• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep dasar tentang asuhan pada ibu hamil normal 1. Pengertian - Dina Puspitasari BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep dasar tentang asuhan pada ibu hamil normal 1. Pengertian - Dina Puspitasari BAB II"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

A. Konsep dasar tentang asuhan pada ibu hamil normal

1. Pengertian

Menurut Sarwono (2010), kehamilan didefinisikan sebagai

fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan

dengan nidasi atau implantasi.

Peristiwa terjadinya kehamilan adalah pembuahan/fertilisasi

(bertemunya sel telur atau ovum wanita dengan sel

benih/spermatozoa pria; pembelahan sel (zigot) hasil pembuahan

tersebut; nidasi atau implantasi zigot tersebut pada dinding saluran

reproduksi (pada keadaan normal: implantasi pada lapisan

endometrium dinding kavum uteri); pertumbuhan dan perkembangan

zigot-embrio-janin menjadi bakal individu baru (Sukarni, 2013.h;65).

Kehamilan merupakan masa yang diawali dengan proses konsepsi

yaitu pembuahan/fertilisasi, pembelahan sel (zigot), nidasi/implantasi

zigot, pertumbuhan dan perkembangan zigot-embrio- perkembangan

janin hingga saat kelahiran.

Untuk terjadi kehamilan harus ada sperma dan sel telur yang

nantinya akan terjadi pembuahan (konsepsi) serta nidasi (implantasi

hasil konsepsi). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu

(9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid yang terakhir.

(2)

konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat hingga 6

bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawiroharjo,

2009;hal.213).

Kehamilan cukup bulan (term/aterm) adalah masa gestasi 37-42

minggu (259-294) lengkap. Kehamilan kurang bulan (preterm) adalah

masa gestasi kurang dari 37-42 minggu (259 hari). Kehamilan lewat

waktu (postterm) adalah masa gestasi lebih dari 42 minggu (294hari).

Bayi cukup bulan (term infant) adalah bayi dengan usia gestasi adalah

bayi dengan usia gestasi 37-42). Bayi kurang bulan (preterm infant)

adalah bayi dengan usia gestasi kurang dari 37 minggu

(Muslihatun,2010;hal.1).

2. Kunjungan Kehamilan

Menurut Prawiroharjo (2002) setiap wanita hamil akan

menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh

karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali

kunjungan selama periode antenatal:

a. Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu)

b. Satu kali kunjungan selama trimester II (antara minggu 14-28)

c. Dua kali kunjungan selama trimester III (antara minggu 28-36 dan

sesudah minggu ke 36)

3. Tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Tanda tidak pasti hamil

1) Amenore (terhentinya haid)

(3)

bukan tanda pasti kehamilan, karena dapat juga terjadi pada

penyakit kronik (Prawiroharjo, 2008;hal.216).

2) Perubahan payudara

Pada awal kehamilan wanita merasa payudaranya lebih lunak,

setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukuranya dan

keluar cairan kekuningan (kolostrum). Puting payudara akan

lebih besar, kehitaman, dan tegak (Wahyu, 2013;hal.65).

3) Mual muntah dipagi hari

Kehamilan sering ditandai dengan gangguan pada pencernaan

yang terutama bermanifestasi sebagai mual dan muntah.

Gangguan ini dirasakan pada 6 minggu setelah hari pertama

menstruasi yang terakhir (Wahyu, 2013;hal.65).

4) Queckning (persepsi gerakan janin)

Pada umur kehamilan ke 16-20 minggu (sejak hari pertama

haid yang terakhir) wanita mulai menyadari adanya gerakan

berdenyut ringan diperutnya dan intensitas gerakan semakin

meningkat secara bertahap (Prawiroharjo, 2008;hal.216).

b. Tanda kemungkinan hamil

1) Tanda Hegar

Pada minggu-minggu pertama kehamilan, meningkatnya

ukuran uterus terutama terbatas pada diameter anteroposterior,

tetapi pada masa gestasi selanjutnya, korpus uterus hampir

membulat garis tengah uterus rata-rata 8 cm dicapai pada

minggu ke 12.

(4)

Tekanan mendadak dirasakan kerena janin tenggelam dalam

cairan amnion dan memantul kesisi semula, benturan yang

ditimbulkan ballottement dapat dirasakan oleh jari-jari tangan

pemeriksa (Margareth,2013;hal.71).

3) Tes kehamilan

Terdapat sejumlah perangkat uji kehamilan yang beredar di

pasaran dengan harga terjangkau, uji kehamilan ini dapat

dibaca dalam waktu 3 menit sampai 5 menit, dengan nilai

akurat yang tinggi, dan tingkat kecermatan pada tahap tertentu.

4) Tanda goodel

Pada umur kehamilan 6-8 mminggu, konsistensi jaringan

serviks yang mengelilingi os eksternum lebih mirip dengan

mulut bibir dari pada tulang rawan hidung, yang khas untuk

serviks pada wanita tidak hamil.

c. Positif hamil

1) Sonografi

Dengan sonografi abdomen, kantong gestasi dapat terlihat

hanya usia 4-5 minggu sejak menstruai terakhir

(Prawiroharjo;hal.223).

2) Bunyi jantung

Mendengarkan dan mengamati denyut jantung janin dapat

memastikan diagnosis kehamilan.

3) Pemeriksa melihat dan merasakan gerakan janin

(5)

4. Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan

a. Perubahan sistem reproduksi

1) Uterus

Tumbuh membesar primer maupun sekunder akibat

pertumbuhan isi konsepsi intrauterine. Estrogen

menyebabkan hiperplasi jaringan, progesterone berperan

untuk elastisitas atau kelenturan uterus(Margareth,

2013;hal.67).

Tabel 2.1

Taksiran pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus

Umur Kehamilan Taksiran TFU

a. Kehamilan 8 minggu b. Kehamilan 12 minggu c. Kehamilan 16 minggu d. Kehamilan 20 minggu e. Kehamilan 24 minggu f. Kehamilan 28 minggu g. Kehamilan 32 minggu h. Kehamilan 36-42 minggu (Sumber: Sukarni dan Margareth, 2013 dalam kehamilan,

persalinan, dan nifas)

2) Vagina dan perineum

Terjadi hiperaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan

progesteron, warna merah kebiruan.

3) Payudara

Akibat pengaruh estrogen terjadi hyperplasia sistem duktus

dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik

plasenta menyebabkan hipertrofi dan penambahan sel-sel

(6)

kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, dan sel-sel lemak dan

kolostrum (Margareth,2013;hal.67).

b. Peningkatan berat badan selama hamil

Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg,terutama dari

pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ atau cairan

intrauterine. Berat janin 2,5-3,5 kg, berat plasenta 0,5-1 kg, cairan

amnion 1 kg, berat uterus 1 kg, penambahan volume sirkulasi

maternal 1,5 kg, pertumbuhan mammae 1kg, penumpukan cairan

interstisial di pelvis dan ektermitas 1-1,5 kg (Margareth,

2013;hal.67).

c. Perubahan sistem tubuh lainya

1) Sistem respirasi

Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%,selain itu

diafragma juga terdorong ke cranial sehingga terjadi

hiperventilasi dangkal (20-24x/menit).

2) Sistem gastrointestinal

Ekstrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual

dan muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltic

dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar

atau perasaan ingin makan terus (mengidam).

3) Traktus urinarus

Ureter membesar, tonus otot saluran kemih menurun akibat

pengaruh ekstrogen dan progesteron. Kencing lebih sering

(7)

menyebabkan hidro ureter dan mungkin hidro nefrosis

sementara kadar kreatinin, urea, dan asam urat dalam darah

mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.

