• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas. Hukum Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas. Hukum Universitas Sumatera Utara"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN YURIDIS PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PERUSAHAAN ASURANSI BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 40 TENTANG PERASURANSIAN DAN POJK NOMOR 43/POJK.05/2019 TENTANG PERUBAHAN ATAS POJK NOMOR 73/POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN

YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

OLEH:

ERTA PRIMADOLI TARIHORAN 160200203

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(2)
(3)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Erta Primadoli Tarihoran

NIM : 160200203

Judul Skripsi : Tinjauan Yuridis Prinsip Good Corporate Governance Dalam Perusahaan Asuransi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tentang Perasuransian Dan Pojk Nomor 43/Pojk.05/2019 Tentang Perubahan Atas Pojk Nomor 73/Pojk.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Asuransi

Dengan ini menyatakan :

1. Skripsi yang saya tulis ini adalah benar tidak merupakan jiplakan dari skripsi atau karya ilmiah orang lain.

2. Apabila terbukti di kemudian hari skripsi tersebut adalah jiplakan, maka segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab saya.

Dengan pernyataan ini saya buat dengan dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan, Juni 2020

Erta Primadoli Tarihoran

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis yakin dan percaya bahwa skripsi ini terselesaikan karna campur tangan Tuhan yang setia mendengar setiap keluh kesah yang disampaikan penulis melalui doa.

Skripsi ini merupakan tugas akhir bagi penulis sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan program studi S-1 pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dengan memilih judul : PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PERUSAHAAN ASURANSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TENTANG PERASURANSIAN DAN POJK NOMOR 43/POJK.05/2019 TENTANG PERUBAHAN ATAS POJK NOMOR 73/POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak melewati kesusahan, hambatan dan proses yang begitu panjang, namun disisi lain penulis juga mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai penghargaan dan ucapan terima kasiah kepada semua dukungan dan bantuan yang telah diberikan, saya menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara;

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

(5)

3. Bapak Dr. OK Saidin, S.H., M.Hum, selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

4. Ibu Puspa Melati, S.H., M.Hum, selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum, selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

6. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.Hum, selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi;

7. Ibu Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih banyak atas saran, arahan, dan masukan yang membangun dalam setiap bimbingan, serta waktu yang bapak berikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini;

8. Ibu Tri Murti Lubis, S.H., M.H, selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih banyak atas bimbingan, saran, nasihat, dan ilmu yang Ibu berikan selama ini disetiap bimbingan dengan penuh kesabaran hingga skripsi ini selesai;

9. Seluruh Dosen-Dosen di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah mengajar dan memberikan ilmu yang terbaik, serta membimbing penulis selama menjalani studi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

10. Seluruh pegawai di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang turut mendukung segala urusan administrasi;

11. Kepada Ayahanda Edelman Tarihoran dan Ibunda Remsina Simanjuntak, yang selalu mendoakan, mendukung serta mengasihi

(6)

penulis tanpa pamrih sehinggah pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan;

12. Kepada abang saya Panuturi Tarihoran dan Kakak Ipar saya Setiadi Manalu juga kepada kakak tersayang Lusiani Tarihoran dan adekku Yogi Sarlando Tarihoran dan juga ponakan tersayang Gevariel Tarihoran yang telah menjadikan penulis semangat menyelesaikan skripsi ini;

13. Kepada keluarga penulis yang selalu memberikan support dan doa kepada penulis;

14. Kepada UKM KMK UP FH USU yang telah menjangkau saya untuk semakin boleh bertumbuh di dalam Tuhan.

15. Kepada PKK saya Herbet Ricardo Manalu dan Ayu Simatupang yang telah membimbing penulis secara rohani semasa perkuliahan dan memberikan dukungan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi serta Kelompok Kecil Davine Jampi Gultom, Bunga Feranita Purba, Yossie Sinaga sebagai teman tumbuh bersama di dalam Tuhan yang mendoakan dan mendukung penulis untuk segera menyelesaikan skripsi;

16. Kepada saudara yang saya temukan di kampus Fakultas Hukum USU Desmon Pakpahan, Jampi Gultom dan Regina yang telah membantu penulis dengan memberikan saran, kritik dan masukan terhadap pengeditan skripsi;

17. Seluruh Anggota Tim Klinis Anaria Ginting, Melta Sembiring, Regina, Selvi, Niam, Martin, Mita, Desmon, Jampi, Irene terimakasih untuk

(7)

kebersamaan yang sangat bermakna dan saling mendukung dan mendoakan;

18. Kepada sahabat penulis sejak SMA “Opat Sadalan” Penronardo Tambunan, Sahria Sibuea, Irene Sawita Tarihoran serta kakak baik Krystin Tarihoran yang telah memberikan doa dan dukungan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan baik;

19. Kepada sahabat penulis Selvi Sitio, Cindy Uli Arta Naibaho, Dina Mutiara Sari Damanik, Riza Fadli, Dwi Ambarini, Lusiana Nababan, Indah Permata Sari Lubis, Iga Pramita Putri, Cindy Panjaitan, Vivi Gultom, Iwan Lam Ganda, Sinta Simanullang, Yunita Bahar, Rahman, Bang Oesman, yang telah memberi dukungan kepada penulis dan mewarnai masa perkuliahan penulis;

20. Teman-teman Panitia Natal FH USU 2019 Khususnya PJ Song Leader Olivia Bakara, Brian Sihite, Karin Tobing, Chatrine Girsang yang telah menjadi rekan kerja yang baik selama kepanitiaan natal serta mendukung penulis dalam pengerjaan skripsi ini;

21. Adik-adik Song Leader Natal FH USU 2019 Sipi Sembiring, Dea Vony Zega, Deby Napitupulu, Vinancia Lumban Gaol yang telah memeberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam pengerjaan skripsi;

22. Kepada Keluarga yang saya temui di Medan, Kak Grecya Simamora dan teman teman Gindo Nainggolan, Mulia Raja Napitupulu, Febri Yolanda Silaban, Magdalena Hutauruk, Kristiando Siahaan, Astri

(8)

Suryani Saruksuk, Fransisko Simanjuntak, Putra Sembiring terimakasih selalu menyemangati satu sama lain;

23. Dan semua pihak tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan baik.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang telah kita lakukan mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis juga memohon maaf kepada Bapak/Ibu dosen pembimbing, dan dosen penguji atas sikap dan kata yang tidak berkenan selama penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya serta penulis berharap tulisan ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.

