A. Konsep dasar tentang asuhan pada ibu hamil normal
1. Pengertian
Menurut Sarwono (2010), kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi.
Peristiwa terjadinya kehamilan adalah pembuahan/fertilisasi
(bertemunya sel telur atau ovum wanita dengan sel
benih/spermatozoa pria; pembelahan sel (zigot) hasil pembuahan
tersebut; nidasi atau implantasi zigot tersebut pada dinding saluran
reproduksi (pada keadaan normal: implantasi pada lapisan
endometrium dinding kavum uteri); pertumbuhan dan perkembangan
zigot-embrio-janin menjadi bakal individu baru (Sukarni, 2013.h;65).
Kehamilan merupakan masa yang diawali dengan proses konsepsi
yaitu pembuahan/fertilisasi, pembelahan sel (zigot), nidasi/implantasi
zigot, pertumbuhan dan perkembangan zigot-embrio- perkembangan
janin hingga saat kelahiran.
Untuk terjadi kehamilan harus ada sperma dan sel telur yang
nantinya akan terjadi pembuahan (konsepsi) serta nidasi (implantasi
hasil konsepsi). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu
(9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid yang terakhir.
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat hingga 6
bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawiroharjo,
2009;hal.213).
Kehamilan cukup bulan (term/aterm) adalah masa gestasi 37-42
minggu (259-294) lengkap. Kehamilan kurang bulan (preterm) adalah
masa gestasi kurang dari 37-42 minggu (259 hari). Kehamilan lewat
waktu (postterm) adalah masa gestasi lebih dari 42 minggu (294hari).
Bayi cukup bulan (term infant) adalah bayi dengan usia gestasi adalah
bayi dengan usia gestasi 37-42). Bayi kurang bulan (preterm infant)
adalah bayi dengan usia gestasi kurang dari 37 minggu
(Muslihatun,2010;hal.1).
2. Kunjungan Kehamilan
Menurut Prawiroharjo (2002) setiap wanita hamil akan
menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh
karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode antenatal:
a. Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu)
b. Satu kali kunjungan selama trimester II (antara minggu 14-28)
c. Dua kali kunjungan selama trimester III (antara minggu 28-36 dan
sesudah minggu ke 36)
3. Tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Tanda tidak pasti hamil
1) Amenore (terhentinya haid)
bukan tanda pasti kehamilan, karena dapat juga terjadi pada
penyakit kronik (Prawiroharjo, 2008;hal.216).
2) Perubahan payudara
Pada awal kehamilan wanita merasa payudaranya lebih lunak,
setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukuranya dan
keluar cairan kekuningan (kolostrum). Puting payudara akan
lebih besar, kehitaman, dan tegak (Wahyu, 2013;hal.65).
3) Mual muntah dipagi hari
Kehamilan sering ditandai dengan gangguan pada pencernaan
yang terutama bermanifestasi sebagai mual dan muntah.
Gangguan ini dirasakan pada 6 minggu setelah hari pertama
menstruasi yang terakhir (Wahyu, 2013;hal.65).
4) Queckning (persepsi gerakan janin)
Pada umur kehamilan ke 16-20 minggu (sejak hari pertama
haid yang terakhir) wanita mulai menyadari adanya gerakan
berdenyut ringan diperutnya dan intensitas gerakan semakin
meningkat secara bertahap (Prawiroharjo, 2008;hal.216).
b. Tanda kemungkinan hamil
1) Tanda Hegar
Pada minggu-minggu pertama kehamilan, meningkatnya
ukuran uterus terutama terbatas pada diameter anteroposterior,
tetapi pada masa gestasi selanjutnya, korpus uterus hampir
membulat garis tengah uterus rata-rata 8 cm dicapai pada
minggu ke 12.
Tekanan mendadak dirasakan kerena janin tenggelam dalam
cairan amnion dan memantul kesisi semula, benturan yang
ditimbulkan ballottement dapat dirasakan oleh jari-jari tangan
pemeriksa (Margareth,2013;hal.71).
3) Tes kehamilan
Terdapat sejumlah perangkat uji kehamilan yang beredar di
pasaran dengan harga terjangkau, uji kehamilan ini dapat
dibaca dalam waktu 3 menit sampai 5 menit, dengan nilai
akurat yang tinggi, dan tingkat kecermatan pada tahap tertentu.
4) Tanda goodel
Pada umur kehamilan 6-8 mminggu, konsistensi jaringan
serviks yang mengelilingi os eksternum lebih mirip dengan
mulut bibir dari pada tulang rawan hidung, yang khas untuk
serviks pada wanita tidak hamil.
c. Positif hamil
1) Sonografi
Dengan sonografi abdomen, kantong gestasi dapat terlihat
hanya usia 4-5 minggu sejak menstruai terakhir
(Prawiroharjo;hal.223).
2) Bunyi jantung
Mendengarkan dan mengamati denyut jantung janin dapat
memastikan diagnosis kehamilan.
3) Pemeriksa melihat dan merasakan gerakan janin
4. Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan
a. Perubahan sistem reproduksi
1) Uterus
Tumbuh membesar primer maupun sekunder akibat
pertumbuhan isi konsepsi intrauterine. Estrogen
menyebabkan hiperplasi jaringan, progesterone berperan
untuk elastisitas atau kelenturan uterus(Margareth,
2013;hal.67).
Tabel 2.1
Taksiran pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus
Umur Kehamilan Taksiran TFU
a. Kehamilan 8 minggu b. Kehamilan 12 minggu c. Kehamilan 16 minggu d. Kehamilan 20 minggu e. Kehamilan 24 minggu f. Kehamilan 28 minggu g. Kehamilan 32 minggu h. Kehamilan 36-42 minggu (Sumber: Sukarni dan Margareth, 2013 dalam kehamilan,
persalinan, dan nifas)
2) Vagina dan perineum
Terjadi hiperaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan
progesteron, warna merah kebiruan.
3) Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hyperplasia sistem duktus
dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik
plasenta menyebabkan hipertrofi dan penambahan sel-sel
kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, dan sel-sel lemak dan
kolostrum (Margareth,2013;hal.67).
b. Peningkatan berat badan selama hamil
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg,terutama dari
pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ atau cairan
intrauterine. Berat janin 2,5-3,5 kg, berat plasenta 0,5-1 kg, cairan
amnion 1 kg, berat uterus 1 kg, penambahan volume sirkulasi
maternal 1,5 kg, pertumbuhan mammae 1kg, penumpukan cairan
interstisial di pelvis dan ektermitas 1-1,5 kg (Margareth,
2013;hal.67).
c. Perubahan sistem tubuh lainya
1) Sistem respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%,selain itu
diafragma juga terdorong ke cranial sehingga terjadi
hiperventilasi dangkal (20-24x/menit).
2) Sistem gastrointestinal
Ekstrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual
dan muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltic
dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar
atau perasaan ingin makan terus (mengidam).
3) Traktus urinarus
Ureter membesar, tonus otot saluran kemih menurun akibat
pengaruh ekstrogen dan progesteron. Kencing lebih sering
menyebabkan hidro ureter dan mungkin hidro nefrosis
sementara kadar kreatinin, urea, dan asam urat dalam darah
mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
4) Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormone
(MSH) menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi
pada wajah (chloasma gravidarum, payudara, dan linea
alba), striae gravidarum pada perut
(Margareth,2013;hal.67-68).
d. Pertumbuhan fisik pada trimester I
1) Minggu pertama
Disebut sebagai masa germinal.Karakteristik utama masa
germinal ini adalah pembelahan sel. Sejak pembuahan atau
fertilisasi ovum oleh sperma, zigot yang terbentuk membelah
diri sampai fase morula blastula.Menjelang akhir minggu
pertama terjadi implantasi di endometrium cavum uteri.
2) Minggu kedua
Terjadi diferensiasi masa selular embrio menjadi dua lapis
(stadium bilaminer). Kedua lapisan itu ialah lempeng epiblas
(akan menjadi ektoderm) dan hipoblas (akan menjadi
endoderm). Akhir stadium bilaminer ditandai munculnya alur
primitive atau alur sederhana (primitive streak) (Margareth,
2013;hal.82).
Terjadi pembentukan tiga lapis atau lempeng yaitu
ectoderm dan endoderm dengan penyusupan mesoderm
diantaranya. Diawali dari daerah primitive streak, dari
perkembangan primitive streak menjadi lempeng saraf (neural
plate mejadi neural fold kemudian menjadi neural groove dan
akan menjadi neural tube).
4) Minggu keempat
Pada akhir minggu ke 3-8 terbentuk ruas-ruas badan
(somit) sebagai karakteristik pertumbuhan disertai dengan
perkembangan berbagai karakteristik fisik lainya. Beberapa
sistem organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai
dengan akhir minggu ke 12 (trimester I) (Wahyu P,
2013;hal.84).
e. Perubaan fisik pada trimester II
1) Minggu ke 12-ke28
Karakteristik utama perkembangan intrauterine pada
trimester kedua adalah penyempurnaan struktur organ umum
dan mulai berfungsinya sistem organ.
Perubahan setiap bulan
a) Bulan ketiga: wajah terbentuk makin sempurna, letak
organ-organ wajah sesuai tempatnya. Alat kelamin luar
berkembang, lengkung usus yang terdesak kearah tali pusat
kembali tercakup dalam rongga abdomen. Mulai terdeteksi
ke 12 jenis kelamin fetus umumnya sudah dapat
diidentifikasi melalui pemeriksaan ultrasonografi (Wahyu P,
2013;hal.82).
b) Bulan keempat-kelima: tubuh janin memanjang dengan
cepat pertambahan berat mencapai 500 gram. Tumbuh
rambut-rambut halus (lanugo), rambut kepala, alis dan bulu
mata. Gerakan janin mulai dapat dirasakan oleh ibu.
c) Bulan keenam-ketuju: berat badan bertambah banyak
sampai dengan separuh berat janin pada kehamilan aterm.
Kulit kemerahan dan keriput karena terbentuknya jaringan
ikat subkutis. Susunan saraf pusat, kardiovaskuler, dan
pernafasan belum berfungsi sempurna dan diantara
ketiganya belum dapat berkoordinasi baik, sehingga jika
janin lahir pada periode ini tidak akan bertahan hidup
(Margareth, 2013;hal.86).
f. Perubahan fisik pada trimester III
1) Minggu ke 28-42
Karakteristik utama perkembangan intrauterine pada
trimester ketiga adalah penyempurnaan struktur organ khusus
dan penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ.
Perubahan setiap bulan
a) Bulan ketujuh-kedelapan: endapan lemak meningkat,
sehingga janin memperoleh bentuk membulat/menggemuk
produksi kelenjar lemak kulit juga menghasilkan lapisan
mingggu lengkap dan kardiovaskular, meskipun masih
sangat minimal. Janin yang lahir pada masa ini dapat
bertahan hidup, namun diperlukan perawatan intensif yang
baik untuk mencapai hasil optimal.
b) Bulan kesembilan: pertumbuhan kepala maksimal lingkar
kepala menjadi lingkar terbesar dari pada seluruh bagian
tubuh. Pada bayi laki-laki, testis mulai turun ketempatnya
didalam skrotum (Wahyu P, 2013;hal.141).
c) Saat lahir: terjadi mekanisme adaptasi berbagai struktur
janin. Diantaranya, paru yang semula kolaps karena belum
terisi udara, sejak lahir mejadi mengembang karena terisi
udara pernafasan. Berbagai struktur dalam sistem
kardiovaskuler menutup. Sejak tali pusat diputuskan sirkulasi
feto-maternal melalui plasenta dan pembuluh umbilikalis
terputus, dan bayi terpisah dari sirkulasi dari ibunya
(Margareth, 2013;hal.87).
d) Sikap menjadi lordose yang disebabkan oleh adanya
perubahsn bentuk pada tulang belakang yang menyesuaikan
diri dengan keseimbangan badan yang berhubungan dengan
keadaan uterus yang membesar(Wahyu, 2013;hal.78).
5. Perubahan Psikologis
a. Trimester I
1) Perasaan ambivalensi
Perasaan ambivalen ini akan berakhir dengan sendirinya
(Margareth, 2013;hal.76).
2) Ketakutan dan khayal-khayalan
Kurang lebih 80 % wanita mengalami kekecewaan, penolakan,
depresi, kesedihan, dan kecemasan akan tanggung jawab baru
atau kecemasan dengan kemampuanya untuk menjadi seorang
ibu (Wahyu P, 2013;hal.76).
b. Timester II
1) Perasaan sejahtera
Wanita merasa nyaman dan bebas dari rasa ketidaknyamanan
yang normal dialami wanita hamil (Margareth, 2013;76).
2) Perasaan dan emosi yang labil
Setelah perasaan ambivalensi pada wanita hamil trimester I
sebelumnya, pada trimester II ini mengalami perubahan emosi
dan lebih mencari perhatian dari pasangan seiringnya
peningkatan libido pada trimester II (Wahyu P, 2013;hal.76).
c. Trimester III
1) Pemikiran dan perenungan tentang peran yang sedang
dihadapi (Margareth,2013).
Depresi ringan merupakan hal yang umum terjadi dan wanita
menjadi lebih bergantung pada orang lain dan lebih menutup
diri karena perasaan rentanya (Wahyu P, 2013;hal.78).
2) Kembali merasakan ketidaknyamanan fisik (Margareth,
Persaan ketidaknyamanan fisik semakin kuat dirasakan seperti
canggung, jelek, berantakan dan memerlukan dukungan yang
sangat besar dari pasanganya (Wahyu P, 2013;hal.78).
6. Tanda Bahaya Atau Komplikasi Dalam kehamilan Trimester I
a. Abortus
Salah satu komplikasi yang sering terjadi ialah perdarahan.Pada
kehamilan muda sering dikaitkan kejadian abortus. Abortus yang
berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan,sedangkan
abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut
abortus provokatus. Perdarahan yang terjadi pada umur kehamilan
yang lebih tua terutama setelah melewati trimester III disebut
perdarahan antepartum (Margareth, 2013;hal.165).
Macam-macam abortus:
1) Abortus imminens
Abortus imminens biasanya terjadi diawali dengan keluhan
perdarahan pervaginam pada umur kehamilan kurang dari 20
minggu. Penderita mengeluh mulas sedikit atau tidak ada
keluhan sama sekali kecuali perdarahan pervaginam.
2) Abortus insipiens
Abortus insipiens ditandai dengan serviks yang telah mendatar
dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepi
masih dalam kacum uteri dan dalam proses pengeluaran.
Penderita merasa mulas karena kontraksi yang sering dann
3) Abortus kompletus
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram.
4) Abortus inkompletus
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan
masih ada yang tertinggal didalam uterus dimana pemeriksaan
vagina, serviks masih terbuka dan teraba jaringan dalam
kavum uteri. Perdarahan biasanya masih terjadi, jumlahnyapun
bisa banyak atau sedikit pada jaringan yang tersisa sehingga
perdarahan berjalan terus.
5) Missed abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah
meninggal dalam kandungan sebelum umur kehamilan 20
minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan
dikandungan. Penderita biasanya tidak merasakan keluhan
apapun kecuali merasakan pertumbuhan kehamilanya tidak
sesuai dengan yang diharapkan (Wahyu, 2013;hal.110).
6) Abortus habitualis
Abortus habitualis ialah abortus spontan yang terjadi 3 kali
atau lebih berturut-turut. Penderita abortus habitualis biasanya
tidak sulit untuk hamil kembali, tetapi kehamilanya berakhir
dengan keguguran atau abortus secara berturut-turut.
Abortus yang disertai penyebaran infeksi pada peredaran
tubuh dan alat genitalia (Margareth, 2013;hal.167).
b. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel
telur yang telah dibuahi tidak menempel pada dinding
endometrium kavum uteri. Pada proses awal kehamilan apabila
embrio tidak bisa mencapai endometrium untuk proses nidasi,
maka embrio dapat tumbuh disaluran tuba dan kemudian akan
mengalami beberapa proses seperti kehamilan pada umumnya
(Wahyu P, 2013;hal.78).
c. Mola hidatidosa
Suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak
ditemukan janin hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan
berupa degenerasi hidropik atau gelembung-gelembung putih,
berisi cairan jernih (Margareth, 2013;hal.178).
d. Plasenta previa
Plasenta yang berimplantasi pada bagian bawah rahim sehingga
menutupi seluruh atau sebagian dari ostium internum (Wahyu,
2013;hal.101).
e. Infeksi virus pada kehamilan (TORCH)
Torch merupakan dari singkatan empat jenis penyakit infeksi yaitu:
toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes. Jenis penyakit
infeksi ini sangat berbahaya bagi janin ibu hamil karena
Adalah kehamilan tanpa adanya janin, jadi hanya kantong gestasi
atau kantong ketuban saja (Wahyu, 2013;hal.183).
g. Solusio plasenta
Terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta
dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir
(Margareth, 2013;hal.168).
7. Tanda Bahaya Atau Komplikasi Kehamilan Trimester II dan III
a. Perdarahan peraginam
Perdarahan antepartum atau perdarahan pada usia kehamilan
lanjut adalah perdarahan pada trimester akhir dalam kehamilan
sampai bayi dilahirkan (Margareth, 2013;hal.185).
b. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius adalah sakit
kepala yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat
(Prawiroharjo, 2010;hal.282).
c. Darah Tinggi
Kenaikan tekanan darah baik siastol maupun diastole setelah 20
minggu umur kehamilan. Apabila diikuti dengan protein urin yang
positif dan bengkak pada muka dan kaki.
d. Gerakan janin tidak terasa
Gerakan janin akan terasa apabila ibu sedang istirahat, makan,
minum dan berbaring dan apabila gerakan janin kurang atau
melemah ibu harus segera memeriksakannya ke tenaga kesehatan
8. Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal
a. Asuhan kebidanan pada trimester I
1) Mengkaji data umum pribadi: nama, usia, alamat, pekerjaan
ibu/suami, lamanya menikah, kebiasaan yang dapat merugikan
kesehatan.
2) Keluhan saat ini: jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu,
dan lamanya mengalami gangguan tersebut
3) Riwayat haid: hari pertama haid terakhir (HPHT), usia kehamilan
dan taksiran persalinan.
4) Riwayat kehamilan dan persalinan: asuhan antenatal, persalinan,
nifas kehamilan sebelumnya, cara persalinan, jumlah dan jenis
kelamin anak hidup, berat badan lahir, cara pemberian asupan
bagi bayi yang dilahirkan, informasi dan saat persalinan atau
keguguran terakhir.
5) Riwayat kehamilan saat ini: identifikasi kehamilan, identifikasi
penyulit (pre eklampsia atau hipertensi dalam kehamilan),
penyakit lain yang diderita, gerakan bayi dalam kandungan.
6) Riwayat penyakit keluarga dalam keluarga: diabetes mellitus,
hipertensi atau hamil kembar, dan kelainan bawaan.
7) Riwayat penyakit ibu: penyakit yang pernah diderita, penyakit
jantung, infeksi virus berbahaya, alergi obat, atau makanan
tertentu, pernah mendapat transfusi darah dan indikasi tindakan
8) Riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan:
dilatasi dan kuretase, reparasi vagina, seksio sesarea, serviks
inkompeten, oprasi non ginekologi.
9) Riwayat mengikuti program keluarga berencana: riwayat
imunisasi, dan riwayat menyusui.
10) Pemeriksaan : keadaan umum, tanda vital, dan pemeriksaan
payudara.
11) Pemeriksaan abdomen: bentuk dan ukuran abdomen, perut
bekas oprasi, tanda-tanda kehamilan, gerakan janin, varises,
hernia, dan edema.
12) Pemeriksaan laboratorium: analisis urin, HB, golongan darah,
gula darah, ultrasonografi.
13) Edukasi kesehatan bagi ibu hamil: Tidak semua wanita hamil dan
keluarganya mendapat pendidikan dan konseling kesehatan
yang memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama tentang
kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat
dan berkualitas. Kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi
petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan
esensial bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana
persalinan (dimana penolong, dana, pendamping, dan
sebagainya) dan cara merawat bayi.
14) Nutrisi yang adekuat: kalori, protein, kalsium, zat besi, dan asam
folat.
15) Kebersihan tubuh dan pakaian: Kebersihan tubuh harus terjaga
genitalia, lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan
kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinfeksi oleh
mikroorganisme (Prawiroharjo, 2010;hal.284)
b. Asuhan kebidanan pada trimester II
1) Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil
2) Hasil pemeriksaan setiap kunjungan: tanda vital, TFU, letak
janin, dan presentasi janin.
3) Menilai kesejahteraan janin: pengukuran TFU terutama pada
umur kehamilan > 20 minggu yang akan disesuaikan dengan
umur kehamilan saat pemeriksaan.
4) Edukasi kesehatan ibu hamil: kunjungan antenatal member
kesempatan bagi petugas untuk memberikan informasi
kesehatan esensial bagi bagi ibu hamil dan keluarganya.
5) Perawatan payudara: perawatan payudara perlu dipersiapkan
sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi
dengan baik pada saat diperlukan (Prawiroharjo, 2010;hal.284).
c. Asuhan kebidanan pada trimester III
1) Keluhan yang rasakan ibu hamil
2) Hasil pemeriksaan setiap kunjungan
a) Umum
(1) Tekanan darah
(2) Respirasi
(3) Nadi
(1) Tinggi fundus uteri
(2) Letak janin (setelah 34 minggu)
(3) Presentasi janin
(4) Denyut jantung janin
c) Pemeriksaan tambahan
(1) Proteinuria
(2) Glukosuria
(3) Keton
3) Menilai kesejahteraan janin
a) Pengukuran tinggi fundus uteri terutama > 20 minggu yang
akan disesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan
dilakukan. Tinggi fundus yang normal sama dengan usia
kehamilan.
b) Gerakan menendang atau tendangan janin (10
gerakan/12jam)
c) Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam
dikaitkan dengan hipoksia berat atau janin meninggal.
d) Denyut jantung janin
e) Ultrasonografi
4) Edukasi kesehatan bagi ibu hamil
Tidak semua wanita hamil dan keluarganya mendapat
pendidikan dan konseling kesehatan yang memadai tentang
kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya
untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas.
kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi
ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan (dimana
penolong, dana, pendamping, dan sebagainya) dan cara
merawat bayi.
