• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL 2011"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Sekretariat Jenderal sebagai

penggerak utama transformasi

dalam menuju kesempurnaan pelayanan

(4)

Visi & Misi Sekretariat Jenderal

Visi

Menunjang tercapainya pengelola keuangan dan kekayaan negara

yang dipercaya dan akuntabel.

Misi

a.

Membangun dan mengembangkan organisasi berlandaskan administrasi publik

sesuai dengan tuntutan masyarakat.

b.

Membangun dan mengembangkan SDM yang amanah, profesional, berintegritas

tinggi dan bertanggung jawab.

c.

Membangun dan mengembangkan teknologi informasi keuangan yang modern

dan terintegrasi serta sarana dan prasarana strategis lainnya.

d. Membangun dan mengembangkan tata kelola yang tertib dan handal.

e. Menjamin pelayanan teknis.

(5)

Nilai-nilai Kementerian Keuangan

Integritas

Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.

Profesionalisme

Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi.

Sinergi

Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.

Pelayanan

Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman.

Kesempurnaan

Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik.

(6)

Sambutan Sekretaris Jenderal

Kiagus Ahmad Badaruddin Sekretaris Jenderal

(7)

Kepada Yth. Menteri Keuangan; Para rekan sejawat;

Para pemangku kepentingan dan masyarakat luas.

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua sehingga sampai saat ini kita masih dapat melaksanakan tugas dengan baik dan selalu melakukan perbaikan kearah penyempurnaan dengan berlandaskan nilai-nilai Kementerian Keuangan.

Tahun 2011 merupakan tahun yang bersejarah bagi Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, dikarenakan pada tahun ini untuk pertama kalinya Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal dibuat. Laporan ini merupakan pertanggungjawaban Sekretariat Jenderal dalam melakukan pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan selama tahun 2011.

Berbagai program yang menjadi tugas dan tanggung jawab Sekretariat Jenderal dijalankan oleh Unit-unit Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal. Secara keseluruhan terdapat 15 unit Eselon II yang berada di bawah koordinasi Sekretariat Jenderal. Kelima belas unit Eselon II tersebut adalah Biro Perencanaan dan Keuangan, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, Biro Hukum, Biro Bantuan Hukum, Biro Sumber Daya Manusia, Biro Komunikasi dan Layanan Informasi, Biro Perlengkapan, Biro Umum, Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan, Pusat Informasi dan Teknologi Keuangan, Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilaian, Pusat Investasi Pemerintah, Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik, Sekretariat Pengadilan Pajak, serta Gedung-Gedung Keuangan Negara.

Di tahun 2011, bidang perencanaan keuangan telah menetapkan 3 Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam Sasaran Strategis Penggerak Utama Transformasi Kelembagaan dan Pengelolaan Anggaran Kementerian Keuangan yang Optimal, yaitu: Indeks Kualitas Laporan Keuangan Kementerian dengan target Wajar Dengan Pengecualian (WDP); penyerapan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Keuangan (Non Belanja Pegawai) dengan target 80 persen; dan roadmap di bidang koordinasi penyusunan rencana kerja, pembinaan, dan pengelolaan anggaran dengan target 100 persen.

Dalam bidang organisasi dan ketatalaksanaan, Kementerian Keuangan memiliki 16 Sasaran Strategis (SS) yang dijabarkan ke dalam 39 IKU. Secara umum, pencapaian SS yang telah ditetapkan dalam tahun 2011 telah sesuai dengan yang ditargetkan. Bahkan beberapa diantaranya memilki nilai capaian di atas 100 persen. Meskipun masih terdapat beberapa IKU yang belum memenuhi target, sasaran-sasaran strategis utama yang terletak pada perspektif stakeholders menunjukkan pencapaian yang memuaskan. Tercatat SS pendapatan negara mencapai 102,53 persen, sedangkan pencapaian SS pelaksanaan belanja negara yang efisien sebesar 100 persen. Selanjutnya pencapaian SS pembiayaan yang aman bagi kesinambungan fiskal adalah 99,47 persen, SS utilisasi kekayaan negara yang optimal 5.640,98 persen, SS pertanggungjawaban yang transparan dan akuntabel 133,3 persen, dan SS industri pasar modal dan lembaga keuangan non bank yang stabil, tahan uji, dan likuid rata-rata 94,89 persen.

Sepanjang tahun 2011, capaian dalam rangka mengkoordinasikan dan melaksanakan perumusan peraturan perundang-undangan dan memberikan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum yang berkaitan dengan tugas kementerian untuk PMK/KMK konten administratif yang telah diselesaikan sebanyak 183 PMK/KMK konten kebijakan yang telah diselesaikan sebanyak 301, legal opinion yang telah diselesaikan sebanyak 20, telaahan hukum yang telah diselesaikan sebanyak 760.

(8)

Untuk bantuan hukum berupa pendampingan, penanganan perkara, dan pemberian telaahan/ pertimbangan hukum kepada para pimpinan/pejabat/pegawai/unit Kementerian Keuangan yang terkait dengan proses litigasi, baik dalam tahap pemeriksaan perkara pidana, perdata, tata usaha negara, uji materiil, dan perkara arbitrase nasional maupun internasional tercatat sebanyak 215 perkara perdata yang masuk dan ditangani pada tahun 2011. Dari sejumlah perkara yang masuk tersebut, terdapat 143 perkara yang putus dan 128 perkara atau 89,5 persen diantaranya dimenangkan. Sementara itu, 72 perkara masih berproses di pengadilan tingkat pertama. Gugatan yang masuk di Pengadilan Tata Usaha Negara selama tahun 2011 tercatat sebanyak 13 perkara. Seluruh perkara telah diputuskan dan sebanyak 9 perkara diantaranya dimenangkan oleh Kementerian Keuangan. Namun, seluruh perkara yang telah diputuskan tersebut, saat ini masih berproses di pengadilan tingkat banding, kasasi, maupun peninjauan kembali.

Komitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, secara lebih spesifik dilakukan dalam beberapa kegiatan pada tahun 2011 yaitu assessment pejabat Kementerian Keuangan sebanyak 460 orang, dengan rincian: Pejabat Eselon II sebanyak 91,26 persen; Pejabat Eselon III sebanyak 85,70 persen; dan Pejabat Eselon IV sebanyak 85,82 persen. Pada semester pertama dan kedua tahun 2011 telah diselesaikan 7.606 usulan kenaikan pangkat yang terdiri atas 4.841 usulan kenaikan pangkat periode April 2012 dan 2.765 usulan kenaikan pangkat periode Oktober 2012. Penegakan disiplin merupakan faktor lainnya yang sangat krusial dalam mengoptimalkan manajemen SDM pada suatu organisasi. Sebanyak 139 kasus pelanggaran disiplin ditemukan di Kementerian Keuangan sepanjang tahun 2011. Seluruh kasus berhasil dituntaskan dan ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Dalam bidang komunikasi dan layanan informasi kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara, serta kebijakan Kementerian Keuangan di bidang lainnya kepada para stakeholders telah dilakukan beberapa kegiatan sepanjang tahun 2011 diantaranya penyelenggaraan rapat pimpinan dan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU), penyusunan strategi komunikasi kehumasan, penyusunan program komunikasi publik,

monitoring opini publik, pengelolaan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), serta pengelolaan

pusat referensi Kementerian Keuangan.

Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2011 dalam pengelolaan perlengkapan/kekayaan negara di Kementerian Keuangan diantaranya pensertifikatan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Keuangan sebagai upaya pengamanan kekayaan negara Kementerian Keuangan, penyusunan peraturan dibidang perencanaan BMN lingkup Kementerian Keuangan, penyelesaian data perencanaan BMN Strategis di lingkungan Kementerian Keuangan, sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa, penyelesaian proses pemilihan penyedia barang/jasa lingkungan Kementerian Keuangan, penyelesaian usulan penghapusan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan, verifikasi database aset strategis Kementerian Keuangan, serta klarifikasi pencatatan BMN hasil revaluasi aset.

Untuk pengelolaan kesekretariatan dan kerumahtanggaan, maka sepanjang tahun 2011 dilakukan peningkatan kinerja dalam bidang kesekretariatan, kearsipan, perjalanan dinas, dan kesehatan pegawai di lingkungan kantor pusat Kementerian Keuangan, bidang pengelolaan kinerja berbasis balance scorecard dan penerapan manajemen risiko lingkup Sekretariat Jenderal, serta memberikan dukungan program dan kegiatan pimpinan serta keprotokolan.

Dalam mendukung layanan kegiatan Menteri Keuangansebagai bagian dari pelaksanakan fungsi private

office yang responsif dan efektif maka dilakukan beberapa hal seperti layanan dan dukungan yang optimal

kepada Menteri Keuangan, penyusunan agenda dan indikator kinerja berdasarkan skala prioritas, tata kelola dan dokumentasi kebijakan Menteri Keuangan yang tertib dan handal, efektivitas edukasi pengelolaan kinerja, serta monitoring dan evaluasi implementasi kebijakan Menteri Keuangan yang aktual.

