Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III MEDAN
SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS
PADA PT. SAPTA SARI TAMA CABANG MEDAN
SKRIPSI MINOR
DIAJUKAN OLEH :
DEWI SAFITRI
052102153
AKUNTANSI D-III
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Bismillahirrahmanirrahim
Pelajarilah olehmu akan ilmu, sebab mempelajari ilmu akan memberi rasa takut
kepada Allah, menuntutnya merupakan ibadah, mengulang-ulangnya merupakan tasbih,
pembahasannya merupakan jihad, mengajarkannya kepada orang-orang yang belum
mengetahuinya merupakan sedekah, dan menyerahkan kepada ahlinya merupakan pendekatan
diri kepada Allah SWT. (H.R.Ibnu Abdul)
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, Ananda persembahkan
skripsi minor ini teristimewa untuk kedua orang tua tercinta:
Ayahanda tercinta : Zainal Amidin
Ibunda tersayang : Murniati
Sebagai tanda bukti tulusku atas segala curahan hati, kasih sayang dan pengorbanan,
sehingga Ananda dapat menyelesaikan pendidikan ini.
Dan juga buat abang-abang Ananda :
Dodi Irawan
Budi Setiawan
Surya Darma
Terima kasih atas dukungan yang telah diberikan selama ini
Semoga apa yang Ananda perbuat mendapat berkah dan Rahmat dari Allah SWT, dan
semoga Allah SWT membalas budi baik yang telah mereka berikan.
Ananda
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Tiada senandung kata yang terindah di qalbu, selain ungkapan kehadirat
Allah Swt , yang dengan taufik dan hidayah-Nya serta Shalawat beriring salam
atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi minor ini, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Program Diploma III Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara yang berjudul “SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS pada
PT. SAPTA SARI TAMA Cabang Medan”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi minor ini
masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, baik ditinjau dari segi materi
maupun dari segi tata bahasa. Meskipun demikian, besar harapan penulis semoga
penyusunan skripsi minor ini dapat bermanfaat bagi akademis/penulis lin,
perusahaan maupun pihak-pihak yang membutuhkan.
Proses penulisan skripsi minor ini dapat terselesaikan atas bantuan dari
berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut maka pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma
3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma
III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Rustam, Ak selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis
dalam penyusunan skripsi minor ini.
5. Bapak Syarurrahman, SE selaku dosen wali yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan selama masa perkuliahan.
6. Bapak Mhd. Simba Sembiring, SE selaku Ka. Sub. Bag Akademik Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
7. Kepada Pimpinan PT. SAPTA SARI TAMA Cabang Medan.
8. Ibu Elfina selaku Kepala Staf Adiminstrasi pada PT. SAPTA SARI TAMA
Cabang Medan atas kesempatan dan informasi yang telah diberikan kepada
penulis dalam melakukan penelitian mengenai Sistem Pengawasan Intern Kas.
9. Seluruh staf dan pegawai pada PT. SAPTA SARI TAMA Cabang Medan atas
sumbangsih dan kerjasama yang baik.
10.Kedua orang tua penulis tercinta: Ibu (Murniati) dan Bapak (Zainal Amidin)
yang selalu memberikan doa, nasehat, dukungan dan motivasi terbaik untuk
penulis. Karena mereka berdua penulis bisa menjadi seperti ini, sehingga
rasanya ucapan terima kasih saja tidak akan pernah cukup untuk
menggambarkan wujud penghargaan penulis. Hanya Allah yang mampu
iii
11.Abang-abang penulis tersayang : Dodi Irawan, Budi Setiawan, Surya Dharma.
Terima kasih atas dukungan dan fasilitasnya.Buat kakak ipar penulis :
Mb’Wik, Mb’Esti, n Mb’Imah, Terima kasih atas perhatiannya.
12.Sahabat-sahabat penulis : Chica, Westy, Rina, Ichad, Ridho, Ojeck, Dico,
Iman terima kasih atas segalanya, kalian adalah teman terbaik yang pernah
penulis punya.
13.Teman-teman seperjuangan : Rima, Qory, Faulia, Me2y, Tika, Novi, Andrina,
dan teman-teman yang di grup C dan Fakultas Ekonomi terima kasih atas
seluruh masukannya.
14.Sahabat-sahabat sejati penulis: Rani, Echa, Miranda, Arta, Tya, Icha dan
K’Nanda terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
15.Orang-orang yang telah begitu banyak memberikan inspirasi baik secara
langsung maupun tidak langsung namun belum penulis cantumkan namanya.
Penulis mohon maaf dan kiranya Allah SWT akan membalas semua
kebaikannya. Penulis mengakhiri dengan ucapan Alhamdulillah.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak, semoga skripsi
minor ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan ramat-Nya kepada kita semua dan semoga kita selalu berada dalam
lindungan-Nya.
Wassalamualaikum Wr.Wb. Medan, 30 April 2008
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
BAB I : PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Metode Penelitian ... 4
E. Sistematika Pembahasan ... 6
BAB II : PT. SAPTA SARI TAMA Cabang Medan A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 8
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 9
C. Pengertian Kas ... 12
D. Sistem Pengawasan Intern Kas Perusahaan ... 15
E. Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Kas Perusahaan ... 17
F. Unsur-Unsur Pengawasan Intern Kas Perusahaan ... 19
G. Pengawasan Intern Penerimaan Kas Perusahaan ... 22
H. Pengawasan Intern Pengeluaran Kas Perusahaan ... 23
BAB III : ANALISA DAN EVALUASI A. Analisa dan Evaluasi Unsur-Unsur Pengawasan Intern Kas ... 26
B. Analisa dan Evaluasi Pengawasan Intern Penerimaan Kas ... 28
v
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 39
B. Saran ... 40
BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam melakukan
produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Pada
perusahaan yang relatif kecil umumnya akan dipimpin dan diawasi oleh
pemiliknya. Dalam kegiatan tersebut yang dilakukan masih berskala kecil,
karyawan sedikit dan struktur organisasi yang sederhana sehingga tidaklah begitu
sukar untuk mengawasi jalannya operasi perusahaan. Hal ini disebabkan masih
sedikitnya kegiatan yang dilakukan sehingga perhatian pemilik sebagai
manajemen dalam menjalankan perusahaan dapat terpusatkan.
Bila perusahaan semakin besar dan berkembang, pimpinan tidak dapat lagi
mengadakan pengawasan secara langsung. Perusahaan yang besar selalu
berhadapan dengan kendala-kendala yang berhubungan dengan pengawasan harta
bendanya. Salah satu harta benda perusahaan yang memegang peranan penting
dalam perkembangan perusahaan adalah “kas”. Kas merupakan aktiva lancar
yang paling likuid yang dapat tersedia dengan segera dan tidak dapat dibatasi
penggunaannya untuk pembayaran kewajiban pada saat ini. Kas juga merupakan
aktiva yang paling harus dijaga. Sehingga terhindar dari pihak-pihak yang ingin
menjadikan kas sebagai objek untuk melakukan penyalahgunaan dan
penyelewengan akibat kas begitu mudah dialihkan atau dipindahtangankan dan
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
2
Dalam tingkat perekonomian yang semakin maju menimbulkan
perkembangan pada setiap perusahaan, baik perusahaan pemerintah maupun
perusahaan swasta. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem pengawasan yang
efektif terhadap kas yang nantinya diharapkan akan dapat membantu manajemen
dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Pengawasan atas penerimaan dan pengeluaran kas merupakan salah satu
unsur pokok internal perusahaan yang perlu mendapat perhatian serius.