Medan, Juni 2020 Penulis

(Erta Primadoli Tarihoran)

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... vi

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 6

D. Keaslian Penulisan ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 8

F. Metode Penelitian ... 14

G. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENGATURAN MENGENAI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN UMUM DAN PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA A. Pengertian Good Corporate Governance ... 19

B. Prinsip Dasar Good Corporate Governance ... 23

C. Persamaan Pengaturan Mengenai Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Umum Dan Perusahaan Asuransi Di Indonesia ... 31

(10)

D. Perbedaan Pengaturan Mengenai Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Umum Dan Perusahaan Asuransi Di Indonesia ... 35 BAB III SANKSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI YANG TIDAK MENERAPKAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

A. Ruang Lingkup Perusahaan Perasuransian Menurut Undang- undang No. 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian ... 44 B. Kewajiban Di Dalam Perasuransian Menurut Undang-undang No.

40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian ... 53 C. Perlunya Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Dalam Perusahaan Asuransi ... 62 D. Sanksi Bagi Perusahaan Asuransi Yang Tidak Menerapkan Good Corporate Governance ... 64 BAB IV PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PERUSAHAAN ASURANSI BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DAN POJK NOMOR 43/POJK.05/2019 TENTANG PERUBAHAN ATAS POJK NOMOR 73/POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

A. Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Umum.. 71 B. Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Asuransi75

(11)

C. Prinsip Good Corporate Governance Menurut POJK No.

43/POJK.05/2019 Tentang Perubahan Atas POJK No.

73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian ... 78 D. Analisis POJK No. 40/POJK.05/2019 Tentang Perubahan Atas POJK No. 73/POJK.05/2019 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian Terhadap Undang- Undang No. 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian ... 81 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 86 B. Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN

(12)

ABSTRAK

TINJAUAN YURIDIS PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PERUSAHAAN ASURANSI BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 40 TENTANG PERASURANSIAN DAN POJK NOMOR 43/POJK.05/2019 TENTANG PERUBAHAN ATAS POJK NOMOR 73/POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN

YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN ASURANSI Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. M.Hum*

Tri Murti Lubis, SH, MH**

Erta Primadoli Tarihoran***

Prinsip Good Corporate Governance merupakan proses untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan asuransi dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders perusahaan berlandaskan peraturan dan nilai etika. Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga keuangan yang memiliki fungsi regulasi salah satunya adalah dengan melahirkan POJK No.

43/POJK.05/2019 Tentang Perubahan Atas POJK No. 73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian. Penelitian ini mengkaji tentang persamaan dan perbedaan prinsip Good Corporate Governance di perusahaan umum dan asuransi di Indonesia, sanksi bagi perusahaan asuransi yang tidak menerapkan Prinsip Good Corporate Governance serta Tinjauan Yuridis Prinsip Good Corporate Governance dalam perusahaan asuransi berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian dan POJK Nomor 43/POJK.05/2019 Tentang Perubahaan Atas POJK Nomor 73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dan bersifat deskriptif analitik, dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan sekunder. Analisis data dilakukan dengan metode analisis data kualitatif.

Adapun kesimpulan dari skripsi ini adalah POJK No. 43/POJK.05/2019 Tentang Perubahan Atas POJK Nomor 73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian memiliki ketentuan yang berpotensi memperlemah pelaksanaan fungsi kepatuhan dari pelaksanaan prinsip tata kelola perusahaan yang baik oleh perusahaan asuransi sehingga dapat mengurangi pelaksanaan pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perusahaan Perasuransian yang mewajibkan setiap perusahaan asuransi melaksanakan Prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik.

Kata Kunci: Tinjauan Yuridis, Perusahaan Perasuransian, Prinsip Good Corporate Governance

*Dosen Pembimbing I, Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum USU

** Dosen Pembimbing II, Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum USU

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuransi dalam sudut padang hukum dan ekonomi merupakan bentuk manajemen utama yang digunakan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kerugian yang tidak tentu. Asuransi didefinisikan sebagai transfer yang wajar (adil) atas risiko kerugian, dari satu entitas ke entitas lain. Dengan kata lain, asuransi merupakan suatu sistem yang diciptakan untuk melindungi orang, kelompok, atau aktivitas usaha terhadap risiko kerugian finansial dengan cara membagi atau membayarkan risiko melalui pembayaran sejumlah premi.1

Asuransi merupakan suatu metode untuk memutuskan atau melimpahkan kerugian-kerugian yang mungkin diderita pada umumnya, antara anggota-anggota satu kelompok. Hal ini dilakukan karena:

1. Adanya sejumlah risiko yang cukup besar dan terpisah, akan tetapi dapat dikombinasi;

2. Suatu kejadian yang terjadi secara merata dan diperhitungkan secara matematik, dengan kesalahan yang relatif kecil. Hal ini dimungkinkan untuk memperkirakan kerugian-kerugian yang mungkin timbul dan untuk mengkalkulasi biaya tahunannya.

