i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI BUMI DAN ALAM SEMESTA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING
STICK PADA SISWA KELAS V MI DARUL ULUM SUGIHAN
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana (S.Pd)
Oleh :
SITI SUHANI
NIM : 11514155
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI BUMI DAN ALAM SEMESTA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING
STICK PADA SISWA KELAS V MI DARUL ULUM SUGIHAN
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana (S.Pd)
Oleh :
SITI SUHANI
NIM : 11514155
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi anda:
Nama : SITI SUHANI
NIM : 115-14-155
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
BUMI DAN ALAM SEMESTA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
TALKING STICK PADA SISWA KELAS V MI DARUL
ULUM SUGIHAN KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2017/2018.
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga,
Dosen Pembimbing
Dr. Budiyono Saputro, M. Pd
v
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jalan Lingkar Selatan Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716
Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI BUMI DAN ALAM SEMESTA
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN TALKING STICK
PADA SISWA KELAS V MI DARUL ULUM SUGIHAN
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
DISUSUN OLEH
SITI SUHANI
NIM: 11514155
Telah dipertahankan didepan Dewan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga, pada tanggal 27 Maret 2018 telah dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan panitia penguji:
Ketua Penguji :
Sekretaris Penguji :
Penguji I :
Penguji II :
Salatiga,
Dekan FTIK IAIN Salatiga,
Suwardi, M.Pd.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SITI SUHANI
NIM : 115-14-155
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam sekripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Selanjutnya, saya bersedia skripsi ini dipublikasikan.
Salatiga, 4 Juni 2018
Yang menyatakan,
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Jawaban dari keberhasilan adalah terus belajar dan tak kenal putus asa.
Persembahan
1. Bapakku tersayang, Muhammad Zuhdi dan Ibuku Tercinta, Kismiyati
yang selalu memberikan kasih sayang, waktu, usaha dan doa kepada saya.
2. Kakakku Nur Hakim, Nur Musfiroh dan Muhammad Zainal Arifin, yang
selalu sedia mensuport dan memberi nasehat kepada saya.
3. Serta ponakan tercinta Aunty, Hikmatuzzahra Musyarofah.
4. Untuk kedua nenekku, Surati dan Sukirah yang telah banyak mendoakan
saya.
5. Dosen pembimbing skripsiku, Dr. Budiyono Saputro, M. Pd yang telah
bersedia untuk waktunya untuk membimbing saya sampai skripsi saya
selesai.
6. Muhammad Ridwan yang selalu memberi semangat dan banyak
meluangkan waktu untuk membantu saya dari awal hingga akhir skripsi ini
selesai.
7. Sahabat-sahabatku tercinta, Eva Eliftyana Dewi, Dyah Dwi Jayanti, Laili
Maulida Ali, Umi Maftukah, Inta Nur Muakhidah, Arum Kusuma Putri,
Dyah Ayu Asari, Longit Latifah, Farah Saufika, dan Inna Fauziyah, dan
Khoirunnur Azizah, Luluk Saidatun M.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkankepada Nabi Agung
Muhammad SAW yang senantiasa dinanti-nantikan syafa‟atnya di akhirat nanti.
Penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan hasil belajar IPA materi bumi
dan alam semesta dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick pada
siswa kelas V MI Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 207/2018.” ini, untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan
baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI.
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan arahan dan bimbingan hingga skripsi ini selesai.
5. Bapak, Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah
ix
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral dan material
kepada saya .
7. Ibu Mardliyah, S. Pd. I selaku kepala sekolah MI Darul Ulum Sugihan
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin
kepada penulisuntuk melakukan penelitian.
8. Ibu Siti Kusmiyati S.Pd. I selaku guru kelas 5 MI Darul Ulum Sugihan yang
telah membantu dalam melakukan penelitian.
9. Kepada seluruh siswa kelas V MI Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang yang telah membantu peneliti dalam melakukan
penelitian.
10.Sahabat dan teman–teman yang senantiasa menginspirasi, berjuang
bersama-sama dan saling memberikan dukungan.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca sangat berharga bagi kesempurnaan skripsi
ini. Akhir kata, penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
x
ABSTRAK
Suhani, Siti. 2018.Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Bumi dan alam Semesta Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Siswa Kelas V MI Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 207/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing:Dr. Budiyono, Saputo, M. Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Talking Stick
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi bumi dan alam semesta pada siswa kelas V MI Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi bumi dan alam semesta pada siswa kelas V MI Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018, Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research) sebanyak dua siklus.