Pengawasan dapat diartikan sebagai alat untuk mengkoordinasikan
aktivitas-aktivitas perusahaan agar sesuai dengan rencana semula. Salah satu cara untuk
melaksanakan pengawasan adalah melalui penyusunan sistem pengawasan intern
kas pada perusahaan tersebut. Apabila perusahaan dapat menerapkan sistem
pengawasan intern yang efektif, maka perusahaan dapat mengurangi peluang
terjadinya penyelewengan, kerugian, atau kesalahan yang tidak sengaja dalam
akuntansi dan mengendalikan kas.
Dalam paper ini, penulis akan membahas masalah tentang sistem
pengawasan intern kas. Adapun alasannya adalah :
a. Untuk menghindari penyalahgunaan kas pada manajemen.
b. Untuk mencerminkan transparansi dari transaksi keuangan.
c. Untuk melindungi harta benda perusahaan.
d. Untuk mendukung produktivitas perusahaan dalam mencari laba dan
agar tetap solvable (solvent).
e. Untuk mengetahui seberapa besar penerapan pengawasan intern
Dengan dasar-dasar pemikiran diatas, penulis berusaha untuk mendalami
lebih dalam aktivitas perusahaan dalam menerapkan pengawasan intern kas. Oleh
karena itu, penulis memilih judul ”Sistem Pengawasan Intern Kas” pada PT.
SAPTA SARI TAMA Cabang Medan.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan dibahas dalam paper ini adalah “Apakah
sistem pengawasan intern kas telah diterapkan secara efektif oleh perusahaan?”
Adapun kriteria pengawasan intern kas yang diterapkan secara efektif adalah :
a. Pelaksanaan yang kompeten dan dapat dipercaya. b. Pembagian tugas yang jelas.
• Pemisahan penanganan aktiva serta akuntansinya.
• Pemisahan otorisasi transaksi dari penanganan setiap kativa. • Pemisahan tugas dalam fungsi akuntansi.
c. Prosedur otorisasi yang tepat atas terlaksananya setiap transaksi. d. Dokumen dan catatan yang memadai.
e. Verifikasi Internal.
(Mulyadi, 2002 : 180-190).
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk melengkapi persyaratan guna menyelesaikan pendidikan pada
Jurusan Akuntansi Program Diploma III di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
b. Untuk mengetahui apakah sistem pengawasan intern kas telah
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
4
2. Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan masukan dan perbaikan bagi perusahaan terutama
dalam penerapan sistem pengawasan intern kas.
b. Sebagai bahan perbandingan bagi penulis mengenai sistem
pengawasan intern kas yang diterapkan di dalam perusahaan dengan
teori yang diterima penulis di masa perkuliahan.
c. Sebagai bahan pertimbangan di dalam melakukan penulisan untuk
peneliti selanjutnya mengenai analisa sistem pengawasan intern kas.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara pengumpulan data-data dan
informasi-informasi yang sifatnya sistematis dan objektif yang dapat digunakan
sebagai pedoman dan acuan dalam melakukan penelitian.
Untuk memperoleh data-data dan informasi-informasi di dalam penulisan
skripsi minor, penulis melakukan penelitian dan metode yang digunakan adalah :
1. Lokasi Penelitian
Perusahaan yang menjadi lokasi penelitian adalah PT. SAPTA SARI
TAMA Cabang Medan Jl. Sei Muara No.1/36 Medan.
2. Sumber Data
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh penulis langsung dari
sumbernya atau lapangan pada PT. SAPTA SARI TAMA Cabang
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh penulis dari instansi atau
penelitian lainnya yang berupa teori-teori, laporan-laporan yang
berhubungan dengan penelitian yang diperoleh dari buku bacaan.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Penelitian kepustakaan (library research)
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dan informasi yang sifatnya
teoritis dengan cara memanfaatkan buku-buku yang berhubungan
dengan penelitian, seperti teori-teori yang bersumber dari literatur,
artikel, majalah dan bahan-bahan yang diterima selama masa
perkuliahan.
c. Penelitian lapangan (field research)
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dan informasi yang
dilakukan secara langsung pada objek yang menjadi sasaran
pembahasan.
Untuk memperoleh data dalam penulisan ini, teknik pengumpulan
data yang dilakukan adalah :
• Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dan informasi yang
dilakukan dengan cara tanya jawab dengan koresponden.
• Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data dan informasi
dengan membuat daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk
mendapatkan jawaban dari koresponden.
• Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dan informasi
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
6
4. Metode Analisa
a. Metode deskriftif, yaitu data yang diperoleh, dikumpulkan lalu
diklasifikasikan serta diinterprestasikan sehingga memberikan
suatu gambaran yang objektif.
b. Metode komparatif, yaitu data yang diperoleh dilakukan dengan
membandingkan teori-teori dengan praktek di dalam perusahaan,
kemudian mengambil kesimpulan dan memberikan saran dari hasil
perbandingan.
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan suatu gambaran mengenai
pembahasan, penyusunan dan perincian dari isi paper. Penulis menyusun skripsi
minor ini secara sistematis yang terdiri dari 4 bab dan masing-masing terdiri dari
beberapa sub bab sesuai dengan kebutuhan.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis memuat tentang alasan pemilihan judul,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian
dan sistematika pembahasan.
BAB II : PT. SAPTA SARI TAMA CABANG MEDAN
Dalam bab ini penulis memuat tentang sejarah singkat perusahaan,
struktur organisasi perusahaan, pengertian kas, sistem pengawasan
intern kas perusahaan, sumber penerimaan dan pengeluaran kas
pengawasan intern penerimaan kas perusahaan, pengawasan intern
pengeluaran kas perusahaan.
BAB III : ANALISA DAN EVALUASI
Dalam bab ini penulis memuat tentang analisa dan evaluasi
unsur-unsur pengawasan intern, analisa dan evaluasi pengawasan intern
penerimaan kas, analisa dan evaluasi pengawasan intern pengeluaran
kas.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis memuat tentang kesimpulan yang telah
dirangkum dari hasil penelitian tehadap PT. SAPTA SARI TAMA
Cabang Medan dan saran yang ditujukan kepada perusahaan yang
dianggap perlu bagi perusahaan.
8
BAB II
PT. SAPTA SARI TAMA CABANG MEDAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan merupakan salah satu kantor cabang
dari PT. Sapta Sari Tama yang berlokasi di Jakarta. Perusahaan ini bergerak
dibidang penjualan dan pemasaran obat-obatan.
Perusahaan ini didirikan pertama sekali pada tahun 1984 di Jakarta.
Kemudian pada tahun 1997 kantor cabang Medan didirikan, tepatnya di jalan
Ibrahim Umar No.18 dan kemudian pada tahun 2000 PT. Sapta Sari Cabang
Medan pindah kantor ke jalan Sei Muara No.1/36.
Dalam menjalankan usahanya, pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan
dibentuk divisi-visi, yang masing-masing bertanggung jawab pada penjualan
produk-produk perusahaan dan juga produk-produk yang dipercayakan untuk
didistribusikan oleh PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan. Sebagian besar produk
tersebut adalah obat-obatan antara lain :
• Adidryl Inj
• Antalgin Tablet
• Aquabidest 500 ml
• Sulfadiazin Tab 500 mg
• Tetracyclin HCL 250 ml
• Amoxicillin Syrup 60 ml
• Cendo Fenicol 0,5 % 5 cc
• Neutropic Inj
• Gromalton Syrup
PT. Sapta Sari Tama cabang Medan ini telah melengkapi persyaratan
perundang-undangan yang berlaku, seperti dari Departemen Kesehatan yakni
Balai Penelitian Obat dan Makanan, Departemen Perdagangan, Departemen
Keuangan, dan juga instansi terkait lainnya.
