• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE) SEPEDA MOTOR SUZUKI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (STUDI KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE) SEPEDA MOTOR SUZUKI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (STUDI KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR)"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE) SEPEDA MOTOR SUZUKI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

(STUDI KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR)

IQRA AN’NISA 10572 02984 11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASAR

2015

(2)

SKRIPSI

PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE) SEPEDA MOTOR SUZUKI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

(STUDI KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR)

IQRA AN’NISA 10572 02984 11

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar Untuk

Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2015

i

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Sepeda Motor Suzuki Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar)

Nama Mahasiswa : IQRA AN’NISA Stambuk : 10572 02984 11

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Menyatakan bahwa Skripsi ini telah diujiankan pada hari sabtu, 4 Juli 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Juli 2015 Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Muhammad Rusydi, M.Si Muh. Nur Rasyid, SE. MM Mengetahui:

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Jurusan Manajemen

Dr. H. Mahmud Nuhung, SE, MA Moh. Aris Pasigai, SE, MM

NBM: 497794 NBM: 1093485

ii

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diperiksa dan diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : dan telah dipertahankan didepan tim penguji pada hari Sabtu tanggal 04 Juli 2015 sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

17 Ramadhan 1436 H Makassar,---

04 Juli 2015 M PanitiaUjian :

Pengawas Umum : Dr. Irwan Akib, M.Pd

(Rektor Unismuh Makassar) (………) Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, MA

(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis) (………) Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM

(Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis) (………) Penguji :

Dr. H. Muhammad Rusydi, SE, MSi (………)

Dr. Agus Salim HR, SE, MM (………)

Drs. H.Abd. Wahab Saleh. MSi (………)

Samsul Rizal. SE. MM (………)

iii

(5)

ABSTRAK

IQRA AN’NISA. 105720298411. Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Sepeda Motor Suzuki Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar). Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Di bimbing oleh Muhammad Rusydi dan Muh. Nur Rasyid.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai citra merek dan untuk mengetahui pengaruh citra merek (brand image) terhadap keputusan pembelian konsumen.

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian survey dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar yang memakai motor merek Suzuki. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20 for windows.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara citra merek (brand image) sepeda motor Suzuki dengan keputusan pembelian konsumen pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar. Diperoleh persamaan Y= 7,299 + 0,274 X yang memiliki arti bahwa variabel citra merek (brand image) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel citra merek (brand image) dengan variabel keputusan pembelian konsumen. Hal ini dapat dilihat dari pengujian hipotesis menggunakan uji t, diperoleh nilai t hitung 3,748 > t tabel 2,001 dan nilai signifikasi (sig) = 0,000 <

0,05, ini berarti citra merek sepeda motor Suzuki berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Dalam penelitian ini juga diperoleh R 2 sebesar 0,195 hal ini menunjukkan bahwa 19,5% dipengaruhi oleh variabel citra merek, sedangkan sisanya 80,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata kunci : Tanggapan Konsumen, Citra Merek, Keputusan Pembelian

iv

(6)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis hanturkan kehadirat Allah SWT, karena petunjuk-Nya jugalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Penulis sadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat diselesaikan, pada kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terima kasih atas segala bantuan, bimbingan dan motifasi yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih yang sedalam-dalamnya dan sembah sujud Ananda haturkan kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah mencurahkan cinta dan kasih sayangnya serta keikhlasan dalam membesarkan, mendidik dan membiayai penulis serta doa restu yang tak henti-hentinya untuk keberhasilan penulis.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Muhammad Rusydi, M.Si sebagai pembimbing I, Bapak Muh. Nur Rasyid, SE. MM sebagai pembimbing II berkat pengarahan dan

bimbingan beliau penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, SE, M.A, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar,

v

(7)

3. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE, MM, Ketua Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Seluruh Staf Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

5. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2011 yang telah memberikan dorongan bantuan kepada penulis sampai penyelesaian skripsi ini.

Penulis senantiasa berupaya menyusun skripsi ini sesuai dengan metode yang ideal, karena faktor kurangnya pengalaman dan wawasan sehingga laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Tetapi penyusun tetap berusaha untuk dapat menyajikan yang terbaik.

Penyusun tetap mengharapkan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak maupun saran dan kritik yang sifatnya membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Tiada imbalan yang dapat penulis berikan, kecuali doa dan harapan semoga andil yang telah anda berikan dalam penulisan skripsi ini mendapatkan pahala dari Allah Azza wa jalla.

Amin.

Makassar, 2015

Penulis

vi

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan ... 4

D. Manfaat ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Dasar dan Bauran Pemasaran ... 6

B. Merek ... 14

C. Citra Merek (Brand Image) ... 17

D. Keputusan Pembelian Konsumen ... 19

E. Kerangka Pikir ... 27

F. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu ... 29

B. Metode Pengumpulan Data ... 29

C. Jenis dan Sumber Data ... 30

D. Populasi dan Sampel ... 31

E. Metode Analisis ... 32

F. Definisi Operasional Variabel ... 34

vii

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Universitas Muhammadiyah Makassar ... 36

B. Gambaran Umum Produk ... 43

C. Analisis Deskriptif ... 44

D. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas... 50

E. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 52

F. Pengujian Hipotesis Menggunakan Uji T ... 54

G. Pembahasan ... 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep Inti Pemasaran ... 10 Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian... 20 Gambar 2.3 Kerangka Pikir... 28

ix

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala Likert ... 32

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ... 35

Tabel 4.1 Daftar Harga Sepeda Motor Suzuki ... 43

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

Tabel 4.4 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Citra Merek (Brand Image) ... 46

Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ... 48

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Validitas ... 50

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 51

Tabel 4.8 Regresi Linier Sederhana ... 52

Tabel 4.9 Pengujian Hipotesis Menggunakan Uji T ... 54

x

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang ini manajemen pemasaran merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki arti sangat penting dalam dunia usaha, karena semakin majunya teknologi dalam berbagai bidang menuntut setiap orang atau lembaga (perusahaan) untuk selalu berkompetisi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu memperoleh keuntungan yang optimal dengan pengeluaran yang seminimal mungkin.

Banyaknya prasarana dan sarana penunjang usaha yang ada mengakibatkan fokus utama perusahaan lebih diterapkan kepada upaya untuk meningkatkan pemasaran ditujukan memuaskan konsumen. Dan dengan tingginya tingkat persaingan pada periode sekarang, perusahaan dituntut juga untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari berbagai sumber dayanya yang ada agar menjadi lebih besar atau meningkat.

