NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Perspektif teknikal bagi IHSG dalam pekan ini, dari lagging indikator terkonfirmasi positif, tercermin dari MA jangka pendek. Selain itu, dari leading indikator juga terkonfirmasi positif bagi indeks bursa domestik ini. Indikator MACD dan Stochastic mensinyalkan IHSG bullish pattern.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 5034.231 -32.602 4,738 4,727.152
LQ-45 857.616 -6.442 704 2,782.793
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada perdagangan Kamis (6/11) IHSG ditutup turun 32,60 poin (0,64%) dari level 5.066,83 ke level 5.034,23. Adapun sektor industri dasar mengalami pelemahan terdalam sebesar 1,34%, sedangkan sektor perdagangan mencetak kenaikan tertinggi sebesar 0,05%. Dari sisi domestik, pasar masih dibayangi oleh laporan GDP Indonesia untuk 3Q14 yang menunjukan perlambatan pertumbuhan ekonomi. GDP Indonesia untuk 3Q14 tumbuh 5,01%, lebih rendah dari 5,12% di 2Q14. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 4Q14 ini akan relatif stagnan dibandingkan pertumbuhan 3Q14. BI juga memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini akan berada pada kisaran 5,1-5,2%. BI menyatakan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi 3Q14 disebabkan oleh perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas seperti batu bara, kelapa sawit, dan minyak. Dari pasar global, sektor swasta AS menambah 230.000 pekerjaan baru di bulan Oktober, melebihi ekspektasi sebesar 220.000, dan juga lebih tinggi dari bulan September sebesar 225.000. Selain itu index tenaga kerja non-manufaktur versi ISM juga naik ke level 59,6 yang merupakan level tertingginya dalam 9 tahun. Kedua data tersebut merupakan tanda-tanda perbaikan sektor tenaga kerja AS. Pasar akan menantikan data nonfarm payrolls yang akan dirilis pada akhir pekan nanti. Sementara itu pasar regional ditutup mixed, dimana indeks Shanghai Composite ditutup naik 6,61 poin (0,27%) dari level 2.419,25 ke level 2.425,86, sedangkan indeks Hang Seng ditutup turun 46,31 poin (0,20%) dari level 23.695,62 ke level 23.649,31. Indeks Nikkei 225 Jepang juga ditutup turun 144,84 poin (0,86%) dari level 16.937,32 ke level 16.792,48. Pergerakan pasar regional dipengaruhi oleh investor yang cenderung wait and see menunggu hasil rapat ECB. Pasar mengantisipasi bahwa ECB tidak akan mengumumkan kebijakan baru, namun pasar akan memperhatikan komentar Presiden ECB Mario Draghi yang diharapkan akan memberikan pertanda untuk rencana lanjutan ECB kedepannya. Sementara itu, industrial orders Jerman tumbuh tipis sebesar 0,8% di bulan September, lebih rendah dari perkiraan untuk pertumbuhan 2,3%. Pertumbuhan ekonomi Jerman di 3Q14 diperkirakan akan stagnan dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi eurozone dan faktor geopolitik. Adapun bursa Eropa tentatif bergerak turun di awal perdagangannya.
Belum adanya kepastian pemerintah menaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) berusbsidi, telah menimbulkan panic buying di tengah
masyarakat. Permintaan premium dalam dua minggu terakhir ada lonjakan kebutuhan masyarakat dari sekitar 81.000 liter per hari menjadi rata-rata 90.000 liter per hari. Selain itu, jelang kenaikan BBM ini, mengakibatkan stok BBM di SPBU cepat habis hingga menimbulkan kelangkaan yang dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk mencari keuntungan, Bahkan pasokan yang dikirim Pertamina sudah melebihi batas ambang normal. Ketidakpastian yang dicemaskan oleh pelaku pasar berkenaan dengan penolakan kenaikan BBM ini oleh sejumlah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Diketahui bahwa sukses Jokowi menduduki kursi RI 1, tidak lepas dari dukungan PDIP. Namun, perkembangan yang terjadi, partai yang mengusung Jokowi berhasil menjadi presiden mulai terpecah, dimana rencana pemerintah menaikkan harga BBM mulai mendapat penolakan dari sejumlah kader partai tersebut. Belum lagi penolakan kenaikan BBM yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Sementara itu, pemerintah rencana akan menaikan BBM setelah upaya penyebaran Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) telah merata. Artinya kebijakan pemerintah ini masih berlansung dalam hitungan pekan. Dalam penantian kepastian dari kenaikan BBM ini, IHSG masih tetap dibayangi tekanan akibat aksi pelepasan yang dilakukan pemodal yang dianggap ketidakpastian atas langkah pemerintah tersebut. Berlarutnya tanpa suatu kepastian kapan BBM akan naik, namun harga bahan kebutuhan pokok di lapangan mulai naik. Ketidakpastian kenaikan BBM ini sekaligus mempercepat aksi dari penyebab inflasi, yang dapat menimbulkan kecemaskan pelaku pasar terhadap perekonomian Indonesia yang tengah di hadapi perlambatan. Produk Domestik Bruto (GDP) RI pada kuartal III 2014 tumbuh tumbuh 5,01%, atau sedikit dibawah ekspektasi pertumbuhan pasar sebesar 5,1%. Sentimen internal kali ini lebih memberikan dampak yang lebih besar ketimbang sentimen yang muncul dari eksternal. Sentimen ekternal diperkirakan sebagai komplemen dari bagi pasar saham Indonesia kali ini. Seperti penguatan yang terjadi pada indeks Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin setelah menyusul rilis data ekonomi AS yang solid serta pernyataan dari Presiden ECB Mario Draghi. Positif katalis dari eksternal tersebut bisa tereliminir oleh sentimen internal, sehingga IHSG masih berpeluang melemah hari ini.
