• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksplorasi Nilai Budaya dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi (RB) dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 dan Program Agrowisata.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Eksplorasi Nilai Budaya dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi (RB) dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 dan Program Agrowisata."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPLORASI NILAI BUDAYA DAN PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM TRADISI LISAN RUPA BUMI

DAN ANCANGAN REVITALISASINYA MELALUI

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DAN PROGRAM AGROWISATA

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar

Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

Bayu Dwi Nurwicaksono

NIM 1104485

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)
(3)
(4)

EKSPLORASI NILAI BUDAYA DAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS

KEARIFAN LOKAL DALAM TRADISI LISAN

RUPA BUMI

DAN

ANCANGAN REVITALISASINYA MELALUI

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DAN PROGRAM AGROWISATA

Oleh

Bayu Dwi Nurwicaksono

(5)

© Bayu Dwi Nurwicaksono 2011 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(6)
(7)

ABSTRAK

Tesis ini berjudul “Eksplorasi Nilai Budaya dan Pendidikan Karakter

Berbasis Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi (RB) dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 dan Program Agrowisata”. Penelitian langka kajian tradisi lisan ini dilakukan di Kampung Made Kota Surabaya dengan fokus perhatian pada aspek kearifan lokal, pengetahuan tradisional, dan sistem kognitif lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan proses pelaksanaan tradisi lisan RB, (2) menemukan kearifan lokal bentuk teks tradisi lisan RB, (3) menemukan kearifan lokal bentuk ko-teks tradisi lisan RB, (4) menemukan kearifan lokal bentuk konteks tradisi lisan RB, (5) mengeksplorasi isi nilai budaya berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB, (6) mengeksplorasi isi nilai pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB, (7) membuat ancangan revitalisasi nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB melalui implementasi kurikulum 2013 dan program agrowisata.

Secara metodologis, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif etnografis. Model analisis yang digunakan dalam kerangka penelitian tradisi lisan ini mencakup dua tahap yakni (1) antropologi sastra dengan pendekatan struktur naratif, semiotika, dan hermeneutika untuk menemukan formula bentuk teks, ko-teks, dan konteks; (2) etnopedagogi dengan pendekatan fungsional berdasarkan psikososial-sosiokultural untuk mengeksplorasi nilai dan norma. Data penelitian ini berupa cerita rakyat Asal Mula Desa Made (AMDM), catatan tentang tradisi lisan RB, dan upacara ritual adat RB yang didapatkan melalui observasi partisipatif dalam ritual upacara adat, wawancara dengan sejumlah informan, dan mendokumentasikan data rekaman.

Temuan penelitian menunjukkan struktur teks cerita rakyat AMDM tergolong dalam klasifikasi legenda pahlawan pembangun masyarakat dan budaya dengan pola hubungan sebab-akibat dan akibat-sebab. Tokoh dan latar utamanya hanya ada satu yakni Singojoyo di Desa Made. Ko-teks dalam tradisi lisan RB ini didominasi oleh unsur material berupa wadah, makanan olahan, jajanan, buah-buahan yang harus ada dalam upacara ritual adat RB. Konteks dalam tradisi lisan RB ini adalah tradisi-tradisi budaya pendukungnya seperti bancakan hajat,

uyon-uyon, campursarian, wayangan, ludruk, permainan okol, dan pengajian.

Berdasarkan formula bentuk teks, ko-teks, dan konteks itu dapat dieksplorasi isi nilai budaya dan pendidikan karakternya yakni keselarasan dengan alam dan kebersamaan dengan masyarakat.

(8)

ABSTRACT

This thesis entitled “The Exploration of the Cultural Values and Character Education-Based on Local Wisdom in Rupa Bumi Oral Tradition and Design its Revitalization through the Implementation of 2013 Curriculum and the Agrotourism Program". Scarce research about oral tradition study was conducted in the Made village, Surabaya city by focusing on local wisdom aspects, traditional knowledge, and other cognitive systems.

This study aims to (1) describe the process of the implementation of the oral tradition RB, (2) find indigenous oral traditions RB text forms, (3) find indigenous forms of co-text oral tradition RB, (4) find indigenous oral tradition form of context RB, (5) explore the cultural value of content based on local wisdom in the oral tradition RB, (6) explore the content value of character education based on local wisdom in the oral tradition RB, (7) make design revitalization of the cultural values and character education based on local wisdom in the oral tradition RB through the implementation of 2013 curriculum and agrotourism program.

Methodologically, this study used a descriptive method with qualitative ethnographic approach. The analysis model used in this oral tradition research framework includes two stages namely (1) literature anthropological with the structure of narrative, semiotics, and hermeneutics approach to find the text-form formula, co-text, and context, (2) ethnopedagogy with a functional approach based on psychosocial-sociocultural to explore values and norms. The data of this study in the form of folklore AMDM, a record of the RB oral tradition, RB traditional rituals and ceremonies were obtained through participant observation in ritual ceremonies, interviewing the informants, and documenting the recording of data.

The findings showed that AMDM folklore text structure was in the hero legend in building society classification and the culture by cause-effect pattern and effect-cause pattern. The main character and background just only found in the village Singojoyo Made. Co-texts in oral tradition RB was dominated by material elements such as container, processed foods, snacks, fruits that should exist in the RB traditional rituals. Context of this RB in the oral tradition is supporting cultural traditions such as bancakan hajat, uyon-uyon, campursarian,

wayangan, ludruk, okol games, and recitals. Based on the formula text, co-text,

and context; the content of cultural values and character education such as natural harmony and community togetherness can be explored.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT karena atas

nikmat petualangan akademik selama studi di tanah parahyangan dan pergulatan

keilmuan lintas bidang pendidikan-bahasa-sastra-budaya Indonesia dalam

penyusunan tesis ini, penulis dapat menyelesaikan monumen studi lanjut

pascasarjana jenjang strata 2 dengan bermakna. Monumen akademik yang

bernuansa pendidikan berbasis budaya (etnopedagogi) ini didukung secara penuh

oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Asosiasi Tradisi Lisan (ATL)

melalui program penelitian langka dan pengadaan ahli tradisi lisan dalam Rencana

Pendidikan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Monumen akademik itu berjudul “Eksplorasi Nilai Budaya dan

Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal pada Tradisi Lisan RB dan

Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 dan Program

Agrowisata”. Naskah akademik ini diharapkan berkontribusi dalam

pengembangan pendidikan karakter dan penggalian kekayaan kearifan lokal yang

akhir-akhir ini mulai disadari memiliki arti penting di tengah pemikiran global

dan pengaruh perkembangan ipteks.

Lebih dari itu, diharapkan naskah akademik ini memiliki dampak

konseptual dan praktis dalam pengembangan kurikulum yang saat ini tengah

diujicoba dalam dunia pendidikan Indonesia. Akhir kata, tak ada karya yang

sempurna selain ciptaan Allah SWT. Dengan mengucap Alhamdulillah dan tangan

terbuka penulis mengharap saran dan kritik atas monumen akademik ini.

Bandung, 29 Juli 2013

(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama dan yang utama ucapan terima kasih ini ditujukan kepada Allah SWT, Tuhanku yang maha baik dan bijak. Kebaikan dan kebijaksanaan itu telah kuterima kontan melalui orang-orang baik yang ditakdirkan bertemu denganku. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis hendak berucap terima kasih kepada:

1. Mama dan Bapak yang telah mempercayakan penulis untuk berpetualang akademik di tanah parahyangan. Atas keikhlasan doa dan kerja kerasnya, penulis dapat berpetualang akademik dan nonakademik sesuai dengan target

2. Profesor Yus Rusyana dan Doktor Vismaia Sabariah Damaianti yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bergulat dengan ilmu pendidikan-bahasa-sastra-budaya Indonesia dalam skip penelitian kajian langka tradisi lisan kawasan Jawa Timur

3. Prof. Dr. Henricus Supriyanto, M.Hum selaku Wakil Ketua Tradisi Lisan Wilayah Jawa Timur sekaligus expert judgement instrumen penelitian ini yang telah menjadi teman diskusi keilmuan mulai peneliti akan melakukan penelitian hingga proses analisis dan kristalisasi hasil penelitian. Atas kebaikan beliau pula, perpustakaan pribadinya rela menjadi rumah akademik selama beberapa minggu

