• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Program (1) id. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Evaluasi Program (1) id. docx"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PROGRAM

EVALUASI PROGRAM TERHADAP MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH MENGGUNAKAN MODEL CIPP

OLEH : Daud Pratama

1103284

PEREKAYASA PEMBELAJARAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……….2

KATA PENGANTAR ………..3

BAB I PENDAHULUAN ………...4

A. Latar Belakang ……….4

B. Fokus Evaluasi ……….5

C. Perumusan Masalah ………..6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………..7

A. Deskripsi Konseptual ………...7

B. Deskripsi Program ………8

C. Model Evaluasi………....14

BAB III RANCANGAN PROGRAM………18

BAB IV PEMBAHASAN………21

BAB V PENUTUP………...29

DAFTAR PUSTAKA………..30

KATA PENGANTAR

(3)

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME, yang telah memberikan saya kekuatan lahir batin untuk menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini saya merancang suatu evaluasi program perpustakaan sekolah dengan menggunakan model evaluasi program CIPP.

Rancangan kegiatan evaluasi program ini sangat bermanfaat bagi sekolah untuk menjadi alat ukur dalam mengevaluasi sistem perpustakaan di sekolah. Harapannya, evaluator dimudahkan untuk mengevaluasi program perpustakaan sekolah menggunakan model evaluasi program CIPP (context, input, process, and product).

Saya menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam makalah ini. Dengan begitu saya mengharapkan kritik dan saran pada bapak/ibu dan teman-teman sekalian yang dapat memperbaiki atau menambah setiap pesan atau berbagai hal yang terdapat dalam makalah ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Bandung, 15 Maret 2014

(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perpustakaan sekolah sebagai sumber yang menyediakan ilmu pengetahuan di sekolah telah menjadi budaya atau kebiasaan di hampir setiap sekolah entah di sekolah negeri maupun sekolah swasta. Ini begitu penting dengan pengadaan perpustakaan di sekolah yang mempermudah guru atau siapapun di sekolah untuk belajar dan menambah wawasan mereka.

Dalam pengadaan buku di perpustakaan, sekolah wajib melakukan suatu sistem yang baik dalam mengelola buku yang ada di perpustakaan tersebut. Bagaimana sistem tersebut mengelola untuk memajukan perpustakaan tersebut. Bagaimana menampilkan buku-buku yang berkualitas sehingga para pembaca nyaman dan bisa mengambil sesuatu ketika ia datang untuk belajar di perpustakaan tersebut.

Berbicara tentang sistem, sistem yang dijalankan di perpustakaan tentu harus diperhatikan dengan baik oleh sekolah. Pengadaan buku, peminjaman buku, dan kebijakan perpustakaan dalam waktu peminjaman dan pengembalian harus diperhatikan dengan baik oleh sekolah. Tentu ini membutuhkan tenaga ahli dalam sistem perpustakaan. Bagaimana suatu sistem perpustakaan dapat dikatakan baik?. Jawabannya adalah ketika perpustakaan tersebut berjalan sesuai dengan tujuan perpustakaan sekolah yang diadakan yaitu berjalan baik seiring dengan waktu dan tidak ada masalah dalam sistemnya.

Berbicara tentang ahli, tentu saja butuh pelatihan untuk mengelola suatu perpustakaan. Bila sekolah ingin mengadakan pelatihan tersebut. Namun dalam kebiasaan yang ada sekarang, sekolah lebih sering mengambil tenaga yang sudah ahli tanpa harus dilatih terlebih dahulu atau harus menggunakan program pelatihan untuk mengelola perpustakaan sekolah.

Dengan demikian perpustakaan sekolah sebagai program yang ada di sekolah adalah sangat penting dalam menjalankan suatu sistem pembelajaran di sekolah. Oleh sebab itu dalam pengelolaan perpustakaan butuh kebijakan semua pihak di sekolah untuk pengadaan dan pengelolaannya. Dengan kebijakan yang baik maka diyakini program perpustakaan di sekolah ini menjadi lebih baik dan berguna sesuai dengan tujuannya.

