilaku membeli mempunyai keterlibatan yang tinggi dan konsumen

menyadari hanya sedikit perbedaan antara berbagai merek. Perilaku membeli ini

terjadi untuk pembelian produk yang mahal, tidak sering dilakukan, beresiko, dan

membeli secara relatif cepat, karena perbedaan merek tidak terlihat.

3. Perilaku pembelian menurut kebiasaan.

Dalam hal ini konsumen membeli suatu produk berdasarkan kesetiaan

terhadap merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek

(28)

4. Perilaku pembelian mencari variasi.

Beberapa situasi pembelian ditandai dengan keterlibatan konsumen yang

rendah tetapi perbedaan merek bersifat nyata. Disini konsumen terlihat melakukan

banyak peralihan merek. Konsumen memiliki sedikit kepercayaan, memilih

sebuah merek tanpa terlalu banyak mengevaluasi selama mengkonsumsi dan

memakai sebuah produk.

2.1.4 Pengertian Sikap

Menurut Kotler (2002:200) Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional dan

kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan

bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan. Menurut Engel

dalam Sumarwan (2003:136) menyatakan bahwa sikap adalah apa yang konsumen

sukai dan tidak sukai sedangkan, menurut Allport dalam Setiadi (2003 : 214),

sikap adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesigapan untuk

menanggapi, diorganisasi, melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang

mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku.

2.1.5 Komponen Sikap

Tiga komponen pembentuk sikap adalah (Simamora, 2003:12) yaitu:

1. Komponen Kognitif (Cognitive Component).

Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang

obyek. Kepercayaan tentang atribut suatu produk biasanya dievaluasi secara

(29)

kognitif akan terdukung yang pada akhirnya akan mendukung keseluruhan dari

sikap itu.

2. Komponen Afektif (Affective Component).

Perasaan dan reaksi emosional dari suatu objek menunjukkan komponen

afektif dari sikap. Misalnya konsumen mengatakan “saya menyukai produk A”.

Itu merupakan hasil dari emosi atau evaluasi afektif dari suatu produk. Evalusi ini

terbentuk tanpa adanya informasi kognitif (kepercayaan tentang produk tersebut).

Atau merupakan hasil evalusi dari penampilan produk pada setiap atributnya.

Kebanyakan kepercayaan tentang produk berhubungan dengan reaksi afektif.

Misalnya air mineral yang mempunyai harga Rp. 1000 sampai Rp.2000 dapat

menghasilkan reaksi positif (harga dianggap murah), atau reaksi negatif (harga

terlalu mahal). Hal ini akan mempengaruhi bagaimana kita bereaksi terhadap

produk itu sendiri

3. Komponen Konatif (KonatifComponent).

Komponen ini adalah respons dari seseorang terhadap obyek atau aktivitas.

Seperti keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk akan

memperlihatkan komponen konatif. Komponen Konatif atau tindakan dapat

dilihat dari adanya maksud untuk membeli.

Adapun karakteristik sikap seseorang terdiri dari :

a. Sikap memiliki obyek.

Artinya sikap itu harus terkait dari obyek yang dituju, obyek tersebut bisa

terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk,

(30)

b. Konsistensi sikap.

Konsistensi sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan

perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya, karena itu sikap

memiliki konsistensi dengan perilaku.

c. Sikap positif, negatif, dan netral.

Menunjukkan adanya rasa menyukai terhadap sesuatu (sikap positif), rasa tidak

menyukai suatu produk (sikap negatif) dan tidak memiliki sikap (sikap netral).

d. Intensitas Sikap.

Terdapat derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka dapat

diungkapkan melalui intensitas sikapnya.

e. Resistensi Sikap.

Resistensi sikap adalah seberapa besar sikap konsumen bisa berubah karena

alasan tertentu.

f. Persistensi Sikap.

Persistensi sikap adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap

akan berubah karena berlalunya waktu.

g. Keyakinan Sikap.

Keyakinan sikap adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap

yang dimilikinya.

h. Sikap dan Situasi.

Sikap seseorang terhadap suatu obyek sering kali muncul dalam konteks

situasi, hal ini berarti situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap

(31)

2.1.6 Psikologis.

Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik

konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan

pembelian. tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran

konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan keputusan pembelian

akhir (Kotler, 2002: 226)

Pilihan pembelian seseorang/ konsumen dipengaruhi empat faktor

psikologis yang utama (Setiadi 2003: 94) yaitu:

1. Motivasi

Kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas

kebutuhan tersebut. Kebutuhan berubah menjadi motif kalau merangsang

sampai tingkat intensitas yang mencukupi. Motif adalah kebutuhan yang cukup

menekan untuk mengarahkan seseorang mencapai kepuasan.

