• Tidak ada hasil yang ditemukan

Print this article 116 560 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Print this article 116 560 1 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

w w w.jik.ub.ac.id

JURNAL ILMU KEPERAWATAN

Volume 5 No. 1, M ei 2017

SUSUNAN REDAKSI

JURNAL ILM U KEPERAWATAN

Penanggung Jaw ab

Ns. Set yoadi, M .Kep., Sp.Kep.Kom

Edit or Kepala

Ns. Bint ari Rat ih K, M .Kep

Penyunt ing/Edit or

Ns. Tina Handayani, M .Kep

Desain Graf is

Ns. Ahmad Hasyim W., M .Kep, M N

Sekret ariat

Ns. Annisa Wuri Kart ika., M .Kep

Alam at Redaksi

Gedung Biomedik Lt . 2

Fakult as Kedokt eran Universit as Braw ijaya

Jalan Vet eran M alang 65145 Telepon (0341) 551611, 569117, 567192

Pesaw at 126;

Fax (62) (0341) 564755 Email: jik@ub.ac.id Websit e: w w w.jik.ub.ac.id

DAFTAR ISI

PENGARUH TERAPI M USIK M OZART TERHADAP PERUBAHAN POTENSI KREATIVITAS ANAK AUTIS USIA 5-6 TAHUN DI KLINIK TERAPI WICARA FASTABIKUL KHOIROT BEDALI LAWANG

Ari Damayant i Wahyuningrum...1-5 PENINGKATAN KENYAM ANAN LANSIA DENGAN NYERI RHEUM ATOID ARTHRITIS M ELALUI M ODEL Comf ort Food For The Soul

Dhina Widayat i, Farida Hayat i...6-15 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESILIENSI ORANG TUA ANAK RETARDASI M ENTAL (DOWN SYNDROM E) STUDI DI SDLB-C YAYASAN BHAKTI LUHUR KOTA M ALANG

Dian Pit aloka Priasmoro, Nunung Ernaw at i...16-24 FAKTOR YANG M EM PENGARUHI PENGETAHUAN POLISI LALU LINTAS TENTANG BASIC LIFE SUPPORT (BLS) DI KABUPATEN PONOROGO Filia Icha Sukamt o...25-33 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI GEJALA NYERI DADA KARDIAKISKEM IK PADA PASIEN INFARK M IOKARD AKUT DI RSUD dr. SAIFUL ANWAR M ALANG

Ika Set yo Rini, Dini Widya Ayuningt yas, Ret t y Rat naw at i...34-41 FENOM ENOLOGI : PENGALAM AN CARING PERAWAT PADA PASIEN TRAUM A DENGAN KONDISI KRITIS (P1) DI IGD RSUD TARAKAN-KALIM ANTAN UTARA

M erry Januar F., Ret t y Rat naw at i, Ret no Lest ari...42-56 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEM ASAN PADA PASIEN PRE OPERASI TERENCANA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR M ALANG

M if t akhul Ulf a...57-60 ANALISIS FAKTOR YANG M EM PENGARUHI KEM ANDIRIAN PADA PASIEN CEDERA KEPALA YANG PERNAH DIRAWAT DI IGD RSUD DR. R. KOESM A TUBAN

M oh. Ubaidillah Faqih, Ahsan, Tina Handayani Nasut ion...61-73 GAM BARAN PENGETAHUAN SAYUR ANAK USIA 5-12 TAHUN DI YAYASAN ELEOS INDONESIA DESA SUKODADI KECAM ATAN WAGIR KABUPATEN M ALANG

Ronasari M ahaji Put ri, Susmini, Hari Sukamt o Hadi...74-80 STUDI FENOM ENOLOGI: POST TRAUM ATIC GROWTH PADA ORANG TUA ANAK PENDERITA KANKER

(3)
(4)

Jurnal Ilmu Keperaw at an - Volume 5, No. 1 M ei 2017

PERBEDAAN KEBERHASILAN TERAPI FIBRINOLITIK PADA PENDERITA

ST-ELEVATION MYOCARDIAL INFARCTION

(STEMI) DENGAN DIABETES

DAN TIDAK DIABETES BERDASARKAN PENURUNAN ST-ELEVASI

Ni Made Dewi Wahyunadi1, Djanggan Sargowo2, Tony Suharsono3

1Program Studi Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang 2Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

3Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya

ABSTRAK

ST-elevat ion myocardial inf arct ion (STEM I) adalah kondisi yang t erjadi akibat rupt urnya plak at erosklerosis yang menyebabkan oklusi t ot al pada art eri koroner. Salah sat u t indakan reperf usi yang dapat dilakukan pada pasien STEM I adalah pmberian f ibrinolit ik yang sebaiknya diberikan dalam w akt u <12 jam set elah munculnya nyeri dada. Keberhasilan t erapi f ibrinolit ik dapat dipengaruhi oleh beberapa hal salah sat unya adalah pasien menderit a diabet es at au t idak. Tujuan penelit ian ini adalah membedakan keberhasilan t erapi f ibrinolit ik pada penderit a STEM I dengan diabet es dan t idak diabet es berdasarkan penurunan ST-elevasi. M et ode dalam penelit ian ini analit ik observasional dengan pendekat an cross sect ional prospect ive. Jumlah sampel 34 responden diambil dengan pendekat an consecut ive sampling. Pengukuran dilakukan dengan cara observasi langsung ke pasien dan mengobservasi cat at an rekam medis pasien STEM I dengan diabet es dan t idak diabet es di emergensi jant ung PJT RSUP Sanglah Denpasar, ICCU RSUD Badung dan ICU BRSU Tabanan. Uji analisis yang digunakan unt uk membedakan keberhasilan t erapi f ibrinolit ik pada penderit a STEM I dengan diabet es dan t idak diabet es adalah uji Fisher. Hasil analisis uji Fisher menunjukkan bahw a t erdapat perbedaan keberhasilan t erapi f ibrinolit ik yang signif ikan pada pasien diabet es dan t idak diabet es (p<0.000), dimana keberhasilan t erapi f ibrinolit ik pada pasien diabet es (10% ) lebih sedikit dibandingkan pada pasien yang t idak diabet es (79% ). Dapat disimpulkan bahw a t erdapat perbedaan keberhasilan t erapi f ibrinolit ik yang signif ikan pada pasien diabet es dan t idak diabet es, dimana dalam penelit ian ini keberhasilan t erapi f ibrinolit ik ini kemungkinan juga dipengaruhi oleh w akt u pemberian f ibrinolit ik dan f akt or resiko STEM I lain yang dialami oleh pasien sepert i hipert ensi, obesit as, hiperlipidemia dan merokok.

Kat a kunci: STEM I, t erapi f ibrinolit ik, diabet es dan t idak diabet es, penurunan ST-elevasi

ABSTRACT

ST-elevat ion myocardial inf arct ion (STEM I) is a condit ion t hat occurs due t o rupt ure of at herosclerot ic plaque causing t ot al occlusion in t he coronary art eries. One of t he reperf usion act ions t hat can be perf ormed in STEM I pat ient s is f ibrinolyt ic t herapy w hich should be administ ered w it hin <12 hours af t er t he onset of chest pain. The success of f ibrinolyt ic t herapy can be inf luenced by several t hings such as pat ient suff ered f rom diabet es or not . The aim of t his st udy w as t o diff erent iat e t he success of f ibrinolyt ic t herapy in STEM I pat ient s w it h diabet es and non-diabet es based on decreased of ST-elevat ion. M et hod of t he research w as analyt ic observasional w it h cross sect ional prospect ive approach. The sample number w as 34 respondent s w hich t aken w it h consecut ive sampling approach. M easurement s w ere made by direct observat ion t o t he pat ient and medical records of STEM I pat ient s w it h diabet es and non-diabet es in emergency jant ung PJT Sanglah Denpasar Hospit al, ICCU Badung Hospit al and ICU BRSU Tabanan. The analisis t hat used t o diff erent iat e t he success of f ibrinolyt ic t herapy in STEM I pat ient s w it h diabet es and not diabet es w as Fisher t est . The result s of Fisher’s t est analysis show ed t hat t here w ere signif icant diff erences in t he success of f ibrinolyt ic t herapy in pat ient s w it h diabet es and non-diabet es (p <0.000) w hich is t he success of f ibrinolyt ic t herapy in diabet ic pat ient s (10% ) w as low er t han in non-diabet ic pat ient s (79% ). The conclusion is t here are signif icant diff erences in t he success of f ibrinolyt ic t herapy in diabet ic and non-diabet ic pat ient s. In t his st udy t he success of f ibrinolyt ic t herapy may also be inf luenced by t he t ime of f ibrinolyt ic administ rat ion and ot her STEM I risk f act ors such as hypert ension, obesit y, hyperlipidemia and smoking.

Keyw ords: STEM I, f ibrinolyt ic t herapy, diabet ic and non-diabet ic, ST-elevat ion resolut ion

(5)

w w w.jik.ub.ac.id

PENDAHULUAN

ST-el evat i o n m yo car d i al i n f ar ct i o n

(STEM I) merupakan bagian dari Sindrom

Koroner Akut (SKA) yang pada umumnya

diakibat kan oleh rupt urnya plak at erosklerosis

yang mengakibat kan oklusi t ot al pada art eri

koroner dan disert ai dengan t anda dan

gejala klinis iskemi miokard sepert i

muncul-nya nyeri dada, adamuncul-nya J point yang persistent,

adanya elevasi segmen ST sert a meningkat

-nya biomarker kemat ian sel miokardium

yait u t roponin (cTn) (Baliga et al. 2014; Daga

et al. 2011; O’Gara et al. 2013).

St udi yang dilakukan di Amerika Serikat

m en u n j u k k an b ah w a 38% p asi en SKA

merupakan pasien STEM I (M ozaff arian et

al. 2015). Sedangkan berdasarkan Jakart a

Acut e Coronary Syndrome (JAC) Regist ry

pada t ahun 2013 jumlah pasien STEM I di

Jakart a mencapai 1.110 orang (Dharma et

al . 2015). STEM I m er u p ak an p en yak i t

kardiovaskuler penyebab kecacat an dan

kemat ian t erbesar di seluruh dunia. STEM I

menyebabkan kemat ian 6% -14% dari jumlah

t ot al kemat ian pasien yang disebabkan oleh

SKA (Widimsky et al. 2012).

Reperf usi merupakan t at alaksana ut ama

yang dilakukan pada pasien yang mengalami

STEM I. Salah sat u t indakan reperf usi yang

dapat dilakukan adalah pemberian t erapi

f ibrinolit ik segera dalam w akt u <12 jam

set elah munculnya nyeri dada (Pourmousavi

et al. 2015). Pemberian f ibrinolit ik pada

pasien STEM I bert ujuan unt uk memperbaiki

al i r an dar ah dan m encegah m el uasnya

kemat ian sel miokardium (M asoomi et al.

2012).

Beb er ap a p en el i t i an m en u n j u k k an

bahw a penggunaan f ibrinolit ik t idak selalu

berhasil yang salah sat u penyebabnya adalah

karena pada pasien yang mengalami STEM I

j u g a m en g al am i d i ab et es. Keg ag al aan

penurunan ST elevasi pada pasien STEM I

dengan diabet es kemungkinan diakibat kan

karena adanya gangguan mikrovaskuler

(Pourmousavi et al. 2015). Pada penelit ian

yang dilakukan oleh M asoomi et al. (2012)

didapat kan bahw a t idak t erdapat perbedaan

keberhasilan t erapi f ibrinolit ik yang signifikan

pada pasien STEMI dengan diabetes dan yang

t i d ak d i ab et es. Pad a p en el i t i an yan g

dilakukan oleh Pourmousavi et al. (2015)

juga didapat kan bahw a t idak ada perbedaan

k eb er h asi l an t er ap i f i b r i n o l o t i k yan g

signif ikan pada pasien diabet es dengan yang

t idak diabet es. Sedangkan pada penelit ian

yang dilakukan oleh M asoomi et al. (2012)

menunjukkan bahw a t erdapat perbedaan

keberhasilan yang signif ikan ant ara pasien

yang diabet es dengan yang t idak diabet es.

