• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL KABUPATEN TABALONG - DOCRPIJM 1504073301BAB II Profil Kabupaten Tabalong OK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PROFIL KABUPATEN TABALONG - DOCRPIJM 1504073301BAB II Profil Kabupaten Tabalong OK"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL KABUPATEN TABALONG

2.1 Wilayah Administratif

Wilayah administrasi Kabupaten Tabalong berdasarkan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2756) memiliki luas ± 3.946 Km² atau ± 394.600 Ha yang secara geografis terletak antara 115°9' - 115°47' Bujur Timur dan 1°18' - 2°25' Lintang Selatan. Namun setelah dilakukan penataan batas dan kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Tabalong dengan Pemerintah Kabupaten Barito Selatan, luas wilayah Kabupaten Tabalong menjadi ± 3.646,52 Km² atau ± 364.652 Ha, yang terdiri dari 12 kecamatan, 122 desa, dan 9 kelurahan, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengahsebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur;

b. sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan; dan

c. sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah.

Adapun luas wilayah kecamatan dan jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada tabel 2.1.

Selanjutnya pada gambar 2.1 Peta Adminstrasi Wilayah Kabupaten Tabalong dan gambar 2.2 Peta Kota Tanjung berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 – 2034.

Tabel 2.1

Jumlah Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Kecamatan

(2)

No. Kecamatan Luas (Ha)*

Persentase thd luas kabupaten

(%)

Kelurahan

(buah) (buah) Desa

8 Haruai 31.948 8,76 13

9 Bintang Ara 34.210 9,38 9

10 Upau 15.519 4,26 6

11 Muara Uya 173.792 47,66 14

12 Jaro 25.024 6,86 9

Jumlah 364.652 100 9 122

(3)
(4)
(5)

2.2 Potensi Wilayah Kabupaten Tabalong a. Tanaman Bahan Makanan

Produksi padi sawah dan ladang tahun 2013 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari 134.801 ton menjadi 131.439 ton.Tanaman padi sawah dan padi ladang pada tahun 2013 tidak ada yang mengalami kerusakan.Pada tahun 2013 produksi buah-buahan kembali meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu menghasilkan 18.947 ton buah-buahan. Produksi terbanyak adalah buah rambutan sebanyak 4.485 ton, diikuti durian 2.909 ton dan pisang 2.361 ton.

b. Perkebunan

Perkebunan mempunyai peranan yang cukup besar dalam pengembangan pertanian. Komoditi yang dikembangkan di kabupaten Tabalong ini adalah kelapa, kelapa hibrida, karet, pinang, rumbia, enau, kemiri, jambu mete, kapuk, kopi, cengkeh, lada dan kakao.

Tanaman perkebunan yang paling potensial di daerah ini adalah karet dengan luas arealnya mencapai 68.811 ha dan kelapa 1.012 ha. Sedangkan produksi perkebunan terbesar adalah komoditi karet dengan 61.235 ton kemudian kelapa sawit 4.640 ton. c. Peternakan

Pembangunan sektor peternakan adalah untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat dan meningkatkan pendapatan peternak.

Pada unggas, utama ayam terjadi peningkatan yang signifikan pada jenis Ayam Ras Pedaging yaitu dari 923.654 menjadi 1.109.800 ekor. Ayam kampung turun dari 167.127 menjadi 163.023 ekor. Sedangkan itik mengalami peningkatan dari 75.823 menjadi 89.334 ekor.

d. Industri

(6)

2.3 Demografi dan Urbanisasi

2.3.1. Jumlah penduduk dan KK Keseluruhan

Penduduk kabupaten Tabalong tahun 2015 berjumlah 239.593jiwa yang terdiri dari laki-laki 121.661 jiwa dan perempuan 117.932jiwa dan jumlah rumahtangga adalah 68.537 rumahtangga.Penduduk terbanyak adalah pada kecamatan Murung Pudak sebanyak 49.530 jiwa, disusul kecamatan Tanjung 35.657 jiwa. Dan yang paling sedikit adalah kecamatan Muara Harus 7.016 jiwa.Kepadatan penduduk per km2 di kabupaten Tabalong

adalah 6059 jiwa, dimana kecamatan Murung Pudak adalah yang terpadat dengan 410 jiwa per km2 disusul kecamatan Kelua 210 jiwa per km2, sedangkan kecamatan Jaro yang

terjarang penduduknya yaitu 19 jiwa per km2.

