EKSPLORASI NILAI BUDAYA DAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM TRADISI LISAN RUPA BUMI
DAN ANCANGAN REVITALISASINYA MELALUI
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DAN PROGRAM AGROWISATA
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
oleh
Bayu Dwi Nurwicaksono
NIM 1104485
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
EKSPLORASI NILAI BUDAYA DAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS
KEARIFAN LOKAL DALAM TRADISI LISAN
RUPA BUMI
DAN
ANCANGAN REVITALISASINYA MELALUI
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DAN PROGRAM AGROWISATA
Oleh
Bayu Dwi Nurwicaksono
© Bayu Dwi Nurwicaksono 2011 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Tesis ini berjudul “Eksplorasi Nilai Budaya dan Pendidikan Karakter
Berbasis Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi (RB) dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 dan Program Agrowisata”. Penelitian langka kajian tradisi lisan ini dilakukan di Kampung Made Kota Surabaya dengan fokus perhatian pada aspek kearifan lokal, pengetahuan tradisional, dan sistem kognitif lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan proses pelaksanaan tradisi lisan RB, (2) menemukan kearifan lokal bentuk teks tradisi lisan RB, (3) menemukan kearifan lokal bentuk ko-teks tradisi lisan RB, (4) menemukan kearifan lokal bentuk konteks tradisi lisan RB, (5) mengeksplorasi isi nilai budaya berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB, (6) mengeksplorasi isi nilai pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB, (7) membuat ancangan revitalisasi nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB melalui implementasi kurikulum 2013 dan program agrowisata.
Secara metodologis, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif etnografis. Model analisis yang digunakan dalam kerangka penelitian tradisi lisan ini mencakup dua tahap yakni (1) antropologi sastra dengan pendekatan struktur naratif, semiotika, dan hermeneutika untuk menemukan formula bentuk teks, ko-teks, dan konteks; (2) etnopedagogi dengan pendekatan fungsional berdasarkan psikososial-sosiokultural untuk mengeksplorasi nilai dan norma. Data penelitian ini berupa cerita rakyat Asal Mula Desa Made (AMDM), catatan tentang tradisi lisan RB, dan upacara ritual adat RB yang didapatkan melalui observasi partisipatif dalam ritual upacara adat, wawancara dengan sejumlah informan, dan mendokumentasikan data rekaman.
Temuan penelitian menunjukkan struktur teks cerita rakyat AMDM tergolong dalam klasifikasi legenda pahlawan pembangun masyarakat dan budaya dengan pola hubungan sebab-akibat dan akibat-sebab. Tokoh dan latar utamanya hanya ada satu yakni Singojoyo di Desa Made. Ko-teks dalam tradisi lisan RB ini didominasi oleh unsur material berupa wadah, makanan olahan, jajanan, buah-buahan yang harus ada dalam upacara ritual adat RB. Konteks dalam tradisi lisan RB ini adalah tradisi-tradisi budaya pendukungnya seperti bancakan hajat,
uyon-uyon, campursarian, wayangan, ludruk, permainan okol, dan pengajian.
Berdasarkan formula bentuk teks, ko-teks, dan konteks itu dapat dieksplorasi isi nilai budaya dan pendidikan karakternya yakni keselarasan dengan alam dan kebersamaan dengan masyarakat.
ABSTRACT
This thesis entitled “The Exploration of the Cultural Values and Character Education-Based on Local Wisdom in Rupa Bumi Oral Tradition and Design its Revitalization through the Implementation of 2013 Curriculum and the Agrotourism Program". Scarce research about oral tradition study was conducted in the Made village, Surabaya city by focusing on local wisdom aspects, traditional knowledge, and other cognitive systems.
This study aims to (1) describe the process of the implementation of the oral tradition RB, (2) find indigenous oral traditions RB text forms, (3) find indigenous forms of co-text oral tradition RB, (4) find indigenous oral tradition form of context RB, (5) explore the cultural value of content based on local wisdom in the oral tradition RB, (6) explore the content value of character education based on local wisdom in the oral tradition RB, (7) make design revitalization of the cultural values and character education based on local wisdom in the oral tradition RB through the implementation of 2013 curriculum and agrotourism program.
Methodologically, this study used a descriptive method with qualitative ethnographic approach. The analysis model used in this oral tradition research framework includes two stages namely (1) literature anthropological with the structure of narrative, semiotics, and hermeneutics approach to find the text-form formula, co-text, and context, (2) ethnopedagogy with a functional approach based on psychosocial-sociocultural to explore values and norms. The data of this study in the form of folklore AMDM, a record of the RB oral tradition, RB traditional rituals and ceremonies were obtained through participant observation in ritual ceremonies, interviewing the informants, and documenting the recording of data.
The findings showed that AMDM folklore text structure was in the hero legend in building society classification and the culture by cause-effect pattern and effect-cause pattern. The main character and background just only found in the village Singojoyo Made. Co-texts in oral tradition RB was dominated by material elements such as container, processed foods, snacks, fruits that should exist in the RB traditional rituals. Context of this RB in the oral tradition is supporting cultural traditions such as bancakan hajat, uyon-uyon, campursarian,
wayangan, ludruk, okol games, and recitals. Based on the formula text, co-text,
and context; the content of cultural values and character education such as natural harmony and community togetherness can be explored.
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT karena atas
nikmat petualangan akademik selama studi di tanah parahyangan dan pergulatan
keilmuan lintas bidang pendidikan-bahasa-sastra-budaya Indonesia dalam
penyusunan tesis ini, penulis dapat menyelesaikan monumen studi lanjut
pascasarjana jenjang strata 2 dengan bermakna. Monumen akademik yang
bernuansa pendidikan berbasis budaya (etnopedagogi) ini didukung secara penuh
oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Asosiasi Tradisi Lisan (ATL)
melalui program penelitian langka dan pengadaan ahli tradisi lisan dalam Rencana
Pendidikan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Monumen akademik itu berjudul “Eksplorasi Nilai Budaya dan
Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal pada Tradisi Lisan RB dan
Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 dan Program
Agrowisata”. Naskah akademik ini diharapkan berkontribusi dalam
pengembangan pendidikan karakter dan penggalian kekayaan kearifan lokal yang
akhir-akhir ini mulai disadari memiliki arti penting di tengah pemikiran global
dan pengaruh perkembangan ipteks.
Lebih dari itu, diharapkan naskah akademik ini memiliki dampak
konseptual dan praktis dalam pengembangan kurikulum yang saat ini tengah
diujicoba dalam dunia pendidikan Indonesia. Akhir kata, tak ada karya yang
sempurna selain ciptaan Allah SWT. Dengan mengucap Alhamdulillah dan tangan
terbuka penulis mengharap saran dan kritik atas monumen akademik ini.
