• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan Perpajakan 1. Kebijakan Tahun 2011

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL 2011 (Halaman 128-131)

Pelaksanaan Tugas Lainnya 11.1. Pengelolaan Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan

11.5. Pengawasan Perpajakan 1. Kebijakan Tahun 2011

Sebagai implementasi Pasal 36C Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Menteri Keuangan telah membentuk Komite Pengawas Perpajakan (Komite) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.09/2008. Komite merupakan organisasi non struktural dan bersifat mandiri yang bertugas membantu Menteri Keuangan dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Instansi Perpajakan, meliputi semua kegiatan pengamatan, pengumpulan informasi, dan penerimaan pengaduan masyarakat, serta melakukan pengkajian dan memberikan saran dan atau masukan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Instansi Perpajakan. Komite mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pada instansi perpajakan, namun khusus untuk tahun 2011, Komite terbatas menangani pengawasan pada instansi perpajakan selain pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sesuai arahan Komisi XI DPR RI. Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite dibantu oleh Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan (Sekretariat Komite).

Sekretariat Komite berdasar PMK 133/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan secara administratif berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, namun secara fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Komite. Berkenaan dengan tanggung jawabnya secara fungsional, Komite dan Sekretariat Komite bekerja secara teamwork. Sekretariat Komite juga berperan dalam melaksanakan tugas teknis Komite dalam rangka mendukung kebijakan-kebijakan Komite.

Adapun kebijakan Komite dituangkan dalam tujuan, sasaran, dan strategi berikut ini. Tujuan:

1. mendorong perbaikan pelaksanaan tugas instansi perpajakan; serta 2. memberikan rekomendasi/saran/masukan yang relevan dan berkualitas. Sasaran:

1. terlaksananya pengawasan yang andal;

2. terlaksananya pengkajian yang relevan dan berkualitas; serta 3. terwujudnya sumber daya internal yang mendukung. Strategi:

1. pengawasan yang andal (konsolidasi instansi perpajakan): (1) pengaduan masyarakat dan verifikasi;

(2) pengamatan, termasuk monitoring dan pencegahan; serta (3) pengumpulan informasi dan masukan;

2. pengkajian yang relevan dan berkualitas (pengembangan alternatif pelaksanaan tugas instansi perpajakan):

(1) kajian (analisis dan evaluasi); serta (2) konsultasi;

3. pengokohan sumber daya internal (konsolidasi internal):

(1) SDM, melalui pembentukan SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi; (2) organisasi, melalui penyempurnaan dan pengenalan organisasi;

(3) teknologi Informasi, melalui pengembangan sistem teknologi informasi dan komunikasi yang sesuai kebutuhan; serta

(4) anggaran, melalui pengelolaan anggaran yang optimal dan efisien.

Pelaksanaan Tugas Lainnya

11

BAB

Dalam mendukung kebijakan tersebut, telah direncanakan beberapa kegiatan pada tahun 2011, yaitu: 1. verifikasi, penelaahan, tindak lanjut, dan pemutakhiran data tindak lanjut atas pengaduan masyarakat yang

disampaikan kepada Komite;

2. pengumpulan informasi, pengamatan, dan monitoring; 3. konsultasi dan kajian bidang perpajakan; serta 4. sosialisasi Komite Pengawas Perpajakan.

Kegiatan-kegiatan tersebut bersifat teknis dan terutama dilakukan dalam rangka pemberian pertimbangan yang berhubungan dengan masalah perpajakan kepada Menteri Keuangan. Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut juga bertujuan untuk pemberian rekomendasi kepada instansi perpajakan terkait. Di samping kegiatan teknis, juga direncanakan kegiatan pendukung yang bersifat administratif, yaitu pengelolaan SDM, penataan organisasi, penganggaran, serta kegiatan administrasi lainnya.

11.5.2. Aktivitas/Kegiatan Tahun 2011

Sekretariat Komite telah merealisasikan rencana kegiatan-kegiatan tersebut pada tahun 2011. Terkait dengan kegiatan verifikasi, penelaahan, tindak lanjut, dan pemutakhiran data tindak lanjut atas pengaduan masyarakat yang disampaikan kepada Komite, selama tahun 2011, Komite Pengawas Perpajakan telah menerima pengaduan sebanyak 37 buah pengaduan. Berdasarkan instansi yang diadukan, pengaduan tersebut dapat dikelompokkan menjadi:

1. Direktorat Jenderal Pajak sebanyak 33 pengaduan atau 89 persen;

2. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebanyak 3 pengaduan atau 8 persen; serta 3. Instansi lainnya sebanyak 1 pengaduan atau 3 persen.

Atas pengaduan dimaksud, telah dilakukan tindak lanjut oleh Sekretariat Komite dengan instansi terkait dengan pengelompokkan jumlah pelaksanaan tindak lanjut sebagai berikut:

1. Direktorat Jenderal Pajak sebanyak 27 pengaduan atau 73 persen; 2. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebanyak 4 pengaduan atau 11 persen; 3. Inspektorat Jenderal sebanyak 4 pengaduan atau 11 persen; serta 4. Instansi lainnya sebanyak 2 pengaduan atau 5 persen.

Berdasarkan fungsi perpajakan yang menjadi pokok aduan dapat dirinci menjadi: 1. pemeriksaan sebanyak 11 pengaduan atau 30persen;

2. SDM sebanyak 6 pengaduan atau 16 persen; 3. potensi pajak sebanyak 6 pengaduan atau 16 persen; 4. pelayanan sebanyak 5 pengaduan atau 14 persen;

5. keberatan dan banding sebanyak 5 pengaduan atau 15 persen; 6. penagihan sebanyak 1 pengaduan atau 3 persen; dan 7. fungsi lainnya sebanyak 3 pengaduan atau 8 persen.

Sedangkan berdasarkan materi yang diadukan dapat dirinci menjadi: 1. prosedur sebanyak 16 pengaduan atau 43 persen;

2. pihak ketiga sebanyak 9 pengaduan atau 24 persen; 3. kode etik sebanyak 6 pengaduan atau 16 persen; 4. peraturan sebanyak 5 pengaduan atau 14 persen; dan 5. materi lainnya sebanyak 1 pengaduan atau 3 persen.

Terkait dengan kegiatan pengamatan, pengumpulan informasi, dan monitoring dapat diinformasikan bahwa selama tahun 2011 telah dilakukan kegiatan-kegiatan berikut ini.

1. Pengamatan, dengan fokus pada 5 tema, yaitu:

(1) pengamatan importasi blackberry yang dilakukan oleh perusahaan (PT. A); (2) pengamatan penerimaan dan pengolahan SPT Tahunan;

(3) pengamatan atas metode/sistem pembagian target penerimaan pajak; (4) pengamatan pelaksanaan Sensus Pajak Nasional; dan

(5) pengamatan kinerja unit pengawasan dan konsultasi terkait optimalisasi penerimaan pajak. 2. Pengumpulan informasi dengan fokus pada 13 tema yang terdiri dari:

(1) potensi kerugian negara melalui penerbitan faktur pajak fiktif; (2) upaya penggelapan pajak di lingkungan perusahaan;

(3) pemberian insentif pajak oleh pemerintah; (4) pemberantasan mafia perpajakan;

(5) restitusi PPN dan permasalahannya di lingkungan DJP;

(6) ekspor dan data Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) di lingkungan DJBC;

(7) koordinasi pengelolaan organisasi mengenai penajaman fungsi pengawasan internal; (8) penagihan pajak;

(9) keberatan pajak; (10) piutang pajak;

(11) peningkatan mutu pemeriksaan pajak untuk pajak UMKM; (12) pajak impor film; dan

(13) insentif fiskal sektor infrastruktur. 3. Monitoring, dengan fokus pada:

(1) monitoring pengaduan dan tindak lanjutnya; (2) monitoring informasi/berita perpajakan; serta (3) monitoring peraturan perpajakan terbaru.

Untuk kegiatan konsultasi dan kajian bidang perpajakan, selama tahun 2011 telah dilakukan kegiatan konsultasi dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan kajian. Tema kajian yang telah selesai dilaksanakan adalah sebanyak 5 kajian, yang terdiri dari:

1. hasil pemantauan penerimaan SPT Tahunan; 2. eksaminasi pemeriksaan;

3. peningkatan mutu pemeriksaan; 4. fasilitas PBB; dan

5. joint audit.

Pada tahun 2011, telah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Komite Pengawas Perpajakan dalam rangka penyebarluasan informasi mengenai Komite. Sosialisasi dilakukan dengan mendatangi beberapa kota terpilih di Indonesia. Secara bersamaan, Komite juga telah me-launching website dengan alamat www.komwasperpajakan. depkeu.go.id. Website memuat tentang profil Komite, berita perpajakan, peraturan perpajakan, informasi lainnya seputar perpajakan, dan fasilitas layanan pengaduan online yang dapat di akses oleh masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengetahui informasi perpajakan ataupun memberikan informasi/pengaduan/ masukan seputar permasalahan perpajakan kepada Komite. Sosialisasi dalam bentuk lain juga telah dilakukan, yaitu melalui pembagian brosur yang berisi tentang informasi dan Profil Komite serta Frequently Ask Questions (FAQ) Seputar Komite.

Pelaksanaan Tugas Lainnya

11

BAB

Di luar kegiatan yang telah direncanakan, Sekretariat Komite memfasilitasi kegiatan workshop untuk mencari ide-ide baru dari pihak luar ataupun narasumber di luar Komite/Sekretariat Komite atas suatu tema terkait perpajakan. Selama tahun 2011, telah diselenggarakan 2 workshop dengan tema:

1. Pembentukan dan Pengembangan Kepemimpinan Pada Instansi Perpajakan; serta

2. Optimalisasi Penerimaan dan Penggalian Potensi Perpajakan melalui Joint Audit oleh DJP dan DJBC. 11.5.3. Pencapaian Tahun 2011

Berdasar kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2011, Komite telah memberikan masukan kepada Menteri Keuangan berkenaan dengan pelaksanaan tugas instansi perpajakan berupa 22 saran dan rekomendasi, yang terdiri dari 14 saran dan rekomendasi berkenaan dengan perbaikan sistem, prosedur, dan ketentuan di bidang perpajakan, serta 8 saran/rekomendasi berkenaan dengan adanya pengaduan masyarakat.

Saran dan rekomendasi yang diberikan berkenaan dengan pelaksanaan tugas instansi perpajakan meliputi:

1. masukan terkait Pengembangan Kapasitas dan Kinerja Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai (PSO BC); 2. masukan atas penertiban penggunaan pasal 44B UU KUP;

3. masukan terkait dengan penanganan transfer pricing;

4. masukan terkait penerapan pasal 36A ayat (5) UU KUP dan KMK No. 10/KMK.03/2011;

5. masukan terkait pengawasan atas barang impor kriteria dilarang dan/atau dibatasi pemasukannya; 6. upaya optimalisasi penerimaan perpajakan;

7. masukan terkait dengan rencana pemberian fasilitas tax holiday dan tax allowance; 8. permasalahan pelaksanaan Sensus Nasional Pajak;

9. tindak lanjut kebocoran Soal Ujian Diklat teknis Substansi Dasar (DTSD); 10. pembentukkan dan pengembangan kepemimpinan pada instansi perpajakan;

11. optimalisasi penerimaan dan penggalian potensi perpajakan melalui joint audit DJP dan DJBC;

12. rencana tindak lanjut pemerintah terhadap temuan pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2010;

13. optimalisasi penerimaan pajak atas Bendahara APBN/D dan peningkatan kepatuhan kewajiban perpajakan bendahara;

14. masukan mengenai pelaksanaan FTA;

15. tindak lanjut pengaduan atas KPP Pratama Surabaya Sawahan;

16. tindak lanjut pengaduan Wajib Pajak atas nama PT. Bahana Sysfo Utama; 17. tanggapan atas kasus upaya penyelundupan 2 kontainer (PT. A); 18. klarifikasi surat Wajib Pajak atas nama PT. Ungaran Indah Busana;

19. pendapat atas Nota Dinas Dirjen Pajak No. 89/PJ/2011 tanggal 12 Agustus 2011;

20. rekomendasi atas pengaduan masyarakat terkait pemeriksaan PT. Surya Saritama pada KPP Pratama Surabaya Sawahan;

21. pelaporan pelaksanaan pengurangan PBB PT. Anugerah Alam Barito tahun pajak 2010; dan 22. permohonan penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.

Saran dan rekomendasi tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan bahan tindak lanjut Menteri Keuangan dalam mengambil kebijakan yang terkait dengan permasalahan-permasalahan perpajakan.

11.6. Sekretariat Pengadilan Pajak

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL 2011 (Halaman 128-131)