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tabalong dari tahun 2014 ke tahun 2015 adalah 1,62 persen. Kecamatan Bintang Ara adalah kecamatan yang mengalami laju pertumbuhan yang terbesar yaitu 2.05 persen, dan yang terendah adalah kecamatan Tanta dengan 1,43 persen

2.3.2. Jumlah penduduk miskin dan persebaran penduduk

Jumlah penduduk miskin selama periode 2010 -2014 relatif berfluktuasi dengan garis kemiskinan yang semakin meningkat. Pada tahun 2010 dengan garis kemiskinan sebesar Rp. 251.217,- terdapat 14.358 orang (6,53%) yang memiliki pengeluaran/pendapatan dibawah garis kemiskinan. Tahun 2011 mengalami penurunan jumlah penduduk miskin hanya sebesar 6,22% atau sebanyak 13.924 memiliki pengeluaran/pendapatan di bawah garis kemiskinan sebesar Rp. 278.514, kemudian pada tahun 2012 dimana ada 13.200 orang atau 5,84% memiliki pengeluaran/pendapatan di bawah garis kemiskinan sebesar Rp. 308.777. Pada tahun 2013 meningkat kembali ada 14.300 orang atau 6,15% memiliki pengeluaran/pendapatan di bawah garis kemiskinan sebesar Rp. 330.764, pada tahun 2014 dimana ada 14.710 orang atau 6,21% memiliki pengeluaran/pendapatan di bawah garis kemiskinan sebesar Rp. 350.737. Berfluktuasinya jumlah penduduk miskin juga didukung oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tabalong yang berada di tengah kelesuan perekonomian dunia akibat turunnya harga batu bara disektor pertambangan dan juga masih belum terkendalinya inflasi di Kabupaten Tabalong.

(7)

dutahun 2014 juga mengalami penurunan. Semakin rendah angka indek ini menunjukan bahwa kesenjangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin menyempit. Hal ini berarti tingkat pendapatan/pengeluaran antar si miskin tidak terlalu bervariasi, kondisi ini merupakan sesuatu yang baik bagi pemerintahuntuk mengentaskan kemiskinan karena semakin meratanya pendapatan/pengeluaran mereka akan membutuhkan upaya dan strategi yang tidak terlalu bervariasi bagi pemerintah untuk mengatasinya.

Tabel 2.2 Indikator Kemiskinan Kabupaten Tabalong Tahun 2011-2014

Keterangan 2011 2012 2013 2014

Garis Kemiskinan

(Rp/kapita/bln) 278.514 308.777 330.764 350.737 Penduduk Miskin 13.924 13.200 14.300 14.710 Persentase

Penduduk Miskin 6,22 5,84 6,15 6,21

Indeks Kedalaman/P1 0,71 1,01 0,61 0,00 Indeks Keparahan.P2 0,16 0,27 0,09 0,00

Sumber : BPS 2014 (data diolah)

Penyebaran penduduk di Kabupaten Tabalong relatif belum merata di tiap kecamatan, hal itu dapat dilihat pada kecamatan Tanjung dan Murung Pudak yang merupakan ibu kota kabupaten ditempati penduduk terbanyak sebesar 80.803 jiwa atau 35,43% dari total penduduk Kabupaten Tabalong. Sebaran penduduk tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.3

Perkembangan Persebaran Penduduk di Kabupaten Tabalong Tahun 2012 – 2015

No Kecamatan Persentase Penduduk (%)

2012 2013 2014 2015

1 Jaro 6,50 6,45 6,63 6,74

2 Muara Uya 9,93 9,85 9,97 10,14

3 Haruai 9,32 9,23 9,33 9,46

4 Upau 3,21 3,18 3,24 3,29

5 Bintang Ara 3,61 3,58 3,65 3,72

6 Tanjung 14,86 14,74 15,03 15,26

7 Murung Pudak 20,57 20,41 20,81 21,19

8 Tanta 7,85 7,77 7,98 8,09

9 Pugaan 2,94 2,91 2,95 3,00

10 Muara harus 2,68 2,65 2,71 2,75

(8)

No Kecamatan Persentase Penduduk (%)