DAILY REPORT
07 November 2014
•Likuiditas BRAU dan BUMI melemah
•Kontrak BYAN topang 10% pendapatan PTRO
•KRAS bukukan rugi bersih 9M14 sebesar US$117,47 juta
•Laba bersih TOWR meningkat 736,73%
•Emiten telko lanjutkan monetisasi menara
•ISAT targetkan porsi utang USD 75% dan Rupiah 25% di 2015
•ISAT terbitkan obligasi Tahap I dan Sukuk Ijarah Tahap I 2014
•PTSN kerjasama dengan TAM
•Kinerja SMBR berpotensi meningkat
•MTLA revisi target marketing sales
•PWON dan APLN tingkatkan recurring income
•Pendapatan JRPT 9M 2014 naik 36,47% YoY
•Laba berish ELTY per 9M 2014 turun 72,21% YoY
•DILD bukukan pendapatan Rp1,3 triliun
•SIPD akan melakukan reverse stock
•AISA fokus garap pasar domestik
•Pendapatan GGRM 9M14 meningkat 20,41%
•RMBA bukukan rugi bersih 9M14 Rp1,09 triliun
•INAF optimis dapat lunasi MTN jatuh tempo
•BBNI lelang aset Rp1,3 triliun
•BJBR optimis turunkan NPL tahun 2014 menjadi 3,1%
•NISP targetkan kredit konsumer 2014 tumbuh sama dengan 2013
•Dana kelolaan wealth management NISP mencapai Rp 7 triliun
•GIAA jalin kerja sama dengan Vas Aero Malaysia
•SILO ekspansi USD 140 juta
•AKPI raih kenaikan laba 25,97% YoY hingga September 2014
•PT. Intan baruprana Finance IPO di harga Rp 311-383 per saham
Support Level 5018/5002/4974
Resistance Level 5062/5090/5107
Major Trend Up
7 November 2014
7 November 2014
Likuiditas keuangan Berau Coal Energy (BRAU) dan Bumi Resources (BUMI) dipertanyakan, menyusul meningkatnya ketidakpastian kedua perusahaan tersebut dalam mengelola utang. Moody’s Investor Service menurunkan peringkat BRAU menjadi B3 dari B2 serta peringkat senior secured atas obligasi yang diterbitkan perseroan dan Berau Resources Pte. Ltd. Penurunan tersebut mencerminkan profil likuiditas yang melemah di tengah kondisi industri batu bara yang masih lemah. Penurunan secara terus menerus pada harga batu bara termal akan menyebabkan laba dan arus kas BRAU turun pada 2015. Penurunan peringkat ini diakibatkan memburuknya kinerja operasional BRAU dan adanya perubahan kontrol tidak langsung dari induk usaha perseroan Bumi Plc atau saat ini dikenal dengan Asia Resource Minerals Plc. Sementara BUMI juga belum mampu membayar bunga guaranteed senior secured notes senilai US$700 juta yang seharusnya dilakukan pada bulan lalu dan terpaksa ditunda hingga akhir November.
Petrosea (PTRO) menargetkan kontribusi pendapatan sebesar 10% dari pengerjaan kontrak pertambangan batubara dengan Indonesia Pratama tahun depan. Nilai kontrak proyek berjangka waktu 7 tahun tersebut mencapai USD 232 juta. Penandatanganan kontrak pertambangan PTRO dengan anak usaha Bayan Resources (BYAN) tersebut telah dilakukan pada Juni lalu. PTRO ditargetkan mampu melaksanakan pengangkatan lapisan tanah atas sebanyak 71,9 juta kubik meter (bcm).
Sepanjang sembilan bulan pertama 2014, Krakatau Steel (KRAS) mencatatkan rugi bersih sebesar US$117,47 juta atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang membukukan rugi US$10,09 juta. Pendapatan perseroan mengalami penurunan 15,44% menjadi US$1,36 miliar dari pendapatan pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,57 miliar. Adapun penjualan produk baja ke pasar lokal turun menjadi US$1,14 miliar dari tahun sebelumnya US$1,3 miliar. Meski demikian, penjualan produk baja yang diekspor meningkat menjadi US$49,75 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$17,81 juta. Adapun penurunan kinerja industri besi baja disebabkan oleh turunnya harga jual rata-rata produk baja perseroan akibat penurunan harga baja di pasar global.
Laba bersih Sarana Menara Nusantara (TOWR) sepanjang sembilan bulan pertama meningkat signifikan sebesar 736,73% menjadi Rp889,7 miliar. Kenaikan laba tersebut dikarenakan perseroan mampu membalikan rugi selish kurs pada 9M13 sebesar Rp683,95 miliar menjadi laba selisih kurs sebesar Rp69,36 miliar pada 9M14. Pendapatan perseroan meningkat 33,48% menjadi Rp3,07 triliun per September 2014. Penyumbang terbesar pendapatan berasal dari Hutchinson 3 Indonesia senilai Rp1,17 triliun atau 38% terhadap total pendapatan. Berikutnya didukung pendapatan dari XL Axiata (EXCL) sebesar Rp619,94 miliar dan Telekomunikasi Selular senilai Rp574,24 miliar.
Telekomunikasi Indonesia (TLKM), XL Axiata (EXCL) dan Indosat (ISAT) akan melanjutkan monetisasi menara telekomunikasi pada 2015-2016. Peningkatan nilai tambah tersebut diharapkan mampu mengurangi utang dan membiayai ekspansi di masa mendatang. Jumlah menara yang bisa dimonetisasi.