Iklim usaha yang semakin menantang seperti dalam dunia industri sepeda motor sekarang membuat manajemen perusahaan baik yang baru maupun yang lama untuk dapat menjawab tantangan pasar dan memanfaatkan peluang pasar dalam struktur persaingan sempurna dimasa kini maupun dimasa yang akan datang. Kemampuan perusahaan dalam menangani masalah pemasaran mencari dan menemukan peluang-peluang pasar akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan dan posisi perusahaan dalam persaingan. Dalam keadaan ini pihak

1

(13)

perusahaan ditantang untuk lebih berperan aktif dalam mendistribusikan dan memperkenalkan produknya agar laku terjual atau setidaknya dapat mempertahankan pangsa pasarnya.

Suzuki adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang sektor produksi otomotif yang memproduksi kendaraan roda dua (sepeda motor). Suzuki tidak terlepas akan persaingan yang semakin tajam karena banyaknya perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk yang sejenis. Oleh karena itu dalam melaksanakan aktivitas penjualannya perusahaan harus dapat merancang strategi pemasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam menciptakan pembelian konsumen terhadap produk tersebut.

Produk yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan pesaing Suzuki tidak kalah hebatnya, seperti halnya Yamaha sudah mempunyai merek yang bagus dibenak konsumen dan terkenal dengan kecepatan dan akselerasinya, Honda terkenal dengan iritnya, Kawasaki yang mempunyai keunggulan dari desain motornya, Suzuki terkenal dengan kecepatan motor bebek sekelasnya.

Fenomena persaingan ini menuntut para pemasar untuk selalu menginovasi strategi bisnisnya. Salah satu asset untuk mencapai hal tersebut adalah melalui manajemen merek. Citra merek yang kuat memungkinkan preferensi dan loyalitas dari konsumen terhadap perusahaan semakin kuat.

Semakin besar prefensi dan loyalitas konsumen terhadap suatu merek produk,

maka kesempatan perusahaan untuk mempertahankan dan mengembangkan pasar

semakin besar. Di tengah persaingan yang semakin ketat, merek bisa menjadi

senjata andalan untuk menarik perhatian dan mengikat loyalitas pelanggan.

(14)

Merek yang sejati adalah merek yang memiliki ekuitas merek yang kuat.

Suatu produk yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat membentuk landasan merek yang kuat dan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek dalam persaingan apapun dalam jangka panjang. Konsumen menjadikan merek sebagai salah satu pertimbangan penting ketika hendak membeli suatu produk atau jasa.

Pertimbangan tersebut didasarkan oleh banyak aspek, baik aspek yang rasional maupun emosional. Secara rasional, konsumen percaya bahwa merek tertentu bisa memberikan jaminan kualitas. Secara emosional, merek tersebut dianggap mampu menjaga atau meningkatkan citra dan gengsi penggunanya.

Keller dalam (Shimp: 2003) menyatakan bahwa menurut perspektif konsumen, sebuah merek yang memiliki ekuitas sebesar pengenalan konsumen atas merek tersebut dan menyimpannya dalam memori mereka beserta asosiasi merek yang mendukung, kuat, dan unik. Ekuitas merek dalam perspektif konsumen terdiri atas dua bentuk pengetahuan tentang merek, yaitu kesadaran merek (brand awareness), dan citra merek (brand image).

Kesadaran merek adalah dimensi dasar dari ekuitas merek. Kesadaran

merek menunjukkan dua tingkat kesadaran; yaitu kenal akan merek (brand

recognition) dan mampu mengingat merek (brand recall). Citra merek adalah

jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek

tertentu. Citra merek (brand image) merupakan salah satu komponen yang

mempengaruhi loyalitas konsumen. Perusahaan yang kompetitif menggunakan

citra merek untuk menarik perhatian dan mengikat loyalitas konsumen.

(15)

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik mengangkat judul: Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Sepeda Motor Suzuki Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi konsumen terhadap citra merek (brand image) sepeda motor Suzuki.

2. Bagaimana pengaruh citra merek (brand image) terhadap keputusan pembelian konsumen.

C. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap citra merek (brand image) sepeda motor Suzuki.

2. Untuk mengetahui pengaruh citra merek (brand image) terhadap keputusan

pembelian konsumen.

(16)

D. Manfaat 1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan penulis, khususnya ilmu pemasaran terhadap citra merek (brand image) terhadap pengaruh keputusan pembelian konsumen melalui pengolahan data informasi yang digunakan dalam penelitian ini.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan mengenai pentingnya pengaruh citra merek (brand image) terhadap keputusan pembelian konsumen.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini dapat dijadikan sumber pemikiran untuk perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya di bidang ilmu manajemen dan sebagai sarana

informasi bagi para pembaca yang akan melakukan penelitian pada bidang

yang sama.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Dasar dan Bauran Pemasaran 1. Definisi Pemasaran

Kegiatan pemasaran sangat dekat dengan kehidupan manusia, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Melalui sarana, produk dan jasa yang menciptakan standar hidup dikembangkan dan disuguhkan kepada masyarakat.

Pemasaran mencakup banyak kegiatan, mulai dari pemasaran, pengembangan produk, distribusi, periklanan dan kegiatan pemasaran lainnya.

Pemasaran memadukan beberapa kegiatan yang dirancang untuk melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Keberhasilan perusahaan pada dasarnya adalah keberhasilan pemasaran.

Untuk lebih jelasnya berikut ini dikemukakan berbagai defenisi pemasaran dari para ahli, antara lain:

a. Menurut Kotler (2009), pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya terdiri dari individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

b. Menurut Kotler dan Keller (2008), pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan

6

(18)

menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.

c. Menurut Alma (2011), pemasaran adalah kegiatan memasarkan barang tidak berarti hanya menawarkan barang atau menjual tetapi lebih dari itu, dimana terdapat kegiatan membeli, menjual dengan segala macam cara yang menyangkut barang, menyimpan dan mensortir.

Dari defenisi di atas secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pemasaran adalah suatu proses atau kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.

Tujuan akhir pemasaran berhubungan erat dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuannya, pihak perusahaan menitik beratkan kepada kepuasan pelanggan, memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, menyediakan barang atau jasa, distribusi, diferensiasi produk dan lain sebagainya.

2. Konsep Dasar Manajemen Pemasaran a. Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan

Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan

manusia adalah keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan

dasar. Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun

sudah ada dan terukir dalam hati manusia. Keinginan adalah hasrat akan

(19)

pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan intitusi sosial. Sedangkan permintaan adalah keinginan akan suatu yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya.