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Untuk merealisasi tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan diperlukan
organisasi yang merupakan salah satu alat dalam setiap perusahaan. Agar sistem
administrasi yang bersifat statis dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang
diharapkan dibutuhkan sarana-sarana organisasi yang lebih dinamis berupa
struktur organisasi. Strukutur organisasi yang ada pada perusahaan merupakan
dasar penyusunan prosedur kegiatan. Struktur organisasi menetapkan pembagian
tugas, pelaksanaan tugas, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang
mencerminkan tata hubungan atasan dengan bawahan yang lebih rasional agar
dapat memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan yang tepat dalam
menjalankan urusan perusahaan.
Tujuan pengadaan struktur organisasi adalah untuk mengkoordinasikan
segala kegiatan fisik yang diarahkan pencapaian tujuan. Di dalam mewujudkan
tugas-tugas perusahaan seperti tugas produksi, tugas pemasaran, tugas mengatur
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
10
sehingga pelaksanaan tugas-tugas itu dapat dilaksanakan secara tertib dan lancar
dengan berpedoman pada semua perangkat organisasi.
Struktur organisasi berbeda-beda pada setiap perusahaan. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan bidang usaha dan luas perusahaan antara perusahaan
yang satu dengan yang lainnya.
Strukutur organisasi PT. Sapta Sari Tama cabang Medan disusun menurut
organisasi garis. Kekuasaan dan tanggung jawab tetap berada dalam satu
komando, sehingga prinsip kesatuan perintah dapat dilaksanakan sepenuhnya. PT.
Sapta Sari Tama Cabang Medan dipimpin oleh seorang business manager.
Uraian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap bagian adalah sebagai
berikut :
1. Business Manager
Merupakan pimpinan tertinggi di kantor cabang dan bertanggung jawab
untuk menyusun program kerja, mengawasi penjualan, serta memimpin
seluruh kegiatan PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan. Dalam menetapkan
program kerja business manager berpedoman pada ketentuan-ketentuan
dari kantor pusat. Business manager juga bertanggung jawab atas
pencapaian target penjualan yang dibebankan kepadanya.
2. Sales Supervisor
Bagian ini merupakan bawahan langsung dari Business Manager dan
bertugas untuk :
• Melaksanakan aktivitas pemasaran produk perusahaan
• Membuat sales order atas pesanan yang diterima
• Membantu salesman dalam hal penagihan piutang yang bermasalah
• Membuat laporan penjualan
• Membantu Business Manager dalam membuat proyeksi anggaran
penjualan Sales Supervisor membawahi para salesman.
3. KSA (Kepala Staff Administrasi)
KSA bertanggung jawab langsung kepada Business Manager dan
accounting manager yang berkedudukan di pusat. Tugas utamanya adalah :
• Membantu Business Manager dalam membuat proyeksi anggaran
biaya dan penjualan.
• Bertanggung jawab terhadap kelancaran aktivitas administrasi dan
keuangan PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan.
• Membuat laporan keuangan secara bulanan dan tahunan untuk PT.
Sapta Sari Tama Cabang Medan.
• Menganalisa antara realisasi dengan anggaran biaya yang terjadi.
• Membuat laporan kepegawaian.
• Memeriksa dan verifikasi semua tagihan dan pengeluaran uang.
KSA membawahi empat bagian, yaitu :
1) Kepala Gudang
Bagian ini bertugas untuk :
• Bertanggung jawab terhadap keamanan barang di gudang
• Membuat laporan hasil bongkar muat setiap bulan
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
12
Kepala gudang membawahi beberapa staf gudang, yang bertugas
untuk:
• Melakukan aktivitas bongkar muat di gudang
• Merapikan susunan barang agar kegiatan bongkar muat lebih
mudah dilaksanakan
• Melakukan pencatatan atas mutasi barang di gudang setiap hari
• Mengeluarkan barang sesuai dengan nota permintaan.
2) Kasir
Bagian ini bertugas untuk :
• Menyetor hasil tagihan tunai setiap hari
• Membuat laporan pengeluaran maupun penerimaan kas per minggu
3) EDP
Bagian ini bertugas untuk mencetak faktur penjualan dan faktur
penagihan piutang.
4) Pramuwisma / keamanan
Bagian ini bertugas untuk :
• Menjaga kebersihan dan kenyamanan suasana di kantor
• Menjaga keamanan kantor secara keseluruhan
C. Pengertian Kas
Kas adalah semua uang kertas dan logam, baik mata uang dalam negeri
maupun luar negeri serta surat-surat yang mempunyai sifat-sifat seperti mata uang
saat dikehendaki. Kas berarti uang dan segala sesuatu yang digunakan sebagai alat
tukar yang diterima oleh bank pada nilai nominalnya.
Kas adalah aktiva lancar paling likuid dan terdiri dari bagian yang
bertindak sebagai alat pertukaran serta memberikan dasar untuk perhitungan
akuntansi. Agar dapat dilaporkan sebagai “kas”, suatu bagian harus sudah tersedia
dan tidak dibatasi (terikat) penggunaannya untuk pembayaran kewajiban saat ini.
Petunjuk umumnya adalah apakah suatu unsur dapat diterima untuk disimpan
dengan nilai nominalnya oleh bank atau lembaga keuangan lainnya.
Hal-hal yang diklasifikasikan sebagai kas meliputi uang tunai dan mata
uang yang dipegang serta dana tidak terikat yang tersedia di simpanan dalam
bank, yang sering disebut sebagai rekening giro (demand deposit), karena dapat
ditarik berdasarkan permintaan. Rekening giro meliputi jumlah dalam rekening
cek, tabungan dan simpanan di pasar uang.
Kas merupakan elemen yang tidak produktif. Oleh karena itu kas adalah
pengukuran nilai, kas tidak dapat ditambah atau dikembangkan kecuali dikonversi
ke bentuk lain dahulu. Kas harus dijaga agar tidak ada saldo kas yang berlebihan
yang sering disebut sebagai kas tak terpakai atau kas mengganggur (idle cash).
Pengawasan intern kas yang efektif mensyaratkan kas yang tersedia untuk secara
terus-menerus digunakan dalam satu dari beberapa cara, sebagai bagian dari siklus
operasi atau sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang.
Banyak transaksi di perusahaan baik langsung maupun tidak langsung
akan mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Tidak dibatasi pada uang
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
14
yang dapat digunakan dengan segera untuk membiayai seluruh kegiatan
perusahaan.
Dari segi akuntansi, yang dimaksud dengan kas :
“Kas adalah segala sesuatu, baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.” (Soemarso, 2004 : 320)
Pengertian kas yang lain adalah:
“Kas adalah terdiri dari uang tunai (uang kertas dan uang logam), pos wesel, sertified check, cek pribadi, dan bank draff serta dana yang disimpan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank dan perjanjian lainnya.” (Mulyadi, 2002 : 373)
Elemen-elemen yang termasuk di dalam kas terdiri dari :
a. Segala jenis uang kertas dan uang logam
b. Cek yang belum beredar
c. Bukti kiriman uang
d. Bilyet giro
e. Cek perjalanan
f. Deposito
g. Cek kasir
h. Wesel Bank
Berdasarkan pengertian kas dapat disimpulkan bahwa kas merupakan harta
perusahaan yang paling rawan dan mudah dipindahkan sehingga menimbulkan
niat seseorang untuk melakukan penyelewengan dan manipulasi dengan berbagai
cara. Ada beberapa bentuk penyelewengan yang sering terjadi untuk setiap
transaksi yang berhubungan dengan kas perusahaan yaitu :
1) Penerimaan yang tidak dicatat.