4) Kulit

Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormone

(MSH) menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi

pada wajah (chloasma gravidarum, payudara, dan linea

alba), striae gravidarum pada perut

(Margareth,2013;hal.67-68).

d. Pertumbuhan fisik pada trimester I

1) Minggu pertama

Disebut sebagai masa germinal.Karakteristik utama masa

germinal ini adalah pembelahan sel. Sejak pembuahan atau

fertilisasi ovum oleh sperma, zigot yang terbentuk membelah

diri sampai fase morula blastula.Menjelang akhir minggu

pertama terjadi implantasi di endometrium cavum uteri.

2) Minggu kedua

Terjadi diferensiasi masa selular embrio menjadi dua lapis

(stadium bilaminer). Kedua lapisan itu ialah lempeng epiblas

(akan menjadi ektoderm) dan hipoblas (akan menjadi

endoderm). Akhir stadium bilaminer ditandai munculnya alur

primitive atau alur sederhana (primitive streak) (Margareth,

2013;hal.82).

(8)

Terjadi pembentukan tiga lapis atau lempeng yaitu

ectoderm dan endoderm dengan penyusupan mesoderm

diantaranya. Diawali dari daerah primitive streak, dari

perkembangan primitive streak menjadi lempeng saraf (neural

plate mejadi neural fold kemudian menjadi neural groove dan

akan menjadi neural tube).

4) Minggu keempat

Pada akhir minggu ke 3-8 terbentuk ruas-ruas badan

(somit) sebagai karakteristik pertumbuhan disertai dengan

perkembangan berbagai karakteristik fisik lainya. Beberapa

sistem organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai

dengan akhir minggu ke 12 (trimester I) (Wahyu P,

2013;hal.84).

e. Perubaan fisik pada trimester II

1) Minggu ke 12-ke28

Karakteristik utama perkembangan intrauterine pada

trimester kedua adalah penyempurnaan struktur organ umum

dan mulai berfungsinya sistem organ.

Perubahan setiap bulan

a) Bulan ketiga: wajah terbentuk makin sempurna, letak

organ-organ wajah sesuai tempatnya. Alat kelamin luar

berkembang, lengkung usus yang terdesak kearah tali pusat

kembali tercakup dalam rongga abdomen. Mulai terdeteksi

(9)

ke 12 jenis kelamin fetus umumnya sudah dapat

diidentifikasi melalui pemeriksaan ultrasonografi (Wahyu P,

2013;hal.82).

b) Bulan keempat-kelima: tubuh janin memanjang dengan

cepat pertambahan berat mencapai 500 gram. Tumbuh

rambut-rambut halus (lanugo), rambut kepala, alis dan bulu

mata. Gerakan janin mulai dapat dirasakan oleh ibu.

c) Bulan keenam-ketuju: berat badan bertambah banyak

sampai dengan separuh berat janin pada kehamilan aterm.

Kulit kemerahan dan keriput karena terbentuknya jaringan

ikat subkutis. Susunan saraf pusat, kardiovaskuler, dan

pernafasan belum berfungsi sempurna dan diantara

ketiganya belum dapat berkoordinasi baik, sehingga jika

janin lahir pada periode ini tidak akan bertahan hidup

(Margareth, 2013;hal.86).

f. Perubahan fisik pada trimester III

1) Minggu ke 28-42

Karakteristik utama perkembangan intrauterine pada

trimester ketiga adalah penyempurnaan struktur organ khusus

dan penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ.

Perubahan setiap bulan

a) Bulan ketujuh-kedelapan: endapan lemak meningkat,

sehingga janin memperoleh bentuk membulat/menggemuk

produksi kelenjar lemak kulit juga menghasilkan lapisan

(10)

mingggu lengkap dan kardiovaskular, meskipun masih

sangat minimal. Janin yang lahir pada masa ini dapat

bertahan hidup, namun diperlukan perawatan intensif yang

baik untuk mencapai hasil optimal.

b) Bulan kesembilan: pertumbuhan kepala maksimal lingkar

kepala menjadi lingkar terbesar dari pada seluruh bagian

tubuh. Pada bayi laki-laki, testis mulai turun ketempatnya

didalam skrotum (Wahyu P, 2013;hal.141).

c) Saat lahir: terjadi mekanisme adaptasi berbagai struktur

janin. Diantaranya, paru yang semula kolaps karena belum

terisi udara, sejak lahir mejadi mengembang karena terisi

udara pernafasan. Berbagai struktur dalam sistem

kardiovaskuler menutup. Sejak tali pusat diputuskan sirkulasi

feto-maternal melalui plasenta dan pembuluh umbilikalis

terputus, dan bayi terpisah dari sirkulasi dari ibunya

(Margareth, 2013;hal.87).

d) Sikap menjadi lordose yang disebabkan oleh adanya

perubahsn bentuk pada tulang belakang yang menyesuaikan

diri dengan keseimbangan badan yang berhubungan dengan

keadaan uterus yang membesar(Wahyu, 2013;hal.78).

5. Perubahan Psikologis

a. Trimester I

1) Perasaan ambivalensi

(11)

Perasaan ambivalen ini akan berakhir dengan sendirinya

(Margareth, 2013;hal.76).

2) Ketakutan dan khayal-khayalan

Kurang lebih 80 % wanita mengalami kekecewaan, penolakan,

depresi, kesedihan, dan kecemasan akan tanggung jawab baru

atau kecemasan dengan kemampuanya untuk menjadi seorang

ibu (Wahyu P, 2013;hal.76).

b. Timester II

1) Perasaan sejahtera

Wanita merasa nyaman dan bebas dari rasa ketidaknyamanan

yang normal dialami wanita hamil (Margareth, 2013;76).

2) Perasaan dan emosi yang labil

Setelah perasaan ambivalensi pada wanita hamil trimester I

sebelumnya, pada trimester II ini mengalami perubahan emosi

dan lebih mencari perhatian dari pasangan seiringnya

peningkatan libido pada trimester II (Wahyu P, 2013;hal.76).

c. Trimester III

1) Pemikiran dan perenungan tentang peran yang sedang

dihadapi (Margareth,2013).

Depresi ringan merupakan hal yang umum terjadi dan wanita

menjadi lebih bergantung pada orang lain dan lebih menutup

diri karena perasaan rentanya (Wahyu P, 2013;hal.78).

2) Kembali merasakan ketidaknyamanan fisik (Margareth,

(12)

Persaan ketidaknyamanan fisik semakin kuat dirasakan seperti

canggung, jelek, berantakan dan memerlukan dukungan yang

sangat besar dari pasanganya (Wahyu P, 2013;hal.78).

6. Tanda Bahaya Atau Komplikasi Dalam kehamilan Trimester I

a. Abortus

Salah satu komplikasi yang sering terjadi ialah perdarahan.Pada

kehamilan muda sering dikaitkan kejadian abortus. Abortus yang

berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan,sedangkan

abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut

abortus provokatus. Perdarahan yang terjadi pada umur kehamilan

yang lebih tua terutama setelah melewati trimester III disebut

perdarahan antepartum (Margareth, 2013;hal.165).

Macam-macam abortus:

1) Abortus imminens

Abortus imminens biasanya terjadi diawali dengan keluhan

perdarahan pervaginam pada umur kehamilan kurang dari 20

minggu. Penderita mengeluh mulas sedikit atau tidak ada

keluhan sama sekali kecuali perdarahan pervaginam.

2) Abortus insipiens

Abortus insipiens ditandai dengan serviks yang telah mendatar

dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepi

masih dalam kacum uteri dan dalam proses pengeluaran.

Penderita merasa mulas karena kontraksi yang sering dann

(13)

3) Abortus kompletus

Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari

500 gram.

4) Abortus inkompletus

Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan

masih ada yang tertinggal didalam uterus dimana pemeriksaan

vagina, serviks masih terbuka dan teraba jaringan dalam

kavum uteri. Perdarahan biasanya masih terjadi, jumlahnyapun

bisa banyak atau sedikit pada jaringan yang tersisa sehingga

perdarahan berjalan terus.