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus masing-masing terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara menghitung pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR BERLOGO
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Definisi Operasional... 9
xii
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)... 9
3. Model Pembelajaran Talking Stick ... 10
G. Metode Penelitian... 11
1. Rancangan Penelitian ... 11
2. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian ... 11
3. Tahap-tahap Penelitian ... 12
4. Instrument Penelitian ... 14
5. Teknik Pengumpulan Data ... 16
6. Analisis Data ... 17
H. Sistematika Penulisan... 18
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 19
1. Hasil belajar ... 19
a. Belajar ... 19
b. Hasil Belajar ... 24
c. Macam-macam Hadil Belajar ... 26
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 29
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 31
a. Pengertian IPA ... 31
b. Hakikat IPA ... 33
c. Fungsi Pelajaran IPA... 34
xiii
3. Materi Pembelajaran IPA
a. Peristiwa Alam di Indonesia ... 35
b. Kegiatan Manusi yang Mengubah Bentuk Bumi ... 43
4. Model Pembelajaran Talking Stick...47
a. Pengertian Model ... 47
b. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick ... 49
c. Kelebihan dan Kekurangan Talking Stick ... 50
B. Kajian Pustaka ... 51
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah ... 55
1. Profil Sekolah ... 55
2. Visi dan Misi ... 55
3. Data Guru ... 56
4. Data Siswa ... 56
5. Fasilitas Sekolah... 57
B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 57
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 58
1. Perencanaan Tindakan ... 58
2. Pelaksanaan Tindakan ... 59
3. Pengamatan/Observasi ... 61
4. Refleksi ... 65
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 66
xiv
2. Pelaksanaan Tindakan ... 67
3. Pengamatan/Observasi ... 70
4. Refleksi ... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 75
1. Deskripsi Pra Siklus ... 75
2. Deskripsi Data Siklus I... 78
3. Deskripsi Data Siklus II ... 79
B. Pembahasan ... 80
1. Pra Siklus ... 80
2. Siklus I ... 81
3. Siklus II ... 86
4. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 91
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 94
B. Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 96
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Tenaga Pendidik ... 55
Tabel 3.2 Data Siswa... 56
Tabel 3.3 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus I ... 62
Tabel 3.4 Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus I... 64
Tabel 3.5 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus II... 71
Tabel 3.6 Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus II ... 73
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 76
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 78
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 80
Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 83
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 84
Tabel 4.6 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 88
Tabel 4.7 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 89
Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Nilai Persiklus... 92
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Empat Langkah Penelitian Tindakan Kelas ... 12
Gambar 4.1 Nilai Hasil Belajar Pre Test ... 81
Gambar 4.2 Nilai Hasil Belajar Siklus I... 82
Gambar 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 87
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 4 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 7 Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 8 Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus I
Lampiran 10 Nilai Evaluasi Siklus II
Lampiran 11 Dokumentasi
Lampiran 12 Jawaban Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 13 Jawaban Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 14 Profil Sekolah
Lampiran 15 Lembar Konsultasi
Lampiran 16 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi
Lampiran 17 Surat Pengantar Lembaga
Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 19 Daftar Nilai SKK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar, pendidikan mendapat perhatian khusus dan tercantum
secara eksplisit pada alinea keempat. Bahkan, pendidikan sudah dianggap
sebagai sebuah hak asasi yang harus secara bebas dapat dimiliki oleh
semua anak (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 1).
Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan sumber
daya manusia dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu
bangsa.Peningkatan kualitas SDM jauh lebih mendesak untuk segera
direalisasikan terutama dalam menghadapi era persaingan global. Oleh
karena itu, peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan halpenting
yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh (Susanto, 2013: 13).
Peranan pendidikan dianggap penting untuk menghasilkan sumber
daya yang berkualitas. Adanya kemajuan dalam bidang pendidikan
menimbulkan dorongan melakukan berbagai inovasi pendidikan agar
tercapai tujuan seperti yang diharapkan. Sekolah merupakan sarana
pendidikan formal sebagai wahana untuk berjalannya proses pendidikan
yang berfungsi mematangkan generasi muda untuk memasuki era
informasi dan globalisasi. Pendidikan merupakan usaha sadar ayng
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
2
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujaddilah ayat 11:
ِحَسْفَي اىُحَسْفاَف ِسِلاَجَمْلا يِف اىُحَّسَفَت ْمُكَل َليِق اَذِإ اىُىَمآ َهيِذَّلا اَهُّيَأ اَي
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S:Al Mujaddilah: 11)
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT akan meninggikan
derajat dan martabat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
memiliki ilmu pengetahuan. Hal ini berhubungan dengan begitu
pentingnya pendidikan sehingga harus dijadikan prioritas utama dalam
pembangunan bangsa, oleh karena itu diperlukan mutu pendidikan yang
baik agar tercipta proses pendidikan yang kompetitif. Dalam keseluruhan
proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang
penting, artinya berhasil tidaknya tujuan pendidikan banyak bergantung
pada proses belajar yang dialami peserta didik. Keberhasilan dari proses
belajar ditandai dengan tercapainya tujuan pembelajaran serta hasil belajar
3
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di MI Darul Ulum
Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada siswa kelas V,
pemahaman materi bumi dan alam semesta masih sangat rendah. Hal ini
dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mayoritas belum mencapai
KKM. Ada beberapa hal yang memengaruhi hasil belajar IPA mengenai
bumi dan alam semesta, pertama kurangnya pemahaman siswa tentang
materi bumi dan alam semesta, kedua minat belajar siswa yang masih
kurang, ketiga model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih
terpacu pada metode ceramah dan kurang memnfaatkan media
pembelajaran.
Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa ketidak berhasilan
belajar IPA tidak hanya berasal dari siswa tetapi juga berasal dari model
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Dalam menyampaikan pelajaran,
guru harus mempunyai model pembelajaran yang aktif, kreatif dan
menyenangkan. Model pembelajaran yang tepat yang menarik perhatian
siswa untuk berfikir kreatif sehingga hasil belajar tercapai denga
maksimal. Sebaik apapun substensi materi ajar, tetapi jika guru tidak
mampu mengemas penyampaian materi dengan baik dan hal tersebut tidak
akan diserap oleh siswa secara optimal. Jika penyampaian materi kurang
menarik, siswa akan cenderung bosan dan tidak memiliki respon serta
4
Guru mempunyai posisi yang amat penting dalam mewujudkan
tujuan pendidikan. Meskipun perlu diingatkan bahwa kecenderungan saat
ini guru bukan dominasi satu-satunya bagi penentu pencapaian
pembelajaran yang ia lakukan di kelas, namun bukan kemudian guru lepas
begitu saja dari tanggung jawab pencapaian tujuan tersebut.
Bagaimanapun guru tetap berada pada posisi terdepan dalam mendukung
terwujudnya tujuan pembelajaran dan dapat mencapai hasil belajar yang
kompeten.