2) Merendahkan jumlah penerimaan.
3) Meningkatkan jumlah pembayaran.
4) Menunda pencatatan penerimaan piutang (lapping).
5) Check kitting.
Namun apabila manajemen perusahaan melakukan pengawasan intern
terhadap kas dengan baik, maka semua bentuk penyelewengan diatas dapat
dihindari.
D. Sistem Pengawasan Intern Kas Perusahaan
Pengawasan intern dipandang sebagai permasalahan pengecekan intern
atau internal check yang menyangkut segi teknik pembukuan yang dapat
menjamin ketelitian dan kecermatan data perusahaan maupun pelaksanaannya,
dan jika ditemui kelemahannya maka dilakukan pemeriksaaan atau prosedur-
prosedur tambahan.
Dalam arti sempit, pengawasan intern berarti pengecekan, baik
penjumlahan secara mendatar (cross footing) maupun penjumlahan secara
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
16
pengecekan yang meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk
melaksanakan pengawasan.
Menurut Committee of Sponsoring Organization of The Tread Way
Commision (COSO) dalam laporannya yang berjudul Internal Control Integrated
Framework dinyatakan bahwa :
“Pengawasan intern adalah suatu sistem yang diharapkan dapat mengawasi
dan mengendalikan semua tingkat kegiatan dalam suatu perusahaan, berusaha untuk mengikuti perubahan yang ada dalam dunia usaha yang semakin lama semakin banyak dan kompleks.” (Yasin, 2000 : 29)
Pengertian pengawasan intern menurut Standar Akuntansi Keuangan :
“Pengawasan intern meliputi organisasi serta semua metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam sebuah perusahaan untuk melindungi hak milik perusahaan, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan.” (IAI, 2002 :29)
Pengertian pengawasan intern yang lain adalah :
“Pengawasan intern adalah suatu fungsi penilaian independent yang terdapat dalam organisasi untuk menguji dan menilai aktivitasnya sebagai jasa bagi organisasi itu.” (Rasdianto dan Mulyani, 2000 : 15)
Dari defenisi diatas, ruang lingkup audit internal tidak hanya pada bidang
akuntansi dan keuangan saja, akan tetapi dapat mencakup seluruh kegiatan
organisasi. Namun, setiap transaksi memerlukan suatu dasar pengukuran yaitu
kas. Jadi diperlukan pengawasan intern kas yang efektif agar dapat
mengindentifikasi kekurangan kas atau kesalahan yang mungkin dilakukan dalam
dapat secara total meniadakan kemungkinan terjadinya penyalahgunaan atau
kesalahan.
Adapun tujuan dari penerapan sistem pengawasan intern kas bagi
perusahaan adalah :
a. Untuk menyediakan data yang dapat dipercaya.
b. Untuk melindungi harta kekayaan perusahaan.
c. Meningkatkan efisiensi usaha.
d. Mendorong ditaatinya kebijaksanaan yang telah digariskan manajemen.
Karakteristik dasar dari sistem pengawasan intern kas adalah :
a. Tanggung jawab yang diserahkan secara khusus untuk menangani tanda
terima kas.
b. Pemisahan penanganan dan pencatatan tanda terima kas.
c. Penyimpanan harian semua kas yang diterima.
d. Sistem voucher untuk mengawasi pembayaran kas. Audit internal dalam
jangka waktu yang tidak tentu.
e. Catatan ganda untuk kas di Bank dan di pembukuan, dengan rekonsiliasi
dilaksanakan oleh bagian akuntansi atau keuangan.
E. Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Kas Perusahaan 1. Sumber Penerimaan Kas Perusahaan
Pada PT SAPTA SARI TAMA Cabang Medan, penerimaan kas
digolongkan berdasarkan jenis-jenis pendapatan, dimana pengadaan
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
18
1. Pendapatan penjualan barang dagangan dan jasa, yang diperoleh
perusahaan dari :
• Penjualan produk obat-obatan dari perusahaan sendiri.
• Pemasaran produk yang sebagian besar adalah obat-obatan, hasil
kerjasama dari perusahaan lain dengan PT. SAPTA SARI TAMA
Cabang Medan sebagai distributornya.
2. Pendapatan lain-lain, yang terdiri dari :
• Pendapatan dari penggunaan aktiva, yaitu : pendapatan bunga, royalti,
dan deviden.
• Pendapatan sewa, yaitu : pendapatan dari hasil menyewakan kantor
kepada pihak lain yang ada di sebelah kantor PT. SAPTA SARI
TAMA Cabang Medan.
2. Sumber Pengeluaran Kas Perusahaan
Pada PT. SAPTA SARI TAMA Cabang Medan, pengeluaran kas
bersumber dari semua biaya yang ada pada perusahaan, yang digolongkan
berdasarkan jenis – jenis biaya antara lain :
1. Biaya Pokok Penjualan, terdiri dari :
• Biaya pembelian, seperti : biaya pemesanan, biaya pengangkutan,
biaya pelabuhan, dan biaya bongkar.
• Biaya penyimpanan, seperti :biaya gudang dan biaya angkut.
2. Biaya Operasional, terdiri dari :
• Biaya administrasi dan umum
Seperti : legalitas, perlengkapan kantor, telepon, e-mail, faximile,
fotocopy, dokumentasi dan transportasi, konsumsi, perjalanan
dinas, pembangunan dan pemeliharaan, kendaraan, jamuan dan
entertainment, servis dan komisi, sumbangan, beban bank, beban
pajak dan SPT.
• Biaya gaji dan tunjangan lain-lain
Seperti : gaji/upah, honor, iuran jamsostek.
3. Biaya Lain-Lain, terdiri dari :
• biaya rebagging (biaya penggantian kemasan yang rusak).
• denda/sanksi, beban bagi hasil, extra ordinary loss.
F. Unsur-Unsur Pengawasan Intern Kas Perusahaan
Untuk mencapai tujuan pengawasan intern maka pihak manajemen
perusahaan perlu merancang dan menerapkan unsur-unsur pengawasan intern
yang disebutkan sebagai berikut :
1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung
jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung
jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
20
a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpangan dalam
akuntansi.
b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Dengan demikian dalam pelaksanaan suatu transaksi terdapat
internal cek diantara unit organisasi pelaksanaan. Dengan adanya
pemisahan fungsi-fungsi tersebut, catatan akuntansi yang diselenggarakan
dapat mencerminkan transaksi sesungguhnya yang dilaksanakan oleh unit
organisasi yang memegang fungsi lain, sehingga data akuntansi yang
dihasilkan dapat dipercaya kebenarannya dan sebagai akibatnya kekayaan
organisasi terjamin keamanannya.
2) Sistem akuntansi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi
dari pejabat yang berwenang menyetujui terjadinya transaksi tersebut.
Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem pembagian
wewenang untuk diotorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Salah satu
alat yang digunakan adalah formulir. Untuk itu penggunaan formulir harus
diawasi guna pelaksanaan otorisasi. Prosedur pencatatan yang baik akan
menjamin data yang direkam dalam formulir yang dicatat dalam catatan
akuntansi dengan tingkat keandalan yang tinggi dan sah yang
menghasilkan informasi yang teliti serta dapat dipercaya mengenai
3) Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Adapun cara-cara yang umumnya dilaksanakan perusahaan dalam
menciptakanpraktek yang sehat adalah :
a. Penggunaan formulir bernomor urut cetak dan harus
dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
b. Pemeriksaan yang mendadak.
c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir
oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa campur tangan atau
unit organisasi lain.
d. Perputaran jabatan
e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang menjadi haknya.
f. Pencocokkan fisik kekayaan perusahaan dengan catatannya.
g. Pembentukkan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
efektivitas unsur-unsur sistem pengawasan intern atau staf
pemeriksaan intern.
4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Unsur ini merupakan unsur pengawasan intern yang terpenting.
Untuk mendapatkan karyawan yang jujur dan dapat dipercaya dilakukan :
a. Seleksi bagi karyawan sesuai dengan persyaratan yang dituntut
oleh pekerjaannya, yang dilakukan dengan mengadakan analisa
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
22
yang dipenuhi oleh calon karyawan yang akan menduduki jabatan
tersebut.
b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
G. Pengawasan Intern Penerimaan Kas Perusahaan
Pada setiap perusahaan, prosedur penerimaan kas merupakan peranan yang
sangat penting, karena kas merupakan salah satu faktor utama jalannya kegiatan
perusahaan. Prosedur penerimaan kas melibatkan beberapa bagian dalam
perusahaan agar transaksi kas tidak terpusat pada satu bagian saja, hal ini perlu
agar dapat memenuhi prinsip pengawasan intern kas.
Pengawasan intern penerimaan kas perusahaan mempunyai tujuan untuk
mengamankan penerimaan kas perusahaan dan berfungsi untuk menjamin
penerimaan kas sesuai dengan jumlah yang menjadi hak perusahaan.
Untuk mengawasi pemeriksaan kasnya PT. SAPTA SARI TAMA Cabang
Medan menerapkan :
- Perusahaan melakukan pemisahan fungsi penerimaan kas, pencatatan dan
pengeluaran kas. Tugas kasir menerima uang kemudian membuat bukti
penerimaan, bukti setoran bank dan memeriksa rekening koran.
- Setiap pencatatan transaksi harus dilampir dengan dokumen pendukung
yang lengkap dan pencatatan ini dilakukan oleh karyawan yang telah
diberi wewenang untuk itu.
- Fungsi yang menerima kas adalah bagian kasir dan yang mencatat
penerimaan kas adalah bagian KSA.
- Setiap hari saldo uang kas yang ada diperiksa oleh bagian keuangan.
- Untuk membuktikan kebenaran kas, bukti-bukti pendukung kas serta saldo
uang kas yang ada harus diperiksa.
- Yang melaksanakan rekonsiliasi bank adalah bagian keuangan yang
ditunjuk oleh pihak perusahaan.
- Setiap penerimaan dicatat pada tanggal yang bersangkutan dan diketahui
oleh pihak yang berwenang.
- Yang melakukan rekonsiliasi bank dan yang menerima kas tidak dijabat
oleh orang yang sama.
Sistem penerimaan kas dilakukan dalam bentuk,misalnya kwitansi dan cek
yang masuk perlu mendapat persetujuan pimpinan atau pejabat yang ditunjuk
untuk memaraf slip tersebut.
H. Pengawasan Intern Pengeluaran Kas
Sama halnya dengan pengawasan intern penerimaan kas, pengawasan
intern pengeluaran kas harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
kesalahan dan kecurangan yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Dengan adanya penerapan sistem pengawasan yang memuaskan akan
memberikan kepastian bahwa pengeluaran yang dilaksanakan ada hubungan
dengan aktivitas dan benar telah dibukukan serta adanya persetujuan dari yang
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
24
Adapun pengawasan atas pengeluaran kas yang dilakukan oleh PT.
SAPTA SARI TAMA Cabang Medan :
- Dilakukannya pemisahan fungsi antara bagian keuangan sebagai pihak
yang berwenang mengeluarkan cek dengan persetujuan dari pejabat yang
berwenang dan bagian akuntansi yang membukuk an berdasarkan bukti dan
pelaksanaan pengeluaran kas dilakukan oleh pejabat yang telah ditunjuk
oleh pejabat yang berwenang.
- Penandatanganan cek dan alat pembayaran lainnya dilakukan oleh
sekurang-kurangnya oleh dua bagian.
- Setiap pengeluaran kas harus didukung dengan bukti yang otentik yang
telah diperiksa sebelumnya dan disetujui oleh pihak yang berwenang.
- Transaksi-transaksi yang jumlahnya kecil dibayar melalui kas kecil
perusahaan sedangkan dalam jumlah yang besar dibayar melalui bank.
- Setiap pengeluaran kas harus diotorisasi oleh kepala bagian keuangan dan
jika pengeluaran tersebut menggunakan cek harus ditandatangani oleh dua
pejabat yang berbeda.
- Setiap bukti pengeluaran kas harus segera distempel.
PT. SAPTA SARI TAMA Cabang Medan jika menggunakan kwitansi dan
cek keluar perlu mendapat persetujuan pimpinan atau pejabat yang ditunjuk
dengan memaraf slip tersebut. Dalam pengeluaran kas, cek-cek yang telah
dikeluarkan harus diawasi. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Semua cek yang telah dibayar harus dicatat dalam suatu daftar menurut
2. Tanggal cek harus sama dengan tanggal pengeluaran yang dicatat dalam
buku kas.
3. Nama dari penerima harus sama dengan nama yang dicatat dalam buku
kas.
4. Jumlahkan nilai nominal dari cek yang telah dikeluarkan dalam setahun.
5. Jumlah uang yang ditulis dicek harus sama dengan jumlah uang yang
dicatat dalam buku kas.
6. Semua cek harus ditandatangani oleh pihak yang bersangkutan .
7. Harus diperhatikan dengan teliti, apakah ada pemalsuan tandatangan yang
26
BAB III
ANALISA DAN EVALUASI
Penulis telah menguraikan pengawasan intern yang diterapkan oleh
perusahaan, dalam hal ini adalah PT. SAPTA SARI TAMA Cabang Medan.
Dalam bab ini, penulis akan menganalisis sekaligus mengevaluasi bagaimana
relevansi antara teori yang dikemukakan dengan yang diterapkan perusahaan.
Salah satu fungsi manajemen yang penting adalah fungsi pengawasan.
Pengawasan dapat dilakukan secara efektif melalui pemeriksaan dan laporan.
Namun pemeriksaan maupun laporan umunya bersifat represif, yaitu bahwa suatu
kecurangan telah terjadi maka kejadiaannya telah berlalu.
Untuk memperoleh sistem pengawasan yang sifatnya preventif, maka
perlu dilakukan suatu cara tertentu. Cara pengawasan yang bersifat preventif
adalah seperti yang terdapat dalam ilmu akuntansi yang disebut sistem
pengawasan intern. Suatu sistem pengawasan intern yang efektif diharapkan dapat
memperkecil kesalahan maupun penyelewengan perusahaan.