4. Prof. Said Hamid Hasan, Ph.D selaku Ketua Tim Nasional Pengembangan Kurikulum 2013 dan Prof. A. Chaedar Alwasillah, Ph.D. selaku ahli etnopedagogi di UPI. Kepada keduanya, saya mengucapkan terima kasih atas perkenannya menjadi expert judgement instrumen penelitian

5. Lurah Made, Tetua adat kampung Made serta segenap masyarakatnya yang telah ramah dan kooperatif dalam membantu penulis menelusuri suara-suara masa lalu untuk mengungkap kearifan lokal ini

6. Doktor Sumiyadi selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia di Sekolah Pascasarjana UPI

7. Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd., Prof. Dr. Syamsuddin A.R., M.Si., Prof. Dr. Kosadi Hidayat, M.Pd., Prof. Dr. Syihabuddin, M.Pd.; Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum.; Prof. Dr. Yoce Aliah Darma, M.Pd.; Prof. Dr. (alm.) Yoyo Mulyana, M.Ed.; Dr. Yeti Mulyati, M.Pd.; Dr. Isah Cahyani, M.Pd.; Dr. Andoyo Sastromihardjo, M.Pd. selaku dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI terima kasih atas amal jariyah ilmunya yang mengalir tak bertepi

8. Doktor Pudentia (UI/Ketua ATL Pusat), Profesor Robert Sibarani (USU), Doktor Dendy Sugono (Badan Bahasa Kemdikbud), Doktor Hamka (Puskurbuk Kemdikbud) yang telah menjadi dosen terbang bagi saya 9. Profesor Muchlas Samani (Rektor Unesa), Profesor Kisyani (Pembantu

(11)

10.teman-teman kelas B-2011, kelas nusantara yang kubanggakan serta segenap teman-teman angkatan 2011 yang kucintai

11.teman-teman pengurus Forum Komunikasi Mahasiswa (FKM) SPs UPI yang meng-Indonesia terima kasih atas semangat kerja keras-cerdas-ikhlasnya yang tak terlupakan

12.teman-teman aktivis dakwah di UKM Kepenulisan Islami Al-Qolam UPI, Santri ikhwan-akhwat Program Pesantren Mahasiswa Daarut Tauhid Bandung atas inspirasi dan teladannya

13.Profesor Didi Suryadi, M.Ed selaku Direktur SPs UPI dan Doktor Solehuddin selaku Asisten Direktur I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan atas keramahan dan bimbingannya selama mendampingi

„ujian terbuka‟ di Universiti Sains Malaysia (USM)

14.Profesor Sunaryo Kartadinata yang telah memberikan kesempatan berharga kepada penulis untuk turut serta mendalami etnopedagogi sebagai riset unggulan yang dipelopori UPI sebagai kampus kependidikan 15.Pak Supriyadi Rustad (Diktendik Dikti), Bu Yuni dan Pak Dedi (Staf

Pengelolaan Beasiswa Dikti), Pak Sulkarnaen berserta tim di kantor Asosiasi Tradisi Lisan Pusat yang telah menjadi jalan kemudahan bagi saya dalam pengurusan kelengkapan berkas administrasi beasiswa 16.Pak Henri selaku staf administrasi Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs

UPI dan segenap staf administrasi dan keuangan SPs UPI yang

memberikan kelancaran dan pengalaman „magang‟ kepada saya menjadi

tim gugus kendali mutu standar internasional (ISO) SPs UPI

17.bapak/Ibu staf dan teman-teman aktivis Humas Unesa yang selalu semangat dan menampakkan keceriaannya

(12)

ABSTRAK

Tesis ini berjudul “Eksplorasi Nilai Budaya dan Pendidikan Karakter Berbasis

Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi (RB) dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 dan Program Agrowisata”. Penelitian langka kajian tradisi lisan ini dilakukan di Kampung Made Kota Surabaya dengan fokus perhatian pada aspek kearifan lokal, pengetahuan tradisional, dan sistem kognitif lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan proses pelaksanaan tradisi lisan RB, (2) menemukan kearifan lokal bentuk teks tradisi lisan RB, (3) menemukan kearifan lokal bentuk ko-teks tradisi lisan RB, (4) menemukan kearifan lokal bentuk konteks tradisi lisan RB, (5) mengeksplorasi isi nilai budaya berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB, (6) mengeksplorasi isi nilai pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB, (7) membuat ancangan revitalisasi nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB melalui implementasi kurikulum 2013 dan program agrowisata.

Secara metodologis, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif etnografis. Model analisis yang digunakan dalam kerangka penelitian tradisi lisan ini mencakup dua tahap yakni (1) antropologi sastra dengan pendekatan struktur naratif, semiotika, dan hermeneutika untuk menemukan formula bentuk teks, ko-teks, dan konteks; (2) etnopedagogi dengan pendekatan fungsional berdasarkan psikososial-sosiokultural untuk mengeksplorasi nilai dan norma. Data penelitian ini berupa cerita rakyat

Asal Mula Desa Made (AMDM), catatan tentang tradisi lisan RB, dan upacara ritual adat RB

yang didapatkan melalui observasi partisipatif dalam ritual upacara adat, wawancara dengan sejumlah informan, dan mendokumentasikan data rekaman.

Temuan penelitian menunjukkan struktur teks cerita rakyat AMDM tergolong dalam klasifikasi legenda pahlawan pembangun masyarakat dan budaya dengan pola hubungan sebab-akibat dan akibat-sebab. Tokoh dan latar utamanya hanya ada satu yakni Singojoyo di Desa Made. Ko-teks dalam tradisi lisan RB ini didominasi oleh unsur material berupa wadah, makanan olahan, jajanan, buah-buahan yang harus ada dalam upacara ritual adat RB. Konteks dalam tradisi lisan RB ini adalah tradisi-tradisi budaya pendukungnya seperti bancakan hajat,

uyon-uyon, campursarian, wayangan, ludruk, permainan okol, dan pengajian. Berdasarkan

(13)

ABSTRACT

This thesis entitled “The Exploration of the Cultural Values and Character

Education-Based on Local Wisdom in Rupa Bumi Oral Tradition and Design its Revitalization through the Implementation of 2013 Curriculum and the Agrotourism Program". Scarce research about oral tradition study was conducted in the Made village, Surabaya city by focusing on local wisdom aspects, traditional knowledge, and other cognitive systems.

This study aims to (1) describe the process of the implementation of the oral tradition RB, (2) find indigenous oral traditions RB text forms, (3) find indigenous forms of co-text oral tradition RB, (4) find indigenous oral tradition form of context RB, (5) explore the cultural value of content based on local wisdom in the oral tradition RB, (6) explore the content value of character education based on local wisdom in the oral tradition RB, (7) make design revitalization of the cultural values and character education based on local wisdom in the oral tradition RB through the implementation of 2013 curriculum and agrotourism program.

Methodologically, this study used a descriptive method with qualitative ethnographic approach. The analysis model used in this oral tradition research framework includes two stages namely (1) literature anthropological with the structure of narrative, semiotics, and hermeneutics approach to find the text-form formula, co-text, and context, (2) ethnopedagogy with a functional approach based on psychosocial-sociocultural to explore values and norms. The data of this study in the form of folklore AMDM, a record of the RB oral tradition, RB traditional rituals and ceremonies were obtained through participant observation in ritual ceremonies, interviewing the informants, and documenting the recording of data.

The findings showed that AMDM folklore text structure was in the hero legend in building society classification and the culture by cause-effect pattern and effect-cause pattern. The main character and background just only found in the village Singojoyo Made. Co-texts in oral tradition RB was dominated by material elements such as container, processed foods, snacks, fruits that should exist in the RB traditional rituals. Context of this RB in the oral tradition is supporting cultural traditions such as bancakan hajat, uyon-uyon, campursarian,

wayangan, ludruk, okol games, and recitals. Based on the formula text, co-text, and context;

the content of cultural values and character education such as natural harmony and community togetherness can be explored.