Hasil belajar peserta didik tidak hanya di pengaruhi oleh dirinya
sendiri tetapi juga oleh guru yang memberikan pembelajaran IPA dengan
cara yang inovatif menyengakan dan dapat memerikan perngalaman
langsung kepada peserta didik dan mampu meningkatkan kualitas
pendidikan yang ada di Indonesia, khususnya IPA.
Untuk mewujudkan harapan diatas, guru harus bersikap responsive
dan pro aktif terhadap berbagai fenomena yang dijumpai atau dirasakan
saat melaksanakan tugas pembelajaran. Selain itu, guru dituntut untuk
lebih kreatif dalam memikirkan dan menelaah problem bembelajaran yang
dijumpai dikelas, terutama dalam mata pelajaran IPA.
Dalam pendidikan IPA, siswa diharapkan dapat memperoleh
pengetahuan dan pengalaman dari hasil kegiatan yang telah dilakukan
dengan melaksanakan langkah-langkah ilmiah dengan menggunakan
metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen yang bersifat umum
5
bermanfaat bagi siswa untuk menggali pengetahuan secara langsung dari
alam dan lingkungan sekitar. Pendidikan IPA merupakan elemen penting
bagi siswa. Kurikulum 1985 menekankan penerapan Cara Belajar Siswa
Aktif yang mengiginkan peran guru sebagai fasilitator dan tidak
mendominasi pembelajaran..Akan tetapi, pada kenyataannya, pengadaan
laboratorium masih terbatas disetiap sekolah (Wisudawati dan
Sulistyowati, 2014: 3).
Pembelajaran IPA tentu memerlukan proses untuk dapat mencapai
hasil belajar yang maksimal. Proses pembelajaran IPA dapat dikemas
dengan pembelajaran yang dilakukan dengan cara formal dan informal.
Proses pembelajaran IPA disekolah dapat mempengaruhi karakteristik
siswa, pemahaman siswa, model serta strategi pembelajaran yang
digunakan oleh guru agar mudah dipahami oleh peserta didik sehingga
dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Salah satu tantangan bagi guru dalam proses pembelajaran IPA
adalah bagaimana mengajarkan pelajaran tersebut agar membuat peserta
didik tidak jenuh atau bosan, tetapi sebaliknya bagaimana peserta didik itu
bersemangat dan aktif dalam pembelajaran. Perasaan yang dialami siswa
itu sebenarnya bukan disebabkan oleh materinya yang teoritis, tetapi rasa
bosan yang dialami siswa disebabkan oleh penyajian yang kadang bersifat
monoton sehingga menyebabkan hasil belajar IPA kurang maksimal.
Sebenarnya, banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan
6
yang aktif agar mendapatkan hasil belajar sesuai yang diharapkan. Ketika
siswa pasif atau hanya menerima materi dari gurunya saja ada
kecenderungan untuk melupakan materi tersebut. Lain halnya jika siswa
diajak belajar secara aktif, siswa akan lebih mudah mengingat apa yang
telah diajarkan oleh guru. Tentunnya hal ini harus didukung dengan model
pembelajaran yang menarik.
Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
kurikulum dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan
dasar yang harus dimiliki oleh guru, salah satu model dan pengajaran IPA
adalah dengan menggunakan model Talking Stick. Model Talking Stick
merupakan satu dari sekian banyak model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan bantuan tongkat.
Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat atau
menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi
pelajaran. Maka dari itu Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk
memberikan solusi dari masalah-masalah yang terjadi pada proses
pembelajaran.
Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Peningkatan hasil belajar IPA materi bumi dan
alam semesta dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick
pada siswa kelas V MI Darul Ulum Sugihan Kecamaytan Tengaran
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dapat dirumusakan
masalah dalam penelitian ini :
Apakah penggunaan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi Bumi dan Alam Semesta pada siswa kelas V MI
Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penelitian ini dapat bertujuan: Untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPA materi bumi dan alam semesta dengan
menggunakan model pembelajaran Talking Stick pada siswa kelas V MI
Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Penelitian 1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2014: 110).
Makna hipotesis penelitian ini adalah dugaan sementara tentang
jawaban rumusan masalah yang kebenarannya masih harus dibuktikan.
8
menerapkan model Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V di MI Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang khusunya pelajaran IPA.
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan model Talking Stick dapat dikatakan efektif jika hasil
belajar yang diharapkan bisa tercapai. Adapun indikatornya dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Secara Individu
Siswa mendapatkan nilai lebih dari KKM yang telah ditetapkan
oleh sekolah yaitu ≥ 60 pada mata pelajaran IPA materi bumi
dan alam semesta.
b. Secara Klasikal
Siswa mencapai nilai yang melebihi KKM yaitu mendapat nilai
≥60 pada mata pelajaran IPA materi bumi dan alam semesta
dengan persentase ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam satu
kelas (Trianto, 2009: 214).
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan kontribusi pengembangan pengetahuan bagi
peserta didik. Khsusunya dapat memperkaya khasanah dunia
9
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Penelitian ini dapat membantu guru untuk memperbaiki
mutu dan memciptakan pembelajaran yang menyenangkan serta
dapat menimbulkan pengalaman yang berharga bagi siswa,
sehingga siswa merasa senang saat kegiatan pembelajaran
khususnya pembelajaran IPA.
b. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan semangat siswa untuk mengikiuti
pembelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini mampu memberikan sumbangan pemikiran
kepada sekolah yangtelah menjadi tempat penelitian sehingga
dapat meningkatkan mutu sekolah dan mampu memberikan proses
pembelajaran yang baru dan berkesan sehingga dapat
10
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah persepsi tentang judul penelitian ini, perlu
didefinisikan hal-hal sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil
dari kegiatan belajar.Pengertian tentang hasil belajar yang dipertegas
oleh Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) yang menyatakan bahwa
hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor
yang diperoleh daeri hasil tes mengenal sejumlah pelajaran tertentu.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi
ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk
mencapai kepandaian atau ilmu (Baharudin dan Wahyuni, 2007: 13).