Indosat (ISAT) berupaya mengurangi eksposur dollar AS dalam neraca keuangannya. Strategi yang dilakukan perseroan adalah mengubah struktur utang dari utang bermata uang dollar AS menjadi rupiah. Perseroan berencana melakukan pembelian kembali (buyback) obligasi berdenominasi dollar AS yang akan jatuh tempo pada tahun 2020. Tahun 2015 perseroan
menargetkan dari USD 1 miliar utang, porsi utang rupiah dan dollar AS 75% dan 25% dari saat ini masing-masing 50%. Obligasi yang akan di-buyback merupakanguaranteed notesyang diterbitkan anak usaha perseroan, yaitu Indosat Palapa Company B.V. (IPBV) yang berdomisili di Amsterdam senilai total USD 650 juta dengan bunga 7,37% per tahun. Surat utang ini akan jatuh tempo pada 29 Juli 2020. Namun IPBV memiliki opsi untuk membayar lebih awal tahun 2015. Sebelum 29 Juli 2015, perusahaan mempunyai hak opsi untuk melakukanbuyback seluruh atau sebagian dari nilai pokok guaranteed notes. Harga buyback setara dengan 100% nilai pokok ditambah premium tertentu. Jikabuybackdilakukan pada dan setelah 29 Juli 2015, IPBV juga akan bisa melakukan sebagian atau seluruh dari nilai pokok terutang di harga tertentu. Ada opsi lain yang telah disepakati antara perusahaan dan kreditur,yaitu buybackbisa dilakukan setiap saat asal ada pemberitahuan tidak kurang dari 30 hari atau lebih dari 60 hari. Hargabuybackditentukan 100% dari nilai pokok ditambah bunga dan jumlah tambahan yang belum dan masih harus dibayar sampai dengan tanggalbuyback. Opsi ini dilakukan bila ada perubahan tertentu yang mempengaruhi potongan pajak di Indonesia dan Belanda. Ketentuan lain, jika ada perubahan kendali pada IPBV, maka kreditur guaranteed notes berhak meminta anak usaha ISAT membeli kembali seluruh atau sebagian obligasi milik mereka. Rencanabuybackini dilakukan agar perseroan bisa membukukan kinerja positif.
Indosat (ISAT) berencana melakukan Penawaran Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap I Tahun 2014, dengan kupon obligasi yang ditawarkan 9% - 10,85%. Nilai emisi obligasi sebanyak-banyaknya sebesar Rp 2,2 triliun. Instrumen utang ini merupakan bagian dari rencana pendanaan perusahaan dalam rangka refinancing pinjaman dalam bentuk mata uang rupiah dan USD. Selain digunakan untuk refinancing, dana obligasi akan digunakan untuk pengembangan bisnis perusahaan lebih lanjut. Indosat juga menerbitkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap I Tahun 2014 sebanyak-banyaknya Rp 300 miliar. Sukuk tersebut terdiri dari 4 seri, yaitu Seri A bertenor 3 tahun dengan imbal ijarah 9%-10%, Seri B bertenor 5 tahun dengan imbal 9,45%-10,45%, Seri C bertenor 7 tahun dengan imbal 9,65%-10,65% dan Seri D sebesar ekuivalen 9,85%-10,85%. Indosat menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT HSBC Securities Indonesia selaku penjamin pelaksana emisi. Bertindak sebagai wali amanat obligasi adalah Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Bookbuliding mulai 6-20 November 2014, tanggal efektif diharapkan pada 2 Desember 2014, sehingga pencatatan di BEI dapat dilakukan pada 11 Desember 2014.
Sat Nusapersada (PTSN) menggandeng Teletama Artha Mandiri (TAM) dalam rangka ekspansi usaha ke produk smartphone. Perjanjian kerja sama tersebut telah ditandatangani pada 4 November 2014. Dalam kemitraan tersebut, PTSN akan memproduksi telepon genggam bermerek Verena, sedangkan TAM sebagai pemegang merek sekalgus pembeli. TAM lebih dulu dikenal sebagai distributor Blackberry.
Rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diharapkan segera terealisasi dan dialihkan kepada sektor infrastruktur agar mampu menggerakan pertumbuhan kinerja Semen Baturaja (SMBR). Pengalihan subsidi BBM ke infrastruktur membuat permintaan semen akan meningkat pada tahun depan, tahun dimana penaikan BBM direncanakan untuk dilakukan. Melihat kondisi tersebut, SMBR akan meningkatkan target produksi dan penjualan pada 2015. Sepanjang 2014, perseroan
7 November 2014
7 November 2014
menargetkan dapat memproduksi dan menjual semen sebanyak 1,3-1,4 juta ton. Target tersebut sedikit diturunkan dari awal tahun 1,5 juta ton.
Metropolitan Land (MTLA) merevisi target penjualan pemasaran (marketing sales) tahun ini menjadi sebesar Rp 1 triliun, turun 10% dibandingkan dengan tahun lalu Rp 1,1 triliun. Revisi target tersebut dilakukan karena terdapat beberapa proyek yang maksimal penjualannya mundur menjadi tahun depan. Salah satu proyek yang tengah dikaji ulang pembangunannya adalah proyek pembangunan hotel di Lampung. Hingga akhir tahun ini, perseroan juga diperkirakan hanya menyerap capex kurang lebih 70% atau sebesar Rp 462 miliar. MTLA akan menjaga pertumbuhan kinerja keuangan sebesar 10-20% pada tahun depan.
Metropolitan Land (MTLA) menyatakan pembatalan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) oleh pemerintah, tidak akan mengganggu pengembangan proyek-proyek yang ada di Lampung. Saat ini perseroan tengah merencanakan pengembangan apartmen dan hotel di Lampung, yaitu M Gold Apartment dan Metland Hotel. M Gold Apartment Lampung akan memulai konstruksi pada kuartal III 2015 dengan luas bangunan mencapai 14.500 meter persegi dan tinggi bangunan 20 lantai sebanyak 192 unit. Sementara Metland Hotel Lampung akan memulai konstruksi pada kuartal IV 2015 dengan luas tanah 1.058 meter persegi dan tinggi bangunan delapan lantai plus satu basement dengan jumlah kamar 93 room key.