Keinginan menjadi permintaan apabila didukung dengan daya beli. Perbedaan ini bisa menjelaskan bahwa pemasar tidak menciptakan kebutuhan, kebutuhan sudah sebelumnya atau tercipta dengan sendirinya. Pemasar mempengaruhi keinginan dan permintaan dengan membuat suatu produk yang cocok, menarik, terjangkau dan mudah didapatkan oleh konsumen yang dituju.

b. Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada kepemilikannya tetapi pada jasa atau manfaat yang diberikannya. Oleh karena itu dalam membuat produk harus memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan produk tersebut.

c. Nilai, Kepuasan dan Kualitas

Nilai adalah perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap produk memiliki kemampuan berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi pelanggan akan memilih produk yang akan memberi kepuasan total yang paling tinggi. Nilai setiap produk sebenarnya tergantung dari seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal.

Kualitas adalah tingkatan dimana anggapan kinerja (perceived performance)

produk akan sesuai dengan harapan pembeli. Kepuasan pelanggan tergantung

(20)

pada anggapan kinerja produk dalam memberikan nilai dalam hitungan relatif terhadap harapan pembeli.

d. Pertukaran, Transaksi dan Hubungan

Pertukaran adalah salah satu cara mendapakan suatu produk yang diinginkan dari seseorang yang menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran merupakan proses dan bukan kejadian sesaat. Masing-masing pihak tersebut berada dalam suatu pertukaran bila mereka berunding dan mengarah pada suatu persetujuan. Jika persetujuan tercapai maka disebut transaksi. Transaksi merupakan pertukaran nilai antara dua pihak. Untuk kelancaran dari transaksi, maka hubungan yang baik dan saling percaya antara pelanggan, distributor, penyalur dan pemasok akan membangun suatu ikatan ekonomi, teknis dan finansial yang kuat dengan mitranya. Sehingga transaksi tidak perlu dinegosiasikan seiap kali, tetapi sudah menjadi hal yang rutin. Hal ini dapat dicapai dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu produk, pelayanan dan harga yang wajar serta berkesinambungan.

e. Pasar

Pasar merupakan pembeli potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan

tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi

kebutuhan atau keinginan itu. Istilah pasar untuk menunjukkan pada sejumlah

pembeli dan penjual melakukan transaksi pada suatu produk.

(21)

Gambar 2.1 Konsep Inti Pemasaran

(Kotler dan Amstrong: 2008)

3. Bauran Pemasaran (markeing mix)

Pemasaran memiliki arti yang menjadi perhatian setiap pemasar yaitu bauran pemasaran (markeing mix), dimana bauran pemasaran merupakan susunan dari variabel-variabel yang dapat di kontrol perusahaan dan digunakan untuk mempengaruhi pasar.

Menurut Griffin dan Elbert (2009) mengatakan bahwa, Markeing Mix is the combination of product, promotion, and distribution strategi used to market product. Artinya bauran pemasaran adalah kombinasi dari produk, harga, promosi dan strategi distribusi yang digunakan untuk memasarkan produk.

Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan

Produk

Nilai, Kepuasan dan Kualitas Pertukaran, Transaksi

dan Hubungan

Pasar

(22)

Bauran pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2008), mengatakan bahwa bauran pemasaran adalah serangkaian alat pemasaran takis yang dapat dikendalikan, dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran.

Bauran pemasaran terdiri dari empat elemen yang disebut dengan istilah 4P dalam pemasaran barang yaitu :

a. Produk (product), produk jasa merupakan produk yang dapat memberikan manfaat, memenuhi kebutuhan konsumen, dan dapat memuaskan konsumen.

Sesungguhnya pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dari sesuatu yang ditawarkan. Pengertian yang ditawarkan menunjukkan sejumlah manfaat yang didapat oleh konsumen, baik barang atau jasa maupun kombinasinya.

b. Harga (price), merupakan fakor utama penentu posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran, bauran ragam produk, pelayanan dan persaingan

c. Tempat (place), terkait dengan temapat perusahaan harus mampu memilih lokasi yang mampu dijangkau oleh siapa saja. Sehingga pelanggan tidak merasa kesulitan untuk menjangkau tempat tersebut. Selain itu sarana parkir merupakan fasilitas yang tidak boleh ditinggalkan.

d. Promosi (promotion), promosi merupakan tahapan memperkenalkan suatu

produk kepada Customers. Pada tahapan ini tidak jarang sebuah perusahaan

memerlukan pengeluaran yang besar untuk promosi tersebut. Promosi

mutlak dilakukan oleh sebuah perusahaan, karena meski produk yang

(23)

dihasilkan perusahaan memiliki kuantitas dan kualitas yang memenuhi permintaan pasar, akan tetapi bisa jasa tidak laku karena produk yang kita buat tidak banyak orang yang mengetahuinya. Pada kenyataan saat ini teknologi informasi sudah sangat kompleks, sehingga mengenai media promosi yang digunakan tentunya disesuaikan dengan target pasar dan kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk melakukan promosi.

Selain itu, dapat pula ditambah lagi apabila kita melakukan bisnis jasa menjadi 7P yaiu:

a. Produk (product), produk jasa merupakan produk yang dapat memberikan manfaat, memenuhi kebutuhan konsumen, dan dapat memuaskan konsumen.

Sesungguhnya pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dari sesuatu yang ditawarkan. Pengertian yang ditawarkan menunjukkan sejumlah manfaat yang didapat oleh konsumen, baik barang atau jasa maupun kombinasinya.

b. Harga (price), merupakan fakor utama penentu posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran, bauran ragam produk, pelayanan dan persaingan

c. Tempat (place), terkait dengan temapat perusahaan harus mampu memilih lokasi yang mampu dijangkau oleh siapa saja. Sehingga pelanggan tidak merasa kesulitan untuk menjangkau tempat tersebut. Selain itu sarana parkir merupakan fasilitas yang tidak boleh ditinggalkan.

d. Promosi (promotion), promosi merupakan tahapan memperkenalkan suatu

produk kepada Customers. Pada tahapan ini tidak jarang sebuah perusahaan

(24)

memerlukan pengeluaran yang besar untuk promosi tersebut. Promosi mutlak dilakukan oleh sebuah perusahaan, karena meski produk yang dihasilkan perusahaan memiliki kuantitas dan kualitas yang memenuhi permintaan pasar, akan tetapi bisa jasa tidak laku karena produk yang kita buat tidak banyak orang yang mengetahuinya. Pada kenyataan saat ini teknologi informasi sudah sangat kompleks, sehingga mengenai media promosi yang digunakan tentunya disesuaikan dengan target pasar dan kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk melakukan promosi.

