• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Peran Aktif Siswa 1. Pengertian Peran Aktif - PENINGKATAN PERAN AKTIF DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES AND DEBATE PADA PESERTA DIDIK KE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Peran Aktif Siswa 1. Pengertian Peran Aktif - PENINGKATAN PERAN AKTIF DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES AND DEBATE PADA PESERTA DIDIK KE"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Peran Aktif Siswa

1. Pengertian Peran Aktif

Menurut Mukhabar (2011) peran aktif adalah kesediaan siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan benar serta memberikan respon positif terhadap materi pelajaran yang dibahas, berusaha mencari tahu materi yang belum dipahami, dengan jalan menanyakan langsung kepada guru yang bersangkutan,(diakses pada 7 febuari 2014).

Menurut Usman (2006 :22) Secara harfiah peran aktif dapat diartikan sebagai kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar yang menekankan peran aktif siswa secara fisik, mental, intelektual, emosional untuk memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara kognitif, afektif dan psikomotor.

(2)

2. Ciri-ciri Pembelajaran yang Menuntut Peran Aktif Siswa

Ciri-ciri proses belajar mengajar yang menuntut siswa untuk berperan secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar menurut Sudjana (2010 : 110) adalah sebagai berikut :

a. Siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi lebih banyak memberi informasi.

b. Siswa banyak mengajukan pertanyaan, baik kepada guru maupun kepada siswa lain.

c. Siswa lebih banyak mengajukan pendapat terhadap informasi yang disampaikan guru atau terhadap pendapat yang diajukan.

d. Siswa memberikan respon nyata terhadap stimulasi belajar yang diberikan oleh guru seperti membaca, mengerjakan tugas, mendiskusikan pemecahan masalahnya dengan teman sekelas, bertanya kepada siswa lain jika mendapat kesulitan, mencari informasi dari beberapa sumber belajar, dan kegiatan nyata lainnya.

e. Siswa berkesempatan melakukan penilaian sendiri terhadap hasil pekerjaannya, sekaligus memperbaiki dan menyempurnakan pekerjaan yang dianggapnya masih belum sempurna.

f. Siswa membuat sendiri kesimpulan pelajaran dengan bahasa dan cara masing-masing, baik secara mandiri maupun secara kelompok.

(3)

3. Indikator Peran Aktif

Peran aktif siswa dalam kegiatan belajar sangat penting, untuk itu sebagai guru hendaknya dapat mengaktifkan para siswa dalam belajarnya. Menurut Heinz (2002 :65) untuk belajar aktif siswa harus bekerja sendiri, adapun indikator :

a) Siswa mencari jalan untuk memecahkan masalah sendiri b) Siswa menjawab pertanyaan guru

c) Siswa belajar bertanya

d) Siswa mengambil keterangan dari buku

e) Siswa melakukan diskusi suatu hal dengan kawannya f) Siswa melakukan suatu percobaan sendiri

g) Siswa merasa bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya

Peran aktif siswa menurut Heinz (2002 : 65)terdiri dari 7 indikator, dijabarkan sebagai berikut :

a) Siswa mencari jalan untuk memecahkan masalahnya artinya siswa berusaha merespon nyata terhadap stimulus belajar yang diberikan oleh guru berupa mengerjakan soal.

b) Siswa menjawab artinya siswa berusaha menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

(4)

d) Siswa mengambil keterangan dari buku artinya siswa mencari langkah untuk menyelesaikan soal, contoh dari BSE, buku catatan maupun buku refrensi lain yang siswa miliki.

e) Siswa mendiskusikan suatu hal dengan temannya artinya siswa tidak hanya menerima informasi tetapi mereka juga saling memberikan informasi kepada teman diskusinya untuk menemukan jawaban.

f) Siswa melakukan suatu percobaan sendiri artinya siswa mengecek kebenaran jawaban dari soal yang telah dikerjakan atau mencoba menyimpulkan materi yang telah mereka pelajari.

g) Siswa merasa bertanggung jawab atas pekerjaannya artinya siswa mau menyampaikan hasil jawaban untuk keseluruhan kelas, atau mempertahankan jawaban, memberikan sanggahan, dan memperbaiki atau menyempurnakan jawabaan yang dianggap belum sempurna.

