• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

1. Teori Penelitian a. Teori Kontinjensi

Penelitian ini menggunakan teori kontinjensi.Teori kontinjensi mempunyai suatu postulat bahwa efektivitas suatu organisasi dalam mengatasi ketidakpastian lingkungan merupakan unsur-unsur dari berbagai subsistem yang dirancang guna memenuhi tuntutan lingkungan yang saling berhubungan. Suatu sistem pelaporan keuangan perusahaan adalah salah satu dari subsistem tersebut.Teori kontinjensi merupakan alat pertama dan yang paling terkenal untuk menjelaskan berbagai variasi dalam struktur organisasi. Pendekatan teori kontinjensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalian organisasi di bawah kondisi operasi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan bagaimana prosedur operasi pengendalian organisasi tersebut. Pendekatan akuntansi didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi secara universal selalu tepat untuk dapat diterapkan pada setiap organisasi, tetapi hal ini tergantung pada faktor kondisi atau situasi yang ada dalam organisasi.

(2)

(Otley, 1980) para peneliti telah menerapkan pendekatan kontinjensi guna menganalisis dan mendesain sistem kontrol, khususnya di bidang sistem akuntansi. Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi melakukan pengujian untuk melihat hubungan variabel-variabel kontekstual seperti ketidakpastian lingkungan, ketidakpastian tugas, struktur dan budaya organisasional, ketidakpastian strategi dengan desain sistem akuntansi.Sesuai denganmodel teori kontinjensi yang ada atau sistem yang berlakuumum diterima dalam sebuah organisasi, karena sistemdesain organisasi tergantung pada faktor-faktor yang relevan (Hoque, 2002:12). Sebagai tujuan informasi sistem dalam organisasi (Hall, 2011:14) yang menyatakan berfungsi untuk manajer dalam mendukung pengambilan keputusan dan untuk mendukung operasi organisasisehari-hari.

Pendekatan kontinjensi menarik minat para peneliti karena mereka ingin mengetahui apakah tingkat keandalan suatu sistem akuntansi akan selalu berpengaruh sama pada setiap kondisi atau tidak. Berdasarkan teori kontinjensi maka terdapat faktor situasional lain yang mungkin akan saling berinteraksi dalam suatu kondisi tertentu. Sebagai tambahan terhadap pekerjaan yang berdasarkan spekulasi teoretis menyangkut sifat alami dari teori kontinjensi sistem informasi akuntansi, Gordon dan Milner berusaha untuk menyediakan kerangka menyeluruh bagi perencanaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang mempertimbangkan

(3)

kebutuhan spesifikasi organisasi yang luas dalam teori organisasi. Lingkungan, gaya pengambilan keputusan dan karakteristik organisasi diusulkan sebagai variabel kontinjensi yang terpenting. Masing-masing variabel kontinjensi tersebut dihubungkan dengan kondisi-kondisi yang sesuai dengan variabel sistem informasi akuntansi. Walaupun pertanyaan sistem informasi akuntansi didesain untuk menghadapi lingkungan, organisasi dan kondisi-kondisi gaya pengambilan keputusan, perlu dicatat bahwa terdapat tiga pola dasar perusahaan dan pengelompokan variabel kontinjensi yang khas. Tidak terdapat pertimbangan eksplisit dari efektivitas dan sasaran tujuan organisasi dan keunggulan yang nampak sepertinya didasarkan pada akal sehat dan bukannya kerangka teoretis eksplisit.

Tidak ada formula yang diberikan, melainkan hanya pendekatan kearah desain sistem yang direkomendasikan dan berbagai kontinjensi yang dikenali. Desain apapun dari sistem perencanaan dan pengendalian khususnya bergantung pada:

a. Sasaran khusus yang dicapai dalam konteks sasaran tujuan organisasi.

b. Format tingkat dan perbedaan desentralisasi tertentu yang dipilih (yaitu struktur organisasi).

(4)

c. Proses tunggal dan gabungan yang dikendalikan oleh sub unit-sub unit dan derajatnya, apakah tidak tersusun atau tersusun (yaitu jenis teknologi).

b. Teori Kegunaan Keputusan

Penelitian ini menggunakan teori kegunaan keputusan (decision-usefulness theory). Kegunaan-keputusan informasi akutansi mengandung komponen-komponen yang perlu dipertimbangkan oleh para penyaji informasi akuntansi agar cakupan yang ada dapat memenuhi kebutuhan para pengambil keputusan yang akan menggunakannya.