2. Persepsi

Menurut Kotler (2002:199), persepsi adalah proses menyeleksi, mengatur,

dan menginterpretasi, informasi guna membentuk gambaran yang berarti

tentang dunia. Bagaimana orang bertindak dipengaruhi oleh persepsinya

mengenai sesuatu. Dua orang dengan motivasi yang sama dan dalam situasi

yang sama mungkin mengambil tindakan yang jauh berbeda karena mereka

memandang situasi dengan cara yang berbeda. Seseorang yang termotivasi

bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi

seseorang terhadap suatu obyek akan berbeda-beda. Oleh karena itu persepsi

(32)

oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu satu hal yang yang perlu

diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi secara substansil bisa sangat

berbeda dengan realitas. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas

obyek yang sama karena tiga proses persepsi antara lain : perhatian selektif,

distorsi selektif, dan ingatan selektif (Kotler 2002:198).

a) Perhatian Selektif.

Orang terlibat kontak dengan rangsangan yang sangat banyak setiap

hari. Tantangan yang sesungguhnya adalah menjelaskan rangsangan mana

yang akan diperhatikan oleh orang-orang. Ada beberapa temuan antara

lain: orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang mereka

antisipasi, orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan dengan

deviasi yang besar dibandingkan dengan ukuran rangsangan normal.

b) Distorsi Selektif.

Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah

informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan informasi itu

dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka.

c) Ingatan selektif.

Orang akan melupakan banyak hal yang mereka pelajari namun

cenderung akan mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk

(33)

3. Pembelajaran

Perubahan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pengalaman.

Kebanyakan perilaku manusia dapat dipelajari. Teori pembelajaran percaya bahwa

pengetahuan dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, petunjuk, respon, dan

penguatan kembali. Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar.

Dalam mengkonsumsi produk, konsumen akan mempertimbangkan manfaat yang

diperolehnya. Oleh karena itu kualitas produk sangat menentukan apakah

konsumen akan memberikan respon positif atau negatif. Respon positif akan

terjadi ketika konsumen merasa puas, akibatnya probabilitas konsumen

melakukan pembelian ulang semakin tinggi. Sementara itu konsumen akan

memberikan respon negatif jika respon atas tindakan itu tidak memuaskan.

4. Keyakinan

Menurut Kotler (2000:199), Keyakinan (belief) adalah gambaran

pemikiran yang dianut seseorang tentang sesuatu hal, sedangkan menurut Setiadi

(2003:377) Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang

mengenai sesuatu. Perusahaan maupun pabrikan sangat tertarik pada keyakinan

yang ada dalam pikiran orang-orang tentang produk dan jasa mereka. Keyakinan

ini membentuk citra produk dan merek, dan orang akan bertindak berdasarkan

citra tersebut. Jika beberapa keyakinan salah dan menghambat pembelian,

Perusahaan akan meluncurkan kampanye untuk mengoreksi keyakinan tersebut.

Dengan demikian, Keyakinan (belief) terhadap suatu produk atau merek dapat

(34)

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Urip Wahyuni (2008) dengan judul

“Pengaruh Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan

Pembelian Sepeda Motor ‘Merek’ Honda di Kawasan Surabaya Barat bertujuan

untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi, Persepsi dan Sikap

konsumen terhadap Keputusan Pembelian. Kesimpulan dari penelitian tersebut

adalah bahwa motivasi, persepsi dan sikap konsumen berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda (Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan, vol.10, no.1, Maret, 2008:30-37).

Penelitian yang dilakukan oleh Mashadi (2009) dengan judul “Pengaruh

Motivasi, Persepsi, Sikap dan Pembelajaran Konsumen terhadap keputusan

pembelian minuman kemasan ‘merek’The Botol Sosro” di Kawasan Depok.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi,

Persepsi, Sikap dan Pembelajaran Konsumen terhadap Keputusan Pembelian.

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa motivasi, persepsi dan sikap

konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian minuman

kemasan Teh ‘merek’Teh Botol Sosro yang berada di Kawasan Depok.

