DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1
PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS XI
I. KELAYAKAN ISI A. CAKUPAN MATERI
Butir 1 Kelengkapan materi
Materi yang disajikan mencakup ruang lingkup pokok bahasan atau materi pokok yang terkandung dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
Deskripsi
Materi yang disajikan tentang Sila, Saddha dan Panna(Prajna) dalam kehidupan sehari-hari umat Buddha, dapat mengembangkan ranah kognitif dan afektif siswa sehingga menimbulkan pemahaman dan motivasi siswa untuk melaksanakan Sila dalam kehidupan sehari-hari.
1. Kebaktian / Puja 2. Sila
3. Hukum-Hukum Kebenaran 4. Manusia dan Lingkungannya
Butir 2 Keluasan materi
Deskripsi Materi (termasuk contoh dan latihan) yang disajikan mencerminkan jabaran minimal (fakta, konsep, prinsip dan doktrin) yang mendukung pencapaian semua Kompetensi Dasar (KD).
1. Kebaktian / Puja
¾ Menjelaskan makna dan manfaat puja serta doa ¾ Mendeskripsikan sejarah dan petunjuk tentang puja ¾ Mengidentifikasi praktik puja terkait dengan budaya
¾ Menjelaskan praktik puja dalam hari-hari raya agama Buddha 2. Sila
¾ Mendeskripsikan sila sebagai bagian dari Jalan Mulia Berunsur Delapan
¾ Merumuskan manfaat sila dan vinaya sebagai sumber nilai dalam agama Buddha ¾ Menjelaskan pembagian sila
¾ Menjelaskan prinsip-prinsip normatif serta kriteria baik dan buruk 3. Hukum-Hukum Kebenaran
¾ Mendeskripsikan hukum kebenaran sebagai hukum alam ¾ Menguraikan hukum kebenaran universal
4. Manusia dan Lingkungannya
¾ Menjelaskan wawasan ekosistem dan kesaling-tergantungan ¾ Menjelaskan tanggung jawab manusia terhadap dunia
¾ Mendeskripsikan kesetia-kawanan sosial dalam agama Buddha
¾ Menjelaskan tanggung jawab manusia terhadap sesama, keluarga dan masyarakat
Butir 3 Kedalaman materi
Materi yang disajikan sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik, dan sesuai dengan yang diamanatkan oleh Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Tingkat kesulitan dan kerumitan materi mencakup rincian materi pokok serta pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik.
1. Kebaktian / Puja
¾ Merumuskan pengertian puja / kebaktian ¾ Merumuskan manfaat puja
¾ Menceritakan sejarah upacara
¾ Menceritakan sejarah amisapuja dan patipatti puja ¾ Menunjukkan sarana puja dalam agama Buddha ¾ Menunjukkan prasarana puja
¾ Menunjukkan bentuk-bentuk penghormatan
¾ Menceritakan hari raya Waisak, Asadha, Kathina, Magha Puja dan hari raya Agama Buddha lainnya.
2. Sila
¾ Mengartikan sila
¾ Merumuskan dasar-dasar pelaksanaan sila ¾ Menunjukkan sila dalam kitab suci Tipitaka
¾ Menunjukkan manfaat sila bagi umat perumah tangga / umat awam ¾ Menunjukkan manfaat vinaya bagi para bhikkhu / bhikkhuni
¾ Menunjukkan pembagian sila menurut jenisnya, pelaksanaannya, dan jumlah latihannya ¾ Menunjukkan Pancasila Buddhis bagi umat perumah tangga / umat awan
¾ Menunjukkan daftar perilaku pelanggaran sila-sila Pancasila Buddhis
¾ Menunjukkan Pancadhamma sebagai latihan moral yang harus dijalankan oleh umat perumah tangga / umat awam ¾ Menunjukkan Dharma dan sila sebagai jalan hidup umat beragama
Deskripsi
3. Hukum-Hukum Kebenaran
¾ Mengartikan hukum kebenaran
¾ Menunjukkan hakekat hukum kebenaran
¾ Menunjukkan tempat berlakunya hukum kebenaran ¾ Menunjukkan bagian-bagian hukum kebenaran ¾ Menunjukkan konsep hukum Cattari Ariya Saccani
¾ Menceritakan sejarah dibabarkannya Dhammacakkapavatthana Sutta ¾ Menunjukkan kebenaran mulia tentang Dukkha
¾ Menunjukkan kebenaran mulia tentang asal mula Dukkha ¾ Menunjukkan kebenaran mulia tentang lenyapnya Dukkha
¾ Menunjukkan kebenaran mulia tentang jalan menuju lenyapnya Dukkha ¾ Menunjukkan bagian-bagian dari Jalan Mulia Berunsur Delapan
4. Manusia dan Lingkungannya
¾ Menunjukkan wawasan ekosistem yang saling bergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya ¾ Menunjukkan keselarasan lingkungan
¾ Menunjukkan peranan manusia dalam lingkungan hidup ¾ Menceritakan sejarah Sigalovada Sutta
¾ Menunjukkan isi Sigalovada Sutta yang terkait dengan tanggung jawab manusia terhadap sesama, keluarga dan masyarakat ¾ Menunjukkan sila dalam keluarga
¾ Menunjukkan tanggung jawab timbal balik antara anak dan orang tua ¾ Menunjukkan tanggung jawab timbal balik antara suami dan istri
¾ Menunjukkan tanggung jawab timbal balik antara kita dengan sanak keluarga ¾ Menunjukkan tata susila dalam memasuki vihara
¾ Menunjukkan tanggung jawab timbal balik antara anggota Sangha dengan umat ¾ Menunjukkan etika pergaulan dalam masyarakat
¾ Menunjukkan tanggung jawab timbal balik antara guru dan siswa
¾ Menunjukkan tanggung jawab timbal balik antara kita dengan sahabat dan kenalan ¾ Menunjukkan tanggung jawab timbal balik antara atasan dan bawahan
B. KETEPATAN MATERI
Butir 4 Keakuratan konsep, doktrin dan definisi
Deskripsi Konsep, doktrin dan definisi yang disajikan untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) tidak menimbulkan banyak tafsir dan sesuai dengan konsep, doktrin dan definisi yang berlaku menurut Kitab suci Agama Buddha, digunakan secara tepat sesuai dengan tema pada materi sajian yang dibahas dan tidak menimbulkan banyak tafsir
Sesuatu yang patut dihormati adalah sesuatu yang luhur, suci, mulia dan memberikan manfaat serta jasa bagi makhluk lain. Mereka yang patut dihormati misalnya orang tua, guru, orang-orang baik dan berakhlak mulia, ara Bodhisatta dan para Buddha.
Butir 5 Keakuratan fakta dan data
Deskripsi Fakta dan data (contoh dan latihan) yang disajikan sesuai dengan kenyataan empiris (yang benar-benar terjadi) sesuai dengan ajaran Buddha Dharma dan mendukung materi sajian untuk meningkatkan pemahaman peserta didik
Praktik puja dalam agama Buddha bukanlah segala-galanya, dalam arti umat Buddha hanya cukup melakukan puja dalam kehidupan keagamaannya dan dapat berharap mencapai pembebasan (Nibbana)/kesadaran Buddha. Praktek puja hanyalah salah satu bagian kecil yang dapat dilakukan dalam kehidupan keagamaan seorang Buddhis. Hal yang penting adalah bahwa Sang Buddha selalu mencegah pemujaan yang berlebihan pada pribadi Beliau. Pemujaan yang berlebihan pada umumnya lebih didasarkan kepada kemelekatan, dan perasaan yang melekat merupakan pengganggu atau penghambat bagi perkembangan batin seseorang. Batin yang tidak berkembang akan menghambat kemajuan menuju pembebasan (Nibbana)/kesadaran Buddha.
Butir 6 Keakuratan contoh dan kasus
Deskripsi Contoh dan kasus yang disajikan sesuai dengan kenyataan empiris (yang benar-benar terjadi) sesuai dengan ajaran Buddha Dharma untuk meningkatkan keyakinan dan pemahaman peserta didik.
Pada masa Sang Buddha, ada kebiasaan yang disebut vattha (merawat Sang Buddha, membersihkan ruangan, mengisi air, dll), yang dilaksanakan para bhikkhu, sesudah itu dilanjutkan dengan berkumpul untuk mendengarkan khotbah dari Sang Buddha. Seusai mendengarkan khotbah, para bhikkhu mengingatnya atau menghapal agar kemanapun mereka pergi, ajaran Sang Buddha tetap diingat dan dapat dilaksanakan.
