• Tidak ada hasil yang ditemukan

Amaltha Faisal Wirawan (Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti) (

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Amaltha Faisal Wirawan (Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti) ("

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH OBJEK LANDREFORM DI KECAMATAN CIAWI DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 224 TAHUN 1961 TENTANG PELAKSANAAN PEMBAGIAN TANAH DAN PEMBERIAN GANTI

KERUGIAN

Amaltha Faisal Wirawan

(Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti) (Email: altawiraw30@gmail.com)

Endang Pandamdari (Dosen Fakultas Hukum Trisakti)

(Email: endang.p@trisakti.ac.id)

ABSTRAK

Redistribusi Tanah adalah pembagian tanah-tanah yang dikuasai oleh negara dan telah ditegaskan menjadi objek landreform yang diberikan kepada para petani penggarap yang telah memenuhi syarat ketentuan Peraturan Pemerintah No. 224 Tahun 1961. Dengan tujuan untuk memperbaiki keadaan sosial ekonomi rakyat dengan cara mengadakan pembagian tanah yang adil dan merata atas sumber penghidupan rakyat tani berupa tanah, Redistribusi tanah di Kecamatan Ciawi dilakukan di 2 Kecamatan dan 4 desa, objek pelaksanaan redistribusi ini dilaksanakan pada tanah bekas HGU PT.Redjo Sari Bumi yang sebagian perizinan tanahnya tidak di izinkan kembali dan tanahnya diambil kembali oleh Negara.

Pokok permasalahan mengenai : Bagaimanakah Pelaksanaan Redistribusi Tanah Objek Landreform di Kecamatan Ciawi Provinsi Jawa Barat berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian? Apa kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Redistribusi Tanah Program Landreform di Kecamatan Ciawi Provinsi Jawa Barat? Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah yuridis Normatif dengan data primer dan sekunder, Redistribusi Tanah yang di lakukan di Kecamatan Ciawi sudah sesuai menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 224 Tahun 1961. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Redistribusi Tanah di Kecamatan Ciawi adalah Kurangnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Program Redistribusi Tanah Objek Landreform, Upaya yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah tersebut adalah Melakukan Sosialisasi Kembali Kepada Masyarakat Tentang Redistribusi Tanah Objek Landreform

Kata Kunci Reforma Agraria,Landreform,Redistribusi Tanah

(2)

2 A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Di Negara Indonesia tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada manusia untuk dimanfaatkan sebesar– besarnya serta digunakan sebesar–besarnya untuk kemakmuran rakyat berdasarkan pasal 33 ayat (3) Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang menyebutkan bahwa “Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk sebesar–besarnya kemakmuran rakyat”.1Untuk mewujudkan amanat dari pasal 33 ayat (3) Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 tersebut maka pemerintah harus dapat mewujudkan sumber–sumber kemakmuran rakyat seluas–luasnya dengan adil.

Pada Pasal 4 ayat (1) UUPA dinyatakan atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam pasal 2 ditentukan adanya macam–

macam hak atas tanah permukaan bumi, yang disebut tanah dapat diberikan kepada orang lain serta badan hukum.2 Dengan demikian tanah adalah permukaan bumi, yang dalam penggunaannya meliputi juga sebagian tubuh bumi yang ada di bawahnya dan sebagian dari ruang yang ada diatasnya, dengan pembatasan dalam pasal 4, yaitu sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah yang bersangkutan, dalam batas–batas menurut UUPA dan peraturan–peraturan yang lain yang lebih tinggi.3

Pada prakteknya pengelolaan sumber daya alam yang bertujuan demi kemakmuran rakyat belumlah mencapai target dalam mewujudkan kemakmuran rakyat secara merata. Melihat permasalahan ini maka pemerintah membuat sebuah program yang disebut Reforma Agraria.Reforma agraria itu sendiri adalah penataan kembali struktur penguasaan, kepemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang lebih

1 Undang–Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, Pasal 33 ayat (3)

2 Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria, Pasal 4 ayat (1)

3 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi Dan Pelaksanaannya, (Jakarta: Djambatan, Edisi Revisi, 2007), h. 265.