Penelitian yang dilakukan Hatane Semuel et.al (2007) dengan judul “

Perilaku dan Keputusan Pembelian Konsumen Restoran Melalui Stimulus 50%

discount di Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh stimulus

terhadap perilaku konsumen yang terdiri dari faktor pshichological, culture, sosial

(35)

menunjukkan bahwa stimulus “50% discount” yang diberikan melalui faktor

sosial dan pshichological berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku

pengambilan keputusan (Jurnal Manajemen Pemasaran , Vol.2, No.2, Oktober

2007:73-80).

Penelitian yang dilakukan oleh Rusdi (2008) dengan judul “ Faktor-faktor

yang mempengaruhi Mahasiswa Universitas Guna Darma dalam pengambilan

keputusan pembelian produk rokok Sampoerna Mild” tujuan penelitian untuk

mengetahui apakah diantara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis,

berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa untuk membeli rokok Sampoerna

mild, dan untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan

pembelian produk Sampoerna mild. Dari hasil penelitian bahwa variabel faktor

sosial, pribadi dan psikologis secara simultan atau bersama-sama mempunyai

pengaruh signifikan, hanya faktor budaya yang mempunyai pengaruh yang tidak

signifikan terhadap keputusan pembelian rokok Sampoena Mild.

Penelitian yang dilakukan Djoko Dwi Kusumayanto dan Willy Dwi

Wahyu S (2009) dengan judul “Pengaruh Faktor Psikologis terhadap keputusan

konsumen dalam membeli Notebook Acer(Studi pada pengguna Fasilitas Hotspot

Kafe Aquanos Kota Malang) tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah

motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap mempengaruhi

keputusan pembelian Notebook Acer. Dari hasil penelitian bahwa motivasi,

persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap secara simultan atau

bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam

(36)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek

penelitian diajukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel

yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang

telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survey literature

(Kuncoro,2003:44). Orang memiliki sikap terhadap hampir semua hal. Sikap

menempatkan semua itu ke dalam sebuah kerangka pemikiran yang menyukai

atau tidak menyukai suatu obyek, bergerak mendekati atau menjauhi obyek

tersebut. Sikap menyebabkan orang-orang berperilaku secara cukup konsisten

terhadap obyek serupa. Setelah sikap terbentuk maka hal ini akan tersimpan

dalam memori jangka panjang mereka. Pada keadaan ini orang-orang

menggunakan sikap untuk membantunya berinteraksi secara lebih efektif dengan

lingkungannya (Setiadi, 2003:229). Adapun 3 komponen sikap yaitu: Kognitif,

Afektif dan Konatif. Pengaruh kepercayaan terhadap sikap dan pengaruh sikap

terhadap perilaku secara umum bergantung pada keterlibatan konsumen dengan

pembeliannya. Keterlibatan yang tinggi dari konsumen atas pembeliannya akan

lebih tinggi hubungannya antara kepercayaan, sikap dan perilaku. Ketika

konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi, sikap merupakan bagian dari

hierarki pengaruh yang menyebabkan keputusan untuk membeli (pertama kali

konsumen mempunyai kepercayaan terhadap merek, dan kemudian memutuskan

(37)

Dalam tahapan proses pengambilan keputusan konsumen melakukan

pencarian dan pemprosesan informasi, langkah berikutnya adalah menyikapi

informasi yang diterimanya. Apakah konsumen akan meyakini informasi yang

diterimanya dan memilih merek tertentu untuk dibeli, hal ini berkaitan dengan

sikap yang dikembangkan. Keyakinan dan pilihan konsumen atas suatu merek

tertentu akan memengaruhi apakah konsumen jadi membeli atau tidak. Sikap

positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan

pembelian terhadap merek itu, tetapi sebaliknya sikap negatif akan menghalangi

konsumen untuk melakukan pembelian.

Kotler (2002: 190) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumen dapat diukur melalui empat determinan yaitu: faktor budaya, sosial,

pribadi dan psikologis. Peran faktor-faktor tersebut berbeda untuk produk yang

berbeda. Dengan kata lain, ada faktor yang dominan pada pembelian suatu produk

sementara faktor lain kurang berpengaruh.

Keputusan membeli seseorang merupakan hasil suatu hubungan yang

saling memngaruhi dan yang rumit antara faktor-faktor budaya, sosial, pribadi,

dan psikologis. Banyak dari faktor ini tidak banyak dipengaruhi oleh pemasar.