Pada dasarnya, asuransi atau pertanggungan ialah suatu bentuk kontrak atau persetujuan yang dinamakan polis (policy) dan menyatakan bahwa pihak satu, disebut penanggung (insurer) menyetujui, sebagai balas jasa, bagi suatu ganti

(14)

kerugian atau dikenal sebagai premi (premium), akan membayar sejumlah uang yang telah disetujui, kepada pihak lain (yang dipertanggungkan; insured) untuk mengganti suatu kerugian, kerusakan, atau luka, pada sesuatu yang berharga di dalamnya. Orang yang dipertanggungkan mempunyai bunga yang dapat di asuransikan (insurable interest) yang kadang-kadang disebut risiko (risk). Premi itu dapat dibayar dalam satu jumlah sekaligus atau angsuran; kontraknya dapat berlaku untuk satu periode tertentu atau sampai terjadinya peristiwa; risikonya dapat merupakan harta milik, harta benda, kekayaan, atau keuntungan, penghasilan, atau nyawa manusia.2

Usaha perasuransian merupakan usaha yang menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung/pemegang polis dan sekaligus menghimpun dana masyarakat. Dengan kedua peranan tersebut yang perkembangannya semakin meningkat, makin terasa kebutuhan akan hadirnya perasuransian yang kuat dan dapat diandalkan. Untuk dapat memenuhi kewajiban yang telah diperjanjikan, Perusahaan Perasuransian yang terdiri dari Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi dan Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi, termasuk yang beroperasi dengan sistem syariah harus memegang prinsip-prinsip asuransi terutama prinsip utmost good faith (itikad baik sepenuhnya). Agar Perusahaan Perasuransian dapat berkembang lebih baik, maka Good Corporate Governance (GCG) juga perlu diterapkan dalam perusahaan perasuransian.3

Pada era globalisasi ini persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak muncul perusahaan-perusahaan baru yang memenuhi pasar. Dengan semakin

2 Ibid., hlm 2

3 Komite Nasional Kebijakan Governance, Pedoman Good Corporate Governance Perusahaan Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi Indonesia,

(15)

banyaknya penyedia produk dan jasa dalam pasar, maka konsumen lebih leluasa untuk menentukan pilihannya. Semua konsumen pasti menginginkan produk yang berkualitas, mendapatkan pelayanan yang cepat dan baik, memilih perusahaan dengan manajemen yang baik dan sebagainya. Hal di atas menuntut pelaku bisnis untuk memberikan yang terbaik kepada konsumennya. 4

Untuk dapat memenangkan persaingan bisnis, perusahaan harus menciptakan iklim manajemen perusahaan yang kompetif dan terorganisir. Setiap aspek yang mendukung hal tersebut harus didukung dengan pengendalian dan pengelolaan perusahaan yang baik. Sehingga konsumen memperoleh informasi yang dengan benar dan tepat waktu, serta meminimalkan terjadinya kecurangan dalam mengungkapkan informasi. Salah satu pengendalian yang dipakai untuk menunjang hal tersebut adalah Good Corporate Governance.5

Good Corporate Governance merupakan proses untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders perusahaan berlandaskan peraturan dan nilai etika. GCG sebagai suatu prinsip di dalam hukum perusahaan perlu diterapkan dengan lebih dahulu menetapkan pedoman-pedoman yang menjadi dasar bagi para pihak khususnya pada perusahaaan asuransi dan perusahaan reasuransi untuk melaksankannya.6

4 Elly Halimatusadiah & Bangun Gunawan, Analisis Penerapan Good Corporate Governance Dalam Mengoplimalkan Pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi, Vol. 2, No. 1 (Jurnal Ekonomi Universitas Islam Bandung, 2014), hlm 1

5 Ibid., hlm 2

6 Bunga Safhira, Pentingnya Governance Untuk Menjaga Akuntabilitas Perusahaan, https://proxsisgroup.com/pentingnya-good-corporate-governance-untuk-menjaga-akuntabilitas- perusahaan/, diakses pada tanggal 15 Juli 2020

(16)

Pedoman GCG Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi perlu disusun sebagai pedoman dalam melakukan pengembangan usaha yang lebih baik.

Pedoman ini juga menjadi salah satu acuan bagi regulator dalam menerbitkan peraturan serta alat dalam melakukan pembinaan dan pengawasaan penerapan prinsip GCG di perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. Untuk masing- masing jenis perusahaan penunjang usaha asuransi perlu disusun pedoman GCG tersendiri.

Penerapan Good Corporate Governance harus diwujudkan tidak saja dalam berbagai bentuk rencana aksi yang signifikan, Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance bagi perusahaan asuransi saat ini memasuki era baru dengan diperkenalkannya Pedoman Good Corporate Governance Sektor Perasuransian yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Pedoman Good Corporate Governance perasuransian yang telah diterbitkan merupakan langkah awal yang patut dihargai dan memerlukan penjabaran dalam penerapnnya, sehingga penerapan Good Corporate Governance bisa dijadikan salah satu faktor dalam menilai peringkat (rating) perusahaan asuransi serta menjadi bahan pertimbangan bagi calon pemegang polis dalam memilih suatu perusahaan asuransi.7

Penerapan Good Corporate Governance juga dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan yang menguntungkan diri sendiri, dan umumnya Corporate Governance dapat meningkatkan kepercayaan investor. Penerapan Good Corporate Governance membutuhkan fungsi

7

(17)

pengawasan agar dapat berjalan dengan baik khususnya dalam perusahaan perasuransian sebagai suatu lembaga pada sektor jasa keuangan pada dasarnya memiliki fungsi pengawasan yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penulisan skripsi dengan judul “Tinjauan Yuridis Kedudukan Prinsip Good Corporate Governance Dalam Perusahaan Asuransi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian Dan POJK Nomor 43/POJK.05/2019 Tentang Perubahan Atas POJK Nomor 73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, terdapat beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini. Adapun permasalahan yang akan dibahas, antara lain:

1. Bagaimanakah persamaan dan perbedaan pengaturan mengenai prinsip Good Corporate Governance pada perusahaan umum dengan perusahaan asuransi di Indonesia?

2. Bagaimanakah sanksi kepada perusahaan asuransi yang tidak menerapkan prinsip Good Corporate Governance?

3. Bagaimanakah Prinsip Good Corporate Governance Dalam Perusahaan Asuransi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian Dan POJK Nomor 43/POJK.05/2019 Tentang Perubahan

(18)

Atas POJK Nomor 73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini, antara lain:

1. Mengetahui pengaturan prinsip Good Corporate Governance berdasarkan hukum di Indonesia

2. Mengetahui kedudukan hukum perusahaan perasuransian di Indonesia 3. Mengetahui Kedudukan Prinsip Good Corporate Governance Dalam

Perusahaan Asuransi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian Dan POJK Nomor 43/POJK.05/2019 Tentang Perubahan Atas POJK Nomor 73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian

Penelitian merupakan sarana yang di pergunakan oleh manusia untuk memperkuat, membina serta mengembangkan ilmu pengetahuan, sehingga harapan penulis agar penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, adapun manfaat yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Melalui penulisan skripsi ini mampu mengisi ruang kosong dalam ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan substansi penulisan skripsi ini, hingga pada akhirnya skripsi ini memberikan sumbangsih berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada hukum perusahaan asuransi khususnya terhadap kewajiban dalam penerapan prinsip Good Corporate

(19)

Governance pada perusahaan publik di Indonesia berdasarkan hukum yang mengatur serta dapat digunakan sebagai bahan kajian akademik dalam hubungannya dengan prinsip Good Corporate Governance pada perusahaan perasuransian.

2. Secara praktis

Melalui penulisan skripsi ini diharapkan setiap perusahaan perasuransian lebih transparan terhadap informasi yang dapat meningkatkan kualitas dari suatu perusahaan perasuransian serta pengawasan yang dapat dilakukan oleh masyarakat sehingga penerapan prinsip Good Corporate Governance dapat terlaksana.

D. Keaslian Penulisan

Sebelum melakukan penulisan skripsi yang berjudul “Tinjauan Yuridis Prinsip Good Corporate Governance Dalam Perusahaan Asuransi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian Dan POJK Nomor 43/POJK.05/2019 Tentang Perubahaan Atas POJK Nomor 73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian”, telah dilakukan penelusuran oleh petugas perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera. Oleh karenanya, keaslian dan kebenaran ini dapat dipertanggingjawabkan dan telah sesuai dengan asas-asas keilmuan yang harus dijunjung tinggi secara akademik yaitu kejujuran, rasional, objektif dan terbuka.

Hal ini merupakan implikasi etis dalam proses menemukan kebenaran ilmu sehingga dengan demikian penulisan Karya Tulis ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, keilmuan dan terbuka untuk kritik yang

(20)

sifatnya konstruktif. Selain itu, semua informasi di dalam skripsi ini berasal dari berbagai karya tulis penulis lain, baik yang dipublikasikan ataupun tidak, serta telah diberikan penghargaaan dengan mengutip nama sumber penulis dengan benar dan lengkap. Setelah dilakukan pemeriksaan, selanjutnya perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara mengeluarkan surat pada tanggal 04 Februari 2020 yang menyatakan tidak ada judul yang sama.

E. Tinjauan kepustakaan

Penulisan skripsi ini berkisar tentang Tinjauan Yuridis Prinsip Good Corporate Governance Dalam Perusahaan Asuransi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian Dan POJK Nomor 43/POJK.05/2019 Tentang Perubahaan Atas POJK Nomor 73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian.

Adapun tinjauan kepustakaan tentang skripsi ini, adalah sebagai berikut:

1. Good Corporate Governance

Good Corporate Governance menurut pendapat para pakar dan literatur, antara lain:

a. Amin Wijaya Tunggal

“Tata kelola perusahaan merupakan sistem yang mengatur kearah mana kegitan usaha akan dilaksanakan, termasuk membuat sasaran yang dicapai, untuk apa sasaran tersebut dicapai, serta ukuran keberhasilannya.” 8

b. Ernst an Young

(21)

“Corporate governance terdiri atas sekumpulan mekanisme yang saling berkaitan yang terdiri atas pemegang saham institusional, dewan direksi dan komisaris, para manajer yang dibayar berdasarkan kinerjanya, pasar sebagai pengendali perseroan, struktur kepemilikan,struktur keuangan, investor terkait, dan persaingan produk”9

c. Hessel Nogi S. Tangkilisan

“Corporate governance adalah sistem yang mengatur, mengelola, dan mengawasi proses pengendalian usaha menaikkan nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stakeholder, karyawan, kreditor, dan masyarakat sekitar. Good Corporate Governance berusaha menjaga keseimbangan diantara pencapaian tujuan ekonomi dan tujuan masyarakat”10

d. OECD mendefinisikan corporate governance sebagai

Sekumpulan hubungan antara pihak manajemen, board, pemegang saham, dan pihak lain yang memiliki kepentingandengan perusahaan.

Corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Corporate governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang

9 Hesel Nogi S. Tangkilisan, Mengola Kredit Berbasis Good Corporate Governance

(22)

efektif sehingga mendorong perusahaan dengan menggunakan sumber daya dengan lebih efisien.11

Dengan demikian, corporate governance berarti seperangkat aturan yang dijadikan acuan manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan secara baik, benar, dengan penuh integritas, serta membina hubungan dengan para stakeholder, guna mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.12

2. Perusahaan

Beberapa ahli atau ilmuwan memberikan pendapat tentang istilah Perusahaan, sebagai berikut.

a. Pemerintah Belanda (Menteri Kehakiman Belanda) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara tidak terputus-putus, dengan terang-terangan, dalam kedudukan tertentu dan untuk mencari laba

b. Molengraaff (dalam bukunya Leindraad I halaman 38) berpendapat bahwa perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untuk mendapatkan penghasilan, dengan cara memperniagakan barang-barang, menyerahkan barang-barang, atau mengadakan perjainjian-perjanjian perdagangan.

c. Polak (dalam bukunya Handbook I halaman 88) memberikan pendapat bahwa sebuah perusahaan dianggap ada bila diperlukan adanya

11 Imam Sjahputra Tunggal dan Amin Widjaja Tunggal, Membangun Good Corporate Governance (GCG), cet. I (Jakarta: Harvarindo, 2002), hlm 2

12

(23)

perhitungan-perhitungan tentang laba-rugi yang dapat diperkirakan, dan segala sesuatu itu dicatat dalam pembukuan.13

Dalam beberapa undang-undang juga ditemukan uraian mengenai defenisi perusahaan, antara lain sebagai berikut:

a. Pasal 1 huruf b UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan mendefinisikan bahwa “Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.”14

b. Pasal 1 butir 1 UU No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan mendefinisikan bahwa “Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan untuk memeperoleh keuntungan dan atau laba, baik yang diselenggarakan oleh orang-perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia.” 15

c. Perusahaan disebut juga sebagai Perseroan di dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 sebagaimana diatur dalam pasal 1 angka 1 yang mengatakan bahwa “Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang

13 Mulhadi, Hukum Perusahaan Bentuk-bentuk Badan Usaha Di Indonesia, (Bogor:

GHALIA INDONESIA, 2010) hlm 8

14

(24)

seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.”16

3. Asuransi

Beberapa ahli yang mengemukakan pendapat mengenai pengertian asuransi yaitu, sebagai berikut:

a. Mehr dan Cammack

Asuransi merupakan alat untuk mengurangi risiko keuangan dengan cara menggabungkan sejumlah unit-unit yang berisiko agar kerugian individu secara kolektif dapat diprediksi. Kerugian yang dapat diprediksi tersebut kemudian, dbagi dan didistribusikan secara proporsional diantara semua unit-unit dalam gabungan tersebut.

b. Mark R. Green

Asuransi sebagai lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi risiko dengan jalan mengombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah objek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu.

c. C. Arthur William Jr. dan Richard M. Heins

Mengemukakan defenisi asuransi dalam 2 (dua) sudut pandang, yaitu : 1) Asuransi adalah pengaman terhadap kerigian finansial yang dilakukan

oleh seorang penanggung.

(25)

2) Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang/badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial.17

Dalam asuransi yang lebih lengkap mencakup baik asuransi kerugian maupun asuransi sejumlah uang dapat ditemukan dalam rumusan pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang menyatakan:

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak Penanggung meningkatkan diri kepada Tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada Tertanggung, karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita Tertanggung, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan ”.

Pengertian asuransi yang lebih mutakhir tentu saja harus mengacu pada ketentuan undang-undang terbaru, yakni Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, dimana pada pasal 1 butir (1) menyatakan bahwa:

“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu Perusahaan Asuransi dan pemegang polis, yang menjadikan dasar bagi penerimaan premi oleh Perusahaan Asuransi sebagai imbalan untuk : (1). Memberikan penggantian kepada Tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita Tertanggung pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; (2). Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya Tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya

(26)

Tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana”. 18

F. Metode Penelitian 1. Jenis dan sifat penelitian

Dalam suatu penulisan skripsi, posisi metodologi sangatlah penting sebagai suatu pedoman. Metodologi merupakan logika yang menjadi dasar suatu penelitian ilmiah. 19 Skripsi ini merupakan penelitian hukum normatif dan bersifat deskriptif analitik. Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang dilakukan dngan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka20 yang berkaitan dengan Tinjauan Yuridis Prinsip Good Corporate Governance Dalam Perusahaan Asuransi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian Dan POJK Nomor 43/POJK.05/2019 Tentang Perubahaan Atas POJK Nomor 73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian.

Sedangkan penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat, dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.21 Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin

18 Mulhadi, Op. Cit, hlm 5-7

19 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press, 2010), hlm 6

20 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, Cet. Ketujuh, Ed. Pertama (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm 13-14

21

(27)

tentang Tinjauan Yuridis Penerapan Good Corporate Governance Dalam Perusahaan Asuransi.

2. Jenis Data

Bahan atau jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari:

a. Bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, Undang- Undang Nomor 40 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan, POJK Nomor 43/POJK.05/2019 tentang Perubahan Atas POJK Nomor 73/POJK.05/2016 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian.

b. Bahan hukum sekunder yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, seperti literatur yang diperoleh dari perpustakaan misalnya bahan bacaan, buku-buku, jurnal-jurnal dan artikel-artikel yang berhubungan dengan Tinjauan Yuridis Prinsip Good Corporate Governance Dalam Perusahaan Asuransi.

c. Bahan hukum tersier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, contohnya adalah kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif, dan seterusnya.

3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk memperoleh suatu kebenaran dalam penulisan skripsi, dalam hal ini dugunakan metode pengumpulan data

(28)

dengan cara studi kepustakaan (library research), yaitu mempelajari dan menganalisis data secara sistematis melalui buku-buku, surat kabar, makalah ilmiah, internet, peraturan perundang-undangan, dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini.

4. Teknik analisis data

Data primer dan data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisa secara kualitatif dengan menggunakan metode deduktif dan induktif. Metode deduktif dilakukan dengan membaca, menafsirkan, dan membandingkan. Sedangkan metode induktif dilakukan dengan menerjemahkan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini, sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan ini ditulis secara terperinci dan sistematis agar memberikan kemudahan bagi pembaca dalam memahami makna dan memperoleh manfaatnya.

Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

Bab I yaitu Pendahuluan. Bab ini menggambarkan secara umum tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Keaslian Penulisan, Metode Penelitian, Serta Sistematika Penulisan yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini.

Bab II mengenai Persamaan dan Perbedaan Pengaturan mengenai Prinsip Good Corporate Governance pada Perusahaan Umum dan Perusahaan Asuransi

(29)

di Indonesia. Bab ini terdiri dari beberapa sub bab, yakni Pengertian Good Corporate Governance, Prinsip Dasar Good Corporate Governance, Persamaan Pengaturan Mengenai Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Umum dan Perusahaan Asuransi di Indonesia, Perbedaan Pengaturan Mengenai Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Umum dan Perusahaan Asuransi di Indonesia.

Bab III mengenai Sanksi Bagi Perusahaan Asuransi Yang Tidak Menerapkan Prinsip Good Corporate Governance. Bab Ini Membahas Tentang Ruang Lingkup Perusahaan Perasuransian Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian, Kewajiban Di Dalam Perasuransian Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian, Sanksi Bagi Perusahaan Asuransi Yang Tidak Menerapkan Prinsip Good Corporate Governance.

Selajutnya pada Bab IV tentang Prinsip Good Corporate Governance dalam Perusahaan Asuransi berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian dan POJK Nomor 43/POJK.05/2019 tentang Perubahaan Atas POJK Nomor 73/POJK.05/2016 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian. Bab ini membahas tentang Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Umum, Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Asuransi, Prinsip Good Corporate Governance Menurut POJK No.