e. Orang (people), manusia bisa menjadi kunci ketika kualitas suatu produk dipengaruhi baik langsung manupun tidak langsung oleh manusia. Sehingga jaminan kualitas produk memperhatikan manusia yang ikut andil dalam pembuatan produk tersebut atau bahkan dalam pendistribusian dan pemasaran secara langsung. Etos kerja serta pelayanan terhadap pelanggan baik secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap pemasaran suatu produk.

f. Bukti fisik (physical evidence), bukti fisik merupakan salah satu faktor yang tidak harus ada, meskipun suatu perusahan pasti memiliki bukti fisik dari usaha yang dijalankan. Bukti fisik sebuah usaha bisa dijadikan sebagai dasar penentuan harga karena terkait untuk menutup pembelian peralatan tersebut.

g. Poses (process), Proses disini tidak hanya terbatas pada pembuatan produk

dari bahan yang mentah sampai barang jadi, akan tetapi dari hilir sampai ke

hulu. Dari pen-Supply bahan baku samapai pada pelanggan yang menikmati

hasil produksi perusahaan.

(25)

Umumnya perusahaan dapat merubah harga, banyaknya tenaga pemasaran dan pengeluaran periklanan dalam jangka pendek akan tetapi perusahaan dalam mengembangkan produk-produk dan memodifikasi saluran distribusinya dalam jangka panjang. Dengan demikian perusahaan umumnya lebih sedikit melakukan perubahan bauran pemasaran dari periode ke periode dalam jangka pendek dibandingkan jumlah yang mungkin disarankan oleh variabel-variabel bauran pemasaran.

B. Merek

1. Pengertian Merek

American Marketing Accociating dalam (Kotler: 2009) mengemukakan bahwa merek adalah nama, simbol, tanda, istilah, rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual maupun kelompok penjual untuk membedakan dengan barang-barang pesaing.

Merek merupakan peranan penting dan merupakan asset prestisius bagi perusahaan. Pemasaran dewasa ini bukan hanya pertempuran produk tetapi juga pertempuran persepsi konsumen mengenai merek. Saat ini konsumen tidak hanya melihat suatu produk berdasarkan kualitas maupun harga tetapi juga citra merek pada produk yang dikonsumsi. Banyak perusahaan yang menyadari hal ini sehingga mereka berusaha untuk menciptakan citra (image) yang baik agar dipilih oleh konsumen.

Menurut Kotler yang dialihbahasakan oleh Hendra Teguh dan Rony A.

Rusli (2002) menyatakan enam level pengertian merek yaitu:

(26)

1. Atribut : Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.

2. Manfaat : Atribut-atribut produk yang dapat diingat melalui merek harus dapat diterjemahkan dalam bentuk manfaat baik secara fungsional maupun emosional.

3. Nilai : Merek mencerminkan nilai yang dimiliki oleh produsen sebuah produk.

4. Budaya : Merek mempersentasikan sebuah budaya.

5. Kepribadian : Merek dapat diproyeksikan pada suatu keperibadian tertentu.

6. Pemakai : Merek mengkelompokkan tipe-tipe konsumen yang akan memberi atau mengkonsumsi suatu produk.

Dengan enam tingkatan merek tersebut, pemasar harus menentukan pada tingkat mana akan meletakan identitas merek. Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemasar adalah dengan hanya mempromosikan merek saja. Hal ini akan mengakibatkan:

a. Pembeli tidak tertarik pada atribut merek tetapi lebih tertarik dengan manfaat dari merek tersebut.

b. Pesaing dapat dengan mudah meniru atribut tersebut.

c. Atribut yang sekarang, mungkin nanti akan kurang bernilai.

2. Karakteristik Merek

Setiap perusahaan dalam menciptakan suatu merek (brand) sudah pasti

akan mengutamakan keunggulan produk mereka sendiri dengan tujuan untuk

(27)

menonjolkan produk mereka dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pesaing. Dengan berhasilnya suatu perusahaan memperkenalkan produk, akan memudahkan bagi para konsumen untuk memilih dan menggunakan produk mana yang akan di pilih lalu digunakan.

Freddy Rangkuty menjelaskan dalam bukunya the power of brands beberapa karakteristik merek adalah sebagai berikut:

a. Nama merek harus menunjukkan manfaat dan mutu produk tersebut.

b. Nama merek harus mudah diucapkan, dikenal dan diingat. Nama yang singkat sangat mudah membantu.

c. Nama merek harus mudah terbedakan, artinya harus spesifik dan khas.

d. Nama merek harus mudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa asing.

e. Nama merek harus bisa memperoleh hak untuk didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum.

Suatu merek (brand) yang baik harus memenuhi kriteria-kriteria diatas meskipun pada kenyataannya tidak semua merek dapat memenuhi kriteria- kriteria tersebut. Tetapi perusahaan akan berusaha untuk memenuhi kriteria- kriteria tersebut agar perusahaan dapat memenuhi tujuan dari pemberian merek terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

3. Keputusan Pemberian Nama Merek (Brand Name Decision)

Pemilihan merek untuk suatu jenis produk perlu diperhitungkan secara

matang, karena pemilihan merek mempunyai pengaruh terhadap penjualan

produk. Nama merek harus dapat mencerminkan dari produk itu sendiri baik dari

(28)

kualitas produk, fitur yang ditawarkan dari produk itu sendiri agar konsumen merasa puas dengan produk tersebut. Menurut Kotler (2000) terdapat empat strategi dalam pemberian nama merek, yaitu:

a. Nama Merek Individual

Adalah perusahaan mencari nama terbaik untuk masing-masing produk baru.

b. Nama Merek Yang Sama Untuk Kelompok Produk Yang Berbeda

Adalah perusahaan memberikan merek pada semua produk dengan menggunakan nama kelompok.

c. Nama Kelompok Yang Berbeda Untuk Semua Produk

Adalah perusahaan memproduksi produk-produk yang agak berbeda, tidak dianjurkan untuk menggunakan nama kelompok keseluruhan untuk semua produk.

d. Nama Dagang Perusahaan Dikombinasikan Dengan Nama Perusahaan

Adalah produsen mengikat nama-nama perusahaan merek pada satu nama merek individual untuk masing-masing produk.