5) Missed abortion

Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah

meninggal dalam kandungan sebelum umur kehamilan 20

minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan

dikandungan. Penderita biasanya tidak merasakan keluhan

apapun kecuali merasakan pertumbuhan kehamilanya tidak

sesuai dengan yang diharapkan (Wahyu, 2013;hal.110).

6) Abortus habitualis

Abortus habitualis ialah abortus spontan yang terjadi 3 kali

atau lebih berturut-turut. Penderita abortus habitualis biasanya

tidak sulit untuk hamil kembali, tetapi kehamilanya berakhir

dengan keguguran atau abortus secara berturut-turut.

(14)

Abortus yang disertai penyebaran infeksi pada peredaran

tubuh dan alat genitalia (Margareth, 2013;hal.167).

b. Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel

telur yang telah dibuahi tidak menempel pada dinding

endometrium kavum uteri. Pada proses awal kehamilan apabila

embrio tidak bisa mencapai endometrium untuk proses nidasi,

maka embrio dapat tumbuh disaluran tuba dan kemudian akan

mengalami beberapa proses seperti kehamilan pada umumnya

(Wahyu P, 2013;hal.78).

c. Mola hidatidosa

Suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak

ditemukan janin hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan

berupa degenerasi hidropik atau gelembung-gelembung putih,

berisi cairan jernih (Margareth, 2013;hal.178).

d. Plasenta previa

Plasenta yang berimplantasi pada bagian bawah rahim sehingga

menutupi seluruh atau sebagian dari ostium internum (Wahyu,

2013;hal.101).

e. Infeksi virus pada kehamilan (TORCH)

Torch merupakan dari singkatan empat jenis penyakit infeksi yaitu:

toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes. Jenis penyakit

infeksi ini sangat berbahaya bagi janin ibu hamil karena

(15)

Adalah kehamilan tanpa adanya janin, jadi hanya kantong gestasi

atau kantong ketuban saja (Wahyu, 2013;hal.183).

g. Solusio plasenta

Terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta

dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua

endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir

(Margareth, 2013;hal.168).

7. Tanda Bahaya Atau Komplikasi Kehamilan Trimester II dan III

a. Perdarahan peraginam

Perdarahan antepartum atau perdarahan pada usia kehamilan

lanjut adalah perdarahan pada trimester akhir dalam kehamilan

sampai bayi dilahirkan (Margareth, 2013;hal.185).

b. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius adalah sakit

kepala yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat

(Prawiroharjo, 2010;hal.282).

c. Darah Tinggi

Kenaikan tekanan darah baik siastol maupun diastole setelah 20

minggu umur kehamilan. Apabila diikuti dengan protein urin yang

positif dan bengkak pada muka dan kaki.

d. Gerakan janin tidak terasa

Gerakan janin akan terasa apabila ibu sedang istirahat, makan,

minum dan berbaring dan apabila gerakan janin kurang atau

melemah ibu harus segera memeriksakannya ke tenaga kesehatan

(16)

8. Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal

a. Asuhan kebidanan pada trimester I

1) Mengkaji data umum pribadi: nama, usia, alamat, pekerjaan

ibu/suami, lamanya menikah, kebiasaan yang dapat merugikan

kesehatan.

2) Keluhan saat ini: jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu,

dan lamanya mengalami gangguan tersebut

3) Riwayat haid: hari pertama haid terakhir (HPHT), usia kehamilan

dan taksiran persalinan.

4) Riwayat kehamilan dan persalinan: asuhan antenatal, persalinan,

nifas kehamilan sebelumnya, cara persalinan, jumlah dan jenis

kelamin anak hidup, berat badan lahir, cara pemberian asupan

bagi bayi yang dilahirkan, informasi dan saat persalinan atau

keguguran terakhir.

5) Riwayat kehamilan saat ini: identifikasi kehamilan, identifikasi

penyulit (pre eklampsia atau hipertensi dalam kehamilan),

penyakit lain yang diderita, gerakan bayi dalam kandungan.

6) Riwayat penyakit keluarga dalam keluarga: diabetes mellitus,

hipertensi atau hamil kembar, dan kelainan bawaan.

7) Riwayat penyakit ibu: penyakit yang pernah diderita, penyakit

jantung, infeksi virus berbahaya, alergi obat, atau makanan

tertentu, pernah mendapat transfusi darah dan indikasi tindakan

(17)

8) Riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan:

dilatasi dan kuretase, reparasi vagina, seksio sesarea, serviks

inkompeten, oprasi non ginekologi.

9) Riwayat mengikuti program keluarga berencana: riwayat

imunisasi, dan riwayat menyusui.

10) Pemeriksaan : keadaan umum, tanda vital, dan pemeriksaan

payudara.

11) Pemeriksaan abdomen: bentuk dan ukuran abdomen, perut

bekas oprasi, tanda-tanda kehamilan, gerakan janin, varises,

hernia, dan edema.

12) Pemeriksaan laboratorium: analisis urin, HB, golongan darah,

gula darah, ultrasonografi.

13) Edukasi kesehatan bagi ibu hamil: Tidak semua wanita hamil dan

keluarganya mendapat pendidikan dan konseling kesehatan

yang memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama tentang

kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat

dan berkualitas. Kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi

petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan

esensial bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana

persalinan (dimana penolong, dana, pendamping, dan

sebagainya) dan cara merawat bayi.

14) Nutrisi yang adekuat: kalori, protein, kalsium, zat besi, dan asam

folat.

15) Kebersihan tubuh dan pakaian: Kebersihan tubuh harus terjaga

(18)

genitalia, lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan

kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinfeksi oleh

mikroorganisme (Prawiroharjo, 2010;hal.284)

b. Asuhan kebidanan pada trimester II

1) Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil

2) Hasil pemeriksaan setiap kunjungan: tanda vital, TFU, letak

janin, dan presentasi janin.

3) Menilai kesejahteraan janin: pengukuran TFU terutama pada

umur kehamilan > 20 minggu yang akan disesuaikan dengan

umur kehamilan saat pemeriksaan.

4) Edukasi kesehatan ibu hamil: kunjungan antenatal member

kesempatan bagi petugas untuk memberikan informasi

kesehatan esensial bagi bagi ibu hamil dan keluarganya.

5) Perawatan payudara: perawatan payudara perlu dipersiapkan

sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi

dengan baik pada saat diperlukan (Prawiroharjo, 2010;hal.284).

c. Asuhan kebidanan pada trimester III

1) Keluhan yang rasakan ibu hamil

2) Hasil pemeriksaan setiap kunjungan

a) Umum

(1) Tekanan darah

(2) Respirasi

(3) Nadi

(19)

(1) Tinggi fundus uteri

(2) Letak janin (setelah 34 minggu)

(3) Presentasi janin

(4) Denyut jantung janin

c) Pemeriksaan tambahan

(1) Proteinuria

(2) Glukosuria

(3) Keton

3) Menilai kesejahteraan janin

a) Pengukuran tinggi fundus uteri terutama > 20 minggu yang

akan disesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan

dilakukan. Tinggi fundus yang normal sama dengan usia

kehamilan.

b) Gerakan menendang atau tendangan janin (10

gerakan/12jam)

c) Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam

dikaitkan dengan hipoksia berat atau janin meninggal.

d) Denyut jantung janin

e) Ultrasonografi

4) Edukasi kesehatan bagi ibu hamil

Tidak semua wanita hamil dan keluarganya mendapat

pendidikan dan konseling kesehatan yang memadai tentang

kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya

untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas.

(20)

kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi

ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan (dimana

penolong, dana, pendamping, dan sebagainya) dan cara

merawat bayi.

5) Nutrisi yang adekuat

a) Kalori

Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap

harinya adalah 2500 kalori.

b) Protein

Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil 85 gram per

hari.

c) Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari.

d) Zat besi

Metabolism yang tinggi pada ibu hamil memrlukan kecukupan

oksigenasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan

pengantaran oksigen melalui hemoglobin didalam sel-sel

darah merah.

e) Asam folat

Selain zat besi,sel-sel darah merah juga memerlukan asam

folat bagi pematangan sel.

6) Perawatan payudara

Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga

(21)

Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan

anatomi pada perut, area genitalia, lipat paha, dan payudara

menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan

mudah terinfeksi oleh mikroorganisme (Prawiroharjo,

2010;hal.284).

9. Tujuan asuhan pada ibu hamil normal

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan

social ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan, dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

asi eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Prawiroharjo,

(22)

B. Konsep dasar tentang persalinan normal

1. Pengertian

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42minggu), lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala, tanpa adanya komplikasi baik

pada ibu maupun pada janin (Margareth, 2013;hal.185).

2. Tahapan persalinan

a. Kala I: dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan

lengkap (10 cm). Proses ini dibagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam)

seriks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) seriks

membuka dari pembukaan 3cm sampai 10 cm.Kontraksi semakin

kuat dan sering pada fase aktif.

Fase aktif dibagi menjadi 3 sub yaitu:

1) Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaan 4

cm.

2) Periode dilatasi maksimal: berlangsung selama 2 jam,

pembukaan 9 cm dengan cepat.

3) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam 2 jam

pembukaan menjadi 10 atau lengkap.

b. Kala II: dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.

Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada

multi. Tanda dang gejala kala II yaitu:

1) His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit.

(23)

3) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan

vagina.

4) Perineum terlihat menonjol.

5) Vula-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.

6) Peningkatan pengeluaran lender darah.

c. Kala III: dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit – 1 jam.

d. Kala IV: dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama

postpartum (Prawiroharjo, 2009;hal.213).

3. Macam - macam persalinan

Bentuk persalinan berdasarkan teknik:

a. Persalinan spontan yaitu: persalinan yang berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir

b. Persalinan buatan yaitu: persalinan dengan tenaga dari luardengan

ekstraksi forceps, ekstraksi vakum, dan secsio caesar.

c. Persalinan anjuran yaitu: bila kekuatan yang untuk persalinan

ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsangan (Ai

yeyehdkk, 2009).

Menurut Rohani dkk (2011) Persalinan berdasarkan umur

kehamilan:

a. Abortus adalah terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat

hidup berat janin kurang dari 1000 gram atau usia kehamilan

(24)

b. Partus prematurus persalinan dari hasil konsepsi pada umur 28-36

minggu. Janin dapat hidup tetapi berat badan diantara1000-2500

gram.

c. Partus matures atau aterm adalah persalinan pada umur 37-40

minggu, janin dapat hidup dengan berat badan lahir 2500-4000

gram.

d. Partus postmaturus adalah persalinan pada umur kehamilan lebih

2 minggu dari waktu partus yang ditaksir.

e. Partus presipitatus adalah persalinan yang berlangsung cepat

(misal: diatas kendaraan, dikamar mandi, dan lain-lain).

f. Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan,

untuk memperoleh bukti ada atau tidaknya CPD.

4. Tanda Dan Gejala Persalinan

Tanda dan gejala menjelang persalinan antara lain: perasaan distensi

berkurang (lightening), perubahan serviks, persalinan palsu, ketuban

pecah, dan blood show.

a. Lightening mulai dirasakan kira-kira 2 minggu menjelang

persalinan, adalah penurunan bagian presentasi kedalam pelvis

minor. Pada presentasi sefalik, kepala bayi biasanya menancap

(engaged) setelah lightening. Lightening menyebabkan tinggi

fundus menurun ke posisi yang sama dengan sama dengan posisi

fundus pada usia kehamilan 8 bulan (Wahyu P, 2013;hal.209).

b. Perubahan serviks terjadi akibat peningkatan intensitas Braxton

(25)

sebelum persalinan. Kematangan servix mengindikasikan

kesiapanya untuk persalinan.

c. Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri,

yang member pengaruh signifikan terhadap servix. Kontraksi

Braxton hicks yang tidak nyeri,yang telah terjadi sejak sekitar

enam minggu kehamilan. Persalinan palsu dapat terjadi selama

berhari-hari atau secara intemiten bahkan tiga atau empat minggu

sebelum persalinan yang nyata.

d. Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan.

Apabila terjadi sebelum persalinan disebut ketuban pecah dini

(KPD).

e. Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar

lender serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar

pelindung dan menutup jalan lahir selama kehamilan. Pengeluaran

plak inilah yang disebut bloody show. Bloody show paling sering

terlihat sebagai lendir darah yang lengket dan harus dibedakan

dari perdarahan murni (Margareth, 2013;hal.212).

5. Faktor yang mempengaruhi persalinan

a. Power

1) His adalah kontraksi otot rahim pada persalinan

2) Tenaga mengejan adalah kontraksi otot dinding perut dan kepala

didasar panggul merangsang mengejan saat kontraksi (Wahyu P,

(26)

b. Passage/panggul

1) Bagian-bagian panggul adalah dua os coxae(os ischium, os pubis,

os sacrum, os illium), os cossygis(os illium, os ischium, os pubis, os

sacrum).

2) Bagian-bagian pelvis minor adalah pintu atas panggul/PAP cavum

pelvis, pintu bawah panggul.

3) Bidang panggul adalah bidang datar imajiner yang melintang

terhadap panggul pada tempat yang berbeda (Margareth,

2013;hal.187).

6. Mekanisme persalinan

a. Engagement: pada minggu akhir kehamilan atau pada saat persalinan

dimulai, kepala masuk PAP.

b. Desent: penurunan kepala bergantung pada bentuk pelvis dan kepala

turun akibat his, tekanan dari cairan amnion, kontraksi otot dinding

perut, dan mengejan.

c. Flexion: kepala janin melakukan fleksi, dagu menempel ke toraks,

posisi kepala berubah dari oxipito-frontalis menjadi

suboksipito-bregmatika.

d. Putar paksi dalam: putaran ubun-ubun kecil kearah depan melewati

distansia interspinarum

e. Extention: dengan kontraksi yang adekuat kepala semakin turun dan

menyebabkan perineum distensi. Puncak kepala berada disimfisis dan

kontraksi perut ibu kuat mendorong kepala ekspulsi dan melewati

(27)

f. External rotation: setelah seluruh bagian sudah lahir terjadi putaran

kepala seperti posisi pada saat engagement.

g. Ekspulsi: setelah putar paksi luar, bahu depan berada dibawah simfisis

dan kelahiran bahu belakang diikuti kelahiran bahu depan serta

seluruh badan bayi (Margareth, 2013;hal.200).

7. Komplikasi pada persalinan

a. Atonia uteri

Keadaan lemahnya tonus atau kontraksi rahim yang menyebabkan

uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat

implantasi plasenta setelah bayi lahir (Margareth, 2013;hal.243).

b. Robekan jalan lahir

Robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma. Robekan

jalan lahir biasanya terjadi akibat episiotomy, robekan spontan

perineum, trauma forceps atau vacuum ekstraksi.

c. Retensio plasenta

Plasenta yang tertinggal dalam uterus setengah jam setelah bayi lahir.