Bandung, 29 Juli 2013
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama dan yang utama ucapan terima kasih ini ditujukan kepada Allah SWT, Tuhanku yang maha baik dan bijak. Kebaikan dan kebijaksanaan itu telah kuterima kontan melalui orang-orang baik yang ditakdirkan bertemu denganku. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis hendak berucap terima kasih kepada:
1. Mama dan Bapak yang telah mempercayakan penulis untuk berpetualang akademik di tanah parahyangan. Atas keikhlasan doa dan kerja kerasnya, penulis dapat berpetualang akademik dan nonakademik sesuai dengan target
2. Profesor Yus Rusyana dan Doktor Vismaia Sabariah Damaianti yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bergulat dengan ilmu pendidikan-bahasa-sastra-budaya Indonesia dalam skip penelitian kajian langka tradisi lisan kawasan Jawa Timur
3. Prof. Dr. Henricus Supriyanto, M.Hum selaku Wakil Ketua Tradisi Lisan Wilayah Jawa Timur sekaligus expert judgement instrumen penelitian ini yang telah menjadi teman diskusi keilmuan mulai peneliti akan melakukan penelitian hingga proses analisis dan kristalisasi hasil penelitian. Atas kebaikan beliau pula, perpustakaan pribadinya rela menjadi rumah akademik selama beberapa minggu
4. Prof. Said Hamid Hasan, Ph.D selaku Ketua Tim Nasional Pengembangan Kurikulum 2013 dan Prof. A. Chaedar Alwasillah, Ph.D. selaku ahli etnopedagogi di UPI. Kepada keduanya, saya mengucapkan terima kasih atas perkenannya menjadi expert judgement instrumen penelitian
5. Lurah Made, Tetua adat kampung Made serta segenap masyarakatnya yang telah ramah dan kooperatif dalam membantu penulis menelusuri suara-suara masa lalu untuk mengungkap kearifan lokal ini
6. Doktor Sumiyadi selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia di Sekolah Pascasarjana UPI
7. Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd., Prof. Dr. Syamsuddin A.R., M.Si., Prof. Dr. Kosadi Hidayat, M.Pd., Prof. Dr. Syihabuddin, M.Pd.; Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum.; Prof. Dr. Yoce Aliah Darma, M.Pd.; Prof. Dr. (alm.) Yoyo Mulyana, M.Ed.; Dr. Yeti Mulyati, M.Pd.; Dr. Isah Cahyani, M.Pd.; Dr. Andoyo Sastromihardjo, M.Pd. selaku dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI terima kasih atas amal jariyah ilmunya yang mengalir tak bertepi
8. Doktor Pudentia (UI/Ketua ATL Pusat), Profesor Robert Sibarani (USU), Doktor Dendy Sugono (Badan Bahasa Kemdikbud), Doktor Hamka (Puskurbuk Kemdikbud) yang telah menjadi dosen terbang bagi saya 9. Profesor Muchlas Samani (Rektor Unesa), Profesor Kisyani (Pembantu
10.teman-teman kelas B-2011, kelas nusantara yang kubanggakan serta segenap teman-teman angkatan 2011 yang kucintai
11.teman-teman pengurus Forum Komunikasi Mahasiswa (FKM) SPs UPI yang meng-Indonesia terima kasih atas semangat kerja keras-cerdas-ikhlasnya yang tak terlupakan
12.teman-teman aktivis dakwah di UKM Kepenulisan Islami Al-Qolam UPI, Santri ikhwan-akhwat Program Pesantren Mahasiswa Daarut Tauhid Bandung atas inspirasi dan teladannya
13.Profesor Didi Suryadi, M.Ed selaku Direktur SPs UPI dan Doktor Solehuddin selaku Asisten Direktur I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan atas keramahan dan bimbingannya selama mendampingi
„ujian terbuka‟ di Universiti Sains Malaysia (USM)
14.Profesor Sunaryo Kartadinata yang telah memberikan kesempatan berharga kepada penulis untuk turut serta mendalami etnopedagogi sebagai riset unggulan yang dipelopori UPI sebagai kampus kependidikan 15.Pak Supriyadi Rustad (Diktendik Dikti), Bu Yuni dan Pak Dedi (Staf
Pengelolaan Beasiswa Dikti), Pak Sulkarnaen berserta tim di kantor Asosiasi Tradisi Lisan Pusat yang telah menjadi jalan kemudahan bagi saya dalam pengurusan kelengkapan berkas administrasi beasiswa 16.Pak Henri selaku staf administrasi Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs
UPI dan segenap staf administrasi dan keuangan SPs UPI yang
memberikan kelancaran dan pengalaman „magang‟ kepada saya menjadi
tim gugus kendali mutu standar internasional (ISO) SPs UPI
17.bapak/Ibu staf dan teman-teman aktivis Humas Unesa yang selalu semangat dan menampakkan keceriaannya
ABSTRAK
Tesis ini berjudul “Eksplorasi Nilai Budaya dan Pendidikan Karakter Berbasis
Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi (RB) dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 dan Program Agrowisata”. Penelitian langka kajian tradisi lisan ini dilakukan di Kampung Made Kota Surabaya dengan fokus perhatian pada aspek kearifan lokal, pengetahuan tradisional, dan sistem kognitif lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan proses pelaksanaan tradisi lisan RB, (2) menemukan kearifan lokal bentuk teks tradisi lisan RB, (3) menemukan kearifan lokal bentuk ko-teks tradisi lisan RB, (4) menemukan kearifan lokal bentuk konteks tradisi lisan RB, (5) mengeksplorasi isi nilai budaya berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB, (6) mengeksplorasi isi nilai pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB, (7) membuat ancangan revitalisasi nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB melalui implementasi kurikulum 2013 dan program agrowisata.
Secara metodologis, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif etnografis. Model analisis yang digunakan dalam kerangka penelitian tradisi lisan ini mencakup dua tahap yakni (1) antropologi sastra dengan pendekatan struktur naratif, semiotika, dan hermeneutika untuk menemukan formula bentuk teks, ko-teks, dan konteks; (2) etnopedagogi dengan pendekatan fungsional berdasarkan psikososial-sosiokultural untuk mengeksplorasi nilai dan norma. Data penelitian ini berupa cerita rakyat
Asal Mula Desa Made (AMDM), catatan tentang tradisi lisan RB, dan upacara ritual adat RB
yang didapatkan melalui observasi partisipatif dalam ritual upacara adat, wawancara dengan sejumlah informan, dan mendokumentasikan data rekaman.
Temuan penelitian menunjukkan struktur teks cerita rakyat AMDM tergolong dalam klasifikasi legenda pahlawan pembangun masyarakat dan budaya dengan pola hubungan sebab-akibat dan akibat-sebab. Tokoh dan latar utamanya hanya ada satu yakni Singojoyo di Desa Made. Ko-teks dalam tradisi lisan RB ini didominasi oleh unsur material berupa wadah, makanan olahan, jajanan, buah-buahan yang harus ada dalam upacara ritual adat RB. Konteks dalam tradisi lisan RB ini adalah tradisi-tradisi budaya pendukungnya seperti bancakan hajat,
uyon-uyon, campursarian, wayangan, ludruk, permainan okol, dan pengajian. Berdasarkan
ABSTRACT
This thesis entitled “The Exploration of the Cultural Values and Character
Education-Based on Local Wisdom in Rupa Bumi Oral Tradition and Design its Revitalization through the Implementation of 2013 Curriculum and the Agrotourism Program". Scarce research about oral tradition study was conducted in the Made village, Surabaya city by focusing on local wisdom aspects, traditional knowledge, and other cognitive systems.
This study aims to (1) describe the process of the implementation of the oral tradition RB, (2) find indigenous oral traditions RB text forms, (3) find indigenous forms of co-text oral tradition RB, (4) find indigenous oral tradition form of context RB, (5) explore the cultural value of content based on local wisdom in the oral tradition RB, (6) explore the content value of character education based on local wisdom in the oral tradition RB, (7) make design revitalization of the cultural values and character education based on local wisdom in the oral tradition RB through the implementation of 2013 curriculum and agrotourism program.
Methodologically, this study used a descriptive method with qualitative ethnographic approach. The analysis model used in this oral tradition research framework includes two stages namely (1) literature anthropological with the structure of narrative, semiotics, and hermeneutics approach to find the text-form formula, co-text, and context, (2) ethnopedagogy with a functional approach based on psychosocial-sociocultural to explore values and norms. The data of this study in the form of folklore AMDM, a record of the RB oral tradition, RB traditional rituals and ceremonies were obtained through participant observation in ritual ceremonies, interviewing the informants, and documenting the recording of data.
