• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pinisi: Journal of Teacher Professional Volume 3, Nomor 3 November 2021 e-issn: DOI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pinisi: Journal of Teacher Professional Volume 3, Nomor 3 November 2021 e-issn: DOI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

436 DOI.10.26858

PENINGKTAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL SISWA KELAS IV

UPT SPF SD NEGERI LARIANG BANGI 1 MAKASSAR

Melda1, Muh. Faisal2, Hj. Sriyanti Sinusi 3

Email: meldajayanti88@gmail.com

1 Pendidikan Gurus Sekolah Dasar, UPT SPF SD Negeri Lariangbangi 1 Email: muh.faisal@unm.ac.id

2Bahasa Indonesia, Universitas Negeri Makassar Email: sriyanti.sinusi67@gmail.com

3Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UPT SPF SD Negeri KIP Barabaraya 2

Artikel info Abstrak

Received; 9-9-2021 Revised:10-10-2021 Accepted;25-11-2021 Published,16-11-2021

Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran dan kurang perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran disebabkan metode yang digunakan belum tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV melalui model Problem based learning (PBL) pada UPT SPF SD Negeri Lariang Bangi 1 Makassar. Pada tahap pra tindakan, tahap tindakan dan tahap evaluasi. Sumber data dalam penelitian ini siswa kelas IV UPT SPF SD Negeri Lariang Bangi 1 Makassar yang berjumlah 20 siswa tahun ajaran 2020/2021 dan sampelnya ditetapkan semua populasi.

Datanya adalah hasil tes awal, hasil tes akhir, hasil observasi, hasil catatan lapangan dan hasil wawancara. Teknik analisis data melalui tiga tahapan yaitu mereduksi data, menyajikan data menarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yaitu data-data berupa uraian. Hasil penelitian, tes awal dalam penelitian ini memperoleh persentase (32%) pada pra siklus (76%) pada siklus I dan (100%) pada siklus II disimpulkan bahwa penerapan Problem based learning (PBL)dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV UPT SPF SD Negeri Lariang Bangi 1 Makassar pada materi berbagai pekerjaan.

Key words:

Hasil belajar, Problem

based learning (PBL) artikel pinisi:journal of teacher proffesonal dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY-4.0

PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai suatu proses yang bukan hanya memberi bekal kemampuan intelektual dalam membaca, menulis, dan berhitung saja melainkan juga sebagau proses mengembangkan kemampuan peserta didik secara optimal dalam aspek intelektual, sosial dan personal (Taufiq, 2014). Pendidikan adalah proses meningkatkan kualitas manusia baik dari segi pengetauan, sikap dan keterampilan dengan mengikuti prosedur tertentu

(2)

437 agar dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Jadi pendidikan tidak hanya mengembankan kemampuan intelektual saja namun juga bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat dengan menanamkan nilai-nilai moral. Pendidikan merupakan proses interaksi antara peserta didik dan tenga pendidik dalam kegiatan pembelajaran.

Guru sebagai tenaga pendidik berperan penting dalam memberikan pengetahuan kepada peserta didik dalam memberikan pengetahuan kepada peserta didik sehingga memiliki penguasaan pengetahuan dan keterampilan hidup yang dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan nyata.Namun pada kenyataannya proses pembelajaran yang dilakukan guru masih belum berjalan secara maksimal. Salah satu penyebabnya adalah cara guru mengajar yang masih konvensional dengan ceramah, menjelaskan materi di depan kelas, dan melakukan Tanya jawab dengan peserta didik yang bias atau aktif di dalam kelas. Hal ini membuat proses pembelajaran didominasi oleh guru dan beberapa peserta didik saja.

Metode ceramah yang digunakan guru dalam menyampaikan materi dapat membuat pembelajaran menjadi membosankan. Peserta didik kurang diberi kesempatan untuk menyusun pengetahuannya sendiri dalam proses pembelajaran.

Materi pada muatan pembelajaran adalah konsep yang bersifat abstrak. Sedangkan dalam proses pembelajaran, guru menggunakan metode ceraah dalam menyampaikan materi tersebut. Metode ceramah untuk menyampaiakn konsep pembelajaran yang bersifat abstrak membuat peserta didik sulit memahami materi. Hal ini disebabkan karena peserta didik yang masih berfikir konkret. Akibatnya, pembelajaran menjadi sulit karena capaian hasil belajar peserta didik masih kurang.

Melihat permasalahan ini, perlu dilakukan perbaikan agar proses pembelajaran menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

Salah satu cara yang dapat membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang bervarisai (Risnawati, Alpusari, Mahardi, 2018). Sebagai pendidik, guru perlu memilih model yang tepat untuk menyampaiakn sebuah konsep kepada anak didiknya. Untuk mencapai hasil belajar secara optimal, upaya yang dapat dilakukan seorang guru adalah menggunakan model yang sesuai dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. Model pembelajaran tersebut adalah Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah.