B. Fokus Evaluasi

(5)

Untuk menilai dan mengevaluasi suatu program tentu saja dibutuhkan beberapa pertanyaan penting berupa pertanyaan mengenai manajemen atau pengelolaan perpustakaan sekolah yang akan dievaluasi. Berikut beberapa pertanyaan yang diajukan, :

1. Apa perpustakaan sekolah itu?

2. Apa manfaat dan kegunaan dari perpustakaan sekolah? 3. Berapa lama kepemimpinan suatu perpustakaan sekolah? 4. Berapa jumlah koleksi perpustakaan?

5. Berapa jumlah staff perpustakaan?

6. Bagaimana ketersediaan anggaran perpustakaan? 7. Bagaimana sarana dan prasarana perpustakaan?

8. Bagaimana tingkat pemanfaatan siswa terhadap perpustakaan? 9. Apa yang menjadi kendala mengelola perpustakaan?

10. Bagaimana cara mengatasainya?

Dari beberapa pertannyaan yang ada di atas kita dapat mengetahui berbagai hal yang bisa dijawab untuk memenuhi pertannyaan di atas guna melakukan evaluasi untuk tujuan, manfaat, dan sebagainya. Fokus evaluasi perpustakaannya sendiri adalah bagaimana manajemen suatu perpustakaan sekolah yang ada sekarang sudah baik atau perlu adanya tambahan perbaikan atau malah dihilangkan. Untuk lebih jelasnya akan di sampaikan pada makalah ini di halaman selanjutnya.

C. Perumusan Masalah

Sebelum mengevaluasi suatu program, harus ada perumusan masalah yang ada dalam program tersebut. Apa-apa saja yang menjadi masalah, berikut beberapa masalah dan pertannyaan yang berkenaan tentang perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut

1. Bagaimana sikap masyarakat sekolah tentang perpustakaan sekolah? 2. Seberapa efektifkah perpustakaan sekolah?

3. Bagaimana tanggapan masyarakat sekolah terhadap pelayanan perpustakaan sekolah? 4. Apa pengaruh perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa?

5. Bagaimana cara mengelola suatu perpustakaan?

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskriptif Konseptual

Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan:

 pendidikan,  penelitian,  pelestarian,

(7)

 informasi, dan  rekreasi

2. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 132/KEP/M/PAN/12/2002:  Sebuah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruangan khusus dan koleksi

bahan pustakan sekurang-kurangnya terdiri dari 1.000 judul dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis perpustakaan yang bersangkutan dan dikelola menurut sistem tertentu.

3. SNI (Standar Nasional Indonesia) Perpustakaan Sekolah 7329:2009:

 Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

B. Deskripsi Program

Berikut adalah deskripsi tentang manajemen perpustakaan sekolah, bagaimana pengelolaannya, siapa yang memimpin dan cara kerjannya di sekolah, bagaimana tujuan suatu perpustakaan, apa manfaat dan kegunaannya dan sebagainya.

1. Tujuan Perpustakaan sekolah

 SNI Perpustakaan Sekolah 7329-2009, yaitu bertujuan: menyediakan pusat sumber belajar sehingga dapat membantu:

(8)

 Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah

 Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.

 Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan)

3. Manajemen Perpustakaan Sekolah

Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu “management” yang berarti kata kerja to manage atau mengurusi, mengelola, dan memimpin serta kepemimpinan. Manajemen pada suatu hakekatnya merupakan suatu kegiatan memimpin dan kepemimpinan untuk mencapai tujuan organisasi melalui kegiatan /menggerakkan orang-orang lain.

Fungsi Manajemen :

 SNI Perpustakaan Sekolah 7329:2009 (8.1):

 Perpustakaan dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada kepala sekolah.

 Kualifikasi kepala perpustakaan adalah tenaga perpustakaan sekolah atau tenaga kependidikan dengan pendidikan minimal diploma dua di bidang ilmu perpustakaan dan informasi atau diploma dua bidang lain yang sudah memperoleh sertifikat pendidikan di bidang ilmu perpustakan dan informasi dari lembaga pendidikan yang terakreditasi.

(9)

 Lampiran: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008, Tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah: Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah yang melalui jalur pendidik harus memenuhi syarat:

 Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau sarjana (S1);  Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah

dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah;  Masa kerja minimal 3 (tiga) tahun.