SFAC No. 2 tentang Qualitative Characteristics of 41 AccountingInformation menggambarkan hirarki dari kualitas informasi akuntansi dalam bentuk kualitas primer, kandungannya dan kualitas sekunder.Kualitas primer dari informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi adalah nilai relevan (relevance) dan reliabilitas (reliability). FASB menyatakan bahwa nilai relevan dan reliabilitas adalah dua kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan. (Staubus, 2000) menyatakan teori kegunaan keputusan informasi akuntansi menjadi referensi dari penyusunan kerangka konseptual Financial Accounting Standard Boards (FASB), yaitu Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) yang berlaku di Amerika Serikat. Kandungan kualitas primer kegunaan-keputusan informasi akuntansi meliputi komponen-komponen kandungan

(5)

dari nilai relevan, yaitu ketepatan waktu, nilai umpan balik, nilai prediktif, dan komponen-komponen kandungan reliabilitas, yaitu penggambaran yang senyatanya, netralitas, dan dapat diperiksa.

2. Budaya Organisasi

Penerapan sistem informasi akuntansi di awali dengan dasar pada setiap organisasi, yang memiliki budaya yang unik, atau seperangkat asumsi yang mendasar, nilai-nilai dan cara-cara untuk mengerjakan sesuatu, yang diterima oleh sebagian besar anggota organisasi tersebut. Bagian-bagian dari budaya organisasi tersebut dapat ditemukan dengan adanya sistem informasi. (Schein, 2010: 18) menguraikan pengertian budaya organisasi secara lebih mendalam dengan memaparkan bahwa budaya organisasi adalah suatu pola asumsi dasar bersama yang diterima oleh kelompok saat memecahkan masalah yang berasal dari lingkungan eksternal dan mengintegrasikan lingkungan internal, yang telah dilakukan untuk dipertimbangkan sebagai suatu kebenaran, selanjutnya, diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, berpikir, dan merasakan masalah-masalah yang sedang dihadapi. Penjelasan budaya yang disampaikan (Robbins dan Coulter, 2012: 52) memperlihatkan tiga hal, yaitu : pertama budaya merupakan persepsi. Hal ini bukan sesuatu yang dapat disentuh atau dilihat secara fisik, namun anggota organisasi melihatnya berdasarkan apa yang mereka alami dalam organisasi. Kedua, budaya organisasi adalah deskriptif. Hal ini berkaitan dengan bagaimana anggota memahami budaya dan menggambarkannya, tidak dengan apakah

(6)

mereka menyukainya. Ketiga, aspek budaya bersama meskipun individu mungkin memiliki latar belakang yang berbeda atau bekerja pada tingkat organisasi yang berbeda, mereka cenderung untuk menggambarkan budaya perusahaan dalam hal yang sama.

(Jerald Greenberg, 2011:561) Budaya organisasi sebagai kerangka kognitif yang terdiri sikap, nilai-nilai, norma-norma perilaku, dan harapan bersama oleh organisasi anggota, satu set asumsi dasar bersama oleh anggota suatu organisasi.

(Luthans, 2008:75) mengemukakan karakteristik budaya organisasi yang penting adalah:

a. Observed behavioral regularities (Keteraturan perilaku). Ketika anggota organisasi berinteraksi dengan satu sama lain, mereka menggunakan bahasa yang sama, terminologi, dan ritual-ritual yang berkaitan dengan sikap hormat dan tingkah laku.

b. Norms (Norma). Standar perilaku yang ada, termasuk pedoman tentang berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

c. Dominant values (Nilai-nilai yang dominan). Ada nilai-nilai utama yang mendukung organisasi dan mengharapkan para peserta untuk berbagi. Contoh umum adalah produk berkualitas tinggi, absensi yang rendah, dan efisiensi yang tinggi.

(7)

d. Philosophy (Falsafah). Ada kebijakan yang ditetapkan sebagai keyakinan organisasi tentang bagaimana karyawan dan/atau pelanggan harus diperlakukan.

e. Rules (Aturan). Ada pedoman yang ketat terkait dengan pergaulan dalam

organisasi. Pendatang baru harus mempelajari “cara-cara” mereka agar dapat diterima sebagai anggota dari kelompok.

f. Organizational climate (Iklim organisasi). Hal ini sebuah perasaan secara keseluruhan yang dikaitkan dengan penataan lahiriah, cara peserta berinteraksi, dan cara anggota organisasi berperilaku dengan pelanggan atau pihak luar lainnya.

(McShane dan Glinow, 2005: 419) memberikan tujuh dimensi budaya organisasi, yaitu:

1. Innovation (Inovasi). Bereksperimen, mencari peluang, mengambil risiko, sedikit aturan.

2. Stability (Stabilitas). Dapat diprediksi, keamanan, berorientasi aturan. 3. Respect for people (Hormat pada orang lain). Kejujuran, toleransi.

4. Outcome orientation (Berorientasi pada hasil). Berorientasi pada tindakan, harapan yang tinggi, berorientasi pada hasil.

5. Attention to detail (Memperhatikan detail). Tepat, analisis.

6. Team orientation (Berorientasi pada tim). Kolaborasi, Berorientasi pada orang.

(8)

7. Aggressiveness (Agresifitas). Kompetitif, Rendahnya tekanan pada tanggung jawab sosial

Senada dengan hal tersebut, (Robbins dan Coulter, 2012: 52) juga mengemukakan tujuh dimensi dalam budaya organisasi:

1. Attention to Detail, sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan ketelitian, analisis, dan perhatian secara detail.

2. Outcome Orientation, sejauh mana manajer fokus pada hasil akhir daripada seberapa hasil-hasil yang dicapai.

3. People Orientation, sejauh mana keputusan manajemen

memperhitungkan efek pada orang-orang dalam organisasi.

4. Team Orientation, sejauh mana kerja yang terorganisir secara tim daripada individu.

5. Aggressiveness, sejauh mana karyawan agresif dan kompetitif daripada kerjasama.

6. Stability, sejauh mana keputusan dan tindakan organisasi menekankan pada mempertahankan status quo.

7. Innovation and Risk Taking, sejauh mana karyawan didorong untuk menjadi inovatif dan mengambil risiko

3. Struktur Organisasi

Sistem informasi akuntansi juga tak jauh dari peraturan organisasi. Organisasi atau perusahaan yang telah didirikan tentunya harus membentuk struktur organisasi, sehingga tidak hanya sekedar gedung tempat kerja, tetapi

(9)

juga jelas organisasi yang dimaksud. Struktur organisasi adalah sistem formal hubungan tugas dan wewenang yang mengontrol bagaimana orang mengkoordinasikan tindakan mereka dan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi (Jones Gareth, 2010: 29). Struktur organisasi secara resmi ditentukan pada bagaimana pekerjaan dan tugas-tugas didistribusikan dan dikoordinasikan antara individu dan kelompok dalam perusahaan.

(Schermerhorn, 2011: 237) struktur organisasi didefinisikan sebagai cara formal dimana berbagai bagian dari organisasi di atur. Sedangkan menurut (Hall, 2008: 16) struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggung jawab, wewenang, dan akuntabilitas seluruh organisasi. (McShane dan Glinow, 2005: 446) berpendapat bahwa struktur organisasi mengacu pada pembagian kerja seperti pola koordinasi, komunikasi, alur kerja dan kekuasaan formal yang mengarahkan aktivitas organisasi.

Struktur organisasi sangat penting bagi sebuah organisasi, di mana struktur tersebut menjelaskan setiap tugas atau pekerjaan secara formal dibagi, dikelompokkan dan dikordinasikan. Pada umumnya, suatu organisasi atau perusahaan memiliki struktur organisasi yang berbeda dengan organisasi atau perusahaan lainnya. Mempelajari struktur organisasi dapat mengetahui kemungkinan kegiatan-kegiatan apa yang ada dalam suatu organisasi, karena didalam suatu organisasi tergambar bagian-bagian (departemen) yang ada, nama dan posisi setiap manajer, dimana garis penghubung didalamnya

(10)

menunjukan siapa atau bagian atau bertanggung jawab kepada siapa atau bagian apa. Struktur merupakan cara organisasi mengatur sumber daya manusia bagi kegiatan-kegiatan kearah tujuan.

(McShane dan Glinow, 2005: 449-455) menyatakan bahwa elemen dari struktur organisasi adalah:

a. Span of control

Mengacu pada jumlah orang langsung melaporkan ke tingkat berikutnya dalam hirarki

b. Centralization and decentralization

Sentralisasi adalah sejauh mana otoritas keputusan resmi dipegang oleh sekelompok kecil orang, biasanya orang-orang di bagian atas hirarki organisasi.

c. Formalization

Formalisasi adalah sejauh mana organisasi mengstandardisasi perilaku melalui peraturan, prosedur, pelatihan formal dan mekanisme terkait. Dengan kata lain, formalisasi merupakan pembentukan standardisasi sebagai mekanisme koordinasi.

d. Departmentalization

Menentukan bagaimana karyawan dan kegiatan mereka dikelompokkan bersama.

(11)

4. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

(Romney dan Steinbart, 2012: 30) berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Sama halnya dengan (Weygandt, dkk, 2011: 88) menyampaikan pendapatnya bahwa sistem informasi akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan dan mengolah data transaksi dan kemudian menndistribusikan informasi keuangan kepada pihak yang membutuhkan. Sedangkan (Bodnar dan Hopwood, 2010: 1) memberikan pengertian sistem informasi akuntansi sebagai kumpulan dari sumber daya seperti orang dan perlengkapan, yang didesain untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Sedangkan (Bagranov, dkk, 2010: 8) Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan data dan prosedur-prosedur pengolahan yang menciptakan informasi yang diperlukan penggunanya.Sistem informasi akuntansi sebagai seperangkat komponen yang mengumpulkan data akuntansi, menyimpannya untuk penggunaan di masa mendatang dan memprosesnya untuk pengguna akhir. Sedangkan pendapat lain (Widjajanto, 2001) sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan peralatannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajer.