A. Analisa dan Evaluasi Unsur-unsur Pengawasan Intern Kas
Struktur organisasi PT. SAPTA SARI TAMA Cabang Medan melakukan
pemisahan fungsi-fungsi penyimpanan dan pencatatan kas. Hal ini dilakukan agar
kas tidak diselewengkan dan dalam tiap fungsi tidak diperbolehkan melakukan
kasnya perusahaan menggunakan kwitansi dan faktur penjualan sebagai bukti dan
mencatatnya dalam buku kas kas.
Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap unit
perusahaan dilakukan misalnya dengan menggunakan kwitansi bernomor urut,
pencatatan transaksi dengan baik. Perusahaan telah mampu memilih karyawan
dengan baik melalui proses seleksi dan melakukan pengembangan dan pelatihan
untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan karyawan khususnya dalm
hal penjualan produk perusahaan,selain itu perusahaan juga memberikan bonus
karyawan yang berprestasi. Dengan merancang unsur-unsur pengawasan intern
tersebut, setiap transaksi baik itu penjualan produk, pembayaran biaya-biaya akan
dicatat dan disajikan dengan ketelitian dan keandalan yang tinggi, karena
dilaksanakan oleh berbagai fungsi yang saling mengadakan pengecekan intern
atas dokumen-dokumen yang dihasilkan melalui sistem otorisasi yang baik.
Penerapan unsur-unsur pengawasan intern PT. SAPTA SARI TAMA
Cabang Medan sepenuhnya dilakukan dengan baik. Pengawasan intern dikatakan
baik jika perusahaan telah melaksanakan unsur-unsur pengawasan intern, sebab
dengan terlaksananya unsur-unsur pengawasan intern tersebut, maka apa yang
diharapkan dari pengawasan intern akan tercapai seperti :
1. Kekayaan perusahaan akan terlindungi dari orang-orang yang ingin
melakukan penyelewengan atau penggelapan.
2. Data akuntansi yang diperoleh akan akurat dan dapat diandalkan.
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
28
4. Tidak terdapat penyimpangan atas kebijaksanaan yang telah ditetapkan
manajemen.
PT. SAPTA SARI TAMA Cabang Medan juga mengadakan inspeksi
secara mendadak terhadap aktivitas perusahaan terutama terhadap laporan
keuangan perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
kecurangan yang dilakukan oleh karyawan dalam menyusun laporan keuangan
perusahaan. Dengan adanya inspeksi mendadak maka karyawan tersebut tidak
memiliki waktu untuk melakukan perbaikan.
B. Analisa dan Evaluasi Pengawasan Intern Penerimaan Kas
Prosedur penerimaan kas dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian
rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat atau tidak diterimanya kas yang
seharusnya diterima dapat diminimalkan. Prosedur penerimaan kas perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, yang menerima dan yang mencatat penerimaan uang.
b. Setiap penerimaan uang langsung disetor ke bank sebagaimana adanya. (Soemarso,2004:297)
Prosedur penerimaan kas yang dilakukan perusahaan menurut penulis
sudah baik, karena :
1. Formulir-formulir dan catatan yang digunakan oleh PT. SAPTA SARI
TAMA Cabang Medan telah memenuhi persyaratan yang diterapkan dan
2. Penggunaan bukti-bukti yang telah dirancang dengan baik yang digunakan
oleh PT. SAPTA SARI TAMA Cabang Medan untuk merekam
penerimaan kasnya dilakukan dalam bentuk sederhana sehingga mudah
dimengerti cara pemakaiannya. Dimana masing-masing formulir
mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda.
3. Pencatatan bukti dengan segera sepanjang penerimaan kas tersebut telah
dibuktikan, maka pencatatannya kedalam pembukuan dilakukan dengan
segera oleh kasir sampai proses selanjutnya diserahkan kepada bagian
KSA untuk diproses lebih lanjut.
4. Sistem akuntansi penerimaan kas yang diterapkan oleh PT. SAPTA SARI
TAMA Cabang Medan dapat dikatakan baik, karena :
a. Diadakan pemisahan fungsi penyimpanan dan pencatatan kas.
b. Terciptanya kerjasama yang baik antara bagian yang berhubungan
dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
c. Diadakan pengawasan yang ketat pada fungsi penerimaan dan
pencatatan kas.
d. Harus ditunjuk dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dan
setiap penerimaan kas harus dicatat.
e. Adanya faktor-faktor yang mendukung seperti adanya struktur
organisasi, sistem otorisasi dan lain-lain.
Seluruh pengawasan intern terhadap penerimaan kas menyatakan adanya
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
30
satu pun kombinasi-kombinasi tugas yang mengerjakan satu pekerjaan dan awal
sampai akhir.
C. Analisa dan Evaluasi Pengawasan Intern Pengeluaran Kas
Untuk mencapai pengawasan intern yang memadai atas pengeluaran kas,
hendaknya semua bentuk pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek
(voucher) kecuali untuk pengeluaran kas yang jumlahnya relatif kecil dilakukan
dengan menggunakan kas kecil. Pengawasan intern atas pengeluaran kas
hendaknya memberikan jaminan yang memadai bahwa pengeluaran kas dilakukan
untuk transaksi yang sah.
Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sistem pengawasan yang efektif,
prosedur pengeluaran kas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Semua pengeluaran dilakukan dengan cek. Pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil. b. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari pihak
yang berwenang terlebih dahulu.
c. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas, yang menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta yang mencatat pengeluaran kas. (Soemarso,2004:297).
1. Sistem Voucher
Salah satu prosedur yang dapat digunakan untuk mengawasi pengeluaran
kas adalah sistem voucher (voucher system). Dalam sistem ini diperlukan
dokumen intern yang disebut voucher (voucher). Dan jurnal khusus yang disebut
Dalam sistem voucher,setiap pembelian barang dan jasa yang ada pada
akhirnya harus diselesaikan dengan pengeluaran uang dibuatkan bukti intern yang
disebut voucher. Bukti ini dibuat, baik untuk pembelian tunai maupun pembelian
kredit. Bukti yang diterima dari pihak luar, dilampirkan dalam voucher sebagai
bukti pendukung. Semua voucher diberi nomor urut tercetak terlebih dahulu
(prenumbered).
Kolom administrasi digunakan untuk menunjukkan pihak-pihak yang
bertanggung jawab dalam proses penyelesaian voucher. Oleh karena voucher pada
hakikatnya merupakan bukti tentang persetujuan mengeluarkan uang, maka
didalamnya harus terdapat kolom yang menunjukkan adanya persetujuan tersebut.
Ada dua macam persetujuan, yakni persetujuan terhadap pembelian barang atau
jasa yang tercantum dalam voucher dan persetujuan atas pembayarannya. Untuk
memastikan bahwa pengeluaran uang telah dicatat dengan benar, diperlukan
persetujuan terhadap akun-akun yang didebet (pembebanannya). Petugas-petugas
yang membuat voucher serta mencatat di buku voucher dan buku cek keluar juga
harus mencantumkan paraf (tanda tangan).
Kolom pembayaran diisi pada saat cek dikeluarkan. Kolom utang voucher
diisi sebesar utang yang tercantum sebelumnya. Jumlah yang dibayar mungkin
sama atau lebih kecil daripada jumlah utang voucher. Jika terdapat potongan
pembelian atau pengurangan harga jumlah yang dibayarkan akan lebih kecil
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
32
2. Dana Kas Kecil (petty cash fund)
Agar dapat diawasi secara efektif, semua penerimaan uang langsung
disetorkan ke bank dan semua pengeluaran uang dilakukan dengan cek. Dalam
praktiknya tidak semua pengeluaran uang dapat dilakukan dengan cek.