Model pembelajaran PBL adalah pembelajaran yang menitik beratkan kepada peserta didik sebagai pembelajaran serta terhadap permasalahan yang otentik atau relevan yang akan dipecahkan dengan menggunakan seluruh pengetahuan yang dimilikinya atau dari sumber-sumber lainnya (Lidnillah, 2013). Pembelajaran berbasis masalah merupakan metode pembelajaran yang diawali dengan masalah untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru (Fathurrohman, M, 2015). Dalam usaha memecahkan masalah tersebut peserta didik akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan atas masalah tersebut.

Ciri-ciri pembelajaran problem based learning (PBL) yaitu menerapkan pembelajaran yang kontekstual, masalah yang disajikan dapat memotivasi siswa peserta didik untuk belajar, pembelajaran integritas yaitu pembelajaran termotivasi dengan masalah yang

(3)

438 tidak terbatas, peserta didik terlibat secara aktif dalam pembelajaran, kolaborasi kerja, peserta didik memiliki berbagai keterampilan, pengalaman, dan berbagai konsep. Model pembelajaran problem based learning menjadikan masalah autentik sebagai fokus pembelajaran yang bertujuan agar siswa mampu menyelesaikan masalah tersebut, sehingga siswa terlatih untuk berpikir kritis dan berpikir tingkat tinggi (Kurnia, Rifai, Nurhayati, 2015).

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang bermanfaat tindakan nyata dalam bentuk proses pengambangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Pelaksanaan penelitian melibatkan pihak- pihak tetentu yang saling mendukung satu sama lain.PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTK adalah pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru.

Model penelitian ini berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi planning(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflektion (refleksi). Langkah pada siklus selanjutnya adalah perencanaan yang sudah direfisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran, dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan(Arikunto, 2011:83).

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan silklus II, yang terdiri atas menyajikan informasi tentang materi berbagai pekerjaan. Sedangkan teknik non tes meliputi obsevasi dan dokumentasi.

Observasi digunakan pada saat pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data khususnya nilai materi berbagai pekerjaan. Alat pengumpul data yang digunakan adalah soal (tes insrumen) lembar obsevasi (digunakan oleh pengamat untuk mengamati kegiatan siswa dan guru dalam melaksanakanpembelajaran), lembar instrumen pembelajaran yang dilaksanakan guru, pedoman wawancara.

Adapun indikator keberhasilan yang diharakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini antara lain meningkatnya hasil belajar siswa sehingga dapat mencapai 65%, dan 85%

siswa diharapkan dapat menuntaskan pembelajaran dalam suatu kelas, meningkatnya hasil belajar siswa dari proses pembelajaran pertama ke proses pembelajaran berikutnya dan dari siklus ke siklus berikutnya, meningkatnya proses pembelajaran yang dilkukan oleh guru baik terhadap prestasi atau prestasi siswa.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

(4)

439 Secara umum yang dimaksud instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam pendidikan terdapat bermacam-macam instrument penilaian yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan menilai proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan terhadap peserta didik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dan tes awal pada siswa UPT SPF SD Negeri Lariang Bangi 1 Makassar.

Berdasarkan hasil observasi sebelum melakukan tindakan, masih terdapat permasalahan yang ditemui antara lain, pada saat pembelajaran berlangsung siswa menunjukkan sikap jenuh dan bosan saat pembelajaran berlangsung siswa kurang antusias saat merespons kegiatan pembelajaran. Hasil penilaian tes awal menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mendapatkan nilai rendah. Dengan demikian hasil belajar siswa kelas IV UPT SPF SD Negeri Lariang Bangi 1 Makassar perlu ditingkatkan.

Dapat diketahui bahwa siswa kelas IV UPT SPF SD Negeri Lariang Bangi 1 Makassar yang memiliki nilai yang mencapai KKM 65 sebanyak 7 siswa atau persentasenya (35%), selain itu siswa belum mencapai ketuntasan yaitu 13 siswa atau persentasenya (65%). Deskripsi hasil siklus I tahap perencanaan tindakan adalah sebagai berikut guru memberikan salam dan mengajak berdoa bersama menurut agama dan keyakinan masing-masing dipimpin guru (relegius), melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa (kedisiplinan), siswa bertanya jawab dengan guru berkaitan dengan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman siswa (Communication-4C), menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan tindakan guru melaksakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran PBL yang telah dicantumkan pada RPP.

Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I guru tidak lagi mentransfer materi pada siswa, tapi siswa secara aktif bekerja sama dalam kelompok untuk mencari materi serta mendiskusikannya. Siswa tampak aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan ini mereka saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk berkompetisi dengan kelompok lain dalam menyelesaikan lembar kerja siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 20siswa (100%) yang berarti sudah ada peningkatan. Selanjutnya dilakukan wawancara pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Wawancara diperlukan untuk mengetahui sejauh mana ketrampilan siswa dalam memahami, memadukan dengan mata pelajaran lain. Disamping itu, wawancara digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa. Hasil wawancara digunakan sebagai bahan refleksi.Berdasarkan nilai hasil siklus I dan nilai hasil siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran pembelajaran dengan menerapkan Problem based learning (PBL) dapat meningkatkankemampuan siswa khususnya pada materi berbagai pekerjaan.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan dengan Problem based learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV UPT SPF SD Negeri Lariang Bangi 1 Makassar. Peningkatan hasil belajar siswa

(5)

440 merupakan proses pengembangan kompetensi professional guru (Hartini, 2019). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kompetensi profesional guru melalui penelitian (Supriyanto, Hartini, Syamsudin, and Sutoyo, 2019).

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah swt, karena kehendak dan ridhaNya penelitian ini dapat terselesaikan. Saya sadari bahwa penelitian ini tidak akan selesai tanpa doa, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Adapun dalam kesempatan ini saya inin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M. TP., IPU., ASEAN Eng, selaku Rektor Universitas Negeri Makassar.

2. Drs. Sudirman. M.Pd, selaku kepala UPT SPF SD Negeri Lariang Bangi 1 Makassar.

3. Dr. Muh. Faisal, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Praktek Pengalaman Lapangan.

4. Hj. Sriyanti Sinusi, S. Pd., selaku Guru Pamong Praktek Pengalaman Lapangan.

5. Widi Pratiwi, S. Pd., selaku guru kelas II UPT SPF SD Negeri Lariang Bangi 1 Makassar.

6. Rahmat Sahabuddin, S. Pd., M. Pd., selaku admin Angkatan 1 Kelas PGSD 02.

7. Teman Angkatan 1 Kelas PGSD 02 Kelompok C sebagai teman seperjuangan dan sependeritaan untuk menjadi guru profesional.

8. Keluarga tercinta yang memberikan dukungan yang tak terhingga selama proses perkuliahan berlangsung.

9. Semua pihak yang telah banyak membantu kelancaran kegiatan hingga penyusunan laporan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan (PPGDJ) UNM 2021.

SIMPULAN

Metode ceramah yang digunakan guru dalam menyampaikan konsep yang abstrak membuat siswa SD yang masih berpikir konkret sulit untuk memahami materi yang disampaikan guru. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).

Akibatnya matematika dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit dan capaian hasil belajar siswa kurang maksimal.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat adalah salah satu cara untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar peserta didik. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model problem based learning (PBL) Pembelajaran dengan model problem based learning (PBL) diawali dengan pemunculan masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik. Masalah- masalah yang diajukan berkaitan dengan kehidupan peserta didik (kontekstual). Dengan masalah yang konstekstual, akan membuat peserta didik lebih mudah menerima dan memahami materi yang diberikan. Peserta didik memecahkan masalah tersebut dengan mencari dari berbagai sumber. Peserta didik membangun sendiri pengetahuannya sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Guru sebaiknya dapat menerapkan model Problem based learning (PBL) sebagai alternatif dalam mengajarkan pelajaran sehingga pembelajaran tidak monoton dan pasif sehingga kurang menarik minat peserta didik.

(6)

441 DAFTAR PUSTAKA

Agustin, V. N. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem based learning (PBL). Journal of Elementary Education, 2 (1).

Arikunto, Suharsimi, dkk. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi : Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. UU RI Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Bandung: Citra Umbara.

Fauziah, R. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Operasi Hitung Siswa SD (Doctoral dissertation. Universitas Pendidikan Indonesia).

Hartini, S. (2019). Kompetensi Profesional Guru dalam Meningkatkan Motif Berprestasi Peserta Didik: Studi di SDN Karangpucung 04 dan SDN Karangpucung 05 Kabupaten Cilacap. Indonesian Journal of Education Management &

Administration Review, 3(1), 71-76.

Kamarianto, K., Noviana, E., & Alpusari,M. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sd Negri001Kecamatan Sinaboi. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 5(1), 1-12.

Kunandar. (2012). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Raja Grafindo Persada : Jakarta

RusmanTrianto. (2012). Model-model Pembelajaran, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Prestasi Pustaka : Jakarta

Supriyanto, A., Hartini, S., Syamsudin, S., & Sutoyo, A. (2019). Indicators of professional competencies in research of Guidance and Counseling Teachers.

Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 9(1), 53-64.

Trianto. Wina Sanjaya. (2011). Model Pembelajaran Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas II Penelitian Tindakan kelas

Hasil penelitian pada praktik mengajar 1 diperoleh data 58% Langkah model telah terlaksana dengan baik, dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa mencapai 60% dari

Jika skor hasil belajar Matematika siswa tersebut dikelompokkan ke dalam 5 kategori, maka hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 229 Waru Kecamatan Malili Kabupaten

Penerapan model pembelajaran project based learning pada saat kegiatan PPL di TK Miftahul Falah, penulis menggunakan metode demonstrasi, yaitu dengan melakukan

Guru membagikan lembar kerja kelompok kepada masing-masing kelompok, sehingga masing-masing anggota kelompok sudah dapat merencanakan apa yang akan mereka selidiki

2. Guru mempersiapkan alat media seperti laptop, proyektor, layar, dll. Guru menyiapkan video yang akan ditampilkan sesuai dengan tema yang diajarkan dan memastikan PPT

Aktivitas belajar siswa Kelas II SDN Nusantara Jaya selama mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL) Pada Muatan

Berdasarkan latar belakang masalah solusi yang disarankan berikut ini rumusan masalah yang dapat dikembangkan dalam penyajian yaitu bagaimana perencanaan pembelajaran,