 Kompetensi tambahan (Widiasa yang dikutip dari Charles Hoy, dkk (dalam 4. Fokus Utama Manajemen Perpustakaan Sekolah

 Managing Organisation and Administrastion:

 Job description, the right man in the right place, pemberdayaan SDM, dan team work

 Pemberian motivasi

 Pengembangan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan  Pengembangan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan  Peningkatan karier dan kesejahteraan

 Managing Collection:

(10)

 Melalui pengolahan yang cepat

 Menetapkan kebijakan, prosedur dan pelaksanaannya  Mengkaji lingkungan

 Memperluas layanan: penyediakan makerspaces, M-library services  Promosi dan Pemasaran

 Managing Budget:

 Penggalian anggaran

 Perencanaan, pemanfaatan, administrasi dan pelaporan anggaran  Pengawasan Bagian Ketiga, Pasal 23 (6) : Sekolah/madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan

Standar Nasional Indonesia 7329:2009 Perpustakaan Sekolah: Sekolah menjamin tersedianya anggaran perpustakaan setiap tahun sekurang-kurangnya 5% dari total anggaran sekolah di luar belanja pegawai dan pemeliharaan serta perawatan gedung.

6. Slogan Perpustakaan Sekolah

Be the best with your library.

Get more out of class in your library.Read, think, and grow.

 Perpustakaan adalah jendela dunia.

 Perpustakaan adalah guru yang tak pernah lelah.

 Perpustakaan membuat lebih cerdas, kreatif dan berprestasi.

(11)

7. Organisasi Perpustakaan Sekolah

 SNI Perpustakaan Sekolah 7329:2009 (MAKRO)

 SNI Perpustakaan Sekolah 7329:2009 (MIKRO)

Kepala

Sekolah/wakil

Kepala Sekolah

Laboratorium

Perpustakaan

Tata Usaha

(12)

C. Model Evaluasi

Model evaluasi yang digunakan adalah model CIPP. CIPP dalam pelaksanaannya lebih banyak digunakan oleh para evaluator, hal ini dikarenakan model evaluasi ini lebih komprehensif jika dibandingkan dengan model evaluasi lainnya. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel Stuffleabem, dkk (1967) di Ohio State University. Model evaluasi ini pada awalnya digunakan untuk mengevaluasi ESEA (the Elementary and Secondary Education Act). CIPP merupakan singkatan dari, context evaluation : evaluasi terhadap konteks, input evaluation : evaluasi terhadap masukan, process evaluation : evaluasi terhadap proses, dan product evaluation : evaluasi terhadap hasil. Keempat singkatan dari CIPP tersebut itulah yang menjadi komponen evaluasi.

Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan (a decision oriented evaluation approach structured). Tujuannya adalah untuk membantu administrator (kepala sekolah dan guru) didalam membuat keputusan. Menurut Stufflebeam, (1993 : 118) dalam Eko Putro Widoyoko mengungkapkan bahwa, “ the CIPP approach is based on the view that the most important purpose of evaluation is not to prove but improve.” Konsep tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan, tetapi untuk memperbaiki.

Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

KepalaPerpustakaan

(13)

Berikut ini akan di bahas komponen atau dimensi model CIPP yang meliputi, context, input, process, product.

1. Context Evaluation (Evaluasi Konteks)

Stufflebeam (1983 : 128) dalam Hamid Hasan menyebutkan, tujuan evaluasi konteks yang utama adalah untuk mengetahui kekutan dan kelemahan yang dimilki evaluan. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan ini, evaluator akan dapat memberikan arah perbaikan yang diperlukan. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin menjelaskan bahwa, evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek. Dalam Konteks ini pengajuan pertannyaan yang diajukan untuk evaluasi manajemen perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :

 Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh perpustakaan sekolah, apakah tentang kebutuhan jenis buku, keadaan buku, kelengkapan buku dan sebagainya.

 Tujuan pengembangan apa yang belum tercapai dari perpustakaan sekolah.

 Tujuan pengembangan apa yang dapat mengembangkan potensi siswa dalam belajar.  Tujuan manakah yang mudah dicapai oleh perpustakaan sekolah.

2. Input Evaluation (Evaluasi Masukan)

Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi input, atau evaluasi masukan. Menurut Eko Putro Widoyoko, evaluasi masukan membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternative apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Komponen evaluasi masukan meliputi : 1) Sumber daya manusia, 2) Sarana dan peralatan pendukung, 3) Dana atau anggaran, dan 4) Berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan. Dalam hal ini pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan pada tahap evaluasi masukan ini adalah :

 Apakah dengan jenis buku yang ada di perpustakaan berdampak pada perkembangan siswa dalam sekolah?

