• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pinisi: Journal of Teacher Professional Volume 3, Nomor 1 April 2022 e-issn: DOI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pinisi: Journal of Teacher Professional Volume 3, Nomor 1 April 2022 e-issn: DOI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

51 DOI.10.26858

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA SEKOLAH DASAR

Anis khairunnisa 1, Rosdiah Salam2, Muh. Hamkah3

1Pendidikan Guru Sekolah Dasar, SDN Nusantara Jaya, Kota Cirebon Email: aniskhairunnisa33@gmail.com

2Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Makassar Email: rosdiah.salam@unm.ac.id

3Pendidikan Guru Sekolah Dasar, SDN Tidung, Kota Makassar Email: hamka1502@gmail.com

Artikel info Abstrak

Received; 1-9-2021 Revised:10-10-2021 Accepted;25-11-2021 Published,2-1-2022

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas II SDN Nusantara Jaya dalam muatan pelajaran Matematika pada materi membandingkan bilangan 3 angka. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi tersebut dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN Nusantara Jaya dengan jumlah 30 siswa.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, tes dan dokumentasi. Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) siklus dimana terdapat satu kali pertemuan kegiatan pembelajaran pada tiap siklusnya. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Kriteria keberhasilan penelitian yang ditetapkan untuk hasil belajar adalah secara klasikal > 75% dari jumlah siswa telah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 70 untuk skala penilaian 1-100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tiap siklusnya. Pada pra siklus hanya 56%, setelah menggunakan model Problem Based Learning pada siklus I meningkat menjadi 72% dan pada siklus II meningkat menjadi 94%. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas II di SDN Nusantara Jaya tahun pelajaran 2021/2022.

Key words:

Matematika, Problem Based Learning, Hasil Belajar

artikel pinisi:journal of teacher proffesonal dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY-4.0

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran secara online (dalam jaringan) yang sudah berjalan kurang lebih selam 2 tahun nampaknya masih perlu dan harus dilakukan evaluasi baik dalam pelaksanaannya maupun pada mutu hasil pembelajaran siswa. Verbalisme yang kerap

(2)

52 terjadi pada proses pembelajaran khususnya di SDN Nusantara Jaya dan umumkan di Sekolah Dasar lainnya, nampaknya perlu perhatian khusus oleh para guru. Verbalisme pada proses pembelajaran adalah siswa mampu menyebutkan namun belum memahami arti dari kata yang mereka sebutkan. Ini bisa terjadi karena pembelajaran yang berlangsung selama pandemi. Sehingga hasil belajar yang didapat oleh siswa masih rendah terutama pada muatan pelajaran Matematika.

Proses belajar-mengajar tidak lepas kaitannya dengan hasil belajar. Hasil belajar merupakan salah satu tolak ukur baik buruknya mutu pendidikan di sekolah tersebut.

Proses belajar-mengajar juga erat kaitannya dengan sosok seorang guru. Salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh guru di sekolah ialah memberikan pelayanan kepada para siswa agar mereka menjadi siswa atau anak didik yang selaras dengan tujuan sekolah itu. Uzer usman (2002:7) menambahkan bahwa tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

Dari pernyataan diatas tugas guru merupakan untuk melayani siswa dalam belajar dan mengembangkan pribadi untuk lebih baik lagi dalam kehidupannya. Dalam praktiknya guru harus menyiapkan suatu perencanaan dalam proses mengajarnya. Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL) merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang siswa untuk belajar. Model ini bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para siswa belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2011, hlm. 5).

Selanjutnya Sudjana (2013, hlm. 22) menjelaskan bahwa, “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar”.

Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning nampaknya mampu menjawab permasalahan yang terdapat di kelas 2a SDN Nusantara Jaya Tahun Ajaran 2021/2022.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Penelitian ini difokuskan pada situasi kelas.Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek-praktek pembelajaran yang dilakukan di kelas melalui tindakan- tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu adanya tindakan-tindakan aksi tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelas.

Menurut Ebbut dalam (Kasbolah, 1999: 13), penelitian tindakan kelas merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktek-praktek dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi, penelitian sebagai suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan di dalam dan antara siklus-siklus.

Penelitian ini memiliki karakter sebagai berikut: (1) dilaksanakan oleh guru, (2) berangkat dari permasalahan praktek pembelajaran yang faktual, (3) adanya tindakan yang perlu

(3)

53 dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas, dan (4) bersifat kolaboratif (Kasbolah, 1999: 22) Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah studi yang dilakukan pendidik kepada pada peserta didiknya dalam upaya perbaikan praktek pembelajaran.