The findings showed that AMDM folklore text structure was in the hero legend in building society classification and the culture by cause-effect pattern and effect-cause pattern. The main character and background just only found in the village Singojoyo Made. Co-texts in oral tradition RB was dominated by material elements such as container, processed foods, snacks, fruits that should exist in the RB traditional rituals. Context of this RB in the oral tradition is supporting cultural traditions such as bancakan hajat, uyon-uyon, campursarian,
wayangan, ludruk, okol games, and recitals. Based on the formula text, co-text, and context;
the content of cultural values and character education such as natural harmony and community togetherness can be explored.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ...ii
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... 4
DAFTAR BAGAN ... 5
DAFTAR TABEL ... 6
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Identifikasi Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3. Pertanyaan-pertanyaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5. Manfaat Penelitian ... 5
1.6. Definisi Operasional ... 6
1.7. Anggapan Dasar Penelitian ... 7
BAB II TRADISI LISAN, FOLKLOR, KEBUDAYAAN, KEARIFAN LOKAL, DAN PENDIDIKAN ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Tradisi Lisan ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Pengertian Tradisi Lisan ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Wujud Tradisi Lisan ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Fungsi Tradisi Lisan ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Ciri-ciri Tradisi Lisan ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Folklor ... Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Pengertian Folklor ... Error! Bookmark not defined.
2.2.4 Fungsi Folklor ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Kebudayaan ... Error! Bookmark not defined.
2.3.1 Pengertian Kebudayaan ... Error! Bookmark not defined.
2.3.2 Wujud Kebudayaan ... Error! Bookmark not defined.
2.3.3 Nilai-nilai Budaya ... Error! Bookmark not defined.
2.3.4 Unsur-unsur Kebudayaan ... Error! Bookmark not defined.
2.4 Kearifan Lokal ... Error! Bookmark not defined.
2.4.1 Pengertian Kearifan Lokal ... Error! Bookmark not defined.
2.4.2 Ciri-ciri Kearifan Lokal ... Error! Bookmark not defined.
2.4.3 Perspektif Kearifan Lokal ... Error! Bookmark not defined.
2.4.4 Teori Pengungkap Kearifan Lokal ... Error! Bookmark not defined.
2.5 Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.
2.5.1 Pengertian Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.
2.5.2 Jenis Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.
2.5.3 Komponen Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.
2.5.4 Nilai-nilai Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.
2.5.5 Pendidikan Karakter ... Error! Bookmark not defined.
2.5.6 Etnopedagogi ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Data dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Informan ... Error! Bookmark not defined.
3.6 Metode Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.7 Pedoman Analisis ... Error! Bookmark not defined.
3.8 Paradigma Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.9 Alur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV DESKRIPSI BENTUK DAN ISI TRADISI LISAN RUPA BUMIError! Bookmark not
4.1 Deskripsi Data ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Letak Kampung Made Kota Surabaya ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Gambaran Alam, Sosial, dan Budaya Masyarakat MadeError! Bookmark not defined.
4.1.3 Upacara Ritual Adat Rupa Bumi ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Hasil Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Proses Pelaksanaan Tradisi Lisan RB ... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Kearifan Lokal Berdasarkan Bentuk Teks Tradisi Lisan RBError! Bookmark not
defined.
4.2.3 Kearifan Lokal Berdasarkan Bentuk Ko-teks Tradisi Lisan RB ... 129
4.2.4 Kearifan Lokal Berdasarkan Bentuk Konteks Tradisi Lisan RB ... 169
4.2.5 Nilai Budaya Berbasis Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan RB ... 179
4.2.6 Nilai Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Tradisi Lisan RB ... 186
4.3 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Nilai Budaya Berbasis Kearifan Lokal dari Perspektif KulturalError! Bookmark not defined. 4.3.2 Nilai Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal dari Perspektif Fungsional ... Error! Bookmark not defined. BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA BUMIError! Bookmark not defined. 5.1 Ancangan Revitalisasi Melalui Implementasi Kurikulum 2013Error! Bookmark not defined. 5.2 Ancangan Revitalisasi Melalui Program Agrowisata Error! Bookmark not defined. BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... Error! Bookmark not defined. 6.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 6.2 Saran...272
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Timur... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.2 Peta Kota Surabaya ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.3 Peta Pembagian Wilayah Kecamatan se-Kota SurabayaError! Bookmark not defined.
Gambar 4.4 Kantor Kelurahan Made Kota Surabaya ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.5 Anciak ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.6 Tampah ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.7 Ron atau Godhong ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.8 Tumpeng ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.9 Sangune manceb ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Semiosis Tahap II (Tipologi Tanda) Sistem TriadikError! Bookmark not defined.
Bagan 2.2 Hubungan Nilai, Sikap, Motif, dan Dorongan .. Error! Bookmark not defined.
Bagan 3.1 Model Analisis Gabungan Perspektif Kajian Tradisi LisanError! Bookmark not defined.
Bagan 3.2 Kerangka Berpikir Penelitian Tradisi Lisan Rupa BumiError! Bookmark not defined.
Bagan 4.1 Alur Proses Upacara Ritual Adat Rupa Bumi ... Error! Bookmark not defined.
Bagan 4.2 Alur Cerita Rakyat Asal Mula Desa Made ... Error! Bookmark not defined.
Bagan 4.3 Formula Superstruktur Tradisi Lisan Rupa BumiError! Bookmark not defined.
Bagan 4.4 Irisan Konfigurasi Nilai Karakter Inti ... Error! Bookmark not defined.
Bagan 5.1 Konsep Revitalisasi TLRB Berorientasi Etnopedagogi dalam Konteks Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks ... Error! Bookmark not defined.
Bagan 5.2 Pelaksanaan Program Agrowisata (Farmadeschool) ... 257
Bagan 5.3 Siklus Education for Sustainable Development (EfSD).Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Semiosis Tahap I (Proses Pembentukan Interpretasi)Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.2 Rangkuman Tiga Trikotomi Tanda Menurut PierceError! Bookmark not defined.
Tabel 2.3 Nilai Karakter Bangsa Bersumber dari Agama, Pancasila, Budaya, Tujuan Pendidikan Nasional ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.4 Konfigurasi Karakter Inti ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.1 Peta Pendekatan-Model Analisis Bentuk Formula dan Isi Kearifan LokalError! Bookmark
not defined.
Tabel 3.2 Pemetaan Data Seputar Tradisi Lisan Rupa BumiError! Bookmark not defined.
Tabel 3.3 Struktur Wacana (Tradisi) Menurut Van Dick .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.4 Pemetaan Data Temuan dan Pedoman AnalisisnyaError! Bookmark not defined.
Tabel 4.1 Batas Wilayah Kelurahan Made ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2 Penggunaan Lahan Kelurahan Made ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.3 Jenis Tanah Kelurahan Made ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Masyarakat Made ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.5 Daftar Pemangku Adat ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.6 Kepemilikan Lahan Pertanian ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.7 Daftar Jenis Pekerjaan Masyarakat Made ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.8 Jumlah Pemeluk Agama di Kelurahan Made ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.9 Rangkaian Kegiatan Rupa Bumi ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.10 Rincian Alat dan Perlengkapan Kegiatan Rupa BumiError! Bookmark not defined.
Tabel 4.11 Peran dan Fungsi Dewan Adat dalam Rupa BumiError! Bookmark not defined.
Tabel 4.12 Ayat-ayat Suci Al Quran yang Dibaca pada Tradisi TahlilanError! Bookmark not defined.
Tabel 4.13 Nama dan Tema Lagu Campursarian ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.14 Teks Gending Uyon-uyon dan Terjemahannya .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.16 Daftar Tokoh dan Penokohan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.17 Rangkuman Tiga Trikotomi Tanda Menurut PierceError! Bookmark not defined.
Tabel 4.18 Ragam Struktur Mikro pada Ko-teks Tradisi Lisan Rupa BumiError! Bookmark not defined.
Tabel 4.19 Kristalisasi Pembentukan Interpretasi Berdasarkan Semiosis Tahap I pada Unsur Material Tradisi Lisan Rupa Bumi ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.20 Kristalisasi Tipologi Tanda terhadap Ko-teks pada Tradisi Lisan RBError! Bookmark not defined.
Tabel 4.21 Irisan Nilai Budaya dan Pendidikan Karakter .... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.22 Pengadaptasian Nilai Kearifan Lokal RB dalam Konfigurasi Karakter Inti Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.23 Perbandingan Nilai Karakter Nasional dengan Nilai Karakter Hasil Eksplorasi dari Tradisi Lisan Rupa Bumi ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.24 Klasifikasi Konfigurasi Pola Pencapaian Tujuan.Error! Bookmark not defined.
