PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X
PADA MATERI HIDROKARBON
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kimia
Disusun oleh:
NUR ANNISA
0900348
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X
PADA MATERI HIDROKARBON
Oleh Nur Annisa
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Nur Annisa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
NUR ANNISA
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X
PADA MATERI HIDROKARBON
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Harry Firman, M.Pd. NIP.195210081974121001
Pembimbing II
Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si. NIP 196203011987032001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………..
C. Pembatasan Masalah ………...
B. Tes Diagnostik Miskonsepsi ………...
E. Ruang Lingkup Materi Hidrokarbon ………...
1. Senyawa Hidrokarbon ………
2. Karakteristik Atom Karbon ………..
3. Identifikasi Unsur Karbon (C) dan Hidrogen (H) ………
4. Penggolongan Senyawa Hidrokarbon ………..
5. Hidrokarbon Alifatik Jenuh ………..
6. Hidrokarbon Alifatik Tak Jenuh ………..
F. Pengembangan Tes ………...………..
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ……….
B. Metode Penelitian………
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ………...
1. Validitas……..………...
2. Reliabilitas ………...………...
3. Kunci Identifikasi Miskonsepsi ………
4. Diagnosis Miskonsepsi Pada Materi Hidrokarbon ………...
B. Pembahasan ………
1. Hasil Pengembangan Tes ………...
2. Hasil Aplikasi Produk ………...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………..
B. Saran ………...………
106
DAFTAR PUSTAKA……….. 108
LAMPIRAN ……… 111
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Berdasarkan
Standar Isi 2006 ……… 15
Tabel 2.2 Deret Homolog Senyawa Alkana ………. 20
Tabel 2.3 Gugus alkil ………... 22
Tabel 2.4 Titik didih dan Titik leleh Senyawa Alkana ………. 24
Tabel 2.5 Titik Didih dan Titik leleh Senyawa Pentana ……….. 24
Tabel 2.6 Deret Homolog Senyawa Alkena ………. 26
Tabel 2.7 Deret Homolog Senyawa Alkuna ……… 29
Tabel 2.8 Nilai Minimum CVR Uji satu pihak, p = 0,5 ……….. 34
Tabel 2.9 Pedoman Penafsiran Reliabilitas ……….. 35
Tabel 3.1 Kriteria Persentase Siswa yang Mengalami Miskonsepsi pada Setiap Konsep Hidrokarbon ………. 45
Tabel 4.1 Nilai CVR Setiap Butir Soal yang Dikembangkan pada Materi Hidrokarbon ……….. 47
Tabel 4.2 Kunci Identifikasi Miskonsepsi Pada Materi Hidrokarbon .. 50
Tabel 4.3 Jawaban Siswa pada Butir Soal tentang Konsep Unsur Penyusun Hidokarbon ……….. 51
Tabel 4.4 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Kekhasan Atom Karbon ……… 71
Tabel 4.5 Jawaban Siswa pada Butir Soal tentang Konsep Ikatan Antar Atom dalam Rantai Karbon ……….... 73
Tabel 4.9 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Atom
Karbon Kuartener ……… 79 Tabel 4.10 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep
Identifikasi Unsur C dalam Senyawa Hidrokarbon ……… 81 Tabel 4.11 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep
Identifikasi Unsur H dalam Senyawa Hidrokarbon ……… 83 Tabel 4.12 Jawaban Siswa pada Butir Soal Bentuk Rantai Karbon … 85
Tabel 4.13 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Rantai
Tertutup ……… 86 Tabel 4.14 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Deret
Homolog ……… 88 Tabel 4.15 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep
Hidrokarbon Tak Jenuh ……… 90 Tabel 4.16 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Tata
Nama Alkana ……… 92
Tabel 4.17 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Jumlah Ikatan
Rangkap Dua pada Alkena ……… 94 Tabel 4.18 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Jumlah
Ikatan Rangkap Tiga pada Alkuna ……… 95 Tabel 4.19 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Isomer
Geometri ……… 97 Tabel 4.20 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Reaksi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Pola Umum Pengembangan Butir Soal Pilihan
Ganda Dua Tingkat ………..