(12)

(Azhar Susanto, 2008:374) peran mendasar sistem informasi akuntansi dalam organisasi adalah menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas. Sedangkan menurut (Laudon dan Laudon, 2012:548) sistem informasi yang berkualitas merupakan sistem informasi yang memadukan efisiensi teknis dengan kepekaan terhadap kebutuhan manusia dan organisasi, menyebabkan tingginya kepuasan kerja dan produktivitas. (Stair dan Renolds, 2010:57) menyatakan bahwa sistem informasi yang berkualitas biasanya fleksibel, efisien, mudah diakses dan tepat waktu. Istilah "kualitas" bisa berarti keberhasilan (DeLone dan McLean, 1992 & 2003;Seddon, 1997; Fred Davis, 1989) atau efektivitas (Gelinas, 2012) atau kepuasan pengguna (Stair dan Reynoalds, 2010).

(Widjajanto, 2001) Tidak memandang bentuk perusahaan, sistem informasi akuntansi selalu terbentuk dari:

1. Serangkaian laporan atau pernyataan, seperti misalnya neraca saldo, abstraksi buku besar, perhitungan rugi laba, dan neraca.

2. Penggunaan peralatan klerikal, khususnya komputer, mesin ketik, sarana komunikasi untuk mentransfer data yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan.

3. Serangkaian kegiatan klerikal, termasuk operasi pengolahan data elektronik, yang harus dilaksanakan untuk mencatat berbagai informasi akuntansi pada formulir, buku, jurnal, dan buku besar, serta dalam penyusunan laporan atau surat pernyataan.

(13)

5. Kualitas Informasi Akuntansi

Informasi tidak lepas kaitannya dengan data, informasi merupakan data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau masa mendatang. Dasar dari informasi adalah data, kesalahan dari mengambil atau memasukan data, dan kesalahan dalam mengolah data akan menyebabkan kesalahan dalam memberikan informasi yang berkualitas. (Romney dan Steinbart, 2003: 5) informasi adalah data yang telah diproses dan diatur untuk memberikan arti bagi pengguna. Pengguna membutuhkan informasi untuk proses membuat keputusan dan memperbaiki proses pembuatan keputusan. Sedangkan (Gerlinas dan Dull, 2012: 18) menyatakan informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk formulir yang berguna dalam kegiatan pengambilan keputusan. (Hall, 2011: 10) data adalah fakta, yang mungkin dapat atau tidak dapat diproses (diedit, diringkas, atau diperbaiki) serta tidak memiliki efek langsung pada pengguna. Sebaliknya, informasi menyebabkan pengguna untuk mengambil tindakan yang mau tidak mau harus diambil.

(Schonberger dan Lazer, 2007: 244) mengatakan bahwa kualitas informasi yang baik adalah informasi yang tepat untuk digunakan dan memiliki nilai tinggi untuk penggunanya, karena informasi tersebut bebas dari kesalahan atau kekurangan lainnya. Nilai informasi secara langsung terkait dengan bagaimana membantu pembuat keputusan mencapai tujuan organisasi mereka. Informasi berharga dapat membantu orang dan organisasi mereka

(14)

melakukan tugas-tugas mereka secara lebih efisien dan efektif (Stair dan Reynolds, 2012). Sedangkan (Song Lin dan Xiong Huang, 2011: 301-302) menjelaskan bahwa kualitas informasi mengacu pada kualitas output yang dihasilkan oleh sistem informasi yang dapat berupa laporan. (Manirath Wongsim dan Jing Gao: 2011) Dimensi kualitas informasi memiliki hubungan positif dengan Sistem Informasi Akuntansi maka Kualitas Informasi memainkan peran penting dalam proses adopsi sistem informasi akuntansi. (McGill, dkk, 2003) Kualitas sistem informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitas software akuntansi yang digunakan, dilihat dari persepsi pemakai.

(Hall, 2013:12) karakteristik dari informasi yang bermanfaat adalah relevan, tepat waktu, akurat, lengkap dan dapat diringkas. Hal senada diungkapkan oleh (Schermerhorn, 2011: 159), kriteria dari informasi yang berkualitas adalah sebagai berikut:

a. Tepat waktu. Informasi tersedia saat dibutuhkan, memenuhi tengat waktu untuk bertindak dan mengambil keputusan.

b. Kualitas yang tinggi. Informasi harus akurat, dan dapat diandalkan, dapat digunakan dengan keyakinan.

c. Lengkap. Informasi yang lengkap dan memadai dapat digunakan untuk penugasan yang sesuai dengan masa kini dan up to date.

d. Relevan. Informasi sesuai untuk penugasan, bebas dari masalah yang tidak berhubungan atau tidak relevan

(15)

e. Dapat dimengerti. Informasi jelas dan mudah dipahami oleh user, informasi juga bebas dari hal-hal yang tidak diperlukan.

6. Definisi Baitul Maal Wittamwil (BMT)

BMT merupakan bagian dari koperasi yang beroperasi seperti bank, dengan pengecualian ukurannya kecil dan tidak punya akses ke pasar uang. Mengenai dasar hukum dari BMT yaitu sama dengan koperasi yaitu UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian. Sebagai lembaga keuangan Islam mikro, BMT memfokuskan target pasarnya pada bisnis skala kecil, seperti pedagang kecil yang kurang menarik bagi bank. Dengan demikian, BMT menggabungkan dua kegiatan yang berbeda sifatnya sekaligus di dalam operasionalnya, yaitu nirlaba dan laba dalam satu lembaga. Namun secara operasional, BMT tetap merupakan entitas atau badan yang terpisahkan.BMT selain bergerak dibidang keuangan, juga bergerak disektor profit atau nonprofit. Sehingga ada 3 jenis usaha aktivitas yang dijalankan BMT yaitu jasa keuangan, sosial atau pengelolaan ZIS dan sektor profit dan nonprofit.

Peran umum BMT yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan berdasarkan sistem syariah.Peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip syariah dalam kehidupann ekonomi masyarakat sebagai lembaga keuangan syariah yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil, maka BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi ke-Islam-an dalam segala aspek kehidupan masyarakat.

(16)

7. Penelitian Terdahulu

(Adeh Ratna Komala, 2012) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kualitas informasi akuntansi dengan melihat pengetahuan manajer akuntansi dan dukungan dari manajemen puncak.Unit analisis penelitian ini terdiri dari 31 lembaga pengelolaan zakat di Bandung.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang manajer akuntansi dan dukungan manajemen puncak berpengaruh signifikan terhadap sistem informasi akuntansi.Selain itu kualitas sistem informasi akuntansi memiliki dampak pada kualitas informasi akuntansi.

(Fardinal, 2013) Tujuan dari penelitian ini adalah upaya untuk menjelaskan, tapi tidak diuji secara empiris, pengaruh efektivitassistem pengendalian intern (umum dan aplikasi kontrol) pada kualitas sistem informasi akuntansi (kemudahanpenggunaan, kegunaan dan penggunaan) dan dampaknya terhadap kualitas informasi akuntansi (relevansi, akurasi, dan pemastian).Penelitian ini akan menggunakan t auji dengan α = 0,05 untuk menguji setiap hipotesis yang diajukan. Penelitian ini dijadwalkan akan dilakukan di 85 Ministriesdan Agensi Negara Republik Indonesia.

(Inta Budi Setya Nusa, 2013) Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap sistem informasi akuntansi dan implikasinya pada kualitas informasi.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif.Unit observasi dalam

(17)

penelitian ini adalah wajib pajak pada sepulu Kantor Pelayanan Pajak WilayahKanwilJawa Barat. Pengujian statistik yang digunakan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 20 untuk Microsoft Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan KPP di Wilayah Kanwil Jawa Barat memiliki struktur organisasi yang baik. Sistem informasi akuntansi sudah diterapkan dengan baik dan informasi yang dihasilkan juga sudah berkualitas. Struktur organisasi memiliki hubungan yang erat dan berpengaruh positif terhadap penerapan sistem informasi akuntansi. Kemudian secara bersama-sama struktur organisasi dan penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas informasi.

(Pradana, 2013) Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap penerapan sistem informasi akuntansi dan implikasinya pada kualitas informasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Unit observasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak pada lima Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota. Pengujian statistik yang digunakan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 20 untuk Microsoft Windows.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan KPP Pratama di Wilayah Kota Bandung memiliki budaya organisasi yang baik.Sistem informasi akuntansi sudah diterapkan dengan baik dan informasi yang dihasilkan juga sudah berkualitas.Budaya organisasi memiliki hubungan yang erat dan berpengaruh positif terhadap penerapan sistem informasi akuntansi.Kemudian secara bersamasama budaya

(18)

organisasi dan penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas informasi.

(Sri Dewi Anggadini, 2013) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi pada kualitas informasi akuntansi melalui mengamati struktur organisasi. Penggunaan studimetode analisis deskriptif dan verifikatif dan melibatkan Forty Seven (47) Baitulmal Wattamwil (BMT) di WestJava Indonesia, mereka diterapkan sistem informasi akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Struktur organisasi memiliki pengaruh yang signifikan pada kualitas sistem informasi akuntansi. Disamping itu kualitas sistem informasi akuntansi juga memiliki dampak pada kualitas informasi akuntansi.

(Rapina, 2014) tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor organisasi (komitmen manajemen, budaya organisasi dan struktur organisasi) dengan kualitas sistem informasi akuntansi dan implikasinya pada kualitas informasi akuntansi. Unit analisis dalam penelitian ini adalah staf akuntansi dari 33 koperasi di bandung Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa Manajemen komitmen, budaya organisasi dan struktur organisasi mempengaruhi sistem informasi akuntansi. Selain itu kualitas sistem informasi akuntansi juga mempengaruhi kualitas informasi akuntansi.

(Azmi Fitriati dan Sri Mulyani, 2015) Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi dan budaya organisasi terhadap sistem informasi akuntansi dan implikasinya pada kualitas informasi. Metode

(19)

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Unit observasi dalam penelitian ini adalah Karyawan Universitas Muhammadiyah Bandung. Pengujian statistik yang digunakan menggunakan bantuan aplikasi Structural Equation Modeling with Partial Least Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi secara signifikan berpengaruh pada sistem informasi akuntansi dan sistem informasi akuntansi juga mempengaruhi pada kualitas informasi akuntansi. Budaya organisasi yang kuat akan mendukung implementasi dari sistem informasiakuntansi dan sistem informasi akuntansi yang sukses akan meningkatkan kualitas informasi akuntansi.

(20)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 1. Adeh Ratna Komala (2012) The influence of the accounting managers knowledge and the top managements support on the accounting information system and its impact on the quality of accounting information Dependen: quality of accounting information Intervening: accounting information system Independen: accounting managers

knowledge and the top managements support Menemukan bukti bahwa : Pengetahuan tentang manajer akuntansi dan dukungan manajemen puncak berpengaruh signifikan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi. Selain itu kualitas sistem informasi akuntansi juga memiliki dampak pada kualitas informasi akuntansi

(21)

2. Fardinal (2013) The Quality of Accounting Information and The Accounting Information System through The Internal Control Systems Dependen: quality of accounting information Intervening: accounting information system Independen: Organizational structure Menemukan bukti bahwa : Adanya pengaruh sistem pengendalian internal pada kualitas sistem informasi akuntansi dan pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi terhadap kualitas informasi akuntansi. 3. Inta Budi Setya Nusa (2013) Organizational structure of the accounting information system on the quality of accounting information Dependen: quality of accounting information Intervening: accounting information system Independen: Organizational Menemukan bukti bahwa : Struktur organisasi memiliki hubungan yang erat terhadap penerapan sistem informasi akuntansi. Penerapan sistem informasi akuntansi

(22)

structure berpengaruh positif terhadap kualitas informasi. 4. Pradana (2013) Organizational culture of the accounting information system on the quality of accounting information Dependen : Quality information Intervening: Accounting information system Independen: organization culture Menemukan bukti bahwa:Budaya organisasi memiliki hubungan yang erat dan berpengaruh positif terhadap penerapan sistem informasi akuntansi. Secara bersama- sama budaya organisasi dan penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas informasi.

(23)

5. Sri Dewi Anggadini (2013)

The accounting information quality and the accounting information system quality through the organizational structure Dependen: accounting information quality Intervening: accounting information system quality Independen: organizational structure Menemukan bukti bahwa : Struktur organisasi memiliki pengaruh yang signifikan pada sistem informasi akuntansi. Disamping itu sistem informasi akuntansi juga memiliki dampak pada kualitas informasi akuntansi. 6. Rapina (2014) Factor influence the quality of accounting information system and its

implication on the quality of accounting information Dependen: quality of accounting Intervening: quality of accounting information system Independen: management Menemukan bukti bahwa : Manajemen komitmen, budaya organisasi dan struktur organisasi mempengaruhi sistem informasi akuntansi. Selain itu kualitas

sistem informasi

(24)

commitment, organizational culture and organizational structure mempengaruhi kualitas informasi akuntansi 7. Azmi Fitriati dan Sri Mulyani (2015) Factors that affect accounting information system success and its implication on accaounting information quality Dependen: Accounting Information Quality Intervening: Accounting Information System success Independen: organizational commitment and organizational cultre Menemukan bukti bahwa : Komitmen organisasi dan budaya

organisasi yang kuat akan mendukung implementasi dari sistem informasi akuntansi yang sukses. Sistem informasi akuntansi yang sukses akan meningkatkan

kualitas informasi akuntansi

(25)

B. Rerangka Pemikiran

(Sugiyono, 2010) menjelaskan bahwa rerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didentifikasi sebagai masalah yang penting.Rerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah tentang pengaruh budaya organisasi dan struktur organisasi terhadap kualitas informasi akuntansi dengan kualitas sistem informasi akuntansi sebagai variable intervening.

Ha4 Ha1 Ha3 Ha2 Ha5 Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran Sumber : Konsep yang dikembangkan untuk penelitian ini

Budaya Organisasi X1 Srruktur Organisasi X2 Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Intervening Kualitas Informasi Akuntansi Y

(26)

C. Hipotesis

1. Pengaruh Budaya Oganisasi Secara Signifikan Terhadap Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

Dalam penelitian Claver et al ( 2001) , ndeje dan Qin Zheng ( 2010) dan Jones dan Alony ( 2007) , Yeganeh (2009) menyatakan bahwa budaya organisasi memberikan kontribusi signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. (Stair dan Reynolds, 2010: 53) budaya organisasi juga berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan pengembangan sistem informasi yang baru. (Kendall dan Kendall, 2011: 42) mengatakan bahwa budaya organisasi merupakan determinan penting tentang bagaimana orang menggunakan informasi dan sistem informasi. Budaya organisasi selalu dapat ditemukan melekat dalam sistem informasi organisasi (Laudon dan Laudon, 2012: 20). Hal serupa dikatakan oleh (Turban dan Volonino, 2011: 25) bahwa nilai sistem informasi ditentukan oleh hubungan antara sistem informasi, orang, proses bisnis, dan budaya organisasi. Bahkan keberhasilan sistem informasi tidak hanya diukur melalui efisiensinya dalam meminimalisir biaya, waktu dan penggunaan sumber daya informasi, tetapi melibatkan juga budaya organisasi (O’Brien dan Marakas, 2009:17). Anggota organisasi memiliki satu atau lebih subkultur dalam organisasi, yang berpengaruh kepada perilaku anggota, termasuk mendukung penggunaan sistem informasi (Kendall dan Kendall, 2011:46).

(27)

Hasil penelitian (Carolina, 2014) dan (Xu, 2011) menunjukkan bahwa kesuksesan pengimplementasian sistem informasi akuntansi harus memperhatikan faktor organisasional yang salah satunya adalah budaya organisasi. Sedangkan (Salehi dan Abdipour, 2011) menyebutkan bahwa hasil pengujian empiris atas perusahaan yang listed di Iran menunjukan bahwa salah satu faktor yang menjadi penghalang dalam pembentukan sistem informasi akuntansi adalah budaya organisasi disamping faktor lainnya struktur organisasi, faktor lingkungan, dll.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ha1 : budaya organisasi berpengaruh terhadap kualitas sistem

informasi akuntansi

2. Pengaruh Struktur Oganisasi Secara Signifikan Terhadap Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi juga dipengaruhi oleh struktur organisasi, hal tersebut didukung oleh hasil penelitian (Tushman dan Nadler, 1978). (Mirmasoudi, dkk, 2012) menyatakan bahwa struktur organisasi adalah sistem formal tugas dan hubungan otoritas yang mengendalikan bagaimana orang mengkoordinasikan tindakan mereka dan sumber daya digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu, struktur organisasi memiliki dampak penting pada pengaturan komponen pemakai sistem informasi (Tricker , 1993; Heavrin, dkk, 1997; Wilkinson, dkk, 1999). Sistem informasi

(28)

akuntansi dipengaruhi oleh struktur organisasi. (Scott, 2001:6) menyatakan Struktur organisasi adalah efek pada sistem informasi. Struktur organisasi yang mengandung kerangka dasar dibangun dengan sistem informasi, karena sistem ini dibangun berdasarkan informasi yang sesuai dengan informasi didalam struktur organisasi. Semakin besar struktur organisasi maka sistem informasi yang didapat juga semakin kompleks, selain itu kontrol dalam struktur organisasi juga mempengaruhi sistem informasi. Hal ini didukung oleh hasil penelitian (Yarmohammadzadeh, dkk, 2011) bahwa struktur organisasi memberikan kontribusi signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. (Salehi dan Abdipour, 2011) menyatakan bahwa struktur organisasi diindikasikan sebagai salah satu faktor yang menghambat pelaksanaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan yang terdaftar di Turki.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ha2 : struktur organisasi berpengaruh terhadap kualitas sistem

(29)

3. Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Secara Signifikan Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi

Kualitas informasi akuntansi dipengaruhi oleh sistem informasi akuntansi. (Wongsim, dkk, 2011) menyatakan bahwa dimensi kualitas informasi memiliki hubungan yang signifikan dengan proses adopsi sistem informasi akuntansi. (Sacer, dkk, 2006) menjelaskan bahwa hubungan antara sistem informasi akuntansi dan bisnis melaporkan atas dasar karakteristik informasi yang berkualitas. Sama halnya dengan (Onaolapo, 2012) menjelaskan bahwa manfaat sistem informasi akuntansi dapat dievaluasi dengan dampaknya terhadap proses peningkatan pengambilan keputusan, kualitas informasi akuntansi, evaluasi kinerja, pengendalian internal dan memfasilitasi perusahaan transaksi. Tujuan dari sistem informasi akuntansi adalah untuk menghasilkan laporan keuangan yang ditujukan baik untuk pengguna eksternal dan internal (Scott, 2001). Hal ini didukung oleh hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi meningkatkan kebenaran laporan keuangan (Salehi, dkk, 2010).

Penerapan sistem informasi akuntansi akan menghasilkan kualitas informasi akuntansi yang juga digunakan oleh pengguna dalam membuat keputusan (Laudon dan Laudon, 2012: 14). Senada dengan hal tersebut, (Hall, 2011: 172) mengemukakan bahwa kualitas informasi akuntansi bersandar langsung pada kegiatan siklus hidup pengembangan sistem yang menghasilkan sistem informasi akuntansi.

(30)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Xu, 2009: 1-11) menunjukkan bahwa informasi yang berkualitas merupakan salah satu keunggulan kompetitif bagi suatu organisasi. Dalam sistem informasi akuntansi, kualitas informasi yang diberikan sangat penting untuk keberhasilan penerapan sistem. Penelitian lain dilakukan oleh (Fardinal, 2013: 156-161) menjelaskan adanya pengaruh sistem pengendalian internal pada kualitas sistem informasi akuntansi dan terhadap kualitas informasi akuntansi. Demikian halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh (Adeh Ratna Komala, 2012) menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi memiliki pengaruh terhadap kualitas informasi akuntansi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ha3 : kualitas sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap

kualitas informasi akuntansi

4. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Memediasi Antara Budaya Organisasi Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi

Budaya organisasi memiliki pengaruh yang kuat pada pengembangan sistem informasi keuangan dan implementasi. Sistem informasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga diterima dalam budaya dan akan menjadi salah satu bagian dari sistem informasi (Azhar Susanto, 2008). Kualitas informasi akuntansi memiliki peran penting dalam proses pengadopsian sistem

(31)

informasi akuntansi, bukti ini menunjukkan bahwa suatu organisasi harus memperoleh pengetahuan tentang ukuran kualitas informasi yang tepat agar sistem pengadopsian ini meningkatkan kinerja dan membuat keuntungan bagi suatu organisasi (Wongsim dan Jing Gao, 2011).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Azmi Fitriati dan Sri Mulyani, 2015) mengatakan bahwa budaya organisasi secara signifikan berpengaruh pada sistem informasi akuntansi dan sistem informasi akuntansi juga mempengaruhi pada kualitas informasi akuntansi. Budaya organisasi yang kuat akan mendukung implementasi dari sistem informasi akuntansi dan sistem informasi akuntansi yang sukses akan meningkatkan kualitas informasi akuntansi. Penelitian lain menyatakan bahwa (Pradana, 2013) Budaya organisasi memiliki hubungan yang erat dan berpengaruh positif terhadap penerapan sistem informasi akuntansi dan secara bersama- sama budaya organisasi dan penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas informasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ha4 : kualitas sistem informasi akuntansi memediasi antara

(32)

5. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Memediasi Antara Struktur Organisasi Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi

(Gordon dan Narayanan, 1984) bahwa sistem informasi dan struktur organisasi, keduanya memiliki fungsi lingkungan hidup. Namun, setelah mengendalikan efek lingkungan, tidak muncul bahwa sistem informasi organisasi dan struktur secara signifikan berhubungan satu sama lain. menyatakan lain seperti (Wilkinson, dkk, 2010: 39) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi sistem informasi adalah struktur organisasi. Hal ini karena sistem informasi harus dibangun atas pemahaman tentang organisasi dimana sistem akan digunakan untuk manfaat (Laudon dan Laudon, 2007: 109). (Wongsim, dkk, 2011) menyatakan bahwa dimensi kualitas informasi memiliki hubungan positif dengan proses adopsi sistem informasi akuntansi. Sama dengan (Onaolapo, 2012) menjelaskan bahwa manfaat sistem informasi akuntansi dapat dievaluasi dengan dampaknya terhadap proses peningkatan pengambilan keputusan, kualitas informasi akuntansi, evaluasi kinerja, pengendalian internal dan memfasilitasi perusahaan transaksi.

Berdasarkan penelitian terdahulu (Inta Budi Setya Nusa, 2013) yang menyatakan bahwa Struktur organisasi memiliki hubungan yang erat terhadap penerapan sistem informasi akuntansi dan penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas informasi. Adapun penelitian lain (Sri Dewi Anggadini, 2013) yang menyatakan bahwa struktur organisasi

(33)

memiliki pengaruh yang signifikan pada sistem informasi akuntansi, disamping itu sistem informasi akuntansi juga memiliki dampak pada kualitas informasi akuntansi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ha5 : kualitas sistem informasi akuntansi memediasi antara

Referensi

Dokumen terkait

a) Bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat untuk menilai kinerja dan prestasi perusahaan. b) Bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaa.

Kualitas pelayanan didalam sebuah perusahaan merupakan suatu peranan penting untuk menentukan seberapa besar kepuasan yang di dapat dan dirasakan oleh para

No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian 1 Indra Pahala, Tresno Eka Jaya, Grace Ombun Meilisa (2012) Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal serta ROA terhadap

Dengan diterapkannya sistem good corporate governance dapat memberikan banyak manfaat tidak hanya untuk pemegang saham tapi juga untuk pihak-pihak terkait yang

Penelitian yang dilakukan Sri Rahayu Wiranti Husain (2015) dan Rian Muharsyah perputaran piutang terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang erat karena ketika

Stewart dan Co dalam, Juniah (2007:10) menyimpulkan secara sederhana dari formula tersebut bahwa EVA adalah keuntungan operasi bersih dikurangi dengan beban sesungguhnya

Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Dalam kaitannya antara keputusan investasi dengan

1) Biaya Normal (Normal Cost), yaitu biaya langsung untuk menyelesaikan aktivitas pada kondisi normal. 2) Biaya Akselerasi (Crash Cost), yaitu biaya langsung untuk