5) Nutrisi yang adekuat
a) Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap
harinya adalah 2500 kalori.
b) Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil 85 gram per
hari.
c) Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari.
d) Zat besi
Metabolism yang tinggi pada ibu hamil memrlukan kecukupan
oksigenasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan
pengantaran oksigen melalui hemoglobin didalam sel-sel
darah merah.
e) Asam folat
Selain zat besi,sel-sel darah merah juga memerlukan asam
folat bagi pematangan sel.
6) Perawatan payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga
Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan
anatomi pada perut, area genitalia, lipat paha, dan payudara
menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan
mudah terinfeksi oleh mikroorganisme (Prawiroharjo,
2010;hal.284).
9. Tujuan asuhan pada ibu hamil normal
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
social ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
asi eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Prawiroharjo,
B. Konsep dasar tentang persalinan normal
1. Pengertian
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala, tanpa adanya komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin (Margareth, 2013;hal.185).
2. Tahapan persalinan
a. Kala I: dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan
lengkap (10 cm). Proses ini dibagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam)
seriks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) seriks
membuka dari pembukaan 3cm sampai 10 cm.Kontraksi semakin
kuat dan sering pada fase aktif.
Fase aktif dibagi menjadi 3 sub yaitu:
1) Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaan 4
cm.
2) Periode dilatasi maksimal: berlangsung selama 2 jam,
pembukaan 9 cm dengan cepat.
3) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam 2 jam
pembukaan menjadi 10 atau lengkap.
b. Kala II: dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada
multi. Tanda dang gejala kala II yaitu:
1) His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit.
3) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan
vagina.
4) Perineum terlihat menonjol.
5) Vula-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
6) Peningkatan pengeluaran lender darah.
c. Kala III: dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit – 1 jam.
d. Kala IV: dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama
postpartum (Prawiroharjo, 2009;hal.213).
3. Macam - macam persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan teknik:
a. Persalinan spontan yaitu: persalinan yang berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir
b. Persalinan buatan yaitu: persalinan dengan tenaga dari luardengan
ekstraksi forceps, ekstraksi vakum, dan secsio caesar.
c. Persalinan anjuran yaitu: bila kekuatan yang untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsangan (Ai
yeyehdkk, 2009).
Menurut Rohani dkk (2011) Persalinan berdasarkan umur
kehamilan:
a. Abortus adalah terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat
hidup berat janin kurang dari 1000 gram atau usia kehamilan
b. Partus prematurus persalinan dari hasil konsepsi pada umur 28-36
minggu. Janin dapat hidup tetapi berat badan diantara1000-2500
gram.
c. Partus matures atau aterm adalah persalinan pada umur 37-40
minggu, janin dapat hidup dengan berat badan lahir 2500-4000
gram.
d. Partus postmaturus adalah persalinan pada umur kehamilan lebih
2 minggu dari waktu partus yang ditaksir.
e. Partus presipitatus adalah persalinan yang berlangsung cepat
(misal: diatas kendaraan, dikamar mandi, dan lain-lain).
f. Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan,
untuk memperoleh bukti ada atau tidaknya CPD.
4. Tanda Dan Gejala Persalinan
Tanda dan gejala menjelang persalinan antara lain: perasaan distensi
berkurang (lightening), perubahan serviks, persalinan palsu, ketuban
pecah, dan blood show.
a. Lightening mulai dirasakan kira-kira 2 minggu menjelang
persalinan, adalah penurunan bagian presentasi kedalam pelvis
minor. Pada presentasi sefalik, kepala bayi biasanya menancap
(engaged) setelah lightening. Lightening menyebabkan tinggi
fundus menurun ke posisi yang sama dengan sama dengan posisi
fundus pada usia kehamilan 8 bulan (Wahyu P, 2013;hal.209).
b. Perubahan serviks terjadi akibat peningkatan intensitas Braxton
sebelum persalinan. Kematangan servix mengindikasikan
kesiapanya untuk persalinan.
c. Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri,
yang member pengaruh signifikan terhadap servix. Kontraksi
Braxton hicks yang tidak nyeri,yang telah terjadi sejak sekitar
enam minggu kehamilan. Persalinan palsu dapat terjadi selama
berhari-hari atau secara intemiten bahkan tiga atau empat minggu
sebelum persalinan yang nyata.
d. Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan.
Apabila terjadi sebelum persalinan disebut ketuban pecah dini
(KPD).
e. Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar
lender serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar
pelindung dan menutup jalan lahir selama kehamilan. Pengeluaran
plak inilah yang disebut bloody show. Bloody show paling sering
terlihat sebagai lendir darah yang lengket dan harus dibedakan
dari perdarahan murni (Margareth, 2013;hal.212).
5. Faktor yang mempengaruhi persalinan
a. Power
1) His adalah kontraksi otot rahim pada persalinan
2) Tenaga mengejan adalah kontraksi otot dinding perut dan kepala
didasar panggul merangsang mengejan saat kontraksi (Wahyu P,
b. Passage/panggul
1) Bagian-bagian panggul adalah dua os coxae(os ischium, os pubis,
os sacrum, os illium), os cossygis(os illium, os ischium, os pubis, os
sacrum).
2) Bagian-bagian pelvis minor adalah pintu atas panggul/PAP cavum
pelvis, pintu bawah panggul.
3) Bidang panggul adalah bidang datar imajiner yang melintang
terhadap panggul pada tempat yang berbeda (Margareth,
2013;hal.187).
6. Mekanisme persalinan
a. Engagement: pada minggu akhir kehamilan atau pada saat persalinan
dimulai, kepala masuk PAP.
b. Desent: penurunan kepala bergantung pada bentuk pelvis dan kepala
turun akibat his, tekanan dari cairan amnion, kontraksi otot dinding
perut, dan mengejan.
c. Flexion: kepala janin melakukan fleksi, dagu menempel ke toraks,
posisi kepala berubah dari oxipito-frontalis menjadi
suboksipito-bregmatika.
d. Putar paksi dalam: putaran ubun-ubun kecil kearah depan melewati
distansia interspinarum
e. Extention: dengan kontraksi yang adekuat kepala semakin turun dan
menyebabkan perineum distensi. Puncak kepala berada disimfisis dan
kontraksi perut ibu kuat mendorong kepala ekspulsi dan melewati
f. External rotation: setelah seluruh bagian sudah lahir terjadi putaran
kepala seperti posisi pada saat engagement.
g. Ekspulsi: setelah putar paksi luar, bahu depan berada dibawah simfisis
dan kelahiran bahu belakang diikuti kelahiran bahu depan serta
seluruh badan bayi (Margareth, 2013;hal.200).
7. Komplikasi pada persalinan
a. Atonia uteri
Keadaan lemahnya tonus atau kontraksi rahim yang menyebabkan
uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat
implantasi plasenta setelah bayi lahir (Margareth, 2013;hal.243).
b. Robekan jalan lahir
Robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma. Robekan
jalan lahir biasanya terjadi akibat episiotomy, robekan spontan
perineum, trauma forceps atau vacuum ekstraksi.
c. Retensio plasenta
Plasenta yang tertinggal dalam uterus setengah jam setelah bayi lahir.