Tabel 5.1 Perincian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) ... 238
Tabel 5.2 Deskripsi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) SMP ... 239
Tabel 5.3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Berorientasi TLRB ... 239
Tabel 5.4 Analisis SWOT Rintisan Program Agrowisata ... 253
Tabel 5.5 Matriks Kegiatan Rintisan Program Agrowisata ... 255
Tabel 5.6 Target dan Dampak Keberhasilan yang Diharapkan ... 262
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian
Tradisi sedekah bumi dengan berbagai macam istilah memang
banyak diadakan di berbagai tempat di pulau Jawa. Namun, tradisi ini
sudah tidak banyak diadakan di kota-kota besar. Surabaya sebagai kota
metropolitan terbesar kedua di negeri ini ternyata sebagian masyarakatnya
masih melestarikan tradisi sedekah bumi yang diberi istilah Rupa Bumi
(RB). Tradisi itu hidup di wilayah pertanian perkotaan (urban farming) di
kawasan barat Kota Surabaya.
Berdasarkan hasil orientasi awal ke wilayah pertanian perkotaan
tersebut diketahui bahwa setiap satu tahun sekali terdapat rangkaian tradisi
RB yang diadakan selama dua sampai lima hari berturut-turut di beberapa
wilayah Kelurahan Made Kecamatan Sambikerep yang merupakan
wilayah pertanian perkotaan. Pada acara RB itu, warga membawa
gunungan hasil panen seperti buah-buahan dan sayur-mayur yang dihias
berbentuk ayam jago serta tumpengnya.
Gunungan dan tumpeng itu diarak menuju punden Singojoyo yang
merupakan petilasan orang pertama yang mbabat deso atau membuka
lahan di daerah tersebut. Kemudian sesampainya di punden tersebut
dilangsungkan penceritaan Asal Mula Desa Made (AMDM) dan tradisi
RB. Setelah itu, warga berdoa dan memakan bersama gunungan dan
tumpeng tersebut. Kemudian acara dilanjutkan dengan kegiatan tradisional
seperti permainan okol (gulat tradisional).
Rangkaian tradisi RB itu unik untuk dikaji karena dilestarikan oleh
masyarakat pertanian perkotaan yang secara sosiokultural wilayah di
sekitarnya telah menunjukkan model masyarakat metropolitan. Kajian ini
kearifan lokal di balik tradisi RB yang mengakar kuat tersebut sebab
nilai-nilai kearifan lokal itu mengandung pandangan, pengetahuan,
kepercayaan, nilai, norma, moral, etika, dan gagasan kelembagaan yang
berpola-terorganisasi serta menyumbang terpeliharanya kondisi tatanan
kehidupan masyarakat di berbagai bidang kemajuan. Nilai budaya dan
pendidikan karakter yang terepresentasikan dari kearifan lokal itulah
nantinya yang merupakan muatan etnopedagogi.
Hal itu sejalan dengan upaya pembangunan karakter yang juga
merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD
1945 yang dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang
berkembang saat ini, seperti disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai
pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan
nilai-nilai pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa;
ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa (Buku
Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010—2025).
Oleh sebab itu, pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai
salah satu program prioritas pembangunan nasional yang secara implisit
telah ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) tahun 2005—2025. Dalam RPJPN itu pendidikan karakter
ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan
nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.
Penelitian berbasis tradisi lisan dalam konteks sedekah bumi
dengan berbagai jenis dan bentuknya telah dilakukan beberapa peniliti. Di
antaranya Endraswara (2006) tentang mistisisme dalam seni spiritual
bersih desa di kalangan penghayat kepercayaan. Kemudian Sutarto (2011)
tentang menjaga tradisi dan mengharap rezeki dalam upacara petik laut di
pantai utara Jawa Timur. Adapun penelitian tentang kampung Made
harmoni kehidupan dalam pluralitas masyarakat kampung Made sebagai
wujud warisan budaya.
Berdasarkan data-data penelitian terdahulu itu terlihat bahwa
tradisi lisan berkait erat dengan kearifan lokal. Namun demikian, tradisi
lisan yang kaitannya dengan nilai budaya dan pendidikan karakter dalam
masyarakat pertanian perkotaan belum ada yang meneliti secara khusus.
Atas dasar itu, penelitian ini memiliki daya tawar yang penting dalam
upaya mengeksplorasi nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis
kearifan lokal masyarakat pertanian perkotaan yang oleh Soelistyarini
(2009) dalam penelitiannya dijelaskan pula bahwa masyarakat kampung
Made merupakan masyarakat multietnis.
Melalui analisis hasil kajian tradisi lisan itu, selanjutnya dapat
dibuat ancangan revitalisasinya dalam konteks etnopedagogi sebagai usaha
penguatan nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal
pada ranah pendidikan formal dan nonformal. Hal itu senada dengan
Alwasilah, dkk. (2009) yang memandang bahwa etnopedagogi sebagai
praktik pendidikan berbasis kearifan lokal dalam berbagai ranah serta
menekankan pengetahuan atau kearifan lokal sebagai sumber inovasi dan
keterampilan yang dapat diberdayakan demi kesejahteraan masyarakat.
Kearifan lokal tersebut terkait dengan bagaimana pengetahuan dihasilkan,
disimpan, diterapkan, dikelola, dan diwariskan.
1.2. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan paparan sebelumnya, tradisi lisan RB yang hidup di
Kampung Made Kota Surabaya tersebut menyimpan nilai-nilai pendidikan
karakter bernuansa kearifan lokal. Kekhawatiran terhadap situasi
multietnis dan modernisasi yang kian pesat pada kenyataannya tidak
mendesak keberlanjutan tradisi lisan di kawasan pertanian perkoataan
masyarakat Kampung Made. Bagaimana nilai budaya dan pendidikan
karakter bernuansa kearifan lokal tersebut dapat diangkat dan
terungkap secara empiris sehingga diperlukan penelitian untuk
mengungkapnya.
Sesuai dengan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini berfokus
mengeksplorasi nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis kearifan
lokal dalam tradisi lisan RB dan membuat ancangan revitalisasinya
melalui implementasi kurikulum 2013 dan program agrowisata. Dalam
revitalisasi itu, peneliti mengidentifikasi ranah etnopedagogi menjadi tiga
bahasan, yakni (a) belajar tentang budaya, (b) belajar dengan budaya, dan
(c) belajar melalui budaya.
Pembabakan ranah kajian tersebut didasarkan pada pendapat
Goldberg (Fadli, 2007) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis
budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan
perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai
bagian dari proses pembelajaran. Melalui pembelajaran berbasis budaya,
siswa dan masyarakat bukan sekadar meniru dan/atau menerima saja
informasi yang disampaikan tetapi siswa dan masyarakat menciptakan
makna, pemahaman, dan arti dari informasi yang diperolehnya.
1.3. Pertanyaan-pertanyaan Penelitian
Agar dapat mengungkap masalah tersebut secara sistematis,
diperlukan suatu rumusan pertanyaan penelitian yang jelas. Berikut ini
adalah rumusan pertanyaan penelitiannya.
a) Bagaimana deskripsi proses pelaksanaan tradisi lisan RB?
b) Bagaimana kearifan lokal berdasarkan bentuk teks tradisi lisan RB?
c) Bagaimana kearifan lokal berdasarkan bentuk ko-teks tradisi lisan RB?
d) Bagaimana kearifan lokal berdasarkan bentuk konteks tradisi lisan RB?
e) Bagaimana isi nilai budaya berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan
RB?
f) Bagaimana isi nilai pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam
g) Bagaimana ancangan revitalisasi nilai budaya dan pendidikan karakter
berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB melalui implementasi
kurikulum 2013 dan program agrowisata?
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan
tradisi lisan RB, mengeksplorasi nilai budaya dan pendidikan karakter
berbasis kearifan lokal yang terkandung di dalamnya, lalu membuat
ancangan revitalisasi nilai budaya dan pendidikan berbasis kearifan lokal
itu melalui implementasi kurikulum 2013 dan program agrowisata. Untuk
mencapai tujuan itu, hal-hal yang dibahas dalam penelitian ini mencakup
pokok-pokok berikut:
a) deskripsi proses pelaksanaan tradisi lisan RB
b) kearifan lokal berdasarkan bentuk teks tradisi lisan RB
c) kearifan lokal berdasarkan bentuk ko-teks tradisi lisan RB
d) kearifan lokal berdasarkan bentuk konteks tradisi lisan RB
e) nilai budaya berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB
f) nilai pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB
g) ancangan revitalisasi nilai budaya dan pendidikan karakter dalam tradisi
lisan RB melalui implementasi kurikulum 2013 dan program
agrowisata.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yang besar
dalam pengembangan ilmu pendidikan. Manfaat tersebut ada dua, yakni
1) Manfaat Teoretis:
a. memberikan pengalaman kognitif tentang budaya tradisi lisan RB
kepada masyarakat termasuk di dalamnya siswa dan guru.
b. merefleksikan nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis kearifan
lokal dalam tradisi lisan RB yang merupakan warisan generasi
c. menginternalisasikan nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis
kearifan lokal dalam tradisi lisan RB kepada generasi saat ini dan
mendatang.
2) Manfaat Praktis:
a. bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat untuk menumbuhkan
motivasi sikap memiliki tradisi lisan yang menjadi identitas kultural
masyarakat pendukungnya dengan cara membelajarkan tentang
budaya tradisi lisan RB, belajar dengan budaya tradisi lisan RB, dan
belajar melalui budaya tradisi lisan RB dalam kerangka ancangan
revitalisasi melalui program agrowisata pada ranah pendidikan
nonformal.
b. bagi dunia pendidikan, penelitian ini bermanfaat sebagai inspirasi
model, metode, media, dan bahan ajar pembelajaran di sekolah
berbasis budaya yang mencakup konsep belajar tentang, dengan, dan
melalui budaya tradisi lisan RB dalam kerangka ancangan revitalisasi
melalui implementasi kurikulum 2013 pada ranah pendidikan formal.
1.6. Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk menghindari kesalahan
penafsiran dalam penelitian. Untuk lebih memahami peristilahan yang
digunakan dalam penelitian, berikut ini dikemukakan definisi
operasionalnya.
a. Eksplorasi nilai budaya berbasis kearifan lokal pada tradisi lisan RB
dalam kajian etnopedagogi yang dimaksud dalam penelitian ini secara
operasional adalah analisis secara mendalam terhadap nilai-nilai
budaya yang terkandung dalam kearifan lokal bentuk teks, ko-teks, dan
konteks tradisi lisan RB berdasarkan pada penjelajahan lapangan di
Kampung Made Kota Surabaya saat praktik pendidikan nonformal
berbasis kearifan lokal baik yang melalui proses enkulturasi
(pencerahan arti penting tahapan tradisi beserta unsur material yang
mengikutinya terhadap kehidupan).
b. Eksplorasi nilai pendidikan karakter berbasis kearifan lokal pada
tradisi lisan RB dalam kajian etnopedagogi yang dimaksud dalam
penelitian ini secara operasional adalah analisis secara mendalam
terhadap nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam
kearifan lokal bentuk teks, ko-teks, dan konteks tradisi lisan RB
berdasarkan pada penjelajahan lapangan di Kampung Made Kota
Surabaya saat praktik pendidikan nonformal berbasis kearifan lokal
baik yang melalui proses enkulturasi (pembudayaan tradisi RB dari
tahun ke tahun) maupun sosialisasi (pencerahan arti penting tahapan
tradisi beserta unsur material yang mengikutinya terhadap kehidupan).
1.7. Anggapan Dasar Penelitian
Anggapan dasar yang dijadikan sebagai pedoman penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat Kampung Made Kota Surabaya memiliki warisan budaya
positif yang perlu ditumbuhkembangkan dan diangkat sebagai sumber
ilmu pengetahuan.
b. Nilai budaya dan pendidikan yang terkandung dalam tradisi lisan RB
dapat digunakan sebagai landasan dalam membentuk karakter yang baik
dan kuat pada masyarakat Kampung Made Kota Surabaya pada
khususnya dan karakter bangsa Indonesia pada umumnya.
c. Tradisi lisan RB sebagai bentuk tradisi masyarakat dapat diteliti dari
berbagai bidang keilmuan.
d. Tradisi lisan RB dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan
budaya pada konteks masyarakat multietnis seperti yang terdapat pada
e. Hasil penelitian langka kajian tradisi lisan ini dapat menjadi bahan ajar
bahasa Indonesia pada materi teks cerita moral dan teks cerita prosedur
sesuai ancangan kurikulum 2013 yang berbasis teks dengan
pendekatan sains.
f. Hasil penelitian langka kajian tradisi lisan ini dapat menguatkan
potensi wisata pertanian di perkotaan bernuansa etnopedagogi di
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian kajian tradisi lisan ini merupakan penelitian
etnopedagogi, yakni penelitian etnografi terhadap praktik pendidikan
nonformal berbasis kearifan lokal yang menjadikan tradisi lisan sebagai
sumber inovasi dan kreasi bahan pembelajaran bagi masyarakat. Penelitian
ini hendak mengeksplorasi nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis
kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi lisan RB. Oleh karena
sasaran eksplorasi berbasiskan kearifan lokal, maka penelitian ini harus
memiliki daya ungkap terhadap berbagai bentuk kearifan lokal yang ada
dalam tradisi lisan RB.
Oleh karena itu, pada Bab III ini akan dipaparkan penjelasan
tentang metode penelitian, pendekatan penelitian, teknik dan prosedur
pengumpulan data, instrumen penelitian, informan, teknik analisis data,
pedoman analisis, dan alur kerangka penelitian.
3.1Metode Penelitian
Secara metodologis, penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif etnografi. Gagasan metode penelitian ini
mengacu pada Spradley (1979:11—12) dan Strauss & Corbin (1990:17—
18) yang menyatakan bahwa untuk mengungkap nilai-nilai kearifan lokal
dari suatu tradisi perlu digunakan metode kualitatif etnografi dengan
karakteristik sumber data berlatar alami dan peneliti berfungsi sebagai
human instrument.
Pada hakikatnya pendekatan etnografi dalam penelitian ini
merupakan deskripsi secara emik tentang objek penelitian dengan tujuan
idealnya membuat profiling dan mendeskripsikan secara informatif
sebagai bahan publikasi dan sumber rekomendasi tentang pengembangan
Penelitian kajian tradisi lisan ini tidak terbatas pada bahasan
kelisanan teks dan materi ko-teks saja melainkan juga bahasan konteksnya
yang lebih luas sehingga mampu menjangkau fungsinya dalam menopang
praktik kebudayaan. Sekaitan dengan hal itu, penelitian ini melibatkan tiga
metode analisis yakni struktural naratif, struktural semiotika, dan
struktural hermeneutika. Struktural-naratif digunakan untuk mengungkap
struktur teks. Struktural-semiotika digunakan untuk mengungkap elemen
ko-teks. Struktural-hermeneutika digunakan untuk mengungkap kondisi
konteks. Bidang ilmu dan teori apapun yang digunakan dalam kajian
tradisi lisan harus digali secara holistik baik dari sudut bentuk maupun
isinya. Dalam penelitian kualitatif etnografi ini digunakan paradigma
fenomenologi.
Paradigma fenomenologi dalam penelitian tradisi lisan berarti
bahwa hal yang tampak pada bentuk (struktur permukaan dan konteks)
merupakan gejala atau fenomena yang terjadi karena ada hal yang
tersembunyi dari dalamnya, yang tersembunyi itu adalah isi (nilai, norma
budaya atau kearifan lokal) sebagai kandungan tradisi lisan (Bungin,
2006:7). Berikut ini tabel peta analisisnya.
Tabel 3.1 Peta Pendekatan dan Model Analisis Bentuk Formula dan Isi Kearifan Lokal
Aspek Bentuk Formula Isi Kearifan Lokal
Paradigma Fenomenologi Fenomenologi Teori Tradisi Lisan Tradisi Lisan Pendekatan Struktural Fungsional Model Analisis Antropologi Sastra Etnopedagogi Metode Teks
(Struktural Naratif Dundes) Ko-teks (Struktural-Semiotika) Konteks
(Struktural Hermeneutika)
Nilai Norma
(Kontekstual berdasarkan Psikososial-Sosiokultural)
Selaras dengan pernyataan tersebut, maka penelitian tradisi lisan
lokal. Hasil analisis terhadap bentuk-bentuk kearifan lokal itu akan
dikristalisasi untuk mengungkap isi kearifan lokalnya. Berikut bagan
model analisis gabungan perspektif kajian tradisi lisan pada penelitian ini
yang diadaptasi dari Sibarani dengan perubahan (2012:244).
Bagan 3.1 Model Analisis Gabungan Perspektif Kajian Tradisi Lisan
Penelitian dalam pandangan etnografi bermakna memahami gejala
yang bersifat alamiah atau wajar sebagaimana adanya tanpa dimanipulasi
dan diatur dengan eksperimen atau tes (Muhadjir, 1996:96). Gejala yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah gejala tradisi lisan RB yang
dihidupkan masyarakat Kampung Made Kota Surabaya. Hal itu seperti
pendapat yang disampaikan Fraenkel dan Wallen (2007:430) bahwa
penelitian kualitatif menitikberatkan pada gambaran holistik, yaitu
MODEL ANALISIS METODE REVITALISASI TRADISI LISAN
Struktur Elemen Kondisi
gambaran secara rinci tentang suatu kejadian atau mendeskripsikan
kualitas hubungan antara kejadian yang satu dengan kejadian yang lain.
Dalam konteks penelitian ini yang dimaksud dengan hubungan kejadian
yang satu dengan kejadian yang lain ialah hubungan antara manusia, alam,
dan Tuhan yang terepresentasi dari kegiatan budaya atau tradisi lisan RB.
Lebih lanjut, konsep penelitian etnografis kualitatif seperti
diungkapkan pula oleh David M. Fetterman (1998) dalam Genzuk
(2005:1), Ethnography is the art and science of describing a group or
culture. The description may be small tribal group in an exotic land or a classroom in middle-class suburbia. Maksudnya, penelitian etnografi
merupakan bentuk penelitian yang berfokus pada makna sosiologi melalui
observasi lapangan tertutup dari fenomena sosiokultural. Fenomena
sosiokultural pada konteks penelitian ini adalah fenomena perwujudan
aspek intelektual, emosional, dan spiritual yang terkandung dalam tradisi
lisan RB.
3.2Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Made, Kecamatan
Sambikerep, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Alasan pemilihan
lokasi penelitian ini karena Kampung Made merupakan wilayah pertanian
perkotaan yang daerah sekitarnya telah dikelilingi modernitas khas kota
metropolitan dengan keadaan sosiokultural yang multietnis namun secara
kultural masyarakatnya masih berusaha menjaga nilai-nilai adat lokal
sebagai warisan dari leluhur.
Tidak banyak wilayah di daerah perkotaan yang masih menyisakan
area pertanian dan melestarikan tradisi sedekah bumi. Di Kota Surabaya,
masih terdapat sebuah kampung yang memiliki karakteristik tersebut. Oleh
karena itu, Kampung Made dipilih sebagai objek penelitian ini khususnya
3.3Data dan Sumber Data
Data penelitian ini adalah teks, ko-teks, dan konteks tradisi lisan
RB serta berbagai macam wujud tradisi lisan baik yang dijalankan
sebelum maupun setelah tradisi RB. Semua kegiatan tradisi itu merupakan
rangkaian acara yang berbentuk teks, ko-teks, dan konteks yang menjadi
bahan data pendukung penelitian ini. Berikut ini pemetaannya.
Tabel 3.2 Pemetaan Data Seputar Tradisi Lisan RB
Waktu
adat istiadat Konteks
Hari ke-2 Uyon-uyon Folklor sebagian lisan
tari rakyat Konteks
Campur Sari Folklor murni lisan
teater rakyat Konteks
Hari ke-3 Uyon-uyon Folklor sebagian lisan
tari rakyat Konteks
Campur Sari Folklor murni lisan
Ludruk Folklor sebagian lisan
teater rakyat Konteks
Hari ke-5 Pengajian akbar
Folklor murni lisan
bahasa rakyat Konteks
3.4Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data
Prosedur penelitian etnografi bersifat siklus yang mencakup enam
langkah, yakni (1) pemilihan suatu proyek etnografi, (2) pengajuan
pertanyaan etnografi, (3) pengumpulan data etnografi, (4) pembuatan suatu
rekaman etnografi, (5) analisis data etnografi, (6) penulisan laporan
etnografi. Secara teknis prosedur itu dilakukan dengan teknik
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini
adalah (1) observasi primer, yakni pengamatan secara langsung terhadap
tradisi lisan RB yang diadakan di Kampung Made; (2) wawancara
eksploratif terkait dengan tradisi lisan RB di Kampung Made.
Dalam teknik pengumpulan data penelitian kualitatif diperlukan
peneliti sebagai instrumen. Hal itu dilakukan melalui proses pengumpulan
data dengan cara observasi, instrumen yang digunakan adalah catatan
lapangan. Pada proses pengumpulan data melalui wawancara, instrumen
yang digunakan adalah daftar pertanyaan dan data hasil transkripsi. Pada
proses pengumpulan data melalui dokumen, instrumen yang digunakan
adalah rekaman data.
Peneliti sebagai instrumen diperlukan karena peneliti sebagai
subjek harus dekat dengan objek penelitiannya untuk mendapatkan
kualitas penelitian yang objektif. Peneliti sebagai instrumen pun akan lebih
responsif, adaptif, holistic emphasis (pemahaman secara menyeluruh),
ekspansif, dan memahami data dalam konteks lapangan.
3.5Informan
Informan dalam penelitian ini adalah tokoh dewan adat yang
terlibat dalam proses pelaksanaan tradisi lisan RB. Terutama Pak
Seniman sebagai pemangku adat yang memimpin prosesi tradisi dan
ritual adat. Informan lain adalah masyarakat Kampung Made, Kecamatan
Sambikerep, Kota Surabaya.
Penentuan informan itu menggunakan sistem snowball yang berarti
informan dimulai dengan jumlah kecil (satu orang) kemudian atas
rekomendasi orang tersebut, informan berkembang menjadi banyak
hingga jumlah tertentu sampai data jenuh. Faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam penentuan informan penelitian ini adalah (a)
orang yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi tentang masalah
bersikap netral, tidak memiliki kepentingan pribadi, dan (e)
berpengetahuan luas (Endraswara, 2006:57).
3.6Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian etnografi lazimnya dilakukan
melalui dua prosedur, yaitu (1) analisis selama penyajian data, dan (2)
analisis setelah pengumpulan data. Kedua prosedur itu dilakukan pula
dalam penelitian ini. Prosedur pertama dilakukan melalui tahapan berikut:
(1) reduksi data, (2) sajian data dengan pola gambar matriks, dan (3)
pengambilan simpulan/verifikasi yang sifatnya tentatif untuk
diverifikasikan, baik dengan triangulasi data maupun dengan triangulasi
teknik pengambilan data. Langkah proses analisis tersebut disebut analisis
model interaktif (Miles dan Huberman, 1984: 21—25).
Prosedur kedua dilakukan dengan dengan langkah (1) transkripsi
data hasil rekaman, (2) pengelompokan atau kategorisasi data yang berasal
dari perekaman dan catatan lapangan berdasarkan ranah upacara ritual adat
yang menjadi fokus penelitian, (3) penafsiran nilai-nilai budaya dan
pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam masyarakat adat
Kampung Made, dan (4) penyimpulan tentang metode revitalisasi
nilai-nilai tersebut.