Berdasarkan indikator peran aktif yang telah dikemukakan oleh Heinz, Peneliti mengambil indikator peran aktif yang akan diamati disaat pembelajaran menggunakan model Examples non Examples and Debate ini, yaitu menggunakan 6 indikator peran aktifyang telah disesuaikan diantaranya:

a) Siswa mengerjakan soal/tugas b) Siswa menjawab pertanyaan guru c) Siswa bertanya

d) Siswa mengambil keterangan dari buku e) Siswa melakukan diskusi kelompok

(5)

4. Cara Meningkatkan Peran Aktif

Berikut ini cara-cara yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, menurut Asmani (2011 : 152) yaitu :

a) Memberikan pertanyaan-pertanyaan ketika proses pembelajaran berlangsung. Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dibahas. Contoh pertanyaan yang dapat guru berikan kepada siswa yaitu “apakah upaya yang kalian lakukan untuk menjaga kelestraian

lingkungan hidup?

b) Mengerjakan latihan pada setiap akhir suatu bahasan setelah guru menjelaskan suatu materi kepada siswa.

Guru memberikan soal kepada seluruh siswa untuk dikerjakan baik secara individu maupun kelompok.

c) Membentuk kelompok belajar.

Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas. d) Menerapkan pembelajaran kooperatif.

Guru menerapakan pembelajaran kooperatif dalam kegiatan pembelajaran, agar siswa dapat saling bekerjasama dengan temannya.

Usman (2011 : 26) menambahkan untuk meningkatkan peran aktif siswa dengan cara sebagai berikut :

(6)

b. Siapkanlah siswa secara tepat. Persayaratan awal apa yang diperlukan anak untuk mempelajari tugas belajar yang baru.

c. Sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berperan secara aktif dalam kegiatan belajar.

Setiap guru tahu bahwa keterlibatan anak secara aktif dalam kegiatan belajar-mengajar sangat diperlukan agar belajar menjadi aktif dan dapat mencapai kondisi ini sebaik-baiknya dengan berbagai cara yang telah dikemukakan.

B. Prestasi Belajar Geografi 1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Sudjana, (2010 : 28 ) Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti, perubahan pada pengetahuan pemahamannya, sikaf, dan tingkah lakunya. dapat disimpulkan bahwa pengertian dari belajar yaitu upaya yang dilakukan untuk merubah atau menambah suatu potensi dalam kegiatan ataupun suatu pengetahuannya yang lebih baik dan terarah sesuai dengan apa yang ditunjukan.

Menurut arifin, (2013 : 12-13) Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti

“hasil usaha” istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar” (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan

(7)

peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian,olah raga, dan pendidikan, khusunya pembelajaran.

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2008:138) prestasi belajar adalah hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang baik-baik.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Darmadi, (2010 : 187 – 189) Prestasi belajar merupakan hasiil interaksi berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.

(1) Faktor Eksternal

(8)

bergantung pada guru. Selain guru yang cukup memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar siswa juga kepemimpinan kepala sekolah.

(2) Faktor Internal

Menurut Slameto (2010: 54-57) belajar tidak akan langsung terjadi perubahan-perubahan, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar diantaranya yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Di dalam faktor intern terdapat tiga faktor yang mempengaruhi belajar meliputi:

a) Faktor Jasmaniah

Faktor jasmani merupakan faktor belajar yang berhubungan dengan kesehatan fisik.Hal ini meliputi kesehatan jasmani yang sehat karena kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.Selain sehat jasmani faktor yang mempengaruhi belajar adalah cacat tubuh.Cacat tubuh ini dapat berupa buta, setengah buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Cacat tubuh akan mempengaruhi belajar peserta didik.

b) Faktor Psikologis

Ada tujuh faktor yang termasuk kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar yaitu :

1) Inteligensi

(9)

2) Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, yang semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek.Untuk dapat menjamin prestasi belajar yang baik, maka peserta didik harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.

