• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Akustik Kelautan Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Akustik Kelautan Indonesia"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM AKUSTIK KELAUTAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 17

Tomi Aris 135080600111012

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM AKUSTIK KELAUTAN

Dengan Ini Menyatakan Bahwa Telah Disetujui Laporan Akhir Praktikum Akustik Kelautan Kelompok 17

Malang, 11 Desember 2015

Menyetujui,

Koordinator Asisten

Anthon Andrimida 125080600111019

Mengetahui,

Dosen Pengampu

Defri Yona, S.Pi., M.Sc.Stud.,D.Sc. NIP. 19781229 200312 2 002

Asisten Pendamping

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan pratikum Akustik Kelautan.

Penulisan laporan merupakan salah satu tugas pratikum yang diberikan dalam mata kuliah Akustik Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Dalam penulisan laporan pratikum ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, Akhirnya penulis berharap semoga laporan pratikum ini dapat bermanfaat bagi kita.

Malang, 1 Desember 2015

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...2

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

DAFTAR GAMBAR...iv

DAFTAR TABEL...vi

BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Maksud dan Tujuan...3

BAB 2...4

METODOLOGI...4

2.1 WAKTU DAN TEMPAT...4

2.2 ALAT DAN BAHAN...4

2.3 SKEMA KERJA...6

2.3.1 Perangkaian Alat...6

2.3 2 Simulasi pengoperasian Alat...6

2.3.3 Skema Kerja Pengolahan Data Batimetri pada MapSource...7

2.3.4 Skema Kerja Pengolahan Data Batimetri pada Excel...8

2.3.5 Skema Kerja Pengolahan Data Batimetri pada Surfer...9

BAB 3...10

(5)

3.1 Pengenalan Alat...10

3.1.1 Echosounder...10

3.1.2 Accu...11

3.1.3 Antena...11

3.1.4 Kabel Penghubung...12

3.2 Perakitan Alat...13

3.3 Simulasi Alat...14

3.4 Pengenalan Data...15

3.4.1 pengolahan data di map source...16

3.4.2 pengolahan data pada Microsoft excel...18

3.4.3 pengolahan data di surfer...23

BAB 4...28

PENUTUP...28

4.1 Kesimpulan...28

4.2 Saran...28

LAMPIRAN...29

DOKUMENTASI...29

DAFTAR PUSTAKA...31

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tampilan awal MapSource...15

Gambar 2 Membuka file hasil rekaman echosounder (.gdb)...15

Gambar 6 Mengklik "edit" >> "Prereference"...16

Gambar 7 Ubah satuan “Distance” menjadi Metric, dan “elevation” dalam meter. ... 16

Gambar 8 Ubah posisi Grid dalam UTM dan Datum dalam WGS 84...16

Gambar 9 Menyimpan data hasil sounding...17

Gambar 10 Membuka software pengolah data Ms. Excel...17

Gambar 11 Membuka file data pasang surut yang akan diolah...17

Gambar 12 Hasil data .*txt yang dibuka pada Ms. excel...18

Gambar 13 Membuat kolom x, y , z, time, sounding pasut, draft...18

Gambar 14 Menyalin kolom koordinat ke kolom x, dan y pada sheet baru...18

Gambar 15 Mengisi kolom time, sounding, dan draft...19

Gambar 16 Membuat data tinggi pasut per 30 menit...19

Gambar 17 Hasil pengolahan data pasut...20

Gambar 18 Memasukan range data pasut per 30 menit...20

Gambar 19 Mengisi kolom z (kedalaman)...21

Gambar 20 Mengubah nilai z menjadi negatif (-)...21

Gambar 21 Hasil negatif nilai Z...21

(7)

Gambar 23 Tampilan awal surfer...22

Gambar 24 Gridding...22

Gambar 25 Open file excel...23

Gambar 26 Tampilan Gridding...23

Gambar 27 Gridding...23

Gambar 28 Hasil Gridding...24

Gambar 29 Property Manager...24

Gambar 30 Contour Map 2D...25

Gambar 31 Contour Map 3D...25

Gambar 32 Aki sebagai sumber daya...27

Gambar 33 echosounder tampak belakang...27

Gambar 34 Echosounder tampak depan...27

Gambar 35 kabel untuk menyambungkan ke echosunder...27

Gambar 36 antena echosounder...28

(8)

DAFTAR TABEL

(9)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Definisi dari Akustik kelautan adalah salah satu bidang studi kelautan yang menggunakan suara sebagai medianya untuk mendeteksi target di kolom perairan dan dasar perairan. Studi tentang akustik berkisar pada propagasi, generasi dan penerimaan gelombang mekanik dan getaran. Tahap tengah dalam proses adalah propagasi gelombang akustik. Dalam zat cair, suara merambat terutama sebagai gelombang tekanan. Dalam padatan, gelombang mekanik dapat mengambil berbagai bentuk, termasuk gelombang longitudinal ,gelombang transversal dan gelombang permukaan. Metode yang digunakan dalam akustik secara umum akan terbagi menjadi 2 macam, yaitu Akustik pasif dan Akustik aktif. Akustik aktif memakai prinsip SONAR yaitu mengukur jarak dan arah dari objek yang dideteksi dan ukuran relatifnya dengan menghasilkan gelombang suara serta mengukur waktu tempuh dari gelombang tersebut. Akustik pasif dapat dilakukan dengan mendengarkan gelombang suara yang datang dari berbagai objek pada kolom perairan. manfaat dari akustik Akustik pasif dapat digunakan untuk mendengarkan ledakan bawah air, gempa bumi, letusan gunung api, suara yang dihasilkan oleh ikan dan hewan lainnya, aktivitas kapal-kapal laut, ataupun sebagai peralatan untuk mendeteksi kondisi di bawah air.

(10)

rendah frekuensi gelombang, semakin lama panjang gelombang. Amplitudo menjelaskan ketinggian gelombang tekanan suara atau "kenyaringan" suara dan sering diukur menggunakan skala desibel (dB) (NOAA,2015).

Gelombang akustik di air memiliki atenuasi cukup rendah, transmisi panjang rentang dapat diperoleh, terutama untuk frekuensi rendah, Oleh karena itu Gelombang akustik di laut digunakan untuk transmisi informasi dalam cara yang sama juga sebagai gelombang elektromagnetik yang digunakan di udara. Namun, laut dengan batas-batas pada permukaan laut dan bagian bawah adalah saluran transmisi sangat rumit yang dapat berubah dengan cepat dengan kondisi lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini dan keterbatasan, pemrosesan sinyal lanjut sangat penting dan diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan kemampuan transmisi. Sinyal pengolahan di waktu, frekuensi dan spasial domain karena itu adalah bagian penting dari akustik laut modern. Manfaat dari akustik kelautan di bidang aplikasi kelautan yang paling penting adalah: aplikasi militer dan surveying daerah pesisir untuk kapal dan pertambangan, Perikanan akustik dan kelimpahan estimasi ikan dan plankton, akustik dasar laut, Pemetaan Topografi dan struktur dasar laut dan bawah sub, dan lainya (Hovem, 2015).

Echosounder Adalah Suatu alat navigasi elektronik dengan menggunakan system gema yang dipasang pada dasar kapal yang berfungsi untuk mengukur kedalaman perairan, mengetahui bentuk dasar suatu perairan dan untuk mendeteksi gerombolan ikan dibagian bawah kapal secara vertical. Rangkaian peralatan Echosounder (perum gema) itu terdiri dari Transmitter, Transmitter adalah pesawat yang membangkitkan getaran-getaran listrik. Oscillator, adalah pesawat pada dasar kapal yang merubah energi listrik menjadi energi acoustic dan sebaliknya. Amplifier,adalah pesawat pengeras / penguat. Indikator, adalah pesawat untuk mengukur waktu dan penunjukan dalamnya air. Serta Recorder, adalah pesawat yang mencatat dalamnya air yang diukur pada lajur kertas.

(11)

kembali . Echosounding telah digunakan sejak awal abad ke-20 untuk menggambarkan peta-peta di wilayah-wilayah yang ditutupi perairan dunia. Lewat informasi tentang kedalaman air. Peta-peta ini telah membantu kapal kapal berlayar di samudera-samudera dengan aman. Selain itu dengan adanya peta-peta ini banyak dimanfaatkan di bidang navigasi dan bidang lainya (Firdaus, 2008).

Menurut Kailola dan Trap, 1984 dalam Natsir et.al, 2005 Metode yang sedang dikembangkan saat ini adalah metode integrasi gema. Teknologi ini telah membawa revolusi dalam dunia eksplorasi sumber daya alam perairan. Sistem konvensional dalam penentuan daerah penangkapan oleh nelayan. Perkembangan teknologi ini semakin maju, membawa kita pada penerapan teknologi yang menggunakan echosounder dan echointegrator. kini lebih terbantu lagi dengan metode akustik yang dapat menjadi referensi tepat dalam penentuan daerah penyebaran ikan. Peralatan echo integrator digunakan untuk mendapatkan integrasi sinyal echo dari echosounder beam tunggal, beam ganda, maupun beam terbagi atau sonar konvensional. Tingkat ketepatan teknik ini sangat tinggi dan menguntungkan, sehingga dapat digunakan sebagai penduga kelimpahan ikan di suatu perairan.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum akustik kelautan adalah agar mahasiswa mengetahui dengan jelas apa itu akustik kelautan, mengetahui skema pemasangan alat, mengenal alat , komponen dari serangkaian alat, cara penggunaan, cara pemasangan alat yang digunakan dalam praktikum kali ini dan alat yang dimaksud adalah Echosounder dan perangkatnya. selain itu mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pengaplikasian akustik kelautan khususnya echosounder.

(12)

BAB 2

METODOLOGI 2.1 WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum Akustik Kelautan dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Kelautan, Gedung pascasarjana, Lantai 1 pada hari Selasa tanggal 24 November 2015, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

2.2 ALAT DAN BAHAN

Berikut Alat yang digunakan pada Praktikum Akustik Kelautan, yakni :

Tabel 1 Alat Praktikum

No. Nama alat Fungsi alat

1 Echosoun pengukuran topografi maupun keberadaan ikan dengan

menghubungkan transducer ke display

4. Display Fungsi display sebagai Layar baca

(13)

oft Excel

(14)

2.3 SKEMA KERJA 2.3.1 Perangkaian Alat

- Menghubungkan kabel antena ke bagian belakang Display

- Memasangkan kabel transducer dengan Kabel penghubung

- Menghubungkan kabel konektor display dan Accu

- Untuk kabel yang berhubungan dengan accu, kabel merah berada pada kutub (+)

- Untuk kabel berwarna hitam berada pada kutub (-)

2.3 2 Simulasi pengoperasian Alat

- Menekan tombol power untuk menyalakan echosounder

- Menekan tombol page untuk memunculkan halaman atau fitur pada alat

- Tekan tombol menu, pilih ‘’sonar’’

- Pilih’’ GPS’’ lalu tekan tombol ‘’menu’’

- Pilih ‘’start simulator’’ pada menu Echosounder

Hasil

Echosounder

(15)

2.3.3 Skema Kerja Pengolahan Data Batimetri pada MapSource

 Buka software Map Source

 Masukkan data hasil sounding File (.gdb) dengan import dari echosounder ke program Map Source

 Klik Menu “edit” dan pilih “preferences”

 Ubah posisi Grid menjadi UTM , Datum WGS84

 Ubah satuan “Distance” menjadi Metric, dan “elevation” dalam meter.

 Simpan data dengan perintah Save as ke dalam format .txt Persiapan

(16)

2.3.4 Skema Kerja Pengolahan Data Batimetri pada Excel

 Buka program MS,Excel

Open data dengan format .txt yang telah didapat dari MapSource

sebelumnya pada Ms. Excel

 pada excel klik delimited  next  centang space  finish.

 Lakukan pengolahan data yang digunakan yakni X, Y

 Hitung nilai Pasang Surut dari Pelabuhan Gresik

 Hitung nilai Z dengan rumus ( sounding + draft ) - ( pasut )

 Simpan hasil dalam format .xlxs Persiapan

(17)

2.3.5 Skema Kerja Pengolahan Data Batimetri pada Surfer

 Buka program Surfer

Open data dari Ms.Excel sebelumnya telah disimpan

Grid data kedalaman dengan menggunakan metode krigging

 data yang telah di lakukan gridding tadi dimasukan dengan klik menu map – New – Contour map.

 Buat Contour Map 2D dan 3D Atur warna

 dilakukan editing pada Property manager Map Contour Persiapan

(18)

BAB 3

HASIL OBSERVASI 3.1 Pengenalan Alat

Pengenalan Alat pada Praktikum Akustik Kelautan meliputi Perakitan Alat yakni Ecosounder dan juga pengolahan data batimetri menggunakan Map Source, Berikut merupakan Alat yang digunakan Pada Praktikum Akustik Kelautan :

3.1.1 Echosounder

Echosounder yang digunakan pada saat Praktikum adalah Echosounder GPSMap 178 C Sounder, Echosounder Adalah Suatu alat navigasi elektronik dengan menggunakan system gema yang dipasang pada dasar kapal yang berfungsi untuk mengukur kedalaman perairan, mengetahui bentuk dasar suatu perairan dan untuk mendeteksi gerombolan ikan dibagian bawah kapal secara vertical. Rangkaian peralatan Echosounder (perum gema) itu terdiri dari Transmitter, Transmitter adalah pesawat yang membangkitkan getaran-getaran listrik. Oscillator, adalah pesawat pada dasar kapal yang merubah energi listrik menjadi energi acoustic dan sebaliknya. Amplifier,adalah pesawat pengeras / penguat. Indikator, adalah pesawat untuk mengukur waktu dan penunjukan dalamnya air. Serta Recorder, adalah pesawat yang mencatat dalamnya air yang diukur pada lajur kertas.

(19)

peta-peta ini banyak dimanfaatkan di bidang navigasi dan bidang lainya (Firdaus, 2008).

3.1.2 Accu

Pada dasarnya baterai tipe kering sama seperti baterai tipe basah. Elemen-elemen baterai ini diisi secara khusus dengan cara memberikan arus DC pada plat yang direndamkan ke dalam larutan elektrolit lemah. Setelah platplat itu terisi penuh dengan muatan listrik, kemudian diangkat dari larutan elektrolit lalu dicuci dengan air dan dikeringkan. Kemudian plat-plat tersebut dirangkai dalam case baterai. Kutub positif aki menggunakan lempeng oksida dan kutub negatifnya menggunakan lempeng timbale, sedangkan larutan elektrolitnya adalah larutan asam sulfat Accu Digunakan sebagai penyedia dan penyplai energy listrik menjadi energy suara atau sebaliknya. Sumber energi berasal dari aki yang kemudian dialirkan ke rangkaian UPS, lalu diteruskan ke output saat relay berada pada posisi NC. Baterai tipe kering (Dry Type) terdiri dari plat-plat positif dan negatif yang telah diisi penuh dengan muatan listrik, tetapi dalam penyimpanannya tidak diisi dengan elektrolit, jadi keluar pabrik dalam kondisi kering (Bawotong, 2015).

Baterai atau aki, atau bisa juga accu adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel itulah yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel, adalah. Fungsi Baterai. Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya.

(20)

radio atau elektromagnetik dan saluran transmisi ke ruang bebas melalui antena pemancar. Sedangkan penerimaan adalah satu proses penerimaan gelombang radio atau elektromagnetik dari ruang bebas melalui antena penerima. Karena merupakan perangkat perantara antara saluran transmisi dan udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan saluran pencatunya. (Yuswanto. 2010)

Gelombang radio yang dipancarkan oleh bagian pemancar (transmitter) dan tenaga gema pulsa yang kembali dari sasaran melalui antena ke bagian penerima (receiver) sama-sama melalui penghantar gelombang yang sama. Untuk mengatur penyaluran energi pulsa ke antena dan dari antena penerima tersebut dilakukan secara berganti-ganti dengan menggunakan penghubung (swich) elektronik (neon) yang dinamakan TR dan anti TR swich (TR = Transit and Receive). Penghubung TR bertugas mencegah pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi dari pemancar masuk ke bagian penerima yang sensitif terhadap tegangan tinggi. dengan demikian TR mencegah penerima dari kerusakan dan mencegah hilangnya energi yang dipancarkan (bila masuk ke bagian penerima). Anti TR menyalurkan energi gema-gema pulsa ke bagian penerima dan mencegah masuknya energi ini ke bagian pemancar.

3.1.4 Kabel Penghubung

Kabel penghubung, digunakan untuk menghubungkan Transducer dan accu dengan display, Kabel konektor ini merupakan kabel yang memiliki fungsi untuk menghubungkan kinerja antara alat yang satu dengan alat yang lainnya. Kabel konektor ini bisa berfungsi untuk pengisian daya dan juga untuk mentransfer data yang diperoleh. Kabel konektor yang digunakan pada produk “Simrad” untuk alat echosounder berfungsi untuk menghubungkan antara sumber daya dengan monitor dan juga transduser (Kongsberg, 2015).

(21)

menangkap sinyal dan transducer yang sudah diikatkan pada tongkat di taruh dalam air dengan posisi horizontal atau tegak lurus dengan permukaan air.

3.2 Perakitan Alat

Terdapat beberapa langkah langkah dalam melakukan perakitan alat Ketika praktikum akustik kelautan. Yang pertama dilakukan adalah memasang kabel antenna pada echosounder. Lalu pasang kabel tranducer ke sumber arus dalam hal ini adalah accu. Kutub positif pada accu dipasang dengan kabel merah,sedangkan kutub negative dipasang dengan kabel hitam. Setelah semua bagian terangkai dengan benar echosounder sudah dapat digunakan.

Alat fish finder pada kapal cukup mudah dalam pemasangannya. Unit GPS diletakkan pada bidang datar agar dapat menerima sinyal dengan baik. Idealnya antena GPS diletakkan pada tempat yang tidak tertutup. Perangkat lain memerlukan mounting agar tidak terpengaruh oleh adanya gerakan maupun getaran seperti pada instumen angin sehingga pembacaan angin menjadi baik. Transducer diletakkan di bawah lambung kapal yaitu di bagian tengah agar tidak terpengaruhi oleh adanya noise dari ombak atau riak yang dihasilkan oleh kapal. Semua komponen alat harus tersambung dengan PC dengan menggunakan kabel penghubung dan tidak menggunakan listrik karena menggunakan baterai[ CITATION Ber12 \l 1057 ].

(22)

3.3 Simulasi Alat

Sebelum menggunakan echosounder, kita harus mengetahui dahulu data-data apa saja yang ada di echo sounder. Ketika echosounder udah dihidupkan dan akan di gunakan, pada display kita pilih “ I Agree”, kemudian akan muncul 7 page jika kita memilih “page”. Untuk penjelaan masing-masing page ini sebagai berikut :

 Page 1

Page 1 pada display menunjukan data satelit yang dapat ditangkap oleh antenna echosounder. Page ini menampilkan titik-titik satelit yang digunakan. Selain itu juga menampilkan tanggal set up GPS dan akan berubah secara otomatis saat diupdate versi terbaru pada waktu dilakukan pengaturan ulang GPS sesuai yang diinginkan

 Page 2

Page 2 pada display menunjukan lokasi dimana kita berada. Page ini memuat lokasi wilayah tempat objek yang akan dideteksi dengan menampilkan titk-titik lokasi beserta garis bujur dan garis llintang dari posisi yang dikehendski serta nautical mile (jarak antar titik).

 Page 3

Page 3 pada display menunjukan peta dan kedalaman perairan. page 3 ini memuatdua bagian yaitu peta yang seperti telah dijelaskan sebelumnya dan juga kedalaman gelombang mengenai target pada objek bawah air.

 Page 4

Page 4 pada display menunjukan peta kedalaman perairan. Page ini menampilkan kedalaman target dibawah air melalui gelombang yang mengenai objek bawah air tersebut. Dibawah target terdapat warna putih yang merupakan noise atau gelombang gangguan. Selain itu page ini juga menampilkan suhu dengan satuan fahrenhet, sedangkan kedalaman ditunjukkan dengan satuan feet dimana 1 feet sama dengan 0.328 m. adapun substrat yang ditujukan dengan perbedaan warna dan biasanya cenderung berpasir.

 Page 5

(23)

arah dari posisi target yang akan dideteksi. Biasanya juga memuat kecepatan yang digunakan serta waktu yang digunakan dengan jarak antar titik tertentu.

 Page 6

Page 6 pada display menunjukan track pelayaran, yang didalamnya terdapat juga keterangan waktu, off course, dist to next (jarak tempuh). Pada track ini memuat arah pelayaran dimana target berada pada titik yang telah ditentukan dengan informasi dari gelombang yang mengenai objek. Biasanya menampilkan juga kecepatan yang digunakan, jarak antar titik lokasi, waktu yang diperlukan dan garis bujur maupun garis lintang dari track pelayaran.

 Page 7

Page 7 pada display menunjukan waypoint atau titik perjalanan. page ini memuat titik-titik lokasi yang sudah disimpan sebelumnya. Titik lokasi itu ini dapat diubah sesuai yang dikehendaki.

3.4 Pengenalan Data

Menurut[CITATION Man13 \l 1057 ] data yang digunakan dalam penelitian umumnya adalah:

1. Data side scan sonar (Cmax) dari daerah penelitian 2. Data GPS daerah penelitian

3. Data singlebeam echosounder (Odom Echotrack) daerah penelitian yang sudah dikoreksi dengan heave compensator.

4. Data pasang surut perairan tersebut

Sedangkan peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi: 1 Perangkat Keras (Hardware)

a. Laptop

2 Perangkat Lunak (Software) a. Map Source

b. Surfer

(24)

memakai format sesuai peralatan yang dipakai yang kemudian dikonversi menjadi satuan yang sistematis. Data mentah atau data perum yang sudah dikoreksi kemudian disimpan dalam format x,y,z. Data survei dapat disajikan dalam bentuk lembar lukis teliti analog dan digital dengan ketentuan memuat kontur kedalaman, dll (Badan Standardisasi Nasional, 2010).

3.4.1 pengolahan data di map source

Pengukuran kedalaman dengan menggunakan echosounder diperoleh data kedalaman. Lalu data tersebut disimpan dalam memory card GPS. Data kemudian di export melalui software MapSource lalu data diolah untuk disimpan dalam bentuk *.txt. Langkahnya yaitu, pengolahan data bathimetri hasil sounding dalam bentuk (*.GDB) di import melalui software MapSource, untuk kemudian diubah prereference posisi menjadi UTM dan WGS 84, unit satuan diganti meter. Setelah itu simpan data track dalam format (*.txt).

Berikut ini merupakan langkah pengolahan data pada MapSource hasil sounding pada pelabuhan Gresik :

1. Membuka software MapSource

Gambar 1 Tampilan awal MapSource

(25)

Gambar 2 Membuka file hasil rekaman echosounder (.gdb)

3. Ubah unit satuan menjadi meter dan ubah posisi Grid menjadi UTM, Datum WGS84 dengan cara pilih menu edit >> Preference kemudian ubah satuan “units” pilit meter pada “depth”, lalu ubah juga posisi pada “position” ganti menu sridnya menjadi UTM dan Datumnya menjadi WGS 84.

(26)

Gambar 4 Ubah satuan “Distance” menjadi Metric, dan “elevation” dalam meter.

Gambar 5 Ubah posisi Grid dalam UTM dan Datum dalam WGS 84 4. Simpan data hasil sounding tersebut dalam format (*.txt)

Gambar 6 Menyimpan data hasil sounding

5. Selanjutnya adalah pengolahan data pada Software Microsoft Excel.

3.4.2 pengolahan data pada Microsoft excel

(27)

digunakan adalah data pasang surut Gresik. Tahapan-tahapan proses pengolahan adalah sebagai berikut:

1. Pertama-tama, buka software Microsoft Excel

Gambar 7 Membuka software pengolah data Ms. Excel 2. Kemudian membuka file pasang surut Gresik

3. . Untuk membuka file .*txt pada excel klik delimited  next  centang space  finish.

Gambar 8 Membuka file data pasang surut yang akan diolah 4. Berikut data Gresik.txt yang dibuka pada software Microsoft Excel.

(28)

Gambar 10 Membuat kolom x, y , z, time, sounding pasut, draft 6. Selanjutnya, copy data koordinat pada sheet Gresik ke kolom X dan Y

pada sheet baru.

Gambar 11 Menyalin kolom koordinat ke kolom x, dan y pada sheet baru 7. Copy pula data time ke sheet baru dan copy data sounding ke sheet baru.

Kemudian tulis pada kolom draft dengan nilai 0.4 (nilai tinggi penyangga alat dalam meter).

(29)

8. Untuk pengolahan data pasut, buka file “Data Pasut Gresik” yang telah disediakan. Tentukan nilai rata-rata (average) perubahan pasut setiap 30 menit dengan

Gambar 13 Membuat data tinggi pasut per 30 menit

9. Data pasang surut yang didapat dari asiste kemudian diubah dalam satuan centi meter dan harus diubah ke satuan meter. Selanjutnya di masukan pula elevasi pasut yang ada, kemudian dihitung nilai Elevasi – pasut, dan dibuat Nilai pasut per 30 menit.

(30)

10. Memasukkan nilai perubahan pasut di setiap 30 menit, sesuai waktu terjadinya pasut. Data pasut per 30 menit dimasukan pada kol sheet baru berubah juga per 30 menit.

Gambar 15 Memasukan range data pasut per 30 menit

11. Setelah semua data pasut terisi pada sheet baru, isi kolom kedalaman (Z) dengan menggunakan rumus ( sounding + draft ) - ( pasut ). Sehingga didapatkan nilai Z.

Gambar 16 Mengisi kolom z (kedalaman)

(31)

Gambar 17 Mengubah nilai z menjadi negatif (-)

Gambar 18 Hasil negatif nilai Z

13. Simpan data yang diolah dengan Microsoft Excel dengan format (*.xlxs)

Gambar 19 Menyimpan data yang diolah dengan Microsoft Excel dengan format (*.xlxs)

(32)

Gambar 20 Tampilan awal surfer 2. Pilih Menu grid – Data – dan pilih Contour data

Gambar 21 Gridding

(33)

Gambar 23 Tampilan Gridding

3. Pilih Contour Map, Kemudian data yang telah di lakukan gridding tadi dimasukan dengan klik menu map – New – Contour map.

(34)

Gambar 25 Hasil Gridding

1. Selanjutnya dilakukan editing pada Property manager Map Contour, dan hasilnya sebagai berikut

(35)
(36)

BAB 4

PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Dari praktikum Akustik Kelautan dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Echosounder merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi ikan, mengukur kedalaman air laut serta dapat untuk navigasi.

 Pada perakitan echosounder sendiri alat-alat yang digunakan antara lain, Echosounder, Accu, Transducer, Antena dan Kabel penghubung.

 Komponen-komponen echosounder yaitu : 1. Transmitter : menghasilkan pulsa.

2. Transducer : mengubah energi listrik menjadi gelombang suara dan sebaliknya.

3. Receiver : menerima echo dari objek 4. Display : untuk mencatat hasil echo.

 SONAR ( Sound Navigation And Ranging ) adalah alat untuk mendeteksi dan menemukan objek di dalam air dengan menggunakan gelombang akustik secara horizontal. Sonar terdiri dari sonar pasif dan sonar aktif, untuk sonar pasif ini hanya dapat menerima sinyal sedangkan sonar aktif dapat menerima sinar dan juga memancarkan sinyal.

4.2 Saran

(37)

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 29 Aki sebagai sumber daya

Gambar 30 echosounder tampak belakang

(38)

Gambar 32 kabel untuk menyambungkan ke echosunder

Gambar 33 antena echosounder

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Bawotong, V. T. (2015). Rancang Bangun Uninterruptible Power Supply Menggunakan Tampilan LCD Berbasis Mikrokontroler. E-journal Teknik Elektro dan Komputer (2015), ISSN : 2301-8402, 2-3

Bergeron, A. (2012). Design and Development of a Marine Data Acquisition System for Inertial Measurement in Wind Powered Yachts. Canada: University of Ottawa

Firdaus.Herli.2008. Sistem Visualisasi Profil Dasar Laut dengan Menggunakan Echosounder. Jakarta : Universitas Indonesia.

Hovem, Jens M. 2015. Marine Acoustic. Norwegia: Norwegian University of Science and Technology (NTNU).

Kaongsberg.2015.Echosounder.http://www.km.kongsberg.com/ks/web/ nokbg0240.nsf/AllWeb/818A4E43391B5005C125738D004D831F? OpenDocument. diakses pad pada 6 desember 2015 pukul 12.00 WIB.

NOAA.2015. Ocean explorer. http://oceanexplorer.noaa.gov/. diakses pada tanggal 1 Desember pukul 21.00 WIB.

(40)
(41)
(42)
(43)

10. Rafaela Ron auli Gult om

Gambar

Tabel 1 Alat Praktikum
Gambar 2 Membuka file hasil rekaman echosounder (.gdb)
Gambar 6 Menyimpan data hasil sounding
Gambar 8 Membuka file data pasang surut yang akan diolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah aluminium foil, plastik, penggorengan vakum, hand sealer , timbangan, wadah, sendok, gunting dan sarung

Maksud dari praktikum kimia dasar adalah menunjang teori yang telah didapatkan atau sedang diberikan oleh dosen pada saat kuliah.Tujuan umum penulisan Laporan Akhir Praktikum

Alat yang digunakan dalam praktikum Budidaya Tanaman Hortikultura tentang Teknik Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) adalah meteran atau penggaris,

Bahan yang digunakan pada praktikum Reklamasi Pantai ini adalah hasil.. wawancara warga setempat

Alat yang digunakan untuk mengukur denyut nadi dan tekanan darah dalam. praktikum ini adalah

Berdasarkan hasil praktikum planktonologi diperoleh hasil suhhu sebesar 28 0 C kisaran nilai ini merupakan kisaran suhu yang baik untuk pertumbuhan plankton

Dalam praktikum ini sayur dan buah-buahan yang diguanakan adalah adalah beberpa jenis sayur berwarna hijau dan buah apel dan alat-alat yang dibutuhkan akan diterangkan pada Tabel

DCS (Distributed Control System) adalah suatu pengembangan sistem kontrol dengan menggunakan komputer dan alat elektronik lainnya agar didapat suatu pengontrol