Namun faktor-faktor ini sangat berguna untuk mengidentifikasi pembeli-pembeli

yang mungkin memiliki minat terbasar dalam suatu produk (Setiadi, 2003:14).

Sehingga berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti mengambil beberapa

faktor yang mampu mempengaruhi keputusan pembelian Deodorant Rexona,

(38)

Konatif serta Psikologis yang terdiri dari empat faktor : Motivasi, Persepsi,

Pengetahuan, dan Keyakinan.

[image:38.595.132.525.214.512.2]

Melalui pernyataan tersebut maka kerangka pemikirannya adalah:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Sumber : Setiadi (2003:229),Kotler (2002:200), Simamora (2003: 12), diolahpeneliti(2012)

Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa sikap dan psikologis

mempengaruhi keputusan pembelian.

1. Sikap (X1) :

a. Kognitif b. Afektif c. Konatif

2. Psikologis (X2) :

a. Motivasi b. Persepsi c. Pengetahuan d. Keyakinan

Keputusan Pembelian (Y):

1. Sesuai kebutuhan

2. Pencarian Informasi

3. Harga yang sesuai

4. Kenal dengan produk

5. Keunggulan produk

6. Kepuasan

(39)

2.4 Hipotesis

Menurut Kuncoro (2003:47), hipotesis adalah suatu penjelasan sementara

tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan

terjadi. Berdasarkan perumusan masalah maka hipotesis pada penelitian ini

adalah: ”sikapdan psikologisberpengaruh secara positif dan

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang

menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting dan Situmorang, 2008:57).

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh sikap dan psikologi

terhadap keputusan pembelian deodorant Rexona pada Mahasiswa Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Medan di Jl. Prof. A. Sofyan No.3. Penelitian dilaksanakan dengan

mengumpulkan data melalui penyebaran kuisioner kepada Mahasiswa Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara Tahun 2012. Waktu penelitian akan

dilaksanakan pada bulan April 2012 – Juni 2012.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas penelitian ini,

maka peneliti membatasi penelitian ini pada sikap dan psikologi terhadap

keputusan pembelian deodorant Rexona pada Mahasiswa Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Tahun 2012.

Adapun variabel yang dianalisis pada penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas (X) yaitu sikap (X1) dan psikologis (X2)

(41)

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

Adapun defenisi dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah :

a. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak bergantung pada variabel

yang lainnya. Variabel bebas pada penelitian ini adalah :

1) Sikap (X1)

Sikap adalah suatu pandangan atau persepsi tentang deodoran Rexona baik

pandangan negatif ataupun positif. Sikap terdiri dari 3 komponen yaitu:

Kognitif, Afektif, Konatif .

2) Psikologis (X2)

Psikologis adalah karakteristik konsumen yang timbul sebagai akibat dari suatu

keadaan fisiologis tertentu. Psikologis seseorang/ konsumen terdiri dari :

motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan terhadap keputusan pembelian

deodorant Rexona.

b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun

variabel terikat pada penelitian ini adalah Keputusan Pembelian

(42)

seorang konsumen untuk memutuskan dan melakukan pembelian deodorant

Rexona.

Berdasarkan operasionalisasi variabel yang telah diuraikan diatas

[image:42.595.113.549.260.720.2]

makadibuatlah tabel operasionalisasi variabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi variabel Indikator Variabel Skala

pengukuran

Item

Sikap (X1) Sikap adalah suatu pandangan atau persepsi tentang

deodorant Rexona baik pandangan negatif ataupun positif .

1.Kognitif 2.Afektif 3.Konaktif

Skala likert 1,2 3,4 5,6

Psikologis (X2)

Psikologis adalah karakteristik konsumen yang timbul sebagai akibat dari suatu keadaan fisiologis tertentu. 1.Motivasi 2.Persepsi 3.Pengetahuan 4.Keyakinan

Skala likert 7,8 9,10 11,12 13,14 Keputusan Pembelian (Y) Keputusan Pembelian adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan seorang konsumen untuk memutuskan dan melakukan pembelian deodorantRexona.

1. Sesuai kebutuhan

2. Pencarian Informasi

3. Harga yang sesuai

4. Kenal dengan produk

5. Keunggulan produk

6. Kepuasan

7. Pembelian kembali

(43)

Sumber : Setiadi (2003:229),Kotler (2002:200), Simamora (2003:12), diolah peneliti (2012)

3.5 Skala pengukuran variabel

Pengukuran yang digunakan oleh peneliti dalam proses pengolahan data

adalah dengan menggunakan skala likert. Skala likert dapat digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang

fenomena sosial (Ginting dan Situmorang, 2008:121). Dengan skala likert maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2006:86).