3) Minat

Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat sangat berpengaruh besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya.

4) Bakat

Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Jadi dalam hal ini bakat sangat berpengaruh terhadap belajar, karena jika pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakatnya maka nilai atau prestasi belajar yang diperoleh itu akan lebih baik.

5) Motif

Motif berhubungan dengan apa yang ingin dicapai. Dalam hal belajar harus diperhatikan apa yang menjadi motif/dorongan agar peserta didik dapat belajar dengan baik.

6) Kematangan

(10)

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan berhubungan dengan kematangan, karena kematangan merupakan kesiapan untuk melakukan kecakapan.

8) Faktor kelelahan

Kelelahan pada diri seseorang sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : (1) kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh, (2) kelelahan rohani dapat ditunjukan dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk mengahasilkan sesuatu hilang.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar peserta didik disekolah sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat.Hal ini terjadi karena prestasi belajar peserta didik sangat berhubungan dengan faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor akan dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar dengan demikian tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai peserta didik didukung oleh faktor internal dan faktor ekternal seperti yang disebutkan diatas.

3. Fungsi utama prestasi belajar

Menurut Arifin (2013 : 12-13) Prestasi belajar memiliki beberapa fungsi utama antara lain :

(11)

b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan

(couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”.

c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu intitusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan.Karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

(12)

4. Jenis-jenis Prestasi Belajar dan Indikatornya

Prestasi belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai setelah seseorang belajar.Menurut Sudijono (2008: 49) jenis prestasi belajar itu meliputi 3 (tiga) ranah atau aspek, yaitu ranah kognitif (cognitivedomain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotor (psychomotordomain).Ketiga ranah tersebut juga dapat dijadikan indikator keberhasilan belajar peserta didik.Oleh karena itu, ketiga aspek tersebut juga harus menjadi indikator prestasi belajar. Ketiga aspek tersebut tidak berdiri sendiri, tidak dapat dipisahkan dan saling menguatkan satu sama lain.

Tabel 2.1 Jenis Prestasi dan Indikatornya

No Jenis Prestasi Belajar Indikator Prestasi Belajar

1 Ranah Kognitif

a. Pengamatan

b. Ingatan

c. Pemahaman

4. Aplikasi/Penerapan

5. Analisis (Pemeriksaan dan pemilahan secara teliti

6. Sintesis (Membuat paduan baru dan utuh)

1)Dapat menunjukkan; 2) Dapat membandingkan; 3) Dapat menghubungkan. 1) Dapat menyebutkan;

2) Dapat menunjukkan kembali. 1) Dapat menjelaskan;

2) Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri.

1) Dapat memberikan contoh; 2) Dapat menggunakan secara tepat. 1) Dapat menguraikan;

2) Dapatmengklasifikasikan/ memilah-milah.

1) Dapat menghubungkan materi-materi, sehingga menjadi kesatuan baru;

2) Dapat menyimpulkan; 3) Dapat menggeneralisasikan

(13)

2 Ranah Afektif

1. Penerimaan

2. Sambutan

3. Apresiasi

(Sikap menghargai)

4. Internalisasi (Pendalaman) 5. Karakterisasi (Penghayatan)

1) Menunjukkan sikap menerima; 2) Menunjukkan sikap menolak.

1) Kesediaan berpartisipasi/terlibat; 2) Kesediaan memanfaatkan.

1) Menganggap penting dan bermanfaat;

2) Menganggap indah dan harmonis; 3) Mengagumi.

1) Mengakui dan meyakini; 2) Mengingkari.

1) Melembagakan atau meniadakan; 2) Menjelmakan dalam pribadi dan

perilaku sehari-hari.

3 Ranah Psikomotor

1. Keterampilan bergerak dan bertindak

2. Kecakapan ekspresi verbal dan non verbal

1) Kecakapan mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya. 1) Kefasihan

melafalkan/mengucapkan; 2) Kecakapan membuat mimik dan

gerakan jasmani.