C. Citra Merek (Brand Image)

1. Pengertian Citra Merek (Brand Image)

Citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen,

seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam ingatan konsumen (Kotler

dan Keller: 2009). Citra merek merupakan sekumpulan asosiasi merek yang

terbentuk dan melekat dibenak konsumen (Rangkuti: 2002). Sedangkan menurut

(29)

Kotler dan Armstrong alihbahasakan oleh Damos Sihombing (2001) citra merek adalah Seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu.

Konsep merek yang kuat bila dapat dikomunikasikan secara baik kepada pasar sasaran yang tepat akan menghasilkan citra merek yang dapat mencerminkan identitas merek yang jelas (Rangkuti: 2009).

Beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa definisi citra merek yaitu serangkaian kepercayaan yang konsumen pegang atas masing- masing atribut yang istimewa dari sebuah merek.

Empat dimensi citra merek, yaitu :

1. Keperibadian merek (brand personality)

Merupakan karakteristik manusia yang dihubungkan dengan sebuah merek.

2. Nilai merek (brand values)

Nilai merupakan prinsip dasar yang mengatur perilaku merek (brand behavior). Nilai merek meliputi manfaat, sosial, hedonis dan etikal.

3. Hubungan merek-konsumen (brand consumer relation)

Yaitu merek yang dianggap sebagai suatu yang aktif, berkontribusi dalam hubungan arah antara individu dan merek. Hubungan merek-konsumen meliputi dominasi merek, pendidikan, dan stimulasi.

4. Citra pengguna (user image)

Yaitu sekumpulan karakteristik manusia yang dihubungkan dengan ciri khas

pengguna dari suatu merek. Citra pengguna meliputi pemimpin, orientasi

sosial, stabilitas emosional dan dinamis.

(30)

2. Manfaat Citra Merek (Brand Image)

Manfaat merek bagi produsen menurut Kotler dan Keller (2008), dikatakan bahwa merek bermanfaat sebagai :

a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses pengamanan atau pelacakan produk bagi perusahaan.

b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.

c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi dilain waktu.

d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing.

e. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk didalam benak konsumen.

D. Keputusan Pembelian Konsumen 1. Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian dalam berbagai pandangan para ahli, secara eksplisit memberikan pengertian bahwa pemasaran suatu produk sangat berkaitan dengan besarnya jumlah penawaran yang ditawarkan kepada pelanggan sesuai tingkat kepuasan atas produk yang digunakan.

Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa keputusan pembelian yaitu,

suatu tahap dimana para konsumen membentuk preferensi atau merek-merek

yang ada didalam kumpulan pilihan. Keputusan pembelian konsumen adalah

membeli merek yang paling disukai (Kotler dan Amstrsong: 2008). Keputusan

(31)

pembelian adalah suatu tindakan konsumen untuk membentuk referensi diantara merek-merek dalam kelompok pilihan dan membeli produk yang paling disukai (Sutisna 2001).

2. Proses Keputusan Pembelian

Kotler dan Keller (2008) mengemukakan bahwa terdapat lima tahapan yang dilalui konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu terlihat pada gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Sumber: Kotler dan Keller (2008) a. Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan ini merupakan tahap pertama proses keputusan pembelian di mana konsumen mengenali permasalahan atau kebutuhannya.

Pada tahap ini pula, pemasar harus meneliti konsumen untuk mengetahui kebutuhan macam apa atau permasalahan apa saja yang muncul, apa yang menyebabkan kebutuhan tersebut muncul, dan bagai mana cara pemasar menuntun konsumen supaya membeli produk tertentu. Setelah mengumpulkan informasi seperti itu, pemasar dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang paling sering memicu ketertarikan terhadap produk dan mengembangkan program pemasaran yang melibatkan faktor-faktor tersebut.

Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi

Pengevaluasian Alternative

Keputusan Pembelian

Perilaku Setelah

Pembelian

(32)

b. Pencarian Informasi

Tahap pencarian informasi adalah tahap proses pengambilan keputusan pembelian di mana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif. Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, sumber itu meliputi:

1) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, rekan kerja 2) Sumber komersial: iklan, penjual, pengecer, situs Web 3) Sumber publik: media masa, organisasi konsumen

4) Sumber pengalaman: pernah menangani, menggunakan produk c. Pengevaluasian Alternatif

Pengevaluasian alternative merupakan tahap proses keputusan pembelian di mana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan.

Sikap konsumen terhadap sejumlah merek tertentu terbentuk melalui

beberapa prosedur evaluasi. Cara konsumen melalui usaha mengevaluasi

alternative pembelian tergantung pada konsumen individual dan situasi

pembelian tertentu. Pemasar harus mempelajari pembeli supaya mereka

dapat mengevaluasi alternative merek secara akual. Jika pemasar

mengetahui proses evaluasi seperti apa yang terjadi, maka pemasar dapat

mengambil langkah untuk mengetahui keputusan pembeli.

(33)

d. Keputusan Pembelian

Tahap keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan di mana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Secara umum, konsumen akan membeli merek yang paling disukai. Ada dua faktor yang muncul di antara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian.

Faktor pertama adalah sikap orang lain, sedangkan faktor yang kedua adalah faktor situasi yang tak terduga. Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga dan manfaat produk yang diharapkan.

e. Perilaku Setelah Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akn merasa puas atau tidak puas dan akan memasuki tahap perilaku setelah pembelian. Tahap ini adalah tahap proses keputusan pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidak puasan mereka.

Apa yang menentukan pembeli puas atau tidak puas terhadap

pembeliannya? Jawabannya terletak pada hubungan antara harapan

konsumen dan kinerja produk yang dirasakan. Jika produk jauh di bawah

harapan konsumen, maka konsumen akan kecewa. Tetapi jika produk

memenuhi harapannya, konsumen akan terpuaskan. Jika produk melebihi

harapannya, maka konsumen akan sangat senang.

(34)

3. Faktor-Fakor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut pendapat Rangkuti (2009), keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :

a. Faktor Budaya 1) Budaya

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga lain.

2) Sub budaya

Masing-masing budaya terdiri atas sub budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota- anggotanya. Sub budaya terdiri atas kebangsaan, agama, kelompok ras dan daerah geografis.

3) Kelas sosial

Pada dasarnya, semua masyarakat memiliki sarana sosial. Stratifikasi tersebut kadang-kadang terbentuk sistem kasta di mana anggota kasta berbeda dibesarkan dalam peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. Stratifikasi tersebut sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai, minat dan perilaku serupa.

b. Faktor Sosial

1) Kelompok Acuan

(35)

Kelompok acuan seseorang terdiri atas semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan.

2) Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan telah menjadi objek penelitian yang luas.

Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi, yaitu pasangan dan anak-anak sekolah.

3) Peran status

Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya. Kedudukan orang itu di masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat.

Pemasar menyadari potensi simbol status dari produk dan merek.

c. Faktor Kepriibadian

1) Usia dan tahap siklus hidup

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.

Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Pemasar sering

memilih kelompok-kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai pasar

sasaran mereka.

(36)

2) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi

Pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsi seseorang. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan jasa mereka. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang : penghasilan yang dapat dibelanjakan (level, stabilitas, pola waktu) tabungan dan aktiva, utang, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap belanja atau menabung.

3) Gaya hidup

Orang-orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang”

yang berinteraksi dengan lingkungan.

4) Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dari orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan kemampuan beradaptasi. Konsep diri (citra pribadi) seseorang juga berkaitan dengan kepribadian.

d. Faktor Psikologis

1) Motivasi

(37)

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.

Beberapa kebutuhan bersifat biogenis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis. Kebutuhan lain bersifat psikogenis;

kebutuhan ini muncul dari tekanan psikologis. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak.

2) Persepsi

Bagaimana seseorang yang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seseorang individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

3) Pembelajaran

Saat seseorang bertindak, maka pengetahuannya akan bertambah.

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Dorongan (drives) adalah rangsangan internal yang kuat yang mendorong tindakan. Petunjuk (cues) adalah rangsangan kecil yang menentukan kapan, dimana dan bagaimana tanggapan seseorang.

4) Keyakinan dan sikap

Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut

seseorang tentang suatu hal. Keyakinan membentuk citra produk

(38)

dan merek, dan orang akan bertindak berdasarkan citra tersebut.

Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan. Sikap menempatkan semua ke dalam kerangka pemikiran yang menyukai dan tidak menyukai objek. Sikap menyebabkan orang-orang berperilaku secara cukup konsisten terhadap objek yang serupa.

Sikap sangat sulit berubah, jadi perusahaan sebaiknya menyesuaikan produknya dengan sikap yang telah ada daripada berusaha untuk mengubah sikap orang.

E. Kerangka Pikir

Citra merek akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian karena melalui citra merek konsumen dapat mengenali suatu produk mengevaluasi kualitas, lebih renda risiko dan memperoleh pengalaman dan kepuasan tertentu dari suatu produk.

Semakin baik citra merek, konsumen semakin mengakui akan kualitas produk. Konsumen biasanya kurang mengetahui produk serupa untuk di pilih.

Akibatnya, citra merek sering digunakan sebagai isyarat untuk membuat keputusan pembelian.

Penelitian ini akan menetapkan pada seberapa besar pengaruh citra merek

terhadap keputusan pembelian konsumen, dimana konsumenya adalah pengguna

motor Suzuki.

(39)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar : 2.3 kerangka pikir berikut:

Gambar : 2.3

F. Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka pikir di atas, maka hipotesis yang dikemukakan yaiu:

1. Bahwa persepsi konsumen terhadap citra merek (brand image) sepeda motor Suzuki berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen.

2. Bahwa citra merek (brand image) sepeda motor Suzuki berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen.

Citra Merek - Nama merek - Bentuk/Desain - Warna

- Ukuran - Mudah di cari - Mudah dikenali - Mudah diingat kualitas produk

Keputusan Pembelian Konsumen

- konsumen mencari informasi mengenai brand produk motor.

- Kebutuhan konsumen akan motor

- Konsumen memutuskan membeli produk motor Suzuki

- Konsumen merasa puas

dengan produk motor

Suzuki

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan waktu

Pada penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Universitas Muhammadiyah Makassar. Sedangkan waktu penelitian adalah dua bulan, yaitu bulan Maret sampai dengan April 2015.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti adalah melalui metode survey yang merupakan suatu cara memperoleh data primer pada objek penelitian

1. Studi kepustakaan (Library research), yaitu dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literatur yang terdapat di perpustakaan, dengan maksud untuk menempatkan landasan teoritis mengenai masalah pokok yang sedang dibahas.

2. Studi lapangan, yaitu merupakan salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara berkunjung ke tempat penelitian, untuk mendapatkan data-data yang di inginkan

Untuk memperoleh data tersebut, penulis menggunakan cara sebagai berikut:

a. O bservasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.

29

(41)

b. Kuesioner, yaitu merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono: 2011). Bentuk kuesioner yang diajukan adalah kuesioner berstruktur, dimana pertanyaan dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dengan diberi jawaban terhadap beberapa alternatif.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk uraian atau penjelasan berupa laporan unuk kemudian dikumpulkan dan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka-angka dan dapat digunakan untuk pembahasan lebih lanjut. Data kuanitatif yang diperlukan dalam penelitian ini adalah responden.

2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

(42)

Data primer adalah data yang diperoleh dari penelitian pada konsumen yang bersangkutan yang menjadi objek penelitian dengan cara menyebarkan kuesioner dan observasi.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain.

Data sekunder yang diperoleh peneliti dari riset kepustakaan, bahan kuliah yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah seluruh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar yang memakai motor merek Suzuki. Sampel dalam penelitian adalah bagian dari populasi yang dianggap memenuhi populasi.

Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling. Teknik sampling ini tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap umur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Secara spesifik teknik-teknik yang digunakan adalah teknik sampling aksidental yaitu teknik penetapan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan digunakan sebagai sampel, bila orang yang ditemui itu cocok maka akan digunakan sebagai sumber data. (Sugiyono: 2011)

Sampel diambil dari pendapat Malhotra (2005) yang menyatakan bahwa

apabila jumlah populasi tidak diketahui maka sampel dihitung berdasarkan 5

(43)

sampai 10 kali estimate parameter jadi dalam penelitian ini 12 x 5 = 60. Jadi jumlah responden dalam penelitian ini adalah 60 orang responden.

E. Metode Analisis

Untuk menganalisis data yang akan diperoleh dari penelitian, menjawab pertanyaan-pertanyaan riset yang diajukan, digunakan metode analisis data, perlu dilakukan uji validitas dan uji reabilitas terhadap pengumpulan data, dalam hal ini adalah kuesioner yang disebarkan.

Untuk pengelolaan data dari hasil kuesioner, penulis menggunakan metode skala likert dimana, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Skala Likert

No Alternatif Jawaban Bobo Nilai

1 SS (Sangat Setuju) 5

2 S (Setuju) 4

3 RR (Ragu-Ragu) 3

4 TS (Tidak Setuju) 2

5 STS (Sangat Tidak Setuju) 1

Sumber: Sugiyono 2013

a. Uji Validitas

Menurut Masrum, dalam Sugiyono (2013) menyatakan item yang

mempunyai korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi pula

(44)

menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.