2012 2013 2014 2015

12 Banua Lawas 8,18 8,10 8,16 8,30

JUMLAH 100 100 100 100

Sumber : Kabupaten Tabalong Dalam Angka/BPS, Tahun 2016

2.3.3. Proyeksi pertumbuhan penduduk lima tahun ke depan

Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Tabalong lima tahun terakhir sebagaimana tergambar dalam tabel 2.5 dimana rata-rata perkembangan penduduk adalah sebesar 2,85 %. Berdasarkan angka pertumbuhan rata2 ini dapat dihitung proyeksi pertumbuhan penduduk lima tahun ke depan sebagaimana tabel 2.6

Tabel 2.4 Perkembangan Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun 2010-2015

No. Tahun

Sumber : Kabupaten Tabalong Dalam Angka/BPS, Tahun 2011-2016

Tabel 2.5 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun 2016-2020

No Tahun Laju Pertumbuhan rata-rata (%) Penduduk Jumlah

1 2016 2,65 245.942

2 2017 2,65 252.460

3 2018 2,65 259.150

4 2019 2,65 266.017

5 2020 2,65 273.067

Sumber :BPS, Tahun 2011-2016 (data diolah)

2.3.4. Jumlah penduduk perkotaan dan proyeksi urbanisasi

Dalam dokumen RTRW disebutkan wilayah perkotaan di Kabupaten Tabalong meliputi kecamatan Tanjung melingkupi Kelurahan Jangkung, Tanjung, Agung serta Hikun dan sebagian Kecamatan Murung Pudak melingkupi Kelurahan Sulingan, Pembataan, Belimbing Raya, Belimbing, Desa Kapar, Kelurahan Mabuun serta Desa Maburai.

(9)

tahun 2013 sebesar 59.006 jiwa, tahun 2014 sebesar 58.138 jiwa serta tahun 2015 sebesar 61.255 jiwa. Adapun pertumbuhan penduduk tahun 2012 (-0,71%), tahun 2013 (2,15%), tahun 2014 (-1,47%) dan tahun 2015 (5,36%) dengan demikian pertumbuhan rata-rata penduduk perkotaan adalah (1,33%).

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Perkotaan Tahun 2011-2016 No Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk/Tahun (Jiwa)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jangkung 3.553 3.662 3.665 3.735 3.809

2 Tanjung 6.397 6.517 6.673 6.802 6.868

3 Agung 2.748 2.839 2.827 2.882 2.944

4 Hikun 3.407 3.483 3.542 1.588 3.655

5 Sulingan 4.129 3.897 4.333 4.419 4.349

6 Pembataan 8.137 7.582 7.956 8.112 8.468

7 Belimbing 4.767 5.275 5.153 5.255 5.045

8 Belimbing Raya 7.905 7.464 8.130 8.290 8.296

9 Mabuun 10.003 9.545 9.483 9.669 10.356

10 Maburai 3.168 2.581 3.065 3.124 3.288

11 Kapar 3.963 4.917 4.179 4.262 4.177

Jumlah 58.177 57.762 59.006 58.138 61.255

Pertumbuhan (%) -0.71 2,15 -1,47 5,36

Rata – rata

Pertumbuhan (%) 1,33

Sumber :BPS, Tahun 2012-2016 (data diolah)

Dengan menggunakan angka pertumbuhan rata-rata 1,33% dapat diproyeksikan urbanisasi di Kabupaten Tabalong Tahun 2016-2020 sebagaimana tabel 2.7

Tabel 2.7 Proyeksi Urbanisasi Kabupaten Tabalong Tahun 2016-2020 No Tahun Laju Pertumbuhan rata-rata (%) Jumlah Penduduk

1 2016 1,33 62.070

2 2017 1,33 62.895

3 2018 1,33 63.732

4 2019 1,33 64.579

5 2020 1,33 65.438

Sumber :BPS, Tahun 2011-2016 (data diolah)

2.4 Isu Strategis, Sosial Ekonomi dan Lingkungan a. Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

(10)

atau bisa juga dikatakan sebagai total nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha disuatu region/wilayah dalam periode waktu tertentu.

PDRB atas dasar harga berlaku, menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga berlaku pada setiap tahun. PDRB berlaku ini bisa digunakan untuk mengukur totalitas ekonomi pada satu periode serta melihat pergeseran dan struktur ekonomi.

PDRB atas dasar harga konstan, sebagai PDRB riil merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada waktu tertentu atau tahun dasar, PDRB konstan ini digunakan untuk mengetahui berapa besar pertumbuhan secara riil terhadap pertumbuhan ekonomi.

Pada kesempatan ini akan di tampilkan PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 2012 -2015 dan PDRB atas dasar harga konstan 2010 menurut lapangan usaha di Kabupaten Tabalong sebagaimana tabel 2.8 dan 2.9.

Sektor yang memiliki pertumbuhan terendah adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar -0,80 persen, sedangkan sektor yang mengalami kenaikan pertumbuhan terbesar yaitu pengadaan listrik dan gas dari 17,23 persen di tahun 2014 menjadi 30,42 persen tahun 2015. Secara makro/keseluruhan pertumbuhan ekonomi Kabupaten tabalong tahun 2015 adalah 2,5 persen turun dibandingkan tahun 2014 sebesar 4,1 persen.

Struktur perekonomian di Kabupaten Tabalong tahun 2015 di dominasi oleh 3(tiga) sektor besar yaitu pertambangan dan penggalian; pertanian, kehutanan dan perikanan serta industri pengolahan. Hal ini tercermin dari sumbangan ketiga sektor ini terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku yang cukup besar yaitu masing-masing 52,09 persen, 10,78 persen dan 7,34 persen.

b. Data Pendapatan Perkapita dan proporsi penduduk miskin

(11)

Tabel 2.8 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Tabalong (juta rupiah), 2012-2015

Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015*

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.294.349,73 1.375.797,95 1.533.071,14 1.628.976,16 Pertambangan dan penggalian 7.759.961,90 8.150.113,40 8.391.790,31 7.808.154,81 Industri Pengolahan 837.134,06 890.781,50 969.465,96 1.109.217,36 Pengadaan Listrik dan Gas 2.432,21 2.402,29 3.061,62 2.920,48 Pengadaan Air 27.140,72 29.032,01 33.409,80 37.276,56 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi 497.220,05 549.239,22 618.992,60 715.617,34 Transportasi dan Pergudangan 664.546,06 737.770,97 889.768,41 1.022.590,91 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 201.901,89 226.940,60 248337.60 276.839,91 Informasi dan Komunikasi 127.589,63 142.348,00 165.297,16 183.717,42 Jasa Keuangan 374.250,88 406.810,71 470.679,99 529.779,80 Real Estate 160.103,92 187.641,03 216.007,99 244.978,58 Jasa Perusahaan 112.237,70 124.134,89 141.762,05 156.014,57 Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial 25.982,47 29.152,33 34.607,03 38.981,10 Jasa Pendidikan 398.311,99 474.742,00 533.098,81 632.755,23 Jasa Kesehatan 319.309,31 353.794,71 407.571,51 484.224,64 Jasa Lainnya 59.849,07 67.629,45 76.637,70 90.658,29 Produk Domestik Regional Bruto 59.640,75 63.815,60 70.835,32 80.593,89

Sumber : BPS Tabalong

Tabel 2.9 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Tabalong (juta rupiah), 2012-2015

Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015*

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.181.920,08 1.212.977,05 1.275.663,72 1.313.191,65 Pertambangan dan penggalian 6.988.652,51 7.247.187,56 7.445.364,20 7.385.470,66 Industri Pengolahan 735.351,65 752.924,92 769.608,83 836.985,84 Pengadaan Listrik dan Gas 2.714,92 2.927,43 3.431,88 4.475,69 Pengadaan Air 24.831,93 25.467,73 27.308,94 28.874,27 Perdagangan Besar dan Eceran,

(12)

Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015* Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 172.569,89 183.848,75 193.956,58 207.305,11 Informasi dan Komunikasi 116.343,02 125.281,42 134.327,24 146.850,27 Jasa Keuangan 343.950,10 367.992,22 403.687,46 447.536,96 Real Estate 139.846,88 154.454,21 165.491,24 173.851,76 Jasa Perusahaan 104.408,03 111.747,92 118.162,25 128.480,18 Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial 22.781,47 24.558,42 26.284,88 28.050,96 Jasa Pendidikan 343.530,66 368.677,10 393.968,35 418.231,43 Jasa Kesehatan 292.206,25 315.348,98 338.432,53 370.390,21 Jasa Lainnya 55.072,97 60.029,54 63.853,42 68.613,19 Produk Domestik Regional Bruto 54.285,88 55.881,88 60.453,02 65.372,73

Sumber : BPS Tabalong

c. Data Kondisi Lingkungan Strategis

Ditinjau dari Topografi, pada umumnya wilayah Kabupaten Tabalong di bagian utara merupakan dataran tinggi dan bergunung-gunung, dimana Pegunungan Meratus terbentang dari arah utara ke selatan bagian timur. Pada bagian tengah merupakan daerah datar dan bergelombang, sedangkan wilayah bagian selatan didominasi oleh dataran rendah dan rawa.

Bila dilihat bentang alamnya, ketinggian wilayah Kabupaten Tabalong mempunyai sebaran ketinggian sebagai berikut; 26 – 100 m (41,34% atau 163.117 Ha), dan 501 - 1000 m dpl (29,78 % atau 117.530 Ha), sedangkan wilayah lainnya memiliki ketinggian 0 – 25 m dpl (5,21% atau 18.750 Ha) dengan pola peyebaran sebagai berikut:

1) Dataran rendah terdapat di Barat Daya (0-7 m dpl) yaitu di Kecamatan Banua Lawas, kemudian kearah Timur mulai meninggi (7-25 m dpl) tepatnya di Kecamatan Banua Lawas, Kelua, Tanjung dan Murung Pudak.

2) Kearah Timur dan Utara semakin tinggi lagi (25 – 100 m dpl) terdapat di kecamatan Pugaan, Muara Harus, dan Tanta.

3) Di Wilayah Utara, Selatan serta Barat Laut ketinggiannya 1 – 1000 m dpl yaitu di Kecamatan Jaro, Muara Harus, Muara Uya, Haruai dan Upau. Ketinggian diatas 1000 m dpl hanya terdapat di Kec. Muara Uya.

(13)

40% (46,750 Ha). Kelerengan terjal/curam terdapat di Kecamatan Jaro, Muara Uya, Haruai dan Upau. Kelerengan 8-15% sampai dengan 25-40% berpotensi untuk perkebunan, lereng 0-8% berpotensi untuk tanaman pangan, lereng 8-15% berpotensi untuk tanaman pangan lahan kering dengan terasering dan lereng > 40% untuk hutan lindung

Berdasarkan relief permukaan dan batuan yang menyusunnya, wilayah Kabupaten Tabalong terbagi dalam 6 (enam) satuan geomorfologi.

1) Satuan Geomorfologi Dataran Aluvium

Satuan ini menempati bagian barat daya, merupakan dataran aluvium sungai dan rawa dengan relief permukaan datar yang mempunyai kemiringan kurang dari 5%. Bentang alam dataran aluvium sungai dan rawa berada pada elevasi mencapai 10 m di atas permukaan laut dan umumnya ditumbuhi oleh hutan rawa. Satuan ini disusun oleh endapan aluvium sungai dan rawa, umumnya bersifat kurang padu hingga lepas, terdiri dari pasir, lanau, lempung dan Lumpur. Pada beberapa tepian sungai utama seperti Sungai Tabalong dan beberapa anak cabangnya, merupakan daerah dataran limpah banjir yang disusun oleh endapan aluvium sungai. Penggunaan lahan yang ada saat ini, untuk sekitar permukaan ditumbuhi oleh sawah, sedangkan di sekitar permukaan ditumbuhi oleh tanaman sawah, sedangkan di sekitar tepian sungai ditumbuhi oleh tanaman rawa.

2) Satuan Geomorfologi Bergelombang

Satuan geomorfologi ini menempati bagian tengah dan selatan. Relief permukaan bergelombang lemah dengan kemiringan lereng dari 3% s/d 15% dan elevasi dari 10m s/d 75m di atas permukaan laut. Satuan geomorfologi ini disusun oleh batuan sedimen berumur tersier yang telah mengalami lipatan dan patahan dari formasi Dahor, Warukin, Berai dan Tanjung. Batuan ini terlipat lemah dan pada bentang alam ini menunjukkan ujung dari sumbu lipatan. Penggunaan lahan yang ada yaitu pertanian lahan kering, perkebunan karet, perkebunan kelapa sawit, belukar dan permukiman setempat.

3) Satuan Geomorfologi Perbukitan Sedimen Berelief Rendah

(14)

dan terpatahkan. Pola pengaliran sungai umumnya dendritik dengan kerapatan sedang. Penggunaan lahan yang ada yaitu hutan dan belukar.

4) Satuan Geomorfologi Perbukitan Sedimen Berelief Sedang

Satuan geomorfologi ini berada pada bagian timur dan barat, menunjukkan relief permukaan sedang dengan kemiringan 30%-45% atau lebih dan elevasi dari 100m s/d 150m di atas permukaan laut. Batuan yang menyusunnya adalah batuan sedimen berumur tersier dari formasi Berai dan Tanjung yang berlipat dan terpatahkan. Di beberapa tempat yang disusun oleh batu gamping membentuk topografi kars.

5) Satuan Geomorfologi Perbukitan Sedimen dan Gunung Api Berelief Tinggi Satuan geomorfologi ini berada pada bagian timur, tengah dan barat laut, yang menunjukkan relief permukaan tinggi dengan kemiringan lebih dari 45%, dengan elevasi dari 150m s/d 800m di atas permukaan laut. Batuan yang menyusunnya adalah batuan sedimen berumur tersier dan pra tersier dari formasi Berai, Tanjung, Pitap, Haruyan dan setempat intrusi granit batanglai yang mengalami tektonik berupa lipatan dan patahan. Satuan morfologi ini merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Meratus. Di beberapa tempat yang disusun oleh batu gamping membentuk topografi kars. Pola pengaliran sungai umumnya dendritik dengan kerapatan tinggi. Penggunaan lahan yang ada yaitu hutan lindung, hutan produksi dan belukar.

6) Satuan Geomorfologi Perbukitan Batu Gamping

Satuan geomorfologi ini berada di bagian tengah, yang merupakan punggungan bukit yang memanjang relatif baratdaya – timur laut dengan relief permukaan tinggi. Kemiringan lereng lebih dari 45% dengan elevasi dari 100m hingga 300m di atas permukaan laut. Batuan yang menyusunnya adalah batu gamping dari formasi Berai. Penggunaan lahan yang ada yaitu hutan produksi dan hutan konversi/lindung.

(15)

Tanta. Pola aliran Sungai Tabalong berikut anak sungainya dapat dilihat pada Gambar 2.3 (Pola Aliran Sungai di Kabupaten Tabalong).

Gambar 2.3. Pola Aliran Sungai di Kabupaten Tabalong

Berdasarkan pola aliran sungai terdapat 1 DAS yang terbagi atas dua sub DAS dan enam sub-sub DAS dengan luas catchment area masing-masing sebagai berikut:

a. DAS Tabalong 73.581 Ha

b. Sub DAS Tabalong Kiwa 26.110 Ha dan Tabalong Kanan 38.261 Ha

c. Sub-Sub DAS Ayu 42.812 Ha, Uwi 39.504 Ha, Tutui 36.818 Ha, Misim 39.792 Ha, Kumap 40.470 Ha dan Jaing 22.647 Ha.

Sungai Tabalong mempunyai beberapa anak sungai antara lain Sungai Tabalong Kiwa, Tabalong Kanan, Sungai Jaing, Sungai Uya, Sungai Ayu, Sungai Kumap, Sungai Tutui dan Sungai Misim.

Sungai-sungai lain yang terdapat di Kabupaten Tabalong antara lain sungai Anyar, sungai Jaing, dan sungai Kinarum.

Iklim di Kabupaten Tabalong beriklim panas (tropis), Kelembaban udara maksimum pada tahun 2012 berkisar antara 92% – 99% dan kelembaban udara minimum antara 73% - 87%, sementara kelembaban udara rata-rata setiap bulan adalah 87% – 93%.

Temperatur udara di suatu tempat dipengaruhi oleh ketinggian tempat dari permukaan laut dan jarak dari pantai. Temperatur maksimum di Kabupaten Tabalong 28º C sampai dengan 32º C, temperatur udara minimum berkisar antara 23º sampai 26º C dan temperatur udara rata-rata 25ºC sampai 28º C.

Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu curah

(16)

hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Curah hujan maksimum pada tahun 2012 terjadi pada bulan Desember yaitu 155 mm sedangkan curah hujan minimum terjadi pada bulan Juli dan Agustus yaitu 0 mm. Jumlah seluruh curah hujan selama tahun 2012 adalah 2.811 mm dan jumlah hari hujan adalah 156 hari.

Rata-rata penyinaran matahari yang dipantau pada pukul 06.00 – 18.00 terlihat intensitas cukup bervariasi tiap bulannya. Penyinaran matahari dengan intensitas tertinggi terjadi pada bulan Juli yaitu 62,5 persen dan intensitas terendah terjadi pada bulan Maret yaitu 17 persen.

Kondisi klimatologi di Kabupaten Tabalong disajikan pada Tabel 2.2 (Curah dan Hari Hujan, Temperatur, Kelembaban Udara Serta Penyinaran Matahari di Kabupaten Tabalong).

Tabel 2.10.

Jumlah Curah dan Hari Hujan, Temperatur, Kelembaban udara serta Penyinaran Matahari Di Kabupaten Tabalong Bulan Curah Hujan

Rata-Sumber : Monografi Kabupaten Tabalong Tahun 2013.

Tanah di Kabupaten Tabalong terdiri dari lima jenis yaitu Aluvial, Podsolik, Potsol, Organosol Gleyhumus dan Komplek Podsolik Merah Kuning, Laterit, Litosol dan Latosol. Jenis yang terbanyak adalah adalah tanah Podsolik sebanyak 41,99% atau 151.168 Ha yang terdapat di sembilan kecamatan, kecuali Kecamatan Banua Lawas dan Kelua. Tanah Komplek Merah Kuning, Laterit, Litosol dan Latosol seluas 106.766 Ha (29,66%) hanya terdapat di Kecamatan Muara Uya dan Haruai.

Kemiringan lerengnya didominasi oleh lahan dengan kemiringan rendah (0-5%), sisanya memiliki kemiringan sedang (15-40%) dan lebih dari 40%. Kedalaman efektif tanah rata-rata lebih dari 90 cm (97,8%), dan sebagian besar tanahnya bertekstur halus.

(17)

karena sebesar ± 43,17% dari luas wilayahnya tanah berjenis podsolik merah kuning. Jenis tanah podsolik merah kuning ini memiliki sifat yang sangat rentan yaitu mudah tercuci, peka erosi, permeabilitas rendah dan agregat kurang stabil. Jenis tanah ini tingkat kesuburannya sangat tergantung pada jenis vegetasi yang menjadi penutupnya, dan penggunaan jenis tanah ini harus dengan sistem siklus unsur hara tertutup. Pola yang sesuai untuk dikembangkan adalah agroforestri yaitu pola pengkombinasian tanaman pertanian dengan tanaman kehutanan. Untuk pertanian lahan basah cocok pada tanah berjenis aluvial dan organosol gleihumus yang melingkupi ± 5,13% wilayah Kabupaten Tabalong.

d. Data Resiko Bencana Alam

Menurut buku Indeks Resiko Bencana Indonesian (IRBI) tahun 2013 yang diterbitkan oleh Badan Penanggulangan Bencana nasional, ancaman bencana yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan adalah Banjir, Kebakaran Permukiman, Kekeringan, Cuaca Ekstrim, Longsor serta Kebakaran Hutan dan lahan. Secara umum score Indeks Resiko Bencana di Kabupaten Tabalong adalah 152 masuk dalam kelas resiko tinggi. Secara detail Indeks Resiko Bencana di Kabupaten Tabalong digambarkan dalam tabel 2.11

Tabel 2.11

Indeks Resiko Bencana di Kabupaten Tabalong No Jenis Resiko Bencana Skor Resiko Kelas

1 Kekeringan 24 Tinggi

2 Cuaca Ekstrim 14 Sedang

3 Longsor 24 Tinggi

4 Kebakaran Hutan dan Lahan 36 Tinggi

5 Banjir 36 Tinggi

Sumber : IRBI 2013

e. Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya (capaian pelayanan dan kualitas)

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang telah ditetapkan target pelayanan dasar tahun 2019 sebagai berikut:

1) Penyediaan air minum 81,77% 2) Penyediaan sanitasi :

a) Layanan air limbah 60%

(18)

d) Pengoperasian TPA 70% e) Layanan sistem drainase 50%

3) Penataan Bangunan dan Lingkungan 60%

4) Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan 10%

RPJMN 2015-2019 mengamanatkan bahwa pada tahun 2019 Indonesia harus dapat mencapai target universal access 100-0-100. Artinya, tahun tersebut setiap masyarakat Indonesia baik yang tinggal di perkotaan maupun kawasan perdesaan sudah memiliki akses 100% terhadap sumber air minum aman, 0% kekumuhan dan fasilitas sanitasi yang layak 100%.

Tabel 2.12

Standar Pelayanan Minimal

No Jenis Pelayanan Dasar Satuan Target Tahun 2014 Target Tahun 2019

pengangkutan sampah % Penduduk 70% 70%

(19)

No Jenis Pelayanan Dasar Satuan Target Tahun 2014 Target Tahun Kabupaten Tabalong dan permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut: 1) Sektor persampahan,

a) pengurangan sampah baru mencapai 3,22% pada tahun 2015 sedangkan target 20% di tahun 2019

b) pengangkutan sampah baru mencapai 65,88% sedangkan target 100% di tahun 2019 terdapat gap 34,22%

c) pengoperasian TPA baru mencapai 60,2% sedangkan target 100% di tahun 2019 terdapat gap 39,08%

d) Peran KSM dalam pengelolaan TPS 3R masih kurang

e) Kesadaran masyarakat dalam pemilahan sampah masih kurang f) Armada angkut masih kurang

g) Alat berat yang tersedia di TPA masih belum memadai h) TPA sendiri masih sistem open dumping

2) Sektor air limbah

a) Jumlah penduduk yang mendapat akses air limbah mencapai 84,28% pada tahun 2015 sedangkan target 100% pada tahun 2019 terdapat gap 15,72% b) Kondisi tangki septik belum sesuai standar

c) Saluran pembuangan air limbahnrumah tangga masih menyatu dengan saluran drainase

d) MCK/IPAL komunal baru mulai dibangun

e) Kesadaran masyarakat untuk PHBS masih rendah

f) Penolakan terhadap sistem IPAL komunal on site ataupun offsite g) Koordinasi lintas SKPD dalam penanganan air limbah masih lemah 3) Sektor air minum

(20)

b) Masih terdapat 17 Desa rawan air

c) Idle kapasity !PA 234,76 lt/det dari 390 lt/det d) Jangkauan layanan air minum masih kurang e) Permintaan layanan air minum makin tinggi

f) Kemampuan APBD mensupport penyediaan jaringan distribusi terbatas g) Kinerja PDAM masih perlu ditingkatkan (SDM, akurasi data dan informasi) 4) Sektor penanganan kumuh

a) Pengurangan luas kawasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan baru 1% pada tahun 2015 dari target 10% di tahun 2019 terdapat gap 9%

b) Luasan kawasan permukiman kumuh di perkotaan cenderung mengalami peningkatan yaitu 121,17% di tahun 2016

5) Sektor drainase

(21)

Tabel 2.13

Indikator Pencapaian Eksisting Pelayanan Dasar Terhadap Gerakan 100-0-100 di Kabupaten Tabalong

No Jenis Pelayanan Dasar Satuan Target Tahun 2014 Tahun 2019Target Capaian Thn 2015 GAP RPJMN 2015-2019 1 Penyediaan

air minum Persentase mendapatkan akses air minum penduduk yang

yang aman % Penduduk

sanitasi Persentase terlayani sistem air limbah yang penduduk yang

memadai % Penduduk permukiman kumuh di kawasan

perkotaan Ha 10% 10% 1%

Gambar

Tabel 2.1 Jumlah Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Kecamatan
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Tabalong skala 1:50.000
Gambar 2.2. Peta Kota Tanjung Skala 1:25.000
Tabel 2.2 Indikator Kemiskinan Kabupaten Tabalong Tahun 2011-2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kedalaman efektif tanah merupakan tebalnya lapisan tanah dari permukaan sampai batuan induk atau sampai pada suatu lapisan yang perakaran tanaman atau

- Kepulauan Mentawai merupakan gugusan pulau-pulau besar dan kecil yang terdapat di pantai barat Sumatera, yang terdiri dari 4 (empat) pulau utama yaitu Pulau Siberut, Pulau

 Organosol, merupakan tanah organik (tanah gambut) yang terdapat disebelah Barat sungai Barito mulai dari selatan hingga ke bagian Utara Kabupaten

Lahan perkebunan yang dapat dimanfaatkan di Kabupaten Pesisir Barat cukup luas jika.. dibandingkan dengan lahan pertanian.Luas lahan perkebunan yang dapat

• Anjir Kalampan sepanjang 14,5 km (yang menghubungkan Kota Mandomai Kecamatan Kapuas Barat ke Pulang Pisau, wilayah Kabupaten Pulang Pisau. mengarah ke Palangka

yang berupa perbukitan hingga bergelombang, dengan elevasi dari lokasi hulu sungai yang tinggi. Faktor elevasi dan topografi sangat berpengaruh pada pembentukan hujan, di

Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah bagian Provinsi Jawa Barat yang secara definitif.. menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan

Secara geografis dan geologis Kabupaten Pasaman memiliki potensi yang cukup tinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya di provinsi Sumatera barat. Dari segi pembentukan tanah ada