 Berapa orang siswa yang menerima dengan adanya perpustakaan di sekolah?  Bagaimana reaksi siswa dalam sekolah setelah adanya perpustakaan di sekolah?  Bagaimana tingkatan nilai atau prestasi siswa di sekolah setelah ada perpustakaan

sekolah?

(14)

Worthen & Sanders (1981 : 137) dalam Eko Putro Widoyoko menjelaskan bahwa, evaluasi proses menekankan pada tiga tujuan : “ 1) do detect or predict in procedural design or its implementation during implementation stage, 2) to provide information for programmed decision, and 3) to maintain a record of the procedure as it occurs “. Evaluasi proses digunakan untuk menditeksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan program. Pada dasarnya evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada “apa” (what) kegiatan yang dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when) kegiatan akan selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan didalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Oleh Stufflebeam diusulkan pertanyaan-pertanyaan untuk proses sebagai berikut :

 Bagaimana Penjadwalan perpustakaan sekolah?

 Apakah staf yang menangani perpustakaan sekolah sanggup menangani kegiatan selama perpustakaan berlangsung?

 Apakah sarana dan prasarana yang tersedia dimanfaatkan secara maksimal?

 Hambatan apa saja yang dialami dalam menjalankan sistem perpustakaan sekolah? 4. Product Evaluation (Evaluasi Produk/Hasil)

Sax (1980 : 598) dalam Eko Putro Widoyoko memberikan pengertian evaluasi produk/hasil adalah “ to allow to project director (or techer) to make decision of program “. Dari evaluasi proses diharapkan dapat membantu pimpinan proyek atau guru untuk membuat keputusan yang berkenaan dengan kelanjutan, akhir, maupun modifikasi program. Sementara menurut Farida Yusuf Tayibnapis (2000 : 14) dalam Eko Putro Widoyoko menerangkan, evaluasi produk untuk membantu membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.

Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpuan bahwa, evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan guna untuk melihat ketercapaian/ keberhasilan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap evaluasi inilah seorang evaluator

(15)

dapat menentukan atau memberikan rekomendasi kepada evaluan apakah suatu program dapat dilanjutkan, dikembangkan/modifikasi, atau bahkan dihentikan. Pada tahap evaluasi ini diajukan pertanyaan evaluasi sebagai berikut :

 Apakah tujuan yang ditetapkan sudah tercapai?

 Pernyataan-pernyataan apakah yang mungkin dirumuskan berkaitan antara rincian proses dengan pencapaian tujuan ?

 Dalam hal apakah kebutuhan siswa telah terpenuhi dengan adanya perpustakaan sekolah tersebut?

 Apakah dampak yang diperoleh siswa dengan jangka panjang dengan adanya perpustakaan sekolah ini?

BAB III

RANCANGAN PROGRAM

(16)

program bilamana kita ingin mengevaluasi suatu sekolah yang menyediakan layanan perpustakaan sekolah.

Berikut adalah susunan rancangan program untuk mengevaluasi suatu sekolah yang ada perpustakaan sekolahnya:

A. Siklus Rencana

B. Jenis Data

1. Data Umum (Sekunder) lokasi sekolah :  Lokasi Geografis

 Kependudukan  Social ekonomi  Kependidikan

2. Data Khusus (Primer) sekolah target :  Alamat

 Kontak

 Jumlah murid dan guru  Komite sekolah

 Kondisi saat ini di Perpustakaan

Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

(17)

C. Sumber Data

 Data Umum (Sekunder) dapat diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS) setempat.  Data Khusus (Primer) sebaiknya diperoleh langsung dari sekolah target.

D. Metode Kumpul Data

 Data Umum (Sekunder) lihat dari laporan BPS, baik dari buku maupun internet.  Data Khusus (Primer) dikumpulkan dengan cara: survey, focus group discussion

(FGD), wawancara, lihat laporan sekolah.

 FGD = diskusi kelompok dengan beberapa perwakilan dari sekolah target. E. Data yang dibutuhkan

 Data umum dan khusus dari sekolah target.

 Kondisi perpustakaan sekolah, misalnya: ketersediaan pustakawan/wati, ruangan perpustakaan, rak buku, meja-kursi, koleksi pustaka dan sebagainya.

 Para pemangku kepentingan (stakeholders). F. Analis Data

 Analisa kebutuhan, apa saja yang dibutuhkan target untuk pengembangan perpustakaan sekolah target.

 Analisa Stakeholders, siapa yang terlibat langsung?, siapa yang tidak terlibat langsung?

 Setelah diketahui kebutuhan, apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan?  Apakah dampak yang diberikan bagi siswa?

G. Susun Kegiatan

 Pertannyaan kunci: Apa saja yang harus dikerjakan agar tujuan tercapai?

 Melakukan evaluasi, missal dengan angket yang diberikan kepada siswa, guru, atau semua masayarakat sekolah berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan perpustakaan di sekolahnya.

H. Rekam Perencanaan

(18)

BAB IV PEMBAHASAN

Pembahasan disini adalah membahas tentang programnya yaitu manajemen perpustakaan sekolah, apa kelebihan dan kekurangan perpustakaan sekolah, bagaimana prosedur kerja perpustakaan sekolah yang baik agar mencapai tujuannya, apa saja yang perlu diperbaiki selama proses yang sudah berjalan, dan yang terakhir adalah setelah proses berjalan maka ditentukan keputusan akhirnya apakah program perpustakaan sekolah diakhiri, atau tetap dilanjutkan atau dikembangkan lebih lanjut.

A. Kelebihan dan Kekurangan Perpustakaan Sekolah 1. Kelebihan Perpustakaan Sekolah

Tujuan utama penyelengaraan perpustaka an sekolah adalah meningkatkan mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah yang lainnya. Sedangkan tujuan lainnya adalah menunjang, mendukung dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra kulikuler, di samping dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat murid serta memantapkan strategi belajar mengajar.

Namun secara operasional tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan dengan pelaksanaan program di sekolah, diantaranya adalah:

 Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca.  Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan.

(19)

 Memperluas pengetahuan para siswa.

 Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu.

 Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

 Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.

 Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam menggunakan bahan-bahan referensi.

 Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum di sekolah baik yang bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler. Berdasarkan tujuan perpustakaan sekolah, maka dapat dirumuskan beberapa fungsi perpustakaan, sebagai berikut :

 Fungsi Edukatif. Yang dimaksud dengan fungsi edukatif adalah perpustkaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum yang mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan gaya pikir yang rasional dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa dalam hal cara menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

 Fungsi Informatif. Yang dimaksud dengan fungsi informatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang disusun secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi yang diperlukannya.

 Fungsi Administratif. Yang dimaksudkan dengan fungsi administratif ialah perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan efisien.

(20)

 Fungsi Penelitian. Yang dimaksudkan dengan fungsi penelitian ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber / obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi.

2. Kekurangan Perpustakaan Sekolah

Dari kelebihan di atas bahwa perpustakaan sekolah memiliki fungsi dan tujuan yang sangat penting. Tapi fungsi dan tujuannya tidak selaras dengan realisasinya. Contohnya adalah ketika saya masih SMA, di SMA saya kebanyakan teman-teman atau siswa lain mengunjungi perpustakaan sekolah hanya untuk meminjam buku ketika diberikan tugas oleh guru. Dan saat istirahat, jarang sekali siswa yang datang untuk membaca apalagi meminjam buku pelajaran dari perpustakaan sekolah. Dan di sekolah saya kadang perpustakaan dibiarkan begitu saja dan tidak ada satupun yang menjaganya akibat jarangnya orang yang berkunjung ke perpustakaan. Itu membuat siswa bingung ketika ia ingin masuk ke perpustakaan dan tidak mengetahui sistemnya. Dan mungkin itu juga yang membuat keinginan siswa untuk membaca di perpustakaan menjadi rendah. Dan siswa juga tidak memahami apa itu katalog dan saat diperpustakaan penjaganya juga tidak pernah memberi pemahaman, sehingga yang ditahu siswa hanya sekedar kumpulan buku-buku yang mungkin itu membuat siswa menjadi bosan dan hanya memahami perpustakaan adalah tempat/suatu gedung yang didalamnya terdapat buku-buku.