10
Gambar 2.2 Struktur Lewis Atom Karbon ……… 16
Gambar 2.3 Struktur Lewis Metana (CH4) ……….. 16
Gambar 2.4 Atom Karbon Primer, Sekunder, Tersier, dan Kuartener …. 17 Gambar 2.5 Hidrokarbon Alisiklik ……….. 19
Gambar 2.6 Struktur Benzena ……….. 19
Gambar 2.7 Struktur (a) n-butana (b) Isobutana (2-metilpropana) …….. 25
Gambar 2.8 Model Tiga Dimensi dan Dua Dimensi Struktur Molekul Etena ………. 26
Gambar 2.9 Struktur (a) Cis-2-butena (b) Trans-2-butena ………... 28
Gambar 2.10 Peta Konsep Materi Hidrokarbon ………. 31
Gambar 3.1 Alur Penelitian ……….. 38
Gambar 3.2 Contoh Diagram Pengembangan Butir Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat ………... 41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
Lampiran A.1 Soal Pilihan Ganda Beralasan Bebas ……… 111
Lampiran A.2 Soal Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat …………. 116
Lampiran A.3 Kunci Jawaban Pilihan Ganda Dua Tingkat ……… 121
Lampiran B
Lampiran B.1 Rekapitulasi Jawaban Tes Pilihan Ganda Beralasan Bebas 122
Lampiran B.2 Jawaban Wawancara pada Materi Hidrokarbon …………... 135
Lampiran B.3 Perhitungan Nilai CVR Setiap Butir Soal ……… 139
Lampiran B.4 Rekapitulasi Hasil Validasi Butir Soal Pilihan Ganda Dua
Tingkat pada Materi Hidrokarbon ……… 143 Lampiran B.5 Hasil dan Perhitungan Reliabilitas ………... 165
Lampiran C
Lampiran C.1 Surat Izin Penelitian ……… 168
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, mutu pendidikan di Indonesia tergolong masih rendah. Salah satu
indikator yang menunjukkan mutu pendidikan di Indonesia cenderung masih
rendah, yaitu hasil penilaian internasional tentang prestasi siswa. Berdasarkan
hasil Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2009,
Indonesia menempati peringkat 60 dari 65 negara pada bidang sains dengan
rata-rata skor 383, sementara rata-rata-rata-rata skor intenasional adalah 501 (OECD, 2010).
Hasil PISA yang rendah tersebut tentunya disebabkan oleh banyak faktor. Salah
satu faktor penyebabnya, antara lain karena pelajar di Indonesia kurang menguasai
konsep sains.
Kurangnya penguasaan konsep sains disebabkan oleh banyak faktor, salah
satunya, yaitu terjadinya miskonsepsi atau konsepsi alternatif dalam pikiran siswa.
Menurut Dahar (2011), miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang dibangun dari
pengalamannya sehari-hari yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Dalam
kegiatan pembelajaran, miskonsepsi dipandang sebagai penghambat dan
berdampak negatif bagi siswa. Dahar (2011) menyatakan bahwa siswa tidak
mungkin menguasai konsep lebih lanjut apabila struktur kognitifnya tersusun dari
miskonsepsi-miskonsepsi. Miskonsepsi yang muncul secara terus menerus akan
berdampak pada terhambatnya penguasaan konsep siswa dan akhirnya akan
bermuara pada rendahnya prestasi belajar siswa. Penelitian Menis & Frase
menunjukkan bahwa 1.177 siswa Australia dan 537 siswa Ameika memperoleh
skor yang relatif rendah pada uji prestasi kimia. Rendahnya skor yang diperoleh
disebabkan oleh adanya beberapa miskonsepsi dalam pikiran siswa (Salirawati,
2010).
Dalam mengatasi masalah yang disebabkan oleh miskonsepsi, maka perlu
dilakukan suatu diagnosis miskonsepsi-miskonsepsi yang dialami oleh siswa.
2
diagnostik yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi yang terdapat dalam pikiran
siswa. Di negara lain, Treagust pada tahun 1988 mencoba mengembangkan suatu
alat ukur diagnostik yang dapat mendiagnosis miskonsepsi khususnya pada
bidang sains. Alat diagnostik tersebut berbentuk pilihan ganda dua tingkat
(two-tier choice). Selain bentuk pilihan ganda dua tingkat (two-(two-tier
multiple-choice), dikembangkan pula alat diagnostik yang lainnya, seperti peta konsep oleh
Novak pada tahun 1996 dan wawancara oleh Carr pada tahun 1996. Diantara
ketiga metode tersebut, tes bentuk pilihan ganda dua tingkat memiliki keunggulan,
yaitu mudah dilaksanakan dan mudah dalam pemberian skor dibandingkan dengan
metode yang lainnya, sehingga lebih berguna bagi guru di kelas (Tan dan
Treagust, 1999).
Alat diagnostik bentuk pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan oleh
Treagust (1988) merupakan tes yang berbentuk pilihan ganda yang terdiri atas dua
tingkat. Tingkat pertama terdiri dari pertanyaan pilihan ganda yang memiliki dua
pilihan jawaban. Tingkat kedua merupakan alasan jawaban pada tingkat pertama.
Penelitian Treagust tersebut kemudian banyak dikembangkan dan dimodifikasi
oleh peneliti-peneliti lain, seperti Tan dan Treagust (1999), Tan et al. (2005), dan
Tuysuz (2009). Modifikasi pada umumnya dilakukan pada tingkat kedua. Tan dan
Treagust (1999), mengembangkan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dengan
pilihan jawaban pada tingkat pertama berjumlah dua dan pilihan alasan jawaban
pada tingkat kedua berjumlah empat. Tan et al. (2005) mengembangkan tes
diagnostik pilihan ganda dua tingkat pada materi energi ionisasi dengan pilihan
jawaban pada tingkat pertama berjumlah tiga dan tingkat kedua terdiri dari lima
3
2012). Selain itu, materi hidrokarbon merupakan materi prasyarat agar siswa
dapat menguasai materi selanjutnya, yaitu materi turunan senyawa hidrokabon,
Oleh karena itu, sangat perlu dikembangkan tes diagnostik pilihan ganda dua
tingkat yang mampu mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi
hidrokarbon. Dengan begitu, sedini mungkin guru dapat mengetahui
miskonsepsi-miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam materi hidrokarbon dan sesegera
mungkin dapat dilakukan tindakan untuk mengatasi hal tersebut.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, menunjukkan bahwa
perlunya dikembangkan suatu alat ukur yang dapat mendiagnosis miskonsepsi
dalam pikiran siswa. Perhatian dalam mengembangkan alat ukur ini adalah
bagaimana kriteria dari alat ukur yang dikembangkan, sehingga dapat
mengidentifikasi miskonsepsi dan miskonsepsi apa saja yang dapat terungkap
dengan menggunakan alat ukur tersebut.
Berkaitan dengan upaya pengembangan alat ukur yang dapat mendiagnosis
dengan baik miskonsepsi dalam pikiran siswa, maka dirumuskan masalah dari
penelitian ini sebagai berikut.
1. Apakah tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan
memenuhi kriteria dilihat dari validitas isi dan reliabilitas?
2. Apa saja miskonsepsi siswa SMA kelas X pada materi hidrokarbon yang
terungkap dengan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang
dikembangkan?
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang dikaji tidak terlalu luas, maka pada penelitian ini dibuat
4
1. Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan pada materi
hidrokarbon berdasarkan Kompetensi Dasar 4.1 sampai 4.2 Kelas X
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006.
2. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dan aplikasi produk merujuk pada satu
sekolah, yaitu SMA Negeri di Kota Cimahi dengan jumlah siswa 46 untuk uji
reliabilitas dan 28 siswa untuk uji aplikasi produk.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan perangkat tes diagnostik bentuk
pilihan ganda dua tingkat yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada
materi hidrokarbon dan memenuhi kriteria dilihat dari segi validitas isi maupun
reliabilitasnya.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa
Dengan teridentifikasinya miskonsepsi, maka siswa dapat melakukan
evaluasi terhadap pemahaman konsep yang dimiliknya serta dapat
memperbaiki miskonsepsi yang dialami pada materi hidrokarbon.
2. Bagi guru
Tersedia alat ukur miskonsepsi yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi hidrokarbon sehingga guru
5
F. Struktur Organisasi
Skripsi ini terdiri atas lima bab. Bab I tentang pendahuluan yang meliputi
latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. Bab II tentang kajian
pustaka yang meliputi tes diagnostik, tes diagnostik miskonsepsi, miskonsepsi,
miskonsepsi pada materi hidrokarbon, ruang lingkup materi hidrokarbon dan
pengembangan tes. Bab III tentang metode penelitian meliputi lokasi dan subjek
penelitian, metode penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian, dan
analisis data. Bab IV tentang hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi
hasil penelitian dan pembahasan. Bab V tentang kesimpulan dan saran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Pelaksanaan penelitian berlokasi di salah satu SMA Negeri di Kota Cimahi.
Pertimbangan pemilihan SMA Negeri adalah berdasarkan kesesuaian kurikulum
yang diterapkan di SMA Negeri dengan kurikulum materi pada butir soal yang
dikembangkan, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
Objek penelitian ini adalah alat ukur diagnostik yang dikembangkan berbentuk
pilihan ganda dua tingkat. Instrumen tersebut kemudian diujikan kepada subjek
penelitian, yaitu siswa SMA kelas X yang sedang atau sudah belajar materi
hidrokarbon. Subjek penelitian berjumlah 46 siswa pada uji reliabilitas dan 28
siswa pada aplikasi produk.
B. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian
pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono,
2010). Metode pada penelitian ini didasari oleh metode penelitian dan
pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono
37
Pada penelitian ini, langkah-langkah penggunaan metode Research and
Development (R&D) tidak seluruhnya dilakukan. Langkah R&D yang dilakukan
pada penelitian ini hanya sampai pada tahap aplikasi produk skala kecil.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional yang terkait dalam penelitian ini, yaitu:
1. Tes Diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar
untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai
dengan kelemahan yang dimiliki siswa (Depdiknas, 2007). Pada penelitian
ini, tes diagnostik yang dikembangkan, yaitu tes diagnostik pilihan ganda
dua tingkat.
2. Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat adalah salah satu tes diagnostik
yang berupa pilihan ganda, yang terdiri dari dua tingkat (Tuysuz, 2009).
Pada penelitian ini, tingkat pertama dan kedua pada butir soal diagnostik
pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan terdiri dari tiga pilihan (opsi).
3. Miskonsepsi atau disebut juga konsepsi alternatif adalah konsep anak yang
dibangun dari pengalaman-pengalamannya sehari-hari yang tidak sesuai
dengan konsep ilmiah (Dahar, 2011). Miskonsepsi pada penelitian ini
meliputi miskonsepsi pada materi hidrokarbon.
D. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat sebagaimana
38
Uji reliabilitas tes pilihan ganda dua tingkat Pemilihan
Satu Soal untuk Satu
Konsep
39
Tahap-tahap penelitian di atas dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Tahap Pengembangan Butir Soal
Langkah awal dalam pengembangan instrumen, yaitu mengkaji materi
hidrokarbon berdasarkan standar isi. Melalui langkah tersebut, maka dapat
ditentukan ruang lingkup materi hidrokarbon. Pada penelitian ini, ruang lingkup
materi hidrokarbon meliputi kompetensi dasar 4.1 sampai 4.2. Hasil kajian ruang
lingkup materi hidrokarbon tercantum pada bab 2. Selain itu, ruang lingkup
materi hidrokarbon dalam penelitian ini juga digambarkan dalam peta konsep
yang ditunjukkan pada gambar 2.10.
Setelah dilakukan kajian terhadap ruang lingkup materi hidrokarbon,
selanjutnya dilakukan kajian terhadap miskonsepsi pada materi hidrokarbon.
Miskonsepsi dikaji berdasarkan literatur, seperti yang tercantum pada bab 2
halaman 14. Selain berdasarkan literatur, interaksi pembelajaran di dalam kelas
dan pelaksanaan tes pilihan ganda beralasan bebas juga dijadikan sumber dalam
mengkaji miskonsepsi pada materi hidrokarbon. Soal pilihan ganda beralasan
bebas yang dikembangkan berjumlah 25 butir soal (tercantum pada lampiran A.1
halaman 111) dan diujikan kepada satu kelas yang berjumlah 39 siswa.
Berdasarkan hasil kajian ruang lingkup materi, peta konsep, dan kajian
miskonsepsi, maka dihasilkan 22 konsep yang mengindikasikan bahwa siswa
mengalami miskonsepsi pada konsep-konsep tersebut. Proses selanjutnya yang
dilakukan, yaitu mengembangkan butir soal pilihan ganda dua tingkat.
Pengembangan butir soal pilihan ganda dua tingkat didasarkan pada analisis
data yang diperoleh dari tes pilihan ganda beralasan bebas (tercantum pada
lampiran B.1 halaman 122). Pilihan jawaban pada tingkat pertama disusun
berdasarkan pilihan jawaban siswa pada tes pilihan ganda beralasan bebas,
sedangkan pilihan alasan pada tingkat kedua disusun berdasarkan jawaban alasan
siswa pada tes pilihan ganda beralasan bebas. Pada beberapa konsep hidrokarbon
seperti atom karbon primer, terdapat jawaban alasan siswa yang kurang lengkap.
40
dilakukan merupakan wawancara tidak terstruktur dan dilakukan kepada 7 orang
siswa. Hasil wawancara terlampir pada lampiran B.2 halaman 135.
Butir soal pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan terdiri dari dua
tingkat. Tingkat pertama terdiri dari tiga pilihan jawaban dengan bentuk opsi a, b,
dan c. Tingkat kedua terdiri dari tiga pilihan alasan dengan bentuk opsi, 1), 2),
dan 3). Pilihan pada tingkat kedua mengacu pada alasan jawaban pada tingkat
pertama. Jumlah pilihan pada kedua tingkat dibuat berdasarkan pertimbangan dari
segi keefisienan waktu. Jika pilihan alasan terlalu banyak, maka siswa
memerlukan waktu lebih lama untuk memilih alasan pada tingkat kedua sehingga
diperlukan waktu yang cukup lama bagi guru untuk mengidentifikasi
miskonsepsi.
Mengacu pada pola umum pengembangan butir soal pilihan ganda dua
tingkat yang ditunjukkan pada gambar 2.10, salah satu contoh diagram
pengembangan butir soal pada penelitian ini ditunjukkan oleh gambar 3.2. Sejalan
dengan proses pengembangan butir soal pilihan ganda dua tingkat, dikembangkan
pula kunci identifikasi miskonsepsi pada setiap butir soal. Pengembangan kunci
identifikasi miskonsepsi didasarkan pada kombinasi (pola respon) antara pilihan
jawaban pada tingkat pertama dengan pilihan alasan pada tingkat kedua. Setiap
pola respon jawaban pada butir soal, akan menunjukkan apakah siswa mengalami
mikonsepsi atau tidak. Jika terjadi miskonsepsi, maka pola respon jawaban akan
merepresentasikan miskonsepsi yang terdapat dalam pikiran siswa.
Pada tahap pengembangan butir soal pilihan ganda dua tingkat,
dikembangkan 39 butir soal yang meliputi 22 konsep pada materi hidrokarbon.
41
Gambar 3.2 Diagram Pengembangan Butir Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat Pada Konsep Unsur Penyusun Hidrokarbon
2. Tahap Validasi
Tahap validasi terdiri dari dua proses, yaitu validasi dan uji reliabilitas.
a. Validasi
Butir soal yang telah dikembangkan, kemudian diuji validitasnya. Dalam
penelitian ini, validasi yang dilakukan adalah validasi isi. Validiasi isi dilakukan
42
dengan miskonsepsi. Butir soal dikatakan “sesuai” jika butir soal yang
dikembangkan secara tepat dapat mengidentifikasi miskonsepsi.