Di dalam perencanaan Kemmis menggunakan sistem refleksi diri yang dimulai perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) , dan refleksi. Dalam penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus dimana terdapat satu kali pertemuan kegiatan pembelajaran pada tiap siklusnya.

Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/teknik mengajar, serta teknik atau instrumen observasi/evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada tahap perencanaan ini. Pada tahap pelaksanaan merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Kemudian tahap pengamatan (observasi) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Terakhir adalah tahapan refleksi, tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya, menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang mantap dan sahih.

Penelitian ini dilakukan di SDN Nusantara Jaya kecamatan Harjamukti Kota Cirebon.

Dengan subjek penelitian siswa Kelas II Tahun Pelajaran 2020/2021, dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang. Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi dan analisis dokumen. Instrument tes akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, baik sebelum dilaksanakan tindakan maupun setelah dilakukan tindakan. Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret dan mengungkapkan secara deskriptif seberapa jauh efek tindakan yang telah dicapai. Dan instrument penelitian yang ketiga adalah analisis dokumen yang berupa lembar evaluasi siswa yang dilakukan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa, baik sebelum maupun setelah dilakukan tindakan dalam penelitian

Pengumpulan data dilakukan pada setiap kegiatan siswa dan situasi yang berkaitan dengan penelitian. Tes berupa Pretest dan Postest diberikan pada siswa dalam dua situasi belajar yaitu sebelum dan sesudah penerapan model. Untuk menunjang kebenaran jawaban siswa maka dilengkapi dengan lembar observasi yang diisi observer, wawancara yang dilakukan kepada beberapa siswa dan analisis dokumen-dokumen hasil belajar siswa. Data kualitatif berupa wawancara dan dianalisis dengan melakukan proses menyeleksi, mengelompokkan dan mengorganisir, mendeskripsikan, dan menyimpulkan.

Hasil penghitungan dikonversikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang yang dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas dengan kriteria sebagai berikut: >65 belum tercapai, <70 tercapai dan >75 berhasil.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama bulan Juli dan Agustus 2021.

(4)

54 Sebelum dilaksanakannya siklus yang pertama atau diterapkannya pendekatan Problem Based Learning (PBL) maka terlebih dahulu diadakan kegiatan studi pendahuluan. Dalam studi pendahuluan peneliti melaksanakan kegiatan dokumentasi, dalam hal ini peneliti mengumpulkan dokumentasi hasil belajar siswa Kelas II pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Tema 1 Hidup Rukun. Tujuan diadakannya dokumentasi antara lain untuk memperoleh data mengenai hasil belajar matematika siswa Kelas II SDN Nusantara Jaya Pada Muatan Pelajaran Matematika Tema 1 HIdup Rukun yang telah dipelajari sebelumnya. Sebelum penerapan pendekatan Problem Based Learning (PBL) hasil belajar siswa masih tergolong rendah, kategori lulus hanya diperoleh 16 siswa (56%), sedangkan 14 orang siswa (44%) dinyatakan masih belum lulus.

Setelah penerapan siklus I hasil belajar siswa meningkat yaitu siswa yang sudah mencapai KKM naik sebanyak 21 orang (70%). Yang memperoleh nilai 60 sebanyak 10% atau 3 orang, yang memperoleh nilai 63 sebanyak 13% atau 4 orang, nilai 64 sebanyak 6,7%

atau 2 orang, nilai 80 sebanyak 33% atau 10 orang, 90 sebanyak 37% atau 11 orang.

Kemudian setelah pelaksanaan siklus II menjadi 28 siswa (93%) yang sudah mencapai KKM. Yang memperoleh nilai 68 sebanyak 7% atau 2 orang, yang memperoleh nilai 83 sebanyak 13% atau 4 orang, nilai 84 sebanyak 6,7% atau 2 orang, nilai 90 sebanyak 37%

atau 11 orang, dan nilai 100 sebanyak 37% atau 11 orang.

Secara Persentase siswa yang belum lulus KKM adalah sebanyak 7% siswa sedangkan yang telah lulus KKM adalah sebanyak 93%, ini menunjukkan bahwa target penelitian telah tercapai yaitu apabila DSK ≥ 85%. Terjadi peningkatan pada hasil belajar matematika siswa yang didapatkan dari tes evaluasi pada siklus I dan siklus II. Target ketuntasan dalam penelitian ini adalah jika Daya Serap Kelas (DSK) ≥ 85%, karena pada siklus II target penelitian sudah tercapai maka tindakan dihentikan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus telah menunjukkan bahwa penerapan pendekatan problem based learning di Kelas II SDN Nusantara Jaya mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Terlihat dengan adanya peningkatan terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya, baik pada siklus pertama maupun pada siklus kedua. Selain hasil belajar penerapan model pembelajaran PBL juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Penelitian ini dianggap berhasil dan tepat sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Piaget (Dimyati dan Mudjiono, 2013) bahwa: ‘pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang’.

Dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model problem based learning PBL dapat menciptakan suasana belajar yang aktif. Siswa mampu mengemukakan pendapat ketika proses pembelajaran berlangsung, melakukan diskusi melalui percobaan bersama kelompokn sehingga terjadi interaksi yang baik antara satu siswa dengan siswa lainnya.

Siswa dapat berbagi pengetahuan dengan teman yang lainnya, berani bertanya dan mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru baik tugas diskusi maupun tugas individu yaitu dalam mengerjakan soal evaluasi. Sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa karena tidak hanya sekedar mentransfer pengetahun saja tetapi siswa dapat

(5)

55 membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman belajar yang didapatkan selama proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa lebih mudah mengaplikasikan pengetahuannya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mengerjakan soal evaluasi.

Aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama dipersentasekan sebesar 55% dari kriteria ideal yaitu 4, termasuk kriteria cukup, sedangkan pada pertemuan 2 sebesar 2,5 atau 62,5% dengan kriteria cukup dan pada siklus II pertemuan pertama meningkat menjadi 3,2 atau 80% dengan kriteria baik dan pada siklus II pertemuan 2 sebesar 3,4 atau 85% dengan kriteria baik. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran matematika mempengaruhi proses pembelajaran kearah positif yaitu menjadikan siswa lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran karena siswa dibimbing untuk melakukan percobaan sendiri sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri secara bertahap walaupun pengaruhnya tidak langsung merubah kelas menjadi interaktif.

Melalui penerapan Problem Based Learning (PBL) hasil belajar siswa meningkat serta aktivitas belajar siswapun meningkat. Karena dengan menggunakan pendekatan PBL belajar matematika bukan hanya sekedar menghafal rumus melainkan belajar merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa, materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif.

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBL interaksi sosial yang terjalin di dalam kelas berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa, sehingga dalam proses pembelajaran siswa belajar secara berkelompok. Karena pembelajaran yang menggunakan pendekatan PBL menuntut agar seorang guru mampu menciptakan pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dengan materi pelajaran melalui interaksi sosial yang terjalin di dalam kelas.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan jurnal ini mengalami banyak kendala yang penulis hadapi, namun berkat arahan dan bimbingan dari pihak-pihak terkait, maka kendala tersebut dapat diatasi.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada: Dr. H. Darmawang., M.Kes.

selaku ketua prodi pada program Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Makassar yang telah memberikan ijin Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Nusantara Jaya.

Jubaedah, S.Pd,. MM. Selaku kepala sekolah SDN Nusantara Jaya yang telah memberikan ijin untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Nusantara Jaya. Rosdiah Salam, M.Pd. selaku dosen pembimbing Praktik Pengalaman Lapangan pada program Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Makassar yang telah memberikan bimbingan saan kegiatan berlangsung. Muh Hamkah, S.Pd., M.Pd. selaku guru pamong Praktik Pengalaman Lapangan pada program Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Makassar yang telah memberikan arahan dan masukan saat kegiatan berlangsung.

Seluruh guru SDN Nusantara Jaya yang telah membantu pengambilan data penelitian yang dibutuhkan untuk menyusun jurnal ini. Siswa-siswi dan wali siswa kelas 2a SDN Nusantara Jaya Tahun 2021/2022 atas Kerjasama yang baik sehingga Praktik Pengalaman Lapangan berjalan dengan sebagaimana mestinya. Serta seluruh teman-teman angkatan 3 program Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Makassar yang telah memberi saran

(6)

56 terhadap penulisan serta memberikan dukungan moral. Mohon maaf dan terimakasih untuk pihak-pihak yang belum saya sebutkan. Semoga Laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta mampu menjadi acuan dalam tujuan akademis.

SIMPULAN

Aktivitas belajar siswa Kelas II SDN Nusantara Jaya selama mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL) Pada Muatan Pelajaran Matematika Tema 1 HIdup Rukun sangat berbeda dengan aktivitas belajar siswa sebelum guru menerapkan Problem Based Learning (PBL) (pembelajaran yang konvensional). Aktivitas siswa sebelum guru menerapkan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (pembelajaran yang konvensional) hampir sebagian besar siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang melakukan aktivitas di luar konteks pembelajaran. Selain itu, hanya beberapa siswa yang aktif, baik untuk bertanya maupun mencoba menyelesaikan contoh soal yang guru berikan di papan tulis. Namun, ketika guru menerapkan Problem Based Learning (PBL) mulai banyak siswa yang bertanya, mengungkapkan pendapat atau pengetahuannya dan mencoba untuk menyelesaikan contoh soal yang guru berikan di papan tulis. Dengan demikian, penerapan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas siswa menjadi lebih baik.

Penelitian “Penerapan Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil belajar Matematika Siswa Kelas II SDN Nusantara Jaya (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika Pada Muatan Pelajaran Matematika Tema 1 HIdup Rukun di Kelas II SDN NUSANTARA JAYA Subang Semester III Tahun Pelajaran 2020/2021) ” menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

Aktivitas belajar siswa Kelas II SDN Nusantara Jaya selama mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL) Pada Muatan Pelajaran Matematika Tema 1 HIdup Rukun sangat berbeda dengan aktivitas belajar siswa sebelum guru menerapkan Problem Based Learning (PBL) (pembelajaran yang konvensional). Aktivitas siswa sebelum guru menerapkan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (pembelajaran yang konvensional) hampir sebagian besar siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang melakukan aktivitas di luar konteks pembelajaran. Selain itu, hanya beberapa siswa yang aktif, baik untuk bertanya maupun mencoba menyelesaikan contoh soal yang guru berikan di papan tulis. Namun, ketika guru menerapkan Problem Based Learning (PBL) mulai banyak siswa yang bertanya, mengungkapkan pendapat atau pengetahuannya dan mencoba untuk menyelesaikan contoh soal yang guru berikan di papan tulis. Dengan demikian, penerapan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas siswa menjadi lebih baik.

Hasil belajar matematika siswa Pada Muatan Pelajaran Matematika Tema 1 HIdup Rukun setelah menerapkan Problem Based Learning (PBL) meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai siswa dari setiap siklusnya serta dapat dilihat juga dari nilai rata-rata kelas siklus I dan siklus II. Perolehan nilai Daya Serap Kelas (DSK) pada siklus II sudah mencapai atau melebihi dari target yang telah ditetapkan, sehingga penelitian dianggap berhasil dan dihentikan pada siklus II.

(7)

57 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hanafiah, Nanang dan Suhana, C. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:

Refika Afitama.

Hermawan, dkk. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Hernawan, A. H., Asra, dan Dewi, L. (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar.

Bandung: UPI Press.

Mulyasa, E. (2012). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ruseffendi, dkk. (1994). Pendidikan Matematika 3.Jakarta: Universitas Terbuka.

Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya

Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:

Pustaka Belajar

Suwangsih, E., dan Tiurlina. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press.

Usman, Moh. Uzer. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classrom action research) yang berusaha mengkaji dan merefleksikan secara mendalam beberapa aspek dalam

Guru membagikan lembar kerja kelompok kepada masing-masing kelompok, sehingga masing-masing anggota kelompok sudah dapat merencanakan apa yang akan mereka selidiki

2. Guru mempersiapkan alat media seperti laptop, proyektor, layar, dll. Guru menyiapkan video yang akan ditampilkan sesuai dengan tema yang diajarkan dan memastikan PPT

Untuk mencapai hasil belajar secara optimal, upaya yang dapat dilakukan seorang guru adalah menggunakan model yang sesuai dalam menyampaikan materi kepada peserta

Berdasarkan latar belakang masalah solusi yang disarankan berikut ini rumusan masalah yang dapat dikembangkan dalam penyajian yaitu bagaimana perencanaan pembelajaran,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas II Penelitian Tindakan kelas

Hasil penelitian pada praktik mengajar 1 diperoleh data 58% Langkah model telah terlaksana dengan baik, dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa mencapai 60% dari

Jika skor hasil belajar Matematika siswa tersebut dikelompokkan ke dalam 5 kategori, maka hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 229 Waru Kecamatan Malili Kabupaten