Butir 7 Keakuratan gambar dan ilustrasi
Butir 8 Keakuratan istilah
Deskripsi Agar istilah-istilah keagamaan bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya, dapat menggunakan bahasa Pali, Sanskerta, Mandarin, Jepang, Tibet dan lainya yang disajikan sesuai dengan Buddha Dharma.
¾ Dhammasala (Pali) atau Dharmasala (sanskerta) adalah tempat puja bakti atau tempat pembabaran Dharma
¾ Dukkha artinya sesuatu yang kosong dan tidak menyenangkan atau sulit dipertahankan
Butir 9 Keakuratan acuan pustaka
Deskripsi Pustaka acuan yang digunakan dalam teks, simbol, lambang dan bahasa sesuai dengan Buddha Dharma.
Mulyadi Wahyono, SH., Pokok-Pokok Dasar Agama Buddha, Jakarta, Depag RI, 2002
Narada, Ven. Alm., Sang Buddha dan Ajaran-AjaranNya, Jakarta, Penerbit Yayasan Dhammadipa Arama, 1997 Dan lain sebagainya.
C. MATERI PENDUKUNG PEMBELAJARAN
Butir 10 Kesesuaian materi dengan perkembangan Agama Buddha
Deskripsi Materi yang disajikan aktual yaitu sesuai dengan perkembangan keilmuan Agama Buddha.
Butir 11 Menggunakan Contoh konkret dan faktual
Deskripsi Contoh konkret dan faktual yaitu sesuai dengan kenyataan empiris (yang benar-benar terjadi) pada kehidupan Sang Buddha dan umat Buddha masa kini.
Dalam Sigalovada Sutta, Sang Buddha menjelaskan tentang kode disiplin bagi umat perumah tangga, seperti kewajiban timbal balik antar individu dalam keluarga dan masyarakat, persahabatan sejati dan palsu, dan juga etika pergaulan yang selayaknya dijalankan di masyarakat.
Butir 12 Menggunakan Gambar, simbol dan ilustrasi aktual
Deskripsi Gambar, simbol dan ilustrasi diutamakan yang aktual, namun juga dilengkapi penjelasan atau perbandingan sesuai dengan materi sajian dalam Buddha Dharma.
Butir 13 Menggunakan contoh dan kasus di Indonesia
Deskripsi Contoh dan kasus yang disajikan sesuai dengan ajaran Buddha Dharma dan sesuai dengan situasi serta kondisi di Indonesia.
Pandangan Buddha Dharma mengenai hubungan manusia (makhluk) dengan lingkungannya tercermin dari ayat Dhammapada 49, sebagai berikut : “Bagai seekor lebah yang tidak merusak bunga, baik warna maupun baunya, pergi setelah memperoleh madu, maka begitulah hendaknya orang bijaksana mengembara dari desa ke desa”
Butir 14 Pengembangan lingkungan sebagai sumber belajar
Deskripsi Uraian yang disajikan selain bersumber dari teks-teks Buddha Dharma, juga memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam rangka pembelajaran kontekstual.
Hidup di dunia adalah saling berinteraksi antara makhluk dengan lingkungan. Dalam Brahmajala Sutta dinyatakan oleh Sang Buddha sebagai berikut : “Samana Gotama tidak merusak biji-bijian yang masih dapat tumbuh dan tidak mau merusak tumbuh-tumbuhan, tidak membunuh makhluk, menjauhkan diri dari membunuh makhluk. Ia telah membuang alat pemukul dan pedang. Ia malu melakukan kekerasan karena cinta kasih, kasih saying dan kebaikan hati-Nya pada semua makhluk”
Deskripsi Uraian, contoh, dan latihan yang disajikan dapat membuka wawasan dan pemahaman peserta didik untuk mengenal dan menghargai perbedaan budaya, adat-istiadat, agama, dan tidak bias gender, serta menghindari persoalan Suku, Ras dan Golongan dalam kehidupan sehari-hari yang majemuk, sesuai dengan ajaran Buddha Dharma.
Butir 16 Pengembangan kecakapan sosial
Deskripsi Uraian, contoh, dan latihan dapat menciptakan interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, peserta didik dengan lingkungan sosialnya sesuai dengan Buddha Dharma.
Bahwa puja sebagai bentukpenghormatan akan terlaksana apabila mengandung salah satu unsur yakni perseorangan maupun kelompok, di mana orang yang melaksanakan puja perlu kiranya mempersiapkan batin untuk dipusatkan pada obyek tertinggi, yaitu Tiratana (Buddha, Dharma, Sangha)
D. MENDORONG KEINGINTAHUAN
Butir 17 Mendorong berpikir kritis, kreatif, dan inovatif
Deskripsi Penyajian materi dapat mendorong berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, melalui metode pembelajaran yang sesuai (misalnya metode diskusi, simulasi, inkuiri) sesuai dengan ajaran Buddha Dharma.
• Demonstrasi : kunjungilah cetiya, vihara atau arama yang memiliki bhikkhu, bhiksu atau bhiksuni. Daftarkan biografi masing-masing
• Inkuiri : Kelompokkan gambar-gambar berupa : relic, stupa, candi, dlsb
• Diskusi dan Simulasi : Hiri dan Ottapa sebagai Dharma Pelindung dunia
Butir 18 Memuat tugas, latihan, dan evaluasi untuk umpan balik
Deskripsi Pada setiap bab diberikan tugas dan latihan. Tugas yang diberikan dapat didasarkan dari dalam maupun dari luar teks. Latihan didasarkan pada uraian materi ajaran Buddha Dharma yang disajikan dalam teks dan diberikan pada bagian akhir bab. Evaluasi didasarkan pada uraian materi yang disajikan dalam teks dan diberikan pada bagian akhir buku.
• Tugas, berupa tugas individu (Kuis, Isian Singkat), tugas kelompok (diskusi, simulasi, Portofolio)
Contoh :
¾ Kuis – Buatkan tanda checklist pada pernyataan tersedia dengan frekuensi : sering, jarang, tidak pernah
¾ Isian Singkat – Lenyapnya Dukkha disebut ………
¾ Diskusi – Etika dalam Pergaulan
• Latihan, berupa soal-soal Isian Pendek, Uraian Singkat, dan Uraian Bebas
¾ Isian Pendek – Gedung Persamuan Bhikkhu yang terdapat di vihara dinamakan ………
¾ Uraian Singkat – Sebutkan 3 benda persembahan wajib yang ada di altar!
¾ Uraian Bebas – Bagaimana pendapatmu terhadap perilaku Poligami yang banyak terjadi akhir-akhir ini?
• Evaluasi, memuat soal-soal Uji Kompetensi dalam bentuk Pilihan Berganda
¾ Pilihan Berganda – Hukum kebenaran berlaku di …..
a. Tiloka b. Kamaloka c. Rupaloka d. Arupaloka e. Brahmaloka
II. KELAYAKAN PENYAJIAN
A. TEKNIK PENYAJIAN
Butir 19 Konsistensi sistematika sajian dalam bab
Deskripsi Sistematika penyajian dalam setiap bab taat asas (memiliki pendahuluan, isi, penutup, dan evaluasi).
- Pembukaan : Penghormatan yang diperkenankan oleh Buddha adalah penghormatan yang wajar dan didasari oleh pengertian yang benar,
dan ditujukan kepada sesuatu yang memang layak dihormati. Puja yang didasari pengertian yang benar ...
- Penjabaran dan Penjelasan : Dalam agama Buddha, berbagai bentuk upacara ritual sesungguhnya merupakan suatu metode upaya untuk
menuntun agar orang-orang memasuki ’jalan’ untuk dapat memahami ajaran Buddha yang sulit dengan cara yang lebih mudah. Upacara sebagai ibadah untuk menyatakan bakti tidak hanya sebatas sembahyang, tetapi menjadi praktik untuk melatih diri dan berbagi dengan orang lain.
- Penutup : ... , dengan memahami makna yang dimilikinya dan upacara itu dilakukan semata-mata untuk memupuk sifat-sifat luhur, bukan
karena keterikatan kepada adat dan tradisi
- Evaluasi : kebaktian atau puja artinya ...
Butir 20 Keruntutan konsep
Penyajian konsep disajikan secara runtun mulai dari yang mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang dikenal sampai yang belum dikenal. Materi ajaran Buddha Dharma dari bagian sebelumnya bisa membantu pemahaman materi pada bagian selanjutnya.
Deskripsi
Contoh salah satu materi mengenai Atthangika Ariya Sacca :
1.3. Samma Ajiva 2. Samadhi Sikkha
2.1. Samma Vayama 2.2. Samma Sati 2.3. Samma Samadhi 3. Panna Sikkha
3.1. Samma Sankappa 3.2. Samma Ditthi
Butir 21 Kesesuaian ilustrasi (misalnya teks, gambar, simbol) dengan materi yang disajikan
Deskripsi Ilustrasi (misalnya teks, gambar, simbol) yang disajikan memperjelas materi yang diuraikan. Untuk kelas XI, sajian ilustrasi seimbang dengan uraian (teks). Ilustrasi berasal dari lingkungan sekitar yang sesuai dengan konteks menurut ajaran Buddha Dharma.
B. PENDUKUNG PENYAJIAN
Butir 22 Pembangkit motivasi belajar pada awal bab
Deskripsi Terdapat uraian tentang apa yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari bab tersebut dalam upaya membangkitkan motivasi belajar dan pemahaman peserta didik.
1. Kebaktian / Puja
Pada akhir Bab, Siswa diharapkan mampu : ¾ Merumuskan pengertian puja / kebaktian ¾ Merumuskan manfaat puja
¾ Menceritakan sejarah upacara
¾ Menceritakan sejarah amisapuja dan patipatti puja ¾ Menunjukkan sarana puja dalam agama Buddha ¾ Menunjukkan prasarana puja
¾ Menunjukkan bentuk-bentuk penghormatan
¾ Menceritakan hari raya Waisak, Asadha, Kathina, Magha Puja
2. Sila
Pada akhir Bab, Siswa diharapkan mampu : ¾ Mengartikan sila
¾ Menunjukkan sila dalam kitab suci Tipitaka
¾ Menunjukkan manfaat sila bagi umat perumah tangga / umat awam ¾ Menunjukkan manfaat vinaya bagi para bhikkhu / bhikkhuni
¾ Menunjukkan pembagian sila menurut jenisnya, pelaksanaannya, dan jumlah latihannya ¾ Menunjukkan Pancasila Buddhis bagi umat perumah tangga / umat awan
¾ Menunjukkan daftar perilaku pelanggaran sila-sila Pancasila Buddhis
¾ Menunjukkan Pancadhamma sebagai latihan moral yang harus dijalankan oleh umat perumah tangga / umat awam ¾ Menunjukkan Dharma dan sila sebagai jalan hidup umat beragama
3. Hukum-Hukum Kebenaran
Pada akhir Bab, Siswa diharapkan mampu : ¾ Mengartikan hukum kebenaran
¾ Menunjukkan hakekat hukum kebenaran
¾ Menunjukkan perbedaan antara hukum kebenaran dan hukum yang dibuat oleh manusia ¾ Menunjukkan tempat berlakunya hukum kebenaran
¾ Menunjukkan bagian-bagian hukum kebenaran ¾ Menunjukkan konsep hukum Cattari Ariya Saccani
¾ Menceritakan sejarah dibabarkannya Dhamma cakkapavatthana Sutta ¾ Menunjukkan kebenaran mulia tentang Dukkha
¾ Menunjukkan kebenaran mulia ttg asal mula Dukkha ¾ Menunjukkan kebenaran mulia ttg lenyapnya Dukkha
¾ Menunjukkan kebenaran mulia tentang jalan menuju lenyapnya Dukkha ¾ Menunjukkan bagian-bagian dari Jalan Mulia Berunsur Delapan
4. Manusia dan Lingkungannya
Pada akhir Bab, Siswa diharapkan mampu :
¾ Menunjukkan wawasan ekosistem yang saling bergantungan antara makhluk hidup dgn lingkungan ¾ Menunjukkan keselarasan lingkungan
¾ Menceritakan sejarah Sigalovada Sutta
¾ Menunjukkan isi Sigalovada Sutta yang terkait dengan tanggung jawab manusia terhadap sesama, keluarga dan masyarakat ¾ Menunjukkan sila dalam keluarga
¾ Menunjukkan tanggung jawab timbal balik antara anak dan orang tua ¾ Menunjukkan tanggung jawab timbal balik antara suami dan istri
¾ Menunjukkan tanggung jawab timbal balik antara kita dengan sanak keluarga ¾ Menunjukkan tata susila dalam memasuki vihara
¾ Menunjukkan tanggung jawab timbal balik antara anggota Sangha dengan umat ¾ Menunjukkan etika pergaulan dalam masyarakat
¾ Menunjukkan tanggung jawab timbal balik antara guru dan siswa
¾ Menunjukkan tanggung jawab timbal balik antara kita dengan sahabat dan kenalan ¾ Menunjukkan tanggung jawab timbal balik antara atasan dan bawahan
¾ Menunjukkan sifat teman yang baik dan teman yang tidak baik
Butir 23 Contoh-contoh soal dalam setiap bab
Deskripsi Terdapat contoh-contoh soal yang dapat membantu menguatkan pemahaman konsep yang ada dalam materi ajaran Buddha Dharma. Soal-soal yang dapat melatih kemampuan memahami dan menerapkan konsep yang berkaitan dengan materi ajaran Buddha Dharma dalam bab sebagai umpan balik disajikan pada setiap akhir bab, serta pada setiap akhir buku terdapat soal-soal Uji Kompetensi yang memuat materi keseluruhan isi buku, untuk mencapai tujuan SK dan KD.
1. Kebaktian / Puja
¾ Jelaskan pengertian Puja dalam agama Buddha!
¾ Bagaimana pandanganmu terhadap tradisi penghormatan yang dilakukan terhadap para leluhur? Apakah hal itu seharusnya kita lakukan? Mengapa?
¾ Apa manfaat dari pembacaan paritta?
2. Sila
¾ Tuliskan dasar-dasar pelaksanaan sila
¾ Bagaimana sikapmu terhadap kejujuran itu? Apakah seharusnya dilakukan? Mengapa?
3. Hukum-Hukum Kebenaran
¾ Mengapa Ariya Atthangika Magga atau Jalan Mulia Berunsur Delapan dikatakan sebagai Jalan Tengah?
4. Manusia dan Lingkungannya
Butir 24 Kata Pengantar
Deskripsi Inti pengantar di awal buku adalah ucapan terima kasih, namun dapat ditambah dengan tujuan penulisan, sistematika buku, kelebihan buku, cara belajar yang dianjurkan, dan hal-hal lain yang dianggap penting untuk diinformasikan kepada peserta didik atau pemakai baik oleh penulis maupun oleh penerbit.
Butir 25 Pendahuluan
Deskripsi Uraian pada awal buku berisi tujuan penulisan buku teks pelajaran Buddha Dharma., sistematika buku, kurikulum yang diacu, cara belajar yang harus diikuti, keterangan tentang adanya beberapa contoh uraian serta evaluasi soal yang bersifat tematik.
Butir 26 Daftar Isi
Deskripsi Garis besar isi buku yang disertai nomor halaman.
Butir 27 Daftar Pustaka
Deskripsi Daftar buku bacaan dan buku rujukan yang diawali dengan nama pengarang (diurutkan secara alfabetis), judul buku, tempat dan nama penerbit, tahun terbitan.
Mulyadi Wahyono, SH., Pokok-Pokok Dasar Agama Buddha, Jakarta, Depag RI, 2002
C. PENYAJIAN PEMBELAJARAN
Butir 28 Keterlibatan peserta didik
Deskripsi Penyajian materi Buddha Dharma bersifat interaktif dan partisipatif (ada bagian yang mengajak pembaca untuk berpartisipasi – misalnya dengan mengajak peserta didik mengerjakan latihan, kuis, melengkapi gambar serta menyelesaikan kasus secara berkelompok).
Bentuk Instrumen :
1. Kuis – Model Teka-Teki Silang
2. Demonstrasi – mendemonstrasikan bentuk-bentuk penghormatan
3. Bernyanyi – menyanyikan bersama vihara gita ”Cahaya”, ”Kami Memuja”, ”Ovada Patimokkha”, dll
Butir 29 Kesesuaian dengan karakteristik ajaran Agama Buddha
Deskripsi Metode dan pendekatan penyajian diarahkan ke metode inkuiri dan pengembangan psikomotorik, di akhir setiap bab minimum memuat materi/latihan yang dapat dipraktikkan dan dikerjakan sesuai dengan ajaran Buddha Dharma oleh peserta didik.
• Siswa mampu melaksanakan dan mempraktikkan puja bakti dalam kehidupan sehari-hari
• Siswa memahami dan dapat mengerjakan semua latihan dan evaluasi (uji kompetensi) yang disediakan
D. KOHERENSI DAN KERUNTUTAN ALUR PIKIR
Butir 30 Ketertautan antarbab atau subbab atau alinea
Deskripsi Penyampaian pesan antara subbab dengan bab lain atau subbab dengan subbab atau antar alinea dalam subbab yang berdekatan mencerminkan keruntutan dan keterkaitan isi sesuai dengan ajaran Buddha Dharma.
Butir 31 Keutuhan makna dalam bab atau subbab atau alinea