Validasi isi dilakukan oleh para pakar dibidangnya. Pada penelitian ini,
pakar yang melakukan validasi isi berjumlah 5 orang, yaitu tiga orang pakar
merupakan dosen pendidikan kimia dan dua orang pakar merupakan guru mata
pelajaran kimia yang sudah berpengalaman.
Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah validasi isi butir soal, yaitu
menilai hasil validitas isi dengan cara menghitung nilai CVR setiap butir soal.
Nilai CVR setiap butir soal dihitung berdasarkan pada persamaan Lawshe, yang
terdapat pada bab 2 halaman 33. Selain itu, setiap butir soal juga diperbaiki sesuai
dengan masukan dari para ahli. Perbaikan butir soal meliputi perbaikan penulisan
tanda titik, penggunaan bahasa dan kata yang kurang tepat, penulisan kata-kata
yang salah dan rumusan konsep yang kurang tepat.
Setelah dilakukan validasi isi, kemudian dilakukan pemilihan satu butir soal
untuk satu konsep. Pemilihan butir soal dilakukan agar satu konsep hanya
diidentifikasi miskonsepsinya dengan menggunakan satu soal. Hal tersebut
dilakukan untuk meminimalisir terjadinya data yang bias. Setelah dilakukan
pemilihan butir soal, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
b. Uji Reliabilitas
Butir soal yang diterima berdasarkan hasil perhitungan CVR, kemudian
diujikan kepada 46 siswa untuk mengetahui nilai reliabilitasnya. Butir soal yang
diuji untuk diketahui nilai reliabilitasnya berjumlah 18 soal (terlampir dalam
43
3. Tahap Aplikasi Produk
Pada tahap ini, butir soal pilihan ganda dua tingkat yang telah memenuhi
dari segi validitas dan reliabilitas, kemudian diaplikasikan kepada kelompok
siswa yang berbeda dengan kelompok uji reliabilitas. Kelompok siswa uji coba
berjumlah 28 siswa dan soal yang diuji coba berjumlah 18 butir soal (terlampir
dalam lampiran A.2 halaman 116). Seperti halnya pada pelaksanaan uji
reliabilitas, pada aplikasi produk siswa juga dilakukan pengkondisian yang sama
sebelum mengerjakan soal. Hal tersebut dilakukan agar siswa mengerjakan soal
dengan sungguh-sungguh.
Berdasarkan hasil aplikasi tes pilihan ganda dua tingkat, selanjutnya
dilakukan analisis terhadap setiap pola respon jawaban siswa. Analisis tersebut
mengacu pada kunci identifikasi miskonsepsi yang dikembangkan. Berdasarkan
kunci identifikasi miskonsepsi tersebut, maka dapat diketahui siswa yang
mengalami miskonsepsi dan tidak mengalami miskonsepsi. Selain itu,
berdasarkan kunci identifikasi miskonsepsi tersebut akan dapat diketahui
miskonsepsi-miskonsepsi apa saja yang terdapat dalam pikiran siswa pada materi
hidrokarbon.
E. Analisis Data
Dalam menentukan kriteria validitas isi dan reliabilitas butir soal yang
dikembangkan, digunakan teknik pengolahan data sebagai berikut.
1. Validitas Isi
Dalam mengolah hasil validitas isi, teknik yang digunakan untuk
manganalisis hasil timbangan para ahli, yaitu dengan menggunakan Content
Validity Ratio (CVR). Persamaan untuk menghitung nilai CVR setiap butir soal
tercantum dalam bab 2, halaman 33. Hasil perhitungan nilai CVR tersebut
kemudian dibandingkan dengan nilai minimum CVR pada tabel 2.8 yang
tercantum pada bab 2 halaman 34. Untuk validator berjumlah 5, nilai minimum
44
2. Reliabilitas
Sebelum dihitung nilai reliabiltas dari keseluruhan tes, maka terlebih dahulu
dilakukan penskoran terhadap butir soal pilihan ganda beralasan. Berdasarkan
penelitian Tuysuz (2009), skor 1 diberikan kepada siswa yang menjawab benar
pada kedua tingkat soal pilihan ganda dua tingkat. Skor 0 diberikan kepada siswa
yang hanya menjawab benar pada salah satu tingkat atau menjawab salah pada
kedua tingkat di setiap butir soal pilihan ganda dua tingkat.
Butir soal yang telah diberi skor, kemudian dihitung nilai reliabilitasnya.
metode reliabilitas yang digunakan adalah metode konsistensi internal. Pada
penelitian ini, nilai reliabilitas dihitung dengan menggunakan persamaan KR#20
yang terdapat pada bab 2 halaman 34. Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian,
ditafsirkan dengan menggunakan kriteria sebagaimana tercantum dalam tabel 2.9
tentang pedoman penafsiran reliabilitas.
3. Perhitungan Persentase Siswa yang Mengalami Miskonsepsi pada Materi Hidrokarbon
Jumlah siswa yang memilih setiap pola respon pada butir soal, diubah ke
dalam bentuk persentase. Besar persentase dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut.
NP =
45
Tabel 3.1 Kriteria Persentase Siswa yang Mengalami Miskonsepsi pada Setiap Konsep Hidrokarbon
No. Persentase (%) Kriteria
1. 0 Tidak satupun
2. 1-25 Sedikit dari jumlah respon
3. 26-49 Hampir setengahnya
4. 50 Setengahnya
5. 51-75 Lebih dari setengahnya
6. 76-99 Hampir seluruhnya
7. 100 Seluruhnya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan memenuhi
kriteria berdasarkan validitas isi maupun reliabilitas. Berdasarkan validitas
isi, dari 39 butir soal yang dikembangkan diperoleh 18 butir soal yang
memenuhi kriteria validitas isi dengan nilai CVR sebesar 1. Nilai CVR
tersebut berada di atas nilai minimum CVR untuk jumlah validator
berjumlah lima. Berdasarkan kriteria reliabilitas, butir-butir soal yang
dikembangkan memiliki nilai reliabilitas 0,749. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa butir-butir soal yang dikembangkan memiliki reliabilitas yang tinggi.
2. Miskonsepsi siswa SMA kelas X pada materi hidrokarbon yang terungkap
dengan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan, yaitu
dari 28 siswa, hampir seluruhnya mengalami miskonsepsi pada konsep
kekhasan atom karbon (96,4%), pada konsep ikatan atom C pada rantai
karbon (85,8%) dan pada konsep rantai tertutup (78,6 %). Pada konsep
kekhasan atom karbon, miskonsepsi yang dialami oleh siswa, yaitu (1)
hanya atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen, (2) hanya atom
karbon yang memiliki empat elektron valensi, (3) hanya atom karbon yang
107
terjadi pada siswa, yaitu (1) rantai karbon terbentuk dari ikatan antara atom
C dengan atom H dan dalam membentuk rantai atom karbon juga
membutuhkan atom C yang lain, (2) rantai karbon terbentuk dari ikatan atom
C dengan atom H karena untuk membentuk senyawa hidrokarbon atom C
memerlukan atom H, (3) rantai karbon terbentuk dari ikatan antara atom C
dengan atom C dan H karena atom C dapat berikatan baik dengan atom C
maupun dengan atom H, (4) rantai karbon terbentuk dari ikatan antara atom
C dengan atom C dan atom H. Pada konsep rantai tertutup, miskonsepsi
yang terjadi pada siswa, yaitu (1) rantai tertutup merupakan rantai yang tidak
memiliki cabang, (2) pada rantai tertutup, tidak semua atom C harus
berikatan dengan atom C lain, asalkan terdapat atom C dengan atom C yang
lain saling berikatan maka hal tersebut dapat dikatakan rantai tertutup, (3)
rantai tertutup merupakan rantai yang melingkar dan pada rantai melingkar,
semua atom C tidak harus saling berikatan.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti menyarankan agar :
1. dalam pembelajaran guru menggunakan alat tes diagnostik pilihan ganda
dua tingkat yang dikembangkan mengingat pentingnnya mendiagnosis
miskonsepsi yang terdapat dalam pikiran siswa, khususnya dalam materi
hidrokarbon.
2. hasil dari tes diagnostik dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru
dalam merencanakan pembelajaran yang efektif pada materi hidrokarbon.
3. peneliti lain mengembangkan butir soal pilihan ganda dua tingkat untuk
konsep lainnya pada materi hidrokarbon maupun konsep di luar hidrokarbon
yang belum dapat dikembangkan oleh peneliti.
4. peneliti lain melakukan aplikasi produk butir soal pilihan ganda dua tingkat
pada skala yang lebih besar.
5. mengembangkan aplikasi komputer yang memuat soal diagnostik pilihan
ganda dua tingkat dan kunci identifikasi miskonsepsi sehingga dapat
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Chandrasegaran, A.L., Treagust D.F. and Mocerino M. (2007). “The Development of A Two-Tier Multiple-Choice Diagnostic Instrument For Evaluating
Secondary School Students’ Ability to Describe and Explain Chemical
Reactions Using Multiple Levels of Representation”. Chemistry Education Research and Practice. 8, (3), 293-307.
Chang, R. (2003). General Chemistry: The Essential Concepts (Alih Bahasa: M.A Martoprawiro). Jakarta: Erlangga.
Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Daryanto, H. (1997). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Depdiknas. (2007). Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA
SMP/MTs. [Online]. Tersedia:
http://cobaberbagi.files.wordpress.com/2011/05/4d-panduan-tes diagnostik.doc [13 Februari 2012].
107
Hernawan, H. (2011). Identifikasi
Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia Dengan Menggunakan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Beralasan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.
Lawshe, C.H. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Personnel
Psychology. 28, 563-573.
Lestari, S.K. (2012). Penerapan Peer Assessment Pada Tes Formatif Hidrokarbon Untuk Feedback Siswa SMA Kelas X. Tesis Magister Pendidikan UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
OECD. (2010). Comparing Countries’ and Economies’ Performance. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/pisa/46643496.pdf [15 Juli 2013]
Permana, I. (2009). Memahami Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Depdiknas.
Purba, M. (2002). Kimia 1B untuk SMA Kelas X. Erlangga: Jakarta.
Redhana, I.W. (2009). Pengembangan Program Pembelajaran Berbasis Masalah Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pelajaran Kimia SMA. Disertasi Doktor Pascasarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Salirawati, D. (2010). Pengembangan Model Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi
Kimia Pada Peserta Didik SMA. [Online].
Tersedia:http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/132001805/Laporan%20Hi bah%20Disertasi.doc [11 Agustus 2013]
Sudaryono. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu
108
Sunarya, Y dan Setiabudi, A. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta: Depdiknas.
Supriatna, A. (2011). Strategi Anomali Data Untuk Mengubah Miskonsepsi dan Meningkatkan Pemahaman Siswa SD Terhadap Konsep Cahaya. Tesis Magister Pascasarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar Dengan Teori Ujian Klasik dan Teori Responsi Butir. Bandung: CV Cakra.
Tan K.C.D, Goh N.K., Chia L.S. and Treagust D.F. (2002). “Development and Application of A Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument to Assess High School Students’ Understanding of Inorganic Qualitative Analysis”. Journal of Research in Science Teaching. 39, 283-301.
Tan K.C.D., Taber K.S, Goh N.K. and Chia L.S. (2005). “The Ionization Energy Diagnostic Instrument: A Two-Tier Multiple-Choice Instrument to Determine High School Students’ Understanding of Ionization Energy”. Journal of Chemistry Education Research and Practice. 6, (4), 180-197.
Tan, K.C.D and Treagust, D.F. (1999). “Evaluating Students’ Understanding of
Chemical Bonding”. School Science Review. 81, (294), 75-83.
Tuysuz, C. (2009). “Development of Two-Tier Diagnostic Instrument and Assess
Students’ Understanding In Chemistry”. Academic Journals. 4, (6),
626-631.