Sumber :Muhibbin Syah (2011: 217-218)

C. Model Pembelajaran Tipe Examples non Examples

1. Pengertian model Examples non Examples

(14)

(PAIKEM) lebih tepatnya model pembelajaran examples non examples termasuk dalam metode pembelajaran aktif

Riensuciati (2013) metode Pembelajaran Examples Non Examples atau juga biasa di sebut Examples And Non-Examplesmerupakan metode pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. (Diakses 8 Februari 2014)

Menurut Suprijono (2013 : 125) mengemukakan bahwa metode Examples non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh – contoh dapat dari kasus atau gambar yang relevan dengan kompetensi dasar.

Berdasarkan definisi di atas, maka pengertianistilahExamples Non-Examples yang di maksud dalam penelitian ini adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang metode belajarnya menggunakan contoh-contoh dapat berupa gambar, bagan, skema yang relevan dengan kompetensi dasar.

2. Prinsip Model Pembelajaran Examples Non Examples

(15)

Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari Examples dan Non-Examples dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.

Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan Non-Example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.

Metode Examples non Examples penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.

Prinsip Reaksi model pembelajaran Examples Non Examples adalah: Guru memberi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok belajar 2-3 orang siswa, sehingga setiap anggota bertanggung jawab atas setiap penguasaan komponen-komponen yang di tugaskan sebaik-baiknya. Sehingga menyebabkan tumbuhnya rasa senang dalam proses belajar mengajar, serta dapat menjadikan siswa lebih semangat belajar karena dapat melihat secara langsung.

(16)

gambar-gambar untuk memfasilitasi anak dalam mendiskusikan sebuah materi dan dilakukan secara kelompok. Dalam kelompok tersebut tidak hanya materi yang di bahas saja melainkan juga memberi arti penting dari kerjasama, persaingan sehat antar kelompok, keterlibatan belajar dan tanggung jawab.(diakses pada 8 februari 2014).

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Examples non Examples a. Kelebihan

Adapun kelebihan dari metode examples non examplesmenurut Buehl (Depdiknas, 2007:219) antara lain:

1) Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek.

2) Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example non Example.

3) Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.

4) Peserta didik lebih kritis dalam menganalisa gambar

(17)

b. Kelemahan

(1) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar

(2) Memakan waktu yang lama. Wijaya 2008 (diakses pada tanggal 9 februari 2014)

4. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Examples non Examples Adapun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran b. Guru menayangkan gambar melalui LCD Proyektor

c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.

d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, kemudian hasil diskusi dari analisia gambar tersebut dicatat pada kertas.

e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

f. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjalaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

g. Kesimpulan (Hamzah B, Uno 2011 : 80-81)

D. Pengertian Debate

Adapun beberapa pengertian menurut para ahli mengenai debat adalah sebagai berikut :

(18)

Siswa dibagi menjadi bebrapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari beberapa siawa. Di dalam kelompoknya, siswa melakukan perdebatan tentang topik yang ditegaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru. Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penugasan materi yang meliputi kedua posisi tersebut.

Menurut Hamzah, (2011 : 100) debat adalah merupakan model yang dirancang untuk memecahkan masalah dari sudut pandang yang berbeda. Biasanya terdiri dari diskusi antara antara dua belah pihak yang mempunyai pendapat yang berbeda bahkan bertentangan.

Menurut Zaini, (2008 : 38) debat adalah salah satu model berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan terutama jika siswa diharapkan mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan sendiri. Ini merupakan strategi yang secara aktif melibatkan setiap siswa di dalam kelas bukan hanya para pelaku debatnya saja.

(19)

5. Inovasi

Inovasi model pembelajaran Examples Non Examplesand Debate:

Adapun hasil dari modifikasi pembelajaran examples non example yang ditambah dengan debat, langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: a) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran b) Guru menayangkan gambar-gambar melalui LCD Proyektor

c) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.

d) Guru membagi peserta didik dalam kelompok (masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 orang)

e) Guru meminta kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi tentang gambar yang ditunjukkan oleh guru melalui LCD.

f) Sesi debat : Guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil rangkumannya, sementara kelompok lain sebagai penyangga dan penanya. g) Guru memberikan penguatan pada hasil debat dan kesimpulan

h) Penilaian kelompok Kebaikan :

a. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar

(20)

E. Hakekat Geografi

1. Pengertian Geografi

Para pakar geografi dalam Seminar dan Lokakarya Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang tahun 1998, telah merumuskan konsep geografi sebagai berikut: geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. Konsep geografi yang diketengahkan di atas secara jelas menegaskan bahwa yang menjadi obyek studi geografi tidak lain adalah geosfer, yaitu permukaan bumi yang hakikatnya merupakan bagian dari bumi yang terdiri dari atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan), dan biosfer (lapisan kehidupan). Pada konsep ini, geosfer atau permukaan bumi ditinjau dari sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan yang menampakkan persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan tersebut tidak terlepas dari adanya relasi keruangan dari unsur-unsur geografi yang membentuknya (Nurdin Sumaatmaja, 2001: 11).

2. Pendekatan Geografi

Menurut Sumaatmadja (2001: 88-89), pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk menganalisis berbagai gejala dipermukaan bumi terdiri dari empat pendekatan, yaitu pendekatan keruangan, pendekatan ekologi, pendekatan kronologi, dan pendekatan sistem.

a) Pendekatan spasial/keruangan

(21)

atau fenomena tertentu pada suatu wilayah. Dalam pendekatan keruangan yang dikaji adalah antar variabel atau rangkaian. Variabel yang berbeda dari suatu tenpat lainnya kemudian dikaji, faktor apa saja yang mempengaruhi pola distribusi keruanan atau persebarannya. Pada dasarnya memeang terjadi keterkaitan atau hubungan antar variabel.

b) Pendekatan ekologi

Merupakan suatu pendekatan yang berdasarkan interaksi dan interdependensi yang terjadi pada lingkungan. Lingkungan geografi bisa diartikan sama dengan lingkungan pada umumnya. Pendekatan ekologi dilakukan dengan berpusat pada interelasi kehidupan manusia dengan lingkungan fisiknya yang membentuk sisitem keruangan yang dikenal dengan ekosistem.

c) Pendekatan kronologi

Dengan menerapkan kronologi suatu gejala atau suatu masalah pada ruang tertentu, peneliti dapat mengkaji perkembangan, dapat pula melakukan prediksi proses gejala atau masalah tadi masa-masa yang akan datang. Melalui pendekatan historis ini, dapat dilakukan pengkajian dinamika dan perkembangan gejala geografi didaerah atau wilayah tertentu. Menelti, menganalisis, dan mengadakan interpretasi pada suatu wilayah dengan menggunakan pendekatan histories, artinya menampilkan peta perkembangan daerah berdasarkan urutan waktunya, akan dapat dilihat kecenderungan kearah mana kota itu akan tumbuh berkembang dan apa penyebabnya.

d) Pendekatan sistem

(22)

metode berpikir sintetik, yaitu metode berpikir yang didasarkan atas doktrin ekspansionisme. Doktrin ekspansionisme adalah cara meninjau suatu benda atau suatu hal sebagai bagian dari keseluruhan yang besar.

3. Pembelajaran Geografi

Pembelajaran geografi membangun dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bumi. Peserta didik didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di permukaan bumi. Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah (Depdiknas, 2003: 5)

Fungsi pembelajaran geografi adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan dan proses yang berkaitan.

b. Mengembangkan keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi.

c. Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan sumber daya serta toleransi terhadap keragaman sosial-budaya masyarakat (Depdiknas, 2003:6).

Tujuan pembelajaran geografi meliputi ketiga aspek sebagai berikut: 1. Pengetahuan :

(23)

keruangan dan proses-prosesnya.

b) Mengembangkan pengetahuan sumber daya alam, peluang dan keterbatasannya untuk dimanfaatkan.

c) Mengembangkan konsep dasar geografi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar, dan wilayah negara/dunia.

2. Keterampilan :

a) Mengembangkan keterampilan mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan binaan.

b) Mengembangkan keterampilan mengumpulkan, mencatat data dan informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek keruangan.

c) Mengembangkan keterampilan analisis, sintesis, kecenderungan dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografis.