Pengeluaran dalam jumlah kecil, biasanya tidak dapat dilakukan dengan cek oleh
karena itu tidak praktis.
Untuk mengatasi pengeluaran-pengeluaran semacam itu, perusahaan
menyisihkan sejumlah uang tertentu yang disebut dana kas kecil (petty cash fund).
Uang yang disisihkan untuk dana kas kecil ini dipegang oleh kasir yang ditunjuk.
Jenis dan jumlah pengeluaran uang tertentu yang telah ditetapkan dapat dilakukan
melalui dana kas kecil.
Jika dana kas kecil telah menyusut sampai jumlah minimum tertentu, kasir
pemegang kas kecil mengajukan permintaan penggantian. Walaupun belum
sampai batas minimum, tiap akhir bulan kasir pemegang dana kas kecil harus
membuat pertanggungjawaban tentang pengeluaran uang melalui dana kas kecil
yang dipegangnya. Perlu diingat bahwa penerimaan uang dari manapun
sumbernya tidak boleh diterimakan melalui kas kecil. Sumber penerimaan
satu-satunya dana kas kecil adalah dari bank.
Pengeluaran uang yang dilakukan melalui dana kas kecil dibuatkan bukti
kas kecil (petty cash voucher). Tidak semua uang melalui dana kas kecil dapat
dimintakan bukti dari pihak luar. Oleh karena itu, peran dokumen menjadi
Dalam bukti kas kecil dicantumkan nama dan tanda tangan penerima uang
yang dapat saja berasal dari dalam perusahaan sendiri. Dokumen yang berasal dari
pihak luar, apabila ada dilampirkan sebagai pendukung buku kas kecil seperti
halnya pengeluaran uang yang lain. Pengeluaran uang melalui dana kas kecil
harus disetujui oleh yang berwenang. Bukti kas kecil cukup dibuat dalam satu
lembar (asli). Bukti ini disimpan oleh pemegang kas kecil sampai
dipertanggungjawabkan.
Dalam penyelenggaraan dana kas kecil (petty cash fund) dapat
dilaksanakan dengan dua cara yaitu :
a. Sistem Imperest (dana tetap)
Pada sistem ini, perkiraan dana kas kecil akan menunjukkan saldo yang
jumlahnya tetap selama periode akuntansi yang berjalan. Saldo yang tetap
dikarenakan setiap pengisian kembali kas kecil sebesar jumlah pengeluaran kas
kecil, sehingga uang kas kecil yang berada di tangan kasir akan berjumlah sama
dengan saat dibentuk.
Pencatatan biaya-biaya atas pengeluaran kas baru dicatat pada saat
pengisian kembali pada akhir periode jika jumlah kas kecilnya sebesar jumlah
yang sudah dibayar dari kas kecil.
Dalam menyelenggarakan dana kas kecil (petty cash fund) PT. SAPTA
SARI TAMA Cabang Medan menggunakan metode sistem imperest.
b. Sistem Fluktuasi
Pencatatan pengeluaran kas kecil dalam perkiraan biaya setiap terjadi
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
34
yang diselenggarakan harus menunjukkan saldo pada setiap saat sebesar jumlah
uang dana kas kecil yang ada ditangan kasir kas kecil. Pada sistem dana
berfluktuasi kasir kas kecil harus mampu menunjukkan uang dana kas kecil pada
setiap saat, sebesar saldo menurut perkiraan pembukuannya. Biasanya pengisian
uang ke dalam kas kecil tidak dikaitkan dengan jangka waktu tertentu. Pengisian
tersebut akan dilakukan sewaktu-waktu apabila persediaan uang dalam kas kecil
sudah dirasakan menipis.
Dari uraian pada bab sebelumnya penulis menganalisis bahwa dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya terutama yang berhubungan dengan kas
perusahaan sudah menciptakan suatu prosedur yang dirancang khusus untuk
mengawasi kas perusahaan.
Berdasarkan atas kebijakan perusahaan dimana dalam praktiknya
perusahaan dalam melakukan pengeluaran kas melakukan cek sebagai alat
pembayaran, sedangkan untuk pengeluaran kas yang jumlahnya relatif kecil
perusahaan telah menerapkan kas kecil dengan menggunakan imperest fund dalam
mengawasi pengeluaran kas perusahaan seperti yang telah penulis jelaskan
sebelumnya.
3. Rekonsiliasi Bank
Sebagaimana telah diuraikan diawal, simpanan uang di bank yang
sewaktu-waktu dapat diambil, digolongkan kedalam perkiraan cash. Pengambilan
simpanan tersebut biasanya dengan suatu cek. Sebagai konsekuensi logis akibat
tentang simpanannya yang ada di bank secara terperinci, sehingga setiap waktu
dengan mudah diketahui berapa sisa simpanan tersebut.
Demikian pula halnya dengan pihak bank, yang juga memiliki
catatan-catatan terperinci tentang simpanan dan pengambilan kembali uang perusahaan
tersebut, sehingga setiap waktu dapat pula diketahui berapa saldonya. Disamping
itu bank secara berkala pada waktu-waktu tertentu (misalnya setiap akhir bulan),
mengirimkan catatan-catatan simpanan dan pengambilan kembali beserta saldo
tersebut kepada perusahaan agar dengan catatan yang dibuat oleh perusahaan itu
sendiri, apakah ada perbedaaan atau tidak.
Kadang-kadang saldo simpanan menurut laporan catatan bank tidak sama
dengan saldo menurut catatan perusahaan. Bilamana terjadi hal yang demikian
perusahaan berkewajiban mencari sebab-sebab ketidaksamaan itu. Apabila sudah
ditemukan sebabnya, maka perusahaan berkewajiban segera menyusun suatu
laporan tentang perbedaan saldo antara catatan perusahaan dengan saldo menurut
laporan bank.
Dari uraian tersebut penulis menganalisa bahwa dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya terutama yang berhubungan dengan kas perusahaan telah
menciptakan suatu prosedur yang dirancang khusus untuk mengawasi kas
perusahaan.
Pada PT. SAPTA SARI TAMA Cabang Medan kas yang tersedia
digunakan untuk membayar biaya operasi perusahaan, baik pembayaran biaya non
rutin yang dipakai untuk mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
36
kegiatan tersebut, maupun untuk membayar biaya rutin perusahaan yaitu biaya
gaji, biaya pemeliharaan, investasi, dan lain-lain.
Pengawasan terhadap pengeluaran kas sudah cukup memadai yang
ditandai dengan :
1. Setiap pengeluaran yang terjadi harus disertai dengan bukti dan cek.
2. Semua cek bernomor urut.
3. Cek ditanda tangani oleh yang berwenang atau pejabat yang ditunjuk.
4. Cek dibuat atas nama perusahaan.
5. Cek ditandatangani jika faktur dan bukti-bukti lain terlampir.
Prosedur pengeluaran kas yang dilakukan adalah sebagai berikut :
− Untuk membayar kas harus mendapat otorisasi terlebih dahulu oleh
bagian yang berwenang
− Pengeluaran kas sebaiknya melalui cek, karena pengawasan intern
pengeluaran kas yang baik menghendaki adanya keterlibatan dalam
mengawasi kas perusahaan dan cek tersebut ditandatangani oleh dua
orang yang kompeten.
− Diadakan pemisahan antara orang yang menyimpan lembaran cek
dengan orang yang berhak menandatanganinya.