(14)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... 4

DAFTAR BAGAN ... 5

DAFTAR TABEL ... 6

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Identifikasi Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3. Pertanyaan-pertanyaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5. Manfaat Penelitian ... 5

1.6. Definisi Operasional ... 6

1.7. Anggapan Dasar Penelitian ... 7

BAB II TRADISI LISAN, FOLKLOR, KEBUDAYAAN, KEARIFAN LOKAL, DAN PENDIDIKAN ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Tradisi Lisan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Pengertian Tradisi Lisan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Wujud Tradisi Lisan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Fungsi Tradisi Lisan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Ciri-ciri Tradisi Lisan ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Folklor ... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Pengertian Folklor ... Error! Bookmark not defined.

(15)

2.2.4 Fungsi Folklor ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Kebudayaan ... Error! Bookmark not defined.

2.3.1 Pengertian Kebudayaan ... Error! Bookmark not defined.

2.3.2 Wujud Kebudayaan ... Error! Bookmark not defined.

2.3.3 Nilai-nilai Budaya ... Error! Bookmark not defined.

2.3.4 Unsur-unsur Kebudayaan ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Kearifan Lokal ... Error! Bookmark not defined.

2.4.1 Pengertian Kearifan Lokal ... Error! Bookmark not defined.

2.4.2 Ciri-ciri Kearifan Lokal ... Error! Bookmark not defined.

2.4.3 Perspektif Kearifan Lokal ... Error! Bookmark not defined.

2.4.4 Teori Pengungkap Kearifan Lokal ... Error! Bookmark not defined.

2.5 Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

2.5.1 Pengertian Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

2.5.2 Jenis Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

2.5.3 Komponen Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

2.5.4 Nilai-nilai Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

2.5.5 Pendidikan Karakter ... Error! Bookmark not defined.

2.5.6 Etnopedagogi ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Data dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Informan ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Metode Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Pedoman Analisis ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Paradigma Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.9 Alur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV DESKRIPSI BENTUK DAN ISI TRADISI LISAN RUPA BUMIError! Bookmark not

(16)

4.1 Deskripsi Data ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Letak Kampung Made Kota Surabaya ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Gambaran Alam, Sosial, dan Budaya Masyarakat MadeError! Bookmark not defined.

4.1.3 Upacara Ritual Adat Rupa Bumi ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Hasil Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Proses Pelaksanaan Tradisi Lisan RB ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Kearifan Lokal Berdasarkan Bentuk Teks Tradisi Lisan RBError! Bookmark not

defined.

4.2.3 Kearifan Lokal Berdasarkan Bentuk Ko-teks Tradisi Lisan RB ... 129

4.2.4 Kearifan Lokal Berdasarkan Bentuk Konteks Tradisi Lisan RB ... 169

4.2.5 Nilai Budaya Berbasis Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan RB ... 179

4.2.6 Nilai Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Tradisi Lisan RB ... 186

4.3 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Nilai Budaya Berbasis Kearifan Lokal dari Perspektif KulturalError! Bookmark not defined. 4.3.2 Nilai Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal dari Perspektif Fungsional ... Error! Bookmark not defined. BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA BUMIError! Bookmark not defined. 5.1 Ancangan Revitalisasi Melalui Implementasi Kurikulum 2013Error! Bookmark not defined. 5.2 Ancangan Revitalisasi Melalui Program Agrowisata Error! Bookmark not defined. BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... Error! Bookmark not defined. 6.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 6.2 Saran...272

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Timur... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.2 Peta Kota Surabaya ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.3 Peta Pembagian Wilayah Kecamatan se-Kota SurabayaError! Bookmark not defined.

Gambar 4.4 Kantor Kelurahan Made Kota Surabaya ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.5 Anciak ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.6 Tampah ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.7 Ron atau Godhong ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.8 Tumpeng ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.9 Sangune manceb ... Error! Bookmark not defined.

(18)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Semiosis Tahap II (Tipologi Tanda) Sistem TriadikError! Bookmark not defined.

Bagan 2.2 Hubungan Nilai, Sikap, Motif, dan Dorongan .. Error! Bookmark not defined.

Bagan 3.1 Model Analisis Gabungan Perspektif Kajian Tradisi LisanError! Bookmark not defined.

Bagan 3.2 Kerangka Berpikir Penelitian Tradisi Lisan Rupa BumiError! Bookmark not defined.

Bagan 4.1 Alur Proses Upacara Ritual Adat Rupa Bumi ... Error! Bookmark not defined.

Bagan 4.2 Alur Cerita Rakyat Asal Mula Desa Made ... Error! Bookmark not defined.

Bagan 4.3 Formula Superstruktur Tradisi Lisan Rupa BumiError! Bookmark not defined.

Bagan 4.4 Irisan Konfigurasi Nilai Karakter Inti ... Error! Bookmark not defined.

Bagan 5.1 Konsep Revitalisasi TLRB Berorientasi Etnopedagogi dalam Konteks Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks ... Error! Bookmark not defined.

Bagan 5.2 Pelaksanaan Program Agrowisata (Farmadeschool) ... 257

Bagan 5.3 Siklus Education for Sustainable Development (EfSD).Error! Bookmark not defined.

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Semiosis Tahap I (Proses Pembentukan Interpretasi)Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.2 Rangkuman Tiga Trikotomi Tanda Menurut PierceError! Bookmark not defined.

Tabel 2.3 Nilai Karakter Bangsa Bersumber dari Agama, Pancasila, Budaya, Tujuan Pendidikan Nasional ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.4 Konfigurasi Karakter Inti ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.1 Peta Pendekatan-Model Analisis Bentuk Formula dan Isi Kearifan LokalError! Bookmark

not defined.

Tabel 3.2 Pemetaan Data Seputar Tradisi Lisan Rupa BumiError! Bookmark not defined.

Tabel 3.3 Struktur Wacana (Tradisi) Menurut Van Dick .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4 Pemetaan Data Temuan dan Pedoman AnalisisnyaError! Bookmark not defined.

Tabel 4.1 Batas Wilayah Kelurahan Made ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Penggunaan Lahan Kelurahan Made ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Jenis Tanah Kelurahan Made ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Masyarakat Made ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Daftar Pemangku Adat ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Kepemilikan Lahan Pertanian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.7 Daftar Jenis Pekerjaan Masyarakat Made ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Jumlah Pemeluk Agama di Kelurahan Made ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.9 Rangkaian Kegiatan Rupa Bumi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.10 Rincian Alat dan Perlengkapan Kegiatan Rupa BumiError! Bookmark not defined.

Tabel 4.11 Peran dan Fungsi Dewan Adat dalam Rupa BumiError! Bookmark not defined.

Tabel 4.12 Ayat-ayat Suci Al Quran yang Dibaca pada Tradisi TahlilanError! Bookmark not defined.

Tabel 4.13 Nama dan Tema Lagu Campursarian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.14 Teks Gending Uyon-uyon dan Terjemahannya .. Error! Bookmark not defined.

(20)

Tabel 4.16 Daftar Tokoh dan Penokohan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.17 Rangkuman Tiga Trikotomi Tanda Menurut PierceError! Bookmark not defined.

Tabel 4.18 Ragam Struktur Mikro pada Ko-teks Tradisi Lisan Rupa BumiError! Bookmark not defined.

Tabel 4.19 Kristalisasi Pembentukan Interpretasi Berdasarkan Semiosis Tahap I pada Unsur Material Tradisi Lisan Rupa Bumi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.20 Kristalisasi Tipologi Tanda terhadap Ko-teks pada Tradisi Lisan RBError! Bookmark not defined.

Tabel 4.21 Irisan Nilai Budaya dan Pendidikan Karakter .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.22 Pengadaptasian Nilai Kearifan Lokal RB dalam Konfigurasi Karakter Inti Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.23 Perbandingan Nilai Karakter Nasional dengan Nilai Karakter Hasil Eksplorasi dari Tradisi Lisan Rupa Bumi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.24 Klasifikasi Konfigurasi Pola Pencapaian Tujuan.Error! Bookmark not defined.

Tabel 5.1 Perincian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) ... 238

Tabel 5.2 Deskripsi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) SMP ... 239

Tabel 5.3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Berorientasi TLRB ... 239

Tabel 5.4 Analisis SWOT Rintisan Program Agrowisata ... 253

Tabel 5.5 Matriks Kegiatan Rintisan Program Agrowisata ... 255

Tabel 5.6 Target dan Dampak Keberhasilan yang Diharapkan ... 262

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

Tradisi sedekah bumi dengan berbagai macam istilah memang

banyak diadakan di berbagai tempat di pulau Jawa. Namun, tradisi ini

sudah tidak banyak diadakan di kota-kota besar. Surabaya sebagai kota

metropolitan terbesar kedua di negeri ini ternyata sebagian masyarakatnya

masih melestarikan tradisi sedekah bumi yang diberi istilah Rupa Bumi

(RB). Tradisi itu hidup di wilayah pertanian perkotaan (urban farming) di

kawasan barat Kota Surabaya.

Berdasarkan hasil orientasi awal ke wilayah pertanian perkotaan

tersebut diketahui bahwa setiap satu tahun sekali terdapat rangkaian tradisi

RB yang diadakan selama dua sampai lima hari berturut-turut di beberapa

wilayah Kelurahan Made Kecamatan Sambikerep yang merupakan

wilayah pertanian perkotaan. Pada acara RB itu, warga membawa

gunungan hasil panen seperti buah-buahan dan sayur-mayur yang dihias

berbentuk ayam jago serta tumpengnya.

Gunungan dan tumpeng itu diarak menuju punden Singojoyo yang

merupakan petilasan orang pertama yang mbabat deso atau membuka

lahan di daerah tersebut. Kemudian sesampainya di punden tersebut

dilangsungkan penceritaan Asal Mula Desa Made (AMDM) dan tradisi

RB. Setelah itu, warga berdoa dan memakan bersama gunungan dan

tumpeng tersebut. Kemudian acara dilanjutkan dengan kegiatan tradisional

seperti permainan okol (gulat tradisional).

Rangkaian tradisi RB itu unik untuk dikaji karena dilestarikan oleh

masyarakat pertanian perkotaan yang secara sosiokultural wilayah di

sekitarnya telah menunjukkan model masyarakat metropolitan. Kajian ini

(22)

kearifan lokal di balik tradisi RB yang mengakar kuat tersebut sebab

nilai-nilai kearifan lokal itu mengandung pandangan, pengetahuan,

kepercayaan, nilai, norma, moral, etika, dan gagasan kelembagaan yang

berpola-terorganisasi serta menyumbang terpeliharanya kondisi tatanan

kehidupan masyarakat di berbagai bidang kemajuan. Nilai budaya dan

pendidikan karakter yang terepresentasikan dari kearifan lokal itulah

nantinya yang merupakan muatan etnopedagogi.

Hal itu sejalan dengan upaya pembangunan karakter yang juga

merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD

1945 yang dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang

berkembang saat ini, seperti disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai

pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan

nilai-nilai pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa;

ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa (Buku

Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010—2025).

Oleh sebab itu, pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai

salah satu program prioritas pembangunan nasional yang secara implisit

telah ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

(RPJPN) tahun 2005—2025. Dalam RPJPN itu pendidikan karakter

ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan

nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,

beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.

Penelitian berbasis tradisi lisan dalam konteks sedekah bumi

dengan berbagai jenis dan bentuknya telah dilakukan beberapa peniliti. Di

antaranya Endraswara (2006) tentang mistisisme dalam seni spiritual

bersih desa di kalangan penghayat kepercayaan. Kemudian Sutarto (2011)

tentang menjaga tradisi dan mengharap rezeki dalam upacara petik laut di

pantai utara Jawa Timur. Adapun penelitian tentang kampung Made

(23)

harmoni kehidupan dalam pluralitas masyarakat kampung Made sebagai

wujud warisan budaya.

Berdasarkan data-data penelitian terdahulu itu terlihat bahwa

tradisi lisan berkait erat dengan kearifan lokal. Namun demikian, tradisi

lisan yang kaitannya dengan nilai budaya dan pendidikan karakter dalam

masyarakat pertanian perkotaan belum ada yang meneliti secara khusus.

Atas dasar itu, penelitian ini memiliki daya tawar yang penting dalam

upaya mengeksplorasi nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis

kearifan lokal masyarakat pertanian perkotaan yang oleh Soelistyarini

(2009) dalam penelitiannya dijelaskan pula bahwa masyarakat kampung

Made merupakan masyarakat multietnis.

Melalui analisis hasil kajian tradisi lisan itu, selanjutnya dapat

dibuat ancangan revitalisasinya dalam konteks etnopedagogi sebagai usaha

penguatan nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal

pada ranah pendidikan formal dan nonformal. Hal itu senada dengan

Alwasilah, dkk. (2009) yang memandang bahwa etnopedagogi sebagai

praktik pendidikan berbasis kearifan lokal dalam berbagai ranah serta

menekankan pengetahuan atau kearifan lokal sebagai sumber inovasi dan

keterampilan yang dapat diberdayakan demi kesejahteraan masyarakat.

Kearifan lokal tersebut terkait dengan bagaimana pengetahuan dihasilkan,

disimpan, diterapkan, dikelola, dan diwariskan.

1.2. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan paparan sebelumnya, tradisi lisan RB yang hidup di

Kampung Made Kota Surabaya tersebut menyimpan nilai-nilai pendidikan

karakter bernuansa kearifan lokal. Kekhawatiran terhadap situasi

multietnis dan modernisasi yang kian pesat pada kenyataannya tidak

mendesak keberlanjutan tradisi lisan di kawasan pertanian perkoataan

masyarakat Kampung Made. Bagaimana nilai budaya dan pendidikan

karakter bernuansa kearifan lokal tersebut dapat diangkat dan

(24)

terungkap secara empiris sehingga diperlukan penelitian untuk

mengungkapnya.

Sesuai dengan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini berfokus

mengeksplorasi nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis kearifan

lokal dalam tradisi lisan RB dan membuat ancangan revitalisasinya

melalui implementasi kurikulum 2013 dan program agrowisata. Dalam

revitalisasi itu, peneliti mengidentifikasi ranah etnopedagogi menjadi tiga

bahasan, yakni (a) belajar tentang budaya, (b) belajar dengan budaya, dan

(c) belajar melalui budaya.

Pembabakan ranah kajian tersebut didasarkan pada pendapat

Goldberg (Fadli, 2007) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis

budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan

perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai

bagian dari proses pembelajaran. Melalui pembelajaran berbasis budaya,

siswa dan masyarakat bukan sekadar meniru dan/atau menerima saja

informasi yang disampaikan tetapi siswa dan masyarakat menciptakan

makna, pemahaman, dan arti dari informasi yang diperolehnya.

1.3. Pertanyaan-pertanyaan Penelitian

Agar dapat mengungkap masalah tersebut secara sistematis,

diperlukan suatu rumusan pertanyaan penelitian yang jelas. Berikut ini

adalah rumusan pertanyaan penelitiannya.

a) Bagaimana deskripsi proses pelaksanaan tradisi lisan RB?

b) Bagaimana kearifan lokal berdasarkan bentuk teks tradisi lisan RB?

c) Bagaimana kearifan lokal berdasarkan bentuk ko-teks tradisi lisan RB?

d) Bagaimana kearifan lokal berdasarkan bentuk konteks tradisi lisan RB?

e) Bagaimana isi nilai budaya berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan

RB?

f) Bagaimana isi nilai pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam

(25)

g) Bagaimana ancangan revitalisasi nilai budaya dan pendidikan karakter

berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB melalui implementasi

kurikulum 2013 dan program agrowisata?

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan

tradisi lisan RB, mengeksplorasi nilai budaya dan pendidikan karakter

berbasis kearifan lokal yang terkandung di dalamnya, lalu membuat

ancangan revitalisasi nilai budaya dan pendidikan berbasis kearifan lokal

itu melalui implementasi kurikulum 2013 dan program agrowisata. Untuk

mencapai tujuan itu, hal-hal yang dibahas dalam penelitian ini mencakup

pokok-pokok berikut:

a) deskripsi proses pelaksanaan tradisi lisan RB

b) kearifan lokal berdasarkan bentuk teks tradisi lisan RB

c) kearifan lokal berdasarkan bentuk ko-teks tradisi lisan RB

d) kearifan lokal berdasarkan bentuk konteks tradisi lisan RB

e) nilai budaya berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB

f) nilai pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam tradisi lisan RB

g) ancangan revitalisasi nilai budaya dan pendidikan karakter dalam tradisi

lisan RB melalui implementasi kurikulum 2013 dan program

agrowisata.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yang besar

dalam pengembangan ilmu pendidikan. Manfaat tersebut ada dua, yakni

1) Manfaat Teoretis:

a. memberikan pengalaman kognitif tentang budaya tradisi lisan RB

kepada masyarakat termasuk di dalamnya siswa dan guru.

b. merefleksikan nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis kearifan

lokal dalam tradisi lisan RB yang merupakan warisan generasi

(26)

c. menginternalisasikan nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis

kearifan lokal dalam tradisi lisan RB kepada generasi saat ini dan

mendatang.