Metode kolerasi yang digunakan adalah pearson product moment.

Sumber: Sugiyono (2013)

Dimana :

r = koefisien kolerasi n = jumlah responden

x = skor masing-masing item y = skor total variabel

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas di lakukan untuk melihat sejauh mana tingkat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Menurut Sugiyono (2013), bahwa reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas diukur dengan menggunakan Cronbach Alpha. Suatu kuesioner dikatakan handal jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60, adapun rumus Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:

𝑟 11 = K

(K − 1) 1 − ∑σ b 2 σ t 2

Dimana :

r 11 = Reliabilitas instrument K = banyaknya butir pertanyaan

𝑟 = n∑XY − (∑X∑Y)

[n(∑X 2 ) − (∑X) 2 ] [n(∑Y 2 ) − (∑Y) 2 ]

(45)

∑σ 2 b = jumlah varians butir σ 2 t = varians total

1. Analsis Deskriptif

Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono 2011).

2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Teknik analisis digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel X (citra merek), dan Y (keputusan pembelian).

Rumus yang digunakan:

Y = a + bX Dimana :

Y = variabel terkait/tidak bebas (keputusan pembelian) a = bilangan konstanta

b = koefisien arah garis

X = variabel bebas (citra merek)

F. Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

(46)

1. Variabel Citra Merek (X)

Variabel citra merek adalah serangkaian kepercayaan yang konsumen pegang atas masing-masing atribut yang istimewa dari sebuah merek.

2. Variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Y)

Variabel keputusan pembelian konsumen (Y) adalah suatu tahapan dimana para konsumen membeli merek yang paling disukai.

Rangkuman definisi operasional variabel dan indikatornya dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi operasional Indikator Citra merek (X) Seperangkat keyakinan

konsumen mengenai merek tertentu. Kotler dan Armsrong

alihbahasakan oleh Damos Sihombing (2001)

- Nama merek - Bentuk/Desain - Warna

- ukuran - mudah di cari - mudah dikenali - mudah diingat - kualitas produk Keputusan pembelian

konsumen (Y)

Suatu tindakan konsumen untuk membentuk referensi diantara merek-merek dalam kelompok pilihan dan membeli produk yang paling disukai. Sutisna (2001)

- konsumen mencari informasi mengenai brand produk motor.

- Kebutuhan konsumen akan motor

- Konsumen

memutuskan membeli produk motor Suzuki - Konsumen merasa

puas dengan produk

motor Suzuki

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejara Singkat Universitas Muhammadiyah Makassar 1. Gambaran Umum Universitas Muhammadiyah Makassar

Universitas Muhammadiyah Makassar didirikan pada tanggal 19 Juni 1963 oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara ke-21 di Kabupaten Bantaeng. Pendirian tersebut didukung oleh persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak dibidang pendidikan dan pengajaran dakwah amar ma’ruf nahi mungkar.

Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar) dinyatakan sebagai Perguruan Tinggi Swasta terdaftar sejak 1 Oktober 1965. Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar) sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) mengemban tugas dan peran yang sangat besar bagi agama, bangsa dan Negara, baik di masa sekarang maupun di masa depan.

Selain posisinya sebagai salah satu PTM/PTS di kawasan Timur Indonesia yang tergolong besar, juga padanya tertanam kultur pendidikan yang diwariskan sebagai amal usaha Muhammadiyah. Nama Muhammadiyah yang terintegrasi dengan nama Makassar memberikan harapan terpadunya budaya, keilmuan dan nafas keagamaan.

Dalam periode yang sangat menentukan performa ke depan, Unismuh kini memiliki potensi yang signifikan, modal yang cukup, dan akses yang luas.

Modal yang cukup tergambar pada upaya mendorong tumbuhnya dana abadi dan

36

(48)

akses yang luas dibuktikan dengan perluasan kerja sama eksternal baik kepada instansi pendidikan, birokrasi, ekonomi, maupun sosial kemasyarakatan. Di samping semakin kuatnya jaringan internal antar PTM dan Muhammadiyah sendiri dan tingkatan Nasional, Regional dan Lokal.

Pada awal berdirinya perguruan tinggi ini membuka dua fakultas yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan, menggunakan kurikulum yang sama dengan IKIP Makassar (sekarang Universitas Negri Makassar) dan Fakultas Tarbiyah, menggunakan kurikulum yang sama dengan IAIN Alauddin Makassar (sekarang UIN). Kedua fakultas yang ada terus dikembangkan yaitu dengan membuka cabang di beberapa kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.

Cabang untuk FIKIP berada di kabupaten Bone, Bulukumba, Sidrap, Endrekang dan Pare-Pare. Semua cabang tersebut saat ini telah berdiri sendiri sebagai Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), kecuali Pare- Pare yang telah berubah menjadi Universitas Muhammadiyah Pare-Pare (UMPAR). Sementara untuk cabang Fakultas Tarbiyah dibuka di kabupaten Jeneponto, Sinjai, Endrekang, Maros dan Pangkep.

Dalam perjalanan Universitas Muhammadiyah Makassar telah melahirkan banyak lulusan/alumni, pada tahun 2013 sebanyak 3.346 dari berbagai disiplin ilmu.

Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai salah satu perguruan tinggi

swasta dalam kurun waktu beberapa tahun telah ikut serta mengembangkan dan

mengusahakan lahirnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas pada

jenjang pendidikan Diploma, Strara 1 (S1), dan Strata 2 (S2), didukung dengan

(49)

sarana dan prasarana yang memadai. Universitas Muhammadiyah Makassar telah membuktikan diri sebagai pencetak sumber daya manusia yang handal baik dalam skala lokal maupun nasional.

2. Visi dan Misi Universitas Muhammadiyah Makassar Visi :

“Menjadi perguruan tinggi islam terkemuka, unggul, terpercaya dan mandiri pada tahun 2024”.

Misi :

Misi Universitas Muhammadiyah Makassar :

a. Menyelenggarakan proses pendidikan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

b. Menyelenggarakan dan mengembangkan proses pembelajaran yang kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan.

c. Menumbuh kembangkan dan menyebarkan penelitian yang inovatif, unggul, dan berdaya saing.

d. Menumbuh kembangkan kewirausahaan berbasis kemitraan dan ukhuwah e. Meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan civitas akademika, alumni dan

masyarakat.

