• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA ILMIAH TERAPAN IMPLEMENTASI P2TL DALAM MELAKSANAKAN DINAS JAGA DIANJUNGAN KAPAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KARYA ILMIAH TERAPAN IMPLEMENTASI P2TL DALAM MELAKSANAKAN DINAS JAGA DIANJUNGAN KAPAL"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA ILMIAH TERAPAN

IMPLEMENTASI P2TL DALAM MELAKSANAKAN DINAS JAGA DIANJUNGAN KAPAL

Disusun oleh

YOVI DARMA PUTRA NIT. 03.15.030.1.41

PROGRAM DIKLAT PELAUT TINGKAT III POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2019

(2)

iii

PENGESAHAN KARYA ILMIAH TERAPAN

IMPLEMENTASI P2TL DALAM MELAKSANAKAN DINAS JAGA DIANJUNGAN KAPAL

Disusun Oleh : YOVI DARMA PUTRA

03.15.030.1.41 / N JURUSAN NAUTIKA

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan Politeknik Pelayaran Surabaya

Pada Tanggal……….

Menyetujui:

Mengetahui:

Penguji I Penguji II Penguji III

(Iskandar, SH., M.T.) Penata Tk.I (III/d) NIP.19730621 199808 1 001

(Dwi Haryanto, M.M.) Penata Tk.I (III/d) NIP.19751125 200212 1 006

(Indah Ayu Johanda, S.E., M.Ak.) Penata Muda Tk.I (II/b) NIP.19751119 201012 1 001

Ketua Jurusan Nautika

(Capt. Damayanto Purba, M.Pd.) Penata (III/c)

NIP. 19730919 201012 1 001

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur akan kehadirat Allah SWT, karena atas segala kuasa, berkat, rahmat, dan anugrah-Nya yang telah Ia berikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Adapun proposal penelitian ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Program Pendidikan DIPLOMA III Pelayaran di Politeknik Pelayaran Surabaya dengan mengambil judul :

IMPLEMENTASI P2TL DALAM MELAKSANAKAN DINAS JAGA DIANJUNGAN KAPAL

Penulis sangat menyadari bahwa di dalam karya ilmiah terapan ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam hal penyajian materi maupun teknik penulisannya. Hal ini dikarenakan pengalaman yang dimiliki oleh penulis masih kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan dapat digunakan untuk menyempurnakan proposal penelitian ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah terapan ini dan juga rasa bangga yang setinggi-tingginya kepada:

1. Capt. Heru Susanto, M.M. selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya 2. Capt. Damayanto Purba, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Nautika

3. Bapak Dwi Haryanto, M.M. selaku Dosen pembimbing I

4. Ibu Indah Ayu Johanda Putri, SE, M.Ak selaku Dosen pembimbing II

(4)

v

5. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan semangat dan membiayai seluruh biaya pendidikan selama ini dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang

6. Seluruh Civitas Akademika Politeknik Pelayaran Surabaya

7. Seluruh Taruna/i POLTEKPEL Surabaya yang telah membantu dalam memberikan semangat dalam penyelesaian proposal ini, khususnyaa angkatan VI

8. Tuhan Yang Maha Kuasa dan Junjungan Nabi Muhammad SAW

Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah terapan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya dan untuk pihak operasional pelabuhan. Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk dan lindungan dalam melakukan penelitian yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk karya ilmiah.

Surabaya,………

YOVI DARMA PUTRA

(5)

vi

ABSTRAK

YOVI DARMA PUTRA, Implementasi P2TL dalam melaksanakan dinas jaga dianjungan kapal.Di bimbing Bapak R,Novi Andri Setiawan, S.Si.T, M.Pd dan

Ibu Indah Ayu Johanda Putri. S.E., M.Ak.

P2TL adalah kumpulan dari aturan aturan yang telah ditetapkan badan pelayaran dunia yaitu IMO yang mengatur tentang alur pelayaran kapal dan untuk melakukan pencegahan tubrukan kapal di laut.Melihat adanya kecelakaan kapal antar kapal MV.Bahuga Jaya dengan MT.Norgas Cathinka yang terjadi di selat sunda pada tanggal 26 September 2012 akibat kurang tegasnya perwira jaga mengambil keputusan sesuai aturan P2TL.Dengan dasar ini penulis merumuskan tentang bagaimana penerapan P2TL diatas kapal.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang menghasilkan data deskriktif berupa kata-kata tertulis dari orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian dilakukan pada saat berada di kampus PoliteknikPelayaran Surabaya dan dilanjutkan pada saat melaksanakan praktek lapangan di atas kapal untuk mendapatkan data primer melalui riset lapangan, penelitian dalam hal ini penulis mengumpulkan data berupa pendekatan terhadap obyek melalui observasi.

Wawancara secara langsung terhadap subyek serta menggunakan dokumen dan data-data yang sehubungan dengan P2TL.

Hasil penelitian yang diperoleh dari pengamatan mengenai dinas jaga dianjungan kapal pada malam hari adalah, perwira jaga telah melaksanakan tugas jaga dengan rasa penuh tanggung jawab dan tidak meninggalkan aturan – aturan P2TL yang berlaku.

Kata kunci : Dinas Jaga dan Kapal

(6)

vii

ABSTRACT

DWI AYU DINDA LESTARI, Analyzing the prevent of pollution plastic garbage on the sea based on MARPOL 73/78. Conseled by Capt.

JajaSuparman,M.M and Mr. Dodo Hadiyatno, S.H,M.M

Sea pollution in cast off product’s human being wichenter on the sea.

There are several pollution material sources can damage the sea and kill the sea’s life, such as so many fishes killed, besides that many turtles also dead because consum a garbage, especially plastic garbage wich assume that it is their food. And maybe its can close a part of propeller which can make dangerous a rudder, hamper the ship’s trip. Damage for us. With this basic, the writer makes a from about how tp apply Annex 5 on the ship.

This sreach using qualitative method wich produce descriptive dota such as shapped word from the people and the bahaviour have been watched

Research being when at Merchant Marine Polytechnic Campus, and continue when doing on board practice to get primer data by a field reset, on this research the writer collect the data such as approches with an object via observation. Interview with the subject also using document and the data wich have relation with sea pollution.

The results of the research obtained from observing the night time escort service at the ship are that guard officers have carried out guard duties with a sense of responsibility and have not abandoned the applicable P2TL rules.

Key word: Watchkeeping and ship

(7)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… .. i

HALAM PERNYATAAN KEASLIAN ………. ii

HALAMAN PENGESAHAAN ……….. iii

KATA PENGANTAR ………. iv

ABSTRAK ……… vi

ABSTRACT ………. vii

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR TABEL ……… x

DAFTAR GAMBAR ………... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian ... 1

B. Rumusan masalah ... 2

C. Batasan masalah ... 2

D. Tujuan penelitian ... 2

E. Manfaat penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review penelitian sebelumnya………... 4

B. Landasan teori ………... 6

a. Pengertian implementasi ……… 6

b. Dinas jaga dianjungan kapal……. ……… 7

c. P2TL aturan 5 ( look out ) ……… 9

d. Melaksanakan tugas jaga navigasi……….. 11

e. Hal yang diperhatikan sebelum dan sesudah jaga………… 13

f. Mengetahui kondisi kapal dari posisi tata lampu ……….. 15

(8)

ix BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 19

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 19

C. Metode Pengumpulan Data………. 19

D. Jenis dan Sumber Data ……… 21

E. Teknik Analisis Data ………..22

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran umum objek penelitian ………. 23

B. Hasil Penelitian ……….. 24

C. Pembahasan Masalah ………. 27

BAB V PENUTUP A. Simpulan ………. 28

B. Saran ……… 28

DAFTAR PUSTAKA ……….. 29

(9)

x

DAFTAR TABEL

2.1 Review Penelitian Sebelumnya ………. 5 4.1 Hasil Observasi ………. 24

(10)

xi

DAFTAR GAMBAR

2.1 Anjungan Kapal ………. 10

2.2 Penerangan Lampu ……… 15

2.3 Peneragan Lampu Port Side ……….. 15

2.4 Penerangan Lampu Bow View ……….. 16

2.5 Penerangan Lampu Stern View ………. 17

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tragedi kecelakaan Transportasi kembali terjadi, kali ini adalah tubrukan kapal laut di Selat Sunda pada tanggal 26 September 2012 antara kapal Feri Ro-Ro (roll-on roll-off) KM. Bahuga Jaya dengan kapal tanker MT. Norgas Cathinka. Tabrakan tersebut terjadi antara pukul 04:00 – 05:00 pagi. Akibat kecelakaan itu KM. Bahuga Jaya tenggelam satu jam setelahnya.

Tercatat 8 orang meninggal dunia.

Melihat dari kronologis kecelakaan yang beredar bahwa Kapal Tanker menabrak Lambung Kanan KM. Bahuga Jaya. Saya jadi teringat kembali dengan pelajaran Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (P2TL) tahun 1972.

Mengacu pada Collision Regulasion yang didalam bahasa Indonesia disebut Peraturan pencegahan Tubrukan di laut (P2TL) Kapal Feri Roro ada pada posisi yang salah, mengapa? Sebab dalam aturan menyilang (aturan 15) disebutkan bahwa “ kapal yang melihat kapal lain di lambung kanannya, wajib merubah haluan ke kanan, sehingga haluannya memotong buritan (belakang) kapal itu.

Dapat diduga perwira kapal yang sedang jaga saat itu belum menerapkan peraturan P2TL dengan tepat.

(12)

2

Dari latar belakang diatas maka saya memutuskan untuk membuat penelitian dengan mengangkat tema yang berjudul “IMPLEMENTASI P2TL DALAM MELAKASANAKAN DINAS JAGA DIANJUNGAN KAPAL”

B. RUMUSAN MASALAH

Apakah mualim dikapal telah mengimplementasikan dinas jaga dianjungan kapal sesuai dengan aturan P2TL ?

C. BATASAN MASALAH

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis membatasi batasan masalah hanya P2TL aturan 5 pada malam hari.

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perwira di kapal KM. Tunas Baru mengimplementasikan P2TL dalam melaksanakan dinas jaga dianjungan kapal pada pada malam hari.

(13)

3

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah 1.Manfaat teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam perkembangan ilmu pelayaran datar khususnya dalam bidang dinas jaga diatas kapal.

2.Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk mualim jaga agar melaksanakan dinas jaga dianjungan kapal dengan baik.

(14)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Review Penelitian Sebelumnya

Review penelitian adalah uraian tentang teori, temuan, dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti. Di sumber yang lain mengatakan, literature review adalah analisa berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan) dari penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau pertanyaan terhadap suatu bagian dari keilmuan. Review penelitian merupakan cerita ilmiah terhadap suatu permasalahan tertentu.

Review penelitian berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (artikel, buku, slide, informasi dari internet, dll) tentang topik yang dibahas. Review penelitian yang baik harus bersifat relevan, mutakhir, dan memadai. Landasan teori, tinjauan teori, dan tinjauan pustaka merupakan beberapa cara untuk melakukan review penelitian.

(15)

5

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya

No Penulis Judul Hasil

1 Nursyamsu.SE

& David Ricardo.SSiT

P2TL dan DInas Jaga Untuk Pelaut Dasar

Sesuai dengan aturan 5 P2TL’72 yaitu tentang pengamatan, setiap kapal

harus selalu

menyelenggarakan

pengamatan yang layak baik dengan penglihatan dan pendengaran maupun dengan semua sarana yang tersedia sesuai dengan keadaan dan suasana yang ada untuk dapat membuat penilaian yang lengkap tentang situasi dan bahaya tubrukan. Terdapat kondisi- kondisi khusus yang harus mendapat prioritas untuk dilaksanakannya

pengamatan keliling yang lebih intensif yaitu bila berlayar di daerah yang

(16)

6

padat lalu lintasnya, di dekat pantai, di alur pelayaran sempit, dan lain- lain. Beberapa alat yang biasa digunakan untuk mengadakan pengamatan keliling diantaranya teropong, kompas magnit, alat baring, radar, radio dan

B. Landasan Teori

1) Pengertian Implementasi

Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa

”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”.

Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004).

Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.”

(17)

7 2) Dinas Jaga di Anjungan Kapal

a. Pengertian Dinas Jaga

dinas jaga adalah suatu kegiatan pengawasan selama 24 (dua puluh empat) jam diatas kapal, yang dilakukan oleh mualim jaga dengan tujuan mendukung operasi pelayaran supaya terlaksana dengan selamat ini dilakukan dengan mengkondisikan pelayaran supaya dapat berjalan dengan kewaspadaan sesuai dengan kaidah keselamatan pelayaran,yang didalamnya memuat antara lain kegiatan pengamatan kondisi sekeliling kapal sesuai dengan peraturan pencegahan tubrukan dilaut (P2TL)-1972.

Agar dalam pelaksanaan jaga terlaksana sesuai dengan prosedur, baik pada saat kapal sedang sandar di pelabuhan maupun sedang berlayar maka pembagian tugas jaga dilakukan sesuai dengan STCW 1978 dan amandemen nya, yaitu periode jam jaga adalah 4 jam dengan selang waktu tiap periode 24 jam istirahat paling sedikit 10 jam di bagi 2 periode setelah satunya tidak kurang dari 6 jam. Aturan tidak berlaku bila keadaan sangat darurat. Agar dalam pelaksanaannya berjalan dengan baik, maka jam istirahat harus tersusun dengan cukup baik pula.

Istilah jaga menurut kamus berarti melihat dengan cermat atau waspada. Dalam tugas jaga laut, istilah ini berarti tugas yang biasanya berlaku selama empat jam. Tugas jaga harus dilaksanakan secara : 1. Cermat, yaitu menyatakan atau memberikan perhatian penuh dan

mengawasi dengan waspada atau menjaga kapal dengan seksama.

(18)

8

2. Awas, berarti penjagaan dengan terus menerus dan sangat hati-hati karena suatu alasan atau tujuan yang pasti, terutama untuk melihat dan menghindari bahaya tubrukan.

3. Waspada, mengandung pengertian tentang penekanan pada suatu keadaan sangat siaga dan siap untuk bertindak mengatasi apapun yang akan terjadi.

Dalam satu hari (selama 24 jam), tugas / dinas jaga dibagi menjadi 3 regu dengan masing-masing regu bertugas selama 4 jam siang dan 4 jam malam, sehingga tiap regu bertugas 8 jam per hari. Bagian dek dan bagian mesin sama - sama menggunakan pembagian waktu jaga tersebut, tetapi bagian radio hanya menggunakan 2 regu saja. Petugas jaga adalah para perwira - perwira deck / mualim dan ahli mesin kapal (engineer) serta anak buah (juru mudi), juru minyak (oiler).

b. Pengertian Anjungan Kapal

Anjungan adalah ruang komando kapal dimana ditempatkan roda kemudi kapal, peralatan navigasi untuk menentukan posisi kapal berada dan biasanya terdapat kamar nahkoda dan kamar radio. Anjungan biasanya ditempatkan pada posisi yank mempunyai jarak pandang yang baik kesegala arah.

(19)

9

Gambar 2.1 Anjungan Kapal

Sumber: https://www.google.co.id/search?q=anjungan+kapal&source

3) P2TL Aturan 5 ( look out )

Pengamatan keliling ( look out ) adalah pengamatan yang dilakukan dengan visual maupun menggunakan seluruh peralatan yang ada sehingga secara dini dapat mendeteksi adanya bahaya tubrukan maupun bahaya–bahaya lain yang mungkin terjadi. Didalam Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (P2TL) 1972 pada aturan 5 yaitu tentang pengamatan, dikatakan bahwa “setiap kapal harus selalu menyelenggarakan pengamatan yang layak baik dengan penglihatan dan pendengaran maupun dengan semua sarana yang tersedia sesuai dengan keadaan dan suasana yang ada untuk dapat membuat penilaian yang lengkap tentang situasi dan bahaya tubrukan”. Hal-hal yang harus dilakukan pada saat mengadakan pengamatan adalah:

(20)

10

a. Menjaga kewaspadaan secara terus-menerus dengan penglihatan maupun dengan pendengaran dan juga dengan alat-alat yang lain.

b. Memperhatikan sepenuhnya situasi dan resiko tubrukan, kandas dan bahaya navigasi.

c. Petugas pengamat harus melaksanakan dengan baik atas tugasnya dan tidak boleh diberikan tugas lain karena dapat mengganggu pelaksanaan pengamatan.

d. Tugas pengamat dan pemegang kemudi harus terpisah dan tugas kemudi tidak boleh merangkap atau dianggap merangkap tugas pengamatan, kecuali di kapal-kapal kecil dimana pandangan ke segala arah tidak terhalang dari tempat kemudi.

1. Jika dipandang perlu personel yang melaksanakan tugas jaga ditambah sesuai dengan kondisi yang ada.

2. Jika kapal menggunakan kemudi otomatis diharapkan selalu mengadakan pengecekan terhadap haluan kapal dalam jangka waktu tertentu.

Setiap pengamat atau orang yang ditunjuk sebagai pengamat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(21)

11

1. Bertanggung jawab terhadap tugasnya/disiplin.

2. Dapat dengan cepat membaca/mengantisipasi keadaan (situsi) atau perubahannya untuk melakukan tindakan yang cepat dan tepat demi keselamatan kapal (tangkap).

3. Mengerti dan dapat menempatkan diri terhadap keadaan serta kesulitan orang lain, saling membantu (tanggon).

4. Sehat jasmani dan rohani

5. Memiliki kemampuan dan pengetahuan sesui tugas dan kewajibannya.

6. Tidak dibebani oleh tugas-tugas lain yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas jaga. Dengan kata lain, memiliki

”kebiasaan/kecakapan pelaut” yang baik.

4) Melaksanakan Tugas Jaga Navigasi

Dalam melaksanakan tugas jaga navigasi ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh perwira jaga saat melaksanakan tugas jaga dianjungan kapal, yaitu :

a. Perwira yang melakukan tugas jaga navigasi harus : 1. melaksanakan tugas jaga di anjungan

2. sama sekali tidak pernah boleh meninggalkan anjungan sebelum diganti.

3. Terus melakukan tanggung jawab navigasi secara aman, meskipun nahkoda ada di anjungan, kecuali jika diberi tahu secara khusus bahwa nahkoda telah mengambil alih tanggung jawab dan pemberitahuan harus saling dimengerti.

(22)

12

4. Jika merasa ragu tentang tindakan apa yang harus dilakukan demi keselamatan kapal, harus memberitahu nahkoda.

b. Selama tugas jaga, haluan, posisi dan kecepatan kapal harus diperiksa secara berkala, dengan menggunakan setiap peralatan navigasi yang ada, untuk menjamin bahwa kapal berada pada haluan yang telah direncanakan.

c. Perwira tugas jaga harus memiliki pengetahuan penuh tentang letak dan pengoperasian seluruh peralatan navigasi yang ada, dan mengetahui dan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan operasional peralatan yang bersangkutan.

d. Perwira yang bertanggung jawab dalam tugas jaga navigasi tidak boleh merangkap atau diberi tugas-tugas lain yang mengganggu keselamatan navigasi.

e. Perwira tugas jaga navigasi harus menggunakan seluruh peralatan navigasi seefektif mungkin.

f. Jika menggunakan radar, perwira tugas jaga navigasi harus selalu mengingat pada ketentuan-ketentuan yang termuat didalam peraturan internasional pencegahan tubrukan laut, sehubungan dengan cara menggunakan radar.

g. Jika diperlukan perwira tugas jaga navigasi tidak boleh ragu dalam menggunakan kemudi, mesin dan sistem semboyan bunyi yang ada, tetapi pemberitahuan dalam waktu yang tepat tentang perubahan kecepatan mesin harus dilakukan, atau pengendalian secara efektif

(23)

13

alat kendali UMS (Unmanned Machinary Space) yang ada di anjungan harus sesuai dengan prosedur-prosedur yang berlaku.

h. Perwira-perwira tugas jaga navigasi harus mengetahui sifat olah gerak kapal, termasuk jarak henti, dan harus mempertimbangkan bahwa kapal-kapal lain memiliki sifat olah gerak yang berbeda- beda.

i. Harus dilakukan pencatatan secara baik selama tugas jaga, sehubungan dengan olah gerak dan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan navigasi.

j. Perwira tugas jaga harus selalu menjamin bahwa pengamatan secara baik dilakukan terus menerus. Pada kapal yang memiki kamar peta yang terpisah, perwira tugas jaga navigasi boleh mengunjungi kamar peta ini jika memang perlu untuk kepentingan tugas navigasi, asalkan terlebih dahulu memastikan bahwa tidakannya bersifat aman dan pengamatan tetap dilaksanakan.

k. Pengujian kemampuan operasional peralatan navigasi harus dilakukan sesering yang dapat dilaksanakan dan sesuai dengan situasi yang membahayakan. Pengujian-pengujian semacam ini harus di catat, dan pengujian-pengujian semacam ini juga harus dilakukan sebelum tiba sebelum berangkat dari pelabuhan

5) Hal yang diperhatikan sebelum dan sesudah jaga

Hal yang harus kita perhatikan sebelum dan sesudah jaga yaitu kita harus mempelajari alur perjalanan dan keadaan cuaca, untuk

(24)

14

mengetahui lebih dulu apa-apa yang akan dijumpai nanti selama jaga, agar tidak terlalu sering melihat peta waktu jaga dan memeriksa dengan seksama Buku perintah Nakhoda dan cocokan segala sesuatunya yang diserah terimakan oleh petugas jaga sebelumnya, dan kita harus tiba dianjungan paling sedikit 5 menit sebelum waktu pergantian dan menerima jaga dengan memahami semua catatan dan perhatian yang belum dibuat oleh petugas jaga sebelumnya. Pada malam hari, datanglah ke anjungan lebih awal untuk menyesuaikan penglihatan mata dalam kegelapan.

a. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan serah terima

Posisi kapal yang tepat pada saat itu serta haluan, kecepatan, jarak yang ditempuh, keadaan alat-alat navigasi dan kemudi, koreksi kompas magnit bila ada Informasi tentang kapal-kapal lain, obyek baringan, lampu–lampu suar dan sebagai yang kelihatan saat itu seperti Obyek–

obyek yang akan kelihatan berikutnya, Nama obyek–obyek terakhir yang baru diamati, posisi dan waktu pengambilan posisi serta Data cuaca, keadaan laut, arus pasang surut dan pengaruhnya terhadap kemudi kapal ada pula pentingnya keadaan lampu navigasi (bila malam hari) dan bagian–bagian yang dibuka, seperti palka dan sebagainya.

b. Hal-hal penting lainnya

Pada waktu serah terima jaga, petugas jaga yang baru harus melapor kepada nakhoda bilamana siap. Mengamati cuaca dan mengambil tindakan untuk

(25)

15

mengatasi cuaca buruk sesuai kebutuhan yang diperlukan. Dan meronda keliling kapal, periksa air got dan kemungkinan banjir,kebakaran dan pencurian atau masuknya orang yang tidak dikenal (kapal asing merapat tanpa diketahui dinas jaga) serta Pemeliharaan kapal sesuai ketentuan yang baik, dan harus melaksanakan pengiriman berita bendera semboyan kode internasional secara tepat, selalu Ikuti tugas–

tugas yang diinstrusikan. Apabila didapati ada hal–hal yang tidak normal atau terjadi hal–hal yang mencurigakan,harus segera dilaporkan kepada perwira jaga atau mualim1.

6) MENGETAHUI KONDISI KAPAL DARI POSISI TATA LAMPU

Gambar 2.6 Penerangan lampu

Sumber: https://esemkasajnb.files.wordpress.com/.../melakukan-dinas-jaga-di-atas- kapal

(26)

16 Hasil Pengamatan :

Gambar diatas merupakan hasil penglihatan apabila melihat kapal tenaga panjang lebih dari 50 meter, memiliki laju terhadap air dilihat dari lambung sebelah kiri, dengan jarak pandang ± 3 mil.

Gambar 2.7 Penerangan lampu port side

Sumber: https://esemkasajnb.files.wordpress.com/.../melakukan-dinas-jaga-di-atas- kapal

Hasil pengamatan :

Gambar diatas merupakan hasil penglihatan apabila melihat kapal tenaga panjang kurang dari 50 m, memiliki laju terhadap air dilihat dari lambung sebelah kiri dengan jarak pandang ± 3 mil.

(27)

17

Gambar 2.8 Penerangan lampu bow view

Sumber: https://esemkasajnb.files.wordpress.com/.../melakukan-dinas-jaga-di- atas-kapal

Hasil Pengamatan :

Gambar diatas merupakan hasil pengamatan apabila melihat kapal tenaga panjang lebih dari 50 m, memiliki laju terhadap air dilihat dari depan (haluan) atau sedang head to head dengan jarak pandang ± 3 mil.

Gambar 2.9 Penerangan lampu stern view

(28)

18

Sumber: https://esemkasajnb.files.wordpress.com/.../melakukan-dinas-jaga-di- atas-kapal

Hasil pengamatan :

Gambar diatas merupakan hasil pengamatan apabila melihat kapal tenaga panjang lebih dari 50 m, memiliki laju terhadap air dilihat dari depan (haluan) jarak ±3 mil terlihat di depan kala kita dan yang terlihat hanya lampu buritan saja.

(29)

19 C. KERANGKA PENELITIAN

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(30)

19

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dibuat oleh penulis ini menggunakan system kualitatif yang merupakan metode penelitian dengan menggunakan data yang bersumber dari ucapan dan tulisan serta sikap dan prilaku dari beberapa orang yang dijadikan objek penelitian tersebut.

Kemudian, hasil dari penelitian akan disimpulkan untuk menjelaskan mengenai apa yang telah diteliti. Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dikelompokkan ke dalam dua jenis cara, yaitu dengan teknik yang bersifat interaktif dan non-interaktif. Metode interaktif biasanya meliputi observasi di tempat penelitian dan metode non-interaktif meliputi observasi tak berperan serta tekni kuisioner, mencata dokumen dan partisipasi tidak berperan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah pada saat taruna sebelum melaksanakan praktek layar dan dilanjutkan pada saat penulis melaksanakan praktek laut di atas kapal selama 12 bulan.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan pemecahannya. Penelitian merupakan proses kreatif yang tidak pernah mengenal kata selesai. Pada dasarnya, penelitian itu bermula dari rasa

(31)

20

keingintahuan seseorang atau beberapa orang tentang suatu hal. Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan melalui aplikasi prosedur ilmiah.

Dalam metode penelitian, ada dua macam pendekatan penelitian, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif artinya penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memahami fenomena tentang Implementasi Dinas Jaga di Angjungan Kapal.

Pada penulisan karya ilmiah terapan ini, penulis melakukan proses pengumpulan data, dengan menggunakan metode pengumpulan data Observasi

Metode Observasi

Observasi sebagai metode ilmiah dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Observasi atau yang disebut pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Peneliti menggunakan teknik observasi bertujuan untuk memperkaya dan memperdalam informasi serta untuk memperoleh data yang tidak didapatkan dengan teknik wawancara mendalam dan kajian dokumen.

Bungin mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur. Peneliti menggunakan observasi partisipasi (participant observation) yaitu metode

(32)

21

pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar- benar terlibat dalam Dinas Jaga di Anjungan Kapal.

Peneliti sebagai observer terlibat secara langsung dalam Dinas Jaga di Anjungan Kapal. Mulai dari mengamati kegiatan perwira jaga diatas kapal, jaga Laut (Watch at Sea), hal-hal yang harus dilakukan sebelum dan sesudah jaga, sampai mengamati kondisi kapal.

D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu data kualitatif,yang diperoleh melalui bentuk variable berupa informasi sekitar pembahasan baik secara lisan maupun tulisan.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam proses penyelesaian penulisan karya ilmiah terapan ini adalah :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara faktual terhadap beberapa fenomena substansi penelitian yang terjadi pada objek penelitian. Yaitu hasil observasi langsung terhadap pelaksanaan dinas jaga oleh perwira jaga di anjungan kapal KM. Tunas Baru pada malam hari

(33)

22

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder diperoleh dari buku – buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teoritis dan ketentuan formal dari keadaan nyata dalam observasi serta informasi lain yang didapat.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, proses selanjutnya adalah menyederhanakan data yang diperoleh kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan, yang pada hakekatnya merupakan upaya untuk mencari jawaban atas permasalahan yang ada. Sesuai dengan metode penelitian deskripyif, maka data akan diuraikan sedetail mungkin dengan uraia – uraian kualitatif. Artinya dari data yang diperoleh dilakukan pemaparan serta interpretasi secara mendalam. Selanjutnya data yang ada dianalisis serinci mungkin dengan cara mengabstrasikan secara teliti setiap informasi yang diperoleh selama dilapangan, sehingga dapat diperoleh kesimpulan.

Menurut Sarwono (2006:239), prinsip pokok teknik analisis kualitatif ialah mnegolah dan menganalisis data – data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna. Dalam hal ini setelah seluruh data dari hasil penelitian diperoleh, dilaksanakan teknik analisa data.

Referensi

Dokumen terkait

Membantu para kru kapal terutama kru dek untuk memahami tentang hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap muatan ketika sedang melaksanakan dinas jaga pada saat

a. Nahkoda kapal -> tanggung jawab keseluruhan atas keselamatan dan keamanan kapal, awak kapal serta muatan, berikut tindakan keamanan yuang diambil guna

Seperti diatas, bagi petugas jaga yang akan digantikan juga tidak menyerahkan tugasnya kepada mereka yang sedang mabuk karena minuman dan obat-obatan (bukan

Pengaruh pengaturan muatan (stowage) di atas kapal terhadap stabilitas merupakan tugas pokok bagi perwira deck, dimana stabilitas adalah kemampuan sebuah kapal

dimaksud, oleh sebab itu didalam mengemban tugas - tugasnya seorang Nakhoda kapal harus memahami dan menerapkan Collision Regulation 1972 secara utuh, begitu juga dengan

Kemampuan perwira jaga untuk melakukan pengamatan yang baik sangat diperlukan untuk menangani Blind Sector selama kapal berlayar agar meminimalisir tubrukan dengan kapal lain, akan

 Perwira Tugas Jaga Navigasi harus selalu:  Mampu menggunakan alat-alat navigasi electronic, jika diperlukan dan megetahui segala keterbatasannya;  Menggunakan radar tiap kali

Hasil yang didapat penulis selama melakukan penelitian adalah pelaksanaan dinas jaga di kapal yang belum terlaksana dengan benar karena Mualim I tidak disiplin dalam melaksanakan tugas