Peningkatan layanan dan dukungan jaringan terhadap unit Eselon I dalam rangka integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kementerian Keuangan sepanjangtahun 2011 telah dilakukan efisiensi dan efektivitas investasi TIK di lingkungan Kementerian Keuangan seperti potensi efisiensi dari sisi perangkat keras, jaringan, perangkat lunak serta Sumber Daya Manusia (SDM) Teknologi Informasi (TI) untuk operasional di lingkungan Kementerian Keuangan. Tersedianya basis data yang terintegasi sehingga dapat meningkatkan kualitas kebijakan keuangan dan fiskal dalam pengelolaan keuangan negara, meningkatkan IT controls, IT

governance dan enterprise risk management, termasuk otomatisasi terhadap tugas-tugas audit, security event correlation, enterprise identity dan access management.

(9)

Dalam rangka mengembangkan profesi akuntan publik dan penilai publik di Indonesia, pada tahun 2011 telah terselenggara beberapa program dan kegiatan, antara lain: penyelenggaraan sosialisasi Profesi Akuntan Publik dan Penilai Publik serta penyelenggaraan Pendidikan Profesional Lanjutan (PPL) Akuntan Publik dan Penilai Publik.

Selama tahun 2011, Sekretariat Jenderal berusaha mengembangkan instrumen investasi dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa investasi yang dapat memacu pertumbuhan perekonomian secara makro. Layanan investasi tersebut diberikan dengan memperhatikan segala bentuk kelayakan, risiko, dan ekspektasi hasil yang diperoleh. Dengan segala bentuk kinerja investasi yang telah dihasilkan sampai dengan tahun 2011 diharapkan mampu meningkatkan kepuasan dan hubungan baik dengan para customer sehingga sektor investasi ke depan dapat terus berkembang sesuai dengan amanah yang diberikan oleh stakeholders.

Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menyukseskan pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kementerian Keuangan sepanjang tahun 2011 antara lain adalah sosialisasi aplikasi SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik), mulai dari registrasi, verifikasi, hingga tahapan-tahapan yang perlu mendapat perhatian khusus dari penyedia barang dan jasa.

Pada bidang pengadilan pajak, sepanjang tahun 2011 berkas banding dan gugatan siap sidang yang telah didistribusikan ke majelis berjumlah total 8.324 berkas. Sesuai dengan hasil rekapitulasi Laporan Risalah Sidang yang disampaikan Majelis kepada sub bagian Tata Usaha pada setiap persidangan, selama tahun 2011 telah dilakukan sidang pembacaan putusan sebanyak 7.740 putusan, sidang perbaikan salah tulis pada putusan berjumlah 120 putusan, sementara putusan yang belum dilakukan sidang pembacaan (diucap) adalah 3.047 berkas. Jumlah penyelesaian perkara yang telah mendapat putusan selama tahun 2011 adalah sebanyak 7.818 perkara terdiri dari 6.904 perkara banding, 914 perkara gugatan, dan 65 di antaranya berupa keputusan pencabutan banding/gugatan.

Berbagai hambatan dalam pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan pada tahun 2011 telah berhasil dilalui oleh Sekretariat Jenderal. Namun, kami juga melihat adanya ruang untuk penyempurnaan. Hambatan dan tantangan itu juga memberikan pelajaran bahwa untuk melaksanakan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal secara optimal dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku diperlukan integritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan, dan kesempurnaan dari seluruh jajaran pegawai dan pimpinan Sekretariat Jenderal.

Akhir kata, kami berharap laporan ini dapat memberikan gambaran kinerja yang telah dicapai Sekretariat Jenderal sepanjang tahun 2011. Hal ini tidak akan tercapai tanpa dukungan daripara pemangku kepentingan dan segenap pegawai Sekretariat Jenderal yang telah bekerja keras dengan penuh tanggung jawab dan etos kerja yang tinggi. Semoga buku laporan tahunan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, September 2012

Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan

(10)
(11)

1 Kiagus Ahmad Badaruddin Sekretaris Jenderal 2 Sumiyati

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan 3 Annies Said Basalamah

Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan 4 Achmad Sofyan

Kepala Biro Hukum 5 Indra Surya

Kepala Biro Bantuan Hukum 6 Juni Hastoto

Kepala Biro Sumber Daya Manusia 7 Yudi Pramadi

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi 8 Ilhamsyah

Kepala Biro Perlengkapan 9 Bambang Isnaeni G. Kepala Biro Umum 10 Sri Hartati

Kepala Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan 11 Langgeng Subur

Kepala Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai 12 Rionald Silaban

Kepala Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan 13 Moh. Hatta

Kepala Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik 14 Samsuar Said

Sekretaris Pengadilan Pajak 15 Soritaon Siregar

Kepala Pusat Investasi Pemerintah 16 Harry Zacharias Soeratin

Tenaga Pengkaji Bidang Sumber Daya Aparatur 17 Charmeida Tjokrosuwarno

Tenaga Pengkaji Bidang Perencanaan Strategik 18 Siti Murfiah

(12)

Sumiyati, Ak.,M.F.M.

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Lahir di Sragen pada tanggal 6 Juni 1961. Memperoleh gelar sarjana dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada tahun 1989 dan master of finance dari Central Queensland University, Australia pada tahun 1994. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Kepala Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, dan Kepala Seksi Pola dan Standard Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Direktorat Jenderal Perbendaharaan).

Drs. Kiagus Ahmad Badaruddin, M.Sc.

Sekretaris Jenderal

Lahir di Palembang pada tanggal 29 Maret 1957. Memperoleh gelar sarjana muda ekonomi perusahaan dari Universitas Sriwijaya, Palembang, pada tahun 1981, sarjana ekonomi manajemen dari Universitas Sriwijaya, Palembang, pada tahun 1986, dan master of science policy economic dari University of Illinois, Urbana-Champaign, Amerika Serikat, pada tahun 1991. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara, dan Sekretaris Direktorat Jenderal (Direktorat Jenderal Perbendaharaan).

Achmad Sofyan, S.H., LL.M.

Kepala Biro Hukum

Lahir di Cianjur pada tanggal 2 Mei 1956. Memperoleh gelar sarjana hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1989, dan gelar master of laws dari Monash University, Australia, pada tahun 1995. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Kepala Bagian Hukum Perusahaan, Lembaga Keuangan dan Perjanjian, Biro Hukum.

DR. Annies Said Basalamah, Ak., M.B.A.

Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

Lahir di Purwokerto pada tanggal 1 Oktober 1960. Lulus dari Program Diploma IV dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada tahun 1988, master of business administration dari Saint Mary’s University, Halifax, Kanada pada tahun 1993, dan doktoral dalam bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Tenaga Pengkaji Bidang Sumber Daya Aparatur, dan Kepala Biro Sumber Daya Manusia.

Dr. Indra Surya, S.H., L.L.M.

Kepala Biro Bantuan Hukum

Lahir di Medan pada tanggal 8 Juli 1965. Memperoleh gelar sarjana dari Universitas Indonesia pada tahun 1990, lex legibus magister dari Washington College of Law the American University, Amerika Serikat, pada tahun 1995, dan doktoral dalam bidang Studi Ilmu Hukum dari Universitas Indonesia pada tahun 2010. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Kepala Bagian Pengembangan Keterbukaan dan Tata Kelola (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan), dan Kepala Bagian Bantuan Hukum (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan).

(13)

Drs. Juni Hastoto, M.A.

Kepala Biro Sumber Daya Manusia

Lahir di Cimahi pada tanggal 26 Juni 1953. Memperoleh gelar sarjana dari Universitas Brawijaya pada tahun 1980 dan master of arts economics dari University of Colorado, Boulder, Amerika Serikat, pada tahun 1990. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Sekretaris Pengadilan Pajak, dan Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan.

Yudi Pramadi, S.E., M.B.A., M.Sc.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi

Lahir di Bandung pada tanggal 11 Agustus 1958. Memperoleh gelar sarjana dari Universitas Pancasila pada tahun 1985, master of business administration dan master of science in business administration dari University of Colorado, Denver, Amerika Serikat, pada tahun 1996. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Asia pada Deputi VI Sekretariat Jenderal (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian).

Dra. Sri Hartati, M.B.A.

Kepala Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan

Lahir di Tulungagung pada tanggal 23 Agustus 1956. Memperoleh gelar sarjana dari Universitas Terbuka pada tahun 1990, dan master of business administration dari University of Saint Mary’s, Halifax, Kanada pada tahun 1996. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Kepala Pusat Layanan Pengadaaan Secara Elektronik dan Kepala Sub Direktorat Pengembangan SIstem Aplikasi Direktorat Sistem Perbendaharaan (Direktorat Jenderal perbendaharaan).

Drs. Bambang Isnaeni Gunarto, M.A.

Kepala Biro Umum

Lahir di Cilacap pada tanggal 7 Juli 1953. Memperoleh gelar sarjana dari Universitas Islam Nusantara pada tahun 1982, dan master of arts economic of public policy dari University of Delaware, Amerika Serikat pada tahun 1991. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Direktur Sistem Perbendaharaan (Direktorat Jenderal Perbendaharaan) dan Kepala Kantor Wilayah I Direktorat Jenderal Perbendaharaan Banda Aceh (Direktorat Jenderal Perbendaharaan).

Drs. Ilhamsyah, M.M.

Kepala Biro Perlengkapan

Lahir di Jakarta pada tanggal 2 September 1956. Memperoleh gelar sarjana dari Universitas Krisnadwipayana pada tahun 1987, dan magister manajemen dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI pada tahun 1995. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya Tangerang (Direktorat Jenderal Pajak), dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Tiga (Direktorat Jenderal Pajak).

(14)

Rionald Silaban, S.H., LL.M.

Kepala Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan

Lahir di Pekanbaru pada tanggal 23 April 1966. Memperoleh gelar sarjana hukum dari Universitas Indonesia pada tahun 1989 dan lex legibus magister common law dari Georgetown University, Washington D.C., Amerika Serikat, pada tahun 1993. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Kepala Bidang Perumusan Rekomendasi Pengelolaan Risiko Fiskal (Badan Kebijakan Fiskal), dan Kepala Pusat Pengelolaan Resiko Fiskal (Badan Kebijakan Fiskal).

Moh. Hatta, Ak., M.B.A

Kepala Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Lahir di Riau pada tanggal 24 Maret 1958. Lulus dari Program Diploma IV Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada tahun 1987, dan memperoleh gelar master of business administration dari University of Brunswick, Kanada, pada tahun 1993. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Tenaga Pengkaji Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara.

Drs. Samsuar Said, M.Sc.

Sekretaris Pengadilan Pajak

Lahir di Banda Aceh pada tanggal 29 Agustus 1952. Memperoleh gelar sarjana muda akuntansi dari Universitas Jayabaya pada tahun 1978, sarjana ilmu administrasi negara dari Lembaga Administrasi Negara pada tahun 1984, dan master of arts in economics dari University of Illinois, Amerika Serikat, pada tahun 1989. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, dan Kepala Biro Hubungan Masyarakat.

Drs. Soritaon Siregar, M.Soc.Sc.

Kepala Pusat Investasi Pemerintah

Lahir di Medan pada tanggal 30 Januari 1957. Memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Universitas Sumatera Utara pada tahun 1982, dan master of social science dari University of Birmingham, Inggris, pada tahun 1992. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Direktur Sistem Manajemen Investasi (Direktorat Jenderal Perbendaharaan), dan Direktur Pengelolaan Penerusan Pinjaman (Direktorat Jenderal Perbendaharaan).

Langgeng Subur, Ak., M.B.A.

Kepala Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai

Lahir di Jakarta pada tanggal 20 November 1959. Lulus dari Program Diploma IV Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada tahun 1988, dan memperoleh gelar master of business administration dari University of New Orleans, Amerika Serikat, pada tahun 1992. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Kepala Pusat Investasi Pemerintah, dan Direktur Pengelolaan Dana Investasi (Direktorat Jenderal Perbendaharaan).

(15)

Harry Zacharias Soeratin, M.M.Acc.

Tenaga Pengkaji Bidang Sumber Daya Aparatur

Lahir di Medan pada tanggal 29 Agustus 1963. Memperoleh gelar sarjana dari Universitas Padjadjaran pada tahun 1987, dan Ph.D di bidang international finance and banking dari Fakultas Business & Commerce, Keio University, Tokyo, Jepang pada tahun 1999. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Kepala Biro Hubungan Masyarakat, dan Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (Kementerian BUMN).

Drs. Charmeida Tjokrosuwarno, M.A.

Tenaga Pengkaji Bidang Perencanaan Strategik

Lahir di Kebumen pada tanggal 14 Mei 1956. Memperoleh gelar sarjana dari Universitas Sebelas Maret pada tahun 1983, dan master of arts in economic dari Vanderbilt University, Tennessee, Amerika Serikat. Sebelumnya beliau diperbantukan pada Islamic Development Bank.

Dra. Siti Murfi’ah, M.Soc.Sc.

Tenaga Pengkaji Bidang Kekayaan Negara

Lahir di Banjarnegara tanggal 13 Mei 1953. Memperoleh gelar sarjana dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara pada tahun 1989, dan master of social science finance development dari University of Birmingham, Inggris, pada tahun 1994. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Kepala Biro Teknologi Informasi pada Sekretariat Jenderal (Badan Pemeriksa Keuangan).

(16)
(17)

Memutar Roda

Transformasi

(18)

Profil Sekretariat Jenderal

1.1. Visi dan Misi

Sesuai dengan Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014 yang ditetapkan dalam Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor KEP-38/SJ/2010, Visi Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan adalah “Menunjang Tercapainya Pengelola Keuangan dan Kekayaan Negara yang Dipercaya dan Akuntabel”. Frase “menunjang tercapainya” mengandung pengertian bahwa Sekretariat Jenderal sebagai unit pendukung bagi Kementerian Keuangan berupaya menunjang tercapainya visi Kementerian Keuangan. Dukungan yang diberikan berupa pelayanan administratif bagi semua unit di lingkungan Kementerian Keuangan agar pelaksanaan tugas teknis dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sedangkan frase “pengelola keuangan dan kekayaan negara” mengandung pengertian bahwa Kementerian Keuangan merupakan lembaga yang mempunyai tugas menghimpun dan mengalokasikan keuangan negara dan memelihara Barang Milik Negara (BMN).

Kata “dipercaya” mengandung pengertian bahwa semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat bersumber dari pengelolaan keuangan dan kekayaan negara dilakukan secara transparan, yaitu semua penerimaan negara, belanja negara, dan pembiayaan defisit anggaran dilakukan melalui mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Selanjutnya, kata “akuntabel” bermakna bahwa pengelolaan keuangan dan kekayaan negara yang dijalankan mengacu pada praktik internasional terbaik yang berlandaskan pada asas profesionalitas, proporsionalitas, dan keterbukaan.

1

BAB

Profil Sekretariat Jenderal

(19)

Berdasarkan Visi tersebut, Sekretariat Jenderal menetapkan Misi sebagai berikut:

1. membangun dan mengembangkan organisasi berlandaskan administrasi publik sesuai dengan tuntutan masyarakat;

2. membangun dan mengembangkan sumber daya manusia yang amanah, profesional, berintegritas tinggi dan bertanggung jawab;

3. membangun dan mengembangkan teknologi informasi keuangan yang modern dan terintegrasi serta sarana dan prasarana strategis lainnya;

4. membangun dan mengembangkan tata kelola yang tertib dan handal; serta 5. menjamin pelayanan teknis lainnya yang optimal.

1.2. Strategi Organisasi 1.2.1. Rencana Kerja Tahun 2011

Dengan mempertimbangkan kondisi dan permasalahan yang dihadapi, Sekretariat Jenderal mempunyai langkah-langkah strategis yang digunakan untuk mencapai Visi dan Misi, yaitu:

1. pembentukan sumber daya manusia Kementerian Keuangan yang berintegritas dan berkompetensi tinggi; 2. pengembangan organisasi Kementerian Keuangan yang handal dan modern;

3. pembangunan sistem teknologi informasi keuangan Kementerian Keuangan yang terintegrasi; 4. pengelolaan anggaran Kementerian Keuangan yang optimal;

5. tata kelola yang tertib dan handal; 6. peningkatan pelaksanaan tugas lainnya.

Sesuai dengan Rencana Kerja Kementerian Keuangan Tahun 2011, Sekretariat Jenderal memiliki nomenklatur program “Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya Kementerian Keuangan”. Nomenklatur ini sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014. Dalam menjalankan berbagai program, terdapat tiga indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja Sekretariat Jenderal pada tahun 2011, yaitu:

1. kualitas Laporan Keuangan Kementerian Keuangan berdasarkan opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan target Wajar Dengan Pengecualian (WDP) untuk Laporan Keuangan Kementerian Keuangan Tahun 2010;

2. rasio dari janji layanan quick win ke pihak eksternal terkait penyelesaian Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dengan target Indeks Kinerja Utama (IKU) sebesar 100 persen; dan

3. integrasi Teknologi Informasi Keuangan (TIK) Kementerian Keuangan dengan target 40 persen.

Sekretariat Jenderal memiliki tiga Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk mewujudkan Sasaran Strategis Penggerak Utama Transformasi Kelembagaan dan Pengelolaan Anggaran Kementerian Keuangan. Untuk mendukung pengelolaan anggaran yang optimal, Sekretariat Jenderal melalui Biro Perencanaan dan Keuangan (Rocankeu) juga telah menyelenggarakan kegiatan Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja, Pembinaan, dan Pengelolaan Anggaran dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya. Adapun ketiga IKU dimaksud di atas meliputi:

1. indeks kualitas Laporan Keuangan Kementerian dengan target Wajar Dengan Pengecualian (WDP); 2. penyerapan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Keuangan (Non Belanja Pegawai)

dengan target 80 persen; dan

3. roadmap di bidang koordinasi penyusunan rencana kerja, pembinaan, dan pengelolaan anggaran dengan target 100 persen.

1.2.2. Realisasi/Pencapaian

Berdasarkan Laporan Evaluasi Kinerja Pembangunan, capaian kinerja Sekretariat Jenderal adalah berikut ini.

1. Indikator kinerja kualitas Laporan Keuangan Kementerian Keuangan berdasarkan opini dari BPK yang ditargetkan WDP untuk Laporan Keuangan Kementerian Keuangan tahun 2010 dapat dicapai dengan diterbitkannya Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kementerian Keuangan oleh BPK pada tanggal 24 Mei 2011;

(20)

2. IKU rasio dari janji layanan quick win ke pihak eksternal terkait penyelesaian PMK ditargetkan sebesar 100 persen. Pada tahun 2011, secara keseluruhan terdapat 183 PMK/KMK dengan konten administratif yang diselesaikan dalam waktu rata-rata penyelesaian 2,8 hari kerja per PMK/KMK dari target 4 hari kerja dan terdapat 301 PMK/KMK konten kebijakan yang diselesaikan dalam waktu rata-rata penyelesaian 3,43 hari kerja per PMK/KMK dari target 6 hari kerja;

3. Pada akhir 2011, target integrasi TIK sebesar 40 persen telah dicapai dengan dilaksanakannya beberapa pekerjaan, antara lain:

i. pembangunan Data Center (DC) sementara;

ii. pembangunan Disaster Recovery Center (DRC) di Balikpapan;

iii. pengadaan perangkat keras dan jaringan TIK Tahap I; iv. deployment Perangkat Keras dan Lunak Tahap I;

v. pengadaan konsultan pembangunan integrasi TIK Tahap I; serta vi. pelaksanaan konsultansi pembangunan integrasi TIK Tahap I.

4. Indeks kualitas Laporan Keuangan Kementerian mencapai WDP yang berarti memenuhi target IKU yang ditetapkan;

5. Persentase penyerapan DIPA Kementerian Keuangan (Non Belanja Pegawai) sebesar 78,55 persen yang berarti belum mencapai target IKU yang ditetapkan. Hal ini antara lain disebabkan oleh adanya penghematan/efisiensi belanja modal/barang, karena pengadaan yang dilaksanakan secara elektronik, di mana sasaran telah tercapai dengan harga di bawah pagu;

6. Persentase pencapaian roadmap di bidang koordinasi penyusunan rencana kerja, pembinaan dan pengelolaan anggaran mencapai target sebesar 100 persen. IKU ini mengukur tingkat keberhasilan Rocankeu dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta kebijakan pimpinan, terutama yang terkait dengan koordinasi penyusunan rencana kerja, pembinaan, dan pengelolaan anggaran. Per 31 Desember 2011,

roadmap Kementerian Keuangan belum ditetapkan, sehingga capaian IKU hanya diukur dari rancangan roadmap. Pada tahun 2012, IKU ini tidak lagi dikontrakkan, mengingat roadmap Kementerian Keuangan

telah ditetapkan.

1.2.3. Kinerja Lainnya Tahun 2011

Selain menjalankan program-program sesuai tugas dan fungsi yang telah ditetapkan, Sekretariat Jenderal juga telah melaksanakan kegiatan-kegiatan ad hoc, seperti:

1. Penyusunan Dokumen Rencana Tenaga Kerja Sektor Keuangan

Kementerian Keuangan sebagai leading sector perlu menyusun dokumen Rencana Tenaga Kerja Sektor untuk menggambarkan kondisi dan permasalahan ketenagakerjaan di sektor keuangan pada masa lalu, kini, dan mendatang, serta adanya strategi dan kebijakan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor keuangan dalam menghadapi era persaingan pasar global. Dokumen Rencana Tenaga Kerja Sektor Keuangan merupakan bahan masukan bagi Rencana Tenaga Kerja Nasional (RTKN). Rencana Tenaga Kerja Sektor Keuangan Tahun 2010-2014 berisikan sejumlah informasi kuantitatif mengenai perkiraan kebutuhan dan ketersediaan jumlah tenaga kerja yang berasal dari berbagai jenis usaha di sektor keuangan, seperti pegadaian, dana pensiun, perusahaan efek, asuransi, dan lain-lain. 2. Implementasi Pengarusutamaan Gender

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2011, Rocankeu juga melakukan kegiatan dalam rangka implementasi pengarusutamaan gender. Hal-hal yang telah dicapai antara lain:

i. penghargaan Anugerah Prahita Ekapraya Madya dari Presiden atas implementasi pengarusutamaan gender (PUG) di Kementerian Keuangan;

ii. penerapan Anggaran Responsif Gender dalam pengajuan anggaran Kementerian/Lembaga (K/L); iii. buku Panduan Penyusunan Anggaran Responsif Gender;

iv. buku Panduan Pelatihan Pengarusutamaan Gender; v. materi Gender pada Diklat Pimpinan; dan

vi. sosialisasi PUG pada Satuan Kerja (Satker) Kementerian Keuangan di daerah.

1

BAB

(21)

1.4.2. Berdasarkan Pendidikan

Jenjang pendidikan pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal meliputi pendidikan doktoral sebanyak 7 orang, pascasarjana sebanyak 210 orang atau 9 persen, dan sarjana (S1) sebanyak 906 orang atau 40 persen. Selanjutnya pegawai dengan jenjang pendidikan SMA sebanyak 504 orang atau 22 persen, diploma IV sebanyak 31 orang atau 1 persen, diploma III sebanyak 409 orang atau 18 persen, dan selebihnya adalah jenjang pendidikan diploma I sampai dengan sekolah dasar.

Tabel 1.2. Komposisi SDM Sekretariat Jenderal Berdasarkan Pendidikan Tahun 2011

1.3. Layanan Unggulan Sekretariat Jenderal

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan penataan organisasi, tata laksana, dan jabatan fungsional pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian. Tugas-tugas ini pada dasarnya merupakan layanan unggulan Sekretariat Jenderal. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan menyelenggarakan fungsi:

1. pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring organisasi, analisis jabatan, dan peningkatan kinerja organisasi;

2. pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring sistem dan prosedur kerja, sistem administrasi umum, tata laksana pelayanan publik, dan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja; serta

3. pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring jabatan fungsional. 1.4. Profil Sumber Daya Manusia

Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan diperkuat oleh 2.275 pegawai yang terdiri dari berbagai jenjang yang ditempatkan pada unit-unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal.

1.4.1. Berdasarkan Golongan/Pangkat

Kelompok pegawai Sekretariat Jenderal yang terbesar adalah golongan ruang III/a sebanyak 588 orang atau 25,8 persen dari keseluruhan pegawai, diikuti golongan ruang II/c sebanyak 416 orang atau 18,3 persen, dan terbesar ketiga adalah kelompok golongan ruang III/d sebanyak 247 orang atau 10,9 persen.

Tabel 1.1. Komposisi SDM Sekretariat Jenderal Berdasarkan Golongan Ruang Tahun 2011

Golongan I II III IV TOTAL

I/a I/b I/c I/d II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

Jumlah - 2 2 8 75 138 416 177 588 223 197 247 94 81 21 6 - 2.275

Pendidikan SD SMP SMA D1 D2 D3 D4 S1 S2 S3 TOTAL

Jumlah 34 35 504 138 1 409 31 906 210 7 2.275

Sumber: Biro SDM

(22)

1.4.4. Berdasarkan Jabatan

Komposisi SDM Sekretariat Jenderal berdasarkan jabatan terdiri dari kelompok Pejabat Eselon II sebanyak 17 orang atau dibawah 1 persen dari keseluruhan pegawai, Pejabat Eselon III sebanyak 91 orang atau 4 persen, dan Pejabat Eselon IV sebanyak 236 orang atau 10 persen. Di samping itu terdapat Pejabat Fungsional sebanyak 55 orang atau 2 persen dan Pelaksana sebanyak 1.515 orang atau 67 persen.

Tabel 1.4. Komposisi SDM Sekretariat Jenderal Berdasarkan Jabatan Tahun 2011

1.4.5. Berdasarkan Gender

SDM Sekretariat Jenderal terdiri dari pegawai pria sebanyak 1.593 orang atau 70 persen dan pegawai wanita sebanyak 682 orang atau 30 persen.

Tabel 1.5. Komposisi SDM Sekretariat Jenderal Berdasarkan Gender Tahun 2011

1.4.3. Berdasarkan Usia

Rentang usia terbesar pada SDM di Sekretariat Jenderal adalah pada usia 25 tahun hingga 29 tahun yang mencapai 622 orang atau 27,3 persen dari keseluruhan pegawai. Kelompok usia terbesar berikutnya adalah pada rentang usia 50 tahun hingga 54 tahun sebanyak 307 orang atau 13,5 persen. Kelompok usia terbesar ketiga adalah pada rentang usia 40 tahun hingga 44 tahun sebanyak 304 orang atau 13,4 persen.

Tabel 1.3. Komposisi SDM Sekretariat Jenderal Berdasarkan Usia Tahun 2011

1

BAB

Usia U-19 20 s.d.24 25 s.d. 29 30 s.d. 34 35 s.d. 39 40 s.d.44 45 s.d. 49 50 s.d. 54 55 s.d. 59 60 ke atas total Jumlah - 271 622 198 284 304 212 307 77 - 2.275

Jabatan Eselon Fungsional Pelaksana Dipekerjakan Diperbantukan I A I B II A II B III A III B IV A IV B

Jumlah - - 16 1 91 - 236 - 55 1.515 278 83

Gender Pria Wanita Total

Jumlah 1.593 682 2.275

Profil Sekretariat Jenderal

Sumber: Biro SDM

Sumber: Biro SDM

(23)

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

Kementerian Keuangan

2.1. Arah Kebijakan dan Strategi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Keuangan. Pada tahun 2011, Sekretariat Jenderal melakukan kegiatan koordinasi penyusunan Rencana Kerja (Renja) Kementerian Keuangan Tahun 2012. Pelaksanaan kegiatan ini sesuai dengan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah dan Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga.

Tahun 2011 merupakan periode pelaksanaan dari Renja Kementerian Keuangan Tahun 2011 yang telah disusun sebelumnya. Dalam dokumen ini, Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Keuangan dikelompokkan ke dalam enam tema, yaitu:

1. Pendapatan Negara; 2. Belanja Negara; 3. Perbendaharaan Negara;

4. Pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); 5. Kekayaan Negara; serta

6. Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Non Bank.

(24)

Di dalam Renja telah ditetapkan 12 program yang masing-masing terdiri dari beberapa kegiatan prioritas/ pokok.

Tabel 2.1. Program dan Tujuan di dalam Rencana Kerja Kementerian Keuangan Tahun 2011

No. Program Tujuan

1. Perumusan Kebijakan Fiskal Mewujudkan kebijakan fiskal yang sustainable dengan

beban risiko fiskal yang terukur dalam rangka stabilisasi dan mendorong pertumbuhan perekonomian.

2. Peningkatan dan Pengamanan Penerimaan Pajak Peningkatan penerimaan pajak negara yang optimal. 3. Pengawasan, Pelayanan dan Penerimaan di bidang

Kepabeanan dan Cukai

a. Menciptakan administrator kepabeanan dan cukai yang memberikan fasilitasi kepada industri, perdagangan, dan masyarakat, serta optimalisasi penerimaan.

b. Mewujudkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) kepabeanan dan cukai.

c. Mewujudkan pelayanan yang efisien dan pengawasan yang efektif.

4. Pengelolaan Anggaran Negara Terlaksananya fungsi penganggaran sesuai dengan peraturan

perundang-undangan dan kebijakan pemerintah. 5. Peningkatan Pengelolaan Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

a. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pengelolaan hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

b. Terciptanya tata kelola yang tertib sesuai peraturan perundang-undangan, transparan, kredibel, akuntabel, dan profesional dalam pelaksanaan hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

6. Pengelolaan Perbendaharaan Negara Meningkatkan pengelolaan perbendaharaan negara secara

profesional, transparan, dan akuntabel sesuai dengan ketentuan.

7. Pengelolaan dan Pembiayaan Utang a. Mengoptimalkan pengelolaan Surat Berharga Negara (SBN)

maupun pinjaman untuk mengamankan pembiayaan APBN.

b. Mendukung upaya pengembangan pasar keuangan dalam rangka meningkatkan kapasitas daya serap dan efisiensi pasar.

8. Pengelolaan Kekayaan Negara, Penyelesaian Pengurusan Piutang Negara dan Pelayanan Lelang

Terselenggaranya pengelolaan kekayaan negara, penyelesaian pengurusan Piutang Negara dan pelayanan Lelang yang profesional, tertib, tepat guna, dan optimal, serta mampu membangun citra baik bagi stakeholders.

9. Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Non Bank

a. Terwujudnya Bapepam-LK sebagai lembaga yang memegang teguh prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi, dan integritas.

b. Terwujudnya industri Pasar Modal dan Jasa Keuangan Non Bank sebagai penggerak perekonomian nasional dan berdaya saing global.

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Keuangan

2

BAB

(25)

Pada tahun 2011, Sekretariat Jenderal melakukan kegiatan penyusunan Renja Kementerian Keuangan Tahun 2012. Untuk menyusun dokumen tersebut, telah dilaksanakan Pertemuan Tiga Pihak di antara Kementerian Keuangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA). Rencana Kerja Kementerian Keuangan Tahun 2012 disusun dengan berpedoman pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014 dan dokumen perencanaan yang lebih tinggi, diantaranya Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKP dimaksud merupakan rancangan awal RKP Tahun 2012 yang menjadi pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja Kementerian. Selanjutnya, Renja Kementerian yang telah selesai disusun kembali akan menjadi bahan masukan bagi RKP tersebut sebelum ditetapkan.

Dalam Renja Kementerian Keuangan Tahun 2012, Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Keuangan tetap konsisten sesuai dengan Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014 dan Renja Kementerian Keuangan Tahun 2011 yang dikelompokkan menjadi enam tema. Arah kebijakan dan strategi yang ditempuh untuk keenam tema adalah berikut ini.

1. Arah kebijakan di bidang pendapatan negara adalah: i. optimalisasi pendapatan negara;

ii. peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat; iii. mewujudkan keadilan dan perlindungan masyarakat;

iv. perbaikan citra baik terkait dengan layanan publik dalam rangka peningkatan pendapatan.

Dalam rangka pencapaian arah kebijakan di bidang pendapatan negara, telah dilaksanakan strategi di bidang perpajakan, kepabeanan dan cukai, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

2. Arah kebijakan di bidang belanja negara dalam lima tahun ke depan tetap diarahkan untuk mendukung langkah simulasi perekonomian dari sisi fiskal yang mendorong pro growth, pro job, dan pro poor (triple track

strategy). Kebijakan tersebut akan dilaksanakan secara konsisten mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan, evaluasi, sampai dengan pengawasan. Berikut ini adalah strategi yang ditempuh di bidang belanja negara.

i. Penetapan kebijakan belanja yang ekonomis, efektif, dan efisien dengan memperhatikan aspek kemampuan dalam menghimpun pendapatan. Pada aspek administrasi, upaya efisiensi belanja dilakukan melalui pemantapan penerapan pendekatan anggaran terpadu (unified budget), penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting), dan penerapan alokasi belanja negara dalam kerangka pengeluaran jangka menengah (medium term expenditure framework).

ii. Perencanaan dan alokasi anggaran yang tepat sasaran dan adil berdasarkan prioritas program pembangunan pemerintah yang mengacu kepada RKP.

iii. Pelaksanaan anggaran yang transparan dan akuntabel sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip good

governance.

10. Pengembangan SDM Keuangan dan Kekayaan

Negara yang Profesional melalui Pendidikan dan Pelatihan

a. Meningkatkan pemahaman masyarakat dan pelaku ekonomi akan penyelenggaraan pengelolaan keuangan negara.

b. Meningkatkan pemahaman masyarakat dan pelaku ekonomi akan fungsi Kementerian Keuangan. c. Mengembangkan SDM yang berintegritas dan

berkompetensi tinggi. 11. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas

Aparatur Kementerian Keuangan

Terwujudnya pengawasan yang memberi nilai tambah melalui peningkatan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan tata kelola, serta peningkatan akuntabilitas aparatur di lingkungan Kementerian Keuangan.

12. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan

a. Terwujudnya tata kelola yang baik dan kualitas layanan dan dukungan yang tinggi pada semua Eselon I di KementerianKeuangan.

b. Tingkat kepercayaan stakeholders (internal dan eksternal) yang tinggi.

(26)

Sementara itu, arah kebijakan di bidang transfer ke daerah (desentralisasi fiskal) adalah:

i. efisiensi belanja negara diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab sesuai dengan pembagian tugas, kewenangan, dan urusan antara Pemerintah dan pemerintah daerah;

ii. reformulasi transfer ke daerah;

iii. sinkronisasi Dana Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan; iv. penguatan taxing power; serta

v. peningkatan efektivitas perencanaan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam mendorong stimulasi pembangunan daerah.

3. Arah kebijakan di bidang perbendaharaan negara adalah: i. efisiensi dan akurasi pelaksanaan belanja negara; ii. optimalisasi pengelolaan kas;

iii. optimalisasi tingkat pengembalian dana di bidang investasi dan pembiayaan lainnya;

iv. peningkatan pelayanan masyarakat melalui penyempurnaan pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU);

v. peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara; serta vi. penerapan sistem perbendaharaan yang handal, terintegrasi dan modern.

Untuk mencapai semua arah kebijakan telah dijalankan strategi pada masing-masing arah kebijakan tersebut.

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Keuangan

2

BAB

(27)

4. Arah kebijakan di bidang pembiayaan APBN adalah:

i. penurunan stok utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) secara bertahap dan berkelanjutan; ii. peningkatan diversifikasi instrumen pembiayaan melalui utang termasuk menciptakan sumber-sumber

pembiayaan alternatif;

iii. pengelolaan portofolio utang untuk mencapai struktur portofolio utang yang optimal guna meminimalkan biaya utang pada tingkat risiko yang semakin terkendali dalam jangka panjang; iv. pengembangan pasar SBN yang dalam, aktif, dan likuid untuk mengoptimalkan pendanaan utang dari

pasar domestik; serta

v. peningkatan koordinasi dan komunikasi dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan sovereign

credit rating.

Strategi di bidang pembiayaan APBN ditempuh melalui:

i. pengadaan utang secara selektif, terutama utang yang dipergunakan untuk pembiayaan kegiatan ekonomi yang produktif, penerapan readiness criteria yang konsisten dan hati-hati, pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang ketat, melakukan diplomasi ekonomi terutama untuk mendukung pelaksanaan debt-swap, dan pelaksanaan buyback pada saat yang tepat terutama dalam rangka stabilisasi harga;

ii. penerbitan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) baru untuk mengembangkan segmen pasar/ investor tertentu baik di dalam maupun di luar negeri dan peningkatan komunikasi serta koordinasi dengan kreditor untuk menciptakan peluang penggunaan skim pinjaman tematis baru;

iii. pengadaan utang baru dengan terms and conditions yang lebih baik untuk mengurangi eksposure berbagai risiko (refinancing, market, financial), pelaksanaan debt-switch SBN secara reguler, restrukturisasi portofolio utang dengan menggunakan berbagai instrumen, baik SBN maupun pinjaman (luar dan dalam negeri), yang dilakukan melalui mekanisme pasar yang transparan dan akuntabel; serta

iv. peningkatan koordinasi dan kerja sama dengan otoritas moneter, otoritas pasar modal, dan pelaku pasar untuk membangun dan mengembangkan pasar termasuk pembangunan/pengadaan berbagai infrastruktur pasar sekunder SBN, koordinasi dengan otoritas moneter dalam pelaksanaan

Asset-Liability Management (ALM), dan pembangunan kapasitas Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang

(DJPU) untuk melakukan penerbitan/penjualan/perdagangan SBN secara langsung. 5. Arah kebijakan di bidang pengelolaan kekayaan negara adalah:

i. peningkatan daya guna dan hasil guna pengelolaan kekayaan negara, dan penilaian kekayaan negara untuk menentukan nilai ekonomi (existing value) dan nilai potensi (potential value) kekayaan negara; serta

ii. pengamanan kekayaan negara yang meliputi administratif, hukum, dan fisik, sehingga keberadaan aset dalam keadaan utuh, tidak rusak, tidak hilang, dan dapat dipergunakan serta dapat dipertanggungjawabkan melalui sertifikasi nasional atas tanah dan bangunan milik negara.

Strategi di bidang pengelolaan kekayaan negara ditempuh melalui:

i. penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan kekayaan negara dan penilaian kekayaan kegara;

ii. peningkatan kesadaran (awareness) dan kemitraan dengan stakeholders dalam pengelolaan kekayaan negara;

iii. penatausahaan kekayaan negara dengan akurat dan akuntabel; iv. peningkatan kualitas pelayanan pengelolaan kekayaan negara;

v. peningkatan monitoring dan evaluasi kinerja pelaksanaan pengelolaan kekayaan negara;

vi. peningkatan penerimaan kembali (recovery) yang berasal dari pengeluaran pembiayaan APBN; vii. pembangunan infrastruktur pendukung penilaian dan pengelolaan kekayaan negara; serta viii. peningkatan kualitas SDM (capacity building).

(28)

6. Arah kebijakan di bidang pasar modal dan lembaga keuangan non bank adalah:

i. terwujudnya regulator bidang pasar modal dan lembaga keuangan yang amanah dan profesional; ii. terwujudnya pasar modal dan lembaga keuangan non bank sebagai sumber pendanaan yang mudah

diakses, efisien, dan kompetitif;

iii. terwujudnya pasar modal sebagai sarana investasi yang kondusif dan atraktif serta pengelolaan risiko yang handal;

iv. terwujudnya industri yang stabil, tahan uji, dan likuid;

v. tersedianya kerangka regulasi yang menjamin adanya kepastian hukum, adil, dan transparan; serta vi. tersedianya infrastruktur yang credible, dapat diandalkan (reliable) dan berstandar internasional. Untuk mencapai setiap arah kebijakan, telah dilakukan strategi pada masing-masing arah kebijakan tersebut.

2.2. Rencana Kerja dan Anggaran

Dengan mempertimbangkan kondisi dan permasalahan yang dihadapi, Sekretariat Jenderal mempunyai strategi yang digunakan untuk mencapai Visi dan Misi yang ditetapkan, yaitu:

1. pembentukan sumber daya manusia Kementerian Keuangan yang berintegritas dan berkompetensi tinggi; 2. pengembangan organisasi Kementerian Keuangan yang handal dan moderen;

3. pembangunan sistem teknologi informasi keuangan Kementerian Keuangan yang terintegrasi; 4. pengelolaan anggaran Kementerian Keuangan yang optimal;

5. tata kelola yang tertib dan handal; serta 6. peningkatan pelaksanaan tugas lainnya.

Sesuai dengan Rencana Kerja Kementerian Keuangan Tahun 2011, Sekretariat Jenderal memiliki nomenklatur program “Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan”. Nomenklatur ini sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014. Dalam menjalankan berbagai kegiatan, terdapat 4 indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja Sekretariat Jenderal pada tahun 2011, yaitu:

1. Rasio realisasi dari janji layanan quick win ke pihak eksternal: i. Penyelesaian PMK/KMK;

ii. Tercapainya implementasi pengadaan barang/jasa secara elektronik (e-Procurement) di lingkungan Kementerian Keuangan dan non kementerian/sekretariat lembaga tinggi negara/komisi negara/ komisi pemerintah;

iii. Penyelesaian ijin akuntan publik dan penilai publik. 2. Tingkat kompetensi karyawan untuk jabatan tematik; 3. Persentase penyelesaian SOP;

4. Service Level Agreement (SLA) index.

Berbagai program yang menjadi tugas dan tanggung jawab Sekretariat Jenderal dijalankan oleh Unit-unit Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal. Secara keseluruhan terdapat 15 Unit-unit Eselon II yang berada di bawah koordinasi Sekretariat Jenderal. Untuk mendukung pelaksanaan berbagai program tersebut, pada tahun 2011, Sekretariat Jenderal mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp6.910.441.708.000 (audited). Jumlah ini setara dengan 39,84 persen dari total pagu anggaran Kementerian Keuangan untuk tahun anggaran 2011, yaitu Rp17.346.872.669.000.

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Keuangan

2

BAB

(29)

Tabel 2.2. Kegiatan dan Pagu Anggaran Unit Organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Tahun 2011

No. Unit Organisasi Kegiatan Pagu Anggaran (Rp)

1. Biro Perencanaan dan Keuangan Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja,

Pembinaan dan Pengelolaan Anggaran

67.023.271.000 2. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Pembinaan dan Penataan Organisasi, Tata

Laksana dan Jabatan Fungsional

81.427.086.000

3. Biro Hukum Pembinaan dan Koordinasi Perumusan Peraturan

Perundang-undangan

12.568.236.000

4. Biro Bantuan Hukum Pembinaan dan Koordinasi Pemberian Bantuan

Hukum

7.130.545.000

5. Biro Sumber Daya Manusia Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan SDM 28.806.239.000

6. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi

Peningkatan Citra Positif dan Kepercayaan Publik Kepada Kementerian Keuangan

36.586.319.000

7. Biro Perlengkapan Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan

Perlengkapan

329.857.647.000

8. Biro Umum Pembinaan Administrasi dan Dukungan

Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kantor Pusat Kementerian

5.600.046.726.000

9. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan

Koordinasi dan Harmonisasi Pelaksanaan Kebijakan Menteri Keuangan

11.461.820.000 10. Pusat Informasi dan Teknologi

Keuangan

Koordinasi dan Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan

415.217.196.000 11. Pusat Pembinaan Akuntansi dan Jasa

Penilaian

Pembinaan dan Pengawasan Profesi Akuntan Publik dan Penilai Publik

17.222.224.000

12. Pusat Investasi Pemerintah Pengelolaan Investasi Pemerintah 35.916.215.000

13. Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Pembinaan Teknis dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik

24.185.116.000

14. Sekretariat Pengadilan Pajak Penyelesaian Sengketa Pajak 52.408.667.000

15. Gedung-Gedung Keuangan Negara Dukungan Pelayanan Pelaksanaan Tugas

Kantor-Kantor Vertikal di Daerah yang Berkantor di GKN

190.584.401.000

Jumlah 6.910.441.708.000

Pagu anggaran Sekretariat Jenderal terbagi menjadi belanja modal, belanja barang, dan belanja pegawai. Sebagian besar pagu anggaran dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pegawai.

Tabel 2.3. Pagu Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Menurut Jenis Belanja Tahun 2011

No. Jenis Belanja Pagu Anggaran (Rp)

1. Belanja Modal 900.221.725.000

2. Belanja Barang 634.164.343.000

3. Belanja Pegawai 5.376.055.640.000

Jumlah 6.910.441.708.000

Sumber: Biro Perencanaan dan Keuangan Sumber: Biro Perencanaan dan Keuangan

(30)
(31)

Dedikasi

Kebersamaan

bagi Kesempurnaan

Pelayanan

(32)

Pembinaan SDM

Pembinaan SDM

3

BAB

3. 1. Kebijakan Tahun 2011

Dalam rangka menjamin efektivitas dan optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi Biro Sumber Daya Manusia (SDM), maka pada tahun 2011 telah ditetapkan kebijakan-kebijakan sebagai berikut:

1. perencanaan dan pengadaan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi; 2. pengembangan pola mutasi dan perencanaan karier;

3. pengembangan SDM yang didukung oleh assessment center, manajemen talenta, talent scouting, penataan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi;

4. penegakan disiplin dan manajemen kinerja; serta 5. Sistem Informasi Manajemen SDM yang terintegrasi. 3.2. Perkembangan/Realisasi Kebijakan

Kebijakan umum peningkatan manajemen SDM Kementerian Keuangan merupakan salah satu pilar Reformasi Birokrasi yang diusung oleh Biro SDM. Upaya-upaya yang telah ditempuh untuk meningkatkan kualitas pembinaan SDM dimulai dari proses rekrutmen, penempatan, pengembangan, pengadministrasian, sampai dengan pemensiunan.

(33)

Dalam hal perencanaan dan pengadaan pegawai, sebagai konsekuensi dari Kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), maka pada tahun 2011, Kementerian Keuangan tidak melaksanakan rekrutmen pegawai baru maupun pengangkatan CPNS dari para lulusan Program Diploma Keuangan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Prodip Keuangan STAN). Namun demikian, Kementerian Keuangan telah mengajukan usul pengecualian moratorium CPNS untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan SDM baru bagi unit-unit di lingkungan Kementerian Keuangan yang bersifat mendesak. Pengusulan pengecualian moratorium CPNS telah sampai pada tahap verifikasi final oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Badan Kepegawaian Negara (BKN). Verifikasi dapat dilakukan mengingat usulan pengecualian tersebut telah disetujui oleh Wakil Presiden dan Kementerian Keuangan telah memenuhi keseluruhan persyaratan pengecualian moratorium CPNS.

Untuk pengembangan pola mutasi, sebagaimana hasil rapat dinas Sekretariat Jenderal, diperlukan pengkajian mengenai pola mutasi antar Eselon I sebagaimana arahan Menteri Keuangan. Pola mutasi ini nantinya akan didasarkan pada generalisasi dan spesialisasi tugas. Agar pola mutasi dapat dilaksanakan dengan baik, maka pada tahun 2012, akan dilaksanakan rintisan untuk menyusun job competency/standar kompetensi teknis bersama dengan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan.

Salah satu strategi pengelolaan SDM yang dilakukan untuk mempersiapkan, memperoleh, dan menjamin

future leaders di Kementerian Keuangan adalah melalui Manajemen Talenta. Manajemen Talenta merupakan

serangkaian proses untuk mencari, mengelola, mengembangkan, dan mempertahankan PNS terbaik Kementerian Keuangan yang dipersiapkan sebagai pemimpin masa depan dalam rangka menjalin kesinambungan dan kesuksesan organisasi dalam jangka panjang. Untuk mendukung pelaksanaan manajemen talenta dan talent

scouting, Biro SDM sedang memproses penyusunan landasan hukum atas kebijakan dimaksud.

Biro SDM juga telah melaksanakan assessment terhadap para pejabat eselon II, eselon III, dan eselon IV dalam rangka pemenuhan standar kompetensi jabatan. Sepanjang tahun 2011, assessment telah dilaksanakan di lingkungan Sekretariat Jenderal maupun di tingkat Kementerian Keuangan dengan persentase jumlah Pejabat yang telah di-assess melebihi target yang ditetapkan, yaitu 87,59 persen dari seluruh pejabat struktural di lingkungan Sekretariat Jenderal. Pemenuhan standar kompetensi jabatan ini digunakan sebagai kriteria dalam pembuatan keputusan promosi dan dimasukkan dalam peta strategis Kementerian Keuangan.

3.3. Aktivitas/Kegiatan

Dalam mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan pada tahun 2011, Biro SDM bersama dengan Tim Reformasi Birokrasi Transformasi Kelembagaan Pusat (TRBTKP) telah melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain:

1. penyusunan peraturan tentang pengelolaan kinerja di lingkungan Kementerian Keuangan; 2. penyusunan Core Values/Nilai-Nilai Kementerian Keuangan;

3. pelaksanaan roadmap di bidang pembinaan dan pengelolaan SDM;

4. penyusunan dan sosialisasi kebijakan penegakan disiplin;

5. pelaksanakan assessment bagi para pejabat Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan;

6. penyelesaian kasus pelanggaran disiplin;

7. pemutakhiran/update akurasi data pada layanan kepegawaian; serta 8. penyerapan anggaran (non belanja pegawai) secara efisien dan optimal.

Menindaklanjuti arahan Menteri Keuangan dalam Rapat Pimpinan Terbatas (Rapimtas) SDM pada tanggal 10 Oktober 2011, yaitu dalam rangka menunjang pelaksanaan perencanaan SDM di Kementerian Keuangan, maka Biro SDM bekerja sama dengan penyedia jasa konsultasi SDM menambah input/masukan perbaikan perencanaan SDM di masa depan. Vendor penyedia jasa konsultasi SDM tersebut adalah Hay Group dan Daya Dimensi Indonesia.

Bersama dengan Hay Group telah dilaksanakan jasa konsultansi untuk peningkatan kualitas perencanaan SDM. Kegiatan yang dilaksanakan adalah workshop yang diikuti oleh para pejabat pengelola SDM di lingkungan Kementerian Keuangan. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar para pejabat yang mengelola SDM Kementerian Keuangan dapat mengidentifikasi productivity drivers. Productivity drivers adalah hal-hal yang mempengaruhi jumlah kebutuhan pegawai di masing-masing unit. Hasil dari identifikasi ini nantinya akan digunakan sebagai

(34)

dasar perbaikan proses perencanaaan SDM di masing-masing unit. Di samping itu, telah juga disampaikan beberapa jenis/model perencanaan sebagai referensi dalam penyusunan kebutuhan SDM.

Adapun kerja sama dengan Daya Dimensi Indonesia diwujudkan dalam bentuk reviu atas organisasi Biro SDM sebagaimana arahan Menteri Keuangan. Hasil reviu akan dijadikan sebagai masukan untuk perbaikan organisasi Biro SDM bilamana transformasi kelembagaan dilaksanakan di Kementerian Keuangan.

Sehubungan dengan program pemenuhan standar kompetensi jabatan para pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan, Biro SDM telah melakukan upaya-upaya berikut ini.

1. Pendataan terhadap pejabat yang masih memiliki JPM di bawah 72 persen (JPM < 72 persen) dan menyampaikan data pejabat tersebut kepada unit Eselon I untuk diberikan program pengembangan kapasitas dan prioritas mengikuti re-assessment center.

2. Penyeleksian kriteria peserta assessment center dan re-assessment center terhadap pejabat/ pegawai yang belum pernah mengikuti assessment center untuk profiling kompetensi di jabatannya saat ini. Pejabat yang menduduki jabatan setingkat lebih tinggi atau mendapatkan penugasan yang lebih tinggi selama minimal 6 bulan dan pejabat yang memiliki nilai JPM dibawah ketentuan standar minimal (72 persen) pada SKJ jabatannya saat ini.

3. Penjadwalan assessment center dan assessor yang ketat, sehingga kebutuhan assessment center Pusat dan unit Eselon I dapat terpenuhi.

Dalam menunjang pelaksanaan pengelolaan Sistem Informasi Manajemen SDM yang terintegrasi, Biro SDM telah pula menjalankan beberapa kegiatan, diantaranya:

1. monitoring/Maintenance Technical Update SIMPEG BARU secara frekuensial dalam rangka meningkatkan efektivitas implementasi SIMPEG Baru di lingkungan Kementerian Keuangan;

2. mengaktifan Help desk SIMPEG Kementerian Keuangan dalam rangka meningkatkan efektivitas penerapan

SIMPEG di lingkungan Kementerian Keuangan;

3. mengaktifkan pelayanan database pegawai on line melalui update data dan tampilan pada website Biro SDM untuk meningkatkan hit points ke website Biro SDM; serta

4. melakukan pemeliharaan database SIMPEG.

Secara lebih spesifik beberapa kegiatan dan produk yang telah dihasilkan oleh Biro SDM pada tahun 2011 adalah berikut ini.

1. Produk Kebijakan Penegakan Disiplin

Biro SDM telah menghasilkan 4 produk kebijakan penegakan disiplin selama tahun 2011, yaitu:

i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41/PMK.01/2011 tentang Penegakan Disiplin dalam Kaitannya dengan Pemberian Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara kepada Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan, ditetapkan tanggal 4 Maret 2011;

ii. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 174/KMK.01/2011 tentang Penunjukan Inspektur Jenderal Sebagai Pejabat yang Berwenang Untuk Membentuk Tim Pemeriksa dalam rangka Penjatuhan Hukuman Disiplin Sedang dan Berat di lingkungan Kementerian Keuangan, ditetapkan pada tanggal 13 Juni 2011;

iii. Instruksi Menteri Keuangan Nomor 289/IMK.01/2011 tentang Pemberian atau Penolakan Izin Masuk Bekerja dan Melaksanakan Tugas bagi PNS di lingkungan Kementerian Keuangan yang Dijatuhi Hukuman Disiplin berupa Pemberhentian dan Mengajukan Banding Administratif ke BAPEK, ditetapkan tanggal 26 Agustus 2011; serta

iv. Penetapan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.01/2011 tentang Penegakan Displin dalam Kaitannya dengan TKPKN di lingkungan Kementerian Keuangan ditetapkan tanggal 14 Desember 2011 2. Assessment

Jumlah pejabat Kementerian Keuangan yang telah mengikuti kegiatan assessment di tahun 2011 sebanyak 460 orang. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan dengan jumlah pejabat yang ditargetkan

Pembinaan SDM

3

BAB

(35)

sebanyak 200 orang. Dari sejumlah pejabat Kementerian Keuangan yang telah mengikuti assessment, sebagian besar diantaranya mampu memenuhi standar jabatan, dengan rincian:

i. Pejabat Eselon II sebanyak 91,26 persen; ii. Pejabat Eselon III sebanyak 85,70 persen; dan iii. Pejabat Eselon IV sebanyak 85,82 persen.

Khusus untuk para pejabat di Sekretariat Jenderal, rincian pejabat yang diketahui telah memenuhi standar kompetensi jabatannya adalah sebagai berikut:

i. Pejabat Eselon II sebanyak 100,00 persen; ii. Pejabat Eselon III sebanyak 95,00 persen; dan iii. Pejabat Eselon IV sebanyak 85,82 persen. 3. Mutasi

Standar penyelesaian Surat Keputusan (SK) Mutasi Jabatan adalah 7 hari kerja. Selama tahun 2011, Biro SDM mampu menyelesaikan SK dimaksud lebih cepat dari standar, yaitu rata-rata 5 hari kerja. Sedangkan total SK Mutasi Jabatan yang telah diproses berjumlah 8 SK.

4. Kepangkatan

Pada semester pertama dan kedua tahun 2011 telah diselesaikan 7.606 usulan kenaikan pangkat yang terdiri dari 4.841 usulan kenaikan pangkat periode April 2012 dan 2.765 usulan kenaikan pangkat periode Oktober 2012. Usulan-usulan tersebut diselesaikan dalam kurun waktu rata-rata 30 hari kerja terhitung mulai diterimanya usulan di Biro SDM sampai dengan penyelesaian penetapan nota persetujuan teknis oleh BKN.

5. Penegakan Disiplin

Penegakan disiplin merupakan faktor lainnya yang sangat krusial dalam mengoptimalkan manajemen SDM pada suatu organisasi. Sebanyak 139 kasus pelanggaran disiplin ditemukan di Kementerian Keuangan sepanjang tahun 2011. Seluruh kasus berhasil dituntaskan dan ditetapkan oleh Menteri Keuangan. 6. Kemajuan SIMPEG

Target pencapaian IKU “Akurasi data pada layanan kepegawaian” ditetapkan sebesar 80 persen. Target ini berhasil dilampaui dalam realisasi dengan capaian sebesar 120 persen. Total jumlah data umpan balik terkait riwayat pangkat dan jabatan adalah sebanyak 3.673. Sedangkan target akurasi data pada layanan kepegawaian adalah 80 persen dari total Jumlah data umpan balik terkait riwayat pangkat dan jabatan, yaitu 2.938. Sementara itu, total jumlah data umpan balik terkait riwayat pangkat dan jabatan yang telah ditindaklanjuti sampai dengan bulan Desember 2011 sebanyak 3.673 atau 100 persen.

3.4. Pending Matters

Sampai dengan berakhirnya tahun 2011, masih terdapat beberapa hal/kegiatan yang belum terlaksana. Hal ini disebabkan kebutuhan akan persiapan lebih lanjut atas pelaksanaan suatu kebijakan maupun perlunya pengkajian/pembahasan lebih lanjut atas suatu perencanaan kegiatan/program. Pending matters Biro SDM pada tahun 2011 diantaranya adalah:

1. reviu Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 39/PMK.01/2009 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di lingkungan Departemen Keuangan, serta penyusunan job family dan job competency (Standar Kompetensi Teknis);

2. reviu Metode Assessment di Kementerian Keuangan;

3. penyusunan kajian mengenai talent pool di Kementerian Keuangan; dan 4. penyelarasan SIMPEG dan PINTAR Section B secara intensif di tahun 2012.

(36)

3.5. Rencana Strategis Tindak Lanjut Pending Matters

Biro SDM telah merencanakan langkah-langkah strategis untuk menyelesaikan pending matters di tahun 2011. Rencana/langkah strategis yang dimaksud meliputi:

1. melaksanakan kajian pola mutasi antar Eselon I sebagaimana dikemukakan Menteri Keuangan, melalui penyusunan job family dan job competency bersama dengan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan; 2. membuka kerja sama dengan konsultan pada tahun 2012 dengan penganggaran diusulkan ke TRBTKP; 3. mereviu Sistem Pedoman Implementasi Manajemen Talenta;

4. melakukan koordinasi teknis dengan TRBTKP dan Direktorat Jenderal Pajak untuk menetapkan feasibility

study dari sisi bisnis proses di biro SDM terkait SIMPEG dan PINTAR;

5. mengimplementasikan Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja di lingkungan Kementerian Keuangan; dan

6. melaksanakan rekrutmen pegawai baru lulusan Pascasarjana (S2), Sarjana (S1), Program Diploma I dan III Keuangan STAN, serta Anak Buah Kapal (ABK), setelah memperoleh penetapan formasi dari Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi.

Pembinaan SDM

3

BAB

(37)

Pengelolaan kinerja secara sistematis di Kementerian Keuangan diawali dengan penerapan balance

scorecard (BSC). Tujuannya adalah ingin memantau kinerja setiap pegawai sebagai seorang individu. Namun,

BSC yang dikembangkan ketika itu hanya mengukur pencapaian kinerja organisasi.

Pada tahun 2009, mulai berkembang ide untuk menyusun Pengelolaan Kinerja Individu. Tetapi, terminologi “individu” tidak disetujui, sehingga pada akhirnya disebut dengan istilah Pengelolaan Kinerja Pegawai.

Untuk mendapatkan masukan dari best practices, Biro Sumber Daya Manusia (SDM) telah mengundang pajabat PT. Telkom maupun melakukan studi untuk melihat draft yang telah dimiliki. Ada beberapa alternatif yang kita sampaikan di TRB juga, sempat itu. Namun demikian, upaya ini tidak disetujui hingga akhirnya berkembang Pengelolaan Kinerja oleh Pushaka.

Agar lebih optimal, Biro SDM dan Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan (Pushaka) kemudian bekerja sama menangani persiapan pengelolaan kinerja pegawai di Kementerian Keuangan. Konsep yang diolah masih didasarkan pada BSC semata, di mana kinerja diukur hanya berdasarkan target dan belum melihat ke unsur perilaku. Selanjutnya, berdasarkan arahan Menteri Keuangan, dilakukan penambahan unsur perilaku ke dalam target kinerja.

Selain ke PT. Telkom, studi banding juga dilakukan ke Bank Mandiri, terutama untuk unsur perilaku. Kementerian Keuangan belum memiliki benchmark perilaku, sehingga memerlukan inspirasi dari Bank Mandiri dalam menyusun Keputusan Menteri Keuangan Nomor 54 tentang Penilaian Kinerja Pegawai.

Pengelolaan Kinerja

Gambar

Tabel 2.1. Program dan Tujuan di dalam Rencana Kerja Kementerian Keuangan Tahun 2011
Tabel 2.2. Kegiatan dan Pagu Anggaran Unit Organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Tahun 2011
Tabel 5.1. Beban Kerja Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2011
Tabel 5.3. Kriteria Survei IKM Kementerian Keuangan Tahun 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

tahunan meliputi sasaran strategis, sasaran program, sasaran kegiatan utama, indikator kinerja sasaran atau indikator kinerja utama dan target yang ingin dicapai dalam

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Nilai Gizi Komposit Tepung Sukun dan

Berdasarkan pengamatan pada Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Kekerasan Lapis I, II, &amp; III Serat Vertikal (Shore) dapat dilihat nilai rata-rata pada

Pengukuran pencapaian sasaran strategis dan indikator kinerja Utama (IKU) dalam Laporan Kinerja Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2020 mengacu

1) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,

Berdasarkan hasil temuan diatas, dapat diketahui bahwa strategi penghidupan yang dilakukan oleh para pedagang kaki lima di Yogya, Hanoi, Surigao, Kigali dan Johannesburg adalah

Kadang-kadang antara vaksin dengan pengencernya terpisah dan harus harus disimpan pada temperatur yang berbeda (4) vaksinasi dilakukan saat udara dingin, yaitu pada pagi hari

Magnitud daya pada konduktor yang membawa arus dalam medan magnet bertambah (ditentukan oleh jarak gerakan wayar kuprum pendek) apabila magnitud arus yang mengalir