Untuk analisis kualitatif penelitian ini maka setiap pertanyaan akan diberi

[image:43.595.153.509.535.733.2]

poin seperti pada Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Skala likert Skor

1 Sangat setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang setuju (KS) 3

4 Tidak setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak setuju (STS) 1

(44)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi adalah sekelompok elemen lengkap yang biasanya berupa orang,

objek transaksi atau kejadianyang membuat kita tertarik untuk mempelajarinya

atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam penelitian ini

adalah mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, berjenis

kelamin wanita maupun pria yang pernah membeli dan memakai deodorant

Rexona dan masih aktif kuliah di tahun 2012 namun tidak diketahui jumlahnya

sebab tidak semua mahasiswa pernah membeli dan memakai deodorant Rexona.

b. Sampel

Penarikan sampel yang digunakan adalah metode accidental sampling,

yaitu teknik penentuan sampel secara acak yang diberikan kepada responden yang

kebetulan ditemui namun masih mempertimbangan karakter dan ciri-ciri yang

ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel (Sugiono, 2006:72). Adapun

karakter yang ditentukan oleh konsumen berjenis kelamin wanita dan pria yang

pernah membeli dan memakai deodorant Rexona minimal 1 bulan, dan masih

aktif kuliah. Hasil riset awal (prasurvei) yang dilakukan peneliti terhadap 30 orang

(45)

pernah membeli dan memakai deodorant Rexona yaitu 15 orang berjenis kelamin

wanita dan 2 orang berjenis kelamin pria. Sehingga penetapan jumlah sampel

pada tingkat signifikan 5% dan tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi sebesar

10%.

maka untuk menghitung jumlah sampelnya digunakan rumus (Supramono,

2003:62) sebagai berikut:

keterangan :

n = jumah sampel

Zα = nilai standard normal yang besarnya tergantung α Bila α = 0,05 maka Z =1,67

Bila α = 0,01 maka Z =1,96 P = estimasi proporsi populasi

q = 1-P

d = penyimpangan yang ditolerir

Sehingga jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

n = (1.96) x (1.96) x (0.566) x(0.44) (0.1) x (0.1)

= 95,67

(46)

Berdasarkan uraian diatas maka jumlah sampel yang akan di pakai dalam

penelitian ini adalah berjumlah 100 orang yang merupakan konsumen yang

pernah membeli dan memakai deodorantRexona.

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui

kuesioner dan wawancara tersruktur kepada responden di lokasi penelitian.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-teori yang

digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Data sekunder dapat

diperoleh peneliti dari buku-buku, majalah, jurnal, hasil lapangan dan internet.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian merupakan suatu hal yang

penting. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview

(wawancara), kuesioner(angket), observasi (pengamatan), dangabungan ketiganya

(47)

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan tahap-tahap:

a. Kuesioner.

Menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh yang telah ditetapkan menjadi

responden yaitu Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Tahun 2012 yang menggunakan deodorant Rexona.

b. Wawancara.

Wawancara dilakukan dengan responden untuk memperjelas jawaban dari

kuesioner yang diisi.

c. Studi dokumentasi.

Mengumpulkan data dari buku-buku, tulisan ilmiah/jurnal, dan internet yang

memiliki relevansi dengan penelitian tentang keputusan pembelian.

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas 3.9.1 Uji validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah

penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu

kuesioner. Valid artinya data yang diperoleh peneliti melalui kuesioner dapat

menjawab tujuan penelitian. Uji validitas dilakukan pada 30 responden di luar

sampel dengan menyebarkan kuesioner pada Mahasiswa Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara. Pengujian validitas dilakukan menggunakan program

(48)

1. jika r hitung > r tabel maka pernyataan valid

2. jika r hitung< r tabel maka pernyataan tidak valid

3.9.2 Uji Reabilitas

Menurut Sugiyono (2006:110) instrumen yang reliabel adalah instrument

yang apabila digunakan berulangkali untuk mengukur objek yang sama akan

menghasilkan data yang sama. Uji reabilitas digunakan untuk melihat apakah alat

ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang

sama. Kriteria untuk pengujian reabilitas adalah sebagai berikut :

Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach’s Alpha> 0,80 maka pertanyaan realibel

(Ginting dan Situmorang, 2008: 179).