3. Sikap :

a) Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar.

b) Mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup.

c) Mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya.

(24)

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang menggunakan metode pembelajaran Examples non examples, peran aktif dan pretasi belajar siswa diantaranya adalah sebagai berikut:

Dalam penelitianAnggia Yoni Sudrajat/2012/ UMP yang berjudul Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Melalui Motode Examples non Examples Materi Kooperasi dan Kesejahteraan Rakyat di Kelas IV SD Negeri 1 Karangjengkol. Penelitian ini dilakukan di di Kelas IV SD Negeri 1 Karangjengkol Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS materi kooperasi dan kesejahteraan rakyat melalui metode examples non examples di kelas IV SD N 1 Karangjengkol.Dari penelitian ini dihasilkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan peningkatan aspek minat belajar siswa dalam setiap siklusnya.Pada siklus I peroleh rata-rata 40 dengan kriteria cukup termotivasi.Pada siklus II diperoleh rata-rata 49 dengan kriteria motivasi baik. Adanya peningkatan Prestasi belajar siswa, pada siklus I dengan presentase ketuntansan kelas 46,15 %. Pada siklus II dengan ketuntasan kelas 88,46 %.

(25)

lingkungan di muka bumi, dari penelitian dan pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode examples non examples pada mata pelajaran geografi dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan ketuntasan belajar peserta didik dari kondidi awal 42 % menjadi 82 % pada siklus II.

Peneliatian yang dilakukan oleh Ika Yanartanti 2013/UMP dengan judul Meningkatkan Peran aktif dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X dengan Metode Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) di SMK Tujuh Lima Purwokerto1. Yang dilakukan pada siswa kelas X di SMK Tujuh Lima Purwokerto 1. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan peran aktif dan prestasi belajar matematika dengan metode Auditory Intelectually Repetition (AIR) di SMK Tujuh Lima 1 Purwokerto. Dari penelitian ini dihasilkan peningkatan peran aktif dan prestasi belajar siswa. Diketahui peran aktif siswa siklus I rata-rata sebesar 51,4 % dan siklus III skor rata-rata peran aktif siswa 64,2 %. Dan meningkatkan prestasi belajar siswa dibuktikan meningkatnya hasil tes evaluasi siswa yakni pada siklus I nilai rata-rata 67,2 siklus III rata-rata 80,08.

Tabel 2.2 Perbedaan Penelitian Yang Relevan Penelitian/

Tahun

Anggia Yoni Sudrajat/2012/ UMP

Andrie Kanggoro /2011/UMP

Ika Yanartanti 2013/UMP

1 2 3

Judul Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Melalui Motode Examples non Examples Materi Kooperasi dan Kesejahteraan Rakyat di Kelas IV SD Negeri 1 Karangjengkol.

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran Geografi kelas X7 SMAN Baturaden Melalu Metode Examples non Examples.

Meningkatkan Peran aktif dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X denga Metode Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) di SMK Tujuh Lima Purwokerto1.

Tempat di Kelas IV SD Negeri 1 Karangjengkol

Di Kelas X7 SMAN Baturaden

(26)

Tujuan enelitian ini bertujuan untuk peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS materi kooperasi dan kesejahteraan rakyat melalui metode examples non examples di kelas IV SD N 1 Karangjengkol.

Penelitian ini untuk mengetahui prestai belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi kelas X7 SMAN Baturaden kompetensi dasar menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap lingkungan di muka bumi

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan peran aktif dan prestasi belajar matematika dengan metode Auditory Intelectually Repetition (AIR) di SMK Tujuh Lima 1 Purwokerto

Hasil B adanya peningkatan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan peningkatan aspek minat belajar siswa dalam setiap siklusnya. Pada siklus I peroleh rata-rata 40 dengan criteria cukup termotivasi. Pada siklus II diperoleh rata-rata 49 dengan kriteria motivasi baik. Adanya peningkatan Prestasi belajar siswa, pada siklus I dengan presentase ketuntansan kelas 46,15 %. Pada siklus II dengan ketuntasan kelas 88,46 %.