Plasenta yang sukar dilepaskan dengan pertolongan aktif kala III bisa
disebabkan oleh adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus.
d. Inversi uterus
Keadaan dimana lapisan dalam uterus turun dan keluar lewat ostium
uteri eksternum, yang dapat bersifat inkomplit sampai komplit (Wahyu
P, 2013;hal.243).
e. KPD
Keadaan dimana pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda
8. Asuhan persalinan normal
a. Melihat tanda dan gejala kala II: mengamati tanda dan gejala persalinan
kala II, Ibu mempunyai keinginan untuk meneran, ibu merasa tekanan
yang semakin meningkat pada rektum dan atau vaginanya, perineum
menonjol, vulva vagina dan sfingter ani membuka.
b. Menyiapkan pertolongan persalinan
1) Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap
digunakan. Mematahkan ampul oxytocin 10 IU dan menempatkan
tabung suntik steril sekali pakai didalam partus set.
2) Mengenakan baju penutup atau celemek plastic yang bersih.
3) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai atau pribadi
yang bersih.
4) Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua
pemeriksaan dalam.
5) Mengisap oxytocin 10 IU kedalam tabung suntik (dengan memakai
sarung tangan DTT atau streil dan meletakan kembali di partus set
atau wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa
mengkontaminasi tabung suntik.
c. Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik
1) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang
2) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.
3) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin
0,5% dan kemudian melepaskanya dalam keadaan terbalik serta
merendamnya didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit,
kemudian mencuci tangan.
4) Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa
DJJ dalam batas normal (100-180 x/menit).
d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk mebantu proses pimpinan meneran
1) Membertahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
sudah baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai
dengan keinginannya.
2) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran.
3) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran.
e. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
1) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
2) Meletakan kain yang bersih dilipat 1-3 bagian dibawah bokong ibu.
3) Membuka partus set
4) Memakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan.
1) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, letakan tangan
yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak
menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar
perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahar atau
bernafas cepat ketika kepala lahir
2) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain
atau kasa yang bersih.
3) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi dan meneruskan proses kelahiran bayi.
4) Menuggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
5) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua
tangan dimasing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya
kearah bawah dan kearah luar hingga bahu anterior muncul dibawah
arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik kearah atas dan
kearah luar untuk melahirkan bahu posterior.
6) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala
bayi yang berada di bagian bawah kearah perineum, membiarkan
bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan
kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.
7) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada
diatas dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya saat
punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan
hati-hati membantu kelahiran kaki.
g. Penanganan bayi baru lahir
1) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakan
bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah
dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakan bayi ditempat
yang memungkinkan).
2) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan di
biarkan kontak kulit ibu dengan kulit bayi.
3) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
4) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut.
5) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti
bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering menutupi
bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka.
6) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai pemberian asi jika ibu
menghendakinya.
h. Oxytocin
1) Meletakan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen
untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
3) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan
oxytocin IM.
i. Penegangan tali pusat terkendali
1) Memindahkan klem pada tali pusat.
2) Meletakan satu tangan diatas kain yanga ada diperut ibu, tepat
diatas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk melakukan
palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memgang tali pusat
danklem dengan tangan lain.
3) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan kearah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan
yang perlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara
menekan uterus kearah atas dan belakang dorso cranial dengan
hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversion uteri. Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,hentikan penegangan tali
pusat dan menunggu hingga kontraksi berikutnya dimulai.
j. Mengeluarkan plasenta
1) Setelah plasenta terlepas,meminta ibu untuk meneran sambil tangan
menarik tali pusat ke bawah kemudian kearah atas, mengikuti kurva
jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada
uterus. Jika tali pusat betambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.
2) Jika plasenta terlihat diintroitus vagina, melanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta
jarum jam hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan
melahirkan selaput ketuban tersebut.
k. Pemijatan uterus
1) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase
uterus, meletakan telapak tangan difundus dan melakukan massase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi fundus menjadi keras.
l. Menilai perdarahan
1) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan
selaput ketuban lengkap dan utuh.
2) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
m. Melakukan prosedur pasca persalinan
1) Menilai ulang uterus dan memastikanya berkontraksi dengan baik.
2) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5% membilas kedua tangan yang masih bersarung
tangan tersebut dengan air DTT dan mengeringkanya dengan kain
yang bersih dan kering.
3) Menempatkan klem tali pusat ke dalam air DTT/steril dan
mengikatkan tali dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm
dari pusat
4) Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan
5) Melepaskan klem bedah dan meletakanya kedalam larutan klorin
0,5%.
6) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainya bersih atau kering.
7) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian asi.
8) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam
a) 2-3 x dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
b) setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
c) setiap 20-30 menit pada jam ke dua pasca persalinan
9) Mengajarkan pada ibu atau keluarga bagaimana melakukan
massase uterus dan memeriksa uterus.
10) Mengevaluasi kehilangan darah.
11) Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap
15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua pasca persalinan. Memeriksa temperatur
tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan.
n. Kebersihan dan keamanan
1) Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi 10 menit. Mencuci dan membilas peralatan setelah
dekontaminasi.
2) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat
3) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT dari cairan
ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang
bersih dan kering.
4) Memastikan ibu nyaman. Membantu ibu memberikan asi.
Menganjurkan keluarga memberikan ibu minuman danmakanan
yang diinginkan.
5) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan
dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
6) Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%,
membalikan bagian dalam dan merendamnya dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit.
7) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
o. Dokumentasi
Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).
9. Asuhan persalinan berkala
a. Persalinan kala I
1) Mengevaluasi kesejahteraan ibu.
a) Mengukur tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan setiap 2-4 jam
apabila ketuban utuh dan 1-2 jam apabila ketuban sudah pecah.
b) Mengevaluasi kandung kemih setiap 2 jam.
c) Mengevaluasi kedaan umum
2) Mengevaluasi kesejahteraan janin
a) Letak janin, presentasi, gerak, dan posisi.
3) Mengevaluasi kemajuan persalinan, termasuk penipisan,
pembukaan, turunya bagian terendah, pola kontraksi, dan tanda
persalinan kala II.
4) Memberikan dukungan pada ibu dan keluarga.
5) Melakukan skrining untuk mengantisipasi komplikasi ibu dan janin
(Muslihatun, 2009;hal.159).
b. Asuhan persalinan kala III
1) Melanjutkan evaluasi setiap tanda-tanda bahaya yang ditemukan
2) Melanjutkan kemajuan dari persalinan (pelepasan dan pengeluaran
plasenta.
3) Melanjutkan evaluasi ibu
4) Memperhatikan tanda dan gejala perdarahan (Muslihatun,
2009;hal.161).
c. Asuhan persalinan kala IV
1) Melakukan evaluasi terhadap uterus
2) Inspeksi dan evaluasi serviks, vagina dan perineum
3) Inspeksi dan evaluasi terhadap kelengkapan plasenta
4) Menjahit luka jalan lahir akibat episiotomy atau laserasi (Muslihatun,
2009;hal.161).
10. Tujuan asuhan persalinan normal
Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai
selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang
bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang
D. Konsep dasar tentang asuhan pada bayi baru lahir
1. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir (neonatus) yang cukup bulan
dengan usia kehamilan 37-42 minggu,berat badan antara 2500-4000 gram
atau sesuai dengan masa kehamilan,panjang badan antara 45-50
cm,lingkar kepala 33-35cm lingkar dada 30-33,skor APGAR antara 7-10,
tanpa kelainan congenital terutama trauma persalinan. Secara neurologik
bayi baru lahir (neonatus) normal memiliki cirri-ciri sperti: posisi bayi frot
56g position (fleksi pada ekstermitas atas atau bawah), reflak
morro/kejutan positif (+) dan harus simetris, reflex hisap positif (+), pada
sentuhan palatum molle, reflaks menggenggam positif (+), reflek rooting
positif (+) (Muslihatun WN, 2010;hal.35).
2. Tahapan bayi baru lahir
a. Masa Perinatal
Merupakan masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan 4
minggu (28 hari) sesudah kelahiran.Berdasarkan ukuran statistik, masa
perinatal merupakan masa sejak kehamilan 28 minggu sampai dengan
28 hari setelah kelahiran. Sejak menjadi masa kehamilan 22 minggu
sampai dengan 28 hari sesudah lahir, karena viabilitas dan harapan
hidup yang makin besar pada usia kehamilan yang muda (Menurut
ICD-10 WHO). Berdasarkan ukuran biologis, masa perinatal adalah masa
sejak terjadinya konsepsi sampai satu bulan sesudah lahir, dihitung
b. Masa neonatal
Masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28hari) sesudah
kelahiran.Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan
usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari.
Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 (Muslihatun WN, 2010;hal.2).
Bayi baru lahir memiliki variasi penampilan yang normal.
Beberapa variasi ini bersifat sementara dan akan menghilang sesuai
dengan pertumbuhan fisik. Tapi ada juga beberapa yang menetap dan
disebut sebagai “tanda lahir “. Berikut ini variasi penampilan yang
normal pada bayi baru lahir:
1) Kulit
Warna kulit bayi sangat bervariasi tergantung ras, usia, suhu, dan
keadaan bayi. Saat bayi baru lahir, warna kulit mungkin berwarna
keunguan, lalu berubah menjadi kemerahan setelah bayi menangis
keras dan dapat bernafas. Beberapa kulit bayi berwarna kekuningan.
Hal ini dapat merupakan respons normal tubuh terhadap jumlah sel
darah merah yang banyak tapi dapat pula pertanda serius, terutama
bila warna kekuningan bertambah dan menetap selama beberapa
hari.
2) Kepala
Bentuk kepala di hari-hari pertama tidak benar-benar bulat akibat
posisi dalam rahim ataupun proses persalinan yang dialami, tapi akan
kembali ke bentuk normal dalam seminggu pertama. Bayi juga bias
tulang tengkorak. Hal ini bisa terjadi karena adanya kesulitan proses
persalinan,biasanya terjadi 24-48 jam pasca persalinan. Tapi tidak
mempengaruhi otak bayi dan bisa menghilang beberapa minggu.
Keadaan ini tidak membutuhkan perawatan khusus.
3) Wajah
Wajah harus diobservasi secara menyeluruh dan kemiripan dengan
salah satu atau kedua orang tua harus diperhatikan. Simetris wajah
harus diamati: adanya asimetri dapat menunjukan adanya kerusakan
saraf dan akan menjadi lebih jelas ketika bayi menangis. Milia (Milk
Spot) adalah papilla kecil yang terlihat disekitar hidung dan
disebabkan oleh penumpukan sekresi kelenjar sebaseause. Milia
biasanya sembuh spontan dalam beberapa minggu.
4) Mulut
Pemeriksaan mulut adalah prosedur yang sederhana dan harus
dilakukan untuk mengesampingkan abnormalitas. Observasi umum
akan mengidentifikasi abnormalitas mayor yang nyata. Jika tidak
terdiagnosis antenatal bibir sumbing akan menjadi terlihat jelas
segera setelah bayi lahir dan dapat bersifat unilateral atau bilateral
serta dapat melebar sampai langit-langit mulut. Namun sumbing
dilangit-langit mulut kadang-kadang kurang terlihat jelas dan
memerlukan penilaian menyeluruh untuk mengkonfirmasi
keberadaanya. Untuk melakukan harus dimasukan jari yang
dipakaikan sarung tangan kedalam mulut bayi yang Menunjukan
reflek menghisap. Dengan mempalpasi langit-langit mulut
yang lunak. Lebih sulit untuk dilokalisasi dan langit-langit mulut perlu
diperiksa menggunakan pentorch. Pemeriksaan ini paling baik
dilakukan ketika bayi sedang menangis. Ankyloglossia atau
melekatnya lidah didasar mulut disebabkan karena peningkatan
inisiasi menyusui, ketika ibu mengalami putting yang sakit atau lecet
atau bayi tidak disusui dengan baik penting bidan untuk menilai lidah
bayi. Beberapa bayi dilahirkan dengan gigi, jika terjadi demikian gigi
biasanya berada di daerah gigi seri.
5) Mata
Mata harus memiliki posisi yang simetris diwajah. Jarak ujung mata
bagian luar dapat dibagi sama besar menjadi tiga dengan satu lebar
mata pas kedalam ruang ujung mata bagian dalam. Pemeriksaaan
mata jauh lebih mudah jika bayi dengan spontan membuka matanya
dan paling baik dilakukan ketika bayi dalam keadaan terjaga. Sangat
sedikit informasi yang dapat diperoleh jika mata dipaksa membuka.
6) Telinga
Pada keadaan normal ujung atas telinga sejajar denganujung mata
bagian luar. Telinga harus diperiksa untuk memastikan bahwa ada
saluran pendengaran dan keadaanya bagus. Bentuknya bisa tidak
sama antara kanan dan kiri, kadang telipat, dan kadang berbulu.
Tapi hal ini tidak akan menetap, melainkan akan menuju ke bentuk
sempurna. Rambut di sekitar telingapun akan rontok.
7) Hidung
dapat dihibungkan dengan sindrom down. Jika terlihat adanya
kesulitan dengan pernafasan hidung maka diperlukan pemeriksaan
lebih lanjut, pada pemeriksaan bidan harus mengamati saluran
nasal.Bersin dapat merupakan keadaan yang cukup umum pada bayi
yang baru lahir, tetapi bersin yang berlebihan dapat mengindikasikan
neonatal abstinence syndrome (NAS).
8) Leher
Bayi cenderungmemiliki leher yang relative pendek tetapi harus ada
mobilitas yang sempurna, bidan harus mengamati adanya lipatan
leher atau kulit yang berlebih yang dihubungkan sindrom turner.
9) Tali pusat
Tali pusar harus diperhatikan ketika lahir dan selama pemeriksaan
selanjutnya. Harus ada tiga yang dapat diidentifikasi di tali pusar yaitu
dua arteri dan satu vena.
10) Abdomen
Observasi abdomen, ketika bayi tenang harus menunjukan kulit yang
diperfusi dengan baik dan harus tampak lunak dan bulat tergantung
pada apakah bayi baru saja disusui atau tidak, abdomen akan terlihat
rata atau sedikit bulat. Jika abdomen sangat menggelembung, jika
ada ketegangan abdominal yang jelas, bidan perlu memeriksanya
lebih lanjut karena hal ini dapat menunjukan obstruksi atau problem
lainya.
11) Anus
Letak dan kondisi anus yang baik harus diperiksa dan akan terlihat
pemeriksaan segera. Oleh karena itu, penting untuk bidan melakukan
pemeriksaan lubang anus dan menginformasikan pada ibu mengenai
jenis dan jumlah mekonium yang keluar.
12) Bibir
Bibir bayi akan kering untuk sementara waktu,yang disebut sucking
blister. Hal ini terjadi akibat gesekan antara bibir bayi dengan putting
atau areola. Kulit bibir yang kering akan segera tergantikan dengan
lapisan baru.
13) Payudara
Pembesaran dada dapat terjadi ada bayi baru lahir baik laki-laki
maupun perempuan dalam tiga hari pertama kehidupanya. Hal ini
disebut newborn breast swelling, yang dihubungkan dengan hormon
ibu dan menghilang dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
14) Alat Kelamin
Alat kelamin dapat terlihat membengkak atau mengeluarkan cairan.
Tampilanya dapat berbeda sesuai usia kehamilan. Bayi premature
mempunyai klitoris menonjol dengan labia/bibir vagina yang dalam.
Semakin cukup bulan labia semakin ke sisi luar. Bayi perempuan
dapat mengeluarkan cairan atau mucus kemerahan dari vagina
dalam minggu pertama kehidupan. Kejadian normal ini dihubungkan
dengan hormon ibu. Bayi premature laki-laki mempunyai skrotum
yang rata dan halus dengan testis yang belum turun (sebaiknya testis
turun sebelum usia 6 bulan). Bayi lebih bulan menampakan
Tanda lahir seringkali mencemaskan orang tua. Biasanya ditemui di
punggung bagian bawah hingga bokong, meskipun dapat juga
dijumpai dibagian lain. Beberapa jenis tanda lahir berikut ini dapat
membantu memastikan apakah tanda lahir tersebut normal:
a) Vernix caseosa
Vernix caseosa adalah subsitansi berwarna putih, licin, seperti
keju melapisi kulit bayi baru lahir. Fungsinya melindungi bayi dari
cairan ketuban dalam rahim. Vernix dapat tidak terlihat pada bayi
yang lebih bulan. Tidak perlu dibersihkan dan biasanya diserap
kulit.
b) Lanugo
Lanugo adalah rambut halus pada tubuh bayi, terutamadi
punggung,dahi dan pipi. Lanugo lebih terlihat pada bayi
premature. Biasanya tidak terlihat pada bayi yang lebih bulan.
c) Milia
Milia adalah bercak putih kecil dan keras seperti jerawat pada
hidung bayi baru lahir. Dapat pula muncul di dagu dan dahi. Milia
berasal dari sumbatan kelanjar minyak dan dapat menghilang
sendiri. Bila dapat di mulut dan gusi di sebut Epstein Pearls.
d) Stork Bites atau Salmon Patches
Adalah bercak merah atau pink kecil yang ditemukan di kelopak
mata, di antara mata, bibir atas, dan belakang leher. Bercak ini
terlihat jelas ketika bayi menangis dan akan menghilang dengan
sendirinya.
Mongolian spots adalah bercak biru keunguan seperti memar pada
bagian bawah belakang bayi dan bokong. Penyebabnya adalah
penumpukan sel pigmen dan biasanya menghilang pada usia 4
tahun.
f) Café au lait spots
Tanda lahir berwarna coklat muda ini bersifat permanen dan
muncul pada saat lahir atau beberapa hari kemudian.
g) Erythema Toxicom
Erythema Toxicom adalah bercak kemerahan pada bayi baru lahir.
Sering terdapat di dada dan punggung atau hingga seluruh tubuh.
Setengah dari bayi baru lahir mengalami kejadian ini pada hari
pertama. Tapi jarang terjadi pada bayi premature. Penyababnya
tidak diketahui. Keadaan ini tidak membutuhkan pengobatan dan
menghilang sendiri dalam beberapa hari.
h) Acne neonatorum
Sekitar 1/5 bayi baru lahir mempunyai jerawat pada bulan
pertama. Biasanya di pipi dan dahi. Hal ini disebabkan oleh
hormon ibu dan akan menghilang dalam beberapa bulan. Jerawat
tidak boleh dipencet karena dapat menyebabkan infeksi.
i) Strawberry Hemangioma
Adalah area menonjol, sembab, berwarna merah tua atau terang
seperti strawberry yang dibentuk oleh penumpukan pembuluh
darah premature. Strawberry hemangioma sering terlihat di
beberapa bulan, dan secara bertahap menghilang, dan biasanya
menghilang sempurna saat usia 9 tahun.
j) Port wine stain
Adalah tanda lahir berupa bercak tidak menonjol berwarna pink,
merah, dan ungu. Tanda lahir ini berasal dari penumpukan kapiler
dan biasanya muncul di kepala dan leher. Ukuranya dapat kecil
atau menutupi seluruh permukaan tubuh. Cirinya tidak berubah
warna atau menghilang bila ditekan. Keseimbangan kalori dan
cairan pada bayi baru lahir menujukan bahwa, cairan tubuh bayi
sebanyak 70-75% berat badan. (Muslihatun.WN, 2010;hal.38).
3. Transisi kehidupan luar kandungan
Transisi dari kehidupan fetal ke kehidupan neonatus bagi sebagian besar
bayi merupakan proses yang relative jelas. Namun kompleksitas yang
terjadi bermakna bahwa sebagian bayi mengalami keterlambatan atau
pada beberapa kasus mengalami masalah besar yang terkait dengan
anatomi atau status fisiologi. Bayi-bayi yang menunjukan tanda-tanda
serius tidak dapat beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin mungkin
memiliki problem parah seperti abnormalitas kardiak yang kompleks.
Kesulitan transisi dapat berdampak negative pada perkembangan
selanjutnya. Bidan, perawat dan dokter disarankan untuk mewaspadai
tanda-tanda bahwa transisi kemungkinan tidak berkembang normal untuk
kemungkinan intervensi dan mengoptimalkan bayi berkembang normal.
Perpindahan dari kehidupan di dalam kandungan ke luar kandungan
proses kelahiran dan saat-saat kehidupan sebagai bayi yang baru
lahir(Lumes den H.Holme D, 2012;hal.12).
a. Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular berkembang dini ketika embrio mengalami
peningkatan kebutuhan akan nutrisi dan oksigen. Perkembangan
dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Malforasi jantung
dan pembuluh dimungkinkan karena perkembangan kardiak adalah
proses yang kompleks. Sistem sirkulasi bayi yang baru lahir harus
berpindah dari pertukaran oksigen dan karbondioksida plasenta ke
pertukaran gas pulmonary. Sebagian perubahan berlangsung cepat,
tetapi sebagian lagi daoat berlangsung lebih lama. Setelah lahir dan
aliran darah di tali pusat berhenti, tekanan di atrium kanan turun ketika
darah di ductus venosus berhenti mengalir dan sphinter menutup untuk
konstriksi vena umbilikus. Ketika paru-paru yang kemudian menjadi
organ pertukaran gas. Foramen ovale dan ductus arteriosus menutup (
Lumsden,H dan Holmes, D. 2012; hal. 12)
b. Sistem pulmonary
Perkembangan paru-paru tergantung pada adanya cairan amniotic
yang cukup dan gerakan bernafas fetal. Meskipun paru-paru paling
tidak aktif selama kehidupan fetal dan tidak bertanggung jawab untuk
pertukaran udara, gerakan bernafas fetal akan terjadi dan berperan
terhadap perkembangan fetal. Gerakan-gerakan tersebut meningkat
frekuensinya ketika saat lahir semakin dekat. Ketika fetus berada di
Saat lahir cairan alveolar sudah tidak dibutuhkan dan berhenti
diproduksi, suatu proses yang dianggap berada dibawah pengaruh
adrenalin. Selama melahirkan normal dengan bayi yang sehat,
jumlah oksigen dalam darah bayi menurun dan kadar karbondioksida
meningkat. Hal ini terjadi karena kontraksi kuat uterus yang
sementara mengganggu aliran darah teroksigenasi ke fetus. Tali
pusat juga tertekan selama turunya fetus, juga mengurangi oksigen.
Keadaan ini semakin diperburuk ketika tali pusat tidak lagi menyuplai
darah teroksigenasi setelah dipotong atau saat berhentinya darah
secara alamiah pada waktu lahir. Faktor lain yang mempengaruhi
inhalasi pertama saat lahir adalah kompresi atau memampatnya
dinding dada fetus selama turunya bayi melalui jalan lahir. Ketika
tubuh bayi yang baru lahir telah keluar, dinding dada mengembang
dan akan mendorong inspirasi, alveoli mengembang. Perkembangan
plasenta normal diperlukan untuk pertukaran zat-zat antara sirkulasi
fetal dan maternal selama kehamilan.
Plasenta bertanggungjawab untuk pertukaran oksigen dan
karbondioksida serta mempertahankan status asam-basa. Plasenta
yang berfungsi buruk akan menyebabkan fetus mengalami bahaya
untuk proses kelahiran dan memperburuk hipoksia, sehingga bayi
baru lahir memerlukan resusitasi. Sirkulasi maternal berperan penting
dalam menyuplai darah yang kaya akan oksigen ke plasenta dan ke
fetus. Jika plasenta belum berfungsi sempurna, fetus kurang optimal
menerima suplai oksigen dan nutrisi untuk perkembangan. Ketika
oksigen dan nutrisi dapat terpengaruh, mengakibatkan bayi
berukuran kecil untuk usia gestasinya (Lumsden.H dan Holmes.D,
2010 ;h.15).
c. Sistem Metabolisme
Bayi baru lahir yang sehat menggunakan glukosa untuk membantu
transisinya. Glukosa menyediakan energi untuk proses kelahiran dan
untuk proses bernapas pertamakali. Metabolisme ini juga membantu
untuk produksi ASI pada ibu, bayi baru lahir mulai menggunakan
lemak yang ada dari sebelum lahir untuk menyiapkan energi sekitar
3-4 hari setelah lahir.
d. Gastrointestinal
Neonatus cukup umur dan normal yang telah berhasil mengalami
transisi ke kehidupan bayi baru lahir biasanya memiliki sistem
pencernaan yang siap untuk menerima dan mencerna susu ibu.
Sebagian besar bayi baru lahir mengeluarkan mekonium dalam 24
jam pertama dan bisa terjadi pada saat atau sesaat setelah lahir.
Mekonium tersusun dari isi saluran gastrointestinal yang diperoleh
selama kehidupan fetal dalam uterus, mekonium mengandung cairan
amnion, vernix caseosa, lanugo, dan sekresi lainya. Ketika bayi baru
lahir mulai mencerna susu, gerakan perut akan berubah lengket,
mekonium berwarna hitam atau hijau menjadi kotoran yang berubah
dan sering kali berwarna coklat. Bayi baru lahir juga sering
mengeluarkan urin pada saat lahir.
yang dimulai selama kehidupan intrauterine. Bayi baru lahir yang
mengalami periode transisi normal sering membuka matanya dan
responsive terhadap bau yang akan membantunya mencari putting
susu untuk memperoleh makanan (Hilary dan Debbie, 2012;h.16).
Pada waktu kelahiran, tubuh bayi mengalami sejumlah adaptasi
psikologik. Bayimemerlukan pemantauan ketat untuk menentukan
masa transisi kehidupanya ke kehidupan luar uterus berlangsung
baik. Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat
meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa transisi dengan
baik
4. Pengkajian Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Muslihatun (2010)Pengkajian fisik pada bayi baru lahir
merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir
seperti:
a. Mempelajari hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayat persalinan,
dan riwayat keluarga.
b. Menilai skor APGAR.
c. Melakukan resusitasi neonatus.
d. Melakukan perawatan tali pusat.
e. Melakukan pemeriksaan fisik dan observasi tanda vital.
f. Meletakan bayi dikamar transisi (jika keadaan umum baik), atau dalam
inkubator jika ada indikasi.
g. Menentukan tempat perawatan: rawat gabung, rawat khusus atau rawat
intensif.
5. Pemeriksaan umum bayi
a. Pernafasan
Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali per menit, tanpa ada
retraksi dinding dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi.
b. Warna kulit
Bayi baru lahir aterm lebih pucat disbanding dengan bayi preterm
karena kulit lebih tebal
c. Denyut Jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160 kali permenit.
d. Suhu aksiler
Suhu bayi normal 36,5-37,5 0C e. Postur dan gerakan
Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah
kepalan tangan longgar dengan lengan, panggul dan lutut semi fleksi
f. Tonus otot
Rentang normal tingkat kesadaran bayi baru lahir adalah mulai dari
diam hingga sadar penuh dan dapat ditenangkan jika rewel.
g. Ekstermitas
Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi bila ekstermitas disentuh, dan
pembengkakan.
h. Kulit
Warna kulit dan adanya vornik caseosa, pembengkakan atau
bercak hitam, tanda lahir atau bercal mongol.
Normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering dan
mengkerut dan akhirnya lepas setelah 7-10 hari.
j. Berat Badan
Berat badan bayi baru lahir normal 2500-4000 gram (Muslihatun WN,
2010;h.31-32).
6. Pemeriksaan fisik (head to too)
a. Kepala
Bentuk mesochepal atau tidak, terdapat caput sucsedenum atau tidak,
terdapat cephal hematoma tau tidak, jumlah lanogo dibagian kepala
banyak atau tidak.
b. Muka
Tanda- tanda paralisis
c. Mata
Ukuran, bentuk dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital,
keluar nanah, bengkak dalam kelopak mata, perdarahan
subkonjungtiva.
d. Telinga
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak, dan adanya gangguan
pendengaran.
e. Hidung
Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan, dan kebersihan.
f. Mulut
Bentuk simetris atau tidak, mukosa mulut kering atau basah, lidah,
palatum, bercak putih pada gusi, reflek menghisap, adakah labio atau
g. Leher
Bentuk simetris atau tidak, adakah pembengkakan dan benjolan,
kelainan tiroid, hemangioma.
h. Klavikula dan lengan tangan
Adakah fraktur klavikula, gerakan, dan jumlah jari.
i. Dada
Bentuk dan kelainan bentuk dada, putting susu, gangguan pernafasan,
auskultasi bunyi jantung, dan pernafasan.
j. Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat bayi menangis, perdarahan tali
pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, dinding perut, adanya
benjolan, dan bentuk simetris atau tidak.
k. Genetalia
Kelamin laki-laki: panjang penis, tetis sudah turun, berada dalam
skrotum, lubang uretra diujung penis. Kelamin perempuan: labia
mayora, labia minora, lubang vagina, lubang uretra, dan sekret.
l. Tungkai dan kaki
Gerakan, bentuk simetris atau tidak, jumlah jari, dan pergerakan.
m. Anus
Berlubang atau tidak, posisi, fungsi sfingter ani, dan adanya atresia ani.
n. Punggung
Adanya skoliosis, pembengkakan, spina bifida, lesung atau bercak
berambut.