3.10 Teknik Analisis 3.10.1 Analisis deskriptif

Analisis deskriptif yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan

sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum dan generalisasi (Ginting dan Situmorang, 2008:187).

3.10.2 Analisis regresi linear berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Adapun model persamaan yang digunakan adalah :

(49)

Keterangan :

Y = Keputusan pembelian deodorant Rexona

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = Sikap

X2 = Psikologis

e = standart error

3.10.3 Uji asumsi klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, dilakukan pengujian asumsi klasik

terlebih dahulu agar perkiraan tidak bias dan efisiensi. Kriteria asumsi klasik yang

harus dipenuhi yaitu:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati sistribusi normal. Uji ini dilakukan dengan analisis

kolmogorov smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka

nilai Asymp. Sig (2-tailed) diatas nilai signifikansi 5% (0,05) yang artinya

variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, et al 2008:62).

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah

(50)

lainnya. Jika probabilitas signifikan diatas tingkat kepercayaan 5% (0.05) dapat

disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas

(Situmorang, et al 2008:73).

3. Uji Multikolinearitas

Adanya multikolinearitas merupakan pelanggaran dalam situasi asumsi klasik.

Uji Multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain

dalam model regresi berganda tidak saling berhbungan secara sempurna. Untuk

mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya

nilai tolerance dan VIF(Variance Inflation Factor) melalui program SPSS.

Tolerance mengukur variablilitas variabel yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1

atau nilai VIF< 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, et al

2008:73).

3.10.4 Pengujian Hipotesis

1. Uji-t (uji secara parsial)

Uji–t secara parsial bertujuan untuk mengertahui besarnya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel

dependen.

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

H0 : b1= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen (x1, x2) terhadap variabel dependen (Y).

(51)

H0 : b2= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen (x1 ,x2) terhadap variabel dependen (Y).

Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen (x1, x2) terhadap variabel dependen (Y).

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

Ho diterima jika thitung< ttabelpada α = 5%

Ha diterima jika thitung> ttabelpada α = 5%

2. Uji Fhitung (Uji serentak)

Uji Fhitung dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam metode mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung

adalah :

Ho : b1=b2 = 0 (variabel secara bersama-sama tidak terpengaruh positif signifikan

terhadap variabel terikat)

Ho : b1≠b2 ≠ 0 (variabel secara bersama-sama terpengaruh positif signifikan terhadap variabel terikat)

Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah :

Ho diterima jika Fhitung< Ftabelpada α = 5% Ha diterima jika Fhitung> F tabelpada α = 5%

(52)

Koefisien Determinan (R²) adalah untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam

output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel model summary dan

tertulis R square. Koefisien determinan menunjukkan kontribusi variabel

independen (X) terhadap dependen (Y). Semakin besar nilai koefisien

determinasi, maka semakin baik kemampuan X menerangkan variabel Y.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umun Perusahaan

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Unilever

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933

sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.

Van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal Van

Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933,

terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22

Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari

(53)

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi

tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia.

Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30

Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta

ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No.

C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita

Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan

Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana

Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.

Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para

pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai

nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini

dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih

Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533

HT.01.04-TH.2003.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,

minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan

minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam

rapat umum tahunan perusahaan pada tanggal 13 Juni 2000, yang dituangkan

dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H.

(54)

memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum

dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia

dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.Perusahaan memulai operasi

komersialnya pada tahun 1933.

4.1.2. Profil PT. Unilever Tbk

1. Akta pendirian.

PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada tanggal 5

Desember 1933 sebagai Zeepfa brieke N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat

oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, Notaries di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur

Jendral Van Negerlandsch Indie dengan surat No.14 pada tanggal 16 Desember

1933, terdaftar, terdaftar di Raad Van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada

tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam tambahan No. 3 Javasche

Courar pada tanggal 9 Januari 1934.

2. Kronologi Unilever

1920-30 Import oleh Van den Bergh, Jurgen and Brothers

(55)

1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik Van den Bergh NV –Angke,

Jakarta

1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya

1942-46 Kendali oleh Unilever dihentikan (Perang Dunia II)

1965-66 Di bawah kendali pemerintah

1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang

penanaman modal asing

1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta

1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya

1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut,

Surabaya

1990 Terjun di bisnis teh

1992 Membuka pabrik es krim

1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi

1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut

1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang

2000 Terjun ke bisnis kecap

(56)

2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta

2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar

2004 Terjun ke bisnis makanan ringan

2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang

2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah

4.1.3. Visi dan Misi PT.Unilever Tbk

1. Visi PT. Unilever Tbk.

Adapun Visi dari PT. Unilever yaitu “To become the first choice of

consumer, costumer and community”. Hal ini terwujud pada komitmen PT.