Tujuan:

a. Menciptakan suasana kondusif mewujudkan Unismuh Makassar sebagai kampus islami.

b. Menigkatkan kualitas sumber daya manusia (dosen dan karyawan)

(50)

c. Menigkatkan peran lembaga dalam upaya peningkatan kualitas lulusan.

d. Meningkatkan pembinaan, pengawasan dan pemanfaatan sarana-prasarana.

e. Meningkatkan pembinaan dan penegakan disiplin kerja dosen dan karyawan.

3. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar terbagi menjadi 3 program studi yaitu :

a. Program Studi Manajemen Visi :

“Menjadi program studi yang terkemuka, unggul, terpercaya, mandiri dan berjiwa entrepreneurship yang islami pada tahun 2021”.

Misi :

Program studi Manajemen memiliki misi sebagai berikut :

1) Menyelenggarakan proses pendidikan dalam bidang Manajemen yang dilandasi nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan.

2) Menyelenggarakan dan mengembangkan proses pembelajaran dalam bidang Manajemen yang efektif, kreatif dan inovatif.

3) Menumbuhkembangkan dan menyebarluaskan penelitian dalam bidang Manajemen yang inovatif, unggul dan berdaya saing.

4) Menumbuh kembangkan jiwa dan perilaku entrepreneurship yang berbasis kemitraan dan ukhuwah islamiyah.

5) Meningkatkan kesejahteraan civitas akademik, alumni dan masyarakat.

(51)

Tujuan :

1) Menghasilkan sarjana Manajemen islami yang memiliki pengetahuan dan kemampuan Manajerial yang berdaya saing global.

2) Menghasilkan sarjana Manajemen islami yang memiliki kemampuan mengamati, menganalisis dan mengaplikasikan ilmu Manajemen secara holistik.

3) Menghasilkan sarjana Manajemen islami yang mampu mengimplementasikan ilmu Manajemen, kemampuan Manajerial dan entrepreneurship.

4) Menghasilkan entrepreneur islami yang tangguh, mandiri dan mampu berkompetisi dalam dunia usaha.

b. Program Studi Akuntansi Visi :

“Menjadi program studi yang berorientasi global dan masa depan dengan bertumpu pada penguatan iman dan taqwa kepada allah swt, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga menjadi pusat keunggulan yang bermanfaat bagi ummat manusia serta menghasilkan sarjana Akuntansi profesional, unggul, mandiri dan berimtaq”.

Misi :

Program studi Akuntansi memiliki misi sebagai berikut :

1) Berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa maupun pencerahan

ummat manusia melalui pengembangan pendidikan, penelitian, dan

pengabdian pada masyarakat (Tri Darma Perguruan Tinggi).

(52)

2) Melaksanankan pendidikan dan pengajaran yang mengutamakan peningkatan kualitas dan profesionalisme di bidang Akuntansi.

3) Mengembangkan program studi berbasis penelitian yang inovatif, praktisi, unggul, mandiri, dan berdaya saing diberbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang Akuntansi.

4) Mengaplikasikan ilmu Akuntansi sebagai program studi yang dapat meningkatkan iman dan taqwa dikalangan civitas akademika dan masyarakat untuk kepentingan ummat.

Tujuan:

1) Menghasilkan luaran/output sarjana Akuntansi dengan mengutamakan kualitas dan profesionalisme di bidang Akuntansi serta bidang lainnya, sehingga mampu berkompetensi didunia kerja dan mandiri.

2) Menjadi program studi Akuntansi yang inovatif, unggul, mandiri dan berdaya saing diberbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang Akuntansi.

3) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu Akuntansi dengan metode dan teori yang berbasis keislaman demi kepentingan ummat.

c. Program studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) Visi :

“Menjadi penyelenggara pendidikan dalam bidang ilmu Ekonomi yang

kompetitif, unggul, terpercaya, mandiri dan islami, tahun 2017”.

(53)

Misi :

Program studi IESP memiliki misi sebagai berikut :

1) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang mengutamakan peningkatan kualitas dan profesionalisme dibidang Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan.

2) Mengembangkan program studi berbasis penelitian yang inovatif, unggul, mandiri, dan berdaya saing dalam bidang Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan.

3) Mengaplikasikan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan sebagai program studi yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan ummat.

Tujuan :

1) Menghasilkan sarjana dalam bidang Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan yang berkualitas dan propesional sehingga mampu berkompetensi di dunia kerja dan mandiri.

2) Menjadi program studi yang inovatif, unggul, mandiri, terpercaya dan berdaya saing di bidang Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan.

3) Mengembangkan dan menyebarluaskan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan dengan metode dan teori ekonomi demi kepentingan

ummat.

Gambar

Gambar 2.1  Konsep Inti Pemasaran
Tabel 3.1   Skala Likert
Tabel  4.6  menunjukkan  bahwa  semua  indikator  yang  digunakan  untuk  mengukur  variabel-variabel  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  mempunyai  koefisien  korelasi  yang  lebih  besar  dari  r  standar  =  0,30
TABEL PENELITIAN

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan facebook untuk berkomunikasi dengan keluarga selalu digunakan oleh mahasiswa asal Papua yang kuliah di Fispol Unsrat, karena memang saat ini fasilitas

Menurut (Ongg Dkk, 2015) penyakit demensia bukan merupakan penyakit.. keturunan tetapi penyakit demensia adalah masalah penyakit yang terjadi pada orang yang telah lanjut

Bagian ini akan menjelaskan teknik dan prosedur ringkas dalam pedagogi kontemplatif pada pembelajaran Biologi dalam rangka mengintegrasikan sains dengan ilmu agama.. Kata Kunci :

Buku ini mengarahkan kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan siswa bersama guru dan teman-teman sekelasnya untuk mencapai kompetensi tertentu.. Sesuai dengan pendekatan

Pembuatan WebSite Sanggar Tari Sangrina Bunda menggunakan Macromedia Dreamweaver MX yang bertujuan agar masyarakat dapat mengetahui informasi Sanggar Tari

letter r; wrote 130 poems without using that letter, he also omitted the letter r from his daily conversation for 17 years….. 1945) proved the one time pad guaranties

Dan untuk tempat yang menjadi sasaran penelitian yakni di tempat ibadah komunitas Khonghucu yang merupakan satu-satunya di Kota Madiun, yaitu Kelenteng Hwie Ing

 Pendek kata, dalam sistem ekonomi kapitalis investasi harus terus dilakukan agar ekonomi bisa terus tumbuh... INDIKATOR KINERJA EKONOMI MENURUT EKONOMI