Plasenta yang sukar dilepaskan dengan pertolongan aktif kala III bisa

disebabkan oleh adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus.

d. Inversi uterus

Keadaan dimana lapisan dalam uterus turun dan keluar lewat ostium

uteri eksternum, yang dapat bersifat inkomplit sampai komplit (Wahyu

P, 2013;hal.243).

e. KPD

Keadaan dimana pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda

(28)

8. Asuhan persalinan normal

a. Melihat tanda dan gejala kala II: mengamati tanda dan gejala persalinan

kala II, Ibu mempunyai keinginan untuk meneran, ibu merasa tekanan

yang semakin meningkat pada rektum dan atau vaginanya, perineum

menonjol, vulva vagina dan sfingter ani membuka.

b. Menyiapkan pertolongan persalinan

1) Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap

digunakan. Mematahkan ampul oxytocin 10 IU dan menempatkan

tabung suntik steril sekali pakai didalam partus set.

2) Mengenakan baju penutup atau celemek plastic yang bersih.

3) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci

kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan

mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai atau pribadi

yang bersih.

4) Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua

pemeriksaan dalam.

5) Mengisap oxytocin 10 IU kedalam tabung suntik (dengan memakai

sarung tangan DTT atau streil dan meletakan kembali di partus set

atau wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa

mengkontaminasi tabung suntik.

c. Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik

1) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang

(29)

2) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam

untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.

3) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan

yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin

0,5% dan kemudian melepaskanya dalam keadaan terbalik serta

merendamnya didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit,

kemudian mencuci tangan.

4) Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa

DJJ dalam batas normal (100-180 x/menit).

d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk mebantu proses pimpinan meneran

1) Membertahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

sudah baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai

dengan keinginannya.

2) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran.

3) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang

kuat untuk meneran.

e. Persiapan pertolongan kelahiran bayi

1) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

letakan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

2) Meletakan kain yang bersih dilipat 1-3 bagian dibawah bokong ibu.

3) Membuka partus set

4) Memakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan.

(30)

1) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi

perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, letakan tangan

yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak

menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar

perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahar atau

bernafas cepat ketika kepala lahir

2) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain

atau kasa yang bersih.

3) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika

hal itu terjadi dan meneruskan proses kelahiran bayi.

4) Menuggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan.

5) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua

tangan dimasing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk

meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya

kearah bawah dan kearah luar hingga bahu anterior muncul dibawah

arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik kearah atas dan

kearah luar untuk melahirkan bahu posterior.

6) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala

bayi yang berada di bagian bawah kearah perineum, membiarkan

bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan

kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan

lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.

(31)

7) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada

diatas dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya saat

punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan

hati-hati membantu kelahiran kaki.

g. Penanganan bayi baru lahir

1) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakan

bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah

dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakan bayi ditempat

yang memungkinkan).

2) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan di

biarkan kontak kulit ibu dengan kulit bayi.

3) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.

4) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari

gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut.

5) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti

bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering menutupi

bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka.

6) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian asi jika ibu

menghendakinya.

h. Oxytocin

1) Meletakan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen

untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

(32)

3) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oxytocin IM.

i. Penegangan tali pusat terkendali

1) Memindahkan klem pada tali pusat.

2) Meletakan satu tangan diatas kain yanga ada diperut ibu, tepat

diatas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk melakukan

palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memgang tali pusat

danklem dengan tangan lain.

3) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan kearah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan

yang perlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara

menekan uterus kearah atas dan belakang dorso cranial dengan

hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversion uteri. Jika

plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,hentikan penegangan tali

pusat dan menunggu hingga kontraksi berikutnya dimulai.

j. Mengeluarkan plasenta

1) Setelah plasenta terlepas,meminta ibu untuk meneran sambil tangan

menarik tali pusat ke bawah kemudian kearah atas, mengikuti kurva

jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada

uterus. Jika tali pusat betambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.

2) Jika plasenta terlihat diintroitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta

(33)

jarum jam hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan

melahirkan selaput ketuban tersebut.

k. Pemijatan uterus

1) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase

uterus, meletakan telapak tangan difundus dan melakukan massase

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi fundus menjadi keras.

l. Menilai perdarahan

1) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun

janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan

selaput ketuban lengkap dan utuh.

2) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

m. Melakukan prosedur pasca persalinan

1) Menilai ulang uterus dan memastikanya berkontraksi dengan baik.

2) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5% membilas kedua tangan yang masih bersarung

tangan tersebut dengan air DTT dan mengeringkanya dengan kain

yang bersih dan kering.

3) Menempatkan klem tali pusat ke dalam air DTT/steril dan

mengikatkan tali dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm

dari pusat

4) Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan

(34)

5) Melepaskan klem bedah dan meletakanya kedalam larutan klorin

0,5%.

6) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk atau kainya bersih atau kering.

7) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian asi.

8) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam

a) 2-3 x dalam 15 menit pertama pasca persalinan.

b) setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan

c) setiap 20-30 menit pada jam ke dua pasca persalinan

9) Mengajarkan pada ibu atau keluarga bagaimana melakukan

massase uterus dan memeriksa uterus.

10) Mengevaluasi kehilangan darah.

11) Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap

15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30

menit selama jam kedua pasca persalinan. Memeriksa temperatur

tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan.

n. Kebersihan dan keamanan

1) Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi 10 menit. Mencuci dan membilas peralatan setelah

dekontaminasi.

2) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

(35)

3) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT dari cairan

ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang

bersih dan kering.

4) Memastikan ibu nyaman. Membantu ibu memberikan asi.

Menganjurkan keluarga memberikan ibu minuman danmakanan

yang diinginkan.

5) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.

6) Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%,

membalikan bagian dalam dan merendamnya dalam larutan klorin

0,5% selama 10 menit.

7) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

o. Dokumentasi

Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

9. Asuhan persalinan berkala

a. Persalinan kala I

1) Mengevaluasi kesejahteraan ibu.

a) Mengukur tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan setiap 2-4 jam

apabila ketuban utuh dan 1-2 jam apabila ketuban sudah pecah.

b) Mengevaluasi kandung kemih setiap 2 jam.

c) Mengevaluasi kedaan umum

2) Mengevaluasi kesejahteraan janin

a) Letak janin, presentasi, gerak, dan posisi.

(36)

3) Mengevaluasi kemajuan persalinan, termasuk penipisan,

pembukaan, turunya bagian terendah, pola kontraksi, dan tanda

persalinan kala II.

4) Memberikan dukungan pada ibu dan keluarga.

5) Melakukan skrining untuk mengantisipasi komplikasi ibu dan janin

(Muslihatun, 2009;hal.159).

b. Asuhan persalinan kala III

1) Melanjutkan evaluasi setiap tanda-tanda bahaya yang ditemukan

2) Melanjutkan kemajuan dari persalinan (pelepasan dan pengeluaran

plasenta.

3) Melanjutkan evaluasi ibu

4) Memperhatikan tanda dan gejala perdarahan (Muslihatun,

2009;hal.161).

c. Asuhan persalinan kala IV

1) Melakukan evaluasi terhadap uterus

2) Inspeksi dan evaluasi serviks, vagina dan perineum

3) Inspeksi dan evaluasi terhadap kelengkapan plasenta

4) Menjahit luka jalan lahir akibat episiotomy atau laserasi (Muslihatun,

2009;hal.161).

10. Tujuan asuhan persalinan normal

Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai

selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang

bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang

(37)

D. Konsep dasar tentang asuhan pada bayi baru lahir

1. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir (neonatus) yang cukup bulan

dengan usia kehamilan 37-42 minggu,berat badan antara 2500-4000 gram

atau sesuai dengan masa kehamilan,panjang badan antara 45-50

cm,lingkar kepala 33-35cm lingkar dada 30-33,skor APGAR antara 7-10,

tanpa kelainan congenital terutama trauma persalinan. Secara neurologik

bayi baru lahir (neonatus) normal memiliki cirri-ciri sperti: posisi bayi frot

56g position (fleksi pada ekstermitas atas atau bawah), reflak

morro/kejutan positif (+) dan harus simetris, reflex hisap positif (+), pada

sentuhan palatum molle, reflaks menggenggam positif (+), reflek rooting

positif (+) (Muslihatun WN, 2010;hal.35).

2. Tahapan bayi baru lahir

a. Masa Perinatal

Merupakan masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan 4

minggu (28 hari) sesudah kelahiran.Berdasarkan ukuran statistik, masa

perinatal merupakan masa sejak kehamilan 28 minggu sampai dengan

28 hari setelah kelahiran. Sejak menjadi masa kehamilan 22 minggu

sampai dengan 28 hari sesudah lahir, karena viabilitas dan harapan

hidup yang makin besar pada usia kehamilan yang muda (Menurut

ICD-10 WHO). Berdasarkan ukuran biologis, masa perinatal adalah masa

sejak terjadinya konsepsi sampai satu bulan sesudah lahir, dihitung

(38)

b. Masa neonatal

Masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28hari) sesudah

kelahiran.Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan

usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari.

Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 (Muslihatun WN, 2010;hal.2).

Bayi baru lahir memiliki variasi penampilan yang normal.

Beberapa variasi ini bersifat sementara dan akan menghilang sesuai

dengan pertumbuhan fisik. Tapi ada juga beberapa yang menetap dan

disebut sebagai “tanda lahir “. Berikut ini variasi penampilan yang

normal pada bayi baru lahir:

1) Kulit

Warna kulit bayi sangat bervariasi tergantung ras, usia, suhu, dan

keadaan bayi. Saat bayi baru lahir, warna kulit mungkin berwarna

keunguan, lalu berubah menjadi kemerahan setelah bayi menangis

keras dan dapat bernafas. Beberapa kulit bayi berwarna kekuningan.

Hal ini dapat merupakan respons normal tubuh terhadap jumlah sel

darah merah yang banyak tapi dapat pula pertanda serius, terutama

bila warna kekuningan bertambah dan menetap selama beberapa

hari.

2) Kepala

Bentuk kepala di hari-hari pertama tidak benar-benar bulat akibat

posisi dalam rahim ataupun proses persalinan yang dialami, tapi akan

kembali ke bentuk normal dalam seminggu pertama. Bayi juga bias

(39)

tulang tengkorak. Hal ini bisa terjadi karena adanya kesulitan proses

persalinan,biasanya terjadi 24-48 jam pasca persalinan. Tapi tidak

mempengaruhi otak bayi dan bisa menghilang beberapa minggu.

Keadaan ini tidak membutuhkan perawatan khusus.

3) Wajah

Wajah harus diobservasi secara menyeluruh dan kemiripan dengan

salah satu atau kedua orang tua harus diperhatikan. Simetris wajah

harus diamati: adanya asimetri dapat menunjukan adanya kerusakan

saraf dan akan menjadi lebih jelas ketika bayi menangis. Milia (Milk

Spot) adalah papilla kecil yang terlihat disekitar hidung dan

disebabkan oleh penumpukan sekresi kelenjar sebaseause. Milia

biasanya sembuh spontan dalam beberapa minggu.

4) Mulut

Pemeriksaan mulut adalah prosedur yang sederhana dan harus

dilakukan untuk mengesampingkan abnormalitas. Observasi umum

akan mengidentifikasi abnormalitas mayor yang nyata. Jika tidak

terdiagnosis antenatal bibir sumbing akan menjadi terlihat jelas

segera setelah bayi lahir dan dapat bersifat unilateral atau bilateral

serta dapat melebar sampai langit-langit mulut. Namun sumbing

dilangit-langit mulut kadang-kadang kurang terlihat jelas dan

memerlukan penilaian menyeluruh untuk mengkonfirmasi

keberadaanya. Untuk melakukan harus dimasukan jari yang

dipakaikan sarung tangan kedalam mulut bayi yang Menunjukan

reflek menghisap. Dengan mempalpasi langit-langit mulut

(40)

yang lunak. Lebih sulit untuk dilokalisasi dan langit-langit mulut perlu

diperiksa menggunakan pentorch. Pemeriksaan ini paling baik

dilakukan ketika bayi sedang menangis. Ankyloglossia atau

melekatnya lidah didasar mulut disebabkan karena peningkatan

inisiasi menyusui, ketika ibu mengalami putting yang sakit atau lecet

atau bayi tidak disusui dengan baik penting bidan untuk menilai lidah

bayi. Beberapa bayi dilahirkan dengan gigi, jika terjadi demikian gigi

biasanya berada di daerah gigi seri.

5) Mata

Mata harus memiliki posisi yang simetris diwajah. Jarak ujung mata

bagian luar dapat dibagi sama besar menjadi tiga dengan satu lebar

mata pas kedalam ruang ujung mata bagian dalam. Pemeriksaaan

mata jauh lebih mudah jika bayi dengan spontan membuka matanya

dan paling baik dilakukan ketika bayi dalam keadaan terjaga. Sangat

sedikit informasi yang dapat diperoleh jika mata dipaksa membuka.

6) Telinga

Pada keadaan normal ujung atas telinga sejajar denganujung mata

bagian luar. Telinga harus diperiksa untuk memastikan bahwa ada

saluran pendengaran dan keadaanya bagus. Bentuknya bisa tidak

sama antara kanan dan kiri, kadang telipat, dan kadang berbulu.

Tapi hal ini tidak akan menetap, melainkan akan menuju ke bentuk

sempurna. Rambut di sekitar telingapun akan rontok.

7) Hidung

(41)

dapat dihibungkan dengan sindrom down. Jika terlihat adanya

kesulitan dengan pernafasan hidung maka diperlukan pemeriksaan

lebih lanjut, pada pemeriksaan bidan harus mengamati saluran

nasal.Bersin dapat merupakan keadaan yang cukup umum pada bayi

yang baru lahir, tetapi bersin yang berlebihan dapat mengindikasikan

neonatal abstinence syndrome (NAS).

8) Leher

Bayi cenderungmemiliki leher yang relative pendek tetapi harus ada

mobilitas yang sempurna, bidan harus mengamati adanya lipatan

leher atau kulit yang berlebih yang dihubungkan sindrom turner.

9) Tali pusat

Tali pusar harus diperhatikan ketika lahir dan selama pemeriksaan

selanjutnya. Harus ada tiga yang dapat diidentifikasi di tali pusar yaitu

dua arteri dan satu vena.

10) Abdomen

Observasi abdomen, ketika bayi tenang harus menunjukan kulit yang

diperfusi dengan baik dan harus tampak lunak dan bulat tergantung

pada apakah bayi baru saja disusui atau tidak, abdomen akan terlihat

rata atau sedikit bulat. Jika abdomen sangat menggelembung, jika

ada ketegangan abdominal yang jelas, bidan perlu memeriksanya

lebih lanjut karena hal ini dapat menunjukan obstruksi atau problem

lainya.

11) Anus

Letak dan kondisi anus yang baik harus diperiksa dan akan terlihat

(42)

pemeriksaan segera. Oleh karena itu, penting untuk bidan melakukan

pemeriksaan lubang anus dan menginformasikan pada ibu mengenai

jenis dan jumlah mekonium yang keluar.

12) Bibir

Bibir bayi akan kering untuk sementara waktu,yang disebut sucking

blister. Hal ini terjadi akibat gesekan antara bibir bayi dengan putting

atau areola. Kulit bibir yang kering akan segera tergantikan dengan

lapisan baru.

13) Payudara

Pembesaran dada dapat terjadi ada bayi baru lahir baik laki-laki

maupun perempuan dalam tiga hari pertama kehidupanya. Hal ini

disebut newborn breast swelling, yang dihubungkan dengan hormon

ibu dan menghilang dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.

14) Alat Kelamin

Alat kelamin dapat terlihat membengkak atau mengeluarkan cairan.

Tampilanya dapat berbeda sesuai usia kehamilan. Bayi premature

mempunyai klitoris menonjol dengan labia/bibir vagina yang dalam.

Semakin cukup bulan labia semakin ke sisi luar. Bayi perempuan

dapat mengeluarkan cairan atau mucus kemerahan dari vagina

dalam minggu pertama kehidupan. Kejadian normal ini dihubungkan

dengan hormon ibu. Bayi premature laki-laki mempunyai skrotum

yang rata dan halus dengan testis yang belum turun (sebaiknya testis

turun sebelum usia 6 bulan). Bayi lebih bulan menampakan

(43)

Tanda lahir seringkali mencemaskan orang tua. Biasanya ditemui di

punggung bagian bawah hingga bokong, meskipun dapat juga

dijumpai dibagian lain. Beberapa jenis tanda lahir berikut ini dapat

membantu memastikan apakah tanda lahir tersebut normal:

a) Vernix caseosa

Vernix caseosa adalah subsitansi berwarna putih, licin, seperti

keju melapisi kulit bayi baru lahir. Fungsinya melindungi bayi dari

cairan ketuban dalam rahim. Vernix dapat tidak terlihat pada bayi

yang lebih bulan. Tidak perlu dibersihkan dan biasanya diserap

kulit.

b) Lanugo

Lanugo adalah rambut halus pada tubuh bayi, terutamadi

punggung,dahi dan pipi. Lanugo lebih terlihat pada bayi

premature. Biasanya tidak terlihat pada bayi yang lebih bulan.

c) Milia

Milia adalah bercak putih kecil dan keras seperti jerawat pada

hidung bayi baru lahir. Dapat pula muncul di dagu dan dahi. Milia

berasal dari sumbatan kelanjar minyak dan dapat menghilang

sendiri. Bila dapat di mulut dan gusi di sebut Epstein Pearls.

d) Stork Bites atau Salmon Patches

Adalah bercak merah atau pink kecil yang ditemukan di kelopak

mata, di antara mata, bibir atas, dan belakang leher. Bercak ini

terlihat jelas ketika bayi menangis dan akan menghilang dengan

sendirinya.

(44)

Mongolian spots adalah bercak biru keunguan seperti memar pada

bagian bawah belakang bayi dan bokong. Penyebabnya adalah

penumpukan sel pigmen dan biasanya menghilang pada usia 4

tahun.

f) Café au lait spots

Tanda lahir berwarna coklat muda ini bersifat permanen dan

muncul pada saat lahir atau beberapa hari kemudian.

g) Erythema Toxicom

Erythema Toxicom adalah bercak kemerahan pada bayi baru lahir.

Sering terdapat di dada dan punggung atau hingga seluruh tubuh.

Setengah dari bayi baru lahir mengalami kejadian ini pada hari

pertama. Tapi jarang terjadi pada bayi premature. Penyababnya

tidak diketahui. Keadaan ini tidak membutuhkan pengobatan dan

menghilang sendiri dalam beberapa hari.

h) Acne neonatorum

Sekitar 1/5 bayi baru lahir mempunyai jerawat pada bulan

pertama. Biasanya di pipi dan dahi. Hal ini disebabkan oleh

hormon ibu dan akan menghilang dalam beberapa bulan. Jerawat

tidak boleh dipencet karena dapat menyebabkan infeksi.

i) Strawberry Hemangioma

Adalah area menonjol, sembab, berwarna merah tua atau terang

seperti strawberry yang dibentuk oleh penumpukan pembuluh

darah premature. Strawberry hemangioma sering terlihat di

(45)

beberapa bulan, dan secara bertahap menghilang, dan biasanya

menghilang sempurna saat usia 9 tahun.

j) Port wine stain

Adalah tanda lahir berupa bercak tidak menonjol berwarna pink,

merah, dan ungu. Tanda lahir ini berasal dari penumpukan kapiler

dan biasanya muncul di kepala dan leher. Ukuranya dapat kecil

atau menutupi seluruh permukaan tubuh. Cirinya tidak berubah

warna atau menghilang bila ditekan. Keseimbangan kalori dan

cairan pada bayi baru lahir menujukan bahwa, cairan tubuh bayi

sebanyak 70-75% berat badan. (Muslihatun.WN, 2010;hal.38).

3. Transisi kehidupan luar kandungan

Transisi dari kehidupan fetal ke kehidupan neonatus bagi sebagian besar

bayi merupakan proses yang relative jelas. Namun kompleksitas yang

terjadi bermakna bahwa sebagian bayi mengalami keterlambatan atau

pada beberapa kasus mengalami masalah besar yang terkait dengan

anatomi atau status fisiologi. Bayi-bayi yang menunjukan tanda-tanda

serius tidak dapat beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin mungkin

memiliki problem parah seperti abnormalitas kardiak yang kompleks.

Kesulitan transisi dapat berdampak negative pada perkembangan

selanjutnya. Bidan, perawat dan dokter disarankan untuk mewaspadai

tanda-tanda bahwa transisi kemungkinan tidak berkembang normal untuk

kemungkinan intervensi dan mengoptimalkan bayi berkembang normal.

Perpindahan dari kehidupan di dalam kandungan ke luar kandungan

(46)

proses kelahiran dan saat-saat kehidupan sebagai bayi yang baru

lahir(Lumes den H.Holme D, 2012;hal.12).

a. Sistem Kardiovaskular

Sistem kardiovaskular berkembang dini ketika embrio mengalami

peningkatan kebutuhan akan nutrisi dan oksigen. Perkembangan

dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Malforasi jantung

dan pembuluh dimungkinkan karena perkembangan kardiak adalah

proses yang kompleks. Sistem sirkulasi bayi yang baru lahir harus

berpindah dari pertukaran oksigen dan karbondioksida plasenta ke

pertukaran gas pulmonary. Sebagian perubahan berlangsung cepat,

tetapi sebagian lagi daoat berlangsung lebih lama. Setelah lahir dan

aliran darah di tali pusat berhenti, tekanan di atrium kanan turun ketika

darah di ductus venosus berhenti mengalir dan sphinter menutup untuk

konstriksi vena umbilikus. Ketika paru-paru yang kemudian menjadi

organ pertukaran gas. Foramen ovale dan ductus arteriosus menutup (

Lumsden,H dan Holmes, D. 2012; hal. 12)

b. Sistem pulmonary

Perkembangan paru-paru tergantung pada adanya cairan amniotic

yang cukup dan gerakan bernafas fetal. Meskipun paru-paru paling

tidak aktif selama kehidupan fetal dan tidak bertanggung jawab untuk

pertukaran udara, gerakan bernafas fetal akan terjadi dan berperan

terhadap perkembangan fetal. Gerakan-gerakan tersebut meningkat

frekuensinya ketika saat lahir semakin dekat. Ketika fetus berada di

(47)

Saat lahir cairan alveolar sudah tidak dibutuhkan dan berhenti

diproduksi, suatu proses yang dianggap berada dibawah pengaruh

adrenalin. Selama melahirkan normal dengan bayi yang sehat,

jumlah oksigen dalam darah bayi menurun dan kadar karbondioksida

meningkat. Hal ini terjadi karena kontraksi kuat uterus yang

sementara mengganggu aliran darah teroksigenasi ke fetus. Tali

pusat juga tertekan selama turunya fetus, juga mengurangi oksigen.

Keadaan ini semakin diperburuk ketika tali pusat tidak lagi menyuplai

darah teroksigenasi setelah dipotong atau saat berhentinya darah

secara alamiah pada waktu lahir. Faktor lain yang mempengaruhi

inhalasi pertama saat lahir adalah kompresi atau memampatnya

dinding dada fetus selama turunya bayi melalui jalan lahir. Ketika

tubuh bayi yang baru lahir telah keluar, dinding dada mengembang

dan akan mendorong inspirasi, alveoli mengembang. Perkembangan

plasenta normal diperlukan untuk pertukaran zat-zat antara sirkulasi

fetal dan maternal selama kehamilan.

Plasenta bertanggungjawab untuk pertukaran oksigen dan

karbondioksida serta mempertahankan status asam-basa. Plasenta

yang berfungsi buruk akan menyebabkan fetus mengalami bahaya

untuk proses kelahiran dan memperburuk hipoksia, sehingga bayi

baru lahir memerlukan resusitasi. Sirkulasi maternal berperan penting

dalam menyuplai darah yang kaya akan oksigen ke plasenta dan ke

fetus. Jika plasenta belum berfungsi sempurna, fetus kurang optimal

menerima suplai oksigen dan nutrisi untuk perkembangan. Ketika

(48)

oksigen dan nutrisi dapat terpengaruh, mengakibatkan bayi

berukuran kecil untuk usia gestasinya (Lumsden.H dan Holmes.D,

2010 ;h.15).

c. Sistem Metabolisme

Bayi baru lahir yang sehat menggunakan glukosa untuk membantu

transisinya. Glukosa menyediakan energi untuk proses kelahiran dan

untuk proses bernapas pertamakali. Metabolisme ini juga membantu

untuk produksi ASI pada ibu, bayi baru lahir mulai menggunakan

lemak yang ada dari sebelum lahir untuk menyiapkan energi sekitar

3-4 hari setelah lahir.

d. Gastrointestinal

Neonatus cukup umur dan normal yang telah berhasil mengalami

transisi ke kehidupan bayi baru lahir biasanya memiliki sistem

pencernaan yang siap untuk menerima dan mencerna susu ibu.

Sebagian besar bayi baru lahir mengeluarkan mekonium dalam 24

jam pertama dan bisa terjadi pada saat atau sesaat setelah lahir.

Mekonium tersusun dari isi saluran gastrointestinal yang diperoleh

selama kehidupan fetal dalam uterus, mekonium mengandung cairan

amnion, vernix caseosa, lanugo, dan sekresi lainya. Ketika bayi baru

lahir mulai mencerna susu, gerakan perut akan berubah lengket,

mekonium berwarna hitam atau hijau menjadi kotoran yang berubah

dan sering kali berwarna coklat. Bayi baru lahir juga sering

mengeluarkan urin pada saat lahir.

(49)

yang dimulai selama kehidupan intrauterine. Bayi baru lahir yang

mengalami periode transisi normal sering membuka matanya dan

responsive terhadap bau yang akan membantunya mencari putting

susu untuk memperoleh makanan (Hilary dan Debbie, 2012;h.16).

Pada waktu kelahiran, tubuh bayi mengalami sejumlah adaptasi

psikologik. Bayimemerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

masa transisi kehidupanya ke kehidupan luar uterus berlangsung

baik. Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat

meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa transisi dengan

baik

4. Pengkajian Bayi Baru Lahir Normal

Menurut Muslihatun (2010)Pengkajian fisik pada bayi baru lahir

merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir

seperti:

a. Mempelajari hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayat persalinan,

dan riwayat keluarga.

b. Menilai skor APGAR.

c. Melakukan resusitasi neonatus.

d. Melakukan perawatan tali pusat.

e. Melakukan pemeriksaan fisik dan observasi tanda vital.

f. Meletakan bayi dikamar transisi (jika keadaan umum baik), atau dalam

inkubator jika ada indikasi.

g. Menentukan tempat perawatan: rawat gabung, rawat khusus atau rawat

intensif.

(50)

5. Pemeriksaan umum bayi

a. Pernafasan

Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali per menit, tanpa ada

retraksi dinding dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi.

b. Warna kulit

Bayi baru lahir aterm lebih pucat disbanding dengan bayi preterm

karena kulit lebih tebal

c. Denyut Jantung

Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160 kali permenit.

d. Suhu aksiler

Suhu bayi normal 36,5-37,5 0C e. Postur dan gerakan

Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah

kepalan tangan longgar dengan lengan, panggul dan lutut semi fleksi

f. Tonus otot

Rentang normal tingkat kesadaran bayi baru lahir adalah mulai dari

diam hingga sadar penuh dan dapat ditenangkan jika rewel.

g. Ekstermitas

Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi bila ekstermitas disentuh, dan

pembengkakan.

h. Kulit

Warna kulit dan adanya vornik caseosa, pembengkakan atau

bercak hitam, tanda lahir atau bercal mongol.

(51)

Normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering dan

mengkerut dan akhirnya lepas setelah 7-10 hari.

j. Berat Badan

Berat badan bayi baru lahir normal 2500-4000 gram (Muslihatun WN,

2010;h.31-32).

6. Pemeriksaan fisik (head to too)

a. Kepala

Bentuk mesochepal atau tidak, terdapat caput sucsedenum atau tidak,

terdapat cephal hematoma tau tidak, jumlah lanogo dibagian kepala

banyak atau tidak.

b. Muka

Tanda- tanda paralisis

c. Mata

Ukuran, bentuk dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital,

keluar nanah, bengkak dalam kelopak mata, perdarahan

subkonjungtiva.

d. Telinga

Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak, dan adanya gangguan

pendengaran.

e. Hidung

Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan, dan kebersihan.

f. Mulut

Bentuk simetris atau tidak, mukosa mulut kering atau basah, lidah,

palatum, bercak putih pada gusi, reflek menghisap, adakah labio atau

(52)

g. Leher

Bentuk simetris atau tidak, adakah pembengkakan dan benjolan,

kelainan tiroid, hemangioma.

h. Klavikula dan lengan tangan

Adakah fraktur klavikula, gerakan, dan jumlah jari.

i. Dada

Bentuk dan kelainan bentuk dada, putting susu, gangguan pernafasan,

auskultasi bunyi jantung, dan pernafasan.

j. Abdomen

Penonjolan sekitar tali pusat pada saat bayi menangis, perdarahan tali

pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, dinding perut, adanya

benjolan, dan bentuk simetris atau tidak.

k. Genetalia

Kelamin laki-laki: panjang penis, tetis sudah turun, berada dalam

skrotum, lubang uretra diujung penis. Kelamin perempuan: labia

mayora, labia minora, lubang vagina, lubang uretra, dan sekret.

l. Tungkai dan kaki

Gerakan, bentuk simetris atau tidak, jumlah jari, dan pergerakan.

m. Anus

Berlubang atau tidak, posisi, fungsi sfingter ani, dan adanya atresia ani.

n. Punggung

Adanya skoliosis, pembengkakan, spina bifida, lesung atau bercak

berambut.

Gambar

Tabel 2.1 Taksiran pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus
Tabel 2.2 Apgar Skor
Table 2.3 Kunjungan masa nifas
Tabel 2.4 Penanganan efek samping kontrasepsi suntik yang

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas dengan risiko usia dini, bayi baru lahir normal dan masa antara menggunakan metode

ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama. 2) Kunjungan kedua, waktu 6 hari setelah persalinan. a) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal.. b) Evaluasi

Bayi baru lahir dikatakan normal jika usia kehamilan aterm antara 37- 42 minggu, dengan berat badan 2500 gram – 4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30- 38

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (Prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas artinya bayi lahir cukup bulan (usia

darah akan memacu otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus , dan sinus menuju puting susu. Beberapa refleks yang memungkinkan bayi baru lahir untuk

Menurut Undang – undang No.20 Tahun 2003 halaman 6 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1,butir 14: Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Hemangioma Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak atau tumor vaskular jinak akibat proliferasi pertumbuhan yang berlebih dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat terjadi