Unilever terhadap konsumennya yaitu menyediakan produk bermerek dan

pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai dari segi harga dan kualitas,

dan yang aman bagi tujuan pemakaiannya.

2.Misi PT. Unilever Tbk.

Adapun Misi dari PT. Unilever yaitu :

1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebuthan dan

aspirasi konsumen menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen, dan

komunitas.

2. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.

(57)

4. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan

memberikan imbalan diatas rata-rata karyawan dan pemegang saham.

Unilever adalah salah satu supplier terdepan untuk barang-barang

konsumen yang bergerak cepat, dengan penjualan produk lebih dari 170 negara.

Portfolio perusahaan yang kuat mengenai makanan, rumah tangga dan merk

perawatan pribadi telah dipercaya oleh para pelanggan di seluruh dunia. Sejumlah

13 merek papan atas perusahaan telah menghasilkan penjualan dengan total lebih

dari 23 milyar Euro. Merek ini terdiri atas Axe/Lynx, Blue Band, Dove,

Flora/Becel, es krim Heartbrand, Hellmann’s, Knorr, Lipton, Lux, Omo, Rexona,

Sunsilk dan Surf. Sedangkan, 25 merek terkenal lainnya juga telah mencapai 75%

dari penjualan. Pada tahun 2009, penjualan Unilever mencapai 39,8 milyar Euro.

Penjualan saham Unilever pada pasar D&E telah mencapai 49% di tahun 2009,

dan naik dari 47% pada tahun 2008. Penjelasan dari pasar D&E meliputi semua

negara di Amerika Latin, Eropa Tengah dan Timur, Afrika dan Asia, kecuali

Jepang dan Australia. Dengan para pelanggan, konsumen, supplier dan pemegang

saham di setiap benua, perusahaan menggambarkan diri sebagai ‘multi-lokal

multinasional’. Sebagai bagian penting dari masyarakat lokal tempat perusahaan

beroperasi, Unilever membawa keahlian internasional untuk melayani masyarakat

(58)

4.1.4 Sejarah Rexona

Merek Rexona diciptakan untuk pertama kalinya kira-kira satu abad yang

lalu tepatnya pada tahun 1908 oleh pasangan ahli farmasi Australia. Sejak saat itu,

teknologi deodorant yang ditawarkan oleh Rexona mengalami banyak kemajuan.

Teknologi terbaru Rexona menggunakan microcapsule dengan efisiensi yang

belum pernah ada sebelumnya. Microcapsule larut dalam keringat dan

melepaskan parfum pada saat suhu tubuh naik sehingga menjamin daya

pengharum yang lebih tahan lama jika dibandingkan dengan produk deodorant

lain. Bermula dari deodorant berformat stick—biasa disebut deo stick yang

dilempar pada era 80-an—Rexona secara berkala terus mengembangkan

mereknya. Awalnya Rexona tidak membedakan deodorant untuk segmen pria dan

wanita.

Saat ini, melalui rangkaian consumer insight, didapatkan fakta bahwa di

setiap segmen memiliki kebutuhan deodorant yang berbeda. Kini, Unilever

membagi produk Rexona ke dalam empat segmen, wanita aktif (women

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Target MarketTabel 4.1  Produk Deodorant Rexona
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil hasil analisis regresi linier berganda didapat hasil masing-masing variabel Produk, Harga, Promosi, dan Tempat berpengaruh signifikan pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif dan signifikan antara sikap terhadap keputusan pembelian deodorant Rexona For Men pada pelanggan Suzuya

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel pengembangan produk, dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel pengembangan produk, dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Dini Gustianing sih (2010) Pengaruh Faktor Psikologis Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Citra Motivasi, Kepribadian persepsi, Sikap, Pembelajaran , dan

“Pengaruh Sosial dan Budaya serta Pribadi dan Psikologis terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah di Kabupaten Jember”.. “Analisis Faktor-Faktor yang

Dari hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel iklan adalah variabel yang sangat dominan berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian,

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan koefisien regresi variabel faktor psikologis bertanda positif dan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk