• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN

MEMBACA SISWA KELAS II A SD NEGERI BABARSARI YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016-2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : Albertin NIM: 131134099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017

(2)

ii

SKRIPSI

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN

MEMBACA SISWA KELAS II A SD NEGERI BABARSARI YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016-2017

Oleh: Albertin NIM: 131134099

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing I

Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi. Tanggal, 4 Januari 2017

Dosen Pembimbing II

(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjadi andalan penulis, senantiasa memberkati, menemani dan membimbing penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Marthinus Alang dan Mama Selfi Pabunga yang selalu memberikan doa, motivasi, semangat, dukungan, dan cinta kasih kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Adikku Sharilus Aldy yang selalu memberikan doa dan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

4. Anthonius Bertyn Dua Lembang yang sudah mau meluangkan waktu untuk menemani, memberikan motivasi, dukungan, cinta dan kasih serta selalu sabar mendengarkan dari kejauhan suka duka penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Teman-teman angkatan 2013 terima kasih atas kebersamaan selama berdinamika di PGSD Sanata Dharma

6. Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta serta para pendidik yang tergabung dalam program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan banyak pengetahuan baik secara akademik maupun afektif kepada penulis

(5)

v MOTTO

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini

Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang

engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan”

(Yesaya 41: 10)

“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang”

(Amsal 23: 18)

“Jangan lupa berdoa dan berusaha, selesaikan tepat waktu!”

“Selfi Pabunga”

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai

kamu, demikian firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan

rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”

(Yeremia 29: 11)

Kuatkan dan teguhkan hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka,

sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan

membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau”

(Ulangan 31: 6)

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Januari 2017

Peneliti

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Albertin

Nomor Mahasiswa : 131134099

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN

MEMBACA SISWA KELAS II A SD NEGERI BABARSARI YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016-2017

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 24 Januari 2017 Yang menyatakan,

(8)

viii ABSTRAK

Albertin. (2017). Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Siswa Kelas II A SD Negeri Babarsari Yogyakarta Tahun Pelajaran 2016-2017. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang berawal dari adanya potensi dan masalah terkait dengan pendidikan lingkungan hidup. Media penunjang untuk memperkenalkan pendidikan lingkungan hidup adalah melalui buku cerita bergambar. Penelitian ini difokuskan pada pembuatan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk siswa kelas IIA SD Negeri Babarsari, Yogyakarta.

Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D). Penelitian ini bertujuan mengembangkan produk dan mengetahui kualitas buku cerita bergambar untuk siswa kelas IIA. Pengembangan penelitian ini adalah (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuisioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IIA SDN Babarsari, sedangkan kuisioner digunakan untuk validasi kualitas buku cerita bergambar oleh dosen ahli, guru kelas IIA, dan 1 siswa kelas IIA SDN Babarsari. Uji coba produk dengan kuisioner dilakukan kepada 6 siswa kelas IIA SDN Babarsari sebagai subjek penelitian.

Hasil validasi dosen ahli, guru kelas II A dan 1 siswa kelas II A dengan total skor keseluruhan 4,63 dengan kategori “sangat baik”. Hasil uji coba produk kepada 6 siswa kelas II A SDN Babarsari dengan total skor keseluruhan 4,75 dengan kategori “sangat baik”.

Kata kunci: pendidikan lingkungan hidup, buku cerita bergambar, pembelajaran membaca

(9)

ix

ABSTRACT

Albertin (2017).The Development of Picture Story Books Environmental Education Based on Reading Learning To Elementary School Students Class II A Babarsari Yogyakarta Academic Year 2016-2017. Thesis. Yogyakarta. Faculty of Teacher Training and Education, Elementary School Teacher Education, Sanata Dharma University.

This research is about the developement starting from the potential and problem related to the education of living environment. The supporting medium to introduce living environment education is by using story books with pictures. This research focuses on the distribution of books with pictures based on living enviromental education for students grade IIA, SD Negeri Babarsari, Yogyakarta. This reseach was Reseach and Development or R&D research. The aims of develope the product and to know the quality of books with pictures for students in grade IIA. Steps in developing this research (1) potentian and the problems, (2) gathering the data, (3) design product, (4) validation, (5) design revision, (6) tasting the product. Instrument used in this research is the questions for the interview and questioner. Interview is used to analyse the teacher’s needs the class IIA Babarsari Primary School, while the questionnaire is used to validate the quality of picture books by expert lecturers, teacher class IIA, and one students in class IIA Babarsari Elementary School. Product trials with questionnaire conducted to sixth grade IIA Babarsari Elementary School as a research subject.

The validation results of expert lecturers, teacher in class IIA, and oe students in class IIA with a total overall score of 4,63 with the category of “very good”. The results of product testing to six students in class IIA Babarsari Primary School with a total overall score of 4,75 in the category of “very good”.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Siswa Kelas II A SD Negeri Babarsari Yogyakarta Tahun Ajaran 2016-2017”.

Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Peneliti menyadari bahwa ada banyak pihak yang telah membantu, mendukung, serta membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd. Kaprodi PGSD.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Wakaprodi PGSD.

4. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi. Dosen pembimbing I yang telah membimbing peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Dosen pembimbing II yang memberikan bimbingan serta masukan bagi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Para validator yang telah berkenan membantu dalam proses validasi produk. 7. Prihamanto, S.Pd,. Kepala Sekolah SD Negeri Babarsari yang telah

memberikan izin dalam melakukan penelitian di SD Negeri Babarsari.

8. Guru SD Negeri Babarsari yang telah membantu peneliti dalam melakukan analisis kebutuhan.

9. Seluruh siswa kelas IIA SD Negeri Babarsari yang telah bersedia berpartisipasi dalam melakukan uji coba produk.

10. Bapak dan Mama, Bapak Marthinus Alang dan Mama Selfi Pabunga, om dan tante serta seluruh keluarga yang selalu memberikan doa, cinta, dukungan,

(11)

xi

kasih sayang, dan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Tuhan Yesus akan selalu memberkati Bapak dan Mama.

11. Adik Sharilus Aldy, yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada peneliti dalam menjalani penelitian hingga selesainya skripsi ini.

12. Anthonius Bertyn Dua Lembang, yang selalu mendukung, memberikan motivasi, cinta, semangat serta perhatian agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Terima kasih sudah menjadi pendengar yang baik dalam suka maupun duka dan selalu bersedia memberikan solusi dalam proses pengerjaan skripsi ini meskipun dari kejauhan. Semoga Tuhan Yesus selalu memberkatimu.

13. Teman-teman PGSD angkatan 2013. Teman-teman PPL. Teman-teman skripsi se Payung yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah mendukung, mendoakan, dan saling berbagi cerita sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

14. Hangout’s Group : Wulan, Lilis, Vera, Melati, dan Gia. My Friendzone Forever : Yuli dan Erint. Nike dan Hanna. Solata Borneo-Jogja Group : Indah, Baron, Rani, Richard, Robby, dan Revin. Pak.Pdt.Dominikus R.L beserta istri, Kak Ela Aricha, dan teman-teman gereja JOKIB yang telah mendukung, mendoakan, dan saling berbagi cerita sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

15. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. Terima kasih untuk semuanya, semoga kita selalu berbahagia dan diberkati oleh Tuhan.

Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari bahwa karya ini masih memerlukan banyak kritik dan saran untuk dapat memperbaiki kekurangan-kekurangannya dan demi kebaikan penelitian selanjutnya.

Yogyakarta, 24 Januari 2017 Peneliti,

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

(13)

xiii

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Istilah ... 8

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 8

1.7 Analisis Kebutuhan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Pendidikan Lingkungan Hidup ... 10

2.1.2 Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup ... 15

2.1.3 Buku Cerita Anak Bergambar ... 17

2.1.3.1 Pengertian Buku Cerita Bergambar ... 17

2.1.3.2 Pilar – Pilar Cerita ... 18

2.1.4 Karakteristik Perkembangan Anak ... 21

2.1.4.1 Tahap Perkembangan Anak... 21

2.1.4.2 Karakteristik Anak SD Kelas Rendah ... 24

2.1.5 Membaca ... 26

2.1.5.1 Pengertian Membaca ... 26

2.1.5.2 Tujuan Membaca ... 27

2.1.6 Gerakan Literasi Sekolah ... 29

2.1.6.1 Prinsip-prinsip Kegiatan Membaca ... 30

2.1.6.2 Langkah-langkah Kegiatan Membaca Literasi... 32

1. Membacakan Nyaring ... 32

2. Membaca Dalam Hati ... 34

2.2 Penelitian yang Relevan ... 36

2.3 Kerangka Berpikir ... 41

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 42

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 43

(14)

xiv

1. Potensi dan Masalah ... 49

2. Pengumpulan Data ... 50

3. Desain Produk ... 50

4. Validasi Desain ... 50

5. Revisi Desain ... 51

6. Uji Coba Produk ... 51

3.3 Setting Penelitian ... 51

3.3.1 Lokasi Penelitian ... 51

3.3.2 Subjek Penelitian ... 52

3.3.3 Waktu Penelitian ... 52

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.4.1 Wawancara ... 54 3.4.2 Observasi ... 54 3.5 Instrumen Penelitian... 55 3.5.1 Wawancara ... 55 3.5.2 Observasi ... 57 3.5.3 Kuisioner ... 57

3.6 Teknik Analisis Data ... 62

3.6.1 Teknik Analisa Data Kualitatif ... 62

3.6.2 Teknik Analisa Data Kuantitatif ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pengembangan ... 67

4.1.1 Proses Pengembangan Buku Cerita ... 67

a. Potensi dan Masalah ... 67

b. Pengumpulan Data ... 68

c. Desain Produk Awal ... 70

1. Konsep Buku ... 71

2. Tokoh ... 71

3. Format dan Ukuran Buku ... 72

(15)

xv 5. Judul Buku ... 73 6. Desain Gambar ... 74 7. Teknik Pengerjaan ... 75 8. Warna ... 77 9. Tipografi ... 77 10. Teknik Cetak ... 79 d. Validasi ... 79

1. Data Hasil Validasi Dosen Ahli ... 79

2. Data Hasil Validasi Guru Kelas II A ... 81

3. Data Hasil Validasi Salah Satu Siswa Kelas II A ... 82

e. Revisi Desain ... 84

f. Uji Coba Produk ... 99

4.2 Kualitas Buku Cerita ... 101

4.3 Pembahasan ... 103 BAB V PENUTUP a. Kesimpulan ... 113 b. Keterbatasan Pengembangan ... 114 c. Saran ... 115 DAFTAR PUSTAKA ... 116 LAMPIRAN ... 120 BIODATA PENULIS ... 151

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kompetensi Literasi Kelas Rendah ... 30

Tabel 2.2 Memilih Buku Bacaan di SD Kelas Rendah ... 31

Tabel 2.3 Tahap Membaca Nyaring ... 32

Tabel 2.4 Tahapan Membaca Dalam Hati ... 34

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara ... 56

Tabel 3.2 Kisi-kisi Uji Validasi Produk untuk Pakar dan Guru ... 58

Tabel 3.3 Contoh Instrumen Kuesioner Uji Validasi Pakar dan Guru ... 59

Tabel 3.4 Kisi-kisi Uji Validasi Produk untuk Siswa ... 60

Tabel 3.5 Contoh Instrumen Kuesioner Uji Validasi Siswa ... 61

Tabel 3.6 Konversi Nilai Skala Lima ... 64

Tabel 3.7 Pedoman Konversi Data Kuantitatif dan Kualitatif ... 66

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara ... 69

Tabel 4.2 Pengenalan Tokoh Adul dan Kirun ... 72

Tabel 4.3 Hasil Validasi Buku Cerita oleh Dosen Ahli ... 80

Tabel 4.4 Hasil Validasi Buku Cerita oleh Guru Kelas II A ... 81

Tabel 4.5 Hasil Validasi Buku Cerita oleh Siswa Kelas II A ... 83

Tabel 4.6 Revisi Desain Buku Cerita dari Dosen Ahli ... 84

Tabel 4.7 Ringkasan Uji Coba Produk ... 101

(17)

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya ... 39 Bagan 3.1 Model Pengembangan Hasil Modifikasi ... 53

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Judul Buku ... 74

Gambar 4.2 Gambar Sketsa Tangan ... 75

Gambar 4.3 Gambar Sketsa Tangan yang Belum diberikan Warna ... 76

Gambar 4.4 Gambar Sesudah Diwarnai Menggunakan Adobe Photoshop CS6 ... 76

Gambar 4.5 Font untuk Judul Buku ... 78

Gambar 4.6 Font untuk Isi Cerita ... 78

Gambar 4.7 Box Caption Sebelum Revisi ... 88

Gambar 4.8 Box Caption Setelah Revisi ... 88

Gambar 4.9 Caption Sebelum Revisi ... 89

Gambar 4.10 Caption Setelah Revisi ... 89

Gambar 4.11 Nama Tokoh Sebelum Revisi ... 90

Gambar 4.12 Nama Tokoh Setelah Revisi ... 90

Gambar 4.13 Penjelasan Sebelum Revisi ... 91

Gambar 4.14 Penjelasan Setelah Revisi ... 91

Gambar 4.15 Dialog Sebelum Revisi ... 92

Gambar 4.16 Dialog Setelah Revisi ... 92

Gambar 4.17 Ekspresi Sebelum Revisi ... 93

(19)

xix

Gambar 4.19 Air Sebelum Revisi ... 94

Gambar 4.20 Air diberi sampah Setelah Revisi ... 94

Gambar 4.21 Air Sebelum Revisi... 95

Gambar 4.22 Air diberi sampah Setelah Revisi ... 95

Gambar 4.23 Background Sebelum Revisi ... 96

Gambar 4.24 Background Setelah Revisi ... 96

Gambar 4.25 Sampah dan Air Sebelum Revisi ... 97

Gambar 4.26 Sampah dan Air Setelah Revisi ... 97

Gambar 4.27 Keterangan Jenis Sampah Sebelum Revisi ... 98

Gambar 4.28 Keterangan Jenis Sampah Setelah Revisi ... 98

Gambar 4.29 Keterangan Jenis Sampah Sebelum Revisi... 99

Gambar 4.30 Keterangan Jenis Sampah Setelah Revisi ... 99

Gambar 4.31 Cover Sebelum Revisi ... 93

Gambar 4.32 Cover Setelah Revisi ... 93

Gambar 4.33 Diagram Batang Rekapitulasi Hasil Validasi ... 105

Gambar 4.34 Ilustrasi yang Digunakan dalam Buku Cerita ... 109

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Guru Kelas II A ... 121

Lampiran 2. Hasil Validasi Dosen Ahli ... 123

Lampiran 3. Hasil Validasi Guru Kelas II A ... 129

Lampiran 4. Hasil Validasi Siswa Kelas II A ... 132

Lampiran 5. HasilUji Coba Produk 6 Siswa ... 134

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian ... 146

Lampiran 7. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 147

Lampiran 8. Dokumentasi ... 148

Lampiran 9. Buku Cerita Bergambar (Dicetak Terpisah) ... 150

(21)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Anak-anak merupakan individu yang harus dibentuk sejak dini. Terutama dalam hal membaca yang dimana melihat kenyataan di Indonesia minat baca masyarakat sangatlah rendah. Minat baca masyarakat Indonesia dikatakan rendah karena menurut data Bank Dunia tahun 1998 menginformasikan bahwa anak-anak Indonesia berada pada level paling rendah dengan nilai 51,7 dan nilai tersebut di bawah Filipina, Thailand dan Singapura (Siswanti, 2010: 124). Sedangkan BPS tahun 2006 mempublikasikan bahwa membaca bagi masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan tersebut sebagai sumber untuk mendapatkan informasi, masyarakat lebih memiliki menonton televisi (85,9%) dan mendengarkan radio (40,3%) dari pada membaca (23,5%) (Siswanti, 2010: 124). Budaya membaca sangat penting ditanamkan demi kemajuan sumber daya masyarakat (SDM). Salah satu yang terlihat adalah terbatasnya buku-buku bacaan yang bervariasi atau buku bacaan yang menarik minat baca anak. Sementara siswa SD terutama kelas bawah lebih tertarik kepada buku bacaan yang memiliki banyak gambar dari pada banyak tulisan. Hal ini terbukti dari hasil observasi yang dilakukan di kelas II A SD Negeri Babarsari. Peneliti melakukan observasi dengan melakukan pengamatan didalam kelas yang dimana minat baca mereka terhadap buku cerita bergambar sangat tinggi.

Pada masa anak-anak, usaha pembentukan dalam arti peletakan pondasi minat yang baik dapat dimulai sejak kira-kira umur dua tahun, yaitu sesudah anak

(22)

mulai dapat mempergunakan bahasa lisan (memahami yang dikatakan dan berbicara), walaupun masih pada taraf bahasa yang jauh dari sempurna menurut ukuran dewasa (Tampubolon, 1987: 229).

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencangkup isi, memahami makna bacaan. Apabila kemampuan membaca anak sangat baik, otomatis mereka akan cepat menyerap setiap informasi dan pengetahuan dari luar (Putro, 2011: 1). Cara-cara membaca yang paling efisien dan efektif untuk menemukan informasi fokus diperlukan teknik-teknik yang umum ialah: baca-pilih, baca lompat, baca layap, dan baca tatap, disamping itu dalam membaca untuk studi, ada dua metode yang biasanya dipergunakan, yaitu CATU (Cari, Tulis Kembali, Uji) dan SURTABAKU (Survei, Tanya, Baca, Katakan, Ulang) (Tampubolon, 1987: 244).

Pada hakikatnya cerita pada anak memiliki sifat yang khas dibandingkan dengan cerita orang dewasa pada umumnya. Tema-tema yang sering digunakan untuk para pembaca anak-anak belum tentu disajikan untuk dewasa bahkan sebaliknya. Dalam sebuah cerita terjadi penyampaian informasi antara penulis kepada sasaran baca yaitu anak-anak, melalui sebuah cerita (Nufus, 2013: 3). Untuk dapat menarik keinginan anak dalam menumbuhkan minat bacanya adalah dengan cara menggunakan media.

Salah satu contohnya adalah media buku cerita yang bergambar. Menurut Nurgiyanto (2010: 152) buku bergambar merupakan salah satu strategi dalam mmenarik perhatian anak dan pembaca pada umumnya. Kebiasaan anak dekat dengan buku bergambar akan menimbulkan keaktifan membaca yang dapat

(23)

menumbuhkan/meningkatkan kebiasaan membaca anak (Astuti, 2012: 2). Gambar digunakan untuk memperkaya teks, mengkonkretkan karakter dan alur secara naratif serta digunakan sebagai daya tangkap dan imajinasi anak terhadap narasi teks yang masih terbatas, selain itu kegiatan membaca buku bergambar akan membantu anak lebih memahami hubungan cerita dan gambar juga menanamkan kesadaran pada diri anak akan pentingnya aktifitas membaca untuk dapat memperoleh informasi (Astuti, 2012: 1-2).

Menurut peneliti dengan buku bergambar diharapkan mampu merangsang imajinasi anak dan membantu anak dalam memperkaya imajinasinya. Buku cerita bergambar untuk anak usia SD kelas bawah identik dengan lebih banyak gambar dari pada tulisan dan pada umumnya jika ditulis hanya dengan menggunakan kalimat yang singkat serta kata-kata yang mudah dapat lebih dimengerti dan diserap dibandingakan dengan banyak kata-kata dan sedikit gambar yang seharusnya digunakan untuk anak usia SD kelas atas yang memiliki tingkat bahasa lebih tinggi dan lebih cepat memahami.

Pendidikan lingkungan hidup merupakan bagian yang penting di dalam hidup yang berkelanjutan. Dalam rangka menyadarkan pentingnya arti lingkungan hidup bagi semua maka perlu adanya pemahaman pengetahuan lingkungan hidup sejak awal, pengetahuan lingkungan hidup perlu diberikan kepada generasi penerus dan pewaris bangsa melalui pendidikan tentang lingkungan hidup yang diberikan dalam bentuk mata pelajaran disekolah (WA, 2010: 82). Kualitas lingkungan yang semakin menurun diyakini memicu berbagai masalah dan bencana yang memerlukan terlibatan manusia dalam upaya pemecahannya, kemampuan

(24)

memecahkan masalah merupakan perilaku yang penting bagi keberhasilan pendidikan lingkungan hidup (PLH) yang berkelanjutan (enviromental education for sustainability) kenyataan di lapangan seiring perkembangan kehidupan modern tidak selalu dibarengi dengan kesiapan dalam hal kemampuan umat manusia untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan (Purwanto, 2012: 56).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada wali kelas II A SD Negeri Babarsari pada tanggal 16 September 2016, yang menunjukkan bahwa masih ada sedikitnya dua siswa yang masih belum lancar membaca. Selain itu peneliti juga melihat antusias siswa-siswi kelas II A sangat besar terhadap buku cerita bergambar. Mereka selalu meminta izin kepada guru untuk membaca buku cerita yang ada dikelas jika mereka telah selesai mengerjakan tugas yang diberikan untuk mengisi waktu kosong. Dalam hal ini juga, wali kelas II A mengatakan bahwa ketersediaan buku untuk belajar membaca dalam bentuk buku cerita bergambar masih sangat kurang terutama yang berbasis tentang lingkungan hidup sementara ketertarikan siswa kelas rendah terhadap cerita bergambar sangat tinggi. Buku cerita yang tersedia di sekolah juga kebanyakan yang lebih banyak tulisan dari pada gambarnya, hal ini yang menyebabkan anak tidak benar-benar memahamai apa maksud dari bacaan tersebut karena mereka terlalu fokus dan terlalu tertarik dengan gambarnya saja. Selain hasil dari wawancara kepada wali kelas, peneliti juga mendapati beberapa anak terlihat masih kurang menyadari pentingnya lingkungan disekitar mereka. Hal ini menyebabkan perlu dilakukan

(25)

peningkatan atau perubahan dalam media pembelajaran terutama pada buku cerita bergambar yang berbasis lingkungan.

Berdasarkan temuan hasil analisis kebutuhan melalui wawancara dan observasi saat PPL yang dilakukan oleh peneliti maka peneliti ingin mengembangkan buku cerita bergambar yang berbasis pendidikan lingkungan hidup. Diharapkan buku cerita ini dapat membantu menyadarkan pentingnya menjaga lingkungan hidup dan diharapkan siswa lebih memperkaya imajinasi dan kreativitasnya melalui buku cerita bergambar. Selain itu juga diharapkan buku cerita bergambar yang dikembangkan ini mampu mendorong siswa untuk dapat turut serta dalam menciptakan sekolah adiwiyata dan dapat mendukung program literasi di sekolah. Untuk itu peneliti mengambil judul “Pengembangan Buku

Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Siswa Kelas II A SD Negeri Babarsari”.

Pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup ini diharapkan dapat dijadikan sumber pembelajara bagi guru dalam memperkenalkan pendidikan lingkungan hidup dalam bentuk buku cerita bergambar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas II A SD Negeri Babarsari?

(26)

2. Bagaimana kualitas produk buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup yang layak untuk pembelajaran membaca siswa kelas II A SD Negeri Babarsari?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian pengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup adalah :

1. Menjelaskan bagaimana pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas II A SD Negeri Babarsari.

2. Mendeskripsikan bagaimana kualitas pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas II A SD Negeri Babarsari.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan mampu mendorong dan memotivasi siswa untuk lebih mengetahui lebih dalam tentang pendidikan lingkungan hidup melalui buku cerita bergambar. Hasil dari produk penelitian ini berupa buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk siswa kelas rendah (dua). Dengan belajar menggunakan buku cerita bergambar ini, diharapkan juga siswa dapat dengan lebih muda untuk meningkatkan kemampuan membacanya terutama bagi

(27)

siswa yang belum bisa membaca karena buku ditunjang dengan gambar-gambar yang dapat menarik minat belajar membacanya.

1.4.2 Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan mampu membuat guru untuk menggunakan buku cerita bergambar sebagai acuan atau media dalam mengajar. Buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup ini dapat menambah panduan guru dalam memvariasikan kegiatan pembelajaran membaca dikelas agar dapat lebih mudah dipahami siswa SD.

1.4.3 Bagi Sekolah

Sekolah dapat menggunakan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup ini sebagai acuan untuk dapat lebih mengembangkan dan menyediakan ketersediaan buku cerita bergambar dalam pembelajaran membaca bagi siswa kelas rendah terutama bagi kelas II SD yang membahas tentang lingkungan hidup.

1.4.4 Bagi prodi PGSD

Penelitian pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan buku cerita bergambar berupa sebuah modul untuk pembelajaran membaca kelas II SD.

1.4.5 Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti dalam mengembangkan buku cerita bergambar khususnya untuk mengembangkan buku cerita bergambar yang berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca. Sebagai seorang

(28)

calon guru peneliti mengharapkan agar anak dapat terbantu dalam pembelajaran membaca melalui buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup ini.

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Buku cerita bergambar adalah buku-buku bergambar yang mengandung ilustrasi yang sangat dinikmati terutama membantu anak untuk lebih mudah memahami hubungan cerita dan gambar. Selain itu juga dapat merangsang imajinasi anak dalam memperkaya imajinasinya.

1.5.2 Pendidikan Lingkungan Hidup adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan dan segala masalah yang berkaitan dengan lingkungan.

1.5.3 Membaca adalah kegiatan yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis dalam media tulisan. Terutama dalam menemukan informasi yang diperlukan.

1.6 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah :

1.6.1 Bersifat kontekstual (mengaitkan dengan lingkungan sekitar anak).

1.6.2 Mengandung kegiatan siswa yang variatif dan sesuai dengan perkembangan bahasa anak.

1.6.3 Buku cerita bergambar selain dilengkapi dengan modul yang sangat disukai anak-anak.

(29)

1.6.4 Buku cerita dibuat full color untuk menarik minat anak. 1.6.5 Buku cerita menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

1.7 Analisis Kebutuhan

Langkah awal penelitian pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca kelas rendah (dua) ini adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan ini didapatkan dari hasil wawancara (wawancara terlampir). Analisis kebutuhan ini dilakukan di SD Negeri Babarsari yang beralamat di Jl. Babarsari, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Wawancara dilakukan dan ditujukan kepada wali kelas II A pada tanggal 16 September 2016. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan membaca kelas II terutama dikelas II A dalam pembelajaran membaca. Selain itu juga wawancara ini untuk mengetahui sejauh mana ketersediaan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup sebagai penunjang pembelajaran membaca di SD tersebut. Hal ini bertujuan agar buku cerita bergambar yang dikembangkan oleh peneliti dapat membantu dan memudahkan siswa dalam memahami tentang pendidikan lingkungan hidup. Selain itu juga sebagai media dalam membantu siswa yang belum lancar membaca.

(30)

10 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pendidikan Lingkungan Hidup

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, pendidikan merupakan wahana yang paling tepat dalam memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tentang kepedulian lingkungan kepada manusia. Pendidikan berperan serta dalam menjaga lingkungan, pendidikan lingkungan hidup melalui pendidikan ditunjukkan dengan adanya kerjasama antara Kementrian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 2006 mencanangkan Program Adiwiyata sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman (memorandum of undestanding) pada tanggal 3 Juni 2005 antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional (Afandi, 2013: 100).

Menurut Frederick J. Mc Donald (dalam Kurniawan, gurupendidikan.com) menyatakan pendapat bahwa pendidikan adalah suatu proses menuju tujuan untuk mengubah sifat manusia atau peserta didik. Menurut Carter V. Good (dalam Kurniawan, gurupendidikan.com) menafsirkan pendidikan sebagai proses pengembangan keterampilan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Proses di mana seseorang dipengaruhi oleh lingkungan, terutama di lingkungan sekolah sehingga mencapai keterampilan sosial dan dapat mengembangkan kepribadiannya.

(31)

Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia didunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total (keseluruhan) dan masalah yang berkaitan dengannya, serta masyarakat yang memiliki pengetahuan, sikap dan tingkah laku, motivasi, dan komitmen untuk bekerja sama, baik secara individu maupun secara kolektif (Wulandari, 2016: 1154). Pendidikan lingkungan hidup memasukkan aspek afektif yaitu tingkah laku, nilai dan komitmen yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang berkelanjutan. Pencapaian tujuan afektif ini biasanya sukar dilakukan (Wulandari, 2016: 1154). Visi pendidikan lingkungan hidup yaitu: Terwujudnya manusia Indonesia yang memiliki pengetahuan, kesadaran dan keterampilan untuk berperan aktif dalam melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup (Widodo, 2015: 68).

Sekolah Dasar sebagai salah satu lembaga formal, memiliki peran yang sangat penting dalam rangka membantu terwujudnya program adiwiyata. Program adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma-norma dalam kehidupan yang antara lain meliputi: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingungan hidup dan sumber daya alam. Pelaksanaan adiwiyata itu sendiri secara langsung berhubungan dengan siswa melalui pendidikan berbasis lingkungan hidup. Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan (Agustiningsih, 2015: 178). Tujuan program adiwiyata adalah mewujudkan warga

(32)

sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan program adiwiyata maka ditetapkan 4 komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh yang meliputi (1) kebijakan berwawasan lingkungan; (2) pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, (3) kegiatan lingkungan berbasis partisipatif; dan (4) pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan (Agustiningsih, 2015: 178).

Empat aspek yang harus menjadi perhatian sekolah untuk dikelola dengan cermat dan benar apabila mengembangkan program adiwiyata yakni : kebijakan, kurikulum, kegiatan, dan sarana prasarana. Sehingga secara terencana pengelolaan aspek-aspek tersebut harus diarahkan pada indikator yang telah ditetapkan dalam program adiwiyata (Istiadi, 2015: 5) :

1. Kebijakan sekolah peduli dan berbudaya, lingkungan 2. Kurikulum berbasis lingkungan

3. Kegiatan berbasis partisipatif

4. Sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan

Peradaban manusia dalam setiap periode waktu yang dilewati terus mengalami perubahan dan kemajuan seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Perubahan yang terjadi ini selain memberikan manfaat positif juga dapat berdampak negatif. Salah satu dampak yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampak bagi lingkungan yang ada disekitar manusia itu sendiri (Purwanto, 2012: 55). Masalah yang menyangkut lingkungan dari waktu ke waktu dirasakan

(33)

semakin sulit dan kompleks, sementara kemampuan manusia untuk mengatasi masalah lingkungan tidak meningkat dan berkembang secara signifikan dengan meningkat dan kompleksnya masalah lingkungan itu sendiri (Purwanto, 2012: 55).

Manusia dapat memahami lingkungan hidup berdasarkan pandangan-pandangan tentang lingkungan hidup yang berkembang ditengah-tengah hidupnya. Berbagai pandangan tentang hidup terdapat hubungan yang tak dapat dipisahkan. Hal ini didukung berdasarkan atas kesadaran, bahwa lingkungan hidup merupakan tempat tinggal sekaligus sumber kehidupan bagi manusia. Hidup manusia didunia mempunyai hubungan dengan tumbuhan, hewan, dan benda-benda disekitarnya.

Permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini sangat penting untuk segera ditindak lanjuti dan menjadi tanggung jawab setiap masyarakat. Terutama kepada para generasi muda bangsa yang sebaiknya ditanamkan sejak dini. Sekolah dasar merupakan tempat atau wadah awal untuk mengenalkan pentingnya pendidikan lingkungan hidup demi keberlangsungan kehidupan dibumi. Dengan adanya pendidikan lingkungan hidup diharapkan bisa menciptakan sekolah atau lingkungan yang hijau. Maka pendidikan lingkungan hidup sangat perlu untuk diterapkan dan dibiasakan kepada siswa disekolah dasar sejak dini agar ketika mereka sudah berada di masyarakat dapat mengetahui dan memahami bagaimana menjadi masyarakat yang baik.

Lingkungan hidup merupakan semua benda dan juga kondisi termasuk di dalamnya manusia juga aktifitasnya yang terdapat ruang yang dimana manusia

(34)

berada serta mempengaruhi kelangsungan hidup dan juga kesejahteraan hidupnya. Menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup Nomor. 23 Thn 1997 Pasal 1 yang kemudian disempurnakan oleh Undang-Undang No. 32 Thn 2009, keduanya itu mendefinisikan mengenai pengertian lingkungan hidup ialah sebagai berikut : “Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, serta juga makhluk hidup termasuk manusia dan juga perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan serta juga kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain” (Setiawan, dalam gurupendidikan.com). Selanjutnya didalam UU No. 32 Tahun 2009, pengertian lingkungan hidup tersebut diperjelas lagi dengan pasal mengenai pengendalian lingkungan hidup ialah sebagai berikut: “Pengendalian pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup tersebut dilaksanakan didalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup” (Setiawan, dalam gurupendidikan.com). Lingkungan hidup didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Dari penjelasan yang telah dipapakan di atas, dapat diambil kesimpulan mengenai Pendidikan Lingkungan Hidup dan Adiwiyata adalah dapat diharapkan menjadi salah satu alternatif solusi yang efektif dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap pelestrian dan fungsi lingkungan hidup. Adiwiyata merupakan batu loncatan bagi siswa atau generasi muda sekarang untuk dapat menjaga kelestarian dan pentingnya lingkungan hidup untuk

(35)

kehidupan yang berkelanjutan. Program adiwiyata ini juga dapat menumbuhkan niat siswa untuk menumbuhkan kecintaan akan lingkungan sejak dini.

2.1.2 Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup

Tujuan pendidikan lingkungan hidup adalah mendorong dan memberikan kesempatan kepada masyarakat memperoleh pengetahuan keterampilan dan sikap yang pada akhirnya dapat menumbuhkan kepedulian, komitmen untuk melindungi, memperbaiki serta memanfaatkan lingkungan hidup secara bijaksana, turut menciptakan pola perilaku baru yang bersahabat dengan lingkungan hidup, mengembangkan etika lingkungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup. Sesuai dengan tujuan pendidikan lingkungan hidup, maka disusunlah kebijakan pendidikan lingkungan hidup di Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan iklim yang mendorong semua pihak berperan dalam pengembangan pendidikan lingkungan hidup untuk pelestarian lingkungan hidup (Widodo, 2015: 69).

Menurut buku pedoman adiwiyata, tujuan pendidikan lingkungan (Ariffandi, 2012: 7) :

a. Pengetahuan/pengertian dan kesadaran

Hendaknya para siswa memperolah pengertian dan fakta-fakta tentang sistem ekologis agar tercapai kesadaran dalam menghargai dan memberikan apresiasi akan pentingnya lingkungan bagi manusia dan sebaliknya.

b. Sikap dan nilai

Agar para siswa menyadari sikapnya, keinginan dan kebutuhannya yang berkenaan dengan lingkungan alam dan buatan.

(36)

c. Ketrampilan/skill

Agar para siswa dapat mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan mengambil keputusan yang berguna dalam mengembangkan penyelesaian yang berhubungan dengan masalah-masalah lingkungan

d. Aksi dan partisipasi

Agar para siswa dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilannya untuk memecahkan masalah-masalah lingkungan dan mecegah terjadinya masalah-masalah lingkungan yang baru.

Menurut Soeriatmadja dalam buku pedoman adiwiyata, pendidikan lingkungan hidup harus mengandung beberapa tujuan yaitu (dalam Ariffandi, 2012: 7) :

a. Membantu siswa untuk memiliki kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan hidup dan sumber daya alam secara totalitas.

b. Membantu siswa memiliki pemahaman dasar tentang hubungan timbal balik lingkungan hidup dan sumber daya alam dengan manusia.

Pada hakikatnya, tujuan pendidikan lingkungan hidup adalah mendorong dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang pada akhirnya dapat menumbuhkan kepedulian, komitmen untuk melindungi, memperbaiki serta memanfaatkan lingkungan hidup secara bijaksana dan memperbaiki kualitas hidup.

(37)

2.1.3 Buku Cerita Anak Bergambar 2.1.3.1 Pengertian Buku Cerita Bergambar

Gambar memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Gambar dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Gambar juga dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara materi pelajaran dengan dunia nyata. Menurut Nur’ aini, Farida (2010: 12) menyatakan bahwa “alam pikir anak adalah gambar”. Dengan perkataan lain alam pikir anak adalah bahasa gambar. Semua informasi yang dia terima, akan dia pikirkan di pikirannya dalam bentuk nyata, bentuk yang sesuai dengan pemikirannya sendiri. Agar gambar dapat menjadi efektif sebaiknya buku cerita bergambar dapat diletakkan pada konteks yang lebih bermakna.

Menurut Rampan (2012: 73) bahwa cerita anak-anak adalah cerita yang sederhana dan kompleks. Menurut Nurgiyantoro (2010:154) gambar dalam buku mengandung cerita. Buku bergambar banyak mengandung ilustrasi dan penting untuk dinikmati dalam cerita. Buku cerita bergambar yang dimana fungsi gambarnya hanya membantu dan lebih memperjelas atau menekankan dari teks cerita. Ilustrasi dalam buku cerita yang bergambar dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk tokoh, setting, dan perasaan tokoh didalam cerita. Buku cerita bergambar yang memiliki bahasa yang baik, gambar yang menarik, penampilan fisik buku yang bagus dapat menarik dan memotivasi anak untuk membaca buku tersebut. Sebaliknya jika ilustrasi gambar dan bahasa yang asal-asalan, maka anak akan mendapatkan pengalaman bahwa membaca itu membosankan (Priyono, 2006: 3). Sebuah cerita yang bergambar akan menjadi menarik jika kisah cerita

(38)

dan gambar terstruktur dan saling mengisi sehingga tidak ada bagian yang terasa kurang atau berlebihan.

Kebiasaan anak dekat dengan buku bergambar akan menimbulkan keaktifan membaca yang dapat menumbuhkan atau meningkatkan kebiasaan membaca pada anak karena buku bergambar dirancang sebaik mungkin untuk menarik anak agar memiliki minat baca yang besar. Buku cerita bergambar yang memiliki karakter yang hidup dan jelas serta masuk akal membantu anak untuk dapat meningkatkan kemampuan menalar dan berimajinasi. Buku gambar memiliki efek visualisasi yang dapat merangsang mata untuk menikmati gambar dan memahami teks yang memberi penjelasan pada gambar.

Berdasarkan teori-teori yang sudah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar mampu menarik minat baca anak jika dibuat semenarik dan semudah mungkin. Selain itu juga dapat membantu anak untuk memperkaya imajinasinya.

2.1.3.2 Pilar – Pilar Cerita

Menurut Rampan (2012: 73) bahwa sebuah cerita sebenarnya terdiri dari beberapa pilar-pilar yaitu (1) tema, (2) tokoh, (3) latar, (4) alur, dan (5) gaya.

1. Tema merupakan rancang bangun cerita yang dikehendaki pengarang harus dilandasi amanat, yaitu pesan moral yang ingin disampaikan kepada pembaca. Namun, amanat ini harus dijalin secara menarik, sehingga anak-anak tidak merasa sedang membaca wejangan moral. Pembaca dihadapkan pada sebuah cerita yang menarik dan menghibur, dan dari bacaan itu anak-anak atau orang tua mereka dapat membangun

(39)

pengertian dan menarik kesimpulan tentang pesan yang hendak disampaikan pengarang. Umumnya tema yang dinyatakan secara terbuka dan gamblang tidak akan menarik minat pembaca.

2. Pilar kedua adalah tokoh. Secara umum, tokoh dapat dibagi dua yaitu tokoh utama (protagonis) dan tokoh lawan (antagonis). Tokoh utama ini biasanya disertai dengan tokoh-tokoh sampingan yang umumnya ikut serta dan menjadi bagian kesatuan cerita. Sebagai tokoh bulat, tokoh utama ini mendapat porsi paling istimewa dibandingkan dengan tokoh-tokoh sampingan. Kondisi fisik atau karakternya digambarkan secara lengkap, sebagaimana manusia sehari-hari. Disamping itu, seiring pula dihadirkan tokoh datar, yaitu tokoh yang ditampilkan secara satu isi (baik atau jahat), sehingga dapat melahirkan tanggapan memuja atau membenci dari para pembaca. Penokohan harus memperlihatkan perkembangan karakter tokoh.

3. Pilar ketiga adalah latar. Peristiwa-peristiwa di dalam cerita dapat dibangun dengan menarik jika penempatan latar waktu dan tempatnya dilakukan secara tepat, karena latar berhubungan dengan tokoh, dan tokoh berkaitan erat dengan karakter. Bangunan latar yang baik menunjukan bahwa cerita tertentu tidak dapat dipindahkan ke kawasan lain, karena latarnya tidak menunjang tokoh dan peristiwa-peristiwa khas yang hanya terjadi di suatu latar tertentu saja. Dengan kata lain, latar menunjukan keunikan tersendiri dalam rangkaian kisah, sehinggga mampu membangun tokoh-tokoh spesifik dengan sifat-sifat tertentu yang

(40)

hanya ada pada kawasan tertentu itu. Dengan demikian, tampak latar memperkuat tokoh dan mengidupkan peristiwa-peristiwa yang dibina di dalam alur, menjadikan cerita spesifik dan unik.

4. Alur merupakan pilar keempat. Alur menuntut kemampuan utama pengarang untuk menarik minat pembaca. Secara sederhana, alur dapat dikatakan sebagai rentetan peristiwa yang terjadi di dalam cerita. Alur dapat dibina secara lurus, dimana cerita dibangun secara kronologis. Peristiwa-peristiwa demi peristiwa berkaiatan langsung satu sama lain hingga cerita berakhir. Alur juga dapat dibangun secara episodik, dimana cerita diikat oleh episode-episode tertentu, dan pada setiap episodenya ditemukan gawatan, klimaks dan leraian. Alur juga dapat dibangun dengan sorot balik atau maju. Sorot balik adalah paparan informasi atau peristiwa yang terjadi di masa lampau, dikisahkan kembali dalam situasi masa kini, sementara alur maju merupakan wujud ancang-ancang untuk menerima peristiwa-peristiwa tertentu yang nanti akan terjadi.

5. Pilar kelima adalah gaya. Disamping pilar-pilar lainnya, gaya menentukan keberhasilan sebuah cerita. Secara tradisional dikatan bahwa keberhasilan sebuah cerita bukan pada apa yang dikatakan, tetapi bagaimana mengatakannya. Kalimat-kalimat yang enak dibaca, ungkapan-ungkapan yang baru dan hidup, suspence yang menyimpan kerahasiaan, pemecahan persoalan yang rumit namun penuh tantangan, pengalaman-pengalaman baru yang bernuansa kemanusiaan, dan sebagainya merupakan muatan gaya yang membuat pembaca terpesona.

(41)

Disamping sebagai tanda seorang pengarang, gaya tertentu mampu menyedot perhatian pembaca untuk terus membaca.

Kelima pilar-pilar tersebut diatas mendasari peneliti dalam menyusun kerangka buku cerita bergambar yang berbasis pendidikan lingkungan hidup. Pembuatan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup yang dikembangkan oleh peneliti adalah tema yang dekat dan sangat dikenal anak dan juga berhubungan dengan lingkungan hidup yaitu dengan tema: banjir, yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh cerita yang akan membuat cerita menjadi hidup, memiliki latar cerita yang dekat dengan dunia anak-anak dan mudah dimengerti, alur yang digunakan dalam pembuatan buku ceita bergambar ini memiliki alur maju yang dimulai dari adanya permasalahan, sebab dan akibat dan yang terakhir penyelesaian dari permasalahan yang ada didalam cerita, dan pada pilar yang terakhir yaitu gaya, peneliti membuat buku cerita memiliki daya tarik yang tinggi terhadap pembaca kelas rendah dengan menghadirkan banyaknya gambar dari pada tulisan dan menggunakan warna buku yang cerah. Hal ini dilakukan agar mampu menarik minat pembaca untuk membacanya.

2.1.4 Karakteristik Perkembangan Anak 2.1.4.1 Tahap Perkembangan Anak

Sudah sejak berabad-abad para ilmuwan dan para ahli memperhatikan seluk beluk kehidupan anak, khususnya dari sudut perkembangannya, untuk mempengaruhi proses-proses perkembangan agar mencapai tumbuh kembang yang diinginkan. Anak harus tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang matang, yang sanggup dan mampu mengurus dirinya sendiri dan tidak

(42)

senantiasa bergantung kepada orang lain atau bahkan menimbulkan masalah bagi keluarga, kelompok atau masyarakat (Gunarsa, 2008: 16). Perkembangan manusia tersebut dapat dicapai secara maksimal apabila lingkungannya juga mendukung dalam setiap tahap pekembangannya.

Kunci untuk memahami perkembangan anak adalah “keseluruhan”. Perkembangan anak mengacu pada proses dimana seorang anak tumbuh dan mengalami berbagai perubahan dalam hidupnya. Perkembangan tersebut ditentukan secara genetik, serta dipengaruhi dan dimodifikasi oleh berbagai faktor lingkungan seperti nutrisi, kondisi hidup dan segala hal yang dialami pada setiap tahap kehidupan (Meggitt, 2012: 1).

Menurut Piaget, kemampuan kognitif yang memungkinkan pembentukan pengertian, berkembang dalam dua periode utama yang mencangkup empat tahapan – tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasi konkret dan tahap operasional formal (Hurlock, 1989: 39).

Selama tahap sensorimotor perkembangan kognitif, anak mulai mengembangkan pengertian akan dirinya sebagai terpisah dan berbeda dari lingkungan, hubungan sebab akibat, waktu dan ruang. Tahap sensorimotor berlangsung sejak lahir hingga saat anak berusia 2 tahun (Hurlock, 1989: 39). Pada tahap ini Piaget mengatakan ada enam sub tahap yaitu: penggunaan refleks-refleks awal, reaksi siklus primer, reaksi siklus sekunder, koordinasi skemata sekunder, reaksi sikluas tersier, dan representasi simbolik. Intelegensi pada tahap ini berdasarkan pada pengalaman perseptual (Salkind, 2009: 328).

(43)

Tahap praoperasional perkembangan kognitif yang berlangsung sejak usia 2 hingga 6 tahun, merupakan saat anak mampu menggunakan bahasa dan pemikiran simbolik. Hal ini tampak dalam permainan imajinatif mereka. Saat ini merupakan saat pemikiran egosentris; anak tidak mampu menerima pandangan orang lain dan tidak mampu memecahkan masalah-masalah yang melibatkan konsep-konsep bilangan atau kelas-kelas benda (Hurlock, 1989: 39). Karakteristik dari tahap ini adalah munculnya sistem bahasa yang canggih, penalaran egosentris, dan pemikiran yang terbatas pada persepsi indra (Salkind, 2009: 328).

Tahap ketiga dari perkembangan kognitif ialah tahap operasi konkret, yang berlangsung sejak anak berusia 6 tahun hingga 11 atau 12 tahun. Pada waktu ini konsep yang samar-samar dan tidak jelas dari masa prasekolah menjadi lebih konkret dan spesifik. Ini memungkinkan anak memulai berpikir secara deduktif, membentuk konsep ruang dan waktu, dan menggolong-golongkan objek. Mereka mampu mengambil peran orang lain dan hal ini membuka jalan ke pengertian tentang realitas yang lebih besar (Hurlock, 1989: 39). Tahap ini memungkinkan perkembangan pemikiran yang dijalankan secara terbalik, operasi-operasi logis, konvervasi, kemampuan untuk memecahkan masalah konkret dan pemikiran berbasis pengalaman (Salkind, 2009: 328).

Dalam tahap keempat dan terakhir dari perkembangan kognitif, tahap operasi formal, yang dimulai sekitar usia 11 atau 12 tahun dan terus berlanjut, anak mampu mempertimbangkan semua kemungkinan dalam memecahkan masalah dan mampu menalar atas dasar hipotesis dan dalil. Pemikiran anak menjadi lebih luwes dan konkret dan mereka mampu menggabungkan informasi dari sejumlah

(44)

sumber yang berbeda (Hurlock, 1989: 39). Karakteristik dari tahap ini adalah kemampuan untuk merumuskan dan menguji hipotesis – deduktif, dan pemikiran yang tidak lagi terikat dengan persepsi indra (Salkind, 2009: 328).

Peneliti menyusun buku cerita dengan mempertimbangkan perkembangan kognitif operasional konkret yang menurut peneliti sangat dekat dengan lingkungan sekitar anak yang dapat diraba dan dilihat secara nyata dalam bentuk asli. Maka diharapkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup ini disusun dengan kontekstual atau nyata dengan lingkungan anak sehingga mempermudah anak untuk cepat memahaminya.

2.1.4.2 Karakteristik Anak SD Kelas Rendah

Sekolah Dasar (SD) sebagai jenjang pendidikan terendah dalam hierarki sistem pendidikan di Indonesia berfungsi untuk menanaman kemampuan dan keterampilan agar dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, sekolah dasar juga berfungsi untuk memberi bekal yang cukup kepada siswa dalam mengembangkan diri sesuai dengan potensi diri dan lingkungan yang ada (Febriani, 2012: 2).

Tahap sekolah dasar merupakan salah satu tahap yang akan dilalui setelah mendapatkan pendidikan awal yaitu play group dan TK. Tingkat kelas di sekolah dasar dibagi menjadi 2 tingkat yaitu kelas rendah / bawah dan kelas tinggi / atas. Kelas rendah yaitu kelas 1, 2, dan 3 sedangkan kelas tinggi 4, 5, dan 6. Anak-anak yang berada pada kelas rendah memiliki kisaran usia 6 / 7 tahun hingga 9 / 10 tahun sedangkan anak-anak yang berada pada kelas tinggi memiliki kisaran usia 9 / 10 tahun hingga 12 / 13 tahun. Anak yang berada pada kelompok ini masih

(45)

termasuk dalam masa usia yang dini. Masa usia ini merupakan masa yang pendek bagi seorang anak akan tetapi sangat penting bagi kehidupan dan perkembangannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Tugas-tugas perkembangan pada anak-anak pada kelompok umur 6 sampai 12 tahun (Gunarsa, 1981: 63) :

1. Belajar kemampuan-kemampuan fisik yang diperlukan agar bisa melaksanakan permainan atau olah raga yang biasa.

2. Membentuk sikap-sikap tertentu terhadap dirinya sebagai pribadi yang sedang tumbuh dan berkembang.

3. Belajar bergaul dengan teman-teman seumurnya.

4. Memperkembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan menghitung.

5. Memperkembangkan nurani, moralitas dan skala nilai. 6. Memperoleh kebebasan pribadi.

7. Membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan institusi. Karakteristik anak dimasa kelas rendah adalah (1) memiliki hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah; (2) cenderung suka memuji diri sendiri; (3) kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, maka tugas/pekerjaan tersebut dianggap tidak penting; (4) suka membandingkan dirinya dengan anak lain jika itu menguntungkan dirinya; (5) suka meremehkan orang lain (Purwanti, 2015: 2).

(46)

Untuk mengajarkan pendidikan berbasis lingkungan hidup terhadap siswa kelas rendah sebaiknya mereka diminta menyebutkan contoh-contoh yang ada disekitarnya. Seperti contohnya diajak untuk melakukan pembelajaran diluar kelas atau dengan memberikan praktek langsung dilapangan untuk dapat mengenal lebih dalam tentang lingkungan hidup. Adapun kegiatan atau program yang dapat dilakukan oleh guru disekolah seperti membersihkan kelas, jumat bersih dengan melakukan kerja bakti, menanam tanaman, pohon, bunga, sayuran, memberikan pupuk, menyiram, bahkan mengajarkan siswa membuang sampah pada tempatnya dengan cara paling mudah dengan memberikan tulisan “buanglah sampah disini”. Kelas rendah lebih membutuhkan cara-cara sederhana dalam menanamkan pendidikan berbasis lingkungan hidup, yang dimulai dari diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat sekitar (Widodo, 2015: 64).

2.1.5 Membaca

2.1.5.1 Pengertian Membaca

Membaca merupakan interaksi antara pembaca dan penulis. Pembaca hanya dapat berkomunikasi dengan karya tulis yang digunakan oleh pengarang sebagai media untuk menyampaikan perasaan dan pengalamannnya. Menurut Haryadi (dalam Mugiharto 2015: 13) pengertian membaca dapat dibagi menjadi tiga, yaitu (1) pengertian sempit, maksudnya membaca hanya sebagai proses pengenalan simbol-simbol tertulis, (2) pengertian agak luas, maksudnya membaca selain sebagai proses pengenalan simbol-simbol tertulis juga sebagai proses pemaduan atau penataan berbagai unsur makna menjadi satu kesatuan ideal, dan (3)

(47)

pengertian luas, yaitu dari kedua hal tersebut membaca juga merupakan proses atau kegiatan memberikan reaksi kritis terhadap bacaan dalam menentukan signifikasi, nilai, fungsi dan hubungan isi bacaan itu dengan suatu masalah kehidupan yang lebih luas serta dampak dari masalah yang dipaparkan pengarang. Membaca merupakan proses yang digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang akan disampaikan penulis melalui tulisan (Hodgson, dalam Tarigan 2008: 7). Membaca dapat diartikan sebagai metode yang digunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan orang lain yaitu dengan mengkomunikasikan isi yang terkandung dalam tulisan (Tarigan 2008: 7).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi atau pemahaman tentang isi suatu tulisan yang dibaca. Dilakukan dengan memahami isi bacaan baik dipahami dengan diam maupun dengan suara nyaring.

2.1.5.2 Tujuan Membaca

Setiap orang yang melakukan suatu hal pasti mempunyai tujuan. Sama dengan halnya membaca, seseorang pasti memiliki tujuan dari apa yang dia baca. Tujuan pokok membaca untuk mencari dan memperoleh informasi, mencangkup isi, dan memahami makna bacaan (Tarigan, 2008: 9). Tujuan proses membaca adalah menerima atau memahami pesan yang terkandung dalam teks/tulisan (Kumara, 2014: 1).

(48)

Tujuan membaca menurut Prasetyono (2008: 58) sebagai berikut :

1. Tujuan membaca seseorang adalah untuk mendapatkan sebuah informasi. Informasi yang dicari pembaca biasanya tentang fakta dan kejadian yang terjadi di kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan dari sumber membaca adalah agar cita dirinya meningkat. Tujuan ini bukan merupakan kebiasaan membaca, akan tetapi dilakukan sesekali di depan orang lain.

3. Ada yang beranggapan bahwa tujuan dari membaca hanya untuk melepaskan diri dari kenyataan, misalnya pada pada saat seseorang merasa jenuh, dan sedih.

4. Membaca dengan tujuan rekreatif, maksudnya disini membaca untuk mendapatkan kesenangan, atau hiburan.

5. Orang membaca biasanya juga mempunyai tujuan apa-apa, hanya karena main-main, karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan, jadi hanya untuk mengisi waktu senggang.

6. Tujuan membaca yang tinggi biasanya untuk mencari kehidupan atau pengalaman dan mencari nilai kehidupan lainnya.

Sebaiknya selain anak dibiasakan untuk membaca anak juga harus dibiasakan untuk mengikuti program literasi, pada kelas rendah perlu dibiasakan cara-cara sederhana dalam membaca, seperti buku apa yang harus dibaca, kapan waktu yang baik untuk membaca, cara membaca buku yang benar, memegang buku, membaca dari masing-masing paragraf dan lain-lain agar siswa memiliki dasar-dasar kemampuan dalam memulai kebiasaan membaca (Widodo, 2015: 65).

(49)

2.1.6 Gerakan Literasi Sekolah

Literasi dipandang oleh masyarakat maju sebagai kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia sebagai warga masyarakat dunia yang bergerak dengan sangat cepat. Literasi secara tradisi dimaknai sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk membaca dan menulis. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca oleh siswa dengan kegiatan membaca 15 menit sebelum memulai pembelajaran dipagi hari dan 15 menit sesudah pembelajaran selesai.

Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS (Gerakan Literasi Sekolah) adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, atau berbicara (dikdas.kemdikbud 2016: 2). Sebagian besar para pakar pendidikan menganggap kemampuan literasi sebagai suatu hak asasi warga negara yang wajib difasilitasi oleh negara selaku penyelenggara proses pendidikan (Widodo, 2015: 60). Sebaiknya mulai dari sekolah dasar siswa memang sudah diperkenalkan atau dibiasakan dengan bacaan. Seperti membaca majalah, koran, buku bacaan, dan sebagainya. Hal seperti ini sekaligus dapat membantu mengasah daya nalar dan minat baca. Pada kelas rendah pembelajaran literasi lebih ditekankan pada pembangunan pondasi dasar siswa, siswa ditekankan pada pengenalan simbol, gambar ataupun huruf, siswa dikenalkan secara bertahap mulai yang mudah ke tingkat yang lebih sulit (Widodo, 2015: 63).

(50)

Menurut Tim Pengembangan Kurikulum (2013) ada kompetensi yang disarankan pada kelas rendah, yaitu seperti pada tabel di bawah ini (Widodo, 2015: 63) :

Tabel 2.1 Kompetensi Literasi Kelas Rendah

Membaca Menulis Menyimak Berbicara

 Mengenal bentuk huruf  Membaca kata, dan kalimat dengan nyaring  Membaca dan membedakan huruf dengan benar  Mengenal simbol dan membaca kalimat sederhana  Teknik membaca yang benar  Menulis huruf  Menulis kata dan

kalimat sederhana

 Menulis teks

terimaksih dan diri sendiri

 Semangat menulis kata dan kalimat

 Menyimak

sederhana teks

yang dibacakan  Menyimak

baacaan cerita

diri atau keluarga  Menyimak untuk menghargai orang lain  Berbicara pengenalan diri dan keluarga  Berbicara yang tepat pengucapanya  Membaca tulisan

resmi dan tidak resmi  Menirukan berbagai bentuk bunyi  Menggunakan kosakata yang tepat  Menanggapai pertanyaan

Sumber : Widodo, dkk dalam journal umsida (2015: 64)

2.1.6.1 Prinsip-prinsip Kegiatan Membaca

Membaca merupakan kegiatan yang dilakukan untuk dapat memperoleh suatu pemahaman tentang isi dari suatu tulisan. Adapun prinsip-prinsip yang harus diketahui dalam kegiatan membaca yaitu :

a. Buku yang dibaca atau dibacakan adalah buku bacaan, bukan buku teks pelajaran.

b. Buku yang dibaca atau dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik. Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibawa dari rumah.

(51)

c. Kegiatan membaca atau membacakan buku di tahap pembiasaan ini tidak diikuti oleh tugas-tugas menghafalkan cerita, menulis sinopsis, dan lain-lain.

d. Kegiatan membaca atau membacakan buku di tahap pembiasaan ini dapat diikuti dengan diskusi informal tentang buku yang dibaca/ dibacakan, atau kegiatan yang menyenangkan terkait buku yang dibacakan apabila waktu memungkinkan. Tanggapan dalam diskusi dan kegiatan lanjutan ini tidak dinilai/dievaluasi.

e. Kegiatan membaca atau membacakan buku di tahap pembiasaan ini berlangsung dalam suasana yang santai dan menyenangkan. Guru menyapa peserta didik dan bercerita sebelum membacakan buku dan meminta mereka untuk membaca buku (dikdas.kemdikbud.go.id).

Tabel 2.2 Memilih Buku Bacaan di SD Kelas Rendah Jenjang Konten bacaan yang sesuai

dengan peserta didik

Ilustrasi SD Kelas

Rendah

1. Peserta didik didampingi ketika memilih buku.

2. Buku mengandung informasi yang sederhana dan atau kejadian sehari-hari.

3. Cerita mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, dan mengembangkan imajinasi. 4. Buku dapat bergenre fantasi dengan tokoh binatang (fabel). 5. Buku mengandung pesan nilainilai sesuai dengan tahapan tumbuh kembang peserta didik dalam berbagai aspek, antara lain moral, sosial,kognitif.

6. Pesan moral cerita disampaikan dengan tidak menggurui.

1. Ilustrasi memiliki alur yang sederhana.

2. Teks tidak perlu mengulangi apa yang sudah digambarkan oleh ilustrasi (buku bergambar /picture books).

(52)

7. Buku yang dibacakan dapat berukuran besar (big book).

Sumber: dikdas.kemdikbud.go.id

2.1.6.2 Langkah-langkah Kegiatan Membaca Literasi

Kegiatan pelaksanaan gerakan literasi ini bertujuan untuk menumbuhkan minat siswa terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca. Membaca buku dilakukan selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai dan 15 menit sesudah pembelajaran selesai. Kegiatan membaca yang dapat dilakukan adalah membacakan buku dengan nyaring dan membaca dalam hati.

1. Membacakan Nyaring Tujuan :

a. Memotivasi peserta didik agar mau membaca.

b. Membuat peserta didik dapat membaca dan gemar membaca. c. Memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan. d. Membangun komunikasi antara guru dan peserta didik.

e. Guru / pustakawan / kepala sekolah menjadi teladan membaca.

Tabel 2.3 Tahap Membaca Nyaring

Tahap Membaca Kegiatan 1. Persiapan yang perlu

dilakukan

a. Memahami tujuan membacakan nyaring, yaitu menumbuhkan minat baca, memeragakan cara membaca, dan menjadikan peserta didik lancar membaca.

b. Mengetahui tingkat kemampuan berpikir dan membaca peserta didik. c. Memilih buku yang berkualitas baik dan memiliki isi yang disesuaikan

Gambar

Gambar  memegang  peranan  yang  sangat  penting  dalam  proses  belajar.
Tabel 2.1 Kompetensi Literasi Kelas Rendah
Tabel 2.2 Memilih Buku Bacaan di SD Kelas Rendah  Jenjang  Konten bacaan yang sesuai
Tabel 2.3 Tahap Membaca Nyaring
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. © Wahyu Purnama 2014 Universitas

Formulir BOS 04 (Tertanggal Hari Senin, 4 Januari 2016) Beserta Fotokopi buku rekening BOS satu lembar.. Demi lancarnya proses pencairan mohon hadir tepat waktu dan

Eksperimen Metode Asistensi Untuk Meningkatkan Kualitas Gambar Mata Diklat Mengatur Tata Letak Gambar Manual Dan Layout Di Smk Negeri 6 Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus communis Forst) terhadap pemberian media penahan air yaitu spons. Penelitian ini menggunakan

Tulisan ini membahas analisis return dan resiko saham–saham syariah yang selalu masuk dalam JII pasca krisis global 2008 (Januari 2009 – 30 Desember 2010), alat analisis

Sangat bertolak belakang dengan kapitalis yang lebih bersifat individual, sosialis yang memberikan hampir semua tanggungjawab kepada warganya serta