43/POJK.05/2019 Tentang Perubahan Atas POJK No. 73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian, dan Analisis POJK No. 43/POJK.05/2019 Tentang Perubahan Atas POJK No.

73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan

(30)

Perasuransian Terhadap Undang-undang No. 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.

Adapun Bab V merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dari bab-bab terdahulu, serta saran menyangkut rumusan masalah.

(31)

BAB II

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENGATURAN MENGENAI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN UMUM DAN

PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA

A. Pengertian Good Corporate Governance

Perkembangan korporasi modern melatarbelakangi mengapa Corporate Governance menjadi keharusan. Korporasi modern berkembang menjadi kelompok korporasi (konglomerasi) dengan skala dan kompleksitas tinggi. Para pembuat kebijakan masa lalu mungkin tidak membayangkan bahwa sebuah entitas korporasi dapat memiliki saham di perusahaan lain dan melakukan perniagaan melalui anak perusahaan.22

Berkembangnya isu Corporate Governance yang tadinya hanya bersifat marginal, kini menjadi isu sentral, oleh sebab itu dibutuhkan pemahaman yang memadai tentang Corporate Governance. Perkembangan konsep Corporate Governance bersama dengan dikembangkannya sistem korporasi di Inggris, Eropa dan Amerika (1840). Oleh sebab itu, pembicaraan tentang Corporate Governance tidak dapat dipisahkan dengan konsep dan sistem korporasi itu sendiri.23

Istilah “Corporate Governance” pertama dikenalkan Cadbury Committee tahun 1992 dalam laporan yang dikenal Cadbury Report. Laporan ini sebagai titik balik yang menentukan bagi praktik Corporate Governance di seluruh dunia. 24

22 Hj. Sedarmayanti, Good Governance “Kepemerintahan Yang Baik” & Good Corporate Governance “Tata Kelola Perusahaaan Yang Baik” (BANDUNG: CV. Mandar Maju, 2012), hlm 51

23

(32)

Good Corporate Governance (GCG) secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder (Monks,2003). Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktu dan kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.25

Menurut Budiati, konsep Good Corporate Governance di Indonesia mulai dikenal sejak krisis ekonomi tahun 1997 yang berkepanjangan yang dinilai karena tidak dikelolanya perusahaan-perusahaan secara bertanggungjawab, serta mengabaikan regulasi dan syarat dengan praktek (korupsi, kolusi, nepotisme) KKN.

Usulan penyempurnaan peraturan pencatatan pada bursa efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) yang mengatur mengenai peraturan bagi emiten yang tercatat di BEJ yang mewajibkan untuk mengangkat komisaris independen dan membentuk komite audit pada tahun 1998, Corporate Governance mulai dikenalkan pada seluruh perusahaan public di Indonesia.26

Beberapa pengertian Good Corporate Governance menurut para pakar dan literatur antara lain sebagai berikut27:

25 Elly Halimatusadiah & Bangun Gunawan, Loc. Cit

26 Good Corporate Governance diakses melalui

https://accounting.binus.ac.id/2017/06/20/good-corporate-governance-gcg/, tanggal 10 Maret

(33)

a. Cadbury Report

Corporate Governance adalah seperangkat aturan yang merumuskan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik internal mauoun eksternal sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka.

b. Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Corporate Governance adalah struktur yang olehnya para pemegang saham, komisaris dan manajer menyusun tujuan-tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dan mengawasi kinerja.

c. Monks dan Minow

Corporate Governance merujuk pada hubungan antara tiga kelompok yaitu stakeholders, board of directors, dan top management dalam menentukan arah dan kinerja korporasi.

d. Wahyudi Prakarsa

Corporate Governance adalah mekanisme administratif yang mengatur hubungan-hubungan antara manajemen perusahaan, komisaris, direksi, pemegang saham, dan kelompok-kelompok kepentingan (stakeholders) yang lain. Hubungan-hubungan ini dimanifestasikan dalam berbagai bentuk aturan permainan dan sistem insentif sebagai kerangka kerja yang diperlukan untuk menentukan tujuan-tujuan perusahaan dan cara-car pencapaian tujuan-tujuan serta pemantauan kinerja yang dihasilkan.

(34)

e. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep-117/M- MBU/2002

Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. 28

f. Muh Efendi

GCG adalah suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola risiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang.

g. Soekrisno Agoes

Tata Kelola Perusahaan yang baik adalah sistem yang mengatur hubungan peran Dewan Komisaris, peran Direksi, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya. Disebut juga suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaiannya dan penilaian kinerjanya.

Dari pendapat pakar diatas dapat dikatakan bahwa Good Corporate Governance (GCG) adalah seperangkat peraturan yang mengatur, mengelola dan mengawasi hubungan antara para pengelola perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang melakukan

(35)

peningkatan pada kualitas GCG menunjukkan peningkatan penilaian pasar, sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan kualitas GCG, cenderung menunjukkan penurunan pada penilaian pasar.

B. Prinsip Dasar Good Corporate Governance

Sebagai suatu konsep, dipandang perlu untuk menentukan dasar- dasar/kaidah yang menjadi landasan/prinsip dalam menjabarkan konsep good corporate governance. Landasan/prinsip ini dimaksudkan akan menjadi pegangan dalam penjabaran tindakan dan langkah-langkah yang hendak dilakukan dalam mewujudkan good corporate governance serta menjadi patokan dalam pengujian keberhasilan prinsip good corporate governance di masing-masing perusahaan.29

Secara umum ada 5 (lima) prinsip dasar yang dikandung dalam good corporate governance, yaitu sebagai berikut :

1. Keterbukaan Informasi (transparency)

Transparency ialah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Prinsip transparency, yaitu keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam pengungkapan dan penyediaan informasi yang relevan mengenai perusahaan, yang mudah diakses oleh Pemangku Kepentingan sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan usaha yang sehat.30 Hal-hal yang

29 Dhian Indah Astanti, Good Corporate Governance Pada Perusahaan Asuransi, (Semarang: Semarang University Press, 2015) hlm. 45