2. Pelajaran IPA
Pembelajaran IPA adalah memberikan akses kepada peserta didik
terhadap pengalaman-pengalaman fisik dan membantu peserta didik
untuk mengkontruksi konsep-konsep sains mereka sendiri, serta
mengenal konsep-konsep yang sudah disepakati bersama pleh
masyarakat sains (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 9).
Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang berkaitan
11
perubahannya, bumi dan alam semesta serta perubahan materi dan
sifatnya.
3. Model Pembelajaran Talking Stick
Menurut Imas dan Belin (2016: 82-83) Model pembelajaran
Talking Stick merupakan satu dari sekian banyak model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan tongkat.Tongkat dijakdikan sebagai jatah atau giliran untuk
berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa
mempelajari materi pelajaran.
Model ini sangat sederhana dan cukup mudah untuk dipraktikkan
khususnya untuk anak SD/MI. Selain sebagai metode agar siswa mau
berpendapat, tapi juga untuk melatih siswa berani berbicara. Dengan
model pembelajaran ini suasana kelas terlihat lebih hidup dan tidak
monoton.
Istilah talking stick (tongkat berbicara) sebenarnya istilah yang
sudah berumur panjang. Karena model ini berawal dari kebiasaan
penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau
menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku).
Dan dengan perkembangan informasi dan teknologi, model ini
diadopsi untuk dipergunakan dalam sistem pembelajaran
12
G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), pada tahap ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang
perlu diperhatikan khusus untuk diamati. Adapun siklus atau
tahap-tahap penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :
2. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian
a. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di MI Darul Ulum Sugihan
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Madrasah ini dipilih
karena setelah peneliti melakukan observasi, sekolah ini masih
sangat diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, khususnya tentang materi pembelajaran IPA
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
b. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai
bulan Mei akhir pada semester 2 (genap) MI Darul Ulum Sugihan
Gatak Kecamatan Tengaran Kabupoaten Semarang tahun pelajaran
2017/2018.
c. Subyek penelitian
Subyek yang diteliti adalah siswa kelas V MI Darul Ulum
13
2017/2018 dengan jumlah 16 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki
dan 9 siswa perempuan.
3. Tahap-Tahap Penelitian
Untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dibutuhkan
tindakan-tindakan sebagai berikut :
Gambar 1.1 Empat Langkah Tindakan PTK
(Arikunto, 2014: 138).
Untuk lebih jelasnya tahap-tahapnya sebagai berikut:
a. Tahap rencana (planning)
Tahap ini merupakan tahan renacana atau tindakan apa
yang harus dilakukan peneliti untuk meningkatkan proses dan
14
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa,
dan bagaimana tindakan ini dilakukan.
b. Tahap tindakan (action)
Tahap tindakan adalah implementasi atau penerapan isi
rancangan di dalam tindakan di kelas. Dalam tahap ini
pelaksana guru harus ingat dan taat pada apa yang sudah
dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula bersifat yang
wajar supaya siswa dapat memahami yang telah di jelaskan.
c. Tahap pengamatan (observation)
Pada tahap pengamatan ini dimaksudkan untuk melihat atau
mengamati serta mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang
muncul sebab akibat dari tindakan yang sudah dilakukan.
Disini penulis melakukan pengamatan aktifitas siswa selama
KBM berlangsung, mengukur ketercapaian indikator serta
menganalisis dampak yang timbul dari penggunaan Model
Talking Stick dan metode ceramah.
d. Tahap refleksi (reflection)
Pada tahap refleksi ini kegiatan yng dilakukan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Data yang
diperoleh dari tahap observasi dikumpulkan dan kemudian
dianalisis.Berdasarkan hasil analisis tersebut, guru dapat
merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah
15
Siklus ke-II bertujuan untuk mengetahui tingkat hasil
belajar IPA, yang kemudian digunakan sebagai bahan refleksi
untuk melakukan tindakan siklus selanjutnya yaitu siklus yang
ke-II.Sedangkan siklus yang ke-II dilakukan perbaikan terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus
ke-I.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam
kegiatan penelitian. Bentuk instrumen yang digunakan untuk
mendapatkan data adalah sebagai berikut:
a. Silabus
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan
kurikulum berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan rancangan penilaian. Dengan kata lain
silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran/pada tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/media pembelajaran (Trianto, 2009: 201).
b. RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu panduan
langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan
16
Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran meliputi: Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), hasil belajar, indikator, tujuan
pembealajaran, sumber/media belajar, alat dan bahan, dan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran (Trianto, 2009: 214).
c. Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara
langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran
IPA materi melestarikan alam melalui model Talking Stick.
1) Lembar observasi guru
Instrumen pengamatan guru dalam penelitian ini mencakup
beberapa aspek diantaranya: kemampuan guru membuka
pelajaran, sikap guru dalam proses pembelajaran, penguasaan
bahan belajar, kegiatan belajar mengajar, pemanfaatan sumber
belajar/media pembelajaran, evaluasi pembelajaran,
kemampuan menutup kegiatan pembelajaran, dan tindak lanjut.
2) Lembar observasi siswa
Pedoman atau lembar pengamatan observasi siswa
digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa
dalam proses pembelajaran IPA melalui metode talking stick.
d. Soal digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA terkait
17
e. Pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan
gambaran kegiatan dalam proses pembelajaran penerapan
model talking stick. Dokumentasi juga digunakan sebagai hasil
penelitian yang berupa gambar atau foto yang menggunakan
alat bantu berupa kamera.
f. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan nilai. Jenis tes yang
digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah
diadakan tindakan siklus I, siklus II.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik pengumpulan data yang
diperlukan diperoleh melalui:
a. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi secara langsung antara yang
mewawancarai dengan yang diwawancarai (Djamarah, 2000:
220). Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang
gambaran hasil awal pembelajaran IPA dan untuk mendapat
informasi mengenai model pembelajaran yang biasa digunakan
oleh guru sebelum menerapkan model pembelajaran Talking
Stick.
b. Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian
dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian.
18
mencari dan menggali data melalui pengamatan secara
langsung dan mendalam terhadap subjek dan objek penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan
data dengan mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar
baik melalui foto maupun video atau rekaman.Data yang
diperoleh peneliti dari dokumen ini dapat melengkapi untuk
melengkapi bahkan memperkuat data dari hasil observasi dan
tes yang dilakukan.
6. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas, secara umum
dianalisis melalui diskriptif kualitatif.Analisis data dilakukan pada tiap
data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif.
Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan cara kuantitatif
sederhana, yakni dengan persentase (%), dan data kualitatif dianalisis
dengan membuat penilaian-penilaian kuantitatif (kategori). Analisis
data merupakan proses menganalisis data yang telah terkumpul guna
mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian
untuk perbaikan belajar siswa (Daryanto, 2011: 192).
× 100%
NP = Nilai persentase
∑ siswa tuntas = Jumlah siswa tuntas
19
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi maupun uraian
penyajian data penelitian ini, maka penulis memaparkan sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bagian awal meliputi sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto
dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, dan daftar lampiran.
Bab I Pendahuluan, dalam bab pendahuluan terdiri dari latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan
dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional,
metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II Landasan Teori, dalam bab ini peneliti mengemukakan
Kajian Teori dari tiap-tiap variable penelitian dan Kajian Pustaka.
Bab III Pelaksanaan penelitian dalam bab ini berisi tentang
gambaran umum MI Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang dan pelaksanaan penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini berisi hasil
penelitian meliputi diskripsi per siklus dan pembahasan.
Bab V Kesimpulan dan Penutup, dalam bab ini terdiri dari
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Dari uraian konsep belajar diatas (Susanto, 2013: 5), dapat
dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas
dipertegas oleh Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) yang
menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Karena belajaritu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan
pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya gurumenetapkan
21
berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan
intruksional. Berikut adalah tujuan belajar:
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berpikir.Kemampuan pengembangan berpikir
membutuhkan adanya bahan pengetahuan, kemampuan berpikir
dapat memperluas pengetahuan.
2) Penanaman konsep dan keterampilan
Artinya bahwa penanaman konsep atau merumuskan
konsep memerlukan suatu keterampilan baik keterampilan
jasmani yang dapat dilihat dan dialami sehingga menitik
beratkan pada keterampilan gerak atau penampilan anggota
tubuh seseorang yang sedang belajar, atau keterampilan rohani
yang menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan
keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan
dan merumuskan suatu masalah konsep.
3) Pembentukan sikap
Dalam hal ini, guru harus bertindak bijak dalam
menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah
sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui
22
evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat
pertimbangan seberapa efektif suatu program memenuhi kebutuhan
siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ia
dapat dijadikan sebagai tindak lanjut, atau bahkan cara untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan tingkat prestasi
belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu
pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian
hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari disekolah,
baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa
(Susanto, 2013: 6).
b. Macam-Macam Hasil Belajar
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013: 6)
diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi
atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini
adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa,
atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa
yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan
berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia
23
Menurut Dorothy J. Skeel dalam Susanto (2013: 8) konsep
merupakan sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu
pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian.Jadi konsep ini
merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang
dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian.
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa
pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.
W.S Winkel dalam Susanto (2013: 8) menyatakan bahwa
melalui produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa jauh
suatu tujuan instruksional telah tercapai, semua tujuan itu
merupakan hasil belajar yang seharusnya diperoleh siswa.
Berdasakan pandangan Winkel, dapat diketahui bahwa hasil
belajar siswa erat hubungannya dengan tujuan instruksional
(pembelajaran) yang telah dirancang guru sebelum
melaksanakan proses belajar mengajar. Evaluasi produk dapat
dilaksanakan dengan mengadakan berbagai macam tes, baik
secara lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013: 9)
mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan
keterampilan yang mengarah kepada pembangunan mental,
fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan
24
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Indrawati dalam Susanto (2013: 9-10) merumuskan bahwa
keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan
ilmiah yang terarah (baik kogitif, maupun psikomotorik) yang
dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip
atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada
sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap
suatu penemuan.
Indrawati menyebutkan bahwa ada enam aspek
keterampilan proses, yang meliputi: observasi, klasifikasi,
pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan penjelasan
atau interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan
eksperimen. Kemudian Indrawati membagi keterampilan
proses menjadi dua tingkatan, yaitu: keterampilan proses
tingkat dasar (meliputi: observasi, klasifikasi, komunikasi,
pengukuran, prediksi, dan interference), dan keterampilan
proses terpadu (meliputi: menentukan, variabel, menyusun
tabel data, menyusun grafik, memberi hubungan variabel,
memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun
hipotesis, menentukan variabel secara operasional,
25
3) Sikap
Menurut Sudirman dalam Susanto (2013: 11) sikap
merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan
cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia
sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek
tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau
tindakanseseorang. Dalam hubungannya dengan hasil belajar
siswa, sikap ini lebih di arahkan pada pengertian pemahaman
konsep. Dalam pemahaman konsep, maka domain yang sangat
berperan adalah domain kognitif.
c. Faktor-Faktor yang memengaruhi Hail Belajar
Menurut teori Gestalt. Belajar merupakan suatu proses
perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak
mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan
sesuatu, baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun
pengaruh dari lingkungan sekitar. Berdasarkan hal ini hasil
belajar dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan
lingkungannya. Pertama, siswa; dalam kemapuan berpikir atau
tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa
baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan yaitu sarana
dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru,
sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga,
26
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman
(2007: 158), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
memengaruhi, baikfaktor internal maupun faktor eksternal,
sebagai berikut :
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat
dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan
belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga yang berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan
ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua
yang kurang terhadap anaknya.