2) Manfaat Praktis:

a. bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat untuk menumbuhkan

motivasi sikap memiliki tradisi lisan yang menjadi identitas kultural

masyarakat pendukungnya dengan cara membelajarkan tentang

budaya tradisi lisan RB, belajar dengan budaya tradisi lisan RB, dan

belajar melalui budaya tradisi lisan RB dalam kerangka ancangan

revitalisasi melalui program agrowisata pada ranah pendidikan

nonformal.

b. bagi dunia pendidikan, penelitian ini bermanfaat sebagai inspirasi

model, metode, media, dan bahan ajar pembelajaran di sekolah

berbasis budaya yang mencakup konsep belajar tentang, dengan, dan

melalui budaya tradisi lisan RB dalam kerangka ancangan revitalisasi

melalui implementasi kurikulum 2013 pada ranah pendidikan formal.

1.6. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk menghindari kesalahan

penafsiran dalam penelitian. Untuk lebih memahami peristilahan yang

digunakan dalam penelitian, berikut ini dikemukakan definisi

operasionalnya.

a. Eksplorasi nilai budaya berbasis kearifan lokal pada tradisi lisan RB

dalam kajian etnopedagogi yang dimaksud dalam penelitian ini secara

operasional adalah analisis secara mendalam terhadap nilai-nilai

budaya yang terkandung dalam kearifan lokal bentuk teks, ko-teks, dan

konteks tradisi lisan RB berdasarkan pada penjelajahan lapangan di

Kampung Made Kota Surabaya saat praktik pendidikan nonformal

berbasis kearifan lokal baik yang melalui proses enkulturasi

(27)

(pencerahan arti penting tahapan tradisi beserta unsur material yang

mengikutinya terhadap kehidupan).

b. Eksplorasi nilai pendidikan karakter berbasis kearifan lokal pada

tradisi lisan RB dalam kajian etnopedagogi yang dimaksud dalam

penelitian ini secara operasional adalah analisis secara mendalam

terhadap nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam

kearifan lokal bentuk teks, ko-teks, dan konteks tradisi lisan RB

berdasarkan pada penjelajahan lapangan di Kampung Made Kota

Surabaya saat praktik pendidikan nonformal berbasis kearifan lokal

baik yang melalui proses enkulturasi (pembudayaan tradisi RB dari

tahun ke tahun) maupun sosialisasi (pencerahan arti penting tahapan

tradisi beserta unsur material yang mengikutinya terhadap kehidupan).

1.7. Anggapan Dasar Penelitian

Anggapan dasar yang dijadikan sebagai pedoman penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Masyarakat Kampung Made Kota Surabaya memiliki warisan budaya

positif yang perlu ditumbuhkembangkan dan diangkat sebagai sumber

ilmu pengetahuan.

b. Nilai budaya dan pendidikan yang terkandung dalam tradisi lisan RB

dapat digunakan sebagai landasan dalam membentuk karakter yang baik

dan kuat pada masyarakat Kampung Made Kota Surabaya pada

khususnya dan karakter bangsa Indonesia pada umumnya.

c. Tradisi lisan RB sebagai bentuk tradisi masyarakat dapat diteliti dari

berbagai bidang keilmuan.

d. Tradisi lisan RB dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan

budaya pada konteks masyarakat multietnis seperti yang terdapat pada

(28)

e. Hasil penelitian langka kajian tradisi lisan ini dapat menjadi bahan ajar

bahasa Indonesia pada materi teks cerita moral dan teks cerita prosedur

sesuai ancangan kurikulum 2013 yang berbasis teks dengan

pendekatan sains.

f. Hasil penelitian langka kajian tradisi lisan ini dapat menguatkan

potensi wisata pertanian di perkotaan bernuansa etnopedagogi di

(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian kajian tradisi lisan ini merupakan penelitian

etnopedagogi, yakni penelitian etnografi terhadap praktik pendidikan

nonformal berbasis kearifan lokal yang menjadikan tradisi lisan sebagai

sumber inovasi dan kreasi bahan pembelajaran bagi masyarakat. Penelitian

ini hendak mengeksplorasi nilai budaya dan pendidikan karakter berbasis

kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi lisan RB. Oleh karena

sasaran eksplorasi berbasiskan kearifan lokal, maka penelitian ini harus

memiliki daya ungkap terhadap berbagai bentuk kearifan lokal yang ada

dalam tradisi lisan RB.

Oleh karena itu, pada Bab III ini akan dipaparkan penjelasan

tentang metode penelitian, pendekatan penelitian, teknik dan prosedur

pengumpulan data, instrumen penelitian, informan, teknik analisis data,

pedoman analisis, dan alur kerangka penelitian.

3.1Metode Penelitian

Secara metodologis, penelitian ini menggunakan metode deskriptif

dengan pendekatan kualitatif etnografi. Gagasan metode penelitian ini

mengacu pada Spradley (1979:11—12) dan Strauss & Corbin (1990:17—

18) yang menyatakan bahwa untuk mengungkap nilai-nilai kearifan lokal

dari suatu tradisi perlu digunakan metode kualitatif etnografi dengan

karakteristik sumber data berlatar alami dan peneliti berfungsi sebagai

human instrument.

Pada hakikatnya pendekatan etnografi dalam penelitian ini

merupakan deskripsi secara emik tentang objek penelitian dengan tujuan

idealnya membuat profiling dan mendeskripsikan secara informatif

sebagai bahan publikasi dan sumber rekomendasi tentang pengembangan

(30)

Penelitian kajian tradisi lisan ini tidak terbatas pada bahasan

kelisanan teks dan materi ko-teks saja melainkan juga bahasan konteksnya

yang lebih luas sehingga mampu menjangkau fungsinya dalam menopang

praktik kebudayaan. Sekaitan dengan hal itu, penelitian ini melibatkan tiga

metode analisis yakni struktural naratif, struktural semiotika, dan

struktural hermeneutika. Struktural-naratif digunakan untuk mengungkap

struktur teks. Struktural-semiotika digunakan untuk mengungkap elemen

ko-teks. Struktural-hermeneutika digunakan untuk mengungkap kondisi

konteks. Bidang ilmu dan teori apapun yang digunakan dalam kajian

tradisi lisan harus digali secara holistik baik dari sudut bentuk maupun

isinya. Dalam penelitian kualitatif etnografi ini digunakan paradigma

fenomenologi.

Paradigma fenomenologi dalam penelitian tradisi lisan berarti

bahwa hal yang tampak pada bentuk (struktur permukaan dan konteks)

merupakan gejala atau fenomena yang terjadi karena ada hal yang

tersembunyi dari dalamnya, yang tersembunyi itu adalah isi (nilai, norma

budaya atau kearifan lokal) sebagai kandungan tradisi lisan (Bungin,

2006:7). Berikut ini tabel peta analisisnya.

Tabel 3.1 Peta Pendekatan dan Model Analisis Bentuk Formula dan Isi Kearifan Lokal

Aspek Bentuk Formula Isi Kearifan Lokal

Paradigma Fenomenologi Fenomenologi Teori Tradisi Lisan Tradisi Lisan Pendekatan Struktural Fungsional Model Analisis Antropologi Sastra Etnopedagogi Metode Teks

(Struktural Naratif Dundes) Ko-teks (Struktural-Semiotika) Konteks

(Struktural Hermeneutika)

Nilai Norma

(Kontekstual berdasarkan Psikososial-Sosiokultural)

Selaras dengan pernyataan tersebut, maka penelitian tradisi lisan

(31)

lokal. Hasil analisis terhadap bentuk-bentuk kearifan lokal itu akan

dikristalisasi untuk mengungkap isi kearifan lokalnya. Berikut bagan

model analisis gabungan perspektif kajian tradisi lisan pada penelitian ini

yang diadaptasi dari Sibarani dengan perubahan (2012:244).

Bagan 3.1 Model Analisis Gabungan Perspektif Kajian Tradisi Lisan

Penelitian dalam pandangan etnografi bermakna memahami gejala

yang bersifat alamiah atau wajar sebagaimana adanya tanpa dimanipulasi

dan diatur dengan eksperimen atau tes (Muhadjir, 1996:96). Gejala yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah gejala tradisi lisan RB yang

dihidupkan masyarakat Kampung Made Kota Surabaya. Hal itu seperti

pendapat yang disampaikan Fraenkel dan Wallen (2007:430) bahwa

penelitian kualitatif menitikberatkan pada gambaran holistik, yaitu

MODEL ANALISIS METODE REVITALISASI TRADISI LISAN

Struktur Elemen Kondisi

(32)

gambaran secara rinci tentang suatu kejadian atau mendeskripsikan

kualitas hubungan antara kejadian yang satu dengan kejadian yang lain.

Dalam konteks penelitian ini yang dimaksud dengan hubungan kejadian

yang satu dengan kejadian yang lain ialah hubungan antara manusia, alam,

dan Tuhan yang terepresentasi dari kegiatan budaya atau tradisi lisan RB.

Lebih lanjut, konsep penelitian etnografis kualitatif seperti

diungkapkan pula oleh David M. Fetterman (1998) dalam Genzuk

(2005:1), Ethnography is the art and science of describing a group or

culture. The description may be small tribal group in an exotic land or a classroom in middle-class suburbia. Maksudnya, penelitian etnografi

merupakan bentuk penelitian yang berfokus pada makna sosiologi melalui

observasi lapangan tertutup dari fenomena sosiokultural. Fenomena

sosiokultural pada konteks penelitian ini adalah fenomena perwujudan

aspek intelektual, emosional, dan spiritual yang terkandung dalam tradisi

lisan RB.

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Made, Kecamatan

Sambikerep, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Alasan pemilihan

lokasi penelitian ini karena Kampung Made merupakan wilayah pertanian

perkotaan yang daerah sekitarnya telah dikelilingi modernitas khas kota

metropolitan dengan keadaan sosiokultural yang multietnis namun secara

kultural masyarakatnya masih berusaha menjaga nilai-nilai adat lokal

sebagai warisan dari leluhur.

Tidak banyak wilayah di daerah perkotaan yang masih menyisakan

area pertanian dan melestarikan tradisi sedekah bumi. Di Kota Surabaya,

masih terdapat sebuah kampung yang memiliki karakteristik tersebut. Oleh

karena itu, Kampung Made dipilih sebagai objek penelitian ini khususnya

(33)

3.3Data dan Sumber Data

Data penelitian ini adalah teks, ko-teks, dan konteks tradisi lisan

RB serta berbagai macam wujud tradisi lisan baik yang dijalankan

sebelum maupun setelah tradisi RB. Semua kegiatan tradisi itu merupakan

rangkaian acara yang berbentuk teks, ko-teks, dan konteks yang menjadi

bahan data pendukung penelitian ini. Berikut ini pemetaannya.

Tabel 3.2 Pemetaan Data Seputar Tradisi Lisan RB

Waktu

adat istiadat Konteks

Hari ke-2 Uyon-uyon Folklor sebagian lisan

tari rakyat Konteks

Campur Sari Folklor murni lisan

teater rakyat Konteks

Hari ke-3 Uyon-uyon Folklor sebagian lisan

tari rakyat Konteks

Campur Sari Folklor murni lisan

Ludruk Folklor sebagian lisan

teater rakyat Konteks

Hari ke-5 Pengajian akbar

Folklor murni lisan

bahasa rakyat Konteks

3.4Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data

Prosedur penelitian etnografi bersifat siklus yang mencakup enam

langkah, yakni (1) pemilihan suatu proyek etnografi, (2) pengajuan

pertanyaan etnografi, (3) pengumpulan data etnografi, (4) pembuatan suatu

rekaman etnografi, (5) analisis data etnografi, (6) penulisan laporan

etnografi. Secara teknis prosedur itu dilakukan dengan teknik

(34)

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini

adalah (1) observasi primer, yakni pengamatan secara langsung terhadap

tradisi lisan RB yang diadakan di Kampung Made; (2) wawancara

eksploratif terkait dengan tradisi lisan RB di Kampung Made.

Dalam teknik pengumpulan data penelitian kualitatif diperlukan

peneliti sebagai instrumen. Hal itu dilakukan melalui proses pengumpulan

data dengan cara observasi, instrumen yang digunakan adalah catatan

lapangan. Pada proses pengumpulan data melalui wawancara, instrumen

yang digunakan adalah daftar pertanyaan dan data hasil transkripsi. Pada

proses pengumpulan data melalui dokumen, instrumen yang digunakan

adalah rekaman data.

Peneliti sebagai instrumen diperlukan karena peneliti sebagai

subjek harus dekat dengan objek penelitiannya untuk mendapatkan

kualitas penelitian yang objektif. Peneliti sebagai instrumen pun akan lebih

responsif, adaptif, holistic emphasis (pemahaman secara menyeluruh),

ekspansif, dan memahami data dalam konteks lapangan.

3.5Informan

Informan dalam penelitian ini adalah tokoh dewan adat yang

terlibat dalam proses pelaksanaan tradisi lisan RB. Terutama Pak

Seniman sebagai pemangku adat yang memimpin prosesi tradisi dan

ritual adat. Informan lain adalah masyarakat Kampung Made, Kecamatan

Sambikerep, Kota Surabaya.

Penentuan informan itu menggunakan sistem snowball yang berarti

informan dimulai dengan jumlah kecil (satu orang) kemudian atas

rekomendasi orang tersebut, informan berkembang menjadi banyak

hingga jumlah tertentu sampai data jenuh. Faktor-faktor yang

dipertimbangkan dalam penentuan informan penelitian ini adalah (a)

orang yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi tentang masalah

(35)

bersikap netral, tidak memiliki kepentingan pribadi, dan (e)

berpengetahuan luas (Endraswara, 2006:57).

3.6Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian etnografi lazimnya dilakukan

melalui dua prosedur, yaitu (1) analisis selama penyajian data, dan (2)

analisis setelah pengumpulan data. Kedua prosedur itu dilakukan pula

dalam penelitian ini. Prosedur pertama dilakukan melalui tahapan berikut:

(1) reduksi data, (2) sajian data dengan pola gambar matriks, dan (3)

pengambilan simpulan/verifikasi yang sifatnya tentatif untuk

diverifikasikan, baik dengan triangulasi data maupun dengan triangulasi

teknik pengambilan data. Langkah proses analisis tersebut disebut analisis

model interaktif (Miles dan Huberman, 1984: 21—25).

Prosedur kedua dilakukan dengan dengan langkah (1) transkripsi

data hasil rekaman, (2) pengelompokan atau kategorisasi data yang berasal

dari perekaman dan catatan lapangan berdasarkan ranah upacara ritual adat

yang menjadi fokus penelitian, (3) penafsiran nilai-nilai budaya dan

pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam masyarakat adat

Kampung Made, dan (4) penyimpulan tentang metode revitalisasi

nilai-nilai tersebut.

Kaidah dan simpulan aspek-aspek tradisi lisan RB dalam

masyarakat Kampung Made dianalisis dengan menggunakan metode

analisis kontekstual. Adapun yang dimaksud dengan metode analisis

kontekstual adalah cara analisis yang diterapkan pada data dengan

mendasarkan, memperhitungkan, dan mengaitkan konteks kekinian

(Rokhman, 2003:42).

Metode analisis data penelitian tradisi lisan ini dilakukan dengan

menerapkan teori keilmuan sesuai dengan latar belakang peneliti atau

fokus kajian yang ditetapkan yakni tradisi lisan. Penelitian tradisi lisan ini

berkait dengan bidang ilmu pendidikan bahasa Indonesia. Oleh karena itu,

(36)

naratif, semotika, dan hermeneutika. Teori struktural naratif digunakan

untuk menganalisis kearifan lokal bentuk teks. Teori struktural semiotika

digunakan untuk menganalisis kearifan lokal bentuk ko-teks. Teori

struktural hermeneutika digunakan untuk menganalisis kearifan lokal

bentuk konteks.

Van Dick (1985a: 1—8) menyebutkan bahwa ada tiga kerangka

struktur teks yakni struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.

Struktur makro merupakan makna keseluruhan, makna global atau makna

umum dari sebuah teks yang dapat dipahami dengan melihat topik atau

tema dari sebuah teks. Van Dick (1985b: 10) mengatakan bahwa content

analysis as it name suggests, analyzes content mainly as an expression of social or institutional features of production and communication in general. Berikut ini pemetaannya.

Tabel 3.3 Struktur Wacana (Tradisi) Menurut Van Dick

Jenis Struktur Elemen Formula

Struktur Makro Makna global dari suatu teks berdasarkan topik atau gagasan inti.

Kaidah tema

Struktur Alur (Superstruktur)

Kerangka suatu teks

seperti bagian

pendahuluan, bagian tengah, penutup atau kesimpulan.

Kaidah skema

Struktur Mikro Struktur teks berdasarkan struktur linguistik seperti aksen, pembentukan kata, bahasa figuratif.

Kaidah bahasa (bahasa sehari-hari dan bahasa sastra)

Teori semiotika Pierce dapat digunakan untuk menemukan nilai

budaya dalam suatu tradisi lisan. Proses semiosis dapat dilakukan melalui

dua tahap, yakni (1) proses logical argumentation melalui urutan abduksi,

deduksi, dan induksi; (2) proses triadik dalam penjelajahan relasi

antarunsur-unsur tanda secara tipologis.

Unsur ko-teks yang dikaji melalui teori semiotika adalah (1)

(37)

kepala, dan gerakan badan; (3) unsur-unsur material dalam tradisi lisan

adalah perangkat pakaian dengan gayanya, penggunaan warna dengan

ragam pilihannya, penataan lokasi dengan dekorasinya, penggunaan

berbagai properti dengan fungsinya masing-masing.

Sementara itu, unsur konteks tradisi lisan yang terdiri atas konteks

budaya, sosial, ideologi, dan kondisi dianalisis menggunakan teori

hermeneutika yang diselaraskan dengan tujuh unsur kebudayaan universal,

yakni bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan

hidup dan teknologi, sistem mata pencarian hidup, sistem religi, dan

kesenian.

Analisis data dalam penelitian tradisi lisan diperlukan metode

triangulasi untuk mengecek keabsahan data, keakuratan proses analisis,

dan kebenaran hasil analisis. Triangulasi adalah proses lintas pengecekan

atau cross recheck pada kebenaran data dan proses pengolahan data. Pada

umumnya dikenal empat macam triangulasi, yakni (1) triangulasi metode,

(2) triangulasi sumber data, (3) triangulasi penganalisis atau

penginterpretasi, (4) triangulasi perspektif atau teori.

Triangulasi metode adalah pengecekan ulang tentang konsistensi

temuan-temuan dari metode yang berbeda. Triangulasi metode ini

digunakan pada saat merekonstruksi cerita rakyat Asal Mula Desa Made

(AMDM) sebab terdapat varian dan serpihan cerita-cerita rakyat berkait

asal muasal Desa Made tersebut. Dari segi wujud data penelitiannya,

sumber data yang lebih ditekankan data lisan yang didukung dokumen

catatan informan primer.

Triangulasi sumber data adalah pengecekan ulang tentang

keakuratan temuan-temuan berdasarkan sumber data yang berbeda. Pada

penelitian ini pemeriksaan keakuratan temuan-temuan didasarkan pada

perbandingan berbagai sumber data termasuk informan yang berbeda.

Dalam konteks penelitian ini yang menjadi informan ialah Pak Man (76

tahun) selaku pemangku adat Desa Made yang telah menjadi dewan adat

(38)

Arsyad (60 tahun) selaku sekretaris desa, Parianto (35 tahun) selaku tokoh

masyarakat, Selamin (60 tahun) selaku tokoh masyarakat, Samudji (50

tahun) selaku tokoh masyarakat.

Triangulasi penganalisis atau penginterpretasi mensyaratkan agar

temuan-temuan penelitian dicek oleh beberapa orang ahli yang mampu

memberikan analisis dan interpretasi. Hasil analisis dan interpretasi peer

group itu akan dapat memperkuat kebenaran hasil penelitian. Triangulasi

penganalisis dalam penelitian ini ada tiga penginterpretasi sebagai expert

judgement, yakni Prof. Said Hamid Hasan, Ph.D sebagai ahli pendidikan

karakter dan pengembangan kurikulum 2013, Prof. Chaedar Alwasilah,

Ph.D. sebagai ahli etnopedagogi, dan Prof. Dr. Henricus Suprianto,

M.Hum. sebagai ahli tradisi lisan di Jawa Timur.

Triangulasi perspektif dan teori adalah pertimbangan dan

pembandingan temuan-temuan penelitian berdasarkan perspektif dan teori

yang berbeda untuk mendapatkan kebenaran temuan penelitian. Dalam hal

ini perspektif teori yang digunakan ada dua, yakni struktural dan

fungsional.

Penelusuran perspektif teori-teori tersebut dilakukan di beberapa

pusat studi pustaka di antaranya adalah Padepokan Sastra Tantular

Kompleks Kediaman Prof. Dr. Henricus Supriyanto, M.Hum. di Wendit,

Kabupaten Malang, Perpustakaan Prof. Dr. Suripan Sadi Hutomo di

kompleks Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Kampus Lidah Wetan,

Perpustakaan sekretariat pusat Asosiasi Tradisi Lisan di Menteng Wadas

Timur, Jakarta serta di sejumlah perpustakaan perguruan tinggi terkemuka

bidang sosiohumaniora seperti Universitas Indonesia (UI) di Depok,

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung, dan Universitas

Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta.

3.7Pedoman Analisis

Pedoman analisis digunakan sebagai patokan yang digunakan

(39)

elemen ko-teks, dan kondisi konteks serta ancangan revitalisasinya sebagai

sumber inovasi dan kreasi praktik pendidikan berbasis kearifan lokal.

Berikut ini tabel pedoman analisisnya.

Tabel 3.4 Pemetaan Data Temuan dan Pedoman Analisisnya

No Tujuan Penelitian Data Temuan Pedoman Analisis

1 Mendeskripsikan pelaksanaan, alat dan perlengkapan yang

(40)

6 Mensisntesis nilai

Model revitalisasi Model etnopedagogi, Metode fungsional-kontekstual psikososial-sosiokultural

* Struktur Wacana Utuh (Hasil Kajian/Analisis) menggunakan Model Van Dick

3.8Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian tradisi lisan.

Karakteristik kajian tradisi lisan berusaha menggali, menemukan,

mengungkapkan, dan menjelaskan meaning (makna) dan patterns (pola)

tradisi lisan yang diteliti secara holistik. Makna dapat dipahami sebagai

fungsi, nilai, norma, dan kearifan lokal. Pola dapat dipahami sebagai

kaidah, struktur, dan formula (Sibarani, 2012: 266).

Desain penelitiannya bersifat tentatif karena memungkinkan

terjadinya perubahan rancangan penelitian setelah mendapatkan masukan

dari lapangan. Melalui metode dan tekniknya yang khas penelitian ini

mampu membuat invensi (temuan) berdasarkan abstraksi dari karakteristik

fenomena yang diteliti. Dalam kaitannya dengan tradisi lisan, temuan

tersebut dapat berupa kaidah atau kaidah yang berorientasi pada

rekonstruksi dalam bidang bentuk, temuan nilai, dan model implementasi

masa depan. Makna purposive sampling dalam penelitian tradisi lisan

tidak ditekankan pada jumlahnya secara kuantitatif melainkan lebih

ditekankan pada kualitas informan atau sumber datanya yang mencakup

mantan pelaku, penonton atau pendengar, dan pengelola.

Penelitian ini juga bersifat ekspansionis yang berarti bahwa

(41)

mendalam dan terbuka (in-depth open-ended interview). Dengan cara ini,

penelitian tradisi lisan diharapkan dapat menemukan pola, kaidah, aturan,

dan teori yang dikembangkan muncul dari bawah yang berasal dari

bukti-bukti yang berhubungan sehingga pada akhirnya ditemukan teori dasarnya

(grounded theory). Sebagai deskripsi model irisan antarbidang ilmu,

berikut ini digambarkan bagan kerangka berpikir penelitiannya.

Bagan 3.2 Kerangka Berpikir Penelitian Tradisi Lisan Rupa Bumi

Kajian Budaya (konteks)

Kajian Folklor (teks) Kajian Semiotika (ko-teks)

Diadaptasi dari Dorson (Sukatman, 2009:4) dengan perubahan

Bagan kerangka berpikir tersebut menggambarkan bahwa tradisi

lisan RB sebagai fokus penelitian didekati melalui dua model analisis,

yakni antropologi sastra dan etnopedagogi. Sesuai dengan

karakteristiknya, antropologi sastra digunakan untuk menganalisis teks

yang ada dalam dimensi kesastraan melalui kajian folklor sedangkan unsur

ko-teks yang ada dalam dimensi kebahasaan dianalisis melalui kajian

semiotika. Melalui model analisis ini dihasilkan formula bentuk.

Sementara itu, etnopedagogi digunakan untuk menganalisis konteks yang

ada dalam dimensi sosial budaya dan situasi ideologi melalui kajian

budaya sehingga dihasilkan isi kearifan lokal yang terkandung dalam

tradisi lisan RB.

Dimensi Sosial Budaya

Dimensi Kesastraan Dimensi Kebahasaan Dimensi Situasi Ideologi

TRADISI LISAN

(42)

3.9Alur Penelitian

Untuk memperjelas paparan sebelumnya tentang metode

penelitian, pada bagian ini akan digambarkan bagan alur penelitian dalam

bentuk diagram berikut (adaptasi model Miles dan Huberman, 1984).

1

2

3 4

5 Tradisi Lisan RB (Cerita Rakyat,

Ungkapan Tradisional, Okol)

Pengumpulan Data 1.Metode Simak 2.Metode Cakap

Penyajian Data

1. Struktur teks, elemen ko-teks, kondisi konteks

2. Nilai dan norma

Pereduksian Data

Penafsiran Data untuk Nilai Budaya dan Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Lisan Penyimpulan Data

Hasil Analisis Muatan Nilai Budaya dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan

(43)

BAB V

ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA BUMI MELALUI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DAN

PROGRAM AGROWISATA

Implikasi hasil penelitian ini menghasilkan dua ancangan metode

revitalisasi tradisi lisan RB yakni (1) model revitalisasi formula bentuk

tradisi lisan RB yang dipajankan dalam pendidikan akademik dan (2)

model internalisasi isi kearifan lokal tradisi lisan RB yang dipajankan

dalam pendidikan masyarakat. Dua metode tersebut sekaligus sebagai

upaya penyebaran tradisi lisan RB secara horizontal tidak hanya kepada

masyarakat Made, tetapi juga masyarakat umum lainnya baik yang ada di

sekitar wilayah Made maupun pengunjung dari daerah lain yang sengaja

datang untuk menyaksikan tradisi lisan RB atau mempelajari kearifan

lokal masyarakat Made. Berikut ini ancangan metode revitalisasi

selengkapnya.

5.1Ancangan Revitalisasi Melalui Implementasi Kurikulum 2013

Revitalisasi formula bentuk dalam pendidikan akademik ini

mengacu pada formula bentuk tradisi lisan RB yakni struktur teks cerita

rakyat Asal Mula Desa Made (AMDM), elemen ko-teks unsur-unsur

material pendukung upacara ritual adat RB yang mengandung ungkapan

tradisional, dan kondisi konteks yang meliputi aspek sosial budaya situasi

ideologi terkait tradisi lisan RB.

Revitalisasi terhadap formula bentuk itu akan dikristalisasikan

dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, khususnya kurikulum

pada kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ancangan

implementasi kurikulum 2013 itu ditentukan untuk kelas VIII SMP karena

struktur teks, elemen ko-teks, dan kondisi konteksnya sesuai dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaan

(44)

Lebih dari itu, penentuan itu didasarkan pada Permendikbud

Nomor 68 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum

SMP/MTs. Oleh karena itu, pembahasan revitalisasi bentuk dalam

pendidikan akademik ini akan dikemukakan dengan konsep dan

sistematika sebagai berikut.

Bagan 5.1 Konsep Revitalisasi TLRB Berorientasi Etnopedagogi dalam Konteks Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks

(Diadaptasi dari Naskah Akademik Kurikulum 2013 Kemdikbud dengan perubahan)

Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa hasil eksplorasi nilai

budaya dan pendidikan karakter dalam Tradisi Lisan RB (TLRB) merupakan

penguat sistem nilai universal dan nasional yang telah ditetapkan Kemdikbud

berupa 18 nilai karakter bangsa Indonesia. Dalam konteks lokalitas kedaerahan

diharapkan nilai turunan dari budaya dan pendidikan karakter dalam TLRB itu Kurikulum, Standar: Isi, Proses, Penilaian)

Buku Pegangan

(Buku Pegangan Siswa, Buku Pegangan Guru)

(45)

Internalisasi itu dalam konteks pendidikan akademik dapat dicapai melalui

proses pembelajaran yang mencakup kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan dalam aktualisasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia. Secara

linear, kompetensi akan menurunkan aspek psikologi kesiapan, aktualisasi akan

menurunkan aspek pedagogi kelayakan, dan internalisasi akan menurunkan aspek

sosiokultural.

Unsur-unsur dari setiap aspek tersebut kemudian diramu dalam ancangan

kurikulum 2013 sehingga menghasilkan konstruk standar kompetensi lulusan,

struktur kurikulum, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Secara

teknis, lima standar tersebut dapat diimplementasikan melalui buku pegangan

guru dan buku pegangan siswa. Jika kondisi itu tercipta dengan baik, maka iklim

akademik yang terkontrol bernuansa etnopedagogi akan dapat terwujud.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentang kerangka dasar

dan struktur kurikulum jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat

diketahui bahwa standar kompetensi lulusan SMP dapat dipetakan sebagai

berikut.

Tabel 5.1 Perincian Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Domain Elemen SMP

Sikap Proses Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan

Individu Beriman, Berakhlak Mulia (Jujur, Disiplin, Tanggung Jawab, Peduli, Santun), Rasa Ingin Tahu, Estetika, Percaya Diri, Motivasi Internal

Sosial Toleransi, Gotong Royong, Kerjasama, Musyawarah Alam Pola Hidup Sehat, Ramah Lingkungan, Patriotik, Cinta

Perdamaian

Keterampilan Proses Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta

Abstrak Membaca, Menulis, Menghitung, Menggambar, Mengarang Konkret Menggunakan, Mengurai, Merangkai, Memodifikasi,

Membuat, Mencipta

Pengetahuan Proses Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi

Gambar

Tabel 3.1 Peta Pendekatan dan Model Analisis Bentuk Formula dan Isi Kearifan Lokal
Tabel 3.2 Pemetaan Data Seputar Tradisi Lisan RB
Tabel 3.3 Struktur Wacana (Tradisi) Menurut Van Dick
gambaran sosial budaya, jenis cerita dan klasifikasi, sikap
+4

Referensi

Dokumen terkait

Para ulama ushul fiqh membagi „urf dengan 3 tinjauan, yakni dari segi objek „urf, ruang lingkup penggunaan, dan dari keabsahannya menurut pandangan syara‟.. „Urf lafzhi ialah

bagian personalia sebagai bahan masukan dan rujukan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia dan peningkatan kinerja di perusahaan melalui praktik kepemimpinan,

Kesimpulan penelitian ini adalah Pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Learning dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi puasa dan

rata tertimbang dalam melakukan pencatatan dan penilaian stoneware pada Pelayanan Jasa Teknologi UPT PSTKP Bali tahun 2012 dapat menurunkan persediaan akhir sebesar 1,17%,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman flora terutama jenis pohon ulin ( E. zwageri ), mengetahui potensi pohon ulin di plot penelitian dan

Pengaturan di Amerika Serikat dan Uni Eropa sama, yaitu petani dapat membentuk koperasi produk pertanian yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya dari mulai

4.4 Merumuskan alternative tindakan nyata dan melaksanakannya sebagai bentuk partisipasi dalam mengatasi masalah lingkungan alam, social, budaya, dan ekonomi sengai akibat

Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa ada substansi dalam Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomoe 33 Tahun 2008 Tentang Retribusi Izin Sarang Burung Walet