Dan jeleknya lagi sistem perpustakaan sekolah itu seslalu melayaninya hanya sampai istirahat terkhir, disaat jam sekolah berakhir dan disaat siswa keluar kelas mereka tidak bisa mampir diperpustakaan karena perpustakaannya sudah lebih awal tutup dibandingkan siswa pulang sekolah. Dan itu membuat fungsi perpustakaan tidak efektif. Karena kalau dilihat siswa hanya bisa menikmati perpustakaan disaat jam istirahat.

B. Prosedur kerja Perpustakaan Sekolah yang baik  Pembinaan dan Pengembangan Koleksi

Pembinaan dan pengembangan koleksi merupakan kegiatan untuk menyediakan dan memberikan layanan informasi kepada pemakai demi tercapainya tujuan perpustakaan. Kriteria yang nampak pada berkembangnya koleksi perpustakaan adalah pada bertambahnya koleksi perpustakaan baik secara jumlah maupun jenis dari segi kuantitas dan kualitas. Menyangkut hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pengadaan merupakan bagian yang tak

(21)

terpisahkan dari pembinanaan dan pengembangan koleksi. Agar pengadaan koleksi perpustakaan memiliki daya guna yang optimal, maka pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab :

 Mengapa sebuah koleksi harus dimasukkan kedalam perpustakaan sekolah?

Tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah haruslah sejalan dan mendukung kurikulum sekolah. Untuk itu, koleksi yang diadakan juga hendaknya mengacu pada kurikulum sekolah. Walaupun sangat dimungkinkan adanya koleksi yang bersifat di luar kurikulum atau rekreatif, harus dikedepankan nuansa edukatif.

Secara lebih terperinci, tujuan perpustakaan sekolah antara lain :  Memupuk kesadaran dan kebiasaan membaca.

 Mengarahkan pada tehnik memahami isi bacaan.  Memperluas pengetahuan peserta didik.

 Mengembangkan kecakapan bahasa.

 Mendisiplinkan peserta didik melalui tata tertib perpustakaan sekolah.  Membentuk kemampuan melakukan studi mandiri.

 Menunjang pelaksanaan program kurikulum baik yang bersifat intrakulikuler maupun ekstrakulikuler.

Berdasarkan tujuan di atas, maka jenis koleksi yang ada di perpustakaan sekolah pada umumnya terdiri atas :

 Buku Ajar

Buku ajar yang dimaksudkan adalah buku wajib yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk digunakan di sekolah. Keberadaan buku ajar untuk menjadi koleksi perpustakaan sekolah tentu saja sangat berperan dalam pbm di kelas. Beberapa kriteria buku ajar yang baik secara substansi diantaranya yakni sesuai dengan kurikulum yang berlaku, pengarang yang memiliki kewenangan berkaitan dengan subjek ilmu pada buku bersangkutan, bahasanya sederhana dan sistematika buku mudah dipahami. Adapun secara tampilan, buku juga hendaknya tidak terlalu tebal, kalau bisa, carilah buku yang berasal dari penerbit yang terpercaya, namun dengan harga yang tidak terlalu mahal.

 Buku Penunjang

(22)

 Buku Referensi

Buku referensi sebetulnya sama saja dengan buku pada umumnya sehingga kriterianya pun memiliki ciri yakni berupa sistematika yang dirancang khusus dalam rangka penyampaian informasi baik secara umum maupun khusus. Contoh buku referensi yang baik antara lain mengandung isi yang memberikan petunjuk terhadap literature dari berbagai subjek ilmu secara cepat

 Buku Cerita

Buku cerita berperan dalam meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas peserta didik. Di samping itu, mereka juga dapat mengambil hikmah dari isi cerita berupa nilai-nilai keteladanan. Untuk mengandung hal tersebut, maka buku cerita yang diadakan tidak boleh lepas dari nuansa pendidikan dan akan lebih baik lagi jika menunjang mata pelajaran.

 Sumber Geografi

Koleksi ini berupa informasi tentang daerah, iklim, cuaca, ketinggian tempat, dan lain sebagainya. Bentuknya dapat berupa atlas, peta, dan globe.

 Terbitan berkala : Majalah dan Surat Kabar.

Majalah dan surat kabar merupakan terbitan berkala yang juga penting untuk dikoleksi perpustakaan karena keduanya berisi berita actual meliputi berbagai aspek kehiduan manusia. Jenis majalah dan surat kabar yang diadakan hendaknya tetap mengacu pada nuansa pendidikan, dengan kata lain ia relevan dengan mata pelajaran yang ada. Jadi, selain bersifat rekreatif ia juga berperan dalam menambah wawasan para pembacanya.

 Bahan-Bahan Lainnya

Bahan koleksi lain yang juga dapat menjadi koleksi perpustakaan sekolah adalah bahan mikro dan bahan pandang-dengar (audio-visual). Namun mengingat biaya yang dibutuhkan tidak sedikit dan keterbatasan kemampuan dalam menggunakannya, tidak semua sekolah mampu mengadakannya.

 Untuk keperluan apakah koleksi yang akan diadakan dapat didayagunakan?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus tetap berlandaskan pada tujuan perpustakaan sekolah. Maka kata “didayagunakan” disini adalah sejauh mana koleksi perpustakaan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan berkesinambungan untuk hal-hal berikut :

(23)

 Menambah hasrat keingintahuan peserta didik  Membina imajinasi peserta didik

 Memberikan dan menimbulkan inisiatif peserta didik, guru, dan masyarakat luas untuk memperdalam pengetahuannya

 Pengembangan kreativitas pembacanya  Menjadi sumber keterampilan dan kecerdasan  Mengandung unsur estetika yang tinggi  Menumbuhkan kedisplinan yang tinggi

 Siapakah pengguna koleksi yang akan diadakan tersebut?

Pengguna koleksi perpustakaan sekolah adanya segenap warga sekolah baik internal

 Bagaimanakah cara pengadaan koleksi perpustakaan sekolah?

Kegiatan pengadaan koleksi ini melbatka beberapa komponen sekolah, antara lain guru, kepala sekolah, pengelola perpustakaan, peserta didik, maupun komite sekolah jadi dimungkinkan. Alat bantu yang dapat digunakan untuk menyeleksi antara lain katalog penerbit, tinjauan pustaka, resensi buku, GBPP, serta daftar usulan buku. Pengadaan dapat dilakukan dengan pembelian, hibah, dan tukar-menukar.

Prosedur yang dailalui dalam menyeleksi sampai mengadakan adalah sebagai berikut:

 Buatlah daftar usulan berupa formulir yang dapat diisi oleh setiap pemakai (misalnya: peserta didik , guru). Daftar usulan memuat data buku yang meliputi nama pengarang, judul buku, edisi, tahun, penerbit, jumlah yang diesan serta harga buku. Jika memuat daftar usulan majalah dan koran, disebutkan juga usulan judul, alamat penerbit, kapan mulai berlangganan, dan lain sebagainya

 Daftar usulan diserahkan keada pimpinan perpustakaan, kemudian dilanjutkan ke petugas pengadaan

(24)

membandingkan usulan dengan koleksi yang telah ada di perpustakaan memastikan belum dipesannya koleksi yang diusulkan, melihat anggaran yang tersedia, sampai dengan mengkomunikasikan keputusan yang diambil pada pimpinan perpustakaan dan kepala sekolah.

Dari sudut tatalaksana, hal-hal yang dipersiapkan dalam rangka pengadaan buku antara lain Daftar Pesanan yang dibuang rangkat 4. Dua rangkap dikirim ke penerbit. Satu arsi untuk perpustakaan, dan yang terakhir untuk unit pengusul atau sekolah. Setelah itu ditanyakan juga tentang bagaimana cara pembayaran yang diinginkan oleh pihak penerbit. Setelah pesanan sampai di sekolah, pesanan harus diperiksa oleh petugas perpustakaan atau pihak yang ditunjuk baik dari segi kondisi maupun kecocokan. Jika ada yang tidak berkenan tindak-lanjuti langsung kepada penerbit.

C. Apa saja yang harus diperbaiki dari Perpustakaan Sekolah

Terlihat dari kekurangan yang ada diatas adalah bagaimana para pengurus atau pengelola perpustakaan lebih serius menangani sistem yang ada di perpustakaan sekolah. Bagaimana mengelola perpustakaan agar lebih baik lagi. Ketika para pengelola atau pengurus lebih serius menanggapi segala kendala yang ada di perpustakaan sekolah maka seiring dengan waktu perjalanan pelayanan perpustakaan sekolah akan lebih baik lagi. Kita harus melihat pada teori yang menyebutkan kelebihan perpustakaan di sekolah di atas tadi.

Berikut adalah hal-hal yang harus diperbaiki dari perpustakaan sekolah yang sedang berjalan :

 Pengelola perpustakaan yang tidak serius mengelola perpustakaan, misal : meninggalkan perpustakaan tidak pada waktunya, kelalaian pustakawan/wati dalam melayani pengunjung yang datang sehingga membuat pengunjung malas untuk datang.

 Penekanan pada pentingnya perpustakaan sekolah yang terlihat pada tujuannya yaitu peningkatan mutu pendidikan.

 Membudayakan pada peserta didik untuk datang dan belajar di perpustakaan sekolah  Kreatifitas para pengelola dan pengurus perpustakaan untuk meng-update buku-buku

yang ada sehingga para pengunjung perpustakaan tidak bosan untuk membaca.

(25)

 Melibatkan siswa dalam pengembangan perpustakaan sekolah. D. Keputusan soal Perpustakaan Sekolah

Saya rasa untuk mengambil keputusan tentu melihat dari kondisi sekolah dan kepentingan pembelajaran di sekolah. Untuk secara umumnya tentu perpustakaan sekolah penting adanya, karena kegunaan dan manfaat dari perpustakaan yang begitu penting untuk pendidikan. Ini hanya bagaimana sikap kita menanggapi pelayanan yang bermanfaat bukan hanya untuk seorang saja, tapi untuk siapa saja. Tinggal bagaimana keseriusan para pengelola dan pengurus yang ada disekolah untuk lebih serius menanggapi segala kendala yang ada pada perpustakaan sekolah.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Perpustakaan sekolah penting untuk meningkatkan mutu pendidikan. Berbagai kelebihan dan sedikit kelemahan dari program pelayanan ini yang sangat profit bagi kemajuan sekolah. Tinggal bagaimana sikap kita sebagai pengelola dan pengurus perpustakaan sekolah untuk lebih serius lagi menganggapi segala kendala yang ada di perpustakaan sekolah. Melihat perkembangan teknologi yang sudah ada sekarang tentu seharusnya lebih mudah untuk para pengelola dan pengurus untuk mengembangkan perpustakaan yang ada di sekolah.

B. Rekomendasi

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009)

Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, cetakan ketiga, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009)

Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran : Prinsip, Teknik, dan Prosedur, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009)

Darmono, R. Masri Sareb Putra, Manajemen dan Tata kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo), 2001)

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan perpustakaan sekolah, (Bumi Aksara, 1992)

Referensi

Dokumen terkait

“ Ya, program manajemen berbasis sekolah sangat dibutuhkan di SD 1 Purwosari, mengingat sebelum adanya program manajemen berbasis sekolah semuanya bersifat

Bagaimana pentingnya peran perpustakaan sekolah juga dapat disimak dari pernyataaan seorang mantan anggota komisi pendidikan di Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa apa

Hasil penelitian menunjukkan dari Komponen Context bahwa peran serta masyarakat dalam evaluasi program Manajemen Berbasis Sekolah sangat diperlukan; dari Komponen

Hasil penelitian adalah (a) tahap disain telah sesuai dengan panduan penyelenggaraan sekolah standar nasional, (b) tahap instalasi terdapat kekurangan ruang (c) tahap

dibutuhkan di SD Negeri Pengilon, mengingat sebelum adanya program manajemen berbasis sekolah semuanya bersifat sentralistik, apa-apa menganut wewenang dari pusat,

Dalam pelaksanaan pembelajaran, Program Manajemen Pendidikan Islam memanfaatkan beberapa fasilitas yang ada yaitu perpustakaan yang ada di Sekolah Tinggi Agama Islam Terpadu

Dalam memanfaatkan sumber daya alam pada proses pembelajaran IPA di sekolah dasar kelas V saat melakukan observasi terdapat kelebihan dan kekurangan, antara

Sehingga Sutarno menjelaskan bahwa, manajemen perpustakaan adalah salah satu kajian tentang apa dan bagaimana cara-cara yang dapat dilakukan, baik melalui teori maupun praktik agar