30

(36)

harus dilaksanakan berkaitan dengan prinsip transparansi adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan harus mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurant dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya,

b. Informasi yang harus diungkapkan tapi tidak terbatas pada hal-hal yang bertalian dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham, pengendalian intern, sistem dan pelaksanaan good corporate governance serta kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan,

c. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk melindungi informasi rahasia mengenai perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

d. Kebijakan perusahaan harus tertulis dan dikomunikasikan kepada stakeholders yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.31

2. Akuntabilitas (accountability)

Accountability yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Prinsip akuntabilitas yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban Organ Perusahaan sehingga kinerja Perusahaan dapat berjalan secara transparan, wajar, efektif, dan efisien.32

31

(37)

Hal-hal yang harus diterapkan berkaitan dengan prinsip akuntabilitas yaitu sebagai berikut :

a. Perusahaan harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing- masing organ perusahaan yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan,

b. Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ organisasi perusahaan mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG.

c. Perusahaan harus memastikan terdapatnya chek and balance system dalam pengelolaan perusahaan, dan

d. Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran perusahaan berdasarkan ukuran-ukuran yang disepakati dan konsisten dengan nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha dan strategi perusahaan serta memiliki reward and punishment sistem. 33

3. Pertanggungjawaban (responsibility)

Responsibility yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip pertanggungjawaban yaitu kesesuaian pengelolaan Perusahaan dengan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan usaha perasuransian yang sehat.34 Hal-hal yang harus diperhatikan berkaita dengan prinsip pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :

33 Eric Friendly, Analisis Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance Pada

(38)

a. untuk menjaga kelangsungan usahanya perusahaan harus berpegang pada prinsip kehatihatian dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku,

b. Perusahaan harus bertindak sebagai good corporate governance (perusahaan yang baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial. 35

4. Kemandirian (independency)

Independency yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundangan- undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Prinsip Independency yaitu keadaan dimana perusahaan yang dikelola secara mandiri dan profesional serta bebas dari benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan usaha perasuransian yang sehat.36 Hal-hal yang harus di perhatikan berkaitan dengan prinsip kemandirian adalah sebagai berikut :

a. Pengambilan keputusan secara objektif, tanpa benturan kepentingan dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun,

35 Sucopindo, Prinsip GCG Dan Tata Kelola Perusahaan, https://www.sucofindo.co.id/id/prinsip-gcg-dan-tata-kelola-perusahaan, diakses pada tanggal 15 Juli 2020

36 Djokosantoso Moeljono, Good Corporate Cultur Sebagai Inti Dari Good Corporate

(39)

b. Perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan. 37

5. Kesetaraan dan Kewajaran (fairness)

Fairness yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak- hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Fairness merupakan kesetaraan, keseimbangan, dan keadilan di dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian, peraturan perundang- undangan, dan nilai-nilai etika serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan Perusahaan yang sehat. 38 Hal-hal yang harus di perhatikan berkaitan dengan prinsip kesetaraan dan kewajaran adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran.

b. Perusahaan harus memberikan kesempatan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan. 39

Prinsip-prinsip tersebut diterjemahkan dan dijabarkan oleh OECD (Organization of Economic Cooperation and Development) kedalam 4 (empat) aspek, sebagai pedoman pengembangan kerangka kerja legal, institusional dan

37 Dhian Indah Astanti, Op. Cit., hlm 47

38

(40)

regulatori untuk corporate governance di suatu negara. Keenam aspek tersebut adalah sebagai berikut :

1. Memastikan adanya basis yang efektif untuk kerangka kerja corporate governance,

2. Hak-hak pemegang saham dan fungsi kepemilikan (the right of shareholders),

3. Perlakuan setara terhadap seluruh pemegang saham (the equitable treatment of shareholders),

4. Peran stakeholders dalam corporate governance (the role of stakeholders in corporation governance)40

Mengingat adanya perbedaan kerangka hukum, pasar, lingkungan, bisnis maupun sifat kekhususan bisnis suatu perusahaan, maka yang diterapkan adalah yang dirasakan cocok dengan bidang usahanya.41

Esensi dari corporate governance adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku.

Dalam kaitan tumbuhnya kesadaran akan pentingnya Corporate Governance, maka OECD telah mengembangkan prinsip Good Corporate Governance dan dapat diterapkan secara luwes sesuai dengan keadaan, budaya,

40 Triyono, Siaran Pers: OECD Dan OJK Luncurkan Prinsip Good Corporate Governance G20/OECD, https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/berita-dan-kegiatan/siaran

pers/Pages/OECD-OJK-Luncurkan-Prinsip-Good-Corporate-Governance-G20-OECD.aspx, diakeses pada tanggal 15 Juli 2020

(41)

dan tradisi masing-masing negara. Prinsip Good Corporate Governance yang dikemukakan oleh OECD adalah sebagai berikut 42:

1. Fairness (Kewajaran)

Perlakuan yang sama terhadap pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam.

2. Disclosure dan Transparency (Transparansi)

Hak pemegang saham, yang harus diberi infomasi benar dan tepat waktu mengenai perusahaan, dapat berperan serta dalam pengembalian keputusan mengenai perubahan mendasar atas perusahaan dan memperoleh bagian keuntungan perusahaan. Pengungkapan yang akurat dan tepat waktu serta transparansi mengenai semua hal penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta pemegang kepentingan.

3. Accountability (Akuntabilitas)

Tanggung jawab manajemen melalui pengawasan efektif berdasarkan keseimbangan kekuasaan antara manajer, pemegang saham, dewan komisaris, dan auditor, merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada perusahaan dan pemegang saham.

4. Responsibility (Responsibilitas)

Peran pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta pemegang kepentingan

(42)

dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan.

Prinsip Good Corporate Governance diharapkan menjadi titik rujukan pembuat kebijakan (pemerintah) dalam membangun kerangka kerja penerapan Corporate Governance. Bagi pelaku usaha dan pasar modal, prinsip ini dapat menjadi pedoman mengolaborasi praktek terbaik bagi peningkatan nilai dan keberlangsungan perusahaan.

Prinsip Good Corporate Governance menurut OECD mencakup 5 bidang utama yaitu43 :

1. Hak pemegang saham dan perlindungannya.

2. Peran karyawan dan pihak yang berkepentingan lainnya.

3. Pengungkapan yang akurat dan tepat waktu serta transparansi sehubungan dengan struktur dan operasi korporasi.

4. Tanggung jawab dewan (dewan komisaris maupun direksi) terhadap perusahaan.

5. Pemegang saham dan pihak berkepentingan lainnya. secara ringkas prinsip tersebut dapat dirangkum secara: perlakuan yang setara/wajar, transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas.

Menurut SK Menteri BUMN Nomor: Kep. 117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance diutarakan bahwa prinsip Good Corporate Governance meliputi44 :

43

(43)

1. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.

2. Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

3. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawabanorgan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efekif.

4. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yag sehat.

5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Persamaan Pengaturan Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Umum Dan Perusahaan Asuransi Di I ndonesia

Prinsip Good Corporate Governance merupakan sutau tata kelola yang berkaitan dengan struktur dan proses yang di terapkan oleh suatu perusahaan sebagai suatu landasan untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan. Praktik Good Corporate Governance merupakan praktik dari prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan

(44)

mekanisme pengelolaan perusahaan yang baik berlandaskan peraturan perundang- undangan dan praktek terbaik. Untuk dapat menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten diperlukan perangkat berupa Pedoman Tata Kelola Perusahaan Yang Baik untuk memberi acuan dalam penerapannya mengingat lingkungan bisnis yang bersifat dinamis, maka sebagai upaya mencapai standar kerja terbaik yang disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal dari suatu perusahaan.

Penerapan praktik Good Corporate Governance dalam perusahaan umum berdasarkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor.

Per01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik serta Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas memberikan pengertian prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang merupakan suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berdasarkan peraturan perundangundangan dan etika berusaha. Defenisi Good Corporate Governance menurut Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor:

01/MBU/2011 adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha. 45

Penerapan praktik dalam perusahaan perasuransian sebagaimana di atur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian serta Undang-

45 Mukhammad Kholid Mawardi, Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Berorientasi Global, Vol. 37, No. 1 (Malang: Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Universitas Brawijaya, 2016), hlm. 2

(45)

Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas menegaskan bahwa Tata Kelola Perusahaan Yang Baik merupakan struktur dan proses yang di gunakan dan terapkan untuk meningkatkan pencapaian hasil sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan untuk memperoleh manfaat secara akuntabel dan berlandaskan peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika.

Pengaturan mengenai prinsip Good Corporate Governance menurut Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor. Per-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian serta Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas secara eksplisit memiliki persamaan yaitu bahwa Prinsip Good Corporate Governance merupakan landasan yang digunakan untuk mencapai kesinambungan usaha untuk pencapaian sasaran perusahaan dalam jangka panjang yang berlandaskan peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika.

Persamaan pengaturan Prinisip Good Corporate Governance menurut Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor. Per-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian serta Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas pada dasarnya memuat lima (5) prinsip dasar Good Corporate Governance yaitu sebagai berikut :

(46)

1. Keterbukaan (transparency), yaitu keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam pengungkapan dan penyediaan informasi yang relevan mengenai Perusahaan, yang mudah diakses oleh Pemangku Kepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan Perusahaan yang sehat.

2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban Organ Perusahaan sehingga kinerja Perusahaan, dapat berjalan secara transparan, wajar, efektif, dan efisien.

3. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian pengelolaan Perusahaan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan nilai- nilai etika serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan Perusahaan yang sehat.

4. Kemandirian (independency), yaitu keadaan Perusahaan yang dikelola secara mandiri dan profesional serta bebas dari Benturan Kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan Perusahaan yang sehat; dan 5. Kesetaraan dan kewajaran (fairness), yaitu kesetaraan, keseimbangan, dan keadilan di dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian, ketentuan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan Perusahaan yang sehat.46

46

(47)

Tujuan penerapan Prinsip Good Corporate Governance adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan memberi nilai tambah bagi semua pihak yang terkait dengan perusahaan. Dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor. Per-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian, juga mengatur mengenai tujuan penerapan Prinsip Good Corporate Governance yang apabila di kaji secara komprehensif memiliki kesamaan, yaitu sebagai berikut :

a) Mengoptimalkan nilai Perusahaan b) Meningkatkan pengelolaan Perusahaan

c) Meningkatkan kepatuhan Organ Perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi pada etika yang tinggi, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan kesadaran atas tanggung jawab sosial Perusahaan maupun kelestarian lingkungan.

d) Mewujudkan Perusahaan yang lebih sehat, dapat diandalkan, amanah, dan kompetitif; dan

e) Meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam perekonomian nasional.47

D. Perbedaan Pengaturan Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Umum Dan Perusahaan Asuransi Di I ndonesia

Pengaturan mengenai prinsip Good Corporate Governance menurut Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor. Per-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik dan Peraturan Otoritas Jasa

47

Referensi

Dokumen terkait

Dalam KUHP ( Kitab Undang-Undang Hukum Pidana), tidak ada penjelasan yang pasti mengenai korporasi sebagai subjek hukum pidana, dikarenakan secara teoritis, subjek hukum yang

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan Yuridis Empiris. Pendekatan yuridis digunakan untuk permasalahan dari segi hukum, sedangkan pendekatan empiris

Pada unsur ini, keadaan jiwa pelaku harus dapat dibuktikan dalam keadan yang benar-benar sehat secara kejiwaan. Sebenarnya untuk keadaan jiwa seperti yang

Statuta FIFA sebagai bagian dari sistem hukum FIFA dengan karakteristik- karakteristiknya tersebut dengan demikian menjadi bagian dari Lex Sportiva dan merupakan

Bila merujuk pada pasal 209 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang UUK-PKPU yang bunyinya sebagai berikut “Putusan pernyataan pailit berakibat demi hukum dipisahkannya

Bentuk penyalahgunaan posisi dominan yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura Logistik di Terminal Kargo Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar ialah sebagai

Menimbang, bahwa menurut hemat hakim, pidana terhadap anak yang berkonflik dengan hukum adalah merupakan hal yang refresif akibat perbuatan yang dilakukan karena

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi literatur menggunakan