Penelitian dan pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode examples non examples pada mata pelajaran geografi dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan ketuntasan belajar peserta didik dari kondidi awal 42 % menjadi 82 % pada siklus II.

Pembelajaran dengan metode AIR (Auditory Intelectually Repetition) dapat meningkatkan peran aktif siswa. Diketahui peran aktif siswa siklus I rata-rata sebesar 51,4 % dan siklus III skor rata-rata peran aktif siswa 64,2 %. Dan meningkatkan prestasi belajar siswa dibuktikan meningkatnya hasil tes evaluasi siswa yakni pada siklus I nilai rata-rata 67,2 siklus III rata-rata 80,08.

(27)

G. Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil observasi keadaan awal suasana belajar peserta didik kelas XI IPS 1 MAN Purwokerto 1 tahun ajaran 2013/2014 sebelum menggunakan model pembelajaran examples non examples and debate, yaitu peran aktif dan prestasi belajar rendah. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya peserta didik yang masih pasif dan jarang memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung.Dari permasalahan tersebut perlu adanya alternatif pemecahan masalah yaitu dengan melakukan penelitian tindakan kelas.

Model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan peran aktif dan prestasi belajar peserta didik, yaitu menggunakan model pembelajaran Examples non examples and debate karena memaksa siswa untuk mengingat dan mengemukakan pendapat, sehingga siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa mampu mengembangkan keterampilan berfikir, mengingat dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, dengan demikian materi yang diajarkan guru tidak mudah dilupakan.

Dan debate sangat membantu siswa untuk mengemukakan pendapat dan siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran.

(28)

Berdasarkan dari permasalahan yang ada, yakni guna meningkatkan peran aktif dan prestasi belajar siswa maka tersusun keragka pikir sebagai berikut :

Skema kerangka pikir penelitian tindakan kelas

Gambar 2.1 Skema Kerangka Fikir

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah “ melalui metode pembelajaran examples non examples and

debate dapat meningkatkan peran aktif dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi pokok bahasan kerusakan lingkungan hidup pada peserta didik kelas XI IPS 1 MAN Purwokerto 1 Semester II tahun ajaran 2013/2014.

Kerangka berfikir

Kondisi Awal Peserta didik

Guru mengajar konvensional Peserta didik tidak berperan aktif (pasif) Prestasi belajar rendah

Tindakan (acting) dengan menerapkan pembelajaran Examples non examples and Debate

Kondisi Akhir Peserta didik

Siklus I

Siklus II

Guru mengajar Inovatif Peserta didik berperan aktif

Gambar

gambar, bagan, skema yang relevan dengan kompetensi dasar.
gambar untuk memfasilitasi anak dalam mendiskusikan sebuah materi dan
gambar yang ditunjukkan oleh guru melalui LCD.
Tabel 2.2 Perbedaan Penelitian Yang Relevan
+2

Referensi

Dokumen terkait

 Siswa dapat mengakui adanya Allah swt melalui ciptaan alam semesta raya dan seisinya melalui dalil aqli  Siswa dapat. mengenal Allah melalui keindahan alam semesta

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal program

After the historical data stock prices are found, then they will be processed in accordance with indicators MA10 (Moving Average) and RSI14 (Relative

sealing apical opening of the root canal caused by External Root Resorption combined with custom cast post and core and lithium dis- ilicate aesthetic restoration for

Dalam mekanisme ini foton yang melewati daerah inti suatu atom akan terkonversi membentuk pasangan partikel bermuatan positif dan negatif (positron dan elektron) yang

Antimicrobial Activity of The Aquatic Extract Of Fresh, Dry Powder Ginger, Apple Vinegar Extract of Fresh Ginger and Crude Oil of Ginger ( Zingiber Officinale)

Koefisien konstanta sebasar 47.869 menyatakan bahwa jika variabel situasi tingkat individu, tingkat kelompok, tingkat organisasi, dan tingkat ekstra organisasi sebagai penyebab stres

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE ROUND TABLE UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia |