• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BUMI DAN ALAM SEMESTA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS V MI DARUL ULUM SUGIHAN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BUMI DAN ALAM SEMESTA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS V MI DARUL ULUM SUGIHAN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI BUMI DAN ALAM SEMESTA DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING

STICK PADA SISWA KELAS V MI DARUL ULUM SUGIHAN

KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana (S.Pd)

Oleh :

SITI SUHANI

NIM : 11514155

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI BUMI DAN ALAM SEMESTA DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING

STICK PADA SISWA KELAS V MI DARUL ULUM SUGIHAN

KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana (S.Pd)

Oleh :

SITI SUHANI

NIM : 11514155

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi anda:

Nama : SITI SUHANI

NIM : 115-14-155

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI

BUMI DAN ALAM SEMESTA DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

TALKING STICK PADA SISWA KELAS V MI DARUL

ULUM SUGIHAN KECAMATAN TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

2017/2018.

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga,

Dosen Pembimbing

Dr. Budiyono Saputro, M. Pd

(5)

v

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

Jalan Lingkar Selatan Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716

Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI BUMI DAN ALAM SEMESTA

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN TALKING STICK

PADA SISWA KELAS V MI DARUL ULUM SUGIHAN

KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

DISUSUN OLEH

SITI SUHANI

NIM: 11514155

Telah dipertahankan didepan Dewan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga, pada tanggal 27 Maret 2018 telah dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan panitia penguji:

Ketua Penguji :

Sekretaris Penguji :

Penguji I :

Penguji II :

Salatiga,

Dekan FTIK IAIN Salatiga,

Suwardi, M.Pd.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SITI SUHANI

NIM : 115-14-155

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam sekripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah. Selanjutnya, saya bersedia skripsi ini dipublikasikan.

Salatiga, 4 Juni 2018

Yang menyatakan,

(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Jawaban dari keberhasilan adalah terus belajar dan tak kenal putus asa.

Persembahan

1. Bapakku tersayang, Muhammad Zuhdi dan Ibuku Tercinta, Kismiyati

yang selalu memberikan kasih sayang, waktu, usaha dan doa kepada saya.

2. Kakakku Nur Hakim, Nur Musfiroh dan Muhammad Zainal Arifin, yang

selalu sedia mensuport dan memberi nasehat kepada saya.

3. Serta ponakan tercinta Aunty, Hikmatuzzahra Musyarofah.

4. Untuk kedua nenekku, Surati dan Sukirah yang telah banyak mendoakan

saya.

5. Dosen pembimbing skripsiku, Dr. Budiyono Saputro, M. Pd yang telah

bersedia untuk waktunya untuk membimbing saya sampai skripsi saya

selesai.

6. Muhammad Ridwan yang selalu memberi semangat dan banyak

meluangkan waktu untuk membantu saya dari awal hingga akhir skripsi ini

selesai.

7. Sahabat-sahabatku tercinta, Eva Eliftyana Dewi, Dyah Dwi Jayanti, Laili

Maulida Ali, Umi Maftukah, Inta Nur Muakhidah, Arum Kusuma Putri,

Dyah Ayu Asari, Longit Latifah, Farah Saufika, dan Inna Fauziyah, dan

Khoirunnur Azizah, Luluk Saidatun M.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan

hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkankepada Nabi Agung

Muhammad SAW yang senantiasa dinanti-nantikan syafa‟atnya di akhirat nanti.

Penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan hasil belajar IPA materi bumi

dan alam semesta dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick pada

siswa kelas V MI Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 207/2018.” ini, untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan

baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI.

4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan arahan dan bimbingan hingga skripsi ini selesai.

5. Bapak, Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah

(9)

ix

6. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral dan material

kepada saya .

7. Ibu Mardliyah, S. Pd. I selaku kepala sekolah MI Darul Ulum Sugihan

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin

kepada penulisuntuk melakukan penelitian.

8. Ibu Siti Kusmiyati S.Pd. I selaku guru kelas 5 MI Darul Ulum Sugihan yang

telah membantu dalam melakukan penelitian.

9. Kepada seluruh siswa kelas V MI Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang yang telah membantu peneliti dalam melakukan

penelitian.

10.Sahabat dan teman–teman yang senantiasa menginspirasi, berjuang

bersama-sama dan saling memberikan dukungan.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari para pembaca sangat berharga bagi kesempurnaan skripsi

ini. Akhir kata, penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

(10)

x

ABSTRAK

Suhani, Siti. 2018.Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Bumi dan alam Semesta Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Siswa Kelas V MI Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 207/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing:Dr. Budiyono, Saputo, M. Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Talking Stick

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi bumi dan alam semesta pada siswa kelas V MI Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi bumi dan alam semesta pada siswa kelas V MI Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018, Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research) sebanyak dua siklus.

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus masing-masing terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara menghitung pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

(11)

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL

LEMBAR BERLOGO

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional... 9

(12)

xii

2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)... 9

3. Model Pembelajaran Talking Stick ... 10

G. Metode Penelitian... 11

1. Rancangan Penelitian ... 11

2. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian ... 11

3. Tahap-tahap Penelitian ... 12

4. Instrument Penelitian ... 14

5. Teknik Pengumpulan Data ... 16

6. Analisis Data ... 17

H. Sistematika Penulisan... 18

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 19

1. Hasil belajar ... 19

a. Belajar ... 19

b. Hasil Belajar ... 24

c. Macam-macam Hadil Belajar ... 26

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 29

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 31

a. Pengertian IPA ... 31

b. Hakikat IPA ... 33

c. Fungsi Pelajaran IPA... 34

(13)

xiii

3. Materi Pembelajaran IPA

a. Peristiwa Alam di Indonesia ... 35

b. Kegiatan Manusi yang Mengubah Bentuk Bumi ... 43

4. Model Pembelajaran Talking Stick...47

a. Pengertian Model ... 47

b. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick ... 49

c. Kelebihan dan Kekurangan Talking Stick ... 50

B. Kajian Pustaka ... 51

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah ... 55

1. Profil Sekolah ... 55

2. Visi dan Misi ... 55

3. Data Guru ... 56

4. Data Siswa ... 56

5. Fasilitas Sekolah... 57

B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 57

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 58

1. Perencanaan Tindakan ... 58

2. Pelaksanaan Tindakan ... 59

3. Pengamatan/Observasi ... 61

4. Refleksi ... 65

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 66

(14)

xiv

2. Pelaksanaan Tindakan ... 67

3. Pengamatan/Observasi ... 70

4. Refleksi ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 75

1. Deskripsi Pra Siklus ... 75

2. Deskripsi Data Siklus I... 78

3. Deskripsi Data Siklus II ... 79

B. Pembahasan ... 80

1. Pra Siklus ... 80

2. Siklus I ... 81

3. Siklus II ... 86

4. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 91

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Tenaga Pendidik ... 55

Tabel 3.2 Data Siswa... 56

Tabel 3.3 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus I ... 62

Tabel 3.4 Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus I... 64

Tabel 3.5 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus II... 71

Tabel 3.6 Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus II ... 73

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 76

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 78

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 80

Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 83

Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 84

Tabel 4.6 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 88

Tabel 4.7 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 89

Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Nilai Persiklus... 92

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Empat Langkah Penelitian Tindakan Kelas ... 12

Gambar 4.1 Nilai Hasil Belajar Pre Test ... 81

Gambar 4.2 Nilai Hasil Belajar Siklus I... 82

Gambar 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 87

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Lembar Observasi Guru Siklus I

Lampiran 4 Lembar Observasi Siswa Siklus I

Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus II

Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus II

Lampiran 7 Soal Evaluasi Siklus I

Lampiran 8 Soal Evaluasi Siklus II

Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus I

Lampiran 10 Nilai Evaluasi Siklus II

Lampiran 11 Dokumentasi

Lampiran 12 Jawaban Soal Evaluasi Siklus I

Lampiran 13 Jawaban Soal Evaluasi Siklus II

Lampiran 14 Profil Sekolah

Lampiran 15 Lembar Konsultasi

Lampiran 16 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi

Lampiran 17 Surat Pengantar Lembaga

Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 19 Daftar Nilai SKK

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan

Undang-Undang Dasar, pendidikan mendapat perhatian khusus dan tercantum

secara eksplisit pada alinea keempat. Bahkan, pendidikan sudah dianggap

sebagai sebuah hak asasi yang harus secara bebas dapat dimiliki oleh

semua anak (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 1).

Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan sumber

daya manusia dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu

bangsa.Peningkatan kualitas SDM jauh lebih mendesak untuk segera

direalisasikan terutama dalam menghadapi era persaingan global. Oleh

karena itu, peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan halpenting

yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh (Susanto, 2013: 13).

Peranan pendidikan dianggap penting untuk menghasilkan sumber

daya yang berkualitas. Adanya kemajuan dalam bidang pendidikan

menimbulkan dorongan melakukan berbagai inovasi pendidikan agar

tercapai tujuan seperti yang diharapkan. Sekolah merupakan sarana

pendidikan formal sebagai wahana untuk berjalannya proses pendidikan

yang berfungsi mematangkan generasi muda untuk memasuki era

informasi dan globalisasi. Pendidikan merupakan usaha sadar ayng

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

(19)

2

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan Negara.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujaddilah ayat 11:

ِحَسْفَي اىُحَسْفاَف ِسِلاَجَمْلا يِف اىُحَّسَفَت ْمُكَل َليِق اَذِإ اىُىَمآ َهيِذَّلا اَهُّيَأ اَي

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S:Al Mujaddilah: 11)

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT akan meninggikan

derajat dan martabat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang

memiliki ilmu pengetahuan. Hal ini berhubungan dengan begitu

pentingnya pendidikan sehingga harus dijadikan prioritas utama dalam

pembangunan bangsa, oleh karena itu diperlukan mutu pendidikan yang

baik agar tercipta proses pendidikan yang kompetitif. Dalam keseluruhan

proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang

penting, artinya berhasil tidaknya tujuan pendidikan banyak bergantung

pada proses belajar yang dialami peserta didik. Keberhasilan dari proses

belajar ditandai dengan tercapainya tujuan pembelajaran serta hasil belajar

(20)

3

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di MI Darul Ulum

Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada siswa kelas V,

pemahaman materi bumi dan alam semesta masih sangat rendah. Hal ini

dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mayoritas belum mencapai

KKM. Ada beberapa hal yang memengaruhi hasil belajar IPA mengenai

bumi dan alam semesta, pertama kurangnya pemahaman siswa tentang

materi bumi dan alam semesta, kedua minat belajar siswa yang masih

kurang, ketiga model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih

terpacu pada metode ceramah dan kurang memnfaatkan media

pembelajaran.

Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa ketidak berhasilan

belajar IPA tidak hanya berasal dari siswa tetapi juga berasal dari model

pembelajaran yang digunakan oleh guru. Dalam menyampaikan pelajaran,

guru harus mempunyai model pembelajaran yang aktif, kreatif dan

menyenangkan. Model pembelajaran yang tepat yang menarik perhatian

siswa untuk berfikir kreatif sehingga hasil belajar tercapai denga

maksimal. Sebaik apapun substensi materi ajar, tetapi jika guru tidak

mampu mengemas penyampaian materi dengan baik dan hal tersebut tidak

akan diserap oleh siswa secara optimal. Jika penyampaian materi kurang

menarik, siswa akan cenderung bosan dan tidak memiliki respon serta

(21)

4

Guru mempunyai posisi yang amat penting dalam mewujudkan

tujuan pendidikan. Meskipun perlu diingatkan bahwa kecenderungan saat

ini guru bukan dominasi satu-satunya bagi penentu pencapaian

pembelajaran yang ia lakukan di kelas, namun bukan kemudian guru lepas

begitu saja dari tanggung jawab pencapaian tujuan tersebut.

Bagaimanapun guru tetap berada pada posisi terdepan dalam mendukung

terwujudnya tujuan pembelajaran dan dapat mencapai hasil belajar yang

kompeten.

Hasil belajar peserta didik tidak hanya di pengaruhi oleh dirinya

sendiri tetapi juga oleh guru yang memberikan pembelajaran IPA dengan

cara yang inovatif menyengakan dan dapat memerikan perngalaman

langsung kepada peserta didik dan mampu meningkatkan kualitas

pendidikan yang ada di Indonesia, khususnya IPA.

Untuk mewujudkan harapan diatas, guru harus bersikap responsive

dan pro aktif terhadap berbagai fenomena yang dijumpai atau dirasakan

saat melaksanakan tugas pembelajaran. Selain itu, guru dituntut untuk

lebih kreatif dalam memikirkan dan menelaah problem bembelajaran yang

dijumpai dikelas, terutama dalam mata pelajaran IPA.

Dalam pendidikan IPA, siswa diharapkan dapat memperoleh

pengetahuan dan pengalaman dari hasil kegiatan yang telah dilakukan

dengan melaksanakan langkah-langkah ilmiah dengan menggunakan

metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen yang bersifat umum

(22)

5

bermanfaat bagi siswa untuk menggali pengetahuan secara langsung dari

alam dan lingkungan sekitar. Pendidikan IPA merupakan elemen penting

bagi siswa. Kurikulum 1985 menekankan penerapan Cara Belajar Siswa

Aktif yang mengiginkan peran guru sebagai fasilitator dan tidak

mendominasi pembelajaran..Akan tetapi, pada kenyataannya, pengadaan

laboratorium masih terbatas disetiap sekolah (Wisudawati dan

Sulistyowati, 2014: 3).

Pembelajaran IPA tentu memerlukan proses untuk dapat mencapai

hasil belajar yang maksimal. Proses pembelajaran IPA dapat dikemas

dengan pembelajaran yang dilakukan dengan cara formal dan informal.

Proses pembelajaran IPA disekolah dapat mempengaruhi karakteristik

siswa, pemahaman siswa, model serta strategi pembelajaran yang

digunakan oleh guru agar mudah dipahami oleh peserta didik sehingga

dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan.

Salah satu tantangan bagi guru dalam proses pembelajaran IPA

adalah bagaimana mengajarkan pelajaran tersebut agar membuat peserta

didik tidak jenuh atau bosan, tetapi sebaliknya bagaimana peserta didik itu

bersemangat dan aktif dalam pembelajaran. Perasaan yang dialami siswa

itu sebenarnya bukan disebabkan oleh materinya yang teoritis, tetapi rasa

bosan yang dialami siswa disebabkan oleh penyajian yang kadang bersifat

monoton sehingga menyebabkan hasil belajar IPA kurang maksimal.

Sebenarnya, banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan

(23)

6

yang aktif agar mendapatkan hasil belajar sesuai yang diharapkan. Ketika

siswa pasif atau hanya menerima materi dari gurunya saja ada

kecenderungan untuk melupakan materi tersebut. Lain halnya jika siswa

diajak belajar secara aktif, siswa akan lebih mudah mengingat apa yang

telah diajarkan oleh guru. Tentunnya hal ini harus didukung dengan model

pembelajaran yang menarik.

Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

kurikulum dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan

dasar yang harus dimiliki oleh guru, salah satu model dan pengajaran IPA

adalah dengan menggunakan model Talking Stick. Model Talking Stick

merupakan satu dari sekian banyak model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan bantuan tongkat.

Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat atau

menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi

pelajaran. Maka dari itu Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk

memberikan solusi dari masalah-masalah yang terjadi pada proses

pembelajaran.

Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Peningkatan hasil belajar IPA materi bumi dan

alam semesta dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick

pada siswa kelas V MI Darul Ulum Sugihan Kecamaytan Tengaran

(24)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dapat dirumusakan

masalah dalam penelitian ini :

Apakah penggunaan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan

hasil belajar IPA materi Bumi dan Alam Semesta pada siswa kelas V MI

Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penelitian ini dapat bertujuan: Untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar IPA materi bumi dan alam semesta dengan

menggunakan model pembelajaran Talking Stick pada siswa kelas V MI

Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Penelitian 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2014: 110).

Makna hipotesis penelitian ini adalah dugaan sementara tentang

jawaban rumusan masalah yang kebenarannya masih harus dibuktikan.

(25)

8

menerapkan model Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas V di MI Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang khusunya pelajaran IPA.

2. Indikator Keberhasilan

Penggunaan model Talking Stick dapat dikatakan efektif jika hasil

belajar yang diharapkan bisa tercapai. Adapun indikatornya dapat

dirumuskan sebagai berikut:

a. Secara Individu

Siswa mendapatkan nilai lebih dari KKM yang telah ditetapkan

oleh sekolah yaitu ≥ 60 pada mata pelajaran IPA materi bumi

dan alam semesta.

b. Secara Klasikal

Siswa mencapai nilai yang melebihi KKM yaitu mendapat nilai

≥60 pada mata pelajaran IPA materi bumi dan alam semesta

dengan persentase ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam satu

kelas (Trianto, 2009: 214).

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dapat memberikan kontribusi pengembangan pengetahuan bagi

peserta didik. Khsusunya dapat memperkaya khasanah dunia

(26)

9

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Penelitian ini dapat membantu guru untuk memperbaiki

mutu dan memciptakan pembelajaran yang menyenangkan serta

dapat menimbulkan pengalaman yang berharga bagi siswa,

sehingga siswa merasa senang saat kegiatan pembelajaran

khususnya pembelajaran IPA.

b. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan semangat siswa untuk mengikiuti

pembelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini mampu memberikan sumbangan pemikiran

kepada sekolah yangtelah menjadi tempat penelitian sehingga

dapat meningkatkan mutu sekolah dan mampu memberikan proses

pembelajaran yang baru dan berkesan sehingga dapat

(27)

10

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah persepsi tentang judul penelitian ini, perlu

didefinisikan hal-hal sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik

yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil

dari kegiatan belajar.Pengertian tentang hasil belajar yang dipertegas

oleh Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) yang menyatakan bahwa

hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor

yang diperoleh daeri hasil tes mengenal sejumlah pelajaran tertentu.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi

ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk

mencapai kepandaian atau ilmu (Baharudin dan Wahyuni, 2007: 13).

2. Pelajaran IPA

Pembelajaran IPA adalah memberikan akses kepada peserta didik

terhadap pengalaman-pengalaman fisik dan membantu peserta didik

untuk mengkontruksi konsep-konsep sains mereka sendiri, serta

mengenal konsep-konsep yang sudah disepakati bersama pleh

masyarakat sains (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 9).

Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang berkaitan

(28)

11

perubahannya, bumi dan alam semesta serta perubahan materi dan

sifatnya.

3. Model Pembelajaran Talking Stick

Menurut Imas dan Belin (2016: 82-83) Model pembelajaran

Talking Stick merupakan satu dari sekian banyak model pembelajaran

kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan

bantuan tongkat.Tongkat dijakdikan sebagai jatah atau giliran untuk

berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa

mempelajari materi pelajaran.

Model ini sangat sederhana dan cukup mudah untuk dipraktikkan

khususnya untuk anak SD/MI. Selain sebagai metode agar siswa mau

berpendapat, tapi juga untuk melatih siswa berani berbicara. Dengan

model pembelajaran ini suasana kelas terlihat lebih hidup dan tidak

monoton.

Istilah talking stick (tongkat berbicara) sebenarnya istilah yang

sudah berumur panjang. Karena model ini berawal dari kebiasaan

penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau

menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku).

Dan dengan perkembangan informasi dan teknologi, model ini

diadopsi untuk dipergunakan dalam sistem pembelajaran

(29)

12

G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK), pada tahap ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang

perlu diperhatikan khusus untuk diamati. Adapun siklus atau

tahap-tahap penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :

2. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian

a. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di MI Darul Ulum Sugihan

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Madrasah ini dipilih

karena setelah peneliti melakukan observasi, sekolah ini masih

sangat diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan

hasil belajar siswa, khususnya tentang materi pembelajaran IPA

agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

b. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai

bulan Mei akhir pada semester 2 (genap) MI Darul Ulum Sugihan

Gatak Kecamatan Tengaran Kabupoaten Semarang tahun pelajaran

2017/2018.

c. Subyek penelitian

Subyek yang diteliti adalah siswa kelas V MI Darul Ulum

(30)

13

2017/2018 dengan jumlah 16 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki

dan 9 siswa perempuan.

3. Tahap-Tahap Penelitian

Untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dibutuhkan

tindakan-tindakan sebagai berikut :

Gambar 1.1 Empat Langkah Tindakan PTK

(Arikunto, 2014: 138).

Untuk lebih jelasnya tahap-tahapnya sebagai berikut:

a. Tahap rencana (planning)

Tahap ini merupakan tahan renacana atau tindakan apa

yang harus dilakukan peneliti untuk meningkatkan proses dan

(31)

14

menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa,

dan bagaimana tindakan ini dilakukan.

b. Tahap tindakan (action)

Tahap tindakan adalah implementasi atau penerapan isi

rancangan di dalam tindakan di kelas. Dalam tahap ini

pelaksana guru harus ingat dan taat pada apa yang sudah

dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula bersifat yang

wajar supaya siswa dapat memahami yang telah di jelaskan.

c. Tahap pengamatan (observation)

Pada tahap pengamatan ini dimaksudkan untuk melihat atau

mengamati serta mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang

muncul sebab akibat dari tindakan yang sudah dilakukan.

Disini penulis melakukan pengamatan aktifitas siswa selama

KBM berlangsung, mengukur ketercapaian indikator serta

menganalisis dampak yang timbul dari penggunaan Model

Talking Stick dan metode ceramah.

d. Tahap refleksi (reflection)

Pada tahap refleksi ini kegiatan yng dilakukan untuk

mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Data yang

diperoleh dari tahap observasi dikumpulkan dan kemudian

dianalisis.Berdasarkan hasil analisis tersebut, guru dapat

merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah

(32)

15

Siklus ke-II bertujuan untuk mengetahui tingkat hasil

belajar IPA, yang kemudian digunakan sebagai bahan refleksi

untuk melakukan tindakan siklus selanjutnya yaitu siklus yang

ke-II.Sedangkan siklus yang ke-II dilakukan perbaikan terhadap

pelaksanaan pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus

ke-I.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam

kegiatan penelitian. Bentuk instrumen yang digunakan untuk

mendapatkan data adalah sebagai berikut:

a. Silabus

Silabus merupakan salah satu produk pengembangan

kurikulum berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan

pembelajaran, dan rancangan penilaian. Dengan kata lain

silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata

pelajaran/pada tema tertentu yang mencakup standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok,

kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber/media pembelajaran (Trianto, 2009: 201).

b. RPP

Rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu panduan

langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan

(33)

16

Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran meliputi: Standar Kompetensi (SK),

Kompetensi Dasar (KD), hasil belajar, indikator, tujuan

pembealajaran, sumber/media belajar, alat dan bahan, dan

langkah-langkah kegiatan pembelajaran (Trianto, 2009: 214).

c. Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara

langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran

IPA materi melestarikan alam melalui model Talking Stick.

1) Lembar observasi guru

Instrumen pengamatan guru dalam penelitian ini mencakup

beberapa aspek diantaranya: kemampuan guru membuka

pelajaran, sikap guru dalam proses pembelajaran, penguasaan

bahan belajar, kegiatan belajar mengajar, pemanfaatan sumber

belajar/media pembelajaran, evaluasi pembelajaran,

kemampuan menutup kegiatan pembelajaran, dan tindak lanjut.

2) Lembar observasi siswa

Pedoman atau lembar pengamatan observasi siswa

digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa

dalam proses pembelajaran IPA melalui metode talking stick.

d. Soal digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA terkait

(34)

17

e. Pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan

gambaran kegiatan dalam proses pembelajaran penerapan

model talking stick. Dokumentasi juga digunakan sebagai hasil

penelitian yang berupa gambar atau foto yang menggunakan

alat bantu berupa kamera.

f. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan nilai. Jenis tes yang

digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah

diadakan tindakan siklus I, siklus II.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik pengumpulan data yang

diperlukan diperoleh melalui:

a. Wawancara

Wawancara adalah komunikasi secara langsung antara yang

mewawancarai dengan yang diwawancarai (Djamarah, 2000:

220). Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang

gambaran hasil awal pembelajaran IPA dan untuk mendapat

informasi mengenai model pembelajaran yang biasa digunakan

oleh guru sebelum menerapkan model pembelajaran Talking

Stick.

b. Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian

dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian.

(35)

18

mencari dan menggali data melalui pengamatan secara

langsung dan mendalam terhadap subjek dan objek penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan

data dengan mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar

baik melalui foto maupun video atau rekaman.Data yang

diperoleh peneliti dari dokumen ini dapat melengkapi untuk

melengkapi bahkan memperkuat data dari hasil observasi dan

tes yang dilakukan.

6. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas, secara umum

dianalisis melalui diskriptif kualitatif.Analisis data dilakukan pada tiap

data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif.

Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan cara kuantitatif

sederhana, yakni dengan persentase (%), dan data kualitatif dianalisis

dengan membuat penilaian-penilaian kuantitatif (kategori). Analisis

data merupakan proses menganalisis data yang telah terkumpul guna

mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian

untuk perbaikan belajar siswa (Daryanto, 2011: 192).

× 100%

NP = Nilai persentase

∑ siswa tuntas = Jumlah siswa tuntas

(36)

19

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi maupun uraian

penyajian data penelitian ini, maka penulis memaparkan sistematika

penulisan sebagai berikut:

Bagian awal meliputi sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan

pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto

dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar

gambar, dan daftar lampiran.

Bab I Pendahuluan, dalam bab pendahuluan terdiri dari latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan

dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional,

metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II Landasan Teori, dalam bab ini peneliti mengemukakan

Kajian Teori dari tiap-tiap variable penelitian dan Kajian Pustaka.

Bab III Pelaksanaan penelitian dalam bab ini berisi tentang

gambaran umum MI Darul Ulum Sugihan Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang dan pelaksanaan penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini berisi hasil

penelitian meliputi diskripsi per siklus dan pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan Penutup, dalam bab ini terdiri dari

(37)

20

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Dari uraian konsep belajar diatas (Susanto, 2013: 5), dapat

dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan

yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas

dipertegas oleh Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) yang

menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah

yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Karena belajaritu sendiri merupakan suatu proses dari

seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk

perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan

pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya gurumenetapkan

(38)

21

berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan

intruksional. Berikut adalah tujuan belajar:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan

kemampuan berpikir.Kemampuan pengembangan berpikir

membutuhkan adanya bahan pengetahuan, kemampuan berpikir

dapat memperluas pengetahuan.

2) Penanaman konsep dan keterampilan

Artinya bahwa penanaman konsep atau merumuskan

konsep memerlukan suatu keterampilan baik keterampilan

jasmani yang dapat dilihat dan dialami sehingga menitik

beratkan pada keterampilan gerak atau penampilan anggota

tubuh seseorang yang sedang belajar, atau keterampilan rohani

yang menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan

keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan

dan merumuskan suatu masalah konsep.

3) Pembentukan sikap

Dalam hal ini, guru harus bertindak bijak dalam

menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah

sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui

(39)

22

evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat

pertimbangan seberapa efektif suatu program memenuhi kebutuhan

siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ia

dapat dijadikan sebagai tindak lanjut, atau bahkan cara untuk

mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan tingkat prestasi

belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu

pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian

hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari disekolah,

baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa

(Susanto, 2013: 6).

b. Macam-Macam Hasil Belajar

1) Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013: 6)

diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi

atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini

adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan

memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa,

atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa

yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan

berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia

(40)

23

Menurut Dorothy J. Skeel dalam Susanto (2013: 8) konsep

merupakan sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu

pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian.Jadi konsep ini

merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang

dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian.

Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa

pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.

W.S Winkel dalam Susanto (2013: 8) menyatakan bahwa

melalui produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa jauh

suatu tujuan instruksional telah tercapai, semua tujuan itu

merupakan hasil belajar yang seharusnya diperoleh siswa.

Berdasakan pandangan Winkel, dapat diketahui bahwa hasil

belajar siswa erat hubungannya dengan tujuan instruksional

(pembelajaran) yang telah dirancang guru sebelum

melaksanakan proses belajar mengajar. Evaluasi produk dapat

dilaksanakan dengan mengadakan berbagai macam tes, baik

secara lisan maupun tertulis.

2) Keterampilan Proses

Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013: 9)

mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan

keterampilan yang mengarah kepada pembangunan mental,

fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan

(41)

24

kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

Indrawati dalam Susanto (2013: 9-10) merumuskan bahwa

keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan

ilmiah yang terarah (baik kogitif, maupun psikomotorik) yang

dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip

atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada

sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap

suatu penemuan.

Indrawati menyebutkan bahwa ada enam aspek

keterampilan proses, yang meliputi: observasi, klasifikasi,

pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan penjelasan

atau interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan

eksperimen. Kemudian Indrawati membagi keterampilan

proses menjadi dua tingkatan, yaitu: keterampilan proses

tingkat dasar (meliputi: observasi, klasifikasi, komunikasi,

pengukuran, prediksi, dan interference), dan keterampilan

proses terpadu (meliputi: menentukan, variabel, menyusun

tabel data, menyusun grafik, memberi hubungan variabel,

memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun

hipotesis, menentukan variabel secara operasional,

(42)

25

3) Sikap

Menurut Sudirman dalam Susanto (2013: 11) sikap

merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan

cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia

sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek

tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau

tindakanseseorang. Dalam hubungannya dengan hasil belajar

siswa, sikap ini lebih di arahkan pada pengertian pemahaman

konsep. Dalam pemahaman konsep, maka domain yang sangat

berperan adalah domain kognitif.

c. Faktor-Faktor yang memengaruhi Hail Belajar

Menurut teori Gestalt. Belajar merupakan suatu proses

perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak

mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan

sesuatu, baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun

pengaruh dari lingkungan sekitar. Berdasarkan hal ini hasil

belajar dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan

lingkungannya. Pertama, siswa; dalam kemapuan berpikir atau

tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa

baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan yaitu sarana

dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru,

sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga,

(43)

26

Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman

(2007: 158), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik

merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

memengaruhi, baikfaktor internal maupun faktor eksternal,

sebagai berikut :

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari

dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan

belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat

dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan

belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang

memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Keadaan keluarga yang berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan

ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua

yang kurang terhadap anaknya.

Selanjutnya yang dikemukakan oleh Walisman (2007: 159)

bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan

hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar dan

kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil

(44)

27

Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru,

dalam (Susanto, 2013: 13) sebagaimana dikemukakan oleh Wina

Senjaya (2006: 50), bahwa guru adalah komponen yang sangat

menentukan dalam implementasi atau strategi pembelajaran.

Berdasarkan pendapat ini dapat ditegaskan bahwa salah satu faktor

eksternal yang sangat berperan memengaruhi hasil belajar siswa

adalah guru. Guru dalam pembelajaran memegang peranan yang

sangat penting. Peran guru, apalagi pada siswa usia sekolah dasar,

tidak mungkin bisa digantikan oleh perangkat lain, seperti televisi,

radio ,dan komputer. Sebab siswa adalah organisme yang sedang

berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang

dewasa.

Dengan demikian, semakin jelas bahwa hasil belajar siswa

merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat

sejumlah faktor yang saling memengaruhi. Tinggi rendahnya hasil

belajar dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

2. Pembelajaran IPA

a. Pengertian Mata Pelajaran IPA

IPA adalah ilmu yang terkontruksi secara personal dan

sosial berdasarkan pendekatan kontruktivisme. Pembelajaran

IPA memerlukan kesempatan yang luas bagi peserta didik

untuk melakukan inkuiri dan mengkontruksi sains seoptimal

(45)

28

dengan memanfaatkan iklim kolaborasi di dalam kelas. Di

sinilah peran guru sangat penting untuk dapat mengelola proses

pembelajaran IPA dengan baik (Wisudawati dan Sulistyowati,

2014: 16).

IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan

dikembangkan berdasarkan percobaan, namun pada

perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan

dikembangkan berdasarkan teori. Ada dua hal yang berkaitan

dan tidak dapat dipisahkan oleh IPA, yaitu IPA sebagai produk,

pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. Saat ini

objek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA,

proses, nilai, sikap ilmiah, dan aplikasi IPA dalam kehidupan

sehari-hari.

Ada tiga hal yang terlibat dalam ini, yaitu “ilmu”,

“pengetahuan”, dan “alam”. Pengetahuan adalah segala sesuatu

yang diketahui oleh manusia. Dalam hidupnya banyak sekali

pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.Sedangkan alam

sekitar berarti pengetahuan tentang alam semesta dan isinya.

Dan ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, artinya diperoleh

dengan metode ilmiah. Dua sifat ilmu adalah rasional, artinya

(46)

29

Carin dan Sund (1993) dalam Wisudawati (2014)

mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan

tersusun secara teratur, dan berupa kumpulan data hasil

observasi atau eksperimen. Carin dan Sund memiliki empat

unsure utama dalam IPA yaitu:

1) Sikap: IPA memenculkan rasa ingin tahu tentang benda,

fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab

akibat.

2) Proses: proses pemecahahan masalah pada IPA

memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan sistematis

melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan

hipotesis, perancangan eksperimen, evaluasi, pengukuran,

dan penarikan kesimpulan.

3) Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip,

teori, dan hokum.

4) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam

kehidupan sehari-hari.

Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu

diharapkan dapat muncul sehingga peserta didik dapat

mengalami proses pembelajaran secara utuh dan menggunakan

rasa ingin tahunya untuk memahami fenomena alam melalui

kegiatan pemecahan masalah yang menerapkan

(47)

30

b. Hakikat IPA

Ilmu pengetahuan alam (IPA) memegang peranan

sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal dikarenkan

kehidupan kita sangat bergantung pada alam, zat yang

terkandung di alam, dan segala jenis gejala yang terjadi di

alam. Adapun hal-hal yang dipelajari dalam IPA yaitu,

sebab-akibat, hubungan kasual, dan kejadian-kejadian yang terjadi di

alam.

Dalam (Wisudawati, 2014) Pembelajaran IPA adalah

interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam

bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang

berbentuk kompetensi tang telah ditetapkan. Proses

pembelajaran IPA terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan

proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan

penilaian hasil pembicaraan.

c. Fungsi Pembelajaran IPA

Fungsi mata pelajaran IPA diantaranya yaitu:

1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan

perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam

kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan

sehari-hari.

(48)

31

3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna

bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan

sehati-hari.

4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan

keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan

IPA dan teknologi dengan adanya lingkungan dan

pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

5) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan

yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk

melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang

lebih tinggi.

d. Tujuan Pembelajaran IPA

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang

Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan

keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman

konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan

kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

(49)

32

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki

alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat

keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan

segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan

IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

3. Materi Bumi dan Alam Semesta

a. Peristiwa Alam di Indonesia

Secara alami, alam selalu aktif melakukan aktivitas.Alam

memang mempunyai kekuatan lebih dahsyat dari pada makhluk

hidup. Aktivitas alam dapat menyebabkan gempa bumi, tsunami,

gunung meletus, banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.

1) Gunung Meletus

Gunung meletus merupakan peristiwa keluarnya magma

dari dalam perut bumi (lapisan mantel bumi) karena terdorong

oleh gas bertekanan tinggi. Magma merupakan batuan cair

yang sangat panas. Peristiwa meletusnya gunung berapi dapat

mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan, antara lain

munculnya lava pijar, awan panas, hujan abu, hujan asam, dan

(50)

33

Gambar 2.1 Gunung Meletus (Sumber: ProKabar.com)

a) Lava Pijar merupakan material panas yang kelaur dari

gunung meletus. Lava memiliki suhu yang sangat panas

yaitu mencapai 1000 derajat Celcius. Larva panas akan

mengalir menuruni gunung dan merusak apa saja yang

dilewati, termasuk hewan, tumbuhan, dan rumah penduduk.

b) Awan panas, berisi debu dan gas yang bergerak dengan

sangat cepat menuruni lereng gunung. Suhunya yang sangat

panas mencapai 600 derajat dapat merusak apa saja yang

dilewati.

c) Hujan abu, berisi debu alus yang disemburkan keudara saat

terjadi letusan. Debu ini dapat terbawa oleh angin hingga

ratusan kilometer, abu dari gunung berapi mengandung

Kristal silikat halus yang berbahaya bagi organ pernapasan

jika dihirup.

d) Hujan asam, dapat terjadi ketika asap dari letusan gunung

(51)

34

(karbon dioksida dan belerang) yang dapat bereaksi dengan

air hujan dan menghasilkan zat asam. Hujan asam dapat

merusak bangunan, tanaman, dan mencema risumber mata

air.

e) Lahar dingin, terjadi jika material dari letusan gunung

berapi bercampur dengan air hujan dan mengalir

menurunileren gunung. Aliran air dan material bebatuan

berpotensi merusak apa saja yang dilewati.

2) Gempa

Gempa merupakan peristiwa bergetarnya permukaan bumi.

Getaran tersebut dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu aktivitas

gunung berapi (gempa vulkanik), dan pergeseran kerak bumi

atau lempeng tektonik (gempa tektonik).

Kerusakan yang diakibatkan oleh gempa, bergantung oleh

kekuatan getarannya. Kekuatan gempa bumi dapat diukur

menggunakan alat ukur yang disebut seismograf. Kekuatan

gempa dinyatakan dalam satuan skala Richter. Gempa bumi

yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan terjadinya

Tsunami. Tsunami adalah gelombang air laut yang besar yang

menghempas ke daratan.Tinggi gelombang Tsunami dapat

(52)

35

Gambar 2.2 Gempa Bumi (Sumber: Arah.com)

Kita tidak dapat mencegah gempa bumi, namun kita dapat

melakukan beberapa usaha untuk menyelamatkan diri ketika

terjadi gempa. Usaha tersebut antara lain sebagai berikut:

a) Jika kamu berada di dalam ruangan ketika terjadi gempa

janganlah panik, berlindunglah dibawah benda yang kokoh

seperti meja, tempat tidur, atau disisi almari. Tunggulah

hingga getaran gempa berhenti.

b) Jika kamu berada di luar ruangan, carilah tempat lapang.

Hindari berdiri di dekat gedung, tiang listrik, pohon,

jembatan laying, atau bangunan yang lain yang mudah

runtuh.

c) Jika kamu berada di dalam mobil, menepilah dan berhenti

ditempat yang jauh dengan gedung, jalan layang, atau tiang

(53)

36

d) Jika berada di dekat laut atau pantai, segera menjauhlah

ketempat yang lebih tinggi. Hindari lereng bukit dan

gunung untuk menghindari tanah longsor.

3) Banjir

Banjir merupakan peristiwa alam berupa meluapnya air

yang mengakibatkan daratan tergenang.

Gambar 2.3 Banjir (Sumber: Kata.co.id)

Banjir dapat terjadi oleh beberapa hal sebagai berikut:

a) Curah hujan yang tinggi sehingga sungai tidak mampu

menampung air limpasan (air yang mengalir kesungai atau

aliran lain).

b) Meningkatkan ketinggian permukaan laut sehingga air laut

menggenangi pemukiman penduduk di tepi laut (banjir rob).

c) Pendangkalan sungai akibat sampah, tanah, dan lumpur.

d) Tersumbatnya aliran air oleh sampah.

e) Hilangnya daerah resapan air karena seluruh permukaan

(54)

37

f) Penggundulan hutan sehingga air hujan tidak tertahan di

dalam tanah melainkan mengalir ketempat yang lebih

rendah.

Banjir merupakan salah satu bencana alam yang dapat dicegah.

Adapun usaha untuk mencegah terjadinya banjir:

(1) Menerapkan Prokasih (Program Kali Bersih) yang

bertujuan untuk mengurangi pendangkalan sungai dan

sampah.

(2) Membersihkan pintu air dari sampah.

(3) Membuat daerah resapan air dan tempat penampungan air.

(4) Melakukan reboisasi (penanaman kembali) di lahan

gundul.

(5) Meninggilan jalan raya dan membangun sekolah.

(6) Membuat lubang biopori, yaitu lubang serapan air yang

dibuat untuk mengurangi banjir.

4) Angin Puting Beliung

Angin putting beliung atau tornado adalah angin kencang

membentuk putaran yang bergerak secara garis lurus. Angin

putting beliung bergerak dengan kecepatan mencapai 10

km/jam. Peristiwa angin putting beliung biasnya terjadi pada

pergantian musim (pancaroba).

Angin puting beliung disebabkan karena bertemunya udara

(55)

38

dua udara tersebut mengakibatkan perubahan arah dan

kecepatan angin sehingga membentuk pusaran yang

lama-kelamaan semakin besar.

Angin puting beliung dapat menghancurkan segala apa saja

yang dilewatinya. Benda-benda yang terbawa oleh angin akan

terlempar atau hancur didalam pusaran angin putting beliung.

Bahkan pohon besar pun dapat tumbang karena angin puting

beliung.

Gambar 2.4 Angin Puting Beliung (Sumber: clipzui.com)

5) Tanah Longsor

Tanah longsor merupakan peristiwa runtuh atau jatuhnya tanah

dan batuan. Umumnya, tanah longsor terjadi pada lahan yang

gundul. Peran tanaman adalah sebagai penahan tanah agar tidak

terjadi longsor. Tanpa akar tanaman, tanah tidak akan memiliki

penahan, sehingga tanah akan bergerak jika hujan turun atau

(56)

39

Gambar 2.5 Tanah Longsor (Sumber: Tribunnews.com)

Berikut cara yang dapat dilakukan untuk mencegah tanah

longsor:

(1) Melakukan reboisasi hutan.

(2) Membuat terasering di lahan yang miring.

(3) Menerapkan tebang pilih tanaman.

b. Kegiatan Manusia Yang Mengubah Permukaan Bumi

Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, manusia

memerlukan sumber daya alam. Sumber daya alam ini tidak

semuanya dapat langsung diambil dan digunakan. Untuk

memperoleh dan mengolah sumber daya alam, manusia melakukan

berbagai macam kegiatan. Kadang kala, kegiatan manusia untuk

memanfaatkan sumber daya alam tersebut menyebabkan terjadinya

perubahan permukaan bumi.

Berikut ini kita akan mempelajari tentang berbagai sumber daya

alam. Kemudian, kita akan mempelajari kegiatan-kegiatan manusia

(57)

40

tentang sumber daya alam dan penggunaanya. Kamu akan

mengetahui bahwa ada sumber daya alam yang akan habis dan

tidak habis jika terus menerus digunakan. Manusialah yang paling

berperan dalam mengolah dan menggunakan sumber daya alam.

1) Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui

lama-kelamaan akan habis jika kita gunakan terus-menerus, misalnya

berbagai jenis tambang. Bahan tambang meliputi mineral dan

nonmineral. Mineral adalah bahan yang bukan berasal darin

makhluk hidup, misalnya berbagai batuan, baik logam maupun

non logam. Bahan nonmineral adalah bahan yang berasal dari

sisa-sisa makhluk hidup, misalnya batu bara dan minyak bumi.

Berikut ini beberapa jenis sumber daya alam yang tidak dapat

diperbaharui yaitu:

(a) Batu Bara

Batu bara sering disebut arang batu atau batu arang. Batu

bara terjadi akibat pembusukan dan penimbunan sisa

tumbuhan selama ribuan bahkan jutaan tahun. Batu bara

merupakan bahan bakar yang penting. Batu bara digunakan

sebagai bahan bakar lokomotif kuno, pabrik-pabrik, dan

rumah-rumah penduduk. Akan tetapi, penggunaannya

makin berkurang karena menimbulkan pencemaran,

(58)

41

(b) Minyak Bumi

Minyak bumi adalah bahan bakar yang paling banyak

digunakan sehari-hari. Hasil olahan minyak bumi, misalnya

bensin, digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Minyak

bumi berasal dari jasad renik laut dan hewan yang

tertimbun oleh lumpur selama jutaan tahun. Jasad renik laut

dan hewan yang tertimbun lumpur dalam waktu yang

sangat lama itu, akhirnya berubah menjadi lumbur yang

mengandung minyak. Lumpur itu juga tertimbun tanah

sehingga berada jauh dibawah permukaan bumi (di perut

bumi).

2) Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui

Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya

alam yang tidak pernah akan pernah habis, walaupun kita

terus-menerus menggunakannya. Sumber daya alam yang dapat

diperbaharui selalu tersedia karena kita mempu

mengusahakannnya. Contohnya hewan dan tumbuhan, berbagai

kebutuhan kita mulai dari pakaian, sampai berbagai peralatan

berasal dari tumbuhan dan hewan. Hewan dan tumbuhan

dikembangbiakkan manusia untuk memenuhi kebutuhan itu.

Air dan udara juga tidak akan pernah habis karena mempunyai

daur siklus. Ada juga sumber daya alam lainnya yang tidak

(59)

42

sebenarnya sangat beruntung karena selalu mendapatkan sinar

matahari sepanjang tahun. Jika kita dapat memnfaatkannya

dengan baik, betapa besar sumber energi (tenaga) yang kita

miliki.

c. Kegiatan Manusia yang Dapat Mengubah Permukaan Bumi

1) Kebakaran Hutan

Salah satu aktivitas manusia untuk membuka lahan adalah

dengan melakukan pembakaran hutan. Hutan yang telah

dibakar akan dimanfaatkan lahannya untuk persawahan,

permukiman penduduk, pembangunan industri, dan

pembangunan jalan raya. Pembakaran hutan merupakan cara

yang cepat dan mudah untuk membuka lahan. Pembakaran

hutan yang tidak terkendalin dapat menyebabkan kebakaran

hutan yang luas.

a) Dampak Kebakaran Hutan

Dampak kebakaran hutan antara lain sebagai berikut: Polusi

udara meningkat, meningkatnya suhu permukaan bumi,

sumber daya alam hutan menurun, merusak struktur tanah.

b) Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan

Upaya pencegahan kebakaran hutan: Meningkatkan

kesadaran semua lapisan masyarakat terhadap bahaya

kebakaran melalui pelatihan dan penyuluhan, melakukan

(60)

43

sanksi hukum pada pelaku pelanggaran yang memicu atau

penyebab langsung terjadinya kebakaran.

Upaya penanggulangan kebakaran hutan: Membuat

posko-posko kebakaran hutan di titik-titik rawan kebakaran hutan,

mengerahkan semua lapisan masyarakat untuk membantu

pemadam kebakaran, melakukan pemadaman baik darat

maupun udara.

4. Model Pembelajaran Talking Stick

a. Pengertian Model

Dalam Triyanto (2015: 52) Model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan

pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalam

tujuan-tujuan pembelajaran, tahp-tahap dalam pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends, 1997: 7). Hal ini

sesuai dengan pendapat Joyce (1992: 4) setiap model mengarahkan

kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik

mencapai tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran

yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, tahap-tahap pembelajaran, lingkungan pembelajaran,

Gambar

Gambar 1.1 Empat Langkah Tindakan PTK
Gambar 2.1 Gunung Meletus
Gambar 2.2 Gempa Bumi
Gambar 2.3 Banjir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode Talking Stick pada materi Pokok Sistem Persamaan Linear kelas X IPA Semester

Setelah diadakan penelitian tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui metode talking stick pada materi pokok sistem persamaan linear kelas X IPA semester ganjil

Sehingga penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Kata kunci: Hasil

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dalam penggunaan metode talking stick untuk meningkatkan hasil belajar IPA

metode Talking Stick diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam.

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Talking Stick pada pembelajaran IPA materi Sumber

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar dan gemar membaca menggunakan metode talking stick dipadu media gambar pada pembelajaran IPA materi

Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Model Kooperatif Tipe Talking Stick pada Siswa Kelas IV SDN Randuacir 01 Kota Salatiga Semester II Tahun