• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat (studi pra eksperimen pada siswa-siswi kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat (studi pra eksperimen pada siswa-siswi kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat tahun"

Copied!
185
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER BERGAYA HIDUP SEHAT ( Studi Pra Eksperimen pada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri Sukaresik

Jawa Barat Tahun Ajaran 2015/2016 ) Juliana Melani

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Peningkatan hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk mrningkatkan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F di SMPN Sukaresik, Jawa Barat Barat antara sebelum dan sesudah implementasi, 2) peningkatan yang signifikan hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat siswa, 3) peningkatan hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat antar sesi layanan, dan 4) efektivitas implementasi pendidikan karakter bergaya hidup sehat menurut penilaian siswa kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif pre-experimental menggunakan one group pre-test post-test design.Subjek dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa kelas VII F di SMPN Sukaresik, Jawa Barat. Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik non tes terdiri dari dua instrumen, yakni kuesioner validasi model pendidikan karakter (responden siswa), dan self assessment scale karakter bergaya hidup sehat. Sementara, teknik tes terdiri dari satu alat tes, yakni tes hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat yang diberikan sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) implementasi dilakukan. Koefisien reliabilitas tes hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat diukur dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan hasil hitung (0,666) sehingga termasuk dalam kategori sedang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning terbukti efektif untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat, 2) pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif meningkatkan karakter bergaya hidup sehat 3) Terjadi peningkatan hasil karakter bergaya hidup sehat pada siswa dari sesi ke sesi berikutnya. 4) Siswa menilai bahwa implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning sangat efektif untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat.

(2)

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTING CHARACTER EDUCATION BASED ON CLASS GUIDANCE USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO IMPROV A CHARACTER OF HEALTHY LIFESTYLE (PRE EXPERIMENT STUDY OF THE 7TH GRADE STUDENTS IN SMP

NEGERI SUKARESIK ACADEMIC YEAR 2015/2016) Juliana Melani

Sanata Dharma University 2017

This research has aims to describe: 1) the improvement of character education result on healthy lifestyle based on class guidance service using experiential learning approach to develop the healthy lifestyle among the seventh grade students of SMPN Sukaresik, West Java, before and after the implementation 2) significant improvement of the character education process students healthy lifestyle 3) the improvement of character education in healthy lifestyle between sessions and 4) the effectiveness of character education implementation in students perspective in class VII SMPN Sukaresik, West Java.

This research is a experimental quantitative method using one group pre-test post-pre-test design. The subject of the research were 30 students in class VII F, SMPN Sukaresik, West Java. The data of the research was gathered using test and non test techniques. The non test technique consisted of two instruments: questionaire on character education model (students as respondents) and self assessment scale of healthy lifestyle character. The test technique consisted of one instrument, namely the result of character education results given before (pre-test) and after (post-test) the implementation. The test reliability coeficient of the character education on healthy lifestyle way measured using Cronbach Alpha, the result was categorized as medium (0,666).

The research results shows that: 1) The implementation of character education based on class guidance service using experiential learning approach was proven effective to increase the students healthy lifestyle in class VIIF SMP N Sukaresik West Java 2) The character education based on class guidance service using experiential learning approach was significantly effective in improving the healthy-lifestyle character 3) there was an improved charahter in students healthy lifestyle from one session to the next 4) Students assessed that the implementation of character education based on class guidance service using experiential learning approach was very effective to improve students healthy lifestyle character.

(3)

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER BERGAYA HIDUP SEHAT ( Studi Pra Eksperimen pada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri Sukaresik

Jawa Barat Tahun Ajaran 2015/2016 )

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh: Juliana Melani

131114059

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKILTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

SKRIPSI

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER BERGAYA HIDUP SEHAT ( Studi Pra Eksperimen pada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri Sukaresik

Jawa Barat Tahun Ajaran 2015/2016 )

Oleh: Juliana Melani

131114059

Telah Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing

(5)

KTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER BERGAYA HIDUP SEHAT ( Studi Pra Eksperimen pada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri Sukaresik

Jawa Barat Tahun Ajaran 2015/2016 ) Dipersiapkan dan disusun oleh:

Juliana Melani NIM: 131114059

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 18 Januari 2017

dan dinyatakan memenuhi syarat Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua: Dr. Gendon Barus, M.Si. ... Sekretaris: Juster Donal Sinaga, M.Pd. ... Anggota I: Dr. Gendon Barus, M.Si. ... Anggota II: Juster Donal Sinaga, M.Pd. ... Anggota III: Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., MA. ...

Yogyakarta, 18 Januari 2017

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan

(6)

HALAMAN MOTTO

Be a good listener.

Your ears will never get you in trouble.

(Frank Tyger)

Trust in youre self, before anyone else.

(Stuart Mills)

Do my best, so that I can’t blame myself for anything.

(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan Tuhan dan orang lain. Kupersembahkan sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini bagi...

Bapa di Surga dan Bunda Maria yang selalu menjaga dan memberikan jalan kehidupan.

Papa dan mama yang selalu sabar dan selalu ada memberikan kenyamanan.

Adikku, Giustian yang sudah beristirahat dalam kedamaian.

Orang terkasih yang telah membantu dalam setiap keputusasaan.

Teman-teman yang telah terlibat dalam setiap candaan dan teman sapaan.

Para dosen yang bersedia memberikan bimbingan.

Dan untuk semua karya Tuhan, baik itu keajaiban atau ciptaannya.

(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Januari 2017 Peneliti

(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Juliana Melani

Nomor Induk Mahasiswa : 131114059

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Bergaya Hidup Sehat Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning (pada siswa kelas VII SMP N Sukaresik, Jawa Barat Tahun Ajaran 2015/2016) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta iiin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 18 Januari 2017 Yang menyatakan

(10)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER BERGAYA HIDUP SEHAT ( Studi Pra Eksperimen pada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri Sukaresik

Jawa Barat Tahun Ajaran 2015/2016 ) Juliana Melani

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Peningkatan hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk mrningkatkan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F di SMPN Sukaresik, Jawa Barat Barat antara sebelum dan sesudah implementasi, 2) peningkatan yang signifikan hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat siswa, 3) peningkatan hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat antar sesi layanan, dan 4) efektivitas implementasi pendidikan karakter bergaya hidup sehat menurut penilaian siswa kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif pre-experimental menggunakan one group pre-test post-test design.Subjek dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa kelas VII F di SMPN Sukaresik, Jawa Barat. Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik non tes terdiri dari dua instrumen, yakni kuesioner validasi model pendidikan karakter (responden siswa), dan self assessment scale karakter bergaya hidup sehat. Sementara, teknik tes terdiri dari satu alat tes, yakni tes hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat yang diberikan sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) implementasi dilakukan. Koefisien reliabilitas tes hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat diukur dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan hasil hitung (0,666) sehingga termasuk dalam kategori sedang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning terbukti efektif untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat, 2) pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif meningkatkan karakter bergaya hidup sehat 3) Terjadi peningkatan hasil karakter bergaya hidup sehat pada siswa dari sesi ke sesi berikutnya. 4) Siswa menilai bahwa implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning sangat efektif untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat.

(11)

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTING CHARACTER EDUCATION BASED ON CLASS GUIDANCE USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO IMPROV A CHARACTER OF HEALTHY LIFESTYLE (PRE EXPERIMENT STUDY OF THE 7TH GRADE STUDENTS IN SMP

NEGERI SUKARESIK ACADEMIC YEAR 2015/2016) Juliana Melani

Sanata Dharma University 2017

This research has aims to describe: 1) the improvement of character education result on healthy lifestyle based on class guidance service using experiential learning approach to develop the healthy lifestyle among the seventh grade students of SMPN Sukaresik, West Java, before and after the implementation 2) significant improvement of the character education process students healthy lifestyle 3) the improvement of character education in healthy lifestyle between sessions and 4) the effectiveness of character education implementation in students perspective in class VII SMPN Sukaresik, West Java.

This research is a experimental quantitative method using one group pre-test post-pre-test design. The subject of the research were 30 students in class VII F, SMPN Sukaresik, West Java. The data of the research was gathered using test and non test techniques. The non test technique consisted of two instruments: questionaire on character education model (students as respondents) and self assessment scale of healthy lifestyle character. The test technique consisted of one instrument, namely the result of character education results given before (pre-test) and after (post-test) the implementation. The test reliability coeficient of the character education on healthy lifestyle way measured using Cronbach Alpha, the result was categorized as medium (0,666).

The research results shows that: 1) The implementation of character education based on class guidance service using experiential learning approach was proven effective to increase the students healthy lifestyle in class VIIF SMP N Sukaresik West Java 2) The character education based on class guidance service using experiential learning approach was significantly effective in improving the healthy-lifestyle character 3) there was an improved charahter in students healthy lifestyle from one session to the next 4) Students assessed that the implementation of character education based on class guidance service using experiential learning approach was very effective to improve students healthy lifestyle character.

(12)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan naungan kasih-Nya, penulisan tugas akhir dengan judul “Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat (Studi Pra Eksperimen

pada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat Tahun Ajaran 2015/2016) dapat terselesaikan dengan baik.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Selama menulis tugas akhir ini, peneliti menyadari bahwa begitu banyak pihak yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses yang peneliti jalani. Oleh sebab itu, peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling, sekaligus dosen pembimbing tugas akhir.

3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.

(13)

5. Pak Stefanus Priyatmoko selaku petugas sekretariat Program Studi Bimbingan dan Konseling yang senantiasa ramah melayani administrasi selama peneliti menempuh studi.

6. Papa Suryadi dan mama Imas suhimas atas segala kelembutan, kesabaran, cinta dan kebahagiaan yang telah diberikan kepada peneliti sampai saat ini.

7. Adikku tersayang, Giustian yang selama hidupnya telah mewarnai pahit dan manisnya kehidupan besama.

8. F. Xaverius Dwi k yang selalu membantu peneliti secara teknis dan nonteknis. 9. Vigna Mayasari, Umi M, Yosephin, Windri, Ana, Dias, dan teman-teman yang

sudah terlibat membantu secara dekat.

10.Keluarga besar Agnes Mustidjah yang selalu memberikan support baik itu secara psikologis maupun finansial.

11.Pemerintah dan universitas yang sudah memberikan beasiswa selama 3,5 tahun ini.

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEl ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR GRAFIK ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

G. Definisi Istilah ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

A. Hakekat Pendidikan Karakter ... 12

(15)

2. Pengertian Pendidikan Karakter ... 13

3. Tujuan Pendidikan Karakter ... 14

4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter ... 15

5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter di SMP ... 16

6. Proses Pembentukan Karakter ... 21

7. Komponen Pembentukan Karakter... 23

8. Upaya-upaya Peningkatam Karakter di Sekolah ... 29

9. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di SMP ... 30

B. Hakekat Karakter Bergaya Hidup Sehat ... 31

1. Pengertian Bergaya Hidup Sehat ... 31

2. Aspek-aspek Karakter Bergaya Hidup Sehat ... 32

3. Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Bergaya Hidup Sehat ... 37

4. Upaya-upaya Peningkatan Karakter Bergaya Hidup Sehat ... 38

5. Faktor-faktor Bergaya Hidup Sehat ... 40

C. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal ... 41

1. Pengertian Bimbingan Klasikal ... 41

2. Tujuan Layanan Bimbingan Klasikal ... 42

3. Bidang Bimbingan Klasikal ... 43

4. Strategi/ Teknik Bimbingan Klasikal ... 44

D. Hakikat Pendekatan Experiential Learning ... 47

1. Pengertian Pendekatan Experiential Learning ... 47

2. Tujuan Experiential Learning... 48

3. Langkah-langkah Pembelajaran Experiential Learning ... 49

4. Kelebihan Pendekatan Experiential Learning ... 50

E. Penelitian yang Relevan ... 51

F. Kerangka Pikir ... 52

(16)

BAB III METODE PENELITIAN ... 55

A. Jenis Penelitian ... 55

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58

B. Subjek Penelitian ... 58

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...58

D. Validitas, Reliabilitas, dan Uji Normalitas...65

1. Validitas Instrumen ... 65

2. Reliabilitas ... 67

3. Uji Normalitas ... 70

E. Teknik Analisis Data ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Hasil Penelitian...76

1. Efektivitas Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat siswa kelas VII SMPN Sukaresik Jawa Barat Sebelum dan Sesudah Implementasi ... 74

2. Signifikansi Peningkatan Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat siswa kelas VII SMPN Sukaresik Jawa Barat Sebelum dan Sesudah Implementasi ... 82

3. Efektivitas Antar Sesi Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat siswa SMPN Sukaresik Jawa Barat ... 84 4. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis

(17)

menurut Penilaian siswa kelas VII SMPN Sukaresik Jawa

Barat ... 88

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

1. Efektivitas Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat siswa kelas VII SMPN Sukaresik Jawa Barat Sebelum dan Sesudah Implementasi ... 90

2. Signifikansi Peningkatan Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat siswa kelas VII SMPN Sukaresik Jawa Barat Sebelum dan Sesudah Implementasi ... 94

3. Efektivitas Antar Sesi Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat siswa SMPN Sukaresik Jawa Barat ... 96

4. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat menurut Penilaian siswa kelas VII SMPN Sukaresik Jawa Barat ... 99

BAB V PENUTUP ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Keterbatasan Penelitian ... 104

C. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 108

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Bergaya Hidup

Sehat...38

Tabel 3. 1 Desain penelitian one-group pretest posttest design...56

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Tes Karakter Bergaya Hidup Sehat...63

Tabel 3. 3 Kisi-kisi kuesioner Self Assessment Karakter Bergaya Hidup Sehat... 64

Tabel 3. 4 Kriteria Guilford ... 68

Tabel 3. 5 Reliabilitas Item Test Karakter Bergaya Hidup sehat...69

Tabel 3. 6 Reliabilitas Item Kuesioner Bergaya Hidup Sehat...71

Tabel 3. 7 Uji Normalitas ... 71

Tabel 3. 8 Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Bergaya Hidup sehat...74

Tabel 3.9 Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa/i kelas VII F SMP Negeri Sukaresik Tahun Ajaran 2015/2016...74

Tabel 4. 1 Pekembangan Hasil Perkembangan Skor Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa VII F SMPN Sukaresik ... 77

Tabel 4. 2 Distribusi Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Bergaya Hidup Sehat antara Sebelum dan Sesudah Implementasi Pendidikan Karakter ... 79

Tabel 4. 3 Paired Sample Statistik ... 82

(19)

Tabel 4. 5 Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning

(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Koherensi Karakter dalam Konteks Totalitas Proses Psikososial ... 22 Gambar 2. 2 Prosedur Pembelajaran Experiential Learning ... 49 Gambar 2. 3 Kerangka Pikir... 53 Gambar 3. 1 Desain Pra Eksperimen One-Group Pre test-Post test Implementasi

(21)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1 Pekembangan Pre test Post test Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa Kelas VII F SMPN Sukaresik ... 78 Grafik 4. 2 Pekembangan Skor Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa Kelas VII F

SMPN Sukaresik ... 78 Grafik 4. 3 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Pendidikan

Karakter Bergaya Hidup Sehat Antara Pre dan Post Test ... 80 Grafik 4. 4 Peningkatan Hasil Implementasi Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa

tiga sesi ... 86 Grafik 4. 5 Gambaran Peningkatan Karakter Bergaya Hidup Sehat pada Siswa

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Test Bergaya Hidup Sehat ... 112 Lampiran 2. Kuesioner Self Assessment Bergaya Hidup Sehat ... 118 Lampiran 3. Kuesioner Validasi ... 120 Lampiran 4. Hasil Uji Validasi Butir Item Test dan Kuesioner Pendidikan Karakter

Bergaya Hidup Sehat ... 122 Lampiran 5. Tabulasi Data Instrumen Hasil Test ... 124 Lampiran 6. Tabulasi Instrumen Self Assessment Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa ... 127 Lampiran 7. Tabulasi Data Instrumen 1 Validasi Efektivitas Model Layanan

(23)
(24)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan tanpa pembangunan karakter hanya menjadi sarana pelatihan pengetahuan tanpa penguatan perilaku beradab. Pendidikan karakter sangat diperlukan agar setiap individu mampu menjadi orang yang lebih baik, menjadi warga masyarakat yang lebih baik, dan menjadi warga negara yang lebih baik. Maka, bangsa Indonesia menggalakkan pendidikan karakter agar kualitas bangsa menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hingga saat ini tengah menggerakan kembali pendidikan karakter. Namun pelaksanaannya belum sesuai harapan. Buchori (dalam Barus, 2015) mensinyalir,

Pendidikan watak diformulasikan menjadi pelajaran agama, pelajaran kewarganegaraan, atau pelajaran budi pekerti, yang program utamanya ialah pengenalan nilai-nilai secara kognitif semata. Paling-paling mendalam sedikit sampai ke penghayatan nilai secara afektif. Padahal pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata.

Zubaedi (2011:3) mengakui bahwa “Persoalan karakter atau moral

(25)

ada kegagalan pada institusi pendidikan kita dalam hal menumbuhkan manusia Indonesia yang berkarakter atau berakhlak mulia.”

Melihat kenyataan yang terjadi, banyak sekali hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMP. Pendidikan karakter perlu dimulai dengan penanaman pengetahuan dan kesadaran pada anak sehingga anak memahami cara bertindak yang sesuai nilai-nilai moralitas. Data penelitian Strategis Nasional (Barus, Sinaga & Hastuti, 2015), berjudul “Pengembangan Model Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan

Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experential Learning”, yang dilakukan oleh beberapa dosen program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, menunjukkan secara empirik 36,4% dari 653 peserta didik SMP di 5 kota yang diteliti, capaian nilai-nilai karakternya masih berada pada kategori kurang baik. Hal itu menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter terintegrasi belum menunjukkan hasil yang menggembirakan.

(26)

dan 47,0% lelaki yang tidak menikah, berusia 15-19 tahun merupakan perokok aktif hingga saat ini. Provinsi dengan jumlah pasien AIDS terbanyak pada pengguna napza suntik adalah Jawa Barat, sebanyak 2.366 orang. Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007, secara nasional persentase kebiasaan merokok penduduk Indonesia berumur >10 tahun sebesar 23,7%, pada lelaki 46,8% dan perempuan 3%. Persentase penduduk yang kurang memiliki aktivitas fisik usia 10-14 tahun sebesar 66,9% dan usia 15-24 tahun sebesar 52%.

Beberapa hal yang telah disebutkan tadi merupakan permasalahan remaja yang juga muncul dalam aktivitas pendidikan remaja SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat. Berdasarkan survei di atas, Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah pasien AIDS dan pengguna napza suntik terbanyak. Berdasarkan pengamatan peneliti dan wawancara peneliti dengan beberapa guru di sekolah, diperoleh informasi bahwa sebagian siswa yang merokok aktif di luar jam pelajaran, sebagian siswa belum memahami bahaya merokok, sebagian siswa belum memahami pentingnya kesehatan diri, sebagian siswa kurang menyukai aktivitas olahraga, hampir semua siswa pernah mencoba merokok, hampir semua siswa memilih jajanan yang kurang sehat, beberapa siswa belum memiliki kesadaran akan kebersihan lingkungannya setelah mereka melakukan kegiatan, beberapa siswa kurang memperhatikan kebersihan diri, gigi, kuku hingga rambut.

(27)

atas dapat bersumber dari labilnya sifat khas remaja, kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan, lemahnya nilai moral yang dianut, serta buruknya kondisi lingkungan yang turut memengaruhi. Untuk mengatasi persoalan itu, perlu ditumbuhkan karakter bergaya hidup sehat di kalangan pelajar SMP Negeri Sukaresik. Gaya hidup sehat adalah kesinambungan kesehatan personal dan merupakan aktivitas individu, keluarga, atau masyarakat, dengan niat memajukan atau menguatkan kesadaran tentang kesehatan, mencegah atau mengobati penyakit (Mustari, 2014).

Guru BK diharapkan dapat melakukan pelayanan agar karakter bergaya hidup sehat yang siswa miliki terus berkembang. Salah satu strategi untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat adalah melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Melalui layanan bimbingan siswa diharapkan meningkatkan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran di kelas. Experiential Learning adalah sebuah pendekatan dalam penyelengaraan bimbingan klasikal, dengan menggunakan dinamika kelompok yang efektif. Suatu dinamika kelompok dikatakan efektif karena dapat menghadirkan suasana kejiwaan yang sehat diantara peserta kegiatan, meningkatkan spontanitas, munculnya perasaan positif (seperti senang, rileks, gembira, menikmati, dan bangga), meningkatkan minat atau gairah untuk lebih terlibat dalam proses kegiatan, memungkinkan terjadinya katarsis, serta meningkatnya pengetahuan dan keterampilan sosial (Prayitno, dkk, 1998).

(28)

dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dengan tujuan meningkatkan karakter dalam diri siswa. Peneliti mengangkat judul

“Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan

Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan

Karakter Bergaya Hidup Sehat” (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat Tahun Ajaran 2015/2016).

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari fakta di atas, dapat diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut:

1. Pendidikan karakter di SMP masih berhenti pada tahap pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan belum membawa peserta didik ke pengamalan nilai secara nyata.

2. 36.4% peserta didik dari 653 peserta didik di 5 SMP masih pada kategori kurang baik.

3. Remaja 15-19 tahun merupakan perokok aktif hingga saat ini, perempuan: 0,7%; sedangkan lelaki: 47,0%.

4. Prevalensi kurang aktivitas fisik penduduk berusia 10 tahun menurut karakteristik usia: 10-14 tahun: 66,9%; 15-24 tahun: 52%. Sedangkan jika dilihat berdasarkan jenis kelamin lelaki: 41,4%; dan perempuan: 54,5%. 5. Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat belum

(29)

6. Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat memiliki kebiasaan merokok.

7. Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat memiliki kebiasaan jajan yang kurang sehat.

8. Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat belum mampu melakukan bersih diri.

9. Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat belum mampu menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

10.Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat kurang menyukai aktivitas olahraga.

11.Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat lebih memilih jajanan dan makanan enak daripada sehat.

12.Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat belum memahami pentingnya kesehatan diri.

13.Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat kurang memiliki karakter bergaya hidup sehat, sebagai siswa belum dapat menjalani pola hidup yang sehat.

(30)

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan kajian untuk menjawab masalah nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, dan 14 khususnya mengenai implementasi pendidikan karakter bergaya hidup sehat dan menganalisis efektivitas hasilnya dengan mengkaji “Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat” (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat Tahun Ajaran 2015/2016).

D. Rumusan Masalah

Masalah-masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Seberapa tinggi peningkatan hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat

berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan Experiential Learning pada siswa kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat antara

sebelum dan sesudah implementasi?

2. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan hasil implementasi pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan Experiential Learning pada siswa kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat sebelum dan sesudah implementasi?

(31)

Learning antar sesi?

4. Seberapa efektif implementasi pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan Experiential Learning berdasarkan penilaian siswa kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa

Barat?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang ingin dipecahkan peneliti, berikut merupakan tujuan penelitian yang hendak dicapai.

1. Menganalisis seberapa tinggi hasil implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan Experiential Learning dalam peningkatan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII

SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat antara sebelum dan sesudah implementasi.

2. Menganalisis signifikansi peningkatan hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan Experiential Learning sebelum dan sesudah implementasi.

3. Mendeskripsikan peningkatan hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat antar sesi layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan Experiential Learning dapat meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

(32)

4. Mendeskripsikan efektivitas implementasi pendidikan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat menurut penilaian siswa.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna secara teoris maupun praktis. Manfaat penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa menambah dan memperdalam wawasan khususnya tentang efektivitas implementasi penanaman nilai karakter bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi kepala sekolah dan guru-guru, hasil penelitian ini bisa dijadikan landasan dalam menentukan cara meningkatkan karakter bergaya hidup sehat dalam diri siswa.

b. Bagi siswa, penelitian ini dapat memperdalam wawasan tentang karakter bergaya hidup sehat pada diri dan menerapkannya dalam kehidupan sebagai peserta didik.

(33)

berwarna dan kreatif.

G. Definisi Istilah

Beberapa istilah dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut: 1. Karakter bergaya hidup sehat adalah aktivitas individu, keluarga, atau

masyarakat, dengan tujuan untuk memajukan atau menguatkan kesadaran tentang kesehatan, mencegah atau mengobati penyakit kemudian menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. 2. Pendidikan karakter adalah berbagai upaya yang dirancang untuk

meningkatkan karakter individu dengan tujuan menginternalisasi nilai-nilai karakter dalam diri sehingga membentuk pribadi yang utuh.

3. Bimbingan klasikal adalah kegiatan yang dilakukan guru bimbingan konseling untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat) yang hasilnya dapat diamati dan dinilai

bersama- sama. Selain itu, dapat memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru BK bersama dengan guru mata pelajaran.

(34)
(35)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini mepaparkan hakikat pendidikan karakter, hakikat karakter bergaya hidup sehat, hakikat layanan bimbingan klasikal, hakikat pendekatan experiential learning, kerangka berpikir, penelitian yang relevan, dan hipotesis.

A. Hakikat Pendidikan Karakter 1. Pengertian Karakter

Menurut Suyanto (dalam Zubaedi, 2011:11) “Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat”.

Douglas (dalam Samani, Muchlas & Hariyanto 2012:41) mendefinisikan Character isn’t inherited. One builds its daily by the way one thinks and acts, thought by thought, action by action. Hal ini berarti,

karakter bukan sesuatu yang diwariskan namun perlu dibangun melalui cara berpikir, perilaku dan tindakan setiap harinya.

(36)

masyarakat, bangsa maupun negara.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakter bukan bawaan lahir atau genetis namun, merupakan kepribadian seseorang yang diyakini, dibangun, dan digunakan sebagai pedoman untuk berpikir, bersikap, dan bertindak. Hal ini menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama dalam lingkup keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.

2. Pengertian Pendidikan Karakter

Lickona (2012) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Secara sederhana, Lickona mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter para siswa. Lickona mengungkapkan bahwa karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral.

Menurut Winton, 2010 (dalam Samani, 2012) pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh pada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya.

(37)

menanamkan, mengembangkan, serta menjadikan seseorang bertanggung jawab dan mampu menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam diri dan norma yang berlaku dalam lingkungan sekitar, sehingga akhirnya membentuk pribadi yang utuh dalam praktik hidup sehari-hari.

3. Tujuan Pendidikan Karakter

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010), pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.

Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, serta masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut dimata masyarakat luas. Secara khusus tujuan pendidikan karakter adalah untuk:

a. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa yang religius.

(38)

karakter bangsa.

c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.

d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.

e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan serta rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

Maka, melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Kementerian Pendidikan Nasional (2010) menyatakan bahwa pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.

b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku.

c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter.

(39)

e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik.

f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.

g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik.

h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama.

i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter.

j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter.

k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter posisitf dalam kehidupan peserta didik.

Maka, pendidik diharapkan mampu memberikan berbagai upaya berdasarkan prinsip-prinsip yang telah disepakati agar peserta didik mampu menginternalisasi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter di SMP

(40)

UUD 1945, dan nilai-nilai yang hidup, tumbuh, dan berkembang dalam adat istiadat masyarakat Indonesia yang bhineka tunggal ika, telah teridentifikasi 88 butir nilai karakter yang dikelompokkan menjadi lima, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan (1) Tuhan Yang Maha Esa, (2) diri sendiri, (3) sesama manusia, (4) lingkungan, dan (5) kebangsaan. Namun demikian, penanaman ke-88 nilai tersebut merupakan hal yang sangat sulit. Oleh karena itu, pada tingkat SMP dipilih 20 nilai karakter utama yang disarikan dari butir-butir SKL SMP (Permendiknas nomor 23 tahun 2006) dan SK/KD (Permendiknas nomor 22 tahun 2006). Berikut adalah daftar 20 nilai utama yang dimaksud dan deskripsi ringkasnya (Fathurrohman, dkk. 2013:124-126):

a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (Religius)

Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan ajaran agamanya.

b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri 1) Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain

2) Bertanggung jawab

(41)

diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

3) Bergaya hidup sehat

Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

4) Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5) Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

6) Percaya diri

Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.

7) Berjiwa wirausaha

(42)

8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.

9) Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

10) Ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

11) Cinta ilmu

Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.

c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama 1) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.

2) Patuh pada aturan-aturan sosial

(43)

3) Menghargai karya dan prestasi orang lain

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

4) Santun

Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.

5) Demokratis

Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

6) Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya- upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

7) Nilai kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

8) Nasionalis

(44)

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.

9) Menghargai keberagaman

Sikap memberikan respek dan hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama.

6. Proses Pembentukan Karakter

Menurut Wibowo (2012), perilaku seseorang yang berkarakter pada hakikatnya merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas sosial kultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dapat dikelompokkan dalam: (1) olah hati (spiritual and emotional development), (2) olah pikir (intellectual development), (3) olah raga dan kinestetik (physical and kinesthetic

development), dan (4) olah rasa dan karsa (affective and creativity

development). Keempat proses psikososial (olah hati, olah pikir, olah raga,

(45)

Perilaku berkarakter

Olah hati

Olah rasa dan karsa

Olah raga Olah pikir

dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2. 1

Koherensi Karakter dalam Konteks Totalitas Proses Psikososial

(46)

luhur tersebut akan terintegrasi melalui proses internalisasi dan personalisasi pada diri masing-masing individu.

7. Komponen Pembentukan Karakter

Beberapa komponen yang merupakan pembentuk karakter menurut Lickona (2012) adalah keterkaitan antara pengetahuan moral, perasaan moral dan tindakan moral. Ada beragam pengetahuan moral yang dapat dimanfaatkan ketika berhadapan dengan tantangan-tantangan moral dalam hidup. Berikut adalah penjelasan dari enam hal yang menjadi bagian dalam pengetahuan moral:

a. Kesadaran moral

(47)

untuk bisa mendapatkan informasi. Remaja harus bertanggung jawab untuk mencari informasi dan memastikan fakta terlebih dahulu sebelum membuat sebuah pertimbangan moral.

b. Mengetahui nilai-nilai moral

Mengetahui sebuah nilai moral berarti memahami bagaimana menerapkannya dalam berbagai situasi. Nilai-nilai moral yang perlu diketahui remaja dalam kehidupan ini diantaranya adalah menghormati kehidupan, kemerdekaan, bertanggung jawab, kejujuran, keadilan, toleransi, sopan santun, disiplin diri, integritas, belas kasih, kedermawanan, dan keberanian. Semua ini merupakan faktor penentu dalam membentuk pribadi yang baik.

c. Pengambilan perspektif

Pengambilan perspektif adalah kemampuan untuk mengambil sudut pandang orang lain, melihat situasi dari sudut pandang orang lain, membayangkan bagaimana mereka akan berpikir, bereaksi, dan merasa.

d. Penalaran moral

(48)

ketika akan melakukan sesuatu. Pada tingkat tertinggi, penalaran moral juga melibatkan pemahaman terhadap beberapa prinsip moral klasik, seperti: “Hormatilah martabat setiap individu”; “Perbanyaklah berbuat

baik”; dan “Bersikaplah sebagaimana engkau mengharapkan orang lain bersikap padamu”. Prinsip-prinsip semacam ini dapat menuntun

perbuatan moral remaja dalam berbagai macam situasi. e. Membuat keputusan

Untuk membuat keputusan seseorang dapat melakukan pendekatan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam dirinya, seperti “apa saja pilihanku? apa saja konsekuensinya?” dan lain-lain. Mampu

memikirkan langkah yang mungkin akan diambil seseorang yang sedang menghadapi persoalan moral disebut sebagai keterampilan pengambilan keputusan reflektif.

f. Memahami diri sendiri

(49)

Ditinjau dari sisi perasaan moral atau sisi emosionalnya terdapat beberapa faktor yang membentuk karakter pada seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah:

a. Hati nurani

Hati nurani memiliki dua sisi: sisi kognitif dan sisi emosional. Sisi kognitif menuntun seseorang dalam menentukan hal yang benar, sedangkan sisi emosional menjadikan seseorang merasa berkewajiban untuk melakukan hal yang benar.

b. Penghargaan diri (self-esteem)

Jika seseorang memiliki penghargaan diri yang sehat, maka seseorang tersebut dapat menghargai dirinya sendiri, dan jika seseorang mampu menghargai dirinya sendiri, maka seseorang tersebut akan menghormati dirinya sendiri. Dengan demikian, kecil kemungkinan bagi seseorang untuk merusak tubuh atau pikirannya sendiri atau membiarkan orang lain merusaknya. Demikian pula dengan remaja yang memiliki penghargaan diri yang sehat akan mampu memandang diri secara positif, tidak bergantung pada pendapat orang lain, lebih mampu bertahan dari tekanan teman sebaya, mampu mengikuti pertimbangan pribadi, dan lebih bertanggung jawab terhadap diri, sesama, lingkungan dan kepada Tuhan. c. Empati

(50)

pengambilan perspektif. d. Mencintai kebaikan

Jika seseorang mencintai kebaikan, mereka akan merasa senang melakukan kebaikan. Cinta akan melahirkan hasrat, bukan hanya kewajiban. Potensi ini merupakan potensi moral manusia yang sudah ada sejak usia kanak-kanak dan dapat terus dikembangkan dalam tiap tahapan perkembangan manusia.

e. Kontrol diri

Kontrol diri merupakan pekerti moral yang penting untuk mengendalikan emosi maupun perilaku diri seseorang. Kontrol diri membantu seseorang untuk tetap bersikap etis disaat seseorang sedang tidak menginginkannya. Kontrol diri juga penting untuk mengekang keterlenaan diri.

f. Kerendahan hati

Kerendahan hati adalah bagian dari pemahaman diri. Suatu bentuk keterbukaan murni terhadap kebenaran sekaligus kehendak untuk berbuat sesuatu demi memperbaiki kegagalan. Kerendahan hati juga membantu mengatasi kesombongan diri. Kerendahan hati adalah pelindung terbaik dari perbuatan jahat.

(51)

emosional moral seseorang. Perasaan seseorang terhadap diri sendiri, orang lain, dan hal-hal yang baik jika digabungkan dengan pengetahuan moral akan membentuk sumber motivasi moral dalam diri seseorang tersebut. Ada atau tidaknya perasaan moral pada diri seseorang menjelaskan banyak hal mengenai mengapa ada orang yang mempraktekan prinsip-prinsip moral mereka dan ada yang tidak. Inilah alasan mengapa pendidikan nilai yang hanya sampai pada tataran intelektual, yang hanya menyentuh pikiran dan bukan perasaan, kehilangan bagian penting dari karakter. Tindakan moral adalah produk dari dua bagian karakter diatas. Jika seseorang memilki kualitas moral intelektual dan emosional maka mereka memiliki kemungkinan melakukan tindakan yang menurut pengetahuan dan perasaan mereka adalah tindakan yang benar. Untuk memahami sepenuhnya apa yang menggerakkan seseorang sehingga mampu melakukan tindakan bermoral atau yang menghalanginya maka perlu melihat lebih dalam dari ketiga aspek dari tindakan moral berikut:

a. Kompetensi

Kompetensi moral adalah kemampuan mengubah pertimbangan dan perasaan moral ke dalam tindakan moral yang efektif.

b. Kehendak

(52)

suatu keadaan melalui seluruh dimensi moral. Kehendak dibutuhkan untuk mendahulukan kewjiban, bukan kesenangan. Kehendak dibutuhkan untuk menahan godaan, bertahan dari tekanan teman sebaya, dan melawan gelombang. Kehendak merupakan inti keberanian moral. c. Kebiasaan

William Bennett mengatakan bahwa “orang-orang yang memiliki karakter yang baik bertindak dengan sungguh-sungguh, loyal, berani, berbudi, dan adil tanpa banyak tergoda oleh hal-hal sebaliknya.” Mereka melakukan yang benar karena kebiasaan.”

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor pembentukan karakter dibangun oleh pengetahuan, perasaan dan tindakan moral yang berkaitan untuk saling mendukung.

8. Upaya-upaya Peningkatan Karakter di Sekolah

(53)

bencana alam, mengunjungi teman sakit atau sedang yang tertimpa musibah, dan lainlain. (3) Keteladanan adalah timbulnya sikap dan perilaku peserta didik karena meniru perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan di sekolah, misalnya kerapian pakaian yang dikenakan, kedisiplinan, tertib dan teratur, saling peduli dan kasih sayang, dan sebagainya. (4) Pengkondisian, menciptakan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter, misalnya kondisi tata ruang yang rapi, kondisi toilet yang bersih, disediakan tempat sampah, halaman sekolah yang rindang.

9. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di SMP

Zubaedi (2011) mengungkapkan indikator keberhasilan pelaksanaan penciptaan suasana sekolah yang kondusif melalui penanaman nilai-nilai karakter luhur bagi peserta didik, berhasil-tidaknya dapat dilihat berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut:

a. Tingkat pengamalan ibadah keagamaan.

b. Tingkat keimanan, kebersihan, ketertiban, ketertiban, dan keindahan lingkungan sekolah yang diukur dari persepsi peserta didik, orangtua dan masyaratat sekitar.

c. Tingkat penurunan frekuensi dan intesitas kenakalan peserta didik baik di sekolah maupun di luar sekolah..

(54)

sekitar dalam program kegiatan sekolah.

e. Tingkat pengetahuan, pemahaman dan pengalaman peserta didik terhadap nilai-nilai dan norma ajaran karakter yang dapat diukur melalui nilai pendidikan agama, PPKn dan mata pelajaran lainnya.

B. Hakikat Karakter Bergaya Hidup Sehat 1. Pengertian Bergaya Hidup Sehat

Gaya hidup sehat adalah kesinambungan kesehatan personal. Ini merupakan aktivitas individu, keluarga, masyarakat, dengan niat memajukan atau menguatkan kesadaran tentang kesehatan, mencegah atau mengobati penyakit (Mustari, 2014). Menurut Health Promotion Glossary (WHO 1998) Lifestyle is a way of living based on identifiable patterns of behaviour which

are determined by the interplay between an individual’s personal

characteristics, social interactions, and socioeconomicand environmental

living condition.

(55)

berbagai upaya yang dilakukan individu untuk menciptakan hidup yang sehat dengan cara menyadari, mencegah, dan mengeobati penyakit.

2. Aspek-aspek Karakter Bergaya Hidup Sehat

Berikut ini merupakan aspek-aspek karakter bergaya hidup sehat menurut Mustari (2014).

a. Gizi yang Baik

Gizi adalah asupan bahan-bahan yang penting berbentuk makanan atau minuman untuk menyangga hidup. Tubuh terdiri dari berbagai senyawa kimiawi yang berbeda-beda, maka tubuh pun memerlukan asupan gizi yang berbeda-beda pula, yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, air, dan lain-lain. Asupan-asupan tersebut harus dilakukan secara seimbang sehingga tidak terjadi apa yang disebut dengan malnutrisi.

b. Pengamatan Kesehatan

(56)

c. Olah Raga yang Teratur

Olah raga atau latihan fisik adalah aktivitas tubuh yang mendorong atau melangsungkan kebugaran fisik dan kesehatan tubuh. Olah raga dilakukan untuk berbagai alasan, yakni mengembangkan otot, melatih kemahiran, menurunkan berat badan, atau untuk kesenangan semata. Olah raga yang dilakukan secara sering dan teratur akan memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan membantu mencegah berbagai penyakit seperti serangan jantung, penyakit kardiovaskular, diabetes dan kegemukan (obesitas). Olah raga pun dapat mengelastiskan pembuluh darah, mengembangkan kesehatan mental, membantu mencegah depresi, membantu mempromosikan atau melangsungkan kepercayaan-diri yang positif, dapat membentuk postur tubuh yang baik dan indah, bahkan dapat menyehatkan kerja otak.

d. Aktivitas Sosial

Kesehatan pribadi tergantung pula pada struktur sosial kehidupan. Kelangsungan hubungan sosial yang kuat dihubungkan dengan kondisi kesehatan yang baik, umur panjang, produktivitas, dan sikap yang positif. Interaksi sosial positif dapat meningkatkan kemantapan emosi dan kecerdasan sosial yang pada akhirnya membuat diri merasa lebih sehat. e. Kebersihan

(57)

sewaktu buang air besar ataupun kecil, mandi, menggosok gigi, mencuci tangan terutama sebelum makan, membersihkan makanan sebelum dimakan, membersihkan peralatan makan sebelum dan setelah menyiapkan makanan, dan banyak lagi. Cara ini membantu mencegah infeksi dan penyakit. Dengan membersihkan tubuh, sel-sel kulit mati dibasuh dan mengelupas dengan bibit-bibit penyakit, mengurangi kesempatan bibit-bibit-bibit-bibit penyakit memasuki tubuh. f. Manajemen Stres

Manajemen stres merupakan metode penerapan untuk mengurangi stres atau meningkatkan toleransi atas stress. Metode-metode psikologis termasuk terapi kognitif, meditasi, dan berpikir positif dapat mengurangi respons atas stres. Mengurangi ketidaktentuan dengan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman yang dihubungkan dengan situasi-situasi yang menyebabkan stres, dapat mengurangi reaksi stres dan dapat membangun kepercayaan diri. Belajar untuk mengatasi masalah dengan lebih baik, seperti memajukan keahlian pemecahan masalah dan manajemen waktu, dapat juga mengurangi reaksi stres pada masalah. Berulang-ulang menjumpai objek ketakutan dapat juga mengurangi respon lawan-atau-pergi (fight-or-flight) atas stimulus tersebut misalnya, menghadapi premanisme dapat mengurangi ketakutan terhadap preman itu sendiri.

g. Program dan Layanan Kesehatan

(58)

dan fisik melalui layanan oleh profesi medis, keperawatan, dan tenaga kesehatan lainnya. Program kesehatan juga dapat disediakan di tempat-tempat umum seperti tempat-tempat kerja atau belajar seperti pusat kebugaran, penyuluhan kesehatan, kabar tentang kesehatan, akses atas tutorial kesehatan, gerakan penghentian merokok, dan training yang berhubungan dengan gizi, berat badan dan manajemen stress. Program lain dapat termasuk penanganan resiko kesehatan, skrining kesehatan, dan monitoring indeks massa tubuh (IMT). Program-program kesehatan juga dapat ditemukan di tempat-tempat umum seperti di sekolah, balai-balai desa, mall, dan kantor-kantor yang ada di masyarakat. Ini secara khusus meminta partisipan untuk mempunyai komitmen yang cukup tinggi, karena biasanya bersifat sukarela (voluntary). h. Kesehatan Masyarakat

(59)

Intervensi kesehatan masyarakat adalah lebih difokuskan untuk mencegah daripada mengobati suatu penyakit. Selain aktivitas ini, dalam banyak kasus mengobati suatu penyakit dapat menjadi vital untuk mencegah penyebarannya, seperti selama masa inkubasi penyakit yang berinfeksi. Contoh-contoh upaya kesehatan masyarakat selain pengobatan adalah vaksinasi terjadwal dan distribusi kondom.

Tidak seperti kaum profesional klinis, kesehatan masyarakat lebih difokuskan pada keseluruhan penduduk daripada individu. Tujuannya adalah mencegah terjadinya atau kembali terjadinya masalah-masalah kesehatan dengan mengimplementasikan program-program pendidikan, mengatur layanan masyarakat, melakukan penelitian, dan program-program lainnya. Kesehatan masyarakat juga bisa bersifat universal. Dalam hal ini, kesehatan dapat menyeberangi wilayah atau negara lain, terutama negara-negara berkembang yang tidak dapat mengatasi masalah kesehatan tersebut.

i. Pendidikan Kesehatan

(60)

Di rumah, kita bisa mengajarkan kepada anak-anak tentang kebersihan, memperhatikan kondisi kesehatan mereka, mengajarkan makan makanan yang sehat, mengajak mereka berolah raga yang teratur, mengajarkan sikap-sikap positif, dan bahkan mendorong mereka untuk bersikap-sikap senang menolong orang.

Di sekolah sikap-sikap positif di atas dapat dipraktekkan, bahkan masuk di dalam kurikulum maupun kokurikulum. Pendidikan jasmani dan olah raga/kesehatan mestilah selalu ada dan dipraktekkan. Kegiatan-kegiatan seperti Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Palang Merah Remaja (PMR) dapat menjadi pusat-pusat kegiatan untuk mengajarkan kesehatan.

Di lingkungan masyarakat, para pemimpin masyarakat baik formal maupun informal dapat mengajak masyarakat untuk melakukan gotong-royong dalam hal kebersihan, saling mengingatkan apabila ada hal-hal yang salah secara kesehatan dalam rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar.

(61)

Tabel 2. 1

Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Bergaya Hidup Sehat

No Sehat Tidak Sehat

1 Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

Mengonsumsi makanan apa saja yang penting enak dan cepat saji.

2 Mengonsumsi makanan berserat tinggi,sayuran, dan buah segar setiap hari.

Jarang mengonsumsi makanan berserat tinggi, sayuran dan buah segar setiap hari (hanya kalau ingin dan ingat).

3 Menghindari makanan yang mengandung banyak lemak, gula atau garam.

Suka mengonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak, gula, atau garam.

4 Mengonsumsi susu atau produk dari susu setiap hari.

Kadang-kadang kalau ingin saja

mengonsumsi susu atau produk dari susu. 5 Tenang dan selalu

berpikir positif. Pikiran gampang stress dan dan mudah pusing.

Berat badan dalam batas normal. Berat badan lebih atau kurang dari berat badan ideal.

6 Olahraga teratur. Kadang-kadang olahraga jika mau, atau sama sekali tidak berolahraga

7 Cukup istirahat. Banyak kerja lembur dan keluar malam. 8 Minum air putih 1,5-2

liter per hari.

Lebih suka minum kopi atau teh dari pada air putih.

9 Tidak merokok Banyak merokok.

Maka, peserta didik diharapkan mampu menginternalisasi nilai karakter bergaya hidup sehat yang telah didapatkan, kemudian mencerminkannya dalam kehidupan sesai dengan karakteristik yang dijabarkan.

4.Upaya-Upaya Peningkatan Karakter Bergaya Hidup Sehat

(62)

a. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, yaitu peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi di masyarakat.

b. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, meliputi sanitasi dan air yang cukup, bebas dari segala macam bentuk kekerasan, bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan zat-zat berbahaya, suasana yang mempedulikan pola asuh, rasa hormat dan percaya. Diciptakannya pekarangan sekolah yang aman, adanya dukungan masyarakat sepenuhnya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan dengan mengembangkan kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap kesehatan, serta dapat mengembangkan berbagai keterampailan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial. Selain itu, memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orang tua.

(63)

e. Menerapkan kebijakan-kebijakan dan upaya-upaya di sekolah untuk mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu kebijakan yang didukung oleh seluruh staf sekolah termasuk mewujudkan proses pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah. Kebijakan berikutnya memberikan pelayanan yang ada untuk seluruh peserta didik. Terakhir. kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkotika termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan.

f. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan cara memperhatikan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat.

5. Faktor-Faktor Gaya Hidup Sehat

Faktor yang mempengaruhi perilaku hidup sehat menurut Lawrence Green, 1980 (dalam Notoatmodjo, 2007) menganalisis ada tiga faktor utama:

a. Faktor-faktor predisposisi

Faktor predisposisi adalah faktor yang melatarbelakangi perubahan perilaku yang menyediakan pemikiran rasional atau motivasi terhadap suatu perilaku. Faktor ini meliputi pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai, dan sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung

(64)

ketrampilan. Faktor ini meliputi ketersediaan, keterjangkauan sumber daya pelayanan kesehatan, prioritas dan komitmen masyarakat dan pemerintah dan tindakan yang berkaitan dengan kesehatan.

c. Faktor-faktor pendorong

Faktor pendorong adalah faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Faktor ini memberikan penghargaan/ insentif untuk ketekunan atau pengulangan perilaku. Faktor penguat ini terdiri dari tokoh masyarakat, petugas kesehatan, guru, keluarga dan sebagainya.

C. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal 1. Pengertian Bimbingan Klasikal

Makhrifah & Nuryono, (2014:1) mengemukakan bimbingan klasikal merupakan suatu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada sejumlah peserta didik dalam satuan kelas yang dilaksanakan di dalam kelas. Menurut Dirjen Pendidikan Dasar (2014:19) bimbingan klasikal merupakan format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam rombongan belajar satu kelas.

Gambar

Tabel 4. 5 Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis
Gambar 2. 1 Koherensi Karakter dalam Konteks Totalitas Proses Psikososial ......... 22
Grafik 4. 2 Pekembangan Skor Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa Kelas VII F
Gambar 2. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan seledri ( Apium graveolens ) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita Pra hipertensi di wilayah kerja Puskesmas. Padang Pasir

bidang yang terdapat dalam perusahaan sesuai dengan keahliannya. Manusia yang bekerja dalam suatu perusahaan merupakan suatu unsur dalam MSDM. Focus dalam MSDM adalah

Dalam penelitian ini dibahas antara lain : Kapankah suatu tindakan deportasi dapat dilakukan menurut hokum nasional dan internasional, apakah maksud dan tujuan kehadiran WNA

yang terdiri dari terminal udara, konduktor pentanahan, dan sistem terminasi bumi,. sistem

Langkah yang dilakukan dalampenelitian ini adalah dengan menunjukkan video hasil identifikasi yang sudah dibuat kepada guru SD kelas IV kemudian rancangan pelaksanaan

3.3 Langkah-langkah Percobaan.. Dalam praktikum ini terdapat prosedur untuk memperoleh hasil yang akurat, berikut ini merupakan langkah-langkah dalam melakukan praktikum: 1.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Konsentrasi NaOH dan lama pemanasan yang terbaik adalah 0,2 % dengan lama pemanasan 90 menit yang memeberikan daya cerna

[r]