(3)

3

berkeadilan melalui penataan aset dan disertai dengan penataan akses untuk kemakmuran rakyat Indonesia4. Reforma Agraria di Indonesia merupakan Program Pembaharuan Agraria Nasional yang bertujuan untuk menata kembali ketimpangan struktur penguasaan dan penggunaan tanah kearah yang lebih adil, mengurangi kemiskinan, menciptakan lapangan pekerjaan, memperbaiki akses rakyat kepada sumber–sumber ekonomi terutama tanah, meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi sengketa dan konflik pertanahan dan menjaga kualitas lingkungan hidup5 serta memproduktifkan penggunaan tanah–tanah pertanian dan meningkatkan kesejahteraan para petani.6 Undang–Undang Pokok Agraria itu sendiripun merupakan Undang–

undang yang melakukan Pembaruan Agraria yang dikenal dengan Agrarian Reform, dengan memiliki tujuan sebagi berikut:

a. Pembaruan hukum Agraria melalui unifikasi hukum yang berkonsepsi Nasional

b. Penghapusan hak–hak asing dengan konsensi–konsensi kolonial atas tanah c. Mengakhiri penghisapan feodal secara berangsur–angsur

d. Perombakan pemilikan dan penguasaan tanah serta hubungan– hubungan hukum yang bersangkutan dengan pengusahaan tanah dalam mewujudkan pemerataan kemakmuran dan keadilan

Adapun pengertian landreform bisa berarti luas bisa berarti sempit.

Adi Putra Parlindungan menyatakan bahwa landreform bertujuan luas dan dikalangan dunia internasional landreform itu bermakna :

a. Perubahan hubungan antara manusia dengan tanah, contohnya ialah bahwa petani itu berhak mempunyai tanah sendiri dan dikembangkan agar petani itu mempunyai hak milik.

4 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2018 Tentang Redistribusi Tanah, Pasal 1 angka 1.

5Arie Sukanti Hutagalung, Diktat Reforma Agraria, Jakarta: Universitas Trisakti, h 10

6 Herman Hermit, Cara Memperoleh Sertifikat Tanah Hak Milik, Tanah Negara dan Tanah Pemda, Teori dan Praktek, (Bandung: CV. Mandar Maju, 2004), h 197

(4)

4

b. Perubahan dan perlindungan petani penggarap dari tuan tanah atau penghapusan pertuantanahan misalnya dengan menentukan suatu bagian tertentu yang harus diberikan kepada tuan tanah dalam bagi hasil.

c. Larangan memiliki tanah yang luas, disebut juga dengan larangan latifundia

d. Larangan absenteeisme atau guntai yang berarti bahwa tidak diperkenankan orang mempunyai tanah pertanian jika tidak digarap sendiri, ia bertempat tinggal di luar lokasi tanah pertanian atau sama sekali tidak mengerjakan tanah itu dan menyewakannya atau menyuruh orang lain untuk mengerjakannya.

e. Penetapan bagi kepemilikan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya latifundia atau mencegah penumpukan tanah dengan 1 (satu) orang yaitu tuan tanah yang menguasai orang .banyak.7

Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai redistribusi tanah program reforma agraria dengan judul: “Pelaksanaan Redistribusi Tanah Objek Landreform Di Kecamatan Ciawi Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 224 Tahun 1961 Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah Dan Pemberian Ganti Kerugian”

2. Pokok Permasalahan

Dalam penelitian ini akan dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:

Berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah :

a. Bagaimanakah Pelaksanaan Redistribusi Tanah Objek Landreform di Kecamatan Ciawi Provinsi Jawa Barat berdasarkan dengan Peraturan

7 A.P. Parlindungan, Aneka Hukum Agraria, (Bandung: Alumni, 1986), h. 8

(5)

5

Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian?

b. Apa kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Redistribusi Tanah Program Landreform di Kecamatan Ciawi Provinsi Jawa Barat?

B. METODE PENELITIAN

Penulisan penelitian dalam bentuk skripsi ini digunakan metode sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian tentang “Pelaksanaan Redistribusi Tanah Objek Landreform Di Kecamatan Ciawi Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 224 Tahun 1961 Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah Dan Pemberian Ganti Kerugian” Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis normatif, penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang mengkaji studi dokumen, yakni menggunakan berbagai data sekunder seperti peraturan perundang-undangan, keputusan pengadilan, teori hukum, dan dapat berupa pendapat para sarjana.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif analisis, penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran secara sistematis dan terperinci tentang permasalahan yang akan diteliti8.

Analisis dimaksudkan berdasarkan gambaran, adalah fakta yang diperoleh akan dilakukan analisis secara cermat untuk menjawab permasalahan.

Analisis data yang digunakan merupakan analisis data kualitatif yaitu data yang bersumber dari data berupa dokumen yang diperoleh secara lengkap, selanjutnya dianalisis dengan peraturan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dengan menarik kesimpulan secara deduktif yang berkaitan dengan Pelaksanaan Redistribusi Tanah Objek Landreform di Kecamatan Ciawi

8 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press, 2015), h.10.

(6)

6

Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah 224 Tahun 1961 Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah Dan Pemberian Ganti Kerugian. Sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan fakta-fakta dengan penerapan tersebut secara analitis dan sistematis.

3. Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder sebagai data yang dapat menunjang keberadaan data primer, adapun kedua data tersebut meliputi sebagai berikut:

Data sekunder yaitu data yang bersumber dari bahan pustaka yang merupakan alat dasar yang digolongkan sebagai data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier:

a. Bahan hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat yang terdiri dari norma atau kaidah dasar, peraturan dasar, peraturan perundang- undangan, yurisprudensi, traktat dan/atau bahan hukum yang berlaku.

Dalam hal ini bahan hukum primer yang digunakan peneliti adalah:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;

3) Undang-Undang Nomor 56 Prp Tahun 1960 Tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian;

4) TAP MPR RI Nomor IX/MPR/2001 Tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam;

5) Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian;

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan menganai bahan hukum primer. Dalam penelitian ini digunakan buku- buku hukum pertanahan, serta hasil penelusuran melalui internet yang berkaitan dengan objek penelitian.Serta sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian penulis yang berkaitan dengan Redistribusi Tanah Objek Landreform.

(7)

7

c. Bahan hukum tertier yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti Kamus Hukum, dan lain-lain.

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen atau bahan pustaka dan wawancara atau interview. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumen atau bahan pustaka dan wawancara.

Studi dokumen dilakukan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Trisakti maupun mengakses data melalui internet.

Pengumpulan data melalui wawancara ini dilaksanakan dengan melakukan kegiatan wawancara dengan Bapak Aep Saripudin selaku Sekretaris Bersama bidang Reforma Agraria di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

5. Analisis Data

Dalam suatu penelitian sangat dibutuhkan suatu analisis data yang berguna untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti.Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

Analisis data penelitian berisi uraian tentang cara-cara analisis yang menggambarkan bagaimana suatu data dianalisis dan apa manfaat dari data yang terkumpul untuk dipergunakan memecahkan masalah yang dijadikan objek penelitian.

Penelitian ini menggunakan analisis data berupa data kualitatif yang artinya upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola dengan baik, mensintesiskan, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain . 9

9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda, 2007), h. 247-248.

(8)

8 6. Cara Penarikan Kesimpulan

Dalam penarikan kesimpulan penulis menggunakan pola fikir deduktif, yaitu berdasarkan data yang bersifat umum dibandingkan dengan data yang bersifat khusus, kemudian diperoleh suatu kesimpulan. Metode ini dilakukan melalui cara analisis pengertian atau konsep umum, kajian terhadap konsep yang sifatnya umum tersebut akan dianalisis secara mendalam dari Hukum Tanah Nasional

C. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Kegiatan Redistribusi Tanah Objek Landreform Di Kecamatan Ciawi Dalam pelaksanaan program redistribusi tanah obyek landreform tentunya terdapat berbagai macam landasan hukum yang mengatur tentang bagaimana prosedur pelaksanaan dan siapa saja yang berhak menerima manfaat dari program redistribui tanah tersebut. Dengan adanya dasar hukum ini diharapkan tidak adanya lagi ketimpangan-ketimpangan yang terjadi dalam kepemilikan tanah pertanian dan ketepatan sasaran dalam pembagian tanah- tanah objek redistribusi tanah. Dalam menjalankan pelaksanaan redistribusi tanah ini, Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor mengacu pada beberapa aturan yang ada di dalam Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Ladreform Tahun 2016 , diantaranya sebagai berikut :

a. Tap No. IX/ MPR/2001 Tentang Pembaharuan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam.

b. UU No. 1 Tahun 1958 Tentang Penghapusan Tanah-Tanah Partikelir 60 c. UU No. 2 Tahun 1960 Tentang Perjanjian Bagi Hasil.

d. UU No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

e. UU No. 51 Prp Tahun 1960 Tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin Yang Berhak.

f. UU No. 56 Prp Tahun 1960 Tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian.

g. PP No. 224 Tahun 1961 jo PP No.41 Tahun 1964 Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian.

(9)

9

h. PP No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

i. Keputusan Presiden No. 34 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan

j. Keputusan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 11 Tahun 1997 tentang Penertiban Tanah Obyek Redistribusi Tanah.

k. Surat Edaran Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 420 – 4816 tanggal 11 Desember 1998 Tentang pelaksanaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform.

l. Surat Edaran Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 410 – 1030 – DII Tanggal 22 Maret 1999 Tentang Pemberian Hak Milik Redistribusi Tanah Obyek Pengaturan Penguasaan Tanah/ Landreform

Ketentuan yang mengatur tentang pelaksanaan redistribusi tanah di Kecamatan Ciawi ini adalah Peraturan pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian.

Dalam hal ini penulis akan memaparkan tentang pelaksanaan kegiatan redistribusi tanah objek landreform di desa Bojong Murni, desa Cibeduk Kecamatan Ciawi dan desa Cimande Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor.

Berdasarkan Pasal20 Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah Dan Pemberian Ganti Kerugian “Pelaksanaan ketentuan-ketentuan Peraturan ini diatur lebih lanjut oleh Mentri Agraria”

saat ini Badan Pertanahan Nasional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan wilayah setempat, yaitu bahwa pelaksanaan redistribusi tanah objek landreform dilaksanakan sesuai pedoman pelaksaan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bogor.

Adapun tahapan yang dilakukan oleh Kantor Petanahan Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut :

a. Persiapan

b. Survey Pendahuluan Penyuluhan

c. Inventarisasi dan Identifikasi Subjek dan Objek d. Penegasan Tanah Objek Landreform

e. Seleksi Calon Penerima Redistribusi Tanah Objek Landreform (TOL) f. Pengukuran dan Pemetaan Bidang

(10)

10

g. Penerbitan surat keputusan redistribusi tanah dan penerbitan sertifikat hak atas tanah.

h. Pembukuan Hak dan Penerbitan Sertifikat i. Penerbitan Sertifikat

j. Penyerahan Sertifikat

k. Fasilitasi Pembinaan Petani Penerima Tanah

2. Kendala Yang Dihadapi Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bogor Dalam Pelaksanaan Redistribusi Tanah Objek Landreform Di Kabupaten Bogor

Pelaksanaan Program Redistribusi Tanah Objek Landreform dalam praktiknya tidak selalu berjalan lancar sebagaimana yang diharapkan, sehingga pasti akan banyak ditemukan berbagai macam kendala yang terjadi.

Dengan demikian penulis akan menjelaskan kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional dalam pelaksanaan program redistribusi tanah objek landreform yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Kurangnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Program Redistribusi Tanah Objek Landreform

b. Semakin Berkurangnya Tanah Objek Landreform Di Wilayah Kabupaten Bogor

c. Minimnya Kendaraan Dinas Yang Tersedia

d. Masih adanya ketidak tepat sasaran pada penerima objek tanah Redistribusi

e. Sulitnya Bertemu Dengan Kepala Desa

Upaya Penyelesaian Yang Diberikan Terhadap Kendala Yang Dihadapi Pemerintah Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bogor Dalam Pelaksanaan Redistribusi Tanah Objek Landreform

Pemerintah Badan Pertanahan Nasional setelah melaksanakan kegiatan redistribusi tanah melakukan evaluasi atas hasil kinerja bersama dan

(11)

11

mengoreksi kembali kendala-kendala yang dihadapi sejak awal pelaksanaan hingga selesai pelaksanaan, adapun upaya-upaya yang dihadirkan untuk penyelesaian atas kendala yang dihadapi sebagai berikut:

1. Melakukan Sosialisasi Kembali Kepada Masyarakat Tentang Redistribusi Tanah Objek Landreform

2. Melakukan Pendataan Kembali Terhadap Lokasi-lokasi Yang Berpotensi Untuk Dijadikan Objek Kegiatan Redistribusi Tanah Landreform

3. Menambahkan Jumlah Transportasi Dinas 4. Membuat panitia khusus dari BPN

5. Menjalin Komunikasi Yang Lebih Baik Dengan Kepala Desa Setempat

D. PENUTUP A. Kesimpulan

1. Kegiatan Redistribusi Tanah Objek Landreform (TOL) yang telah diselenggarakan oleh Pemerintah Badan Pertanahan Nasional di Kabupaten Bogor, berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan oleh penulis sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah Dan Pemberian Ganti Kerugian, dengan hasil target penerbitan sertipikat 1.147 bidang tanah, status tanah yang diusulkan penegasannya adalah Tanah Negara yang menjadi Tanah Objek Landreform sudah memenuhi syarat Clean & clear telah disetujui oleh Panitia Pertimbangan Landreform (PPL) oleh selanjutnya diredistribusikan kepada para petani penggarap yang telah memenuhi syarat-syarat sesuai Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah Dan Pemberian Ganti Kerugian.

Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bogor menyelenggarakan kegiatan redistribusi tanah tersebut dalam hal ini meliputi Persiapan, Penyuluhan, Inventarisasi dan Identifikasi subjek dan objek, pengukuran dan pemetaan keliling, sidang panitia pertimbangan landreform (PPL), penegasan tanah objek landreform, seleksi calon penerima redistribusi

(12)

12

tanah objek landreform (TOL), pengukuran dan pemetaan bidang, penerbitan surat keputusan hak atas tanah, pembukuan hak dan penerbitan sertifikat, penerbitan sertifikat, penyerahan sertifikat secara bersama- sama, selanjutnya dilaksanakan fasilitasi pembinaan petani penerima manfaat redistribusi tanah di wilayah Kabupaten Bogor, kemudian melakukan evaluasi kegiatan serta pelaporan kegiatan redistribusi tanah objek landreform.

2. Penyelenggaraan kegiatan Redistribusi Tanah Objek Landreform dalam pelaksanaanya tentu saja tidak selalu berjalan lancar sehingga dalam pelaksanaannya menemukan berbagai macam permasalahan serta kendala, oleh demikian penulis menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan redistribusi tanah di 2 Kecamatan 4 desa Desa di wilayah Kabupaten Bogor oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bogor, yaitu :

a. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan program redistribusi tanah objek landreform, dengan masih banyaknya masyarakat khususnya para petani penggarap beranggapan bahwa tanah yang telah dikuasai dan dimilikkinya tidak memerlukan sertipikat karena tanpa adanya sertipikat sekalipun para petani tersebut dapat memanfaatkan tanah tersebut dan penduduk atau masyarakat didaerah tersebut juga mengetahui bahwa bidang tanah tersebut telah dikuasai dan dimilikki oleh masyarakat setempat serta melihat bahwa kegiatan redistribusi tanah merupakan kegiatan yang sangat rumit.

b. Berkurangnya potensi tanah objek landreform di wilayah Kabupaten Bogor dikarenakan setiap tahun karena semakin banyaknya tanah tanah yang beralih fungsi menjadi pemukiman atau perumahan karena semakin meningkatnya jumlah penduduk sehingga kebutuhan akan tempat tinggal semakin banyak.

c. Minimnya transportasi dinas yang menyebabkan tertundanya atau terhambatnya proses kegiatan Redistribusi karena panitia dari Badan Pertanahan Nasional harus menunggu atau bergantian menggunakan

(13)

13

transportasi dinas yang disediakan oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bogor.

d. Masih adanya ketidak tepat sasaran pada penerima objek tanah Redistribusi yang seharusnya tidak mendapat tanah dari program Redistribusi

e. Sulitnya Bertemu dengan Kepala Desa yang tentunya menjadi hambatan bagi panitia dan program redistribusi tanah itu sendiri sehingga panitia harus datang kembali dilain waktu untuk menemui Kepala Desa tersebut yang tentunya memakan waktu lebih lama dari yang seharusnya.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang dapat dituliskan oleh penulis yang dimana diharapkan dapat menjadi usulan bagi Pemerintah Kabupaten Bogor serta masyarakat khususnya daerah Kabupaten Bogor dalam pelaksanaan redistribusi tanah objek landreform adalah sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan kegiatan redistribusi tanah objek landreform di Kecamatan Ciawi yang berlokasi di Desa Bojong Murni,Desa Cibeduk, Kecamatan Ciawi, Desa Cimande, dan Desa Pancawati, Kecamatan Caringin.

Seharusnya melakukan sosialisasi secara bertahap untuk memberikan pemahaman penyuluhan tentang kegiatan redistribusi tanah landreform sejak di Kantor Pertanahan, dilanjutkan ke Balai Desa setempat, hingga kelurahan setempat agar seluruh elemen masyarakat dapat memahami betultentang kegiatan redistribusi tanah objek landreform.

2. Pentingnya pedoman dalam memulai pelaksanaan kegiatan redistribusi tanah objek landreform agar dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku demi mencapai tujuan yang maksimal maka Pemerintah perlu mengeluarkan Peraturan yang lebih spesifik, khusus dan jelas serta tetap memperhatikan kebutuhan dan perkembangan setiap Daerah mengenai pelaksanaan kegiatan redistribusi tanah objek landreform sehingga diharapkan dengan

(14)

14

diterbitkannya Peraturan ini dapat dijadikan pedoman pelaksanaan kegiatan redistribusi tanah objek landreform di seluruh wilayah Indonesia.

3. Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional harus memperhatikan betul tentang kendaraan dinas agar memudahkan melakukan kegiatan penting yang ada diluar Kantor Badan Pertanahan Nasional sehingga kegiatan yang berada diluar kantor akan berjalan dengan efektif.

4. Membuat panitia khusus dari BPN untuk mengawasi langsung proses penyeleksian calon penerima tanah Redistribusi agar tanah dari hasil program Redistribusi benar-benar dapat diberikan kepada pihak yang seharusnya.

E. DAFTAR PUSTAKA

Abdulrahman.Beberapa Aspek Tentang Hukum Agraria,Bandung:Alumni. 1980 A.P. Parlindungan, Aneka Hukum Agraria, Bandung: Alumni, 1986.

Harsono, Budi. Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang- Undang Pokok Agraria, Isi Dan Pelaksanaannya, Jakarta: Djambatan, Edisi Revisi, 2007.

Hermit, Herman.Cara Memperoleh Sertifikat Tanah Hak Milik, Tanah Negara dan Tanah Pemda, Teori dan Praktek, Bandung: CV. Mandar Maju, 2004.

Hustiati, Agraria Reform di Philipina dan Perbandingannya dengan Landreform di Indonesia, Bandung: Mandar Maju, 1990.

Hutagalung, Arie Sukanti.DiktatReforma Agraria dan Landreform, Penataan Tanah.

Jaya, I Nyoman Budi.Tinjauan Yuridis tentang Redistribusi Tanah Pertanian dalam Rangka Pelaksanaan Landreform, Yogyakarta: Liberty, 1989.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda, 2007 Nasoetion, Lutfi Ibrahim. Rethingking Land Reform In Indonesia, Bhumi Bakti,

1995.

Perangin,Efendi.Hukum Agraria Di Indonesia, Suatu Telaah Dari Sudut Pandang Praktisi Hukum,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994

R. Soeprapto, Undang–Undang Pokok Agraria Dalam Praktik, Universitas Press, Jakarta, 1986

Saleh, K Wantjik. Hak Anda Atas Tanah, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1977 Salihendo, Jhon. Manusia, Tanah Hak, dan Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 1994 Santoso, Urip. Hukum Agraria Kajian Komprehensif, Rawamangun: Kencana

Prenada Media Group, 2012

Setiawan, Konsep Pembaharuan Agraria, Sebuah Tinjauan Umum, Reformasi Agraria Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1997

Sihombing, Irene Eka. Diktat Reforma Agraria, Jakarta: Universitas Trisakti

(15)

15

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia UI Press, 2015.

Sutedi,Adrian.Pengakuan Hak Milik Atas Tanah Menurut Undang–Undang Pokok Agraria, Jakarta: Cipta Jaya, 2006

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

Undang-Undang No. 56 Prp Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2018 Tentang Redistribusi Tanah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 224 Tahun 1961 Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah Dan Pemberian Ganti Kerugian

Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 25 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Penegasan Tanah Negara Menjadi Objek Landreform

Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1980 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Penyelenggaraan Landreform.

WEBSITE

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, 2016. Statistik Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2016. Provinsi Jawa Barat : Badan Pusat Statistik Badan Informasi Geospasial, Verifikasi Lahan Baku Sawah Di Kabupaten Bogor

https://bogorkab.go.id/pages/letak-geografis

Referensi

Dokumen terkait

Penulis berpendapat pada era industrialisasi, perjanjian kerja merupakan surat yang berharga bagi Pekerja maka dalam pembentukan perjanjian kerja lebih baik diatur

Dari Pasal-Pasal tersebut diatas maka jika dikaitkan dengan kasus maka Megawati Tanudibroto dan Paul Tanudibroto tidak terbukti melakukan keempat unsur diatas, namun

Dalam Pasal 1 angka 3 UU Nomor 5 Tahun 1999, pemusatan kegiatan adalah penguasaan yang nyata atas suatu pasar bersangkutan oleh satu atau lebih pelaku usaha sehingga dapat

Dan menurut hasil wawancara penulis dengan saksi kecelakaann lalu lintas tersebut dapat dibuktikan bahwa pihak pengangkut yang bersalah karena pengemudi bus Sinar Jaya

Penelitian mengenai “Peran DPRD Kabupaten Sumbawa Dalam Pelaksanaan Kerjasama Yang Dilakukan Oleh Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Dengan Lembaga Luar Negeri

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan diatas Putusan Pengadilan Negeri Semarang Nomor 188/Pdt.G/2013/PN.Smg masih belum sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Perdata karena

Pada tahun 2018, terjadi penyalahgunaan APBD yang terjadi di Kota Malang,yang dilakukan oleh DPRD Kota Malang.Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:bagaimanakah terjadinya

Berdasarkan uraian fakta diatas, penulis tertarik mengangkat putusan tersebut untuk dianalisis dan dituangkan dalam skripsi, oleh karena itu melalui skripsi ini penulis akan