Berdasarkan pemaparan diat as maka penelit i

ingin menget ahui lebih lanjut mengenai

perbedaan keberhasilan t erapi f ibrinolit ik

pada penderit a STEM I dengan diabet es dan

non diabet es berdasarkan penurunan

ST-elevasi.

M ETODE

Penelit ian ini merupakan penelit ian

analit ik observasional dengan pendekat an

cross sect ional prospect ive yang dilaksanakan

di ruang emergensi jant ung inst alasi PJT

RSUP Sanglah Denpasar Bali (8 orang), ICCU

RSUD Badung (14 orang), dan ICU BRSU

Tabanan (12 orang) pada bulan M ei-Juni

2016, dengan jumlah sampel penelit ian

sebanyak 34 orang yang diambil

(6)

Jurnal Ilmu Keperaw at an - Volume 5, No. 1 M ei 2017 Krit eria inklusi pada penelit ian ini adalah 1)

Pasien yang diagnosa STEM I yang disert ai

diabet es maupun t idak diabet es (pasien

dikat akan diabet es jika GDA pasien saat

m asu k k e r u m ah sak i t ?200m g /d l d an

m em i l i k i r i w ayat d i ab et es. Sed an g k an

dikat akan t idak diabet es jika GDA pasien

<200m g /d l d an t i d ak m em i l i k i r i w ayat

diabet es), 2) Usia 45-65 t ahun (M iddle age),

3) Pasien yang diberikan t erapi f ibrinolit ik

St rept okinase 1.500.000 unit dalam 1 jam.

Kr i t er i a ek sk l u si p asi en STEM I yan g

mengalami alergi t erhadap f ibrinolit ik.

Pengambilan dat a dilakukan dengan

cara observasi langsung ke pasien dan

mengobservasi cat at an rekam medis pasien

STEM I dengan diabet es dan t idak diabet es.

Pengambilan dat a variabel keberhasilan

t er ap i f i b r i n o l i t i k d i l ak u k an d en g an

mengukur persent ase penurunan ST-elevasi

dari rekaman EKG pasien yang dilakukan 2

kali yait u sebelum t erapi f ibrinolit ik dan 60

menit set elah pemberian t erapi f ibrinolit ik.

Perhit ungan keberhasilan t erapi f ibrinolit ik

berdasarkan selisih t inggi (penurunan)

ST-elevasi = penjumlahan t inggi ST-ST-elevasi

t ert inggi dari set iap lead sebelum t erapi

f ibrinolit ik - penjumlahan t inggi ST-elevasi

t ert inggi dari set iap lead sesudah t erapi

f ibrinolit ik). Persent ase (% ) penurunan ST

elevasi = penurunan ST elevasi: penjumlahan

t inggi ST-elevasi dari set iap lead sebelum

t er ap i f i b r i n o l i t i k x 100. Kem u d i an

dikat egorikan menjadi ≥ 50% (berhasil) dan

<50% (gagal).

HASIL

Tab el 1. m en u n j u k k an b ah w a p ad a

penelit ian ini respnden dengan jenis kelamin

pria lebih banyak dibandingkan dengan

w anit a, dimana pada pasien STEM I dengan

diabet es 90% nya adalah pasien pria dan

pada pasien yang t idak diabet es 79% adalah

pria. Kemudian pada pasien STEM I dengan

diabet es, t erapi f ibrinolit ik paling banyak

diberikan dalam rent ang w akt u >6-12 jam

(90% ) dan pasien STEM I yang t idak diabet es

m en d ap at k an t er ap i f i b r i n o l i t i k p al i n g

banyak dalam rent ang w akt u 3-6 jam (42% ).

Dari semua pasien STEM I dngan diabet es,

70% pasien memiliki f akt or resiko STEM I

³3, sedangkan 30% nya memiliki f akt or

resiko STEM I <3. Pada pasien yang t idak

diabet es 13% memiliki memiliki f akt or resiko

STEM I ³3, sedangkan 87% memiliki f akt or

resiko <3.

Tabel 1. Karakt erist ik Pasien STEM I

dengan Diabet es dan Tidak Diabet es

Karakteristik Diabetes Jumlah faktor resiko≥3

(7)

w w w.jik.ub.ac.id Dari t abel 2. dapat dilihat bahw a dalam

penelit ian ini pasien t idak diabet es paling

banyak mengalami STEM I ant erior dan t idak

ada yang mengalami STEM I ant erolat eral

inf erior. Sedangkan pada pasien yang

dia-bet es paling banyak mengalami STEM I inf

e-rior dan yang paling sedikit adalah STEM I

ant erolat eral inf erior.

Tabel 2. Let ak STEM I pada Diabet es dan

Tidak Diabet es

Tabel 3. Perbedaan penurunan ST-elevasi

pada Pasien Diabet es dan Tidak Diabet es

Berdasarkan uji Fisher pada t abel 3.

dapat dilihat bahw a t erdapat perbedaan

k eb er h asi l an t er ap i f i b r i n o l i t i k yan g

signif ikan pada pasien diabet es dan t idak

diabet es (p<0.000), dimana pada pasien

STEM I yang t idak diabet es keberhasilan

t erapi f ibrinolit ik lebih banyak yait u 79% ,

sedangkan pada pasien STEM I dengan

dia-bet es t ingkat kegagalannyalah yang lebih

banyak yait u 90% .

PEM BAHASAN

Dalam penelit ian ini didapat kan hasil

bahw a t erdapat perbedaan keberhasilan

t erapi f ibrinolit ik yang signif ikan pada pasien

STEM I dengan diabet es dan t idak diabet es.

Adapun penelit ian yang mendukung hasil

p en el i t i an i n i ad al ah p en el i t i an yan g

dilakukan oleh Saleem et al. (2016) yang

juga menunjukkan hal yang sama yait u

t erdapat perbedaan keberhasilan t erapi

f ibrinolit ik yang signif ikan (p<0.001) ant ara

pasien STEM I dengan diabet es dan yang

t idak diabet es. Sependapat dengan it u,

dalam penelit ian yang dilakukan oleh Bhat

dan Carvalho (2014) juga menunjukkan hal

yan g sam a yai t u d i ab et es (p =0,025)

berpengaruh t erhadap kegagalan t erapi

f ibrinolit ik secara signif ikan.

Penelitian lain yang mendukung penelitian

ini adalah penelit ian yang dilakukan oleh

M aso o m i et al . (2012), d i m an a t u j u an

penelit iannya adalah unt uk menget ahui

perbandingan ef ek t rombolit ik st rept okinase

pada pasien STEM I dengan diabet es dan t idak

diabet es. Dari hasil penelit ian t ersebut

menunjukkan bahw a t erjadi perbedaan yang

signif ikan dalam penurunan ST elevasi pada

pasien STEM I dengan diabet es dan yang t idak

diabetes, dimana penurunan segmen ST secara

komplit pada pasien diabet es sebesar 31,6%

dan pada pasien t idak diabet es t erjadi

penurunan segmen ST secara komplit sebesar

51,0% (p<0,005). Sedangkan kegagalan

penurunan segmen ST pada pasien dengan

diabet es sebesar 27,8% , dan kegagalan

penurunan segmen ST pada pasien t idak

dia-bet es yait u sebesar 9,0% . Hal ini menunjukkan

bahwa persentase kegagalan terapi fibrinolitik

t erjadi lebih besar pada pasien dengan

diabet es.

Berbeda dengan hasil penelit ian yang

dilakukan oleh Zahid et al. (2012) yang

Karakteristik Diabe Anterior Inferior (V1 -V6, II, III, AVF)

(8)

Jurnal Ilmu Keperaw at an - Volume 5, No. 1 M ei 2017 menunjukkan bahw a keberhasilan t erapi

f ibrinolit ik t idak berbeda secara signif ikan

ant ara pasien yang diabet es dengan yang

t idak diabet es, dimana didapat kan bahw a

pada pasien diabet es angka keberhasilan

t er ap i f i b r i n o l i t i k l eb i h r en d ah (45% )

dibandingkan dengan angka kegagalannya

(55% ) namunt idak berbeda secara signif ikan.

Selain it u dalam penelit ian yang dilakukan

oleh Pourmousavi et al. (2015) menunjukkan

keberhasilan penurunan ST elevasi t erjadi

sebanyak 48,5% pada pasien diabet es dan

45,5% terjadi pada pasien yang tidak diabetes,

dimana ant ara pasien yang diabet es dan

yan g t i d ak d i ab et es t i d ak m em i l i k i

perbedaan yang signif ikan dalam merespon

st rept okinase.

Lain halnya dengan hasil penelit ian yang

dit unjukkan oleh Sult ana et al. (2010),

dimana t ujuan penelit iannya adalah unt uk

mengukur besarnya penurunan ST elevasi

set elah pasien diberikan f ibrinolit ik. Dalam

penelit ian ini menunjukkan bahw a diabet es

(p<0,001) secara signif ikan mempengaruhi

keberhasilan t erapi f ibrinolit ik, dimana pada

pasien yang diabet es angka keberhasilan

t erapi f ibrinolit ik just ru lebih t inggi

diban-dingkan pada pasien yang t idak diabet es.

Beberapa penelit ian menyat akan bahw a

mekanisme diabet es dalam mempengaruhi

keberhasilan reperf usi masih belum jelas,

namun berdasarkan penelit ian Pundolf i et

al. yang dilakukan pada t ikus dalam Kocas

et al. (2015) menunjukkan bahw a pada t ikus

yang mengalami hiperglikemia akut akan

t er j ad i p en u r u n an t i ssu e p l asm i n o g en

act ivat or dan juga akan t erjadi peningkat an

l evel p l asm i n o g en act i vat o r -i n h i b i t o r

seh i n g g a r esi k o p em b en t u k an t r o m b u s

meningkat . Selama dilakukan uji t oleransi

glukosa oral pada t ikus, hiperglikemia akut

menyebabkan memendeknya w akt u paruh

f ibrinogen, meningkat kan agregasi plat elet ,

dan meningkat kan level f ragmen prot rombin

dan juga meningkat kan f akt or VII. Hal inilah

yang diperkirakan menyebabkan disf ungsi

m i k r o vask u l er d an k em u n g k i n an j u g a

bert anggung jaw ab at as kegagalan t erapi

t rombolisis.

M endukung pendapat t ersebut Zarris et

al. dalam Pourmousavi et al. (2015) juga

menyampaikan bahw a penurunan ST-elevasi

akan t erjadi lebih lama pada pasien yang

menderit a diabet es. Dimana Angela et al.

d al am Po u r m o u savi et al . (2015) j u g a

menyat akan bahw a w alaupun kepat enan

ar t er i sam a-sam a t er j ad i p ad a p asi en

diabet es dan t idak diabet es yang diberikan

f ibrinolit ik namun penurunan ST-elevasi lebih

sedikit t erjadi pada pasien yang menderit a

diabet es. M ereka menyimpulkan bahw a

diabet es kemungkinan berkont ribusi pada

t erjadinya kerusakan mikrovaskuler yang

m en g g an g g u p er f u si m i o k ar d seh i n g g a

menyebabkan kegagalan penurunan

ST-elevasi dan buruknya prognosis pada pasien

STEM I yang memiliki diabet es.

Bhat dan Carvalho (2014) menambahkan

bahw a pada pasien diabet es sensasi miokard

akan berkurang t erhadap adanya injuri yang

menyebabkan pasien t erlambat menyadari

gejala sehingga w akt u pain t o needle pun

semakin memanjang dan dalam hal ini

kegagalan t erapi f ibrinolit ik diperkirakan

berhubungan dengan memanjangnya w akt u

onset nyeri sampai t erapi f ibrinolit ik.

Pada penelit ian ini didapat kan bahw a

(9)

w w w.jik.ub.ac.id pada pasien STEM I yang t idak diabet es

dibandingkan dengan yang diabet es. Hal ini

kemungkinan t erjadi karena pasien yang

t idak diabet es lebih banyak diberikan t erapi

f ibrinolit ik <3 jam (37% ) dan 3-6 jam (42% ),

kemudian 87% pasien memiliki f akt or resiko

<3 dimana 58% pasien STEM I t idak diabet es

t idak disert ai hipert ensi, 96% pasien t idak

disert ai obesit as, 71% pasien t idak disert ai

h i p er l i p i d em i a, d an 71% p asi en t i d ak

merokok. Sert a let ak STEM I pada pasien

yang t idak diabet es lebih banyak pada

an t er i o r d an i n f er i o r. Sed an g k an yan g

menyebabkan angka kegagalan lebih besar

pada pasien diabet es adalah 90% pasien

mendapat kan t erapi f ibrinolit ik >6-12 jam,

70% pasien miliki f akt or resiko ≥3, dimana

60% pasien disert ai dengan hipert ensi, dan

70% pasien disert ai merokok.

KESIM PULAN

Dari penelit ian yang t elah dilakukan

d i d ap at k an b ah w a t er d ap at p er b ed aan

k eb er h asi l an t er ap i f i b r i n o l i t i k yan g

signif ikan ant ara penderit a STEM I dengan

diabet es dan t idak diabet es berdasarkan

p en u r u n an ST-el evasi , d i m an a j u m l ah

keberhasilan penurunan ST-elevasi pasien

yang t idak diabet es lebih t inggi

diban-dingkan dengan pasien yang diabet es.

DAFTAR PUSTAKA

Baliga, R. R, Bahl, V. K, Alexander, T,

M ullasari, A, M anga, P, Dec, G. W, &

Narula, J. (2014). M anagement of STEM I

in Low - and M iddle-Income Count ries.

Global Heart 9(4), 469-510

Bhat , S., & Carvalho, N. (2014). Reperf usion

f ailure: a st udy using elect rocardiographic

crit eria. Int ernat ional Journal of Clinical

Trials, 3–9. ht t

p://doi.org/10.5455/2349-3259.ijct 20140502

Daga, L. C., Kaul, U., & M ansoor, A. (2011).

Approach t o STEM I and NSTEM I. J Assoc

Physicians India, 59(Suppl), 19–25.

Dharma, S., Andriant oro, H., Dakot a, I.,

Purnaw an, I., Prat ama, V., Isnanijah, H.,

… o t h er s. (2015). Or g an i sat i o n o f

reperf usion t herapy f or STEM I in a

developing country. Open Heart , 2(1), 1-7.

Kocas, C., Abaci, O., Halil, G. S., Arslan, S.,

Cet inkal, G., Bost an, C., Ersanli, M . (2015).

Admission Hyperglycemia Is Associat ed

w i t h Fai l ed Rep er f u si o n Fo l l o w i n g

Fibrinolyt ic Therapy in Pat ient s w it h

STEM I: Result s of a Ret rospect ive St udy.

A m er i can Jo u r n al o f Car d i o vascu l ar

Dr u g s, 15(1), 35–42. h t t p ://d o i .o r g /

10.1007/s40256-014-0097-9

M asoomi, M ., Samadi, S., & Sheikhvat an,

M . (2012). Th r o m b o l yt i c ef f ect o f

st rept okinase inf usion assessed by

ST-segment resolut ion bet w een diabet ic and

n o n -d i ab et i c m yo car d i al i n f ar ct i o n

pat ient s. Cardiology Journal, 19(2), 168–

173. ht t p://doi.org/10.5603/CJ.2012.0029

M ozaff arian, D, Benjamin, E. J, Go, A. S,

Arnet t , D. K, Blaha, M . J, Cushman, M , ...

Turner, M . B. (2015). Heart Disease and

St roke St at ist ics—2015 Updat e: A Report

From t he American Heart Associat ion.

Circulat ion, 131, 29-322. doi: 10.1161/

CIR.0000000000000152

O’Gara, P.T., Kushner, F.G., Ascheim, D.D.,

Casey Jr, D.E., Chung, M .K., de Lemos,

(10)

Jurnal Ilmu Keperaw at an - Volume 5, No. 1 M ei 2017 Guideline f or t he M anagement of

ST-El evat i o n M yo car d i al In f ar ct i o n . A

Report of t he American College of

Cardiology Foundat ion/American Heart

A sso ci at i o n Task Fo r ce o n Pr act i ce

Guidelines. Journal of t he American

College of Cardiology, 61(4), 78-140.

Po u r m o u savi , M . M ., Taj l i l , A ., Rah i m i

Darabad, B., Pourmousavi, L., Pouraf kari,

L., & Ghaff ari, S. (2015). The impact of

d i ab et es o n el ect r o car d i o g r ap h i c ST

resolut ion and clinical out come of acut e

ST elevation myocardial infarction following

f ibrinolyt ic t herapy. Cor et Vasa.

Saleem, S., Khan, A., & Shaf iq‘, I. (1969). Post

t hrombolyt ic resolut ion of ST elevat ion

in STEM I pat ient s admit t ed t o cardiology

unit of a t ert iary care hospit al. Pakist an

Journal of M edical Sciences, 32(1). ht t p:/

/doi.org/10.12669/pjms.321.8974

Sult ana, R., Sult ana, N., Rasheed, A., Rasheed,

Z., Ahmed, M ., Ishaq, M ., & Samad, A.

(2010). Door to needle time of

streptoki-nase and ST segment resolut ion assessing

t he eff icacy of reperf usion t herapy at

Karachi Inst it ut e of Heart Diseases. J Ayub

M ed Coll Abbot t abad, 22(1), 66–69.

Widimsky, Petr, Kala, Petr, and Rokyta, Richard.

(2012). Su m m ar y o f t h e 2012 ESC

Guidelines f or t he management of acut e

myocardial infarction in patients presenting

w it h ST-segment elevat ions. Prepared by

t he Czech Societ y of Cardiology. Cor et

Vasa, 54(5), e273-e289. d o i : h t t p ://

dx.doi.org/10.1016/j.crvasa.2012.09.001

Zahid, S. A., Khan, H. S., Shehzad, K., Kayani,

A. M., Javed, A., & Azad, A. S. (2012). Door

to Needle Time and its Impact on Successful

Thrombolysis. Journal of Raw alpindi

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Pasien STEM Idengan Diabetes dan Tidak Diabetes
Tabel 3. Perbedaan penurunan ST-elevasi

Referensi

Dokumen terkait

perubahan kinerja yang positif karena belum menerapkan hasil diklat secara optimal sebagai implikasi dari tugasnya bukan di bidang perencanaan dan adanya mekanisme

Nilai Akhir Yang Diperoleh Internasional d Nasional Terakreditasi tr Nasional Tidak Terakreditasi T. Kecukupan dan kemutakhiran datalinformasi dan

More selective mapping of Global Health Initiative (GHI) and specifically PEPFAR-funded HIV/AIDS activities should also be completed in order to ensure that activities are

Agar dihadiri oleh Direktur perusahaan atau penerima kuasa Direktur dengan membawa data-data perusahaan yang asli sesuai dengan isian kualifikasi yang Saudara sampaikan pada

Pokja Pengadaan pada satuan kerja Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor akan melaksanakan Pelelangan Sederhana Secara Elektronik

[r]

Aspek tampilan mempunyai 10 butir yang dinilai. Aspek ini setelah dikonversikan dalam skala 5 maka item-item yang dinilai siswa termasuk dalam kategori “baik”. Dengan

Tenaga pengajar tetap 2 orang berkualifikasi doktor yang memiliki jabatan fungsional minimal Lektor, dan 4 orang berkualifikasi magister yang memiliki jabatan fungsional Lektor