Selanjutnya yang dikemukakan oleh Walisman (2007: 159)
bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan
hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar dan
kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil
27
Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru,
dalam (Susanto, 2013: 13) sebagaimana dikemukakan oleh Wina
Senjaya (2006: 50), bahwa guru adalah komponen yang sangat
menentukan dalam implementasi atau strategi pembelajaran.
Berdasarkan pendapat ini dapat ditegaskan bahwa salah satu faktor
eksternal yang sangat berperan memengaruhi hasil belajar siswa
adalah guru. Guru dalam pembelajaran memegang peranan yang
sangat penting. Peran guru, apalagi pada siswa usia sekolah dasar,
tidak mungkin bisa digantikan oleh perangkat lain, seperti televisi,
radio ,dan komputer. Sebab siswa adalah organisme yang sedang
berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang
dewasa.
Dengan demikian, semakin jelas bahwa hasil belajar siswa
merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat
sejumlah faktor yang saling memengaruhi. Tinggi rendahnya hasil
belajar dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
2. Pembelajaran IPA
a. Pengertian Mata Pelajaran IPA
IPA adalah ilmu yang terkontruksi secara personal dan
sosial berdasarkan pendekatan kontruktivisme. Pembelajaran
IPA memerlukan kesempatan yang luas bagi peserta didik
untuk melakukan inkuiri dan mengkontruksi sains seoptimal
28
dengan memanfaatkan iklim kolaborasi di dalam kelas. Di
sinilah peran guru sangat penting untuk dapat mengelola proses
pembelajaran IPA dengan baik (Wisudawati dan Sulistyowati,
2014: 16).
IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan, namun pada
perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan teori. Ada dua hal yang berkaitan
dan tidak dapat dipisahkan oleh IPA, yaitu IPA sebagai produk,
pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. Saat ini
objek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA,
proses, nilai, sikap ilmiah, dan aplikasi IPA dalam kehidupan
sehari-hari.
Ada tiga hal yang terlibat dalam ini, yaitu “ilmu”,
“pengetahuan”, dan “alam”. Pengetahuan adalah segala sesuatu
yang diketahui oleh manusia. Dalam hidupnya banyak sekali
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.Sedangkan alam
sekitar berarti pengetahuan tentang alam semesta dan isinya.
Dan ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, artinya diperoleh
dengan metode ilmiah. Dua sifat ilmu adalah rasional, artinya
29
Carin dan Sund (1993) dalam Wisudawati (2014)
mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan
tersusun secara teratur, dan berupa kumpulan data hasil
observasi atau eksperimen. Carin dan Sund memiliki empat
unsure utama dalam IPA yaitu:
1) Sikap: IPA memenculkan rasa ingin tahu tentang benda,
fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab
akibat.
2) Proses: proses pemecahahan masalah pada IPA
memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan sistematis
melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan
hipotesis, perancangan eksperimen, evaluasi, pengukuran,
dan penarikan kesimpulan.
3) Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip,
teori, dan hokum.
4) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu
diharapkan dapat muncul sehingga peserta didik dapat
mengalami proses pembelajaran secara utuh dan menggunakan
rasa ingin tahunya untuk memahami fenomena alam melalui
kegiatan pemecahan masalah yang menerapkan
30
b. Hakikat IPA
Ilmu pengetahuan alam (IPA) memegang peranan
sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal dikarenkan
kehidupan kita sangat bergantung pada alam, zat yang
terkandung di alam, dan segala jenis gejala yang terjadi di
alam. Adapun hal-hal yang dipelajari dalam IPA yaitu,
sebab-akibat, hubungan kasual, dan kejadian-kejadian yang terjadi di
alam.
Dalam (Wisudawati, 2014) Pembelajaran IPA adalah
interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam
bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
berbentuk kompetensi tang telah ditetapkan. Proses
pembelajaran IPA terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan
penilaian hasil pembicaraan.
c. Fungsi Pembelajaran IPA
Fungsi mata pelajaran IPA diantaranya yaitu:
1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan
perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam
kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan
sehari-hari.
31
3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna
bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan
sehati-hari.
4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan
keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan
IPA dan teknologi dengan adanya lingkungan dan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
5) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan
yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk
melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang
lebih tinggi.
d. Tujuan Pembelajaran IPA
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan
keteraturan alam ciptaan-Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
32
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat
keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
3. Materi Bumi dan Alam Semesta
a. Peristiwa Alam di Indonesia
Secara alami, alam selalu aktif melakukan aktivitas.Alam
memang mempunyai kekuatan lebih dahsyat dari pada makhluk
hidup. Aktivitas alam dapat menyebabkan gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.
1) Gunung Meletus
Gunung meletus merupakan peristiwa keluarnya magma
dari dalam perut bumi (lapisan mantel bumi) karena terdorong
oleh gas bertekanan tinggi. Magma merupakan batuan cair
yang sangat panas. Peristiwa meletusnya gunung berapi dapat
mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan, antara lain
munculnya lava pijar, awan panas, hujan abu, hujan asam, dan
33
Gambar 2.1 Gunung Meletus (Sumber: ProKabar.com)
a) Lava Pijar merupakan material panas yang kelaur dari
gunung meletus. Lava memiliki suhu yang sangat panas
yaitu mencapai 1000 derajat Celcius. Larva panas akan
mengalir menuruni gunung dan merusak apa saja yang
dilewati, termasuk hewan, tumbuhan, dan rumah penduduk.
b) Awan panas, berisi debu dan gas yang bergerak dengan
sangat cepat menuruni lereng gunung. Suhunya yang sangat
panas mencapai 600 derajat dapat merusak apa saja yang
dilewati.
c) Hujan abu, berisi debu alus yang disemburkan keudara saat
terjadi letusan. Debu ini dapat terbawa oleh angin hingga
ratusan kilometer, abu dari gunung berapi mengandung
Kristal silikat halus yang berbahaya bagi organ pernapasan
jika dihirup.
d) Hujan asam, dapat terjadi ketika asap dari letusan gunung
34
(karbon dioksida dan belerang) yang dapat bereaksi dengan
air hujan dan menghasilkan zat asam. Hujan asam dapat
merusak bangunan, tanaman, dan mencema risumber mata
air.
e) Lahar dingin, terjadi jika material dari letusan gunung
berapi bercampur dengan air hujan dan mengalir
menurunileren gunung. Aliran air dan material bebatuan
berpotensi merusak apa saja yang dilewati.
2) Gempa
Gempa merupakan peristiwa bergetarnya permukaan bumi.
Getaran tersebut dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu aktivitas
gunung berapi (gempa vulkanik), dan pergeseran kerak bumi
atau lempeng tektonik (gempa tektonik).
Kerusakan yang diakibatkan oleh gempa, bergantung oleh
kekuatan getarannya. Kekuatan gempa bumi dapat diukur
menggunakan alat ukur yang disebut seismograf. Kekuatan
gempa dinyatakan dalam satuan skala Richter. Gempa bumi
yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan terjadinya
Tsunami. Tsunami adalah gelombang air laut yang besar yang
menghempas ke daratan.Tinggi gelombang Tsunami dapat
35
Gambar 2.2 Gempa Bumi (Sumber: Arah.com)
Kita tidak dapat mencegah gempa bumi, namun kita dapat
melakukan beberapa usaha untuk menyelamatkan diri ketika
terjadi gempa. Usaha tersebut antara lain sebagai berikut:
a) Jika kamu berada di dalam ruangan ketika terjadi gempa
janganlah panik, berlindunglah dibawah benda yang kokoh
seperti meja, tempat tidur, atau disisi almari. Tunggulah
hingga getaran gempa berhenti.
b) Jika kamu berada di luar ruangan, carilah tempat lapang.
Hindari berdiri di dekat gedung, tiang listrik, pohon,
jembatan laying, atau bangunan yang lain yang mudah
runtuh.
c) Jika kamu berada di dalam mobil, menepilah dan berhenti
ditempat yang jauh dengan gedung, jalan layang, atau tiang
36
d) Jika berada di dekat laut atau pantai, segera menjauhlah
ketempat yang lebih tinggi. Hindari lereng bukit dan
gunung untuk menghindari tanah longsor.
3) Banjir
Banjir merupakan peristiwa alam berupa meluapnya air
yang mengakibatkan daratan tergenang.
Gambar 2.3 Banjir (Sumber: Kata.co.id)
Banjir dapat terjadi oleh beberapa hal sebagai berikut:
a) Curah hujan yang tinggi sehingga sungai tidak mampu
menampung air limpasan (air yang mengalir kesungai atau
aliran lain).
b) Meningkatkan ketinggian permukaan laut sehingga air laut
menggenangi pemukiman penduduk di tepi laut (banjir rob).
c) Pendangkalan sungai akibat sampah, tanah, dan lumpur.
d) Tersumbatnya aliran air oleh sampah.
e) Hilangnya daerah resapan air karena seluruh permukaan
37
f) Penggundulan hutan sehingga air hujan tidak tertahan di
dalam tanah melainkan mengalir ketempat yang lebih
rendah.
Banjir merupakan salah satu bencana alam yang dapat dicegah.
Adapun usaha untuk mencegah terjadinya banjir:
(1) Menerapkan Prokasih (Program Kali Bersih) yang
bertujuan untuk mengurangi pendangkalan sungai dan
sampah.
(2) Membersihkan pintu air dari sampah.
(3) Membuat daerah resapan air dan tempat penampungan air.
(4) Melakukan reboisasi (penanaman kembali) di lahan
gundul.
(5) Meninggilan jalan raya dan membangun sekolah.
(6) Membuat lubang biopori, yaitu lubang serapan air yang
dibuat untuk mengurangi banjir.
4) Angin Puting Beliung
Angin putting beliung atau tornado adalah angin kencang
membentuk putaran yang bergerak secara garis lurus. Angin
putting beliung bergerak dengan kecepatan mencapai 10
km/jam. Peristiwa angin putting beliung biasnya terjadi pada
pergantian musim (pancaroba).
Angin puting beliung disebabkan karena bertemunya udara
38
dua udara tersebut mengakibatkan perubahan arah dan
kecepatan angin sehingga membentuk pusaran yang
lama-kelamaan semakin besar.
Angin puting beliung dapat menghancurkan segala apa saja
yang dilewatinya. Benda-benda yang terbawa oleh angin akan
terlempar atau hancur didalam pusaran angin putting beliung.
Bahkan pohon besar pun dapat tumbang karena angin puting
beliung.
Gambar 2.4 Angin Puting Beliung (Sumber: clipzui.com)
5) Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan peristiwa runtuh atau jatuhnya tanah
dan batuan. Umumnya, tanah longsor terjadi pada lahan yang
gundul. Peran tanaman adalah sebagai penahan tanah agar tidak
terjadi longsor. Tanpa akar tanaman, tanah tidak akan memiliki
penahan, sehingga tanah akan bergerak jika hujan turun atau
39
Gambar 2.5 Tanah Longsor (Sumber: Tribunnews.com)
Berikut cara yang dapat dilakukan untuk mencegah tanah
longsor:
(1) Melakukan reboisasi hutan.
(2) Membuat terasering di lahan yang miring.
(3) Menerapkan tebang pilih tanaman.
b. Kegiatan Manusia Yang Mengubah Permukaan Bumi
Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, manusia
memerlukan sumber daya alam. Sumber daya alam ini tidak
semuanya dapat langsung diambil dan digunakan. Untuk
memperoleh dan mengolah sumber daya alam, manusia melakukan
berbagai macam kegiatan. Kadang kala, kegiatan manusia untuk
memanfaatkan sumber daya alam tersebut menyebabkan terjadinya
perubahan permukaan bumi.
Berikut ini kita akan mempelajari tentang berbagai sumber daya
alam. Kemudian, kita akan mempelajari kegiatan-kegiatan manusia
40
tentang sumber daya alam dan penggunaanya. Kamu akan
mengetahui bahwa ada sumber daya alam yang akan habis dan
tidak habis jika terus menerus digunakan. Manusialah yang paling
berperan dalam mengolah dan menggunakan sumber daya alam.
1) Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
lama-kelamaan akan habis jika kita gunakan terus-menerus, misalnya
berbagai jenis tambang. Bahan tambang meliputi mineral dan
nonmineral. Mineral adalah bahan yang bukan berasal darin
makhluk hidup, misalnya berbagai batuan, baik logam maupun
non logam. Bahan nonmineral adalah bahan yang berasal dari
sisa-sisa makhluk hidup, misalnya batu bara dan minyak bumi.
Berikut ini beberapa jenis sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui yaitu:
(a) Batu Bara
Batu bara sering disebut arang batu atau batu arang. Batu
bara terjadi akibat pembusukan dan penimbunan sisa
tumbuhan selama ribuan bahkan jutaan tahun. Batu bara
merupakan bahan bakar yang penting. Batu bara digunakan
sebagai bahan bakar lokomotif kuno, pabrik-pabrik, dan
rumah-rumah penduduk. Akan tetapi, penggunaannya
makin berkurang karena menimbulkan pencemaran,
41
(b) Minyak Bumi
Minyak bumi adalah bahan bakar yang paling banyak
digunakan sehari-hari. Hasil olahan minyak bumi, misalnya
bensin, digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Minyak
bumi berasal dari jasad renik laut dan hewan yang
tertimbun oleh lumpur selama jutaan tahun. Jasad renik laut
dan hewan yang tertimbun lumpur dalam waktu yang
sangat lama itu, akhirnya berubah menjadi lumbur yang
mengandung minyak. Lumpur itu juga tertimbun tanah
sehingga berada jauh dibawah permukaan bumi (di perut
bumi).
2) Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya
alam yang tidak pernah akan pernah habis, walaupun kita
terus-menerus menggunakannya. Sumber daya alam yang dapat
diperbaharui selalu tersedia karena kita mempu
mengusahakannnya. Contohnya hewan dan tumbuhan, berbagai
kebutuhan kita mulai dari pakaian, sampai berbagai peralatan
berasal dari tumbuhan dan hewan. Hewan dan tumbuhan
dikembangbiakkan manusia untuk memenuhi kebutuhan itu.
Air dan udara juga tidak akan pernah habis karena mempunyai
daur siklus. Ada juga sumber daya alam lainnya yang tidak
42
sebenarnya sangat beruntung karena selalu mendapatkan sinar
matahari sepanjang tahun. Jika kita dapat memnfaatkannya
dengan baik, betapa besar sumber energi (tenaga) yang kita
miliki.
c. Kegiatan Manusia yang Dapat Mengubah Permukaan Bumi
1) Kebakaran Hutan
Salah satu aktivitas manusia untuk membuka lahan adalah
dengan melakukan pembakaran hutan. Hutan yang telah
dibakar akan dimanfaatkan lahannya untuk persawahan,
permukiman penduduk, pembangunan industri, dan
pembangunan jalan raya. Pembakaran hutan merupakan cara
yang cepat dan mudah untuk membuka lahan. Pembakaran
hutan yang tidak terkendalin dapat menyebabkan kebakaran
hutan yang luas.
a) Dampak Kebakaran Hutan
Dampak kebakaran hutan antara lain sebagai berikut: Polusi
udara meningkat, meningkatnya suhu permukaan bumi,
sumber daya alam hutan menurun, merusak struktur tanah.
b) Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan
Upaya pencegahan kebakaran hutan: Meningkatkan
kesadaran semua lapisan masyarakat terhadap bahaya
kebakaran melalui pelatihan dan penyuluhan, melakukan
43
sanksi hukum pada pelaku pelanggaran yang memicu atau
penyebab langsung terjadinya kebakaran.
Upaya penanggulangan kebakaran hutan: Membuat
posko-posko kebakaran hutan di titik-titik rawan kebakaran hutan,
mengerahkan semua lapisan masyarakat untuk membantu
pemadam kebakaran, melakukan pemadaman baik darat
maupun udara.
4. Model Pembelajaran Talking Stick
a. Pengertian Model
Dalam Triyanto (2015: 52) Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalam
tujuan-tujuan pembelajaran, tahp-tahap dalam pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends, 1997: 7). Hal ini
sesuai dengan pendapat Joyce (1992: 4) setiap model mengarahkan
kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran
yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap pembelajaran, lingkungan pembelajaran,