K O D E E T I K
PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Kode Etik Profesi Akuntan Publik diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia secara paralel dengan Kode Etik Akuntan Indonesia yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan Institut Akuntan Manajemen Indonesia, yang didukung oleh Pusat Pembinaan Profesi Keuangan - Kementerian Keuangan RI.
2020
ii Kode Etik Profesi Akuntan Publik
Efektif Per 1 Juli 2020
INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Office 8 Building Lantai 12 Unit 12I-12J Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Senopati Raya, Jakarta 12190, Indonesia.
Telp. : (021) 29333151, 72795445/46 Website : http://www.iapi.or.id
Email : [email protected]
Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotocopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan Publik Indonesia.
UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi penerjemahan dan pengadaptasian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersil dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi penerbitan, penggandaan dalam segala bentuknya, dan pendistribusian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada poin kedua di atas yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Institut Akuntan Publik Indonesia
Kode Etik Profesi Akuntan Publik ––Jakarta: IAPI, 2020
1 jil., 259 hlm, 15,5 x 24 cm ISBN 978-979-19251-3-6
1. Audit 2. Akuntan Publik
I. Judul II. Institut Akuntan Publik Indonesia
SAMBUTAN KETUA UMUM 1
INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA 2
3
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena 4
hanya dengan berkah rahmat-Nya, maka Komite Etika Profesi – Institut Akuntan Publik 5
Indonesia (IAPI) dapat memenuhi amanah dari IAPI untuk menyusun dan mengembangkan 6
Kode Etik Profesi Akuntan Publik di Indonesia dengan menerbitkan Kode Etik Profesi Akuntan 7
Publik.
8 9
Kode Etik Profesi Akuntan Publik menetapkan prinsip dasar etika profesi dan memberikan 10
kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut.
11 12
Kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Komite Etika Profesi 13
IAPI, beserta tim teknis, yang telah bekerja keras sejak penyusunan materi hingga 14
ditetapkannya Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Ucapan terima kasih dan penghargaan juga 15
kami sampaikan kepada Ikatan Akuntan Indonesia dan Institut Akuntan Manajemen Indonesia 16
atas kerjasamanya dalam proses penyusunan kode etik tersebut, serta Pusat Pembinaan 17
Profesi Akuntan Publik – Kementerian Keuangan Republik Indonesia atas dukungannya 18
sehingga Kode Etik Profesi Akuntan Publik dapat diterbitkan. Kami juga mengucapkan terima 19
kasih kepada pihak-pihak lain atas dukungan dan kerjasamanya.
20 21 22 23
Jakarta, April 2020 24
Institut Akuntan Publik Indonesia 25
26
Tarkosunaryo MBA., CPA 27
Ketua Umum 28
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
iv
SAMBUTAN KOMITE ETIKA PROFESI 1
INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA 2
3
International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA) telah menetapkan Handbook 4
of the International Code of Ethics for Professional Accountants including International 5
Independence Standards 2018 Edition. Dalam menanggapi hal ini, Institut Akuntan Publik 6
Indonesia (IAPI), memberikan kewenangan kepada Komite Etika Profesi untuk melaksanakan 7
tugas pengembangan dan pemutakhiran atas Kode Etik Profesi Akuntan Publik secara 8
berkesinambungan, yang merupakan tugas yang sangat penting dan bertujuan untuk 9
meningkatkan profesi Akuntan Publik di Indonesia, terutama dalam meningkatkan 10
kompetensi, kualitas, daya saing, dan profesionalisme Akuntan Publik, sehingga profesi 11
Akuntan Publik di Indonesia dapat selalu mengikuti dan memenuhi tuntutan perkembangan 12
zaman.
13 14
Indonesia sebagai anggota dari Negara G-20 tentunya harus terus mengikuti perkembangan 15
dan pemutakhiran Kode Etik Internasional yang ditetapkan oleh IESBA. Sebagai salah satu 16
langkah dalam proses pengembangan dan pemutakhiran Kode Etik Profesi Akuntan Publik, 17
Komite Etika Profesi telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik 18
berdasarkan Handbook of the International Code of Ethics for Professional Accountants 19
including International Independence Standards 2018 Edition.
20 21
Kode Etik Profesi Akuntan Publik menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang 22
harus diterapkan oleh setiap individu dalam Kantor atau jaringan Kantor, baik yang 23
merupakan Anggota IAPI, maupun yang bukan merupakan Anggota IAPI, yang memberikan 24
jasa profesional yang meliputi jasa asurans dan jasa selain asurans ataupun yang bekerja 25
pada entitas bisnis.
26 27
Setiap Anggota IAPI wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika 28
profesi yang diatur dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik, kecuali bila prinsip dasar dan 29
aturan etika profesi yang diatur oleh perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan 30
lainnya yang berlaku ternyata berbeda dari Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Dalam kondisi 31
tersebut, seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam perundang- 32
undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku wajib dipatuhi, selain tetap 33
mematuhi prinsip dasar dan aturan etika profesi lainnya yang diatur dalam Kode Etik Profesi 34
Akuntan Publik.
35 36 37
Jakarta, April 2020 38
Institut Akuntan Publik Indonesia 39
Komite Etika Profesi 40
41 42 43 44 45 46 47 48
vi
KATA SAMBUTAN 1
KEPALA PUSAT PEMBINAAN PROFESI KEUANGAN 2
3
Etika sebagai salah satu unsur utama dari profesi sebagai landasan bagi Akuntan dalam 4
menjalankan kegiatan profesional. Akuntan memiliki tanggung jawab untuk bertindak sesuai 5
dengan kepentingan publik. Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) sebagai pembina 6
profesi Akuntan yang menaungi organisasi profesi akuntan yakni Ikatan Akuntan Indonesia 7
(IAI), Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), dan Institut Akuntan Manajemen Indonesia 8
(IAMI) berkolaborasi dalam penyusunan Kode Etik Akuntan Indonesia. Kode Etik tersebut 9
perlu dimutakhirkan dengan perkembangan saat ini dan ketentuan Kode Etik yang berlaku 10
secara internasional.
11 12
Kode Etik Akuntan Indonesia merupakan adopsi dari Handbook of the Code of Ethics for 13
Professional Accountant 2018 Edition yang dikeluarkan oleh International Ethics Standars 14
Board for Accountants of The International Federation of Accountants (IESBA-IFAC). Dalam 15
proses penyusunannya, ketiga asosiasi yakni IAI, IAPI, dan IAMI berkoordinasi sesuai dengan 16
Nota Kesepahaman tentang Kerjasama Pengembangan Profesi Akuntan di Indonesia.
17
Dengan tujuan agar terjadi sinergi antar organisasi profesi akuntan dan menciptakan 18
keseragaman ketentuan etika bagi seluruh akuntan di Indonesia.
19 20
Penyusunan Kode Etik Akuntan Indonesia diharapkan akan meningkatkan kepercayaan 21
masyarakat kepada Akuntan serta meningkatkan kontribusi Akuntan bagi kepentingan 22
masyarakat dan negara serta penggerak pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
23 24
Jakarta, 18 November 2019 25
26 27 28 29
Firmansyah N.Nazaroedin 30
Kepala PPPK 31
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
viii
UCAPAN TERIMA KASIH 1
2
Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia menyampaikan ucapan terima 3
kasih kepada Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Komite Etika 4
IAI, dan Dewan Pengurus Institut Akuntan Manajemen Indonesia.
5 6
DEWAN PENGURUS NASIONAL – IKATAN AKUNTAN INDONESIA 7
Prof. Mardiasmo Ketua
8
Prof. Ainun Na’im Anggota
9
Bahtiar Arif Anggota
10
Prof. Dr. Bambang Pamungkas Anggota 11
Dadang Kurnia Anggota
12
David E. S. Sidjabat Anggota
13
Dwi Setiawan Susanto Anggota
14
Isnaeni Achdiat Anggota
15
Ito Warsito Anggota
16
Prof. Dr. Lindawati Gani Anggota 17
Maliki Heru Santosa Anggota
18
Prof. Dr. Nunuy Nur Afiah Anggota 19
Rosita Uli Sinaga Anggota
20
Prof. Sidharta Utama Anggota
21
Prof. Dr. Sri Mulyani Anggota 22
Tia Adityasih Anggota
23
Prof. Dr. Dian Agustia Anggota
24
Prof. Dr. P. M. John Liberty Hutagaol Anggota 25
M. Jusuf Wibisana Anggota
26
Hery Subowo Anggota
27 28
KOMITE ETIKA – IKATAN AKUNTAN INDONESIA 29
Emil Bachtiar Ketua
30
Akhsanul Khaq Anggota
31
Doddy Setiadi Anggota
32
Irsan Gunawan Anggota
33
Linus Setiadi Anggota
34 35
DEWAN PENGURUS – INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA 36
Gatot Trihargo Ketua Umum 37
M. Afdal Bahaudin Wakil Ketua Umum 38
Prof. Adji Suratman Ketua Bidang Anggota, Advokasi, Etika dan Disiplin Anggota 39
Agung Nugroho Soedibyo Ketua Bidang Sertifikasi 40
Linus M. Setiadi Ketua Bidang Pengembangan Organisasi Wilayah 41
Hendang Tanusdjaja Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan Profesi 42
Zahra Mulachella Ketua Bidang Organisasi, Humas, Promosi dan Sekretariat 43
Haru Koesmahargyo Ketua Bidang Kerjasama Kelembagaan dan Korporasi 44
Christina Juliana Ketua Bidang Kerjasama Perguruan Tinggi dan Organisasi Profesi 45
46 47 48
x
xii
xiv
IKHTISAR PERBEDAAN DENGAN KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA
Kode Etik Profesi Akuntan Publik (KEPAP) diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia secara paralel dengan Kode Etik Akuntan Indonesia (KEAI) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan Institut Akuntan Manajemen Indonesia, yang didukung oleh Pusat Pembinaan dan Profesi Keuangan – Kementerian Keuangan RI. Dalam KEPAP terdapat perbedaan dengan KEAI sebagai berikut:
No KEPAP KEAI
1. Judul
• Kode Etik Profesi Akuntan Publik Kode Etik Profesi Akuntan Publik diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia secara paralel dengan Kode Etik Akuntan Indonesia yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan Institut Akuntan Manajemen Indonesia, yang didukung oleh Pusat Pembinaan dan Profesi Keuangan – Kementerian Keuangan RI.
• Penggunaan sebutan Akuntan Publik mengacu pada Undang- undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
• Kode Etik Akuntan Indonesia
2. Terminologi
• Anggota
Anggota adalah individu yang memenuhi persyaratan sebagai anggota IAPI dari waktu ke waktu berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IAPI yakni: Akuntan Publik, pemegang CPA selain Akuntan Publik, dan Anggota lainnya termasuk individu yang mempunyai register negara akuntan yang menjadi anggota IAPI.
• Akuntan
a) Dalam Bagian 1, istilah
“Akuntan” mengacu pada individu Akuntan yang bekerja di bisnis dan Akuntan yang berpraktik melayani publik dan Kantornya.
b) Dalam Bagian 2, istilah
“Akuntan” mengacu pada Akuntan bekerja di bisnis.
c) Dalam Bagian 3, 4A dan 4B, istilah “Akuntan” mengacu pada Akuntan yang berpraktik melayani publik dan Kantornya.
3 Daftar Istilah
• Penempatan daftar Istilah di bagian depan sebelum Bagian 1.
• Penempatan lembar daftar Istilah pada bagian akhir setelah Bagian 4B.
xvi
KATA PENGANTAR 1
2
Komite Etika Profesi – Institut Akuntan Publik Indonesia telah menyetujui dan menetapkan 3
Kode Etik Profesi Akuntan Publik dalam rapatnya tanggal 20 April 2020 yang selanjutnya 4
Kode Etik Profesi Akuntan Publik tersebut telah disahkan oleh Dewan Pengurus – Institut 5
Akuntan Publik Indonesia pada tanggal 30 April 2020 untuk berlaku secara efektif per 1 Juli 6
2020, kecuali bagian 4A Seksi 540 akan berlaku efektif untuk audit dan reviu Laporan 7
Keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2022.
8 9
Kode Etik Profesi Akuntan Publik mengadopsi Handbook of the International Code of Ethics 10
for Professional Accountants including International Independence Standards 2018 Edition 11
yang diterbitkan oleh International Ethics Standards Board for Accountants.
12 13
Untuk selanjutnya dalam dokumen ini “Kode Etik Profesi Akuntan Publik” ditulis “Kode Etik”.
14
Oleh karena itu terminologi “Kode Etik” dalam bagian-bagian selanjutnya dalam naskah ini 15
adalah merujuk pada dan sebagai Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
16 17
Kode Etik ini disebarluaskan diantaranya melalui situs website IAPI: www.iapi.or.id.
18 19
KOMITE ETIKA PROFESI – INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA 20
Tarkosunaryo Ketua
21
Agung Purwanto Anggota
22
Erik Eneddy Anggota
23
Nur Adib Najamuddin Anggota 24
Padri Achyarsyah Anggota
25
Taufikurrahman Anggota
26
Tjhin Silawaty Anggota
27 28
DEWAN PENGURUS – INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA 29
Tarkosunaryo Ketua Umum
30
Sapto Amal Damandari Ketua 31
Tia Adityasih Ketua
32
Hendang Tanusdjaja Ketua 33
Suhartono Ketua
34
Handoko Tomo Ketua
35
Aria Kanaka Ketua
36
Ellya Noorlisyati Ketua
37
Florus Daeli Ketua
38
Irhoan Tanudiredja Ketua 39
Syahril Ali Ketua
40
Rian Benyamin Surya Ketua 41
Sugeng Praptoyo Ketua
42
Steven Tanggara Ketua
43
Irwan Haswir Ketua
44
Palti Ferdrico T.H.S Ketua 45
46 47 48
xviii
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020 1
2
DAFTAR ISI 3
Halaman 4
SAMBUTAN KETUA UMUM ... iii 5
SAMBUTAN KOMITE ETIKA PROFESI ... v 6
SAMBUTAN KEPALA PUSAT PEMBINAAN PROFESI KEUANGAN ... vii 7
KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS IAPI ... xi 8
IKHTISAR PERBEDAAN DENGAN KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA ... xv 9
KATA PENGANTAR ... xvii 10
PERUBAHAN SUBSTANSIAL KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020 11
DIBANDINGKAN DENGAN KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK 12
EFEKTIF PER 1 JULI 2019 ... xxiii 13
DAFTAR ISTILAH, TERMASUK DAFTAR SINGKATAN ... xxv 14
15
BAGIAN 1 KEPATUHAN TERHADAP KODE ETIK, PRINSIP DASAR ETIKA, 16
DAN KERANGKA KONSEPTUAL ... 1 17
Seksi 100 Kepatuhan Terhadap Kode Etik... 1 18
Seksi 110 Prinsip Dasar Etika ... 3 19
Subseksi 111 Integritas ... 5 20
Subseksi 112 Objektivitas ... 6 21
Subseksi 113 Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional ... 7 22
Subseksi 114 Kerahasiaan ... 8 23
Subseksi 115 Perilaku Profesional ... 10 24
Seksi 120 Kerangka Kerja Konseptual ... 11 25
26
BAGIAN 2 ANGGOTA YANG BEKERJA DI BISNIS ... 19 27
Seksi 200 Penerapan Kerangka Kerja Konseptual – Anggota yang Bekerja di 28
Bisnis ... 19 29
Seksi 210 Benturan Kepentingan ... 24 30
Seksi 220 Penyusunan dan Penyajian Informasi ... 27 31
Seksi 230 Bertindak dengan Keahlian yang Memadai ... 32 32
Seksi 240 Kepentingan Keuangan, Kompensasi, dan Insentif yang Terkait 33
dengan Pelaporan Keuangan dan Pengambilan Keputusan ... 34 34
Seksi 250 Bujukan, Termasuk Hadiah dan Keramahtamahan ... 36 35
Seksi 260 Respons atas Ketidakpatuhan terhadap Peraturan Perundang- 36
undangan ... 42 37
Seksi 270 Tekanan untuk Melanggar Prinsip Dasar Etika ... 52 38
39
BAGIAN 3 ANGGOTA YANG BERPRAKTIK MELAYANI PUBLIK ... 56 40
Seksi 300 Penerapan Kerangka Kerja Konseptual – Anggota yang Berpraktik 41
Melayani Publik ... 56 42
Seksi 310 Benturan Kepentingan ... 63 43
Seksi 320 Penunjukan Profesional ... 70 44
Seksi 321 Pendapat Kedua ... 75 45
Seksi 330 Imbalan dan Jenis Remunerasi Lain ... 77 46
Seksi 340 Bujukan, Termasuk Hadiah dan Keramahtamahan ... 80 47
Seksi 350 Kustodi Aset Klien ... 86 48
xx
Seksi 360 Respons atas Ketidakpatuhan terhadap Peraturan Perundang- 1
undangan ... 87 2
3
BAGIAN 4A INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN AUDIT DAN PERIKATAN 4
REVIU ... 102 5
Seksi 400 Penerapan Kerangka Konseptual untuk Independensi dalam Perikatan 6
Audit dan Perikatan Reviu ... 102 7
Seksi 410 Imbalan ... 116 8
Seksi 411 Kebijakan Kompensasi dan Evaluasi ... 120 9
Seksi 420 Hadiah dan Keramahtamahan ... 121 10
Seksi 430 Litigasi Aktual atau Ancaman Litigasi ... 122 11
Seksi 510 Kepentingan Keuangan ... 123 12
Seksi 511 Pinjaman dan Jaminan ... 128 13
Seksi 520 Hubungan Bisnis ... 130 14
Seksi 521 Hubungan Keluarga dan Pribadi ... 132 15
Seksi 522 Pernah Bekerja pada Klien Audit ... 136 16
Seksi 523 Rangkap Jabatan Sebagai Direktur, Komisaris, atau Pejabat Eksekutif 17
Klien Audit ... 138 18
Seksi 524 Pekerjaan dengan Klien Audit ... 139 19
Seksi 525 Penugasan Personel Sementara ... 143 20
Seksi 540 Hubungan yang Berlangsung Lama Antara Personel (Termasuk Rotasi 21
Rekan) dengan Klien Audit ... 145 22
Seksi 600 Penyediaan Jasa Non-Asurans Kepada Klien Audit ... 151 23
Subseksi 601 Jasa Pembukuan dan Akuntansi ... 156 24
Subseksi 602 Jasa Administratif ... 159 25
Subseksi 603 Jasa Penilaian ... 160 26
Subseksi 604 Jasa Perpajakan ... 162 27
Subseksi 605 Jasa Audit Internal ... 168 28
Subseksi 606 Jasa Sistem Teknologi Informasi ... 171 29
Subseksi 607 Jasa Penunjang Litigasi ... 173 30
Subseksi 608 Jasa Hukum... 174 31
Subseksi 609 Jasa Rekrutmen ... 176 32
Subseksi 610 Jasa Keuangan Korporat ... 178 33
Seksi 800 Laporan Audit atas Laporan Keuangan Bertujuan Khusus yang 34
Mencakup Pembatasan Distribusi dan Penggunaannya (Perikatan 35
Audit dan Perikatan Reviu) ... 180 36
37
BAGIAN 4B INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN ASURANS SELAIN 38
PERIKATAN AUDIT DAN PERIKATAN REVIU ... 184 39
Seksi 900 Penerapan Kerangka Kerja Konseptual untuk Independensi dalam 40
Perikatan Asurans Selain Perikatan Audit dan Perikatan Reviu... 184 41
Seksi 905 Imbalan ... 192 42
Seksi 906 Hadiah dan Keramahtamahan ... 195 43
Seksi 907 Litigasi Aktual atau Ancaman Litigasi ... 196 44
Seksi 910 Kepentingan Keuangan ... 197 45
Seksi 911 Pinjaman dan Jaminan ... 201 46
Seksi 920 Hubungan Bisnis ... 203 47
Seksi 921 Hubungan Keluarga dan Pribadi ... 205 48
Seksi 922 Pernah Bekerja pada Klien Asurans ... 208 1
Seksi 923 Rangkap Jabatan sebagai Direktur, Komisaris, atau Pejabat Eksekutif 2
Klien Asurans ... 210 3
Seksi 924 Pekerjaan dengan Klien Asurans ... 211 4
Seksi 940 Hubungan yang Berlangsung Lama Antara Personel dengan Klien 5
Asurans ... 213 6
Seksi 950 Penyediaan Jasa Non-Asurans kepada Klien Asurans Selain Perikatan 7
Audit dan Perikatan Reviu ... 215 8
Seksi 990 Laporan yang Mencakup Pembatasan Distribusi dan Penggunaannya 9
(Perikatan Asurans Selain Perikatan Audit dan Perikatan Reviu) ... 219 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
xxii
PERUBAHAN SUBSTANSIAL KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020 1
DIBANDINGKAN DENGAN KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2
EFEKTIF PER 1 JULI 2019 3
4
Kode Etik Profesi Akuntan Publik 2020 mengadopsi Handbook of the International Code of 5
Ethics for Professional Accountants including International Independence Standards 2018 6
Edition yang diterbitkan oleh International Ethics Standards Board for Accountants.
7 8
Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) ini menggantikan Kode Etik efektif per 1 Juli 9
2019, dengan penyempurnaan sebagai berikut:
10
• Perubahan sistematika penyajian, Kode Etik efektif per 1 Juli 2020 menyajikan 11
pengaturan yang terbagi dalam 5 (lima) bagian, yaitu:
12
o Bagian 1 : Kepatuhan Terhadap Kode Etik, Prinsip Dasar Etika dan Kerangka 13
Kerja Konseptual;
14
o Bagian 2 : Anggota yang Bekerja di Bisnis;
15
o Bagian 3 : Anggota yang Berpraktik Melayani Publik;
16
o Bagian 4A : Independensi dalam Perikatan Audit dan Perikatan Reviu; dan 17
o Bagian 4B : Independensi dalam Perikatan Asurans Selain Perikatan Audit dan 18
Perikatan Reviu.
19
• Kode Etik efektif per 1 Juli 2019 menyajikan pengaturan yang terbagi dalam 3 (tiga) 20
bagian, yaitu:
21
o Bagian A : Penerapan Umum Kode Etik;
22
o Bagian B : Akuntan Publik atau CPA yang Berpraktik Melayani Publik; dan 23
o Bagian C : CPA yang Bekerja Pada Entitas Bisnis.
24
• Pernyataan tentang ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan (Non- 25
Compliance with Laws and Regulations (NOCLAR)) – Respons atas ketidakpatuhan 26
terhadap peraturan perundang-undangan yang dalam Kode Etik efektif per 1 Juli 2019 27
belum diatur. Namun beberapa peraturan perundang-undangan seperti Peraturan 28
Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan terkait pencegahan tindak pidana pencucian 29
uang telah mewajibkan Akuntan Publik untuk melaporkan kepada otoritas berwenang 30
yang relevan ketika menemukan NOCLAR dalam penugasannya sejak beberapa waktu 31
lalu. Sehingga pengaturan terkait NOCLAR dalam Kode Etik ini sejalan dengan 32
peraturan dari berbagai otoritas tersebut. Bagian 2 paragraf 260 mengatur lebih lanjut 33
NOCLAR bagi Anggota yang bekerja di bisnis dan Bagian 3 paragraf 360 mengatur 34
NOCLAR bagi Anggota yang berpraktik melayani publik.
35
• Ketentuan tentang hubungan yang berlangsung lama antara personel (termasuk rotasi 36
3 (tiga) kategori Rekan yang terlibat dalam penugasan audit atau reviu atas laporan 37
keuangan untuk entitas berakuntabilitas publik) yang mencakup ketentuan periode jeda 38
(cooling-off period) yang lebih lama dibandingkan pengaturan dalam Kode Etik efektif 39
per 1 Juli 2019 maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
40
• Pengaturan pada Bagian 2 bagi Anggota yang bekerja di bisnis yang lebih jelas yang 41
mencakup penyusunan dan penyajian informasi dan tekanan untuk melanggar prinsip 42
dasar etika. Dalam Kode Etik 2019, bagian ini diatur dalam Bagian C yang berlaku bagi 43
CPA yang bekerja pada entitas bisnis.
44 45 46 47
xxiv Perubahan
1 2
Kode Etik ini sepenuhnya ditulis ulang dengan struktur dan sistematika baru agar Kode Etik 3
ini mudah dipahami, digunakan, dan diterapkan. Kode Etik ini mencakup standar 4
independensi dalam perikatan audit dan reviu serta perikatan asurans. Kode Etik ini 5
memasukkan beberapa tambahan substansial dan penyempurnaan, termasuk:
6
• Peningkatan karakteristik dan penegasan pada kerangka kerja konseptual.
7
• Ketentuan yang lebih jelas dan lebih kuat terkait dengan pengamanan yang lebih 8
selaras dengan ancaman kepatuhan terhadap prinsip-prinsip dasar dan independensi.
9
• Penegasan terhadap ketentuan independensi tentang hubungan yang berlangsung 10
lama antara personel dengan klien audit atau asurans.
11
• Penambahan dan penyempurnaan bagian yang ditujukan untuk Anggota yang bekerja 12
di bisnis yang berkaitan dengan:
13
o Penyusunan dan penyajian informasi; dan 14
o Tekanan untuk melanggar prinsip dasar etika.
15
• Pedoman yang jelas dan relevan untuk Anggota yang berpraktik melayani publik dan 16
Anggota yang bekerja di bisnis yang ditetapkan dalam Bagian 2 Kode Etik ini.
17
• Penguatan terhadap ketentuan untuk Anggota yang bekerja di bisnis dan Anggota yang 18
berpraktik melayani publik terkait dengan bujukan, termasuk hadiah dan 19
keramahtamahan.
20
• Penambahan materi aplikasi baru untuk menekankan pentingnya memahami fakta dan 21
keadaan ketika melakukan pertimbangan profesional.
22
• Materi aplikasi baru menjelaskan bagaimana kepatuhan terhadap prinsip dasar etika 23
yang mendukung pelaksanaan skeptisisme profesional dalam perikatan audit atau 24
asurans lainnya.
25 26
Tanggal Efektif 27
28
Bagian 1, 2, 3, 4A dan 4B dari Kode Etik Profesi Akuntan Publik akan berlaku mulai 1 Juli 29
2020, kecuali bagian 4A Seksi 540 akan berlaku efektif untuk audit dan reviu Laporan 30
Keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2022.
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
DAFTAR ISTILAH, TERMASUK DAFTAR SINGKATAN 1
2
Dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik, bentuk tunggal akan ditafsirkan sebagai bentuk 3
jamak dan sebaliknya, dan istilah di bawah ini memiliki arti berikut:
4 5
Dalam daftar istilah ini, penjelasan dari istilah ditampilkan dalam huruf biasa; huruf miring 6
digunakan untuk penjelasan istilah-istilah yang dijelaskan yang memiliki arti spesifik pada 7
bagian tertentu dari Kode Etik atau untuk penjelasan tambahan dari istilah yang didefinisikan.
8
Referensi juga disediakan untuk istilah yang dijelaskan dalam Kode Etik.
9 10
➢ Ahli eksternal 11
Seorang individu (yang bukan merupakan rekan atau anggota staf profesional, termasuk 12
staf sementara, Kantor atau Jaringan Kantor) atau organisasi yang memiliki keahlian, 13
pengetahuan dan pengalaman di bidang lain selain akuntansi atau audit, yang bekerja 14
di bidang tersebut ditugaskan untuk membantu Anggota dalam memperoleh bukti yang 15
cukup dan tepat.
16 17
➢ Aktivitas profesional 18
Suatu aktivitas yang memerlukan keahlian akuntansi atau keahlian terkait lainnya yang 19
dikerjakan oleh Anggota, termasuk akuntansi, audit, pajak, konsultansi manajemen, dan 20
manajemen keuangan.
21 22
➢ Ancaman 23
Istilah ini dijelaskan dalam paragraf 120.6 A3 dan termasuk kategori berikut:
24
Kepentingan pribadi 120.6 A3 (a) 25
Telaah pribadi 120.6 A3 (b) 26
Advokasi 120.6 A3 (c)
27
Kedekatan 120.6 A3 (d)
28
Intimidasi 120.6 A3 (e)
29 30
➢ Anggota 31
Anggota adalah individu yang memenuhi persyaratan sebagai anggota IAPI dari waktu 32
ke waktu berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IAPI 33
yakni: Akuntan Publik, pemegang CPA selain Akuntan Publik, dan Anggota lainnya 34
termasuk individu yang mempunyai register negara akuntan yang menjadi anggota IAPI.
35 36
➢ Anggota praktisi pendahulu 37
Anggota yang berpraktik melayani publik yang paling akhir melakukan suatu perikatan 38
audit atau memberikan jasa akuntansi, pajak, konsultansi, atau jasa profesional serupa 39
kepada klien, ketika saat ini Anggota yang bersangkutan tidak melakukan penugasan 40
untuk klien tersebut.
41 42
➢ Anggota senior yang bekerja di bisnis 43
Anggota senior yang bekerja di bisnis adalah Direktur, Komisaris, pejabat eksekutif, atau 44
karyawan senior yang mampu memberikan pengaruh signifikan atas, dan mengambil 45
keputusan terkait, perolehan, penyebaran, dan pengendalian atas organisasi karyawan, 46
keuangan, teknologi, sumberdaya berwujud, dan sumberdaya takberwujud. Istilah ini 47
dijelaskan dalam paragraf 260.11 A1.
48
xxvi
➢ Anggota yang berpraktik melayani publik 1
Anggota yang berpraktik melayani publik, terlepas dari klasifikasi fungsional (misalnya:
2
audit, pajak, atau konsultansi) di Kantornya yang memberikan jasa profesional. Istilah 3
“Anggota yang berpraktik melayani publik” juga digunakan untuk merujuk kepada 4
Kantornya.
5 6
➢ Anggota yang diusulkan 7
Anggota yang berpraktik melayani publik yang mempertimbangkan untuk menerima 8
penunjukan audit atau perikatan untuk memberikan jasa akuntansi, pajak, konsultansi, 9
atau jasa profesional serupa untuk klien prospektif (atau dalam beberapa kasus, klien 10
yang sudah ada).
11 12
➢ Anggota yang bekerja di bisnis 13
Anggota yang bekerja di bidang-bidang seperti perdagangan, industri, jasa, sektor 14
publik, pendidikan, sektor nirlaba, atau dalam asosiasi profesi atau regulator, yang 15
mungkin menjadi karyawan, karyawan tidak tetap, rekan, direktur (eksekutif atau non- 16
eksekutif), pemilik-manajer atau sukarelawan.
17 18
➢ Anggota yang sedang memberikan jasa 19
Seorang Anggota yang berpraktik melayani publik yang mendapatkan penugasan audit 20
atau memberikan jasa akuntansi, pajak, konsultansi, atau jasa profesional serupa untuk 21
klien.
22 23
➢ Audit 24
Dalam Bagian 4A, istilah “audit” berlaku setara dengan “reviu”.
25 26
➢ Bujukan 27
Objek, situasi, atau tindakan yang digunakan untuk memengaruhi perilaku individu lain, 28
namun tidak dimaksudkan untuk memengaruhi perilaku individu tersebut secara tidak 29
patut.
30 31
Bujukan dapat berkisar dari tindakan kecil berupa keramahtamahan antara rekan bisnis 32
(untuk Anggota yang bekerja di bisnis), atau antara anggota dengan klien atau klien 33
prospektif (untuk Anggota yang berpraktik melayani publik) hingga tindakan yang 34
mengakibatkan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Bujukan 35
dapat berupa, misalnya (namun tidak terbatas pada):
36
• Hadiah.
37
• Keramahtamahan.
38
• Hiburan.
39
• Sumbangan politik atau sosial.
40
• Tawaran yang tidak pantas atas persahabatan dan loyalitas.
41
• Pemberian kerja atau kesempatan komersial lainnya.
42
• Perlakuan, hak, atau hak istimewa.
43 44 45 46 47
➢ Dapat (boleh) 1
Istilah tersebut digunakan dalam Kode Etik ini untuk menunjukkan izin dalam mengambil 2
tindakan pada keadaan tertentu, termasuk sebagai pengecualian untuk suatu 3
persyaratan. Ini tidak digunakan untuk menunjukkan kemungkinan.
4 5
➢ Direktur, Komisaris, atau pejabat eksekutif 6
Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola suatu entitas, atau bertindak dalam 7
kapasitas yang setara, tanpa memandang jabatannya, yang mungkin berbeda dari 8
yurisdiksi ke yurisdiksi yang lain.
9 10
➢ Divisi atau cabang 11
Suatu bagian atau cabang dari Kantor yang dikelola berdasarkan area geografis atau 12
lini praktik.
13 14
➢ Entitas berelasi 15
Entitas yang memiliki hubungan berikut dengan klien:
16
(a) Suatu entitas yang memiliki pengendalian langsung atau tidak langsung atas klien 17
jika klien bersifat material untuk entitas tersebut;
18
(b) Suatu entitas dengan kepentingan keuangan langsung dalam klien jika entitas 19
tersebut memiliki pengaruh signifikan terhadap klien dan kepentingan klien 20
bersifat material bagi entitas tersebut;
21
(c) Suatu entitas yang dikendalikan secara langsung atau tidak langsung oleh klien;
22
(d) Suatu entitas yang klien, atau entitas berelasi dengan klien pada huruf (c) di atas, 23
mempunyai kepentingan keuangan langsung yang memberikan pengaruh 24
signifikan atas entitas tersebut dan kepentingan keuangan tersebut bersifat 25
material bagi klien dan entitas berelasinya pada huruf (c); dan 26
(e) Suatu entitas yang berada di bawah kendali bersama dengan klien (“sister entity”) 27
jika keduanya bersifat material bagi entitas yang mengendalikan keduanya.
28 29
➢ Entitas dengan akuntabilitas publik 30
Entitas dengan akuntabilitas publik, yaitu:
31
(a) Entitas yang terdaftar di pasar modal; atau 32
(b) Entitas yang:
33
(i) Ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan sebagai entitas dengan 34
akuntabilitas publik; atau 35
(ii) Disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan untuk diaudit dengan 36
persyaratan independensi yang sama dengan entitas yang terdaftar di pasar 37
modal. Peraturan tersebut dapat ditetapkan oleh regulator yang berwenang, 38
termasuk regulator audit.
39
Entitas lain juga dapat dianggap sebagai entitas dengan akuntabilitas publik, 40
sebagaimana ditetapkan dalam paragraf 400.8.
41 42
➢ Entitas terdaftar di pasar modal 43
Suatu entitas yang saham atau surat utangnya terdaftar pada pasar modal atau 44
dipasarkan berdasarkan peraturan pasar modal atau badan lain yang setara.
45 46 47 48
xxviii
➢ Iklan 1
Komunikasi kepada publik tentang informasi mengenai jasa atau keahlian yang dimiliki 2
oleh Anggota yang berpraktik melayani publik dengan tujuan untuk mendapatkan bisnis 3
profesional.
4 5
➢ Imbalan kontinjen 6
Imbalan yang dihitung atas dasar yang telah ditentukan sebelumnya yang terkait 7
dengan hasil transaksi atau hasil dari jasa yang dilakukan oleh Kantor. Imbalan yang 8
ditetapkan oleh pengadilan atau otoritas publik lainnya bukan merupakan imbalan 9
kontinjen.
10 11
➢ Independensi 12
(a) Independensi dalam pemikiran - sikap mental pemikiran yang memungkinkan 13
untuk menyatakan suatu kesimpulan dengan tidak terpengaruh oleh tekanan yang 14
dapat mengompromikan pertimbangan profesional, sehingga memungkinkan 15
individu bertindak secara berintegritas serta menerapkan objektivitas dan 16
skeptisisme profesional.
17
(b) Independensi dalam penampilan - penghindaran fakta dan keadaan yang sangat 18
signifikan sehingga pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang cukup 19
dengan mempertimbangkan semua fakta dan keadaan tertentu, menyimpulkan 20
bahwa integritas, objektivitas, atau skeptisisme profesional dari suatu Kantor atau 21
personel dari tim audit atau tim asurans telah berkurang.
22
Sebagaimana ditetapkan dalam paragraf 400.5 dan 900.4, referensi kepada individu 23
atau Kantor Anggota yang “independen” berarti bahwa individu atau Kantor telah 24
mematuhi Bagian 4A dan 4B, sebagaimana berlaku.
25 26
➢ Informasi keuangan historis 27
Informasi yang dinyatakan dalam istilah keuangan terkait dengan suatu entitas, 28
terutama berasal dari sistem Akuntansi entitas tersebut, tentang peristiwa ekonomi yang 29
terjadi pada masa lalu atau mengenai keadaan atau keadaan ekonomi pada masa lalu.
30 31
➢ Jaringan 32
Suatu Struktur yang lebih besar:
33
(a) Bertujuan untuk saling bekerjasama; dan 34
(b) Ditujukan secara jelas untuk berbagi keuntungan atau biaya, berbagi kepemilikan 35
saham secara bersama, pengendalian atau pengelolaan, kebijakan dan prosedur 36
pengendalian mutu bersama, strategi bisnis secara bersama, penggunaan suatu 37
nama merk bersama, atau penggunaan suatu bagian signifikan atas sumber daya 38
profesional.
39 40
➢ Jaringan kantor 41
Suatu Kantor atau entitas yang memiliki jaringan atau tergabung dalam suatu jaringan.
42
Untuk informasi lebih lanjut, lihat paragraf 400.50 A1 hingga 400.54 A1.
43 44
➢ Jasa profesional 45
Aktivitas profesional yang dikerjakan untuk klien.
46 47 48
➢ Kantor 1
(a) Suatu Kantor dalam bentuk perseorangan, persekutuan perdata, atau firma;
2
(b) Suatu entitas yang mengendalikan pihak-pihak melalui kepemilikan, manajemen 3
atau cara lainnya; dan 4
(c) Suatu entitas yang dikendalikan oleh pihak-pihak tersebut, melalui kepemilikan, 5
manajemen, atau sarana lainnya.
6
Paragraf 400.4 dan 900.3 menjelaskan bagaimana kata “Kantor“ digunakan untuk 7
mengatasi tanggung jawab Anggota dan Kantor untuk mematuhi Bagian 4A dan 4B, 8
masing-masing.
9 10
➢ Keluarga dekat 11
Keluarga sedarah semenda 2 (dua) derajat.
12 13
➢ Keluarga inti 14
Suami, istri dan/atau tanggungan.
15 16
➢ Kepentingan keuangan 17
Suatu kepentingan dalam bentuk kepemilikan saham, atau instrumen ekuitas lainnya, 18
surat utang, pinjaman, atau instrumen utang lain dari suatu entitas, termasuk hak dan 19
kewajiban untuk memperoleh bunga dan derivatif yang terkait langsung dengan 20
kepentingan tersebut.
21 22
➢ Kepentingan keuangan langsung 23
(a) Dimiliki langsung oleh dan di bawah kendali individu atau entitas (termasuk yang 24
dikelola atas dasar diskresi pihak lain); atau 25
(b) Manfaatnya dimiliki melalui instrumen investasi kolektif, estate, trust atau 26
perantara lain yang dikendalikan atau yang keputusan investasinya dipengaruhi 27
oleh individu atau entitas tersebut.
28 29
➢ Kepentingan keuangan tidak langsung 30
Suatu kepentingan keuangan yang manfaatnya dimiliki melalui sarana investasi kolektif, 31
estate, trust atau perantara lainnya sehingga individu atau entitas tidak memiliki 32
pengendalian atau kemampuan untuk memengaruhi keputusan investasi.
33 34
➢ Kerangka kerja konseptual 35
Istilah ini dijelaskan dalam Bagian 120.
36 37
➢ Kerugian substansial 38
Istilah ini dijelaskan dalam paragraf 260.5-A3 dan 360.5-A3.
39 40
➢ Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan (Anggota yang 41
berpraktik melayani publik) 42
Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangann (“ketidakpatuhan”) terdiri 43
dari tindakan kelalaian atau pelaksanaan, disengaja atau tidak disengaja, yang 44
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dilakukan 45
oleh pihak-pihak berikut:
46
(a) Klien;
47
(b) Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola klien;
48
xxx (c) Manajemen klien; atau
1
(d) Pihak lain yang bekerja untuk atau di bawah arahan klien. Istilah ini dijelaskan 2
dalam paragraf 360.5-A1 3
4
➢ Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan (Anggota yang bekerja 5
di bisnis) 6
Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan (“ketidakpatuhan”) terdiri dari 7
tindakan kelalaian atau pelaksanaan, disengaja atau tidak disengaja, yang 8
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dilakukan 9
oleh pihak-pihak berikut:
10
(a) Organisasi yang mempekerjakan Anggota;
11
(b) Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola organisasi tempatnya bekerja;
12
(c) Manajemen organisasi tempatnya bekerja; atau 13
(d) Pihak lain yang bekerja untuk atau di bawah arahan organisasi tempatnya bekerja.
14
Istilah ini dijelaskan dalam paragraf 260.5-A1.
15 16
➢ Klien asurans 17
Pihak yang bertanggung jawab yaitu orang yang:
18
(a) Bertanggung jawab atas hal pokok dalam perikatan pelaporan langsung; atau 19
(b) Bertanggung jawab terhadap informasi hal pokok dan mungkin bertanggung 20
jawab terhadap hal pokok dalam perikatan berbasis asersi.
21 22
➢ Klien audit 23
Entitas yang melakukan perikatan audit dengan Kantor. Ketika klien adalah entitas yang 24
terdaftar di pasar modal, maka pengertian klien audit termasuk entitas berelasinya.
25
Namun, ketika klien audit bukan entitas yang terdaftar di pasar modal, maka pengertian 26
klien audit termasuk entitas berelasinya yang dikendalikan secara langsung maupun 27
tidak langsung oleh Klien. (Lihat juga paragraf R400.20), Di Bagian 4A, istilah “klien 28
audit” berlaku sama untuk “klien reviu“.
29 30
➢ Klien reviu 31
Suatu entitas yang melakukan perikatan reviu dengan Kantor.
32 33
➢ Laporan audit 34
Dalam Bagian 4A, istilah “laporan audit” berlaku sama untuk “laporan reviu”.
35 36
➢ Laporan keuangan 37
Suatu penyajian yang terstruktur atas informasi keuangan historis, termasuk catatan 38
atas laporan keuangan, yang dimaksudkan untuk mengomunikasikan sumber daya 39
ekonomi atau kewajiban entitas pada suatu waktu atau perubahannya dalam jangka 40
waktu sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan 41
umumnya terdiri atas ringkasan kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan 42
lainnya. Istilah laporan keuangan dapat mengacu pada suatu laporan keuangan 43
lengkap, namun juga dapat merujuk kepada laporan keuangan tunggal, misalnya, 44
laporan posisi keuangan, atau suatu laporan laba rugi, dan catatan penjelasan terkait.
45 46 47 48
➢ Laporan keuangan bertujuan khusus 1
Laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang 2
dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi keuangan pengguna tertentu.
3 4
➢ Laporan keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor 5
Dalam hal suatu entitas tunggal, laporan yang dimaksud adalah laporan keuangan 6
entitas tersebut. Dalam hal kelompok usaha, laporan yang dimaksud adalah laporan 7
keuangan konsolidasian.
8 9
➢ Level yang dapat diterima 10
Ketika Anggota menggunakan tes pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi 11
yang cukup sangat mungkin akan menyimpulkan bahwa Anggota mematuhi prinsip 12
dasar.
13 14
➢ Mungkin 15
Istilah tersebut digunakan dalam Kode etik ini untuk menunjukkan kemungkinan 16
masalah yang timbul, suatu peristiwa yang terjadi atau suatu tindakan yang akan 17
diambil. Istilah ini tidak mengaitkan level kemungkinan atau kemungkinan tertentu ketika 18
digunakan bersama dengan ancaman, karena evaluasi level ancaman bergantung pada 19
fakta dan keadaan dari hal tertentu, peristiwa atau tindakan.
20 21
➢ Penelaah yang tepat 22
Seorang profesional dengan pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan kewenangan 23
untuk menelaah secara objektif, pekerjaan yang telah dilakukan atau jasa yang telah 24
diberikan yang relevan. Individu tersebut mungkin adalah seorang Anggota. Istilah ini 25
dijelaskan dalam paragraf 300.8 A4.
26 27
➢ Penelaahan pengendalian mutu perikatan 28
Suatu proses yang dirancang untuk memberikan evaluasi yang objektif, sebelum 29
laporan diterbitkan, tentang penilaian signifikan yang dilakukan oleh tim perikatan dan 30
kesimpulan yang dicapai dalam merumuskan laporan.
31 32
➢ Pengamanan 33
Pengamanan adalah tindakan, secara individu atau secara gabungan, yang diambil 34
Anggota secara efektif untuk mengurangi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip 35
dasar pada level yang dapat diterima. Istilah ini dijelaskan dalam paragraf 120.10-A2.
36 37
➢ Pengujian pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai 38
Pengujian pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai merupakan 39
hal yang dipertimbangkan oleh Anggota tentang apakah kesimpulan yang sama 40
kemungkinan akan dicapai oleh pihak lain. Pertimbangan tersebut dibuat dari perspektif 41
pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai, yang berdasarkan 42
semua fakta dan keadaan yang relevan yang diketahui oleh Anggota, atau dapat 43
diharapkan untuk diketahui, pada saat kesimpulan dibuat. Pihak ketiga yang rasional 44
dan memiliki informasi yang memadai tidak perlu menjadi Anggota, tetapi memiliki 45
pengetahuan dan pengalaman yang relevan untuk memahami dan mengevaluasi 46
kelayakan kesimpulan Anggota secara tidak memihak. Istilah-istilah ini dijelaskan dalam 47
paragraf P120.5-A4.
48
xxxii
➢ Perikatan Asurans 1
Perikatan ketika Anggota yang berpraktik melayani publik menyatakan suatu 2
kesimpulan yang dirancang untuk meningkatkan tingkat kepercayaan dari pengguna 3
yang dituju selain pihak yang bertanggung jawab tentang hasil evaluasi atau 4
pengukuran hal pokok terhadap kriteria.
5 6
(Untuk panduan perikatan asurans, lihat Standar Profesional Akuntan Publik yang 7
berlaku) 8
9
➢ Perikatan asurans yang memenuhi persyaratan 10
Istilah ini dijelaskan dalam paragraf 990.2 untuk tujuan Bagian 990.
11 12
➢ Perikatan audit 13
Suatu perikatan asurans yang dilakukan oleh Anggota yang berpraktik melayani publik 14
pada suatu Kantor untuk menyatakan opini mengenai apakah laporan keuangan yang 15
disusun, dalam semua hal yang material (atau disajikan secara wajar, dalam semua hal 16
yang material), sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, perikatan 17
tersebut dilakukan berdasarkan Standar Audit. Hal ini mencakup audit berdasarkan 18
peraturan perundangan yang berlaku, yang disyaratkan oleh peraturan perundang- 19
undangan atau peraturan lainnya. Di Bagian 4A, istilah “perikatan audit” berlaku sama 20
untuk “perikatan reviu”.
21 22
➢ Perikatan audit yang memenuhi persyaratan 23
Istilah ini dijelaskan dalam paragraf 800.2 untuk keperluan Bagian 800.
24 25
➢ Perikatan reviu 26
Suatu perikatan asurans, yang dilakukan oleh Anggota yang berpraktik melayani publik 27
pada suatu Kantor sesuai dengan Standar Perikatan Reviu untuk menyatakan suatu 28
kesimpulan, berdasarkan prosedur-prosedur yang tidak menyediakan bukti yang 29
diperlukan dalam suatu audit, apakah tidak ada hal-hal yang menjadi perhatian Anggota 30
tersebut yang menyebabkannya yakin bahwa Laporan Keuangan tidak disusun, dalam 31
semua hal yang material, sesuai dengan Kerangka Pelaporan Keuangan yang berlaku.
32 33
➢ Periode jeda 34
Istilah ini dijelaskan dalam paragraf P540.5 untuk tujuan paragraf P540.11 hingga 35
P540.19.
36 37
➢ Periode perikatan (Perikatan Asurans selain Perikatan Audit dan Perikatan Reviu) 38
Periode perikatan dimulai ketika tim asurans mulai melakukan jasa asurans sehubungan 39
dengan perikatan tertentu. Periode perikatan berakhir ketika laporan asurans 40
diterbitkan. Ketika perikatan bersifat berulang, maka periode perikatan berakhir ketika 41
terdapat pemberitahuan dari salah satu pihak bahwa hubungan profesional telah 42
berakhir atau laporan asurans diterbitkan.
43 44 45 46 47 48
➢ Periode perikatan (Perikatan Audit dan Perikatan Reviu) 1
Periode perikatan dimulai ketika tim audit mulai melakukan audit. Periode perikatan 2
berakhir ketika laporan audit diterbitkan. Ketika perikatan bersifat berulang, maka 3
periode perikatan berakhir ketika terdapat pemberitahuan dari salah satu pihak bahwa 4
hubungan profesional telah berakhir atau laporan audit diterbitkan.
5 6
➢ Periode waktu 7
Istilah ini dijelaskan dalam paragraf P540.5.
8 9
➢ Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola 10
Pihak atau organisasi (misalnya, entitas wali amanat) dengan tanggung jawab untuk 11
mengawasi arah strategis entitas dan kewajiban yang terkait dengan akuntabilitas 12
entitas. Pengawasan tersebut termasuk pengawasan atas proses pelaporan keuangan.
13
Untuk beberapa entitas di beberapa yurisdiksi, pihak yang bertanggung jawab atas tata 14
kelola mungkin termasuk personel manajemen, misalnya, anggota eksekutif dewan tata 15
kelola dari entitas sektor swasta atau entitas sektor publik, atau pemilik perusahaan.
16 17
➢ Prinsip dasar 18
Istilah ini dijelaskan dalam paragraf 110.1 A1. Setiap prinsip dasar, pada gilirannya, 19
dijelaskan dalam paragraf berikut:
20
Integritas P111.1
21
Objektivitas P112.1
22
Kompetensi dan kehati-hatian profesional P113.1 23
Kerahasiaan P114.1
24
Perilaku profesional P115.1
25 26
➢ Rekan audit utama 27
Rekan perikatan, individu yang bertanggung jawab atas penelaahan pengendalian mutu 28
perikatan, dan rekan perikatan audit lainnya dala, tim perikatan, jika ada, yang membuat 29
keputusan atau pertimbangan penting atas permasalahan yang signifikan sehubungan 30
dengan audit atas laporan keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor. Bergantung 31
pada keadaan dan peran individu dalam audit, “rekan perikatan audit lain” dapat 32
mencakup, misalnya, rekan perikatan audit yang bertanggung jawab untuk entitas anak 33
atau divisi yang signifikan.
34 35
➢ Rekan perikatan 36
Rekan atau personel lain dalam Kantor yang bertanggung jawab atas perikatan, dan 37
pelaksanaannya, dan laporan yang diterbitkan atas nama Kantor, dan ketika 38
disyaratkan, memiliki kewenangan yang tepat dari entitas profesi, atau Regulator.
39 40
➢ Tim asurans 41
(a) Semua anggota tim perikatan untuk perikatan asurans;
42
(b) Semua anggota dalam suatu Kantor yang secara langsung dapat memengaruhi 43
hasil dari perikatan asurans, termasuk:
44
(i) Pihak yang merekomendasikan kompensasi yang diberikan kepada, atau 45
yang memberikan pengawasan langsung, manajemen atau pengawasan 46
lain terhadap rekan perikatan asurans sehubungan dengan pelaksanaan 47
perikatan asurans;
48
xxxiv
(ii) Pihak yang memberikan konsultansi mengenai isu spesifik terkait teknis 1
atau industri, transaksi atau peristiwa dalam perikatan asurans; dan 2
(iii) Pihak yang melakukan pengendalian mutu untuk perikatan asurans, 3
termasuk pihak yang menelaah pengendalian mutu perikatan dalam 4
perikatan asurans.
5 6
➢ Tim audit 7
(a) Semua anggota tim perikatan untuk perikatan audit;
8
(b) Semua pihak lain dalam Kantor yang dapat secara langsung memengaruhi hasil 9
dari perikatan audit, termasuk:
10
(i) Pihak yang merekomendasikan kompensasi yang diberikan kepada, atau 11
yang memberikan pengawasan langsung, manajemen atau pengawasan 12
lain terhadap rekan perikatan audit sehubungan dengan pelaksanaan 13
perikatan audit, termasuk pihak pada semua level manajemen senior yang 14
secara berturut-turut berada di atas rekan perikatan sampai rekan senior 15
atau pimpinan rekan (kepala eksekutif atau setara);
16
(ii) Pihak yang memberikan konsultansi mengenai isu spesifik terkait teknis 17
atau industri, transaksi atau peristiwa dalam perikatan audit; dan 18
(iii) Pihak yang melakukan pengendalian mutu terhadap perikatan, termasuk 19
pihak yang menelaah pengendalian mutu perikatan; dan 20
(c) Semua pihak dalam jaringan Kantor yang dapat memengaruhi hasil perikatan 21
audit. Di bagian 4A, istilah “tim audit” berlaku sama untuk “tim reviu”.
22 23
➢ Tim perikatan 24
Semua rekan dan staf yang melakukan perikatan, dan setiap individu yang dilibatkan 25
oleh Kantor atau jaringan Kantor yang melakukan prosedur asurans pada perikatan. Hal 26
ini tidak termasuk ahli eksternal yang dilibatkan oleh Kantor atau oleh jaringan Kantor.
27
Istilah “tim perikatan” juga mengecualikan individu dalam fungsi audit internal klien yang 28
memberikan bantuan langsung terhadap perikatan audit ketika auditor eksternal 29
mematuhi persyaratan SA 610 (Revisi 2013) tentang Penggunaan Pekerjaan Auditor 30
Internal.
31 32
➢ Tim reviu 33
(a) Semua personel dalam tim perikatan untuk suatu perikatan reviu; dan 34
(b) Semua pihak lain dalam suatu Kantor yang secara langsung dapat memengaruhi 35
hasil dari perikatan reviu, termasuk:
36
(i) Pihak yang merekomendasikan kompensasi, yang diberikan kepada, atau 37
yang melakukan pengawasan langsung, manajemen atau pengawasan lain 38
dari rekan perikatan sehubungan dengan pelaksanaan perikatan reviu, 39
termasuk pihak pada semua level manajemen senior yang secara berturut- 40
turut berada di atas rekan perikatan sampai dengan pemimpin rekan (kepala 41
eksekutif atau setara);
42
(ii) Pihak yang memberikan konsultansi terkait dengan permasalahan teknis 43
atau industri, transaksi atau peristiwa spesifik untuk perikatan reviu; dan 44
(iii) Pihak yang melakukan pengendalian mutu atas perikatan, termasuk pihak 45
yang melakukan penelaahan pengendalian mutu perikatan tersebut; dan 46
(iv) Semua pihak dalam jaringan Kantor yang dapat secara langsung 47
memengaruhi hasil dari perikatan reviu.
48
TANGGAL EFEKTIF 1
2
Bagian 1, 2, 3, 4A dan 4B dari Kode Etik Profesi Akuntan Publik akan berlaku mulai 1 Juli 3
2020, kecuali bagian 4A Seksi 540 akan berlaku efektif untuk audit dan reviu Laporan 4
Keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2022.
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
xxxvi
BAGIAN 1 1
KEPATUHAN TERHADAP KODE ETIK, PRINSIP DASAR ETIKA, DAN KERANGKA 2
KERJA KONSEPTUAL 3
4
SEKSI 100 5
6
KEPATUHAN TERHADAP KODE ETIK 7
8
Umum 9
10
100.1-A1 Ciri pembeda profesi akuntansi adalah kesediaannya menerima tanggung 11
jawab untuk bertindak bagi kepentingan publik. Tanggung jawab Anggota 12
tidak hanya terbatas pada kepentingan klien individu atau organisasi 13
tempatnya bekerja. Oleh karena itu, Kode Etik ini berisi persyaratan dan 14
materi aplikasi yang memungkinkan Anggota untuk memenuhi tanggung 15
jawab mereka untuk bertindak dalam melindungi kepentingan publik.
16 17
100.2-A1 Persyaratan dalam Kode Etik, yang ditandai dengan huruf ‘P’, membebankan 18
kewajiban.
19 20
100.2-A2 Materi aplikasi, yang ditandai dengan huruf ‘A’, memberikan konteks, 21
penjelasan, saran untuk tindakan atau perihal yang perlu dipertimbangkan, 22
ilustrasi, dan panduan lain yang relevan untuk pemahaman yang tepat atas 23
Kode Etik. Secara khusus, materi aplikasi dimaksudkan untuk membantu 24
Anggota dalam memahami bagaimana menerapkan kerangka kerja 25
konseptual pada keadaan tertentu serta untuk memahami dan mematuhi 26
persyaratan spesifik. Meskipun materi aplikasi itu sendiri bukan merupakan 27
suatu persyaratan, namun pertimbangan atas materi aplikasi tersebut 28
diperlukan untuk penerapan yang tepat atas persyaratan Kode Etik, termasuk 29
penerapan kerangka kerja konseptual.
30 31
P100.3 Anggota harus mematuhi Kode Etik. Mungkin terdapat keadaan ketika 32
peraturan perundang-undangan menghalangi Anggota untuk mematuhi 33
bagian tertentu dari Kode Etik. Dalam keadaan demikian, peraturan 34
perundang-undangan tersebut berlaku, dan Anggota harus mematuhi seluruh 35
bagian lain dari Kode Etik.
36 37
100.3-A1 Prinsip perilaku profesional mensyaratkan Anggota untuk mematuhi peraturan 38
perundang-undangan yang berlaku. Beberapa yurisdiksi mungkin memiliki 39
ketentuan yang berbeda atau melampaui ketentuan yang ditetapkan dalam 40
Kode Etik. Anggota harus menyadari perbedaan tersebut dan mematuhi 41
ketentuan yang lebih ketat kecuali dilarang oleh peraturan perundang- 42
undangan.
43 44
100.3-A2 Anggota mungkin menghadapi keadaan yang tidak biasa yaitu ketika Anggota 45
meyakini bahwa penerapan persyaratan tertentu dari Kode Etik dapat 46
mengakibatkan hasil keluaran yang tidak sepadan atau yang tidak memenuhi 47
2
kepentingan publik. Dalam keadaan demikian, Anggota disarankan untuk 1
berkonsultasi dengan asosiasi profesi atau regulator yang terkait.
2 3
Pelanggaran Terhadap Kode Etik 4
5
P100.4 Paragraf P400.80-P400.89 dan P900.50-P900.55 menjelaskan pelanggaran 6
terhadap Standar Independensi. Anggota yang mengidentifikasi terjadinya 7
pelanggaran terhadap ketentuan lain dalam Kode Etik harus mengevaluasi 8
signifikansi pelanggaran dan dampaknya terhadap kemampuan Anggota 9
untuk mematuhi prinsip dasar etika. Anggota juga harus:
10
(a) Sesegera mungkin mengambil tindakan yang diperlukan untuk 11
mengatasi konsekuensi dari pelanggaran secara memadai; dan 12
(b) Menentukan apakah akan melaporkan pelanggaran tersebut kepada 13
pihak yang relevan.
14 15
100.4-A1 Pihak-pihak relevan yang mungkin menerima laporan pelanggaran tersebut 16
mencakup pihak-pihak yang mungkin terkena dampak pelanggaran tersebut, 17
yakni asosiasi profesi, regulator, atau otoritas pengawasan.
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
SEKSI 110 1
2
PRINSIP DASAR ETIKA 3
4
Umum 5
6
110.1-A1 Lima prinsip dasar etika untuk Anggota adalah:
7
(a) Integritas - bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional 8
dan bisnis.
9
(b) Objektivitas - tidak mengompromikan pertimbangan profesional atau 10
bisnis karena adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang 11
tidak semestinya dari pihak lain.
12
(c) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional - untuk:
13
(i) Mencapai dan mempertahankan pengetahuan dan keahlian 14
profesional pada level yang disyaratkan untuk memastikan bahwa 15
klien atau organisasi tempatnya bekerja memperoleh jasa 16
profesional yang kompeten, berdasarkan standar profesional dan 17
standar teknis terkini serta ketentuan peraturan perundang- 18
undangan yang berlaku; dan 19
(ii) Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar 20
profesional dan standar teknis yang berlaku.
21
(d) Kerahasiaan - menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil 22
hubungan profesional dan bisnis.
23
(e) Perilaku Profesional - mematuhi peraturan perundang-undangan yang 24
berlaku dan menghindari perilaku apapun yang diketahui oleh Anggota 25
mungkin akan mendiskreditkan profesi Anggota.
26 27
P110.2 Anggota harus mematuhi setiap prinsip dasar etika.
28 29
110.2-A1 Prinsip dasar etika menetapkan standar perilaku yang diharapkan dari 30
seorang Anggota. Kerangka kerja konseptual menetapkan pendekatan yang 31
perlu diterapkan oleh seorang Anggota, yang membantunya dalam mematuhi 32
prinsip dasar etika tersebut. Subseksi 111-115 menetapkan persyaratan dan 33
materi aplikasi yang terkait dengan masing-masing prinsip dasar etika.
34 35
110.2-A2 Anggota mungkin menghadapi suatu situasi ketika mematuhi salah satu 36
prinsip dasar etika, akan bertentangan dengan mematuhi satu atau lebih 37
prinsip dasar etika lainnya. Dalam situasi demikian, Anggota mungkin 38
mempertimbangkan untuk berkonsultasi, secara anonim jika diperlukan, 39
dengan:
40
• Pihak lain dalam Kantor atau organisasi tempatnya bekerja.
41
• Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
42
• Asosiasi profesi.
43
• Regulator.
44
• Penasihat hukum.
45
Namun demikian, konsultasi semacam itu tidak membebaskan Anggota dari 46
tanggung jawabnya untuk menggunakan pertimbangan profesional dalam 47
4
menyelesaikan konflik tersebut atau (jika perlu) dan kecuali dilarang oleh 1
peraturan perundang-undangan, untuk melepaskan diri dari permasalahan 2
yang memunculkan konflik.
3 4
110.2-A3 Anggota didorong untuk mendokumentasikan substansi permasalahan, 5
rincian dari setiap pembahasan, keputusan yang dibuat, dan alasan atas 6
keputusan tersebut.
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
SUBSEKSI 111 - INTEGRITAS 1
2
P111.1 Anggota harus mematuhi prinsip integritas, yang mensyaratkan Anggota 3
untuk bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis.
4 5
111.1-A1 Integritas menyiratkan berterus terang dan selalu mengatakan yang 6
sebenarnya.
7 8
P111.2 Anggota tidak boleh secara sengaja dikaitkan dengan laporan, komunikasi, 9
atau informasi lain ketika Anggota percaya bahwa informasi tersebut:
10
(a) Berisi kesalahan atau pernyataan yang menyesatkan secara material;
11
(b) Berisi pernyataan atau informasi yang dibuat secara tidak hati-hati; atau 12
(c) Terdapat penghilangan atau pengaburan informasi yang seharusnya 13
diungkapkan, sehingga akan menyesatkan.
14 15
111.2-A1 Seorang Anggota tidak melanggar ketentuan paragraf P111.2 sepanjang 16
Anggota memberikan laporan yang dimodifikasi terkait dengan permasalahan 17
yang terdapat dalam laporan, komunikasi atau informasi lainnya tersebut.
18 19
P111.3 Ketika Anggota menyadari telah dikaitkan dengan informasi yang dijelaskan 20
pada paragraf P111.2, maka Anggota harus mengambil langkah-langkah 21
untuk tidak dikaitkan dengan informasi tersebut.
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
6 SUBSEKSI 112 - OBJEKTIVITAS
1 2
P112.1 Anggota harus mematuhi prinsip objektivitas yang mensyaratkan Anggota 3
untuk tidak mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena 4
adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya 5
dari pihak lain.
6 7
P112.2 Anggota tidak boleh melakukan aktivitas profesional jika suatu keadaan atau 8
hubungan terlalu memengaruhi pertimbangan profesionalnya atas aktivitas 9
tersebut.
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48