Pakuwon Jati (PWON) dan Agung Podomoro Land (APLN) akan terus meningkatkan pendapatan berkelanjutan (recurring income) pada tahun depan. Kedua perseroan akan memanfaatkan sewa ruang ritel dan jasa pemeliharaan gedung.
Jaya Real Property (JRPT) membukukan peningkatan laba bersih per September 2014 menjadi Rp 528,94 miliar dibandingan sebelumnya Rp 365,46 miliar. Pendapatan tumbuh 36,47% hingga September 2014 menjadi Rp 1,27 triliun dibandingkan sebelumnya Rp 930,92 miliar.
Hingga September 2014 Bakrieland Development (ELTY) mengalami penurunan laba bersih hingga 72,21% YoY menjadi Rp 210,49 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 757,55 miliar. Pendapatan turun hingga 51,09% menjadi Rp 1,3 triliun dari sebelumnya Rp 2,67 triliun. Akumulasi rugi bersih entitas anak mencapai Rp 1,65 triliun dan terjadi defisiensi modal sebesar Rp 1,04 triliun per September 2014.
Intiland Development (DILD) telah membukukan pendapatan sebesar Rp648,8 miliar yang diperoleh dari Surabaya sepanjang kuartal III tahun ini. Pendapatan dari Surabaya tersebut menyumbang hampir 50% dari pendapatan secara total perseroan yakni Rp1,3 triliun. Kontribusi terbesar terhadap pendapatan DILD di Surabaya berasal dari proyek Graha Natura dan Ngoro Industrial Park.
Sierad Produce (SIPD) berencana melakukan tindakan korporasi sebagai berikut:
- Penambahan modal tanpa HMETD dengan cara menerbitkan sebanyak 100 saham seri A, 391 saham seri B dan 16 saham seri C baru dari simpanan perseroan.
- Penggabungan saham (reverse stock) atas saham-saham perseroan, dimana direncanakan setiap 10 saham dengan nilai nominal lama akan menjadi 1 saham dengan nilai nominal baru. RUPSLB akan diselenggarakan pada 24 November 2014.
Tiga Pilar Sejahtera (AISA) memilih untuk fokus menggarap pasar domestik, khususnya untuk produk beras premium yang dimiliki. Perseroan masih ingin fokus untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri terlebih dulu. Kontribusi yang diberikan beras premium masih minim jika dibandingkan produk beras milik TPS Food lainnya, yakni beras komoditas yang memberikan kontribusi hingga 80%-90%. TPS Food memiliki produk beras yang beragam mulai dari segmen premium, menengah hingga beras komoditas. Selain itu TPS Food memiliki produk beras merah dengan brand yang berbeda.
Di tengah berbagai tantangan yang menggeluti industri rokok, Gudang Garam (GGRM) membukukan pertumbuhan paling signifikan dibandingkan emiten rokok lainnya. GGRM pada sembilan bulan pertama tahun ini membukukan pendapatan sebesar Rp48,18 triliun, meningkat 20,41% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp40,01 triliun. Pertumbuhan penjualan itu ditopang oleh penjualan rokok sigaret kretek mesin (SKM) yang tumbuh 23,42% menjadi Rp43,42 triliun dibandingkan dengan sebelumnya Rp35,18 triliun. Adapun penjualan rokok jenis sigaret kretek tangan (SKT) turun menjadi Rp3,56 triliun dari sebelumnya Rp3,99 triliun. Laba bersih perseroan juga meningkat 24,45% menjadi Rp4,06 triliun dibandingkan dengan Rp3,27 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Bentoel Investama (RMBA) pada sembilan bulan pertama tahun ini membukukan pendapatan sekitar Rp10,3 triliun atau meningkat 18,39% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp8,7 triliun. Namun, beban pokok penjualan meningkat 25,26% menjadi Rp8,37 triliun dari Rp7,48 triliun. Kenaikan beban pokok tersebut, ditambah dengan kenaikan beban usaha menyebabkan perseroan mengalami rugi bersih sebesar Rp1,09 triliun, meningkat 64,9% dari rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp661 miliar. Adapun kenaikan beban ini disebabkan oleh kenaikan harga cengkeh pada periode tersebut dan ditambah juga dengan depresiasi nilai tukar rupiah yang signifikan sehingga menyebabkan kenaikan pada beban penjualan.
Kendati posisi kas dan setara kas per akhir September 2014 hanya sebesar Rp11,55 miliar, Indofarma (INAF) tetap yakin dapat melunasi utang jatuh tempo senilai Rp120 miliar pada 20 Desember 2014. Pada akhir tahun, perseroan biasanya memiliki kelonggaran kas dari pelunasan tender. Kelonggaran kas yang dimaksud berasal dari piutang usaha yang jatuh tempo pada Oktober-Desember yang jumlahnya diperkirakan Rp100 miliar. Dana inilah yang rencananya akan dipakai untuk melunasi medium term notes (MTN) I senilai Rp120 miliar yang diterbitkan pada 20 Desember 2012. Perseroan juga akan mengandalkan dana segar dari aksi korporasi yang akan dilakukan, salah satunya dengan melepas 20% saham di anak usaha, Indofarma Global Medika. Bank Negara Indonesia (BBNI) melelang aset Rp1,3 triliun sebagai bagian pemulihan kredit bermasalah. Lelang aset ini terdiri dari 357 unit bangunan dan tanah. Aset bernilai Rp1,3 triliun tersebut meupakan angunan debitur yang mengalami gagal bayar. Ini merupakan recovery pertama, dimana target tahunan diharapkan mencapai Rp2,5 triliun sehingga tinggal kurang Rp1 trilun dan diharapkan dapat terpenuhi sampai akhir tahun.
Bank Jabar Banten (BJBR) mengakui kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di akhir tahun 2014 akan menurunkan kemampuan bayar angsuran debiturnya. Meski demikian, Persroan optimis kondisi ini tidak menghambat upaya perseroan dalam menurunkan rasio kredit bermasalahnya atau Non Performing Loan (NPL). Perseroan optimis BJB dapat
7 November 2014
7 November 2014
menurunkan tingkat NPL menjadi 3,10% di akhir tahun 2014. Oleh karena itu perseroan tetap berusaha melakukan penagihan angsuran secara intensif, termasuk restrukturisasi dan penjualan agunan.
Bank OCBC NISP (NISP) menargetkan penyaluran kredit konsumer tahun 2014 tumbuh sama dengan tahun 2013 yang tumbuh 0,78% YoY. Sepanjang tahun 2014 kredit konsumer NISP terutama kredit pemilikan rumah (KPR) melambat cukup banyak. Menurut manajemen, hal ini dampak dari kebijakan Loan To Value (LTV) dari Bank Indonesia (BI) yang memperbesar setoran uang muka bagi debitur yang hendak memiliki rumah lebih dari satu.
Bank OCBC NISP (NISP) membukukan dana kelolaan nasabah prioritas (wealth management) hingga September 2014 sebesar Rp 7 triliun, meningkat dibandingkan posisi sama tahun lalu yang tercatat Rp 5,8 triliun.
Garuda Indonesia (GIAA) berencana menggabungkan kembali passanger service charge (PSC) atau airport tax ke dalam harga tiket jika pihak Kementerian Perhubungan, Angkasa Pura I dan II serta Bandara Unit Pelayanan Teknis sudah menerapkan sistem airport tax sesuai standar internasional. Selama dua tahun ini perseroan menanggung kerugian mencapai Rp 2,6 miliar per bulan karena penggabungan airport tax dengan harga tiket.
Citi dan Garuda Indonesia (GIAA) meluncurkan kartu kredit traveling dengan nama Garuda Indonesia Citi Card (GICC) yang sebelumnya pernah diluncurkan pada tahun 2006. Peluncuran kembali dilakukan setelah melihat perkembangan ekonomi dan pariwisata nasional yang membaik akhir-akhir ini. Kartu Kredit Garuda Indonesia Citi ditargetkan tumbuh 20%, baik dari segi penambahan pemegang produk tersebut maupun sisi nilai transaksinya dan diharapkan bisa dua sampai tiga kali lipat dalam 2-3 tahun ke depan. Jumlah pemegang kartu kredit Garuda Indonesia Citi yang aktif sejak tahun 2006 sekitar 50.000 nasabah. Peluncuran kembali kartu kredit yang dilengkapi fitur-fitur baru itu dilatarbelakangi peningkatan masyarakat kelas menengah. Selain itu aktivitas dan tren bepergian masyarakat Indonesia yang semakin bertumbuh.
Garuda Indonesia (GIAA), melalui anak usahanya GMF AeroAsia, menjalin kerja sama dengan Vas Aero Malaysia Bhd untuk perawatan komponen pesawat sipil dan militer berjangka waktu 1 tahun.
Siloam International Hospitals (SILO) semakin ekspansif dengan menghadirkan layanan kesehatan berkualitas internasional di berbagai kota di Indonesia. Pada 2015, perseroan berencana membangun hingga 10 rumah sakit, dengan menyiapkan belanja modal sekitar USD 140 juta. Hingga 2017, SILO akan membangun 40 rumah sakit.
Argha Karya Prima Industry (AKPI) meraih kenaikan laba sebesar 25,97% YoY hingga September 2014 menjadi Rp 28,64 miliar, dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 22,73 miliar. Penjualan neto naik menjadi Rp 1,45 triliun dari sebelumnya Rp 1,21 triliun. PT Intan Baruprana Finance (IBF) anak usaha Intraco Penta (INTA) akan melepas saham sebanyak 40% dari modal ditempatkan dan disetor atau sebanyak 1.670.480.000 saham dalam rangka IPO. BNI Securities bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi. Harga penawaran Perdana saham di kisaran Rp 311-Rp 383 per saham. Perseoan menargetkan dana sebesar Rp 520 miliar - Rp
643 miliar dari Initial Public Offering (IPO). Perseroan memperkirakan jadwal emisi dengan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 4 November 2014 lalu. Masa penawaran umum 26 - 28 November 2014 dan penjatahan 2 Desember 2014.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pemerintah hingga saat ini masih menimbang tentang kemungkinan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pemerintah belum menyimpulkan bahwa harga BBM bersubsidi akan naik.
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2014 mencapai 5,2%, meski pun hingga kuartal III 2014 hanya mencapai 5,01%. Untuk itu pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2014 harus dikisaran 5,1%-5,2%. Investasi dan konsumsi pemerintah dapat menolong di pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2014.
7 November 2014
COMMODITIES DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 77,84 -0,07 TLKM (US) 44 13.375 -282
Natural Gas (US$)/mmBtu 4,41 0,00 ANTM (GR) 0,07 797 0
Gold (US$)/Ounce 1141,31 -0,54
Nickel (US$)/MT 15500,00 175,00
Tin (US$)/MT 19970,00 325,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 63,00 --
Coal (RB) (US$)/MT* 65,87 --
CPO (ROTH) (US$)/MT 755,00 -5,00
CPO (MYR)/MT 2260,00 -39,00
Rubber (MYR/Kg) 604,50 1,50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 730,98 1,85
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17554,47 0,40 5,90 15,45 14,67 2,93 2,74 4.973,1
USA NASDAQ COMPOSITE 4638,47 0,38 11,06 22,77 18,68 3,46 3,14 7.280,0
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6551,15 0,18 -2,93 13,75 12,95 1,77 1,69 1.447,6
CHINA SHANGHAI SE A SH 2540,09 0,28 14,70 9,81 8,74 1,32 1,19 2.952,6
CHINA SHENZHEN SE A SH 1425,90 0,86 29,18 24,66 19,17 2,77 2,45 1.874,0
HONG KONG HANG SENG INDEX 23649,31 -0,20 1,47 10,95 10,15 1,30 1,20 1.872,4
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5034,23 -0,64 17,78 16,45 14,03 2,81 2,48 388,8
JAPAN NIKKEI 225 16923,14 -0,86 3,08 18,76 16,67 1,64 1,53 2.721,1
MALAYSIA KLCI 1831,98 -0,40 -1,87 16,81 15,34 2,10 1,97 313,5
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3290,96 0,10 3,90 14,30 13,24 1,31 1,24 416,7
FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 12.148,50 -13,50 1000 IDR/ USD 0,08 0,0001
EUR/IDR 15.040,45 -154,05 EUR / USD 1,24 0,0006
JPY/IDR 105,50 -0,51 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.381,73 -14,12 SGD / USD 0,77 0,0006
AUD/IDR 10.400,45 -67,67 AUD / USD 0,86 0,0002
GBP/IDR 19.245,90 -168,81 GBP / USD 1,58 0,0010
CNY/IDR 1.987,44 0,00 CNY / USD 0,16 0,0000
MYR/IDR 3.634,01 -7,08 MYR / USD 0,30 -0,0006
KRW/IDR 11,13 -0,08 100 KRW / USD 0,09 -0,0006
CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.92
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.14
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
7 November 2014
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS SBI
Description Oct'14 Sep'14 Description Rate (%)
Inflation YTD % 4.19 3.71 SBI (9M) 6,84809
Inflation YOY % 4.83 4.53 SBIS (9M) 6,84809
Inflation MOM % 0.47 0.27
Foreign Reserve (US$) 111.16 111.16
GDP (IDR Tn) 2,480,807.00 2,480,807.00
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
07 Nov US Unemployment Rate Tetap 5.9%
07 Nov US Underemployment Rate --
07 Nov US Labor Force Participation Rate --
08 Nov US Consumer Credit Naik menjadi $16.50 Bn dari $13.53 Bn
07-10 Nov Indonesia Net Foreign Assets --
07-10 Nov Indonesia Foreign Reserves --
12 Nov US Wholesale Inventories MoM Turun menjadi 0.1% dari 0.7%
12 Nov US Wholesale Trade Sales MoM --
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
UNTR IJ 19075 2.55 1.91 BBRI IJ 10800 -2.48 -7.23 INCO IJ 3835 3.65 1.45 BBCA IJ 12975 -0.95 -3.29 SCMA IJ 3280 2.34 1.18 TLKM IJ 2710 -1.09 -3.26 TBIG IJ 8725 1.45 0.65 BMRI IJ 10325 -0.96 -2.49 MPPA IJ 3180 3.25 0.58 CPIN IJ 3835 -2.91 -2.03 BIRD IJ 7625 2.35 0.47 UNVR IJ 30100 -0.74 -1.85 TSPC IJ 2860 3.44 0.46 GEMS IJ 1705 -14.54 -1.84 PTPP IJ 2655 2.71 0.37 SMGR IJ 15375 -1.44 -1.44 TINS IJ 1240 3.77 0.36 INDF IJ 6500 -1.89 -1.18 KLBF IJ 1685 0.30 0.25 MNCN IJ 2665 -2.74 -1.15 UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Soechi Lines Shipping
Transportation
600-800 2,571.43 24 Nov-26 Nov’14 02 Dec 2014 Mandiri Sekuritas
RHB OSK Securities PT Intan Baruprana
Finance
Finance 311-383 1,670.48 26 Nov-28 Nov’14 04 Dec 2014 BNI Securities
PT Karisma Aksara Mediatama
Books Store Trade & Service
175-240 535.82 TBA TBA BCA Sekuritas
7 November 2014
7 November 2014 DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
ADMF 2700.00 Cash Dividend
11 Nov-14 12 Nov-14 14 Nov-14 28 Nov-14
MLBI 119.00 Cash Dividend
11 Nov-14 12 Nov-14 14 Nov-14 28 Nov-14
MAIN 20.00 Cash Dividend
11 Nov-14 12 Nov-14 14 Nov-14 28 Nov-14
BWPT 6.00 Cash Dividend
13 Nov-14 14 Nov-14 18 Nov-14 02 Dec-14
SMSM 60.00 Cash Dividend
24 Nov-14 25 Nov-14 27 Nov-14 11 Dec-14
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
ARTI Rights Issue 1:4 117.00 06-Nov-14 07-Nov-14 13 Nov – 20 Nov’14
AKKU Rights Issue 20:132 100.00 07-Nov-14 10-Nov-14 14 Nov – 20 Nov’14
BWPT Rights Issue 1:6 390-411 17-Nov-14 18-Nov-14 24 Nov – 28 Nov’14
BBRM Rights Issue 100:43 230.00 20-Nov-14 21-Nov-14 27 Nov – 03 Dec’14
BPFI Rights Issue 10:7 500.00 26-Nov-14 27-Nov-14 03 Dec – 07 Dec’14
BNII Rights Issue 9:1 221.00 05-Dec-14 08-Dec-14 12 Dec – 18 Dec’14
FORU Tender Offer -- 695.00 -- -- 30 Oct – 28 Nov’14
ACST Tender Offer -- TBA -- -- TBA
CPGT Tender Offer -- TBA -- -- TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
IPOL RUPSLB 07-Nov-14
TBLA RUPSLB 07-Nov-14
BWPT RUPSLB 10-Nov-14
TRUB RUPST/LB 10-Nov-14
BEKS RUPSLB 10-Nov-14
BABP RUPSLB 12-Nov-14
BKSL RUPSLB 12-Nov-14
ANJT RUPSLB 13-Nov-14
BPFI RUPSLB 19-Nov-14
BUVA RUPSLB 24-Nov-14
APLN RUPSLB 27-Nov-14
UNVR RUPSLB 27-Nov-14
BNLI RUPST 27-Nov-14
BSWD RUPSLB 28-Nov-14
INPC RUPSLB 28-Nov-14
DSSA RUPSLB 01-Dec-14
TBIG RUPSLB 02-Dec-14
KBRI RUPSLB 03-Dec-14
BLTA RUPST 04-Dec-14
MAYA RUPSLB 09-Dec-14
7 November 2014
7 November 2014
UNTR
TRADING BUYS1 18600 R1 19350 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 17850 R2 20100
Closing
Price 19075
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi negatif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
•Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp18600-Rp19350
•Entry Rp19075, take Profit Rp19350
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 80.05 Negatif
MACD 10.1 Positif
True Strength Index (TSI) 42.53 Positif
Bollinger Band (Mid) 13799 Positif
MA5 18455 Positif 16,000 17,000 18,000 19,000 20,000 21,000 22,000 23,000 24,000 25,000
April May Jun Jul August September October November
UNTR Upward Sloping Channel
18,455 18,084.4 17,817.5 17,800 16,934.4 16,934.4 18,900 19,075 19,075 19,350 19,350 21,112.4 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 UNTR - Stochastic %D(6,3,3) = 73.03, Stochastic %K = 77.13, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
73.0323 73.0323 20 77.1253 77.1253 80 -200 -100 0 100 200 300 400 0 UNTR - MACD (5,3) = -224.52, Signal() = -173.99
-224.522 -173.987 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 UNTR - TSI(3,5,3) = 42.53 36.101 0.00000 42.5333 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 UNTR - William's % R(14) = -3.23 -3.22581
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
TINS
TRADING BUYS1 1210 R1 1260 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1160 R2 1310
Closing
Price 1240
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi negatif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
•Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp1210-Rp1310
•Entry Rp1240, take Profit Rp1310
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 82.94 Negatif
MACD 17.5 Positif
True Strength Index (TSI) 27.51 Positif
Bollinger Band (Mid) 1175 Positif
MA5 1217 Positif 900 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600
April May Jun Jul August September October November
TINS Wedge 1,179 1,153.06 1,153.06 1,132.5 1,132.5 1,110 1,199.38 1,217 1,240 1,240 1,255 1,300.03 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 TINS - Stochastic %D(6,3,3) = 69.60, Stochastic %K = 70.86, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
69.5977 69.5977 20 70.8621 70.8621 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 TINS - MACD (5,3) = -7.93, Signal() = -6.74
-7.92634 -6.74498 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 TINS - TSI(3,5,3) = 27.51 27.1466 0.00000 27.5066 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 TINS - William's % R(14) = -10.34 -10.3448
7 November 2014
7 November 2014
INCO
TRADING BUYS1 3725 R1 3900 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 3575 R2 4050
Closing
Price 3835
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
•Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp3725-Rp3900
•Entry Rp3835, take Profit Rp3900
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 23.64 Positif
MACD -1.4 Positif
True Strength Index (TSI) 25.29 Positif
Bollinger Band (Mid) 282 Positif
MA5 3738 Positif 2,400 2,800 3,200 3,600 4,000 4,400
April May Jun Jul August September October November
INCO Broadening Wedge
3,738 3,690.63 3,680.5 3,625 3,484.38 3,484.38 3,835 3,835 3,845 3,864.09 3,864.09 4,086.85 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 INCO - Stochastic %D(6,3,3) = 58.57, Stochastic %K = 64.08, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
58.5692 58.5692 20 64.082 64.082 80 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 0.0 INCO - MACD (5,3) = -26.43, Signal() = -16.35
-26.4262 -16.348 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 INCO - TSI(3,5,3) = 25.29 17.2666 0.00000 25.286 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 INCO - William's % R(14) = -3.03 -3.0303
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
MPPA
TRADING BUYS1 3075 R1 3275 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 2900 R2 3450
Closing
Price 3180
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI mendekati area oversold
•Harga berada dalam area netral
Prediksi •Trading range Rp3075-Rp3275
•Entry Rp3180, take Profit Rp3275
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 83.10 Positif
MACD 3.2 Positif
True Strength Index (TSI) -14.10 Positif
Bollinger Band (Mid) 740 Positif
MA5 3128 Positif 2,000 2,200 2,400 2,600 2,800 3,000 3,200 3,400
April May Jun Jul August September October November
MPPA Wedge 3,128 3,069.75 2,995 2,995 2,785 2,771.31 3,170.63 3,180 3,180 3,329.21 3,329.21 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 MPPA - Stochastic %D(6,3,3) = 30.13, Stochastic %K = 39.63, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
30.1292 30.1292 20 39.6334 39.6334 80 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 0.0 MPPA - MACD (5,3) = 0.46, Signal() = 7.54
0.4593 7.53917 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 MPPA - TSI(3,5,3) = -14.10 -14.0983 -14.0994 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 MPPA - William's % R(14) = -42.86 -42.8571
7 November 2014
7 November 2014
BBKP
TRADING BUYS1 760 R1 780 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 750 R2 790
Closing
Price 770
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI mendekati area overbought
• Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp750-Rp790
•Entry Rp770, take Profit Rp790
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 83.10 Positif
MACD 3.2 Positif
True Strength Index (TSI) 31.87 Positif
Bollinger Band (Mid) 740 Positif
MA5 759 Positif 600.0 650.0 700.0 750.0 800.0 850.0
April May Jun Jul August September October November
BBKP Upward Sloping Channel
756.25 740.25 706.667 706.667 695.613 685 759 765 770 770 873 873 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 BBKP - Stochastic %D(6,3,3) = 70.37, Stochastic %K = 77.78, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
70.3704 70.3704 20 77.7778 77.7778 80 -8.0 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 0.0 BBKP - MACD (5,3) = -2.70, Signal() = -1.75 -2.70185 -1.75123 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BBKP - TSI(3,5,3) = 31.87 26.0066 0.00000 31.866 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BBKP - William's % R(14) = 0.00 0.00000
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
TOTL
TRADING BUYS1 960 R1 990 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 930 R2 1020
Closing
Price 980
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi negatif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
• Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp960-Rp1020
•Entry Rp980, take Profit Rp1020
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 88.54 Negatif
MACD 119.9 Positif
True Strength Index (TSI) 56.92 Positif
Bollinger Band (Mid) 8071 Negatif
MA5 944 Positif 720.0 780.0 840.0 900.0 960.0 1,020.0
April May Jun Jul August September October November
TOTL Wedge Bullish Breakout 934.375 925 925 923 890 825.458 944 965 965 975 980 980 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 TOTL - Stochastic %D(6,3,3) = 73.49, Stochastic %K = 89.36, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
73.4893 73.4893 20 80 89.3567 89.3567 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 0.0 TOTL - MACD (5,3) = -10.26, Signal() = -7.17
-10.2637 -7.17292 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 TOTL - TSI(3,5,3) = 56.92 35.3986 0.00000 56.9187 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 TOTL - William's % R(14) = -5.26 -5.26316
7 November 2014
7 November 2014
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
06/11/14 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Sell 23025 23025 22150 22125 22775 23425 24075 Negatif Negatif Negatif 24000 19250
LSIP Trading Buy 1940 1940 1965 1855 1910 1965 2020 Positif Positif Negatif 2000 1735
SGRO Trading Buy 2110 2110 2150 2060 2090 2120 2150 Positif Positif Positif 2155 1750
Mining
BUMI Trading Sell 130 130 127 124 128 132 136 Negatif Negatif Negatif 183 118
PTBA Trading Sell 12575 12575 12350 12350 12525 12700 12875 Negatif Negatif Negatif 13625 11100
ADRO Trading Sell 1080 1080 1035 1035 1070 1105 1140 Negatif Negatif Negatif 1285 920
MEDC Trading Sell 3750 3750 3700 3705 3735 3765 3795 Negatif Negatif Negatif 3900 3360
INCO Trading Buy 3835 3835 3900 3570 3730 3900 4050 Positif Positif Positif 3950 3455
ANTM Trading Buy 945 945 965 920 935 950 965 Positif Positif Negatif 1140 925
TINS Trading Buy 1240 1240 1310 1160 1210 1260 1310 Positif Positif Positif 1285 1080
Basic Industry and Chemicals
SMGR Trading Sell 15375 15375 14950 14950 15275 15600 15925 Negatif Negatif Negatif 16325 14500
INTP Trading Sell 23550 23550 22900 22900 23350 23800 24250 Negatif Negatif Negatif 24275 20800
SMCB Trading Sell 2260 2260 2210 2205 2245 2285 2325 Negatif Negatif Negatif 2715 2260
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 6950 6950 7100 6800 6900 7000 7100 Positif Positif Positif 7250 6325
GJTL Trading Buy 1320 1320 1435 1210 1285 1360 1435 Positif Positif Negatif 1640 1270
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 6500 6500 6825 6225 6425 6625 6825 Negatif Negatif Negatif 7100 6375
GGRM Trading Sell 61300 61300 60150 58025 60150 62275 64400 Positif Positif Positif 61700 55500
UNVR Trading Sell 30100 30100 29675 29675 30000 30325 30650 Negatif Negatif Negatif 32200 29625
KLBF Trading Buy 1685 1685 1720 1650 1675 1700 1725 Positif Positif Negatif 1715 1595
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Sell 1565 1565 1545 1545 1560 1575 1590 Negatif Negatif Negatif 1640 1420
PTPP Trading Buy 2655 2655 2690 2520 2605 2690 2775 Negatif Positif Positif 2675 2100
WIKA Trading Sell 2770 2770 2740 2665 2740 2815 2890 Negatif Negatif Negatif 2935 2420
ADHI Trading Sell 2490 2490 2460 2380 2460 2540 2620 Negatif Positif Negatif 2935 2320
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 5900 5900 5825 5825 5875 5925 5975 Negatif Negatif Negatif 6075 5600
JSMR Trading Sell 6400 6400 6300 6300 6375 6450 6525 Negatif Negatif Positif 6450 5825
ISAT Trading Sell 3530 3530 3510 3460 3510 3560 3610 Negatif Positif Negatif 4000 3510
TLKM Trading Sell 2710 2710 2670 2655 2695 2735 2775 Negatif Negatif Negatif 2960 2680
CMNP Trading Sell 3145 3145 3130 3130 3145 3160 3185 Negatif Negatif Negatif 3300 3050
Finance
BMRI Trading Sell 10325 10325 10100 10100 10275 10450 10625 Negatif Negatif Negatif 10650 9300
BBRI Trading Sell 10800 10800 10650 10225 10625 11025 11425 Negatif Negatif Negatif 11150 10000
BBNI Trading Sell 5650 5650 5500 5400 5575 5750 5925 Negatif Negatif Negatif 5950 4975
BBCA Trading Sell 12975 12975 12775 12775 12925 13075 13225 Negatif Negatif Negatif 13575 12050
BBTN Trading Sell 1110 1110 1075 1075 1100 1125 1150 Negatif Negatif Negatif 1195 1070
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 19075 19075 19350 17850 18600 19350 20100 Positif Positif Positif 20850 16700