Demikianlah hasil analisa dan evaluasi mengenai apakah sistem
pengawasan intern kas telah diterapkan secara efektif oleh perusahaan. Penulis
prosedur pengeluaran kas secara garis besar telah menerapkan sistem pengawasan
intern kas secara efektif karena dilakukan dengan :
a. Pelaksanaan kompeten dan dapat dipercaya
Dalam sistem pengawasan intern kas, pelaksanaan merupakan unsur
yang paling penting. Orang-orang yang berkompeten serta memiliki
kejujuran dalam dirinya akan lebih mudah membuat sistem pengawasan
tersebut menjadi efektif. Pengawasan intern kas yang efektif mensyaratkan
pengawasan untuk melindungi kas dari kerugian karena pencurian atau
penyelewengan. Oleh karena kas adalah aktiva yang paling likuid, kas
sangat mudah menjadi objek penyalahgunaan kecuali jika dijaga secara
memadai oleh orang-orang yang berkompeten dan dapat dipercaya.
b. Pembagian tugas yang jelas
Tujuan dari pembagian tugas yang jelas adalah untuk mencegah
kekeliruan baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
• Pemisahan penanganan aktiva serta akuntansinya.
• Pemisahan otorisasi transaksi dari penanganan setiap aktiva.
• Pemisahan tugas dalam fungsi akuntansi.
c. Prosedur otorisasi yang tepat atas terlaksananya setiap transaksi
Agar setiap pengawasan intern dapat berhasil secara efektif, setiap
transaksinya harus diotorisasi dengan semestinya. Otorisasi ini dapat
terbentuk secara umum maupun khusus. Otorisasi umum berarti bahwa
manajemen menetapkan kebijaksanaan yang dirumuskan dan dilaksanakan
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
38
diberikan otorisasi untuk setiap transaksi dalam batasan yang telah
ditetapkan oleh kebijaksanaan tersebut. Sedangkan otorisasi khusus hanya
berlaku pada transaksi saja.
d. Dokumen dan catatan yang memadai
Dokumen berfungsi sebagai penerus informasi di lingkungan
organisasi atau diantara organisasi yang berbeda. Dokumen ini harus
cukup memadai untuk memberikan jaminan bahwa aktiva telah berada
dalam pengawasan yang efektif dan setiap transaksi telah dicatat dengan
benar.
e. Verifikasi intenal
Verifikasi internal merupakan pemisahan tugas-tugas secara fungsional
atau operasional, penerimaan dan pengeluaran kas, akuntansi dan setiap
pengawasan intern serta setiap transaksi yang memerlukan
pertanggungjawaban dari harta perusahaan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisa dan evaluasi penulis terhadap sistem pengawasan intern kas
yang diterapkan pada PT. SAPTA SARI TAMA Cabang Medan maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. PT. SAPTA SARI TAMA Cabang Medan adalah perusahaan swasta yang
bergerak dibidang penjualan dan pemasaran obat-obatan, dan merupakan
kantor cabang perusahaan dari PT. SAPTA SARI TAMA yang terdapat di
Jakarta.
2. Struktur organisasi adalah Line Organization, baik vertikal maupun
horinzontal yang membagi tugas dan tanggung jawab yang jelas dan benar
sehingga pelaksanaan pengawasan intern kas dapat dilaksanakan dengan
baik. Kelebihan dari struktur ini adalah bahwa karyawan dan lain-lain
diberi gambaran bagaimana organisasi disusun. Atasan, bawahan dan
tanggung jawab digambarkan dengan. Jika seseorang dibutuhkan untuk
menangani masalah khusus, struktur ini menunjukkan tempat dimana
orang tersebut dapat ditemukan. Sedangkan kelemahan dari struktur ini
adalah masih banyak hal-hal yang tidak jelas atau tidak ditunjukkan.
Struktur ini tudak menunjukkan seberapa besar tingkat wewenang dan
tanggung jawab setiap tingkatan manajerial dan tidak menunjukkan
Dewi Safitri : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Sapta Sari Tama Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009
40
3. Pengawasan yang diterapkan pada PT. SAPTA SARI TAMA Cabang
Medan melibatkan seluruh bagian yang bertanggung jawab terhadap
jalannya operasi perusahaan.
4. Sistem pengawasan intern kas yang diterapkan oleh PT. SAPTA SARI
TAMA Cabang Medan telah diterapkan secara efektif karen atelah
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
5. Sumber penerimaan pada PT. SAPTA SARI TAMA Cabang Medan
adalah berasal dari kegiatan usaha yang dilakukan meliputi penerimaaan
dari penjualan dan pemasaran obat-obatan, penerimaan lain dari luar usaha
perusahaan seperti pendapatan sewa dan jasa giro bank.
6. Untuk pembayaran kas yang relatif kecil perusahaan membentuk dana kas
kecil.
7. Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pada PT. SAPTA SARI TAMA
Cabang Medan sudah baik, hal ini ditandai dengan penggunaan formulir
penerimaan dan pengeluaran kas yang terlaksana dengan baik.
8. Pertanggungjawaban transaksi kas yang terjadi diterapkan dalam bentuk
tulisan dan didukung dengan bukti-bukti. Sehingga PT. SAPTA SARI
TAMA Cabang Medan dapat mengurangi peluang terjadinya
penyelewengan, kerugian atau kesalahan yang tidak disengaja dalam
akuntansi dan mengendalikan kas.
B. Saran
Dari kesimpulan dan hasil pembahasan, penulis memberikan saran guna
meningkatkan pengawasan terhadap transaksi kas di perusahaan yang mungkin dapat
membantu mencapai tujuan orhanisasi secara umum. Sebaiknya perhatian terhadap
dapat berfungsi seefektif mungkin dan kelemahan yang ada dapat segera diketahui
untuk segera diadakan perbaikan.
1. Sebaiknya struktur organisasi juga memungkinkan atasan untuk
mengetahui dengan tepat kelemahan-kelemahan organisasi, seperti
sumber-sumber potensial terjadinya konflik atau bidang-bidang dimana
duplikasi tidak perlu terjadi.
2. Untuk menjamin keselamatan kas yang ada di perjalanan naik yang
jumlahnya besar maupun kecil, sebaiknya diasuransikan.
3. Pengawasan sebaiknya dilakukan secara berkala dalam menjalankan
prosedur penerimaan kas dan pengeluaran kas.
4. Faktur yang telah disetujui untuk pembayaran dan semua dokumen
pendukung yang diperlukan harus menjadi persyaratan dalam melakukan
pengeluaran kas.
5. Didalam pengeluaran kas untuk keperluan-keperluan mengenai
aktivitas-aktivitas perusahaan atau kantor lainnya perlu diadakan perincian terhadap
42
DAFTAR PUSTAKA
Stice, Earl K, James D. Stice, K. Fred Skousen, 2004, Akuntansi Intermediate,
Edisi Ke Lima Belas, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Penterjemah : Barlev Nicodemus
Ginting, Paham, 2006, Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian, Edisi Pertama,
Penerbit USU Press, Medan.
Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi Ke Enam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2002, Sistem Akuntansi, Edisi Ke Tiga, Cetakan Ke Tiga, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Rasdianto, Sri Mulyani, 2000, Jurnal Ekonom : Perkembangan Audit Internal
Dan Keadaannya Di Indonesia, Edisi Oktober, Penerbit FE USU,
Medan.
S.R., Soemarso, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Ke Lima, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Yasin, Wahidin, 2000, Jurnal Ekonom : Perkembangan Pengawasan Intern
(Internal Control), Edisi Juni, Penerbit FE USU, Medan.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba