• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan ridhoNya, Laporan Tahunan Badan Narkotika Nasional (BNN) Tahun 2016 ini berhasil disusun dan dipublikasikan.

Penyusunan laporan ini merupakan amanat dari pasal 70 (j) Undang-undang (UU) Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang menyatakan BNN mempunyai tugas membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang.

Laporan Tahunan ini, berisi tentang gambaran penyelenggaraan dan hasil penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi BNN selama Tahun 2016, yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN dan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba.

Dengan semakin berkembangnya organisasi BNN, berdampak pula pada peningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Sedangkan BNN di Kabupaten/Kota yang belum terbentuk pemerintah daerah seolah berlomba mengajukan pembentukan organisasi BNN diwilayah kerjanya, oleh karena semakin maraknya masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang menyebar hingga kepedesaan.

Semoga laporan tahunan ini, menjadi bagian sarana komunikasi dan informasi terkait dengan penanganan permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Indonesia, dan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini saya ucapkan terima kasih.

(3)

RINGKASAN SINGKAT

LAPORAN TAHUNAN BNN TAHUN ANGGARAN 2016

Laporan tahunan ini, menjelaskan terkait dengan pelaksanaan 2 Program dengan gambaran realisasi kegiatan dan anggaran sebagai berikut:

I. Program Dukungan Manajemen.

1. Sekretariat Utama BNN berhasil merealisasikan kegiatan sebesar 98,82% dan anggaran sebesar 87,86%.

2. Inspektorat Utama BNN berhasil merealisasikan kegiatan sebesar 99,26% dan anggaran sebesar 85,79%.

3. Puslitdatin berhasil merealisasikan kegiatan sebesar 93,33% dan anggaran sebesar 96,43%.

4. Balai Pendidikan dan Pelatihan BNN berhasil merealisasikan kegiatan sebesar 97,81% dan anggaran sebesar 75,97%.

5. Balai Laboratorium Narkoba BNN berhasil merealisasikan kegiatan sebesar 127,36% dan anggaran sebesar 89,32%.

Secara kumulatif Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN Tahun 2016, kegiatan dapat terealisir sebesar 103,32% dan anggaran sebesar 87,07%.

II. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

1. Bidang Pencegahan berhasil merealisasikan kegiatan sebesar 99,39% dan anggaran sebesar 90,76%.

2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat berhasil merealisasikan kegiatan sebesar 88,40% dan anggaran sebesar 92,47%.

3. Bidang Rehabilitasi berhasil merealisasikan kegiatan sebesar 67,25% dan anggaran sebesar 70,36%.

4. Bidang Pemberantasan berhasil merealisasikan kegiatan sebesar 100% dan anggaran sebesar 48,06%.

5. Bidang Hukum dan Kerjasama berhasil merealisasikan kegiatan sebesar 132,26% dan anggaran sebesar 84,74%.

(4)

Secara kumulatif Program P4GN Tahun 2016, kegiatan dapat terealisir sebesar 97,46% dan anggaran sebesar 72,3%.

Dari segi persentase penyerapan total anggaran BNN Tahun 2016 adalah sebesar 72,3%. Sisa anggaran merupakan penghematan dari belanja pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal termasuk penghematan dengan blokir langsung oleh Kementerian Keuangan. Jika realisasi anggaran BNN dikurang dengan anggaran yang di blokir, maka realisasi anggaran BNN sesungguhnya tahun 2016 adalah sebesar 89%.

Pada umumnya seluruh satuan kerja di lingkungan BNN telah berupaya melaksanakan kegiatan sesuai dengan target kinerja anggaran yang tersedia.

Penghematan anggaran dari segi kegiatan merupakan efisiensi penggunaan langganan daya dan jasa. Pelelangan barang/jasa (termasuk belanja Modal) serta pengeluaran kegiatan operasional dilakukan seefisien mungkin.

Adanya kebijakan pemerintah terkait dengan pemotongan anggaran berdampak pada pencapaian target tidak bisa optimal, sesuai dengan target dalam rencana kerja yang ditetapkan sebelumnya.

Realisasi kegiatan dan anggaran BNN selama tahun 2016, perlu ditindak lanjuti pada tahun 2017, tentunya dengan mengambil hikmat dari keberhasilan maupun dari kegagalan dari setiap pelaksanaan program dan kegiatan.

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN SINGKAT LAPORAN TAHUNAN BNN TAHUN ANGGARAN 2016 ……….. ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. LATAR BELAKANG ………... 1

B. DASAR HUKUM ……….... 3

C. MAKSUD DAN TUJUAN ……….. 3

D. LINGKUP LAPORAN ……… 4

E. SISTEMATIKA PENULISAN ……… 4

F. STRUKTUR ORGANISASI ……….. 4

BAB II PROGRAM DAN KEGIATAN BNN TAHUN ANGGARAN 2016. 5 A. PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BNN ……… 5

1. Sekretariat Utama BNN ……… 5

2. Inspektorat Utama BNN ……… 6

3. Pusat Penelitian Data dan Informasi BNN ………. 6

4. Balai Diklat BNN ………. 6

5. Balai Laboratorium Uji Narkoba BNN ………. 7

B. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) ……….. 7

1. Bidang Pencegahan BNN ………. 7

2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN ……... 8

3. Bidang Rehabilitasi BNN ……….. 9

4. Bidang Pemberantasan BNN ………... 11

5. Bidang Hukum dan Kerja sama BNN ……….. 12

BAB III REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN BNN TAHUN ANGGARAN 2016 ………... 13

A. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BNN……… 13

1. Sekretariat Utama BNN ……… 13

2. Inspektorat Utama BNN ……… 14

3. Pusat Penelitian Data dan Informasi BNN ………. 14

4. Balai Diklat BNN ……… 14

(6)

B. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP

NARKOBA (P4GN) ……… 15

1. Bidang Pencegahan BNN ……… 15

2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN ……... 15

3. Bidang Rehabilitasi BNN ……….. 16

4. Bidang Pemberantasan BNN ……….. 17

5. Bidang Hukum dan Kerja Sama BNN ………. 18

C. GAMBARAN REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA BNN TAHUN ANGGARAN 2016 ………. 19

1. Sekretariat Utama BNN ……… 19

2. Inspektorat Utama BNN ……… 26

3. Pusat Penelitian, Data dan Informasi BNN ……… 27

4. Balai Diklat BNN ……… 34

5. Balai Laboratorium Narkoba BNN ………... 36

6. Bidang Pencegahan BNN ……… 37

7. Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN ……….. 42

8. Bidang Rehabilitasi BNN ……….. 50

9. Bidang Pemberantasan BNN ……….. 60

10. Bidang Hukum dan Kerjasamam BNN ………... 77

D. PERMASALAHAN DAN SOLUSI PEMECAHAN MASALAH ………... 86

1. Permasalahan ……… 86

2. Solusi Mengatasi Hambatan ……… 98

E. DUKUNGAN ANGGARAN TAHUN 2016 ………. 105

BAB IV PENUTUP ……….. 108

A. KESIMPULAN ……… 108

B. SARAN ………. 109 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penanganan permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba memerlukan keseriusan dan kerja keras dari seluruh komponen masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini disebabkan permasalahan Narkoba merupakan kejahatan yang luar biasa, terorganisir, tanpa batas (global), dan sudah multi etnis (melibatkan berbagai suku bangsa).

Deklarasi politik PBB menganjurkan penanganan permasalahan Narkoba harus dilaksanakan secara seimbang antara demand reduction dan

supply reduction dengan mengedepankan prinsip “common and share

responsibility”. Dewasa ini terjadi perubahan paradigma penanganan

penyalahgunaan Narkoba dengan memberikan hukuman alternatif selain pidana penjara yaitu rehabilitasi bagi penyalah guna atau pecandu Narkoba. Penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang mengancam dunia dan bisa digunakan sebagai salah satu senjata dalam proxy war untuk melumpuhkan kekuatan bangsa. Oleh karena itu, kejahatan ini harus diberantas dan ditangani secara komprehensif.

Sebagai negara yang menjadi salah satu sasaran terbesar dalam peredaran narkotika yang dikendalikan oleh jaringan nasional dan internasional, Indonesia telah mengambil langkah tegas dalam menghadapi bentuk perang modern ini.

Di awal pemerintahannya, Presiden Joko Widodo menyatakan kepada seluruh bangsa Indonesia, bahwa Indonesia berada dalam situasi darurat Narkoba dan menyerukan PERANG BESAR terhadap segala bentuk kejahatan Narkoba.

Sebagai bukti nyata kehadiran negara dalam melindungi generasi bangsa dari ancaman Narkoba, Presiden Joko Widodo telah menolak grasi terpidana kasus narkotika dan menyetujui dilaksanakan eksekusi mati kasus narkotika. Meski menuai kontroversi dari pihak asing, sebanyak 15 terpidana mati baik WNA maupun WNI kasus narkotika telah dieksekusi, salah satunya adalah Freddy Budiman, gembong narkotika kelas ‘kakap’ di Indonesia, yang kerap terlibat kasus-kasus penyelundupan narkotika dari mancanegara meskipun tengah mendekam di balik jeruji besi.

(8)

Tindakan tegas ini mendorong Badan Narkotika Nasional (BNN), sebagai lembaga negara yang bertugas melaksanakan pemerintahan di bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), untuk lebih agresif dalam menangani permasalahan narkotika di Indonesia melalui strategi demand reduction, yaitu dengan tindakan preventif guna memberikan kekebalan kepada masyarakat agar imun terhadap penyalahgunaan narkotika, dan strategi supply reduction, melalui penegakan hukum yang tegas dan terukur agar sindikat narkotika jera.

Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai focal point penanggulangan Narkoba di tanah air telah melakukan berbagai upaya penanggulangan permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, melalui Bidang Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, Rehabilitasi dan Pemberantasan serta meningkatkan kerja sama regional dan Internasional guna mencegah Narkoba masuk ke Indonesia.

Di samping itu, BNN juga membangun kerja sama dan bersinergi dengan Kementerian/Lembaga/Instansi (K/L/I) pemerintah guna membangun dan mendorong partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat dalam upaya perlawanan terhadap kejahatan Narkoba.

Pelaksanaan kerja sama Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) ditingkat pusat dengan Kementerian/Lembaga/Instansi didukung dengan perubahan kebijakan pemerintah dalam sistem penganggaran dari semula penganggaran berbasis fungsi (Money Follow Function) berubah menjadi penganggaran berbasis program (Money Follow Program) yang berdampak pada kemudahan bagi K/L/I mengalokasikan anggaran masing-masing dalam pelaksanaan program P4GN.

Ditingkat Provinsi, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) saat ini sudah terbentuk di 33 Provinsi, dan telah menunjukkan peningkatan peran kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah daerah dengan dukungan dari berbagai elemen masyarakat setempat.

(9)

Sedangkan di tingkat Kabupaten/Kota, pelaksanaan P4GN secara perlahan juga telah menunjukkan perkembangan yang berarti seiring dengan bertambahnya Satuan Kerja BNNKab./Kota dari semula 129 Satker menjadi 146 Satker. Hal ini tentunya akan memperkuat keberadaan BNN, dalam upaya menggerakkan partisipasi masyarakat dalam memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

Penyusunan laporan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada

stakeholder dan masyarakat lainnya terkait dengan berbagai kegiatan yang

telah dilaksanakan BNN, sepanjang tahun 2016.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

2. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional;

3. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 16 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional;

4. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 06 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud.

Maksud penyusunan laporan tahunan 2016 ini, adalah sebagai betuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BNN, melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat. Selain itu juga sebagai sarana pemberian informasi berkaitan dengan permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

2. Tujuan.

Sedangkan tujuan dari penyusunan laporan tahunan ini, guna memberikan informasi/gambaran tentang realisasi kegiatan dan anggaran BNN selama tahun anggaran 2016.

(10)

D. LINGKUP LAPORAN

Laporan ini menggambarkan mengenai pelaksanaan dan pencapaian kegiatan melalui 2 (dua) Program yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN, dan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba yang ditetapkan untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BNN.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam laporan ini termuat beberapa Bab yang berisi mengenai penjelasan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari Badan Narkotika Nasional, yaitu:

1. BAB I Pendahaluan berisi Latar Belakang, Tugas Pokok dan Fungsi, Lingkup Laporan, dan Sistematika Penulisan.

2. BAB II Program dan Kegiatan BNN Tahun 2016.

3. BAB III Realisasi Program dan Kegiatan BNN Tahun 2016. 4. BAB IV Penutup.

F. STRUKTUR ORGANISASI

SETTAMA KEPALA ITTAMA DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DEPUTI BIDANG DAYAMAS DEPUTI BIDANG BERANTAS DEPUTI BIDANG REHABILITASI DEPUTI BIDANG HUKUM & KERMA

PUS LITDATIN

BNNP

PUSLITDATIN

BALAI DIKLAT

BALAI LAB BALAI REHAB

(11)

BAB II

PROGRAM DAN KEGIATAN BNN

TAHUN ANGGARAN 2016

A. PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN

TUGAS TEKNIS LAINNYA BNN

Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BNN, merupakan program generik/penunjang, guna mendukung pelaksanaan kegiatan dukungan yang dilaksanakan oleh bagian Sekretariat Utama BNN, Inspektorat Utama BNN, Pusat Penelitian Data dan Informasi BNN, Balai Pendidikan dan Pelatihan BNN dan Balai Uji Laboratorium Narkoba BNN, dengan gambaran kegiatan sebagai berikut: 1. Sekretariat Utama BNN.

Program dan kegiatan Sekretariat Utama tahun 2016 adalah sebagai berikut :

NO. URAIAN KEGIATAN TARGET

OUTPUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Layanan Perkantoran 276 Layanan 425.679.361.000 2. Dokumen Pengelolaan

Keuangan BNN

313 Dokumen 11.009.398.000 3. Perangkat Pengolah

Data dan Komunikasi

27 Unit 122.805.000

4. Urusan Organisasi, Tatalaksana, dan Kepegawaian

101 Dokumen 17.953.577.000

5. Layanan Perkantoran 48 Layanan 340.650.000 6. Perangkat Pengolah

Data dan Komunikasi

3 Unit 24.000.000

7. Dokumen Perencanaan dan Kinerja

227 Dokumen 27.005.259.000 8. Peralatan dan Fasilitas

Perkantoran

16.625 Unit 151.441.109.000 9. Gedung/Bangunan 11.270 M2 46.942.577.000 10. Layanan Perkantoran 1.764 Layanan 144.520.930.000 11. Kendaraan Bermotor 251 Unit 43.842.791.000 12. Perangkat Pengolah

Data dan Komunikasi

2.061 Unit 15.011.602.000 13. Layanan Urusan Umum 1.391 Layanan 77.869.094.000

(12)

2. Inspektorat Utama BNN.

Program dan kegiatan Inspektorat Utama tahun 2016 adalah sebagai berikut :

NO. URAIAN KEGIATAN TARGET

OUTPUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Layanan Perkantoran 12 Layanan 1.206.108.000 2. Perangkat Pengolah

Data dan Komunikasi

45 Unit 616.040.000 3. Hasil Pengawasan

Kinerja dan Keuangan

199 Laporan 6.251.652.000 4. Hasil Penegakan Disiplin

dan Kode Etik Pegawai

14 Laporan 96.200.000

3. Pusat Penelitian Data dan Informasi BNN.

Program dan kegiatan Pusat Penelitian, Data dan Informasi tahun 2016 adalah sebagai berikut :

NO. URAIAN KEGIATAN TARGET

OUTPUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

4 Unit 21.147.000

2. Layanan Perkantoran 12 Layanan 1.990.709.000 3. Data dan Informasi 14 Informasi 16.082.743.000 4. Balai Diklat BNN.

Program dan kegiatan Balai Pendidikan dan Pelatihan tahun 2016 adalah sebagai berikut :

NO. URAIAN KEGIATAN

TARGET

OUTPUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Layanan Perkantoran 12 Layanan 5.924.642.000 2. Perangkat Pengolah

Data dan Komunikasi

23 Unit 651.500.000 3. Pegawai yang Mengikuti

Diklat

(13)

5. Balai Laboratorium Narkoba BNN.

Program dan kegiatan Balai Laboratorium Narkoba BNN tahun 2016 adalah sebagai berikut :

NO. URAIAN KEGIATAN

TARGET

OUTPUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

3 Unit 945.174.000 2. Layanan Perkantoran 12 Layanan 3.144.427.000 3. Perangkat Pengolah

Data dan Komunikasi

1 Unit 47.748.000

4. Layanan Pengujian Narkoba

1 Laporan 715.298.000 5. Laporan Pemeriksaan Uji

Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Bahan Adiktif Lainnya

16.000 Laporan 4.480.000.000

B.

PROGRAM

PENCEGAHAN

DAN

PEMBERANTASAN

PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA

(P4GN)

Program P4GN merupakan program teknis yang dilaksanakan oleh Kedeputian BNN yang terdiri dari Deputi Bidang Pencegahan BNN, Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Deputi Bidang Rehabilitasi BNN, Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama BNN dan juga oleh Satker BNN di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pelaksanaan program tersebut dimaksudkan sebagai upaya mewujudkan masyarakat Indonesia “IMUN” dari bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Adapun gambaran kegiatan terkait program teknis dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Bidang Pencegahan BNN.

Program dan kegiatan Bidang Pencegahan tahun 2016 adalah sebagai berikut:

(14)

NO. URAIAN KEGIATAN TARGET

OUTPUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Layanan Perkantoran 12 Layanan 523.615.000 2. Perangkat Pengolah

Data dan Komunikasi

35 Unit 320.000.000 3. Advokasi Pembangunan

Berwawasan Anti

Narkoba kepada Institusi Pemerintah dan Swasta

369 Advokasi 9.855.380.000

4. Advokasi Pembangunan Berwawasan Anti

Narkoba kepada Kelompok Masyarakat dan Institusi Pendidikan

820 Advokasi 11.030.268.000

5. Layanan Perkantoran 12 Layanan 2.246.832.000 6. Informasi P4GN kepada Keluarga 739 Informasi 7.669.382.000 7. Informasi P4GN kepada Pelajar/Mahasiswa 1099 Informasi 16.659.102.000 8. Informasi P4GN kepada Pekerja 408 Informasi 9.090.484.000 9. Informasi P4GN kepada Kelompok Masyarakat 931 Informasi 125.916.593.000

2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN.

Program dan kegiatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat tahun 2016 adalah sebagai berikut:

NO. URAIAN KEGIATAN TARGET

OUTPUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Layanan Perkantoran 12 Layanan 543.510.000 2. Kendaraan Bermotor 80 Unit 39.659.360.000 3. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

9 Unit 75.000.000

4. Pemberdayaan Anti Narkoba Di Kawasan atau Wilayah Rawan

363

Pember-dayaan

(15)

1 2 3 4 5

5. Layanan Perkantoran 12 Layanan 4.520.084.000 6. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

16 Unit 115.463.000

7. Pemberdayaan Penggiat Anti Narkoba Di Instansi pemerintah

253

Pember-dayaan

11.084.881.000

8. Pemberdayaan Penggiat Anti Narkoba Di Dunia Usaha/Swasta

157

Pember-dayaan

6.264.739.000

9. Pemberdayaan Penggiat Anti Narkoba Di Lingkungan Masyarakat

687

Pember-dayaan

20.863.148.000

10. Pemberdayaan Penggiat Anti Narkoba Di Lingkungan Pendidikan

454

Pember-dayaan

15.435.944.000

3. Bidang Rehabilitasi BNN.

Program dan kegiatan Bidang Rehabilitasi tahun 2016 adalah sebagai berikut:

NO. URAIAN KEGIATAN TARGET

OUTPUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Gedung/Bangunan 3.72.4 M2 3.505.520.000 2. Kendaraan Bermotor 6 Unit 309.900.000 3. Lembaga Rehabilitasi

Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial Milik Instansi Pemerintah dan Komponen Masyarakat yang Memperoleh

Peningkatan Kemampuan

215 Lembaga 22.473.333.000

4. Mantan Penyalah Guna, Korban Penyalah Guna, dan Pecandu Narkotika yang Mengikuti Layanan Pasca Rehabilitasi

16.185 orang 45.535.242.000

5. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

125 Unit 423.660.000 6. Gedung/Bangunan 550 M2 1.500.000.000 7. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

(16)

1 2 3 4 5 8. Lembaga rehabilitasi

Narkoba Medis dan Sosial Milik Instansi Pemerintah yang Memperoleh

Peningkatan Kemampuan

1318 Lembaga 125.368.379.000

9. Penyalah Guna, Pecandu dan/Korban Penyalah Guna yang Memperoleh Layanan Rehabilitasi Rawat Jalan

12423 Orang 51.590.689.000

10. Lembaga Rehabilitasi Narkoba Medis dan Sosial Milik Komponen

Masyarakat yang

Memperoleh Peningkatan Kemampuan

497 Lembaga 40.629.087.000

11. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

103 Unit 1.026.818.000 12. Layanan Perkantoran 36 Layanan 32.068.120.000 13. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

51 Unit 286.240.000 14. Layanan rehabilitasi

Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkoba Milik BNN

2 Layanan 2.610.921.000

15. Korban Penyalahgunaan dan Pecandu Narkoba yang Mendapat Pelayanan Terapi dan Rehabilitasi Medis dan Sosial Di Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Tanah Merah

200 Orang 4.375.950.000

16. Korban Penyalahgunaan dan Pecandu Narkoba yang Mendapat Pelayanan Terapi dan Rehabilitasi Medis dan Sosial Di Balai Besar Rehabilitasi BNN

750 Orang 18.041.496.000

17. Korban Penyalahgunaan dan Pecandu Narkoba yang Mendapat Pelayanan Terapi dan Rehabilitasi Medis dan Sosial Di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka

(17)

4. Bidang Pemberantasan BNN.

Program dan kegiatan Bidang Pemberantasan tahun 2016 adalah sebagai berikut:

NO. URAIAN KEGIATAN

TARGET

OUTPUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

221 Unit 426.834.223.000 2. Layanan Perkantoran 16 Layanan 430.900.000 3. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

157 Unit 42.506.615.000 4. Kasus Tindak Pidana

Narkotika Di Pintu Masuk Bandar Udara, Pelabuhan Laut, Perairan, Darat dan Lintas Batas Wilayah Indonesia yang Terungkap dan Terselesaikan

125 Kasus 21.726.080.000

5. Layanan Perkantoran 12 Layanan 8.575.454.000 6. Informasi Jaringan

Sindikat Kejahatan Narkoba

151 Informasi 185.813.144.000

7. Layanan Perkantoran 12 Layanan 721.820.000 8. Hasil Pengawasan dan

Perawatan Tahanan dan Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika

319 Laporan 12.231.450.000

9. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

60 Unit 387.720.000 10. Layanan Perkantoran 12 Layanan 142.480.000 11. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

33 Unit 339.000.000 12. Kasus Tindak Pidana

Prekursor Narkotika dan Psikotropika yang Terungkap dan Terselesaikan

19 Kasus 3.557.520.000

(18)

1 2 3 4 5 14. Tersangka dalam Daftar

Pencarian Orang (DPO) Kasus Tindak Pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika yang

Ditangkap

9 Tersang-ka

86.125.535.000

15. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

22 Unit 199.800.000

16. Layanan Perkantoran 12 Layanan 120.360.000 17. Perangkat Pengolah

Data dan Komunikasi

46 Unit 1.477.820.000 18. Kasus Tindak Pidana

Narkotika yang Terungkap dan Terselesaikan

1541 Kasus 64.024.947.000

19. Lahan Tanaman Ganja dan Tanaman Terlarang Lainnya yang

Dimusnahkan

5 Spot 2.665.585.000

20. Layanan Perkantoran 12 Layanan 196.500.000 21. Perangkat Pengolah

Data dan Komunikasi

1 Unit 849.504.000

22. Tersangka Tindak Pidana Narkoba yang Disidik Asetnya Terkait Hasil Tindak Pidana Narkoba

19 Kasus 5.890.620.000

5. Bidang Hukum dan Kerja Sama BNN.

Program dan kegiatan Bidang Hukum dan Kerja Sama tahun 2016 adalah sebagai berikut:

NO. URAIAN KEGIATAN TARGET

OUTPUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Layanan Perkantoran 12 Layanan 222.120.000 2. Produk Hukum 6 Rancangan 4.367.045.000

3. Bantuan Hukum 5 Bankum 1.210.835.000

4. Layanan Perkantoran 12 Layanan 138.120.000 5. Kerja Sama Nasional,

Bilateral, Regional, dan Internasional

(19)

BAB III

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN BNN

TAHUN ANGGARAN 2016

A. REALISASI

PROGRAM

DAN

KEGIATAN

DUKUNGAN

MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA

BNN

Gambaran realisasi program dan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BNN selama tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut:

1. Sekretariat Utama BNN.

NO. URAIAN KEGIATAN

TARGET REALISASI

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Layanan Perkantoran 276 Layanan 425.218.203.000 276 Layanan 389.257.947.171 2. Dokumen Pengelolaan

Keuangan BNN

313 Dokumen 11.009.398.000 313 Dokumen 9.100.608.965

3. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 27 Unit 122.805.000 27 Unit 122.795.000 4. Urusan Organisasi, Tatalaksana, dan Kepegawaian 101 Dokumen 17.953.577.000 100 Dokumen 15.542.306.308

5. Layanan Perkantoran 48 Layanan 340.650.000 48 Layanan 244.805.000 6. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

3 Unit 24.000.000 3 Unit 23.950.000

7. Dokumen Perencanaan dan Kinerja

227 Dokumen 27.016.612.000 222 Dokumen 16.667.256.065

8. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

16713 Unit 151.764.290.000 16399 Unit 139.319.967.567

9. Gedung/Bangunan 11270 M2 46.942.577.000 11270 M2 14.482.885.900 10. Layanan Perkantoran 1764 Layanan 144.997.870.000 1764 Layanan 135.246.342.589 11. Kendaraan Bermotor 255 Unit 44.437.321.000 293 Unit 41.039.750.785 12. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

2083 Unit 15.164.602.000 1959 Unit 13.375.454.162

(20)

2. Inspektorat Utama BNN.

NO. URAIAN KEGIATAN

TARGET REALISASI

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Layanan Perkantoran 12 Layanan 1.206.108.000 12 Layanan 1.075.610.100 2. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

45 Unit 616.040.000 45 Unit 595.133.553

3. Hasil Pengawasan Kinerja dan Keuangan

199 Laporan 6.251.652.000 199 Laporan 5.301.413.180

4. Hasil Penegakan Disiplin dan Kode Etik Pegawai

14 Laporan 96.200.000 12 Laporan 37.334.889

3. Pusat Penelitian Data dan Informasi BNN.

NO. URAIAN KEGIATAN

TARGET REALISASI

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

4 Unit 21.147.000 4 Unit 21.045.000

2. Layanan Perkantoran 12 Layanan 1.990.709.000 12 Layanan 1.720.807.411 3. Data dan Informasi 14 Informasi 16.082.743.000 12 Informasi 15.706.720.544

4. Balai Pendidikan dan Pelatihan BNN.

NO. URAIAN KEGIATAN

TARGET REALISASI

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Layanan Perkantoran 12 Layanan 5.924.642.000 12 Layanan 5.254.042.303 2. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi 23

Unit 651.500.000 23 Unit 630.291.600 3. Pegawai yang Mengikuti

Diklat 831

Orang 9.650.112.000 812 Orang 6.443.051.932

5. Balai Laboratorium Narkoba BNN.

NO. URAIAN KEGIATAN

TARGET REALISASI

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

3 Unit 945.174.000 3 Unit 863.684.000

2. Layanan Perkantoran 12 Layanan 3.144.427.000 12 Layanan 2.613.989.923 3. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

1 Unit 47.748.000 1 Unit 46.213.000

4. Layanan pengujian Narkoba

1 Laporan 715.298.000 1 Laporan 577.340.601

5. Laporan Pemeriksaan Uji Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Bahan Adiktif Lainnya

(21)

B. REALISASI

PROGRAM DAN KEGIATAN PENCEGAHAN

DAN

PEMBERANTASAN

PENYALAHGUNAAN

DAN

PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN)

Sedangkan realisasi program dan kegiatan P4GN yang dilakukan oleh satuan kerja terkait program teknis adalah sebagai berikut:

1. Bidang Pencegahan BNN.

NO. URAIAN KEGIATAN

TARGET REALISASI

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Layanan Perkantoran 12 Layanan 523.615.000 12 Layanan 419.022.800 2. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

35 Unit 320.000.000 35 Unit 316.692.300

3. Advokasi Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba kepada Institusi Pemerintah dan Swasta

369 Advokasi 10.006.905.000 352 Advokasi 8.510.908.275

4. Advokasi Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba kepada Kelompok Masyarakat dan Institusi Pendidikan

820 Advokasi 11.030.268.000 811 Advokasi 10.250.871.539

5. Layanan Perkantoran 12 Layanan 2.246.832.000 12 Layanan 1.775.498.764 6. Informasi P4GN kepada Keluarga 739 Informasi 7.669.382.000 740 Informasi 7.156.092.674 7. Informasi P4GN kepada Pelajar/Mahasiswa 1099 Informasi 16.659.102.000 1075 Informasi 15.861.348.990 8. Informasi P4GN kepada Pekerja 408 Informasi 9.090.484.000 404 Informasi 8.450.545.759 9. Informasi P4GN kepada Kelompok Masyarakat 931 Informasi 126.476.934.000 957 Informasi 114.279.580.803

2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN.

NO. URAIAN KEGIATAN

TARGET REALISASI

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Layanan Perkantoran 12 Layanan 543.510.000 12 Layanan 354.832.470 2. Kendaraan Bermotor 80 Unit 39.659.360.000 80 Unit 39.646.640.000 3. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

9 Unit 75.000.000 9 Unit 75.000.000 4. Pemberdayaan Anti

Narkoba Di Kawasan atau Wilayah Rawan 363 Pember-dayaan 12.882.019.000 361 Pember-dayaan 10.879.948.696

(22)

1 2 3 4 5

5. Layanan Perkantoran 12 Layanan 4.520.084.000 12 Layanan 3.379.459.403 6. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

16 Unit 115.463.000 16 Unit 115.463.000 7. Pemberdayaan Penggiat

Anti Narkoba Di Instansi pemerintah 253 Pember-dayaan 11.283.631.000 249 Pember-dayaan 10.084.845.973 8. Pemberdayaan Penggiat Anti Narkoba Di Dunia Usaha/Swasta 157 Pember-dayaan 6.305.880.000 153 Pember-dayaan 5.514.506.615 9. Pemberdayaan Penggiat Anti Narkoba Di Lingkungan Masyarakat 687 Pember-dayaan 21.151.898.000 487 Pember-dayaan 19.395.472.420 10. Pemberdayaan Penggiat Anti Narkoba Di Lingkungan Pendidikan 454 Pember-dayaan 15.623.444.000 427 Pember-dayaan 14.264.929.840 3. Bidang Rehabilitasi BNN.

NO. URAIAN KEGIATAN

TARGET REALISASI

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Gedung/Bangunan 3724 M2 3.505.520.000 1122 M2 2.594.709.563 2. Kendaraan Bermotor 6 Unit 309.900.000 6 Unit 264.872.500 3. Lembaga Rehabilitasi

Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial Milik Instansi Pemerintah dan Komponen Masyarakat yang Memperoleh Peningkatan Kemampuan

215 Lembaga 22.473.333.000 186 Lembaga 19.526.993.887

4. Mantan Penyalah Guna, Korban Penyalah Guna, dan Pecandu Narkotika yang Mengikuti Layanan Pasca Rehabilitasi

16185 orang 45.535.242.000 10078 orang 31.309.655.707

5. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

125 Unit 423.660.000 167 Unit 219.391.000 6. Gedung/Bangunan 550 M2 1.500.000.000 550 M2 1.278.437.000 7. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

9 Unit 63.000.000 9 Unit 62.100.000 8. Lembaga Rehabilitasi

Narkoba Medis dan Sosial Milik Instansi Pemerintah yang Memperoleh Peningkatan Kemampuan

1318 Lembaga 125.368.379.000 1383 Lembaga 74.733.835.796

9. Penyalah Guna, Pecandu dan/Korban Penyalah Guna yang Memperoleh Layanan Rehabilitasi Rawat Jalan

12423 Orang 51.590.689.000 8964 Orang 32.938.420.145

10. Lembaga Rehabilitasi Narkoba Medis dan Sosial Milik Komponen

Masyarakat yang Memperoleh Peningkatan Kemampuan

(23)

1 2 3 4 5

11. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

103 Unit 1.026.818.000 103 Unit 1.012.055.264 12. Layanan Perkantoran 36 Layanan 32.068.120.000 36 Layanan 28.838.283.676 13. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

51 Unit 286.240.000 51 Unit 284.176.950 14. Layanan Rehabilitasi

Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkoba Milik BNN

2 Layanan 2.610.921.000 2 Layanan 2.350.728.190

15. Korban Penyalahgunaan dan Pecandu Narkoba yang Mendapat Pelayanan Terapi dan Rehabilitasi Medis dan Sosial Di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Tanah Merah

200 Orang 4.375.950.000 301 Orang 4.011.762.843

16. Korban Penyalahgunaan dan Pecandu Narkoba yang Mendapat Pelayanan Terapi dan Rehabilitasi Medis dan Sosial di Balai Besar Rehabilitasi BNN

750 Orang 18.041.496.000 750 Orang 14.255.197.187

17. Korban Penyalahgunaan dan Pecandu Narkoba yang Mendapat Pelayanan Terapi dan Rehabilitasi Medis dan Sosial Di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka

300 Orang 6.053.050.000 356 Orang 6.022.450.850

4. Bidang Pemberantasan BNN.

NO. URAIAN KEGIATAN

TARGET REALISASI

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

221 Unit 426.834.223.000 36 Unit 23.463.664.840

2. Layanan Perkantoran 16 Layanan 430.900.000 14 Layanan 420.776.900 3. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

157 Unit 42.506.615.000 157 Unit 34.877.351.420

4. Kasus Tindak Pidana Narkotika Di Pintu Masuk Bandar Udara, Pelabuhan Laut, Perairan, Darat dan Lintas Batas Wilayah Indonesia yang Terungkap dan Terselesaikan

125 Kasus 21.726.080.000 114 Kasus 18.612.598.994

5. Layanan Perkantoran 12 Layanan 8.575.454.000 12 Layanan 7.481.979.795 6. Informasi Jaringan

Sindikat Kejahatan Narkoba

151 Informasi 185.813.144.000 176 Informasi 172.918.195.375

7. Layanan Perkantoran 12 Layanan 721.820.000 12 Layanan 721.709.976

(24)

1 2 3 4 5

8. Hasil Pengawasan dan Perawatan Tahanan dan Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika

319 Laporan 12.231.450.000 355 Laporan 10.362.430.338

9. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

60 Unit 387.720.000 60 Unit 384.440.000 10. Layanan Perkantoran 12 Layanan 142.480.000 12 Layanan 137.495.838 11. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

33 Unit 339.000.000 33 Unit 310.261.800 12. Kasus Tindak Pidana

Prekursor Narkotika dan Psikotropika yang Terungkap dan Terselesaikan

19 Kasus 3.557.520.000 35 Kasus 3.445.144.006

13. Layanan Perkantoran 12 Layanan 269.760.000 12 Layanan 269.760.000 14. Tersangka dalam Daftar

Pencarian Orang (DPO) Kasus Tindak Pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika yang Ditangkap

9 Tersangka 86.125.535.000 15 Tersangka 76.649.135.215

15. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

22 Unit 199.800.000 22 Unit 177.100.000 16. Layanan Perkantoran 12 Layanan 120.360.000 12 Layanan 120.360.000 17. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

46 Unit 1.477.820.000 44 Unit 525.407.000 18. Kasus Tindak Pidana

Narkotika yang Terungkap dan Terselesaikan

1541 Kasus 64.394.664.000 1644 Kasus 57.046.281.637

19. Lahan Tanaman Ganja dan Tanaman Terlarang Lainnya yang

Dimusnahkan

5 Spot 2.665.585.000 8 Spot 2.043.080.000

20. Layanan Perkantoran 12 Layanan 196.500.000 12 Layanan 193.262.630 21. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi

1 Unit 849.504.000 1 Unit 838.940.000 22. Tersangka Tindak Pidana

Narkoba yang Disidik Asetnya Terkait Hasil Tindak Pidana Narkoba

19 Kasus 5.890.620.000 30 Kasus 4.925.975.813

5. Bidang Hukum dan Kerja Sama BNN.

NO. URAIAN KEGIATAN

TARGET REALISASI

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

OUT-PUT SATUAN PAGU (RP.)

1 2 3 4 5

1. Layanan Perkantoran 12 Layanan 222.120.000 12 Layanan 206.470.000 2. Produk Hukum 6 Rancangan 4.367.045.000 8 Rancanga

n

3.503.951.428 3. Bantuan Hukum 5 Bankum 1.210.835.000 7 Bankum 953.930.225 4. Layanan Perkantoran 12 Layanan 138.120.000 12 Layanan 127.968.500 5. Kerja Sama Nasional,

Bilateral, Regional, dan Internasional

(25)

C.

GAMBARAN REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA

BNN

TAHUN ANGGARAN 2016.

Sebagai lembaga pemerintah yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, BNN memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya terkait dengan “Nawa Cita” Presiden Jokowi-JK.

Tugas pokok dan fungsi BNN, terkait dengan butir ke enam “Nawa Cita” yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya, dengan gambaran realisasi program dan kegiatan utama sebagai berikut:

1. Sekretariat Utama BNN.

Sekretariat Utama BNN, membawahi 4 Satuan Kerja yaitu Biro Perencanaan, Biro Kepegawaian dan Organisasi, Biro Umum dan Biro Keuangan. Masing-masing Biro mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda. Adapun gambaran pelaksanaan tugas utama yang dilakukan oleh masing-masing Biro di jajaran Sekretariat Utama BNN adalah sebagai berikut:

a. Biro Perencanaan.

Biro Perencanaan mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengembangan kegiatan Kebijakan dan Strategi Nasional dibidang P4GN, mengkoordinasikan pelaksanaan Kebijakan dan Strategi BNN, mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan program dan anggaran BNN serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi program kegiatan BNN sebagai berikut:

1) Penyusunan Norma Standar Prosedur Kriteria (NSPK) terkait dengan Strategi BNN dalam pelaksanaan Program P4GN; 2) Penyusunan Grand Design P4GN;

3) Grand Design BNN;

4) Reviu Renstra BNN dan Renja BNN 2017; 5) Penyusunan Norma Biaya;

(26)

7) Revisi Rencana Kerja Anggaran; 8) Penyusunan POK/DIPA;

9) Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan PMK Nomor 249 Tahun 2011;

10) Penyusunan Laporan Kinerja BNN Tahun 2016; 11) Penyusunan Lampiran Pidato Presiden;

12) Penyusunan Laporan Triwulan I; 13) Penyusunan Laporan Triwulan III; 14) Penyusunan Laporan Semester I;

15) Penyusunan Laporan Monitoring dan Program P4GN.

Dalam rangka pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan BNN, telah dilakukan penyusunan Laporan Kinerja (LK) atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang telah diper-janjikan oleh Kepala BNN dengan melibatkan seluruh Satuan Kerja (Satker) dari Pusat, Provinsi hingga Kabupaten/Kota.

Guna sinergi program dan kegiatan antar Satker dilingkungan BNN, telah dilakukan Musyawarah Perencanaan BNN. Melalui pelaksanaan Musyawarah Perencanaan, BNN, BNNP dan BNNK/Kota, telah tercipta suatu kondisi kebersamaan untuk di implementasikan oleh seluruh Satker dari Pusat, Provinsi hingga Kabupaten/Kota.

Kemudian rumusan hasil Musren menjadi bahan masukan dalam pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak/Trilateral Meeting, antara BNN dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS. Hasil pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak/Trilateral Meeting menjadi bahan dasar penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) BNN.

Dalam hal penyusunan RKA BNN Tahun Anggaran 2017, Biro Perencanan mengubah pola kegiatan dengan pembatasan mengundang Satker daerah ke Jakarta, Satker daerah diundang hanya saat finalisasi penyusunan kegiatan dan anggaran Satker.

(27)

Hal tersebut dimaksudkan dalam rangka efisiensi anggaran, yang apabila dalam setiap fase penyusunan anggaran mengundang Satker daerah membutuhkan banyak anggaran baik untuk biaya transportasi maupun kegiatan pertemuan rapat seperti akomodasi dan konsumsi.

Sedangkan untuk mengetahui manfaat realisasi program dan kegiatan yang ditetapkan pada Rencana Kerja Satker, pada setiap akhir tahun anggaran, Biro Perencanaan melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan Satker ke berbagai Provinsi.

Kegiatan tersebut dimaksudkan guna mengetahui sejauhmana realisasi kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana dan juga bagaimana pelaksanaan kegiatan dapat mewujudkan visi misi organsisasi.

Hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) menjadi data pendukung dalam proses pengambilan keputusan untuk pengembangan program dan kegiatan dimasa mendatang.

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi tersebut merupakan amanat dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L. Perumusan hasil monitoring dan evaluasi juga sebagai bahan pelaporan kinerja BNN kepada instansi pemerintah terkait. b. Biro Kepegawaian dan Organisasi.

1) Tahun 2016 KEMENPAN & RB telah mengeluarkan persetujuan penambahan Satker BNNKab./Kota sebanyak 16 Satker. Dengan demikian hingga berakhirnya tahun 2016, kondisi Satker BNNP sudah terbentuk di 33 Provinsi sedangkan di Kabupaten/Kota baru 145 BNNKab./Kota yang telah terbentuk.

2) Realisasi dan Keberhasilan Penyusunan Peraturan Kepala BNN tentang Pengembangan Organisasi dengan terlaksananya sembilan kegiatan pengembangan organisasi yang menghasilkan:

a) Tersusun Usulan Pembentukan dan Pengisian Personil pada Instansi Vertikal.

(28)

b) Tersusun Identifikasi Kebutuhan SDM, Anggaran, Fasilitas dan Sarana Prasarana.

c) Tersusun Persiapan SDM, Anggaran, Fasilitas dan Sarana Prasarana untuk serta Pembekalan bagi BNNKab./Kota yang baru terbentuk.

d) Tersusun Kebutuhan Personil, Anggaran, Sarana Prasarana dan Pembekalan untuk 16 BNNKab./Kota yang baru.

e) Teridentifikasi Kebutuhan SDM, Anggaran, Fasilitas dan Sarana Prasarana.

f) Tersusun Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Peraturan Kepala BNN tentang Pengembangan Organisasi.

g) Tersusun Tanggapan Kementerian PAN & RB tentang pembentukan Loka Rehabilitasi BNN Deli Serdang. h) Tersusun Pembahasan Rencana Perwakilan BNN di

Luar Negeri.

i) Tersusun Laporan Revisi Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional.

3) Realisasi dan Keberhasilan Penyusunan Dokumen Pengembangan Tata Laksana dengan terbitnya:

a) Peraturan Kepala BNN Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembina Fungsi Jabatan Fungsional Penyuluh Narkoba, Tata Kerja Tim Penilai Kinerja Jabatan Fungsional Penyuluh Narkoba dan Tata Cara Penilaian Kinerja Jabatan Fungsional Penyuluh Narkoba.

b) Keputusan Kepala BNN Nomor : KEP/137/IV/KA/ OT.01/2016/BNN tentang Pelaksanaan Uji Kompetensi Penyesuaian/Inpassing Jabatan Fungsional Penyuluh Narkoba Di Lingkungan Badan Narkotika Nasional. 4) Realisasi dan Keberhasilan Penyusunan Dokumen Jabatan

Fungsional Penyidik.

5) Realisasi dan Keberhasilan Penyusunan Dokumen Jabatan Fungsional Konselor.

6) Realisasi dan Keberhasilan Supervisi dan Evaluasi Organisasi, Kepegawaian, dan Reformasi Birokrasi di 33 Provinsi.

(29)

7) Realisasi dan Keberhasilan Inpassing Jabatan Fungsional Penyuluh Narkoba.

c. Biro Umum.

Pada tahun 2016 Biro Umum Settama BNN telah melaksanakan pengadaan Satwa Anjing sebanyak 50 (lima puluh) ekor. Adapun jenis satwa anjing antara lain: Belgian Malinois, German Sheaperd, Labrador, dan Beagle. Sebagai catatan bahwa satwa anjing yang dibeli BNN berdasarkan seleksi khusus dengan kemampuan deteksi Narkoba.

Pemilihan satwa anjing selain dilihat dari jenis tetapi juga dilihat dari Fisik (sehat, tidak cacat, dan proporsional) serta kemampuan dalam mendeteksi Narkoba. Saat ini satwa anjing BNN dititipkan di Direktorat Polsatwa Baharkam Polri mengingat pembangunan sarana prasarana satwa anjing BNN masih Pembangunan Tahap I (Pekerjaan Akses Jalan Utama, Jogging Track, Drainer dan Trotoar, Pekerjaan Pemagaran Precast Keliling, Pekerjaan Bangunan Toilet Barak Personil, Pekerjaan Bangunan Pos Jaga dan Gerbang Utama, serta Pekerjaan Bangunan Barak Personil).

Untuk menjaga dan memelihara serta mengoperasionalkan satwa anjing diperlukan pawang khusus satwa anjing. Pawang ini nantinya akan dijadikan anggota Unit K9 BNN. Namun demikian, mengingat personil Aparatur Sipil Negara (ASN) khusus pawang satwa anjing belum tersedia maka tenaga tersebut akan diambilkan dari Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN). Adapun jumlah tenaga pawang yang dibutuhkan sesuai perbandingan dengan jumlah satwa anjing adalah sebanyak 100 orang (1 satwa anjing 2 orang pawang).

Satwa anjing merupakan makhluk hidup yang mempunyai karakteristik khusus (animal instinc) maka untuk penggunaan/ pemanfaatannya dilakukan pelatihan khusus bagi para pawang oleh Instruktur dari Direktorat Polisi Satwa Baharkam Polri dan Instruktur dari Australian Border Force (ABF). Pelatihan ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan pawang dalam mengendalikan satwa anjing dan membekali pawang dalam melatih, merawat dan mengoperasionalkan satwa anjing.

(30)

d. Biro Keuangan.

Biro Keuangan melaksanakan pengelolaan urusan keuangan dengan menyelenggarakan pelaksanaan pengeluaran dan penerimaan anggaran, pelaksanaan urusan perbendaharaan, pertimbangan masalah perbendaharaan, ganti rugi, dan bahan pembinaan tata usaha keuangan anggaran, pelaksanaan urusan verifikasi dan akuntansi serta penyusunan laporan keuangan. Gambaran kegiatan yang dilakukan Biro Keuangan Tahun 2016 diuraikan sebagai berikut:

1) Penyusunan NSPK di Bidang Keuangan. 2) Bimbingan Teknis Pengelolaan Keuangan. 3) Penyusunan Laporan Keuangan.

4) Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Keuangan.

5) Layanan Perkantoran berupa pembayaran Gaji dan Tunjangan serta Operasional dan Pemeliharaan Kantor.

Dalam melaksanakan tugas sebagai Pembina fungsi bidang keuangan, Biro Keuangan pada tahun 2016 memberikan beberapa Bimbingan Teknis sebagai berikut:

1) Bimbingan Teknis Pengelolaan Belanja Pegawai

Semakin berkembangnya organisasi BNN sampai ketingkat BNNP dan BNN Kab./Kota dan bertambahnya jumlah pegawai BNN maka dalam rangka upaya memberikan pelayanan yang prima dan optimal terkait belanja pegawai bagi seluruh pegawai BNN, terhitung mulai tahun 2016 sudah ada beberapa BNNP yang telah diberikan kewenangan mengelola Gaji dan tunjangan melekat lainnya secara mandiri tidak lagi melalui Biro Keuangan Settama BNN. Ditahun 2017 direncanakan beberapa Satker di wilayah Pulau Sumatera akan mengelola gaji dan tunjangan melekat lainnya, oleh karena itu tahun 2016 dilaksanakan Bimbingan Teknis Pengelolaan Belanja Pegawai di Badan Narkotika Nasional Provinsi sebagai berikut:

(31)

a) BNNP Sumatera Utara b) BNNP Sumatera Barat c) BNNP Sumatera Selatan d) BNNP Bengkulu e) BNNP Kepulauan Riau f) BNNP Riau g) BNNP Aceh

2) Bimbingan Teknis Bagi Para Bendahara dan Penguji Tagihan.

Bimbingan Teknis ini ditujukan bagi para Bendahara, staf pengelola keuangan dan penguji tagihan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan terkait pengelolaan anggaran keuangan pemerintah. Melalui Bimbingan Teknis ini diharapkan para pengelola keuangan dan penguji tagihan pada satuan kerja di lingkungan BNN mampu mengelola dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBN sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Bimbingan Teknis ini dilaksanakan di 3 (tiga) Provinsi sebagai berikut: DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Dalam hal penyusunan laporan keuangan, Biro Keuangan melalui Sekretariat Utama selaku Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) dan Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) bertugas menyusun dan mengkonsolidasikan laporan Keuangan yang sudah di susun secara berjenjang oleh Unit Akuntansi seluruh satuan kerja di BNN. Laporan Keuangan BNN disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang berlaku dan disajikan secara transparan, akurat dan akuntabel. Kegiatan Penyusunan Laporan Keuangan terdiri dari:

a) Penyusunan Laporan Keuangan Triwulan I. b) Penyusunan Laporan Keuangan Triwulan III. c) Penyusunan Laporan Keuangan Semester I. d) Penyusunan Laporan Keuangan Unaudited. e) Penyusunan Laporan Keuangan Audited.

(32)

Selain bimtek dan penyusunan laporan keuangan, Biro Keuangan juga melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Keuangan. Kegiatan monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan dilakukan pada beberapa satker di BNN untuk mengevaluasi capaian penyerapan dan realisasi anggaran serta dokumen pertanggungjawaban keuangan serta beberapa kendala dan hambatan yang dihadapi oleh satker di lingkungan BNN dalam melakukan penyerapan anggaran.

Layanan Perkantoran yang meliputi pembayaran gaji dan tunjangan serta operasional dan pemeliharaan kantor. Dalam hal ini Biro Keuangan melaksanakan pengelolaan serta pembayaran belanja pegawai baik gaji, tunjangan melekat lainnya, uang makan bagi PNS dan tunjangan kinerja bagi para pegawai di lingkungan BNN.

Di tahun 2016 beberapa satker yang sudah mengelola anggaran belanja pegawai secara mandiri yaitu Inspektorat Utama, Puslitdatin, Balai Laboratorium, Balai Diklat, Balai Besar Rehabilitasi, BNNP Jawa Barat, BNNP Jawa Tengah, BNNP DIY, BNNP Banten, BNNP DKI Jakarta, BNNP Bali, BNNP NTT, BNNP NTB dan BNNP Lampung.

Dalam hal capaian output, pada Dokumen Pengelolaan Keuangan ditetapkan target output sebanyak 12 dokumen dan sudah terealisasi sebanyak 12 dokumen (100%). Sedangkan untuk Layanan Perkantoran yang terdiri dari Gaji dan Tunjangan serta Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran ditetapkan target 12 bulan layanan sudah terealisasi sebanyak 12 bulan layanan (100%).

2. Inspektorat Utama BNN.

Pengawasan dan pengembangan akuntabilitas kinerja. Target output ditetapkan sebanyak 199 laporan, terealisasi 247 laporan (124,12%), Capaian ini melebih dari target yang ditetapkan karena adanya penambahan kegiatan hasil dari efisiensi biaya. Adapun kegiatan yang melebihi target antara lain:

(33)

a. Kegiatan verifikasi serah terima jabatan, target yang ditetapkan 14 laporan, terealisasi 45 laporan (321,43%), dikarenakan:

1) Adanya efisiensi biaya perjalanan dinas dari 3 (tiga) orang menjadi 2 (dua) orang.

2) Efisiensi kegiatan dengan menggabungkan pelaksanaan verifikasi dengan pelaksanaan audit.

b. Kegiatan pemeriksaan tujuan tertentu/khusus, target yang ditetapkan 6 (enam) laporan, terealisasi 17 (tujuh belas) laporan (283,33%), dikarenakan banyaknya jumlah pengaduan masyarakat yang diterima sebanyak 36 kasus.

c. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit BPK RI dan Ittama BNN, target yang ditetapkan 8 laporan, terealisasi 13 laporan (162,5%), dikarenakan setiap bulannya dilakukan pemantauan atas tindak lanjut temuan BPK maupun Ittama.

d. Penegakan disiplin dan kode etik pegawai BNN. Target output ditetapkan sebanyak 14 laporan, terealisasi sebanyak 12 laporan (85,71)%. Capaian ini tidak mencapai target dikarenakan belum adanya evaluasi mengenai tingkat kedisiplinan kehadiran pegawai selama periode semester dan tahunan.

3. Pusat Penelitian, Data, dan Informasi BNN

Pusat Penelitian, Data, dan Informasi merupakan unsur pendukung dalam pelaksanaan program P4GN yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan, dan pengelolaan data dan informasi di bidang P4GN.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Pusat Penelitian, Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang P4GN; b. Pengelolaan data, dokumentasi, sistem informasi dan jaringan

komunikasi di bidang P4GN.

c. Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi.

d. Pelaksanaan pelayanan data dan informasi; dan

(34)

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, Pusat Penelitian, Data, dan Informasi BNN pada tahun 2016 melaksanakan berbagai kegiatan. Beberapa kegiatan utama yang dilakukan antara lain:

1. Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia. Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia Tahun 2016 bekerjasama antara Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indone-sia (Puslitkes UI). Survei ini dilaksanakan di 18 Provinsi yaitu : DKI Jakarta, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Maluku, Sulawesi Selatan, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat dan Kalimantan Utara dengan metode kuantitatif dan kualitatif dengan jumlah responden sebanyak 32.547 responden.

Pelaksanaan survei nasional penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba pada kelompok pelajar dan mahasiswa dari tanggal 15 Januari – 15 Desember 2016. Capaian target survei nasional tersebut adalah sebesar 100%. Keberhasilan tersebut disebabkan antara lain karena koordinasi BNN dengan instansi terkait, diantaranya : BNNP, BNNKabupaten/Kota,BPS, Pemda/Instansi Terkait setempat, Perguruan Tinggi/Universitas setempat di 18 provinsi, serta jejaring penelitian yang telah terbentuk dari setiap Perguruan Tinggi di setiap Provinsi. Adapun hasil Survei Nasional Penyalahgunaan dan Perderan Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa, diantaranya: a) Angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba cenderung

semakin menurun dalam 10 tahun terakhir, baik untuk pernah pakai dan setahun pakai. Angka prevalensi pernah pakai menurun dari 8,1% (2006) menjadi 3,8% (2016). Atau bisa diartikan, jika pada tahun 2006 ada 8 dari 100 orang pelajar/mahasiswa yang pakai Narkoba maka sekarang hanya ada 4 orang yang pakai Narkoba (2016).

(35)

Jadi dalam 1 dekade, telah berhasil dikurangi separuh pelajar/mahasiswa yang pernah pakai Narkoba. Kecenderungan angka prevalensi di kalangan pelajar ditopang pula terjadinya penurunan pada kelompok lain, terutama di kelompok rumah tangga.

b) Angka prevalensi setahun terakhir juga cenderung turun dari 5.2% (2006) menjadi 1,9% (2016). Atau bisa dikatakan pada tahun 2006 mereka yang pakai Narkoba dalam setahun terakhir (current users) ada 5 dari 100 pelajar/mahasiswa, tetapi saat ini hanya ada 2 orang saja (2016).

Dengan demikian, lebih dari separuh mereka yang pakai Narkoba dalam setahun terakhir dapat dikurangi dalam 1 dekade terakhir. Di tahun 2016, dari mereka yang pernah pakai Narkoba (3,8%), sekitar separuhnya masih mengkonsumsi Narkoba dalam setahun terakhir (1,9%).

Grafik Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba 2006-2016 Menurut Waktu

2. Survei Pelaporan Kebutuhan Data Masyarakat (Pelajar dan Mahasiswa) Melalui PPID Tahun 2016.

Survei pelaporan kebutuhan data masyarakat (pelajar dan mahasiswa) melalui PPID dilaksanakan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 34 Sekolah dan Universitas atau Perguruan Tinggi.

(36)

Capaian target survei tersebut adalah sebesar 100%. Keberhasilan tersebut disebabkan antara lain karena koordinasi BNN dengan instansi terkait, diantaranya : BNNProvinsi DKI Jakarta, BPS, Pemda/Instansi Terkait setempat, Perguruan Tinggi/Universitas di DKI Jakarta.

Adapun rekomendasi dari survei ini adalah:

a) Dalam memenuhi kebutuhan data oleh masyarakat (dalam hal ini pelajar dan mahasiswa), BNN telah melakukan berbagai kegiatan akan tetapi penyampaian data dan informasi belum memperoleh feedback yang maksimal dari penerima data dan informasi, oleh karena itu perlu adanya informasi yang komprehensif tentang bahaya, dampak penyalahgunaan Narkoba, upaya pencegahan penyalah-gunaan narkotika dan cara menjaga lingkungan agar bebas dari bahaya Narkoba yang dikemas secara menarik.

b) Penyampaian data dan informasi yang komprehensif dan dapat diakses dengan cepat, tepat dan sederhana harus dilakukan melalui PPID.

c) Untuk itu, dalam rangka keterbukaan informasi publik, BNN harus segera membentuk struktural PPID agar data dan informasi yang diberikan kepada masyarakat lebih tepat dan efisien bukan justru membuka peluang masyarakat untuk melakukan kejahatan narkotika.

d) Dalam mengembangkan data dan informasi, untuk Bidang Pencegahan disarankan agar lebih banyak melakukan pengkaderan Satgas Anti Narkoba. Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat (pelajar dan mahasiswa) memiliki kemampuan menyebarkan informasi khususnya tentang P4GN sehingga dapat mendukung tupoksi dari pada PPID, selain itu kegiatan diskusi/dialog interaktif/talkshow perlu ditingkatkan agar terjadi komunikasi 2 (dua) arah yang lebih efektif. Dalam kegiatan kampanye oleh BNN disarankan agar mengedepankan informasi tentang bahaya dan dam-pak negatif dari penyalahgunaan Narkoba karena dari hasil survei menunjukkan bahwa masyarakat memerlukan itu.

(37)

e) Untuk Bidang Dayamas disarankan agar mensosialisasikan kegiatan Satgas Anti Narkoba, sehingga para mahasiswa ini tertarik dan turut serta dalam kegiatan P4GN. Sama halnya dengan kegiatan Pelatihan P4GN disarankan agar melalukan kegiatan TOT dengan harapan terlatihnya para mahasiswa dalam penanganan permasalahan Narkoba sehingga mampu berinteraksi dengan masyarakat lain. Selain itu kegiatan pengembangan kapasitas perlu ditingkatkan lagi mengingat kecilnya animo masyarakat (kusus pelajar dan mahasiswa) terhadap kegiatan ini.

f) Untuk Deputi Bidang Pemberantasan, disarankan agar memberikan informasi tangkapan kasus dan tersangka pengedar Narkoba namun tidak memberikan informasi yang sifatnya rahasia. Terkait isue peredaran NPS berdasarkan hasil penelitian sedikit yang mengetahuinya, disarankan agar memberikan informasi tentang dampak negatif dari penyalahgunaan NPS dan tetap menghimbau masyarakat agar tidak mendekati peredaran gelap NPS.

g) Untuk Bidang Rehabilitasi disarankan agar dilakukan sosialisasi kepada pelajar dan mahasiswa khususnya tentang IPWL baik itu informasi prosedur pelaporan maupun Institusi mana saja yang sudah ditunjuk sebagai IPWL. Selain itu perlu pula disosialisasikan tempat tempat pelaksanaan rehabilitasi baik milik pemerintah maupun non pemerintah, hal ini mengingat banyak masyarakat yang hanya mengetahui metode terapi yang bersifat keagamaan. Hal ini dilakukan agar mereka dapat menginformasikan kembali kepada masyarakat lainnya ketika terjadi penyalahgunaan Narkoba.

h) Untuk Bidang Hukum dan Kerja Sama disarankan agar melakukan sosialisasi tentang sanksi hukum penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Selain itu informasi tentang bantuan hukum baik konsultasi maupun pembelaan hukum harus lebih gencar disebarluaskan. Dalam hal kerja sama BNN dengan Sekolah/Kampus disarankan agar bentuk kerja samanya lebih menekankan pada Satgas Anti Narkoba. BNN juga disarankan agar lebih banyak membuka kerja sama dengan pihak swasta.

(38)

i) Untuk Bagian Humas disarankan agar mensosialisasikan website dan media sosial BNN langsung tertuju kepada pelajar dan mahasiswa. Hal ini dilakukan karena sebagian mereka enggan membuka website yang sifatnya milik pemerintah.

3. Laporan Informasi Melalui Layanan Contact Center BNN Tahun 2016.

Kegiatan ini adalah dalam rangka pengumpulan informasi dari masyarakat melalui layanan contact center BNN. Layanan Contact Center BNN dibangun sejak tahun 2007 dan baru sebatas melalui telepon dan SMS. Kemudian tahun 2015 dilakukan pengembangan dalam rangka menjaring informasi yang lebih banyak lagi, yang terdiri dari:

a) Telepon : 021-80880011 b) SMS : 081221675675 c) Whatsapp : 081221675675 d) BBM : 2BF297D7 e) Email : [email protected] f) Twitter : @cc_bnn

g) Facebook : contact center bnn

Adapun target yang ditetapkan adalah sebanyak 5.659 informasi, sedangkan informasi yang masuk melalui Contact Center BNN Januari – Desember 2016 adalah sebanyak 5.754 informasi, hal ini menunjukkan bahwa realisasi melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 101,7%. Hal ini disebabkan kare-na gencarnya sosialisasi contact center BNN yang dilakukan oleh Puslitdatin dan satuan kerja di lingkungan BNN serta semakin pedulinya masyarakat terhadap Contact Center BNN.

Rincian data layanan masyarakat melalui Call Center dan

SMS Center BNN selama tahun 2016 sebanyak 5.754 informasi

(39)

1) Rehabilitasi : 423 Informasi 2) Berantas : 2.915 Informasi 3) Cegah : 160 Informasi 4) Humas : 27 Informasi 5) Datin : 48 Informasi 6) Informasi umum : 2.174 Informasi 7) Dumas Ittama : 7 Informasi

Dalam rangka meningkatkan layanan informasi dari masyarakat tentang adanya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di lingkungannya, maka dilakukan kegiatan analisa dan evalusi Contact Center BNN. Kegiatan analisa dan evaluasi

Contact Center BNN tahun 2016 dilaksanakan sebanyak 2 (dua)

kali yaitu:

1) Rapat pertama dilaksanakan tanggal 20 Juli 2016.

2) Rapat kedua dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2016.

Data layanan Contact Center BNN 5 (lima) tahun terakhir (tahun 2011 – 2015) adalah sebagai berikut:

NO. INFORMASI YANG MASUK TAHUN 2011 2012 2013 2014 2015 1. Rehabilitasi 359 183 305 365 684 2. Cegah 68 55 81 92 166 3. Humas 21 3 15 8 47 4. Informasi umum 793 2.615 2.948 4.391 2.917 5. Datin 29 11 12 5 58 6. Berantas 729 607 1.737 1.098 2.421 7. Dumas Ittama 2 1 18 JUMLAH 1.999 3.474 5.099 5.915 6.311

(40)

Grafik Data Layanan Contact Center BNN 5 (lima) tahun terakhir (Tahun 2011 – 2015)

4. Balai Diklat BNN.

Sebagaimana rencana kegiatan yang telah ditetapkan dalam program kerja dan anggaran tahun anggaran 2016, Balai Diklat BNN telah melaksanakan berbagai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) baik Struktural maupun Fungsional. Pelaksanaan Diklat bagi personil BNN, dilaksanakan dengan cara menggunakan sarana dan prasarana yang ada milik BNN dan pelaksanaan Diklat melalui kerja sama dengan Kementerian/Lembaga terkait. Adapun pelaksanaan Diklat yang telah dilaksanakan sebagai berikut:

a. Diklat Auditor Muda untuk 6 (enam) orang personil dari lingkungan Inspektoran Utama yang dilaksanakan di Pusdiklatwas BPKP Ciawi.

b. Pelatihan Advance Trauma Life Support (ATLS) yang diikuti oleh 1 (satu) orang personil Balai Diklat, kegiatan dilaksanakan di Baktikes Puskes TNI Jakarta.

c. Pelatihan Training Of Facilitator (TOF PIM IV) yang diikuti oleh 5 (lima) orang personil Balai Diklat, kegiatan dilaksanakan di Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI.

d. Diklat Prajabatan CPNS BNN Golongan II yang diikuti oleh 5 (lima) orang pegawai BNN, Diklat tersebut dilaksanakan di Pusdikmin Lemdikpol Polri dan Pusdiklat BMKG.

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 2011 2012 2013 2014 2015 359 183 305 365 684 68 55 81 92 166 793 2615 2948 4391 2917 729 607 1737 1098 2421

Gambar

Grafik Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba 2006-2016 Menurut  Waktu
Grafik Data Layanan Contact Center BNN   5 (lima) tahun terakhir (Tahun 2011  – 2015)
Grafik Realisasi Anggaran BNN Tahun 2016 Sebelum Pagu Blokir
Grafik Realisasi Anggaran BNN Tahun 2016 Setelah Pagu Blokir  Pagu,  2,066,658,926,000Realisasi, 1,838,879,109,807(89%)Sisa, 227,779,816,193(11%)

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun belum menjadi indikator prioritas, kegiatan pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga turut berperan dalam mendukung pencapaian pada indaktor program Kesehatan

Berdasarkan Peraturan Menko Polhukam Nomor: 4 Tahun 2015 tentang Organisasi Tata Kerja Kemenko Polhukam, menetapkan tugas pokok Deputi Bidang Politik Dalam Negeri yaitu

Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2016 – 2021

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hayati ikan secara profesional dan partisipatiff

Pencapaian masing-masing sasaran dan target yang terkait Pusat Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Pusrisbang-SDM) BSN yang direncanakan dalam Tahun 2020

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Kesehatan disusun berdasarkan PermenPAN RB Nomor 53 Tahun 2014, merupakan sarana dalam menyebarluaskan

Meningkatnya dukungan manajemen dan dukungan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program penelitian dan pengembangan kesehatan Jumlah laporan dukungan manajemen penelitian

Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pemangku Analis Kebijakan, maka pada tahun 2016 Pusat Pembinaan Analis Kebijakan Lembaga Administrasi Negara