Kaidah dan simpulan aspek-aspek tradisi lisan RB dalam
masyarakat Kampung Made dianalisis dengan menggunakan metode
analisis kontekstual. Adapun yang dimaksud dengan metode analisis
kontekstual adalah cara analisis yang diterapkan pada data dengan
mendasarkan, memperhitungkan, dan mengaitkan konteks kekinian
(Rokhman, 2003:42).
Metode analisis data penelitian tradisi lisan ini dilakukan dengan
menerapkan teori keilmuan sesuai dengan latar belakang peneliti atau
fokus kajian yang ditetapkan yakni tradisi lisan. Penelitian tradisi lisan ini
berkait dengan bidang ilmu pendidikan bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
naratif, semotika, dan hermeneutika. Teori struktural naratif digunakan
untuk menganalisis kearifan lokal bentuk teks. Teori struktural semiotika
digunakan untuk menganalisis kearifan lokal bentuk ko-teks. Teori
struktural hermeneutika digunakan untuk menganalisis kearifan lokal
bentuk konteks.
Van Dick (1985a: 1—8) menyebutkan bahwa ada tiga kerangka
struktur teks yakni struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.
Struktur makro merupakan makna keseluruhan, makna global atau makna
umum dari sebuah teks yang dapat dipahami dengan melihat topik atau
tema dari sebuah teks. Van Dick (1985b: 10) mengatakan bahwa content
analysis as it name suggests, analyzes content mainly as an expression of social or institutional features of production and communication in general. Berikut ini pemetaannya.
Tabel 3.3 Struktur Wacana (Tradisi) Menurut Van Dick
Jenis Struktur Elemen Formula
Struktur Makro Makna global dari suatu teks berdasarkan topik atau gagasan inti.
Kaidah tema
Struktur Alur (Superstruktur)
Kerangka suatu teks
seperti bagian
pendahuluan, bagian tengah, penutup atau kesimpulan.
Kaidah skema
Struktur Mikro Struktur teks berdasarkan struktur linguistik seperti aksen, pembentukan kata, bahasa figuratif.
Kaidah bahasa (bahasa sehari-hari dan bahasa sastra)
Teori semiotika Pierce dapat digunakan untuk menemukan nilai
budaya dalam suatu tradisi lisan. Proses semiosis dapat dilakukan melalui
dua tahap, yakni (1) proses logical argumentation melalui urutan abduksi,
deduksi, dan induksi; (2) proses triadik dalam penjelajahan relasi
antarunsur-unsur tanda secara tipologis.
Unsur ko-teks yang dikaji melalui teori semiotika adalah (1)
kepala, dan gerakan badan; (3) unsur-unsur material dalam tradisi lisan
adalah perangkat pakaian dengan gayanya, penggunaan warna dengan
ragam pilihannya, penataan lokasi dengan dekorasinya, penggunaan
berbagai properti dengan fungsinya masing-masing.
Sementara itu, unsur konteks tradisi lisan yang terdiri atas konteks
budaya, sosial, ideologi, dan kondisi dianalisis menggunakan teori
hermeneutika yang diselaraskan dengan tujuh unsur kebudayaan universal,
yakni bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan
hidup dan teknologi, sistem mata pencarian hidup, sistem religi, dan
kesenian.
Analisis data dalam penelitian tradisi lisan diperlukan metode
triangulasi untuk mengecek keabsahan data, keakuratan proses analisis,
dan kebenaran hasil analisis. Triangulasi adalah proses lintas pengecekan
atau cross recheck pada kebenaran data dan proses pengolahan data. Pada
umumnya dikenal empat macam triangulasi, yakni (1) triangulasi metode,
(2) triangulasi sumber data, (3) triangulasi penganalisis atau
penginterpretasi, (4) triangulasi perspektif atau teori.
Triangulasi metode adalah pengecekan ulang tentang konsistensi
temuan-temuan dari metode yang berbeda. Triangulasi metode ini
digunakan pada saat merekonstruksi cerita rakyat Asal Mula Desa Made
(AMDM) sebab terdapat varian dan serpihan cerita-cerita rakyat berkait
asal muasal Desa Made tersebut. Dari segi wujud data penelitiannya,
sumber data yang lebih ditekankan data lisan yang didukung dokumen
catatan informan primer.
Triangulasi sumber data adalah pengecekan ulang tentang
keakuratan temuan-temuan berdasarkan sumber data yang berbeda. Pada
penelitian ini pemeriksaan keakuratan temuan-temuan didasarkan pada
perbandingan berbagai sumber data termasuk informan yang berbeda.
Dalam konteks penelitian ini yang menjadi informan ialah Pak Man (76
tahun) selaku pemangku adat Desa Made yang telah menjadi dewan adat
Arsyad (60 tahun) selaku sekretaris desa, Parianto (35 tahun) selaku tokoh
masyarakat, Selamin (60 tahun) selaku tokoh masyarakat, Samudji (50
tahun) selaku tokoh masyarakat.
Triangulasi penganalisis atau penginterpretasi mensyaratkan agar
temuan-temuan penelitian dicek oleh beberapa orang ahli yang mampu
memberikan analisis dan interpretasi. Hasil analisis dan interpretasi peer
group itu akan dapat memperkuat kebenaran hasil penelitian. Triangulasi
penganalisis dalam penelitian ini ada tiga penginterpretasi sebagai expert
judgement, yakni Prof. Said Hamid Hasan, Ph.D sebagai ahli pendidikan
karakter dan pengembangan kurikulum 2013, Prof. Chaedar Alwasilah,
Ph.D. sebagai ahli etnopedagogi, dan Prof. Dr. Henricus Suprianto,
M.Hum. sebagai ahli tradisi lisan di Jawa Timur.
Triangulasi perspektif dan teori adalah pertimbangan dan
pembandingan temuan-temuan penelitian berdasarkan perspektif dan teori
yang berbeda untuk mendapatkan kebenaran temuan penelitian. Dalam hal
ini perspektif teori yang digunakan ada dua, yakni struktural dan
fungsional.
Penelusuran perspektif teori-teori tersebut dilakukan di beberapa
pusat studi pustaka di antaranya adalah Padepokan Sastra Tantular
Kompleks Kediaman Prof. Dr. Henricus Supriyanto, M.Hum. di Wendit,
Kabupaten Malang, Perpustakaan Prof. Dr. Suripan Sadi Hutomo di
kompleks Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Kampus Lidah Wetan,
Perpustakaan sekretariat pusat Asosiasi Tradisi Lisan di Menteng Wadas
Timur, Jakarta serta di sejumlah perpustakaan perguruan tinggi terkemuka
bidang sosiohumaniora seperti Universitas Indonesia (UI) di Depok,
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung, dan Universitas
Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta.
3.7Pedoman Analisis
Pedoman analisis digunakan sebagai patokan yang digunakan
elemen ko-teks, dan kondisi konteks serta ancangan revitalisasinya sebagai
sumber inovasi dan kreasi praktik pendidikan berbasis kearifan lokal.
Berikut ini tabel pedoman analisisnya.
Tabel 3.4 Pemetaan Data Temuan dan Pedoman Analisisnya
No Tujuan Penelitian Data Temuan Pedoman Analisis
1 Mendeskripsikan pelaksanaan, alat dan perlengkapan yang
6 Mensisntesis nilai
Model revitalisasi Model etnopedagogi, Metode fungsional-kontekstual psikososial-sosiokultural
* Struktur Wacana Utuh (Hasil Kajian/Analisis) menggunakan Model Van Dick
3.8Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian tradisi lisan.
Karakteristik kajian tradisi lisan berusaha menggali, menemukan,
mengungkapkan, dan menjelaskan meaning (makna) dan patterns (pola)
tradisi lisan yang diteliti secara holistik. Makna dapat dipahami sebagai
fungsi, nilai, norma, dan kearifan lokal. Pola dapat dipahami sebagai
kaidah, struktur, dan formula (Sibarani, 2012: 266).
Desain penelitiannya bersifat tentatif karena memungkinkan
terjadinya perubahan rancangan penelitian setelah mendapatkan masukan
dari lapangan. Melalui metode dan tekniknya yang khas penelitian ini
mampu membuat invensi (temuan) berdasarkan abstraksi dari karakteristik
fenomena yang diteliti. Dalam kaitannya dengan tradisi lisan, temuan
tersebut dapat berupa kaidah atau kaidah yang berorientasi pada
rekonstruksi dalam bidang bentuk, temuan nilai, dan model implementasi
masa depan. Makna purposive sampling dalam penelitian tradisi lisan
tidak ditekankan pada jumlahnya secara kuantitatif melainkan lebih
ditekankan pada kualitas informan atau sumber datanya yang mencakup
mantan pelaku, penonton atau pendengar, dan pengelola.
Penelitian ini juga bersifat ekspansionis yang berarti bahwa
mendalam dan terbuka (in-depth open-ended interview). Dengan cara ini,
penelitian tradisi lisan diharapkan dapat menemukan pola, kaidah, aturan,
dan teori yang dikembangkan muncul dari bawah yang berasal dari
bukti-bukti yang berhubungan sehingga pada akhirnya ditemukan teori dasarnya
(grounded theory). Sebagai deskripsi model irisan antarbidang ilmu,
berikut ini digambarkan bagan kerangka berpikir penelitiannya.
Bagan 3.2 Kerangka Berpikir Penelitian Tradisi Lisan Rupa Bumi
Kajian Budaya (konteks)
Kajian Folklor (teks) Kajian Semiotika (ko-teks)
Diadaptasi dari Dorson (Sukatman, 2009:4) dengan perubahan
Bagan kerangka berpikir tersebut menggambarkan bahwa tradisi
lisan RB sebagai fokus penelitian didekati melalui dua model analisis,
yakni antropologi sastra dan etnopedagogi. Sesuai dengan
karakteristiknya, antropologi sastra digunakan untuk menganalisis teks
yang ada dalam dimensi kesastraan melalui kajian folklor sedangkan unsur
ko-teks yang ada dalam dimensi kebahasaan dianalisis melalui kajian
semiotika. Melalui model analisis ini dihasilkan formula bentuk.
Sementara itu, etnopedagogi digunakan untuk menganalisis konteks yang
ada dalam dimensi sosial budaya dan situasi ideologi melalui kajian
budaya sehingga dihasilkan isi kearifan lokal yang terkandung dalam
tradisi lisan RB.
Dimensi Sosial Budaya
Dimensi Kesastraan Dimensi Kebahasaan Dimensi Situasi Ideologi
TRADISI LISAN
3.9Alur Penelitian
Untuk memperjelas paparan sebelumnya tentang metode
penelitian, pada bagian ini akan digambarkan bagan alur penelitian dalam
bentuk diagram berikut (adaptasi model Miles dan Huberman, 1984).
1
2
3 4
5 Tradisi Lisan RB (Cerita Rakyat,
Ungkapan Tradisional, Okol)
Pengumpulan Data 1.Metode Simak 2.Metode Cakap
Penyajian Data
1. Struktur teks, elemen ko-teks, kondisi konteks
2. Nilai dan norma
Pereduksian Data
Penafsiran Data untuk Nilai Budaya dan Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Lisan Penyimpulan Data
Hasil Analisis Muatan Nilai Budaya dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan
BAB V
ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA BUMI MELALUI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DAN
PROGRAM AGROWISATA
Implikasi hasil penelitian ini menghasilkan dua ancangan metode
revitalisasi tradisi lisan RB yakni (1) model revitalisasi formula bentuk
tradisi lisan RB yang dipajankan dalam pendidikan akademik dan (2)
model internalisasi isi kearifan lokal tradisi lisan RB yang dipajankan
dalam pendidikan masyarakat. Dua metode tersebut sekaligus sebagai
upaya penyebaran tradisi lisan RB secara horizontal tidak hanya kepada
masyarakat Made, tetapi juga masyarakat umum lainnya baik yang ada di
sekitar wilayah Made maupun pengunjung dari daerah lain yang sengaja
datang untuk menyaksikan tradisi lisan RB atau mempelajari kearifan
lokal masyarakat Made. Berikut ini ancangan metode revitalisasi
selengkapnya.
5.1Ancangan Revitalisasi Melalui Implementasi Kurikulum 2013
Revitalisasi formula bentuk dalam pendidikan akademik ini
mengacu pada formula bentuk tradisi lisan RB yakni struktur teks cerita
rakyat Asal Mula Desa Made (AMDM), elemen ko-teks unsur-unsur
material pendukung upacara ritual adat RB yang mengandung ungkapan
tradisional, dan kondisi konteks yang meliputi aspek sosial budaya situasi
ideologi terkait tradisi lisan RB.
Revitalisasi terhadap formula bentuk itu akan dikristalisasikan
dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, khususnya kurikulum
pada kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ancangan
implementasi kurikulum 2013 itu ditentukan untuk kelas VIII SMP karena
struktur teks, elemen ko-teks, dan kondisi konteksnya sesuai dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaan
Lebih dari itu, penentuan itu didasarkan pada Permendikbud
Nomor 68 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum
SMP/MTs. Oleh karena itu, pembahasan revitalisasi bentuk dalam
pendidikan akademik ini akan dikemukakan dengan konsep dan
sistematika sebagai berikut.
Bagan 5.1 Konsep Revitalisasi TLRB Berorientasi Etnopedagogi dalam Konteks Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks
(Diadaptasi dari Naskah Akademik Kurikulum 2013 Kemdikbud dengan perubahan)
Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa hasil eksplorasi nilai
budaya dan pendidikan karakter dalam Tradisi Lisan RB (TLRB) merupakan
penguat sistem nilai universal dan nasional yang telah ditetapkan Kemdikbud
berupa 18 nilai karakter bangsa Indonesia. Dalam konteks lokalitas kedaerahan
diharapkan nilai turunan dari budaya dan pendidikan karakter dalam TLRB itu Kurikulum, Standar: Isi, Proses, Penilaian)
Buku Pegangan
(Buku Pegangan Siswa, Buku Pegangan Guru)
Internalisasi itu dalam konteks pendidikan akademik dapat dicapai melalui
proses pembelajaran yang mencakup kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan dalam aktualisasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia. Secara
linear, kompetensi akan menurunkan aspek psikologi kesiapan, aktualisasi akan
menurunkan aspek pedagogi kelayakan, dan internalisasi akan menurunkan aspek
sosiokultural.
Unsur-unsur dari setiap aspek tersebut kemudian diramu dalam ancangan
kurikulum 2013 sehingga menghasilkan konstruk standar kompetensi lulusan,
struktur kurikulum, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Secara
teknis, lima standar tersebut dapat diimplementasikan melalui buku pegangan
guru dan buku pegangan siswa. Jika kondisi itu tercipta dengan baik, maka iklim
akademik yang terkontrol bernuansa etnopedagogi akan dapat terwujud.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentang kerangka dasar
dan struktur kurikulum jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat
diketahui bahwa standar kompetensi lulusan SMP dapat dipetakan sebagai
berikut.
Tabel 5.1 Perincian Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Domain Elemen SMP
Sikap Proses Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
Individu Beriman, Berakhlak Mulia (Jujur, Disiplin, Tanggung Jawab, Peduli, Santun), Rasa Ingin Tahu, Estetika, Percaya Diri, Motivasi Internal
Sosial Toleransi, Gotong Royong, Kerjasama, Musyawarah Alam Pola Hidup Sehat, Ramah Lingkungan, Patriotik, Cinta
Perdamaian
Keterampilan Proses Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta
Abstrak Membaca, Menulis, Menghitung, Menggambar, Mengarang Konkret Menggunakan, Mengurai, Merangkai, Memodifikasi,
Membuat, Mencipta
Pengetahuan Proses Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi