16 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI
1. Matematika
Berbagai macam teori yang erat kaitanya dengan pembelajaran matematika di sekolah dasar yang melingkupi: (a) Pengertian matematika, (b) Pengertian pembelajaran matematika.
a. Pengertian Matematika
Matematika merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang mengedepankan kemampuan berpikir, dilain sisi matematika menekankan pada kemampuan penalaran, yang memuat beberapa komponen yang terbentuk ide,proses dan penalaran serta tidak bergantung pada hasil observasi maupun hasil eksperimen (Fadillah, 2016).
Definisi matematika menurut pendapat lainnya merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang membahas mengenai pola pikir yang terhubung dalam beberapa ikatan seperti keteraturan dan tingkatan. Menurut The siswono 2012:2 dalam (Muhammad Daud Siagian, 2016) mendefinisikan pengertian bidang ilmu matematika terdiri dari beberapa komponen matematika didefinisikan sebagai ilmu bilangan dan ruang, matematika yang membahas mengenai ilmu besaran (kuantitas) serta ilmu mengenai keluasan , dan relasi. Matematika disisi lain merupakan cabang ilmu yang mengkaji perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang tergabung sebagai sarana bantu dalam penerapan pada bidang ilmu lainnya.
Matematika terus di ajarkan di segala jenjang hingga perguruan tinggi hal ini menunjukkan bahwasannya matematika memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan dan teknologi, pentingnya matematika terlihat dari pengaruh matematika dalam mata pelajaran lainnya seperti pada mata pelajaran kimia, fisika, ekonomi, geografi. Dilain sisi mata pelajaran geografi konsep yang digunakan berhubungan dengan matematika terdapat pada materi skala dan perbandingan. Sedangkan dalam fisika dan kimia konsep yang digunakan untuk penurunan rumus yang dipelajari (Karim,2011) dalam (Amir, 2014)
Pembelajaran matematika tentu memiliki karakteristik tersendiri seperti direct object (objek langsung) dan indirect (objek tidak langsung). Untuk itu objek langsung matematika memiliki aspek menjadikan matematika sebagai fakta, keterampilan matematika, dan konsep dasar matematika serta prinsip matematika. Sedangkan objek tidak langsung dalam matematika meliputi beberapa aspek yang meliputi memiliki pemikiran logis, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berpikir analitis. (Sumardyono, 2004:2) dalam (Istiqlal, 2017). Sedangkan dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan pembelajaran matematika merupakan sebuah kegiatan belajar mengenai pengalaman baru yang di dalamnya memuat pembelajaran mengenai konsep perhitungan dan penalaran.
Menurut definisi beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu terapan yang mengedepankan pemikiran baik dari segi penalaran maupun beragam ide ide. Dari beberapa data
maupun analisa matematika memiliki segudang peranan penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Besarnya tuntutan kemampuan matematis di berbagai bidang kehidupan tidak serta merta hanya pada hitungan akan tetapi meliputi berapa ruang lingkup dalam kemampuan matematis mencakup penalaran yang logis, dan kritis dalam memecahkan suatu permasalahan.
a. Pengertian Volume
Tabel 2. 1 Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran 1
Kompetensi Dasar Indikator
3.5 Menjelaskan da n menentukan volume bangun rua ng dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus sa tuan). Serta hubungan pa ngkat tinga denga n a ka r pangkat tiga
3.5 Menemukan volume kubus dan ba lok menggunakan sa tuan volume 3.5.2 Menganalisis percobaan sederhana untuk mengetahui hubungan volume bangun ruang sa tu denga n yang la innya (kubus, balok) 4.5 Menyelesaikan ma salah yang
berka itan denga n volume bangun rua ng denga n menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan) meliba tkan pa ngkat tiga dan akar pa ngkat tiga
4.5.1 Menyelesaikan ma salah yang berhubungan dengan kubus dan balok menggunakan sa tuan volume
(Sumber Permendikbud 2018)
Tabel 2. 2 Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran 2
Kompetensi Dasar Indikator
3.5 Menjelaskan da n menentukan volume ba ngun rua ng dengan menggunakan sa tuan volume (seperti kubus sa tuan). Serta hubungan pa ngkat tinga denga n a kar pa ngkat tiga
3.5.1 Memahami volume ba ngun rua ng (prisma, limas)
3.5.2 Menga nalisis percobaan sederhana untuk mengetahui konsep da sar volume prisma dan lima s 3.5.3 Menyimpulkan ha sil a na lisis percobaan sederhana prisma, limas 4.5 Menyelesaikan ma salah yang
berka itan denga n volume ba ngun rua ng denga n menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan) meliba tkan pa ngkat tiga dan akar pa ngkat tiga
4.5.1 Menyelesaikan perhitungan volume bangun ruang prisma, limas
(Sumber Permendikbud 2018)
Tabel 2. 3 Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran 3
Kompetensi Dasar Indikator
(Ma tematika)
3.5 Menjelaskan da n menentukan volume bangun rua ng dengan menggunakan sa tuan volume (seperti kubus sa tuan). Serta hubungan pangkat tinga dengan a kar pangkat tiga
3.5.1 Memahami volume bangun rua ng (ta bung, kerucut, bola) 3.5.2 Menganalisis percobaan sederhana untuk mengetahui konsep dasar volume (tabung, kerucut, bola)
3.5.3 Menyimpulkan hasil a nalisis percobaan sederhana (tabung, kerucut, bola)
4.5 Menyelesaikan ma salah yang berka itan dengan volume ba ngun ruang denga n menggunakan satuan volume (seperti kubus sa tuan) melibatkan pa ngkat tiga dan akar pangkat tiga
4.5.1 Menyelesaikan perhitungan volume bangun ruang (tabung, kerucut, bola)
(Sumber Permendikbud 2018)
Materi yang penting diajarkan di jenjang sekolah dasar khususnya di kelas V pada semester 2 terdapat pada materi volume.
Volume yang biasanya diajarkan untuk pertama kali meliputi cara menemukan satuan volume menggunakan volume bangun ruang.
Pada ilmu matematika volume masuk kedalam besarana turunan yang diawali oleh besaran pokok panjang, dalam satuan volume biasanya ditunjukkan dengan akhiran kata kubik, semisal meter kubik, kilometer kubik, dilain sisi kata kubik ditandai dengan lambang akar pangkat tiga. (Fioiani & Pd, n.d, 2016)
Menurut French dalam (Feriana1 & Putri, 2016) mendefinisikan bahwa volume bangun ruang merupakan sebuah konsep Bangun Ruang dasar yang meliputi banyak aspek matematika, seperti digunakan dalam pembelajaran volume bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung. Selain itu menurut Kohar, Fatoni &
Satiti (2012) mengatakan volume bangun ruang berhubungan erat dengan kehidupan sehari hari siswa. Contohnya seperti mengisi
debit air mandi yang tak penuh, menghitung jumlah kardus berisi paket pada truk supaya penuh merupakan pengaplikasian konsep kubus dan balok. Menurut Curry & Outher (2012) mengatakan bahwa sebagaimana volume dapat diukur menggunakan 2 cara yaitu Filling dan Packing. Filling merupakan cara mengisi dengan benda
cair yang dijadikan objek. Packing cara mengemas suatu susunan barang tiga dimensi secara berulang. Volume juga dapat didefinisikan suatu daya tampung ataupun wadah yang dapat ditempati suatu benda atau objek. Menurut definisi ahli lain bangun ruang merupakan suatu materi yang diberikan pada jenjang sekolah dasar yang memuat kubus, balok, prisma, limas, kerucut, bola, tabung, kerucut yang mana dalam materi ini memerlukan visualisasi untuk mendukung proses pembelajaran sehingga konsep sudut, diagonal bidang, titik sudut, serta diagonal ruang mudah dipahami oleh siswa. (Saputra & Permata, 2018).
Terdapat benda beraturan dan tidak beraturan, untuk yang beraturan seperti bola, kerucut, prisma, tabung, kubus dan balok, sedangkan yang tak beraturan seperti kayu atau batu (Syahbana, 2013). Menurut kamus Sins (Martin, 2012) volume dapat diartikan wadah yang ditempati oleh objek. Menurut Wall (2012) dalam (Syahbana, 2013) rumus rumus volume yang saling berhubungan sejalan dengan rumus luas, dalam hal ini tidak hanya saling keterkaitan, akan tetapi proses atau langkah langkah pengembangan rumus sejalan atau lebih tepatnya sama. Contohnya pada rumus
volume jika di dalami hampir sama dengan rumus luas persegi panjang.
Dapat di tarik kesimpulan dari definisi beberapa ahli tersebut, volume merupakan sebuah tempat atau wadah yang digunakan untuk menampung suatu benda, volume biasanya digunakan untuk menentukan massa jenis atau zat.
b. Pengertian Satuan Volume
Satuan Baku erat kaitanya dengan satuan volume seperti km3, hm3, dam3, m3, dm3, cm3 untuk itu satuan baku digunakan untuk mengukur satuan volume. Satuan volume dapat dikonversikan jika setiap naik 1 ukuran volume maka dikali 1000 dilain sisi jika setiap turun 1 satuan volume maka dibagi 1.000. Pada satuan baku lainnya untuk megukur volume adalah liter merupakan sebuah ukuran isi dari kubus atau balok yang memiliki panjang rusuk 1 desimeter atau 1 liter= 1dm3. Berikut bagan konversi satuan volume.
Gambar 2. 1 satuan volume
c. Pengertian Bangun Ruang
Bangun Ruang erat kaitanya dengan kehidupan sehari hari seperti proses pembangunan rumah, taman, dekorasi serta yang lainnya. Bangun Ruang merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang wajib dikuasai, dilain sisi geometeri dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa secara logis dan aktif (Iqbal zhumni & Ali misri, 2013) dalam (Kusnadi & Nanna, 2020).
bangun ruang dapat didefinisikan sebuah gabungan atau kumpulan lengkungan yang terkatup sederhana yang dilingkupi daerah didalamnya, sedangkan daerah di area sekitar ruang merupakan penggabungan dari permukaan yang tertutup dengan bagian di dalamnya (Deti, 2014).
Pendapat lain menyatakan bahwasannya suatu volume bangun ruang dapat diketahui dengan cara menemukan bentuk alasnya terlebih dahulu sehingga dapat dikatakan suatu bangun ruang berasal dari susunan luas alas yang membentuk tinggi bangun ruang (Syahbana, 2013). Berdasarkan paparan beberapa ahli dapat ditarik kesimpulan bangun ruang dapat di definisikan sebuah bangun yang memiliki pembatas oleh beberapa himpunan titik titik yang di dalamnya memuat seluruh permukaan bangun tersebut. Permukan bangun tersebut biasanya disebut dengan sisi.
d. Komponen Bangun Ruang 2. Kubus
Kubus merupakan bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh enam bidang sisi yang kongruen berbentuk bujur sangkar. Kubus memiliki 6
sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut. Setiap sisi atau rusuk kubus memiliki ukuran yang sama panjang sehingga di dalam rumus volume kubus tidak ada istilah panjang, lebar, ataupun tinggi tetapi hanya menggunakan istilah rusuk.
Gambar 2. 2 Kubus dan Dadu
a. Pembuktian Rumus Volume Kubus
Pada kegiatan ini ditampilkan sebuah percobaan sederhana untuk mengetahui rumus volume kubus melalui tayangan vidio pada media pembelajaran, dengan memanfaatkan kubus besar transparan dan kubus kecil, dalam hal ini kubus besar transparan sebagai wadah dan kubus kecil sebagai pengisi wadah dari percobaan tersebut, berdasarkan hasil percobaan tersebut dapat diketahui dibutuhkan 64 satuan kubus kecil untuk mengisi kubus besar transparan. Berikut penjelasan mengapa dibutuhkan 64 satuan kubus kecil untuk memenuhi wadah tersebut, sehingga nanti ditemukannya rumus cara mencari volume kubus.
Gambar 2. 3 Kubus satuan Tinggi
Leba r Pa njang
Volume kubus yang sudah dihitung tadi berjumlah 64 kubus satuan, sehingga dapat diuraikan menjadi 4 kolom kubus satuan x 4 baris kubus satuan x 4 tinggi kubus satuan volume diperoleh dengan mengalikan panjang x lebar x tinggi, karena alas kubus berbentuk persegi sehingga dapat disimpulkan rumus volum bangun kubus dilambangkan dengan
V= sisi x sisi x sisi V= s x s x s
V= 𝑆3
3. Balok
Balok merupakan bangun ruang tiga dimensi yang memiliki volume atau isi Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk 4 rusuk panjang, 4 rusuk lebar, 4 rusuk tinggi, dan 4 rusuk tinggi, serta memiliki 8 titik sudut.
Bentuk balok hampir menyerupai dengan bentuk kubus namun rusuk – rusuknya pada balok memiliki ukuran yang berbeda sehingga rumus pada balok menggunakan istilah panjang, lebar, dan tinggi.
Gambar 2. 4 Balok dan Kotak tisu
a. Pembuktian Rumus Volume Balok
Melakukan percobaan untuk mengetahui volume sebuah bangun balok melalui tayangan vidio yang akan ditampilkan pada media pembelajaran langkah langkah dalam vidio tersebut berisikan
memasukkan kubus satuan hingga penuh kedalam balok transparan yang telah disiapkan. Setelah terisi semua dengan kubus satuan langkah selanjutnya menghitung panjang dari balok yang sudah terisi dengan kubus satuan, kemudian menghitung lebar, dan menghitung tinggi dari balok yang sudah terisi oleh kubus satuan.
Pada kesimpulan tersebut ditemukan apabila panjang, lebar, tinggi dikalikan akan menemukan volume balok.
V= p x l x t 4. Limas
Limas merupakan bangun ruang yang alasnya berbentuk segi banyak (segitiga, segiempat, segilima, dan lain-lain). Pada limas, bidang sisi tegaknya berbentuk segitiga yang berpotongan pada satu titik. Limas terbagi atas limas segitiga, limas segiempat.
Gambar 2. 5 Limas dan Piramida
a. Pembuktian Rumus Volume Limas
Melalui percobaan sederhana alat yang dibutuhkan berupa prisma dan limas yang memiliki ukuran alas dan tinggi yang sama media yang dipakai berupa limas segi empat, prisma segi empat dan juga beras dilain sisi hal yang perlu diperhatikan luas alas limas harus sama dengan luas alas prisma dan juga tinggi prisma dan limas harus sama. Pada tahapan awal mengisi limas menggunakan media beras kemudian masukkan kedalam prisma isi hingga prisma penuh.
Dari hasil pengisian limas kedalam prisma hingga penuh dibutuhkan
3 kali pengisian sehingga dapat disimpulkan volume prisma 3 kali volume limas atau volume limas 1
3 dari volume prisma.
𝐿𝑎 𝑥 𝑡 𝑥 1
3 = Volume Limas 5. Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang punya bidang alas dan bidang atas sejajar serta kongruen. Dikarenakan sisi lainnya berupa sisi tegak berbentuk persegi panjang atau jajargenjang. Pada hal lain prisma banyak disebut prisma segitiga, prisma segiempat, prisma segilima hal ini disebabkan setiap penamaan untuk prisma, disesuaikan dengan bentuk alas dan atapnya. Misal, alas dan atapnya berbentuk segi delapan, sehingga dinamakan dengan prisma segidelapan.
Gambar 2. 6 Limas dan Tenda
a. Pembuktian Rumus Volume Prisma
Melalui tayangan vidio percobaan sederhana menggunakan prisma segitiga transparan, kubus transparan, serta beras yang diberi warna hijau dan warna coklat. Langkah pertama dalam percobaan yaitu mengisi prisma transparan dengan beras yang bewarna hijau di isi hingga memenuhi prisma. Pada tahapan selanjutnya beras bewarna hijau yang memenuhi prisma dituangkan kedalam kubus transparan, selanjutnya menuangkan
beras bewarna coklat kedalam prisma hingga penuh kemudian dituangkan kedalam kubus transparan. Dapat diketahui sekarang kubus transparan terisi penuh oleh 2 kali takaran beras hijau dan coklat dapat ditarik kesimpulan volume kubus = 2 x volume prisma sehingga dapat dibuktikan :
Volume Kubus = 2 x Volume prisma Volume Prisma = 1
2 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐾𝑢𝑏𝑢𝑠ABC . EFG =1
2𝑋 (𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷)𝑋 𝐴𝐸 = 1
2𝑋 (𝐿. 𝐴𝐵𝐶 + 𝐿. 𝐴𝐶𝐷) 𝑋 𝐴𝐸 = 1
2𝑋 (𝐿. 𝐴𝐵𝐶 + 𝐿. 𝐴𝐵𝐶)𝑋 𝐴𝐸 = 1
2𝑋 2 𝐿. 𝐴𝐵𝐶 𝑋 𝐴𝐸 = L. ABC X AE
Volume Prisma = L.alas x tinggi 6. Tabung
Tabung merupakan suatu bangun ruang yang disusun oleh 3 buah sisi yakni 2 buah lingkaran yang memiliki ukuran sama serta 1 segiempat yang menyelimuti atau mengelilingi kedua lingkaran itu.
Gambar 2. 7 Tabung dan Paralon
a. Pembuktian Rumus Volume Tabung
Volume tabung diperoleh dengan luas alas x tinggi tabung luas alasnya berbentuk lingkaran sedangkan luas lingkaran memiliki rumus 𝜋𝑟2 sehingga didapatkan rumus umum untuk mencari volume tabung = luas alas x tinggi tabung v= 𝜋𝑟2𝑡 7. Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang yang di batasi dengan sebuah sisi lengkung dan pada sebuah sisi alas yang berbentuk lingkaran, bangun kerucut terdiri dari 1 rusuk ,1 titik sudut, dan 2 sisi.
Gambar 2. 8 Kerucut dan Contong ice cream
a. Pembuktian Rumus Volume Kerucut
Pembuktian rumus volume krucut melalui percobaan sederhana menggunakan alat tabung transparan, kerucut yang alas dan tingginya sama dengan tabung, beras sebagai media. Hal pertama yang dilakukan memasukkan beras kedalam kerucut sehingga volume kerucut sama dengan volume beras didalamnya langkah selanjutnya masukkan beras yang sudah ditakar menggunakan kerucut kedalam tabung hingga beberapa kali hingga penuh, dari hasil percobaan tersebut diketahui bahwasannya dibutuhkan 3 kali pengisian beras dari kerucut menuju tabung
untuk memenuhi volume tabung tersebut. Volume tabung = 3x volume kerucut sehingga dapat dirumuskan:
Volume kerucut = 1
3 volume tabung = 1
3𝑥 𝜋𝑟2𝑡 = 1
3𝑥 𝜋𝑟2𝑡 8. Bola
Sebuah bangun ruang 3 dimensi yang di bentuk oleh lingkaran yang berjari – jari sama panjang dan berpusat hanya pada 1 titik yang sama.
Gambar 2. 9 Bola
a. Pembuktian Rumus Volume Bola
Melalui percobaan menggunakan 1 buah bola transparan yang memiliki tinggi dan diameter yang sama dengan kerucut transparan, media selanjutnya berupa air. Satu Buah bola dibagi menjadi dua bagian, satu bagian kemudian isi kerucut dengan air hingga penuh tuang air dalam kerucut kedalam setenagh bagian dari bola, lakukan pada setengah bagian lainnya sehingga dapat ditarik kesimpulan volume satu bola = 2 kali volume kerucut sehingga secara matematika dapat ditulis
V Bola = 2 V Kerucut
V Bola 4
3𝜋𝑟3= 2 (1
3𝜋𝑟2𝑥 2𝑟 = 2 x 2
3𝜋𝑟3 = 4
3𝜋𝑟3 1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat didefinisikan sebuah alat dan bahan yang di dalamnya terkonsep suatu pemikiran , ide, proses sehingga dapat menyampaikan informasi secara tepat yang berguna dalam mempermudah suatu pembelajaran (Istiqlal, 2017). Menurut (Munadi, 2008) media pembelajaran perlu di diseleksi karena pemilihan media tersebut menetukan keberhasilan suatu tujuan pembelajaran. Istilah media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah memiliki pengertian ‘tengah”, perantara, maupun pengantar dan memiliki kata bentuk jamak medium yang berarti perantara atau pengantar, Media adalah alat dalam menyalurkan pesan dari guru ke siswa sehingga dalam hal ini dapat menyebabkan mengubah pola pikir, minat dan ketertarikan, serta perhatian siswa agar memudahkan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Sementara menurut Briggs memiliki gagasan media merupakan semua alat fisik, konkrit yang dapat menyampaikan informasi yang dapat merangsang kemampuan berpikir siswa untuk terus belajar, contohnya seperti Buku, film, CD, dan lain lainnya.
Selain itu media dapat diartikan sebuah alat teknologi yang
dipandang sebagai perwujudan kumpulan ide ide, ilmu pengetahuan yang terkandung dalam wujud media elektronik yang praktis tepat dan efisien yang dapat mempermudah pembelajaran (M. Miftah, 2013). Potensi dikembangkannya media pembelajaran diharapkan menjadikan siswa lebih memahami materi yang diajarkan, selain itu menjadikan jangkauan relasi belajar semakin lebar. Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa paparan ahli bahwasannya pengertian media pembelajaran merupakan suatu alat penyampaian pesan maupun informasi yang di dalamnya memuat beragam ide yang berguna untuk mempermudah pembelajaran.
b. Karakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik media pembelajaran menurut (Oemar Hamalik, 1994) dalam (Tafonao, 2018) Pertama, media dalam hal ini memiliki definisi serupa dengan pengertian peragaan kata peragaan berasal dari kata “raga” jika didefinisikan suatu benda yang dapat dilihat, didengar dan diraba, serta diamati melalui indra manusia.
Dilain sisi yang kedua komponen utama dapat dilihat dan didengar.
Ketiga, media pembelajaran sebagai sarana maupun alat yang
berguna dalam menyongsong atau membantu suatu pembelajaran.
Kempat media dijadikan alat bantu dalam kegiatan pembelajaran
yang menjadikan pembelajaran lebih bermakna pembelajaran di dalam maupun luar kelas. Kelima media sebagai alat penghubung yang digunakan guru ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Keenam media sebagai komponen tali penghubung dalam penerapan
metode pembelajaran. Dapat ditarik kesimpulan karakteristik media pembelajaran merupakan alat peraga yang dapat dilihat, didengar, diamati, diraba menggunakan semua alat indra, dilain sisi media sebagai sarana penyongsong dalam kegiatan pembelajaran, sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna baik di dalam maupun luar kelas.
c. Klasifikasi Media Pembelajaran
Media pembelajaran tentu di klasifikasikan berdasarkan taksonomi media misal fungsi, karakteristik, sifat, kompleksitas, media serta yang lainnya. Dalam hal ini media berisikan beberapa unsur seperti suara, visual, maupun gerak. Menurut Rudy Bretz dalam (Susilana Rudi, 2016) terdapat 7 klasifikasi media:
1. Media berbasis audio, visual, gerak contohnya film yang memiliki suara, pita video, kumpulan film di televisi, serta animasi
2. Media berbasis audio visual dan contohnya rangkaian suara film, halaman suara, serta sound slide.
3. Media berbasis semi gerak contohnya tulisan jauh bersuara 4. Media visual bergerak contohnya film bisu
5. Media visual diam seperti percetakan foto, slide baru, microphone, serta slide bisu
6. Media audio, seperti radio, telephone, maupun pita audio 7. Media cetak seperti koran, buku, bahan ajar, modul
Menurut Schramm dalam mengklasifikasikan media dengan cara pemilihan media yang rumit mahal (big media) dan media sederhana murah (little media). Contoh dari big media meliputi komputer, film, slide, serta program video. Sedangkan media kecil seperti gambar, sketsa. Selain itu pendapat lain memaparkan menurut (Susilana Rudi, 2016) membagi media menjadi beberapa 1) Media Visual, 2) Media audio, 3) Media “display”4) keadaan nyata maupun simulasi, 5) media cetak 6) Pembelajaran berteknologi terprogram,7) media pembelajaran menggunakan jaringan komputer. Dari beberapa paparan ahli dapat disimpulkan sebagai berikut. Media Visual: merupakan media yang dapat dilihat secara visualisasi oleh mata seperti foto, gambar, poster, gambar animasi, pamflet, grafik, komik, film bisu, komik serta model 3 dimensi seperti diorama dan mockup.
1. Media audio: dapat didefinisikan sebuah media yang dapat didengar saja contohnya seperti radio, kaset, audio, MP3 player 2. Media Audio Visual: merupakan media pembelajaran yang dapat menampilkan suara dan juga visualisasi yang dapat dilihat mata dan didengar telinga seperti film kartun, televisi, video, sound slide
3. Multimedia: merupakan media yang dapat menampilkan semua komponen media secara lengkap seperti tampilan suara, animasi, video, grafis serta film. Dalam perkembangan
multimedia identik dengan komputer, e-learning, website, sistem android, serta pembelajaran berbasis CBI.
d. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Pada setiap pembelajaran kebanyakan guru enggan atau jarang menggunakan media pembelajaran baik dari media konkrit(fisik) maupun media online. Guru cenderung menerapkan pembelajaran klasik menggunakan metode konvensional, seperti siswa dijelaskan berulang ulang tanpa menggunakan media pembelajaran yang dapat menyebabkan waktu yang dibutuhkan kurang efektif namun hal lainnya juga menjadi faktor karena siswa kurang paham terhadap materi yang disajikan. Sehingga guru harus menjelaskan berulang ulang yang menyebabkan waktu digunakan tidak efektif menyebabkan kehabisan waktu hanya dalam menjelaskan materi yang sama.
Hal ini diperkuat dengan kebanyakan siswa diminta hanya mendengarkan yang diajarkan oleh guru, menulis di buku tulis, serta menghafalkan diluar kepala. Hal ini tentu menimbulkan sifat verbalistik, sehingga menyebabkan pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher center) yang menjadikan pembelajaran menjadi pasif dan membosankan. Untuk itu perlu adanya sebuah media interaktif yang dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna serta siswa lebih minat dalam belajar jika terdapat media pembelajaran yang mengasikkan.
Demikian dapat terlihat seberapa pentingnya fungsi media pembelajaran menurut McKown dalam bukunya yang berjudul
“Audio Visual Aids To Instruction” memuat terdapat empat fungsi
media sebagai berikut : kesatu mengubah sistem pendidikan formal dalam hal ini memiliki artian, dengan adanya media yang tadinya pembelajaran konvensional menjadi lebih nyata dan bermakna karena terdapat media di dalamnya, kedua menjadikan motivasi dan fasilitator saat proses pembelajaran di dalam kelas dalam hal ini media yang unik menjadi pusat perhatian bagi siswa sehingga menarik minat dan bakat siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Ketiga dalam proses pembelajaran media dapat memperjelas
materi pembelajaran, sehingga materi yang disampaikan mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Keempat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran (Miftah, 2013).
Sedangkan menurut pendapat Rowntree dalam (M. Miftah, 2013).
Terdapat 6 fungsi yang meliputi pertama meningkatkan semangat belajar, kedua mempelajari kembali materi yang telah dipelajari, ketiga mengaktifkan stimulus belajar, keempat menjadikan siswa
aktif dengan adanya respon yang diberikan selama proses pembelajaran, kelima Pembelajaran tidak hanya berpusat pada (teacher center) akan tetapi, berpusat pada siswa (student center) karena adanya umpan balik dari siswa, keenam membangkitkan latihan yang selaras. Dapat ditarik kesimpulan dari definisi dan
penjabaran para ahli media memiliki fungsi yang efektif dan inovatif dalam mempermudah suatu pembelajaran dengan menyediakan layanan yang memudahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Mobile Learning
a. Pengertian Mobile Learning
Beraneka bahasa maupun istilah yang dipaparkan beberapa ahli yang berhubungan dengan teknologi dan informasi salah satu contohnya m-learning dapat didefinisikan sebuah pembelajaran yang memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi didalamnya menggunakan peralatan device bergerak seperti smartphone, Tablet PC, iPod, Playstation, Komputer serta yang lainnya (Wati et al., 2017). M-learning juga dapat didefinisikan sebuah model pembelajaran yang mana terbentuk karena perluasan dari e-learning dengan catatan perangkat yang digunakan berupa smartphone, tablet, laptop dilain sisi pembelajaran m-learning dapat dijadikan sebuah alternatif dalam menyelesaikan permasalahan dalam dunia pendidikan. Menurut pendapat lainnya (O’Malley et al., 2005 dalam (Widiastika et al., 2020) Mobile Learning merupakan sebuah layanan pembelajaran yang dapat dipakai dimanapun kapanpun selama proses pembelajaran berlangsung tanpa terbatas ruang dan waktu
Tujuan dari penggunaan m-learning mempermudah proses pembelajaran dengan memanfaatkan penggunaan device berupa smartphone yang dapat diakses secara offline tanpa ada batasan
ruang dan waktu. Sehingga dalam hal ini perangkat pembelajaran berupa m-learning memiliki karakteristik simple, praktis serta penggunaannya mudah dibawa kemanapun (Nasution, 2016).
Beberapa paparan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasannya pengertian m-learning sebuah perangkat device pembelajaran yang mana perluasan dari e-learning yang menghasilkan m-learning digunakan tanpa terdapat batasan tempat ataupun waktu diakses secara offline menggunakan smartphone, tablet PC, Laptop, sebagai media dalam proses pembelajaran atau dapat dikatakan sebagai alat bantu penyampaian materi oleh guru pada siswa.
b. Karakteristik Mobile Learning
1. Merupakan Komponen perluasan dari E-Learning yang mana memanfaatkan elektronik digital
2. Mampu diakses dimanapun tanpa ada keterbatasan ruang dan waktu
3. Menyajikan berbagai macam fasilitas knowledge sharing dan visualisasi pengetahuan yang atraktif dan interaktif
4. M-learning memiliki ukuran yang terbatas sehingga tidak semua materi pembelajaran tepat memanfaatkan m-learning
5. M-learning menyuguhkan penggunanya merasakan pengalam yang baru (Warsita, 2018). Dari paparan ahli dapat ditarik kesimpulan karakteristik m-learning dapat menyajikan pembelajaran yang kolaboratif bagi siswa, karena mengusung pengalaman pembelajaran baru dengan memanfaatkan peran
teknologi berbasis m-learning yang dapat mempermudah proses pembelajaran.
c. Klasifikasi Mobile Learning
1. Merupakan sebuah device yang dapat diakses melalui smartphone, tablet, pc, laptop, notebook
2. Sebuah perangkat yang termasuk perangkat nirkabel yang dipakai untuk mengakses bahan ajar maupun informasi administratif berupa GSM, GPRS, Bluetooth
3. Ketersediaan akan koneksi internet yang permanen antara sistem mobile learning dengan pengguna.(Riady et al., 2016)
d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Mobile Learning
Menurut Tamim( Uddin dan Sarrab, 2012) dalam (Aripin, 2018) M- learning memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Digunakan dimana pun tanpa adanya batasan waktu 2. Mendukung pembelajaran dengan sistem daring 3. Meningkatkan interaksi antara guru dan siswa 4. Pembelajaran bersifat Student Center
5. Menggunakan smartphone, PC, Laptop sebagai perangkat utama pembelajaran
6. Meningkatkan motivasi siswa selama proses pembelajaran
Kekurangan M-learning menurut (Tamimuddin dan Sarrab 2012) dalam (Aripin, 2018)
1. Memakan tempat penyimpanan memori yang cukup besar 2. Catu daya
3. Media Interaktif “MABAR”
Pembelajaran berbasis m-learning yang saat ini sedang maraknya digunakan dalam setiap jenjang baik sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Media pembelajaran berbasis Aplikasi “MABAR” yang menggunakan m-learning atau dapat disingkat menjadi Mari Bermatematika” merupakan sebuah aplikasi m-learning yang memanfaatkan peran software microsoft powerpoint yang diintergrasikan, kedalam software ispring suite 9 agar formatnya menjadi flash (HTML5) dikonversikan lagi menggunakan software Website 2 apk yang menjadikan formatnya berbentuk m-learning atau aplikasi pembelajaran. Kelebihan media ini terletak dari segi format file yang menggunakan 2 format file Exe dan Android. Sedangkan hal lainnya terletak pada Media interaktif “MABAR” memiliki dubbing suara dan animasi untuk mempermudah penggunaan.
Pada menu utama Media interaktif “MABAR berisi opening application, dilajutkan dengan tampilan login nama siswa dan kelas, terdapat intruksi dari animasi yang akan mengarahkan kemenu homescreen yang memuat menu dikelompokkan per pembelajaran 1,2,3 yang didalamnya memuat KI, KD, Indikator, Tujaun Pembelajaran, materi volume bangun ruang, Quiz, Game pada menu homescren profil
peneliti, profil dosen, serta petunjuk penggunaan berada di pojok kiri atas. Media interaktif “MABAR” ini memiliki beraneka keunggulan yang dapat mempermudah proses pembelajaran siswa yang dapat diakses melalui smartphone, tablet atau PC, Laptop. Dilain sisi media dapat diakses tanpa terbatas ruang dan waktu. Media interaktif
“MABAR” dapat memberikan pengalaman baru bagi guru dan siswa dalam menguasai teknologi melalui penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis aplikasi android.
4. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa menjadi hal yang penting untuk dipahami oleh guru dikarenakan karakteristik menjadi pedoman bagi guru untuk menemukan strategi yang cocok dalam kegiatan belajar mengajar.
Strategi pengajaran terdiri atas metode, teknik, maupun prosedur yang dapat digunakan guna mencapai tujuan pembelajaran. Menurut (Septianti & Afiani, 2020) mengemukakan karakteristik siswa merupakan komponen maupun kualitas siswa yang ada didalam diri setiap siswa. Perkembangan siswa tentu mengalami pertumbuhan dari segi fisik maupun psikis yang tentu berpengaruh pada perubahan pola pikir kritis, kreatif, inovatif. Nasution dalam (Perdana & Suswandari, 2021) menyatakan dalam perkembangan di kelas atas/ tinggi di sekolah dasar memiliki beberapa sifat khusus antara lain: 1) Terdapat minat mengenai kehidupan yang nyata atau konkrit, 2) Pola pikir realistik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi serta ingin belajar, 3) Memiliki minat terhadap hal hal yang spesifik dan juga mata pelajaran yang
disukai, 4) Mampu menghadapi sebuah tantangan yang nyata semisal dalam pr siswa mampu menyelesaikan secara mandiri, 5) Anak anak masih menjadikan nilai rapor sebagai acuan mengenai prestasi yang di dapat disekolah, 6) Anak anak suka membentuk kelompok teman sebaya, yang mana untuk bermain maupun berkelompok. Dapat ditarik kesimpulan dari uraian tersebut, guru berperan penting dalam mengemas pembelajaran kedalam bentuk perencanaan maupun pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, seperti menyampaikan materi yang dihubungkan dengan kehidupan lingkungan sehari hari siswa.
B. Kajian Penelitian Relavan
Pengembangan media pembelajaran interaktif “MABAR” relevan dengan beberapa penelitian terdahulu, terdapat perbedaan dan persamaan dengan penelitian terdahulu yang akan disajikan sebagai berikut:
Tabel 2. 4 Kajian Relevan No Nama
Penulis
Judul Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan 1. Nur
Risnawati Kusuma, Muh.
Kha lifah Mustami, Osla n Jumadi (2018)
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Powerpoint Ispring Suite 8 Pa da Konsep Sistem Ekskresi Di Sekola h Menengah Ata s.
- Berdasarkan ha sil penelitian uji coba pengembangan media Pembelajaran Interaktif Powerpoint ispring suite 8i tingka t keva lidan media pembelajaran oleh kedua va lida tor yaitu sebesar “4.13”
ya ng berada ka tegori
“valid”( 4 ≤ Va
< 5) a ta u setara
-Sa ma sama mengembangkan media
menggunakan software yang serupa
- Media yang dia plikasikan memiliki bentuk ya ng berbeda denga n format HTML5 atau media berbasis website e- lea rning seda ngkan media ya ng dibua t oleh peneliti
menggunakan format aplikasi m- learning
- Perbedaan terletak pada jenjang ya ng di a mbil kela s XII SMA.
denga n 83%.
Seda ngkan keefektifan media oleh siswa yang mencapai sta ndar ketuntasan minimal (75) seba nyak 36 siswa atau 92%.
- Jika diliha t da ri segi la innya perbedaan terletak pa da mata pela jaran dan juga ma teri yang disa jikan, Jika milik peneliti la in mengambil mata pela jaran Ipa pada ma teri Sistem Ekskresi.
- Model penelitian ya ng dipakai berbeda peneliti menggunakan ADDIE sedangkan peneliti la innya menggunakan 4D.
2. Ayu Kurnia Firda us 2020
Pengembangan Media Marka Web Pada Ma teri Peca han Senila i Kelas IV Sekolah Da sa r
Ha sil presentasi penelitia n terda hulu mendapa tka n persentase oleh va lidasi media dengan ha sil
persentase 84% dengan kua lifikasi sa ngat baik a ta u sangat va lid.
Seda ngkan ha sil va lidasi ma teri dengan ha sil
persentase 85,7% dengan kua lifikasi la yak atau va lid.
Seda ngkan respond siswa memiliki persentase seba nyak jumlah siswa ya itu 27 siswa denga n memperoleh ha sil persentase 80% yang memiliki a rti sa ngat baik dikembangkan
- Mengambil ma ta pelajaran ya ng sama ma tematika - Menggunakan model penelitian ya ng sama ADDIE
Perbedaan yang perta ma terletak da ri segi format media yang diguna kan peneliti berbentuk m- learning
seda ngkan milik Ayu Kurnia Firda us
menerapkan media berba sis website a ta u e-learning -Perbedaan kedua penelitia n ini denga n penelitian sebelumnya, terletak pada tempat
dila ksanakan penelitia n jika penelitia n Ayu Kurnia Firdaus bertempat di SDN Muhammadiyah 9, seda ngkan peneliti bertempat di SDN Ja timulyo 5, ketiga jenjang kelas yang di a mbil penelitian Ayu Kurnia Firda us ini mengambil kelas IV , sedangkan peneliti
mengambil kelas V serta ma teri ya ng di sa jikan berbeda jika milik
Ayu Kurnia Firda us
mengambil ma teri peca han
seda ngkan peneliti mengambil ma teri Volume Bangun Rua ng
Tabel 2.5 Kajian Relavan No Nama
Penulis
Judul Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan 1 Anisa
Wija yanti 2021
Pengembangan Multimedia Interaktif Berba sis Articula te Storyline Pada Ma teri Tematik Kelas V Tema 3 Subtema 3 Pembelajaran 6 Sekolah Da sa r
Ha sil presentasi Penlitia n terda hulu mendapa tka n persentase oleh va lidator media sebanyak 82%
ya ng memiliki kua lifikasi sa ngat la yak, seda ngkan presentase dari va lida tor a hli ma teri memiliki presentase sebesa r 95%
ya ng memiliki kua lifikasi sa ngat layak/
va lid
- Mengambil jenjang kelas V
Perbedaan terletak da ri segi mata pela jaran, dan ma teri jika milik a nisa wija yanti menggunakan pembelajaran tematik dengan 3 ma ta pelajaran Bhs Indonesia, Ipa dan SBdP
- Perbedaan yang la innya terletak da ri segi format file jika milik anisa wija yanti
menggunakan 1 format file a plikasi a ndorid sedangkan milik peneliti 2 fomat file exe dan a ndorid
- Da ri segi sofware ya ng digunakan juga berbeda milik peneliti
menggunakan sofwa re Ispring da n Power Point seda ngkan milik Anisa Wija yanti menggunakan Articula te Storyline
- Perbedaan la innya penelitian ini dengan penelitia n Anisa Wija yanti
terletak pada tempat
dila ksanakan penelitia n jika penelitia n ini dila ksanakan di SDN Ja timulyo 5
Penelia n milik Anisa bertempat di SDN Sumberjo 01 Blita r
-Model yang dipa kai peneliti denga n milik a nisa wija yanti berbeda .
C. Kerangka Berpikir
Kondisi Sekolah
1. Siswa kesulita n dalam mempelajari konsep dasar pembelajaran
ma tematika Volume Bangun Ruang 2. Guru ja ra ng menggunakan media
Pembelajaran selama proses pembelajaran luring ma upun daring 3. Media pembelajaran yang terkadang diguna kan berupa media konkret dan media video dari youtube dan video ha sil kkg
4. Ha sil bela jar siswa tergolong rendah diba wah KKM 75< sehingga pada ma ta pelajaran matematika siswa belum mampu mencapai kkm
Kondisi Ideal 1. Siswa terta rik dan a ntusias dalam
mempelajari materi volume bangun rua ng pada pembelajaran
ma tematika di kela s V
2. Guru menggunakan media pembelajaran intera ktif yang dapat menarik minat siswa sela ma proses pembelajaran 3. Guru menggunakan macam macam
media pembelajaran interaktif yang inova tif dan menarik bagi siswa 4. Ha sil bela jar siswa baik diatas 75>
sehingga pada mata pela jaran ma tematika siswa mampu mencapai KKM
Model Pengembangan ADDIE:
1. Ana lisis 2. Pera ncangan 3. Pengembangan 4. Implementasi 5. Eva luasi
Pengembangan Media interaktif “MABAR” Pada Materi Volume Bangun Ruang Kela s V di tunjukan untuk siswa Sekolah Dasar
Analisis Kebutuhan
Siswa membutuhkun suatu trobosan baru berupa penggunaan media pembelajaran yang menarik, tida k membosankan serta da pat menjadikan pengalaman baru bagi siswa pa da pelajaran ma tematika penggunaan a plikasi media interaktif berbasis a ndroid sa at pembelajaran menjadi fa ktor ya ng da pat mengajarkan penga laman ba ru ba gi siswa sela ma proses pembelajaran berla ngsung yang a kan memberikan dampak meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi volume bangun ruang yang disa jikan